Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Nama : KASTAN
NIM : 091901066
Mata Kuliah : Tata Kelola Pemerintahan
Dosen : LA ASIRI, S.IP., M.Si
Prodi : Ilmu Pemerintahan
Semester/ Kelas : 3 (Tiga)/ A0
Hari/Tgl. : Minggu, 17 Januari 2021

JAWABAN

1. Penerapan good governance di Indonesia dilatarbelakangi oleh dua hal yang sangat
mendasar:

a. Tuntutan eksternal: Pengaruh globalisasi telah memaksa kita untuk menerapkan good
governance. Good governance telah menjadi ideology baru negara dan lembaga
donor internasional dalam mendorong Negara-negara anggotanya menghormati
prinsip-prinsip ekonomi pasar dan demokrasi sebagai prasyarat dalam pergaulan
internasional. Istilah good governance mulai mengemuka di Indonesia pada akhir
tahun 1990-an, seiring dengan interaksi antara pemerintah Indonesia dengan negara-
negara luar dan lembaga-lembaga donor yang menyoroti kondisi objektif situasi
perkembangan ekonomi dan politik dalam negeri Indonesia.

b. Tuntutan internal: Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah satu penyebab
terjadinya krisis multidimensional saat ini adalah terjadinya abuse of power yang
terwujud dalam bentuk KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dan sudah sedemikian
rupa mewabah dalam segala aspek kehidupan.
2. 5 (lima) karakteristik atau prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik menurut
UNDP :
a. Partipasi (participation). Setiap orang atau warga masyarakat, baik laki-laki
maupun perempuan, memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan
keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga perwakilan, sesuai dengan
kepentingan dan aspirasinya masing-masing.
b. Aturan Hukum (rule of law). Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan harus
berkeadilan, ditegakkan, dan dipatuhi secara utuh, terutama aturan hukum tentang
hak asasi manusia.
c. Transparansi (transparency). Transparansi harus dibangun dalam kerangka kebebasan
aliran informasi.
d. Daya Tanggap (responsiveness). Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada
upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders).
e. Berorientasi Konsensus (consensus orientation). Pemerintahan yang baik akan
bertindak sebagai penengah bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk
mencapai konsensus atau kesempatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing
pihak, dan jika dimungkinkan juga dapat diberlakukan terhadap berbagai kebijakan
dan prosedur yang akan ditetapkan pemerintah.
3. 3 pilar yang membentuk kekuatan Good Governance dalam sebuah sistem pemerintahan
demokratis :
1. Negara, merupakan unsur pemerintah yang dipercapayai menangani administrasi
negara pada suatu periode tertentu, negara berfungsi :
a) Menciptakan kondisi politik, ekonomi dan sosial yang stabil
b) Membuat peraturan yang efektif dan berkeadilan
c) Publik service yang efektif dan akuntabel
d) Menegakkan HAM
e) Melindungi lingkungan hidup
f) Mengurus standar kesehatan dan standar keselamatan publik
2. Sektor Swasta, yang bergerak dalam pelayanan publik, yang memiliki fungsi :
a) Menjalankan industri
b) Menciptakan lapangan kerja
c) Menyediakan insentif bagi karyawan
d) Meningkatkan standar hidup
e) Mentaati peraturan
f) Transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat
g) Menyediakan kredit bagi pengembangan UMKM
3. Masyarakat Madani (Civil Society), merupakan stakeholders yang memiliki fungsi :
a) Menjaga agar hak-hak masyarakat terlindungi
b) Mempengaruhi kebijakan publik
c) Sebagai sarana check and balance pemerintah
d) Mengawasi penyalahgunaan kewenangan
e) Pengembangan SDM
f) Sarana berkomunikasi antar anggota masyarakat
4. jika dalam tata kelola pemerintahan tidak terjadi sinergi antara negara, swasta dan
masyarakat, maka yang terjadi adalah ketidak transparansinya penggunaan anggaran
baik itu oleh negara maupun swasta. Hal tersebut menimbukan efek pada pembangunan
infrastruktur yang tidak merata serta hilangnya kepercayaan masyarakat atas kinerja
pemerintah yang tidak lagi pro terhadap mereka yang diakibatkan oleh sudah tidak
adanya sistem informasi yang menjamin akses kepada masyarakat terhadap berbagai
kebijakan atau informasi yang bersumber baik dari pemerintah maupun elemen swasta
serta LSM. Serta tidak akan ada transparansi dalam pembuatan kebijakan dan
implementasinya, sehingga hak-hak masyarakat untuk mengetahui keputusan
pemerintah sudah tidak terjamin lagi.
5. Upaya yang paling tepat untuk memberantas pelaku korupsi adalah dengan memberikan
pidana atau menghukum seberat-beratnya pelaku korupsi dengan tidak memandang
status sosial pelaku korupsi tersebut. Dan juga evaluasi terhadap sejauh mana revolusi
mental berlangsung efektif terutama pada aparatur negara, sejauh mana transformasi
ideologi pancasila sebagai ideologi negara dilakukan secara sungguh-sungguh sebagai
pedoman aparatur penyelenggara negara. Jadi setiap aparatur negara harus memiliki jiwa
pancasilais agar bisa diamalkan sebaik-baiknya. Dan juga revolusi mental harus di miliki
oleh para aparatur negara. Selain hal-hal itu perlu adanya lagi perubahan dan perbaikan
terhadap hukuman yang diberikan kepada para koruptor agar dapat menimbulkan efek
jera, semisalnya perlunya hukuman mati bagi mereka dapat diterapkan karna sudah
masuk kejahatan luar biasa yang mengakibatkan kerugian negara serta kesengsaraan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai