Anda di halaman 1dari 6

p-ISSN 1907-9850

e-ISSN 2599-2740

PERBANDINGAN METODE UJI GULA PEREDUKSI DALAM PENENTUAN


AKTIVITAS -L-ARABINOFURANOSIDASE DENGAN SUBSTRAT
JANUR KELAPA (COCOS NUCIFERA)

Y. H. Pratiwi, O. Ratnayani, dan I N. Wirajana*

Progam Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
*Email: nengah_wirajana@unud.ac.id

ABSTRAK

Pengujian gula pereduksi umumnya dilakukan dengan reagen asam 2,3-dinitrosalisilat (DNS) dan
Nelson-Somogyi (NS) dalam penentuan aktivitas enzim pendegradasi polisakarida. Tujuan penelitian ini adalah
untuk membandingkan metode uji gula pereduksi DNS dan NS dalam penentuan aktivitas α-L-
Arabinofuranosidase (AbfA) termostabil, dengan substrat janur kelapa (Cocos nucifera). Enzim AbfA diperoleh
dari Saccharomyces cerevisiae rekombinan yang dikultivasi selama 3 hari pada suhu inkubasi 30 °C. Penentuan
aktivitas enzim AbfA dilakukan pada kondisi pH 6, suhu 70 °C dan waktu inkubasi 15 menit. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penentuan aktivitas enzim AbfA dengan metode NS lebih teliti atau memiliki standar
deviasi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan metode DNS, namun kurva kalibrasi larutan standar metode
DNS lebih linear dibandingkan metode NS.

Kata kunci : α-L-Arabinofuranosidase, 3,5-dinitrosalisilat (DNS), Nelson-Somogyi (NS).

ABSTRACT

The 3,5-dinitrosalicylic acid (DNS) and Nelson-Somogyi (NS) assays for reducing sugars are
commonly used to measure the activity of polysaccharide degrading enzymes. The aim of this study was to
compare the DNS and NS assay methods for reducing sugars for the determination of thermostable α-L-
arabinofuranosidase (AbfA) activity, with substrate of the young coconut leaf (Cocos nucifera). The AbfA
enzyme was obtained from recombinant S. cerevisiae which cultivated for 3 days at 30 °C incubation
temperature. The measurement of the AbfA enzyme activity was made under under the following conditions,
namely pH 6, temperature 70 °C and incubation time 15 minutes. The research results showed that the
measurement of the AbfA enzyme activity with the NS method was more accurate or the standard deviation
much smaller than the DNS method, but the standard solution calibration curve of the DNS method was more
linear than the NS method.

Keywords : α-L-Arabinofuranosidase, 3,5-dinitrosalicylic (DNS), Nelson-Somogyi (NS)

PENDAHULUAN pendegradasi xilan dalam hemiselulosa,


sehingga banyak diteliti dalam beberapa tahun
Hemiselulase diaplikasikan dalam belakangan (Patel, et al., 2015).
proses sakarifikasi, peningkatan kualitas Gen penyandi α-L-arabinofurano-
kertas, industri obat dan degradasi limbah sidase termostabil yang berasal dari bakteri
pertanian (Liao et al., 2014; Patel et al., 2015). Geobacillus thermoleovorans IT-08 telah
Enzim α-L-arabinofuranosidase (EC 3.2.1.55) berhasil diklon ke sel inang Escherichia coli
merupakan salah satu hemiselulase yang DH5α/pTP510 (Puspaningsih, 2004). Studi
berperan dalam biokonversi lignoselulosa selanjutnya, gen α-L-arabinofuranosidase
menjadi oligosakarida dan monosakaridanya. termostabil dalam sel inang E. coli DH5α/
Enzim ini merupakan ekso enzim yang dapat pTP510 disubkloning ke dalam sel inang ragi
memotong ikatan pada ujung non-pereduksi α- Saccharomyces cerevisiae strain BJ1824. Ragi
L-1,2-, α-L-1,3- dan α-L-1,5-arabinofurano- rekombinan tersebut diberi nama S. cerevisiae
sidik serta berperan pada hidrolisis substrat BJ1824/pYHM1-Af, sedangkan α-L-arabino-
oligosakarida dan polisakarida. Penelitian furanosidase yang dihasilkan dari S.
tentang α-L-arabinofuranosidase ini diperlukan cerevisiae rekombinan tersebut selanjutnya
karena berperan penting sebagai enzim kunci

134
Perbandingan Metode Uji Gula Pereduksi dalam Penentuan
Aktivitas -L-Arabinofuranosidase dengan Substrat Janur Kelapa (Cocos nucifera)
(Y. H. Pratiwi , O. Ratnayani, dan I N. Wirajana)

diberi nama enzim AbfA (Wirajana et al., MATERI DAN METODE


2016).
Janur kelapa (Cocos nucifera) Bahan
mengandung hemiselulosa 19,27% (Tirono, Bahan-bahan kimia yang digunakan
2011), yang limbahnya banyak ditemukan di antara lain: 3,5-Dinitrosalicylic acid (DNS),
Bali. Enzim AbfA sebagai salah satu natrium hidroksida (NaOH), kalium natrium
hemiselulase diduga memiliki aktivitas tartrat (C4H4KNaO6.4H2O), fenol, natrium
terhadap substrat hemiselulosa dalam janur bikarbonat (NaHCO3), natrium sulfat anhidrat
kelapa. Penentuan aktivitas enzim AbfA (Na2SO4), tembaga (II) sulfat pentahidrat
dengan subtrat janur kelapa perlu dilakukan (CuSO4.5H2O), asam sulfat pekat (H2SO4),
untuk mengetahui potensi enzim ini dalam ammonium molibdat tetrahidrat
degradasi limbah biomassa yang ramah ((NH4)6Mo7O24.4H2O), di-natrium arsenat
lingkungan. heptahidrat (Na2HAsO4.7H2O). Bahan-bahan
Penentuan aktivitas enzim AbfA untuk media ragi : yeast nitrogen base without
dilakukan berdasarkan kemampuan enzim amino acids (YNB), histidin, leusin, triptofan,
tersebut dalam mengurai substrat, yang dalam yeast extract, bacto-peptone, dekstrosa, bacto-
penelitian ini adalah polisakarida hemiselulosa agar, laktosa, janur kelapa (Cocos nucifera)
dalam janur kelapa menjadi struktur yang berasal dari limbah canang.
hemiselulosa yang terdegradasi dan
monosakarida dalam bentuk gula pereduksi Peralatan
pada satuan waktu tertentu. Metode yang Spektrofotometer UV-Vis (Thermo
paling sering digunakan dalam penentuan gula Scientific Genesys), pH meter, inkubator, hot
pereduksi produk reaksi enzimatis dari enzim- plate stirer, inkubator shaker, autoclave, mikro
enzim pendegradasi polisakarida adalah sentrifugasi, laminar air flow cabinet, spatula,
metode Bailey (1992). Metode ini mikro pipet, tip kuning (200 µL), tip biru
menggunakan reagen asam 3,5- dinitrosalisilat (1000 µL), tabung mikro 1,5 mL (Eppendorf),
(DNS). Metode DNS prinsipnya adalah gula alat-alat gelas, jarum ose dan neraca analitik.
pereduksi akan bereaksi dengan reagen DNS
membentuk senyawa asam 3-amino-5- CARA KERJA
nitrosalisilat yang berwarna kuning Produksi Enzim AbfA
kecoklatan. Metode lain yang digunakan S. cerevisiae rekombinan dari stok
dalam penetuan gula pereduksi adalah metode gliserol diremajakan pada media padat YNBD
klasik Nelson-Somogyi (NS) yang (yeast nitrogen base without amino acids
menggunakan arsen molibdat dalam 0,67% b/v, histidin, leusin, triptofan, dekstrosa
penggunaanya. Metode NS memiliki prinsip 1% b/v, dan bacto-agar 2% b/v) dan
gula pereduksi dalam sampel akan mereduksi diinkubasi selama 3 hari pada suhu 30 oC.
ion Cu2+ menjadi ion Cu+ ketika dipanaskan. Koloni tunggal yang tumbuh dipindahkan ke
Ion Cu+ yang terbentuk akan mereduksi media cair YPD (yeast extract 1% b/v, bacto-
senyawa arsen molibdat membentuk kompleks peptone 2% b/v, dan dekstrosa 2% b/v) dan
berwarna biru kehijauan (Somogyi, 1952). dikultivasi selama 2 hari pada suhu 30 oC serta
Metode NS memiliki harga digoyang dengan shaker pada kecepatan 120
pereaksinya yang lebih murah dibandingkan rpm. Selanjutnya 200 µL kultur sel yang
dengan DNS dan belum pernah digunakan tumbuh dipindahkan ke media cair YPDL
dalam pengukuran aktivitas enzim AbfA. (yeast extract 1% b/v, bacto-peptone 2% b/v,
Penelitian ini bertujuan untuk untuk bacto-agar 2% b/v, dekstrosa 1% b/v, dan
membandingkan metode DNS dan NS dalam laktosa 1% b/v) dan dikultivasi selama 4 hari
penentuan aktivitas -L-arabinofuranosidase pada suhu 30oC serta digoyang dengan shaker
termostabil dari S. cerevisiae rekombinan pada kecepatan 120 rpm untuk produksi enzim
dengan substrat janur kelapa (Cocos nucifera). AbfA. Enzim AbfA yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah enzim AbfA
ekstraseluler dan cell associated.

