Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

“Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Jiwa”


Semester 2

Oleh:

RIZKY AYU RAHMATIKA


I4B020078

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2021
HARGA DIRI RENDAH

A. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri. (Keliat, 2006). Harga diri rendah adalah semua pikiran,
keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang
dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Harga diri tidak
terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik
seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas
dunia (Stuart, 2007).

Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap


diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah
dapat terjadi secara situasional (trauma) atau kronis (kritik diri yang telah
berlangsung lama) dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung
(Stuart & Sundeen, 2006).

Harga diri rendah situasional adalah suatu keadaan ketika individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai
diri dalam berespon terhadap suatu kejadian (kehilangan, perubahan).
Menurut SDKI (2016) Harga diri rendah situasional didefinisikan sebagai
evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau kemampuan klien
sebagai respon terhadap situasi saat ini.

Harga diri rendah situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba,


misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus
hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi ( korban perkosaan,
dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ). (Dalami dkk, 2009).

B. Factor predisposisi dan presipitasi


Menurut NANDA (2015) faktor yang memengaruhi harga diri rendah
meliputi faktor predisposisi dan presipitasi, yaitu:

 Faktor Predisposisi

1) Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah meliputi: penolakan

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 2


dari orangtua, seperti tidak diberi pujian dan sikap orang tua yang
terlalu mengekang sehingga anak menjadi frustasi dan merasa tidak
berguna lagi serta merasa rendah diri.

2) Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah juga meliputi: ideal diri
seperti dituntut untuk selalu berhasil dan tidak boleh berbuat salah,
sehingga anak kehilangan rasa percaya diri

3) Faktor yg mempengaruhi indentitas pribadi : ketidakpercayaan


orangtua, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur
sosial.

 Stressor Presipitasi

Faktor presipitasi ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal


misalnya ada salah satu anggota yang mengalami gangguan mental
sehingga keluarga merasa malu dan rendah diri. Pengalaman traumatik
juga dapat menimbulkan harga diri rendah seperti penganiayaan seksual,
kecelakaan yang menyebabkan seseorang dirawat di rumah sakit dengan
pemasangan alat bantu yang tidak nyaman baginya. Respon terhadap
trauma umumnya akan mengubah arti trauma dan kopingnya menjadi
represi dan denial.

C. Proses terjadinya masalah


Harga diri seseorang didapatkan dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan
harga diri rendah akan terjadi ketika perlakuan orang lain mengancam dirinya.
Tingkat harga diri seseorang berada dalam tingkat tinggi sampai rendah.
Seseorang yang mempunyai harga diri tinggi maka dapat beradaptasi dengan
lingkungan secara efektif, sedangkan jika seseorang memiliki harga diri yang
rendah maka lingkungan yang dilihat akan terasa mengancam bagi dirinya.
Penyebab harga diri rendah juga dapat terjadi pada masa kecil yang cenderung
sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu
mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi kesempatan
dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal sekolah, pekerjaan dan
pergaulan. Seseorang yang berada pada situasi stressor berusaha

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 3


menyelesaikannya tapi tidak tuntas serta ditambah pikiran tidak mampu atau
merasa gagal menjalankan fungsi dan peran itu bisa disebut dengan kondisi harga
diri rendah situasional, jika pada situasi tersebut lingkungan tidak mendukung
positif dan justru menyalahkan secara terus menerus maka akan mengakibatkan
harga diri rendah kronis.

D. Rentang respon
Respon individu terhadap konsep dirinya dimulai dari respon adaptif dan
maladaptif. Menurut Kelliat dalam Herman (2011) rentang respon
digambarkan sebagai berikut:

Respon Adaptif Respon


Maladaptif

Aktualisasi Konsep Diri Harga Diri Keracunan Depersonalisasi


Diri Positif Rendah identitas

Gambar 1.1 Rentang respon adaptif dan maladaptif

Keterangan:
1) Aktualisasi diri : pernyataan konsep diri positif dengan pengalaman
sukses
2) Konsep diri positif : mempunyai pengalaman positif dalam perwujudan
dirinya
3) Harga diri rendah : perasaan yang negatif pada diri sendiri, hilangnya
percaya diri, tidak berharga lagi, tidak berdaya dan pesimis
4) Keracunan identitas : kegagalan seseorang untuk mengintegrasikan
berbagai identifikasi masa anak-anak
5) Dipersonalisasi : perasaan sulit membedakan diri sendiri dan merasa tidak
nyata dan asing
E. Manifestasi klinis
Menurut Kelliat dalam Kartika Sari (2015) tanda dan gejala pada harga diri
rendah yaitu:
1) Data Subjektif
a) Mengintrospeksi diri sendiri

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 4


b) Perasaan diri yang berlebihan
c) Perasaan tidak mampu dalam semua hal
d) Selalu merasa bersalah
e) Sikap selalu negatif pada diri sendiri
f) Bersikap pesimis dalam kehidupan
g) Mengeluh sakit fisik
h) Pandangan hidup yang terpolarisasi
i) Menentang kemampuan diri sendiri
j) Menjelek-jelekan diri sendiri
k) Merasakan takut dan cemas dalam suatu keadaan
l) Menolak atau menjauh dari umpan balik positif
m) Tidak mampu menentukan tujuan
2) Data Objektif
a) Produktifitas menjadi menurun
b) Perilaku destruktif yang terjadi pada diri sendiri
c) Perilaku destruktif yang terjadi pada orang lain
d) Penyalahgunaan suatu zat
e) Tindakan menarik diri dari hubungan sosial
f) Mengungkapkan perasaan bersalah dan malu
g) Muncul tanda depresi seperti sukar tidur dam makan
h) Gampang tersinggung dan mudah marah
F. Penanganan
1) Terapi medis

Pemberian terapi medis pada kasus harga diri rendah juga tidak
digolongkan sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan
antidepresan, karena fungsi dari obat anti depresan adalah memblok
pengambilan kembali neurotransmitter norepineprin dan serotonin,
meningkatkan konsentrasinya pada sinaps dan mengkoreksi defisit yang
diperkirakan menyebabkan alam perasaan melankolis. Hal ini sesuai
dengan masalah neurotransmitter yang dihadapi oleh klien dengan harga

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 5


diri rendah yaitu adanya penurunan neurotransmitter seperti serotonin,
norepineprin.

Terdapat banyak jenis antidepresan tetapi pada kasus harga diri


rendah kali ini pemberian obat yang dapat diberikan lebih banyak dalam
jenis Tricyclic Anti Depresan (TCA) : Amitriptiline, Imipramine,
desipramine, notriptilin, sesuai dengan fungsi dari obatnya yaitu untuk
meningkatkan reuptake seorotonin dan norepinefrin sehingga
meningkatkan motivasi klien dan sesuai dengan indikasinya yaitu
pengobatan yang diberikan pada klien dengan depresi tetapi juga
mengalami skizofrenia sehingga mempunyai efek pengobatan yang saling
meningkatkan.

2) Terapi keperawatan
Tindakan keperawatan pada klien :
Tujuan :
a) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
b) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c) Klien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan
d) Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
e) Klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
a. Terapi generalis
Prinsip tindakan :
- Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
klien.
- Bantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan
- Bantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
- Latih kemampuan yang dipilih klien
- Beri pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
- Bantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
- Evaluasi kemampuan pasien sesuai jadwal kegiatan harian

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 6


- Latih kemampuan kedua
- Motivasi klien memasukkan kemampuan kedua kedalam jadwal
harian
b. Terapi Kognitif
Prinsip tindakan :
- Sesi I : Mengungkapkan pikiran otomatis
- Sesi II : Mengungkapkan alasan
- Sesi III : Tanggapan terhadap pikiran otomatis
- Sesi IV : Menuliskan pikiran otomatis
- Sesi V : Penyelesaian masalah
- Sesi VI : Manfaat tanggapan
- Sesi VII : Mengungkapkan hasil
- Sesi VIII : Catatan harian
- Sesi IX : Support system
3) Tindakan keperawatan pada keluarga
Tujuan :
- Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki
- Keluarga memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan
- Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan
latihan yang dilakukan
- Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien
a. Terapi generalis
Prinsip tindakan :
- Menjelaskan tanda-tanda dan cara merawat klien harga diri
rendah
- Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan HDR
- Mendemonstrasikan dihadapan keluarga cara merawat klien
denganHDR
- Memberikan kesempatan kepada keluarga mempraktekkan cara
merawat klien dengan HDR seperti yang telah di demonstrasikan
perawat sebelumnya

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 7


b. Triangle terapi
Prinsip tindakan :
- Sesi I : Mengenali dan mengekspresikan perasaan
- Sesi II : Menerima orang lain (klien)
- Sesi III : Penyelesaian masalah
- Sesi IV : Mengungkapkan hasil
4) Tindakan keperawatan untuk kelompok
a. Terapi generalis : TAKS
Prinsip tindakan :
- Sesi 1 : Membantu klien meningkatkan kemampuan
memperkenalkan diri
- Sesi 2 : Membantu klien berkenalan dengan anggota kelompok
- Sesi 3 : Membantu klien untuk mampu bercakap-cakap dengan
anggota kelompok
- Sesi 4 : Membantu klien untuk mampu menyampaikan topik
pembicaraan tertentu dengan anggota kelompok
- Sesi 5 : Bantu klien untuk mampu menyampaikan dan
membicarakan masalah pribadi dengan orang lain
- Sesi 6 : Bantu klien untuk mempu bekerja sama dalam permainan
sosialisasi kelompok
- Sesi 7 : Bantu klien untuk mamu menyampaikan pendapat tentang
manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan
b. Logo terapi
Prinsip tindakan :
- Sesi 1 : Mengenal masalah
- Sesi 2 : Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri
- Sesi 3 : Melihat dan merenungkan pengalaman yang bermakna
- Sesi 4 : Mengungkap makna dalam kondisi kritis
- Sesi 5 : Evaluasi dan terminasi

Pohon masalah

Resiko tinggi perilaku kekerasan

Effect Perubahan persepsi sensori: Halusinasi

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 8


Isolasi sosial

Case problem Harga Diri Rendah

Causa Ketidakefektifan mekanisme koping

Gambar 1.2 Pohon masalah harga diri rendah (Herman, 2011)

G. Asuhan Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul diantaranya yaitu:
1) (D.0087) Harga diri rendah situasional b.d perubahan peran sosial
2) (D. 0121) Isolasi sosial b.d perubahan status mental
3) (D.0085) Gangguan persepsi sensori: halusinasi b.d menarik diri
4) (D,0146) Risiko perilaku kekerasan b.d harga diri rendah
5) (D.0135) Resiko bunuh diri b.d harga diri rendah

Diagnose Tujuan Intervensi

Harga diri Tujuan umum: klien memiliki 1. Bina hubungan saling


rendah (SP) konsep diri positif percaya:
Tujuan khusus: - Sapa klien dengan
ramah baik verbal
- Klien dapat membina
maupun non verbal
hubungan saling percaya
dengan perawat - Perkenalkan diri dengan
sopan
- Klien dapat mengidentifikasi
aspek positif dan kemampuan - Tanyakan nama lengkap
yang dimiliki dan nama panggilan
yang disukai klien
- Klien dapat menilai
kemampuan yang dimiliki - Jelaskan tujuan
untuk dilaksanakan pertemuan
- Klien dapat merencanakan - Jujur dan menepati janji
kegiatan sesuai dengan
- Tunjukan sikap empati
kemampuan yang dimiliki
dan menerima klien apa
- Klien dapat melakukan adanya
kegiatan sesuai dengan
- Beri perhatian dan

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 9


rencana yang dibuat perhatikan kebutuhan
dasar klien
- Klien dapat memanfaatkan
system pendukung yang ada 2. Diskusikan dengan klien
mengenai : Aspek positif
yang dimiliki klien
3. Diskusikan dengan klien
kemampuan ang dapat
dilaksanakan
4. Rencanakan bersama klien
aktivitas yang dapat
dilakukan sesuai dengan
kemampuan klien, meliputi:
- Kegiatan mandiri
- Kegiatan dengan bantuan
keluarga
5. Anjurkan kepada klien
untuk melakukan kegiatan
yang telah direncanakan
6. Beirkan pujian atas usaha
yang dilakukan klien
7. Berikan pendidikan
kesehatan pada keluarga
tentang cara merawat klien
dengan harga diri rendah

Diagnose Outcome Intervensi


keperawatan

(D.0087) SLKI: Harga Diri (L.09069) SIKI: Promosi Harga Diri


Harga diri (I.09308)
Setelah dilakukan perawatan selama
rendah
…x24 jam pasien tidak mengalami - Monitor
situasional b.d verbalisasi yang
harga diri rendah dengan criteria
perubahan merendahkan diri
hasil:
peran sosial sendiri
Indicator Awal Akhir
- Monitor tingkat
Perasaan harga diri di
malu setiap waktu,
sesuai kebutuhan
Perasaan
- Motivasi terlibat

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 10


bersalah dalam verbalisasi
positif untuk diri
Perasaan sendiri
tidak
- Diskusikan
mampu
persepsii negatif
melakukan diri
apapun
- Diskusikan alasan
Ket: mengkritik diri
1: meningkat - Latih kemampuan
positif diri
2: cukup meningakat
- Latih cara berfikir
3: sedang dan berperilaku
positif
4: cukup menurun
SIKI: Manajemen
5: menurun perilaku (I.12463)
- Identifikasi
harapan untuk
mengendalikan
perilaku
- Cegah perilaku
pasif dan agresif
- Beri penguatan
positif terhadap
keberhasilan
mengendalikan
perilaku
- Hindari sikap
mengancam dan
berdebat

(D. 0121) SLKI: Keterlibatan Sosial SIKI: Promosi Sosialisasi


Isolasi sosial (L.13116) (I.13498)
b.d perubahan
Setelah dilakukan perawatan selama - Identifikasi
status mental
…x24 jam pasien dapat kemampuan
meningkatkan hubungan dengan melakukan
orang lain dengan criteria hasil: interaksi dengan
orang lain
indikator Awal Tujuan
- Identifikasi
Minat
hambatan
interaksi
melakukan
Perilaku interaksi dengan
menarik orang lain

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 11


diri - Motivasi
meningkatkan
Ket:
keterlibatan
1: meningkat dalam suatuu
hubungan
2: cukup meningakat
- Motivasi
3: sedang
berinteraksi
4: cukup menurun dengan
lingkungan luar
5: menurun
- Diskusikan
keterbatasan dan
kekuatan dalam
berkomunikasi
dengan orang lain
- Latih bermain
peran untuk
meningkatkan
ketrampilan
komunikasi
- Anjurkan
berinteraksi
dengan orang lai
secara bertahap

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 12


DAFTAR PUSTAKA

Dalami, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa.


Jogjakarta: Trans Info Media

Herman, Ade. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:


Nuha Medika

Kelliat, B, dkk. 2006. Proses Keperawatan Jiwa Edisi II. Jakarta: EGC

Nanda International. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi


2015- 2017 Edisi 10. Jakarta: Egc.

PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria


Hail Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Stuart, G W. 2007. Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Stuart, G W & Sunden, S J. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta:


EGC

Profesi Ners Angkatan ke-27 Universitas Jenderal Soedirman | 13

Anda mungkin juga menyukai