Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana
tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya
peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik
sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan,
minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam kehamilan
ialah tekanan darah sistolik dan sistolik ≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah
sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30
mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi
sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013). Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan 20 minggu
atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan; b. Preeklamsi adalah hipertensi
yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria.; c. Eklamsi adalah
preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai dengan koma.; d. Hipertensi
kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi kronik di sertai tanda-tanda
preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.; e. Hipertensi gestasional (transient
hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalin atau kehamilan dengan preeklamsi
tetapi tanpa proteinuria (prawirohardjo, 2013).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
kasus ini adalah sebagai berikut : Bagaimana Asuhan Keperawatan Maternitas Pada ny. R
dengan Diagnosa Hipertensi Dalam Kehamilan diruang GEDONG GINCU 1 RSUD
Indramayu?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi dalam kehamilan

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan Hipertensi
dalam kehamilan
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah
pada pasien dengan Hipertensi dalam kehamilan
c. Mampu merumusan perencanaan secara tepat pada pasien dengan Hipertensi
dalam kehamilan
d. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi
dalam kehamilan

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Diharapkan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi
dalam kehamilan agar dapat dilakukan intervensi yang tepat sesuai dengan
keadaan/kondisi pasien.

2. Manfaat Bagi Ilmu Keperawatan


Diharapkan dengan adanya asuhan keperawatan pada pasien sepsis neonatorum
dapat menjadi referensi tambahan dalam mengembangkan keilmuan, serta sebagai acuan
untuk melakukan penelitian dalam penegakkan diagnosa dan intervensi yang tepat.

3. Manfaat Bagi Institusi


Diharapkan dengan adanyaasuhan keperawatan pada pasien Hipertensi dalam
kehamilan dapat menjadi informasi tambahan dalam ilmu keperawatan bagi akademisi
dalam mengembangkan keilmuan.
LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

A. Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan


dimana tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau
adanya peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau
peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana
diukur dalam dua keadaan, minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk,
2011).
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik
≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali
selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan
darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi
(Prawirohardjo, 2013).

B. Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :

a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan 20

minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur

kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca

persalinan.

b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan

disertai dengan proteinuria.

c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai

dengan koma.

d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi kronik di

sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.

e. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang timbul

pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah

3 bulan pascapersalin atau kehamilan dengan preeklamsi tetapi tanpa

proteinuria (prawirohardjo, 2013).


C. Etiologi

Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan


belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor risiko.
Beberapa faktor risiko sebagai berikut :
a. Primigravida, primipaternitas

b. Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes

melitus, hidrops fetalis, bayi besar

c. Umur

d. Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia

e. Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil

f. Obesitas

g.

D. Patofisiologi

Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan


terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. Teori kelainan vaskularisasi plasenta kehamilan normal, rahim dan plasenta

mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika

Kedua pembuluh darah tersebut menembus miometrium berupa uteri arkuarta

dan memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus endometrium

menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang arteri spiralis.

Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot


arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga
terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan sekitar
arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan memudahkan
arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Keadaan ini akan memberi
dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular, dan
peningkatan tekanan darah pada daerah utero plasenta. Akibatnya aliran
darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga
dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini sering dinamakan
dengan remodeling arteri spiralis.
Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi selsel
trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarrya.
Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen
arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi
Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi dan terjadi
kegagalan remodeling arteri spiralis. Sehingga aliran darah uteroplasenta
menurun, dan terjadi hipoksia dan iskemia plasenta.
b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel Plasenta yang

mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan yang disebut

juga radikal bebas. Iskemia plasenta tersebut akan menghasilkan oksidan

penting, salah satunya adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya

terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Radikal hidroksil tersebut

akan merusak membran sel yang mengandung banyak asam lemak tidak

jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak tersebut selain akan

merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel.

Peroksida lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh tubuh dalam


aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Akibat sel endotel
terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel, yang
kerusakannya dimulai dari membran sel endotel. Kerusakan membran sel
endotel mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan rusaknya
seluruh struktur sel endotel.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin

HLA-G (human leukocyte antigen protein G) merupakan prakondisi


untuk terjadinya invasi trofoblas kedalam jaringan desidua ibu, disamping
untuk menghadapi sel natular killer. HLA-G tersebut akan mengalami
penurunan jika terjadi hipertensi dalam kehamilan. Hal ini menyebabkan
invasi desidua ke trofoblas terhambat. Awal trimester kedua kehamilan
perempuan yang mempunyai kecendrungan terjadi pre-eklampsia, ternyata
mempunyai proporsi helper sel yang lebih rendah bila dibanding pada
normotensif.
d. Teori adaptasi kardiovaskuler

Daya refrakter terhadap bahan konstriktor akanhilangjika terjadi


hipertensi dalam kehamilan, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan
terhadap bahan-bahan vasopresor. Artinya daya refrakter pembuluh darah
terhadap bahan vasopresor hilang hingga pembuluh darah menjadi sangat
peka terhadap bahan vasopresor.
e. Teori Genetik
Genotip ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam kehamilan
secara familial jika dibandingkan dengan genotipe janin. Telah terbukti
bahwa pada ibu yang mengalami pre-eklampsia, 2,6% anak perempuannya
akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu
mengalami preeklampsia.

f. Teori defisiensi gizi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi


berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya seorang ibu
yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan lain-lain.
g. Teori stimulus inflamasi

Teori ini berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam


sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi.
Plasenta juga akan melepaskan debris trofoblas dalam kehamilan normal.
Sebagai sisa-sisa proses apoptosis dan nekrotik trofoblas, akibar reaksi
steress oksidatif.
Bahan-bahan ini sebagai bahan asing yang kemudian merangsang
timbulnya proses inflamasi. Proses apoptosis pada preeklampsia terjadi
peningkatan stress oksidatif, sehingga terjadi peningkatan produksi debris
apoptosis dan dan nekrotik trofoblas. Makin banyak sel trofoblas plasenta
maka reaksi stress oksidatif makin meningkat, sehingga jumlah sisa debris
trofoblas juga makin meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban reaksi
inflamasi dalam darah ibu menjadi jauh lebih besar dibanding reaksi
inflamasi pada kehamilan normal(Prawirohardjo, 2013).
Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya kerusakan
membran sel endotel. Kerusakan ini mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut
dengan disfungsi sel endotel. Apabila terjadi disfungsi sel endotel, maka akan
terjadi beberapa gangguan dalam tubuh, diantaranya adalah :
a. Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi sel

endotel adalah memproduksi prostaglandin, yaitu menurunnya

produksi prostasiklin (PGE2) yang merupakan suatu fasodilator

kuat.

b. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus

c. Peningkatan permeabilitas kapiler


d. Peningkatan produksi bahan- bahan vasopresor, yaitu endotelin.

Kadar NO (vasodilator) menurun, sedangkan endotelin

(vasokonstriktor) meningkat

e. Peningkatan vaktor koagulasi

f. Agresi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami


kerusakan. Agresi sel-sel trombosit ini untuk menutupi
tempattempat di lapisan endotel yang mengalami kerusakan.
Terjadinya agresi trombosit akan memproduksi tromboksan
(TXA2) yang mana tromboksan tersebut merupakan suatu
vasokonstriktor kuat. Ibu hamil yang mengalami hipertensi akan
terjadi perbandingan kadar tromboksan (vasokonstriktor kuat)
lebih tinggi dari pada prostasiklin (vasodilator kuat), sehingga
menyebabkan pembuluh darah cendrung mengalami
vasokonstriksi, dan terjadi kenaikan tekanan darah.
Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam
kehamilan terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik, dan kerusakan pembuluh darah merupakan
karakteristik terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi
arteri terganggu karena adanya segmen yang menyempit dan
melebar yang berselang-seling. Kerja vasospastik tersebut
merusak pembuluh darah akibat adanya penurunan suplai darah
dan penyempitan pembuluh darah di area tempat terjadinya
pelebaran. Apabila terjadi kerusakan pada endotelium pembuluh
darah, trombosit, fibrinogen, dan hasil darah lainnya akan
dilepaskan ke dalam interendotelium.
Kerusakan pembuluh darah akan mengakibatkan
peningkatan permeabilitas albumin, dan akan mengakibatkan
perpindahan cairan dari ruang intravaskuler ke ruang
ekstravaskuler yang terlihat secara klinis sebagai edema (Reeder,
2011).
E. PATHWAY
F. Manifestasi Klinis

Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi


dalam kehamilan adalah sebagai berikut :
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ yang
dipengaruhi.
a. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk
dapat mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran
prematur.
b. Mengalami hipertensi diberbagai level.
c. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
d. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper
refleksia mungkin akan terjadi.
e. Berpotensi gagal hati.
f. Kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan atas.
g. Meningkatnya enzim hati.
h. Jumlah trombosit menurun.
Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia

a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat dengan
bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya
pada preeklampsia terjadi penurunan volume plasma antara 30-40%
dibanding hamil normal disebut hipovolemia. Hipovolemia diimbangi
dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi hipertensi.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan diagnosis
hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan resistensi
perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran curah
jantung.Peningkatan reaktivitas vaskuler pada preeklampsia terjadi pada
umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada
trimester II.

c. Fungsi ginjal
1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia, sehingga
terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya permeabilitas
membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan mengakibatkan
terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila sebagian
besar kedua korteks ginjal mengalami nekrosis, maka terjadi nekrosis
korteks ginjal yang bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat vasopasme
pembuluh darah.

2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi
proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga sering
dijumpai preeklampsia tanpa proteinuria, karena janin sudah lahir lebih dulu.
Pengukuran protein dapat dilakukan dengan urin dipstik, yaitu 100 mg/l atau
+1, sekurang-kurangnya diperiksa dua kali urin acak selang 6 jam dan bisa
juga dengan pengumpulan proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis
bila besaran proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.
3) Asam urat serum
Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan oleh
hipovolemia yang menimbulkan menurunnya aliran darah filtrasi
aliran darah, sehingga menurunnya sekresi asam urat. Peningkatan
asam urat terjadi karena iskemia jaringan.
4) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini
disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun,
mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus, sehingga menurunnya
sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin plasma.
5) Oliguria dan anuria
Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga aliran darah ke
ginjal menurun yang mengakibatkan produksi urin menurun (oliguria),
bahkan dapat terjadi anuria.

6) Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama halnya
dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama dengan hamil normal,
kecuali jika diberi diuretikum banyak, restriksi konsumsi garam atau
pemberian cairan oksitosin yang bersifat anti diuretik. Preeklampsia berat
yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan keseimbangan
asam basa. Kadar natrium dan kalium pada preeklampsia sama dengan kadar
hamil normal, yaitu sama dengan proporsi jumlah air dalam tubuh.
7) Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro:
fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah meningkat,
mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan menurunnya aliran
darah ke organ.
8) Hematokrit
Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan hipertensi karena
hipovolemia yang menggambarkan beratnya preeklampsia.

9) Edema
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel
kapiler. Edema yang patologik adalah edema yang nondependen pada muka,
dan tangan atau edema generalista, dan biasanya disertai dengan kenaikan
berat badan yang cepat.

10) Neurologik
Perubahan dapat berupa :

 Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan


vasogenik edema.
 Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi gangguan
visus, dapat berupa: pandangan kabur, skotomata, amaurosis yaitu
kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablasio retina.
 Kejang eklamptik, penyebabnya belum diketahui dengan jelas. Faktor-
faktor yang menyebabkan kejang eklamptik yaitu edema serebri,
vasopasme serebri, dan iskemia serebri.
 Perdarahan intrakranial juga dapat terjadi pada PEB dan eklampsia.
(Prawirohardjo, 2013).
G. Pemeriksaan diagnostic
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010)
menyebutkan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan
hipertensi diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan
protein.
c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine
aminotransferase atau meningkatnya aspartate ).
d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit
abnormal, karena gangguan fungsi ginjal
e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
H. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :

a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi
nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2
jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava
inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran
darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia
plasenta, menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah
menuju ginjal dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan
segera berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema),
kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat
dengan tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-
obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian
diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk
evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur,
pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi paru).

Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga


dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati (2010) dan Prawirohardjo (2013),
beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :

a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dan


tirah baring.
b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup protein, rendah
karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah lemak.
d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu
minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil
dengan hipertensi dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan yang lebih sering, terutama selama trimester ketiga, yaitu
harus dilakukan pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan
pertama trimester ketiga, dan kemudian menjadi sekali seminggu
pada bulan terakhir kehamilan.
e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin
dengan USG.
f. Pembatasan aktivitas fisik.
g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat
menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang merugikan
bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan
sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen
farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah
perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran
darah ke uterus dan sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera
serebrovaskular.
I. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan
pada ibu dan janin. Pada ibu antara lain Eklampsia , Pre eklampsia berat ,
Solusio plasenta , Kelainan ginjal Perdarahan subkapsula hepar, Kelainan
pembekuan darah Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan
low platellet count), Ablasio retina.

Pada janin antara lain terhambatnya pertumbuhan janin dalam uterus


kelahiran prematur, Asfiksia neonatorum , Kematian dalam uterus,
peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal.

J. PENGKAJIAN
a. Amanamnesa
1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan
visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi gangguan
serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan ekstermitas, tengkuk
terasa berat, dan terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita
penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu
mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan
terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas, ibu
mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan hipertensi
dalam keluarga.
d) Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun
atau di atas 35 tahun.
e) Riwayat Obstetri
f) Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu
hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).
g) Data sosial ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada
wanita dengan golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang
mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga
melakukan perawatan antenatal yang teratur.
h) Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada
dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir
akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia
takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga
ia takut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
2) TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan
darah darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
3) Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
denyut nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami
eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
4) Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemuksn
nafas pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan
terdengar bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
5) Suhu: Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
biasanya tidak ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu hamil
tersebut mengalami eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
6) BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5
kg/minggu, dan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan
terjadi peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg
dalam 1 bulan
7) Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang
berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamil dengan hipertensi
akan mengalami sakit kepala.
8) Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
9) Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
konjungtivasub anemis, dan bisa juga ditemukan edema pada
palvebra. Pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia atau
eklampsia biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu
penglihatan kabur.
10) Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
11) Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
12) Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada
gusi,menyebabkan kondisi gusi menjadi hiperemik dan lunak,
sehingga gusi bisa mengalami pembengkakan dan perdarahan
13) Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid
14) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema
paru dan napas pendek
15) Jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi
jantung, pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan,khususnya pada ibu yang mengalami preeklampsia
beratakan terjadi dekompensasi jantung.
16) Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar,
lebih padat dan lebih keras, puting menonjol dan areola menghitam
dan membesar dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan
pembuluh darah menjadi lebih terlihat.
17) Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus
menonjol keluar, danmembentuk suatu area berwarna gelap di
dimding abdomen, serta akanditemukan linea alba dan linea nigra.
Pada ibu hamil dengan hipertensibiasanya akan ditemukan nyeri
pada daerah epigastrum, dan akanterjadi anoreksia, mual dan
muntah
18) Pemeriksaan janin: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
terjadi bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan gerakan janin
yang melemah (Mitayani, 2011).
19) Ekstermitas: Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan tangan juga pada
jari-jari.
20) Sistem persarafan: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki
21) Genitourinaria: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu hami dengan
preeklampsia (Reeder,2011;Mitayani, 2011).

K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang
hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
1) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah

a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk


wanita hamil adalah 12-14 gr%)
b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
2) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut
mengalami proteinuria atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi ringan
tidak ditemukan protein dalam urin.
3) Pemeriksaan fungsi hati
a. Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl) 2) LDH (Laktat
dehidrogenase) meningkat
b. Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
c. Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N: 15-
45 u/ml).
d. Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N:
< 31 u/l).
e. Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).

4) Tes kimia darah


Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).

5) Radiologi
a. Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat,
dan volume cairan ketuban sedikit
b. Kardiotografi Diketahui denyut jantung janin lemah

L. ANALISA DATA

Data Senjang Penyebab / Etiologi Masalah


(DS dan DO) Keperawatan

Ds : - HDK Pola napas tidak


 efektif
Do : Vasokontriksi anterior &
D.0005
- Penggunaan otot vasospasme sistemik

bantu napas.
Penumpukan fibrisa dan trombosit
- Fase ekspirasi intravaskuler
memanjang 
- Pola napas Koagulasi intravaskuler

abnormal (Mis. 
Takipnea,
Hitung trombosit
bradipnea,
hiperventilasi, 
kussmaul, cheyne- Dyspnea
stokes)

Dx. Pola nafas tidak efektif

Ds :- HDK Ketidakefektifan
 perfusi jaringan
Do : Keusakan vaskuler
perifer
- Pengisian kapiler 
Gangguan perfusi organ D.0009
>3 detik
- Nadi perifer 
menurun atau tidak Dx. Ketidakefektifan perfusi
teraba jaringan perifer
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit
menurun
Ds : - HDK Nyeri akut
 D.0077
Do : Kerusakan vaskuler
- Tampak meringis 
Gangguan perfusi organ
- Bersikap protektif

(Mis. Waspada, Spasme pembuluh darah
posisi menghindari

nyeri)
- Gelisah Penurunan diameter pembuluh
darah
- Frekuensi nadi
meningkat 
- Sulit tidur Gangguan sirkulasi darah dan
gangguan multi organ

otak

Hipoksia

Pusing

Dx. Nyeri Akut

Ds :- HDK Ansietas
 D.0080
Do : Perubahan psikologis lebih labil
- Tampak gelisah 
Krisis emosi
- Tampak tegang

- Sulit tidur Kurang pengetahuan

Dx. Ansietas

Ds :- HDK Defisit
 pengetahuan
Do : Perubahan psikologis lebih labil
D.0111
- Menunjukkan 
Krisis emosi
perilaku tidak

sesuai anjuran Kurang pengetahuan
- Menunjukkan

prsepsi yang keliru
terhadap masalah Dx. Defisit Pengetahuan

M. DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi

2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

kurang suplai oksigen ke jaringan

3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis

4. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini

5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi


N. INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Perencanaan Keperawatan


Dx
Kep Tujuan Rencana Tindakan Rasional

1. Setelah dilakukan tindakan O: 1. Mengetahui pola


keperawatan selama 3 x 24 napas pasien.
jam polanapas tidak efektif - Monitor pola
teratasi dengan kriteria napas 2. Mengatahui
hasil : - Monitor bunyi
apakah ada suara
napas tambahan
Kriteria Hasil : N: napas tambahan.

1. Dispnea menurun - Posisikan pasien 3. Memposisikan


2. Menunjukkan jalan semi fowler atau pasien agar lebih
nafas yang fowler nyaman.
paten(klien tidak - Berikan minum
merasa tercekik, hangat 4. Memberikan
irama nafas, - Berikan oksigen, minuman hangat agar
frekuensi bila perlu pasien merasa lebih
pernafasan dalam E: nyaman.
rentang normal, - Ajarkan teknik
tidak ada suara batuk efektif 5. Jika pasien sesak
nafas abnormal) K:
berikan oksigen
3. Tanda Tanda vital
dalam rentang - Kolaborasikan
pemberian 6. Mengajarkan
normal
bronkodilator bila batuk efektif
(tekanan darah,
nadi, pernafasan) perlu
7. Bila sesak napas
4. Penggunaan otot
bantu napas tidak membaik
menurun berikan
bronkodilator.

2. Setelah dilakukan tindakan O: 1. Mengetahui


keperawatan selama 3 x 24 perubahan suhu
jam perfusi jaringan perifer - Periksa perbedaan
tubuh pasien.
tidak efektif teratasi dengan panas atau dingin
kriteria hasil : - Monitor
2. mengetahui
perubahan kulit
Kriteria Hasil : N: perubahan kulit
pasien.
1. Kekuatan nadi - Hindari
mengingkat pemakaian benda- 3. Agar suhu tubuh
2. Tekanan systole dan benda yang pasien menurun dan
diastole dalam berlebihan menetap.
rentang yang suhunya (terlalu
diharapkan panas/dingin) 4. agar psien merasa
3. Akral dingin E : nyaman.
menurun Fatigue
menurun - Anjurkan
5. Memberikan obat
pemakaian sepatu
lembut dan analgetik
bertumit rendah
K:

- Kolaborasi
pemberian
analgetik
3. Setelah dilakukan tindakan O: 1. Mengetahui
keperawatan selama 3 x 24 tentang nyeri pasien.
jam nyeri yang dirasakan - Lakukan
pasien berkurang, dengan pengkajian nyeri 2. Agar pasien
kriteria hasil : secara
merasa lebih nyaan.
komprehensif
Kriteria Hasil : termasuk lokasi, 3. Mengajarkan
karakteristik,
1. Keluhan nyeri menurun Tarik napas dalam
durasi, frekuensi,
2. Pasien tidak gelisah kualitas dan agar nyeri pasien
Frekuensi nadi membaik faktor presipitasi berkurang.
( 60 – 100x/menit)
4. Agar pasien
N: mengetahui dan
mengerti tentag nyeri
- Anjurkan pasien
untuk beristirahat yang dirasakannya.
di tempat tidur
5. Memberikan
E:
analgetik untuk
- Ajarkan tentang mengurangi nyeri
teknik non yang dirasakan
farmakologi: pasien.
napas dalam,
relaksasi,
distraksi, kompres
hangat/ dingin
- Berikan informasi
tentang nyeri
seperti penyebab
nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamanan
dari prosedur
K:

- Kolaborasikan
pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri

4. Setelah dilakukan tindakan O: 1. Mengetahui tanda


keperawatan selama 3 x 24 tanda ansietas.
jam kecemasan menurun - Monitor tanda-
atau pasien dapat tenang tanda ansietas 2. Agar pasien dan
dengan kriteria hasil : N:
keluar percaya
Kriteria Hasil : - Ciptakan suasana terhadap perawat.
terapeutik untuk
1. Menyingkirkan tanda menumbuhkan 3. Pahami sesuatu
kecemasaan. kepercayaan yang membuat
2. Tidak terdapat perilaku - Pahami situasi pasien ansietas.
gelisah yang membuat
3. Frekuensi napas menurun ansietas 4. Agar paien merasa
4. Frekuensi nadi menurun E: lega dan nyaman.
5. Menurunkan stimulasi
lingkungan ketika cemas. - Anjurkan 5. Agar pasien tidak
6. Menggunakan teknik mengungkapkan merasa sendiri.
relaksasi untuk perasaan dan
menurunkan cemas. persepsi 6. Agar pasien
7. Konsentrasi membaik - Anjurkan
merasa nyaman.
8. Pola tidur membaik keluarga untuk
selalu disamping
dan mendukung
pasien
K:

- Latih teknik
relaksasi

5. Setelah dilakukan tindakan O: 1. Mengidentifikasi


keperawatan selama 3 x 24 kesiapan dan
jam masalah defisit - Identifikasi
kemampuan pasien
pengetahuan dapat teratasi kesiapan dan
kemampuan menerima informasi.
dengan kriteria hasil :
menerima
Kriteria Hasil : informasi 2. Memudahka untuk
N: menjelaskan
1. Menunjukkan perilaku terhadap pasien.
sesuai anjuran - Siapkan materi
meningkat dan media 3. Berikan
2. Mampu menjelaskan pendidikan kesempatan jika
pengetahuan tentang kesehatan pasien belum
suatu topik E:
3. Menunjukkan perilaku - Berikan mengerti.
yang sesuai dengan kesempatan untuk
pengetahuan bertanya 4. Menjelaskan
4. Pertanyaan tentang - Jelaskan faktor faktor resiko yang
masalah yang dihadapi risiko yang dapat mempengaruhi
menurun mempengaruhi kesehatan pasien.
5. Persepsi keliru kesehatan
terhadap masalah K:-
menurun
DAFTAR PUSTAKA

Ardhiyanti, Yulrina., Dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan I


Cetakan 1 (Ed. 1). Yogyakarta: Deepublish
Asmadi.2008.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC
Atoilah, Elang Muhammad. & Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media
Bulechek, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th. Indonesian edition.
ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by Arrangement With Elsevier
Inc
Hamdi, Asep Saepul & Baharudin E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam
Pendidikan.Yogyakarta: Deepublish
Hidayat, Aziz Alimul.2014.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data.Jakarta: Salemba Medika
Johnson.2014.Keperawatan Maternitas.Yogyakarta: Rapha Publishing
Kemenkes RI. (2014).Pusat data dan informasi kementrian kesehatan RI.Jakarta
Selatan.http://www.depkes.go.id.pdf. Diakses tanggal 12 September
Kristiyani, Sagung Desy. 2014. Laporan Kasus: Hipertensi dalam
Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal 12 September
Manuaba, Chandranita.dkk. 2013.Gawat Darurat Obstetri Ginekologi & Obstetri
Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan . Jakarta : EGC
Mitayani.2011.Asuhan Keperawatan Maternitas.Jakarta:Salemba Medika
Prawirohardjo, Sarwono.2013.Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Purwaningsih, Wahyu dan Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.
Yogyakarta: Nuha Medika
Puspitasari dkk. (2015).Hubungan Usia, Graviditas dan Indeks Massa Tubuh dengan
Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan.Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses
tanggal 12 September
Radjamuda dan Montolalu.2014.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Ibu Hamil Di Poliklinik Obs-Gin Rumah Sakit Jiwa Prof.
DR.V.L.Ratumbuysang Kota Manado.jurnal ilmiah bidan.Volume 2 Nomor 1.
Januari – Juni 2014.Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal 12
September
Reeder dkk. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga:
Volume 2 ( Edisi 18).Jakarta : EGC
__________. 2011.Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga:
Volume 1 (Edisi 18).Jakarta : EGC
Saryono dan Anggraeni.2013.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Dalam
Bidang Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika
Sugiyono.2014.Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif dan R&D.Bandung:
Alfabeta
Setyawati dkk. 2015. Faktor Risiko Hipertensi Pada Wanita Hamil Di Indonesia
(Analisis Data Riskesdas 2013).Http://Download.Portalgaruda.Org. Diakses tanggal
12 September
Supardi, Sudibyo dan Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta:
TIM
UNICEF. 2015. UNICEF Data: Monitoring the Situation of Children and
Women.https://data.unicef.org. Diakses tanggal 12 September
Widayati dkk.2014.Efektifitas Pemberian Terapi Musik Terhadap Penurunan Tekanan
Darah pada Ibu dengan Hipertensi dalam
Kehamilan.http://download.portalgaruda.org Diakses tanggal 12 September
Yohanna dkk.2011.Kehamilan & Persalinan.jakarta: Graha Media
BAB III
Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny. R
Dengan Diagnosa Medis Hipertensi Dalam Kehamilan
Di Ruang VK/ Gedong Gincu 1 RSUD Kabupaten Indramayu

Nama Mahasiswa : Kelompok 2


Tanggal Pengkajian : 09 November 2021
Tanggal Masuk RS : 08 November 2021

I. BIODATA
1. Identitas Klien
A. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Diagnosa Medis : Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK)
Alamat : Ds. Telagasari RT/RW 01/03 Kec. Lelea
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. N
Umur : 38 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Telagasari RT/RW 01/03 Kec. Lelea
Hubungan Keluarga : Suami
II. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Mules

2. Riwayat Kesehatan Sekarang


a. Alasan kunjungan : Ibu mengatakan ini kehamilan ke 4, mules-mules
seperti ingin BAB sejak malam pada pukul 21.20 WIB. Pasien memiliki
riwayat penyakit hipertensi. Pada hasil pengkajian saat ini pasien
mengatakan nyeri saat bergerak atau merubah posisi dan ketika
dipegang atau ditekan, nyeri dirasa seperti disayat-sayat, nyeri tidak
menyebar, pada saat dikaji pasien mengatakan nyeri dengan skala 7 (0-
10), nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan nyeri pada perineum,
terasa tertekan.
b. Faktor pencetus : Ingin melahirkan
c. Lamanya keluhan : Berlangsung 1 menit dengan interval hilang
muncul 1 menit
d. Timbulnya keluhan :
Bertahap
Mendadak
e. Faktor yang memperberat : Ketika banyak bergerak
f. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : Mengelus-ngelus daerah
perut agar nyeri berkurang dibantu oleh suami
g. Penyakit yang menyertai kehamilan sekarang : Hipertensi

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


a. Penyakit / Masalah yang pernah dialami
1) Riwayat kehamilan : Pasien mengatakan ini kehamilan ke 4. Pasien
pernah melahirkan 2 kali secara spontan/normal. Anak pertama dan
ketiga hidup. Anak kedua abortus. Pada kehamilan sebelumnya
pasien memiliki riwayat PEB.
2) Ginekologi : Anak pertama laki-laki lahir tahun 2007 dengan berat
lahir 3900 gr, anak ke 2 abortus dan anak ketiga perempuan lahir
tahun 2011 dengan berat lahir 3000 gr
3) Masa anak-anak : Tidak ada
4) Kecelakaan : Tidak ada
5) Pernah di rawat
a) Diagnosa medis : Tidak pernah dirawat
b) Waktu : Tidak pernah dirawat
6) Operasi : Tidak pernah operasi
b. Alergi
Tidak memiliki riwayat alergi
c. Imunisasi (Yang bermasalah)
Tidak ada imunisasi yang bermasalah, pasien hanya melakukan
imunisasi TT 1 kali.
d. Obat-obatan (yang sampai saat ini masih dikonsumsi)
Sumber : Tidak ada
Lamanya : Tidak ada
e. Pengalaman Menyusui : Pasien memiliki pengalaman menyusui pada anak
ke 1 dan 3 selama 6 bulan dengan ASI eksklusif
f. Riwayat KB : Pasien mengatakan mengikuti KB suntik 3 bulan

4. Riwayat Kehamilan Saat Ini


1. HPHT : 15 Februari 2021
2. HPL : 5 Oktober 2021
3. TB : 158 cm
4. BB sebelum hamil : 82 Kg
5. Penambahan BB selama hamil : 11 Kg
6. Lila : 25 cm

Usia Keluhan TFU Letak Janin / DJJ Data Lain


Gestasi Presentasi
Presentasi
38 Minggu Hipertensi 33 cm 148x/menit -
Bokong

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Genogram

Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
-------- : Tinggal serumah
: Klien
: Garis hubungan
: Meninggal
: Abortus
: Cerai

Pasien mengatakan ibu pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi.

III. DATA BIOLOGIS


Pola fungsi kesehatan kehidupan sehari – hari
Pola Kehidupan Sehari-
No Saat Sehat Saat Sakit
hari
1. Pola Nutrisi
a. Makan
1) Jenis Nasi, lauk-pauk, sayur, Nasi, lauk-pauk, sayur,
buah buah
2) Frekuensi 3x/hari 3x/hari
3) Porsi 1 porsi 1 porsi
4) Pantangan Tidak ada Tidak ada
5) Total kunsumsi ±2000 kkal/hari ±2000 kkal/hari
6) Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. Minum
1) Jenis Air putih Air putih

2) Frrekuensi ±8x/hari ±8x/hari

3) Porsi ± 250 ml sekali minum ± 250 ml sekali minum

4) Pantangan Tidak ada Tidak ada

5) Keluhan Tidak ada Tidak ada

2. Pola Eliminasi
a. Urin (BAK)
1) Frekuensi 5-6x/ hari 5-6x/ hari

2) Warna Kuning jernih Kuning jernih

3) Bau Amoniak Amoniak

4) Perasaan setelah Lega Lega

BAK
5) Total produksi ± 550 cc ± 550 cc

urine
Tidak ada Terpasang kateter
6) Keluhan
dengan urine 300 cc

b. Alfi (BAB)
1x/hari 1x/hari
1) Frekuensi
Pola Kehidupan Sehari-
No Saat Sehat Saat Sakit
hari
2) Warna Kuning Kuning
3) Konsistensi Lembek Lembek
4) Bau Khas Khas
5) Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Pola Istirahat dan Tidur
a. Tidur siang
1) Lamanya 2 jam 2 jam

2) Kualitas Nyenyak Kurang nyenyak

3) Kebiasaan
sebelum tidur Membaca doa Membaca doa

4) Perasaan waktu
Segar Segar
bangun
5) Keluhan
Tidak ada Kurang nyaman karena
kadang mules
b. Tidur malam
1) Lamanya
8 jam 8 jam
2) Kualitas
Nyenyak Kurang nyenyak
3) Kebiasaansebelu
Membaca doa Membaca doa
m tidur
4) Perasaan setelah
Segar Merasa mendingan
bangun
5) Keluhan
Tidak ada Kurang nyaman karena
kadang mules
4. Pola Aktivitas dan
Kebersihan Diri
a. Personal hygiene
1) Mandi
2x/hari 2x/hari
a) Frekuensi
Pola Kehidupan Sehari-
No Saat Sehat Saat Sakit
hari
b) Sarana mandi Air bersih dan sabun Air bersih dan sabun
2) Gosok gigi
a) Frekuensi 2x/hari Belum gosok gigi
b) Sarana gosok gigi Pasta dan sikat gigi
3) Keramas
a) Frekuensi 3-4x/minggu Belum keramas

b) Sarana keramas Air bersih dan shampo

4) Kuku
Bersih, pendek Bersih, pendek
a) Keadaan kuku
b) Frekuensi potong
1x/minggu 1x/minggu
kuku
5) Berhias
Ya Ya
6) Keluhan
Tidak ada Tidak ada

