Anda di halaman 1dari 6

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Maria Fransiska Ugha Buu


Universitas Negeri Malang
maria.fransiska.2107128@students.um.ac.id

ABSTRAK

Pancasila sebagai ideologi terbuka diharapkan dapat berjalan dinamis sesuai tuntutan
perkembangan zaman dengan tetap berpegang pada jati diri bangsa yang kita miliki.
Implementasi nilai-nilai pancasila sebagai ideologi terbuka tentu disesuaikan dengan makna
dan watak yang dimiliki pancasila sebagai ideologi terbuka. Artikel ini akan menelaah
tentang pancasila sebagai ideologi terbuka dengan memaparkan beberapa materi yakni makna
pancasila sebagai ideologi terbuka, watak pancasila sebagai ideologi terbuka, pancasila
sebagai sumber nilai serta paradigma pembangunan, sikap positif terhadap pancasila sebagai
ideologi terbuka. Adanya pemahaman tentang eksistensi pancasila sebagai ideologi terbuka,
sekiranya sebagai warga negara indonesia mampu mengamalkannya baik secara objektif dan
secara subjektif.

Kata Kunci: Ideologi; Ideologi Terbuka; Pancasila;

ABSTRACT

Pancasila as an open ideology is expected to run dynamically according to the times while
still adhering to our national identity. The implementation of Pancasila values as an open
ideology is of course adapted to the meaning and character of Pancasila as an open ideology.
This article will examine Pancasila as an open ideology by describing some development
materials, namely the meaning of Pancasila as an open ideology, the character of Pancasila as
an open ideology, Pancasila as a source of values and paradigms, a positive attitude towards
Pancasila as an open ideology. There is an understanding of the existence of Pancasila as an
open ideology, if Indonesian citizens are able to practice it both objectively and subjectively.

Keywords: Ideology; Open Ideology; Pancasila;


PENDAHULUAN

Pancasila yang merupakan ideologi bangsa dapat dikatakan sebagai jati diri bangsa
Indonesia sendiri. Penetapan pancasila sebagai ideologi dirasakan sudah sempurna serta
meliputi segala aspek pada bangsa Indonesia (Asmaroini, 2017). Indonesia yang dikenal
sebagai negara kesejahteraan hukum menggunakan pancasila sebagai pedoman moral-
spiritual pada setiap kebijakan pembangunan baik di bidang hukum, ekonomi, politik,
maupun budaya nasional sehingga arah pembangunan tidak terlepas dari akarnya yakni
pancasila (Dimyati dkk., 2021). Oleh karena itu sebagai sumber nilai dan pedoman
pembangunan, penjiwaan pancasila dan pengamalan nilai-nilainya pada kehidupan berbangsa
dan bernegara tentu disesuaikan dengan watak pancasila sebagai ideologi terbuka.

Pengamalan nilai-nilai pancasila oleh warga negara, alangkah baiknya didahului dengan
memahami makna dan watak pancasila sebagai ideologi terbuka. Sebab pendidikan tentang
pancasila perlu terus diberikan secara berlanjut bagi generasi penerus bangsa agar tetap
bersikap pancasilais di tengah pengaruh negatif zaman modern (Purwani, 2019). Selain itu
untuk mendukung tujuan nasional bangsa indonesia yang sejalan dengan nilai-nilai pancasila,
kita perlu mengambil bagian dalam pembangunan indonesia (Sudaryanti dkk., 2015). Hal ini
dibutuhkan agar kita mampu memahami dan berperilaku poistif sesuai dengan eksistensi
pancasila yang digolongkan dalam jenis ideologi terbuka.

Pengamalan pancasila sebagai ideologi terbuka yang sejalan dengan nilai-nilai di


dalamnya perlu upaya lebih dari warga negara Indonesia untuk memahami secara jauh
pedoman atau ideologi yang dimiliki. Pada era globlalisasi perlu melestarikan nilai-nilai
Pancasila, sehingga generasi penerus bangsa dapat menghayati serta mengamalkannya,
disamping itu intisari nilai-nilai luhur terus terpelihara sebagai pedoman bangsa Indonesia
(Asmaroini, 2017). Hal ini sebetulnya perlu disadari bagi kita sebagai warga negara indonesia
jika situasi dan kondisi memungkinkan ideologi yang kita miliki bisa mengalami
kemunduran. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan yakni dengan memahami ideologi
bangsa yang kita miliki sehingga cara bertindak atau sikap sebagai warga negara indonesia
tidak melenceng dari nilai-nilai pancasila.

