Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KEWIRAUSAHAAN”

Dosen Pengampu :
Rd. Halim.,S.KM.,MPH,

Oleh kelompok 4:

Sela Indria Sari (N1A118017)


Aditya Sekar Wijayanti (N1A118015)
Rani Rizqi Dwi Larasati (N1A118075)
Masvera Resky Wahyuni (N1A118115)
M. Reynaldi Alfajri (N1A118136)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.I LATAR BELAKANG

Wirausaha adalah kegiatan menciptakan barang atau jasa melalui proses


yang saling berkesinambungan, antara proses produksi sebagai proses inti dengan
proses-proses pendukung yaitu proses sumber daya manusia, proses perencanaan,
proses pemasaran dan proses-proses yang lain. Sedangkan pelaku dari wirausaha
disebut Wirausahawan(Jumaedi, 2012). Zimmerer menuturkan bahwa
kewirausahaan merupakan proses penerapan inovasi dan kreativitas dalam
memecahkan permasalahan dan menemukan berbagai macam solusi agar
kehidupan bisnis bisa diperbaiki dan berjalan lebih lancar dari sebelumnya.

Pengusaha adalah seseorang yang memiliki suatu perusahaan dalam bidang


apapun dan pengalaman yang diterapkan dalam menjalankan roda bisnis di
perusahaannya tersebut sehingga dapat menghasilkan profit yang awalnya tidak
seberapa besar menjadi berkembang sehingga profit yang didapatkannya semakin
besar dan perjalanan hidup dari semua pengusaha sukses belum tentu langsung
sukses seperti saat ini di karenakan latar belakang dari orang tua pengusaha itu
sendiri yang dalam keadaan kurang mampu dalam segi perekonomiannya sehingga
seorang yang dulunya bukan pengusaha ingin menjadi orang yang dapat
membahagiakan dan membantu kedua orang tuanya beserta orang-orang yang ada
di sekitarnya
Perilaku kewirausahaan memperlihatkan kemampuan pengusaha untuk
melihat ke depan, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai
alternatif masalah dan pemecahannya masih kurang (Suseno (2008) dalam
(Sukirman, 2017). Pelaku usaha kecil sudah memiliki sikap proaktif dan inisiatif
yang bagus dalam mengembangkan usaha. Pengetahuan kewirausahaan, motif
berprestasi, kemandirian pribadi mempunyai daya dukung secara signifikan
terhadap kemandirian usaha (Qamariyah& Dalimunthe 2012 dalam (Sukirman,
2017)). Pelaku usaha kecil dalam aspek orientasi prestasi dan komitmen dengan
pihak lain masih kurang baik, hal ini ditunjukkan dari tidak munculnya kemauan
untuk mengembangkan produk baru serta ketergantungan pada pihak-pihak yang
berkepentingan termasuk pemerintah (Suseno 2008 dalam (Sukirman, 2017)).
Ketidak mampuan dalam persaingan serta rendahnya tingkat pengelolaan perilaku
kewirausahaan merupakan tantangan bagi pelaku usaha kecil untuk mampu
tumbuh dan berkembang menuju kemandirian usaha. Pada
sisi lain diperlukan adanya pertumbuhan usaha kecil yang didasari pada nilai-nilai
kewirausahaan dan jiwa kewirausahaan dengan harapan mampu membentuk
perilaku usaha kecil dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh
karena itu perlu adanya strategi pemberdayaan usaha kecil menuju kemandirian
usaha dengan pendekatan jiwa kewirausahaan, nilai kewirausahaan dan perilaku
kewirausahaan(Sukirman, 2017).

1.2 TUJUAN

a. Mengetahui hal yang mendasari munculnya ide Usaha yang dilakukan


b. Mengetahui cerita perjalanan usaha yang di lakukan
c. Mengetahui Apa Pesan Moral yang disampaikan pada kisah atau perjalanan usaha
yang dilakukan?
BAB II
PEMBAHASAN

Nama Lengkap : Chairul Tanjung


Alias : Chairul Tandjung
Profesi : Pengusaha
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Sabtu, 16 Juni 1962
Warga Negara : Indonesia
Anak : Rahmat Dwiputra, Putri Indahsari, Rahmat Dwiputra
Istri : Anita Ratnasari Tanjung

