Anda di halaman 1dari 27

4/5/2015

TRANSFORMASI FASA
Dr. ir. Husaini Ardy
Program Studi Teknik Material – ITB
itbmsmet@melsa.net.id
@
0811236782

SILABUS MATA KULIAH


TRANSFORMASI FASA

„ Tujuan:
– Mengetahui
g alasan
alasan--alasan terjadinya
j y transformasi
fasa
– Mempelajari jenis-
jenis-jenis transformasi fasa
1.Termodinamika
1. Termodinamika dan hubungannya dengan
diagram fasa
2.Difusi
2. Difusi
3.Antarmuka
3. Antarmuka kristal dan struktur mikro
4 Pembekuan
4.Pembekuan
4.
5.Transformasi
5. Transformasi difusi
6.Transformasi
6. Transformasi tanpa difusi

1
4/5/2015

„ Buku acuan :
ƒ Porter, D.A., Easterling, K.E., Phase
Transformation in Metals and Alloys, 2nd edition,
Chap
Cha
h pman & Hall, ll 1992.
Reed--Hill, R.E., Abbaschian, R., Physical Metallurgy
ƒ Reed
Principles, 3rd edition, John Wiley, 1992.

„ Nilai:
– Ujian Tengah Semester : 50%
– Ujian
Uji Akhi
Akhir Semester
S t : 50%

BAB I
TERMODINAMIKA DAN DIAGRAM FASA

„ 1.1. KESETIMBANGAN

„ Di
Diagram fasa:
f
– Komponen
– Fasa
– Sistem

„ Komposisi suatu fasa dapat dinyatakan oleh jumlah relatif dari


setiap komponen.

„ Transformasi fasa:
Fasa 1 Æ Fasa 2
atau
Fasa 1 Æ Fasa 2 + Fasa 3 + Fasa 4 + ….

2
4/5/2015

„ Kondisi awal Æ Kondisi baru


(unstable) (stable)

„ Bagaimana menentukan stabilitasnya ?


– Termodinamika
– Laju transformasi (kinetika) ?

„ Stabilitas relatif:
Energi bebas Gibbs
G = H – TS
H = E + PV

E = Energi dalam sistem


(Energi kinetik + Energi potensial) atom-
atom-atom
Ek = vibrasi, translasi, rotasi: atom-
atom-atom
Ep = interaksi, ikatan:atom-
ikatan:atom-atom

„ Untuk padatan dan cairan:


P ≈ 1 atmosfir
ΔV kecil sekali
Maka : H ≈ E
S : menyatakan keacakan dari sistem
Pada kondisi kesetimbangan:
kesetimbangan:
dG = 0
H : dominan pada temperatur rendah
S : dominan pada temperatur tinggi

„ Sifat--sifat termodinamika :
Sifat
Intensif : T, P
P,, tidak
tidak bergantung pada ukuran dari sistem
Ekstensif : V, E, H, S, G,
G, bergantung
bergantung pada ukuran sistem
(per mole)

3
4/5/2015

Unstable

Metastable

Stable

1.2 KOMPONEN TUNGGAL

„ 1.2.1 Perubahan energi bebas sebagai fungsi


temperatur

„ Panas jenis:
jenis: jumlah energi panas yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur 1 K.
Pada tekanan konstan Æ CP
Pada volume konstan Æ CV

⎛ ∂W ⎞ ⎛ ∂E ⎞ C P ⎛ ∂S ⎞
CP = ⎜ ⎟ CV = ⎜ ⎟ =⎜ ⎟
⎝ ∂T ⎠ P ⎝ ∂T ⎠V T ⎝ ∂T ⎠ P

Acuan : H = 0 pada 298 K (25oC)


S = 0 pada 0 K.

4
4/5/2015

T
H=
298
∫C P dT

T
CP
S=∫ dT
0
T

⎛ ∂Q ⎞ ⎛ ∂E ⎞
CV = ⎜ ⎟ =⎜ ⎟
⎝ ∂T ⎠V ⎝ ∂T ⎠V

⎛ ∂Q ⎞ ⎛ ∂H ⎞
CP = ⎜ ⎟ =⎜ ⎟
⎝ ∂T ⎠ P ⎝ ∂T ⎠ P

dG = − SdT + VdP

⎛ ∂G ⎞
⎜ ⎟ = −S
⎝ ∂T ⎠ P

5
4/5/2015

1.2.2 Pengaruh tekanan:

dG = VdP − SdT
Pada T konstan ⎛ ∂G ⎞
⎜ ⎟ =V
⎝ ∂P ⎠ T

Kasus 2 fasa dalam kesetimbangan pada T konstan

∂G = VdP
sama maka ∂G akan berbeda jika P berubah.
Jika V tidak sama, berubah
Misal fasa α, β:
dGα = Vmα dP − S α dT

dG β = Vmβ dP − S β dT

Misal fasa α, β:
dG α = Vmα dP − S α dT

dG β = Vmβ dP − S β dT

Jika α dan β dalam kesetimbangan:

Gα = G β Æ
dG α = dG β
Vmα = dP − S α dT = Vmβ dP − S β dT
⎛ ∂P ⎞ S β − S α ΔS
⎜ ⎟ = β α
=
⎝ ∂T ⎠ eq Vm − Vm ΔV

6
4/5/2015

Jika P berubah dan tetap setimbang, maka T harus diubah juga.

G α = H α − TS α
G β = H β − TS β
ΔG = G β − G α
= ΔH − TΔS
Kondisi kesetimbangan ΔG = 0 ΔH − TΔS = 0
ΔH
ΔS =
T

⎛ ∂P ⎞ ΔS
⎜ ⎟ =
⎝ ∂T ⎠ eq ΔV

ΔH Persamaan :
= Clausius – Clayperon
TΔV

α - Fe Æ V α
Vγ <Vα
γ – Fe Æ V γ

ΔV = V γ − V α < 0
Hα < Hγ
ΔH = H γ − H α > 0

ΔV < 0
ΔH > 0
⎛ ∂P ⎞
⎜ ⎟<0
⎝ ∂T ⎠

Æ Increased pressure Æ lowered the eq.


transition temperature

7
4/5/2015

1.3 Larutan Biner

Komponen tunggal: parameter T, P


Paduan Æ ada pengaruh komposisi; berarti ada parameter : T, P, X
Penyederhanaan: P = 1 atm (fixed)

1.3.1 Energi Bebas Gibbs Larutan Biner


Asumsi: struktur kristal A = B = paduan baru
Æ sistem homogen
XA = fraksi mol A
XB = fraksi mol B
XA + XB = 1
Tahapan pemaduan (Gambar 1.7) :
Pencampuran A dan B
Pembentukan paduan baru yang homogen

„ Setelah step 1: G1= H1 − TS1


G 2 = H 2 − TS 2
G1 = XA GA + XB GB (Joule/mol)
ΔH mix = H 2 − H 1
GA = Energi bebas A = murni ΔS mix = S 2 − S1

GB = Energi bebas B = murni ΔGmix = ΔH mix − TΔS mix


(lihat variasi G1 terhadap
komposisi, Gambar 1.7)
ΔH mix : energi panas yang diserap atau
dibebaskan selama step 2

G2 = G1 + ΔGmix Jika volume tetap:


ΔGmix : perubahan energi bebas ΔH mix = E1 − E2
karena pencampuran

8
4/5/2015

Kurva Energi Bebas

Larutan Ideal
„ Larutan ideal : ΔHmix = 0
„ Sehingga : ΔGmix = -T ΔSmix

Pengertian statistic dari entropi: S = k ln ω


k = konstanta Boltzman
ω = tingkat keacakan
S = S th + S conf
Sth = berasal dari getaran atom
atom--atom
Sconf = berasal dari konfigurasi susunan atom
Jika tidak ada perubahan volume selama mixing
mixing,, maka
tidak ada perubahan enegi panas selama mixing
mixing,,
Sth = 0

9
4/5/2015

„ Asumsi :
– XA = fraksi atom A, XB = fraksi atom B
– A dan B membentuk larutan substitusi
– Pencampuran A, B membentuk larutan padat subtitusi
– Semua konfigurasi dari atom-
atom-atom A dan B mempunyai
kemungkinan yang sama

ΔS mix = − R( X A ln X A + X B ln X B )
ΔGmix = −TΔS mix
= RT ( X A ln X A + X B ln X B ) (Gambar 1.9)

10
4/5/2015

Larutan Reguler

„ Larutan reguler : ΔHmix ≠ 0


„ Asumsi : ΔHmix berasal dari energi ikatan antar atom
– Berlaku jika : VA = VB, dan tidak berubah selama mixing
– Energi ikatan tidak bergantung komposisi
– Ada tiga kemungkinan ikatan atom A – B :
ƒ A – A, energi ikatan εAA
ƒ A – B, energi ikatan εAB
ƒ B – B, energi ikatan εBB

