Anda di halaman 1dari 19

Bab I

PENGAUDITAN DAN JASA ASURANS

1. Sejarah Perkembangan Fungsi Pengauditan


Pada abad ke-15 pengauditan sudah mulai dilakukan dan jasa auditor mulai
digunakan di Inggris. Meskipun pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu,
namun perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad ini.
- Pengauditan Independen Sebelum Tahun 1900
Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari Inggris. Perusahaan
publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-undang yang disebut
Companies Act yang mengharuskan mengaudit semua perusahaan publik. Ketika fungsi
audit mulai di ekspor ke Amerika Serikat, bentuk pelaporan model Inggris juga diadopsi
meskipun peraturan yang berlaku berbeda. Pada abad ke-19 terdapat beraneka ragam
audit karena tidak adanya peraturan perundang-undangan yang mengharuskan audit
atas laporan yang diberikan kepada para pemegang saham, terkadang hanya meliputi
neraca saja, namun ada pula yang berupa audit yang dilakukan secara menyeluruh dan
mendalam.
- Perkembangan Di Abad Keduapuluhan
Memasuki abad kedua puluh, seiring berjalannya revolusi industri, perusahaan
industri telah berkembang dengan pesat dan jumlah pemegang saham semakin
bertambah. Kebanyakan pemegang saham baru tidak memahami makna pekerjaan
seorang auditor dan mengakibatkan terjadi kesalahpahaman. Pada tahun 1917 Federal
Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletin yang memuat cetak ulang suatu
dokumen yang disusun oleh American Institute of Accountant (yang selanjutnya
berubah menjadi American Institute of Certified Public Accountants atau AICPA pada
tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi yang seragam, namun
sebenarnya dokumen tersebut lebih banyak membahas tentang audit neraca. Pada 50
tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang umum
digunakan melalui AICPA. Pembuatan laporan hasil audit kini merupakan proses
pengambilan keputusan, tidak lagi pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan.
Penyusunan standar akuntansi dan peraturan mengenai audit tidak hanya dilakukan oleh
organisasi profesi, tetapi juga dengan campur tangan Security Exchange Commission
(SEC) untuk menghindari skandal keuangan yang melibatkan akuntan public.
- Perkembangan Pengauditan Di Indonesia
Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah tahun lima puluhan. yaitu
ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem Amerika mulai
dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi. Tonggak penting
perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan
Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan
tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang
berlaku di Amerika Serikat. Sejalan dengan perkembangannya, IAI telah berkali-kali
melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan
akuntan agar dapat mengakomodasi perkembangan yang sangat pesat dalam dunia
usaha, dengan tetap mengacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan
profesi akuntansi internasional.

2. Jasa Asurans dan Pengauditan


Jasa Asurans (assurance services) adalah jasa profesional independen untuk
memperbaiki kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa asurans dapat
diberikan oleh Kantor-kantor Akuntan Publik (KAP) atau professional lainnya.
a. Jasa Atestasi
Jasa atestasi → menerbitkan suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan
tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak lain. Ada tiga bentuk
jasa atestasi, yaitu audit atas laporan keuangan historie, review atas laporan
keuangan historis, dan jasa atestasi lainnya.
b. Audit atas Laporan Keuangan Historis
Auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah
laporan keuangan telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.
c. Review atas Laporan Keuangan Historis
Audit menghasilkan asurans yang tinggi, sedangkan review hanya menghasilkan
asurans yang moderat atas laporan keuangan, dan untuk mendapatkan asurans
demikian dibutuhkan bukti yang lebih sedikit.
d. Jasa Atestasi Lainnya
Jasa atestasi tersebut merupakan perluasan dari audit atas laporan keuangan, karena
pemakai laporan membutuhkan asurans independen. Sebagai contoh, bank sering
minta kepada debiturnya (pengambil kredit) agar diperiksa tentang informasi
lainnya (selain informasi dalam laporan keuangan).
e. Jasa Asurans Lainnya
Kebanyakan jasa asurans lain yang diberikan kantor-kantor akuntan publik tidak
merupakan jasa atestasi. Jasa-jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi yaitu akuntan
publik harus independen dan harus memberikan jaminan atas informasi yang akan
dipakai para pengambil keputusan.
f. Jasa Bukan Asurans
Tiga jenis jasa bukan asurans yang sering diberikan kantor – kantor akuntan publik
adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi
manajemen.

