Anda di halaman 1dari 18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Krisis

2.1.1 Pengertian Manajemen Krisis

Dalam bukunya yang berjudul Crisis – A leadership Opportunity, Robert

P. Powell mendefinisikan krisis sebagai suatu kejadian yang tidak diharapkan dan

menghasilkan dampak yang dramatis sehingga mengakibatkan suatu organisasi

menghadapi suatu kekacauan yang dapat menghancurkan organisasi tersebut.

Yosal Iriantara juga menjelaskan bahwa manajemen krisis merupakan salah satu

dari ketiga bentuk respon manajemen terhadap suatu perubahan yang terjadi di

lingkungan eksternal organisasi.

Krisis juga dimaknai sebagai suatu masa kritis yang diakibatkan oleh suatu

peristiwa yang mengakibatkan pengaruh negatif sehingga dibutuhkan keputusan

yang tepat dalam kurun waktu yang cepat supaya tidak mempengaruhi operasional

organisasi secara keseluruhan. Keputusan yang dihasilkan juga haruslah melalui

berbagai proses informasi dengan langkah yang berani untuk meminimalisir

berbagai akibat yang tidak diinginkan. Sebuah krisis biasanya cenderung

mengakibatkan berbagai akibat negatif yang dapat mempengaruhi organisasi dan

publiknya, produknya serta reputasinya (Rachmat, 2006:173-174).

(Ludwig, 2011:100) mengutip dari buku Davis Young dalam judul

Building Your Company’s Good Name memaparkan krisis merupakan suatu


keadaan yang melahirkan sebuah ancaman baik secara individu maupun

organisasi, keadaan krisis ini biasanya dilebih-lebihkan oleh media dengan tujuan

supaya masyarakat tertarik dan mengetahui keadaan krisis. individu atau

organisasi yang terkait dengan krisis ini perlu menyelesaikannya dengan cepat

mengambil keputusan atau tindakan untuk dapat menarik simpati dari masyarakat.

2.1.2 Indikator Situasi Krisis

Beberapa krisis muncul tanpa bisa diprediksi waktunya sehingga Public

Relations harus mengetahui ciri-ciri perusahaan menghadapi situasi yang krisis

supaya dapat mempersiapkan dan meminimalisir akibat yang dihasilkan dari krisis

tersebut. Karena apabila suatu perusahaan tidak mengetahui tanda-tanda krisis

maka akan sulit menyadari krisis tersebut dan akan sulit menyikapi krisis yang

terjadi. Hal tersebut sangatlah berpengaruh karena dapat menghancurkan

perusahaan begitu saja. Rhenald Kasali menjabarkan indicator atau ciri-ciri krisis

tersebut seperti berikut:

a. Konflik : Hampir setiap hari terdengar, selalu merasa resah

b. Demo Karyawan : Keadaan dimana karyawan takut terkena PHK dan mulai

merasa tidak nyaman

c. SDM : Karyawan mulai ada timbul rasa malas, tidak mengikuti

merasa tidak nyaman

d. Bagian keuangan : Keuangan yang tidak lagi lancar, berbagai tagihan mulai

terasa
e. Keadaan fisik : Berbagai macam keadaan dan kebersihan yang mulai tidak

sesuai dengan SOP

f. Energi : Energi yang mulai berkurang dan hilang.

g. Proses hukum : Meningkat dan mulai kuat.

2.1.3 Jenis Krisis

Menurut Morissan (2008) keadaan krisis ini terbagi menjadi tiga macam:

1. Krisis yang bersifat segera (Immediate Crises). Macam krisis ini muncul

secara tiba-tiba dan keadaannya tidak diharapkan, semua muncul sangat tiba-

tiba dan tidak dapat diprediksi. Menyelesaikan krisis ini membutuhkan

rencana umum yang cepat karena diharapkan agar tidak ada kebinggungan,

konflik yang berkepanjangan.

2. Krisis baru muncul (Emerging crises). Macam krisis ini bisa melakukan

penelitian serta perencanaan terlebih dahulu, Keadaan ini akan menjadi

sangat memburuk jika tidak segera ditangani oleh praktisi Public Relations.

3. Krisis bertahan (Sustained crises). Macam ini berlangsung dalam jangka

waktu yang bertahan lama hingga bertahun-tahun walaupun sudah ditangani

untuk mengatasi krisis ini.

Sedangkan menurut Mazur dan White (1998) krisis disebabkan berdasarkan

oleh beberapa jenis:

1. Krisis teknologis (technological crisis). Keadaan dimana semua organisasi

memiliki ketergantungan dengan teknologi. Krisis konfrontasi (confrontation


crisis). Keadaan yang disebabkan oleh adanya aksi masa terhadap

perusahaan atau organisasi.

2. Krisis tindak kejahatan (crisis of malevolence). Keadaan yang disebabkan

oleh perilaku kelompok atau individu yang terorganisasi.

3. Krisis kegagalan manajemen (crisis of management failures). Keadaan yang

disebabkan oleh individu untuk penyalahgunaan kewenangan khusus.

4. Krisis ancaman-ancaman lain (crisis involving other threats to the

organization). Keadaan yang membuat adanya perampasan,penutupan

perusahaan.

2.1.4. Faktor Penyebab Krisis

Keadaan sebuah krisis biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Karena kegagalan teknologi

2. Karena berkaitan dengan bencana alam

3. Karena kesalahan manusia

4. Karena asalasan sosial

5. Karena ketidak mahiran manajemen

2.1.4 Tahapan Krisis

Krisis yang melanda suatu perusahaan tentu saja tidak terjadi secara tiba-tiba

namun melewati beberapa tahap. Tahapan-tahapan ini dibagi menjadi empat tahap

yang saling berhubungan dan membentuk siklus. Berikut tahap-tahapannya

menurut (Nova, 2009):

1. Tahap pre-crises (sebelum krisis)


Tahap ini merupakan kondisi sebelum krisis namun benih krisisnya sudah

muncul sehingga dapat terjadi selain itu, perusahaan belum memiliki rencana

untuk menghadapi krisis.

2. Tahap warning (peringatan)

Pada tahap ini untuk pertama kalinya perusahaan mengenali masalah yang

dihadapi. Reaksi yang dihasilkan menganggap tidak ada atau menyangkalnya

dan pura-pura merasa aman.

3. Tahap acute crisis (akut)

Pada tahap ini krisis sudah terbentuk dan menimbulkan beragam kerugian.

Pada tahap ini lah public relations harus menggunakan seluruh pengetahuan

dan strategi manajamen krisis untuk menghadapi dan menyelesaikan

masalahnya.

4. Tahap Clean-up (pembersih)

Perusahaan berusaha menyelamatkan berbagai hal yang tersisa dan

memulihkan kembali keadaan seperti semula. Memulihkan keadaan, citra dan

reputasi perusahaan seperti semula.

5. Tahap post-crisis ( sesudah krisis)

Pada tahap ini krisis sudah berakhir. Jika perusahaan dapat mengembalikan

keadaan seperti semula dan beroprasi seperti normal maka perusahaan dianggap

mampu mengatasi krisis tersebut.


Selain itu juga, tahapan krisis juga dijelaskan oleh steven fink (fink,1986)

sebagai berikut:

a. Tahap Krisis Podromal

Pada tahap ini krisis belum muncul dan belum memiliki dampak yang besar

terhadap instasi terkait. Tahap ini sering disebut juga warning stage karena

berisi peringatan tentang datangnya krisis. Pada tahap ini Public Relations

bertugas mengidentifikasi krisis. Tahap ini muncul dalam 3 bentuk diantaranya:

a. Jelas sekali, dimana krisis terlihat dengan jelas.

b. Samar-samar, sulit untuk melihat luasnya masalah dalam bentuk ini

c. Tidak kelihatan, perusahaan tidak menyadari krisis ini karena gejalanya

tidak terlihat dan semua seakan baik saja.

