Bab II
Apabila informasi disusun oleh pihak lain yang tujuannya tidak selaras dengan
tujuan pengambil keputusan, maka informasi bisa menjadi bias demi keuntungan
pembuat informasi
C. Volume data
Semakin besar Organisasi maka transaksi yang terjadi akan semakin banyak.
Bertambahnya jumlah transaksi ini bisa menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
pencatatan
D. Kerumitan Transaksi
Transaksi pertukaran antar organisasi semakin bertambah kompleks dan
akibatnya semakin sulit untuk mencatatnya secara tepat.
6. Keterbatasan Audit
Auditor tidak bisa menjamin pernuh bahwa laporan keuangan yang telah diaudit
bebas dari kesahalahan ataupun kecurangan. Hal tersebut karena laporan keuangan
disusun berdasarkan SAK yang seringkali menyediakan lebih dari satu metoda
alternatif yang mungkin diterapkan pada kejadian tertentu, dan tidak ada literatur yang
menunjukan metoda satu lebih baik daripada metoda lainnya. Keterbatasan audit yang
timbul dari proses audit dapat terjadi karena:
(a) Auditor tidak memperoleh bukti dari tangan pertama untuk mendukung
asersi karena tidak praktis atau biaya yang mahal.
1. Manajemen
Selama audit berlangsung, untuk mendapat bukti yang diperlukan dalam audit,
auditor seringkali meminta data perusahaan yang bersifat rahasia. Oleh karena itu
sangatlah penting bagi auditor untuk menjalin hubungan yang baik dengan manajemen
atas dasar saling percaya dan saling menghormati.
3. Auditor internal
4. Pemegang saham
8. STANDAR AUDIT
Standar audit merupakan pedoman umum untuk mebantu auditor dalam pengauditan
laporan keuangan historis yang mencangkup pertimbangan kuaitas professional, antara
lain : persyaratan kompetensi dan independensi, pelaporan, dan bukti.
Isi dan struktur SPAP wajib dipahami karena ini merupakan panduan utama yang
wajib dilaksanakan dalam pengauditan laporan keuangan historis berdasarkan standar
audit. Struktur standar audit yang terdapat dalam ISA adalah sebagai berikut:
- Pengantar
- Tujuan
Bagian tujuan berisi pernyataan mengenai tujuan auditor mengenai hal-hal yang
dibahas dalam SA tersebut.
- Definisi
Bagian definisi memuat istilah-istilah terkait yang didefinisikan dalam setiap SA.
- Ketentuan
Bagian ketentuan berisi ketentuan yang dinyatakan dengan frasa “auditor harus”.
Bagian ini menjelaskan makna dari suatu ketentuan atau hal yang dicakup, atau
bahkan menyertakan contoh prosedur yang mungkin cocok dalam situasi yang
dihadapi.
9. LAPORAN AUDITOR
Laporan auditor merupakan tahap terakhir dari seluruh proses audit. Adapun bagian-
bagianya antara lain:
a) Judul laporan
c) Paragraf pendahuluan
f) Opini auditor
Apabila semua persyaratan di atas terpenuhi, suatu laporan audit dengan opini wajar
tanpa pengecualian dapat diterbitkan untuk laporan keuangan bertujuan umum.
b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk
menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material.
SA 700 mengharuskan auditor untuk merumuskan suatu opini atas laporan keuangan
yang memperhitungkan pengevaluasian auditor atas kesalahan penyajian yang tidak
dikoreksi. suatu kesalahan penyajian material dapat timbul dalam kaitannya dengan:
Dalam hal ini, kesalahan penyajian material dapat timbul ketika kebijakan akuntansi
yang dipilih tidak konsisten dengan laporan keuangan yang berlaku atau laporan
keuangan dan CALK tidak mencerminkan transaksi dan peristiwa untuk mencapai
penyajian wajar. Ketika entitas mengubah kebijakan akuntansi yang dipilihnya, suatu
kesalahan penyajian material dapat timbul ketika entitas tidak mematuhi ketentuan
tersebut.
o Penerapan kebijakan akuntansi yang dipilih
Dalam hal ini, kesalahan penyajian material dapat timbul ketika manajemen tidak
menerapkan kebijakan akuntansi yang dipilih secara konsisten atau karena terdapat
kesalahan penerapan metode penerapan kebijakan yang dipilih.
Dalam hal ini, kesalahan penyajian material dapat timbul karena laporan keuangan
tidak mencantumkan seluruh pengungkapan yang diharuskan, pengungkapan tidak
disajikan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau laporan
tidak menyajikan pengungkapan yang diperlukan untuk mencapai penyajian wajar.
- Kondisi yang berkaitan dengan sifat atau waktu dari pekerjaan auditor, seperti
waktu penunjukan auditor menyebabkan auditor tidak dapat mengobservasi
perhitungan fisik persediaan.
Modifikasi yang harus dilakukan terhadap opini auditor tergantung pada materialitas
dan seberapa pervasif dampaknya terhadap kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan. Pengaruh pervasif merupakan pengaruh yang tidak terbatas pada unsur,
akun, atau pos tertentu laporan keuangan; jika dibatasi dapat merupakan suatu
proporsi yang substansial dalam laporan keruangan; atau fundamental bagi
pemahaman pengguna laporan keuanga.
o Auditor memperoleh bukti yang cukup dan tepat lalu menyimpulkan bahwa
kesalahan penyajian merupakan kesalahan material, tetapi tidak pervasive terhadap
laporan keuangan
o Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup tetapi dapat menyimpulkan bahwa
pengaruh penyajian yang tidak terdeteksi dapat menjadi material, tetapi tidak
pervasive.
Hal ini harus dinyatakan ketika auditor memperoleh bukti yang cukup dan tepat lalu
menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian adalah material dan pervasive terhadap
laporan keuangan.
Auditor harus tidak menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat memperoleh
bukti yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan
penyajian material dapat bersifat material dan pervasive.
- Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti, maka auditor harus menentukan
implikasinya sebagai berikut:
o Jika pengaruh kesalahan yang tidak terdeteksi adalah material tapi tidak
pervasive, maka auditor harus menyatakan opini wajar tanpa pengecualian
o Jika pengaruh kesalahan yang tidak terdeteksi adalah material dan pervasive
sehingga tidak memadai untuk mengomunikasikan signifikasi kondisi itu, auditor
harus menarik diri dari audit atau tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
- Jika auditor tidak mempu memperoleh bukti audit yang cukup, auditor harus
mencantumkan alasan ketidakmampuan tersebut.
- Ketika auditor telah menyatakan opini, auditor harus menjelaskan alasan untuk
setiap hal yang memerlukan modifikasi terhadap opini dan pengaruhnya.
b) Paragraph opini
- Auditor harus menyatakan dalam paragraph opini kecuali untuk dampak hal-hal
yang dijelaskan dalam paragraph basis untuk opini wajar dengan pengecualian:
o Laporan keuangan wajar sesuai dengan kerangka yang berlaku ketika
melaporkan berdasarkan penyajian wajar
- Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar karena signifikasi hal-hal
yang dijelaskan dalam paragraph basis untuk opini tidak wajar:
o Laporan tidak menyajikan secara wajar sesuai kerangka yang berlaku ketika
melaporkan berdasarkan kerangka penyajian wajar
o Karena signifikasi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraph basis untuk Opini
Tidak Menyatakan Pendapat, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit, oleh karena itu
Ketika auditor menyatakan suatu opini, auditor harus mengubah penjelasan tentang
tanggung jawab auditor yuntuk menyatakan bahwa auditor yakin bahwa bukti audit
yang diperoleh cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini
modifikasian.
Tujuan komunikasi ini adalah untuk menuntun pada mofidikasi yang diharapkan dan
susunan kata yang diusulkan atas modifikasi tersebut, ini memungkinkan auditor
untuk memberitahu pihak tersebut mengenai alasan untuk modifikasi, mencari
persetujuan dari pihak tersebut, dan agar pihak tersebut dapat menyediakan informasi
dan penjelasan lebih lanjut terkait hal yang menimbulkan modifikasi.
7. Paragraph penekanan suatu hal dan paragraph hal lain dalam laporan auditor
independen
Jika auditor menganggap perlu untuk menarik perhatian pengguna laporan atas hal
yang disajikan dan dianggap penting, serta bersifat fundamental bagi pengguna atau
relevan bagi pengguna, maka auditor harus mencantumkan Paragraph Penekanan
Suatu Hal dalam laporan. Ketika mencantumkan paragraph ini, auditor harus
meletakan paragraph tersebut setelah paragraph ipini, menggunakan judul
“Penekanan Suatu Hal” atau judul lain yang tepat, mencantumkan pengacuan yang
jelas mengenai hal yang ditekankan, dan mengindikasikan bahwa opini auditor yang
tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal yang ditekankan tersebut.
Contoh kondisi dimana auditor dapat mencantumkan paragraph ini adalah ketika
terdapat ketidakpastian yang herhubungan dengan hasil masa depan, penerapan awal
atas suatu standar akuntansi baru, dan bencana alam besar yang mempunyai dampak
signifikan terhadap posisi keuangan. Pencantuman paragraph ini tidak memengaruhi
opini auditor atau bukan merupakan pengganti pernyataan opini dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. Jika auditor merasa perlu untuk mengomunikasikan hal lain
selain yang telah disajikan, maka auditor harus mencantumkan suatu paragraph dalam
laporan auditor dengan judul “Hal lain” atau judul lain yang tepat