Anda di halaman 1dari 16

Hervina

Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD DR. R.M Djoelham

Kota Binjai

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara

CHLAMIDYA TRICOMANTIS

1
CHLAMIDYA TRICOMANTIS
BAB I

PENDAHULUAN

Klamidiasis adalah infeksi PMS (penyakit menular seksual) yang dikenal


dengan nama Uretritis Non-Gonore atau Uretritis Non-Spesifik (UNS) ini
disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.3 Istilah Chlamydia trachomatis
hanya ditemukan pada manusia.3

Kebanyakan klamidia tidak menimbulkan gejala atau gejalanya hanya samar-


samar.Kondisi tanpa gejala in dapat berlangsung dalam hitungan minggu atau bulan. 1
Masa inkubasi berkisar antara 1-3 minggu sampai menyebabkan infeksi genital
menular seksual dan infeksi neonatal.1

Bila tidak segera ditangani, Klamidia dapat menyebabkan penyakit radang


panggul yaitu terjadinya nyeri panggul kronis akibat infeksi pada uterus dan saluran
tuba. Lebih lanjut penyakit radang panggul dapat menyebabkan infertilitas dan
kehamilan ektopik.2 Pada pria bila tidak ditangani segera dapat menyebabkan infeksi
di testis, rasa sakit dan bengkaknya salah satu atau bahkan kedua testis/buah
zakarserta mengurangi kesuburan.2

Deteksi dini dan pengobatan segera yang tepat dan sampai tuntas memberikan
prognosis yang baik dan mengurangi resiko komplikasi jangka panjang.2

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Klamidiasis adalah infeksi PMS (penyakit menular seksual) yang sangat


umum menyerang manusia. 3 Penyakit yang juga dikenal dengan
nama Uretritis Non-Gonore atau Uretritis Non-Spesifik (UNS) ini
disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.3 Istilah Chlamydia
trachomatis hanyaditemukan pada manusia.3

Klamidia bukan merupakan penyebab vaginitis, tetapi dapat mengerosi


daerah serviks, sehingga dapat menyebabkan keluarnya cairan mukopurulen.3
Cairan ini mungkin dianggap pasien berasal dari vagina. 1 Chlamidya dapat
berkembang biak di selaput lendir dari alat kelamin dan alat reproduksi
manusia, seperti leher rahim, rahim, saluran indung telur dan saluran kencing. 3
Penyakit ini dapat pula menyebabkan gangguan pada mata
(konjungtivitis).3Infeksi ini dapat diobati dengan mudah tapi jika tidak
ditangani dapat menyebabkan masalah kesehatan dan kesuburan.3

2. Etiologi

3
Terdapat 3 spesies yang patogen terhadap manusia yaitu :1

a. C.pneumoniae
Penyebab penyakit saluran pernapasan termasuk pneumonia dan
merupakan penyebab arteri koroner.1
b. C.psittaci
Penyebab Psittacosis pada manusia, Ornitosis pada burung,
pneumonitis pada kucing.1

c. C.trachomatis
Menyebabkan infeksi kelamin, konjungtivitis.
Masa inkubasi berkisar antara 1-3 minggu sampai menyebabkan infeksi
genital menular seksual dan infeksi neonatal.1
3. Epidemiologi
Sering ditemukan infeksi Chlamydia pada wanita dewasa yang seksual
aktif, dan berhubungan erat dengan usia muda pertama kali kontak seksual
serta lamanya waktu aktivitas seksual.4 Pada wanita urban, ditemukan 15%
infeksi endoserviks yang disebabkan oleh Chlamydia, sedangkan pada wanita
hamil dengan sosio-ekonomi rendah ditemukan sebanyak lebih dari 20%.4

Pada pria sering menimbulkan radang pada saluran kemih khususnya


urethritis.4 Pada wanita klamidia lebih sering menyebabkan servisitis yaitu
infeksi leher rahim dan penyakit peradangan pelvis bahkan menyebabkan
infertilitas4

4. Faktor Resiko
 Usia muda < 25 tahun
 Pasangan terkena urethritis
 Berganti-ganti pasangan
 Swab endoserviks yang menimbulkan perdarahan
 Pemakaian kontrasepsi oral : dapat menyebabkan ektopi serviks
 Servisitis : banyak ditemukan pada pasien dengan ektopi serviks(5)

4
5. Diagnosis
a. Anamnesis

Berdasarkan penilitian WHO untuk menggali faktor resiko jika ada


jawaban “ya” untuk satu atau lebih pertanyaan berikut maka pasien
beresiko tinggi.(3)

 Jumlah pasangan seksual >1 orang dalam 1 bulan terakhir


 Berhubungan seksual dengan orang beresiko tinggi
 Berhubungan seksual dengan PSK dalam 1 bulan terakhir

Dari anamnesis juga kita dapatkan informasi dari keluhan


pasien yang menunjukkan gejala-gejala Klamidiasis.3

Karena kebanyakan klamidia tidak menimbulkan gejala atau


gejalanya hanya samar-samar.Kondisi tanpa gejala in dapat
berlangsung dalam hitungan minggu atau bulan.1

Gejala infeksi pada wanita:2

 Perubahan cairan vagina(keputihan abnormal : banyak, encer, bau)


 Rasa perih dan terbakar saat buang air kecil
 Perdarahan abnormal di luar periode menstruasi atau setelah
berhubungan seks
 Nyeri saat berhubungan seks (dyspareunia)
 Nyeri perut
 Nyeri panggul
 Demam ringan
 Pembengkakan di dalam vagina atau sekitar anus

Gejala infeksi pada pria:2

5
 Kemerahan pada penis
 Rasa perih atau terbakar saat buang air kecil
 Keluar cairan dari uretra berwarna bening/putih susu. Umumnya
pagi hari dapat juga berupa bercak di celana dalam
 Pembengkakan testis sampai sekitar anus

Pada pria bila tidak ditangani segera dapat menyebabkan


infeksi di testis, rasa sakit dan bengkaknya salah satu atau bahkan
kedua testis/buah zakar serta mengurangi kesuburan.2 Klamidia dapat
juga menyebabkan peradangan sendi pada pria.2 Hal ini dikenal
sebagai artritis reaktif dan kadang-kadang disertai dengan peradangan
pada saluran kencing dan mata, yang dikenal sebagai Sindrom Reiter.2
Hal ini lebih mungkin terjadi pada pria daripada wanita.2

Penting untuk mengetahui apakah telah melakukan hubungan


seksual dengan istri pada waktu keluhan sedang berlangsung,
mengingat hal ini dapat menimbulkan penularan secara fenomena
pingpong karena dapat menularkan infeksi ke pasangannya tanpa
disadari.2

b. Pemeriksaan Fisik

Pasien perempuan diperiksa dengan berbaring pada meja


ginekologi dalam posisi litotomi.3 Lakukan inspeksi dan palpasi pada
mons pubis, labia dan perineum.3 Periksa daerah genitalia luar dengan
memisahkan kedua labia, perhatikan adakah kemerahan,
pembengkakan, luka/lecet, massa, atau sekret dan darah.3 Jika ada
sekret deskripsikan warna, jumlah, konsistensi dan bau.3

Pada pasien laki-laki dapat dilakukan sambil berdiri atau


duduk.3 Perhatikan daerah penis dari pangkal penis hingga gland penis

6
dan daerah skrotum.Periksa apakah ada tanda inflamasi, lesi, sekret
atau darah.3

Baik pada pasien perempuan dan laki-laki juga perlu diperiksa


daerah inguinal untuk memeriksa apakah ada pembesaran kelenjar
getah bening.3

c. Pemeriksaan Penunjang

Metode skrining penting untuk menegakkan diagnosis


penyakit Klamidia yang asimtomatik (dimulai di Amerika Serikat
dan direkomendasikan di Inggris). 3 Namun para ahli masih
belum menemukan kesepakatan apakah skrining penting untuk
laki-laki atau tidak. 3 NAAT dan DNA strand displacement
amplification (SDA) sekarang menjadi tes-tes andalan. 3
NAAT untuk Klamidia dapat dilakukan dengan mengambil
sampel spesimen yang dikumpulkan dari leher rahim
(perempuan) atau uretra (laki- laki).3 Tes PCR Swab genital

dilakukan pada vagina, serviks, anus atau urin.3

 Kultur
Hingga awal 19980, metode utama diagnosis Klamidia dengan
inokulasi dibantu dengan sentrifugasi bahan klinis pada sel hidup yang
rentan pada kultur jaringan diikuti inklusi Chlamidyasetelah melewati

7
masa inkubasi yang sesuai. Namun sekarang kultur sel kurang
sensitif.5
Kerugian : membutuhkan persyaratan khusus dalam teknik pembiakan
maupun transport specimen agar kultur sel dapat dibiakkan dengan
baik sehingga tidak praktis dan hanya sesuai untuk sampel invasive
dalam jumlah kecil serta cukup mahal.5
 Tes Deteksi Antigen
Umumnya menggunakan lipopolisakarida (LPS) Chlamidya
sebagai sarana untuk mendeteksi badan elementer Chlamidya pada
specimen genital.5 Tes ini paling banyak digunakan adalah Direct
Flourescent Antibodi Assay (DFA) dan Tes Enzyme Immunoassays
(EIA)5

 Tes Deteksi Asam Nukleat


1) Nucleid Acid Hybridization Test
Seluruh pemeriksaan diagnostic Klamidia berdasar asam
nukleat bergantung pada hibridisasi tetapi yang dimaksudkan
disini adalah metode pemeriksaan yang tidak melibatkan
amplifikasi terlebih dahulu dari asam nukleat target.5
2) Nucleid Acid Amplification Test (NAAT)
Menerapkan prinsip identifikasi sekuensi asam nukleat spesifik
(DNA atau RNA) pada specimen yang diperiksa dan
menggunakan enzim spesifik menghasilkan banyak kopian
sekuensi yang dapat terdeteksi.Pemeriksaan ini memungkinkan
deteksi tinggi untuk C. trachomatispada individu simptomatis.5
Metode ini menungkinkan penggunaan sampel klinis non
invasive seperti urin atau vaginal swab.Kerugian : lebih mahal
daripada pemeriksaan lainnya. 5

8
 Serologi
Antibodi Chlamidya digunakan sebagai penanda bermanfaat
pada penelitian epidemiologi riwayat infeksi Chlamidya.5 Namun
pengukuran antibody ini banyak bermasalah seperti tidak ada standar
yang disetujui secara umum.Pada beberapa individu respon antibody
Chlamidya setelah infeksi mungkin terlambat atau bahkan tidak
ada.Bila dijumpai antibody umumnya bertahan lama setelah infeksi
hilang. 5
6. Patogenesis

Klamidia adalah bakteri intra selular kecil yang membutuhkan sel - sel
yang hidup untuk bermultiplikasi.5 Kromosom bakteri klamidia terdiri dari
kurang lebih 1 juta pasangan basa dan memiliki kapasitas untuk mengkodekan
lebih dari 600 protein. Ada 18 serotipe dari klamidia trakomatis yang
teridentifikasi.5 Serotipe D - K merupakan penyebab infeksi menular seksual
dan infeksi neonatal.5 Tidak ditemukan bukti kuat bahwa sindroma genital
spesifik atau manifestasi klinis, seperti PID, disebabkan oleh serotipe yang
spesifik. Siklus sel dari klamidia berbeda dari bakteria yamg lain.5

Endositosis membuat terjadinya formasi inklusi intraselular yang


terikat membran.5 Kemampuan dari klamidia untuk merubah dari fase
istirahat ke fase replikasi, bentuk infeksius dalam sel penjamu yang
meningkatkan kesulitan dalam mengeliminasi mikroba ini.5 Masih banyak
yang belum dapat dimengerti mengenai mekanisme spesifik kejadian dalam
membran, perlekatan, endositosis, multiplikasi dari organisme dalam sel,
tansformasi dari metabolik inaktif badan retikulat (RB) ke metabolik aktif
replikatif badan elementer (EB), dan ekspresi dari antigen Klamidia yang
berbeda selama siklus sel.4 Klamidia trakomatis memiliki genom yang sangat
kecil, tetapi itu bukan berarti klamidia tidak memiliki siklus perkembangan
hidup yang kompleks, siklus ini terdiri dari dua bentuk: EB, yang di disain
untuk dapat bertahan diluar sel manusia dan untuk menginfeksi sel manusia

9
yang baru, dan RB yang lebih rentan sebagai bentuk pembelahan diri bakteria
ini.4 Bagian dalam dari sel manusia ini sangat kaya akan nutrisi, sehingga RB
tidak perlu membuat banyak asam amino dan komponen-komponen lain yang
biasanya dibutuhkan sel-sel yang hidup bebas.4 Meskipun klamidia trakomatis
memiliki gen yang sedikit untuk biosintesis asam amino, genom-genonmya
memiliki gen-gen untuk beberapa jalur pembangkit energi, termasuk
glikolisis, dan jalur pentose phosphate.