b. Tahap akut

Tahap akut atau yang biasa disebut the point of no return adalah pola sebuah

krisis dimana persoalan muncul ke permukaan. Sinyal atau pertanda yang

muncul tidak dihiraukan, maka akan melewati tahap ini dan masuk pada tahap

akut dan tidak bisa kembali lagi. Pada tahap ini Public Relations mencari dan

menentukan pola atau strategi yang akan digunakan dalam menghadapi suatu

krisis.

c. Tahap Kronik

Pada tahap ini krisis telah berlalu dan menyiksakan pecahan masalah akibat

krisis. Tahap dapat disebut juga dengan the clean up phase atau the postmortem

yang berarti dokumentasi yang tidak dapat diselamatkan dan menimbulkan


konflik di masyarakat. Public Relations mencoba mengendalikan keadaan pasca

krisis terjadi.

d. Tahap Resolusi

Pada tahap ini manajemen diharuskan mengembalikan kekuatan atau keadaan

seperti semula sehingga bisa melanjutkan aktivitas dengan normal kembali.

Tahap ini juga disebut dengan tahap penyembuhan dan pemulihan pasca krisis.

2.1.6 Penyelesaian Krisis

Krisis merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan dan sering terjadi

secara tiba-tiba, menurut (firsan Nova, 2007:136-137) cara untuk menyelesaikan

krisis ada beberapa langkah :

1. Mempersiapkan sebuah contingency plan ( grup khusus untuk menyelesaikan

permasalahan tentang manajemen krisis dan adanya bimbingan dan beberapa

pelatihan tentang penyelesaian keadaan krisis)

2. Segera memberikan informasi mengenai Official spokesperson (tim khusus

untuk krisis) dimana mereka yang akan menjadi tim yang akan memberikan

informasi mengenai krisis ke publik internal maupun ke eksternal.

3. Memberikan tindakan yang cekatan terhadap keadaan krisis

4. Mencari solusi yang tepat dan cepat dan melakukan konsul dan mencari

beberapa saran kepada konsultan public relations

5. Menyampaikan informasi-informasi yang sesuai dengan fakta dan keadaan

karena jika informasi yang tidak sesuai dengan fakta dan keadaan dan

terungkap,maka sangat bahaya untuk organisasi dan perusahaan.


6. Pengambilan tindakan berupa putusan harus dipikirkan dengan matang dan

melihat efek jangka panjang jangan hanya memberikan efek yang jangka

pendek.

2.2 Public Relations

2.2.1 Public Relations

Public Relations atau Humas merupakan pekerjaan sekaligus menjadi

metode komunikasi yang terdiri dari berbagai teknik komunikasi. Public

Relations jika dilihat dari perngertian etimologis adalah Public Relations

terdiri dari dua kata, yakni “Public” yang artinya sekelompok orang yang

mempunyai minat dan kepentingan yang sama terhadap sesuatu hal, dan kata

“Relations” sendiri memiliki artinya hubungan-hubungan. Jika kedua kata

tersebut disatukan maka dapat didefinisikan bahwa Public Relations adalah

hubungan-hubungan antar publik.

De Fleur dan Dennis mengemukakan dalam buku yang berjudul Iriantara

(2004 : 43) Public Relations pada dasarnya adalah proses komunikasi, yang

dimana individu atau unit–unit masyarakat berupaya untuk menjalin relasi

yang terorganisasi dengan berbagai kelompok atau publik untuk tujuan

tertentu.

Menurut Onong Uchaja Effendi dalam bukunya “Hubungan Masyarakat”

mengemukakan empat fungsi dari Public Relations, yaitu:

1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi


2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik

publik internal maupun eksternal

3. Menciptakan komunikasi dua arah atau timbal balik dengan menyebarkan

informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik

kepada organisasi

4. Melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan

umum. (Effendy, 1993 : 127)

Public Relations Juga memiliki ciri-ciri sebagai sebuah tanda dari

kegiatan seorang praktisi Public Relations. Menurut Onong Uchjana Effendy

dalam bukunya, ciri-ciri seorang Public Relations adalah :

1. Public Relations adalah kegiatan komunikasi dalam bentuk organisasi

yang berlangsung dua arah secara timbal balik.

