Anda di halaman 1dari 376

PENDI

DIKAN
J
ASMANI
OLAHRAGA
K
U
nt
E
u
kS
SE
MA
L
H
BT
un
A
a
run
g
T
u
AN&

HARDI
YANTO
Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
Untuk SMALB Kelas X Tuna Rungu
Buku Guru

Hardiyanto

Berdasarkan Standar isi Tahun 2015


Hak Cipta @ 2015 pada Penulis
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh buku ini
dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penulis.

i
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Hak Cipta © 2015 pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang

Milik Negara
Tidak diperdagangkan

Penulis : Hardiyanto
Penyunting Materi : Drs. Hermawan Pamot Raharjo,
Penyunting Bahasa : Badan Bahasa
Cover dan Penata Letak : Agus Koerniawan
Ilustrasi : Aguskomik

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan / Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2016. vi, 369 hlm. : ilus. ; 25 cm.

Untuk SMALB Tunarungu Kelas X


ISBN 978-602-358-430-7 (jilid lengkap)
ISBN 978-602-358-431-4 (jilid 1)

1. Olahraga — Studi dan Pengajaran I. Judul


II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Cetakan Ke-1, 2015


Disusun dengan huruf Bookman Old Style, 12 pt

ii
Hardiyanto
KATA PENGANTAR

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan


bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan
untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola
hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas
jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan
secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat
penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan yang terpilih
yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman
belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk
pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Melalui proses
pembelajaran yang dilakukan, diharapkan peserta didik
terampil dalam mengelola keterbatasan yang dimiliki untuk
melakukan aktivitas berolahraga.
Terampil dalam mengelola keterbatasan aktivitas berolahraga
bukan berarti peserta didik dituntut untuk menguasai cabang
olahraga dan permainan tertentu, melainkan mengutamakan
proses perkembangan gerak peserta didik dari waktu ke waktu.
Dalam aktivitasnya, peserta didik dibawa dalam suasana
gembira, sehingga dapat berekplorasi dan menemukan sesuatu
secara tidak langsung. Untuk mengaktualisasikan pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan seperti ini, peserta didik
harus dijadikan sebagai subyek didik. Dengan keterbatasan

iii
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
yang dimiliki oleh peserta didik, seperti: bagian-bagian tubuh
(kaki, tangan, pinggang) guru pendidikan jasmani diharapkan
dalam mengelola pembelajaran, “kekurangan yang dimiliki
peserta didik dijadikan kelebihan”.
Harapan penulis semoga buku ini dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi pengembangan pendidikan,
khususnya Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)
Tunarungu.

Jakarta,
Maret 2016

Penulis

iv
Hardiyanto
DAFTAR ISI

Kata Pengantar -- iii


Daftar Isi -- v
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang -- 1
B. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah -- 4
C. Konsep Dasar Pembelajaran -- 5
D. Karakterisktik Pembelajaran PJOK-- 5
E. Karakteristik Tunarungu -- 30.

Bab II Aktivitas Pembelajaran Permainan Beregu Bola Besar dan


Bola Kecil
A. Aktivitas Permainan Beregu Bola Besar Melalui
Permainan Sepakbola -- 41
B. Aktivitas Permainan Beregu Bola Besar Melalui
Permainan Bolavoli -- 70
C. Aktivitas Permainan Beregu Bola Besar Menggunakan
Permainan Bolabasket -- 96
D. Aktivitas Permainan Beregu Bola Kecil Melalui
Permainan Bola Kasti -- 123
E. Penilaian Pembelajaran -- 140
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut -- 155
G. Instrumen Remidial dan Pengayaan -- 156

Bab III Aktivitas Pembelajaran Permainan Perorangan Bola Kecil


A. Aktivitas Permainan Perorangan Bola Kecil Melalui
Permainan Bulutangkis -- 159
B. Aktivitas Permainan Perorangan Bola Kecil Melalui
Permainan Tenis Meja --179
C. Penilaian Pembelajaran -- 195
D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut -- 200
E. Instrumen Remidial dan Pengayaan --200

Bab IV Aktivitas Pembelajaran Atletik


A. Aktivitas Atletik Menggunakan Jalan Cepat -- 203
B. Aktivitas Atletik Menggunakan Lari Jarak Pendek -- 213
C. Aktivitas atletik melalui Lompat jauh -- 225
D. Penilaian Pembelajaran -- 237
E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut -- 244
F. Instrumen Remidial dan Pengayaan -- 245

v
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Bab V Aktivitas Pembelajaran Latihan Kebugaran Jasmani
A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar -- 247.
B. Kegiatan Pembelajaran --248
C. Metode Pembelajaran -- 250
D. Media dan Alat Pembelajaran -- 250
E. Materi Pembelajaran -- 250
F. Penilaian Pembelajaran -- 267
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut -- 273
H. Instrumen Remidial dan Pengayaan -- 274

Bab VI Aktivitas Gerak Berirama


A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar -- 275
B. Langkah-Langkah Pembelajaran -- 276
C. Metode Pembelajaran -- 279
D. Media dan Alat Pembelajaran -- 279
E. Materi Pembelajaran -- 280
F. Penilaian Pembelajaran -- 300
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut -- 305
H. Instrumen Remidial dan Pengayaan -- 306

Bab VII Aktivitas Renang


A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar -- 307
B. Langkah-Langkah Pembelajaran -- 308
C. Metode Pembelajaran -- 310
D. Media dan Alat Pembelajaran -- 310
E. Materi Pembelajaran -- 311
F. Penilaian Pembelajaran -- 322
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut -- 325
H. Instrumen Remidial dan Pengayaan -- 326

Bab VIII Pergaulan Sehat Bagi Remaja


A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar -- 329
B. Langkah-Langkah Pembelajaran -- 330
C. Metode Pembelajaran -- 332.
D. Media dan Alat Pembelajaran -- 333
E. Materi Pembelajaran -- 333
F. Penilaian Pembelajaran -- 349
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut -- 352
H. Instrumen Remidial dan Pengayaan -- 353

Daftar Pustaka -- 354


Glosarium -- 356

vi
Hardiyanto
Bab 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (selanjutnya


disingkat PJOK) pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan
holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental,
serta emosional. Sebagai mata pelajaran, PJOK merupakan
media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan
psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran,
penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-
spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Kurikulum 2013 menekankan bahwa mata pelajaran PJOK
memiliki konten yang unik untuk memberi warna pada
pendidikan karakter bangsa, di samping diarahkan untuk
mengembangkan kompetensi gerak dan gaya hidup sehat.
Muatan kearifan lokal dari Kurikulum 2013 diharapkan mampu
mengembangkan apresiasi terhadap kekhasan multikultural
dengan mengenalkan permainan dan olahraga tradisional yang
berakar dari budaya suku bangsa Indonesia.
Sesuai dengan penjelasan tersebut William H Freeman (2007:27-
28) menyatakan bahwa pendidikan jasmani menggunakan
aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara
menyeluruh terhadap kualitas fisik, mental, dan emosional
siswa. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap siswa
sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak lagi menganggap
individu sebagai pemilik jiwa dan raga yang terpisah, sehingga
di antaranya dianggap dapat saling mempengaruhi. Pendidikan
jasmani merupakan bidang kajian yang luas yang sangat
menarik dengan titik berat pada peningkatan pergerakan
manusia (human movement). Pendidikan jasmani menggunakan

1
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
aktivitas jasmani sebagai wahana untuk mengembangkan
setiap individu secara menyeluruh, mengembangkan pikiran,
tubuh, dan jiwa menjadi satu kesatuan, hingga secara konotatif
dapat disampaikan bahwa penjas diistilahkan sebagai proses
menciptakan “tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa”.
Sementara itu, Marilyn M. Buck dan kawan-kawan (2007:15)
menerjemahkan pendidikan jasmani sebagai kajian, praktik, dan
apresiasi atas seni dan ilmu gerak manusia (human movement).
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan
umum. Gerak merupakan sifat alamiah dan merupakan ciri
dasar eksistensi manusia sebagai mahluk hidup. Pendidikan
jasmani bukan merupakan bidang kajian yang tertutup.
Perubahan yang terjadi di masyarakat, perubahan teknologi,
pemeliharaan kesehatan, dan pendidikan secara umum
membawa dampak bagi kualitas program pendidikan jasmani.
Hakikat tujuan PJOK diberikan di sekolah adalah untuk
membentuk “insan yang terdidik secara jasmaniah (physically-
educated person)”. National Association for Sport and Physical
Education (NASPE) sebagaimana yang dikutip oleh Michel W.
Metzler (2005:14) menggambarkan bahwa sosok “insan yang
terdidik secara jasmaniah” ini memiliki ciri sebagai berikut:
1) Mendemonstrasikan kemampuan keterampilan motorik
dan pola gerak yang diperlukan untuk menampilkan
berbagai aktivitas fisik;
2) Mendemonstrasikan pemahaman akan konsep gerak,
prinsip-prinsip, strategi, dan taktik sebagaimana yang
mereka terapkan dalam pembelajaran dan kinerja berbagai
aktivitas fisik;
3) Berpartisipasi secara regular dalam aktivitas fisik;
4) Mencapai dan memelihara peningkatan kesehatan dan
derajat kebugaran,
5) Menunjukkan tanggung jawab personal dan sosial berupa
respek terhadap diri sendiri dan orang lain dalam suasana
aktivitas fisik, dan
6) Menghargai aktivitas fisik untuk kesehatan, kesenangan,
tantangan, ekspresi diri, dan atau interaksi sosial.
Berangkat dari pandangan yuridis dan akademis tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa PJOK merupakan bagian
2
Hardiyanto
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat
dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani,
olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara
sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Untuk mengusung tujuan yang demikian komprehensif di atas,
mata pelajaran PJOK tentu perlu disesuaikan dengan dasar
paradigm perubahan Kurikulum 2013 yang menekankan pada
penyempurnaan pola pikir, berikut ini.
A. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa harus memiliki
pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama.
B. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-siswa)
menjadi pembelajaran interaktif (interaktif antara guru,
siswa, masyarakat, lingkungan alam, dan sumber/media
lainnya).
C. Polapembelajaran yang terisolasi menjadi pembelajaran
secara jejaring (siswa dapat menimba ilmu dari siapa saja
dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh
melalui internet);
D. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-
mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin
diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);
E. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis
tim);
F. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran
berbasis alat 
multimedia;
G. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan
pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan
potensi khusus yang dimiliki setiap siswa;
H. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal
(monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan
jamak (multidisciplines); dan
I. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

3
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945 Pasal 31 ayat (3) mengamanatkan bahwa pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar amanat
tersebut telah diterbitkan Undang- Undang Nomor 20 Pasal
2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. bahwa
pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut
diperlukan profil kualifikasi kemampuan lulusan yang
dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Dalam
penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan siswa yang harus dipenuhi
atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Kompetensi Lulusan SMALB
memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan
Permendikbud No. 54 tahun 2013 berikut ini.

4
Hardiyanto
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang beriman, berakhlak mulia, berilmu,
percaya diri, dan bertanggung jawab
Sikap dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
Pengetahuan
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
serta dampak fenomena dan kejadian.

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang


efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan
Keterampilan
konkret sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di sekolah secara mandiri.

C. Konsep Dasar Pembelajaran

1. Karakterisktik Mata Pelajaran PJOK


Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada
hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik
(menyeluruh) dalam kualitas individu, baik dalam hal
fisik, mental, serta emosional. PJOK memperlakukan
anak sebagai satu kesatuan yang utuh, daripada hanya
menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas
fisik dan mentalnya.
PJOK merupakan media untuk mendorong pertumbuhan
fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap
spiritual-sosial-mental-emosional), serta pembiasaan
pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang

5
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis
yang seimbang.
Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran
pedagogik, dan tidak ada pendidikan yang lengkap
tanpa adanya pendidikan jasmani, karena gerak sebagai
aktivitas fisik adalah dasar bagi manusia untuk mengenal
dunia dan dirinya sendiri yang berkembang secara
alamiah, berkembang searah dengan kemajuan zaman.
Melalui pendidikan jasmani anak didik akan memperoleh
pengalaman untuk mengembangkan kreatifitas, inovasi,
keterampilan, dan kebugaran jasmani, kebiasaan hidup
sehat, memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap
gerak manusia.
PJOK membantu siswa mengembangkan pemahaman
tentang apa yang mereka perlukan untuk membuat
komitmen seumur hidup tentang arti penting hidup sehat,
aktif dan mengembangkan kapasitas untuk menjalani
kehidupan yang memuaskan dan produktif.
Penelitian telah menunjukkan keterkaitan antara
peningkatan aktivitas fisik dan prestasi akademik yang
lebih baik, kualitas konsentrasi, serta kualitas perilaku
kelas dalam proses belajar. Manfaat lain termasuk
perbaikan dalam kesejahteraan psikologis, kemampuan
fisik, konsep-diri, dan kemampuan untuk mengatasi stres.
Harapannya kurikulum PJOK ini juga memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan kesejahteraan emosional.
Demikian juga pengaruh dari pendidikan jasmani dari sisi
kesehatan, di mana siswa akan belajar keterampilan yang
dibutuhkan untuk sukses dalam hidup aktif dan warga
yang bertanggung jawab secara sosial.
PJOK yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat
penting, yaitu memberikan kesempatan kepada siswa
untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman
belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik
6
Hardiyanto
dan pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus
membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Aktivitas jasmani dan olahraga yang dimaksud adalah
seluruh gerak tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot-
otot rangka yang secara nyata meningkatkan pengeluaran
energi (energy expendicture) di atas level kebutuhan dasar
(Wuest and Bucher; 2009; hal. 11). Atau secara sederhana
dapat pula diartikan sebagai seluruh gerak tubuh yang
melibatkan kelompok otot besar dan memerlukan suplai
energi. Artinya, ketika anak diinstruksikan bergerak, gerak
yang dilakukan seharusnya melibatkan kelompok otot
besar dan menyebabkan mereka mengolah energi melalui
metabolisme otot yang terlibat.
Bermain adalah bentuk aktivitas jasmani lainnya yang
memiliki makna aktivitas yang digunakan sebagai
hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang
bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain
tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti
olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari
bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
Dari kata bermain lalu lahir kata benda permainan, yang
dengan tetap mengelompokkannya ke dalam garis lurus
yang bersifat fisikal, permainan diartikan sebagai “aktivitas
fisik yang di dalamnya sudah mengandung unsur-unsur
yang menyenangkan.” Unsur ini dapat berupa kompetisi,
imaginasi atau fantasi, termasuk adanya modifikasi
aturan.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain
yang terorganisir dan bersifat kompetitif (Freeman, 2001).
Olahraga adalah aktivitas jasmani yang sudah benar-benar
terorganisir dan tingkat kompetisinya tinggi serta didukung
oleh peraturan yang mengaturnya. Peraturan menetapkan
standar-standar kompetisi dan situasi sehingga individu
atlet dapat bertanding scara fair dan mencapai sasaran
yang spesifik. Olahraga juga menyediakan kesempatan
untuk mendemostrasikan kompetensi seseorang dan
menantang batas-batas kemampuan maksimal.

7
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Bermain, olahraga dan aktivitas jasmani lainnya melibatkan
bentuk-bentuk gerakan untuk tujuan pendidikan.
Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni
untuk kepentingan kesenangan, pendidikan, atau untuk
kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak
harus dipisahkan secara eksklusif, keduanya dapat dan
harus beriringan bersama.

a. Tujuan PJOK
Tujuan mata pelajaran PJOK untuk jenjang pendidikan
dasar dan menengah adalah sebagai berikut:
1. Mendidik anak untuk mencapai kedewasaan yang
memadai menjadi warga negara yang baik, produktif,
memiliki karakter positif, serta bertaqwa atas dasar
keimanan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat
melalui internalisasi nilai-nilai disiplin, percaya diri,
sportif, jujur, bertanggung jawab, kerja sama dalam
melakukan aktivitas jasmani.
3. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri
dalam pengembangan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani, kesehatan dan kesejahteraan.
4. Memahami konsep gerak dan menerapkannya dalam
berbagai aktivitas jasmani.
5. Mengembangkan pola gerak dasar dan keterampilan
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, suasana kompetitif,
dan rekreasional.
6. Mengembangkan kesadaran tentang arti penting
aktivitas fisik untuk mencapai pertumbuhan
dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif
sepanjang hayat.

b. Pendekatan Pembelajaran
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan
ilmiah atau scientific approach pada proses pembelajaran.
8
Hardiyanto
Pendekatan ilmiah (scientific approach) meliputi aktivitas;
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar/mengasosiasi, mengomunikasikan yang
dilakukan oleh siswa untuk sampai kepada kompetensi
dasar yang diharapkan.

Melalui aktivitas tersebut, pelajaran yang diikuti siswa


mampu mengembangkan tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Hasil akhirnya adalah
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan
untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia
yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup
secara layak (hard skills) dari siswa yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

Arti dari masing-masing aktivitas dalam pendekatan


saintifik dalam pembelajaran dapat disajikan seperti
berikut ini:

1. Mengamati
Mengamati adalah proses mengenal objek melalui
penggunaan indra yang dimiliki, misalnya dengan
melihat/menonton, mendengarkan, dan membaca.
Sehingga siswa akan memperoleh konsep awal dan
menemukan permasalahan-permasalahan dalam materi
yang akan dipelajari. Proses ini akan berdampak pada
siswa memahami obyek secara nyata, senang, tertantang,
dan memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran
selanjutnya.
2. Menanya
Pada proses ini guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk saling bertanya untuk mengungkapkan berbagai
masalah yang ditemukan pada saat proses pengamatan
dengan berbagai bentuk pertanyaan baik yang berkaitan
dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai
dengan kompetensi yang akan diraihnya.

9
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
3. Mengumpulkan informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi ini merupakan bagian
dari kegiatan eksplorasi yaitu untuk mencari jawaban
terhadap pertanyaan terkait dengan pengembangan
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
4. Menalar/Mengasosiasi
Menalar adalah proses berfikir yang logis dan sistematis
atas fakta empiris yang dapat diobservasi untuk
memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Istilah
menalar dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan
mengelompokkan beragam ide dan beragam peristiwa
untuk kemudian dijadikan sebagai dasar pembuatan
keputusan.
5. Mengomunikasikan
Mengomunikasikan adalah proses penyajian berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam bentuk
penyampaian informasi, peragaan keterampilan, dan
sikap dalam pembelajaran atau kehidupan.
Khusus dalam pelajaran PJOK, kegiatan-kegiatan di atas
tentu tidak dapat dan tidak selalu harus dilaksanakan
secara hirarkis. Hal itu tergantung pada materi ajar dan
penggalan kegiatan pembelajaran yang sedang dilakukan.
Jika pendekatan ilmiah ini dilaksanakan secara kaku
sesuai urutannya, dikhawatirkan pelajaran PJOK
akan kehilangan ciri uniknya, yaitu kekayaan aktivitas
gerak yang bermanfaat langsung pada pengembangan
keterampilan motorik dan kebugaran jasmani.
Lebih jauh dapat dijelaskan bahwa scientific approach
bukanlah sebuah model pembelajaran yang harus
diikuti sesuai tahapannya. Arti “pendekatan” hanyalah
menunjuk pada orientasi pembelajaran yang harus
dicapai. Pendekatan ilmiah bukan merupakan sebuah
urutan kegiatan belajar, tetapi lebih bermakna sebagai
“sifat” bahwa pelajaran PJOK (atau pelajaran apapun)
harus mampu mengembangkan kemampuan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, menalar/

10
Hardiyanto
mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Dengan demikian
siswa mampu mengembangkan kemampuan untuk
memproses dan memecahkan masalah melalui tahapan
tadi.
Penerapan pendekatan ilmiah dapat dipadukan dengan
berbagai model, diantaranya adalah model pembelajaran
berbasis masalah (problem-based learning), pembelajaran
berbasis projek (project-based learning), pembelajaran
kontekstual (contextual learning), pembelajaran penemuan
terbimbing (guided discovery learning), sampai pada
pembelajaran individual (individual learning). Selain itu,
dikenali pula beberapa model yang secara khas ada dan
dikembangkan dalam pembelajaran PJOK.

c. Strategi dan Metode Pembelajaran PJOK


Strategi pembelajaran dalam PJOK meliputi:
1. Pengajaran Interaktif (Interactive Teaching)
Pengajaran interaktif mempunyai makna guru
memberitahukan, menunjukkan, atau mengarahkan
sekelompok anak tentang apa yang harus dilakukan;
lalu siswa melakukannya; dan guru mengevaluasi
seberapa baik hal itu dilakukan dan mengembangkan
isi pelajaran lebih jauh, guru mengontrol proses
pengajaran. Biasanya seluruh kelas bekerja pada
tugas yang sama atau dalam kerangka tugas yang
sama. Bandingkan strategi ini dengan gaya komando;
keduanya memiliki perangkat ciri yang sama.

2. Pengajaran Berpangkalan (Station Teaching)


Pengajaran berpangkalan menata lingkungan
sehingga dua atau lebih tugas bisa berlangsung dalam
ruangan secara bersamaan. Biasanya, setiap tugas
harus dilakukan dalam pangkalan yang berbeda
dengan tugas lainnya, sehingga setiap tugas memiliki
pangkalannya masing-masing. Siswa berputar dari
satu pangkalan ke pangkalan lain. Kadang-kadang,
pengajaran berpangkalan ini disebut juga pengajaran

11
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
tugas. Strategi ini dalam tataran gaya mengajar,
serupa dengan gaya latihan (practice style).

3. Pengajaran Sesama Teman (Peer Teaching)

Pengajaran sesama teman adalah strategi pengajaran


yang mengalihkan tanggung jawab guru dalam fungsi
pengajarannya kepada siswa. Strategi ini biasanya
digunakan bersamaan dengan strategi lain tetapi
berharga untuk dieksplorasi secara terpisah. Strategi
ini tidak jauh berbeda dengan gaya berbalasan
(reciprocal style), dalam hal siswa sendiri memberikan
pengarahan kepada siswa lainnya. Bedanya, dalam
pengajaran sesama teman, siswa yang bertindak
sebagai pengajar tidak hanya berhadapan dengan
satu siswa, tetapi bisa dengan sekelompok siswa.

4. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Dalam pembelajaran kooperatif, sekelompok siswa


diberi tugas pembelajaran atau proyek untuk
diselesaikan oleh kelompoknya. Siswa dikelompokkan
secara heterogen menurut faktor yang berbeda seperti
kemampuan atau kebutuhan sosialnya. Keberhasilan
kelompok dalam pembelajaran dinilai sesuai dengan
seberapa baik mereka mampu menyelesaikan
tugasnya, di samping dari cara mereka bekerja sama
dengan yang lain.

5. Strategi Pembelajaran Sendiri (Self-instructional


Strategies)

Strategi pembelajaran sendiri melibatkan program


yang ditetapkan oleh siswa sendiri dan mengurangi
peran guru sebagai penyampai informasi. Strategi
pembelajaran sendiri menyandarkan diri sepenuhnya
pada materi tertulis, media, dan prosedur evaluasi
yang ditetapkan sebelumnya. Strategi ini dapat
dipakai untuk memenuhi satu atau lebih, terkadang
seluruhnya, fungsi pengajaran.

12
Hardiyanto
6. Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)

Strategi kognitif adalah strategi pembelajaran yang


dirancang untuk melibatkan siswa secara kognitif
dalam isi pelajaran melalui penyajian tugasnya.
Strategi ini meliputi gaya pemecahan masalah,
penemuan terbimbing, dan gaya lain yang memerlukan
fungsi kognitif anak, seperti pembelajaran penemuan
(inquiry learning). Semua model ini menggambarkan
pendekatan yang melibatkan siswa dalam
merumuskan respons sendiri tanpa meniru apa yang
sudah diperlihatkan guru sebelumnya.

Tingkat keterlibatan siswa bervariasi sesuai


dengan tingkat respons kognitifnya. Ketika guru
mengetengahkan masalah yang memerlukan jawaban
benar yang tunggal, pemecahan masalah itu biasanya
disebut convergent problem solving. Ketika masalah
tersebut bersifat terbuka dan tidak memerlukan satu
jawaban terbaik, maka pemecahan masalah tersebut
disebut divergent problem solving.

7. Pengajaran Beregu (Team teaching)

Pengajaran beregu adalah strategi pembelajaran


yang melibatkan lebih dari satu orang guru yang
bertanggung jawab untuk menyajikan pelajaran
kepada sekelompok siswa. Ketika pelajaran pendidikan
jasmani bersifat co-educational (melibatkan siswa
putra dan putri), banyak pendidik melihat bahwa team
teaching sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan
baik putra maupun putri yang terkelompokan secara
heterogen dengan mendapat guru pria dan wanita di
saat bersamaan.

d. Metode Pembelajaran PJOK


Metode pembelajaran, secara umum meliputi keseluruhan
cara atau teknik dalam menyajikan bahan pelajaran

13
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
kepada siswa serta bagaimana siswa diperlakukan
selama pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, secara
umum, pembahasan tentang metode mengajar bukan
hanya bersinggungan dengan apakah pelajaran perlu
diberikan secara keseluruhan (whole method) ataukah
sebagian-sebagian (part method), tetapi juga tentang cara
memperlakukan siswa dan pengaturan waktu.
1. Latihan Terbimbing
Metode latihan terbimbing adalah teknik yang
paling umum dalam proses pembelajaran PJOK, di
mana siswa dituntun dengan berbagai cara melalui
pemberian variasi gerak. Dalam penggunaannya
latihan ini mempunyai beberapa tujuan, dan yang
paling utama adalah untuk mengurangi kesalahan
serta memastikan bahwa pola gerak yang tepat sudah
dilakukan.
Penggunaan latihan terbimbing amat penting terutama
dalam cabang olahraga yang berbahaya seperti senam
dan renang. Di sini siswa perlu dibantu, baik secara
langsung oleh guru atau dengan pemakaian alat.
2. Latihan Padat dan Terdistribusi
Guru PJOK harus membuat keputusan berkaitan
dengan berapa lama waktu latihan yang digunakan
dalam satu episode pembelajaran, dan bagaimana
waktu yang tersedia ini dimanfaatkan, apakah
langsung dihabiskan sekaligus atau diselingi istirahat.
Umumnya, unit pembelajaran dalam PJOK
menghabiskan waktu latihan hanya untuk menguasai
satu keterampilan, misalnya hari pertama pasing
bawah pada permainan bola voli, kemudian di hari
berikutnya berganti menjadi pasing atas. Jika ini
yang dilakukan, guru mempunyai pilihan apakah
keterampilan akan dilatih oleh anak secara terus
menerus sampai waktu habis atau menetapkannya
dalam satuan waktu tertentu diselingi istirahat.
Pilihan yang pertama disebut latihan padat (massed

14
Hardiyanto
practice), sedangkan pilihan kedua disebut latihan
terdistribusi (distributed practice). Contoh lain dari
metode ini adalah latihan dengan interval (interval
training).
3. Latihan Terpusat dan Acak
Latihan disebut terpusat jika dua atau tiga
keterampilan yang dilatih dilaksanakan satu persatu
hingga jumlah ulangan atau waktu yang ditentukan
terselesaikan sebelum dilanjutkan ke keterampilan
lain. Contohnya dalam pembelajaran bulutangkis
yang berisi servis, smes, dan dropshot. Guru akan
meminta siswa melatih dulu servis, misalnya 20 kali
kemudian dilanjutkan smes 20 kali dan dropshot 20
kali. Intinya, latihan terpusat dilaksanakan dengan
mendahulukan satu tugas hingga selesai sebelum
berpindah ke tugas lain.
Latihan acak dilakukan dengan melakukan latihan
beberapa keterampilan secara berselang-seling.
Dengan latihan acak, siswa diminta melakukan
gerakan servis 1 kali dilanjutkan smes 1 kali, dan
dropshot 1 kali kemudian kembali ke servis lagi,
smes, dan ke dropshot lagi, dan seterusnya hingga
jatah waktu atau jumlah ulangan yang ditetapkan
diselesaikan.
Latihan yang bervariasi pada dasarnya melatih
banyak kemungkinan variasi gerak. Latihan dapat
divariasikan berdasarkan pada perubahan kecepatan,
jarak, tingkatan gerak, dan tujuan latihan. Jika
dalam satu pertemuan latihan kondisi-kondisi
tersebut divariasikan sedemikian rupa, siswa akan
mengambil banyak keuntungan berupa pemantapan
kemampuan penyesuaian keterampilan, maupun
proses kognitifnya.
4. Keseluruhan dan Bagian per Bagian
Beberapa keterampilan terdiri dari beberapa gerakan
yang sangat kompleks (keterampilan serial) sehingga

15
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
guru harus mampu menyesuaikan prosedur dan
pendekatan yang tepat. Untuk menghadapi gerakan
tersebut guru akan membagi tugas menjadi bagian-
bagian kecil (sesuai teknik dasarnya). Setiap bagian
tersebut dilatih satu persatu sesuai urutannya untuk
kemudian disatukan setelah semua bagian terkuasai
agar menjadi satu keterampilan yang utuh. Jika ini
yang ditempuh guru, maka ia sedang menerapkan
metode bagian (part method).
Jika suatu keterampilan merupakan suatu
keterampilan yang utuh (keterampilan diskrit) dimana
hubungan antara satu bagian dengan bagian yang
lain demikian erat maka lebih baik diajarkan secara
utuh. Irama dan timing dari keterampilan itu akan
terjaga dengan lebih baik jika guru memilih metode
keseluruhan atau whole method.
Guru dapat memadukan kedua cara tersebut jika
tidak mengganggu keselamatan. Siswa harus diberi
kesempatan untuk merasakan keterampilan secara
keseluruhan sebelum keterampilan itu dipeach
menjadi bagian. Jika ini yang dilakukan guru maka ia
sedang menggunakan metode campuran yang disebut
metode keseluruhan-bagian (whole-part method).
Selain ketiga metode tersebut (bagian, keseluruhan,
dan keseluruhan-bagian juga dikenal satu metode
mengajar yang lain yang disebut metode progresif
(progressive method). Metode ini dikenal sebagai
metode yang berada dalam satu gugus dengan metode
bagian, tetapi diciptakan dengan maksud menutupi
kekurangan dari metode tersebut.
Pada prinsipnya metode progresif mengikuti urutan
sebagai berikut. Pada tahap pertama, latihan hanya
melibatkan satu bagian keterampilan yang dianggap
penting (inti) yang selalu ditekankan dan diulang-
ulang. Pada tahap kedua, bagian pertama digabung
dengan bagian kedua sehingga menampilkan pola
gerak yang lebih besar. Pada tahap ketiga, bagian

16
Hardiyanto
satu dan bagian dua digabung lagi dengan bagian
tiga, yang menunjukkan pola keterampilan yang
semakin lengkap. Demikian seterusnya sehingga
keseluruhan bagian yang tersisa akhirnya tergabung
secara keseluruhan.

e. Gaya Mengajar PJOK


Mosston membedakan gaya mengajar sesuai dengan
besarnya peran siswa di dalam proses pembelajaran (pra
pertemuan, pertemuan, dan pasca pertemuan). Berikut
adalah beberapa gaya mengajar tersebut:
1. Gaya A : Komando (Command Style)
Semua keputusan dikendalikan oleh guru dan siswa
hanya melakukan apa yang diperintahkannya. Satu
aba-aba satu respons siswa.
2. Gaya B : Latihan (Practice Style)
Guru memberikan beberapa tugas dan siswa
menentukan di mana, kapan, bagaimana, dan tugas
mana yang akan dilakukan pertama kali. Guru
memberi umpan balik.
3. Gaya C : Berbalasan (Reciprocal Style)
Satu siswa menjadi pelaku, satu siswa lain menjadi
pengamat dan bertugas memberikan umpan balik,
dan dilakukan secara bergantian.
4. Gaya D : Menilai diri sendiri (Self Check Style)
Siswa diberi petunjuk untuk menilai penampilannya
sendiri. Pada saat latihan siswa berusaha mengetahui
kekurangannya dan mencoba memperbaiki.
5. Gaya E : Partisipatif atau Inklusif (Inclusion Style)
Guru menentukan tugas pembelajaran yang memiliki
target atau kriteria yang berbeda tingkat kesulitan
antara satu siswa dengan lainnya. Siswa diberi
keleluasaan untuk menentukan tingkat kesulitan
yang sesuai dengan kemampuannya, dengan demikian

17
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
setiap anak akan merasa berhasil.
6. Gaya F : Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
Guru membimbing siswa ke arah jawaban yang
benar melalui serangkaian tugas untuk menjawab
permasalahan yang dirancang. Setiap anak
melaksanakan tugas sesuai bimbingan guru sehingga
akan mendapatkan jawaban yang sama terhadap
permasalahan yang diberikan tersebut.
7. Gaya G : Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Guru menyediakan satu permasalahan yang harus
diselesaikan. Siswa diberi kebebasan sesuai dengan
cara yang dipilihnya sendiri, sehingga jawaban yang
dihasilkan akan beragam.
8. Gaya H, I, J : Learner Designed Program/Learner
Initiated/Self-Teaching
Siswa mulai mengambil tanggung jawab untuk apa
pun yang akan dipelajari serta bagaimana hal itu akan
dipelajari.

f. Model-model Pembelajaran
Berbagai model pembelajaran yang digunakan pada mata
pelajaran lain juga dapat diterapkan pada mata pelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, seperti
model-model berikut ini.
1. Model Pembelajaran Penemuan (Inquiry Learning)
Contoh tahapan model pembelajaran pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan model ini
adalah:
a) Pendahuluan
1) Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan
dipakai dalam pembelajaran.
2) Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan
memimpin doa sebelum dimulai pembelajaran.
b) Inti
1) Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai

18
Hardiyanto
dengan instruksi guru sebelum pembelajaran
dimulai.
2) Guru membuka dan menjelaskan pembelajaran
senam irama bagi kesehatan dan kebugaran
jasmani.
3) Siswa melakukan gerakan senam irama sesuai
dengan penjelasan guru secara individu maupun
kelompok, dan menyampaikan arti penting
kerjasama dalam gerak senam berirama.
4) Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi
dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada
kesalahan gerakan.
5) Siswa secara individu dan atau kelompok
melakukan gerakan senam irama dengan
menunjukkan sikap kerjasama sesuai dengan
koreksi oleh guru.
6) Guru mengamati seluruh aktifitas siswa dalam
melakukan gerakan senam irama secara
seksama.
c) Penutup
1) Guru menyampaikan tingkat pencapaian
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang diperoleh oleh siswa, menyampaikan siswa
yang mendapatkan hasil yang terbaik, dan
memberikan motivasi pada yang belum.
2) Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan
yang telah digunakan.
3) Berdoa bersama.

2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based


Learning/PBL)
Contoh tahapan model pembelajaran pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan model ini
adalah:
a) Pendahuluan
1) Siswa mempersiapkan peralalatan yang akan

19
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
dipakai dalam pembelajaran.
2) Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan
memimpin doa sebelum dimulai pembelajaran.

3) Siswa diminta untuk mempersiapkan pertanyaan
gerakan-gerakan yang tidak mampu.
b) Inti
1) Siswa melakukan gerakan senam irama yang
tidak mampu dilakukan pada saat gerakan.
2) Guru mengamati seluruh gerakan senam irama
siswa secara individu maupun kelompok.
3) Seluruh gerakan senam irama siswa diawasi
dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada
kesalahan gerakan.
4) Siswa secara individu dan atau kelompok
melakukan gerakan senam irama sesuai dengan
koreksi oleh guru.
5) Seluruh gerakan siswa setelah diberikan umpan
balik diamati oleh guru secara individu maupun
kelompok.
6) Siswa melakukan gerakan senam irama secara
individu secara bergantian.
c) Penutup
1) Secara klasikal siswa diberikan penghargaan
dan motivasi berdasarkan hasil penilaian.
2) Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan
yang telah digunakan
3) Berdoa bersama.

3. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)


Contoh tahapan model pembelajaran pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan model ini
adalah:
a) Pendahuluan
1) Siswa mempersiapkan perlalatan yang akan
dipakai dalam pembelajaran.
2) Guru menunjuk siswa untuk membariskan dan
20
Hardiyanto
memimpin doa sebelum dimulai pembelajaran.

3) Siswa dibagi dalam beberapa kelompok sesuai
dengan teknik gerakan, misalnya: teknik bermain
sepakbola maka siswa dibagi menjadi kelompok
mengoper, menggiring, menendang, menangkap
bola, melempar ke dalam.
b) Inti
1) Siswa melakukan gerakan teknik sepakbola
sesuai dengan pembagian kelompok instruksi
guru sebelum pembelajaran dimulai. 

2) Guru menjelaskan keterkaitannya teknik
sepakbola bagi kebugaran jasmani. 

3) Siswa yang memiliki keterampilan lebih baik
dapat dijadikan sebagai mediator bagi siswa lain
dalam kelompok tersebut. 

4) Secara kelompok siswa berganti tempat untuk
mempelajari gerakan teknik yang berbeda dari
kelompok asal. 

5) Seluruh gerakan teknik sepakbola diawasi
dan diberikan koreksi oleh guru apabila ada
kesalahan gerakan. 

6) Siswa secara individu dan atau kelompok
melakukan gerakan teknik sepakbola sesuai
dengan koreksi oleh guru.
c) Penutup
1) Secara klasikal siswa diberikan penghargaan
dan motivasi berdasarkan hasil penilaian.
2) Siswa merapihkan dan mengembalikan peralatan
yang telah digunakan.
3) Berdoa bersama.

Selain berbagai model tersebut, di dalam pembelajaran


PJOK terdapat beberapa model pembelajaran yang
sudah dikembangkan. Beberapa di antaranya adalah
model pendidikan gerak (movement education), model
pengembangan tanggung jawab (teaching personal and

21
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
social responsbility/Hellison’s model), model pendidikan
petualangan (adventure education model), model
kebugaran (fitness education model), model perkembangan
(developmental model), bahkan termasuk model Teaching
Games for Understanding (TGfU model) serta model
pembelajaran kooperatif (cooperative learning model).

g. Rancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran secara operasional berbentuk
dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
RPP disusun berdasarkan silabus yang telah disediakan
oleh pemerintah yang memuat kompetensi yang akan
dicapai, materi pokok, dan kegiatan pembelajaran. RPP
dikembangkan oleh guru yang bersangkutan sesuai
dengan karakter siswa dan sekolah.

1. Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Setiap pendidik (guru) pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematik agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis
siswa. Komponen RPP terdiri dari:
a) Identitas,
b) Kompetensi Inti - Kompetensi Dasar (Sikap Spritual,
Sikap Sosial, Pengetahuan, dan 
Keterampilan),
c) Indikator Pencapaian Kompetensi,
d) Materi Pembelajaran;
e) Kegiatan Pembelajaran,
f) Penilaian (Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan).
g) Media, Alat, dan Sumber Belajar;

22
Hardiyanto
2. Langkah-Langkah Pengembangan RPP
a) Pengkajian silabus meliputi: (1) KI dan KD; (2)
materi pembelajaran; (3) proses pembelajaran; (4)
penilaian pembelajaran; (5) alokasi waktu; dan (6)
sumber belajar;
b) Perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1,
KI-2, KI-3, dan KI-4;
c) Materi Pembelajaran dapat berasal dari buku
teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber
belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian,
konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang
dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran
reguler, pengayaan, dan remedial;
d) Penjabaran Kegiatan Pembelajaran yang ada pada
silabus dalam bentuk yang lebih operasional berupa
pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi
siswa dan satuan pendidikan termasuk penggunaan
media, alat, bahan, dan sumber belajar;
e) Penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan
berdasarkan alokasi waktu pada silabus,
selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup;
f) Pengembangan penilaian pembelajaran dengan
cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen
penilaian, serta membuat pedoman penskoran;
g) Menentukan strategi pembelajaran remedial segera
setelah dilakukan penilaian; dan
h) Menentukan Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar
disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah
penjabaran proses pembelajaran.

h. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran PJOK


Pembelajaran PJOK memerlukan sarana dan prasana
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga tercapai
tujuan pembelajaran PJOK secara aman, efektif dan

23
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
efisien. Penyediaan sumber daya fisik yang memadai
termasuk fasilitas, peralatan dan pemeliharaan dapat
membantu dalam mempengaruhi sikap dan menunjang
keberhasilan program. Dalam pembelajaran PJOK,
fasilitas yang harus tersedia bagi peserta didik yang terlibat
dalam aktivitas otot besar yang melibatkan memanjat,
melompat, menendang, melempar, dan menangkap.

Secara ideal, aktivitas pembelajaran menggunakan sarana


dan prasarana yang sesuai. Akan tetapi, jika sekolah
tidak memiliki dan menyediakan sarana dan prasarana,
kreativitas guru sangat diperlukan, untuk membuat
modifikasi media pembelajaran PJOK. Demikian juga
guru dapat menyesuaikan aktivitas yang dipilih, sesuai
dengan ketersediaan sarana dan prasarana, dan tetap
melakukan pembelajaran yang sesuai untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan.

i. Keamanan dan Keselamatan dalam Pembelajaran


PJOK
Hal terpenting dalam pembelajaran PJOK adalah
terpenuhinya aspek dalam prosedur keamanan dan
keselamatan. Peserta didik harus dapat melakukan atau
unjuk kerja dengan aman dan selamat, sesuai komtensi
yang diharapkan, dan terjadi peningkatan keterampilan
sesuai dengan tantangan melakukan unjuk kerja gerak.
Peserta didik juga belajar untuk menilai kerja yang mereka
lakukan dan juga menilai rekannya.

Selain itu, peserta didik juga harus mampu beradaptasi,


memodifikasi dan meningkatkan kemampuannya. Karena
itu perlu diketahui prosedur keamanan dan keselamatan
dalam pembelajaran pendidikan jasmani, yang
memiliki tujuan prosedur keamanan dan keselamatan
pembelajaran penjas adalah untuk memastikan peserta
didik melakukan aktivitas pendidikan jasmani dan
olahraga dengan aman dan selamat. Keamanan dan
keselamatan melipuuti kemanan dan keselamatan dalam

24
Hardiyanto
penggunaan sarana, prasaran, dan teknik melakukan.

j. Penilaian Pembelajaran PJOK


Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memeroleh informasi atau data mengenai proses dan
hasil belajar siswa. Penilaian dilakukan dengan cara
menganalisis dan menafsirkan data hasil pengukuran
capaian kompetensi siswa yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis
kompetensi yang menekankan pembelajaran berbasis
aktivitas yang bertujuan memfasilitasi siswa memperoleh
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini berimplikasi
pada penilaian yang harus meliputi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan baik selama proses (formatif) maupun
pada akhir periode pembeajaran (sumatif).

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan


dalam melaksanakan penilaian:
1. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian
Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti (KI-1,
KI-2, KI-3, dan KI-4).
2. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu penilaian
yang dilakukan dengan membandingkan capaian
siswa dengan kriteria kompetensi yang ditetapkan.
Hasil penilaian baik yang formatif maupun sumatif
seorang siswa tidak dibandingkan dengan skor siswa
lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan
kompetensi yang dipersyaratkan.
3. Penilaian dilakukan secara terencana dan
berkelanjutan. Artinya semua indikator diukur,
kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan
kompetensi dasar (KD) yang telah dikuasai dan yang
belum, serta untuk mengetahui kesulitan belajar
siswa .

25
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
4. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan
tindak lanjut, berupa program peningkatan kualitas
pembelajaran, program remedial bagi siswa yang
pencapaian kompetensinya di bawah KBM/KKM, dan
program pengayaan bagi siswa yang telah memenuhi
KBM/KKM. Hasil penilaian juga digunakan sebagai
umpan balik bagi orang tua/wali siswa dalam rangka
meningkatkan kompetensi siswa.

Berikut uraian singkat mengenai teknik-teknik penilaian


sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

1. Teknik Penilaian Sikap


Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik
observasi oleh guru mata pelajaran (selama proses
pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan
konseling (BK), dan wali kelas (selama siswa di luar
jam pelajaran) yang ditulis dalam buku jurnal (yang
selanjutnya disebut jurnal). Selain itu, penilaian diri dan
penilaian antarteman.

2. Teknik Penilaian Pengetahuan


Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan
sesuai dengan karakteristik masing-masing kompetensi
dasar. Teknik yang biasa digunakan antara lain tes
tertulis, tes lisan, penugasan, dan portofolio. Teknik-
teknik penilaian pengetahuan yang biasa digunakan
disajikan dalam tabel berikut.

26
Hardiyanto
Teknik Bentuk Instrumen Tujuan
Tes Tertulis Benar-Salah, Mengetahui penguasaan
Menjodohkan, Pilihan pengetahuan siswa
Ganda, untuk perbaikan proses
pembelajaran dan/atau
Isian/Melengkapi,
pengambilan nilai
Uraian
Tes Lisan Tanya jawab Mengecek pemahaman
siswa untuk perbaikan
proses pembelajaran
Penugasan Tugas yang dilakukan Memfasilitasi
secara individu penguasaan
maupun kelompok pengetahuan (bila
diberikan selama proses
pembelajaran) atau
mengetahui penguasaan
pengetahuan (bila
diberikan pada akhir
pembelajaran)
Portofolio Sampel pekerjaan Sebagai (sebagian)
siswa terbaik yang bahan guru
diperoleh dari mendeskripsikan
penugasan dan tes capaian pengetahuan di
tertulis akhir semester

Instrumen tes tertulis dikembangkan atau disiapkan


dengan mengikuti langkah-langkah:
a) Menetapkan tujuan tes.
b) Menyusun kisi-kisi.
c) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah
penulisan soal.
d) Menyusun pedoman penskoran.

27
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
3. Teknik Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menerapkan
pengetahuan untuk melakukan tugas tertentu di dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat
dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian
kinerja, dan penilaian proyek.
a. Teknik Penilaian Kebugaran Jasmani
Selain tiga aspek hasil belajar yang harus dilakukan
penilaian oleh guru pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan sebagaimana guru mata pelajaran lain,
tidak kalah pentingnya adalah penilaian terhadap
kebugaran jasmani siswa. Kebugaran jasmani siswa
meliputi kebugaran yang tekait dengan kesehatan
(physical fitness related health) dan kebugaran yang
terkait dengan keterampilan (physical fitness related
skill). Komponen kebugaran jasamani terkait dengan
kesehatan terdiri dari komposisi tubuh, daya tahan
jantung dan paru-paru, daya tahan otot, kekuatan,
dan kelentukan. Sedangkan yang terkait dengan
keterampilan di antaranya terdiri dari kecepatan,
koordinasi, kelincahan, ketepatan, dan daya ledak.
Pengukuran dilakukan menggunakan berbagai
instrumen tes yang terstandar secara nasional
misalnya tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI) atau
internasional. Selain itu, dapat pula menggunakan
instrumen tes yang dirancang sendiri oleh guru
PJOK dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas
terlebih dahulu.

k. Pengayaan dan Remedial


Kegiatan remedial adalah kegiatan yang ditujukan
untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan.
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, fungsi

28
Hardiyanto
kegiatan remedial adalah: (1) memperbaiki cara belajar
siswa, (2) meningkatkan siswa terhadap kelebihan dan
kekurangan dirinya, (3) menyesuaikan pembelajaran
dengan karakteristik siswa, (4) mempercepat penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran, (5) membantu
mengatasi kesulitan dalam aspek sosial dan pribadi
siswa. Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sebelum
kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa
yang diduga akan mengalami kesulitan (preventif), setelah
kegiatan pembelajaran biasa untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan belajar (kuratif), atau selama
berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa. Langkah-
langkah yang harus ditempuh dalam kegiatan remedial
adalah: (1) analisis hasil diagnosis kesulitan belajar, (2)
menemukan penyebab kesulitan, (3) menyusun rencana
kegiatan remedial, (4) melaksanakan kegiatan remedial,
dan (5) menilai kegiatan remedial.
Kegiatan pengayaan adalah suatu kegiatan yang
diberikan kepada siswa kelompok cepat agar mereka
dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan
memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Kegiatan
pengayaan dilaksanakan dengan tujuan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperdalam
penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan
tugas belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai
tingkat perkembangan yang optimal. Tugas yang dapat
diberikan guru pada siswa yang mengikuti kegiatan
pengayaan di antaranya adalah memberikan kesempatan
menjadi tutor sebaya, mengembangkan latihan praktis
dari materi yang sedang dibahas, membuat hasil karya,
melakukan suatu proyek, membahas masalah, atau
mengerjakan permainan yang harus diselesaikan siswa.
Apapun kegiatan yang dipilih guru, hendaknya kegiatan
pengayaan tersebut menyenangkan dan mengembangkan
kemampuan kognitif tinggi sehingga mendorong siswa
untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Dalam memilih
dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru harus
memperhatikan (1) faktor siswa, baik faktor minat maupun

29
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
faktor psikologis lainnya, (2) faktor manfaat edukatif, dan
(3) faktor waktu.

2. Karakteristik Tunarungu

a.) Pengertian Tunarungu


Keadaan dimana seseorang kehilangan pendengarannya
yang mengakibatkan ia tidak dapat menangkap berbagai
rangsangan melalui indera pendengarannya disebut
tunarungu.
Menurut Andreas Dwidjosumarto yang dikutip oleh
Somantri (2005:93) seseorang yang tidak atau kurang
mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ada
dua kategori ketunarunguan yaitu tuli (deaf) dan
kurang dengar (low of hearing). Tuli adalah mereka yang
indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam
taraf berat sehingga pendengaran tidak berfungsi lagi.
Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera
pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih
dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun
tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aids).
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa yang
dikatakan tunarungu bukan hanya individu yang
benar-benar tidak bisa mendengar/tuli melainkan juga
individu yang mengalami kesulitan pendengaran.
Menurut Kosasih (2012:173) terdapat kecenderungan
bahwa seseorang yang mengalami tunarungu seringkali
diikuti pula dengan tunawicara. Kondisi ini dapat
menjadi suatu rangkaian sebab dan akibat.
Selain itu, Mufti Salim yang dikutip oleh Somantri
(2005:93) menyimpulkan bahwa anak tunarungu adalah
anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan
kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan
atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat
pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam

30
Hardiyanto
perkembangan bahasanya. Ia memerlukan bimbingan
dan pendidikan khusus untuk mencapai kehidupan
lahir batin yang layak.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
tunarungu adalah individu yang memiliki kelainan yang
berhubungan dengan indera pendengaran baik sebagian
(hard of hearing) maupun seluruhnya (deaf) sehingga ia
mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya.

b.) Karakteristik Anak Tunarungu


Karakteristik anak tunarungu merupakan tanda-
tanda atau gejala yang memberi petunjuk bahwa
seorang anak memiliki kelainan dalam pendengaran,
meliputi karakteristik fisik, verbal, kepribadian, serta
karakteristik emosional dan sosial.
1.) Karakteristik Fisik
(a) cara berjalannya kaku dan agak membungkuk
karena daya keseimbangannya terganggu,
(b) gerak kaki dan tangannya lincah/cepat sebab
sering digunakan untuk berkomunikasi dengan
lingkungannya, sebagai pengganti bahasa lisannya,
(c) gerakan matanya cepat dan beringas, apabila organ
ini tidak dijaga dengan baik dapat berakibat
kemampuan melihat menurun karena selalu
digunakan sebagai pengganti alat pendengarannya,
dan
(d) kemampuan pernapasannya pendek-pendek
terganggu, sehingga tidak mampu berbahasa
dengan baik.
2.) Karakteristik Verbal
(a) biasanya individu yang tunarungu juga
mengalami ketidakmampuan dalam berbahasa,
(b) tunarungu yang diperoleh sejak lahir dapat belajar
bicara dengan suara normal,
(c) anak tunarungu miskin dalam kosakata,
(d) mengalami kesulitan didalam mengartikan

31
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
ungkapan- ungkapan bahasa yang mengandung
arti kiasan dan kata- kata abstrak,
(e) dia kurang menguasai irama dan gaya bahasa, dan
(f) dia mengalami kesulitan dalam berbahasa verbal
dan pasif dalam berbahasa.
3.) Karakteristik Kepribadian
(a) anak tunarungu yang tidak bependidikan
cenderung murung, penuh curiga, curang, kejam
(bengis), tidak simpatik, tidak dapat dipercaya,
cemburu, tidak wajar, egois, ingin membalas
dendam, dan sebagianya,
(b) lingkungan yang menyenangkan dan memanjakan
dapat berpengaruh terhadap ketidakmampuan
dalam penyesuaian mental maupun emosi, dan
(c) anak tunarungu menunjukan kondisi yang lebih
neurotik, mengalami rasa ketidakamanan dan
berkepribadian tertutup (introvert).
4.) Karakteristik Emosi dan Sosial
(a) suka menafsirkan secara negatif,
(b) kurang mampu dalam mengendalikan emosin dan
sering bergejolak,
(c) memiliki perasaan rendah diri dan merasa
diasingkan, serta
(d) memiliki rasa cemburu dan prasangka karena tidak
diperlakukan dengan adil serta sulit bergaul.