5. Pola Reproduksi Seksual


a. Menstruasi Pertama 14 tahun
b. Lama siklus 28 hari
c. Keputihan Tidak
d. Dismenorrhoe Tidak
e. Masalah hubungan Tidak ada
seksual
f. Operasi alat Tidak pernah
reproduksi
g. Keluhan Tidak ada

IV. PENGETAHUAN IBU TENTANG


1. Senam hamil : Mengetahui
2. Kesiapan mental ibu dan keluarga : Baik
3. Pengetahuan ibu tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani nyeri,
proses persalinan : Mengetahui
4. Perawatan payudara : Mengetahui
5. Perawatan bayi : Mengetahui
6. Perawatan nifas : Mengetahui
7. Menyusui : Mengetahui

V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : Compos mentis dengan GCS 15 (E: 4 V : 5 M : 6)
b. Penampilan : Rapih
c. Orientasi : Baik
d. Tanda-tanda vital
T :150/100 mmHg P : 103 x/menit RR : 30x/menit S : 36,7 oC
2. Sistem Pernapasan
- Inspeksi : tipe pernapasan hidung, bentuk dada normal, bentuk tulang
belakang normal, pergerakan dada simetris, tidak ada pernapasan
cuping hidung, gerakan dada normal, irama nafas reguler, kedalaman
nafas dangkal, pola napas takipnea.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan dada, taktil fremitus teraba, tidak ada
pembengkakan dada.
- Perkusi : bunyi resonan atau sonor pada lapang dada
- Aunskultasi : suara nafas vesikuler, jenis nafas normal, saturasi O2 97
%.
3. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva ananemis, sclera anikterik, mukosa bibir tampak kering, tidak
ada sianosis, irama jantung reguler, bunyi jantung normal, cappilary refill
time 2 detik, nadi kuat, akral teraba hangat.
4. Sistem Persyarafan
Fungsi penciuman baik, bentuk normal, fungsi pengihatan baik, reflek
pupil cepat, pupil isokor, gerakan bola mata baik, reflek mengunyah baik,
wajah klien simetris, fungsi pendengaran baik, fungsi menelan baik, lidah
simetris, fungsi pengecapan baik, orientasi tempat, waktu dan orang baik.
Kaku kuduk baik, refleks patella baik.
5. Sistem Penglihatan
Bola mata simetris, sklera mata anikterik, konjungtiva anemis, pupil reflek
terhadap cahaya mengecil, tidak ada pembengkakan pada mata, tidak ada
edema palpebra, tidak ada sekret pada mata, tidak ada strabismus.
6. Sistem Pendengaran
Bentuk telinga kanan dan kiri simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada
pembengkakan telinga, tidak ada nyeri tulang mastoid.
7. Sistem Perkemihan dan Genitalia
Genitalia : normal, tidak ada pembengkakan ginjal, tidak ada distensi
kandung kemih, terpasang kateter dengan urine 300 cc

8. Sistem Pencernaan
Inspeksi : mulut bersih, bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering, lidah
bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada tonsilitis, reflek mengunyah baik,
refleks menelan baik, tidak ada nyeri menelan.
Bentuk abdomen simetris, warna striae cokelat, tidak ada jaringan parut,
lesi maupun kemerahan
Auskultasi : ada bising usus, bising usus 12x/menit
Palpasi : tidak ada pembengkakan, ada nyeri tekan, turgor kulit baik, tidak
ada asites, tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : dullnes dan tympani
Untuk Pasien Antenatal
TFU : 33 cm
Leopold I : Kepala
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : Bokong
Leopold IV : Konvergen
Denyut Jantung Janin : 152x/menit
Pigmentasi : Tidak ada pigmentasi
Linea nigra : Ada
Striae : Ada
9. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas : Bentuk simetris, tidak ada edema, kekuatan otot baik,
tonus otot baik, tidak ada fraktur, refleks bisep dan trisep baik. ekstremitas
atas sinistra terpasang infuse IVFD RL 8 jam 20 tpm
Ekstremitas bawah : Bentuk simetris, tidak ada edema, kekuatan otot baik,
tidak ada fraktur, tonus otot baik, refleks patella baik.
10. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, tidak ada tremor
ekstremitas, tidak ada keringat berlebih pada telapak tangan, tidak ada
penonjolan mata.
11. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, kulit lembab, ada edema di
ekstremitas bawah
12. Genitalia
a. Edema vulva : Tidak ada
b. Varises : Tidak ada
c. Keputihan : Tidak ada
d. Kebersihan : Bersih
e. Condiloma : Tidak ada
f. Pembesaran kelenjar Bartolini : Tidak ada

VI. DATA PENUNJANG


Jenis
No Hasil Nilai normal Satuan Interpretasi
pemeriksaan
Hematologi ( Tanggal Pemeriksaan 08/11/2021)
Darah Lengkap
1. Leukosit 12,200 4,300 - 11,300 /uL High
2. Eritrosit 4,7 3,8 - 5,2 10^6µL Normal
3. Hemoglobin 11.5 11,7 – 15,5 g/dL Low
4. Hematokrit 35.3 35 – 47 % Normal
5. Trombosit 132,000 150,000-400,000 µl Low
6. MCV 77 80 – 100 fL Low
7. MCH 24,5 28 – 33 pg Low
8. MCHC 31,7 33 – 36 g/dL Low
9. RDW-CV 15,6 11,3 – 14,7 % High
Hitung Jenis
1. BAS% 0 0–1 % Normal
2. EOS% 2 2–4 % Normal
3. STAB% 0 2–6 % Low
4. NEU% 72 50 – 70 % High
5. LYM% 22 25 – 40 % Low
6. MON% 4 2–8 % Normal
Golongan Darah Rhesus
1. Gol darah B
2. Gol rhesus Positif
Kimia Klinik
Glukosa Darah
1. Glukosa 89 74 - 180 mg/dl Normal
Sewaktu
Fungsi Ginjal
1. Ureum 10 13 - 43 mg/dl Low
2. Kreatinin 0,58 0.6 – 1.2 mg/dl Low
Fungsi Hati
1. SGOT 13 < 31 U/L Normal
2. SGPT 11 < 31 U/L Normal
Urinalisa
1. Protein Negatif Negatif Normal
VII. PENGOBATAN
No Nama obat Dosis Waktu Cara Pemberian Ket
1. IVFD RL
2. Skintest ceftriaxone
3. Oxytocin