Maka pada artikel ini, penulis akan memberikan bahasan terkait pancasila sebagai ideologi
terbuka dengan penjabaran materinya yakni: 1) makna pancasila sebagai ideologi terbuka, 2)
watak pancasila sebagai ideologi terbuka, 3) pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma
pembangunan, 4) sikap positif terhadap pancasila sebagai ideologi terbuka.
HASIL TELAAH

Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Suatu ideologi dapat digolongkan dalam ideologi tertutup maupun ideologi terbuka.
Sebagai ideologi terbuka artinya pancasila mampu mengikuti perkembangan zaman serta
memiliki pemikiran terbuka sesuai hasil konsensus masyarakat (Sunandar, 2021). Meskipun
pancasila mampu berjalan dinamis sesuai perkembangan zaman sebagai ciri ideologi terbuka,
keadaan ini bukan berarti nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila dapat digantikan dengan
nilai dasar lain yang mampu meniadakan jati diri bangsa kita sendiri (Tonda, 2016). Maka
dapat diketahui sekalipun menganut ideologi terbuka, hal yang menjadi jati diri bangsa kita
tetaplah dipertahankan dengan memperhatikan tingkat kebutuhan bangsa indonesia dimana
hal yang perlu sesuaikan dengan perkembangan zaman ialah hal yang menjadi kepentingan
bersama bukan kepentingan golongan ataupun kemauan semata.

Ideologi terbuka yang dimiliki ideologi bangsa kita yakni pancasila memiliki maknanya
tersendiri sebagai ideologi terbuka. Makna pancasila sebagai ideologi terbuka yakni nilai-
nilai dasar pancasila yang meliputi ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan mampu dikembangkan mengikuti perkembangan zaman dan dinamika kehidupan
bangsa selama tidak keluar dari eksistensi dan jati diri bangsa Indonesia (Tonda, 2016).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui ideologi terbuka yang dimiliki pancasila
memiliki makna dapat mengikuti alur perkembangan zaman namun tetap berpatokan pada
dasar negara. Dalam sudut pandang ideologi sebagai sebuah pemikiran Franz Magnis Suseno
mengatakan ideologi dapat digolongkan sebagai ideologi tertutup dan ideologi terbuka.

Baik ideologi tertutup maupun ideologi terbuka memiliki ciri khasnya masing-masing.
Ideologi tertutup bersifat mutlak dengan pemikiran yang tertutup. Ciri-ciri ideologi tertutup
yaitu: 1) dipaksakan kepada masyarakat, 2) bersifat totaliter, 3) tidak adanya keanekaragaman
baik dalam pandangan maupun budaya, 4) rakyat wajib setia pada ideologi, 5) isi ideologi
bersifat mutlak, konkrit, keras, total, dan nyata. Sedangkan ideologi terbuka ialah ideologi
yang nilainya tidak dimutlakan dengan pemikiran yang terbuka. Ciri-ciri ideologi terbuka
antara lain 1) kekayaaan rohani, budaya masyarakat, 2) digali dari budaya masyarakat itu
sendiri artinya tidak diciptakan oleh negara, 3) tiap generasi bisa menafsirkan berdasarkan
zaman serta norma yang berlaku, 4) mendorong masyarakat untuk bertanggung jawab, 5)
keanekaragaman dihargai. Melalui ciri-ciri ideologi terbuka, kita memiliki gambaran
bagaimana pancasila diimplementasikan, disisi lain secara garis besar hal ini juga akan
tergambar dalam watak pancasila sebagai ideologi terbuka.

Watak Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Watak pancasila sebagai ideologi terbuka, tergambar dalam syarat-syaratnya sebagai


ideologi terbuka yaitu: 1) pancasila merupakan pandangan hidup yang diperoleh dari
kekayaan bangsa Indonesia sendiri dengan kesadaran masyarakat Indonesia, 2) isi pancasila
tidak langsung operasional dimana lima dasar yang ada masih memerlukan penafsiran bukan
pematokan nilai seperti yang diterapkan pada masa orde baru pada butir-butir pancasila atau
biasa disebut dengan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), 3) pancasila
menghargai keanekaragaman atau pluralitas, meskipun ada kebebasan, kebebasan yang
dimaksudkan tercermin dalam sila kemanusiaan yang adil dan beradab. Pengakuan kebebasan
dan kesederajatan tidak hanya berlaku bagi manusia Indonesia tapi bangsa lainnya juga, 4)
pancasila ialah ideologi politik, pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
beregara (Tonda, 2016). Watak yang dimiliki pancasila itulah yang membuat pancasila
temasuk ideologi terbuka (an sich).

Pancasila Sebagai Sumber Nilai dan Paradigma Pembangunan

Pancasila sebagai sumber nilai memiliki nilai-nilai luhur yang terdiri dari nilai dasar, nilai
instrumental, dan nilai praksis (Tonda, 2016). Nilai dasar bersumber dari budaya bangsa
Indonesia dan dapat ditafsir ulang baik makna maupun implikasinya. Nilai dasar dalam
pancasila terdiri dari nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Penjabaran dari nilai dasar yang terdiri dari norma sosial dan norma hukum disebut nilai
instrumental. Adapun nilai dasar yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari disebut
dengan nilai praksis. Contoh nilai praksis yaitu saling menghormati, kerja sama, gotong-
royong, kerukunan, dan saling mmenghargai.

Sebagai paradigma pembangunan artinya pancasila dapat dijadikan acuan pedoman dalam
segi pelaksanaan, segi pengawasan, serta segi pemanfaatan hasil pembangunan nasional
(Tonda, 2016). Berikut beberapa contoh maksud pancasila sebagai paradigma pembangunan,
yakni: 1) sifat pragmatis tidak diperbolehkan dalam pembangunan, dimana tidak hanya
mementingkan tindakan nyata dalam pembangunan tetapi juga tetap memperhatikan hal-hal
etis, 2) pembangunan tidak boleh bersifat ideologis, dimana secara mutlak mengutamakan
ideologi tertentu dan mengabaikan manusia nyata, 3) pembangunan tidak boleh bertentangan
dengan HAM, 4) pembangunan perlu dijalankan secara demokratis, 5) kaum yang paling
lemah diprioritaskan dalam pembangunan agar meniadakan kemiskinan struktural.

Sikap Positif Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Cara bersikap positif terhadap pancasila mengarah pada pengamalan kita berkaitan dengan
nilai-nilai pancasila baik kehidupan berbangsa maupun bernegara. Pengamalan nilai-nilai
pancasila dapat digolongkan dalam dua cara yaitu: 1) pengamalan secara objektif, yakni
dengan mentaati peraturan yang berlaku dan sifatnya memaksa sehingga jika dilanggar akan
dikenai sanksi hukum, 2) pengamalan secara subjektif dengan mengimplementasikan nilai-
nilai pancasila dalam wujud norma-etika sebagai pedoman bertingkahlaku baik pada
kehidupan bermasyarakat maupun bernegara (Tonda, 2016). Era globalisasi yang kita alami
menyadarkan pentingnya untuk melestarikan nilai-nilai pancasila bagi generasi penerus
bangsa agar nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman bangsa tetap terpelihara (Asmaroini,
2017). Oleh karena itu sebagai manusia indonesia yang memiliki jati diri pancasila,
selayaknya terus mempertahankan nilai-nilai positif yang kita miliki dari pancasila yang telah
dijadikan sebagai ideologi bangsa agar peradaban bangsa yang kita miliki semakin unggul
dengan sikap postif berdasarkan ideologi yang kita miliki.

SIMPULAN

Pancasila sebagai ideologi terbuka telah digolongkan berdasarkan watak dan ciri-ciri dari
implementasi pancasila itu sendiri. Selain itu, makna pancasila sebagai ideologi terbuka dapat
dikatakan cocok dengan identitas bangsa indonesia yang beranekaragam sebab membutuhkan
konsesus bersama atau keterbukaan serta mampu mengikuti alur perkembangan zaman tanpa
melupakan jati diri bangsa. Pancasila juga dijadikan pedoman dalam paradigma
pembangunan baik dari segi pelaksanaan, segi pengawasan, maupun segi pemanfaatan hasil
pembangunan nasional. Sebagai sumber nilai panacasila memiliki nilai-nilai luhur yang
terdiri dari nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis.

DAFTAR RUJUKAN

Asmaroini, A. P. (2017). Menjaga Eksistensi Pancasila Dan Penerapannya Bagi Masyarakat


Di Era Globalisasi. Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan, 1(2), 274–282.
https://core.ac.uk/download/pdf/291656205.pdf
Dimyati, K., Nashir, H., Elviandri, E., Absori, A., Wardiono, K., & Budiono, A. (2021).
Indonesia as a Legal Welfare State: A Prophetic Transcendental Basis. Heliyon, 7(8),
e07865. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2021.e07865
Purwani, I. (2019). Pancasila, Pendidikan, dan Peran Perpustakaan. MADIKA: Media
Informasi Dan Komunikasi Diklat Kepustakawanan, 5(2), 106–112.
https://ejournal.perpusnas.go.id/md/article/view/704/696
Sudaryanti, D., Sukoharsono, E. G., Baridwan, Z., & Mulawarman, A. D. (2015). Critical
Analysis on Accounting Information Based On Pancasila Value. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 172, 533–539. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.399
Sunandar, M. N. (2021). Tantangan Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Dasar Negara
Pasca Reformasi. In Lughotuna.id (pp. 1–4). https://lughotuna.id/tantangan-pancasila-
sebagai-ideologi-bangsa-dan-dasar-negara-pasca-reformasi/%0APancasila
Tonda, A. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). SMAK Syuradikara.

Anda mungkin juga menyukai