Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwi Intan Maharani

Kelas : XII MIPA 1

Mengunjungi Galeri Wayang dan Galeri Menong

Purwakarta memiliki banyak objek wisata, salah satunya adalah Galeri Wayang dan Galeri
Menong. Galeri Wayang adalah sebuah wisata yang berbasis edukasi karena di dalam galeri wayang
ini banyak sekali kesenian daerah yang harus dilestarikan. Selain itu Galeri Menong merupakan
tempat oleh – oleh khas Purwakarta. Galeri Wayang dan Galeri Menong bertempat di satu lokasi
yang sama dengan jarak yang berdekatan, yaitu di alun-alun Purwakarta. Tentunya hal ini menjadi
suatu kebanggan bagi Indonesia terutama kota Purwakarta karena menjadi daya tarik wisatawan
lokal maupun asing.

Pada tanggal 17 Januari 202, siswa XII MIPA 1 dari SMAN 2 Purwakarta mengunjungi Galeri
Wayang dan Galeri Menong bersama dengan 3 orang guru untuk melakukan pembelajaran diluar
kelas atau bisa disebut dengan outing class yang berguna untuk meningkatkan antusiasme siswa
dalam belajar.

Galeri yang pertama kali dikunjungi adalah Galeri Wayang. Saat tiba di Galeri Wayang akan
disambut ramah oleh tuan rumah dan di pandu selama kita berada di dalam galeri. Prokes yang
dijalankan pun cukup ketat dan bagus. Penjelasan yang diberikan cukup jelas dan rinci. Memasuki
galeri wayang, kita akan melihat suasana dalam galeri yang begitu memanjakan mata karena
terdapat deretan peninggalan sejarah yang terpampang indah. Galeri ini dipisah menjadi dua
ruangan yang berbeda yakni, ruangan pertama terdapat 8 Wayang dengan karakter Bima dari
berbagai daerah di Indonesia. Wayang Bima sendiri memiliki ciri khas yaitu memiliki paku pancanaka
dan kalung pasa naga, namun untuk wayang Bima modern tidak menampilkan kalung pasa naga.
Terdapat juga 2 dinding relief 3 dimensi yang dipahat, gambar timbul ini menceritakan tentang kisah
cinta Rama & Shinta dan kisah Mahabharata. Tembok ini berasal dari Bandung.

Terdapat pohon hayat yaitu pohon kehidupan tentang wayang. Pohon ini berbentuk silindris
yang diatasnya berbentuk menyerupai cabang pohon dan dibawahnya menyerupai akar pohon. Pada
badan pohon ini terdapat wajah wayang yang ditinggikan atau menonjol. Ada 70 karakter Wayang di
pohon Hayat ini. Pohon ini bersifat kasta. Semakin tinggi berarti semakin tinggi derajat atau
kedudukannya. Di kanan kiri pohon Hayat terdapat banyak lukisan kaca yang berasal dari Cirebon.
Lukisan ini dilukis terbalik dari belakang. Lukisan ini menceritakan tentang Ramayana.

Selain itu terdapat pembuatan suling tradisional yang dibuat oleh pak Rahmat Junaedi (69)
atau yang biasa dipanggil Abah Djudju. Abah Djudju telah membuat suling dari umur 9 tahun, secara
otodidak.

Untuk ruangan kedua, koleksi-koleksi wayang dipajang dan dapat dimainkan oleh para
pengunjung. Terdapat contoh panggung pementasan pewayangan, satu set wayang golek dari
Purwakarta, Surabaya, Jawa Barat, Wayang kulit dari Jawa Tengah, Wayang Santri, Wayang cepak
dari Cirebon. Tidak ketinggalan ada juga Wayang Kelitik , Wayang Betawi dan Wayang Suket. Yang
unik dari ruangan ini terdapat banyak sekali penjelasan yang di tempel di dinding membuat
pengunjung bisa membacanya sendiri. Selain itu ada juga cara pembuatan wayang yang dijelaskan
langsung oleh Abah seperti bagaimana cara memahat, perbedaan wayang modern dan klasik dll.

Galeri kedua yang dikujungi adalah Galeri Menong tempat berbagai macam oleh – oleh khas
Purwakarta disini terdapat produk – produk yang dibuat oleh pelaku UMKM di Purwakarta, termasuk
kemasannya. Produk – produk yang di jual yaitu, keramik dari Plered, makanan khas Purwakarta
seperti semprong, simping, abon, dll. Selain itu, Galeri Menong juga menampilkan batik khas
Purwakarta dengan motif gerabah. Saat ini Purwakarta memiliki 10 motif batik yang terinspirasi dari
gapura, jalan raya, gunung parang, ikan balidra, manggis, pala, dan gerabah. Kerajnan dan makanan
yang ada disini memiliki harga yang bervariasi mulai dari Rp. 12.000 hingga ratusan ribu rupiah.

Galeri Menong buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 19.00 WIB sedangkan untuk Galeri
Wayang buka setiap hari Selasa hingga Minggu. Pada saat hari Senin dan tanggal merah galeri ini
dliburkan dari pengunjung. Jam buka galeri ini dimulai dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Anda dapat
mengunjungi galeri ini bersama keluarga pada jam tersebut dan saat memasuki galeri ini tidak
dipungut biaya.

Saat saya menjalankan outing class ini saya merasa bahagia dan menjadi tahu ternyata
banyak hal yang belum saya ketahui tentang wayang – wayang yang ada di Indonesia ini. Outing
class ini menurut saya sangat seru karena pada saat mengunjungi galeri bersama teman – teman
banyak hal yang terjadi diluar dugaan seperti kita yang mendapat hadiah karena benar menebak
sebuah lagu dari suling dll. Hanya saja yang kurang dari outing class ini yaitu akan ada beberapa anak
yang berpikir untuk kabur atau pulang setelah melakukan outing class ini padahal setelah outing
class kita harus kembali ke sekolah untuk melakukan pembelajaran selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai