Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ MUSIK TRADISIONAL ”

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
AGRA PRADIPA SIREGAR
AULIA NUR LOKAVITA
DITA CAHYANI
NASIRUDDIN
MITA FEBRIANTI
RIZKY AZHARI
TRI AFRIZAL NASUTION
BIMA PERDANA

SMA NEGERI 1 PANAI HULU


TAHUN PELAJARAN 2021 / 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Musik yang telah lama hidup dan berkembang di Negara Indonesia yang tercinta ini,
diciptakan oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan memiliki sifat turun-temurun secara
tradisional dari generasi yang satu kegenerasi berikutnya. Dari proses pewarisan yang
turun temurun inilah musik jenis ini hidup dan berkembang sampai saat ini. Musik-musik
ini sering disebut dengan istilah musik tradisioal yang tersebar di seluruh Indonesia.
Karena musik tradisional yang ada di Indonesia merupakan hasil karya cipta setiap suku
bangsa (Batak, Dayak, Mentawai, Papua, Riau, Sunda, Jawa, Bali, dan sebagainya) yang
hidup di bumi ini. Maka banyaknya jenis musik yang ada di tentukan oleh jumlah suku
bangsa Indonesia yang cukup banyak. Selain itu, setiap suku bangsa yang hidup di
Indonesia memiliki jenis musik yang berbeda dengan musik yang berkembang pada suku-
suku bangsa lainnya di Negeri ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa musik
tradisional adalah merupakan kekayaan dan cirri khas dari masyarakat suku dan daerah
pemiliknya.
Berdasarkan jenisnya musik terbagi menjadi dua, yaitu musik tradisional dan musik
modern. Musik tradisional disebut juga misik daerah , yaitu merupakan jenis musik yang
muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun temurun. Biasanya lirik lagu tradisional
bersifat sederhana. Demikian pula dengan peralatan yang digunakan masih bersifat
sederhana, seperti gamelan, angklung, dan rebana.  Hampir setiap daerah di wilayah
nusantara memiliki musik daerah atau musik traisional dengan lagu serta peralatan yang
berbeda-beda. Pada numumnya, musik daerah di Indonesia masih sedrhana dan kental
dengan unsur kedaerahannya.

1.2.Rumusan Masalah
a. Jelaskan pengertian dan fungsi dari musik tradisional ?
b. Sebutkan Unsur dan elemen dalam musik tradisional?
c. Sebutkan karya-karya musik tradisional ?
d. Sebutkan keunikan dan karakteristik musik tradisional ?
e. sebutkan alat-alat musik tradisional ?
f. Bagaimana sejarah musik tradisional di nusantara?

1.3.Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah agar para pembaca makalah
ini bisa lebih mengerti Musik tradisional dan berharap banyak bisa menjaga kekayaan seni
musik tanah air.

1.4.Manfaat Penulisan
a. Agar bisa mengerti pengertian dan fungsi dari musik tradisional.
b. Supaya bisa mengerti Unsur dan elemen dalam musik tradisional.
c. Untuk mengetahui apa saja karya-karya musik tradisional.
d. Agar bisa mengetahui keunikan dan karakteristik musik tradisional.
e. Bisa mengenal alat-alat musik tradisional.
f. Bisa mengetahui bagaimana sejarah musik tradisional di nusantara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian dan Fungsi Musik Tradisional


a. Pengertian Musik Tradisional
Musik tradisional adalah musik yang berkembang di daerah sekitar musik itu
berasal. Contoh di Indonesia adalah musik gamelan. Musik tradisional disebut juga musik
daerah, yaitu merupakan jenis musik yang muncul atau lahir dari budaya daerah secara
turun-menurun.

b. Fungsi Musik Tradisional


1). Fungsi Individual
Melalui musik seseorang dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gejolak jiwa,
perasaan, atau kegalauan yang terpendam dalam dirinya. Melalui syair lagu yang
diubahnya, seniman musik dapat mengkritik atau memprotes kondisi yang ada
dilingkungannya, serta dapat pula mengungkapkan rasa cinta dan kekagumannya terhadap
sesame manusia, alam, dan sang pencipta. Jadi seni apapun termasuk seni musik yang
dapat dipakai sebagai media ekspresi yang dapat membaerikan kepuasan batin bagi
pencipanya.

2).  Fungsi Sosial
Musik memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia. Hal itu dapat kita
saksikan dimana musik sering diperdengarkan pada sebuah upacara adat, upacara
kenegaraan, penyambutan tamu, pesta, dan lain-lain. Apakah yang akan terjadi apabila
suatu pesta rakyat tanpa musik? Tentunya pesta itu tidak akan meriah. Sebuah pertunjukan
tari akan kacau apabila secara tiba-tiba musik yang mengiringinya berhenti ditengah jalan.
Hal yang sama akan terjadi pada gereja tanpa lonceng atau litany, atau masjid tanpa bedug.
Hal tersebut tentunya akan kehilangan roh kekhidmatannya. Bagi masyarakat, kehadiran
seni musik memiliki bermacam-macam fungsi social, diantaranya sebagai berikut.

3). Media Rekreasi atau Hiburan


Sebuah pagelaran musik ternyata mampu menciptakan kondisi tertentu yang
bersifat penyegaran dan pembaruan kondisi yang telah ada. Dalam hal ini, musik memasuki
psikologi kegembiraan massa sehingga mampu menghilagkan perasaan jenuh dan bosan
terkurung dalam kerutinan kehidupan. Melalui syair dan iringan musik, kita dapat
menikmati keindahannya.

4). Media Komunikasi


Selain menggunakan bahasa verbal atau visual, jalinan komunikasi antaretnis,
bahkan antarnegara bisa dilakukan dengan seni musik. Saat ini terdapat fenomena baru
dalam mempertemukan karya pemusik tradisional dengan pemusik modern yang disebut
dengan kolaborasi. Melaliu bahasa musik, syair lagu serta alunan musik, pesan-pesan
tertentu dapat disampaikan dengan lebih indah.

5). Media Pendidikan


Diantara tujuan pendidikan adalah membentuk manusia berbudi pekerti luhur.
Secara filosofis titik tekannya adalah obyek nilai dan moral pada diri anak tersebut. Seni
dapat dimanfaatkan untuk membimbing dan mendidik mental serta tingkah laku seseorng
agar berubah menjadi kondisi yang lebih baik, antara lain memperhalus perasaan, bersikap
santun, berprilaku lemah lembut, bermoral mulia, dan berbudi pekerti luhur.

6).  Media Pemujaan
Musik (vocal) memainkan peranan penting alam kegiatan beribadah atau kegiatan
keagamaan, seperti pemujaan kepada kepada sang Pencipta seperti yang dilakukan di Pura,
Gereja, atau Masjid. Dalam agama islam, lagu-lagu pujian banyak diiringi dengan pukulan
rebana, sedangkan di Gereja didiringi dengan piano, gitar atau alat msik lainnya.
2.2.Unsur-Unsur dan Elemen Musik Tradisional
a. Nada
Nada atau tangga nada dalam istilah jawanya disebut laras. Tangga nada/laras jawa
menggunakan tangga nada pentatonis (lima nada), yaitu laras pelog (ji, mi, pat, mo, tu,) dan
laras slendro (ji, ro, lu, mo, nem). Nada-nada pelog bernuansa sejuk, lembut. Sedangkan
nada-nada slendro bernuansa meriah dan riang.

b. Irama
Irama adalah ketukan yang teratur. Dalam gamelan jawa ada beberapa tingkatan irama,
seperti lancer, tanggung, dadi, wiled, dan rangkep. Sama halnya dengan irama musik
modern, ada pop, rock, slow rock, pop ballad, dan sebagainya.

c. Melodi
Melodi adalah rangkaian nada yang disusun sedemikian rupa sehingga enak didengar.
Contoh melodi sederhana: 1 3 1 3 4 5 5 . 7 1 7 1 7 5 . 0

d. Harmoni
Harmoni adalah elemen musik yang didasarkan atas penggabungan nada-nada menurut
aturan-aturan tertentu dalam hubungan secara vertikal. Bila harmoniya terdiri atas tiga
nada atau lebih, maka disebut akord. Misalkan akord C = do, mi, sol. Akord G= sol, si, re.

e. Dinamika
Dinamika merupakan keras-lembutnya lagu yang dinyanyikan. Sebuah lagu ada kalanya
dinyanyikan dengan lembut, ada pula yang dinyanyikan dengan keras, menyesuaikan
dengan isi lagu yang disampaikan penyanyi. Istilah jenis-jenis dinamika pada musik non
tradisional:
1.       Sangat Keras = Fortissimo (ff)
2.       Keras = Forte (f)
3.       Sedang = Mezzoforte (mf)
4.       Lembut = Piano (p)
5.       Lebih Lembut = Pianissimo (pp)

f. Tempo
Tempo diartikan cepat lambatnya lagu yang dinyanyikan. Dahulu, pada partitur lagu
tradisional daerah tidak dicantumkan tanda temponya. Namun setelah masuknya musik
mancanegara, ada beberapa istilah dalam tempo lagu seperti largo=lambat,
moderato=sedang, allegro=cepat, dan sebagainya.

2.3. Karya-Karya Musik Tradisional


Musik tradisional merupakan kekayaan budaya dan identitas setiap daerah dan bangsa
di belahan nusantara. Setiap daerah memiliki ciri khas musik tersendiri. Musik tradisional
juga dinamakan musik daerah.
Berdasarkan sifat dan keberasalannya, musik tradisional Nusantara dapat dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Musik Rakyat
Musik Rakyat merupakan musik daerah yang lahir dan diolah oleh masyarakat
pedesaan, hidup dan berkembang di tengah-tengah rakyat, disukai dan tersebar sampai ke
rakyat jelata.Ciri utama musik rakyat yaitu memiliki bentuk dan teknik sederhana serta
tidak dikenal penciptanya (NN = no name). Tema musik rakyat banyak mengambil
darikehidupan sehari-hari masyarakat. Contoh musik rakyat misalnya musik untuk
pernikahan, kematian, berladang berlayar, dan sebagainya.

2. Musik Klasik
Musik tradisional klasik merupakan musik rakyat pilihan yang dikembangkan di pusat-
pusat pemerintahan masyarakat lama seperti ibukota kerajaan atau kesultanan.Fungsi
musik klasik yaitu diterapkan pada upacara-upacara kerajaan. Musik ini telah tertata
dengan aturan-aturan yang baku seperti, pemakaian notasi, syair, penggayaan vokal
(cengkok).

Instrumen musik di beberapa daerah :


1.      Musik Daerah Jawa Tengah : Gamelan Jawa
2.      Musik Daerah Bali : Gamelan Bali
Celempungan ; instrumennya berupa celempungan (bambu besar yang diberi dawai),
kecapi, rebab, gendang, gong.
Kliningan ; alat musik berupa gamelan dan seperangkat gendang.
Calung ; alat musik berupa seperangkat bambu yang dipukul.
Angklung ; alat musik dari bambu yang cara memainkannya dengan dikocok.
Tarling ; instrumennya bermula dari gamelan bambu dan kecapi, lalu meningkat menjadi
gamelan besi atau perunggu, gitar, dan suling. Nama tarling diambil dari singkatan gitar
dan suling.

3.      Musik Daerah Jakarta


Gambang Kromong ; instrumennya terdiri dari biola, rebab, bonang, krecek, gendang,
gong,dan gambang.
Tanjidor ; instrumennya berupa terompet dan bas drum.
Siapa yang pernah tahu berapa jumlah pasti alat musik tradisional Indonesia. Sungguh
sebuah kekayaan intelektual milik budaya Indonesia yang tak ternilai harganya. Namun
dilain pihak banyak pula yang tidak mengetahui bahkan sama sekali belum pernah
mendengar alat musik tradisional tersebut dimainkan, ditengah derasnya industri musik
modern alat musik tradisional ini semakin terpinggirkan.
Alat musik tradisional yang merupakan alat musik khas Indonesia memiliki banyak ragam
dari berbagai daerah di Indonesia, namun banyak pula dari alat musik tradisional
Indonesia ‘dicuri’ oleh negara lain untuk kepentingan penambahan budaya dan seni
musiknya sendiri dengan mematenkan hak cipta seni budaya dari Indonesia.

2.4.Keunikan Musik Dan Karakteristik Musik Tradisional


Tiap-tiap daerah memiliki keunikan dalam seni musiknya. Keunikan atau ciri khas
tersebut dapat dilihat dari instrumenn,melodi,ritme,harmoni,warna,maupun bangunan
karya musik etnis nusantara adalah "kenthongan". Berikut ini jenis-jenis seni musik
tradisional dan ciri khasnya :
a.      Gamelan Jawa
Gamelan Jawa merupakan seperangkat instrumen sebagai pernyataan musikal yang
sering disebut dengan istilah karawitan. Karawitan berasal dari bahasa Jawa rawit berarti
rumit,berbelit-belit,tetapi rawit juga berarti halus,cantik,berliku-liku dan enak. Kata Jawa
karawitan khususnya dipakai untuk mengacu kepada musik gamelan,musik Indonesia yang
bersistem nada non diatonis(dalam laras selendro dan pelog) yg garapan-garapannya
menggunakan sistem notasi,warna suara, ritme, memiliki fungsi, pathet dan aturan garap
dalam bentuk sajian instrumentalia, vokalia,dan campuran yg indah didengar.

b.      Gamelan Bali
Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan
metalofon,gambang,gendang,dan gong. Istilah gamelan merujuk pada
instrumennya/alatnya,yang mana merupakan satu kesatuan utuh yg diwujudkan dan
dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yg berarti
memukul/menabuh,diikuti akhiran an yg menjadikan kata benda. Orkes gamelan
kebanyakan terdapat dipulau Jawa,Madura,Bali,dan Lombok di Indonesia dalam berbagai
jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini,dan di Jawa lewat abad ke-
18,istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.
c.       Gambang Kromong
Sebutan Gambang Kromong di ambil dari nama dua buah alat perkusi,yaitu gambang
dan kromong. Bilahan gambang berjumlah 18 buah,biasa terbuat dari suangking,huru batu
atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya dibuat dari
perunggu atau besi,berjumlah 10 buah(sepuluh pencon). Orkes Gambang Kromong
merupakan perpaduan yg serasi antara unsur-unsur pribumi dengan unsur Tionghoa.
Secara fisik unsur Tionghoa tampak pada alat-alat musik gesek yaitu
Tehyan,Kongahyan,dan Sukong,sedangkan alat musik lainnya yaitu
gambang,kromong,gendang,kecrek,dan gong merupakan unsur pribumi. Perpaduan kedua
unsur kebudayaan tersebut tampak pula pada perbendarahaan lagu-lagunya.

d.      Tajidor
Tajidor adalah sebuah kesenian Betawi yg berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai
sejak abad ke-19. Alat-alat musik yg digunakan biasanya terdiri dari penggabungan alat
musik tiup,alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi. Biasanya kesenian ini
digunakan untuk mengantar pengantin atau dalam acara pawai daerah. Tapi pada
umumnya kesenian ini diadakan di suatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat
Betawi secara luas layaknya sebuah orkes. Kesenian Tajidor juga terdapat di Kalimantan
Barat,sementara di Kalimantan Selatan sudah punah.

e.       Kolintang
Kolintang adalah alat musik khas daerah Sulawesi Utara. Kolintang berasal dari
Minahasa. Kolintang terbuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat seperti
telur,bandaran,wenang,kanikik kayu cempaka,dan yang mempunyai konstruksi fiber
paralel. Nama kolintang berasal dari suara tong(nada rendah),ting(nada tinggi),dan
tang(nada biasa). Dalam bahasa daerah,ajakan "Mari kita lakukan TONG TING TANG"
adalah "Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.

f.       Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yg berasal dari Tanah Sunda,terbuat
dari bambu,yang dibunyikan dengan cara digoyangkan(bunyi disebabkan oleh benturan
badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yg bergetar dalam susunan nada
2,3,sampai 4 nada dalam setiap ukuran,baik besar maupun kecil. Laras(nada) alat musik
angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.

2.5.Alat-Alat Musik Tradisional


a. Tanjidor
Tanjidor adalah salah satu musik tradisional Betawi yang sekarang sudah mulai
jarang ditemukan. Tanjidor adalah salah satu jenis musik yang banyak mendapat pengaruh
dari musik Eropa. Kata "tanjidor" adalh kata dalam bahasa Portugis tangedor, yang artinya
"alat - alat musik berdawai". Dalam kenyataanya, arti kata tanjidor tidak sesuai dengan alat
- alat musik yang dimainkan, dalam tanjidor, alat - alat musik yang dimainkan kebanyakan
adalah alat musik tiup seperti, karinet, trombon, piston, seksofon. Secara lengkap
instrumen musik yang digunakan dalam orkes tanjidor adalah klarinet, pistone, trombon,
terompet, seksofon tenor, seksofone bass, drum, simbal, side drum. Biasanya pemain
tanjidor terdiri dari 10 - 7 orang pemain musik dan 1 - 2 orang penyanyi. Musik yang
muncul pada abad ke-18 ini, pada zaman dahulu sering dimainkan oleh para sekelompok
petani yang menghabiskan waktunya setelah musim panen. Mereka biasanya menunjukan
kebolehan mereka dengan cara mengamen dari rumah ke rumah, dari restoran ke restoran.
Pada zaman dahulu tanjidor juga sering ditampilkan dalam acara - acara besar,
seperti acara Hari besar islam, parayaan cina yang sering disebut "Cap Go Meh", atau bisa
ditemukan juga pada hari sedekah bumi yang menjadi tradisi masyarakat petani Cirebon.
Namun pada akhir - akhir ini musik tanjidor sudah jarang sekali ditampilkan, munkin
hanya sesekali saja, biasanya untuk sekarang - sekarang ini tanjidor hanya ditampilkan
pada waktu Penyambutan tamu agung, Perhelatan/pengarakan pengantin. Adapun lagu -
lagu yang sering dimainkan dalam orkes tanjidor adalah Kramton dan Bananas (yang
merupakan lagu Belanda), Cente Manis, Keramat Karam, Merpati Putih, Surilang. Adapun
lagu yang terkenal adalah Warung Pojok.

b. Rinding
Alat Musik Tradisional Desa Beji Desa Beji memiliki alat musik tradisional yang
bernama Rinding. Masyarakat Desa Beji meyakini bahwa Rinding merupakan alat musik
warisan para leluhur, khususnya Kecamatan Ngawen dan sekitarnya.Bahan baku Rinding
adalah bambu. Rinding berukuran panjang sekitar 20 centimeter dan lebar sekitar 5
centimeter. Untuk menghasilkan suara, Rinding dimainkan dengan cara ditempelkan di
mulut dan ditiup. Bunyi musik akan tercipta dengan menarik tali berulang-ulang sesuai
nada. "Tidak semua orang dapat memainkan Rinding. Orang tua kami mengatakan bahwa
Rinding merupakan alat musik untuk menghormati arwah para leluhur," kata Sudiyo (70),
sesepuh pengelola Hutan Wonosadi. Rinding hanya dimainkan pada saat acara Sadranan di
Hutan Wonosadi. Sadranan merupakan ritual yang dilakukan setahun sekali setelah panen.
(BJ-33)