3. Klasifikasi Tunarungu
Melihat dari rentang waktu terjadinya ketunarunguan,
Kirk yang dikutip oleh Kosasih (2012:173) mengelompokan
gangguan pendengaran kedalam dua jenis, yakni prelingual
dan postlingual. Kelompok anak tunarungu prelingual
termasuk dalam tunarungu berat. Adapun postlingual adalah
anak yang mengalami kehilangan ketajaman pendengaran
setelah kelahirannya.
Menurut Somantri (2005:94) tunarungu dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu klasifikasi secara
etiologis dan menurut tarafnya. Di bawah ini penjelasan
32
Hardiyanto
dari dua klasifikasi tersebut.
a. Klasifikasi secara etiologis
Kalsifikasi ini didasarkan pada sebab-sebab
ketunarunguan yang meliputi faktor-faktor:
1) Pada saat sebelum dilahirkan
a) Salah satu atau kedua orang tua anak menderita
tunarungu atau mempunyai gen sel pembawa sifat
abnormal, misalnya dominat genes, recesive gen,
dan lain-lain.
b) Karena penyakit; seaktu ibu mengandung
terserang suatu penyakit, terutama penyakit-
penyakit yang diderita pada saat kehamilan tri
semester pertama yaitu pada saat pembentukan
ruang telinga. Penyakit itu ialah rubella, moribili,
dan lain-lain.
c) Keracunan obat-obatan; pada suatu kehamilan
ibu meminum obat-obatan terlalu banyak,
ibu seorang pecandu alkohol, atau ibu tidak
menghendaki kehadiran anaknya sehingga ia
meminum obat penggugur kandungan, hal ini akan
dapat menyebabkan ketunarunguan pada anak
yang dilahirkan.
2) Pada saat kelahiran
a) Sewaktu melahirkan, ibu mengalami kesulitan
sehingga persalinan dibantu dengan penyedotan
(vacum).
b) Prematuritas, yakni bayi yang lahir sebelum
waktunya.
3) Pada saat setelah kelahiran (post natal)
a) Ketulian yang terjadi karena infeksi, misalnya
infeksi pada otak (meningitis) atau infeksi umum
seperti difteri, morbili, dan lain-lain.
b) Pemakaian obat-obatan ototoksi pada anak-anak.
c) Karena kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan
alat pendengaran bagian dalam, misalnya jatuh.

33
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
b. Klasifikasi menurut tarafnya
Andreas Dwidjosumarto (Somantri, 2005:95)
mengelompokkan:
1) Tingkat I, kehilangan kemampuan mendengar antara
35- 54 dB, penderita hanya memerlukan latihan
berbicara dan bantuan mendengar secara khusus.
2) Tingkat II, kehilangan kemampuan mendengar antara
55-69 dB, penderita kadang-kadang memerlukan
penempatan sekolah secara khusus, dalam kebiasaan
sehari-hari memerlukan latihan berbicara dan bantuan
latihan berbahasa secara khusus.
3) Tingkat III, kehilangan kemampuan mendengar
antara 70-89 dB.
4) Tingkat IV, kehilangan kemampuan mendengar 90 dB
ke atas.
Penderita dari tingkat I dan II dikatakan mengalami
ketulian. Dalam kebiasaan sehari-hari mereka
sesekali latihan berbicara, mendengar berbahasa, dan
memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus. Anak
yang kehilangan kemampuan mendengar dari tingkat
III dan IV pada hakikatnya memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.

4. Pengaruh Pendengaran Terhadap Perkembangan Bicara


dan Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan
manusia dalam mengadakan hubungan dengan sesamanya.
Ketajaman pendegaran sangat mempengaruhi proses
perkembangan bicara dan bahasa. Anak tunarungu akan
mengalami hambatan yang cukup berat dalam hal ini karena
proses peniruanya hanya terbatas pada peniruan visual,
sehingga anak tunarungu memerlukan pembinaan secara
khusus dan intensif sesuai dengan kemampuan dan taraf
ketunarunguannya.
Menurut Sri Moerdiani (1987:29) perkembangan bahasa
dan bicara anak tunarungu dapat digambarkan sebagai

34
Hardiyanto
berikut.
a. Fase motorik yang tidak teratur
Gerakan yang dilakukan anak penyandang tunarunguu
tidak teratur, dan kecenderungan hanya bisa menangis.
b. Fase Meraban (Bubbling)
Pada awal fase meraban tidak terjadi hambatan,
karena fase meraban merupakan gerakan alamiah dari
pernapasan dan pita suara. Fase meraban ini sama
dengan fase meraban anak normal. Namun karena anak
tunarungu tidak memperoleh umpan balik dari suaranya
sendiri dan respons dari orang dewasa disekitarnya,
meraban ini lama-lama menghilang dan tidak diikuti oleh
fase bicara selanjutnya.
Perkembangan kemampuan bahasa dan komunikasi
anak tunarungu harus melalui penglihatannya dan
memanfaatkan sisa pendengarannya. Oleh sebab itu
komunikasi bagi anak tunarungu mempergunakan segala
aspek yang ada pada dirinya.
Hambatan perkembangan bahasa yang dialami oleh
anak tunarungu dapat berdampak pada kesulitan
mereka dalam memaknai arti kata, sehingga anak ini
bisa mengembangkan konsep kata melalui manipulasi
gerak bibir. Berdasarkan penelitian Lewis yang dikutip
oleh Hidayat, dkk. (2006:22) mengemukakan bahwa
“ketunarunguan yang dialami seorang anak dapat
mengakibatkan perasaan harga diri kurang dan mudah
curiga terhadap orang lain”. Dampak dari kondisi tersebut
mereka tidak dapat menyesuaikan diri atau bahkan
menarik diri dari lingkungan sosial sehingga mereka
tidak dapat mewujudkan diri dalam peran sosialnya
secara optimal.
Bahasa mempunyai fungsi dan peran pokok sebagai
media untuk berkomunikasi. Menurut Depdikbud yang
dikutip Somantri (2005:96) dalam fungsinya dapat pula
dibedakan bebagai peran lain dari bahasa seperti:

35
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
1) Bahasa sebagai wahana untuk mengadakan
kontak/ hubungan,
2) Untuk mengungkapkan perasaan, kebutuhan, dan
keinginan,
3) Untuk mengatur dan menguasai tingkah laku orang
lain,
4) Untuk pemberian informasi, dan
5) Untuk memperoleh pengetahuan.
Dengan demikian bila seorang anak memiliki
kemampuan berbahasa, mereka akan memiliki sarana
untuk mengembangkan segi sosial, emosional, maupun
intelektualnya. Menurut Somantri (2005:96-97) media
komunikasi yang dapat digunakan sebagai berikut.
1) Bagi anak tunarungu yang mampu bicara, tetap
menggunakan bicara sebagai media dan membaca
ujaran sebagai sarana penerimaan dari pihak anak
tunarungu.
2) Menggunakan media tulisan dan membaca sebagai
sarana penerimaannya.
3) Menggunakan isyarat sebagai media.

5. Perkembangan Kognitif Anak Tunarungu


Ketunarunguan berpengaruh terhadap perkembangan
kognitif anak. Anak yang tunarungu mengalami kesulitan
dalam perkembangan kognitifnya, sehingga akan berakibat
pada terhambatnya proses pencapaian pengetahuan yang
lebih luas.
Soemantri (2005:97) mengemukakan bahwa pada umumnya
intelegensi anak tunarungu secara potensial sama dengan
anak normal, tetapi secara fungsional perkembangannya
dipengaruhi oleh tingkat kemampuan berbahasanya,
keterbatasan informasi, dan kiranya daya abstraksi anak.
Perkembangan kognitif anak tunarungu sangat dipengaruhi

36
Hardiyanto
oleh perkembangan bahasa, sehingga hambatan pada
bahasa akan menghambat perkembangan intelegensi anak
tunarungu.
Cruickshank yang dikutip oleh Somantri (2005:97)
mengemukakan bahwa anak-anak tunarungu sering
memperlihatkan keterlambatan dalam belajar dan kadang-
kadang tampak terbelakang. Keadaan ini tidak hanya
disebabkan oleh derajat gangguan pendengaran yang
dialami anak tetapi juga tergantung pada potensi kecerdasan
yang dimiliki, rangsangan mental, serta dorongan dari
lingkungan luar yang memberikan kesempatan bagi anak
untuk mengembangkan kecerdasan itu.
Dengan demikian, hambatan intelektual yang rendah
anak tunarungu bukanlah suatu penyebab kerendahan
tingkat intelegensinya, melainkan karena tidak mendapat
kesempatan untuk mengembangkan intelegensinya.
Pemberian bimbingan yang teratur terutama dalam
kecakapan berbahasa akan dapat membantu perkembangan
intelegensi anak tunarungu. Anak tunarungu terhambat
perkembangannya yang bersifat verbal, misalnya
merumuskan pengertian menghubungkan, menarik
kesimpulan, dan meramalkan kejadian. Sementara aspek
intelegensi yang bersumber dari penglihatan dan yang
berupa motorik tidak banyak mengalami hambatan tetapi
justru berkembang lebih cepat.

6. Perkembangan Perilaku Anak Tunarungu


Kepribadian pada dasarnya merupakan keseluruhan sifat
dan sikap pada seseorang yang menentukan cara-cara yang
unik dalam penyesuaiannya dengan lingkungan. (Somantri,
2005:99)
Untuk mengetahui keadaan kepribadian anak tunarungu,
kita perlu perhatikan bagaimana penyesuaian diri
mereka.
Hubungan antara anak dan orang tua terutama ibu
menentukan perkembangan kepribadiannya. Lebih-

37
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
lebih pada masa awal perkembangannya. Pertemuan
antara faktor-faktor dalam diri anak tunarungu, yaitu
ketidakmampuan menerima rangsangan pendengaran,
kemiskinan berbahasa, ketidaktepatan emosi, dan
keterbatasan intelegensi dihubungkan dengan sikap
lingkungan terhadapnya menghambat perkembangan
kepribadiannya.

7. Masalah-masalah yang Dialami Anak Tunarungu


Masalah-masalah yang dialami anak tunarungu dapat
digolongkan sebagai berikut.
a. Masalah Komunikasi
Masalah ini adalah masalah anak tunarungu yang paling
kompleks, masalah ini timbul karena tidak berfungsinya
indra pendengaran baik sebagian maupun seluruhnya
yang ternyata berakibat fatal dalam kehidupannya.
Masalah- masalah lain yang ditimbulkan karena masalah
komunkasi diataranya: tingkah laku yag ditandai
dengan tekanan emosi, suka marah, kesulitan dalam
penyesuaian sosial, perkembangan bahasa yang lambat
dan gelisah.
b. Masalah Pribadi
Masalah ini mencakup permasalahan yang berkaitan
dengan masalah kondisi pribadi anak tuarugu, masalah-
masalah berkisar pada perasaan tertekan, perasaan ragu-
ragu, selalu curiga dan agresif.
c. Masalah Pengajaran atau Kesulitan Belajar
Masalah ini berkaitan dengan kesulitan-kesulitan dalam
proses belajar-mengajar. Masalah yang timbul dalam
proses belajar-mengajar misalnya kesulitan menangkap
kata-kata abstrak terutama mengalami kesulitan belajar
bidang studi bahasa.
d. Masalah Penggunaan Waktu Terluang
Dengan beralasan pada kelainan yang dimiliki, anak
tunarungu sering membuat waktu luangnya dengan sia-
38
Hardiyanto
sia tidak sedikitpun kegiatan berguna yang dilakukannya.
e. Masalah Pembinaan Keterampilan dan Pekerjaan
Anak tunarungu biasanya memiliki kemampuan akademik
terbatas atau terhambat didalam pengembangannya,
sehingga membuat dirinya kesulitan dalam mencari
pekerjaan dan mengakibatkan ia terlalu menggantungkan
dirinya pada orang lain.

8. Dampak Ketunarunguan Bagi Individu, Keluarga,


Masyarakat, dan Penyelenggara Pendidikan
a. Bagi anak tunarungu sendiri
Anak tunarungu biasaya miskin kosakata sehingga
ia akan kesulitan dalam mengartikan kata-kata yang
abstrak dan mengandung kiasan, mengalami gangguan
bicara, sehingga pada intinya anak tunarungu mengalami
gangguan dalam bicara dan berbahasa atau komunikasi.
b. Bagi keluarga
Berhasil tidaknya anak tunarungu melaksanakan
tugasnya sangat tergantung pada bimbingan dan
pengaruh keluarga karena keluarga merupakan faktor
terpenting terhadap perkembangan anak terutama
anak luar biasa. Biasanya reaksi pertama saat orang
tua mengetahui bahwa anaknya menderita tunarungu
adalah merasa terpukul dan bingung. Menurut Somantri
(2005:101) reaksi-reaksi yang tampak biasanya dapat
dibedakan atas bermacam-macam pola, yaitu:
1) Timbulnya rasa bersalah atau berdosa,
2) Orang tua menghadapi cacat anaknya dengan
perasaan kecewa karena tidak memenuhi harapannya,
3) Orang tua malu menghadapi kenyataan bahwa
anaknya berbeda dari anak-anak lain, dan
4) Orang tua menerima anaknya beserta keadaannya
sebagaimana mestinya.