135
JURNAL KIMIA 12 (2), JULI 2018: 134 - 139

Penentuan Gula Pereduksi dengan Metode spektrofotometri UV-Vis dengan metode


DNS standar internal.
Sampel (t15 DNS) disiapkan dengan
mereaksikan 0,5 mL enzim dan 0,05 gram Tabel 1. Rincian Komponen dalam Penentuan
substrat (serbuk janur kelapa) dalam tabung Gula Pereduksi dengan Metode DNS
reaksi. Kemudian ditambah 2 mL buffer fosfat Blanko Standar Sampel
Komponen
pH 6 0,1 M. Campuran diinkubasi pada suhu DNS t0 DNS t15 DNS
70°C selama 15 menit. Selanjutnya Enzim (mL) 0,5 0,5 0,5
ditambahkan 0,5 mL larutan glukosa induk 10 Substrat (g) 0,05 0,05 0,05
mg/mL dan 2,0 mL pereaksi DNS. Tabung Buffer pH 6
2,5 2,0 2,0
reaksi ditutup dengan alumunium foil, lalu (mL)
diinkubasi pada suhu 90 °C selama 15 menit. Glukosa 10
0 0,5 0,5
mg/mL)
Kemudian campuran larutan ditambah dengan
Pereaksi
1,0 mL kalium natrium tartrat 40% dan 2,0 2,0 2,0
DNS (mL)
didiamkan pada suhu ruang selama 20 menit. Inkubasi
Selanjutnya, campuran disentrifugasi dengan 0 0 15
(menit)
kecepatan 5000 rpm selama 1 menit.
Supernatan diukur absorbansinya pada panjang Tabel 2. Rincian Komponen dalam Penentuan
gelombang 540 nm. Perlakuan yang sama Gula Pereduksi dengan metode NS
dilakukan pada blanko dan standar (t0 DNS), Blanko Standar Sampel
namun tanpa dilakukan inkubasi. Rincian Komponen
NS t0 NS t15 NS
prosedur di atas ditunjukkan pada Tabel 1. Enzim (mL) 0,25 0,25 0,25
Perhitungan kadar gula pereduksi yang Substrat (g) 0,05 0,05 0,05
terbentuk pada waktu inkubasi 15 menit Buffer pH 6
dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis 3,0 2,5 2,5
(mL)
dengan metode standar internal. Glukosa 10
0 0,5 0,5
(mg/mL)
Penentuan Gula Pereduksi dengan metode Pereaksi
NS 0,5 0,5 0,5
Nelson (mL)
Sampel (t15 NS) disiapkan dengan Arsen
mereaksikan 0,25 mL enzim dan 0,05 gram molibdat 0,5 0,5 0,5
substrat alami janur kelapa dalam tabung (mL)
reaksi. Kemudian ditambah 2,5 mL buffer Aquades
fosfat pH 6 0,1 M. Campuran diinkubasi pada 0,75 0,75 0,75
(mL)
suhu 70 °C selama 15 menit. Selanjutnya Inkubasi
ditambahkan 0,5 mL larutan glukosa induk 10 0 0 15
(menit)
mg/mL dan 0,5 mL pereaksi Nelson. Tabung
reaksi ditutup dengan alumunium foil, lalu Perhitungan Aktivitas Enzim
diinkubasi pada suhu 100 °C selama 20 menit. Absorbansi hasil pengukuran
Kemudian campuran larutan didiamkan pada dikorelasikan dengan kadar gula pereduksi
suhu ruang selama 20 menit dan ditambah atau diasumsikan sebagai glukosa yang
dengan 0,5 mL arsen molibdat. dihasilkan terhadap waktu inkubasi merupakan
aktivitas enzim tersebut. Aktivitas enzim AbfA
Campuran larutan diencerkan dengan dinyatakan dalam satuan Unit per mL, dengan
menambahkan akuades 0,75 mL kemudian satu Unit (U) enzim didefinisikan sebagai
dikocok hingga homogen. Selanjutnya, jumlah enzim yang dibutuhkan untuk
campuran disentrifugasi dengan kecepatan menghasilkan 1,0 µmol glukosa yang
5000 rpm selama 1 menit. Supernatan diukur dihasilkan tiap menit pada kondisi pengujian
absorbansinya pada panjang gelombang 540 (suhu 70 oC dan pH 6,0). Perhitungan aktivitas
nm. Perlakuan yang sama dilakukan pada enzim AbfA diperoleh dari kadar gula
blanko dan standar (t0 NS), namun tanpa pereduksi yang terbentuk pada waktu inkubasi
dilakukan inkubasi. Rincian prosedur di atas reaksi enzimatis selama 15 menit dan
ditunjukkan pada Tabel 2. Perhitungan kadar ditunjukkan dengan persamaan berikut.
gula pereduksi yang terbentuk pada waktu
inkubasi 15 menit dilakukan secara

