INDONESI A
2 RINGKASAN EKSEKUTIF
Ringkasan Eksekutif
RINGKASAN EKSEKUTIFF 3
Usaha kecil merupakan sumber pendapatan yang
Temuan utama 1: Keuangan
penting bagi banyak rumah tangga. Satu pertiga dari
rumah tangga mengalami dampak
responden memiliki setidaknya satu anggota rumah
parah dari pandemi COVID-19 tangga yang menjalankan usaha mikro dan kecil, dan
Hampir tiga perempat rumah tangga (74,3%) yang hampir seluruh usaha ini (87,5%) telah terkena dampak
diwawancara pada bulan Oktober-November 2020 dari pandemi COVID-19. Kekhawatiran yang utama dari
mengalami penurunan pendapatan dari yang mereka para pelaku usaha mikro dan kecil ini ialah pelanggan yang
terima pada bulan Januari 2020. menjadi lebih sedikit, menurunnya penerimaan, serta
meningkatnya biaya operasional.
Proporsi rumah tangga dengan penurunan pendapatan
lebih besar adalah mereka yang memiliki anak (75,3%) Temuan utama 2: Anak-anak
dan mereka yang tinggal di wilayah perkotaan (78,3%). mengalami ketertinggalan dalam hal
Rumah tangga perkotaan juga mengalami penurunan
pendidikan dan layanan kesehatan
pendapatan yang lebih besar dibandingkan rumah tangga
perdesaan. Hampir tiga dari empat orang tua merasakan
kekhawatiran terkait ketertinggalan pembelajaran
Rumah tangga pada seluruh kelompok pendapatan—dari sebagai hasil dari gangguan dalam proses pendidikan
yang termiskin hingga yang paling berkecukupan— anak setelah pandemi COVID-19. Akses terhadap
melaporkan persentase penurunan pendapatan yang koneksi internet yang baik merupakan tantangan utama
sama. Terdapat banyak rumah tangga yang sebelumnya bagi anak untuk belajar dari rumah, dimana 57,3%
aman secara ekonomi dan berada di tengah-tengah rumah tangga dengan anak melaporkan hal ini sebagai
kelompok distribusi pendapatan kemudian jatuh miskin keprihatinan utama mereka. Rumah tangga yang
atau menjadi rentan terhadap kemiskinan. berlokasi di wilayah perdesaan dan kurang berkecukupan
lebih sering mengalami permasalahan internet dan
Bagi sebagian besar rumah tangga, penurunan
keterbatasan perangkat dibandingkan mereka yang
pendapatan bukanlah satu-satunya tantangan: hampir
tinggal di perkotaan dan lebih berkecukupan.
seperempat (24,4%) responden juga melaporkan
peningkatan pengeluaran. Penyumbang utama dari Banyak orang tua yang melaporkan memiliki
peningkatan pengeluaran adalah naiknya biaya belanja keterbatasan waktu (28,7%) dan/atau keterbatasan
bahan makanan dan keperluan pokok lainnya. kemampuan (25,3%) dalam mendukung anak belajar dari
rumah.
Proporsi rumah tangga dengan anak yang menghabiskan
lebih banyak biaya internet dan telepon genggam secara Rumah tangga dengan anak mengakses lebih sedikit
signifikan lebih besar (65%) dibandingkan rumah tangga layanan kesehatan, dimana ketakutan akan penularan
yang tidak memiliki anak (28,9%). COVID-19 adalah alasan utama mereka menghindari
kunjungan ke tempat layanan kesehatan. Lebih dari
Hanya sedikit dari pencari nafkah utama (14%) yang
1 dari 10 rumah tangga dengan anak usia dibawah 5
berganti pekerjaan sebagai akibat dari COVID-19.
tahun belum membawa anak mereka ke klinik imunisasi
Meskipun demikian, hampir setengah (47,3%) dari
sejak April 2020 karena adanya ketakutan terhadap virus
mereka yang pindah pekerjaan berganti dari pekerjaan di
COVID-19.
sektor formal menjadi pekerjaan di sektor informal, yang
mana perlindungan ketenagakerjaan untuk pekerjaan di Penutupan sekolah, isolasi sosial, bersamaan dengan
sektor informal umumnya rendah. ketidakpastian ekonomi menghadapkan anak dengan
risiko-risiko lainnya. Survei ini menemukan bahwa 45%
Setengah dari seluruh rumah tangga (51,5%) tidak
rumah tangga melaporkan adanya tantangan perilaku dari
memiliki tabungan untuk berjaga-jaga. Hampir sepertiga
anak mereka. Dari mereka yang melaporkan hal tersebut,
(27,3%) menggadaikan kepemilikan barang-barang
20,5% diantaranya mengatakan anak mengalami
untuk bertahan hidup. Seperempat dari mereka (25,3%)
kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar; 12,9%
meminjam uang secara informal dari keluarga atau
menjadi lebih mudah marah, dan 6,5% mengalami
teman.
kesulitan tidur.
4 RINGKASAN EKSEKUTIF
Temuan utama 3: Bantuan sosial Temuan utama 4: Perempuan
telah mencapai mereka yang mengalami penambahan
membutuhkan, tetapi masih banyak tanggungjawab dan tugas dalam
yang bisa dilakukan peran pengasuhan anak
Sebagian besar rumah tangga (85,3%) menerima Para ibu tiga kali lebih sering mengasuh anak
setidaknya satu bentuk bantuan sosial, baik berupa dibandingkan ayah: 71,5% rumah tangga menjawab
tunai maupun barang. Setengah dari rumah tangga ibu sebagai sosok utama yang lebih berperan dalam
(50,8%) menerima bantuan tunai. membantu anak belajar di rumah, dibandingkan 22%
rumah tangga yang hanya menjawab ayah yang lebih
Rumah tangga yang paling tidak berkecukupan
berperan.
menerima paling banyak bantuan. Dari rumah tangga
yang berada di 40% terbawah kelompok distribusi Setengah dari para perempuan juga terlibat dalam
pengeluaran, lebih dari 90% diantaranya menerima pekerjaan untuk mendukung keluarga. Mereka
setidaknya satu bantuan dan lebih dari 60% menerima mengalami kesulitan dalam menyeimbangkan tuntutan
bantuan tunai. Rumah tangga yang aman secara pekerjaan rumah-tangga dan tambahan tanggungjawab
ekonomi sebelum pandemi COVID-19 namun ternyata lainnya yang muncul karena penutupan sekolah
mengalami penurunan pendapatan yang signifikan juga sehingga anak-anak harus belajar dari rumah.
dapat menjangkau bantuan sosial yang ada (sekitar
70%). Bantuan-bantuan sosial yang diterima meliputi Temuan utama 5: Kerawanan
program seperti penangguhan pajak, subsidi kredit, dan pangan dan kelompok rentan harus
bantuan paket internet yang ditargetkan bagi rumah menjadi perhatian lebih kedepannya
tangga yang baru terkena dampak pandemi COVID-19.
Hampir sepertiga (30%) responden merasa khawatir
Banyak rumah tangga menerima bantuan tunai dan mereka tidak bisa memberi makan keluarga. Proporsi
barang secara bersamaan dan terdapat sedikit rumah dari rumah tangga yang menghadapi kerawanan pangan
tangga yang menerima bantuan tunai saja. Hal ini sedang dan parah telah meningkat menjadi 11,7% di
mengindikasikan penyebaran manfaat bantuan-bantuan tahun 2020. Penurunan pendapatan dan gangguan
sosial yang lebih luas. sistem pasokan makanan adalah faktor-faktor utama
yang menyebabkan kerawanan pangan.