Pada awalnya, diyakini bahwa klamidia trakomatis adalah suatu


parasit adenosine triphosphate (ATP) yang tidak memiliki ATP dan harus
mendapatkannya dari sel penjamu.4 Ternyata hal ini telah diketahui salah,
terutama untuk klamidia trakomatis. Spesies lain dari klamidia mungkin
parasit ATP, berdasarkan dari kurangnya gen untuk biosintesis energi.4
Meskipun klamidia memiliki sitoplasmik tipe gram negatif dan membran luar,
baik EB maupun RB tidak memiliki peptidoglikan.4 Bagaimana bakteria ini
menghindari lisis? RB mungkin dilindungi dalam beberapa hal dengan adanya
osmolaritas yang tinggi dari bagian dalam sel manusia. 4 EB bagaimanapun,
harus beradaptasi dengan kondisi osmolaritas yang rendah diluar sel
penjamu.4 Jawaban dari pertanyaan kenapa EB resisten terhadap lisis
tampaknya karena membran EB memiliki protein dengan persilangan multipel
disulfida. Ini termasuk protein yang dinamakan major outer membrane protein
(MOMP), polymorphic outer membrane protein (POMP), dan cysteine-rich
proteins (CRP). 6,7

10
7. Patofisiologi

Chlamydia merupakan bakteri gram negatif, bentuk sferis, tidak


bergerak, tidak dapat menghasilkan energi sendiri sehingga hidup
intrasel.5 Chlamydia berkembang melalui 3 stadium, yaitu badan elementer
yang infeksius, badan inisial, dan badan intermedier.5 Badan elementer masuk
ke dalam sel dengan cara fagositosis.5 Dalam waktu 8 jam badan elementer
berkembang menjadi badan inisial yang tidak infeksius.4 Empat jam
berikutnya, badan inisial membelah secara biner, membentuk badan
intermedier dan kemudian menjadi badan elementer yang siap menginfeksi sel
lainnya.5

Pematangan badan inisial menjadi badan elementer disertai dengan


peningkatan sintesis DNA dan RNA.Pada waktu sel hospes pecah, badan
elementer tersebar keluar dan menimbulkan infeksi pada sel hospes baru. 5
Siklus perkembangan Chlamidya makan waktu 24-48 jam.Chlamydia tahan
terhadap fagositosis, tidak terpengaruh oleh enzim lisosom,dan dapat
menghambat sintesis DNA sel hospes.5

11
Chlamidya trachomatis menyerang epitel silindris mukosa
serviks.Gejala awal mulai timbul dalam 3-12 hari setelah terinfeksi.2

8. Diagnosa Banding

Pemeriksaan Lokasi Subjek Efluroresensi Gambar

• OUE Hiperemis
• Gatal
• edema
• Panas
Gonorea Genital • Ektropion
• Nyeri
• Sekret
• Diuria
mukopurulen

• Gatal • OUE Hiperemis


Trikomoniasis Genital • Disuria • Sekret
• Poliuria Mukopurulen

• Gatal
• Nyeri • OUE Hiperemis
• Disuri • Edema
Klamidiasis Genital
Ringan • Sekret
• Sering Seropurulen
Kencing

9. Penatalaksanaan

Penyakit klamidia dapat disembuhkan dengan antibiotic secara efektif


setelah terdeteksi. Centre for Disease Control (CDC-US) menyediakan
pedoman untuk perawatan klamidia sebagai berikut: 5
 Azitromisin 1 gram oral sebagai dosis tunggal
 Doksisiklin 2 X 100 mg selama 7 - 14 hari

12
 Tetrasiklin 4 X 500 mg selama 5 – 7 hari
 Eritromisin 4 X 500 mg selama 5 – 7 hari. Eritromisin adalah
obat alternatif dan obat pilihan bagi bayi baru lahir dan untuk wanita
hamil atau yang diduga hamil.5

10. Edukasi dan Komunikasi


 Melakukan skrining Klamidiasis pada wanita muda agar bisa
mendeteksi lebihdini penyakit klamidia dan melakukan pengobatan
lebih lanjut.5
 Tidak bergonta-ganti pasangan, setia pada satu pasangan.5
 Tidak berhubungan seksual secara vaginal, anal maupun oral
dengan orangyang terinfeksi.5
 Menggunakan kondom lateks secara konsisten dan benar dari
awal kontak seksual sampai tidak ada lagi kontak kulit.5
 Selalu menjaga kebersihan organ kelamin dan membersihkan kelamin
dengan cara yang tepat.5
 Mencuci tangan dan daerah kelamin setelah
berhubungan seks d e n g a n menggunakan sabun desinfektan.
Tangan harus dicuci sebelum menyentuh wajah kita sendiri atau bagian
tubuh lainnya.1
 Tidak melakukan hubungan seksual dahulu selama masa pengobatan
sampai dinyatakan sembuh total oleh dokter untuk mencegah
penyebaran infeksi Klamidiasis.5

11. Komplikasi
Apabila infeksi C. trachomatis ini dibiarkan seringkali menjadi lebih
berat dan menimbulkan komplikasi seperti : 4

 Wanita dengan klamidia beresiko 5x lebih besar terkena HIV/AIDS

13
 Wanita lebih rentan terkena Penyakit Radang Panggul (PRP) yaitu
istilah umum untuk infeksi rahim, saluran tuba dan ovarium. PRP
dapat menyebabkan jaringan parut di dalam organ reproduksi sehingga
beresiko 20% menjadi infertile,
18% terjadi nyeri pelvis kronik, 9 % mengalami kehamilan ektopik
yang mengancam jiwa dan radang leher rahim
 Epididimitis
 Trias Sindrom Reiter (lebih banyak pada pria). Sindrom ini terdiri dari
dari 3 gejala yaitu uretriris, konjungtivitis dan artritis.
 Pada ibu hamil beresiko janin nya akan terkena kongjungtivitis
neonatal, pneumonia dan gangguan pertumbuhan pada 3 bulan
pertama kehidupan.

12. Prognosis

Deteksi dini dan pengobatan segera yang tepat dan sampai tuntas
memberikan prognosis yang baik dan mengurangi resiko komplikasi jangka
panjang seperti infertilitas akibat penyakit radang panggul (PRP) dan Sindrom
Reiter pada laki-laki.4 Infeksi ulangan dapat terjadi 13- 36% Pengobatan
dengan antibiotik 95% efektif pada pengobatan pertama kali, dan prognosa
sangat baik bila pengobatan diberikan lebih awal dan pemberian antibiotik
dapat selesai dilakukan.5

13. Profesionalisme
 Membantu mengontrol kesembuhan pasien dengan pemberian obat dan
dosis yang tepat.3
 Jika keluhan tak kunjung reda rujuk ke dokter spesialis kulit.

14
BAB III
KESIMPULAN

Klamidiasis adalah infeksi PMS (penyakit menular seksual) yang sangat


umum menyerang manusia. Penyebab dari klamidiasis adalah bakteri Chlamydia
trachomatis.2 Istilah Chlamydia trachomatis.1 Gejala yang umumnya muncul
berupa Perubahan cairan vagina(keputihan abnormal (banyak, encer, bau) pad a
wanita, kemerahan pada penis pada laki-laki serta rasa perih dan terbakar saat buang
air kecil.4 Penyakit klamida dapat disembuhkan dengan antibiotik.5

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Mandal, B.K, dkk. 2008.Lecture Notes “Penyakit Infeksi”. Jakarta: Erlangga

2. Harris JRW, Foster SM., 1991, Genital Chlamydial Infection; Clinical

Aspects,Diagnosis, Treatment and Prevention. In: Sexually Transmitted

Diseases andAIDS, 219, Churcill Livingstone, New York.

3. Domeika M. 2009. Guidelines for The Laboratory Diagnosis of Chlamidya

trachomatis Infections in East European Countries. Journal of The European

Academy of Dermatology and Venerology

4. Djuanda, Adhi. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Jakarta : Badan

Penerbit FKUI

5. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2011

16

Anda mungkin juga menyukai