Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

“Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Jiwa”


Semester 2

Oleh:
RIZKY AYU RAHMATIKA
I4B020078

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2021
WAHAM

A. Pengertian
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang
tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat
diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran
klien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011). Gangguan orientasi
realitas adalah ketidakmampuan menilai dan berespons pada realitas. Klien
tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan sehingga muncul
perilaku yang sukar untuk dimengerti dan menakutkan. Gangguan ini
biasanya ditemukan pada pasien skizofrenia dan psikotik lain. Waham
merupakan bagian dari gangguan orientasi realita pada isi pikir dan pasien
skizofrenia menggunakan waham untuk memenuhi kebutuhan
psikologisnya yang tidak terpenuhi oleh kenyataan dalam hidupnya.
Misalnya : harga diri, rasa aman, hukuman yang terkait dengan perasaan
bersalah atau perasaan takut mereka tidak dapat mengoreksi dengan alasan
atau logika (Kusumawati, 2010).

B. Factor predisposisi dan presipitasi


Waham dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, menurut Direja
(2011) yaitu :
Jenis Waham Pengertian Perilaku klien

Waham kebesaran Keyakinan secara “Saya ini pejabat di


berlebihan bahawa dirinya kementrian semarang!”
memiliki kekuatan khusus “Saya punya perusahaan
atau kelebihan yang berbeda paling besar lho “.
dengan orang lain,
diucapkan berulang-ulang
tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan
Waham agama Keyakinan terhadap suatu “ Saya adalah tuhan yang
agama secara berlebihan, bisa menguasai dan
diucapkan berulang-ulang mengendalikan semua
tetapi tidak sesuai dengan makhluk”.
kenyataan.

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 2


Waham curiga Keyakinan seseorang atau “ Saya tahu mereka mau
sekelompok orang yang menghancurkan saya,
mau merugikan atau karena iri dengan
mencederai dirinya, kesuksesan saya”.
diucapkan berulang-ulang
tetapai tidak sesuai dengan
kenyataan.
Waham somatik Keyakinan seseorang bahwa “ Saya menderita kanker”.
tubuh atau sebagian Padahal hasil pemeriksaan
tubuhnya terserang lab tidak ada sel kanker
penyakit, diucapkan pada tubuhnya.
berulang-ulang tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan.
Waham nihlistik Keyakinan seseorang bahwa “ ini saya berada di alam
dirinya sudah meninggal kubur ya, semua yang ada
dunia, diucapkan berulang- disini adalah roh-roh nya”
ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.

C. Proses terjadinya masalah


Gangguan orientasi realitas menyebar dalam lima kategori utama fungsi
otak Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif dan persepsi menyebabkan kemampuan
menilai dan menilik terganggu.
2. Gangguan fungsi emosi, motorik, dan sosial mengakibatkan
kemampuan berespons terganggu, tampak dari perilaku nonverbal
(ekspresi dan gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan
hubungan sosial).
3. Gangguan realitas umumnya ditemukan pada skizofrenia.
4. Gejala primer skizofrenia (bluer) : 4a + 2a yaitu gangguan asosiasi,
efek, ambivalen, autistik, serta gangguan atensi dan aktivitas.
5. Gejala sekunder: halusinasi, waham, dan gangguan daya ingat.

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 3


D. Rentang respon

E. Manifestasi klinis
Menurut Kusumawati, (2010) yaitu :
1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat). Cara berfikir magis
dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan pengorganisasian bicara
(tangensial, neologisme, sirkumtansial).
2. Fungsi persepsi Depersonalisasi dan halusinasi.
3. Fungsi emosi. Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek
tidak sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen.
4. Fungsi motorik. Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme,
stereotipik gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak
dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.
5. Fungsi sosial kesepian. Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri
rendah.
6. Dalam tatanan keperawatan jiwa respons neurobiologis yang sering
muncul adalah gangguan isi pikir: waham dan PSP: halusinasi.

Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :


Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 4


menolak makan, tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah
sedih dan ketakutan, gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi
pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan,
menghindar dari orang lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar,
menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.

F. Penanganan

1. Psikofarmakologi
2. ECT
3. Psikoterapi (TAK)

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 5


G. Asuhan keperawatan

No. Diagnosa Perencanaan Intervensi Rasional


Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi
1. Waham Curiga Tujuan Umum :
Klien dapat
berkomunikasi dengan
baik dan terarah.
TUK 1 : Kriteria Evaluasi : 1.1 Bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya menjadi
Klien dapat membina 1. Ekspresi wajah dengan menggunakan prinsip dasar interaksi selanjutnya dalam
hubungan saling bersahabat. komunikasi teraupetik. membina klien dalam berinteraksi
percaya. 2. Ada kontak mata. - Sapa klien dengan ramah baik dengan baik dan benar, sehingga
3. Mau berjabat tangan. verbal maupun non verbal klien mau mengutarakan isi
4. Mau menjawab salam. - Perkenalkan diri dengan sopan perasaannya.
5. Klien mau duduk - Tanyakan nama lengkap dan
berdampingan. nama yang disukai klien.
6. Klien mau - Jelaskan tujuan pertemuan
mengutarakan isi - Jujur dan menepati janji
perasaannya. - Tunjukkan rasa empati dan
menerima klien dengan apa
adanya.

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 6


1.2 Jangan membantah dan mendukung Meningkatkan orientasi klien pada
waham klien. realita dan meningkatkan rasa
- Katakan perawat menerima percaya klien pada perawat.
keyakinan klien.
- Katakan perawat tidak
mendukung keyakinan klien.
1.3 Yakinkan klien dalam keadaan Suasana lingkungan persahabatan
aman dan terlindung yang mendukung dalam
- “Anda berada ditempat aman komunikasi teraupetik.
dan terlindung”.
- Gunakan keterbukaan dan
kejujuran, jangan tinggalkan
klien dalam keadaan sendiri.
1.4 Observasi apakah wahamnya Mengetahui penyebab waham
mengganggu aktivitas sehari-hari curiga dan intervensi selanjutnya
dan perawatan diri klien. yang akan dilakukan oleh klien.

TUK 2 : Kriteria Evaluasi : 2.1 Beri pujian pada penampilan Reinforcement positif dapat
Klien dapat 1. Klien dapat dan kemampuan klien yang meningkatkan kemampuan yang
mengidentifikasikan mempertahankan realistis dimiliki oleh klien dan harga diri
kemampuan yang aktivitas sehari-hari 2.2 Diskusikan dengan klien klien.
dimiliki. 2. Klien dapat mengontrol kemampuan yang dimiliki pada
wahamnya. waktu lalu dan saat ini. Klien terdorong untuk memilih
2.3 Tanyakan apa yang bisa aktivitas seperti sebelumnya
dilakukan (kaitkan dengan tentang aktivitas yang pernah
aktivitas sehari-hari dan dimiliki oleh klien.
perawatan diri) kemudian
anjurkan untuk melakukan saat
ini. Dengan mendengarkan klien akan
2.4 Jika klien selalu bicara tentang merasa lebih diperhatikan
wahamnya dengarkan sampai sehingga klien akan
kebutuhan waham tidak ada. mengungkapkan perasaannya.
Perawat perlu memperhatikan
bahwa klien sangat penting.
Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 7
TUK 3 : Kriteria Evaluasi : 3.1 Observasi kebutuhan klien Observasi dapat mengetahui
Klien dapat 1. Kebutuhan klien sehari-hari kebutuhan klien.
mengidentifikasi terpenuhi 3.2 Diskusikan kebutuhan klien
kebutuhan yang tidak 2. Klien dapat melakukan yang tidak terpenuhi selama Dengan mengetahui kebutuhan
dimiliki. aktivitas secara terarah. dirumah maupun di RS. yang tidak terpenuhi maka dapat
3. Klien tidak 3.3 Hubungkan kebutuhan yang diketahui kebutuhan yang akan
menggunakan/membicar tidak terpenuhi dengan diperlukan.
akan wahamnya. timbulnya waham
3.4 Tingkatkan aktivitas yang dapat Dengan melakukan aktivitas klien
memenuhi kebutuhan klien dan tidak akan lagi menggunakan isi
memerlukan waktu dan tenaga. wahamnya.
3.5 Atur situasi agar klien tidak
mempunyai waktu untuk Dengan situasi tertentu klien akan
menggunakan wahamnya. dapat mengontrol wahamnya.

TUK 4 : Kriteria Evaluasi : 4.1 Berbicara dengan klien dalam Reinforcement adalah penting
Klien dapat 1. Klien dapat berbicara konteks realitas (realitas diri, untuk meningkatkan kesadaran
berhubungan dengan dengan realitas. realitas orang lain, waktu dan klien akan realitas.
realitas. 2. Klien mengikuti Terapi tempat).
Aktivitas Kelompok. 4.2 Sertakan klien dalam terapi Pujian dapat memotivasi klien
aktivitas kelompok: orientasi untuk meningkatkan kegiatan
realitas. positifnya.
4.3 Berikan pujian tiap kegiatan
positif yang dilakukan oleh
klien.

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 8


TUK 5 : Kriteria Evaluasi : 5.1 Diskusikan dengan keluarga Perhatian keluarga dan pengertian
Klien dapat dukungan 1. Keluarga dapat tentang : keluarga akan dapat membantu
dari keluarga. membina hubungan - Gejala waham klien dalam mengendalikan
saling percaya dengan - Cara merawat wahamnya.
perawat. - Lingkungan keluarga
2. Keluarga dapat - Follow up dan obat.
menyebutkan 5.2 Anjurkan keluarga
pengertian, tanda dan melaksanakan dengan bantuan
tindakan untuk merawat perawat.
klien dengan waham.
TUK 6 : Kriteria Evaluasi: 6.1 Diskusikan dengan klien dan Obat dapat mengontrol waham
Klien dapat 1. Klien dapat keluarga tentang obat, dosis, yang dialami oleh klien dan dapat
menggunakan obat menyebutkan manfaat, dan efek samping obat dan membantu penyembuhan klien.
dengan benar. efek samping dan dosis akibat penghentian.
obat. 6.2 Diskusikan perasaan klien
2. Klien dapat setelah minum obat.
mendemonstrasikan 6.3 Berikan obat dengan prinsip
penggunaan obat dengan lima benar dan observasi
benar. setelah minum obat.
3. Klien dapat memahami
akibat berhentinya
mengkonsumsi obat
tanpa konsultasi.
4. Klien dapat
menyebutkan prinsip
lima benar dalam
penggunaan obat.

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 9


DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A. dan Akemat, (2016), Terapi aktifitas kelompok. Jakarta: EGC

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 10

Anda mungkin juga menyukai