Anda di halaman 1dari 3

RESUME INDIVIDU

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


MATERI VI: GEOSTRATEGI, GEOPOLITIK DAN KETAHANAN NASIONAL

Nama : Mashita Zamida


NIM : 1105620020
PRODI/ANGKATAN : PGPAUD A/2020
Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan untuk
penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara lain, tetapi konsep
geostrategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara untuk mengembangkan potensi kekuatan
nasional yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan
pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri.
Untuk mewujudkan geostrategis Indonesia akhirnya dirumuskan Bangsa Indonesia dengan Ketahanan
Nasional Republik Indonesia. Sedangkan, ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang
harus diwujudkan. Kondisi tersebut harus terus diusahakan sejak dini, dibina dan bisa dimulai dari
pribadi, keluarga, lingkungan, daerah, dan nasional. Proses berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi
tersebut dilakukan berdasar pemikiran geostrategi berupa konsepsi yang dirancang dan dirumuskan
dengan memperhatikan kondisi bangsa dan konstelasi geografi Indonesia. Konsep inilah yang disebut
ketahanan nasional (Soemarsono dkk, 2001: 106). Jadi dapat disimpulkan bahwa ketahanan nasional
adalah konsep geostrategi Indonesia.

Melalui pemahaman kedua konsep diatas, kelompok 8 membahas materi ini dengan
menampilkan dua studi kasus. 1) Natuna Dan Konflik Indonesia Cina, dan 2) Penyelundupan Narkoba
yang Dibawa Oleh WNA Ilegal. Keduanya saling mengusung relevansi materi terkait geostrategi,
geopolitik dan ketahanan nasional. Oleh karena itu mari kita bahas satu per satu.

I. Natuna dan Konflik antara Indonesia dan Cina


Laut Natuna merupakan potensi komoditas laut yang besar yang berisi sumber gas
alam terbesar di Asia Pasifik dan bermanfaat dalam menambah besar wilayah perairan
Indonesia. Hal ini dibuktikan melalui laman resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan
Indonesia bahwa komoditas perikanan tangkap potensial di Kabupaten Natuna terbagi
dalam dua kategori, yaitu ikan pelagis dan ikan demersal. Jumlah ikan Laut Natuna tersebut
yang dapat ditangkap dapat mencapai 400-500 ribu ton per tahun.
Karena latar belakang yang cukup menggiurkan jika dihitung dari sudut pandang
ekonomi, Cina berambisi untuk menguasai perairan Natuna dengan menyatakan bahwa
Natuna berada di teritorial mereka berdasarkan sejarah historis yang disebut dengan Nine
Dash Line. Hal ini tentunya membuat Indonesia jadi kehilangan hak sebagaimana mestinya.
Bahkan tidak sedikit nelayan yang merasa ketakutan karena hadirnya kapal perang Cina
yang mengakibatkan mereka tidak mampu untuk menangkap ikan. Namun ironisnya,
sampai sekarang permasalahan ini tak kunjung usai. Beberapa upaya diplomasi, penjagaan
oleh TNI sudah dilakukan tetapi tidak berbuah manis.
II. Penyelundupan Narkoba yang Dibawa Oleh WNA Ilegal
Narkoba merupakan barang haram yang sudah diblacklist di tiap negara, tak terkecuali
Indonesia. Namun anehnya, narkotika selalu menjadi sorotan utama diberita karena kemudahan
akses dan banyaknya pemakai dari kalangan selebriti. Hal ini tentunya menimbulkan
pertanyaan, darimana narkoba itu berasal. Setelah ditelusuri, terdapat peran WNA (Warga
Negara Asing) sebagai upaya penyelundupan narkoba dari jalur darat, udara, maupun laut.
Jika ditelisik dari sudut pandang sejarah, narkoba menjadi saksi bisu kehancuran
masyarakat cina pada masa Perang Candu. Tata ekonomi dan politik negara menjadi hancur
karena tidak adanya masyarakat yang produktif, mereka semua hanyut dalam ilusi yang
diakibatkan oleh penggunaan narkotika. Tidak hanya itu, dampak pada anjloknya sistem
keamanan dan kesejahteraan juga terkena imbasnya.
Hal tersebut tentunya menjadi referensi yang sesuai dengan permasalahan ini karena
mudahnya penyebaran narkoba di Indonesia sudah menjadi fakta yang tidak dapat diabaikan.
Berikut kronologis peristiwa penyelundupan narkoba oleh WNA yang terjadi bahkan di masa
pandemi (yang dimana seharusnya semua pintu akses luar negeri ditutup untuk meminimalisir
masuknya virus varian baru).
 Tersangka BF datang ke Indonesia pada 9 Maret 2019. Setelah itu, tersangka BF
kembali ke Iran per 18 Maret 2019
 11 Juni 2019, tersangka BF kembali ke Indonesia dengan mengajak FS. Keduanya
kembali meninggalkan Indonesia menuju Bangkok pada 28 Juni 2019.
 11 Februari 2020, tersangka masuk lagi ke Indonesia dan 10 hari kemudian kembali
melakukan perjalanan ke Iran. Setelah itu, tersangka kembali masuk ke Indonesia dari
Iran pada 10 Maret 2020.
Peristiwa ini menimbulkan banyak pertanyaan di kepala saya. Bagaimana bisa? Apa yang
sebenarnya dilakukan pemerintah? Mereka menggongong tentang pentingnya protokol
kesehatan dan tidak boleh keluar rumah kecuali ada kepentingan terdesak. Namun realitanya,
WNA malah dibiarkan seenaknya masuk keluar wilayah Indonesia. Bahkan parahnya, disini
mereka membawa narkoba. Padahal dampak dari narkoba itu sendiri dapat melumpuhkan suatu
bangsa, karena mereka mengincar pemakai dari kalangan anak muda.
Beberapa solusi yang dapat dilakukan guna mengatasi kasus ini, yaitu:
 Lockdown, atau jika terdesak WNA yang masuk harus melalui proses screening
dan pemeriksaan yang ketat.
 Memperkuat mental generasi muda dengan cara memberikan edukasi dalam
memperbaiki sikap dan pandangan Warga Negara Indonesia (WNI) terutama
remaja dalam mengenal Narkotika.
 Jika terjadi peristiwa seperti ini karena ketidaksengajaan maka pemerintah harus
memberikan tindakan hukuman sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai