Anda di halaman 1dari 3

MATERI PEMBELAJARAN KELAS XII KOMPETENSI DASAR 3.

23
Pelaksanaan Pemerintahan Sesuai Karakteristik Good Governance
OLEH : SRI HASTUTI, S.Pd.

Materi Pembelajaran
Pelaksanaan pemerintahan sesuai karakteristik good governance:
1. Hakikat tata kelola pemerintahan yang baik
2. Implementasi tata kelola pemerintahan yang baik
3. Peran serta masyarakat dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

1. HAKIKAT TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) :


Good Governance adalah suatu konsep mengacu pada proses pencapaian keputusan
dan pelaksanaan yang dapat dipertanggungjawabkan bersama.
Good Governance merupakan suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan
yang solid dan bertanggungjawab sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang
efisien, menghindarkan salah alokasi dana investasi, pencegahan korupsi baik secara
politik maupun administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan
politican framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
Beberapa pandangan mengenai Good Governance :
a. Robert Charlick : Good governance sebagai pengelolaan segala macam urusan
public secara efektif melalui pembuatan peraturan dan atau kebijakan yang baik
demi mempromosilan nilai-nilai kemasyarakatan.
b. UNDP (United Nations Development Programme) : good governance adalah salah
satu hubungan yang synergis dan konstruktif, di antara negara, sector swasta, dan
masyarakat.
c. World Bank (2000) : good governance adalah suatu penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab sejalan dengan prinsip demokrasi
dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, pencegahan
korupsi baik secara politik maupun administratif, yang berfungsi secara efektif dan
efisien.
d. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000 : Pemerintahan yang baik adalah
pemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan prinsip-prinsip
profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokratis, efisiensi,
efektivitas, supremasi hokum, dan dapat diterima oleh seluruh masyarakat
Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam Sedarmayanti (2003:6), Good
artinya baik, Governance artinya kepemerintahan. Good Governance berarti proses
penyelenggaraan kekuasaan Negara dalam melaksanakan penyediaan goods and
services. Menurut LAN, pelaksanaan good governance dapat ditinjau dari seberapa
besar pemerintah mampu menjalankan fungsinya secara efektif dan efisien dalam
rangka mencapai tujuan nasional yang telah ditetapkan. Partisipasi yang tinggi dari
semua pihak menunjukkan adanya pelaksanaan pemerintahan yang baik.
Sedarmayanti (2003:6), mengkategorikan partisipasi dari tiga unsur-unsur
kepemerintahan, yang harus berperan secara seiring, seimbang, dan harmonis, saling
menunjang, yakni:
1) Negara/Pemerintah, yang menjalankan kegiatan kenegaraan.
2) Sektor swasta / perusahaan yang aktif berinteraksi dalam system pasar, seperti
industry pengolahan, perdagangan, perbankan, dan koperasi.
3) Masyarakat madani yang berada di antara pemerintah dan perseorangan, baik
perorangan maupun kelompok yang berinteraksi secara Pol-Sos-Ek.
Penerapan pemerintahan yang baik diperlukan demi terciptanya system politik
pemerintahan yang berpihak kepada rakyat. Ini mencerminkan bahwa pelaksanaan
asas-asas demokrasi yang merefleksi terpenuhinya hak-hak rakyat dapat berjalan baik.
Karakteristik dasar good governance :
a. Diakuinya semangat pluralism, yang merupakan qudrati dalam kehidupan untuk
mencerdaskan umat melalui perbedaan konstruktif dan dinamis serta sebagai
sumber motivator terwujudnya kreativitas. Peradaban kosmopolit akan tercipta jika
manusia memiliki kemampuan menyesuaikan dengan lingkungan sekitar yang
dinamis, namun tetap menjaga identitas sejati parameter-parameter autentik
agama.
b. Tingginya sikap toleransi, yaitu sikap suka mendengar dan menghargai pendapat
dan pendirian orang lain, termasuk umat yang seagama ataupun umat agama lain,
karena tujuan agama juga mengakui eksistensi atas agama lain, dengan
memberikan hak hidup berdampingan dan saling menghormati.
c. Tegaknya prinsip demokrasi, dengan pilihan untuk sama-sama membangun dan
memperjuangkan perikehidupan warga dan masyarakat agar semakin sejahtera.

2. IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE


Asas-asas, prinsip-prinsip, dan factor-faktor yang mempengaruhi penerapan /
Implementasi Good Governance
1) Asas-asas Good Governance (Psl.10 UU No. 30/2014 tentang
adm.pemerintahan):
(1) Kepastian Hukum.
(2) Keseimbangan/keadilan
(3) Ketidakberpihakan/ kesamaan dalam mengambil keputusan
(4) Kecermatan dalam menetapkan fakta
(5) Motivasi, memberi alasan yang benar, jelas, diterima semua pihak tiap
keputusan
(6) Tidak menyalahgunakan kewenangan
(7) Keterbukaan
(8) Berorientasi pada kepentingan umum
(9) Pelayanan yang baik berasas wajar dan adil
2) Prinsip Good Governance :
(1) Akuntabilitas (pelayanan efektif efisien, memenuhi kebutuhan masyarakat,
menyelesaikan masalah dengan tepat, pengawasan efektif,
pertanggungjawaban proporsional, siap dengan informasi yang relevan)
(2) Transparansi (informasi dan komunikasi akurat, terbuka bagi public)
(3) Keterbukaan Partisipasi Masyarakat :
a. Memberi ruang partisipasi pada Masyarakat dalam mengambil
keputusan
b. Memperjuangkan aspirasi masyarakat
c. Melakukan pemberdayaan masyarakat
d. Mengembangkan kebebasan pers
(4) Efisiensi dan efektifitas
a. SDM yang optimal
b. SD dana yang efisien
(5) Supremasi hukum
a. Penegakan hukum secara utuh
b. Peraturan perundang-undangan yang jelas
c. Lembaga peradilan yang bebas KKN

3. PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN TATA KELOLA


PEMERINTAHAN YANG BAIK
Partisipasi masyarakat yang tinggi, dalam berbagai bidang kepemerintahan akan
menjadikan tatakelola pemerintahan semakin baik. Sebaliknya kurangnya partisipasi
masyarakat menjadikan system demokrasi tidak berjalan dengan baik. Maka partisipasi
masyarakat menjadi factor pendukung yang utama dalam mewujudkan good
governance.
Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Good Governance
a. Faktor Pendukung :
1) Partisipasi pemerintah
2) Partisipasi masyarakat
3) Sarana prasarana
4) Sumber daya manusia
b. Faktor Penghambat :
1) Integritas pelaku pemerintahan yang rendah
2) Kondisi polotik dalam negeri kurang demokratis maka partisipasi masyarakat
kurang
3) Krisis ekonomi yang menimbulkan masalah social
4) Kondisi social masyarakat yang tidak partisipasif
5) System hokum yang lemah
c. Upaya Mengatasi Faktor Penghambat (tetap memerlukan partisipasi
masyarakat):
1) Agenda politik (pembaruan politik)
2) Agenda ekonomi (pemberdayaan OTDA, Keu/Perbankan, Ekonomi rakyat)
3) Agenda sosial (antisipasi konflik vertical-horisontal)
4) Agenda hukum (Reformasi konstitusi, Penegakan hukum, Mahkamah
agung, Kejaksaan, Pemberantasan KKN, Pemberdayaan eksekutif,
legislative, yudikatif)

Anda mungkin juga menyukai