2. Public Relations merupakan penunjang tercapainya tujuan yang

ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi.

3. Publik yang menjadi sasaran kegiatan Public Relations adalah publik

internal dan public eksternal

4. Operasionalisasi Public Relations adalah membina hubungan yang

harmonis antara organisasi dengan public dan mencegah terjadinya

rintangan psikologi, baik yang timbul dari pihak organisasi maupun pihak

public. (Effendy, 1993:170)

2.1.2 Fungsi Public Relations

Public Relation adalah suatu pekerjaan yang dimana suatu pekerjaan

pasti memiliki Fungsi, fungsi dasar dari Public Relations ialah membentuk
serta mempertahankan hubungan baik, dengan tujuan terciptanya hubungan

yang baik juga menumbukan kinerja dan kualitas kerja yang baik guna

mencapai keuntungan bagi perusahaan dan lembaga tersebut.

Menurut Bertrand R.Canfield dalam bukunya Lubis (2001 :20) menambahkan

bahwa ada tiga fungsi Public Relations, yaitu :

1. Mengabdi kepada kepentingan umum (it should serve the public interest)

2. Memelihara hubungan yang baik (maintian good communication)

3. Menitik beratkan moral dan tingkah laku yang baik (stress good

morals dan manner)

2.1.3 Tugas Public Relations

Tugas Public Relations menurut Oxley dalam buku Iriantara 1(2004:45)

menyebutkan bahwa tugas dari Public Relations adalah :

1. Memberikan saran kepada manajemen mengenai perkembangan internal

dan eksternal yang mungkin memperngaruhi hubungan perusahaan

dengan publik-publiknya,

2. Meneliti dan menafsirkan bagi kepentingan organisasi, sikap publik

utama pada kejadian saat itu juga dan antisipasi sikap publik pokok

terhadap perusahaan,

3. Bekerja sebagai penghubung antara manajemen dan publik-publiknya, dan

4. Memberikan laporan berkala kepada manajemen tentang semua

kegiatan yang mempengaruhi hubungan publik dan perusahaan atau

organisasi.
2.1.4 Strategi Public Relations

Menurut Firsan Nova dalam bukunya yang berjudul Crisis Public

Relations (2011:54) menjelaskan bahwa Public Relations memiliki beberapa

strategi yaitu :

1. Publications (Publikasi) yakni cara PR dalam menyebarkan

informasinya, gagasan, atau ide kepada khalayak umum.

2. Event (acara) adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh PR dalam

proses penyebaran informasi kepada khalayak. Hal ini juga berkaitan

dengan penyusunan program acara, yang dibedakan menjadi :

a. Calender Event – Regular Event (Kegiatan Rutinan).

b. Specal Event – kegiatan khusus dan dilaksanakan pada momen-

momen tertentu.

c. Moment Event – kegiatan yang bersifat momentum.

3. News (Pesan/Berita) adalah informasi yang dikomunikasikan kepada

khalayak yang dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung.

Informasi yang disampaikan bertujuan agar dapat diterima oleh khalayak dan

mendapatkan respon yang positif.

4. Corporate Identity (Citra Perusahan) adalah cara pandang khalayak

kepada suatu perusahaan terhadap segala aktivitas usaha yang dilakukan.

Citra yang terbentuk dapat berupa citra positif maupun negative,

tergantung dari upaya apa saja yang dilakukan oleh sebuah perusahaan

untuk menciptakan dan mempertahankan citra positif, demi

keberlangsungan sebuah perusahaan.


5. Community Involement (Hubungan dengan Khalayak) adalah sebuah

relasi yang dibangun dengan khalayak (stakeholder, stockholder, media,

masyarakat di sekitar perusahaan, dan lain-lain).

6. Lobbying and Negotiation (Teknik Lobi dan Negosiasi) adalah sebuah

rencana baik jangka panjang maupun jangka pendek yang dibuat oleh PR

dalam rangka penyusunan budget yang dibutuhkan. Dengan perencanaan

yang matang akan membuat kegiatan yang sudah direncanakan berjalan

dengan baik dan dapat meminimalisir kegagalan.

7. Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan wacana yang

sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana ini digunakan

oleh perusahaan dalam rangka mengambil peran untuk secara bersama

melaksankan aktivitasnya dalam rangka mensejahterakan masyarakat di

sekitarnya.

2.3 Peran public relations dalam menghadapi manajemen krisis

Public relations memiliki tugas untuk mengembangkan citra positif

yang menguntungkan bagi perusahaan terhadap pihak internal dan

eksternal.public realtions juga berfungsi untuk mengidentifikasi berbagai

masalah yang muncul, mengevaluasi pola dan tindakan, memilih strategi

dan taktik yang akan digunakan,mengevaluasi segala perubahan kebijakan

dan menjelaskan strategi, mengkomunikasikan evaluasi hasil kerja seperti

yang dijelaskan oleh Ahmad S. Adnan Putra. Sebuah perusahaan tentunya

tidak lepas dari masalah,konflik maupun krisis. Krisis adalah suatu peristiwa

yang dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa bisa diduga kedatangannya. Pada
saat krisis terjadi inilah public relations memiliki peran yang sangat

penting.public relations harus memiliki pengetahuan dan pengalaman

menangani manajemen krisis seperti merencanakan startegi untuk mencegah

dan menangani krisis tersebut.public relations juga harus menyiapkan dan

terlibat dalam rencana-rencana yang menyangkut komunitas dari pada

sekedar meredam berita atas kerusakan yang sudah dibuat perusahaan

terhadap komunitasnya (Kasali,1994:129).

Apabila perusahaan dapat menangani suatu isu dengan cepat maka isu

tersebut tidak akan berkembang menjadi suatu krisis yang berkepanjangan.

Public relations harus peka dan tanggap dalam melihat dan menilai suatu

masalah sehingga tidak menjadi suatu krisis yang besar dan merugikan

perusahaan. Selain menyebabkan kerugaian berupa materil, suatu krisis juga

dapat menyebabkan turunnya citra perusahaan di mata masyarakat. Public

relations berperan menjembatani hubungan anatara perusahaan dan pihak

eksternal sehingga tercipta hubungan yang baik antara keduanya dan citra

positif suatu perusahaan.

Menurut (Ruslan,1999:22) Public Relations memiliki peranan dalam

manajemen suatu perusahaan dinilai dalam aktifitas utama yaitu:

a. Mengidentifikasi kebujakan dan prosedur perusahaan dengan

kepentingan publik

b. Merencanakan dan melaksanakan aktifitas public relations.

c. Mengevaluasi sikap opini public.


Saat berlangsung nya suatu krisis public relations harus

menyediakan laporan yang berisikan informasi-informasi yang akurat yang

dibutuhkan untuk bahan pengambilan keputusan cara menanggulangi suatu

krisis, membuat emergency center yang bertugas memberikan tanggapan

atau masukan mengenai permintaan informasi yang actual yang

berhubungan dengan media massa, menunjukan keinginan berkomunikasi

terbuka dan jujur,memberikan jaminan bahwa perusahaan sangat

memperhatikan dampak yang terjadi dari krisis ini

2.4 Covid-19

Virus Corona merupakan virus yang menyebabkan penyakit kepada

hewan maupun manusia. Virus ini diketahui menyebabkan infeksi pernapasan

mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East

Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS). Virus ini muncul disebabkan dari hewan yang terinfeksi virus corona

lalu menularkannya kepada manusia dan manusia lainnya.

Virus corona dibagi menjadi tiga golongan utama yaitu golongan satu

dan dua yang diperuntukan untuk virus yang menginfeksi mamalia seperti

kelelawar hingga manusia, sedangkan golongan ketiga hanya untuk spesies

avian atau burung. Virus ini dapat menyebabkan berbagai penyakit lainnya

seperti bronhitis, ensapilitis, gastropilipis dan hepatitis.


Pada Desember 2019 ditemukannya virus corona yang terbaru yaitu

virus corona COVID-19 di Wuhan China yang kemudian ditetapkan menjadi

suatu wabah atau pandemi. Suatu keadaan ditetapkan menjadi suatu pandemi

ketika ditemukannya suatu penyakit baru yang belum diketahui dan

meninggalkan jejak jumlah penderita yang cukup besar di berbagai negara

dalam waktu yang bersamaan. COVID-19 ini diawali dengan gejala-gejala

ringan seperti demam, kelelahan, batuk kering, sakit tenggorokan dan pilek.

Virus ini dapat menyebar kesemua orang mulai dari anak-anak, orang dewasa

hingga lansia yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah. Virus ini

menyebar antar orang melalui tetesan-tetesan kecil yang keluar dari hidung

ataupun mulut ketika seseorang sedang batuk atau menghembuskan nafas dan

mudah tertular melalui udara bebas, mata, hidung dan mulut. Namun, tidak

semua orang yang terpapar virus covid-19 ini menunjukan gejala-gejala

ringan tersebut. Orang tua dan orang-orang yang memiliki masalah medis

atau penyakit bawaan seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung dan

diabetes atau terkena penyakit-penyakit serius lainnya memiliki kemungkinan

lebih besar terpapar virus ini.

Orang-orang yang menunjukan gejala ringan atau pernah berinteraksi

dengan orang yang terpapar virus ini dianggap Orang dalam Pemantauan

(ODP). Orang Dalam Pemantauan ini harus melakukan isolasi mandiri selama

14 hari untuk mencegah penularan penyebaran virus COVID-19 ini.


Sekitar 80 persen dari orang yang terpapar virus ini pulih tanpa perlu

melakukan perawatan khusus dan sekitar 1 dari 6 orang yang terpapar

COVID-19 sakit parah dan mengalami kesulitan bernafas.

Sebagai upaya yang dilakukan untuk menimalisir penyebaran virus ini

pemerintah melakukan berbagai hal diantaranya dengan melakukan social

distancing serta diwajibkan penggunaan masker dan handsanitizer di area

publik.

Per tanggal 6 Januari 2021 data terbaru kawalCOVID19.id menunjukan

jumlah kasus corona di Indonesia telah mencapai 788.402 kasus


DAFTAR PUSTAKA

Yosal Iriantara, Manajemen Strategis Public Relations, (Jakarta: Ghalia Indonesia,

2004), 116.

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2006),

173-174.

Drs. Ludwig Suparmo, M.Si, Crisis management and public relations, 2011:100

Rhenald Kasali, Change!, (Jakarta: Gramedia, 2005), 89.

Morissan (2008)

Mazur dan White (1998)

I Gusti Ngurah Putra, Manajemen Hubungan Masyarakat, (Yogyakarta:

Penerbitan Universitas Atmajaya, 1999), 90.

(firsan Nova, 2007:136-137)

steven fink (fink,1986)

(Nova, 2009):

Ayu,wanda.pandemi corona, mari mengenali mekanisme isolasi diri. Universitas

Indonesia, (17 Maret 2020 ), 3 Maret 2020

https://www.ui.ac.id/pandemi-corona-mari-kenali-mekanisme-isolasi-mandiri/

Fadli, Rizal, Corona virus . 2020.hallodoc.9 Febuari 2020.


http://www.hallodoc.com/kesehatan/coronavirus

Iriantara (2004 : 43)

(Effendy, 1993 : 127)

Effendy, 1993:170)

Lubis(2001:20)

Iriantara 1(2004:45)

Anda mungkin juga menyukai