Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL

ANALISIS PRODUKSI DAN BIAYA

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Strategik yang dibimbing

oleh Dr. Susanto Tirtoprojo, M.M

Disusun Oleh:

Kharisma Praseya Adi (F0219075)

Moh. Elga Febriawan (F0219083)

Muhamad Naufal Hudha (F0219084)

Muhammad Akbar Fitrayanda (F0219085)

Muhammad Fatih Mafaiziddin (F0219090)

S-1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2021
A. Organisasi Produksi

Keputusan Produksi

Salah satu tugas seorang manajer yang penting adalah membuat keputusan
tentang banyak hal di dalam perusahaannya. Teori ekonomi menyederhanakan berbagai
macam keputusan yang terkait dengan produksi tersebut menjadi dua macam
keputusan, yaitu (1) berapa output yang akan diproduksi dan (2) berapa dan bagaimana
kombinasi faktor produksi (input) yang digunakan untuk menghasilkan tingkat output
yang telah ditetapkan.

Keputusan atas dua hal tersebut tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai
oleh perusahaan. Bila perusahaan bertujuan menggunakan secara penuh kapasitas
produksi yang dimiliki, output yang diproduksi tentu akan berbeda dengan tujuan untuk
meminimumkan biaya. Untuk tujuan pembahasan di sini, digunakan beberapa asumsi.
Asumsi pertama adalah bahwa tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah
memaksimumkan laba. Asumsi kedua adalah bahwa produsen menjual produknya pada
pasar persaingan sempurna.

Fungsi Produksi

Keterkaitan antara input-input yang digunakan dengan output yang dihasilkan


dapat ditunjukkan dalam suatu fungsi produksi (production function). Input yang tidak
bisa dirubah jumlahnya dalam jangka waktu tertentu disebut sebagai input tetap.
Sedangkan input lain yang dapat dirubah jumlahnya ketika produsen bermaksud
merubah jumlah output disebut input variabel.

Fungsi produksi menunjukkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan


dari suatu kombinasi input dalam jangka waktu tertentu. Kombinasi input mengacu
kepada jumlah masing-masing input yang digunakan dalam memproduksi suatu tingkat
produksi dari output bersangkutan.

Secara matematis, hubungan antara input dan output dalam suatu fungsi
produksi dapat dinyatakan dalam model fungsi produksi sebagai berikut:
Q = f(Xi)

Dimana Q adalah output dan Xi adalah input-input yang digunakan (dari input
ke-1 hingga ke-i). Sebagai penyederhanaan pembahasan, diasumsikan hanya ada dua
jenis input yang digunakan perusahaan dalam produksi, yaitu tenaga kerja (L) dan
modal (K), sehingga fungsi produksi secara lebih spesifik dapat dituliskan menjadi

Q = f(L, K)

Fungsi produksi ini menyatakan bahwa jumlah output Q tergantung pada


jumlah L dan K yang digunakan.

B. Teori Produksi Dengan Satu Input Variabel)

Jangka pendek adalah jangka waktu dimana produsen tidak bisa merubah paling
tidak satu jenis input ketika produsen bermaksud meningkatkan jumlah output. Bila ada
satu saja input tetap, berarti perusahaan berada dalam kondisi jangka pendek. Dengan
kata lain, dalam jangka pendek akan ada dua macam input yang dihadapi produsen,
yaitu input variabel dan input tetap. Fungsi produksi untuk menunjukkan hal ini dapat
dituliskan sebagai

̅)
Q = f(L, 𝑲

Bila produsen tidak bisa menambah jumlah modal yang dibutuhkan untuk
menghasilkan output lebih banyak karena suatu sebab, berarti produsen tersebut berada
dalam kondisi jangka pendek dalam pembuatan keputusan. Oleh karena itu, keputusan
untuk memaksimumkan laba hanya dapat dilakukan melalui tingkat output yang dapat
dihasilkan dengan keterbatasan yang dimiliki.

Total Product (TP) yaitu keseluruhan output yang dihasilkan dari hasil
penggunaan sejumlah faktor produksi tertentu.

TP = Q = f(L)

Produk marjinal (MP) yaitu tambahan produk yang diakibatkan oleh


bertambahnya seorang tenaga kerja.