c. Rebana
Rebana merupakan alat music islami, terbuat dari papan kayu pilihan, dibulatkan
dengan pisau khusus dan dilobangi dengan mesin bubut dengan desain khusus pula. Pada
sisi sebelahnya dipasang kulit yang sudah dikeringkan dan disamak putih.
Eksistensi Rebana di desa Kaliwadas, kecamatan Bumiayu, Jawa tengah berawal dari
keuletan Bapak Madali ( alm ) dan Bapak Toip sebagai pembantu dalam membuat alat
music pengiring Sholawat ini pada tahun 1950-an. Saat itu pembuatan rebana boleh
dibilang masih sebagai pengisi waktu luang disela – sela kesibukan mereka bertani.
Pembeli serta penikmat suaranya yang khas pun masih terbatas orang – orang berusia tua
dan di daerah terdekat saja.
Jenis rebana saat itu hanya ada 2 macam :
1) Rebana Syaraka dengan diameter 38 – 39 cm, tinggi 10 cm terbuat dari kayu
mangga, laban hingga sawo dan
2) Rebana Jawa Klasik yang terbuat dari kayu kelapa ( Glugu ) sebagai adaptasi alat
music yang konon dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga.
Tahun 1970-an H. Sulaiman ( alm ) seorang pengusaha dari Tasikmalaya yang
membuka tokoh aksesoris dari kerang – kerang laut di jalan pasar ikan, Jakarta datang
berkunjung. Beliau sempat tertarik melihat ketekunan dan kerajinan Bapak Toip yang
notabene ayah kami dalam membuat rebana sehingga kemudian mengajaknya membuka
usaha sendiri dan memberinya modal yang kelak menjadi modal gratis
Kemudian dari tokoh dengan nama “Setia” inilah kemudian rebana dikenal luas. Puncak
kejayaannya terjadi pada tahun 1999 hingga sekarang.

d. Angklung
Angklung adalah alat musik multitonal ( bernada ganda ) yang secara tradisional
berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di pulau Jawa bagian Barat. Alat music ini
dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan ( bunyi disebabkan oleh benturan
badan pipa bambu ) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3,
sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras ( nada ) alat music
angklung sebagai music tradisi Sunda kebanyakan adalah Salendro dan Pelok.
Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia
dari UNESCO sejak November 2010.

e. Bonang Barung
Bonang adalah alat music yang digunakan di Jawa Gamelan. Ini adalah kumpulan
gong kecil (kadang – kadang disebut “ ceret” atau “pot” ) ditempatkan secara horizontal ke
string dalam bingkai kayu ( Rancak ), baik 1 atau 2 baris lebar. Semua ceret memiliki bos
pusat, tapi disekitarnya yang lebih rendah bernada datar yang memiliki kepala, sedangkan
yang lebih tinggi memiliki melengkung 1. Masing – masing sesuai untuk pitch tertentu
dalam skala yang sesuai. Mereka biasanya memukul dengan tongkat berlapis ( tabuh ).
Bonang dapat dipalsukan terbuat dari perunggu, di las dan dingin dipalu besi, atau
kombinasi dari logam. Selain berbentuk gong bentuk ceret, ekonomis dipalu boning yang
terbuat dari besi atau plat kuningan dengan mengangkat bos sering ditemukan di Desa
Gamelan, di Suriname Gamelan gaya, dan dalam beberapa gamelan Amerika.
Bonang barung yang bernada 1 oktaf dibawah boning panerus, dan juga secara
umum mencapai 2 oktaf, kira – kira kisaran yang sama seperti demung dan saron
digabungkan. Ini adalah salah satu instrument yang paling penting dalam ansambel, karena
memberikan banyak isyarat untuk pemain lain dalam gamelan.
Bagian – bagian yang dimainkanoleh boning barung lebih kompleks dari pada banyak
instrument dalam gamelan, dengan demikian, pada umumnya dianggap sebagai instrument
mengelaborasi. Kadang – kadang memainkan melodi berdasarkan balungan, meskipun
umumnya diubah dengan cara yang sederhana. Namun, juga dapat dimainkan pola yang
lebih kompleks yang diperoleh dengan menggabungkan barung dan panerus patters,
seperti saling silih bergantinya bagian ( imbal ) dan interpolasi dari pola melodi jerau
( sekaran ). Tunggal, i-berbentuk, baris, boning juga merupakan instrument melodi
terkemuka di Sunda Degung. Boning mirip dengan Bali reong.

2.6 Sejarah Musik Tradisional di Nusantara


Terdapat tahapan- tahapan perkembangan musik Indonesia (nusantara). tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalam
beberapa kelompok, bunyi- bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat tertentu
diyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnya
berasal dari alam sekitarnya.

2.      Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha


Pada masa ini, berkembanglah musik- musik istana (khususnya di Jawa). saat itu, musik
tidak hanya dipakai sebagai bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan- kegiatan
keistanaan (sebagai sarana hiburan para tamu raja). Musik istana yang berkembang adalah
musik gamelan. Musik gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok balungan,
kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.

3.      Masa setelah masuknya pengaruh Islam


Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para pedagang arab juga
memperkenalkan musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus & rebana. dari proses
itulah muncul orkes- orkes gambus di nusantara (Indonesia) hingga saat ini.

4.      Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam
perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik
dari negeri mereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka
pun membawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa- masa
perkembangan musik modern Indonesia. Saat itu,para musisi Indonesia menciptakan
sajian musik yang merupakan perpaduan musik barat dan musik Indonesia . Sajian musik
itu dikenal sebagai musik keroncong.

5.      Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masukpula berbagai jenis
musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, dan R&B. demikian pula dengan musik- musik
negeri India yang banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari perkembangan ini, terjadi
perpaduan antara musik asing dengan musik Indonesia. Musik India mengalami perpaduan
dengan musik melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncul pula
berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula
jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat,
terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.
BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Berdasarkan jenisnya musik terbagi menjadi dua, yaitu musik tradisional dan musik
modern. Musik tradisional disebut juga misik daerah , yaitu merupakan jenis musik yang
muncul atau lahir dari budaya daerah secara turun temurun. Biasanya lirik lagu tradisional
bersifat sederhana. Demikian pula dengan peralatan yang digunakan masih bersifat
sederhana, seperti gamelan, angklung, dan rebana.  Hampir setiap daerah di wilayah
nusantara memiliki musik daerah atau musik traisional dengan lagu serta peralatan yang
berbeda-beda. Pada numumnya, musik daerah di Indonesia masih sedrhana dan kental
dengan unsur kedaerahannya.

3.2  Saran
Makalah ini hanya sebagian kecil pengetahuan mengenai seni musik nusantara.
Selebihnya, Anda bisa membaca buku mengenai musik nusantara yan lengkap atau
mengunjungi situs internet.
DAFTAR PUSTAKA

http://rizkyfirst.blogspot.co.id/2012/09/sejarah-perkembangan-musik-tradisional.html
https://www.google.com/search?q=MAKALAH+SENI+MUSIK&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla%3Aen-US%3Aofficial&client=firefox-
a&channel=np&source=hp#channel=np&q=perkembangan+musik+tradisional+dari+dulu+
sampai+sekarang
http://antonsetiawan93.blogspot.co.id/
http://setiawan941.blogspot.co.id/2014/09/makalah-musik-tradisional.html

Anda mungkin juga menyukai