136
Perbandingan Metode Uji Gula Pereduksi dalam Penentuan
Aktivitas -L-Arabinofuranosidase dengan Substrat Janur Kelapa (Cocos nucifera)
(Y. H. Pratiwi , O. Ratnayani, dan I N. Wirajana)

1 Unit = 1 µmol glukosa/menit yang ditambahkan lebih banyak daripada


pereaksi NS, maka kemungkinan tidak semua
= = 0,18 mg glukosa/menit gula pereaksi yang terbentuk dapat terukur
absorbansinya. Sehingga, apabila volume
Aktivitas enzim (U/ml) = enzim yang digunakan sama, maka
kemungkinan aktivitas enzimnya tidak jauh
berbeda. Menurut Gusakov (2011) metode
DNS yang digunakan dalam penentuan
= aktivitas selulase memberikan nilai aktivitas
40-50% lebih tinggi dibandingkan metode NS.

Tabel 3. Perbandingan aktivitas enzim AbfA


dengan metode DNS dan metode NS
HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas Aktivitas
AbfA AbfA rata-
Metode DNS dan metode NS Metode Ulangan
(U/mL) rata
merupakan dua metode yang sering digunakan (U/mL)
dalam penentuan gula pereduksi seperti I 1,0385
glukosa, galaktosa, laktosa dan maltosa. 0,6114 ±
DNS II 0,4052
Prinsip metode DNS adalah gula pereduksi 0,3699
III 0,3904
akan bereaksi dengan reagen DNS membentuk I 0,3704
senyawa asam 3-amino-5-nitrosalisilat yang 0,3679 ±
NS II 0,3807
berwarna kuning kecoklatan. Sedangkan 0,0142
III 0,3526
metode NS memiliki prinsip yaitu gula
pereduksi mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Aktivitas enzim yang ditentukan
Cu+, kemudian ion Cu+ akan mereduksi dengan metode DNS pada penelitian ini
senyawa arsen molibdat membentuk kompleks diperoleh sebesar 0,6114±0,3699 U/mL,
berwarna biru kehijauan. Pengukuran sedangkan aktivitas enzim yang diukur dengan
absorbansi dilakukan pada panjang gelombang metode NS adalah 0,3679±0,0142 U/mL. Hasil
yang sama, yaitu 540 nm. tersebut menunjukkan bahwa standar deviasi
Perbandingan metode DNS dan dari aktivitas enzim dengan metode DNS jauh
metode NS dalam pengukuran aktivitas enzim lebih besar daripada standar deviasi aktivitas
AbfA pada penelitian ini dilakukan pada enzim dengan metode NS. Standar deviasi
kondisi optimum enzim (pH 6, suhu 70°C) menunjukkan kedekatan suatu nilai dengan
(Wirajana, 2016). Perbandingan aktivitas rata-ratanya dan dapat digunakan untuk
enzim AbfA dengan metode DNS dan metode menentukan baik buruknya representasi dari
NS terdapat pada Tabel 3. keseluruhan data. Nilai standar deviasi yang
Tabel 3 menunjukkan bahwa enzim kecil menunjukkan bahwa representasi data
AbfA yang diukur dengan metode DNS baik karena semua data mendekati nilai rata-
memiliki aktivitas lebih tinggi jika rata, begitu pula sebaliknya. Aktivitas enzim
dibandingkan dengan aktivitas enzim yang yang diperoleh dengan metode NS lebih teliti
diukur dengan metode NS, karena volume dibandingkan dengan aktivitas enzim dengan
enzim yang digunakan pada metode DNS dua metode DNS.
kali lebih besar daripada metode NS (0,50 mL Apabila dibandingkan dari segi
dalam metode DNS dan 0,25 dalam metode linearitas, kurva kalibrasi larutan standar
NS). Penggunaan volume enzim yang berbeda metode DNS lebih linear dibandingkan
karena alasan teknis. Prosedur pengukuran metode NS (Gambar 1 dan 2). Linearitas ini
aktivitas enzim dengan metode NS ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi
mengharuskan perbandingan antara pereaksi (R2) yang terdapat dalam masing-masing
NS dengan glukosa adalah 1:1, dan enzim kurva. Koefisien determinasi kurva larutan
yang digunakan harus lebih sedikit dari standar dengan metode DNS 0,9846,
pereaksi agar semua gula pereduksi hasil sedangkan koefisien determinasi kurva larutan
hidrolisis substrat janur kelapa dapat bereaksi standar dengan metode NS adalah 0,8905.
sempurna dengan pereaksi NS. Apabila enzim Nilai R2 ini menunjukkan bahwa pengaruh

137
JURNAL KIMIA 12 (2), JULI 2018: 134 - 139

faktor pengganggu lebih besar terdapat pada mudah dan lebih praktis dibandingkan metode
metode NS (±11%) dibandingkan metode NS (Irawati, 2016).
DNS (±2%). Menurut Bruell and Saddler Perbandingan metode DNS dan
(1985), metode NS dikenal lebih sensitif metode NS yang ditinjau dari nilai aktivitas
terhadap faktor pengganggu, sehingga dapat enzim, standar deviasi, linearitas kurva standar
menurunkan nilai aktivitas enzim. Metode NS dan preparasi pereaksi menunjukkan bahwa
telah diketahui memberikan nilai aktivitas kedua metode ini memiliki kelebihan dan
yang lebih rendah dibandingkan DNS. kekurangan masing-masing. Kedua metode ini
dapat digunakan dalam pengukuran
konsentrasi gula pereduksi dalam penentuan
aktivitas enzim AbfA. Namun, apabila ditinjau
dari segi kestabilan pereaksi, metode NS lebih
disarankan karena pereaksi ini dapat disimpan
dalam jangka waktu lama tanpa mengubah
substansi yang ada dalam pereaksi tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa penentuan aktivitas enzim
AbfA dengan metode NS lebih teliti (standar
deviasi yang jauh lebih kecil, 0,3679 ± 0,0142
Gambar 1. Kurva larutan standar glukosa
U/mL) dibandingkan dengan metode DNS
dengan metode DNS. (0,6114 ± 0,3699 U/mL), namun kurva
kalibrasi larutan standar metode DNS lebih
linear dibandingkan dengan metode NS.

Saran
Penentuan aktivitas enzim AbfA
dengan substrat janur kelapa perlu dilakukan
pada berbagai variasi kondisi pH, suhu, waktu
inkubasi, konsentrasi substrat dan konsentrasi
enzim dengan metode DNS dan metode
Nelson-Somogyi untuk diperoleh kondisi yang
optimum.

Gambar 2. Kurva larutan standar glukosa UCAPAN TERIMA KASIH


dengan metode NS.
Penulis menyampaikan terima kasih
Metode DNS lebih banyak digunakan kepada Koordinator Program Studi Kimia
dalam pengukuran aktivitas enzim yang Fakultas MIPA dan Kepala UPT Laboratorium
produknya berupa gula pereduksi, meskipun Forensik Universitas Udayana beserta seluruh
harga pereaksinya relatif lebih mahal staf atas bantuan dan fasilitas yang diberikan
dibandingkan pereaksi dalam metode NS. Hal dalam pelaksanaan penelitian ini.
ini karena reagen yang digunakan dalam
metode NS bersifat lebih toksik dan lebih DAFTAR PUSTAKA
sensitif terhadap faktor pengganggu
dibandingkan pada metode DNS (Bailey, Bailey, M.J., Biely, P., and Poutanen, K.,
1992). DNS memiliki tingkat ketelitian lebih 1992, Interlaboratory Testing of
tinggi sehingga dapat mengukur gula Methods for Assay Of Xylanase
pereduksi dalam konsentrasi kecil. Dalam Activity, J. of Biotechnol., 23: 257-270.
preparasi pembuatannya, metode DNS lebih

138
Perbandingan Metode Uji Gula Pereduksi dalam Penentuan
Aktivitas -L-Arabinofuranosidase dengan Substrat Janur Kelapa (Cocos nucifera)
(Y. H. Pratiwi , O. Ratnayani, dan I N. Wirajana)

Bruell, C. and Saddler, J. N., 1985, Enzyme Saccharification of Maize Stover,


Microbiology Technol., J. Bio- Bioresources and Bioprocessing, 2: 11.
chemistry, 7: 327-332. Puspaningsih, N. N. T., 2004, Pencirian
Gusakov, A.V., Kondratyeva, E.G., and Enzim Xilanolitik dan Kloning Gen
Sinitsyn, A.P., 2011, Comparison of Penyandi Xilosidase dari Bacillus
Two Methods for Assaying Reducing thermoleovorans IT-08, Disertasi,
Sugars in the Determination of Institut Pertanian Bogor.
Carbohydrase Activities, International Somogyi, M. J., 1952, Notes on Sugar
Journal of Analytical Chemistry, 1-4. Determination, Journal of Biolological
Irawati, R., 2016, Karakterisasi pH, Suhu dan Chemistry, 195: 19–23.
Konsentrasi Substrat pada Enzim Tirono dan Ali, 2011, Efek Suhu Pada Proses
Selulase Kasar yang Diproduksi oleh Pengarangan Terhadap Nilai Kalor
Bacillus circulans. Skripsi, Universitas Arang Tempurung Kelapa (Coconut
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Shell Charcoal), Universitas Islam
Malang. Negeri, Malang.
Liao, Hanpeng, Li, Shuixian, Wei, Zhong, Wang, N.S., 2009, Biochemical Engineering
Shen, Qirong dan Xu, Yangchun, 2014, Laboratory: Glucose Assay by Dinitro-
Insights Into High-Efficiency Ligno- salicylic Colorimetric Method,
cellulolytic Enzyme Production by University of Maryland, Maryland.
Penicillium oxalicum GZ-2 Induced by Wirajana, I.N., Kimura, T., Sakka, K., Wasito,
a Complex Substrate, Biotechnology E.B., Kusuma, E.K., & Puspaningsih,
For Biofuels, 7:162. N.N.T., 2016, Secretion of Geobacillus
Patel, H., Chapla, D., Divecha, J., dan Shah, thermoleovorans IT-08 α-L-Arabino-
A., 2015, Improved Yield of α-L- furanosidase (AbfA) in Saccharomyces
Arabinofuranosidase by Newly Isolated cerevisiae by Fusion with HM-1 Signal
Aspergillus niger ADH-11 and Peptide, Procedia Chemistry 18: 69 –
Synergistic Effect of Crude Enzyme on 74.

139

Anda mungkin juga menyukai