PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi dalam kehamilan dimana
tekanan darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya
peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih atau peningkatan diastolik
sebesar 15 mmHg atau lebih diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan,
minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011). Hipertensi dalam kehamilan
ialah tekanan darah sistolik dan sistolik ≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah
sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30
mmHg dan kenaikan tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi
sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013). Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia kehamilan 20 minggu
atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan; b. Preeklamsi adalah hipertensi
yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria.; c. Eklamsi adalah
preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai dengan koma.; d. Hipertensi
kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi kronik di sertai tanda-tanda
preeklamsi atau hipertensi kronik disertai proteinuria.; e. Hipertensi gestasional (transient
hypertensi) adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalin atau kehamilan dengan preeklamsi
tetapi tanpa proteinuria (prawirohardjo, 2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
kasus ini adalah sebagai berikut : Bagaimana Asuhan Keperawatan Maternitas Pada ny. R
dengan Diagnosa Hipertensi Dalam Kehamilan diruang GEDONG GINCU 1 RSUD
Indramayu?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi dalam kehamilan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan Hipertensi
dalam kehamilan
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah
pada pasien dengan Hipertensi dalam kehamilan
c. Mampu merumusan perencanaan secara tepat pada pasien dengan Hipertensi
dalam kehamilan
d. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi
dalam kehamilan
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
Diharapkan mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi
dalam kehamilan agar dapat dilakukan intervensi yang tepat sesuai dengan
keadaan/kondisi pasien.
persalinan.
dengan koma.
c. Umur
e. Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f. Obesitas
g.
D. Patofisiologi
mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika
menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang arteri spiralis.
penting, salah satunya adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya
akan merusak membran sel yang mengandung banyak asam lemak tidak
merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein sel endotel.
kuat.
(vasokonstriktor) meningkat
a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan meningkat dengan
bermakna guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin. Sebaliknya
pada preeklampsia terjadi penurunan volume plasma antara 30-40%
dibanding hamil normal disebut hipovolemia. Hipovolemia diimbangi
dengan vasokonstriksi, sehingga terjadi hipertensi.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam menegakkan diagnosis
hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik menggambarkan resistensi
perifer, sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran curah
jantung.Peningkatan reaktivitas vaskuler pada preeklampsia terjadi pada
umur kehamilan 20 minggu, tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada
trimester II.
c. Fungsi ginjal
1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut :
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia, sehingga
terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya permeabilitas
membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan mengakibatkan
terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal. Bila sebagian
besar kedua korteks ginjal mengalami nekrosis, maka terjadi nekrosis
korteks ginjal yang bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat vasopasme
pembuluh darah.
2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeklampsia, tetapi
proteinuria umumnya timbul jauh pada akhir kehamilan, sehingga sering
dijumpai preeklampsia tanpa proteinuria, karena janin sudah lahir lebih dulu.
Pengukuran protein dapat dilakukan dengan urin dipstik, yaitu 100 mg/l atau
+1, sekurang-kurangnya diperiksa dua kali urin acak selang 6 jam dan bisa
juga dengan pengumpulan proteinuria dalam 24 jam. Dianggap patologis
bila besaran proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam.
3) Asam urat serum
Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini disebabkan oleh
hipovolemia yang menimbulkan menurunnya aliran darah filtrasi
aliran darah, sehingga menurunnya sekresi asam urat. Peningkatan
asam urat terjadi karena iskemia jaringan.
4) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini
disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun,
mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus, sehingga menurunnya
sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin plasma.
5) Oliguria dan anuria
Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga aliran darah ke
ginjal menurun yang mengakibatkan produksi urin menurun (oliguria),
bahkan dapat terjadi anuria.
6) Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama halnya
dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama dengan hamil normal,
kecuali jika diberi diuretikum banyak, restriksi konsumsi garam atau
pemberian cairan oksitosin yang bersifat anti diuretik. Preeklampsia berat
yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan keseimbangan
asam basa. Kadar natrium dan kalium pada preeklampsia sama dengan kadar
hamil normal, yaitu sama dengan proporsi jumlah air dalam tubuh.
7) Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro:
fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah meningkat,
mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan menurunnya aliran
darah ke organ.
8) Hematokrit
Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan hipertensi karena
hipovolemia yang menggambarkan beratnya preeklampsia.
9) Edema
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel
kapiler. Edema yang patologik adalah edema yang nondependen pada muka,
dan tangan atau edema generalista, dan biasanya disertai dengan kenaikan
berat badan yang cepat.
10) Neurologik
Perubahan dapat berupa :
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi
nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2
jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava
inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran
darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia
plasenta, menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah
menuju ginjal dan meningkatkan produksi urin.Pasien juga dianjurkan
segera berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema),
kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang dan mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat
dengan tirah baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-
obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian
diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
c. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk
evaluasi menyeluruh, pemeriksaan laboratorium lengkap serta kultur,
pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi paru).
J. PENGKAJIAN
a. Amanamnesa
1) Identitas umum ibu, seperti:nama, tempat tanggal lahir/umur,
pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang :
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan
visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi gangguan
serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan ekstermitas, tengkuk
terasa berat, dan terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
b) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu menderita
penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu
mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan
terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas, ibu
mungkin pernah menderita gagal ginjal kronis.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan hipertensi
dalam keluarga.
d) Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun
atau di atas 35 tahun.
e) Riwayat Obstetri
f) Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu
hamil primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia kehamilan
(Prawirohardjo, 2013).
g) Data sosial ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada
wanita dengan golongan ekonomi rendah, karena mereka kurang
mengonsumsi makanan yang mengandung protein dan juga
melakukan perawatan antenatal yang teratur.
h) Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada
dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir
akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia
takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga
ia takut untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
2) TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan
darah darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
3) Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
denyut nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami
eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
4) Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemuksn
nafas pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan
terdengar bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
5) Suhu: Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
biasanya tidak ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu hamil
tersebut mengalami eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
6) BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5
kg/minggu, dan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia akan
terjadi peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg
dalam 1 bulan
7) Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang
berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamil dengan hipertensi
akan mengalami sakit kepala.
8) Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
9) Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
konjungtivasub anemis, dan bisa juga ditemukan edema pada
palvebra. Pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia atau
eklampsia biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu
penglihatan kabur.
10) Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
11) Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
12) Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada
gusi,menyebabkan kondisi gusi menjadi hiperemik dan lunak,
sehingga gusi bisa mengalami pembengkakan dan perdarahan
13) Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran pada kelenjer tiroid
14) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema
paru dan napas pendek
15) Jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi
jantung, pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan,khususnya pada ibu yang mengalami preeklampsia
beratakan terjadi dekompensasi jantung.
16) Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara membesar,
lebih padat dan lebih keras, puting menonjol dan areola menghitam
dan membesar dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan
pembuluh darah menjadi lebih terlihat.
17) Abdomen :Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus
menonjol keluar, danmembentuk suatu area berwarna gelap di
dimding abdomen, serta akanditemukan linea alba dan linea nigra.
Pada ibu hamil dengan hipertensibiasanya akan ditemukan nyeri
pada daerah epigastrum, dan akanterjadi anoreksia, mual dan
muntah
18) Pemeriksaan janin: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
terjadi bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan gerakan janin
yang melemah (Mitayani, 2011).
19) Ekstermitas: Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan tangan juga pada
jari-jari.
20) Sistem persarafan: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa
ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki
21) Genitourinaria: Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu hami dengan
preeklampsia (Reeder,2011;Mitayani, 2011).
K. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang
hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :
1) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
5) Radiologi
a. Ultrasonografi : bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus, pernapasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat,
dan volume cairan ketuban sedikit
b. Kardiotografi Diketahui denyut jantung janin lemah
L. ANALISA DATA
abnormal (Mis.