𝜟𝑻𝑷
MPL =
𝚫𝐓𝐏
Gambar 8.1. Kurva Produk Total dan Produk Marjinal

450
400
350
300
250
200
150
100
50

20 40 60 80 100 120 140 160

20 40 60 80 100 120 140 160

Perubahan produk marjinal yang demikian tercermin dari bentuk kurva produk
total yang ditampilkan pada. Kurva TP mula-mula naik dengan kenaikan yang semakin
besar, kemudian naik dengan kenaikan yang semakin kecil dengan semakin banyak
pekerja yang digunakan. TP mencapai puncak dan kemudian menurun. Ketika TP naik
dengan kenaikan yang semakin besar, MP naik. MP menurun ketika TP naik dengan
kenaikan yang semakin kecil. Ketika TP mencapai titik puncak, pada saat itu MP = 0
dan MP bernilai negatif ketika TP menurun (lihat Gambar 8.1b).

Kurva TP dan MP menunjukkan berlakunya hukum hasil balik yang semakin


menurun (law of diminishing return) yang menyatakan bahwa apabila jumlah input
variabel ditingkatkan, dengan jumlah semua input lain tetap, maka kenaikan output
pada akhirnya menurun. Hal ini ditunjukkan dari bagian kurva MP input variabel yang
menurun. Dalam contoh kasus di atas, hukum hasil balik yang menurun ini terjadi pada
jumlah penggunaan pekerja di atas 40 orang.
Hukum hasil balik yang semakin menurun mencerminkan terjadinya trade-off
dalam menentukan tingkat produksi. Berkaitan dengan hal ini, produsen perlu
memutuskan berapa tingkat input yang dapat memaksimumkan laba atau yang disebut
tingkat input optimum.

Penggunaan input optimal dapat dicapai dengan cara menambah penggunaan


input hingga diperoleh laba yang maksimum. Tambahan laba karena tambahan satu unit
input disebut laba marjinal (marginal profit). Untuk kepentingan penentuan tingkat
input optimal yang perlu kita pertimbangkan adalah laba marjinal per unit input.
Dengan cara yang sama dengan produk marjinal, laba maksimum tercapai ketika laba
marjinal per unit input sebesar nol.

Penambahan input akan berdampak langsung pada penambahan output, yang


pada gilirannya akan menambah pendapatan (revenue). Tambahan pendapatan yang
terjadi karena penambahan input sebesar satu unit disebut pendapatan marjinal produk
(marginal revenue product, MRP). Secara umum, besarnya pendapatan produk marjinal
dapat dituliskan

MRPL = (MPL)(MR)

dimana MR menunjukkan pendapatan marjinal (marginal revenue) per unit


output, yang dalam kasus ini sebesar harga jual per unit output. MR akan konstan bila
harga jual produk tidak berubah.

Penambahan input juga berdampak pada terjadinya penambahan biaya.


Tambahan biaya karena tambahan input disebut biaya marjinal input (marginal cost of
an input, MCL). Tambahan laba yang dihasilkan dari setiap tambahan pekerja
merupakan selisih antara tambahan pendapatan karena penambahan pekerja dan
tambahan biaya untuk penambahan pekerja atau dapat dituliskan sebagai

L = MRPL - MCL

Ketika MRPL besarnya sama dengan MCL L = 0, penambahan pekerja


justru akan menurunkan laba. Dari sini dapat disimpulkan bahwa laba akan maksimum
ketika pendapatan produk marjinal sama dengan biaya marjinal input.

L maksimum: MRPL = MCL


C. Teori Produksi Dengan Dua Input Variabel
Ketika produsen dapat merubah kedua input yakni tenaga kerja dan modal,
berarti produsen berada dalam kondisi jangka panjang. Maksud dari jangka panjang
adalah jangka waktu dimana produsen dapat merubah semua jenis input ketika
produsen bermaksud meningkatkan jumlah output. Berbagai kombinasi yang
menghasilkan satu tingkat output tertentu tersebut dapat digambarkan pada suatu kurva
yang disebut isokuan (isoquant). Jadi isokuan berarti jumlah yang sama dari suatu
produk. Secara lebih khusus, isokuan menunjuk pada jumlah produk yang sama yang
dapat dihasilkan dari berbagai kombinasi input. Isokuan disebut juga isoproduct.
Dengan cara yang sama dapat ditentukan isokuan untuk berbagai tingkat output.
Secara umum, isokuan yang lebih tinggi menunjukkan tingkat output yang lebih besar
dan sebaliknya.

Dari isokuan dapat dilihat bahwa ada berbagai alternatif pilihan kombinasi input
untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu. Kombinasi-kombinasi tersebut dapat
ditemukan pada titik-titik sepanjang kurva isokuan. Di sini produsen harus menentukan
kombinasi yang paling optimum.

Isokos adalah berbagai kombinasi input yang dapat diperoleh dari sejumlah biaya
tertentu. Bila biaya lebih besar, isokos akan berada pada posisi lebih tinggi (kanan atas)
dan sebaliknya akan berada pada posisi lebih rendah (kiri bawah) bila biaya lebih kecil.
Kombinasi input yang optimum dapat ditentukan dari isokuan dan isokos. Kita akan
lihat lebih dulu bagaimana menentukan kombinasi yang memaksimumkan output bila
produsen menghadapi kendala keterbatasan biaya. Kemudian kita akan lihat bagaimana
kombinasi input untuk menghasilkan sejumlah output tertentu ditentukan sehingga
biaya minimum.

D. Kombinasi Input Optimum


Pada saat isokuan bersinggungan dengan isokos, pada saat itulah kombinasi
input yang optimum tercapai. Ketika dua kurva saling bersinggungan, maka slope
kedua kurva akan sama besar. Dengan kata lain, pada titik singgung kedua kurva,
slopeisokuan sama dengan slope isokos.

Slope isokuan = -MPL/MPK disebut juga sebagai MRTS (marginal rate of


technical substitution) yang menunjukkan sifat substitusi antara kedua input. Secara
lebih khusus, MRTS menunjukkan berapa banyak input L harus dikurangi bila input K
ditambah penggunaannya sebesar 1 unit. dapat disimpulkan bahwa dalam rangka
memaksimumkan output dengan biaya tertentu dan harga input yang tertentu pula,
produsen harus mengkombinasikan input yang digunakan sedemikian rupa sehingga
besarnya MRTS kedua input sama dengan perbandingan harga kedua input. Hal ini
mengindikasikan bahwa kombinasi input optimum tercapai ketika perbandingan
produk marjinal dan harga semua input adalah sama.

E. Kombinasi Optimum Input


Secara garis besarnya, kurva isoquant melambangkan kuantitas produksi,
sedangkan isocost memperlihatkan total biaya produksi. Kedua kurva ini menjadi
rujukan penting bagi perusahaan supaya bisa memproduksi hasil output semaksimal
mungkin dengan biaya yang telah ditentukan.
Dalam kurva isocost terdapat garis Isocost yakni garis yang mewakili semua
kombinasi dari dua input yang dapat dibeli oleh perusahaan dengan total biaya yang
sama. misalkan perusahaan hanya menggunakan tenaga kerja dan modal dalam
produksi. Biaya total atau pengeluaran perusahaan tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
𝑪 = 𝒘𝑳 + 𝒓𝑲
Keterangan
C : biaya total (cost)
W : upah (wage)
L : tenaga kerja (labor)
r : harga sewa (rental)
K : kuantitas modal yang digunakan
Dengan memngurangi wL dari kedua sisi lalu dibagi dengan r, maka persamaan umum
garis isocost menjadi:
𝑪 𝒘
𝑲= − 𝑳
𝒓 𝒓
Keterangan
C/r : titik potong vertikal garis isocost
-w/r : kemiringan

a) Kombinasi Input Optimum untuk Meminimumkan Biaya atau


Memaksimumkan Output
Kombinasi ini diperlukan untuk meminimumkan biaya produksi sejumlah
output tertentu atau memaksimumkan output untuk sejumlah biaya tertentu,
ditunjukkan oleh titik persinggan antara isokuan dan isocost. Kombinasi input
optimum yang diperlukan untuk meminumkan biaya dalam memproduksi tingkat
output tertentu atau output maksimum yang diproduksi perusahaan pada tingkat
biaya tertentu adalah titik persinggungan antara isokuan dan isocost.
Menghubungkan dari titik-titik persinggungan antara isokuan dan isocost (yaitu,
menghubungkan titik kombinasi input optimum) menghasilkan garis ekspansi
(expansion path) perusahaan. dengan kombinasi input yang optimum (yaitu, pada
titik persinggungan antara isokuan dan garis isocost, kemiringan (absolut) isokuan
atau tingkat marginal dari substitusi teknis tenaga kerja untuk modal sama dengan
kemiringan (absolut) isocost atau rasio dari harga input.
𝒘
Maka diperoleh rumus: 𝑴𝑹𝑻𝑺 = 𝒓

