DIKAN
J
ASMANI
OLAHRAGA
K
U
nt
E
u
kS
SE
MA
L
H
BT
un
A
a
run
g
T
u
AN&
HARDI
YANTO
Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
Untuk SMALB Kelas X Tuna Rungu
Buku Guru
Hardiyanto
i
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Hak Cipta © 2015 pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang
Milik Negara
Tidak diperdagangkan
Penulis : Hardiyanto
Penyunting Materi : Drs. Hermawan Pamot Raharjo,
Penyunting Bahasa : Badan Bahasa
Cover dan Penata Letak : Agus Koerniawan
Ilustrasi : Aguskomik
ii
Hardiyanto
KATA PENGANTAR
iii
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
yang dimiliki oleh peserta didik, seperti: bagian-bagian tubuh
(kaki, tangan, pinggang) guru pendidikan jasmani diharapkan
dalam mengelola pembelajaran, “kekurangan yang dimiliki
peserta didik dijadikan kelebihan”.
Harapan penulis semoga buku ini dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi pengembangan pendidikan,
khususnya Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)
Tunarungu.
Jakarta,
Maret 2016
Penulis
iv
Hardiyanto
DAFTAR ISI
v
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Bab V Aktivitas Pembelajaran Latihan Kebugaran Jasmani
A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar -- 247.
B. Kegiatan Pembelajaran --248
C. Metode Pembelajaran -- 250
D. Media dan Alat Pembelajaran -- 250
E. Materi Pembelajaran -- 250
F. Penilaian Pembelajaran -- 267
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut -- 273
H. Instrumen Remidial dan Pengayaan -- 274
vi
Hardiyanto
Bab 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
1
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
aktivitas jasmani sebagai wahana untuk mengembangkan
setiap individu secara menyeluruh, mengembangkan pikiran,
tubuh, dan jiwa menjadi satu kesatuan, hingga secara konotatif
dapat disampaikan bahwa penjas diistilahkan sebagai proses
menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”.
Sementara itu, Marilyn M. Buck dan kawan-kawan (2007:15)
menerjemahkan pendidikan jasmani sebagai kajian, praktik, dan
apresiasi atas seni dan ilmu gerak manusia (human movement).
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan
umum. Gerak merupakan sifat alamiah dan merupakan ciri
dasar eksistensi manusia sebagai mahluk hidup. Pendidikan
jasmani bukan merupakan bidang kajian yang tertutup.
Perubahan yang terjadi di masyarakat, perubahan teknologi,
pemeliharaan kesehatan, dan pendidikan secara umum
membawa dampak bagi kualitas program pendidikan jasmani.
Hakikat tujuan PJOK diberikan di sekolah adalah untuk
membentuk “insan yang terdidik secara jasmaniah (physically-
educated person)”. National Association for Sport and Physical
Education (NASPE) sebagaimana yang dikutip oleh Michel W.
Metzler (2005:14) menggambarkan bahwa sosok “insan yang
terdidik secara jasmaniah” ini memiliki ciri sebagai berikut:
1) Mendemonstrasikan kemampuan keterampilan motorik
dan pola gerak yang diperlukan untuk menampilkan
berbagai aktivitas fisik;
2) Mendemonstrasikan pemahaman akan konsep gerak,
prinsip-prinsip, strategi, dan taktik sebagaimana yang
mereka terapkan dalam pembelajaran dan kinerja berbagai
aktivitas fisik;
3) Berpartisipasi secara regular dalam aktivitas fisik;
4) Mencapai dan memelihara peningkatan kesehatan dan
derajat kebugaran,
5) Menunjukkan tanggung jawab personal dan sosial berupa
respek terhadap diri sendiri dan orang lain dalam suasana
aktivitas fisik, dan
6) Menghargai aktivitas fisik untuk kesehatan, kesenangan,
tantangan, ekspresi diri, dan atau interaksi sosial.
Berangkat dari pandangan yuridis dan akademis tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa PJOK merupakan bagian
2
Hardiyanto
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat
dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara
sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Untuk mengusung tujuan yang demikian komprehensif di atas,
mata pelajaran PJOK tentu perlu disesuaikan dengan dasar
paradigm perubahan Kurikulum 2013 yang menekankan pada
penyempurnaan pola pikir, berikut ini.
A. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa harus memiliki
pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama.
B. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-siswa)
menjadi pembelajaran interaktif (interaktif antara guru,
siswa, masyarakat, lingkungan alam, dan sumber/media
lainnya).
C. Polapembelajaran yang terisolasi menjadi pembelajaran
secara jejaring (siswa dapat menimba ilmu dari siapa saja
dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh
melalui internet);
D. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-
mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin
diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
E. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis
tim);
F. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran
berbasis alat
multimedia;
G. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan
pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap siswa;
H. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal
(monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan
jamak (multidisciplines); dan
I. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
3
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah
4
Hardiyanto
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percaya diri, dan bertanggung jawab
Sikap dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
Pengetahuan
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian.
5
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis
yang seimbang.
Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran
pedagogik, dan tidak ada pendidikan yang lengkap
tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai
aktivitas fisik adalah dasar bagi manusia untuk mengenal
dunia dan dirinya sendiri yang berkembang secara
alamiah, berkembang searah dengan kemajuan zaman.
Melalui pendidikan jasmani anak didik akan memperoleh
pengalaman untuk mengembangkan kreatifitas, inovasi,
keterampilan, dan kebugaran jasmani, kebiasaan hidup
sehat, memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap
gerak manusia.
PJOK membantu siswa mengembangkan pemahaman
tentang apa yang mereka perlukan untuk membuat
komitmen seumur hidup tentang arti penting hidup sehat,
aktif dan mengembangkan kapasitas untuk menjalani
kehidupan yang memuaskan dan produktif.
Penelitian telah menunjukkan keterkaitan antara
peningkatan aktivitas fisik dan prestasi akademik yang
lebih baik, kualitas konsentrasi, serta kualitas perilaku
kelas dalam proses belajar. Manfaat lain termasuk
perbaikan dalam kesejahteraan psikologis, kemampuan
fisik, konsep-diri, dan kemampuan untuk mengatasi stres.
Harapannya kurikulum PJOK ini juga memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan kesejahteraan emosional.
Demikian juga pengaruh dari pendidikan jasmani dari sisi
kesehatan, di mana siswa akan belajar keterampilan yang
dibutuhkan untuk sukses dalam hidup aktif dan warga
yang bertanggung jawab secara sosial.
PJOK yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat
penting, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman
belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik
6
Hardiyanto
dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus
membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Aktivitas jasmani dan olahraga yang dimaksud adalah
seluruh gerak tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot-
otot rangka yang secara nyata meningkatkan pengeluaran
energi (energy expendicture) di atas level kebutuhan dasar
(Wuest and Bucher; 2009; hal. 11). Atau secara sederhana
dapat pula diartikan sebagai seluruh gerak tubuh yang
melibatkan kelompok otot besar dan memerlukan suplai
energi. Artinya, ketika anak diinstruksikan bergerak, gerak
yang dilakukan seharusnya melibatkan kelompok otot
besar dan menyebabkan mereka mengolah energi melalui
metabolisme otot yang terlibat.
Bermain adalah bentuk aktivitas jasmani lainnya yang
memiliki makna aktivitas yang digunakan sebagai
hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang
bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain
tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti
olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari
bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Dari kata bermain lalu lahir kata benda permainan, yang
dengan tetap mengelompokkannya ke dalam garis lurus
yang bersifat fisikal, permainan diartikan sebagai “aktivitas
fisik yang di dalamnya sudah mengandung unsur-unsur
yang menyenangkan.” Unsur ini dapat berupa kompetisi,
imaginasi atau fantasi, termasuk adanya modifikasi
aturan.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain
yang terorganisir dan bersifat kompetitif (Freeman, 2001).
Olahraga adalah aktivitas jasmani yang sudah benar-benar
terorganisir dan tingkat kompetisinya tinggi serta didukung
oleh peraturan yang mengaturnya. Peraturan menetapkan
standar-standar kompetisi dan situasi sehingga individu
atlet dapat bertanding scara fair dan mencapai sasaran
yang spesifik. Olahraga juga menyediakan kesempatan
untuk mendemostrasikan kompetensi seseorang dan
menantang batas-batas kemampuan maksimal.
7
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Bermain, olahraga dan aktivitas jasmani lainnya melibatkan
bentuk-bentuk gerakan untuk tujuan pendidikan.
Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni
untuk kepentingan kesenangan, pendidikan, atau untuk
kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak
harus dipisahkan secara eksklusif, keduanya dapat dan
harus beriringan bersama.
a. Tujuan PJOK
Tujuan mata pelajaran PJOK untuk jenjang pendidikan
dasar dan menengah adalah sebagai berikut:
1. Mendidik anak untuk mencapai kedewasaan yang
memadai menjadi warga negara yang baik, produktif,
memiliki karakter positif, serta bertaqwa atas dasar
keimanan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat
melalui internalisasi nilai-nilai disiplin, percaya diri,
sportif, jujur, bertanggung jawab, kerja sama dalam
melakukan aktivitas jasmani.
3. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri
dalam pengembangan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani, kesehatan dan kesejahteraan.
4. Memahami konsep gerak dan menerapkannya dalam
berbagai aktivitas jasmani.
5. Mengembangkan pola gerak dasar dan keterampilan
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, suasana kompetitif,
dan rekreasional.
6. Mengembangkan kesadaran tentang arti penting
aktivitas fisik untuk mencapai pertumbuhan
dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif
sepanjang hayat.
b. Pendekatan Pembelajaran
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan
ilmiah atau scientific approach pada proses pembelajaran.
8
Hardiyanto
Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi aktivitas;
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar/mengasosiasi, mengomunikasikan yang
dilakukan oleh siswa untuk sampai kepada kompetensi
dasar yang diharapkan.
1. Mengamati
Mengamati adalah proses mengenal objek melalui
penggunaan indra yang dimiliki, misalnya dengan
melihat/menonton, mendengarkan, dan membaca.
Sehingga siswa akan memperoleh konsep awal dan
menemukan permasalahan-permasalahan dalam materi
yang akan dipelajari. Proses ini akan berdampak pada
siswa memahami obyek secara nyata, senang, tertantang,
dan memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran
selanjutnya.
2. Menanya
Pada proses ini guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk saling bertanya untuk mengungkapkan berbagai
masalah yang ditemukan pada saat proses pengamatan
dengan berbagai bentuk pertanyaan baik yang berkaitan
dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan kompetensi yang akan diraihnya.
9
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
3. Mengumpulkan informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi ini merupakan bagian
dari kegiatan eksplorasi yaitu untuk mencari jawaban
terhadap pertanyaan terkait dengan pengembangan
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4. Menalar/Mengasosiasi
Menalar adalah proses berfikir yang logis dan sistematis
atas fakta empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Istilah
menalar dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan
mengelompokkan beragam ide dan beragam peristiwa
untuk kemudian dijadikan sebagai dasar pembuatan
keputusan.
5. Mengomunikasikan
Mengomunikasikan adalah proses penyajian berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bentuk
penyampaian informasi, peragaan keterampilan, dan
sikap dalam pembelajaran atau kehidupan.
Khusus dalam pelajaran PJOK, kegiatan-kegiatan di atas
tentu tidak dapat dan tidak selalu harus dilaksanakan
secara hirarkis. Hal itu tergantung pada materi ajar dan
penggalan kegiatan pembelajaran yang sedang dilakukan.
Jika pendekatan ilmiah ini dilaksanakan secara kaku
sesuai urutannya, dikhawatirkan pelajaran PJOK
akan kehilangan ciri uniknya, yaitu kekayaan aktivitas
gerak yang bermanfaat langsung pada pengembangan
keterampilan motorik dan kebugaran jasmani.
Lebih jauh dapat dijelaskan bahwa scientific approach
bukanlah sebuah model pembelajaran yang harus
diikuti sesuai tahapannya. Arti “pendekatan” hanyalah
menunjuk pada orientasi pembelajaran yang harus
dicapai. Pendekatan ilmiah bukan merupakan sebuah
urutan kegiatan belajar, tetapi lebih bermakna sebagai
“sifat” bahwa pelajaran PJOK (atau pelajaran apapun)
harus mampu mengembangkan kemampuan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/
10
Hardiyanto
mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Dengan demikian
siswa mampu mengembangkan kemampuan untuk
memproses dan memecahkan masalah melalui tahapan
tadi.
Penerapan pendekatan ilmiah dapat dipadukan dengan
berbagai model, diantaranya adalah model pembelajaran
berbasis masalah (problem-based learning), pembelajaran
berbasis projek (project-based learning), pembelajaran
kontekstual (contextual learning), pembelajaran penemuan
terbimbing (guided discovery learning), sampai pada
pembelajaran individual (individual learning). Selain itu,
dikenali pula beberapa model yang secara khas ada dan
dikembangkan dalam pembelajaran PJOK.
11
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
tugas. Strategi ini dalam tataran gaya mengajar,
serupa dengan gaya latihan (practice style).
12
Hardiyanto
6. Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)
13
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
kepada siswa serta bagaimana siswa diperlakukan
selama pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, secara
umum, pembahasan tentang metode mengajar bukan
hanya bersinggungan dengan apakah pelajaran perlu
diberikan secara keseluruhan (whole method) ataukah
sebagian-sebagian (part method), tetapi juga tentang cara
memperlakukan siswa dan pengaturan waktu.
1. Latihan Terbimbing
Metode latihan terbimbing adalah teknik yang
paling umum dalam proses pembelajaran PJOK, di
mana siswa dituntun dengan berbagai cara melalui
pemberian variasi gerak. Dalam penggunaannya
latihan ini mempunyai beberapa tujuan, dan yang
paling utama adalah untuk mengurangi kesalahan
serta memastikan bahwa pola gerak yang tepat sudah
dilakukan.
Penggunaan latihan terbimbing amat penting terutama
dalam cabang olahraga yang berbahaya seperti senam
dan renang. Di sini siswa perlu dibantu, baik secara
langsung oleh guru atau dengan pemakaian alat.
2. Latihan Padat dan Terdistribusi
Guru PJOK harus membuat keputusan berkaitan
dengan berapa lama waktu latihan yang digunakan
dalam satu episode pembelajaran, dan bagaimana
waktu yang tersedia ini dimanfaatkan, apakah
langsung dihabiskan sekaligus atau diselingi istirahat.
Umumnya, unit pembelajaran dalam PJOK
menghabiskan waktu latihan hanya untuk menguasai
satu keterampilan, misalnya hari pertama pasing
bawah pada permainan bola voli, kemudian di hari
berikutnya berganti menjadi pasing atas. Jika ini
yang dilakukan, guru mempunyai pilihan apakah
keterampilan akan dilatih oleh anak secara terus
menerus sampai waktu habis atau menetapkannya
dalam satuan waktu tertentu diselingi istirahat.
Pilihan yang pertama disebut latihan padat (massed
14
Hardiyanto
practice), sedangkan pilihan kedua disebut latihan
terdistribusi (distributed practice). Contoh lain dari
metode ini adalah latihan dengan interval (interval
training).
3. Latihan Terpusat dan Acak
Latihan disebut terpusat jika dua atau tiga
keterampilan yang dilatih dilaksanakan satu persatu
hingga jumlah ulangan atau waktu yang ditentukan
terselesaikan sebelum dilanjutkan ke keterampilan
lain. Contohnya dalam pembelajaran bulutangkis
yang berisi servis, smes, dan dropshot. Guru akan
meminta siswa melatih dulu servis, misalnya 20 kali
kemudian dilanjutkan smes 20 kali dan dropshot 20
kali. Intinya, latihan terpusat dilaksanakan dengan
mendahulukan satu tugas hingga selesai sebelum
berpindah ke tugas lain.
Latihan acak dilakukan dengan melakukan latihan
beberapa keterampilan secara berselang-seling.
Dengan latihan acak, siswa diminta melakukan
gerakan servis 1 kali dilanjutkan smes 1 kali, dan
dropshot 1 kali kemudian kembali ke servis lagi,
smes, dan ke dropshot lagi, dan seterusnya hingga
jatah waktu atau jumlah ulangan yang ditetapkan
diselesaikan.
Latihan yang bervariasi pada dasarnya melatih
banyak kemungkinan variasi gerak. Latihan dapat
divariasikan berdasarkan pada perubahan kecepatan,
jarak, tingkatan gerak, dan tujuan latihan. Jika
dalam satu pertemuan latihan kondisi-kondisi
tersebut divariasikan sedemikian rupa, siswa akan
mengambil banyak keuntungan berupa pemantapan
kemampuan penyesuaian keterampilan, maupun
proses kognitifnya.
4. Keseluruhan dan Bagian per Bagian
Beberapa keterampilan terdiri dari beberapa gerakan
yang sangat kompleks (keterampilan serial) sehingga
15
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
guru harus mampu menyesuaikan prosedur dan
pendekatan yang tepat. Untuk menghadapi gerakan
tersebut guru akan membagi tugas menjadi bagian-
bagian kecil (sesuai teknik dasarnya). Setiap bagian
tersebut dilatih satu persatu sesuai urutannya untuk
kemudian disatukan setelah semua bagian terkuasai
agar menjadi satu keterampilan yang utuh. Jika ini
yang ditempuh guru, maka ia sedang menerapkan
metode bagian (part method).
Jika suatu keterampilan merupakan suatu
keterampilan yang utuh (keterampilan diskrit) dimana
hubungan antara satu bagian dengan bagian yang
lain demikian erat maka lebih baik diajarkan secara
utuh. Irama dan timing dari keterampilan itu akan
terjaga dengan lebih baik jika guru memilih metode
keseluruhan atau whole method.
Guru dapat memadukan kedua cara tersebut jika
tidak mengganggu keselamatan. Siswa harus diberi
kesempatan untuk merasakan keterampilan secara
keseluruhan sebelum keterampilan itu dipeach
menjadi bagian. Jika ini yang dilakukan guru maka ia
sedang menggunakan metode campuran yang disebut
metode keseluruhan-bagian (whole-part method).
Selain ketiga metode tersebut (bagian, keseluruhan,
dan keseluruhan-bagian juga dikenal satu metode
mengajar yang lain yang disebut metode progresif
(progressive method). Metode ini dikenal sebagai
metode yang berada dalam satu gugus dengan metode
bagian, tetapi diciptakan dengan maksud menutupi
kekurangan dari metode tersebut.
Pada prinsipnya metode progresif mengikuti urutan
sebagai berikut. Pada tahap pertama, latihan hanya
melibatkan satu bagian keterampilan yang dianggap
penting (inti) yang selalu ditekankan dan diulang-
ulang. Pada tahap kedua, bagian pertama digabung
dengan bagian kedua sehingga menampilkan pola
gerak yang lebih besar. Pada tahap ketiga, bagian
16
Hardiyanto
satu dan bagian dua digabung lagi dengan bagian
tiga, yang menunjukkan pola keterampilan yang
semakin lengkap. Demikian seterusnya sehingga
keseluruhan bagian yang tersisa akhirnya tergabung
secara keseluruhan.
17
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
setiap anak akan merasa berhasil.
6. Gaya F : Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Guru membimbing siswa ke arah jawaban yang
benar melalui serangkaian tugas untuk menjawab
permasalahan yang dirancang. Setiap anak
melaksanakan tugas sesuai bimbingan guru sehingga
akan mendapatkan jawaban yang sama terhadap
permasalahan yang diberikan tersebut.
7. Gaya G : Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Guru menyediakan satu permasalahan yang harus
diselesaikan. Siswa diberi kebebasan sesuai dengan
cara yang dipilihnya sendiri, sehingga jawaban yang
dihasilkan akan beragam.
8. Gaya H, I, J : Learner Designed Program/Learner
Initiated/Self-Teaching
Siswa mulai mengambil tanggung jawab untuk apa
pun yang akan dipelajari serta bagaimana hal itu akan
dipelajari.
f. Model-model Pembelajaran
Berbagai model pembelajaran yang digunakan pada mata
pelajaran lain juga dapat diterapkan pada mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, seperti
model-model berikut ini.
1. Model Pembelajaran Penemuan (Inquiry Learning)
Contoh tahapan model pembelajaran pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan model ini
adalah:
a) Pendahuluan
1) Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan
dipakai dalam pembelajaran.
2) Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan
memimpin doa sebelum dimulai pembelajaran.
b) Inti
1) Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai
18
Hardiyanto
dengan instruksi guru sebelum pembelajaran
dimulai.
2) Guru membuka dan menjelaskan pembelajaran
senam irama bagi kesehatan dan kebugaran
jasmani.
3) Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai
dengan penjelasan guru secara individu maupun
kelompok, dan menyampaikan arti penting
kerjasama dalam gerak senam berirama.
4) Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi
dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada
kesalahan gerakan.
5) Siswa secara individu dan atau kelompok
melakukan gerakan senam irama dengan
menunjukkan sikap kerjasama sesuai dengan
koreksi oleh guru.
6) Guru mengamati seluruh aktifitas siswa dalam
melakukan gerakan senam irama secara
seksama.
c) Penutup
1) Guru menyampaikan tingkat pencapaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang diperoleh oleh siswa, menyampaikan siswa
yang mendapatkan hasil yang terbaik, dan
memberikan motivasi pada yang belum.
2) Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan
yang telah digunakan.
3) Berdoa bersama.
19
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
dipakai dalam pembelajaran.
2) Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan
memimpin doa sebelum dimulai pembelajaran.
3) Siswa diminta untuk mempersiapkan pertanyaan
gerakan-gerakan yang tidak mampu.
b) Inti
1) Siswa melakukan gerakan senam irama yang
tidak mampu dilakukan pada saat gerakan.
2) Guru mengamati seluruh gerakan senam irama
siswa secara individu maupun kelompok.
3) Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi
dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada
kesalahan gerakan.
4) Siswa secara individu dan atau kelompok
melakukan gerakan senam irama sesuai dengan
koreksi oleh guru.
5) Seluruh gerakan siswa setelah diberikan umpan
balik diamati oleh guru secara individu maupun
kelompok.
6) Siswa melakukan gerakan senam irama secara
individu secara bergantian.
c) Penutup
1) Secara klasikal siswa diberikan penghargaan
dan motivasi berdasarkan hasil penilaian.
2) Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan
yang telah digunakan
3) Berdoa bersama.
21
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
social responsbility/Hellison’s model), model pendidikan
petualangan (adventure education model), model
kebugaran (fitness education model), model perkembangan
(developmental model), bahkan termasuk model Teaching
Games for Understanding (TGfU model) serta model
pembelajaran kooperatif (cooperative learning model).
g. Rancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran secara operasional berbentuk
dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
RPP disusun berdasarkan silabus yang telah disediakan
oleh pemerintah yang memuat kompetensi yang akan
dicapai, materi pokok, dan kegiatan pembelajaran. RPP
dikembangkan oleh guru yang bersangkutan sesuai
dengan karakter siswa dan sekolah.
22
Hardiyanto
2. Langkah-Langkah Pengembangan RPP
a) Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2)
materi pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4)
penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6)
sumber belajar;
b) Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1,
KI-2, KI-3, dan KI-4;
c) Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku
teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber
belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian,
konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang
dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran
reguler, pengayaan, dan remedial;
d) Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada
silabus dalam bentuk yang lebih operasional berupa
pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi
siswa dan satuan pendidikan termasuk penggunaan
media, alat, bahan, dan sumber belajar;
e) Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan
berdasarkan alokasi waktu pada silabus,
selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup;
f) Pengembangan penilaian pembelajaran dengan
cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen
penilaian, serta membuat pedoman penskoran;
g) Menentukan strategi pembelajaran remedial segera
setelah dilakukan penilaian; dan
h) Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar
disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah
penjabaran proses pembelajaran.
23
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
efisien. Penyediaan sumber daya fisik yang memadai
termasuk fasilitas, peralatan dan pemeliharaan dapat
membantu dalam mempengaruhi sikap dan menunjang
keberhasilan program. Dalam pembelajaran PJOK,
fasilitas yang harus tersedia bagi peserta didik yang terlibat
dalam aktivitas otot besar yang melibatkan memanjat,
melompat, menendang, melempar, dan menangkap.
24
Hardiyanto
penggunaan sarana, prasaran, dan teknik melakukan.
25
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan
tindak lanjut, berupa program peningkatan kualitas
pembelajaran, program remedial bagi siswa yang
pencapaian kompetensinya di bawah KBM/KKM, dan
program pengayaan bagi siswa yang telah memenuhi
KBM/KKM. Hasil penilaian juga digunakan sebagai
umpan balik bagi orang tua/wali siswa dalam rangka
meningkatkan kompetensi siswa.
26
Hardiyanto
Teknik Bentuk Instrumen Tujuan
Tes Tertulis Benar-Salah, Mengetahui penguasaan
Menjodohkan, Pilihan pengetahuan siswa
Ganda, untuk perbaikan proses
pembelajaran dan/atau
Isian/Melengkapi,
pengambilan nilai
Uraian
Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman
siswa untuk perbaikan
proses pembelajaran
Penugasan Tugas yang dilakukan Memfasilitasi
secara individu penguasaan
maupun kelompok pengetahuan (bila
diberikan selama proses
pembelajaran) atau
mengetahui penguasaan
pengetahuan (bila
diberikan pada akhir
pembelajaran)
Portofolio Sampel pekerjaan Sebagai (sebagian)
siswa terbaik yang bahan guru
diperoleh dari mendeskripsikan
penugasan dan tes capaian pengetahuan di
tertulis akhir semester
27
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
3. Teknik Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan
pengetahuan untuk melakukan tugas tertentu di dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat
dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian
kinerja, dan penilaian proyek.
a. Teknik Penilaian Kebugaran Jasmani
Selain tiga aspek hasil belajar yang harus dilakukan
penilaian oleh guru pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan sebagaimana guru mata pelajaran lain,
tidak kalah pentingnya adalah penilaian terhadap
kebugaran jasmani siswa. Kebugaran jasmani siswa
meliputi kebugaran yang tekait dengan kesehatan
(physical fitness related health) dan kebugaran yang
terkait dengan keterampilan (physical fitness related
skill). Komponen kebugaran jasamani terkait dengan
kesehatan terdiri dari komposisi tubuh, daya tahan
jantung dan paru-paru, daya tahan otot, kekuatan,
dan kelentukan. Sedangkan yang terkait dengan
keterampilan di antaranya terdiri dari kecepatan,
koordinasi, kelincahan, ketepatan, dan daya ledak.
Pengukuran dilakukan menggunakan berbagai
instrumen tes yang terstandar secara nasional
misalnya tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI) atau
internasional. Selain itu, dapat pula menggunakan
instrumen tes yang dirancang sendiri oleh guru
PJOK dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas
terlebih dahulu.
28
Hardiyanto
kegiatan remedial adalah: (1) memperbaiki cara belajar
siswa, (2) meningkatkan siswa terhadap kelebihan dan
kekurangan dirinya, (3) menyesuaikan pembelajaran
dengan karakteristik siswa, (4) mempercepat penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran, (5) membantu
mengatasi kesulitan dalam aspek sosial dan pribadi
siswa. Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sebelum
kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa
yang diduga akan mengalami kesulitan (preventif), setelah
kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan belajar (kuratif), atau selama
berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa. Langkah-
langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial
adalah: (1) analisis hasil diagnosis kesulitan belajar, (2)
menemukan penyebab kesulitan, (3) menyusun rencana
kegiatan remedial, (4) melaksanakan kegiatan remedial,
dan (5) menilai kegiatan remedial.
Kegiatan pengayaan adalah suatu kegiatan yang
diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka
dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan
memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Kegiatan
pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperdalam
penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan
tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai
tingkat perkembangan yang optimal. Tugas yang dapat
diberikan guru pada siswa yang mengikuti kegiatan
pengayaan di antaranya adalah memberikan kesempatan
menjadi tutor sebaya, mengembangkan latihan praktis
dari materi yang sedang dibahas, membuat hasil karya,
melakukan suatu proyek, membahas masalah, atau
mengerjakan permainan yang harus diselesaikan siswa.
Apapun kegiatan yang dipilih guru, hendaknya kegiatan
pengayaan tersebut menyenangkan dan mengembangkan
kemampuan kognitif tinggi sehingga mendorong siswa
untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Dalam memilih
dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru harus
memperhatikan (1) faktor siswa, baik faktor minat maupun
29
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
faktor psikologis lainnya, (2) faktor manfaat edukatif, dan
(3) faktor waktu.
2. Karakteristik Tunarungu
30
Hardiyanto
perkembangan bahasanya. Ia memerlukan bimbingan
dan pendidikan khusus untuk mencapai kehidupan
lahir batin yang layak.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
tunarungu adalah individu yang memiliki kelainan yang
berhubungan dengan indera pendengaran baik sebagian
(hard of hearing) maupun seluruhnya (deaf) sehingga ia
mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya.
31
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
ungkapan- ungkapan bahasa yang mengandung
arti kiasan dan kata- kata abstrak,
(e) dia kurang menguasai irama dan gaya bahasa, dan
(f) dia mengalami kesulitan dalam berbahasa verbal
dan pasif dalam berbahasa.
3.) Karakteristik Kepribadian
(a) anak tunarungu yang tidak bependidikan
cenderung murung, penuh curiga, curang, kejam
(bengis), tidak simpatik, tidak dapat dipercaya,
cemburu, tidak wajar, egois, ingin membalas
dendam, dan sebagianya,
(b) lingkungan yang menyenangkan dan memanjakan
dapat berpengaruh terhadap ketidakmampuan
dalam penyesuaian mental maupun emosi, dan
(c) anak tunarungu menunjukan kondisi yang lebih
neurotik, mengalami rasa ketidakamanan dan
berkepribadian tertutup (introvert).
4.) Karakteristik Emosi dan Sosial
(a) suka menafsirkan secara negatif,
(b) kurang mampu dalam mengendalikan emosin dan
sering bergejolak,
(c) memiliki perasaan rendah diri dan merasa
diasingkan, serta
(d) memiliki rasa cemburu dan prasangka karena tidak
diperlakukan dengan adil serta sulit bergaul.
3. Klasifikasi Tunarungu
Melihat dari rentang waktu terjadinya ketunarunguan,
Kirk yang dikutip oleh Kosasih (2012:173) mengelompokan
gangguan pendengaran kedalam dua jenis, yakni prelingual
dan postlingual. Kelompok anak tunarungu prelingual
termasuk dalam tunarungu berat. Adapun postlingual adalah
anak yang mengalami kehilangan ketajaman pendengaran
setelah kelahirannya.
Menurut Somantri (2005:94) tunarungu dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu klasifikasi secara
etiologis dan menurut tarafnya. Di bawah ini penjelasan
32
Hardiyanto
dari dua klasifikasi tersebut.
a. Klasifikasi secara etiologis
Kalsifikasi ini didasarkan pada sebab-sebab
ketunarunguan yang meliputi faktor-faktor:
1) Pada saat sebelum dilahirkan
a) Salah satu atau kedua orang tua anak menderita
tunarungu atau mempunyai gen sel pembawa sifat
abnormal, misalnya dominat genes, recesive gen,
dan lain-lain.
b) Karena penyakit; seaktu ibu mengandung
terserang suatu penyakit, terutama penyakit-
penyakit yang diderita pada saat kehamilan tri
semester pertama yaitu pada saat pembentukan
ruang telinga. Penyakit itu ialah rubella, moribili,
dan lain-lain.
c) Keracunan obat-obatan; pada suatu kehamilan
ibu meminum obat-obatan terlalu banyak,
ibu seorang pecandu alkohol, atau ibu tidak
menghendaki kehadiran anaknya sehingga ia
meminum obat penggugur kandungan, hal ini akan
dapat menyebabkan ketunarunguan pada anak
yang dilahirkan.
2) Pada saat kelahiran
a) Sewaktu melahirkan, ibu mengalami kesulitan
sehingga persalinan dibantu dengan penyedotan
(vacum).
b) Prematuritas, yakni bayi yang lahir sebelum
waktunya.
3) Pada saat setelah kelahiran (post natal)
a) Ketulian yang terjadi karena infeksi, misalnya
infeksi pada otak (meningitis) atau infeksi umum
seperti difteri, morbili, dan lain-lain.
b) Pemakaian obat-obatan ototoksi pada anak-anak.
c) Karena kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan
alat pendengaran bagian dalam, misalnya jatuh.
33
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
b. Klasifikasi menurut tarafnya
Andreas Dwidjosumarto (Somantri, 2005:95)
mengelompokkan:
1) Tingkat I, kehilangan kemampuan mendengar antara
35- 54 dB, penderita hanya memerlukan latihan
berbicara dan bantuan mendengar secara khusus.
2) Tingkat II, kehilangan kemampuan mendengar antara
55-69 dB, penderita kadang-kadang memerlukan
penempatan sekolah secara khusus, dalam kebiasaan
sehari-hari memerlukan latihan berbicara dan bantuan
latihan berbahasa secara khusus.
3) Tingkat III, kehilangan kemampuan mendengar
antara 70-89 dB.
4) Tingkat IV, kehilangan kemampuan mendengar 90 dB
ke atas.
Penderita dari tingkat I dan II dikatakan mengalami
ketulian. Dalam kebiasaan sehari-hari mereka
sesekali latihan berbicara, mendengar berbahasa, dan
memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus. Anak
yang kehilangan kemampuan mendengar dari tingkat
III dan IV pada hakikatnya memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.
34
Hardiyanto
berikut.
a. Fase motorik yang tidak teratur
Gerakan yang dilakukan anak penyandang tunarunguu
tidak teratur, dan kecenderungan hanya bisa menangis.
b. Fase Meraban (Bubbling)
Pada awal fase meraban tidak terjadi hambatan,
karena fase meraban merupakan gerakan alamiah dari
pernapasan dan pita suara. Fase meraban ini sama
dengan fase meraban anak normal. Namun karena anak
tunarungu tidak memperoleh umpan balik dari suaranya
sendiri dan respons dari orang dewasa disekitarnya,
meraban ini lama-lama menghilang dan tidak diikuti oleh
fase bicara selanjutnya.
Perkembangan kemampuan bahasa dan komunikasi
anak tunarungu harus melalui penglihatannya dan
memanfaatkan sisa pendengarannya. Oleh sebab itu
komunikasi bagi anak tunarungu mempergunakan segala
aspek yang ada pada dirinya.
Hambatan perkembangan bahasa yang dialami oleh
anak tunarungu dapat berdampak pada kesulitan
mereka dalam memaknai arti kata, sehingga anak ini
bisa mengembangkan konsep kata melalui manipulasi
gerak bibir. Berdasarkan penelitian Lewis yang dikutip
oleh Hidayat, dkk. (2006:22) mengemukakan bahwa
“ketunarunguan yang dialami seorang anak dapat
mengakibatkan perasaan harga diri kurang dan mudah
curiga terhadap orang lain”. Dampak dari kondisi tersebut
mereka tidak dapat menyesuaikan diri atau bahkan
menarik diri dari lingkungan sosial sehingga mereka
tidak dapat mewujudkan diri dalam peran sosialnya
secara optimal.
Bahasa mempunyai fungsi dan peran pokok sebagai
media untuk berkomunikasi. Menurut Depdikbud yang
dikutip Somantri (2005:96) dalam fungsinya dapat pula
dibedakan bebagai peran lain dari bahasa seperti:
35
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
1) Bahasa sebagai wahana untuk mengadakan
kontak/ hubungan,
2) Untuk mengungkapkan perasaan, kebutuhan, dan
keinginan,
3) Untuk mengatur dan menguasai tingkah laku orang
lain,
4) Untuk pemberian informasi, dan
5) Untuk memperoleh pengetahuan.
Dengan demikian bila seorang anak memiliki
kemampuan berbahasa, mereka akan memiliki sarana
untuk mengembangkan segi sosial, emosional, maupun
intelektualnya. Menurut Somantri (2005:96-97) media
komunikasi yang dapat digunakan sebagai berikut.
1) Bagi anak tunarungu yang mampu bicara, tetap
menggunakan bicara sebagai media dan membaca
ujaran sebagai sarana penerimaan dari pihak anak
tunarungu.
2) Menggunakan media tulisan dan membaca sebagai
sarana penerimaannya.
3) Menggunakan isyarat sebagai media.
36
Hardiyanto
oleh perkembangan bahasa, sehingga hambatan pada
bahasa akan menghambat perkembangan intelegensi anak
tunarungu.
Cruickshank yang dikutip oleh Somantri (2005:97)
mengemukakan bahwa anak-anak tunarungu sering
memperlihatkan keterlambatan dalam belajar dan kadang-
kadang tampak terbelakang. Keadaan ini tidak hanya
disebabkan oleh derajat gangguan pendengaran yang
dialami anak tetapi juga tergantung pada potensi kecerdasan
yang dimiliki, rangsangan mental, serta dorongan dari
lingkungan luar yang memberikan kesempatan bagi anak
untuk mengembangkan kecerdasan itu.
Dengan demikian, hambatan intelektual yang rendah
anak tunarungu bukanlah suatu penyebab kerendahan
tingkat intelegensinya, melainkan karena tidak mendapat
kesempatan untuk mengembangkan intelegensinya.
Pemberian bimbingan yang teratur terutama dalam
kecakapan berbahasa akan dapat membantu perkembangan
intelegensi anak tunarungu. Anak tunarungu terhambat
perkembangannya yang bersifat verbal, misalnya
merumuskan pengertian menghubungkan, menarik
kesimpulan, dan meramalkan kejadian. Sementara aspek
intelegensi yang bersumber dari penglihatan dan yang
berupa motorik tidak banyak mengalami hambatan tetapi
justru berkembang lebih cepat.
37
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
lebih pada masa awal perkembangannya. Pertemuan
antara faktor-faktor dalam diri anak tunarungu, yaitu
ketidakmampuan menerima rangsangan pendengaran,
kemiskinan berbahasa, ketidaktepatan emosi, dan
keterbatasan intelegensi dihubungkan dengan sikap
lingkungan terhadapnya menghambat perkembangan
kepribadiannya.
39
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
c. Bagi masyarakat
Pandangan bahwa anak tunarungu tidak dapat
berbuat apapun yang umum beredar di masyarakat
luas, menyebabkan anak tunarungu sulit memperoleh
pekerjaan. Oleh karena itu, masyarakat hendaknya
dapat memperhatikan kemampuan yang dimiliki anak
tunarungu walaupun hanya merupakan sebagian kecil
dari pekerjaan yang telah lazim dilakukan oleh orang
normal.
Hal ini menyebabkan adanya kecemasan pada diri
anak tunarungu serta keluarganya, sehingga lembaga
pendidikan dianggap tidak dapat berbuat sesuatu karena
anak tidak dapat bekerja sebagaimana biasanya.
d. Bagi penyelenggara pendidikan
Pendidikan bagi anak tunarungu sebenarnya tidaklah
kurang, karena sudah ada lembaga pendidikan yang
khusus menangani mereka seperti sekolah luar biasa
(SLB) yang juga biasanya ada asrama bagi anak tunarungu
yang tempat tinggalnya berada jauh dari sekolah, namun
rupanya usaha itu tidak dapat diandalkan sebagai satu-
satunya cara untuk menyekolahkan mereka.
Menurut Somantri (2005:102) usaha lainnya yang
mungkin akan dapat mendorong anak tunarungu dapat
bersekolah dengan cepat adalah mereka mengikuti
pendidikan pada sekolah normal/biasa dan disediakan
program-program khusus bila mereka tidak mampu
mempelajari bahan pelajaran seperti anak normal.
40
Hardiyanto
Bab 2
Permainan Beregu
Bola Besar dan Bola Kecil
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3.
Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan
dengan cara mengamati [mendengar/ faktual dalam bahasa
melihat/membaca] dan menanya (lisan/tulis/isyarat) yang
berdasarkan rasa ingin tahu tentang jelas, sistematis dan logis,
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dalam karya yang estetis,
dan kegiatannya, dan benda-benda dalam gerakan yang
yang dijumpainya di rumah dan di mencerminkan anak sehat,
sekolah. dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak
mulia.
41
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Inti 4
(Pengetahuan) dan Indikator (Keterampilan) dan Indikator
Pencapaian Kompetensi Pencapaian Kompetensi
3.1
Memahami prosedur gerak 4.1 Mempraktikkan gerak
spesifik dalam berbagai permainan spesifik dalam berbagai
perorangan dan beregu sederhana, permainan perorangan
trRojisional atau rekreatif *) dan beregu sederhana,
3.1.1. Mengidentifikasikan trRojisional atau rekreatif
berbagai gerak spesifik *)
menendang, menahan dan 4.1.1. Melakukan gerak
menggiring bola permainan spesifik menendang,
sepakbola. menahan dan
3.1.2. Menjelaskan gerak spesifik menggiring
menendang, menahan dan bola permainan
menggiring bola permainan sepakbola.
sepakbola. 4.1.2. Menggunakan gerak
3.1.3. Menjelaskan cara spesifik menendang,
melakukan gerak spesifik menahan dan
lemparan kedalam, dan menggiring bola
menyundul bola permainan dalam bentuk
sepakbola. permainan
sepakbola yang
dimodifikasi.
4.1.3. Melakukan
gerakan spesifik
lemparan kedalam
dan menyundul
bola permainan
sepakbola
4.1.4. Menggunakan
gerak spesifik
lemparan kedalam
dan menyundul
bola dalam
bentuk permainan
sepakbola yang
dimodifikasi.
42
Hardiyanto
2. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh
siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi permainan
bolavoli yang akan dipelajari siswa, dan jika perlu
berikan peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara berikan!
43
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
• Kelompok 2: Menghentikan bola (Bahan Bacaan 3)
• Kelompok 3: Mendrible bola (Bahan Bacaan 4)
• Kelompok 4: lemparan kedalam (Bahan Bacaan 5)
• Kelompok 5: menyundul bola (Bahan Bacaan 6)
2) Di dalam kelompok ini siswa diminta secara berulang-
ulang mempraktikkan gerak sesuai dengan nama
kelompok, misalnya kelompok 1 hanya mempelajari
menendang bola, sehingga benar-benar telah
menguasai materi menendang bola.
3) Tetapkan alokasi waktu kepada siswa untuk
mempelajari setiap materi.
44
Hardiyanto
kembali ke kelompok 3 untuk mengajari teman-teman
mendrible bola. Demikian seterusnya.
g. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
45
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik dalam
permainan sepakbola!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan gerak spesifik dalam permainan sepakbola
dengan cara yang benar sesuai dengan bahan bacaan
dan lembar kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan disiplin, penuh tanggung
jawab, dan bekerja sama dengan pasangan dalam
menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil belajar
keterampilan pasangannya, dan sikap pasangan
selama proses pembelajaran.
3. Materi Pembelajaran
a. Materi Pokok
46
Hardiyanto
Permainan sepakbola dilakukan pada sebuah lapangan
empat persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut :
∗ Panjang garis samping : 100 – 110 meter
∗ Lebar lapangan : 64 – 75 meter
∗ Daerah gawang : 18,32 x 5,5 meter
∗ Daerah hukuman (penalty area) : 40,39 x 16,5 meter
∗ Jari-jari lingkaran tengah : 9,15 meter
∗ Jarak titik tendangan
hukuman penalty dari
garis gawang : 11 meter
47
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
depan, segaris dengan kaki belakang.
pandangan ke arah bola.
ayunkan kaki belakang ke arah bola,
perkenaan bola dengan sisi dalam kaki.
48
Hardiyanto
c) Gerak spesifik menendang bola dengan
punggung kaki bagian dalam
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerak spesifik menendang bola
menggunakan punggung kaki bagian dalam
berikut ini.
berdiri sikap melangkah rileks, kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang.
letakkan bola di samping bagian dalam kaki
depan agak jauh di depan.
pandangan ke arah bola.
ayunkan kaki belakang membentuk setengah
lingkaran ke arah dalam, perkenaan bola
dengan punggung kaki sebelah dalam.
Gambar 2.5 Pembelajaran menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam
49
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.6. Pembelajaran menendang bola dengan punggung kaki bagian luar
50
Hardiyanto
tersebut akan diuraikan satu-persatu berikut ini.
51
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
berdiri sikap melangkah rileks, kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang.
pandangan ke arah datangnya bola.
julurkan kaki kanan ke arah datangnya bola.
saat bola menyentuh tanah langsung ditutup
dengan mengangkat ujung jari kaki kanan.
menghentikan bola dengan telapak kaki
biasanya digunakan untuk bola yang datang
dari depan tinggi.
52
Hardiyanto
paha diturunkan pada saat bola akan
menyentuh paha.
perkenaan paha yang kontak dengan bola
kurang lebih satu lebar tangan di atas lutut.
53
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
di belakang.
(2) badan condong ke depan.
(3) letakkan bola di depan kaki kanan.
(4) bola ditendang dengan
menggunakan kaki kanan bagian
dalam dengan perlahan-lahan
sehingga bola bergulir perlahan ke
depan.
(5) lakukan gerakan tersebut
berulang-ulang hingga kamu dapat
mengontrol jalannya bola.
(6) setelah kamu lancar menggunakan
kaki kanan, coba lakukan dengan
menggunakan kaki bagian kiri.
55
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(5) lakukan gerakan tersebut berulang-ulang
hingga kamu dapat mengontrol jalannya
bola.
Setelah kamu lancar menggunakan kaki kanan,
sekarang lakukan dengan menggunakan kaki
bagian kiri.
56
Hardiyanto
Cara melempar bola adalah sebagai berikut :
(1) Bola dipegang dengan seluruh jari-jari dan
telapak tangan pada kedua sisi bola atau
dibelakang bola.
(2) Lemparan dilakukan dari atas garis atau luar
garis tepi lapangan permainan.
(3) Saat melempar, kedua kaki harus tetap berpijak
di tanah.
(4) Bola harus dilempar ke arah lapangan permainan
dengan kedua tangan, melalui atas belakang
kepala.
57
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
• Saat pelaksanaan sebelum melakukan sundulan,
badan ditarik sedikit ke belakang dalam posisi
sedikit melenting. Kedua lengan terbuka, siku
bengkok mengimbangi badan. Leher ditegangkan,
pandangan ke arah bola. Gerakan badan ke depan
menuju bola dan sundul tepat dengan dahi bagian
depan hingga bola kembali meluncur ke depan.
• Setiap kali setelah menyundul bola, badan condong
ke depan. Kedua lengan mengimbangi badan
dengan siku bengkok ke samping, badan agak
condong ke depan.
58
Hardiyanto
masuk diantara gawang tersebut tanpa mengenai
tiang (cone) kecil dan bolanya menyusur ke
tanah(tidak melambung).
(d) Apabila dalam barisan kamu sudah melakukan
semuanya maka hitunglah berapa kali anggota
kamu yang memasukan bola ke gawang kecil
tersebut.
(e) Lakukanlah penggulangan, setelah melakukan
dengan kaki kanan, coba kamu lakukannya
dengan kaki kiri.
59
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(d) Lakukan mengumpan bola diantara gawang
tersebut
(e) Teman yang berhadapan (penerima) harus
menghentikan bola menggunakan salah satu
bagian kaki (kaki bagian dalam, kaki bagian luar,
punggung kaki, atau telapak kaki)
(f) Saat menerima bola umpan, tidak diperbolehkan
bola tersebut keluar dari kotak yang disediakan.
(g) Apabila bola keluar maka point/angka untuk
si pengumpan, dan bila si penerima umpan
bisa menahan bola didalam kotak maka akan
mendapat poin juga.
60
Hardiyanto
pemain d sebagai pengejar bola.
(e) dalam melakukan permainan ini, kamu dapat
dapat menggunakan kaki bagian dalam, luar
atau punggung kaki.
61
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
operan kepada salah seorang temannya.
Pembelajaran ini dilaksanakan dalam ruang
gerak sekitar 10 meter persegi.
62
Hardiyanto
Gambar 2.19 Perhatikan Pembelajaran bermain sepakbola dengan sederhana
63
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.23 Pembelajaran menggiring bola dengan berpasangan dan berhadapan
64
Hardiyanto
Gambar 2.24 Pembelajaran menggiring bola dengan sambil berlari berantai
65
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(7) Aktivitas pembelajaran 7: gerak spesifik menyundul
bola (heRojing) dalam permainan sederhana
(a) jumlah pemain dibagi rata (untuk dua tim) untuk
satu tim.
(b) lapangan yang dapat digunakan adalah lapangan
basket atau bolavoli yang memiliki garis tengah dan
dibatasi oleh net (1,5 meter)
(c) tiap tim bebas menempatkan pemainnya baik didaerah
lapangan sendiri.
(d) Setiap pemain didalam kelompok harus melakukan
lempar-tangkap ke masing-masing temannya, pemain
terakhir harus menyundul bola menyeberangi net
kedaerah lawan.
(e) Bola yang melewati net harus ditangkap dan
melakukan seperti poin d untuk bermain.
(f) Untuk mendapatkan poin, apabila bola tidak bisa
ditangkap atau menyentuh bidang tanah (didaerah
sendiri/lawan), bola yang disundul keluar dari bidang
lapangan yang ditentukan (tersentuh dan atau tidak
tersentuh oleh pemain), bola yang disundul tidak bisa
melewati net, bola terakhir tidak dilakuan dengan
menyundul.
66
Hardiyanto
(8) Aktivitas pembelajaran 8: gerak spesifik melempar
(throw in)
(a) Aktivitas pembelajaran 1: gerak spesifik melempar bola
tanpa awalan
68
Hardiyanto
Gambar 1.21 Pembelajaran bermain sepakbola lemparan kedalam sederhana
69
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Permainan Beregu Bola Besar Melalui Permainan
Bolavoli
70
Hardiyanto
2. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh
siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi permainan
bolavoli yang akan dipelajari siswa, dan jika perlu
berikan peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara berikan!
b. Memilih Kelompok
1) Berikan panduan permainan yang akan diikuti oleh
siswa untuk memilih anggota kelompok!
2) Berikan kesempatan siswa untuk memilih ketua
kelompok!
c. Menerima dan Mempelajari Kartu Tugas (Task Sheet)
1) Sediakan kartu tugas (task sheet) yang berisi perintah
dan indikator tugas gerak spesifik permainan bolavoli,
kemudian bagian secara perorangan/ kelompok.
2) Berikan kesempatan siswa untuk mempelajari kartu
tugas (task sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak spesifik permainan bolavoli (servis bawah
dan servis atas).
3) Berikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan
di dalam kelompok materi gerak spesifik permainan
bolavoli (passing bawah dan passing atas).
4) Berikan alokasi dan target waktu yang ditentukan
guru untuk mencapai ketuntasan belajar pada setiap
materi pembelajaran.
5) Berikan umpan balik secara langsung dan segera jika
71
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
ditemui siswa yang kurang baik melaksanakan tugas
dan kriteria gerak. Berikan juga kesempatan teman
sekelompok untuk memberikan umpan balik kepada
teman lainnya.
d. Menggunakan Gerak Spesifik Permainan bolavoli ke
Dalam Permainan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk
regu bolavoli!
2) Berikan kesempatan kepada setiap regu untuk
melakukan permainan bolavoli dengan menerapkan
berbagai gerak spesifik dengan peraturan yang
Saudara tentukan!
3) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak menerapkan gerak spesifik dengan benar!
e. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik dalam
permainan bolavoli.
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan gerak spesifik dalam permainan bolavoli
dengan cara yang benar sesuai dengan bahan bacaan
dan lembar kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan percaya diri, disiplin,
sportif, dan bekerja sama dengan pasangan dalam
menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil belajar
keterampilan anggota kelompoknya, dan sikap
anggota lain selama proses pembelajaran.
72
Hardiyanto
3. Metode Pembelajaran
a. Media Pembelajaran
1) Gambar gerak spesifik servis bawah, servis atas, passing
bawah, dan passing atas bola permainan bolavoli.
2) Model peserta didik atau guru yang memeragakan
gerak spesifik servis bawah, servis atas, passing bawah,
dan passing atas bola permainan bolavoli.
b. Alat Pembelajaran
1) Bola untuk bolavoli atau bola sejenisnya (bola terbuat
dari plastik, karet, dan lain-lain)
2) Lapangan permainan bolavoli atau lapangan sejenisnya
(halaman sekolah atau lapangan terbuka).
3) Bendera (corong) atau sejenisnya (kursi atau bilah
bambu).
4) Peluit dan Stopwatch.
c. Bahan Ajar
Lembar tugas untuk pembelajaran dengan gaya mengajar
penugasan/ latihan.
Berikut adalah contoh lembar tugas untuk pembelajaran
gerak spesifik permainan bolavoli.
73
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
LEMBAR KERJA SISWA/KRITERIA GERAK
GERAK SPESIFIK PERMAINAN BOLAVOLI
Nama : ______________________
Kelas : ______________________
74
Hardiyanto
PERCOBAAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR MELAKUKAN
1 2 3 4 5
Servis • Berdiri dengan
bawah kedua kaki dalam
posisi melangkah
dan badan sedikit
condong kedepan.
• Bola dipegang
setinggi pinggang
• Jari-jari dirapatkan
saat digunakan
memukul (servis)
• Ayunkan lengan
yang digunakan
memukul bola
kedepan bersaaam
berat badan
dipindahkan
pada kaki depan
danbola sedikit
dilambungkan.
• Pukul bola dengan
telapak tangan
pada bagian tengah
belakang saat pada
posisi setinggi
pinggang.
• Ikuti gerakan badan
keddepan dengan
melangkahkan kaki
belakang ke depan.
75
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
• ke atas di pukul
didepan atas
bahu, tanpa atau
dengan sedikit bola
memutar
• Lengan diayunkan
ke belakang dengan
sikut ke atas
• Bola dipukul
dengan telapak
tangan terbuka
dengan jangkauan
lengan sejauh
mungkin.
• Akhir gerakan
berupa gerakan
lanjutan dengan
jari tangan tetap
digenggam dan siku
tetap terkunci.
• Gerakan ayunan
dan berat badan
dipindahkan kea
rah sasaran sisertai
pandangan mata
mengikuti arah
bola..
Passing • Berdiri
Bawah menghadap ke
arah datangnya
bola
• Menggenggam
jemari tangan
kanan dengan
telapak tangan
kiri atau
sebaliknya
• Pinggang lurus
dengan berat
badan agak
dicondongkan ke
depan
• Bola diposisikan
di depan tengah
bada.
76
Hardiyanto
• Salah satu kaki
sedikit melangkah
dan ayunan
lengan tangan ke
depan atas hingga
setinggi dada,
disertai pinggul
bergerak ke depan
atas bersamaan
bola dipukul.
• Bola dipastikan
berbentuk
parabola
• Gerakan lanjutan
dengan jari
tangan tetap
digenggam dan
siku terkunci.
• Ayunan lengan
dan berat badan
mengikuti bola
kea rah sasaran.
• Pandangan mata
mengikuti arah
bola.
Passsing - Berdiri
Atas dengan kedua
kaki dibuka
selebar bahu,
kedua lutut
direndahkan
hingga berat
badan bertumpu
pada ujung kaki
bagian depan.
- Dorongkan
kedua lengan
menyongsong
arah datangnya
bola bersamaan
kedua lutut
dan pinggul
naik serta tumit
terangkat.
77
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
- Usahakan arah
datangnya
bola tepat di
tengah-tengah
atas wajah dan
perkenaan bola
tepat mengenai
jari-jari tangan
- Tumit terangkat
dari lantai.
- Pinggul dan
lutut naik serta
kedua lengan
lurus serta
pandangan ke
bola
5. Materi Pembelajaran
a. Materi Pokok
Gerakan dalam permainan bola voli dapat diartikan
sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan
efektif sesuai dengan peraturan permainan yang
berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
Gerakan dasar permainan bola voli yang harus
ditingkatkan keterampilannya antara lain: passing
bawah, passing atas, smash dan spike, servis, dan
bendungan. Teknik-teknik dasar permainan bola voli
tersebut akan diuraikan satu-persatu sebagai berikut
78
Hardiyanto
1) Bahan Bacaan 1: Lapangan Permainan Bola Voli
1m
1,43m
3m 18m
6m
Bahan : kulit
Keliling : 65-67 cm
9m Berat : 200-280 gram
Tekanan : 294,3-318,82 hpa
79
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(2) rapatkan dan luruskan kedua lengan di
depan badan hingga kedua ibu jari sejajar.
(3) lakukan gerakan mengayunkan kedua
lengan secara bersamaan dari bawah ke atas
hingga setinggi bahu.
(4) saat bola tersentuh kedua lengan kedua
lutut diluruskan.
(5) perkenaan bola yang baik tepat pada
pergelangan tangan.
81
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 1.35 Pembelajaran teknik servis bawah permainan bola voli
82
Hardiyanto
Gambar 1.36 Pembelajaran teknik servis atas permainan bola voli
b. Pendalaman Materi
83
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.30 Pembelajaran memantulkan bola ke lantai kemudian mempassingnya
Gambar 2.31 Pembelajaran melambungkan bola kemudian ditangkap dengan kedua tangan
84
Hardiyanto
(3) Aktivitas pembelajaran 3: melakukan pembelajaran
secara berpasangan berdua atau bertiga.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan
cara melakukan gerakan passing bawah secara
berpasangan berdua atau bertiga permainan bolavoli
sebagai berikut ini.
(a) cari pasanganmu yang seimbang.
(b) berdiri berhadapan dengan sikap melangkah,
kedua lutut sedikit ditekuk.
(c) lambungkan bola ke temanmu dengan kedua
tangan.
(d) kemudian temanmu menerimanya dengan
passing bawah.
(e) setelah sampai 10 – 15 kali lambungan, lakukan
pergantian posisi.
85
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(a) cari pasanganmu yang seimbang.
(b) bentangkanlah seutas tali setinggi 1,5 – 2 meter
pada lapangan permainan bolavoli.
(c) berdiri berhadapan dengan sikap melangkah,
kedua lutut sedikit ditekuk.
(d) pasangan melambungkan bola dengan kedua
tangan, kemudian kamu mengembalikan bola
dengan passing bawah dengan temanmu.
86
Hardiyanto
Gambar 3.41 Pembelajaran bermain bolavoli dengan melewati tali
Gambar 2.35 Pembelajaran mempasingkan bola dalam bentuk bermain pada lapangan kecil
87
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(7) Aktivitas pembelajaran 7 : melakukan servis bawah
berhadapan dengan jarak ± 9 m (melebar lapangan)
secara bergantian.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan servis bawah berhadapan dengan
jarak ± 9 m (melebar lapangan) secara bergantian
permainan bolavoli berikut ini.
(a) cari pasanganmu yang seimbang.
(b) berdiri berhadapan dengan jarak 9 meter dengan
kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang
dengan kedua lutut sedikit ditekuk.
(c) lakukan pukulan servis bawah dan temanmu
menangkap bola tersebut.
(d) lakukan pergantian permainan servis bawah
setelah melakukan 15 – 20 kali pukulan.
(e) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.
89
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
bermain bolavoli dengan melewati tali berikut ini.
(a) cari temanmu 3 atau 4 orang.
(b) pasanglah seutas tali/net di tengah lapangan
dengan ketinggian 1,5 – 2 meter.
(c) kemudian kedua regu saling berhadap-hadapan.
(d) mula-mula regumu melempar bola ke lapangan
lawan.
(e) kemudian regu lawan berusaha menangkapnya
dan melemparkannya kembali ke lapangan
lawan.
(f) bola tidak boleh sampai menyentuh tali.
(g) bila bola menyentuh net atau terjatuh di tanah,
regu lawan mendapat satu angka kemenangan.
(h) regu yang menang ialah yang lebih dulu mencapai
15 angka (dengan selisih kemenangan paling
sedikit 2 angka).
(i) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.
90
Hardiyanto
bola guna melakukan passing atas. Pengoperan bola
di bidang permainan sendiri merupakan keharusan.
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
bermain bolavoli dengan memainkan bola dengan
ditangkap berikut ini.
(a) cari temanmu 3 atau 4 orang.
(b) pasanglah seutas tali/net di tengah lapangan
dengan ketinggian 1,5 – 2 meter.
(c) kemudian kedua regu membuat formasi
berbanjar dan saling berhadap-hadapan.
(d) mula-mula regumu melempar bola ke lapangan
lawan.
(e) kemudian regu lawan berusaha mengembalikan-
nya dengan menggunakan passing atas.
(f) pemain yang setelah mempassing bola, kemudian
berlari berpindah ke lapangan lawan.
(g) lakukan aktivitas pembelajaran ini berulang-
ulang secara bergantian.
(h) bola tidak boleh sampai menyentuh tali atau
bola terjatuh.
(i) selama pembelajaran ini coba kamu amati
dan rasakan perkenaan bola dengan telapak
tanganmu, dan tenaga yang salurkan ke bola
sehingga bola memantul dengan baik.
(j) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.
91
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(11) Aktivitas Pembelajaran 11: memainkan bola
dengan sentuhan ganda
Untuk mempermudah peralihan dari permainan
“Bolavoli yang ditangkap” ke permainan yang
sesungguhnya (sentuhan satu kali) dan juga agar
siswa mendapat kesempatan untuk menguasai unsur-
unsur teknik dan taktik bolavoli, jalan memutar
melewati permainan bolavoli dengan sentuhan ganda
ini bermanfaat dan bahkan penting artinya.
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
bermain bolavoli dengan memainkan bola dengan
sentuhan ganda berikut ini.
(a) cari temanmu 4 atau 6 orang.
(b) pasanglah seutas tali/net di tengah lapangan
dengan ketinggian 1,5 – 2 meter.
(c) kemudian kedua regu saling berhadap-hadapan.
(d) permainan dimulai dengan mengoperkan bola
terlebih ke teman seregumu.
(e) setelah pukulan kedua, bola tersebut harus
dipassingkan ke lapangan lawan.
(f) dalam permainan bola dapat disentuh dengan
pukulan ganda.
(g) bila bola ditangkap atau dilempar berarti kamu
membuat kesalahan.
(h) regu yang paling dulu mencapai 15 angka
dinyatakan sebagai pemenang.
(i) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.
92
Hardiyanto
Gambar 2.41 Pembelajaran bermain bola voli dengan sentuhan ganda
93
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
memegang bola. Mereka memukul silih berganti
dan bola harus diarahkan ke pemain belakang
di lapangan seberang.
(g) pemain ini melakukan passing bawah atau
passing atas ke pengumpan yang berdiri di
daerah serang. Ia menangkap bola lalu lari ke
garis servis.
Gambar 2.42 Pembelajaran bermain bola voli dengan permainan servis dan menerima servis
94
Hardiyanto
Gambar 2.43 Pembelajaran bermain bola voli dengan aturan dimodifikasi
95
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
C. Permainan Beregu Bola Besar Menggunakan
Permainan Bolabasket
Kompetensi Inti 4
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan
(Keterampilan) dan Indikator
Indikator Pencapaian Kompetensi
Pencapaian Kompetensi
96
Hardiyanto
1. Langkah-langkah Pembelajaran
b. Memilih Pasangan
Tentukan pasangan (resiprokal) melalui permainan
“sebut angka”!
1) Jelaskanlah peraturan permainan, bahwa jika
Saudara mengacungkan 5 jari, siswa harus segera
membentuk kelompok dengan anggota lima orang,
jika Saudara mengacungkan 4 jari, siswa harus
segera membentuk kelompok dengan anggota
empat orang, jika Saudara mengacungkan 3 jari,
siswa harus segera membentuk kelompok dengan
anggota tiga orang, dan seterusnya, hingga Saudara
mengacungkan 2 jari, siswa harus segera membentuk
kelompok dengan anggota dua orang, dan inilah
pasangan yang didapat oleh siswa.
2) Mulailah permainan dengan cara menempatkan siswa
secara berjauhan sehingga siswa menjRoji sangat
aktif bergerak ketika memilih anggota kelompok.
3) Lakukan pertukaran pasangan jika dianggap ada
pasangan yang terlalu lemah.
97
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
c. Mempelajari Lembar Kerja (Student Work sheet)
1) Sediakan dan bagikan lembar kerja siswa!
2) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mempelajari lembar kerja yang telah dibagikan!
3) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan isi dari lembar kerja yang telah
diterima!
4) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mencoba melakukan berbagai gerak spesifik sesuai
dengan gambar dan keterangan yang telah siswa
diskusikan dan pahami!
5) Jika diperlukan berikan bantuan berupa contoh
gerakan sesuai dengan yang ada pada lembar kerja!
98
Hardiyanto
bolabasket dan berbagai peralatan yang digunakan
untuk bermain bolabasket, sebagaimana bahan
bacaan 1 pada buku siswa!
2) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan cara melakukan gerak mengumpan
bola, kemudian berikan waktu untuk mempraktikkan
secara bergantian sebagaimana bahan bacaan 2 pada
buku siswa!
3) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan cara melakukan gerak menangkapl
bola, kemudian berikan waktu untuk mempraktikkan
secara bergantian sebagaimana bahan bacaan 3 pada
buku siswa!
4) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan cara melakukan gerak mendrible
bola, kemudian berikan waktu untuk mempraktikkan
secara bergantian sebagaimana bahan bacaan 4 pada
buku siswa!
5) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan cara melakukan gerak mengumpan
bola, kemudian berikan waktu untuk mempraktikkan
secara bergantian sebagaimana bahan bacaan 5 pada
buku siswa!
6) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan cara melakukan gerak mendrible bola,
kemudian praktikkan secara bergantian sebagaimana
bahan bacaan 6 pada buku siswa!
99
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak menerapkan gerak spesifik dengan benar!
g. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik dalam
permainan bolabasket!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan gerak spesifik dalam permainan bolabasket
dengan cara yang benar sesuai dengan bahan bacaan
dan lembar kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan disiplin, penuh tanggung
jawab, dan bekerja sama dengan pasangan dalam
menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil belajar
keterampilan pasangannya, dan sikap pasangan
selama proses pembelajaran.
2. Metode Pembelajaran
100
Hardiyanto
3. Media, Alat, dan Bahan Pembelajaran
a. Media Pembelajaran
1) Gambar gerak spesifik melempar, menangkap,
dan menggiring bola permainan bolabasket.
2) Video pembelajaran gerak spesifik melempar,
menangkap, dan menggiring bola permainan
bolabasket (bila ada)
3) Model siswa atau guru yang memperagakan gerak
spesifik melempar, menangkap, dan menggiring
bola permainan bolabasket.
101
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
LEMBAR KERJA SISWA/KRITERIA GERAK
GERAK SPESIFIK PERMAINAN BOLA
Nama : ______________________
Kelas : ______________________
Perintah:
Pelaku :
Bacalah lembar kriteria gerak teknik dasar
permainan sepakbola yang disajikan berikut,
diskusikan dengan pasanganmu, kemudian
lakukan gerakan tersebut sesuai dengan kriteria
gerak yang benar!
Mintalah pendapat pasanganmu, apakah yang
kamu lakukan telah sesuai dengan kriteria gerak
yang diminta!
Bergantilah peran menjRoji pengamat, untuk
kemudian mengamati dan memberikan umpan
balik kepada pasanganmu, apakah gerak yang
dilakukan telah sesuai dengan kriteria yang benar!
Pengamat :
Bacalah lembar kriteria gerak teknik dasar
permainan sepkbola yang disajikan berikut,
diskusikan dengan pasanganmu, kemudian
amatilah gerakan yang dilakukan temanmu sesuai
dengan kriteria yang benar!
Berikan umpan balik kepada pasanganmu, apakah
yang dia lakukan telah sesuai dengan kriteria gerak
yang diminta!
Bergantilah peran menjRoji pelaku, untuk
kemudian lakukan gerakan tersebut, dan mintalah
umpan balik kepada pasanganmu, apakah gerak
yang kamu lakukan telah sesuai dengan kriteria
yang benar!
102
Hardiyanto
HASIL PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU 1 PELAKU 2
v x v x v x v x
Chess • berdiri dengan
pass kaki dibuka
selebar bahu,
dan lutut sedikit
ditekuk.
• badan
dicondongkan
ke depan.
• bola dipegang
dengan kedua
telapak tangan
dan jari-jari
terbuka.
• tekuk kedua
siku dengan
mendekati
badan, dan
aturlah bola
setinggi dada.
• langkahkan
kaki kiri ke
depan ke arah
sasaran.
• kemudian
kedua lengan
menolak lurus
ke depan.
• selama
pembelajaran,
coba lakukan
saling mengoreksi
gerakan yang
dilakukan oleh
temanmu.
Over • berdiri dengan
head kaki kiri di
pass depan dan
kaki kanan di
belakang, lutut
sedikit ditekuk.
• bola dipegang
dengan kedua
tangan dan
berada di atas
kepala.
103
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
HASIL PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU 1 PELAKU 2
v x v x v x v x
• kemudian
coba kamu
lemparkan bola
tersebut dengan
mendorong bola
ke atas.
• bola dilepaskan
dengan lecutan
ujung jari
tangan.
• gerakan
akhir dengan
meluruskan
lengan searah
dengan lepasnya
bola.
• selama
pembelajaran,
coba lakukan
saling
mengoreksi
gerakan yang
dilakukan oleh
temanmu.
Bounce • cari
pass pasanganmu
yang seimbang.
• berdiri dengan
kaki kanan di
depan dan kaki
kiri di belakang,
lutut sedikit
ditekuk.
• kemudian kamu
lemparkan bola
dengan tolakan
dua tangan
menyerong ke
bawah.
• bola dilepaskan
setinggi
pinggang
dan harus
diarahkan pada
suatu tempat
(titik) kira-kira 1
meter di depan
penerima.
104
Hardiyanto
HASIL PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU 1 PELAKU 2
v x v x v x v x
• bila berhadapan
dengan lawan,
maka sasaran
pantulan bola
berada di
samping kanan/
kiri kaki lawan.
• selama
pembelajaran,
coba lakukan
saling mengoreksi
gerakan yang
dilakukan oleh
temanmu.
dribble • Diawali dengan
sikap menghadap
dan memusatkan
pandangan ke
arah datangnnya
bola
• Sikap kedua
lengan di
samping badan
• Sikap badan
agak condong ke
depan
• Pada saat bola
datang disambut
dengan telapak
kaki menghadap
ke depan,
pergelangan kaki
dikunci, hingga
posisi tumit ada
di bawah
• Akhir gerakan,
posisi kaki
terangkat dari
tanah dengan
lutut agak
tertekuk dan
gerak bola
tertahan oleh
telapak kaki,
sedangkan
tumpuan berat
badan pada kaki
yang lainnya.
105
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
HASIL PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU 1 PELAKU 2
v x v x v x v x
Menangkap o Berdiri dengan
bola sikap kaki
melangkah
menghadap
arah datangnya
bola.
o Kedua lengan
dijulurkan
ke depan
menyongsong
arah datangnya
bola dengan
sikap telapak
tangan
menghadap
arah datangnya
bola.
o Berat badan
bertumpu pada
kaki depan.
o Setelah bola
menyentuh
telapak tangan,
tariklah kaki
depan ke
belakang,
sikut lengan
ditekuk hingga
bola ditarik
mendekati
dada/badan.
o Badan agak
condong ke
depan.
o Berat badan
bertumpu pada
kaki belakang.
o Posisi bola
dipegang di
depan badan.
106
Hardiyanto
4. Materi Pembelajaran
a. Materi Pokok
1. Bahan bacaan 1: Lapangan Permainan
Bolabasket
Panjang garis samping lapangan : 26 meter
Lebar lapangan : 14 meter
Garis tengah lingkaran di tengah lapangan: 3.6 meter
Tinggi ring basket : 2,75 meter
Diameter ring basket : 0,45 meter
Ukuran papan pantul : 1,80 meter x 1,20
meter
107
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
bola dipegang di antara kedua telapak tangan.
kedua telapak tangan melekat pada bagian
samping bola sedikit ke belakang.
jari-jari tangan dibuka, dan diletakkan di
depan dada.
pada waktu menerima atau akan mengoper
bola, sikap kaki kuda-kuda.
badan sedikit condong ke depan dengan titik
berat badan jatuh di antara kedua kaki dan
lutut sedikit ditekuk.
selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.
Gambar 2.45 Cara memegang
bolabasket
108
Hardiyanto
(2) badan dicondongkan ke depan.
(3) bola dipegang dengan kedua telapak tangan
dan jari-jari terbuka.
(4) tekuk kedua siku dengan mendekati badan,
dan aturlah bola setinggi dada.
(5) langkahkan kaki kiri ke depan ke arah
sasaran.
(6) kemudian kedua lengan menolak lurus ke
depan.
(7) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.
109
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
tersebut dengan mendorong bola ke atas.
(4) bola dilepaskan dengan lecutan ujung jari
tangan.
(5) gerakan akhir dengan meluruskan lengan
searah dengan lepasnya bola.
(6) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.
111
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
bersamaan dengan gerakan lanjutan (follow
throught).
(6) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.
f) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menangkap bola
Antara lemparan (operan) dan menangkap bola
merupakan dua unsur yang sulit dipisahkan.
Sebab untuk melakukan lemparan biasanya
dimulai dari menangkap bola terlebih dahulu.
Dalam usaha menangkap bola ini dapat untuk
menjemput bola, bukan menunggu datangnya
bola.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerak spesifik menangkap bola permainan
bolabasket berikut ini.
(1) berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar
bahu, lutut sedikit ditekuk.
(2) kedua tangan lurus ke depan dan kedua
telapak tangan menghadap ke depan serta
jari-jari tangan terbuka.
(3) kemudian suruh temanmu melempar bola
setinggi dada ke arahmu.
(4) lalu tangkap bola tersebut dan bawalah
kearah dada.
(5) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.
112
Hardiyanto
Gambar 2.51 Cara menangkap bola permainan bolabasket
113
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
kanan.
(3) Menggiring bola sambil berlari
Cara melakukannya sama seperti
memantulkan bola di tempat, hanya
pantulan bolanya seirama dengan kecepatan
lari, penguasaan bola selalu dalam jarak
yang dapat dikuasai.
b. Pendalaman Materi
114
Hardiyanto
Gambar 2.53 Pembelajaran melempar dan menangkap bola di tempat
115
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.54 Pembelajaran melempar dan menangkap bola bertiga
116
Hardiyanto
Gambar 2.55 Pembelajaran melempar dan menangkap bola formasi berbanjar
117
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
5. Latihan V: Aktivitas pembelajaran Menggiring
bola sambil berjalan, dilanjutkan dengan lari
(menggunakan tangan kanan dan kiri). Pembelajaran
ini dapat dilakukan secara perorangan atau
kelompok.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
aktivitas pembelajaran 1 menggiring bola permainan
bolabasket berikut ini.
(a) berdiri dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan
dibelakang, lutut sedikit ditekuk.
(b) kedua tangan lurus ke depan dan kedua telapak
tangan menghadap ke depan.
(c) kemudian coba kamu pantul-pantulkan bola
dengan tangan kanan di tempat.
(d) jika kamu sudah lancar di tempat, maka lakukan
menggiring bola sambil berjalan, kemudian
dilanjutkan dengan berlari.
(e) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.
Menyamping
Maju, mundur
119
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.59 Pembelajaran 4 bentuk-
bentuk Pembelajaran menggiring
bolabasket
120
Hardiyanto
Gambar 2.60 Pembelajaran 1 bermain bolabasket secara sederhana
121
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(c) Aktivitas pembelajaran 3: Bermain bolabasket
menggunakan satu lapangan dan dibagi dua
bidang, yaitu bidang A lapangan untuk regu A
dan bidang B lapangan untuk regu B.
Siswa mengomunikasikan aktivitas bermain
bolabasket dengan menggunakan peraturan
yang dimodifikasi bermain menggunakan satu
lapangan dan dibagi dua bidang, yaitu bidang A
lapangan untuk regu A dan bidang B lapangan
untuk regu B berikut ini.
regu A menempatkan pemainnya di lapangan
B sebanyak 2 orang pemain, begitu juga
regu B menempatkan 2 pemain di lapangan
A.
para pemain boleh mengiring, melempar,
dan menembak bola.
saat menggiring bola pemain yang berada
pada lapangan A dan B tidak boleh melewati
garis tengah.
jRoji yang berhak melakukan serangan pada
lapangan lawan hanya 2 orang pemain.
regu pemenang adalah regu yang dapat
memasukkan bola ke ring basket lebih
banyak.
lama permainan 5 – 10 menit.
122
Hardiyanto
PERMAINAN BEREGU BOLA KECIL
123
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2. Langkah-langkah Pembelajaran
b. Memilih Pasangan
Tentukan pasangan (resiprokal) melalui permainan
“sebut angka”!
1) Jelaskanlah peraturan permainan, bahwa jika
Saudara mengacungkan 5 jari, siswa harus
segera membentuk kelompok dengan anggota
lima orang, jika Saudara mengacungkan 4
jari, siswa harus segera membentuk kelompok
dengan anggota empat orang, jika Saudara
mengacungkan 3 jari, siswa harus segera
membentuk kelompok dengan anggota tiga orang,
dan seterusnya, hingga Saudara mengacungkan
2 jari, siswa harus segera membentuk kelompok
124
Hardiyanto
dengan anggota dua orang, dan inilah pasangan
yang didapat oleh siswa.
2) Mulailah permainan dengan cara menempatkan
siswa secara berjauhan sehingga siswa menjRoji
sangat aktif bergerak ketika memilih anggota
kelompok.
3) Lakukan pertukaran pasangan jika dianggap
ada pasangan yang terlalu lemah.
125
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
untuk memberikan saran kepada “pelaku”
agar melakukan perbaikan jika terjRoji
ketidaksesuaian (kesalahan) yang dilakukan.
4) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan
untuk berganti peran “pelaku” menjRoji
“pengamat” dan “pengamat” menjRoji “pelaku”
serta melakukan tugas yang sama.
126
Hardiyanto
memukul bola, kemudian praktikkan secara
bergantian sebagaimana bahan bacaan 6 pada
buku siswa!
g. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis
untuk mengetahui bahwa siswa telah dapat
menjelaskan berbagai cara melakukan gerak
spesifik dalam permainan kasti!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan
dan lakukan pengamatan terhadap setiap
siswa dalam melakukan gerak spesifik dalam
permainan kasti dengan cara yang benar sesuai
dengan bahan bacaan dan lembar kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa
dalam melakukan seluruh kegiatan dengan
disiplin, penuh tanggung jawab, dan bekerja
sama dengan pasangan dalam menyelesaikan
seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil
127
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
belajar keterampilan pasangannya, dan sikap
pasangan selama proses pembelajaran.
3. Metode Pembelajaran
Agar pembelajaran dengan gaya mengajar resiprokal
ini dapat berjalan dengan baik dan efektif. Metode
yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak
spesifik pemainan kasti antara lain berikut ini.
a. Inclusive (cakupan).
b. Komando.
c. Kooperatif.
d. Demonstrasi.
e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
128
Hardiyanto
gaya mengajar resiprokal. Berikut adalah
contoh LKS untuk pembelajaran gerak spesifik
permainan kasti.
129
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
LEMBAR KERJA SISWA/KRITERIA GERAK
GERAK SPESIFIK PERMAINAN BOLA
Nama : ______________________
Kelas : ______________________
Perintah:
Pelaku :
Bacalah lembar kriteria gerak teknik dasar
permainan sepakbola yang disajikan berikut,
diskusikan dengan pasanganmu, kemudian
lakukan gerakan tersebut sesuai dengan kriteria
gerak yang benar!
Mintalah pendapat pasanganmu, apakah yang
kamu lakukan telah sesuai dengan kriteria gerak
yang diminta!
Bergantilah peran menjRoji pengamat, untuk
kemudian mengamati dan memberikan umpan
balik kepada pasanganmu, apakah gerak yang
dilakukan telah sesuai dengan kriteria yang benar!
Pengamat :
Bacalah lembar kriteria gerak teknik dasar
permainan sepkbola yang disajikan berikut,
diskusikan dengan pasanganmu, kemudian
amatilah gerakan yang dilakukan temanmu sesuai
dengan kriteria yang benar!
Berikan umpan balik kepada pasanganmu, apakah
yang dia lakukan telah sesuai dengan kriteria gerak
yang diminta!
Bergantilah peran menjRoji pelaku, untuk
kemudian lakukan gerakan tersebut, dan mintalah
umpan balik kepada pasanganmu, apakah gerak
yang kamu lakukan telah sesuai dengan kriteria
yang benar!
130
Hardiyanto
HASIL
PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU PELAKU
1 2
v x v x v x v x
Melambungkan • Berdiri tegak, kaki
Bola (Pitcher) kanan berada di
depan.
• Bola dipegang
dengan tangan
kanan di depan
paha kaki kanan.
• Condongkan badan
ke depan.
• Putar lengan
tangan kanan yang
memegang bola
360°.
• Bersamaan dengan
itu langkahkan
kaki kiri ke depan
dan lepaskan bola
saat bola berada di
samping paha kaki
kanan yang disertai
lecutan pergelangan
tangan.
Melempar • Lemparan
Bola Lurus/ umumnya dilaku-
Mendatar kan dengan tangan
kanan.
• Posisi badan tidak
terlalu condong ke
belakang.
• Pada saat melempar
mendatar gerakan
lengan diayun dari
belakang ke depan
dan tidak melebihi
kepala.
• Lintasan bola ke
arah dada sasaran
yang dituju,
sehingga bola muda
ditangkap.
131
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
HASIL
PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU PELAKU
1 2
v x v x v x v x
Melempar Bola • Bola dilemparkan
Menyusur menyusur tanah,
Tanah posisi kaki ditekuk
dan badan condong
ke depan.
• Lengan pelempar
memegang bola,
kemudian tarik
tangan ke belakang.
• Ayunkan tangan ke
depan mengarah
ke bawah dan
lemparkan bola.
Menangkap • sikap badan dan
Bola posisi tangan
Melambung tergantung dengan
datangnya bola.
• menangkap bola
dapat dilakukan
dengan cara
membentuk
kantong.
• pada saat bola
masuk ke dalam
kantong, jari-jari
segera dikatubkan
dan cepat ditarik ke
arah badan.
Menangkap • sikap badan dan
Bola posisi tangan
Melambung tergantung dengan
datangnya bola.
• menangkap bola
dapat dilakukan
dengan cara
membentuk
kantong.
• pada saat bola
masuk ke dalam
kantong, jari-jari
segera dikatubkan
dan cepat ditarik ke
arah badan.
132
Hardiyanto
HASIL
PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU PELAKU
1 2
v x v x v x v x
Memukul Bola • Pegang alat
pemukul di bagian
yang lebih kecil
dengan kedua
tangan.
• Tangan kanan
berada di atas
tangan kiri.
• Kemudian berdiri
menyamping,
sehingga pitcher/
pelambung berada
di samping kiri
pemukul.
• Kedua kaki dibuka
selebar badan.
• Letakkan alat
pemukul di atas
bahu sebelah
kanan dengan
menekuk kedua
siku tangan.
• Pandangan
diarahkan ke
arah pitcher/
pelambung.
• Ayunkan pemukul
mendatar dengan
meluruskan
kedua siku tangan
disertai lecutan
pergelangan kedua
tangan saat bola
dalam jangkauan
pukulan.
• Pada saat memukul
diusahakan sambil
melangkahkan kaki
kiri ke arah kiri
agar pukulan lebih
keras.
133
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
5. Materi Pembelajaran
1) Lapangan
Permainan kasti merupakan olahraga permainan
beregu yang dimainkan oleh dua regu menggunakan
bola kecil. Masing-masing regu terdiri dari 12 orang
pemain. Permainan ini dimainkan di lapangan
berbentuk empat persegi panjang yang dibatasi
oleh garis batas dengan lebar 5 cm
Bentuk lapangan kasti adalah persegi panjang
dengan panjang 60-70m dan lebar 30 m. Ukuran
ini tidak mutlak tetapi disesuaikan dengan
kekuatan fisik pemain. Di dalam lapangan
dilengkapi dengan tiga tiang perhentian, tinggi
tempat perhentian adalah 150 cm, masing masing
tiang dikelilingi lingkaran dengan jari-jari 1 meter.
Letak tiang perhentian pertama kira-kira 20 m
dari garis pemukul, sedangkan perhentian yang
lain mendekati pangkal garis tepi.
134
Hardiyanto
Keterangan gambar :
A = Tempat penjaga belakang
B = Ruang pemukul
C = Ruang pelambung
D = Ruang tunggu pemain
E = Tempat hinggap pertama
F = Tempat hinggap kedua
G = Tempat hinggap ketiga
2) Peraturan kasti
a) Jumlah pemain
Jumlah pemain terdiri atas 12 orang setiap
regunya dengan menggunakan nomor 1 sampai
dengan 12. Seorang sebagai ketua/kapten
regu.
b) Waktu permainan
Waktu permainan 2 x 30 menit dibagi menjRoji
dua babak diselingi waktu istirahat 10 menit
c) Cara mendapatkan angka
• setiap pemukul yang berhasil berlari
menuju tiang hinggap I, II dan III lalu
kembali ke ruang bebas akan mendapat
nilai 1, secara bertahap.
• apabila pukulan berhasil dengan baik dan
135
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
pemukul secara langsung dapat kembali ke
ruang bebas, akan mendapat nilai 2.
• apabila regu penjaga dapat menangkap
bola langsung dengan baik, akan mendapat
nilai 1, untuk regu penjaga.
d) Penentuan pemenang
Penentuan pemenang adalah regu yang
mendapat nilai terbanyak sebagai regu
pemenang.
e) Wasit
Setiap pertandingan kasti dipimpin oleh
seorang wasit, dibantu oleh tiga penjaga garis,
satu orang pencatat nilai, dan pencatat waktu.
f) Pergantian tempat
Pergantian tempat dapat dilakukan apabila
regu pemukul terkena lemparan bola sah, bola
ditangkap tiga kali secara berturut-turut oleh
regu penjaga, dan alat pemukul lepas ketika
sedang melakukan pukulan yang menurut
wasit sangat membahayakan lawan.
g) Kesempatan memukul
Kesempatan memukul untuk setiap pemukul
yaitu satu kali, kecuali pemukul terakhir
sebanyak tiga kali giliran memukul, dan
dilakukan secara berurutan dari nomor 1
sampai dengan nomor 12.
136
Hardiyanto
Cara melambungkan bola sebagai berikut.
bola dipegang dengan tangan kanan
menghadap ke teman yang akan memukul bola
langkahkan kaki kanan satu langkah ke depan
ayunkan bola dengan tangan kanan
lemparkan bola ke depan sesuai dengan
permintaan pemukul
137
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.64 Pembelajaran melempar bola lurus/mendatar permainan kasti
138
Hardiyanto
• pandangan selalu tertuju pada bola
139
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
c. Bahan bacaan 3: Pembelajaran gerak spesifik
menangkap bola dari berbagai arah dan kecepatan
142
Hardiyanto
1. Pendalaman Materi
143
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Aktivitas Pembelajaran 2: gerak spesifik lempar
tangkap bola dengan lecutan tangan berpasangan
di tempat, dilanjutkan dengan gerak maju
mundur
Amati peragaan cara melakukan teknik gerakan
lempar tangkap bola dengan lecutan tangan
berpasangan di tempat, dilanjutkan dengan gerak
maju mundur sebagai berikut.
144
Hardiyanto
Gambar 2.74 Pembelajaran melempar dan menangkap bola
berkelompok permainan kasti
145
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
b. Bentuk-bentuk Pembelajaran Gerak Spesifik
Memukul dan Menangkap Bola
146
Hardiyanto
mengantri kembali sebagai penjaga.
Kelompok penjaga bertugas untuk menangkap
bola dari kelompok yang memukul. Apabila salah
seorang bisa menangkap bola ia harus mengenai
bola ke orang akan hinggap atau sudah hinggap
akan berlari ke base lain. Apabila berhasil
mengenai dia akan diberikan bintang (reward)
dan mengantri sebagai pemukul. Penjaga tidak
boleh mengenai pemain yang sudah hinggap di
base.
Begitu selanjutnya terus dilakukan sampai guru
memberhentikan.
147
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
melakukan lambungan berhak lari ke base I,
II, III atau IV. Bila lambungan tertangkap regu
B, yang melakukan lambungan mati (dianggap
gugur ke luar) dan seterusnya.
(d) lambungan bola yang tertangkap skor satu
untuk regu yang menangkap bola.
(e) lambungan bola yang tidak tertangkap skor
satu untuk regu pelambung.
148
Hardiyanto
E. Penilaian Pembelajaran
1.Roji
2.Heru
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
KM : Kesempatan Melakukan
BM : Berhasil Melakukan
Skor hasil pengolahan dari BM dibagi dengan KM (BM/
Skor :
KM) dikalikan 100
Rata-rata dari seluruh skor (skor 1 + skor 2 + skor 3 +
Nilai :
skor ke-n/N)
149
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
BM. Penghitungan bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak bermain, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang digunakan.
6) Skor diperoleh dari membagi angka pada kolom BM
dengan angka pada kolom KM dikalikan 100.
7) Keseluruhan skor dari seluruh gerak spesifik kemudian
dibagi jumlah gerak spesifik yang dilakukan untuk
menjRoji nilai dari kemampuan menerapkan gerak
spesifik ke dalam permainan.
150
Hardiyanto
spesifik.
4) Ketika siswa bermain, dilakukan penghitungan
“kesempatan melakukan” dan berapa yang “berhasil
dilakukan” dengan benar.
5) Hasil hitungan dalam bentuk coretan pagar “tally”
dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam kolom KM dan
BM. Penghitungan bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak bermain, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang digunakan.
6) Skor diperoleh dari membagi angka pada kolom BM
dengan angka pada kolom KM dikalikan 100.
7) Keseluruhan skor dari seluruh gerak spesifik kemudian
dibagi jumlah gerak spesifik yang dilakukan untuk
menjRoji nilai dari kemampuan menerapkan gerak
spesifik ke dalam permainan.
151
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
jumlah siswa dan fasilitas yang tersedia.
3) Siswa diberikan kesempatan yang sama untuk bermain
dan menggunakan gerak spesifik dalam permainan
bolabasket, jika perlu diciptakan suasana agar siswa
mendapat kesempatan untuk melakukan gerak
spesifik.
4) Ketika siswa bermain, dilakukan penghitungan
“kesempatan melakukan” dan berapa yang “berhasil
dilakukan” dengan benar.
5) Hasil hitungan dalam bentuk coretan pagar “tally”
dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam kolom KM dan
BM. Penghitungan bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak bermain, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang digunakan.
6) Skor diperoleh dari membagi angka pada kolom BM
dengan angka pada kolom KM dikalikan 100.
7) Keseluruhan skor dari seluruh gerak spesifik kemudian
dibagi jumlah gerak spesifik yang dilakukan untuk
menjRoji nilai dari kemampuan menerapkan gerak
spesifik ke dalam permainan.
152
Hardiyanto
permainan yang sesungguhnya yang dimodifikasi.
2) Guru membentuk regu bola kasti sesuai dengan jumlah
siswa dan fasilitas yang tersedia.
3) Siswa diberikan kesempatan yang sama untuk bermain
dan menggunakan gerak spesifik dalam permainan
bola kasti, jika perlu diciptakan suasana agar siswa
mendapat kesempatan untuk melakukan gerak
spesifik.
4) Ketika siswa bermain, dilakukan penghitungan
“kesempatan melakukan” dan jumlah yang “berhasil
dilakukan” dengan benar.
5) Hasil hitungan dalam bentuk coretan pagar “tally”
dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam kolom KM dan
BM. Penghitungan bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak bermain, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang digunakan.
6) Skor diperoleh dari membagi angka pada kolom BM
dengan angka pada kolom KM dikalikan 100.
7) Keseluruhan skor dari seluruh gerak spesifik kemudian
dibagi jumlah gerak spesifik yang dilakukan untuk
menjRoji nilai dari kemampuan menerapkan gerak
spesifik ke dalam permainan.
153
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Penilaian Sikap
1. Penilaian Disiplin, Percaya Diri, Sportif, dan Kerja Sama dalam
Pembelajaran Permainan Sepakbola/ Bolavoli/ Bolabasket/
Bola Kasti
a. Format Penilaian
Aspek Sikap yang Dikembangkan
No Nama Disiplin Percaya Diri Sportif Kerja Sama Nilai
BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ
Secara umum
sikap telah
berkembang
dan terlihat
jelas
ditunjukkan
oleh Roji, perlu
1. Roji
pengembangan
lebih lanjut
pada aspek
(disiplin/
percaya diri/
sporif/ kerja
sama*)
2. Heru sda
3. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... sda
Keterangan:
BT
Belum Terlihat
:
PP
Perlu Pengembangan
:
TJ
Terlihat Jelas
:
Nilai Kesimpulan secara umum dari aspek sikap yang dikembangkan
:
Indikator aspek sikap yang dikembangkan:
Disiplin : hRojir tepat waktu, mengikuti seluruh proses sesuai petunjuk,
selesai tepat waktu
Percaya diri : berani mengajukan pendapat, berani mencoba, berani tampil
di depan kelas
Sportif : memberi selamat kepada teman atau tim yang berhasil,
mengakui kesalahan dan meminta maaf, tidak menyalahkan
orang lain
Kerja sama : membantu kesiapan kelas, membantu teman yang mendapat
kesulitan, mengerjakan tugas sesuai perannya di dalam
kelompok, kelas, dan pasangannya
155
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan
merupakan hal yang penting. Namun demikian
menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan
hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa
agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan
dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada
pembelajaran, bahkan menjRojikannya sebagai budaya
dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu
yang diharapkan.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa
sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi
siswa.
1. Format Remidial
Target KI Nilai
KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KD KKM Remidial Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
2. Format Pengayaan
156
Hardiyanto
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan.
Berikut contoh format pengayaan terhadap tiga siswa.
157
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
158
Hardiyanto
Bab 3
Permainan Perorangan
Bola Kecil
159
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
(Pengetahuan) dan Indikator dan Indikator Pencapaian
Pencapaian Kompetensi Kompetensi
3.1
Memahami prosedur gerak 4.1 Mempraktikkan gerak spesifik
spesifik dalam berbagai dalam berbagai permainan
permainan perorangan dan perorangan dan beregu
beregu sederhana, tradisional sederhana, tradisional atau
atau rekreatif *) rekreatif *)
3.1.1 Mengidentifikasikan 4.1.1 Melakukan berbagai
berbagai gerak gerak memegang raket,
memegang raket, servis, servis forehand dan
dan memukul dalm backhand, memukul
permainan bulutangkis. forehand dan backhand,
3.1.2 Menjelaskan berbagai dan gerak memegang
gerak memegang raket dan memukul
raket, servis forehand forehand dan backhand
dan backhand, dalam permainan bulutangkis.
permainan bulutangkis. 4.1.2 Menggunakan berbagai
3.1.3 Menjelaskan cara gerak memegang raket,
melakukan berbagai servis forehand dan
gerak memegang raket backhand, memukul
dan memukul forehand forehand dan backhand,
dan backhand dalam dan gerak memegang
permainan bulutangkis. raket dan memukul
forehand dan backhand
dalam bentuk
permainan bulutangkis
yang dimodifikasi.
2. Langkah-langkah Pembelajaran
160
Hardiyanto
bulutangkis yang akan dipelajari siswa, dan jika
perlu berikan peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara berikan!
b. Memilih Kelompok
1) Berikan panduan permainan yang akan diikuti oleh
siswa untuk memilih anggota kelompok!
2) Berikan kesempatan siswa untuk memilih ketua
kelompok!
c. Menerima dan Mempelajari Kartu Tugas (Task Sheet)
1) Sediakan kartu tugas (task sheet) yang berisi
perintah dan indikator tugas gerak spesifik
permainan bulutangkis, kemudian bagian secara
perorangan/ kelompok.
2) Berikan kesempatan siswa untuk mempelajari
kartu tugas (task sheet) yang berisi perintah
dan indikator tugas gerak spesifik permainan
bulutangkis (memegang raket, servis forehand dan
backhand, memukul forehand dan backhand).
3) Berikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan
di dalam kelompok materi gerak spesifik permainan
bulutangkis (memegang raket, servis forehand dan
backhand, memukul forehand dan backhand).
4) Berikan alokasi dan target waktu yang ditentukan
guru untuk mencapai ketuntasan belajar pada
setiap materi pembelajaran.
5) Berikan umpan balik secara langsung dan segera
jika ditemui siswa yang kurang baik melaksanakan
tugas dan kriteria gerak. Berikan juga kesempatan
teman sekelompok untuk memberikan umpan
balik kepada teman lainnya.
d. Menggunakan Gerak Spesifik Permainan Bulutangkis
ke Dalam Permainan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk
kelompok permainan bulutangkis!
2) Berikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk melakukan permainan bulutangkis dengan
161
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
menerapkan berbagai gerak spesifik dengan peraturan
yang Saudara tentukan!
3) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak menerapkan gerak spesifik dengan benar!
e. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik dalam
permainan bulutangkis!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan gerak spesifik dalam permainan
bulutangkis dengan cara yang benar sesuai dengan
bahan bacaan dan lembar kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan percaya diri, disiplin,
sportif, dan bekerja sama dengan pasangan dalam
menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil belajar
keterampilan anggota kelompoknya, dan sikap
anggota lain selama proses pembelajaran.
3. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Part and whole (bagian dan keseluruhan)
d. Penugasan, dan dapat pula dipadukan dengan
e. Gaya mengajar cakupan (inclusion)
162
Hardiyanto
4. Media dan Alat Pembelajaran
a. Media Pembelajaran
1) Gambar gerak spesifik (memegang raket, servis forehand
dan backhand, memukul forehand dan backhand)
permainan bulutangkis.
2) Model peserta didik atau guru yang memeragakan
gerak spesifik (memegang raket, servis forehand
dan backhand, memukul forehand dan backhand)
permainan bulutangkis.
b. Alat Pembelajaran
1) shuttlecock
2) Lapangan permainan bulutangkis atau lapangan
sejenisnya (lapangan bola voli, halaman sekolah atau
lapangan terbuka).
3) Bendera (corong) atau sejenisnya (kursi atau bilah
bambu).
4) Peluit dan Stopwatch.
163
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
LEMBAR KERJA SISWA/KRITERIA GERAK
GERAK SPESIFIK PERMAINAN BULUTANGKIS
Nama : ______________________
Kelas : ______________________
Perintah : Baca dan diskusikanlah bersama anggota
kelompokmu lembar kriteria gerak spesifik
permainan bulutangkis yang disajikan
berikut, kemudian cobalah lakukan gerakan
tersebut sesuai dengan kriteria gerak yang
benar!
: Lakukan gerakan tersebut satu-persatu
beberapa kali, hingga Kalian dapat lakukan
dengan benar (sesuai kriteria gerak)!
: Bandingkanlah gerakan yang telah Kalian
lakukan dengan kriteria gerak!
: Lanjutkan ke gerak spesifik yang lain,
ketika gerak yang anda pelajari telah sesuai
dengan kriteria gerak yang benar, jika
belum, ulangi!
: Mintalah saran dari temanmu jika gerakan
yang dilakukan terasa kurang benar
164
Hardiyanto
PERCOBAAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR MELAKUKAN
1 2 3 4 5
Servis • Berdiri tegak, kaki
backhand kanan berada di
depan.
• kok dipegang dengan
tangan kiri di depan
perut.
• Condongkan badan
ke depan.
• Tangan kanan
memegang raket
dengan kepala raket
menghadap kebawah
(gunakan tangan
yang terkuat)
• Bersamaan dengan
itu pukul kok
dengan kepala raket
dan lepaskan kok
saat raket sudah
mengenai kepala
raket, disertai
lecutan pergelangan
tangan.
Servis • Berdiri tegak, kaki
forehand kanan/kiri berada
didepan.
• Raket diayunkan
kebelakang
badan dengan
menggunakan
tangan terkuatmu
(umumnya tangan
kanan).
• Tangan kiri
memegang kok
di depan dadamu
(umumnya dilakukan
dengan tangan kiri).
• Posisi badan tidak
terlalu condong ke
belakang.
• Pada saat kok
dilepaskan
dengan kepala
kok menghadap ke
bawah, gerakankan
ayunan lengan yang
memegang raket dari
belakang ke depan.
• Pukulah kok ke arah
sasaran yang dituju,
sehingga bola bisa
melewati net.
165
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
PERCOBAAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR MELAKUKAN
1 2 3 4 5
Pukulan • Berdiri menyamping,
forehand kaki kanan berada
(lob) didepan (disesuaikan
dengan kaki yang
terkuat)
• Pandangan melihat
datangnya kok
• Tangan kanan/kiri
memegang raket,
dengan ayunkan
raket dari bawah
pinggang ke atas
melewati kepala
• Pukul datangnya kok
tepat di depan atas
kepala
• Ayunkan lengan dari
atas, dan ke depan
dada dengan lecutan
ditangan.
• Langkahkan kaki
kiri kedepan setelah
memukul bola
(followthrow)
Pukulan • Berdiri menyamping,
backhand kaki kanan berada
(lob) didepan (disesuaikan
dengan kaki yang
terkuat)
• Pandangan melihat
datangnya kok
• Tangan kanan/kiri
memegang raket,
dengan ayunkan
raket dari bawah
pinggang menyilang
didepan dada
melewati kepala
• Pukul datangnya kok
tepat di depan atas
kepala
• Ayunkan lengan
dari atas ke depan
dada dengan lecutan
ditangan.
• Langkahkan kaki
kiri kedepan setelah
memukul bola
(gerakan followthrow)
166
Hardiyanto
PERCOBAAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR MELAKUKAN
1 2 3 4 5
Netting • Berdiri tegak,
• Tangan kanan
memegang raket
di depan dada
dengan kepala raket
menghadap keatas
(gunakan tangan
yang terkuat)
• Langkahkan kaki
kanan/kaki terkuat
jauh ke depan.
• Arahkan kepala raket
ke kok yang berada
di depan net.
• Condongkan badan
ke depan.
• Tangan yang
memegang raket
memukul bola
dengan mengarahkan
kok melewati net
• Gunakan tenaga
secukupnya agar
bisa mendekati net.
Kolom percobaan dapat ditambahkan jika diperlukan
Berilah tanda V pada kolom-kolom percobaan melakukan, jika
sudah Kalian kuasai hentikan percobaan, dan lakukan gerak yang
lain
5. Materi Pembelajaran
a. Materi Pokok
1) Bahan Bacaan 1: lapangan Permainan
Bentuk lapangan dan ukurannya berbentuk empat
persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut:
∗ Untuk permainan ganda
- Panjang garis samping : 13.40m
- Lebar garis : 6.10m
∗ Untuk permainan tunggal
- Panjang garis samping : 13.40m
- Lebar garis : 5.18m
167
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 3.1. Lapangan permainan bulutangkis
168
Hardiyanto
3) Bahan Bacaan 3: Gerak Spesifik Pukulan dalam
Permainan Bulutangkis
Gerak spesifik memukul dalam permainan
bulutangkis terdiri dari: pukulan service, pukulan
lob, pukulan drop shot, pukulan smash, dan
pukulan drive. Gerak spesifik pukulan adalah
cara-cara melakukan pada permainan bulutangkis
dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke bidang
lapangan lawan.
Gerakan spesifik melakukan pukulan bulutangkis,
mempunyai sikap badan yang sama dalam
penampilan hanya gerakan dari tangan yang
menghasilkan pukulan yang bermacam-macam,
misalnya melakukan pukulan overhead, lob,
smash, dan drop shot overhead atau chop dalam
sikap pengambilan yang sama posisinya.
169
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 3.3. Pembelajaran gerak spesifik pukulan servis pendek, servis panjang,
pukulan drive, danservis cambuk.dalm permainan bulutangkis(ki-ka)
170
Hardiyanto
3) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Pukulan
dropshot
Dropshot merupakan pukulan yang dilakukan
dengan cara menyeberangkan shuttlecock
ke daerah lawan dengan menjatuhkan
shuttlecock sedekat mungkin dengan net.
Pukulan drop shot adalah pukulan yang tepat
melampaui jaring, dan langsung jatuh ke sisi
lapangan lawan.
Pukulan dropshot dapat dilakukan dengan
dua cara, antara lain:
(1) Pukulan dropshot dari atas
(a) Pukulan drop secara penuh
(b) Pukulan drop potong atau dritis
(c) Pukulan dropshot secara dicambuk
atau flick
171
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
ayunan tangan yang cepat, mendadak dan
menghasilkan pukulan yang keras serta
menerjurkan shuttlecock secara curam.
Tenaga yang digunakan pukulan smash ini
cukup besar, sehingga perlu perhitungan yang
masak-masak untuk menggunakan pukulan
ini.
Pukulan smash dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain:
a) Pukulan smash penuh
b) Pukulan smash potong
c) Pukulan smash melingkar (around the
head smash)
d) Pukulan smash cambukan atau flick
smash
e) Pukulan backhand smash
Amati peragaan cara melakukan pukulan
smash sebagai berikut.
173
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
b. Pendalaman Materi
174
Hardiyanto
• Teman penerima gerak spesifik pukulan
servis tersebut menggunakan gerak
spesifik pukulan forehand overhead untuk
menyeberangkan kembali shuttlecock ke
bidang semula, dan mengantri kebelakang
barisan kelompoknya.
• Lakukan gerakan kebalikannya bila masing-
masing peserta didik dikelompoknya sudah
melakukan gerakan pukulan yang pertama.
Amati peragaan cara melakukan gerakan
aktivitas pembelajaran 1 permainan bulutangkis
berikut ini.
175
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
servis tersebut menggunakan gerak
spesifik pukulan backhand overhead untuk
menyeberangkan kembali shuttlecock ke
bidang semula, dan mengantri kebelakang
barisan kelompoknya.
• Lakukan gerakan kebalikannya bila masing-
masing peserta didik dikelompoknya sudah
melakukan gerakan pukulan yang pertama.
176
Hardiyanto
gerakan awal seperti pemain pertama (jadi
setiap pemain melakukan 2 kali gerakan).
• Setelah itu diberikan ke barisan selanjutnya
177
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
e) Aktivitas pembelajaran 5: bermain bulutangkis
3 lawan 2
Gerak spesifik pukulan forehand dan
backhand overhead, dilakukan permainan
diawali dengan pukulan servis forehand
(pendek/jauh) dan backhand. Dalam pergerakan
pemain tidak boleh bersentuhan baik badan
maupun raket. Sebelum memukul bola harus
menyebutkan nama teman yang akan diarahkan
bola.jadi yang berhak mengambil adalah orang
yang disebutkan.
178
Hardiyanto
B. Aktivitas Permainan Perorangan Bola Kecil Melalui
Permaian Tenis Meja
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan
faktual dengan cara mengamati faktual dalam bahasa (lisan/
[mendengar/ melihat/membaca] tulis/isyarat) yang jelas,
dan menanya berdasarkan rasa sistematis dan logis, dalam
ingin tahu tentang dirinya, karya yang estetis, dalam
makhluk ciptaan Tuhan dan gerakan yang mencerminkan
kegiatannya, dan benda-benda anak sehat, dan dalam
yang dijumpainya di rumah dan di tindakan yang mencerminkan
sekolah. perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
dan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.1 Memahami prosedur gerak 4.1 Mempraktikkan gerak
spesifik dalam berbagai spesifik dalam berbagai
permainan perorangan dan permainan perorangan
beregu sederhana, tradisional dan beregu sederhana,
atau rekreatif *) tradisional atau rekreatif *)
3.1.1 Mengidentifikasikan 4.1.1 Melakukan berbagai
berbagai gerak gerak memegang
memegang bet, servis bet, servis forehand
forehand dan backhand, dan backhand,
memukul forehand dan memukul forehand
backhand, permainan dan backhand,
tenis meja. dan permainan
3.1.2 Menjelaskan berbagai bulutangkis.
gerak memegang bet, 4.1.1 Menggunakan
servis forehand dan berbagai gerak
backhand, memukul memegang bet,
forehand dan backhand, servis forehand dan
permainan tenis meja. backhand, memukul
3.1.3 Menjelaskan cara forehand dan
melakukan berbagai backhand, dalam
gerak memegang bet, bentuk permainan
servis forehand dan tenis meja yang
backhand, memukul dimodifikasi.
forehand dan backhand,
permainan tenis meja.
179
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan
pembelajaran yang akan Saudara lakukan, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa,
dan pastikan seluruh siswa menyimak dengan
baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi
permainan bolavoli yang akan dipelajari siswa,
dan jika perlu berikan peragaan dengan
melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara
berikan!
b. Menyimak Informasi dan Peragaan Materi Tentang
Gerak Spesifik Permainan Tenis Meja.
1) Berikan informasi awal mengenai materi
permainan tenis meja yang akan dipelajari siswa!
2) Peragakan gerak spesifik dalam permainan tenis
meja dengan baik, dan pastikan seluruh siswa
memperhatikan dengan seksama!
3) Berikan kesempatan siswa untuk bertanya
terkait dengan materi yang akan dipelajari!
c. Membagi Siswa ke Dalam Enam Kelompok Sesuai
dengan Materi.
1) Berikan petunjuk kepada siswa agar membagi
diri menjadi enam kelompok, sesuai dengan
materi yang akan dipelajari.
2) Di dalam kelompok ini siswa diminta secara
berulang-ulang mempraktikkan gerak sesuai
dengan nama kelompok, misalnya kelompok
180
Hardiyanto
1 hanya mempelajari cara memegang bet,
sehingga benar-benar telah menguasai materi
cara memegang bet.
3) Tetapkan alokasi waktu kepada siswa untuk
mempelajari setiap materi.
d. Kunjungan ke Kelompok Lain.
1) Tujuan kunjungan ini adalah agar siswa
mempelajari materi yang dikuasai oleh kelompok
lain, tetapi belum dipelajari oleh siswa tersebut
di kelompoknya.
2) Berrikan instruksi agar satu orang anggota
kelompok ditinggalkan untuk menjaga “pos” dan
bertugas mengajarkan materi yang dipelajari di
kelompok yang bersangkutan. Misalnya, Si Budi
dari kelompok 1 bertugas mengajarkan cara
memegang bet kepada anggota dari kelompok 2,
3, 4, 5, dan 6. Si Dodi dari kelompok 2 bertugas
mengajarkan sikap sedia/stance kepada anggota
dari kelompok 1, 3, 4, 5, dan 6, demikian
selanjutnya.
3) Berikan kesempatan siswa agar meninggalkan
kelompoknya untuk mempelajari materi dari
kelompok lain karena siswa tersebut akan
menjadi “ahli” di kelompok sendiri. Misalnya, Si
Putri dari kelompok 2 pergi ke kelompok 1 untuk
mempelajari cara cara memegang bet, setelah
selesai maka kembali ke kelompok 2 untuk
mengajari teman-teman cara memegang bet. Si
Dewi dari kelompok 2 pergi ke kelompok 3 untuk
mempelajari gerakan kaki, setelah selesai maka
kembali ke kelompok 2 untuk mengajari teman-
teman gerakan kaki. Si Vandi dari kelompok 3
pergi ke kelompok 4 untuk mempelajari pukulan
push, setelah selesai maka kembali ke kelompok
3 untuk mengajari teman-teman pukulan push.
Demikian seterusnya.
e. Kembali ke Kelompok Masing-masing untuk
Mempelajari dan “Mengajari” Materi dari Kelompok
181
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Lain.
1) Berikan aba-aba agar siswa kembali ke kelompok
semula untuk “mengajari” teman-temannya
dan mempelajari materi yang tidak didapat
dari kelompok lain. Misalnya, Si Putri anggota
kelompok 2 kembali dari kelompok 1, maka
mengajari teman-temannya cara memegang
bet. Si Dewi anggota kelompok 2 kembali dari
kelompok 3, maka mengajari teman-temannya
cara gerakan kaki. Si Vandi anggota kelompok
3 kembali dari kelompok 4 mengajari teman-
temannya pukulan push, dan seterusnya.
2) Pastikan seluruh tugas siswa baik sebagai
penjaga ”pos” petugas belajar ke kelompok lain,
maupun pengajar di kelompok sendiri dikerjakan
dengan sungguh-sungguh, percaya diri, disiplin,
sportif, dan dengan kerja sama yang baik.
f. Menggunakan Gerak Spesifik Permainan Tenis
Meja ke Dalam Permainan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk
membentuk kelompok tenis meja!
2) Berikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk melakukan permainan tenis meja dengan
menerapkan berbagai gerak spesifik dengan
peraturan yang Saudara tentukan!
3) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa
untuk memberikan saran perbaikan kepada
temannya jika tidak menerapkan gerak spesifik
dengan benar!
g. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis
untuk mengetahui bahwa siswa telah dapat
menjelaskan berbagai cara melakukan gerak
spesifik dalam permainan tenis meja!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan
182
Hardiyanto
dan lakukan pengamatan terhadap setiap
siswa dalam melakukan gerak spesifik dalam
permainan tenis meja dengan cara yang benar
sesuai dengan bahan bacaan dan lembar kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan seluruh kegiatan dengan disiplin,
penuh tanggung jawab, dan bekerja sama dengan
pasangan dalam menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil
belajar keterampilan pasangannya, dan sikap
pasangan selama proses pembelajaran.
3. Metode Pembelajaran
Agar pembelajaran dengan gaya mengajar windows
shoping ini dapat berjalan dengan baik dan efektif,
perlu pula didukung dengan metode pembelajaran:
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Part and whole (bagian dan keseluruhan)
d. Penugasan, dan dapat pula dipadukan dengan
e. Gaya mengajar cakupan (inclusion)
183
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
3) Model siswa atau guru yang memperagakan gerak
memegang raket, servis forehand dan backhand,
memukul forehand dan backhand, dan variasi
gerak memegang raket dan memukul forehand dan
backhand permainan bulutangkis.
5. Materi Pembelajaran
a. Materi Pokok
1) Bahan Bacaan 1: perlengkapan dan lapangan
Tenis Meja
Pada dasarnya gerak spesifik permainan tenis
meja dapat dibagi menjadi empat, yaitu : (1)
Gerak spesifik memegang bet (grip), (2) Gerak
spesifik siap sedia (stance), (3) Gerak spesifik
gerakan kaki (footwork), dan (4) Gerak spesifik
pukulan (stroke).
184
Hardiyanto
harus terbuat dari kayu alam; dapat
dilapisi dengan bahan perekat yang
berserat seperti fiber karbon atau fiber
glass atau dari bahan kertas yang
dipadatkan, bahan tersebut tidak lebih
dari 7,5 % dari total ketebalan 0,35
mm, adalah merupakan bagian yang
sangat sedikit/tipis.
- Sisi daun raket yang digunakan
untuk memukul bola, harus ditutupi
oleh karet berbintik biasa, atau karet
berbintik yang menonjol keluar;
namun memiliki ketebalan termasuk
lapisan lem perekat tidak lebih dari 2
mm, atau karet datar (bukan berbintik
ke luar) dengan karet berbintik ke dalam
harus memiliki ketebalan tidak melebihi
dari 4 mm termasuk lem perekat.
185
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Bahan Bacaan 2: Pembelajaran Gerak spesifik
Dasar Memegang Bet (grip)
Gerak spesifik memegang bet merupakan
faktor yang sangat penting dalam permainan
tenis meja. Secara garis besar pegangan dapat
dibedakan menjadi dua macam.
186
Hardiyanto
Gambar 3.17. Pegangan pen- Gambar 3.18. Pegangan penhold dilihat
hold dilihat dari depan dari belakang
b) Side Stance
Side Stance berarti posisi badan
menyamping, baik ke samping kiri maupun
ke samping kanan. Pada side stance, jarak
antara bahu ke meja atau ke net harus ada
yang lebih dekat.
Amati peragaan cara melakukan sikap siap
dalam tenis meja sebagai berikut.
187
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 3.19. Posisi menghadap Gambar 3.20. Side stance
penuh ke meja square stanc untuk pukulan backhand
189
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
b) Pembelajaran pukulan block
Block adalah gerak spesifik memukul
bola dengan gerakan menghentikan atau
membendung bola dengan sikap bet
tertutup. Block biasanya digunakan untuk
mengembalikan bola-bola drive atau bola-
bola dengan putaran atas (top spin).
Gambar berikut adalah pukulan forehand
block dan backhand block.
b. Pendalaman Materi
191
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Bentuk-bentuk pembelajaran memukul bola antara
lain sebagai berikut.
192
Hardiyanto
pembelajaran 2 permainan tenis meja
sebagai berikut.
193
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Aktivitas Pembelajaran 2: Bermain 1 lawan
1 pemain bermain menggunakan score sampai
dengan lima angka. Apabila ada yang mencapai
nilai lima maka dia yang menjadi pemenang.
Pukulan hanya menggunakan satu pukulan
yaitu gerak spesifik pukulan backhand.
Lakukan pembelajaran ini secara bergantian
apabila pasangannya sudah selesai.
Amati peragaan cara melakukan pembelajaran
4 permainan tenis meja sebagai berikut.
195
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
siswa menerapkan berbagai gerak spesifik ke dalam
permainan yang sesungguhnya yang dimodifikasi.
2) Guru membentuk pasangan pemain sesuai dengan
jumlah siswa dan fasilitas yang tersedia.
3) Siswa diberikan kesempatan yang sama untuk bermain
dan menggunakan gerak spesifik dalam permainan
bulutangkis, jika perlu diciptakan suasana agar
siswa mendapat kesempatan untuk melakukan gerak
spesifik.
4) Ketika siswa bermain, dilakukan penghitungan
“kesempatan melakukan” dan berapa yang “berhasil
dilakukan” dengan benar.
5) Hasil hitungan dalam bentuk coretan pagar “tally”
dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam kolom KM dan
BM. Penghitungan bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak bermain, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang digunakan.
6) Skor diperoleh dari membagi angka pada kolom BM
dengan angka pada kolom KM dikalikan 100.
7) Keseluruhan skor dari seluruh gerak spesifik kemudian
dibagi jumlah gerak spesifik yang dilakukan untuk
menjadi nilai dari kemampuan menerapkan gerak
spesifik ke dalam permainan.
8) Nilai keterampilan bulutangkis merupakan
penjumlahan dari skor akhir dasar gerakan dikalikan
20%, ditambah dengan skor akhir dari gerak memukul
dikalikan 80%.
196
Hardiyanto
2. Keterampilan Gerak Spesifik dalam Permainan Tenis Meja
a. Format Penilaian
Dasar Gerakan
Kuda-kuda/ Stance Footwork
Skor
No Nama Posisi Posisi
Posisi Pandangan Langkah Pandangan Akhir
Badan dan Badan dan
Kaki Mata Kaki Mata
Tangan Tangan
1.Roji
2.Heru
3.... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Setiap unsur penilaian (posisi/langkah kaki, posisi badan dan tangan, serta
Skor :
pandangan mata dilakukan dengan benar diberikan skor 1 dan jika salah 0.
Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh siswa dibagi dengan skor maksimum
Skor Akhir :
dari seluruh unsur penilaian (6) dikalikan 100.
197
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
dilakukan” dengan benar.
5) Hasil hitungan dalam bentuk coretan pagar “tally”
dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam kolom KM dan
BM. Penghitungan bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak bermain, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang digunakan.
6) Skor diperoleh dari membagi angka pada kolom BM
dengan angka pada kolom KM dikalikan 100.
7) Keseluruhan skor dari seluruh gerak spesifik kemudian
dibagi jumlah gerak spesifik yang dilakukan untuk
menjadi nilai dari kemampuan menerapkan gerak
spesifik ke dalam permainan.
8) Nilai keterampilan tenis meja merupakan penjumlahan
dari skor akhir dasar gerakan dikalikan 20%, ditambah
dengan skor akhir dari gerak memukul dikalikan 80%.
B. Penilaian Sikap
198
Hardiyanto
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
PP
Perlu Pengembangan
:
TJ
Terlihat Jelas
:
Nilai Kesimpulan secara umum dari aspek sikap yang
: dikembangkan
Indikator aspek sikap yang dikembangkan:
Disiplin : hadir tepat waktu, mengikuti seluruh proses sesuai petunjuk,
selesai tepat waktu
Percaya diri : berani mengajukan pendapat, berani mencoba, berani tampil di
depan kelas
Sportif : memberi selamat kepada teman atau tim yang berhasil, mengakui
kesalahan dan meminta maaf, tidak menyalahkan orang lain
Kerja sama : membantu kesiapan kelas, membantu teman yang mendapat
kesulitan, mengerjakan tugas sesuai perannya di dalam
kelompok, kelas, dan pasangannya
199
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
salah satu atau lebih sesuai dengan kondisi Adi yang
sesungguhnya.
200
Hardiyanto
1. Format Remidial
2. Format Pengayaan
201
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
202
Hardiyanto
Bab 4
Aktivitas Atletik
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan
dengan cara mengamati [mendengar/ faktual dalam bahasa
melihat/membaca] dan menanya (lisan/tulis/isyarat ) yang
berdasarkan rasa ingin tahu tentang jelas, sistematis dan
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan logis, dalam karya yang
dan kegiatannya, dan benda-benda estetis, dalam gerakan
yang dijumpainya di rumah dan di yang mencerminkan
sekolah. anak sehat, dan
dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia.
203
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4
Indikator Pencapaian Kompetensi (Keterampilan) dan Indikator
Pencapaian Kompetensi
3.1 Memahami prosedur gerak 4.1 Mempraktikkan gerak
spesifik jalan, lari, lompat, dan spesifik jalan, lari,
lempar dalam berbagai permainan lompat, dan lempar
sederhana dan atau tradisional. dalam berbagai
3.2.1 Mengidentifikasikan permainan sederhana
berbagai gerak start, langkah dan atau tradisional.
kaki, ayunan lengan, dan 4.2.1 Melakukan
memasuki garis finish jalan berbagai gerak
cepat. start, langkah kaki,
3.2.2 Menjelaskan berbagai gerak ayunan lengan,
start, langkah kaki, ayunan dan memasuki
lengan, dan memasuki garis garis finish jalan
finish jalan cepat. cepat.
3.2.3.Menjelaskan cara melakukan 4.2.2.Menggunakan
berbagai gerak start, langkah berbagai gerak
kaki, ayunan lengan, dan start, langkah kaki,
memasuki garis finish jalan ayunan lengan,
cepat. dan memasuki
garis finish jalan
cepat dalam
bentuk perlombaan
dengan peraturan
yang dimodifikasi.
2. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh
siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi jalan cepat
yang akan dipelajari siswa, dan jika perlu berikan
204
Hardiyanto
peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara berikan!
b. Memilih Kelompok
1) Berikan panduan permainan yang akan diikuti oleh
siswa untuk memilih anggota kelompok!
2) Berikan kesempatan siswa untuk memilih ketua
kelompok!
c. Menerima dan Mempelajari Kartu Tugas (Task Sheet)
1) Sediakan kartu tugas (task sheet) yang berisi perintah
dan indikator tugas gerak spesifik jalan cepat,
kemudian bagian secara perorangan/ kelompok.
2) Berikan kesempatan siswa untuk mempelajari kartu
tugas (task sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak spesifik atletik (jalan cepat).
3) Berikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan di
dalam kelompok materi gerak spesifik atletik (jalan
cepat).
4) Berikan alokasi dan target waktu yang ditentukan
guru untuk mencapai ketuntasan belajar pada setiap
materi pembelajaran.
5) Berikan umpan balik secara langsung dan segera jika
ditemui siswa yang kurang baik melaksanakan tugas
dan kriteria gerak. Berikan juga kesempatan teman
sekelompok untuk memberikan umpan balik kepada
teman lainnya.
d. Menggunakan Gerak Spesifik jalan cepat Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk
regu jalan cepat!
2) Berikan kesempatan kepada kelompok untuk
melakukan jalan cepat dengan menerapkan berbagai
gerak spesifik dengan peraturan yang Saudara
tentukan!
3) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak menerapkan gerak spesifik dengan benar!
e. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
205
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik jalan cepat.
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan gerak spesifik jalan cepat dengan cara
yang benar sesuai dengan bahan bacaan dan lembar
kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan percaya diri, disiplin,
sportif, dan bekerja sama dengan pasangan dalam
menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil belajar
keterampilan anggota kelompoknya, dan sikap
anggota lain selama proses pembelajaran.
3. Metode Pembelajaran
a. Media Pembelajaran
1) Gambar gerak spesifik jalan cepat.
2) Model peserta didik atau guru yang memperagakan
gerak spesifik jalan cepat.
b. Alat Pembelajaran
1) Bola untuk bolavoli atau bola sejenisnya (bola
terbuat dari plastik, karet, dan lain-lain)
2) Lapangan permainan bolavoli atau lapangan
206
Hardiyanto
sejenisnya (halaman sekolah atau lapangan
terbuka).
3) Bendera (corong) atau sejenisnya (kursi atau
bilah bambu).
4) Peluit dan Stopwatch.
c. Bahan Ajar
Lembar tugas untuk pembelajaran dengan gaya
mengajar penugasan/ latihan.
207
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
PERCOBAAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR MELAKUKAN
1 2 3 4 5
Start • Berdiri rileks
• Kedua Kaki berdiri
jalan dibelakang garis start
cepat • Badan sedikit condong
kedepan.
• Kedua lengan rileks.
• Segeralah
melangkahkan kaki
kanan/kiri setelah ada
aba-aba “ya”
208
Hardiyanto
Finish - tidak ada
teknik khusus
untuk finis.
- Umumnya jalan
terus hingga
melewati garis
finish.
5. Materi Pembelajaran
a. Materi Pokok
209
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 4.1 Lapangan/sektor yang digunakan dalam perlombaan jalan cepat dan
lari
210
Hardiyanto
3) Bahan bacaan 3: Gerak Spesifik Fase Tarikan
211
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 4.4 Pembelajaran jalan cepat fase gerakan relaksasi
212
Hardiyanto
B. Aktivitas Atletik Menggyunakan Lari Jarak Pendek
213
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh
siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi lari jarak
pendek yang akan dipelajari siswa, dan jika perlu
berikan peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara berikan!
b. Menyimak Informasi dan Peragaan Materi lari jarak
pendek.
1) Berikan informasi awal mengenai materi lari jarak
pendek yang akan dipelajari siswa!
2) Lakukanlah peragaan gerak spesifik jlari jarak cepat
dalam pembelajaran atletik!
3) Berikan kesempatan siswa untuk bertanya terkait
dengan materi yang akan dipelajari yang kurang
pahami!
4) Berikan penjelasan yang memadai (jika perlu diserta
peragaan) atas pertanyaan yang diajukan oleh siswa!
c. Mencoba dan Melakukan Gerak Spesifik Lari jarak
pendek
1) Berikan kesempatan siswa untuk mencoba melakukan
setiap gerak spesifik satu per satu secara bertahap!
2) Atur giliran dan berikan aba-aba siswa untuk
melakukan setiap gerak spesifik secara berulang-
ulang sehingga tugas gerak dikuasai!
214
Hardiyanto
3) Berikan kesempatan siswa secara proporsional dalam
menggunakan peralatan secara bergantian dan
bertanggung jawab!
4) Berikan umpan balik kepada siswa yang melakukan
kesalahan secara langsung dan segera, serta berikan
penguatan bagi siswa yang telah menguasai materi
pembelajaran.
d. Menggunakan Gerak Spesifik lari jarak pendek ke Dalam
Permainan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk
regu lari jarak pendek!
2) Berikan kesempatan kepada setiap regu untuk
melakukan lari jarak pendek dengan menerapkan
berbagai gerak spesifik dengan peraturan yang
Saudara tentukan!
3) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak menerapkan i gerak spesifik dengan benar!
e. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik dalam start
lari jarak pendek!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan gerak spesifik lari jarak pendek dalam
Atletik dengan cara yang benar sesuai dengan bahan
bacaan.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan percaya diri, disiplin, sportif,
dan bekerja sama dalam menyelesaikan seluruh
tugas.
215
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
3. Metode Pembelajaran
a. Media:
1) Gambar gerak spesifik start, langkah kaki, ayunan
lengan, dan memasuki garis finish lari jarak
pendek.
2) Video pembelajaran gerak spesifik start, langkah
kaki, ayunan lengan, dan memasuki garis finish
lari jarak pendek.
3) Model siswa atau guru yang memperagakan gerak
spesifik start, langkah kaki, ayunan lengan, dan
memasuki garis finish lari jarak pendek.
216
Hardiyanto
5. Materi Pembelajaran
a. Materi Pokok
217
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
membentuk sudut 120 derajat, sedangkan
kaki depan membentuk sudut 90 derajat.
kepala tetap tunduk, leher rileks, pandangan
ke bawah dan konsentrasi pada aba-aba
berikutnya.
218
Hardiyanto
2) Bahan Bacaan 2: Gerak Spesifik Lari Jarak Pendek
(Sprint)
Cara melakukan gerak spesifik lari jarak pendek berikut
ini.
prinsip lari cepat yaitu lari pada ujung kaki,
tumpuan kuat agar mendapat dorongan yang kuat
sikap badan condong ke depan ± 60º, sehingga titik
berat badan selalu di depan.
ayunan lengan kuat dan cepat, siku dilipat, kedua
tangan menggenggam lemas, agar gerakan langkah
kaki juga cepat dan kuat.
setelah ± 20 m dari garis start, langkah diperlebar
dan sikap badan dicondongkan ke depan tetap
dipertahankan serta ayunan lengan dan gerakan
langkah juga dipertahankan kecepatan serta
kekuatan bahkan harus ditingkatkan.
219
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
sampai garis finish membusungkan dada, tangan
ditarik ke belakang atau putar salah satu bahu ke
depan.
a. Pendalaman Materi
220
Hardiyanto
Hop
+ 8-10
221
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Go
+ 15-20
222
Hardiyanto
Gambar 4.13 Bentuk pembelajaran 3 lari jarak pendek
223
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Hit. 3
bola diletakkan pada garis tengah lapangan
basket /voli.
pelari berdiri/melakukan teknik start jongkok
pada garis start, menghadap arah bola.
setelah ada aba-aba ”ya” , lakukan lari cepat ke
arah bola dan mengambilnya.
pelari yang lebih awal menyentuh bola
dinyatakan menang.
untuk menanamkan nilai-nilai percaya diri,
keberanian, bersedia berbagi tempat dan
peralatan.
Aba-aba
“Ya”
Hit. 4
224
Hardiyanto
C. Aktivitas Atletik Melalui Lompat
225
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2. Pengorganisasian Kelas (Langkah-langkah Pembelajaran)
a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang
akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh siswa
menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi lompat jauh
yang akan dipelajari siswa, dan jika perlu berikan
peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan pemanasan
dengan panduan yang Saudara berikan!
b. Mempelajari Lembar Periksa Sendiri (Selfcheck Sheet)
1) Sediakan dan bagikan lembar periksa sendiri (selfcheck
sheet) secara perorangan.
2) Berikan kesempatan setiap siswa untuk mempelajari
lembar periksa sendiri (selfcheck sheet) yang Saudara
bagikan!
3) Berikan kesempatan setiap siswa untuk mencoba
lakukan berbagai gerak spesifik sesuai dengan gambar
dan keterangan yang telah dipelajari!
4) Jika diperlukan berikan contoh untuk memperjelas
gerak spesifik yang ada pada lembar periksa sendiri!
c. Melakukan Tugas Gerak dan Memeriksa Diri
1) Berikan kesempatan siswa melakukan gerak spesifik
lompat jauh pendek satu per satu secara berturutan.
2) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mulai
mempelajarai gerakan start, dilanjutkan dengan gerakan
melayang, dan kemudian mendarat. Setelah semua
selesai, perintahkan siswa untuk memadukan menjadi
satu kesatuan gerak yang utuh.
3) Berikan pengarahan agar siswa melakukan perbandingan
satu gerakan dengan kriteria gerak yang ada pada
226
Hardiyanto
lembar periksa sendiri atau yang Saudara contohkan.
4) Jika gerakan yang dilakukan belum sesuai dengan
kriteria gerak yang ada pada lembar periksa sendiri
atau contoh yang Saudara berikan, arahkan siswa
untuk memberi tanda contreng (V) pada kolom “ULANG”
agar siswa mengulangi gerakan tersebut sampai sesuai,
dan jika sudah arahkan siswa untuk memberikan tanda
contreng (V) pada kolom “OK” lalu melanjutkan ke
gerakan berikutnya.
5) Setelah siswa menyelesaikan seluruh gerak spesifik
tersebut, berikan kesempatan untuk melakukan
rangkaian gerakan lompat jauh (start, gerakanmelayang,
dan mendarat) secara berulang-ulang.
d. Menelaah Pengetahuan dan Mempraktikkan Gerak Spesifik
Sesuai dengan Lembar Periksa Sendiri (Selfcheck Sheet)
1) Berikan kesempatan agar siswa mendiskusikan
pengetahuan mengenai lintasan lompat jauh serta
perangkat lain yang diperlukan untuk melakukan
simulasi perlombaan! (Bahan Bacaan 1)
2) Berikan kesempatan agar siswa mendiskusikan cara
melakukan start lompat jauh, kemudian mempraktikkan
secara berulang-ulang! (Bahan Bacaan 2)
3) Berikan kesempatan agar siswa mendiskusikan cara
melakukan gerakan saat melayang diudara, kemudian
mempraktikkan secara berulang-ulang! (Bahan Bacaan
3)
4) Berikan kesempatan agar siswa mendiskusikan cara
melakukan mendarat, kemudian mempraktikkan secara
berulang-ulang! (Bahan Bacaan 4)
e. Menggunakan Gerak Spesifik lompat jauh ke Dalam
Perlombaan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk mencari regu
lompat jauh!
2) Berikan kesempatan kepada setiap regu untuk
melakukan perlombaan lompat jauh dengan menerapkan
peraturan yang Saudara tentukan!
3) Berikan kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
227
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
tidak menerapkan gerak spesifik dengan benar!
f. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung,
dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik dalam lompat
jauh!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
gerak spesifik dalam lompat jauh dengan cara yang
benar sesuai dengan bahan bacaan dan lembar periksa
sendiri.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan disiplin, percaya diri, penuh
tanggung jawab, dan bekerja sama dengan teman dalam
menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil belajar
keterampilannya, dan penilaian sikap diri selama proses
pembelajaran.
3. Metode Pembelajaran
228
Hardiyanto
dan menggunakan awalan.
2) Model peserta didik atau guru yang memperagakan
keterampilan gerak lompat jauh tanpa awalan
dan menggunakan awalan.
229
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
LEMBAR PERIKSA SENDIRI DAN KRITERIA GERAK
LOMPAT JAUH
Nama : ______________________
Kelas : ______________________
230
Hardiyanto
Gerakan Uraian Gerak Gambar
Gerakan • Berdiri disisi bak
Tanpa pasir dengan
menggunakan
Awalan tumpuan kaki kiri
(yang terkuat)
• Tekuk lutut kaki
kirimu, badan
sedikit condong ke
depan
• Kedua lengan ke
belakang dengan
siku sedikit ditekuk
• Dan bersiap-siap
untuk mengambil
ancang-ancang
untuk menolak.
OK UL OK UL OK UL
OK UL OK UL OK UL
231
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gerakan Ayunan lengan dan
saat kaki
Setelah kaki
Mendarat menyentuh bak
pasir, segera
condongkan badan
ke depan
Mendarat dengan
kedua kaki
Usahan
lengan sebagai
penyeimbang tidak
menyentuh tanah
dibelakang badan
OK UL OK UL OK UL
232
Hardiyanto
5. Materi Pembelajaran
a. Materi Pokok
1) Bahan bacaan 1: Pembelajaran teknik gerak
dasar melompat tanpa awalan
233
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Bahan Bacaan 2: Pembelajaran teknik gerak
dasar meloncat tanpa awalan
234
Hardiyanto
b. Pendalaman Materi
235
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Bahan Bacaan 2: Pembelajaran Gerak Spesifik
Lompat Jauh dengan Alat
236
Hardiyanto
D. Penilaian Pembelajaran
Keterangan:
Setiap unsur penilaian (posisi/langkah kaki, posisi badan dan
Skor: tangan, serta pandangan mata dilakukan dengan benar diberikan
skor 1 dan jika salah 0.
Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh siswa dibagi dengan
Skor Akhir:
skor maksimum dari seluruh unsur penilaian (9) dikalikan 100.
Hasil Perlombaan
No Nama Skor Akhir
Peringkat Konversi
1=100 4= 70
1. Roji
2= 90 5= 60
2. Heru 3= 80
237
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
mulai dari start hingga finish.
4) Ketika siswa berlomba, dilakukan pemberian skor
kemampuan siswa dalam menerapkan gerak spesifik
jalan cepat. Pemberian skor bisa dilakukan dengan
bantuan siswa lain yang tidak berlomba, dengan
memerhatikan kemampuan memahami instrumen
yang digunakan.
5) Hasil pemberian skor pada format 1 dijumlahkan dan
dibagi 9 kemudian dikalikan 100 dimasukkan ke dalam
kolom skor akhir (capaian/skor maksimum X 100).
6) Format 2 digunakan untuk mencatat peringkat hasil
simulasi perlombaan.
7) Peringkat hasil perlombaan dikonversi dengan skor
1=100, 2= 90, 3= 80, 4= 70, 5= 60.
8) Nilai keterampilan jalan cepat merupakan penjumlahan
dari skor akhir penerapan gerak dikalikan 80%,
ditambah dengan skor akhir dari konversi hasil
perlombaan dikalikan 20%.
238
Hardiyanto
b. Format Penilaian Simulasi Perlombaan Lari Jarak Pendek
Hasil Perlombaan
No Nama Skor Akhir
Peringkat Konversi
1. Roji 1=100 4= 70
2= 90 5= 60
2. Heru 3= 80
3. ... ... ...
240
Hardiyanto
4) Ketika siswa berlomba, dilakukan pemberian skor
kemampuan siswa dalam menerapkan gerak spesifik
lompat jauh. Pemberian skor bisa dilakukan dengan
bantuan siswa lain yang tidak berlomba, dengan
memerhatikan kemampuan memahami instrumen
yang digunakan.
5) Hasil pemberian skor pada format 1 dijumlahkan dan
dibagi 15 kemudian dikalikan 100 dimasukkan ke
dalam kolom skor akhir (capaian/skor maksimum X
100).
6) Format 2 digunakan untuk mencatat peringkat hasil
simulasi perlombaan.
7) Peringkat hasil perlombaan dikonversi dengan skor
1=100, 2= 90, 3= 80, 4= 70, 5= 60.
8) Nilai keterampilan lari jarak pendek merupakan
penjumlahan dari skor akhir penerapan gerak dikalikan
80%, ditambah dengan skor akhir dari konversi hasil
perlombaan dikalikan 20%.
241
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
b. Format Penilaian Simulasi Perlombaan Tolak Peluru
242
Hardiyanto
80%, ditambah dengan skor akhir dari konversi hasil
perlombaan dikalikan 20%.
B. Penilaian Sikap
244
Hardiyanto
prosedur serta dapat mempraktikan aktivitas kebugaran
jasmani sebagai materi pembelajaran Penjasorkes.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri
dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.
1. Format Remidial
245
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2. Format Pengayaan
246
Hardiyanto
Bab 5
Aktivitas Kebugaran
Jasmani
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan
faktual dengan cara mengamati faktual dalam bahasa (lisan/
[mendengar/ melihat/membaca] tulis/isyarat) yang jelas,
dan menanya berdasarkan rasa sistematis dan logis, dalam
ingin tahu tentang dirinya, karya yang estetis, dalam
makhluk ciptaan Tuhan dan gerakan yang mencerminkan
kegiatannya, dan benda-benda anak sehat, dan dalam
yang dijumpainya di rumah dan di tindakan yang mencerminkan
sekolah. perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Indikator Pencapaian Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi
3.3 Memahami prosedur latihan pen- 4.3 Mempraktikkan latihan pen-
ingkatan derajat kebugaran jasma- ingkatan derajat kebugaran
ni yang terkait dengan kesehatan. jasmani yang terkait dengan
3.3.1 Mengidentifikasikan berbagai kesehatan.
bentuk latihan kebugaran 4.3.1 Melakukan berbagai
jasmani: kekuatan otot, daya bentuk latihan kebuga-
tahan otot, daya tahan jan- ran jasmani kekuatan
tung dan kelentukan yang otot, daya tahan otot,
terkait dengan kesehatan. daya tahan jantung dan
3.3.2 Menjelaskan berbagai bentuk kelentukan yang terkait
latihan kebugaran jasmani dengan kesehatan.
kekuatan otot, daya tahan 4.3.2.Menggunakan berbagai
otot, daya tahan jantung dan bentuk latihan kebuga-
kelentukan yang terkait den- ran jasmani kekuatan
gan kesehatan. otot, daya tahan otot,
3.3.3 Menjelaskan cara melakukan daya tahan jantung dan
berbagai bentuk latihan ke- kelentukan yang ter-
bugaran jasmani kekuatan kait dengan kesehatan
otot, daya tahan otot, daya dalam bentuk sirkuit
tahan jantung dan kelentu- training.
kan yang terkait dengan kes-
ehatan.
247
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Kegiatan Pembelajaran
a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang
akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh siswa
menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi aktivitas
pengembangan kebugaran jasmani yang akan dipelajari
siswa, dan jika perlu berikan peragaan dengan
melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan pemanasan
dengan panduan yang Saudara berikan!
b. Menyimak Informasi dan Peragaan Materi Latihan
Kebugaran Jasmani Terkait dengan Kesehatan
1) Berikan informasi awal mengenai materi latihan
kebugaran jasmani terkait dengan kesehatan (physical
fitness related healt)!
2) Lakukanlah peragaan mengenai latihan kebugaran
jasmani terkait dengan kesehatan (physical fitness
related healt) berupa latihan kekuatan, daya tahan
otot, fleksibilitas, daya tahan jantung dan paru-paru,
komposisi tubuh!
3) Berikan kesempatan siswa untuk bertanya terkait
dengan materi yang akan dipelajari!
4) Berikan penjelasan yang memadai (jika perlu diserta
peragaan) atas pertanyaan yang diajukan oleh siswa!
c. Mencoba dan Melakukan Latihan Kebugaran Jasmani
Terkait dengan kesehatan (Physical Fitness Related healt)
1) Berikan kesempatan siswa untuk mencoba melakukan
setiap latihan kebugaran jasmani terkait dengan
kesehatan (physical fitness related healt)!
2) Atur giliran dan berikan aba-aba siswa untuk
melakukan setiap latihan kebugaran jasmani terkait
dengan kesehatan (physical fitness related healt)!
248
Hardiyanto
3) Berikan kesempatan siswa secara proporsional dalam
menggunakan peralatan secara bergantian dan
bertanggung jawab!
4) Berikan umpan balik kepada siswa yang melakukan
kesalahan secara langsung dan segera, serta berikan
penguatan bagi siswa yang telah menguasai materi
pembelajaran.
d. Menggunakan Berbagai Bentuk Permainan Sederhana
Untuk Latihan Kebugaran Jasmani Terkait Dengan
Kesehatan (Physical Fitness Related healt)
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk regu
dan melakukan permainan sederhana untuk melatih
kebugaran jasmani terkait dengan kesehatan (physical
fitness related healt) dengan peraturan yang Saudara
tentukan!
2) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak melakukan permainan dengan benar dan sungguh-
sungguh!
e. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung,
dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan latihan kebugaran jasmani
terkait dengan kesehatan (physical fitness related healt).
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
permainan sederhana dengan cara yang benar sesuai
dengan bahan bacaan, aturan, dan peragaan dari
gurumu untuk melatih kebugaran jasmani terkait
dengan kesehatan (physical fitness related healt).
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan percaya diri, disiplin, sungguh-
sungguh, dan bekerja samalah dalam menyelesaikan
seluruh tugas.
249
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
C. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Kooperatif.
3. Demonstrasi.
4. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
5. Penugasan yang dapat di padukan dengan gaya
mengajar Inclusive (cakupan).
1. Media:
a. Gambar berbagai bentuk latihan kebugaran
jasmani yang terkait dengan kesehatan.
b. Video pembelajaran berbagai bentuk latihan
kebugaran jasmani yang terkait dengan
kesehatan.
c. Model peserta didik atau guru yang memperagakan
berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang
terkait dengan kesehatan.
E. Materi Pembelajaran
251
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Komponen-komponen kebugaran jasmani adalah
faktor penentu derajat kondisi setiap individu.
Seseorang dikatakan bugar jika mampu melakukan
segala aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa
mengalami hambatan yang berarti, dan dapat
melakukan tugas berikutnya dengan segera.
252
Hardiyanto
Bentuk-bentuk latihan kekuatan otot secara
sederhana berikut ini.
253
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
1) Tidur terlungkup, kedua kaki rapat lurus
ke belakang, ujung kaki bertumpu pada
lantai.
2) Kedua telapak tangan di samping dada,
jari-jari tangan menunjuk ke depan dan
kedua siku ditekuk.
3) Angkat badan ke atas hingga kedua tangan
lurus, badan dan kaki merupakan garis
lurus.
4) Kemudian badan diturunkan kembali
dengan jalan membengkokkan kedua siku,
badan dan kedua kaki tetap lurus dan tidak
menyentuh lantai.
5) Lakukan Latihan ini berulang-ulang.
254
Hardiyanto
ke lantai, posisi kaki tetap masih menyentuh
pada lantai,
3) Agar kedua kaki tidak bergerak pergelangan
kaki bisa dipegang oleh teman.
4) Lakukan Latihan ini berulang-ulang
disesuaikan dengan irama hitungan.
255
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 5.4 Aktivitas latihan kekuatan
otot lengan
c) Pada waktu
melakukan
turun-naik, salah
satu kaki harus
menempel di atas
bangku atau di
lantai, tidak boleh
melakukan gerakan
melompat ke atas
atau ke bawah.
d) Latihan ini
dilakukan berulang-
ulang selama
3 menit terus-
Gambar 5.5 Aktivitas latihan kekuatan otot tungkai
menerus tanpa
berhenti.
256
Hardiyanto
3. Bahan bacaan 3: Aktivitas Latihan Daya Tahan
Otot
Gambar 5.6 Aktivitas latihan daya tahan otot lengan dan bahu
257
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Aktivitas Latihan Daya Tahan Otot Tungkai
Gambar 5.7 Aktivitas latihan daya tahan otot tungkai (squat jump)
258
Hardiyanto
a) Naik ke atas bangku yang telah disiapkan. Pegang
palang tunggal dengan telapak tangan menghadap ke
depan.
b) Jarak kedua tangan yang memegang palang tunggal
adalah selebar bahu.
c) Singkirkan bangku agar yang memegang palang
tunggal bergantung. Tangan dalam posisi lurus.
d) Setelah ada aba-aba “Mulai” angkat badan hingga
dagu melewati palang tunggal (kepala tidak boleh
ditengadahkan).
e) Selanjutnya turunkan badan hingga kedua tangan
betul-betul lurus dan badan tetap bergantung.
f) Lakukan latihan ini secara berulang-ulang.
Gambar 5.8 Aktivitas latihan daya tahan otot lengan (naik palang tunggal)
259
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
peningkatan ergosistem primer (sistem saraf-otot dan
tulang kerangka).
260
Hardiyanto
Sirkuit harus disusun untuk otot-otot secara
bergantian.
Keperluan latihan perlu diatur secara teliti
dengan memperhatikan waktu atau jumlah
ulangan yang dilakukan.
Meningkatkan unsur-unsur latihan, waktu
utuk melakukan sirkuit dapat dikurangi tanpa
mengubah jumlah ulangan atau beban, atau
menambah beban atau jumlah ulangan.
Karena satu set terdiri dari pos-pos, maka
disusun latihan yang penting, beberapa atlet
diikutsertakan secara simultan.
Interval istirahat diantara sirkuit kira-kira
dua menit tetapi dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan atlet. Metode denyut nadi dapat
digunakan untuk menghitung interval istirahat.
Jika jumlah nadi di bawah 120 kali, sirkuit
lanjutan dapat dimulai.
Latihan beban (weight training)
261
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
• Pos 6: melakukan step-up on to chair/naik
turun tangga (30 detik)
Pos 1 Pos 2
Pos 6 Pos 3
Pos 5 Pos 4
Gambar 5.9 Bentuk latihan sirkuit
262
Hardiyanto
1. jumping jacks 2. wall sit 3. push up 4. Abdomal
crunch
9. High knees 10. Lunge 10. Push-up and 12. Side plank
running in place rotation
263
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
mantulkan atau menggerak-gerakan anggota tubuh.
a. Manfaat Latihan Kelenturan
Kelenturan adalah keleluasaan atau kemudahan
gerakan, terutama pada otot-otot persendian.
Latihan kelentukan atau fleksibilitas bertujuan
agar otot-otot pada sendi tidak kaku dan dapat
bergerak dengan leluasa, tanpa ada gangguan
yang berarti. Bentuk gerakan pada latihan
kelentukan, tentunya harus disesuaikan dengan
sifat dan bentuk dari gerak persendian tersebut.
b. Bentuk-Bentuk Latihan Kelenturan
Latihan kelenturan adalah senam ketangkasan
dasar-dasar yang didahului dengan latihan
pemanasan (warming-up). Bentuk-bentuk latihan
kelenturan ada dua bentuk, yaitu: peregangan
dinamis dan peregangan statis. Bentuk-bentuk
latihan kelenturan berikut ini.
1) Aktivitas Latihan Peregangan Dinamis
Bentuk-bentuk latihan peregangan dinamis
berikut ini.
(1) Latihan kelenturan otot lengan dan bahu
(2) Latihan kelenturan otot leher
(3) Latihan kelenturan otot pinggang
(4) Latihan kelenturan otot tungkai
Gambar 5.11 Bentuk-bentuk aktivitas latihan peregangan dinamis untuk meningkatkan kelenturan
264
Hardiyanto
2) Aktivitas Latihan Peregangan Statis
Bentuk-bentuk latihan peregangan statis berikut
ini.
a. Latihan kelenturan
otot fleksi siku
b. Latihan kelenturan
otot bahu
c. Latihan kelenturan
1
otot leher 2
1 2
1 2
265
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
d. Latihan kelenturan
otot pinggang
e. Latihan kelenturan
tungkai dan
punggung
Gambar 5.12 Bentuk-bentuk aktivitas latihan peregangan statis untuk meningkatkan kelenturan
266
Hardiyanto
F. Penilaian Pembelajaran
3. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis
267
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................
1. Fakta
a. Apa yang diamksud dengan latihan kekuatan.
b. Apa yang diamksud dengan latihan kelenturan.
c. Apa yang diamksud dengan latihan daya tahan
jantung dan paru-paru.
2. Konsep
a. Jelaskan macam-macam bentuk latihan untuk
meningkatkan kekuatan.
b. Jelaskan macam-macam bentuk latihan untuk
meningkatkan kelenturan.
c. Jelaskan macam-macam bentuk latihan untuk
meningkatkan daya tahan jantung dan paru-
paru.
3. Prosedur
a. Jelaskan cara melakukan macam-macam
bentuk latihan untuk meningkatkan kekuatan.
b. Jelaskan cara melakukan macam-macam
bentuk latihan untuk meningkatkan
kelenturan.
c. Jelaskan cara melakukan macam-macam
bentuk latihan untuk meningkatkan daya
tahan jantung dan paru-paru.
c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang
lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan
lengkap
268
Hardiyanto
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi
kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak
benar dan kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan
yang benar dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang
lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang
lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar
dan kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang
benar dan tidak lengkap.
2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24
4. Penilaian Keterampilan
269
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
jasmani yang dilakukan berpasangan,
berkelompok dalam bentuk sirkuit training.
Nama : ......................................
Kelas : ......................................
Petugas Pengamatan : ......................................
a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah
disediakan, setiap siswa menunjukkan atau
menampilkan keterampilan gerak yang
diharapkan.
Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan
gerakan
2. Sikap pelaksanaan
melakukan gerakan
3. Sikap akhir melakukan
gerakan
Skor Maksimal (9)
3) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Sikap awal
Skor Baik jika:
(a) sikap baring terlentang
(b) kedua lutut ditekuk dan dirapatkan
(c) kedua tangan menopang leher bagian
belakang
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria
270
Hardiyanto
yang dilakukan secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria
yang dilakukan secara benar.
(2) Sikap pelaksanaan
Skor Baik jika:
(a) angkat badan ke atas sampai mencium
lutut
(b) kemudian turunkan lagi badan
sampai posisi berbaring
(c) kedua tangan tetap memegang leher
(d) pandangan mata tetap ke atas
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang
dilakukan secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua
kriteria yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir
Skor Baik jika:
(a) posisi badan tidur terlentang dan
tetap rileks
(b) kedua tangan tetap memegang leher
bagian belakang
(c) kedua tungkai diluruskan dan dibuka
selebar bahu
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang
dilakukan secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang
dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9
X 100
Rentang nilai keterampilan:
271
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Penilaian hasil/produk latihan kekuatan,
kelenturan, keseimbangan, kelincahan, dan
daya tahan yang dilakukan siswa selama 30
detik setiap butir tes dengan cara:
(1) Mula-mula siswa tidur terlentang dengan
kedua tangan menempel pada leher.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-
aba “mulai” siswa mulai melakukan latihan
kekuatan, kelenturan, keseimbangan,
kelincahan, dan daya tahan yang dilakukan
selama 30 detik per butir tes.
(3) Petugas menghitung ulangan yang dapat
dilakukan oleh siswa.
(4) Jumlah ulangan yang dilakukan dengan
benar memenuhi persyaratan dihitung
untuk diberikan skor.
Gantung/
Baring Loncat Lari Predikat Klasifikasi
Lari 60 m Angkat
duduk tegak 1.200 m Nilai Nilai
tubuh
…… ≥ 7.2 …… ≥ 19 …… ≥ 41 …… ≥ 73 …… ≥ 86 - 100 Sangat Baik
dtk kali kali 3.14 mnt
7.3 – 8.3 14 – 18 kali 30 – 40 60 – 72 3.15 – 71 - 85 Baik
dtk kali 4.25 mnt
8.4 – 9.6 9 – 13 kali 21 – 29 50 – 59 4.26 – 56 - 70 Cukup
dtk kali 5.12 mnt
....... ≤ ....... ≤ 8 ....... ≤ 20 ....... ≤ 49 ....... ....... ≤ 55 Kurang
11.0 dtk kali kali ≤ 5.13
mnt
272
Hardiyanto
Penilaian produk/prestasi tes kebugaran jasmani siswa Puteri
SMALB
273
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
siswa.
1. Format Remidial
2. Format Pengayaan
274
Hardiyanto
Bab 6
Aktivitas
Gerak Berirama
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan faktual
faktual dengan cara mengamati dalam bahasa (lisan/tulis/isyarat)
[mendengar/ melihat/membaca] yang jelas, sistematis dan logis,
dan menanya berdasarkan rasa dalam karya yang estetis, dalam
ingin tahu tentang dirinya, gerakan yang mencerminkan
makhluk ciptaan Tuhan dan anak sehat, dan dalam tindakan
kegiatannya, dan benda-benda yang mencerminkan perilaku
yang dijumpainya di rumah dan anak beriman dan berakhlak
di sekolah. mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan
dan Indikator Pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi
3.4 Memahami prosedur variasi 4.4 Mempraktikkan variasi dan
dan kombinasi gerak berbentuk kombinasi gerak berbentuk
rangkaian langkah dan ayunan rangkaian langkah dan ayunan
lengan mengikuti irama lengan mengikuti irama
(ketukan) tanpa/dengan musik (ketukan) tanpa/dengan musik
dalam aktivitas gerak berirama. dalam aktivitas gerak berirama.
3.4.1 Menjelaskan gerakan 4.4.1 Melakukan gerakan
langkah kaki aktivitas langkah kaki aktivitas
gerak berirama. gerak berirama.
3.4.2 Menjelaskan gerakan 4.4.2 Melakukan gerakan
ayunan lengan aktivitas ayunan lengan aktivitas
gerak berirama. gerak berirama.
3.4.3 Menjelaskan variasi 4.4.3 Melakukan variasi dan
dan kombinasi langkah kombinasi langkah kaki
kaki dan ayunan lengan dan ayunan lengan
aktivitas gerak berirama. aktivitas gerak berirama.
275
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
276
Hardiyanto
b. Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan
cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau
mengajukan permasalahan.
c. Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut melaui kegiatan ekplorasi gerak secara
individual, berpasangan, atau berkelompok dengan
menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin, sehingga
ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai
dengan kebutuhan setiap siswa.
d. Menemukan hubungan aktivitas gerak berirama
dengan kesehatan.
e. Membagi siswa ke dalam kelompok sesuai dengan
materi:
• Kelompok 1: memperagakan berbagai gerakan
lengan
• Kelompok 2: memperagakan berbagai gerakan
berjalan
• Kelompok 3: memperagakan berbagai gerakan
melangkah
• Kelompok 4: memperagakan berbagai gerkan berlari
• Masing-masing kelompok buat gerakan berbagai
aktivitas gerak berirama secara beregu dengan
menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, sungguh-
sungguh, dan kerja sama.
f. Selama proses pembelajaran, perilaku siswa
harus diamati dan berikan perbaikan terhadap
penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang
santun.
g. Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke
yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit serta
dari yang ringan ke yang berat.
h. Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi
277
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang
dilakukan oleh siswa, di samping itu juga amati
perkembangan perilaku siswa.
i. Berikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
menampilkan hasil kerjanya.
j. Dalam mengajarkan materi aktivitas gerak berirama
guru dapat memodifikasi alat dan lapangan
pembelajaran.
3. Kegiatan Penutup
278
Hardiyanto
pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan materi
aktivitas yang telah dipelajari.
f. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya
seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman.
C. Metode Pembelajaran
1. Media:
a. Gambar gerakan langkah kaki dan ayunan
lengan aktivitas gerak berirama.
b. Video pembelajaran gerakan langkah kaki dan
ayunan lengan aktivitas gerak berirama.
c. Model siswa atau guru yang memperagakan
gerakan langkah kaki dan ayunan lengan
aktivitas gerak berirama.
279
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
E. Materi Pembelajaran
280
Hardiyanto
2. Bahan Bacaan 2: Aktivitas Pembelajaran Gerakan
Langkah Kaki Aktivitas Gerak Berirama
281
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
1) berdiri dengan sikap tegak rileks.
2) langkahkan kaki kanan di depan kaki kiri.
3) kemudian, melangkahkan kaki kiri di depan
kaki kanan.
4) lanjutkan kedua kaki rapat.
282
Hardiyanto
d. Aktivitas Pembelajaran Langkah Depan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan langkah depan aktivitas gerak berirama
berikut ini.
1) berdiri dengan sikap anjur kiri.
2) hitungan 1: silangkan kaki kiri di muka kaki
kanan.
3) hitungan 2: kaki kiri menyusul dan bersama-
sama kaki kanan menyusul lagi (satu hep
dua).
4) selanjutnya, langkahkan kaki kiri, disusul
kanan, kemudian diikuti langkah kiri.
283
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
4) langkah silang ini dilakukan dengan irama
2/4.
284
Hardiyanto
Gambar 6.6 Cara melakukan gerakan ayunan lengan satu lengan ke depan senam
ritmik
Gambar 6.7 Cara melakukan gerakan ayunan lengan satu lengan ke samping
285
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
c. Aktivitas pembelajaran gerakan ayunan
satu lengan ke samping bersamaan dengan
memindahkan berat badan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan ayunan satu lengan ke samping bersamaan
dengan memindahkan berat badan aktivitas gerak
berirama berikut ini.
1) sikap permulaan berdiri tegak, ayunkan kedua
lengan ke samping kanan
2) hitungan 1: ayunkan lengan kiri ke kiri.
3) hitungan 2: ayunkan lengan kanan ke kiri
bersamaan dengan memindahkan berat badan
ke kiri dan kedua lutut mengeper.
4) hitungan 3: ayunkan lengan kanan kembali ke
kanan.
5) hitungan 4: ayunkan lengan kiri ke kanan
bersamaan memindahkan berat badan ke
kanan, kedua lutut mengeper.
Gambar 6.8 Cara melakukan gerakan ayunan lengan satu lengan ke samping bersamaan
dengan memindahkan berat badan
Gambar 6.9 Cara melakukan gerakan ayunan dua lengan ke depan belakang
287
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
belakang badan.
5) hitungan 4: ayunkan kedua lengan kembali.
6) hitungan 5,6,7,8, diulang gerakan hitungan
1,2,3, dan 4.
Gambar 6.10 Cara melakukan gerakan ayunan dua lengan silang depan di muka badan
288
Hardiyanto
gerakan variasi langkah kaki dan ayunan
lengan senam ritmik, siswa diharapkan dapat
menunjukkan nilai-nilai sikap seperti: sportifitas,
kerja sama, tanggung jawab, dan disiplin.
289
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 6.11 Cara melakukan variasi langkah kaki
ke depan dan gerakan tangan ke atas
290
Hardiyanto
Gambar 6.12 Cara melakukan variasi langkah kaki ke samping dengan gerakan tangan memutar
291
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
e) pandangan selalu mengikuti ayunan
lengan.
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.
Gambar 6.13 Pembelajaran gerakan ayunan satu lengan ke belakang dan ke depan
1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri, dan
kedua lengan lurus ke depan.
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : kedua lengan diayunkan ke
belakang samping kiri.
b) hitungan 2 : kedua lengan diayunkan
kembali ke depan..
c) hitungan 3 : kedua lengan diayunkan ke
belakang samping kanan.
d) hitungan 4 : kedua lengan diayunkan
kembali ke depan.
292
Hardiyanto
e) pandangan selalu mengikuti ayunan
lengan.
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.
Gambar 6.14 Pembelajaran gerakan ayunan dua lengan ke belakang dan ke depan
293
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 6.15 Gerakan ayunan lengan silang dan rentang di muka badan
1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri, dan
kedua lengan lurus ke depan.
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : kedua lengan diayunkan ke
kanan melingkar ke dalam satu lingkaran
di atas kepala.
b) hitungan 2 : berdiri tegak, langkahkan
kaki kanan dan kedua lengan lurus ke
depan.
c) hitungan 3 : kedua lengan diayunkan ke
kiri melingkar ke dalam satu lingkaran di
atas kepala.
d) hitungan 4 : berdiri tegak, langkahkan
kaki kiri dan kedua lengan lurus ke
294
Hardiyanto
depan.
e) pandangan mengikuti gerakan lengan.
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.
295
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
kanan (sikap semula)
e) setiap ayunan diikuti dorongan panggul.
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.
Gambar 6.17 Gerakan ayunan satu lengan horizontal ke kiri dan ke kanan
1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri, dan
kedua lengan lurus ke depan
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : kedua lengan diluruskan di
depan dada.
b) hitungan 2 : kedua lengan ditarik di depan
dada.
c) hitungan 3 : kedua lengan didorong ke
depan (sikap semula)
d) setiap ayunan diikuti dorongan panggul.
296
Hardiyanto
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.
Gambar 6.18 Gerakan ayunan kedua lengan ditarik ke dada dan didorong ke depan
1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri ke
samping kiri dan kedua lengan lurus ke
samping kanan.
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : kedua lengan diayunkan ke
kiri.
b) hitungan 2 : kedua lengan diayunkan ke
kanan.
c) hitungan 3 : kedua lengan diayun melingkar
satu lingkaran ke kiri di atas kepala.
d) hitungan 4 : kedua lengan lurus ke
samping kiri.
e) setiap gerakan ini diulang, ayunan lengan
dari samping kiri
297
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.
1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri ke
samping kiri dan kedua tangan direntangkan.
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : tangan kanan diayun
menyentuh ujung kaki kiri dan badan
membungkuk.
b) hitungan 2 : tangan kembali diayun ke
sikap semula.
c) gerakan dilakukan bergantian dengan
tangan kiri.
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.
298
Hardiyanto
Gambar 6.20 Gerakan ayunan satu lengan ke kaki kanan dan kiri bergantian
299
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
aktivitas gerak berirama yang telah dipelajari
dalam buku catatannya.
F. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Keterampilan
300
Hardiyanto
Penerapan Gerak dalam Rangkaian
Ayunan/
Langkah/ Kelancaran
No Nama Gerak Musikalitas Skor Akhir
Gerak Kaki Gerak
Lengan
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1.Roji
2.Heri
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Skor 3: Jika dilakukan dengan sangat baik
Skor 2: Jika dilakukan dengan baik
Skor 1: Jika dilakukan dengan kurang baik
Skor Akhir: Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh
siswa dibagi dengan skor maksimum dari seluruh
unsur penilaian (12) dikalikan 100.
301
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
• Hasil pemberian skor pada format 1
dijumlahkan dan dibagi 9 kemudian dikalikan
100 dimasukkan ke dalam kolom skor akhir
(capaian/skor maksimum X 100).
302
Hardiyanto
2. Penilaian Sikap
1) Format Penilaian
Aspek Sikap yang Dikembangkan
Percaya Sungguh- Kerja
No Nama Disiplin Nilai
Diri sungguh Sama
BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ
1.Roji Secara umum
sikap telah
berkembang
dan terlihat
jelas
ditunjukkan
oleh Roji, perlu
pengembangan
lebih lanjut
pada aspek
(disiplin/
percaya diri/
sungguh-
sungguh/ kerja
sama*)
2.Heri Sda
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Sda
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
PP : Perlu Pengembangan
TJ : Terlihat Jelas
Nilai : Kesimpulan secara umum dari aspek sikap yang
dikembangkan
303
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Indikator aspek sikap yang dikembangkan:
Disiplin : hadir tepat waktu, mengikuti
seluruh proses sesuai petunjuk,
selesai tepat waktu
Percaya diri : berani mengajukan pendapat,
berani mencoba, berani tampil di
depan kelas
Sungguh-sungguh : mengerjakan tugas sampai
berhasil, tidak menggangu teman,
tidak bercanda berlebihan
Kerja sama : membantu kesiapan kelas,
membantu teman yang mendapat
kesulitan, mengerjakan tugas
sesuai perannya di dalam
kelompok, kelas, dan pasangannya
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa
sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi
siswa.
305
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
H. Instrumen Remidial dan Pengayaan
Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian
pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai
yang dicapai tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar
Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap
tiga siswa.
1. Format Remidial
Target KBM/ Bentuk Nilai
No Siswa KI Aspek Materi Indikator Keterangan
KD KKM Remidial Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:
2. Format Pengayaan
306
Hardiyanto
Bab 7
Aktivitas Air
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3.
Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan
dengan cara mengamati [mendengar/ faktual dalam bahasa (lisan/
melihat/membaca] dan menanya tulis/isyarat) yang jelas,
berdasarkan rasa ingin tahu tentang sistematis dan logis, dalam
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan karya yang estetis, dalam
kegiatannya, dan benda-benda yang gerakan yang mencerminkan
dijumpainya di rumah dan di sekolah. anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Indikator Pencapaian Kompetensi dan Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.5b Memahami prosedur gerak spesifik 4.5 Mempraktikkan gerak
salah satu gaya renang dengan spesifik salah satu gaya
koordinasi yang baik **). renang dengan koordinasi
3.5.1 Mempraktikkan gerak yang baik **).
spesifik salah satu gaya 4.5.1 Melakukan gerakan
renang dengan koordinasi kaki, gerakan lengan,
yang baik **). mengambil napas, dan
3.5.2 Menjelaskan gerakan kaki, koordinasi gerakan
gerakan lengan, mengambil renang gaya bebas.
napas, dan koordinasi 4.5.2Menggunakan gerakan
gerakan renang gaya bebas. gerakan kaki, gerakan
3.5.3 Menjelaskan cara melakukan lengan, mengambil
gerakan kaki, gerakan napas, dan koordinasi
lengan, mengambil napas, gerakan renang gaya
dan koordinasi gerakan bebas dalam bentuk
renang gaya bebas perlombaan.
307
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Langkah-langkah Pembelajaran
a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan
pembelajaran yang akan Saudara lakukan, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa,
dan pastikan seluruh siswa menyimak dengan
baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi gerak
spesifik renang yang akan dipelajari siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara
berikan!
b. Menyimak Informasi dan Peragaan Materi Tentang
Gerak Spesifik Renang
1) Berikan informasi awal mengenai materi gerak
spesifik reang gaya bebas!
2) Lakukanlah peragaan mengenai gerak spesifik
renang gaya bebas (gerak meluncur, gerakan
kaki, gerakan lengan, gerakan mengambil napas,
dan koordinasi gerakan)!
3) Berikan kesempatan siswa untuk bertanya
terkait dengan materi yang akan dipelajari!
4) Berikan penjelasan yang memadai (jika perlu
diserta peragaan) atas pertanyaan yang diajukan
oleh siswa!
c. Mencoba dan Melakukan Gerak Spesifik Renang (gaya
bebas)
1) Berikan kesempatan siswa untuk mencoba
melakukan setiap tahapan yang dipelajari (gerak
meluncur, gerakan kaki, gerakan lengan, gerakan
mengambil napas, dan koordinasi gerakan)!
308
Hardiyanto
2) Atur giliran dan berikan aba-aba siswa untuk
melakukan geraka spesifik renang gaya bebas!
3) Berikan kesempatan siswa secara proporsional
dalam menggunakan peralatan secara bergantian
dan bertanggung jawab!
4) Berikan umpan balik kepada siswa yang
melakukan kesalahan secara langsung dan
segera, serta berikan penguatan bagi siswa yang
telah menguasai materi pembelajaran.
d. Menggunakan Berbagai Bentuk Permainan Sederhana
Untuk Materi Gerak Spesifik Renang Gaya Bebas
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk
kelompok dan melakukan permainan sederhana
untuk melatih renang gaya bebas dengan
peraturan yang Saudara tentukan!
2) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa
untuk memberikan saran perbaikan kepada
temannya jika tidak melakukan permainan
dengan benar dan sungguh-sungguh!
e. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis
untuk mengetahui bahwa siswa telah dapat
menjelaskan berbagai cara melakukan gerak
spesifik renang gaya bebas (gerak meluncur,
gerakan kaki, gerakan lengan, gerakan
mengambil napas, dan koordinasi gerakan).
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan
dan lakukan pengamatan terhadap setiap siswa
dalam melakukan permainan sederhana dengan
cara yang benar sesuai dengan bahan bacaan,
aturan, dan peragaan dari gurumu untuk melatih
renang gaya bebas (gerak meluncur, gerakan
kaki, gerakan lengan, gerakan mengambil napas,
dan koordinasi gerakan).
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
309
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan seluruh kegiatan dengan percaya
diri, disiplin, sungguh-sungguh, dan bekerja
samalah dalam menyelesaikan seluruh tugas.
C. Metode Pembelajaran
1. Media:
a. Gambar gerakan kaki, gerakan lengan, mengambil
napas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas.
b. Video pembelajaran gerakan kaki, gerakan lengan,
mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang
gaya bebas.
c. Model siswa atau guru yang memperagakan
gerakan kaki, gerakan lengan, mengambil napas,
dan koordinasi gerakan renang gaya bebas.
2. Alat dan Bahan:
a. Kolam renang
b. Pelampung renang
c. Kaca mata renang
d. Peluit dan Stopwatch
310
Hardiyanto
E. Materi Pembelajaran
1. Materi Pokok
a. Bentuk-bentuk Pengenalan Air dalam permaian
1) Menjala Ikan
• Ajaklah seluruh siswa untuk berdiri di kolam
yang dangkal
• Buatlah satu jala ikan (2 orang), bergandengan
tangan memanjang.
• Pada aba-abab dimulai, jala tersebut berusaha
menangkap ikan (teman) yang berenang
• Ikan yang tertangkap akan menjadi
perpanjangan jala.
• Bila jala sudah menjadi enam anak, maka jala
harus dipecah menjadi dua jala.
• Bila permaian sudah berjalan lima menit,
permainan dihentikan sementara untuk
menghitung mata jala yang terbentuk.
(permainan disesuaikan dengan waktu yang
tersedia)
3) Mengapung di air
• Posisi berdiri berendam di air sebatas pinggang
• Setelah ada aba-aba gurumu, posisi terlengkup
dengan merentangkan kedua tangan dan satu
kaki (tahan nafasmu)
• Lalu setelah posisi seimbang kaki yang satu
diangkat (buang udara melalui hidung sedikit-
sedikit sesuai dengan kemampuanmu)
• Lakukan berulang-ulang
312
Hardiyanto
Gambar 7.3. Mengapung di air
313
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2. Pendalaman Materi
a) Bahan bacaan 1: Gerak Spesifik Kaki Renang Gaya
Bebas
Amati peragaan cara melakukan gerakan kaki
renang gaya bebas sebagai berikut :
314
Hardiyanto
(3) badan dibungkukkan ke depan bersamaan
dengan kedua tangan diluruskan ke depan
315
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
ke dalam air
(4) putar leher ke kiri dan ke kanan secara
bergantian
(5) pada saat leger diputar dan mulut berada
di atas permukaan air, hiruplah udara
sebanyaknya melalui mulut dan putar kembali
(6) pada saat mulut berada di dalam air, tiupkan
udara dari mulut hingga habis
316
Hardiyanto
gambar 7.8 Pembelajaran teknik gerakan meluncur
317
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
f) Bahan Bacaan 6: Pembelajaran gerakan dasar lengan
319
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
bentuk- bentuk latihan lainnya.
• berjalan-jalan di dasar kolam dengan
kedalaman yang cocok merupakan kesenangan
yang menarik.
320
Hardiyanto
Gambar 7.12 hal yang harus dihindari ketika di dalam kolam reang
321
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
F. Penilaian Pembelajaran
Keterangan:
Skor : Setiap unsur penilaian (posisi/gerakan kaki, posisi/gerakan badan
dan tangan, serta pandangan mata dilakukan dengan benar diberikan
skor 1 dan jika salah 0.
Skor Akhir : Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh siswa dibagi dengan
skor maksimum dari seluruh unsur penilaian (9) dikalikan 100.
Hasil Perlombaan
No Nama Skor Akhir
Peringkat Konversi
1. Roji 1=100 4= 70
2= 90 5= 60
2. Heru
3= 80
3. ... ... ...
322
Hardiyanto
dengan menempuh jarak 20 meter (bisa disesuaikan).
2) Guru membentuk rombongan (masing-masing 5 orang)
dengan memiliki kemampuan yang seimbang untuk
melakukan perlombaan renang gaya bebas.
3) Siswa diberikan kesempatan berlomba di kelompoknya
mulai dari start , gerakan renang gaya bebas, hingga
finish.
4) Ketika siswa berlomba, dilakukan pemberian skor
kemampuan siswa dalam menerapkan gerak spesifik
renang gaya bebas. Pemberian skor bisa dilakukan
dengan bantuan siswa lain yang tidak berlomba, dengan
memerhatikan kemampuan memahami instrumen
yang digunakan.
5) Hasil pemberian skor pada format 1 dijumlahkan dan
dibagi 9 kemudian dikalikan 100 dimasukkan ke dalam
kolom skor akhir (capaian/skor maksimum X 100).
6) Format 2 digunakan untuk mencatat peringkat hasil
simulasi perlombaan.
7) Peringkat hasil perlombaan dikonversi dengan skor
1=100, 2= 90, 3= 80, 4= 70, 5= 60.
8) Nilai keterampilan jalan cepat merupakan penjumlahan
dari skor akhir penerapan variasi gerak dikalikan
80%, ditambah dengan skor akhir dari konversi hasil
perlombaan dikalikan 20%.
323
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Penilaian Sikap
324
Hardiyanto
b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:
1) Penilaian aspek sikap dilakukan tidak hanya
untuk dijadikan sebagai bahan laporan akhir hasil
pembelajaran, melainkan sebagai salah satu upaya
pengembangan sikap untuk mendukung keberhasilan
pembelajaran dan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Penilaian dilakukan dengan melihat perilaku siswa
selama mengikuti pembelajaran serta dengan
memperhatikan indikator aspek sikap yang
dikembangkan.
3) Penilaian dilakukan dengan cara memberi tanda
contreng (V) pada aspek sikap yang dikembangkan dan
tahap perkembangan sikap yang ditunjukkan siswa.
4) Nilai sikap merupakan hasil kesimpulan secara umum
dari keseluruhan aspek sikap yang dikembangkan
(contoh: Secara umum sikap telah berkembang dan
terlihat jelas ditunjukkan oleh Roji). Jika ada aspek
yang perlu dikembangkan lebih lanjut, dituliskan pada
lanjutan kalimat simpulan (contoh: Secara umum
sikap telah berkembang dan terlihat jelas ditunjukkan
oleh Roji, perlu pengembangan lebih lanjut pada aspek
(disiplin/ percaya diri/ berani/ kerja sama*)). *pilih
salah satu atau lebih sesuai dengan kondisi Roji yang
sesungguhnya.
325
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
prosedur serta dapat mempraktikan aktivitas air sebagai
materi pembelajaran Penjasorkes.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa
sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi
siswa.
1. Format Remidial
Target Nilai
KBM/ Bentuk
No Siswa KI Aspek Materi Indikator Ket.
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:
326
Hardiyanto
2. Format Pengayaan
327
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
328
Hardiyanto
Bab 8
Pergaulan Sehat
bagi Remaja
1. Pendahuluan
a. Berikanlah penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari, dan pastikan siswa menyimak
dengan baik!
b. Berikanlah penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan Saudara lakukan!
c. Berikanlah informasi awal mengenai materi pencegahan
terhadap bahaya pergaulan bebas yang akan disajikan!
2. Menyimak informasi materi tentang pergaulan sehat
remaja
a. Sajikanlah informasi lanjutan mengenai materi
pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas yang di
pelajari!
b. Berikan kesempatan agar siswa bertanya terkait dengan
materi yang akan dipelajari!
3. Membagi diri ke dalam tiga kelompok sesuai dengan materi.
a. Pandulah siswa untuk membagi diri menjadi tiga
kelompok, sesuai dengan materi yang akan dipelajari:
• Kelompok 1: Pengertian pergaulan sehat bagi remaja
(Bahan Bacaan 1)
• Kelompok 2: Pengertian pergaulan tidak sehat bagi
remaja (Bahan Bacaan 2)
• Kelompok 3: Langkah-langkah pencegahan terhadap
bahaya pergaulan tidak sehat bagi remaja (Bahan
Bacaan 3)
b. Mintalah siswa secara sungguh-sungguh mendiskusikan
materi sesuai dengan nama kelompok, misalnya
kelompok 1 hanya mempelajari pengertian bahaya
pergaulan bebas, sehingga benar-benar telah menguasai
materi pengertian bahaya pergaulan bebas.
330
Hardiyanto
c. Berikan alokasi waktu dalam mempelajari materi
ditentukan yang didiskusikan!
4. Berdiskusi di dalam kelompok dan menulis di kertas plano
a. Berikan kesempatan siswa untuk berdiskusi di dalam
kelompok dengan sungguh-sungguh sesuai materi yang
menjadi nama kelompoknya!
b. Berikan kesempatan siswa untuk menuliskan hasil
diskusi di kertas plano yang Saudara sediakan!
c. Berikan kesempatan siswa untuk menempelkan kertas
plano tersebut agar bisa dibaca oleh anggota kelompok
lain!
5. Kunjungan ke kelompok lain
a. Tujuan kunjungan ini adalah untuk mempelajari materi
yang kelompok lain kuasai dan dituliskan di kertas
plano.
b. Perintahkan setiap kelompok untuk meninggalkan satu
orang anggotanya untuk menjaga “pos” dan bertugas
menjelaskan materi yang dipelajari di kelompok.
Misalnya, Si Roni dari kelompok 1 bertugas menjelaskan
pengertian pengertian pergaluan sehat bagi remaja
kepada anggota dari kelompok 2, dan 3. Si Irma dari
kelompok 2 bertugas pergaulan tidak sehat bagi remaja,
kepada anggota dari kelompok 1, dan 3, demikian
selanjutnya!
c. Berikan kesempatan setiap kelompok untuk menuliskan
“pertanyaan” terhadap hasil yang dipelajari dari kertas
plano tersebut (paling sedikit satu pertanyaan setiap
kelompok/tiga pertanyaan)!
6. Mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh kelompok lain
yang membahas
a. Berikan kesempatan setiap kelompok untuk
mengajukan pertanyaan yang telah ditulis kepada
kelompok pembahas!
b. Berikan kesempatan setiap kelompok untuk menjawab
pertanyaan dari kelompok lain jika pertanyaan tersebut
diajukan terhadap kelompok penanya!
331
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
c. Berikan kesempatan setiap kelompok untuk meninta
penjelasan tambahan dari pembahas jika kurang jelas,
dan pastikan tidak saling berbantah.
7. Menyusun simpulan akhir
a. Berikan kesempatan setiap kelompok untuk menuliskan
simpulan akhir terhadap seluruh hasil akhir dan materi
pembelajaran!
b. Berikan kesempatan setiap kelompok untuk
menyampaikan simpulan akhir terhadap seluruh hasil
akhir dan materi pembelajaran di depan kelas dilandasi
nilai-nilai disiplin, percaya diri, tanggung jawab, dan
kerja sama.
8. Penilaian pembelajaran
a. Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung,
dan lakukan penilaian proses!
b. Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai materi pencegahan terhadap bahaya pergaulan
bebas!
c. Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
diskusi dan tugas lain!
d. Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan percaya diri, disiplin, tanggung
jawab, dan bekerja sama dalam menyelesaikan seluruh
tugas.
C. Metode Pembelajaran
1. Media:
a. Gambar/poster tentang dampak pergaulan tidak
sehat.
b. Bahan tayang Pergaulan sehat Bagi Remaja.
2. Alat Pembelajaran:
a. Ruang kelas
b. Laktop
c. Poster
d. Papan tulis dan alat tulis
e. Lembar tugas
E. Materi Pembelajaran
a. Pengertian Pergaulan
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan
oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu
dengan kelompok. Pergaulan mempunyai pengaruh
yang besar dalam pembentukan kepribadian
seorang individu. Pergaulan yang kita lakukan akan
mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang
positif atau negative.
Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa
manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon),
yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang
tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.
333
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam
pembentukan kepribadian seorang individu.
Pergaulan yang dilakukan itu akan mencerminkan
kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun
pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat
berupa kerja sama antar individu atau kelompok guna
melakukan hal-hal yang positif. Sedangkan pergaulan
yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan tidak
sehat, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi
remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia
remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah
terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin
mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum
tahu apakah itu baik atau tidak.
b. Hakeket Sehat
Sehat dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan
sebagai baik seluruh badan atau bagian-bagiannya
(bebas dari sakit). Sehat adalah suatu kondisi di
mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja
sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya. Secara
sederhana, sehat sinonim dengan kondisi tidak
sakit. Seiring perkembangan zaman, kata sehat tidak
hanya berhubungan dengan tubuh, tetapi juga segala
sesuatu yang dapat bekerja, jika berlangsung secara
normal dan semestinya maka akan di sebut dengan
sehat. Tetapi jika mengalami gangguan maka di sebut
dengan istilah tidak sehat.
Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi
kesehatan dunia adalah suatu keadaan yang
sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi sehat
menurut WHO ini adalah sehat secara keseluruhan,
baik jasmani, rohani, lingkungan berikut faktor-
faktor serta komponen-komponen yang berperan di
dalamnya. Sehat menurut WHO terdiri dari suatu
kesatuan penting dari empat komponen dasar yang
membentuk ‘positive health’, yaitu: Sehat jasmani,
334
Hardiyanto
sehat mental, sehat spiritual, dan kesejahteraan
sosial.
Pengertian sehat menurut UU No. 23/1992 adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Artinya seseorang dikatakan sehat jika
tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya berjalan dengan
normal dan sebagaimana mestinya. Jika salah satu
komponen tersebut terganggu, maka kehidupannya
akan menjadi tidak sehat.
Kesimpulan dari beberapa pengertian sehat adalah
suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan
normal dan bekerja sesuai dengan fungsinya dan
tidak menderita suatu penyakit atau kelemahan, baik
jasmani, rohani, maupun sosial.
c. Hakekat Remaja
Remaja adalah generasi penerus yang akan
membangun bangsa kearah yang lebih baik yang
mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya
yang dapat menguntungkan diri sendiri, keluarga,
dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut
harus mendapatkan perhatian khusus, baik oleh
dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang
berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional
sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja merupakan
masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa
pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya
maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah
anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir
atau bertindak, akan tetapi bukan pula orang dewasa
yang telah matang.
335
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Remaja dalam pengertian umum diartikan masa baliq
atau keterbukaan terhadap lawan jenis. Konsep ini
tidak jauh berbeda dengan Poerwadarminta (1984: 813)
yang menyatakan remaja adalah: (1) Mulai dewasa;
sudah sampai umur untuk kimpoi, (2) Muda (tentang
anak laki-laki dan perempuan); mulai muncul rasa
cinta birahi meskipun konsep ini kelihatan sederhana
tetapi setidaknya menggambarkan sebagaian dari
pengertian remaja.
Batasan remaja menurut Drajat (1989:69) yaitu
masa pemilihan yang ditempuh oleh seorang dari
mana anak-anak menjadi dewasa. Dengan arti lain
sebuah situasi yang menjembatangi menuju ke
tingkat dewasa. Masa remaja ini berlansung kira-
kira 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun. Akhir
masa remaja antara usia 16 sampai 18 tahun yang
oleh Drajat (1989: 75). Dikatakan masa usia matang
secara hukum pada masa ini remaja sangat ingin
dihargai kehadirannya oleh orang sekitarnya.
Pendapat yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan
oleh Suardi (1986: 98) yang menyatakan remaja adalah
masa perantara dari masa anak-anak menuju dewasa
yang bersifat kompleks, menyita banyak perhatian
dari remaja itu sendiri dengan orang lain, dan masa
penyesuaian diri terdidik. Selain itu, masa ini juga
adalah masa konflik, terutama konflik remaja dengan
dirinya sendiri dengan remaja yang lain sehingga
membutuhkan penanganan khusus yang menuntut
tanggung jawab paripurna.
Beberapa defenisi remaja di atas dapat disimpulkan
bahwa remaja adalah suatu masa atau periode menuju
tahap dewasa yang ditandai dengan umur berkisar
antara 13-18 tahun, mulai tertarik kepada lawan
jenis, dan memiliki permasalahan yang kompleks.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode
transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga
336
Hardiyanto
12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22
tahun.
337
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
pergaulan (interpersonal relationship).
Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu
harus ditidak sehatkan, sehingga setiap manusia
tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan
melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar
HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya tidak
sehat, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma
agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat.
Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan tidak sehat
namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan
norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan
menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.
Pergaulan tidak sehat menurut agama dilihat
dari segi katanya dapat ditafsirkan dengan istilah
pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya
proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari
ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul
dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur
pergaulan.
338
Hardiyanto
ketidak sehatan pergaulan dan modernisasi di berbagai
bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.
Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan
jamanpara orang tua masih remaja dulu. Pengaruh
pergaulan yang datang dari orang tua dalam era ini,
dapat disebutkan berikut ini.
a) F
aktor kesenjangan pada
sebagian masyarakat kita
masih terdapat anak-anak
yang merasa bahwa orang
tua mereka ketinggalan
jaman dalam urusan orang
muda. Anak-anak muda
cenderung meninggalkan
orang tua, termasuk dalam
menentukan bagaimana
mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak
menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha
mengatasinya.
b) Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli
terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka cenderung
menganggap bahwa masalah pergaulan adalah
urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan
campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal
ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu
sudah terlambat.
c) Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi
pada para orang tua yang kurang menyadari kondisi
jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan
kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan
pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak
yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak
perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang
harus mereka perbuat.
339
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat
banyaknya remaja merasa bangga terhadap
pergaulan yang sebenarnya merupakan
pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka
tidak memahami karena daya pemahaman yang
lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang
dipacu dengan penganiayaan emosi seperti
pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya
dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang
tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum,
mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan
340
Hardiyanto
3) Pelampiasan rasa kecewa
Ketika seorang remaja mengalami tekanan
dikarenakan kekecewaannya terhadap orang
tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu
membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan
terus menerus (baik dari segi prestasi untuk
remaja yang sering gagal maupun dikarenakan
peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan
masyarakat yang memberikan masalah dalam
sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat
labil dalam mengatur emosi, dan mudah
terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya,
terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa
tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.
4) Kesenjangan
Kesenjangan ekonomi, pertunjukan kemewahan
di media masa memungkinkan seseorang terpicu
untuk ikut bermewah mewahan tanpa melihat
kemampuan ekonominya, akibatnya tidak jarang
yang menempuh jalan sesat guna memenuhi
kehidupan mewahnya.
Kesenjangan pendapat antara orang tua dan
remaja, sebagian remaja Indonesia masih banyak
yang memiliki pandangan bahwa orang tua
mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang
muda. Remaja cenderung meninggalkan orang
tua dalam menentukan bagaimana mereka akan
bergaul.
341
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
6) Faktor agama dan iman
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup
seorang individu. Tanpa agama hidup mereka
akan kacau, karena mereka tidak mempunyai
pandangan hidup. Agama dan keimanan juga
dapat membentuk kepribadian individu. Dengan
agama individu dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja
yang ikut kedalam pergaulan tidak sehat ini
biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan
mana yang tidak.
7) Perubahan zaman
Seiring dengan perkembangan zaman,
kebudayaan pun ikut berkembang atau yang
lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja
biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan
barat yang berbeda dengan kebudayaan kita,
sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti
orang barat yang lebih tidak sehat.
343
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
hubungan seksual.
Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah
Menengah Atas (SMA) yang baru duduk di kelas
II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman
hubungan seksual. Mereka terdiri atas putra 27%
dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai
penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan
bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan
daya tubuh pada usia remaja.
Melakukan hubungan seks secara bebas
merupakan akibat pertama dari pergaulan bebas
yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada
putusnya dengan berbagai akibat di berbagai
bidang antara lain di bidang sosial, agama dan
kesehatan berikut ini.
345
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
agama, hal seperti itu adalah aib dan mengganggu
ketentraman hidup selanjutnya. Untuk itu,
sebelum terlanjur ada baiknya para remaja bisa
mengenal bahaya akibat bahaya hubungan pra-
nikah.
Bahaya seks pra-nikah dan “free sex”
mencangkup bahaya bagi perkembangan mental
(psikhis), fisik dan masa depan remaja itu sendiri.
Lima bahaya utama terhadap bahaya seks pra-
nikah dan seks bebas (free sex) berikut ini.
346
Hardiyanto
bukan saja mendatangkan malapetaka
bagi bayi yang dikandungnya juga menjadi
beban mental yang sangat berat bagi
ibunya mengingat kandungannya tidak
bisa disembunyikan. Bagaimana jika nanti
keluarga dan masyarakat mempertanyakan?
Dalam keadaan kalut seperti ini biasanya
terjadi depresi, terlebih lagi jika sang pacar
kemudian pergi dan tidak mau kembali lagi.
Bagi bayi sendiri jika lahir nanti mungkin
akan mempertanyakan, siapa ayahnya?
Jika ternyata setelah besar ia mengetahui
kelakuan ibunya dulu, tentu menjadi beban
mental juga. Alhasil hubungan pra-nikah
menimbulkan malapetaka bagi diri sendiri
dan keturunanya nanti.
d) Penyebaran penyakit
Wanita atau pria yang dulu pernah
347
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
melakukan hubungan pra-nikah waktu
pacaran lalu putus, cenderung berkeinginan
melakukan hubungan serupa dengan lelaki
atau wanita lain mengingat seks sifatnya
adiktif atau memiliki kadar ketergantungan,
suatu waktu ia akan merasa “lapar” untuk
melakukan hubungan intim dengan
pasangan lain.
Jika hal ini terus dilakukan, maka bukan hal
mustahil akan terjangkit penyakit kelamin.
Terlebih lagi jika ternyata pasangan itu telah
mengidap penyakit kelamin sebelumnya.
348
Hardiyanto
nanti di akhirat, di dunia pun pelakunya
sudah mendapatkan siksaan yang hebat.
Pantas jika Allah SWT, menempatkan zina
atau free seks dosa terbesar ketiga setelah
menyekutukan Allah dan dosa mendurhakai
orang tua. Menjamurnya prilaku seks
bebas di kalangan remaja adalah sebuah
malapetaka hebat. Bangsa ini akan ditimpa
kemalangan besar berupa generasi yang
terlaknat. Na’udzubillah.
F. Penilaian Pembelajaran
Kemampuan Presentasi
Cara Tampilan
Isi Presentasi Mempresentasikan Presentasi Skor
No Nama (Pendahuluan, (Bahasa, Body (Sistematika, Tata Akhir
Inti, Penutup) Language, Cara Letak, Komposisi
Menjawab) Warna)
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Roji
2. Heru
3. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Skor 3: Jika ketiga unsur dipenuhi dengan baik
Skor 2: Jika dua unsur dipenuhi dengan baik
Skor 1: Jika hanya satu unsur dipenuhi dengan baik
Skor Akhir: Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh siswa dibagi
dengan skor maksimum dari seluruh unsur penilaian (3)
dikalikan 100.
349
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
individu dan anggota kelompok.
2) Siswa diberikan kesempatan bekerja dalam kelompok
kemudian mempresentasikan di depan kelas.
3) Ketika siswa mempresentasikan hasil kerjanya,
dilakukan pemberian skor kemampuan siswa.
Pemberian skor bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak melakukan presentasi, dengan
memerhatikan kemampuan memahami instrumen
yang digunakan.
4) Hasil pemberian skor dijumlahkan dan dibagi 9
kemudian dikalikan 100 dimasukkan ke dalam kolom
skor akhir (capaian/skor maksimum X 100), dan
dijadikan sebagai nilai akhir presentasi.
B. Penilaian Sikap
350
Hardiyanto
TJ : Terlihat Jelas
Nilai : Kesimpulan secara umum dari aspek sikap yang dikembangkan
Indikator aspek sikap yang dikembangkan:
Disiplin :
hadir tepat waktu, mengikuti seluruh proses sesuai petunjuk, selesai tepat
waktu
Percaya diri :
berani mengajukan pendapat, berani mencoba, berani tampil di depan kelas
Tanggung jawab :
menyelesaikan tugas secara keseluruhan, tepat waktu, dan penuh dengan
kesungguhan
Kerja sama :
membantu kesiapan kelas, membantu teman yang mendapat kesulitan,
mengerjakan tugas sesuai perannya di dalam kelompok, kelas, dan
pasangannya
351
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
terlihat jelas ditunjukkan oleh Adi). Jika ada aspek
yang perlu dikembangkan lebih lanjut, dituliskan pada
lanjutan kalimat simpulan (contoh: Secara umum
sikap telah berkembang dan terlihat jelas ditunjukkan
oleh Adi, perlu pengembangan lebih lanjut pada aspek
(disiplin/ percaya diri/ tanggung jawab/ kerja sama*)).
*pilih salah satu atau lebih sesuai dengan kondisi Adi
yang sesungguhnya.
352
Hardiyanto
H. Instrumen Remidial dan Pengayaan
1. Format Remidial
Target Nilai
Bentuk
No Siswa KI Aspek Materi Indikator KKM Keterangan
Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
dst
Komentar Orang Tua Siswa :
2. Format Pengayaan
Target Nilai
Bentuk
No Siswa KI Aspek Materi Indikator KKM Keterangan
Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:
353
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
DAFTAR PUSTAKA
354
Hardiyanto
Taktis dalam Permainan Bolavoli: Konsep dan Metode Pembelajaran.
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat
Jenderal Olahraga.
Mudzakir, Arief. 2006. Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap Global.
Semarang : CV. Aneka Ilmu.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP
kelas VII. Bogor : Yudhistira.
Murni, Muhammad. 2005. Renang. Jakarta, Departemen Pendidikan
Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Santoso, Soegeng dan Ranti, Anne. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Suherman, Adang dan Suryatna, Ermat. 2004. Renang Kompetitif Alternatif
untuk SLTP. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Olahraga.
Simanjuntak. 1997. Latar Pergaulan bebas. Bandung: Alumni.
Tim penyusunan Bahan Ajar. (2010). Buku Bahan Ajar Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Bogor : PPPPTK Penjas & BK
http://mediabelajaronline.blogspot.co.id/2011/07/pertumbuhan-dan-
perkembangan-pada.html
http://klikduniabola.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-istilah-dalam-
peraturan-sepakbola.html
http://www.artikelsiana.com/2015/09/pengertian-pergaulan-bebas-penyebab.
html#
355
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
GLOSARIUM
A
aktivtas air : rangkaian gerak manusia yang
dilakukan dalam air
aktivitas gerak : bentuk gerakan senam yang menekankan
berirama pada mat dan irama, kelentukan tubuh
dalam gerakan dan kontinuitas gerakan
aktifitas gerak : rangkaian gerak manusia yang dilakukan
ritmik dalam ikatan pola irama, disesuaikan
dengan perubahan tempo, atau semat-
mata gerak ekspresi tubuh mengikuti
iringan musik atau ketukan di luar musik
B
backhand : pukulan dalam permainan bola kecil
(bulutangkis, tenis meja,tenis) dengan
posisi lengan membelakangi arah gerakan
berbanjar : formasi barisan memnjang kebelakang
berenang : gerakan yang dilakukan oleh manusia
atau hewan sewaktu bergerak di air,
dan biasanya tanpa perlengkapan
buatan
berjalan biasa : berjalan dengan menggunakan tumit
terlebih dahulu
berjalan cepat : berjalan dengan tumit dan seluruh
telapak kaki
berjinjit : berdiri atau berjalan dengan ujung jari
kaki saja yang berjejak; berjengket
berlari : bergerak melangkah ada saat melayang
356
Hardiyanto
bermainan : bola yang digunakan dalam aktivitas
bola besar bermain bola yang berukuran besar,
seperti bola sepak, bolavoli atau bola
basket.
bermainan : bola yang digunakan dalam aktivitas
bola kecil bermain bola yang berukuran kesar,
seperti bola kasti, softball, bulutangkis
atau tenis meja
bermain byam : permainan tanpa alat berbaris satu
dan blang kebelakang dengan saling memegang
pinggang barisan terdepan sebagai induk
ayam, satu orang bertindak sebagai elang
, elang berusaha menangkap anak ayam,
induk ayam berusaha melindungi anak
ayam
bet : Raket yang terbuat dari kayu yang dua
sisinya dilapisi karet dengan warna yang
berbeda
block : menghalangi gerak lawan atau arah
serangan lawan atau arah bola dari
serangan lawan
bola : permainan yang dimainkan oleh dua
Keranjang regu putra maupun putri permainan ini
bertujuan mencari nilai/angka sebanyak-
banyaknya dengan cara memasukkan
bola ke keranjang
C
catcher : penangkap bola dalam permainan softball
Clear : Pukulan atau dorongan yang diarah kan ke
Underhand tinggi ke belakang
Chop : Teknik seperti menebang, juga gerakan
digunakan untuk bermacam-macam
pengembalian bola dari lawan.
D
357
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
daya tahan : kemampuan dari otot-otot kerangka badan
untuk menggunakan kekuatan (tidak
maksimal), dalam jangka waktu tertentu
Drive : teknik pukulan yang dilakukan dengan
gerakan bet dari bawah ke atas dan sikap
bet gerakan forehand push atau backhand
push tertutup.
Dropshot : Pukulan potong, adalah pukulan dilakukan
seperti smes. Perbedaannya pada posisi raket
saat perkenaan dengan kok. Bola dipukul
dengan dorongan dan sentuhan yang halus.
F
FIG : Federation Internationale de Gymnastiqua
FINA : Federation International Nation Amateur
finish : titik akhir dari pergerakan
Flick : Pukulan atau dorongan mendatar kea rah
Underhand belakang.
forehand : pukulan dalam permainan bola kecil
(bulutangkis, tenis meja,tenis) dengan posisi
lengan menghadap arah gerakan
Footwork : Teknik gerakan kaki
frekuensi : jumlah pengulangan latihan yang dilakukan
latihan untuk mencapai tingkat kebugaran jasmani
dalam satu minggu, misalnya 2, 3, 4 atau 5
kali dalam seminggu
G
gerak : gerak dasar, meliputi : melangkah, berjalan,
fundamental berlari, melompat, mendarat, menangkap,
melempar, mengayun, berguling, memukul,
merayap, menggendong, menarik, memutar,
meliuk.
gerak Ikutan : gerakan yang dilakukan untuk menjaga
keseimbangan badan setelah melakukan
gerakan utama, seperti setelah melakukan
tolak peluru, lempar cakram dan lembing
gerak lokomotor : gerakan berpindah tempat
358
Hardiyanto
gerak non : bergerak di tempat
lokomotor
gerak : gerak mengontrol objek, misalnya lempar
manipulatif tangkap - bola
Grip : Cara memegang bet.
I
IAAF : International Athletic Amateur Federation
Iindikator : kemampuan yang dapat diukur dan/atau
pencapaian diobservasi untuk disimpulkan sebagai
kompetensi pemenuhan Kompetensi Dasar pada
Kompetensi Inti.
intensitas : kualitas latihan yang dilakukan dalam satu
latihan sesi latihan secara terus menerus”
Istirahat : berhenti sebentar untuk melepas lelah
J
jump shoot : menenmbak bola basket ke arah ring
basket diawali dengan gerak melompat ke
atas (vertikal)
K
360
Hardiyanto
kegiatan : kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat
ekstrakurikuler dikembangkan dan diselenggarakan oleh
pilihan satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh
peserta didik sesuai bakat dan minatnya
masing-masing
kegiatan : kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib
ekstrakurikuler diselenggarakan oleh satuan pendidikan
wajib dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik
kekuatan : kemampuan otot-otot untuk menggunakan
tenaga maksimal atau mendekati
maksimal, untuk mengangkat beban
kelenturan : kemampuan untuk menggerakan otot
beserta persendian pada seluruh daerah
pergerakan
kombinasi : melakukan beberapa teknik gerakan dalam
satu rangkaian gerak
kiper : penjaga gawang (pada permainan sepak
bola dsb)
komposisi tubuh : presentase lemak badan dari berat badan
tanpa lemak
koordinasi : melakukan beberapa teknik gerakan
dengan berbagai cara dalam satu rangkaian
gerak
kopstand : merupakan salah satu bentuk latihan
keseimbangan pada senam dasar dengan
posisi badan lurus dan kedua kaki rapat
dan lurus ke atas dengan bertumpu pada
dahi dan kedua telapak tangan
L
langkah : perubahan injakan kaki dari satu tempat
ke tempat lain, yang dapat dilakukan
dengan posisi segaris, tegak lurus, dan
serang
lari jarak pendek : Suatu cara lari dimana pelari harus
(sprint) menempuh jarak tertentu (100 m, 200 m,
dan 400 m) dengan kecepatan semaksimal
mungkin.
lob : pukulan melambung tinggi
361
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
lob/overhead : Bola dipukul dari atas kepala, posisinya
clear biasanya dari belakang lapangan dan
diarahkan keatas pada bagian belakang
lapangan.
lompat jauh : salah satu nomor dalam cabang olahraga
atletik. Tujuan lompat jauh ialah
melakukan lompatan sejauh mungkin
dengan teknik dan prosedur yang telah
ditetapkan
lompat tali : melompati anyaman karet dengan
ketinggian tertentu
lay-up shoot : memasukan bola ke arah ring basket
dengan menghantarkan bola ke arah ring
dalam posisi badan melayang
M
melayang : di udara posisi tubuh saat berada di udara
melempar : gerakan yang dilakukan tangan jauh dari
pusat berat badan, seperti lempar cakram,
lembing dan lontar martil
melempar bola : membuang bola jauh-jauh
melompat : bentuk gerakan yang dapat memindahkan
tubuh dengan cepat
meluncur pada : gerak maju ke depan,posisi. kedua kaki,
aktivitas air lengan dan badan lurus ke depan
memukul bola : salah satu teknik dalam permainan kasti/
softball/baseball yang dilakukan oleh regu
penyerang dengan melakukan pukulan
terhadap bola yang dilemparkan oleh
pelambung
menalar/ : mengolah informasi yang sudah
mengasosiasi dikumpulkan, menganalisis data dalam
bentuk membuat kategori, mengasosiasi
atau menghubungkan fenomena/informasi
yang terkait dalam rangka menemukan
suatu pola, dan menyimpulkan
menangkap bola : suatu usaha yang dilakukan oleh pemain
untukdapat menguasai bola dengan tangan
dan hasil pukulanataupun lemparan teman
362
Hardiyanto
menanya : membuat dan mengajukan pertanyaan,
tanya jawab, berdiskusi tentang informasi
yang belum dipahami, informasi tambahan
yang ingin diketahui, atau sebagai
klarifikasi
menendang bola : menyepak; mendepak (dengan kaki)
mengamati : mengamati dengan indra (membaca,
mendengar, menyimak, melihat, menonton,
dan sebagainya) dengan atau tanpa alat
mengayun : menggerakkan lengan dan/atau tungkai ke
depan, belakang, dan/atau ke samping
mengomuni- : menyajikan laporan dalam bentuk bagan,
kasikan diagram, atau grafik; menyusun laporan
tertulis; menyajikan laporan meliputi
proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan;
dan melakukan permainan sederhana
mengoper bola : memindahkan, mengirim bola
mengumpulkan : mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi,
informasi/ mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak,
mencoba melakukan eksperimen, membaca sumber
lain selain buku teks, mengumpulkan
data dari nara sumber melalui angket,
wawancara, dan memodifikasi/
menambahi/mengembangkan
menolak : gerakan yang dilakukan tangan tidak jauh
dari pusat berat badan, seperti tolak peluru
muatan lokal : bahan kajian atau mata pelajaran pada
satuan pendidikan yang berisi muatan dan
proses pembelajaran tentang potensi dan
keunikan lokal
P
papan titian : permainan untuk melatih keseimbangan
PASI : Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
passing : operan terhadap teman main
PERBASASI : Perserikatan Baseball dan Softball Amatir
Seluruh Indonesia
PERBASI : Persatuan Basket Seluruh Indonesia
363
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
pemanasan : persiapan tubuh untuk melakukan gerakan
yang sesungguhnya
pembelajaran : proses interaksi antarpeserta didik, antara
peserta didik dengan tenaga pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar
penholder grip : Pegangan bet seperti memegang tangkai
pena.
: suatu proses pembelajaran melalui
aktivitias jasmani yang didesain untuk
pendidikan meningkatkan kebugaran jasmani,
jasmani mengembangkan ketrampilan motorik,
pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan
aktif, dan sikap sportif, kecerdasan emosi
pendinginan : menurunkan suhu tubuh secara perlahan,
mempersiapkan tubuh untuk melakukan
aktifitas lain
pemain belakang : pemain yang posisinya berada di belakang
para gelandang dan bertugas memberikan
dukungan bagi sang penjaga gawang
pemain depan : posisi yang paling depan, yakni dekat
dengan gawang lawan pada sebuah
tim sepak bola. Tugas utama seorang
penyerang adalah mencetak gol, dapat
juga menjadi pembuka ruang penyerangan
untuk timnya
pemain tengah : seorang pemain yang posisinya berada di
antara para penyerang dan para belakang
permainan : permainan tradisional lompat-lompatan
engklek pada bidang-bidang datar yang digambar di
atas tanah dengan membuat gambar kotak-
kotak, kemudian melompat dengan satu
kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya
364
Hardiyanto
permainan : permainan tanpa alat, tikus berada
kucing tikus dalam lingkaran dan kucing berada di
luar lingkaran. kucing harus berusaha
menangkap tikus dengan cara menerobos
lingkaran gandengan tangan penyelamat
tikus yang berusaha melindungi tikus. Jika
kucing merasa tidak mampu menerobos
lingkaran disatu titik karena terlalu kuat,
kucing bisa memilih tempat lain
permainan : permainan olahraga yang disederhanakan,
sederhana penyederhanaan aturan main, jumlah
pemain, lapangan permainan atau alat
PERSANI : Persatuan Senam Indonesia
poco-poco : Sejenis tarian beramai-ramai yang
berbentuk aerobik dan populer sebagai
aktifitas senam masal
pola gerak : seri aksi gerak yang memiliki fungsi
dominan luas yang ditampilkan dengan tuntutan
dinamis ketepatan yang rendah dalam keadaan
bergerak atau seimbang, misalnya
berguling atau berputar
pola gerak : seri aksi gerak yang memiliki fungsi
dominan luas yang ditampilkan dengan tuntutan
statis ketepatan yang rendah dalam keadaan
diam atau seimbang, misalnya berdiri
dengan tangan (handstand)
PRSI : Persatuan Renang Seluruh Indonesia
push : Teknik memukul bola dengan gerakan
mendorong dan sikap bet terbuka.
S
senam : gerak badan dengan gerakan tertentu,
seperti menggeliat, menggerakkan, dan
meregangkan anggota badan
senam fantasi : permainan imajinasi yang diciptakan
sendiri oleh anak dalam dunianya. (dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar
anak)
365
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
senam irama : rangkaian gerak manusia yang dilakukan
dalam ikatan pola irama, disesuaikan
dengan perubahan tempo, atau semat-mata
gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan
musik atau ketukan di luar musik
senam si buyung : salah satu cabang senam ritmik yang di
dalamnya ada unsur gerak dan irama,
yang akan ditujukan untuk perkembangan
sistem syaraf sensoris pada anak usia dini
smash : Pukulan overhead (atas) yang diarahkan
ke bawah dan dilakukan dengan tenaga
penuh.
servis : pukulan awal untuk melakukan permainan
dan dapat juga dijadikan serangan awal
terhadap lawan
shakehand grip : Pegangan bet seperti berjabat tangan.
shooting : menembak ke arah gawang (sepak bola), ke
arah ring basket (bola basket)
side stance : Posisi badan menyamping, baik ke samping
kiri maupun kesamping kanan.
sikap kapal : mengangkat salah satu kaki sambil
terbang mencondongkan badan ke depan
diikuti tangan lurus ke samping sebagai
penyeinbang
sikap lilin : merupakan salah satu bentuk latihan
keseimbangan pada senam dasar dengan
posisi bada lurus dan kedua kaki rapat
dan lurus ke atas dengan bertumpu pada
pundak (seperti lilin pada posisi berdiri)
sikap melayang : merupakan salah satu bentuk latihan
keseimbangan pada senam dasar dengan
posisi badan dan kaki lurus ke belakang
sedangkan kedua lengan terentang ke
samping dan tumpuan menggunakan salah
satu kaki
sliding : upaya mennyentuh base dengan
menjulurkan salah satu kaki ke depan dan
kaki yang satunya dilipat ke belakang
366
Hardiyanto
smash : pukulan yang menukik dan tajam serta
mematikan lawan main
sportif : bersifat kesatria, jujur, dsb
stance : Posisi siap sedia.
start : titik awal untuk memuali bergerak
stroke : Teknik pukulan
square stance : Posisi badan menghadap penuh ke meja
T
tangkisan : usaha pembelaan dalam pencaksilat
dengan cara mengadakan kontak langsung
dengan serangan
teknik dasar : cara yang harus dikuasai untuk melakukan
suatu gerakan
topspin : pukulan bola pada bagian atas bola
V
variasi : melakukan satu teknik gerakan dengan
berbagai cara
volley : memainkan bola sebelum menyentuh
tanah/lantai
volume Latihan : lamanya waktu yang digunakan berlatih
untuk mencapai tingkat kebugaran
jasmani, misalnya lama waktu yang
digunakan untuk berlatih bukan atlit
minimal 20 menit
Z
zig - zag garis berliku-liku atau gerakan berliku-liku
367
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
PENULIS
Riwayat pekerjaan/profesi:
368
Hardiyanto
Judul Penelitian dan Tahun Terbit:
Hubungan Antara Kecepatan Reaksi, Kelincahan, Dan
Keterdidikan Gerak Pada Kemampuan Mengumpan Bola Satu
Dua (Wall Pass), Studi Korelasional Pada Tim Sepakbola Smk
Mitra Kencana, Jakarta Timur. Tahun 2013
369
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X