3. Definisi dan Jenis-Jenis Pengauditan


- Definisi Pengauditan
Pengauditan merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan
kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
- Jenis – Jenis Audit
1. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan
sebagai keeluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa dinyatakan
sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
2. Audit Kepatuhan
Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit trlah
mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang.
3. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian dari prosedur dan
metoda yang diterapkan suatu entitas dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi
dan efektivitas. Hasil akhir dari suatu audit operasional biasanya berupa
rekomendasi kepada manajemen untuk perbaikan operasi.

4. Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP)


- Jenis – Jenis Auditor
1. Auditor Pemerintah
2. Auditor Internal
3. Auditor Independen (Akuntan Publik)
- Kantor Akuntan Publik
Menurut undang-undang Akuntan Publik, akuntan publik dalam
memberikan jasanya wajib mempunyai kantor akuntan publik (KAP) paling lambat
6 bulan sejak izin akuntan publik diberikan. Akuntan publik yang tidak mempunyai
KAP dalam waktu lebih dari 6 bulan akan dicabut izin akuntan publiknya.
- Struktur Kantor Akuntan Publik
Bentuk usaha KAP sebagimana diatur pada pasal 12 Undang – Undang
Akuntan Publik adalah:
1. Perseorangan
2. Persekutuan perdata
3. Firma atau
4. Bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Publik,
yang diatur dalam undang – undang
- Persyaratan Kantor Akuntan Publik di Indonesia
Pasal 18 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 mengatur
perizinan untuk membuka Kantor Akuntan Publik sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan izin usaha KAP yang berbentuk badan usaha
perseorangan, Pemimpin KAP mengajukan permohonan tertuils kepada
Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Memiliki ijin akuntan public
b. Menjadi anggota IAPI
c. Mempunyai paling sedikit 3 (tiga) orang auditor tetap dengan tingkat
pendidikan formal bidang akuntansi yang paling rendah berijazah setara
Diploma il dan paling sedikit 1 (satu) orang diantaranya memiliki register
negara untuk akuntan
d. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
e. Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang
memenuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan paling kurang
mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur pengendalian mutu
f. Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP
g. Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah kantor yang
menunjukkan kantor terisolasi dari kegiatan lain; dan
h. Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin
Usaha Kantor Akuntan Publik, dan membuat surat permohonan
bermeterai cukup yang menyatakan bahwa data persyaratan yang
disampaikan adalah benar.
2. Untuk mendapatkan izin usaha KAP yang berbentuk badan usaha persekutuan,
Pemimpin Rekan KAP mengajukan permohonan tertulis kepada Sekretaris
Jenderal u.p.

5. Organisasi Profesi Akuntan Di Indonesia


Awalnya, di Indonesia hanya terdapat satu organisasi profesi akuntansi yaitu
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang didirikan pada tanggal 23 Desember 1957.
Organisasi ini beranggotakan gelar akuntan dan memiliki nomor register akuntan sesuai
dengan Undang-undang No. 34 tahun 1954. Sejalan dengan perkembangan
perekonomian, pada tanggal 24 Mei 2007 berdirilah Insitut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) sebagai organisasi akuntan public yang independen dan mandiri. Pada tanggal 4
Juni 2007, secara resmi IAPI diterima sebagai anggota asosiasi yang pertama oleh IAI.
- Akuntan Beregister Negara
Pemakaian gelar "akuntan" di Indonesia diatur dalam sebuah undang-undang,
yaitu Undang-undang Nomor 34 tahun 1954 agar gelar akuntan tidak digunakan oleh
sembarang orang. Tahun 2007, para akuntan Indonesia berhimpun dalam wadah
tunggal organisasi profesi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Para akuntan anggota IAI
melakukan berbagai pekerjaaan di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan, termasuk
sebagai auditor internal dalam suatu entitas.
1. Mengenal Organisasi IFAC
IAPI merupakan anggota International Federation of Accountants (IFAC).
Sebagai anggota IFAC, IAPI memiliki komitmen untuk melaksanakan semua
standar internasional yang ditetapkan demi kualitas tinggi dan penguatan profesi
akuntan di Indonesia.
Misi IFAC:
Misi IFAC ialah melayani kepentingan umum dengan: memberi
sumbangan untuk pengembangan, pengadopsian, dan penerapan standar serta
pedoman internasional berkualitas tinggi; memberi sumbangan bagi
pengembangan organisasi profesi akuntansi dan kantor akuntan yang kuat; dan bagi
praktik berkualitas tinggi oleh akuntan profesional; mendorong nilai-nilai profesi
akuntan seluruh dunia; menyuarakan persoalan-persoalan kepentingan umum di
mana kepakaran profesi akuntan sangat relevan.
Visi IFAC:
Visi IFAC adalah menjadikan profesi akuntansi global diakui
kepemimpinannya dalam pengembangan organisasi, pasar uang dan modal, dan
perekonomian yang kuat dan berkesinambungan.
- Badan – Badan Pembuat Standar IFAC
IFAC mempunyai beberapa badan pembuat standard yaitu:
1. The International Auditing and Assurance Standard Board (IAASB)
2. The International Accounting Education Standards Board (IAESB)
3. The International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA); dan
4. The International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB).

6. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)


Pada tanggal 1 Agustus 1994 lahirlah Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) yang pertama. Yang terdiri dari:
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit Industri Khusus
Masing-masing standar di atas dirinci dalam bentuk pernyataan standar yang
disebut Pernyataan Standar Auditing (PSA), Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), dan
Pernyataan Standar Jasa Akuntans dan Review (PSAR).
- Himpunan Pernyataan (Pronouncements) International Auditing and
Asuurance Standards Board (IAASB)
Himpunan pernyataan yang diterbitkan oleh IAASB terdiri dari:
1. International Standards on Auditing (ISAS) yang diterapkan dalam audit atas
informasi keuangan historis.
2. International Standards on Review Engagements (ISRES) yang diterapkan dalam
review atas informasi keuangan historis.
3. International Standards on Assurance Engagements (ISAES) yang diterapkan
dalam penugasan asurans selain dari audit atau review atas informasi keuangan
historis.
4. International Standards on Related Services (ISRSS) yang diterapkan dalam
penugasan kompilasi, penugasan yang menerapkan prosedur yang disepakati
(agreed upon procedures) atas informasi dan penugasan lain yang berkaitan yang
ditetapkan IAASB.
5. International Standards on Quality Control (ISQCs) yang diterapkan untuk semua
Jasa dalam lingkup Standar Penugasan IAASB

7. Standar Pengendalian Mutu


Organisasi profesi mewajibkan setiap kantor akuntan publik memiliki suatu
sistem pengendalian mutu. Sebagai pedoman, IAASB telah menerbitkan ISQC No. 1
yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2009. Secara garis besar struktur ISQC adalah
sebagai berikut:
1. Pendahuluan yang terdiri dari lingkup, otoritas, dan tanggal efektif.
2. Tujuan
3. Definisi
4. Ketentuan
5. Penerapan dan Penjelasan Lain
- Lingkup ISQC
1. ISQC berhubungan dengan tanggung jawab KAP untuk sistem pengendalian mutu
untuk audit dan review atas laporan keuangan, dan penugasan asurans serta jasa lain
yang bersangkutan. ISQC harus dibaca dalam kaitannya dengan ketentuan etik yang
relevan.
2. Pernyataan IAASB lain menetapkan standar dan pedoman lain mengenai tanggung
jawab personel KAP tentang prosedur pengendalian mutu untuk tipe penugasan
spesifik. Sebagai ontoh, ISA 220 menyangkut prosedur pengendalian mutu untuk
audit atas laporan keuangan.
3. Sistem pengendalian mutu terdiri dari kebijakan yang dirancang untuk mencapai
tujuan serta prosedur yang diperlukan untuk mengimplementasikan dan memantau
kesesuaian dengan kebijakan tersebut.
- Otoritas ISQC
SQC berlaku bagi semua KAP akuntan profesional dalam kaltannya dengan audit dan
review laporan keuangan, serta penugasan asurans dan jasa lain yang berhubungan.
Sifat dan luas kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh seorang individu KAP
agar sesuai dengan ISQC akan tergantung pada berbagai faktor, seperti besarnya dan
karakteristik operasi KAP, dan apakah KAP tersebut merupakan bagian dari jaringan
kantor akuntan.
- Tujuan
Tujuan KAP menetapkan dan memelihara suatu sistem pengendalian mutu adalah
untuk memberikan asurans yang layak bahwa:
1. KAP dan personalianya mematuhi standar profesional serta ketentuan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku; dan
2. Laporan yang diterbitkan KAP atau partnernya sudah tepat sesuai dengan situasi
yang dihadapi.
- Ketentuan
ISQC memuat 47 ketentuan yang terbagi dalam beberapa kategori sebagai berikut:
1. Penerapan, dan kepatuhan dengan ketentuan yang relevan
2. Elemen sistem pengendalian mutu
3. Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP
4. Ketentuan etika yang relevan
5. Penerimaan klien dan keberlanjutan hubungan dengan klien serta penugasan khusus
6. Sumber daya manusia
7. Pelaksanaan penugasan
8. Dokumentasi sistem pengendalian mutu

- Elemen Sistem Pengendalian Mutu


1. Tanggungjawab kepemimpinan untuk mutu dalam KAP
2. Ketentuan etika yang relevan
3. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien serta penugasan tertentu
4. Pelaksanaan penugasan
5. Pemantauan

Bab II

Latar Belakang Pengauditan Laporan Keuangan

1. Hubungan Antara Akuntansi dan Pengauditan


Dalam berbagai macam audit yang dilakukan oleh auditor, tidak selalu terdapat
hubunganantara pengauditan dengan akuntansi. Sebenarnya segala macam informasi
yang bias dikuantifikasi dan bisa di verifikasi akan bisa diaudit, sepanjang terdapat
kesepakatan antara auditor dengan pihak yang diaudit mengenai kriteria yang akan
digunakan sebagai dasar untuk menyatakan tingkat kesesuaian.
Sebagian besar audit, terutama dalam audit laporan keuangan, terdapat
hubungan erat dan banyak melibatkan data akuntansi. Subjek suatu audit atas laporan
keuangan adalah berupa data akuntansi yang ada dalam buku-buku, catatan, dan laporan
keuangan dari entitas yang diaudit. Kebanyakan bukti yang dikumpulkan dan
dievaluasi auditor terdiri dari data yang dihasilan oleh system akuntansi. Selain itu,
kriteria yang ditetapkan untuk asersi akuntansi pada umumnya adalah kesesuaian
dengan kerangkapelaporan keuangan. Oleh karena itu seorang akuntan tidak harus
mengerti tentang pengauditan, tetapi seorang auditor harus memahami akuntansi.

2. Asumsi yang Mendasari Pengauditan: Data Laporan Keuanngan Bisa Diverifikasi

Pengauditan didasarkan pada asumsi bahwa data laporan keuangan bisa


diverifikasi. Data dikatakan bisa diverifikasi apabila 2 orang atau lebih yang memiliki
kualifikasi tertentu, masing-masing melakukan pemeriksaan independent atas data
tertentu, dan diperoleh hasil yang sama atas data yang diperiksanya.

Auditor hanya membutuhkan dasar yang memadai untuk menyatakan suatu


pendapat tentang kewajaran laporan keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor
mengumpulkan bukti bukti, untuk menentukan validitas dan ketepatan perlakuan
akuntansi atas transaksi-transaksi dan saldo-saldo. Dalam konteks ini, validitas berarti
otentik, benar, baik, atau berdasar dan ketepatan berarti sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku dan kebiasaan.

3. Kondisi – Kondisi yang Menyebabkan Timbulnya Kebutuhan Akan Pengauditan

A. Informasi Dibuat Oleh Pihak Lain


Pengambil keputusan hamper tidak mungkin memperoleh pengetahuan tangan
pertama tentang organisasi yang menjadi bisnis mereka. Oleh karena itu mereka
harus mengandalkan diri pada informasi yang dibuat orang lain. Maka akan timbul
kemungkinan kesalahan informasi.
B. Bias dan Motivasi Pembuat Informasi

Apabila informasi disusun oleh pihak lain yang tujuannya tidak selaras dengan
tujuan pengambil keputusan, maka informasi bisa menjadi bias demi keuntungan
pembuat informasi

C. Volume data

Semakin besar Organisasi maka transaksi yang terjadi akan semakin banyak.
Bertambahnya jumlah transaksi ini bisa menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
pencatatan

D. Kerumitan Transaksi
Transaksi pertukaran antar organisasi semakin bertambah kompleks dan
akibatnya semakin sulit untuk mencatatnya secara tepat.

4. Cara Mengurangi Resiko Informasi

A. Pemakai Laporan Melakukan Sendiri Verifikasi Atas Informasi


B. Pemakai Membebankan Resiko Informasi pada Manajemen
C. Disediakan Laporan Keuangan Auditan
5. Manfaat Ekonomis Suatu Audit

A. Akses ke Pasar Modal


Undang – Undang Pasar Modal mewajibkan perusahaan public untuk diaudit
laporan keuangannya agar bisa didaftar dan bisa menjual sahamnya di pasar modal.
B. Biaya Modal Menajadi Lebih Rendah
Perusahaan kecil sering mengauditkan laporan keuangannya agar mendapat
kredit dari bank
C. Pencegah Terjadinya Kekeliruan
Apabila akan diaudit para karyawan cenderung lebih berhati hati dalam
membuat laporan keuangan. Hal ini dapat mengurangi terjadinya kekeliruan dengan
signifikan

6. Keterbatasan Audit

Auditor tidak bisa menjamin pernuh bahwa laporan keuangan yang telah diaudit
bebas dari kesahalahan ataupun kecurangan. Hal tersebut karena laporan keuangan
disusun berdasarkan SAK yang seringkali menyediakan lebih dari satu metoda
alternatif yang mungkin diterapkan pada kejadian tertentu, dan tidak ada literatur yang
menunjukan metoda satu lebih baik daripada metoda lainnya. Keterbatasan audit yang
timbul dari proses audit dapat terjadi karena:

(a) Auditor tidak memperoleh bukti dari tangan pertama untuk mendukung
asersi karena tidak praktis atau biaya yang mahal.

(b) Auditor melakukan audit secara sampling agar lebih praktis,


menghindari biaya mahal yang dapat menyebabkan klien tidak bersedia untuk
membayar.

7. PIHAK-PIHAK YANG BERINTERAKSI DENGAN AUDITOR

1. Manajemen

Selama audit berlangsung, untuk mendapat bukti yang diperlukan dalam audit,
auditor seringkali meminta data perusahaan yang bersifat rahasia. Oleh karena itu
sangatlah penting bagi auditor untuk menjalin hubungan yang baik dengan manajemen
atas dasar saling percaya dan saling menghormati.

2. Pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola


Dalam rangka mencari informasi yang relevan sebagai bukti audit dan kewajiban
auditor untuk memberi informasi kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
auditor diwajibkan untuk berkomunikasi dua arah yang efekti dengan pihak yang
bertanggung jawab atas kelola sesuai Standar audit (SA 260).

3. Auditor internal

Standar Audit (SA 610) mengatur tentang kemungkinan auditor eksternal


menggunakan pekerjaan yang dilakukan oleh auditor internal sepanjang memenuhi
ketentuan yang diatur dalam standar audit. Namun auditor eksternal harus
mengevaluasi objektivitas fungsi auditor internal; kompetensi teknis auditor internal;
apakah pekerjaan dilaksanakan dengan kecermatan dan kehati-hatian professional; dan
apakah komunikasi antara auditor internal dan eksternal akan efektif.

4. Pemegang saham

Auditor biasanya tidak berhubungan langsung dengan pemegang saham. namun


pada saat perusahaan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
auditor harus menjawab pertanyaan yang diajukan.

8. STANDAR AUDIT

Standar audit merupakan pedoman umum untuk mebantu auditor dalam pengauditan
laporan keuangan historis yang mencangkup pertimbangan kuaitas professional, antara
lain : persyaratan kompetensi dan independensi, pelaporan, dan bukti.

Isi dan struktur SPAP wajib dipahami karena ini merupakan panduan utama yang
wajib dilaksanakan dalam pengauditan laporan keuangan historis berdasarkan standar
audit. Struktur standar audit yang terdapat dalam ISA adalah sebagai berikut:

- Pengantar

Bagian pengantar mencangkup informasi yang berhubungan dengan tujuan, lingkup,


dan pokok bahasan dari standar audit yang bersangkutan.

- Tujuan
Bagian tujuan berisi pernyataan mengenai tujuan auditor mengenai hal-hal yang
dibahas dalam SA tersebut.

- Definisi

Bagian definisi memuat istilah-istilah terkait yang didefinisikan dalam setiap SA.

- Ketentuan

Bagian ketentuan berisi ketentuan yang dinyatakan dengan frasa “auditor harus”.

- Materi Penerapan dan Penjelasan lain

Bagian ini menjelaskan makna dari suatu ketentuan atau hal yang dicakup, atau
bahkan menyertakan contoh prosedur yang mungkin cocok dalam situasi yang
dihadapi.

9. LAPORAN AUDITOR

1. Bagian-bagian dalam laporan auditor

Laporan auditor merupakan tahap terakhir dari seluruh proses audit. Adapun bagian-
bagianya antara lain:

a) Judul laporan

b) Pihak yang dituju

c) Paragraf pendahuluan

d) Tanggungjawab manajemen atas laporan keuangan

e) Tanggung jawab auditor

f) Opini auditor

g) Tanggungjawab pelaporan lainnya

h) Tanda tangan auditor

i) Tanggal laporan audit


2. Kondisi-kondisi untuk perumusan opini wajar tanpa pengecualian

Untuk merumuskan opini, auditor harus menyimpulkan apakah auditor telah


memperoleh keyakinan memadai tentang laporan keuangan secara keseluruhan bebas
dari kesalahan penyajian material. Kesimpulan tersebut harus memperhitungkan:

a) Kesimpulan auditor berdasarkan SA 330

b) Kesimpulan auditor berdasarkan SA 450

c) Evaluasi yang diharuskan oleh paragraph 12-15 SA 700

Apabila semua persyaratan di atas terpenuhi, suatu laporan audit dengan opini wajar
tanpa pengecualian dapat diterbitkan untuk laporan keuangan bertujuan umum.

3. Modifikasi terhadap opini auditor

Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika:

a) Auditor menyimpulkan bahwa berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan


keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material.

b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk
menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material.

• Sifat kesalahan penyajian material

SA 700 mengharuskan auditor untuk merumuskan suatu opini atas laporan keuangan
yang memperhitungkan pengevaluasian auditor atas kesalahan penyajian yang tidak
dikoreksi. suatu kesalahan penyajian material dapat timbul dalam kaitannya dengan:

o Ketepatan kebijakan akuntansi yang dipilih

Dalam hal ini, kesalahan penyajian material dapat timbul ketika kebijakan akuntansi
yang dipilih tidak konsisten dengan laporan keuangan yang berlaku atau laporan
keuangan dan CALK tidak mencerminkan transaksi dan peristiwa untuk mencapai
penyajian wajar. Ketika entitas mengubah kebijakan akuntansi yang dipilihnya, suatu
kesalahan penyajian material dapat timbul ketika entitas tidak mematuhi ketentuan
tersebut.
o Penerapan kebijakan akuntansi yang dipilih

Dalam hal ini, kesalahan penyajian material dapat timbul ketika manajemen tidak
menerapkan kebijakan akuntansi yang dipilih secara konsisten atau karena terdapat
kesalahan penerapan metode penerapan kebijakan yang dipilih.

o Ketepatan kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan

Dalam hal ini, kesalahan penyajian material dapat timbul karena laporan keuangan
tidak mencantumkan seluruh pengungkapan yang diharuskan, pengungkapan tidak
disajikan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku, atau laporan
tidak menyajikan pengungkapan yang diperlukan untuk mencapai penyajian wajar.

• Sifat ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup tepat

Ketidakmampuan ini (pembatasan ruang lingkup audit) dapat timbul karena:

- Kondisi di luar pengendalian entitas, seperti catatan akuntansi entitas yang


musnah atau catatan suatu komponen signifikan disita oleh pemerintah.

- Kondisi yang berkaitan dengan sifat atau waktu dari pekerjaan auditor, seperti
waktu penunjukan auditor menyebabkan auditor tidak dapat mengobservasi
perhitungan fisik persediaan.

- Pembatasan yang dilakukan oleh manajemen, seperti manajemen mencegah


auditor untuk mengobserbasi perhitungan fisik persediaan atau mencegah untuk
melakukan konfirmasi eksternal atas saldo akun-akun terdahulu.

4. Penentuan tipe modifikasi terhadap opini auditor

Modifikasi yang harus dilakukan terhadap opini auditor tergantung pada materialitas
dan seberapa pervasif dampaknya terhadap kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan. Pengaruh pervasif merupakan pengaruh yang tidak terbatas pada unsur,
akun, atau pos tertentu laporan keuangan; jika dibatasi dapat merupakan suatu
proporsi yang substansial dalam laporan keruangan; atau fundamental bagi
pemahaman pengguna laporan keuanga.

Tipe modifikasi terhadap opini auditor antara lain:

• Opini wajar dengan pengecualian


Hal ini harus dinyatakan ketika:

o Auditor memperoleh bukti yang cukup dan tepat lalu menyimpulkan bahwa
kesalahan penyajian merupakan kesalahan material, tetapi tidak pervasive terhadap
laporan keuangan

o Auditor tidak memperoleh bukti yang cukup tetapi dapat menyimpulkan bahwa
pengaruh penyajian yang tidak terdeteksi dapat menjadi material, tetapi tidak
pervasive.

• Opini tidak wajar

Hal ini harus dinyatakan ketika auditor memperoleh bukti yang cukup dan tepat lalu
menyimpulkan bahwa kesalahan penyajian adalah material dan pervasive terhadap
laporan keuangan.

• Opini tidak menyatakan pendapat

Auditor harus tidak menyatakan pendapat ketika auditor tidak dapat memperoleh
bukti yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa pengaruh kesalahan
penyajian material dapat bersifat material dan pervasive.

• Konsekuensi dari ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup


dan tepat yang disebabkan oleh pembatasan yang dilakukan oleh manajemen setelah
auditor menerima perikatan antara lain:

- Jika auditor menyadari manajemen telah melakukan pembatasan terhadap ruang


lingkup audit, auditor harus meminta manajemen untuk mencabut pembatasan
tersebut.

- Jika manajemen menolak mencabut pembatasan tersebut, auditor harus


mengomunikasikan kepada pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola.

- Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti, maka auditor harus menentukan
implikasinya sebagai berikut:

o Jika pengaruh kesalahan yang tidak terdeteksi adalah material tapi tidak
pervasive, maka auditor harus menyatakan opini wajar tanpa pengecualian
o Jika pengaruh kesalahan yang tidak terdeteksi adalah material dan pervasive
sehingga tidak memadai untuk mengomunikasikan signifikasi kondisi itu, auditor
harus menarik diri dari audit atau tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

- Jika auditor menarik diri, sebelumnya auditor harus mengomunikasikan


kesalahan penyajian yang teridentifikasikan selama audot

5. Bentuk da nisi laporan auditor ketika opini dimodifikasi

a) Basis untuk paragraph modifikasi

- Ketika memodifikasi opini, auditor harus mencantumkan paragraph dalam


dalam laporan auditor yang menyediakan penjelasan tentang hal-hal yang
menyebabkan modifikasi (SA 700)

- Jika terdapat kesalahan penyajian material, auditor harus mencantumkan


penjelasan dan kuantifikasi tentang dampak keuangan yang diakibatkannya.

- Jika terdapat kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan


pengungkapan kualitatif, auditor harus mencantumkan penjelasan tentang bagaimana
terjadi kesalahan penyajian dalam pengungkapannya.

- Jika terdapat kesalahan penyajian material yang berkaitan dengan tidak


diungkapnya informasi yang seharusnya, auditor harus menduskusikan dengan pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola, menjelaskan dalam paragraph basis tentang
sifat informasi yang dihilangkan, atau mencantumkan pengungkapan yang
dihilangkan.

- Jika auditor tidak mempu memperoleh bukti audit yang cukup, auditor harus
mencantumkan alasan ketidakmampuan tersebut.

- Ketika auditor telah menyatakan opini, auditor harus menjelaskan alasan untuk
setiap hal yang memerlukan modifikasi terhadap opini dan pengaruhnya.

b) Paragraph opini

- Auditor harus menggunakan judul yang sesuai dengan kondisinya.

- Auditor harus menyatakan dalam paragraph opini kecuali untuk dampak hal-hal
yang dijelaskan dalam paragraph basis untuk opini wajar dengan pengecualian:
o Laporan keuangan wajar sesuai dengan kerangka yang berlaku ketika
melaporkan berdasarkan penyajian wajar

o Leporan keuangan telah disusun sesuai dengan kerangka pelaporan keruangan


yang berlaku. Ketika modifikasi timbul karena ketidakmampuan memperoleh buti,
auditor harus menggunakan frasa “kecuali untuk dampak yang terjadi dari hal-hal….”
untuk opini yang dimodifikasi.

- Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar karena signifikasi hal-hal
yang dijelaskan dalam paragraph basis untuk opini tidak wajar:

o Laporan tidak menyajikan secara wajar sesuai kerangka yang berlaku ketika
melaporkan berdasarkan kerangka penyajian wajar

o Laporan tidak disusun sesuai kerangka yang berlaku ketika melaporkan


berdasarkan kerangka kepatuhan

- Ketika auditor tidak menyatakan pendapat, auditor harus menyatakan dalam


paragraph opininya bahwa:

o Karena signifikasi hal-hal yang dijelaskan dalam paragraph basis untuk Opini
Tidak Menyatakan Pendapat, auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit, oleh karena itu

o Auditor tidak menyatakan opini atas laporan keuangan

c) Penjelasan tentang tanggungjawab auditor ketika menyatakan suatu opini wajar


dengan pengecualian atau opini tidak wajar

Ketika auditor menyatakan suatu opini, auditor harus mengubah penjelasan tentang
tanggung jawab auditor yuntuk menyatakan bahwa auditor yakin bahwa bukti audit
yang diperoleh cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini
modifikasian.

d) Penjelasan tentang tanggungjawab auditor ketika tidak menyatakan pendapat

Ketika auditor tidak menyatakan pendapat, auditor harus mengubah paragraph


pendahuluan dalam laporan auditor untuk mengaudit laporan keuangan dan mengubah
penjelasan tentang tanggungjawab auditor dan ruang lingkup audit.
6. Komunikasi dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola

Tujuan komunikasi ini adalah untuk menuntun pada mofidikasi yang diharapkan dan
susunan kata yang diusulkan atas modifikasi tersebut, ini memungkinkan auditor
untuk memberitahu pihak tersebut mengenai alasan untuk modifikasi, mencari
persetujuan dari pihak tersebut, dan agar pihak tersebut dapat menyediakan informasi
dan penjelasan lebih lanjut terkait hal yang menimbulkan modifikasi.

7. Paragraph penekanan suatu hal dan paragraph hal lain dalam laporan auditor
independen

Jika auditor menganggap perlu untuk menarik perhatian pengguna laporan atas hal
yang disajikan dan dianggap penting, serta bersifat fundamental bagi pengguna atau
relevan bagi pengguna, maka auditor harus mencantumkan Paragraph Penekanan
Suatu Hal dalam laporan. Ketika mencantumkan paragraph ini, auditor harus
meletakan paragraph tersebut setelah paragraph ipini, menggunakan judul
“Penekanan Suatu Hal” atau judul lain yang tepat, mencantumkan pengacuan yang
jelas mengenai hal yang ditekankan, dan mengindikasikan bahwa opini auditor yang
tidak dimodifikasi sehubungan dengan hal yang ditekankan tersebut.

Contoh kondisi dimana auditor dapat mencantumkan paragraph ini adalah ketika
terdapat ketidakpastian yang herhubungan dengan hasil masa depan, penerapan awal
atas suatu standar akuntansi baru, dan bencana alam besar yang mempunyai dampak
signifikan terhadap posisi keuangan. Pencantuman paragraph ini tidak memengaruhi
opini auditor atau bukan merupakan pengganti pernyataan opini dan pengungkapan
dalam laporan keuangan. Jika auditor merasa perlu untuk mengomunikasikan hal lain
selain yang telah disajikan, maka auditor harus mencantumkan suatu paragraph dalam
laporan auditor dengan judul “Hal lain” atau judul lain yang tepat

Anda mungkin juga menyukai