2.1 IDE YANG MENDASARI MUNCULNYA IDE USAHA

Chairul Tanjung lahir dari sebuah keluarga berada, ayahnya seorang wartawan surat
kabar kecil pada jaman orde lama, A.G Tanjung. Pada saat orde baru terbentuk, usaha
ayahnya harus ditutup karena tulisannya banyak berseberangan secara politik saat itu
dengan penguasa, hal inilah yang membuat yang membuat usaha koran ayah Chairul
gulung tikar. Chairul dan seluruh keluarga terpaksa harus pindah dari rumah yang
mewah dan nyaman ke sebuah kontrakan sederhana yang berada di pinggiran kota. Saat
itu juga, CT sapaan akrabnya diterima di Fakultas Kedokteran Gigi Univeritas
Indonesia. Ibu Halimah, ibu kandung Chairul Tanjung menyatakan harus menjual kain
batik halusnya untuk membiayai Chairul Tanjung masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. Insting bisnis Chairul Tanjung dimulai saat dia masih duduk di
bangku kuliah, untuk membiayai kuliahnya Chairul Tanjung sempat membuka usaha
fotokopi di Universitas Indonesia. Di tahun 1980-an, laki-laki kelahiran Jakarta 18 Juni
1962 itu menempuh pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Indonesia (UI).
Kala itu, ada seorang dosen meminta seluruh mahasiswa di angkatannya yang berjumlah
sekitar 100 orang untuk mencetak buku praktikum."Kan banyak tuh tempat fotokopian.
Saya tanya satu buku praktikum itu harganya Rp 500." Kemudian, ia pun teringat
memiliki seorang teman di bangku SMP yang memiliki usaha percetakan. Ia pun
bertanya kepada temannya itu berapa harga cetak buku di tempat usahanya. Ternyata,
biaya cetak di temannya itu lebih murah dari pada cetak di depan kampus. "Teman saya
bilang hanya Rp 150 saja. Saya langsung kepikiran (peluang bisnis). Saya tawarkan
teman-teman angkatan saya untuk mencetak buku kurikulum seharga Rp 300. Tentu
mereka mau. Itu pertama saya mendapat uang dari peluang," tutur dia. CT pun
mengatakan, modal utama usaha tidak melulu soal uang. Tapi, jaringan alias networking
seperti teman, konsumen, bahkan media sosial untuk saat ini

CT Corp bergerak di berbagai industri, mulai dari layanan keuangan hingga media,
gaya hidup dan hiburan. Sejumlah lini usahanya memiliki posisi kuat di pasar, seperti
Bank Mega, Mega Life, Trans TV, Trans 7, Transmart, Trans Fashion, dan lain-lain.
Grup ini didirikan pada tahun 1987 oleh CT dengan nama Para Group. Awalnya, bisnis
Para Group berfokus pada pembuatan alas kaki untuk ekspor dan genting untuk industri
perumahan dalam negeri. Hingga sekitar tahun 2006-2007, Para Group menjadi salah
satu konglomerat bisnis dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia melalui akuisisi
agresif dan pertumbuhan organik dari bisnis intinya. Nama CT Corp baru dipakai pada
2008. Rebranding yang dilakukan Para Group dengan menyematkan nama dan karakter
Chairul Tanjung diharapkan bisa membangkitkan nilai-nilai optimisme dan
kepemimpinan teladan untuk masa depan.

2.2 CERITA WIRAUSAHA CHAIRUL TANJUNG MULAI DARI NOL

Pada umumnya masyarakat luas hanya mengenal sosok Chairul Tanjung setelah ia
menjadi pengusaha sukses saja. Padahal banyak masa-masa pahit dan jalan yang berliku
sebelum ia sesukses sekarang. Biografi Chairul Tanjung atau biasa dipanggil CT, diawali
dengan kisah di tengah kondisi ekonomi keluarga yang serba keterbatasan. Chairul Tanjung
yang berprinsip untuk masuk universitas negeri berhasil melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi Universitas Indonesia jurusan kedokteran gigi. Meskipun bukan jurusan
unggulan, CT tetap dengan semangat menggebu memulai perkuliahan. Namun, setelah
mendengar perkataan sang ibunda bahwa uang kuliah CT yang pertama diperoleh dari
menggadaikan kain halus milik ibunya, CT sangat terpukul, shock,dan lemas.Tapi, justru
itu semua menjadi pemicu untuk menjadi mandiri dan membiayai semua kebutuhan
kuliahnya sendiri.

Kedua orang tua CT sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya. Dengan prinsip,
“Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus
ditempuh dengan segala daya dan upaya”. Apa pun akan mereka upayakan agar anak-anak
mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa depan.
Dari buku yang berjudul “Chairul Tanjung Si Anak Singkong” yang ditulis oleh Tjahja
Gunawan Diredja dan diterbitkan pada tahun 2012 menceritakan tentang Kehidupan muda
CT saat-saat menjadi mahasiswa teladan yang aktif sebagai aktivis sekaligus pembisnis,
saat-saat berlatih teater hingga hampir ditangkap Laksus karena ngamen dan juga
menceritakan kisah awalnya menjadi wirausaha. CT sempat menjadi kontraktor
pembangunan pabrik sumpit,baru selesai setengah jalan pabrik itu mengalami
kebangkrutan. Namun, hal itu tidak menurunkan semangat CT meskipun seluruh uangnya
tertanam di pembangunan tersebut.

Bersama kedua temannya,CT membangun sebuah pabrik sepatu yang akhirnya


malah menjadi pabrik sandal yang sukses. Buku ini juga mengisahkan kehidupan rumah
tangga dan keluarga Chairul Tanjung, ketika Chairul Tanjung bertemu dengan Anita
Ratnasari, yang merupakan adik kelasnya di Fakultas Kedokteran Gigi UI,hingga kini
memiliki dua orang anak. Pada awalnya CT mengembangkan Para Group bersama kedua
temannya, namun dia keluar dan membuat perusahaan sendiri yaitu CT Corp. Secara umum
CT Corp terdiri atas tiga perusahaan subholding yaitu Mega Corp, Trans Corp, dan CT
Global Resources. Mega Corp ( Bank Mega ) adalah perusahaan induk untuk jasa keuangan
yang awalnya didapatkan CT seharga Rp.1,00. Mega Group melayani masyarakat di sektor
perbankan,asuransi, pembiayaan, dan pasar modal. Trans Corp adalah perusahaan induk
yang bergerak di bisnis media, gaya hidup, dan hiburan. Dalam perusahaan ini, terdapat
dua stasiun TV, yaitu Trans TV dan Trans 7, portal berita Detik, dan perusahaan ritel
Careefour.

Selain itu juga ada perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman,
hotel, biro perjalanan, dan sejumlah department store yang menyediakan kebutuhan fashion
merek terkenal dan high-end. Sedangkan CT Global Resources adalah perusahaan induk
yang fokus pada bisnis perkebunan. Buku ini menarik dibaca dan bermanfaat bagi siapa
saja yang ingin mengetahui bagaimana seorang Chairul Tanjung berhasil menjadi
pengusaha sukses dengan hasil kerja kerasnya. Banyak pengalaman dan moral yang
berguna bagi kita untuk memotivasi diri untuk berwirausaha.

2.3 PESAN MORAL YANG DISAMPAIKAN

Bagi Chairul Tanjung, ibu adalah segalanya “Bila kita benar-benar berbakti kepada
ibu dengan sepenuh hati dan ikhlas maka surga akan kita gapai di dunia ini” dan juga bagi
Chairul, pertemanan yang baik akan membantu proses berkembang bisnis yang dikerjakan.
Chairul bersama tiga rekannya mendirikan PT Pariarti Shindutama pada tahun 1987 yaitu
perusahaan yang kegiatannya memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Karena Kerja
keras yang luar biasa perusahaan tersebut mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari
Italia. Akan tetapi, karena ada masalah internal dalam perusahaan (perbedaan visi tentang
ekspansi usaha). Chairul pun memilih pisah dari PT Pariarti Shindutama dan mendirikan
usaha sendiri.

Beliau sangatlah piawai dalam membangun jaringan dan berorganisasi hal inilah
yang membuat bisnisnya semakin berkembang. Setelah keluar dari PT Pariarti Shindutama
Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: yaitu keuangan, properti, dan multimedia.
Beliau pun mendirikan sebuah kelompok perusahaan dengan nama Para Group. Perusahaan
Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai fatherholding company, yang
membawahkan beberapa subholding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para
Inti Investindo(media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti). Menurut Chairul,
modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Baginya, kemauan
dan kerja keras harus dimiliki seseorang yang ingin sukses berbisnis. Dalam bisnis, Chairul
menyatakan bahwa generasi muda yang memulai bisnis sudah seharusnya sabar, dan mau
menapaki tangga usaha satu persatu.