Dua pertiga (67,4%) dari penerima bantuan sosial
pemerintah menyatakan bantuan-bantuan tersebut Rumah tangga yang memiliki anggota dengan
membantu dalam mengatasi dampak penurunan disabilitas mengalami kehilangan pendapatan dan
keuangan rumah tangga setelah pandemi COVID-19. pekerjaan yang lebih tinggi. Satu dari 10 rumah tangga
Mereka menggunakan bantuan tersebut untuk dengan anggota keluarga disabilitas ringan mengalami
membeli kebutuhan sehari-hari dan memenuhi kehilangan pekerjaan karena pandemi COVID-19 dan
kebutuhan listrik, air, dan internet atau pulsa telepon delapan dari 10 rumah tangga tersebut mengalami
genggam. penurunan pendapatan dibandingkan sebelum pandemi
COVID-19. Sedangkan, rumah tangga dengan anggota
Meskipun demikian, lebih dari sepertiga (38%) dari
penyandang disabilitas berat tidak dapat menjangkau
rumah tangga paling miskin yang berada di 40%
layanan kesehatan atau layanan terapi yang mereka
terbawah kelompok distribusi pengeluaran tidak
butuhkan.
menerima bantuan tunai apapun di bulan Oktober-
November 2020. Terdapat lebih banyak rumah tangga yang dikepalai
oleh perempuan tidak memiliki tabungan (56,7%)
Terdapat sangat sedikit rumah tangga (7,5%) dengan
dimana tabungan dapat digunakan sebagai penyangga
usaha mikro-kecil yang menerima bantuan usaha dari
kehidupan di saat krisis, dibandingkan rumah tangga
pemerintah setelah pandemi. Hampir empat puluh
yang dikepalai laki-laki (50,6%).
persen dari pemilik usaha kecil mengatakan mereka
tidak mengetahui adanya bantuan usaha mikro-kecil
dari pemerintah.
RINGKASAN EKSEKUTIFF 5
Rekomendasi
kebijakan
strategis meliputi:
6 RINGKASAN EKSEKUTIF
Sebaran lokasi survei rumah tangga di indonesia
KALIMANTAN
SUMATRA SULAWESI
6% MALUKU DAN PAPUA
JAWA
BALI DAN
58.7% NUSA TENGGARA
5.5%
46.6%
berusia 50 tahun
atau lebih.
85.7%
Kepala rumah 43.4%
93.8% 30.4%
memiliki pendidikan
tangga laki-laki
sudah menikah.
sekolah dasar atau
lebih rendah. rumah tangga
6.7% 3.2% 15.8%
dengan anggota yang
dengan penyandang dengan ibu
tinggal dengan disabilitas. hamil. memiliki penyakit
orang lanjut usia. kronis1.
1
Statistik ini bisa dibandingkan dengan Susenas 2019. Perbedaan yang penting: 67% rumah tangga tinggal dengan anak dibawah 18 tahun, 29% rumah tangga memiliki anak dibawah usia 5
tahun, 28% rumah tangga tinggal dengan orang lanjut usia, dan 8% dengan penyandang disabilitias (disabilitas sedang dan berat), 3,7% dengan ibu hamil.
RINGKASAN EKSEKUTIFF 7
UNITED NATIONS CHILDREN’S FUND PROSPERA
World Trade Center (WTC) 2, 22nd Floor (AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP
Jl. Jend. Sudirman Kav 31 FOR ECONOMIC DEVELOPMENT)
Jakarta 12910 International Financial Centre
Indonesia Tower 2, Level 17, Jl. Jendral Sudirman, Kav 22-23
Phone: +62 21 50916100 Jakarta Selatan, 12920
Fax: +62 21 5711215 Indonesia
Phone: +62 21 50823500
UNITED NATIONS DEVELOPMENT PROGRAMME
Menara Thamrin 7-9th Floor THE SMERU RESEARCH INSTITUTE
Jl. MH Thamrin Kav. 3 Jl. Cikini Raya No. 10A, Jakarta 10330,
Jakarta 10250 Indonesia
Indonesia Phone: +62 21 31936336
Phone: +62 21 29802300 Fax: +62 21 31930850
Fax: +62 21 39838941
8 RINGKASAN EKSEKUTIF