VIII. ANALISA DATA


Tgl, Data Senjang (DS Masalah TTD &
Penyebab/Etiologi
Jam dan DO) Keperawatan Nama Jelas
9/11/ DS : Etiologi HDK Penurunan Kelompok 2

2021 Pasien mengatakan curah jantung
Penurunan fungsi
sesak nafas dan plasenta (D.0005)
enggap 
Menghasilkan oksidan
dan beredar ke aliran
DO : darah

- Pola nafas Merusak membrane
abnormal endotel disfungsi
membrane endotel
(takipnea) 
- RR 30x/menit Vasokontriksi
pembuluh darah arteri
- Kedalaman nafas

dangkal Tekanan darah
meningkat
- Tekanan darah

meningkat Vasokontriksi arteriol
dan vasospasme
150/100 mmHg
sistentik
- Nadi 103x/menit 
- Terdapat edema Pompa darah ventrikel
kiri menurun
pada ekstremitas 
bawah Afterload meningkat

- Pasien memiliki Curah jantung
riwayat penyakit menurun
hipertensi 
Penurunan curah
jantung
9/11/ DS : Kehamilan 36-40
minggu
2021 Pasien mengatakan

nyeri saat bergerak Penurunan kadar
progesterone dan
atau merubah posisi
estrogen
dan ketika dipegang 
atau ditekan, nyeri Kontraksi pada uterus

dirasa seperti disayat- Tekanan hidrostatis air
sayat, nyeri tidak ketuban dan tekanan
intrauterine naik
menyebar, pada saat 
dikaji pasien Serviks mendatar dan
terbuka
mengatakan nyeri 
dengan skala 7 (0- Kontraksi kuat dan Nyeri
cepat melahirkan Kelompok 2
10), nyeri hilang 
timbul. Pasien kepala janin masuk (D.0074)
rongga panggul
mengatakan nyeri

pada perineum terasa Pembukaan lengkap

tertekan.
Tekanan meningkat
pada otot dasar
DO : panggul

Pasien tampak Refleks mengedan
meringis, pasien 
Kontraksi
sesekali mengerang 
kesakitan dan gelisah Merangsang saraf
nyeri pudendus

Nyeri melahirkan
9/11/ DS : Etiologi HDK Intoleransi Kelompok 2

2021 Pasien mengatakan Aktivitas
Penurunan fungsi
lelah, nyeri yang plasenta (D.0056)
dirasakan semakin 
Menghasilkan oksidan
berat ketika banyak dan beredar ke aliran
darah
bergerak. Nyeri

berkurang jika posisi Merusak membrane
endotel disfungsi
tidur dan mengelus-
membrane endotel
elus perutnya. Ketika 
banyak bergerak Vasokontriksi
pembuluh darah arteri
pasien sesak dan 
enggap Tekanan darah
meningkat

DO : Vasokontriksi arteriol
dan vasospasme
- Pasien tampak sistentik
lemah 
Pompa darah ventrikel
- Tekanan darah
kiri menurun
150/100 mmHg 
Afterload meningkat
- RR 30x/menit

- Nadi 103x/menit Curah jantung
menurun

Penurunan curah
jantung

Jaringan tidak adekuat
mengedarkan O2 ke
jaringan

Kelelahan

Intoleransi aktivitas
9/11/ DS : Etiologi HDK Ansietas Kelompok 2

2021 Pasien mengatakan (D.0080)
Penurunan fungsi
merasa khawatir plasenta
menghadapi 
Menghasilkan oksidan
persalinan karena dan beredar ke aliran
hasil USG terakhir darah

letak janin sungsang Merusak membrane
endotel disfungsi
DO : membrane endotel

- Leopold I kepala, Vasokontriksi
leopold II pembuluh darah arteri

punggung kanan, Tekanan darah
leopold III meningkat

bokong, leopold Perubahan psikologi
IV konvergen lebih labil

- Tekanan darah Krisis emosi
150/100 mmHg 
Ansietas
- RR 30x/menit
- Nadi 103x/menit
- Pasien tampak
gelisah dan tegang
IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT PRIORITAS
1. Penurunan curah jantung b.d. perubahan afterload d.d. pasien
mengatakan sesak nafas dan enggap, pola nafas abnormal (takipnea),
RR 30x/menit, kedalaman nafas dangkal, tekanan darah meningkat
150/100 mmHg, nadi 103x/menit, terdapat edema pada ekstremitas
bawah, pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi
2. Nyeri melahirkan b.d. pengeluaran janin d.d. pasien mengatakan nyeri
saat bergerak atau merubah posisi dan ketika dipegang atau ditekan,
nyeri dirasa seperti disayat-sayat, nyeri tidak menyebar, pada saat dikaji
pasien mengatakan nyeri dengan skala 7 (0-10), nyeri hilang timbul.
pasien mengatakan nyeri pada perineum terasa tertekan, pasien tampak
meringis, pasien sesekali mengerang kesakitan dan gelisah
3. Intoleransi aktivitas b.d. kelemahan, imobilitas d.d. pasien mengatakan
lelah, nyeri yang dirasakan semakin berat ketika banyak bergerak.
Nyeri berkurang jika posisi tidur dan mengelus-elus perutnya. Ketika
banyak bergerak pasien sesak dan enggap, pasien tampak lemah,
tekanan darah 150/100 mmHg, RR 30x/menit, nadi 103x/menit
4. Ansietas b.d. krisis situasional d.d. pasien mengatakan merasa khawatir
menghadapi persalinan karena hasil USG terakhir letak janin sungsang,
leopold I kepala, leopold II punggung kanan, leopold III bokong,
leopold IV konvergen, tekanan darah 150/100 mmHg, RR 30x/menit,
nadi 103x/menit, pasien tampak gelisah dan tegang
X. INTERVENSI/PERENCANAAN KEPERAWATAN

Perencanaan Keperawatan Tanda


Tanggal, No. Dx
Tangan dan
Jam Kep Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional Nama Jelas

9/11/21 Setelah melakukan tindakan Perawatan Jantung


keperawatan selama 3 x 24 jam O : Identifikasi tanda/gejala R/ Untuk mengetahui
curah jantung meningkat primer penurunan curah jantung tanda/gejala
dengan kriteria hasil penurunan curah
Indikator IR ER jantung
1 Takikardia 3 5 N : Posisikan pasien semi R/ Agar sesak nafas
Penurunan Edema 3 5 fowler atau fowler dengan kaki berkurang
Curah Dispnea 3 5 kebawah dengan kaki ke bawah Kelompok 2
Jantung Tekanan darah 3 5 atau posisi nyaman
(D.0005) E : Anjurkan beraktivitas fisik R/ Agar pasien
Oliguria 3 5
sesuai toleransi beraktivitas sesuai
toleransi
K : Kolaborasi pemberian R/ Untuk mengurangi
antiaritmia, jika perlu aritmia

9/11/21 2 Setelah melakukan tindakan Manajemen Nyeri Kelompok 2


keperawatan selama 3 x 24 jam O : Identifikasi lokasi, R/ Untuk memantau
nyeri melahirkan teratasi karakteristik, durasi, frekuensi, karakteristik nyeri
dengan kriteria hasil kualitas, intensitas nyeri yang dirasakan
Indikator IR ER pasien
Keluhan nyeri 3 5 N : Berikan teknik non R/ Untuk mengurangi
Nyeri Meringis 3 5 farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Melahirka Sikap protektif 3 5 rasa nyeri R/ Agar mengetahui
n (D.0079) Gelisah 3 5 E : Jelaskan penyebab, periode, penyebab, periode
Kesulitan tidur 3 5 dan pemicu nyeri dan pemicu nyeri
Frekuensi nadi 3 5 R/ Untuk meredakan
K : Kolaborasi pemberian rasa nyeri
analgetik
9/11/21 3 Setelah melakukan tindakan Manajemen Energi Kelompok 2
Intoleransi keperawatan selama 3 x 24 jam O : Monitor kelelahan fisik dan R/ Untuk mengetahui
Aktivitas pasien toleran terhadap emosional kelelahan yang
(D.0056) aktivitas dengan kriteria hasil dialami pasien
Indikator IR ER N : Sediakan lingkungan R/ Agar pasien dapat
Toleransi 3 5 nyaman dan rendah stimulus tenang dan nyaman
aktivitas E : Anjurkan tirah baring R/ Agar pasien dapat
Keluhan lelah 3 5 bedrest

Dispnea saat 3 5 R/ Untuk


meningkatkan asupan
aktivitas K : Kolaborasi dengan ahli gizi energi
Perasaan 3 5 tentang cara meningkatkan
lemah asupan makanan
9/11/21 Setelah melakukan tindakan Reduksi Ansietas
keperawatan selama 3 x 24 jam O : Monitor tanda-tanda R/ Untuk memantau
ansietas teratasi dengan kriteria ansietas (verbal dan non verbal) tanda-tanda ansietas
hasil N : Temani pasien untuk R/ Agar mengurangi
Indikator IR ER mengurangi kecemasan kecemasan pasien
Verbalisasi 3 5 E : Anjurkan keluarga untuk R/ Agar pasien tetap
4
khawatir tetap bersama pasien tenang
Ansietas Kelompok 2
akibat kondisi K : Kolaborasi pemberian obat R/ Agar meredakan
(D.0080)
yang dihadapi antiansietas, jika perlu ansietas pasien
Perilaku 3 5
gelisah
Perilaku 3 5
tegang
Frekuensi nadi 3 5

XI. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No. Dx Tanggal, Implementasi Keperawatan TTD & Tanggal, Evaluasi TTD &
Kep Jam Nama Jelas Jam Nama Jelas
1 19/11/21 1) Mengidentifikasi tanda/gejala Kelompok 2 19/11/21 S : Pasien mengatakan Kelompok 2
Penurunan primer penurunan curah sesaknya sudah berkurang
Curah O:
jantung
Jantung - Tekanan darah 140/90
(D.0005) R/ pasien mengatakan sesak mmHg
nafas dan enggap, pola nafas - RR 28x/menit
- Nadi 88x/menit
abnormal (takipnea), RR
- Nafas mulai teratur
30x/menit, kedalaman nafas - Terdapat edema pada
dangkal, tekanan darah ekstremitas bawah
A : Masalah teratasi
meningkat 150/100 mmHg,
P : Hentikan intervensi
nadi 103x/menit, terdapat
edema pada ekstremitas bawah
2) Memposisikan pasien semi
fowler atau fowler dengan kaki
kebawah dengan kaki ke bawah
atau posisi nyaman
R/ Pasien sudah berada pada
posisi semi fowler
3) Menganjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
R/ Pasien melakukan aktivitas
sesuai toleransi dan dibantu
keluarga
4) Mengkolaborasikan pemberian
antiaritmia, jika perlu
R/ Pasien sudah minum obat
2 19/11/21 1) Mengidentifikasi lokasi, Kelompok 2 19/11/21 S : Pasien mengatakan Kelompok 2
Nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, nyerinya berkurang dan
Melahirkan merasa lega setelah
kualitas, intensitas nyeri
(D.0079) melahirkan
R/ pasien mengatakan sesak O : Bayi sudah lahir,
nafas dan enggap, pola nafas pasien masih tampak
meringis
abnormal (takipnea), RR
A : Masalah teratasi
30x/menit, kedalaman nafas P : Hentikan intervensi
dangkal, tekanan darah
meningkat 150/100 mmHg,
nadi 103x/menit, terdapat
edema pada ekstremitas bawah
2) Memberikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
R/ Pasien sudah melakukan
relaksasi tarik nafas dalam
3) Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
R/ Pasien sudah mengetahui
penyebab, periode dan pemicu
nyeri
4) Mengkolaborasi pemberian
analgetik
R/ Pasien sudah diberi obat
3 19/11/21 1) Memonitor kelelahan fisik dan Kelompok 2 19/11/21 S : Pasien mengatakan Kelompok 2
Intoleransi emosional masih lemas dan merasa
Aktivitas lelah setelah melahirkan
R/ pasien mengatakan lelah,
(D.0055) O : Pasien tampak lemas
nyeri yang dirasakan semakin A : Masalah belum teratasi
berat ketika banyak bergerak. P : Pertahankan intervensi

Nyeri berkurang jika posisi


tidur dan mengelus-elus
perutnya. Ketika banyak
bergerak pasien sesak dan
enggap, pasien tampak lemah
2) Menyediakan lingkungan
nyaman dan rendah stimulus
R/ Pasien sudah tenang
3) Menganjurkan tirah baring
R/ Pasien sudah bedrest
4) Mengkolaborasikan dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
R/ Pasien sudah makan dari
instalasi gizi
4 19/11/21 1) Memonitor tanda-tanda Kelompok 2 19/11/21 S : Pasien mengatakan Kelompok 2
Ansietas ansietas (verbal dan non sudah tidak cemas setelah
(D.0080) bayinya lahir normal,
verbal)
pasien merasa senang
R/ pasien mengatakan merasa O : Pasien tampak senang
khawatir menghadapi A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
persalinan karena hasil USG
terakhir letak janin sungsang.
pasien tampak gelisah dan
tegang
2) Menemani pasien untuk
mengurangi kecemasan
R/ Kelurga selalu menemani
pasien
3) Menganjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien
R/ Kelurga selalu menemani
pasien
4) Mengkolaborasikan pemberian
obat antiansietas, jika perlu
R/ Pasien tidak perlu diberi
obat antiansietas

Anda mungkin juga menyukai