„ ε = 0 jika jarak atom-


atom-atom = ~
„ εAA, εAB, εBB < 0

„ Energi dalam larutan:


– E = PAA εAA + PAB εAB + PBB εBB
– P = jumlah ikatan

„ Entalphi pencampuran: 1
– ∆Hmix = PAB ε (
ε = ε AB − ε AA + ε BB )
– ε = 0 Æ larutan ideal
2
– ε < 0 Æ atom dikelilingi oleh atom yang berbeda
– ε > 0 Æ atom
t dikelilingi
dik lili i oleh
l h atom
t sejeni
sejenis
j is

PAB = NZX A X B
– Z = jumlah ikatan per atom
– N = bilangan Avogadro
„
ΔH mixi = ΩX A X B Æ regular solution

(Ω = NZε )

11
4/5/2015

„ Regular Solution :
ΔGmix = ΩX A X B + RT ( X A ln X A + X B ln X B )

„ Ada beberapa kemungkinan :


ΔH mix < 0 Ω<0 high T
ΔH mix < 0 Ω<0 low T

ΔH mix > 0 Ω>0 high T


ΔH
Δ H mix > 0 Ω>0 low T

12
4/5/2015

„ Larutan ideal : ΔH mix = 0 , a = X


„ Larutan regular : a ≠ X
ΔH mix < 0 Æ Kurva 2
ΔH mix > 0 Æ Kurva 3
„ Koefisien aktivitas: γ
„ Untuk larutan encer B dalam A
„ XB Æ 0
γ = B = konstanta (Hukum Henry)
„ a
B
XB
„

aA
γa = =1
„ XA (Hukum Roult)

13
4/5/2015

Larutan Riil (Real Solution)

„ Larutan ideal dan larutan reguler adalah model


sederhana
„ Estimasi ΔGmixi : tidak teliti, fungsi dari (T, X)

„ Jika ε dan Ω ≠ 0 :
– Asumsi bahwa susunan atom paling acak adalah pada kondisi
kesetimbangan tidak benar
– Nilai ΔGmix yang dihitung tidak menghasilkan harga minimum
„ Susunan atom yang sebenarnya adalah :
– Kompromi dari susunan atom yang memberikan energi dalam
minimum dan tingkat keacakan yang menghasilkan energi bebas
minimum

„ Jika ε < 0 :
– ΔE dapat diturunkan dengan menambah jumlah
ikatan A – B (ordering)

„ Jika ε > 0 :
– ΔE dapat diturunkan dengan menambah jumlah
ikatan A – A dan B – B (clustering)

„ Tingkat ordering atau clustering akan berkurang dengan


naiknya temperatur (pengaruh entropi, -TΔS, semakin
d i
dominan))

„ Jika ukuran atom berbeda jauh, maka ada pengaruh


strain energy effect terhadap ΔHmix.

14
4/5/2015

Ordered Phases
„ Untuk larutan ideal dengan susunan atom random, maka
A-B, PAB (random) = NZXAXB dan Ω = 0
jumlah ikatan A-

„ Jika
k jumlah
l h ikatan
k A
A--B lebih
l b h besar
b dari d Ω
d PAB (random), dan
< 0, maka larutan akan mengandung SRO (short range
order)

„ Tingkat SRO dapat ditentukan dari :


PAB − PAB (random )
s=
PAB (max .) − PAB ( random )

„ Long range order (LRO) : setiap atom menempati posisi


tertentu (A site, B site)

15
4/5/2015

„ Paduan Cu
Cu--Au :
– Salah satu contoh homogeneous substitutional solid solution
– Membentuk random solid solution pada temperatur tinggi
– Pada temperatur rendah, pada komposisi XCu = XAu = 0.50,
terbentuk order solid solution (senyawa CuAu)
– Disebut sebagai superlattice
– Superlattice yang lain adalah senyawa Cu3Au

„ Temperatur kritis :
– temperatur ketika terjadi transformasi order Ædisorder
– Semakin tinggi
gg dengan gg y Ω, atau ΔHmix
g semakin tingginya
– Ada juga senyawa yang order sampai temperatur leburnya