Takipnea,
Hitung trombosit
bradipnea,
hiperventilasi,
kussmaul, cheyne- Dyspnea
stokes)
Ds :- HDK Ketidakefektifan
perfusi jaringan
Do : Keusakan vaskuler
perifer
- Pengisian kapiler
Gangguan perfusi organ D.0009
>3 detik
- Nadi perifer
menurun atau tidak Dx. Ketidakefektifan perfusi
teraba jaringan perifer
- Akral teraba dingin
- Warna kulit pucat
- Turgor kulit
menurun
Ds : - HDK Nyeri akut
D.0077
Do : Kerusakan vaskuler
- Tampak meringis
Gangguan perfusi organ
- Bersikap protektif
(Mis. Waspada, Spasme pembuluh darah
posisi menghindari
nyeri)
- Gelisah Penurunan diameter pembuluh
darah
- Frekuensi nadi
meningkat
- Sulit tidur Gangguan sirkulasi darah dan
gangguan multi organ
otak
Hipoksia
Pusing
Ds :- HDK Ansietas
D.0080
Do : Perubahan psikologis lebih labil
- Tampak gelisah
Krisis emosi
- Tampak tegang
- Sulit tidur Kurang pengetahuan
Dx. Ansietas
Ds :- HDK Defisit
pengetahuan
Do : Perubahan psikologis lebih labil
D.0111
- Menunjukkan
Krisis emosi
perilaku tidak
sesuai anjuran Kurang pengetahuan
- Menunjukkan
prsepsi yang keliru
terhadap masalah Dx. Defisit Pengetahuan
- Kolaborasi
pemberian
analgetik
3. Setelah dilakukan tindakan O: 1. Mengetahui
keperawatan selama 3 x 24 tentang nyeri pasien.
jam nyeri yang dirasakan - Lakukan
pasien berkurang, dengan pengkajian nyeri 2. Agar pasien
kriteria hasil : secara
merasa lebih nyaan.
komprehensif
Kriteria Hasil : termasuk lokasi, 3. Mengajarkan
karakteristik,
1. Keluhan nyeri menurun Tarik napas dalam
durasi, frekuensi,
2. Pasien tidak gelisah kualitas dan agar nyeri pasien
Frekuensi nadi membaik faktor presipitasi berkurang.
( 60 – 100x/menit)
4. Agar pasien
N: mengetahui dan
mengerti tentag nyeri
- Anjurkan pasien
untuk beristirahat yang dirasakannya.
di tempat tidur
5. Memberikan
E:
analgetik untuk
- Ajarkan tentang mengurangi nyeri
teknik non yang dirasakan
farmakologi: pasien.
napas dalam,
relaksasi,
distraksi, kompres
hangat/ dingin
- Berikan informasi
tentang nyeri
seperti penyebab
nyeri, berapa
lama nyeri akan
berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamanan
dari prosedur
K:
- Kolaborasikan
pemberian
analgetik untuk
mengurangi nyeri
- Latih teknik
relaksasi
I. BIODATA
1. Identitas Klien
A. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Diagnosa Medis : Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK)
Alamat : Ds. Telagasari RT/RW 01/03 Kec. Lelea
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. N
Umur : 38 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Telagasari RT/RW 01/03 Kec. Lelea
Hubungan Keluarga : Suami
II. PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
Mules
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
-------- : Tinggal serumah
: Klien
: Garis hubungan
: Meninggal
: Abortus
: Cerai
2. Pola Eliminasi
a. Urin (BAK)
1) Frekuensi 5-6x/ hari 5-6x/ hari
BAK
5) Total produksi ± 550 cc ± 550 cc
urine
Tidak ada Terpasang kateter
6) Keluhan
dengan urine 300 cc
b. Alfi (BAB)
1x/hari 1x/hari
1) Frekuensi
Pola Kehidupan Sehari-
No Saat Sehat Saat Sakit
hari
2) Warna Kuning Kuning
3) Konsistensi Lembek Lembek
4) Bau Khas Khas
5) Keluhan Tidak ada Tidak ada
3. Pola Istirahat dan Tidur
a. Tidur siang
1) Lamanya 2 jam 2 jam
3) Kebiasaan
sebelum tidur Membaca doa Membaca doa
4) Perasaan waktu
Segar Segar
bangun
5) Keluhan
Tidak ada Kurang nyaman karena
kadang mules
b. Tidur malam
1) Lamanya
8 jam 8 jam
2) Kualitas
Nyenyak Kurang nyenyak
3) Kebiasaansebelu
Membaca doa Membaca doa
m tidur
4) Perasaan setelah
Segar Merasa mendingan
bangun
5) Keluhan
Tidak ada Kurang nyaman karena
kadang mules
4. Pola Aktivitas dan
Kebersihan Diri
a. Personal hygiene
1) Mandi
2x/hari 2x/hari
a) Frekuensi
Pola Kehidupan Sehari-
No Saat Sehat Saat Sakit
hari
b) Sarana mandi Air bersih dan sabun Air bersih dan sabun
2) Gosok gigi
a) Frekuensi 2x/hari Belum gosok gigi
b) Sarana gosok gigi Pasta dan sikat gigi
3) Keramas
a) Frekuensi 3-4x/minggu Belum keramas
4) Kuku
Bersih, pendek Bersih, pendek
a) Keadaan kuku
b) Frekuensi potong
1x/minggu 1x/minggu
kuku
5) Berhias
Ya Ya
6) Keluhan
Tidak ada Tidak ada
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
a. Kesadaran : Compos mentis dengan GCS 15 (E: 4 V : 5 M : 6)
b. Penampilan : Rapih
c. Orientasi : Baik
d. Tanda-tanda vital
T :150/100 mmHg P : 103 x/menit RR : 30x/menit S : 36,7 oC
2. Sistem Pernapasan
- Inspeksi : tipe pernapasan hidung, bentuk dada normal, bentuk tulang
belakang normal, pergerakan dada simetris, tidak ada pernapasan
cuping hidung, gerakan dada normal, irama nafas reguler, kedalaman
nafas dangkal, pola napas takipnea.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan dada, taktil fremitus teraba, tidak ada
pembengkakan dada.
- Perkusi : bunyi resonan atau sonor pada lapang dada
- Aunskultasi : suara nafas vesikuler, jenis nafas normal, saturasi O2 97
%.
3. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva ananemis, sclera anikterik, mukosa bibir tampak kering, tidak
ada sianosis, irama jantung reguler, bunyi jantung normal, cappilary refill
time 2 detik, nadi kuat, akral teraba hangat.
4. Sistem Persyarafan
Fungsi penciuman baik, bentuk normal, fungsi pengihatan baik, reflek
pupil cepat, pupil isokor, gerakan bola mata baik, reflek mengunyah baik,
wajah klien simetris, fungsi pendengaran baik, fungsi menelan baik, lidah
simetris, fungsi pengecapan baik, orientasi tempat, waktu dan orang baik.
Kaku kuduk baik, refleks patella baik.
5. Sistem Penglihatan
Bola mata simetris, sklera mata anikterik, konjungtiva anemis, pupil reflek
terhadap cahaya mengecil, tidak ada pembengkakan pada mata, tidak ada
edema palpebra, tidak ada sekret pada mata, tidak ada strabismus.
6. Sistem Pendengaran
Bentuk telinga kanan dan kiri simetris, fungsi pendengaran baik, tidak ada
pembengkakan telinga, tidak ada nyeri tulang mastoid.
7. Sistem Perkemihan dan Genitalia
Genitalia : normal, tidak ada pembengkakan ginjal, tidak ada distensi
kandung kemih, terpasang kateter dengan urine 300 cc
8. Sistem Pencernaan
Inspeksi : mulut bersih, bentuk bibir simetris, mukosa bibir kering, lidah
bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada tonsilitis, reflek mengunyah baik,
refleks menelan baik, tidak ada nyeri menelan.
Bentuk abdomen simetris, warna striae cokelat, tidak ada jaringan parut,
lesi maupun kemerahan
Auskultasi : ada bising usus, bising usus 12x/menit
Palpasi : tidak ada pembengkakan, ada nyeri tekan, turgor kulit baik, tidak
ada asites, tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : dullnes dan tympani
Untuk Pasien Antenatal
TFU : 33 cm
Leopold I : Kepala
Leopold II : Punggung kanan
Leopold III : Bokong
Leopold IV : Konvergen
Denyut Jantung Janin : 152x/menit
Pigmentasi : Tidak ada pigmentasi
Linea nigra : Ada
Striae : Ada
9. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas : Bentuk simetris, tidak ada edema, kekuatan otot baik,
tonus otot baik, tidak ada fraktur, refleks bisep dan trisep baik. ekstremitas
atas sinistra terpasang infuse IVFD RL 8 jam 20 tpm
Ekstremitas bawah : Bentuk simetris, tidak ada edema, kekuatan otot baik,
tidak ada fraktur, tonus otot baik, refleks patella baik.
10. Sistem Endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, tidak ada tremor
ekstremitas, tidak ada keringat berlebih pada telapak tangan, tidak ada
penonjolan mata.
11. Sistem Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, kulit lembab, ada edema di
ekstremitas bawah
12. Genitalia
a. Edema vulva : Tidak ada
b. Varises : Tidak ada
c. Keputihan : Tidak ada
d. Kebersihan : Bersih
e. Condiloma : Tidak ada
f. Pembesaran kelenjar Bartolini : Tidak ada
No. Dx Tanggal, Implementasi Keperawatan TTD & Tanggal, Evaluasi TTD &
Kep Jam Nama Jelas Jam Nama Jelas
1 19/11/21 1) Mengidentifikasi tanda/gejala Kelompok 2 19/11/21 S : Pasien mengatakan Kelompok 2
Penurunan primer penurunan curah sesaknya sudah berkurang
Curah O:
jantung
Jantung - Tekanan darah 140/90
(D.0005) R/ pasien mengatakan sesak mmHg
nafas dan enggap, pola nafas - RR 28x/menit
- Nadi 88x/menit
abnormal (takipnea), RR
- Nafas mulai teratur
30x/menit, kedalaman nafas - Terdapat edema pada
dangkal, tekanan darah ekstremitas bawah
A : Masalah teratasi
meningkat 150/100 mmHg,
P : Hentikan intervensi
nadi 103x/menit, terdapat
edema pada ekstremitas bawah
2) Memposisikan pasien semi
fowler atau fowler dengan kaki
kebawah dengan kaki ke bawah
atau posisi nyaman
R/ Pasien sudah berada pada
posisi semi fowler
3) Menganjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
R/ Pasien melakukan aktivitas
sesuai toleransi dan dibantu
keluarga
4) Mengkolaborasikan pemberian
antiaritmia, jika perlu
R/ Pasien sudah minum obat
2 19/11/21 1) Mengidentifikasi lokasi, Kelompok 2 19/11/21 S : Pasien mengatakan Kelompok 2
Nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, nyerinya berkurang dan
Melahirkan merasa lega setelah
kualitas, intensitas nyeri
(D.0079) melahirkan
R/ pasien mengatakan sesak O : Bayi sudah lahir,
nafas dan enggap, pola nafas pasien masih tampak
meringis
abnormal (takipnea), RR
A : Masalah teratasi
30x/menit, kedalaman nafas P : Hentikan intervensi
dangkal, tekanan darah
meningkat 150/100 mmHg,
nadi 103x/menit, terdapat
edema pada ekstremitas bawah
2) Memberikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
R/ Pasien sudah melakukan
relaksasi tarik nafas dalam
3) Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
R/ Pasien sudah mengetahui
penyebab, periode dan pemicu
nyeri
4) Mengkolaborasi pemberian
analgetik
R/ Pasien sudah diberi obat
3 19/11/21 1) Memonitor kelelahan fisik dan Kelompok 2 19/11/21 S : Pasien mengatakan Kelompok 2
Intoleransi emosional masih lemas dan merasa
Aktivitas lelah setelah melahirkan
R/ pasien mengatakan lelah,
(D.0055) O : Pasien tampak lemas
nyeri yang dirasakan semakin A : Masalah belum teratasi
berat ketika banyak bergerak. P : Pertahankan intervensi