39
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
c. Bagi masyarakat
Pandangan bahwa anak tunarungu tidak dapat
berbuat apapun yang umum beredar di masyarakat
luas, menyebabkan anak tunarungu sulit memperoleh
pekerjaan. Oleh karena itu, masyarakat hendaknya
dapat memperhatikan kemampuan yang dimiliki anak
tunarungu walaupun hanya merupakan sebagian kecil
dari pekerjaan yang telah lazim dilakukan oleh orang
normal.
Hal ini menyebabkan adanya kecemasan pada diri
anak tunarungu serta keluarganya, sehingga lembaga
pendidikan dianggap tidak dapat berbuat sesuatu karena
anak tidak dapat bekerja sebagaimana biasanya.
d. Bagi penyelenggara pendidikan
Pendidikan bagi anak tunarungu sebenarnya tidaklah
kurang, karena sudah ada lembaga pendidikan yang
khusus menangani mereka seperti sekolah luar biasa
(SLB) yang juga biasanya ada asrama bagi anak tunarungu
yang tempat tinggalnya berada jauh dari sekolah, namun
rupanya usaha itu tidak dapat diandalkan sebagai satu-
satunya cara untuk menyekolahkan mereka.
Menurut Somantri (2005:102) usaha lainnya yang
mungkin akan dapat mendorong anak tunarungu dapat
bersekolah dengan cepat adalah mereka mengikuti
pendidikan pada sekolah normal/biasa dan disediakan
program-program khusus bila mereka tidak mampu
mempelajari bahan pelajaran seperti anak normal.

40
Hardiyanto
Bab 2
Permainan Beregu
Bola Besar dan Bola Kecil

*) Materi pilihan, disesuaikan dengan fasilitas dan peralatan


yang tersedia.

A. Aktivitas Permainan Beregu Bola Besar Melalui


Permainan Sepakbola

1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi

KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3.
Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan
dengan cara mengamati [mendengar/ faktual dalam bahasa
melihat/membaca] dan menanya (lisan/tulis/isyarat) yang
berdasarkan rasa ingin tahu tentang jelas, sistematis dan logis,
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dalam karya yang estetis,
dan kegiatannya, dan benda-benda dalam gerakan yang
yang dijumpainya di rumah dan di mencerminkan anak sehat,
sekolah. dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak
mulia.

41
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Inti 4
(Pengetahuan) dan Indikator (Keterampilan) dan Indikator
Pencapaian Kompetensi Pencapaian Kompetensi

3.1
Memahami prosedur gerak 4.1 Mempraktikkan gerak
spesifik dalam berbagai permainan spesifik dalam berbagai
perorangan dan beregu sederhana, permainan perorangan
trRojisional atau rekreatif *) dan beregu sederhana,
3.1.1. Mengidentifikasikan trRojisional atau rekreatif
berbagai gerak spesifik *)
menendang, menahan dan 4.1.1. Melakukan gerak
menggiring bola permainan spesifik menendang,
sepakbola. menahan dan
3.1.2. Menjelaskan gerak spesifik menggiring
menendang, menahan dan bola permainan
menggiring bola permainan sepakbola.
sepakbola. 4.1.2. Menggunakan gerak
3.1.3. Menjelaskan cara spesifik menendang,
melakukan gerak spesifik menahan dan
lemparan kedalam, dan menggiring bola
menyundul bola permainan dalam bentuk
sepakbola. permainan
sepakbola yang
dimodifikasi.
4.1.3. Melakukan
gerakan spesifik
lemparan kedalam
dan menyundul
bola permainan
sepakbola
4.1.4. Menggunakan
gerak spesifik
lemparan kedalam
dan menyundul
bola dalam
bentuk permainan
sepakbola yang
dimodifikasi.

42
Hardiyanto
2. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam


kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan berikut ini.

a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh
siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi permainan
bolavoli yang akan dipelajari siswa, dan jika perlu
berikan peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara berikan!

b. Menyimak Informasi dan Peragaan Materi Tentang


Gerak Spesifik Permainan sepakbola.
1) Berikan informasi awal mengenai materi permainan
sepakbola yang akan dipelajari siswa!
2) Peragakan gerak spesifik dalam permainan
sepakbola dengan baik, dan pastikan seluruh siswa
memperhatikan dengan seksama!
3) Berikan kesempatan siswa untuk bertanya terkait
dengan materi yang akan dipelajari!

c. Membagi Siswa ke Dalam lima Kelompok Sesuai dengan


Materi.
1) Berikan petunjuk kepada siswa agar membagi diri
menjRoji enam kelompok, sesuai dengan materi yang
akan dipelajari:
• Kelompok 1: Menendang bola (Bahan Bacaan 2)

43
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
• Kelompok 2: Menghentikan bola (Bahan Bacaan 3)
• Kelompok 3: Mendrible bola (Bahan Bacaan 4)
• Kelompok 4: lemparan kedalam (Bahan Bacaan 5)
• Kelompok 5: menyundul bola (Bahan Bacaan 6)
2) Di dalam kelompok ini siswa diminta secara berulang-
ulang mempraktikkan gerak sesuai dengan nama
kelompok, misalnya kelompok 1 hanya mempelajari
menendang bola, sehingga benar-benar telah
menguasai materi menendang bola.
3) Tetapkan alokasi waktu kepada siswa untuk
mempelajari setiap materi.

d. Kunjungan ke Kelompok Lain.


1) Tujuan kunjungan ini adalah agar siswa mempelajari
materi yang dikuasai oleh kelompok lain, tetapi belum
dipelajari oleh siswa tersebut di kelompoknya.
2) Berikan instruksi agar satu orang anggota kelompok
ditinggalkan untuk menjaga “pos” dan bertugas
mengajarkan materi yang dipelajari di kelompok
yang bersangkutan. Misalnya, Si Amir dari kelompok
1 bertugas mengajarkan menendang bola kepada
anggota dari kelompok 2, 3, 4, dan 5. Si Budi dari
kelompok 2 bertugas mengajarkan menghentikan
bola kepada anggota dari kelompok 1, 3, 4, dan 5,
demikian selanjutnya.
3) Berikan kesempatan siswa agar meninggalkan
kelompoknya untuk mempelajari materi dari
kelompok lain karena siswa tersebut akan menjRoji
“ahli” di kelompok sendiri. Misalnya, Si Iwan dari
kelompok 2 pergi ke kelompok 1 untuk mempelajari
menendang bola, setelah selesai maka kembali ke
kelompok 2 untuk mengajari teman-teman tentang
materi menendang bola. Si putri dari kelompok 2 pergi
ke kelompok 3 untuk mempelajari menghentikan
bola, setelah selesai maka kembali ke kelompok 2
untuk mengajari teman-teman menghentikan bola.
Si Ana dari kelompok 3 pergi ke kelompok 4 untuk
mempelajari membawa bola, setelah selesai maka

44
Hardiyanto
kembali ke kelompok 3 untuk mengajari teman-teman
mendrible bola. Demikian seterusnya.

e. Kembali ke Kelompok Masing-masing untuk Mempelajari


dan “Mengajari” Materi dari Kelompok Lain.
1) Berikan aba-aba agar siswa kembali ke kelompok
semula untuk “mengajari” teman-temannya dan
mempelajari materi yang tidak didapat dari kelompok
lain. Misalnya, Si Iwan anggota kelompok 2 kembali
dari kelompok 1, maka mengajari teman-temannya
menendang bola. Si Putri anggota kelompok 2 kembali
dari kelompok 3, maka mengajari teman-temannya
menghentikan bola. Si Roji anggota kelompok 3
kembali dari kelompok 4 mengajari teman-temannya
mendrible bola, dan seterusnya.
2) Pastikan seluruh tugas siswa baik sebagai penjaga
”pos” petugas belajar ke kelompok lain, maupun
pengajar di kelompok sendiri dikerjakan dengan
sungguh-sungguh, percaya diri, disiplin, sportif, dan
dengan kerja sama yang baik.

f. Menggunakan Gerak Spesifik Permainan sepakbola ke


Dalam Permainan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk
regu sepakbola!
2) Berikan kesempatan kepada setiap regu untuk
melakukan permainan sepakbola dengan menerapkan
berbagai gerak spesifik dengan peraturan yang
Saudara tentukan!
3) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak menerapkan gerak spesifik dengan benar!

g. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk

45
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik dalam
permainan sepakbola!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan gerak spesifik dalam permainan sepakbola
dengan cara yang benar sesuai dengan bahan bacaan
dan lembar kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan disiplin, penuh tanggung
jawab, dan bekerja sama dengan pasangan dalam
menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil belajar
keterampilan pasangannya, dan sikap pasangan
selama proses pembelajaran.

3. Materi Pembelajaran

a. Materi Pokok

1) Bahan Bacaan 1: Lapangan Permainan Sepakbola

Gambar 2.1. Lapangan permainan sepakbola beserta ukurannya


(sumber: FIFA, Rule Of The Game, 2010, hal..4)

46
Hardiyanto
Permainan sepakbola dilakukan pada sebuah lapangan
empat persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut :
∗ Panjang garis samping : 100 – 110 meter
∗ Lebar lapangan : 64 – 75 meter
∗ Daerah gawang : 18,32 x 5,5 meter
∗ Daerah hukuman (penalty area) : 40,39 x 16,5 meter
∗ Jari-jari lingkaran tengah : 9,15 meter
∗ Jarak titik tendangan
hukuman penalty dari
garis gawang : 11 meter

Lapangan sepakbola juga dilengkapi dengan dua buah


gawang dengan ukuran:
∗ Tinggi gawang : 2,44 meter
∗ Lebar gawang : 7,32 meter

2) Bahan Bacaan 2: Aktivitas Pembelajaran Gerak


Spesifik Menendang Bola
Gerak spesifik sepakbola dengan bola antara lain: (1)
Gerak spesifik menendang bola, (2) Teknik menahan
bola (trapping), (3) Teknik menggiring bola (dribble),
(4) Gerak spesifik gerakan tipu, (5) Gerak spesifik
menyundul bola (heRojing), (6) Gerak spesifik merebut
bola (tackling), (7) Gerak spesifik lemparan kedalam
(throw-in) dan (8) Gerak spesifik penjaga gawang.
Pembelajaran gerak spesifik permainan sepakbola
akan diuraikan secara lengkap berikut ini.

a) Gerak spesifik menendang bola dengan kaki


bagian dalam
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerak spesifik menendang bola
dengan menggunakan kaki bagian dalam berikut
ini
.
 berdiri sikap melangkah rileks, kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang.
 letakkan bola di samping bagian dalam kaki

47
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
depan, segaris dengan kaki belakang.
 pandangan ke arah bola.
 ayunkan kaki belakang ke arah bola,
perkenaan bola dengan sisi dalam kaki.

Gambar 2.3. Pembelajaran menendang


bola dengan kaki bagian dalam

b) Gerak spesifik menendang bola dengan


punggung kaki
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerak spesifik menendang bola
menggunakan punggung kaki berikut ini.
 berdiri sikap melangkah rileks, kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang.
 letakkan bola di samping bagian dalam kaki
depan, segaris dengan kaki belakang.
 pandangan ke arah bola.
 ayunkan kaki belakang lurus ke arah bola,
perkenaan bola dengan punggung kaki.

Gambar 2.4. Pembelajaran menendang bola dengan punggung kaki

48
Hardiyanto
c) Gerak spesifik menendang bola dengan
punggung kaki bagian dalam
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerak spesifik menendang bola
menggunakan punggung kaki bagian dalam
berikut ini.
 berdiri sikap melangkah rileks, kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang.
 letakkan bola di samping bagian dalam kaki
depan agak jauh di depan.
 pandangan ke arah bola.
 ayunkan kaki belakang membentuk setengah
lingkaran ke arah dalam, perkenaan bola
dengan punggung kaki sebelah dalam.

Gambar 2.5 Pembelajaran menendang bola dengan punggung kaki bagian dalam

d) Gerak spesifik menendang bola dengan


punggung kaki bagian luar
Siswa diminta untuk mengamati peragaan
cara melakukan gerak spesifik menendang
bola menggunakan punggung kaki bagian luar
berikut ini.
 berdiri sikap melangkah rileks, kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang.
 letakkan bola di samping bagian dalam kaki
depan agak jauh ke arah kanan.
 pandangan ke arah bola.
 ayunkan kaki belakang membentuk setengah
lingkaran ke arah luar, perkenaan bola
dengan punggung kaki sebelah dalam.

49
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.6. Pembelajaran menendang bola dengan punggung kaki bagian luar

Selanjutnya siswa diminta untuk


mempertanyakan gerakan hasil pengamatan,
baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan gerak
spesifik menendang bola menggunakan kaki
bagian dalam, punggung kaki, perkenaan dengan
bagian luar dan dalam hasil pengamatannya
dengan cara: rasakan gerakan yang siswa
lakukan, membandingkan gerakan yang siswa
lakukan dengan hasil pengamatan dan gerakan
mana yang paling mudah dilakukannya, siswa
diminta untuk mendiskusikan dengan guru atau
temannya bila ada kesulitan, dan siap untuk
melakukan aktivitas pembelajaran disesuaikan
dengan kekurangan yang dimiliki.

3) Bahan Bacaan 3: Aktivitas pembelajaran gerak


spesifik menghentikan bola
Menghentikan bola merupakan keterampilan yang
harus dikuasai oleh siswa dalam permainan sepakbola.
Apabila dilihat dari pergerakan menghentikan bola,
maka sebenarnya gerakan ini merupakan kebalikan
dari gerakan teknik menendang bola.
Menghentikan bola dapat dilakukan dengan berbagai
cara antara lain : menghentikan bola dengan telapak
kaki, dengan punggung kaki, dengan kaki bagian
dalam, dengan paha, dan dengan dada.
Aktivitas pembelajaran gerak spesifik menahan bola

50
Hardiyanto
tersebut akan diuraikan satu-persatu berikut ini.

a) Gerak spesifik menghentikan bola yang


bergulir di tanah dengan kaki bagian dalam
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerak spesifik menghentikan bola
yang bergulir di tanah menggunakan kaki bagian
dalam berikut ini.

berdiri sikap melangkah rileks, kaki kiri di



depan dan kaki kanan di belakang.
pandangan ke arah datangnya bola.

julurkan kaki kanan ke depan ke arah

datangnya bola.
pada saat akan menyentuh bola, kaki ditarik

kembali ke belakang, bola dihentikan di
samping kaki kiri.