16
4/5/2015

Five Common Superlattices

Intermediate Phases

„ Paduan yang terbentuk dengan energi bebas minimum,


tetapi struktur kristalnya berbeda dari atom-
atom-atom
penyusunnya

„ Kurva G berbentuk U

„ Stabilitas fasa dalam selang komposisi tertentu

„ Jika selang komposisinya sempit, terbentuk senyawa


antar--logam (intermetallic phase)
antar

17
4/5/2015

Kesetimbangan dalam Sistem Heterogen

„ Struktur kristal A # struktur


kristal B
„ Ada dua kurva energi bebas

18
4/5/2015

Kurva Energi Bebas : Diagram Fasa Biner Sederhana

19
4/5/2015

Kurva Energi Bebas : Sistem dengan Miscibility Gap

Fasa Cair : ideal


Fasa padat : ΔHmix > 0

A and B atoms dislike


each other, formation
of clusters (α’
(α and α
α’’))
: MISCIBILITY GAP

Diagram Fasa : Cu
Cu--Ni

20
4/5/2015

Diagram Fasa : Cd
Cd--Mg

Diagram Fasa : Ordered Alloys

Fasa Cair : ideal


padat : ΔHmix < 0
Fasa p

The bonding of A and


B atoms is very
strong, formation of
(α’ or β) :
order alloys (α

21
4/5/2015

Diagram Fasa : Cu
Cu--Zn

Kurva Energi Bebas : Simple Eutectic System

Fasa Cair : ideal


Fasa padat :
ΔHmix >>> 0

A and B atoms dislike


each other, formation
of clusters (α1 and
α2) up to TM

22
4/5/2015

Kurva Energi Bebas : Simple Eutectic System

Struktur kristal
A≠B

Ada 2 kurva
k a
Energi Bebas
(Gα dan Gβ)

Kurva FE : Peritectic reaction

23
4/5/2015

The effect of Temperature on Solid Solubility

„ B larut dalam A
„ A tidak larut dalam B

„ Q = perubahan energi jika 1


mol B dalam bentuk β larut
dalam A membentuk larutan
encer

Ω = perubahan energi jika 1 mol B


dalam bentuk α larut dalam A
membentuk larutan encer
„ Tidak pernah ada 2 komponen
yang tidak larut satu sama lain

24
4/5/2015

Equilibrium Vacancy Concentration

„ Asumsi sebelumnya : „ Vacancy akan


semua lattice site terisi mempengaruhi energi
oleh atom bebas

„ Kondisi sebenarnya : „ Konsentrasi vacancy


selalu ada defect dalam kesetimbangan
(vacancy) (XVe) adalah jumlah
vacancy yang akan
„ Akibat adanya vacancy : memberikan energi bebas
– Kenaikan energi dalam minimum
i i
karena terputusnya ikatan
atom
– Naiknya tingkat keacakan
(configurational entropy)

„ Kenaikan entalpi karena adanya vacancy :

– XV : fraksi mol vacancy


– ΔHV : kenaikan entalpi per mol vacancy yang ditambahkan

„ Kenaikan entropi karena adanya vacancy :


ΔSV) karena adanya perubahan
– Kenaikan entropi termal ((Δ
frekuensi getaran atom-
atom-atom di sekitar vacancy
– Kenaikan entropi konfigurasi karena perubahan konfigurasi
atom--atom di sekitar vacancy. Ini yang paling DOMINAN
atom
„ Perubahan entropi total :

25
4/5/2015

„ Energi bebas kristal yang mengandung XV mol vacancy :

Pengaruh Interface terhadap Kesetimbangan

„ Asumsi sebelumnya : Tidak ada batas butir, tidak ada


batas antarfasa (perfect
(perfect single crystal)
crystal)

„ Kondisi sebenarnya :
– Ada batas butir
– Ada batas antar-
antar-fasa
– Ada cacat kristal (dislokasi, twin)
„ Maka Energi Bebas akan lebih tinggi dari perhitungan
sebelumnya
y

„ Kondisi kesetimbangan : jika semua batas butir, dan


cacat kristal hilang……..NO WAY…

26
4/5/2015

„ Pengaruh antarmuka akan dominan pada awal


transformasi, dimana mulai terjadi pengintian fasa β
dalam matrix α
„ Ada kenaikan tekanan pada fasa β :

„ Akibat dari efek Gibbs-


Gibbs-
Thompson : kelarutan β
dalam α sangat
bergantung kepada
ukuran partikel β

„ Untuk r = 10 nm,
– Xr/X∼ = 1.1

„ Kenaikan energi bebas ini „ Untuk p


partikel ukuran
disebut sebagai Gibbs-
Gibbs- besar (r > 1.0 μm)
Thompson effect pengaruh capilarity
(capilarity effect) sangat kecil

27

Anda mungkin juga menyukai