2.4 KATA KUNCI YANG DAPAT DIPEROLEH


 Berani bermimpi
Dalam membangun bisnis, mimpi merupakan gambaran atau visi tentang apa yang
akan dicapai dalam setahun, lima tahun, atau sepuluh tahun ke depan. Mimpi bukan berarti
berkhayal, tetapi target jelas yang akan diperjuangkan. Chairul adalah orang yang punya
mimpi besar ketika memulai bisnis, sekalipun pernah mengalami kegagalan ketika memulai
usaha penjualan alat kedokteran/laboratorium dan ekspor sepatu anak. Namun karena percaya
pada mimpi, ia tak pernah menyerah, hingga ia berhasil membangun Para Group yang
membawahi bisnis finansial, multimedia, dan properti. Usahanya terus berkembang dan
berubah menjadi CT Corp yang terdiri Mega Corp, CT Global Resources, dan Trans Corp.
Jadi, jangan takut bermimpi besar meskipun kamu memulai bisnis kecil.

 Kerja keras dan kerja cerdas


Tidak cukup kerja keras, membangun usaha ala Chairul juga butuh kerja cerdas, yaitu
bekerja secara efektif dan efisien. Dengan sumber daya yang tersedia, pengusaha dituntut
mampu menghasilkan laba secara berkelanjutan. Chairul sendiri pernah mengalami kerugian
setiap bulan rata-rata Rp 30 miliar pada awal stasiun TransTV mengudara. Namun, ia terus
mencari cara agar perusahaan bisa efisien dan menghasilkan profit, sampai akhirnya ia
berhasil mengakuisisi TV7 (diubah menjadi Trans7) dari Kompas. Keduanya kemudian
menjadi penyumbang terbesar kekayaan Chairul.

 Bekerja detail
Salah satu kunci keberhasilan Chairul dalam berbisnis adalah bekerja dengan detail.
Setiap pekerjaan membutuhkan keseriusan, bukan dikerjakan secara asal-asalan. Ia belajar
dari setiap kegagalan, dan dapat menemukan bagian mana yang harus diperbaiki atau diatasi.
Ia menganggap setiap bagian pekerjaan sama pentingnya dalam mendorong keberhasilan.

 Perbanyak teman dan perluas relasi


Bisnis adalah soal membuat jaringan. Semakin banyak mengenal orang, maka
semakin besar pengusaha mendapatkan pelanggan. Dalam soal berteman, Chairul dikenal
sebagai orang yang punya jaringan yang luas dan tidak memilih-memilih dengan siapa ia
menjalin pertemanan, mulai dari kalangan atas hingga pekerja level bawah. Bagi pengusaha
yang baru memulai bisnis, relasi sangat penting dalam hal mendapatkan suntikan modal,
merekerut tenaga kerja, dan mendapatkan pasar. Ini sesuai prinsip bahwa silaturahmi
memperpanjang rezeki.
 Fokus dan tekun pada pengembangan bisnis
Menjalankan bisnis membutuhkan fokus dan ketekunan, tidak bisa menjadi usaha
sambilan. Pengusaha yang berhasil hampir menghabiskan waktunya setiap sehari untuk
bisnis, dari mulai memikirkan rencana secara matang, mengeksekusinya secara bertahap, dan
mengevaluasi hasilnya. Ini yang dilakukan Chairul, sarjana Kedokteran Gigi yang memilih
sepenuhnya terjun ke dunia usaha, memberikan seluruh waktu, energi, dan pikirannya untuk
membangun bisnis dari kecil hingga berhasil menjadi konglomerat. Meskipun ada rencana
yang gagal atau bahkan seluruh usahanya tidak memenuhi target, tetapi bagi orang yang
fokus, kegagalan tidak dapat menghentikan langkahnya untuk maju.
BAB III
PENUTUP

3.I KESIMPULAN
DAFTAR
PUSTAKA

Diredja, Tjahja Gunawan. 2012. Chairul Tanjung Si Anak Singkong. Jakarta: PT.
Kompas Media Nusantara.
Sonia F. Pencitraan Diri Chairul Tannjung dalam Buku “Si Anak Singkong.” Pap
Knowl  Towar a Media Hist Doc. 2014;1–8.

Anda mungkin juga menyukai