Kombinasi input yang optimum dituliskan sebagai berikut :


𝑴𝑷𝑳 𝒘 𝑴𝑷𝑳 𝑴𝑷𝑲
= → =
𝑴𝑷𝑲 𝒓 𝒘 𝒓
Persamaan di atas dapat diartikan bahwa untuk meminimumkan biaya produksi
(atau untuk memaksimumkan output dengan tingkat biaya tertentu), tambahan
output atau produk marginal per dolar yang dikerluarkan untuk tenaga kerja harus
sama dengan produk marginal per dolan yang dikeluarkan untuk modal.
b) Maksimisasi Laba
Untuk memaksimumkan laba, suatu perusahaan sebaiknya menggunakan setiap
input sampai produk pendapatan marginal dari input sama dengan biaya sumber
daya marginal untuk menyewa input tersebut. Dengan harga input konstan, artinya
perusahaan harus mempekerjakan setiap input sampai produk pendapatan marginal
dari input yang bersangkutan sama dengan harga input tersebut.
Dengan menggunakan tenaga kerja dan modal sebagai input variabel,
perusahaan aka memaksimisasi laba dengan menggunakan tenaga kerja dan modal
sampai produk pendapatan marginal tenaga kerja (MRPL) sama dengan titik upah
(w) dan sampai produk pendapatan marginal modal (MRPK) sama dengan harga
sewa modal (r). Sehingga, untuk memaksimumkan keuntungan perusahaan
sebaiknya menggunakan tenaga kerja dan modal dengan :
𝑴𝑹𝑷𝑳 = 𝒘
𝑴𝑹𝑷𝑲 = 𝒓
c) Efek Perubahan Harga input

Mulai dari suatu kombinasi input yang optimum, jika harga suatu input
menurun, perusahaan akan mengganti atau mensubstitusi input yang lebih murah
dengan input-input lain dalam suatu produksi untuk mencapai suatu kombinasi
input optimum yang baru. Mudah tidaknya perusahaan melakukan subtitusi K dan
L dalam produksi tergantung bentuk dari isokuan.

F. Skala Hasil (Returns to Scale)


Skala hasil produksi (return to scale) mempunyai tiga kemungkinan hasil
produksi. Skala produksi atau skala hasil produksi merupakan perubahan skala output
(hasil produksi) akibat dari penggandaan input/faktor produksi yang digunakan. Ingat
bahwa, skala produksi dari sisi produksi disini masih berhubungan dengan pembahasan
teori produksi. Disini akan melihat kondisi dimana perusahaan ingin menambah
input/faktor produksi baik itu menambah tenaga kerja dan mesin. Skala produksi
melihat akibat perubahan skala penambahan input tersebut akan menghasilkan berapa
output. Skala hasil (return to scale) adalah derajat sejauh mana output berubah akibat
perubahan tertentu dalam kuantitas semua input yang dipakai dalam produksi. Terdapat
tiga tipe dalam skala hasil: tetap, meningkat, dan menurun.
 Skala Hasil Tetap (Constant Return To Scale)
Jika kuantitas semua input yang digunakan dalam produksi ditingkatkan secara
proporsional, maka akan didapatkan skala hasil tetap (constant return to scale), jika
output meningkat dalam proporsi yang sama.
Jika = h, maka f memiliki skala hasil konstan.
Jika = h, maka f memiliki skala hasil konstan.

 Skala hasil meningkat (increasing return to scale)


Jika output meningkat dalam proporsi yang lebih besar.

Jika > h, maka f memiliki skala hasil yang


meningkat.

 Skala hasil menurun (discreasing returns to scale) jika output menurun dalam
proporsi yang lebih kecil.

Jika < h, f memiliki skala hasil yang menurun

Skala hasil meningkat muncul karena sejalan dengan skala operasi yang
semakin meningkat, semakin besar pembagian dan spesialisasi tenaga kerja yang dapat
terjadi dan lebih terspesialisasi sehingga produktivitas mesin dapat digunakan. Skala
hasil menurun, di lain pihak timbul terutama karena dengan skala operasi yang
meningkat, makin sulit memperoleh perusahaan yang efektif dan mengoordinasikan ke
berbagai operasi dan divisi pada perusahaan tersebut. Faktanya, kekuatan untuk skala
hasil yang meningkat atau menurun sering beroperasi beriringan, dimana yang pertama
biasanya terjadi pada tingkat output yang sangat besar.

G. Fungsi Produksi Empiris


Fungsi produksi yang secara umum digunakan dalam estimasi adalah fungsi
produksi Cobb-Douglas,
𝑸 = 𝑨𝑲𝒂 𝑳𝒃
di mana Q,K, dan L mengacu pada kuantitas output, modal, dan tenaga kerja, sedangkan
A, a, dan b adalah parameter yang akan diestimasi secara empiris. Persamaan ini sering
disebut sebagai fungsi produksi Cobb-Douglas sebagai penghormatan terhadap Charles
W. Cobb dan Paul H. Douglas, yang memperkenalkanya pada tahun 1920-an.
Fungsi produksi Cobb-Douglas mempunyai beberapa ciri sebagai berikut :
1. Produk marginal dari modal dan produk marginal dari tenaga kerja tergantung pada
kuantitas dua-duanya, baik kuantitas modal maupun kuantitas tenaga kerja yang
digunakan dalam produksi.
2. Pangkat K dan L (yaitu a dan b) secara berturut-turut mencerminkan skala hasil
elastisitas output terhadap modal dan tenaga kerja. Jika a + b = 1, kita memperoleh
hasil tetap. Jika a + b > 1, maka kita memperoleh skala hasil meningkat. Dan jika a
+ b < 1, maka kita memperoleh skala hasil menurun.
3. Fungsi produksi Cobb-Douglas dapat diperoleh dengan estimasi melalui analisis
regresi dan mentransformasikan menjadi
𝑰𝒏 𝑸 = 𝑰𝒏 𝑨 + 𝒂 𝒊𝒏 𝑲 + 𝒃 𝑰𝒏 𝑳
4. Fungsi Produksi Cobb-Douglas dapat dengan mudah dikembangkan dengan
menggunakan lebih dari dua input (missal modal, tenaga kerja, dan sumber daya
alam)
Fungsi produksi Cobb-Douglas dapat diestimasi dari data untuk satu perusahaan
sepanjang waktu menggunakan analisis deret-waktu, atau untuk sejumlah perusahaan
pada satu titik waktu menggunakan data kerat-lintang. Dalam kedua kasus ini, peneliti
mungkin akan menemukan beberapa kesulitan potensial, seperti :
 Kesulitan dalam mengukur output dan input modal karena jika perusahaan
memproduksi sejumlah produk yang berbeda-beda, output harus diukur dalam
satuan moneter dibanding dalam satuan fisik dan hanya modal yang dikonsumsi
dalam produksi yang seharusnya dihitung.
 Dalam analisis deret-waktu, perusahaan harus memperhitungkan perubahan
teknologi sepanjang waktu. Sedangkan dalam analisis kerat-lintang, perusahaan
harus yakin bahwa mereka menggunakan teknologi yang sama.
H. Inovasi dan Daya Saing Global
a) Arti dan Pentingnya Inovasi
Pengenalan inovasi adalah determinan tunggal yang paling penting bagi daya
saing perusahaan dalam jangka panjang baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Inovasi pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu inovasi produk
(product innovation) yang berarti pengenalan produk baru atau produk yang telah
dikembangkan dan inovasi proses (process innovation) yaitu pengenalan proses
produksi baru atau yang telah dikembangkan. Jika perusahaan tidak agresif dan
berkesinambungan mengembangkan produk atau proses produksi, mereka pasti
akan dikalahkan oleh perusahaan lain yang lebih inovatif.
Pengenalan inovasi dipicu oleh kompetisi global yang kuat serta persaingan
domestik yang sangat ketat, hal ini disebabkan karena :
1. Persaingan memaksa perusahaan-perusahaan berinovasi secara terus-menerus
atau kehilangan pangsa pasar.
2. Persaingan mengarahkan kepada perkembangan ide-ide baru yang cepat.
Sehingga untuk bisa sukses di dunia sekarang, perusahaan harus mangadopsi
strategi daya saing global, yang berarti mereka secara kontinu harus menggali dunia
untuk ide-ide produk baru dan proses. Risiko dalam mengenalkan inovasi baru
sangat tinggi. Inovasi produk baru tersebut bisa gagal karena perencanaan yang
buruk dan masalah produksi yang tidak diharapkan.
b) Inovasi dan Daya Saing Internasional Perusahaan-perusahaan AS
Menurut model siklus produksi (product cycle model), perusahaan yang
memperkenalkan inovasi bagaimanapun juga secara berkala kelihangan pasar
ekspor atau bahkan pasar domestiknya karena diambil oleh perusahaan imitator
asing yang bisa membayar upah lebih murah dan secara umum mengeluarkan biaya
lebih rendah. Dalam kenyataanya, di banyak kasus, banyak perusahaan AS
kehilangan daya saing terhadap pesaing asing, terutama perusahaan jepang. Salah
satu alasan pentingnya adalah bahwa perusahaan AS dalam berbagai industri
tersebut kebanyakan menggunakan inovasi produk, sedangkan perusahaan jepang
kebanyakan menggunakan inovasi proses.
Selama tahun 1970 sampai 1980-an, perusahaan-perusahaan jepang menjadi
pemimpin teknologi pada banyak bidang. Seperti contoh perusahaan Toyota yang
menjadi pelopor sistem produksi tepat waktu (just-in-time production system).
Sistem produksi tepat waktu didasari pada keharusan ketersediaan setiap bagian
atau komponen hanya pada saat dibutuhkan. Hal ini menghindari biaya inventori
dan penanganan dua kali dari berbagai komponen sehingga meningkatkan efisiensi
secara umum. Pada tahun 1980-an di bawah ancaman para pesaing jepang,
perusahaan AS terutama yang bergerak di bidang teknologi tinggi melakukan
restrukturalisasi secara besar-besaran. Sehingga pada tahun 1990-an AS berhasil
mengembalikan posisi mereka sebagai pemimpin industri.
c) Revolusi Produksi dengan Bantuan Komputer yang Baru dan Daya Saing
Internasional Perusahaan AS
Sejak awal tahun 1990-an, revolusi produksi telah terjadi di Amerika Serikat
yang didasari oleh desain dengan bantuan komputer dan produksi dengan bantuan
komputer, sehingga produktivitas dan daya saing internasional dari perusahaan-
perusahaan AS meningkat secara tajam. Desain dengan bantuan komputer
(computer aided design-CAD) memungkinkan para teknisi penelitian dan
pengembangan untuk mendesain sebuah produk, melakukan eksperimen secara
cepat dan tepat, serta dapat menguji keandalan produk tersebut melalui layar
komputer. Sedangkan produksi dengan bantuan komputer (computer aided
manufacturing-CAM) mengeluarkan instruksi terhadap jaringan dari perangkat
mesin yang diintegrasikan untuk memproduksi prototipe produk yang ingin
dikembangkan.

