Anda di halaman 1dari 3

Nama : I Gusti Ayu Pradnya Wulandewi Adnyani

NIM : 2007531106

BEHAVIORAL FINANCE

Ada 3 tokoh bidang ekonomi yang mendapat penghargaan nobel:


1. Eugene Pama: mengeluarkan teori tentang Efficient Market Hypothesis. Hampir
semua teori pasar modal menggunakan teori ini sebagai dasar.
2. Daniel Kahneman: Teori Prospek
3. Richard Thaler: Endowment Effect
Eugene Pama beranggapan bahwa manusia itu rasional dan pasar itu sempurna.
Sedangkam Daniel Kahman dan Richard Thaler beranggapan bahwa manusia terkadang
dalam mengambil keputusan itu irasional dan berpresepsi pasar itu tidak sempurna.
Teori Keuangan Modern  Teori ini menggangap pasar itu sempurna dan manusia itu
sempurna.
Current Statenya  Pasar tidak sempurna, manusia itu sempurna.
Behavioral Finance  Pasar tidak sempurna, manusia tidak sempurna.
adalah aplikasi psikologi dalam perilaku keuangan, dalam hal ini adalah perilaku para
praktisi. Pentingnya mempelajari behavioral finance adalah untuk membantu kita mengakui
bahwa ada aspek perilaku dalam mengambil keputusan, termasuk keputusan keuangan, agar
dapat menghindari kesalahan dari bias – bias perilaku.

Klasifikasi Behavioral Finance


1. Framing Aspects
- Mental accounting  Suatu perilaku yang dilakukan oleh seseorang dalam 2 kondisi
yang berbeda menunjukkan perilaku yang berbeda (tidak konsisten)  akibat adanya
framing yang dimainkan oleh seseorang.
Contoh: membeli sesuatu yang tidak kita rencanakan karena adanya permainan dari
penjual.
- Prospect theory  Mampu menjelaskan preferensi seseorang yang tidak bisa
dijelaskan oleh teori keuangan modern. Ada titik-titik pilihan yang bisa dipilih
seseorang yang di luar jangkauan rasionalistas.
2. Heuristics  Diadopsi untuk menjelaskna bias-bias yang terjadi di bidang keuangan
- Representativeness  Sesuatu perilaku yang memengaruhi seseorang untuk
memprediksi sesuatu di masa yang akan datang dengan pendekatan representasi.
Contoh: kita mengenali pekerjaan seseorang dari pakaiannya karena sebelumnya kita
pernah melihat orang dengan profesi tertentu menggunakan pakaian tersebut.
- Availability  Terpengaruh oleh suatu kejadiaan, sehingga hanya hal tersebut yang
ada diotak kita dan memengaruhi pengambilan keputusan.
- Anchoring  Berpatokan pada informasi pertama yang diperoleh, karena ada anchor
di benak kita.
- Ambiguity aversion  Memperlihatkan 2 sikap yang ambigu dalam mengambil
keputusan.
3. Self Concept
- Overconfidence  Dapat menyebabkan salah dalam pengambilan keputusan dan
penilaian karena terlalu percaya diri.
Contoh: melihat 3 tahun berturut-turut memiliki ROA 20%, 25%, 30%. Maka oramng
tersebut terlalu percaya diri bahwa ROA di tahun depan akan meningkat.
- Self-Attribution  Apabila ada sesuatu yang berhasil di atribut ke diri sendiri, apabila
ada kesalahan di atribut ke orang lain.
- Cognitive dissonance  Situasi yang mengacu pada konflik mental
- Self Control  Mudah Emosi, terpengaruh oleh keadaan, terpengaruh oleh tekanan.
- Confirmation bias  Apabila orang terlanjur salah dalam mengambil keputusan,
orang tersebut cenderung mempertahankan kesalahan tersebut dengan cara mencari
pendukung/referensi yang mendukung kesalahannya.
- Herding  perilaku ikut-ikutan dalam arus yang mainstream.
- Conservatism  Lawan dari overconfidence. Cenderung terperangkap oleh hal-hal
yang sudah terjadi selama ini.

Fenomena Anomali
- Small firms tend to putperform : Perusahaan kecil cenderung memberikan return dari
perusahaan besar
- January effect : January effect adalah bentuk keyakinan positif dimana IHSG
cenderung naik dikarenakan harga saham yang meningkat di bulan Januari. Efek ini
membuka peluang bagi para investor untuk membeli saham ketika harga lebih rendah
sebelum Januari. Lalu, mereka dapat menjualnya setelah harga sahamnya naik di awal
tahun.
- Low book value :
- Reversals : January effect adalah bentuk keyakinan positif dimana IHSG cenderung
naik dikarenakan harga saham yang meningkat di bulan Januari. Efek ini membuka
peluang bagi para investor untuk membeli saham ketika harga lebih rendah sebelum
Januari. Lalu, mereka dapat menjualnya setelah harga sahamnya naik di awal tahun.
- Days of the week : DWE adalah fenomena dimana kecenderungan return saham yang
terjadi tergantung pada hari tertentu dalam seminggu

Summary
Behavioural finance apa bila dilihat dari aspek investor, mengajarkan bahwa
1. Setiap investor harus berhati hati dan mawas dalam mencari dan mensortir
informasi keuangan dengan akitf
2. Hindari pemikiran sempit, dan terlalu percaya diri
3. Memahami dan megikuti aturan dari pembuatan keputusan disaat ketidakpastian

Selain dari aspek investor, behavioural finance mengjarakan banyak hal dari aspek
market, diantaranya
1. Pasar dan manusia tidaklah ada yang sempurna
2. Ada banyak system dan anomaly ketidak efisienan pasar yang terulang dan tidak
dapat diacuhkan
3. Implementasi dari sifat manusia yang irasional untuk menentukan harga model
asset

Anda mungkin juga menyukai