I. Ringkasan/kesimpulan
Salah satu tugas seorang manajer yang penting adalah membuat keputusan
tentang banyak hal di dalam perusahaannya. Dua macam keputusan dalam produksi,
yaitu (1) berapa output yang akan diproduksi dan (2) berapa dan bagaimana kombinasi
faktor produksi (input) yang digunakan untuk menghasilkan tingkat output yang telah
ditetapkan.
Pengenalan inovasi adalah determinan tunggal yang paling penting bagi daya
saing perusahaan dalam jangka panjang baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Inovasi pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu inovasi produk (product
innovation) dan inovasi proses (process innovation).
J. Contoh Soal
Perusahaan yang bergerak pada bidang pertanian semula mempunyai 6 tenaga
kerja dan jumlah modal sebanyak 14. Kemudian perusahaan akan menambah dua
tenaga kerja dengan mengurangi jumlah modal sebanyak 6, tanpa ada perubahan pada
total produksi. Hitung Marginal Rate of Technical Subtitution perusahaan tersebut!
Jawab:
∆L = 2
∆K = -6
MRTSLK = - ∆K/ ∆L
MRTSLK = -(-6)/2
MRTSLK = 3
Jadi MRTSLK perusahaan tersebut adalah 3. Artinya perusahaan dapat menukar
atau mengurangi 3 modal K dengan menambah 1 Tenaga Kerja L.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, M. Y. 2018. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Berdasar Teori
Ekonomi. Semarang: Unika.
Salvatore, Dominick. 2004. Managerial Economics in A Global Economy, 5th edition.
South Western: Harcout Collect Publisher.

Anda mungkin juga menyukai