Gambar 2.7. Pembelajaran


menghentikan bola dengan
kaki bagian dalam

b) Gerak spesifik menghentikan bola dengan


kura-kura kaki
Aktivitas pembelajaran ini dilakukan apabila
bola jatuh tegak lurus. Siswa diminta untuk
mengamati peragaan cara melakukan gerak
spesifik menghentikan bola yang bergulir di
tanah menggunakan kura-kura kaki berikut ini.

51
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
 berdiri sikap melangkah rileks, kaki kiri di
depan dan kaki kanan di belakang.
 pandangan ke arah datangnya bola.
 julurkan kaki kanan ke arah datangnya bola.
 saat bola menyentuh tanah langsung ditutup
dengan mengangkat ujung jari kaki kanan.
 menghentikan bola dengan telapak kaki
biasanya digunakan untuk bola yang datang
dari depan tinggi.

Gambar 2.8. Pembelajaran


menghentikan bola dengan kura-kura
kaki

c) Gerak spesifik menghentikan bola dengan


paha
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerak spesifik menghentikan bola
menggunakan paha berikut ini.

berdiri sikap melangkah rileks, kaki kiri di



depan dan kaki kanan di belakang.
pandangan ke arah datangnya bola.

diangkat kaki yang digunakan untuk

mengehntikan bola dengan jalan menekuk
lutut.

52
Hardiyanto
 paha diturunkan pada saat bola akan
menyentuh paha.
 perkenaan paha yang kontak dengan bola
kurang lebih satu lebar tangan di atas lutut.

Gambar 2.9. Pembelajaran


menghentikan bola dengan paha

4) Bahan Bacaan 4: Aktivitas pembelajaran gerak


spesifik menggiring bola (Dribbling)

Menggiring bola pada dasarnya adalah melakukan


gerakan menendang bola secara terputus-putus dan
dilakukan secara perlahan-lahan. Menggiring bola
dapat dilakukan dengan kaki bagian dalam, punggung
kaki dan kaki bagian luar.
Gerak spesifik menggiring bola tersebut akan
diuraikan satu-persatu sebagai berikut.

a) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menggiring bola menggunakan kaki bagian
dalam
Siswa diminta untuk mengamati peragaan
cara melakukan gerak spesifik menggiring bola
menggunakan kaki bagian dalam berikut ini.

(1) berdiri sikap melangkah, dengan


kaki kiri di depan dan kaki kanan

53
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
di belakang.
(2) badan condong ke depan.
(3) letakkan bola di depan kaki kanan.
(4) bola ditendang dengan
menggunakan kaki kanan bagian
dalam dengan perlahan-lahan
sehingga bola bergulir perlahan ke
depan.
(5) lakukan gerakan tersebut
berulang-ulang hingga kamu dapat
mengontrol jalannya bola.
(6) setelah kamu lancar menggunakan
kaki kanan, coba lakukan dengan
menggunakan kaki bagian kiri.

Gambar 2.20 Pembelajaran menggiring bola dengan


kaki bagian dalam

b) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menggiring bola menggunakan kaki bagian
luar
Siswa diminta untuk mengamati peragaan
cara melakukan gerak spesifik menggiring bola
menggunakan kaki bagian luar berikut ini.

 berdiri sikap melangkah, dengan kaki kiri di


depan dan kaki kanan di belakang.
 badan condong ke depan.
54
Hardiyanto
 letakkan bola di depan kaki kiri bagian
dalam segaris dengan kaki kanan.
 bola ditendang dengan menggunakan kaki
kanan bagian luar dengan perlahan-lahan
sehingga bola bergulir perlahan ke depan.
 lakukan gerakan tersebut berulang-ulang
hingga kamu dapat mengontrol jalannya
bola.

Gambar 2.21 Pembelajaran menggiring bola dengan kaki


bagian luar

c) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menggiring bola menggunakan punggung kaki
Siswa diminta untuk mengamati peragaan
cara melakukan gerak spesifik menggiring bola
menggunakan punggung kaki berikut ini.

(1) berdiri sikap melangkah, dengan kaki kiri


di depan dan kaki kanan di belakang.
(2) badan condong ke depan.
(3) letakkan bola di depan kaki kiri bagian
dalam segaris dengan kaki kanan.
(4) bola ditendang dengan menggunakan
punggung kaki kanan dengan perlahan-
lahan sehingga bola bergulir perlahan ke
depan.

55
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(5) lakukan gerakan tersebut berulang-ulang
hingga kamu dapat mengontrol jalannya
bola.
Setelah kamu lancar menggunakan kaki kanan,
sekarang lakukan dengan menggunakan kaki
bagian kiri.

Gambar 2.22 Pembelajaran menggiring bola dengan punggung kaki

5) Bahan Bacaan 5: Gerak Spesifik Lemparan Ke


dalam (throw-in)

Lemparan kedalam dalam sepakbola yaitu lemparan


bola ke dalam (throw in) oleh pemain kepada temannya
yang dilakukan dari sisi garis lapangan sepakbola
kedalam lapangan. Ini dilakukan apabila terjRoji
bola keluar lapangan permainan yang dilakukan
oleh pemain lawan. Ada peraturan saat melakukan
lemparan kedalam ini, diantaranya: tidak boleh
melempar menggunakan satu tangan, harus kedua
tangan dengan cara mengayunkan bola dari atas di
dorong kedepan, tidak boleh mengangkat satu atau
dua kaki, kaki tidak boleh masuk kedalam melewati
garis pembatas.

56
Hardiyanto
Cara melempar bola adalah sebagai berikut :
(1) Bola dipegang dengan seluruh jari-jari dan
telapak tangan pada kedua sisi bola atau
dibelakang bola.
(2) Lemparan dilakukan dari atas garis atau luar
garis tepi lapangan permainan.
(3) Saat melempar, kedua kaki harus tetap berpijak
di tanah.
(4) Bola harus dilempar ke arah lapangan permainan
dengan kedua tangan, melalui atas belakang
kepala.

Gambar 1.9 Cara melakukan lemparan ke dalam (Throw-in)

6) Bahan Bacaan 6: Gerak Spesifik Menyundul Bola


(heRojing)

Istilah heRojing dalam bahasa indonesia adalah


menyundul, yaitu menyundul bola dengan bagian
kepala dengan tujuan untuk memasukkan bola
ke gawang lawan, mengumpan ke teman satu regu
ataupun untuk menghentikan bola untuk dikontrol
ataupun dimainkan sendiri.
Cara melakukannya:
• Diawali dengan sikap badan dan sikap badan dan
pandangan ke arah sasaran, kedua kaki dibuka ke
samping atau kangkang ke depan. Berat badan di
antara kedua kaki.

57
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
• Saat pelaksanaan sebelum melakukan sundulan,
badan ditarik sedikit ke belakang dalam posisi
sedikit melenting. Kedua lengan terbuka, siku
bengkok mengimbangi badan. Leher ditegangkan,
pandangan ke arah bola. Gerakan badan ke depan
menuju bola dan sundul tepat dengan dahi bagian
depan hingga bola kembali meluncur ke depan.
• Setiap kali setelah menyundul bola, badan condong
ke depan. Kedua lengan mengimbangi badan
dengan siku bengkok ke samping, badan agak
condong ke depan.

Gambar 1.10. Cara menyundul bola posisi berdiri

b. Materi untuk Pendalaman

(1) Aktivitas pembelajaran 1 : menendang bola


berpasangan di tempat.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan menendang dan menahan bola
berpasangan di tempat berikut ini.
(a) tendang bola menggunakan kaki kanan bagian
dalam ke tengah-tengah gawang kecil (cone)
yang lebarnya 0.5 meter dengan jarak 5 meter
dari kamu berdiri, lakukan secara bergantian.
(b) Apabila ada yang bisa memasukan ke gawang
kecil tersebut maka akan mendapatkan angka
untuk kelompoknya, dan apabila tidak maka
tidak dapat angka.
(c) Bola dianggap masuk apabila bola tersebut

58
Hardiyanto
masuk diantara gawang tersebut tanpa mengenai
tiang (cone) kecil dan bolanya menyusur ke
tanah(tidak melambung).
(d) Apabila dalam barisan kamu sudah melakukan
semuanya maka hitunglah berapa kali anggota
kamu yang memasukan bola ke gawang kecil
tersebut.
(e) Lakukanlah penggulangan, setelah melakukan
dengan kaki kanan, coba kamu lakukannya
dengan kaki kiri.

Gambar 1.11 Pembelajaran 1 Mengumpan bola di tempat

(2) Aktivitas pembelajaran 2 : menghentikan bola


berpasangan.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan menendang dan menghentikan
bola yang dilakukan berpasangan. Sebuah cone di
tempatkan di tengah-tengah. Choachig point dari
gerakan ini adalah cara menghentikan bola (kaki
bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki, dan
telapak kaki).
(a) Setiap pasangan berdiri diantara garis kapur
yang berbentuk kubus dengan ukuran 1meter x
1 meter.
(b) Berdiri berhadapan dengan temanmu berjarak
10 meter
(c) Tempatkan gawang kecil (cone) di tengah-tengah
(5 meter) yang lebarnya 1 meter.

59
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(d) Lakukan mengumpan bola diantara gawang
tersebut
(e) Teman yang berhadapan (penerima) harus
menghentikan bola menggunakan salah satu
bagian kaki (kaki bagian dalam, kaki bagian luar,
punggung kaki, atau telapak kaki)
(f) Saat menerima bola umpan, tidak diperbolehkan
bola tersebut keluar dari kotak yang disediakan.
(g) Apabila bola keluar maka point/angka untuk
si pengumpan, dan bila si penerima umpan
bisa menahan bola didalam kotak maka akan
mendapat poin juga.

Gambar 1.12 Pembelajaran menahan bola

(3) Aktivitas pembelajaran 3: bermain 3 lawan 1


Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan menendang dan menahan bola
berkelompok dengan bermain 3 lawan 1 pemain
berikut ini.
(a) berdiri membentuk formasi segitiga dengan jarak
5 – 10 meter dengan 2 orang teman-temanmu
(pemain a, b dan c).
(b) pemain d berdiri ditengah-tengah segitiga.
(c) setelah mengoper bola ke temanmu, pemain d
berusaha merebutnya.
(d) jika pemain d dapat mengejar bola, maka pemain
yang melakukan kesalahan menggantikan

60
Hardiyanto
pemain d sebagai pengejar bola.
(e) dalam melakukan permainan ini, kamu dapat
dapat menggunakan kaki bagian dalam, luar
atau punggung kaki.

Gambar 2.16 Perhatikan Pembelajaran kedua bermain

(4) Aktivitas pembelajaran 4: bermain 3 atau 4


pemain
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan menendang dan menahan bola
berkelompok bermain 3 atau 4 pemain berikut ini.
(a) Formasi sama dengan pembelajaran 2.
Perbedaannya jika pada pembelajaran 2 pemain
yang menguasai bola menunggu untuk diserang,
baru kemudian mengirim bola kepada temannya.
(b) Pada pembelajaran 3 ini pemain A yang
menguasai bola menggiring bola tersebut ke
arah pemain D, dengan maksud memancing
pemain D untuk menyerang.
(c) Pemain A pada saat diserang oleh pemain D
dapat melakukan operan. Setelah itu pemain A
melanjutkan geraknya mencari tempat yang baik
untuk dapat membantu teman yang menguasai
bola.
(d) Pemain yang sekarang menguasai bola (dalam hal
ini pemain B), dapat memutuskan apakah akan
menggiring bola ke arah lawan, atau melakukan

61
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
operan kepada salah seorang temannya.
Pembelajaran ini dilaksanakan dalam ruang
gerak sekitar 10 meter persegi.

Gambar 2.18 Perhatikan Pembelajaran kelima bermain

(5) Aktivitas pembelajaran 5: bermain sepakbola


modifikasi
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan bermain sepakbola dengan
peraturan yang dimodifikasi berikut ini.
(a) jumlah pemain 12 orang (untuk dua tim) masing-
masing 6 pemain untuk satu tim.
(b) pada garis lapangan dipasang gawang atau tiang
bendera kecil.
(c) lapangan yang dapat digunakan adalah lapangan
basket atau bolavoli yang memiliki garis tengah.
(d) tiap tim menempatkan 3 pemain penyerang pada
daerah lapangan lawan dan 2 pemain bertahan
pada daerah lapangan sendiri.
(e) setiap pemain berusaha mempertahankan
gawangnya dan melakukan serangan.
(f) pemain bertahan dan penyerang hanya boleh
bergerak di daerah yang ditempatinya.
(g) bila pemain bertahan dapat merebut bola segera
berikan operan pada temannya yang ada di
daerah lawan.
(h) tim dianggap menang apabila dapat memasukkan
bola ke gawang lawan sebanyak mungkin.
(i) waktu permainan untuk setiap tim 5 – 10 menit.

62
Hardiyanto
Gambar 2.19 Perhatikan Pembelajaran bermain sepakbola dengan sederhana

(6) Bentuk-bentuk aktivitas 6: pembelajaran gerak spesifik


menggiring bola (Dribbling)
Bentuk-bentuk pembelajaran menggiring bola antara lain
sebagai berikut.

(a) Aktivitas pembelajaran menggiring bola berpasangan


dan berhadapan dengan jarak kurang lebih 3 – 6
meter.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan menggiring bola berpasangan
dan berhadapan dengan jarak kurang lebih 3 – 6
meter berikut ini.
 berdiri berhadapan dengan jarak 3 – 6 meter dari
temanmu.
 lalu kamu menggiring bola menggunakan kaki
kanan bagian dalam dan luar ke arah temanmu dan
mengoperkan ke temanmu.
 kemudian temanmu menggiring bola kembali ke
posisi awal kamu berdiri.
 selama pembelajaran ini coba kamu saling mengamati
dan memberikan saran perbaikan dengan temanmu.
 setelah kamu lancar menggunakan kaki kanan,
lakukan gerakan yang sama dengan menggunakan
kaki kiri.

63
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.23 Pembelajaran menggiring bola dengan berpasangan dan berhadapan

(b) Aktivitas pembelajaran menggiring bola dengan berlari


berantai memutar bendera dalam bentuk kelompok.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan menggiring bola dengan berlari
berantai memutar bendera dalam bentuk kelompok
berikut ini.
• pasangkan sebuah bendera di lapangan
permainan.
• setelah itu kamu berdiri dengan jarak 7 – 10
meter menghadap ke bendera.
• lakukan gerakan menggiring bola dengan
menggunakan kaki kanan bagian dalam dan luar
secara bergantian, sesampai di bendera kamu
berputar kembali ke titik awal.
• setelah kamu lancar menggunakan kaki kanan,
lakukan gerakan yang sama dengan menggunakan
kaki kiri.
• variasikan pembelajaran ini dengan
memvariasikan menggiring bola dengan
menggunakan kaki kanan dan kiri secara
bergantian.
• selama pembelajaran, coba kamu rasakan
perkenaan bola dengan kaki dan kekuatan yang
digunakan untuk menggiring bola.

64
Hardiyanto
Gambar 2.24 Pembelajaran menggiring bola dengan sambil berlari berantai

(c) Aktivitas pembelajaran menggiring bola mengikuti


gerakan teman yang di depan
• Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan menggiring bola mengikuti
gerakan teman yang berada di depan berikut ini.
• carilah temanmu secara berpasang-pasangan
(satu di depan dan satu di belakang).
• kemudian kamu menggiring bola dan temanmu
mengikuti dari belakang.
• menggiring bola dapat dilakukan dengan
menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian
luar secara bergantian.
• teman yang dibelakangmu berusaha merampas
bola yang kamu giring/kuasai.
• apabila bola tersebut berhasil bersentuh oleh
temanmu, maka giliran temanmu yang menggiring
bola.
• lakukan pembelajaran ini berulang-ulang dengan
waktu 3 – 5 menit.

Gambar 2.25 Pembelajaran menggiring bola dengan mengikuti gerakan teman

65
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(7) Aktivitas pembelajaran 7: gerak spesifik menyundul
bola (heRojing) dalam permainan sederhana
(a) jumlah pemain dibagi rata (untuk dua tim) untuk
satu tim.
(b) lapangan yang dapat digunakan adalah lapangan
basket atau bolavoli yang memiliki garis tengah dan
dibatasi oleh net (1,5 meter)
(c) tiap tim bebas menempatkan pemainnya baik didaerah
lapangan sendiri.
(d) Setiap pemain didalam kelompok harus melakukan
lempar-tangkap ke masing-masing temannya, pemain
terakhir harus menyundul bola menyeberangi net
kedaerah lawan.
(e) Bola yang melewati net harus ditangkap dan
melakukan seperti poin d untuk bermain.
(f) Untuk mendapatkan poin, apabila bola tidak bisa
ditangkap atau menyentuh bidang tanah (didaerah
sendiri/lawan), bola yang disundul keluar dari bidang
lapangan yang ditentukan (tersentuh dan atau tidak
tersentuh oleh pemain), bola yang disundul tidak bisa
melewati net, bola terakhir tidak dilakuan dengan
menyundul.

Gambar 1.22 Pembelajaran bermain sepakbola heading -tangkap sederhana

66
Hardiyanto
(8) Aktivitas pembelajaran 8: gerak spesifik melempar
(throw in)
(a) Aktivitas pembelajaran 1: gerak spesifik melempar bola
tanpa awalan

• jumlah pemain dibagi rata berpasangan dan saling


berhadapan
• Jarak antara teman satu regunya didepannya + 10
meter
• lapangan yang dapat digunakan adalah lapangan
basket atau bolavoli yang memiliki garis tengah
dan dibatasi oleh net (2 meter)
• Pemain pertama melakukan lemparan kedalam
melewati net pembatas (2 meter) ke pemain kedua
yang didepannya bertugas menangkap lemparan
dari kawannya, dan melakukan seperti pemain
pertama.
• Setiap pemain yang telah melakukan lemparan
kedalam lasung berbalik arah untuk mengantri
kembali di belakang satu regunya.
• Point satu didapat apabila bola berhasil di
tangkap oleh rekan satu timnya yang didepannya,
dan sebaliknya apabila tidak tertangkap akan
dikurangi satu poin. Jika salah satu pemain
melakukan lemparan bola kedalam tidak sesuai
dengan peraturan lemparan kedalam yang berlaku
maka si pelempar tidak syah (tidak dapat nilai dan
tidak dapat pengurangan nilai). Permainan tetap
dilanjutkan.
• Waktu permainan ditentukan oleh guru.

Gambar 1.22 Pembelajaran bermain sepakbola lempar-tangkap sederhana


67
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(b) Aktivitas pembelajaran 2: gerak sepsifik melempar bola
dalam permaian sederhanan
Setelah kamu mempelajari gerak spesifik melempar
bola. Selanjutnya siswa mengomunikasikan aktivitas
bermain sepakbola dengan menggunakan peraturan
yang dimodifikasi dengan teman-temanmu berikut ini.
• jumlah pemain 12 orang (untuk dua tim) masing-
masing 6 pemain untuk satu tim.
• pada garis lapangan dipasang gawang atau tiang
bendera kecil.
• lapangan yang dapat digunakan adalah lapangan
basket atau bolavoli yang memiliki garis tengah.
• tiap tim bebas menempatkan pemainnya baik
sebagai penyerang ataupun bertahan didaerah
lapangan sendiri ataupun lawan.
• setiap pemain berusaha mempertahankan
gawangnya dan melakukan serangan.
• pemain bertahan dan penyerang bebas bergerak di
lapangan.
• Dalam permainan hanya diperbolehkan melakukan
lemparan kedalam saat mengumpan ke teman
atau mendapatkan poit dengan aturan lemparan
ke dalam yang berlaku.
• Apabila bola keluar lapangan maka dipergunakan
lemparan kedalam untuk memulai permainan.
• Untuk mendapatkan poin, pemain harus bisa
menangkap bola lemparan di garis atau di belakang
garis lawan tanpa lepas dari tangannya. (lebar
gawang sepanjang garis belakang lapangan basket
atau voli)

68
Hardiyanto
Gambar 1.21 Pembelajaran bermain sepakbola lemparan kedalam sederhana

Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan


catatan-catatan tentang materi pembelajaran
permainan sepakbola yang telah dipelajari dalam buku
catatannya.

69
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Permainan Beregu Bola Besar Melalui Permainan
Bolavoli

1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan
faktual dengan cara mengamati faktual dalam bahasa (lisan/
[mendengar/ melihat/membaca] tulis/isyarat) yang jelas,
dan menanya berdasarkan rasa sistematis dan logis, dalam
ingin tahu tentang dirinya, karya yang estetis, dalam
makhluk ciptaan Tuhan dan gerakan yang mencerminkan
kegiatannya, dan benda-benda anak sehat, dan dalam tindakan
yang dijumpainya di rumah dan yang mencerminkan perilaku
di sekolah. anak beriman dan berakhlak
mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
dan Indikator Pencapaian dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Kompetensi
3.1
Memahami prosedur gerak 4.1 Mempraktikkan gerak spesifik
spesifik dalam berbagai dalam berbagai permainan
permainan perorangan dan perorangan dan beregu
beregu sederhana, trRojisional sederhana, trRojisional atau
atau rekreatif *) rekreatif *)
3.1.1. Mengidentifikasikan 4.1.1. Melakukan gerak
berbagai gerak passing bawah
passing dan servis dan passing atas
permainan bolavoli. permainan bolavoli.
3.1.2. Menjelaskan gerak 4.1.2. Melakukan gerak servis
passing bawah bawah dan servis
dan passing atas atas dalam bentuk
permainan bolavoli. permainan bolavoli
3.1.3. Menjelaskan cara yang dimodifikasi.
melakukan gerak
servis bawah dan
servis atas permainan
bolavoli.

70
Hardiyanto
2. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam


kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan berikut ini.

a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh
siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi permainan
bolavoli yang akan dipelajari siswa, dan jika perlu
berikan peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara berikan!
b. Memilih Kelompok
1) Berikan panduan permainan yang akan diikuti oleh
siswa untuk memilih anggota kelompok!
2) Berikan kesempatan siswa untuk memilih ketua
kelompok!
c. Menerima dan Mempelajari Kartu Tugas (Task Sheet)
1) Sediakan kartu tugas (task sheet) yang berisi perintah
dan indikator tugas gerak spesifik permainan bolavoli,
kemudian bagian secara perorangan/ kelompok.
2) Berikan kesempatan siswa untuk mempelajari kartu
tugas (task sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak spesifik permainan bolavoli (servis bawah
dan servis atas).
3) Berikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan
di dalam kelompok materi gerak spesifik permainan
bolavoli (passing bawah dan passing atas).
4) Berikan alokasi dan target waktu yang ditentukan
guru untuk mencapai ketuntasan belajar pada setiap
materi pembelajaran.
5) Berikan umpan balik secara langsung dan segera jika

71
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
ditemui siswa yang kurang baik melaksanakan tugas
dan kriteria gerak. Berikan juga kesempatan teman
sekelompok untuk memberikan umpan balik kepada
teman lainnya.
d. Menggunakan Gerak Spesifik Permainan bolavoli ke
Dalam Permainan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk
regu bolavoli!
2) Berikan kesempatan kepada setiap regu untuk
melakukan permainan bolavoli dengan menerapkan
berbagai gerak spesifik dengan peraturan yang
Saudara tentukan!
3) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak menerapkan gerak spesifik dengan benar!
e. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik dalam
permainan bolavoli.
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan gerak spesifik dalam permainan bolavoli
dengan cara yang benar sesuai dengan bahan bacaan
dan lembar kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan percaya diri, disiplin,
sportif, dan bekerja sama dengan pasangan dalam
menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil belajar
keterampilan anggota kelompoknya, dan sikap
anggota lain selama proses pembelajaran.

72
Hardiyanto
3. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas


gerak spesifik pemainan bolaboli antara lain berikut ini.
a. Kooperatif.
b. Demonstrasi.
c. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
d. Penugasan dan dapat pula dipadukan dengan
e. Gaya mengajar Inclusive (cakupan).

4. Media dan Alat Pembelajaran

a. Media Pembelajaran
1) Gambar gerak spesifik servis bawah, servis atas, passing
bawah, dan passing atas bola permainan bolavoli.
2) Model peserta didik atau guru yang memeragakan
gerak spesifik servis bawah, servis atas, passing bawah,
dan passing atas bola permainan bolavoli.
b. Alat Pembelajaran
1) Bola untuk bolavoli atau bola sejenisnya (bola terbuat
dari plastik, karet, dan lain-lain)
2) Lapangan permainan bolavoli atau lapangan sejenisnya
(halaman sekolah atau lapangan terbuka).
3) Bendera (corong) atau sejenisnya (kursi atau bilah
bambu).
4) Peluit dan Stopwatch.
c. Bahan Ajar
Lembar tugas untuk pembelajaran dengan gaya mengajar
penugasan/ latihan.
Berikut adalah contoh lembar tugas untuk pembelajaran
gerak spesifik permainan bolavoli.

73
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
LEMBAR KERJA SISWA/KRITERIA GERAK
GERAK SPESIFIK PERMAINAN BOLAVOLI

Nama : ______________________
Kelas : ______________________

Perintah : Baca dan diskusikanlah bersama anggota


kelompokmu lembar kriteria variasi
gerak spesifik permainan bola kasti yang
disajikan berikut, kemudian cobalah
lakukan gerakan tersebut sesuai dengan
kriteria gerak yang benar!
: Lakukan gerakan tersebut satu-persatu
beberapa kali, hingga Kalian dapat
lakukan dengan benar (sesuai kriteria
gerak)!
: Bandingkanlah gerakan yang telah Kalian
lakukan dengan kriteria gerak!
: Lanjutkan ke gerak spesifik yang lain,
ketika gerak yang anda pelajari telah
sesuai dengan kriteria gerak yang benar,
jika belum, ulangi!
: Mintalah saran dari temanmu jika
gerakan yang dilakukan terasa kurang
benar

74
Hardiyanto
PERCOBAAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR MELAKUKAN
1 2 3 4 5
Servis • Berdiri dengan
bawah kedua kaki dalam
posisi melangkah
dan badan sedikit
condong kedepan.
• Bola dipegang
setinggi pinggang
• Jari-jari dirapatkan
saat digunakan
memukul (servis)
• Ayunkan lengan
yang digunakan
memukul bola
kedepan bersaaam
berat badan
dipindahkan
pada kaki depan
danbola sedikit
dilambungkan.
• Pukul bola dengan
telapak tangan
pada bagian tengah
belakang saat pada
posisi setinggi
pinggang.
• Ikuti gerakan badan
keddepan dengan
melangkahkan kaki
belakang ke depan.

Servis • Salah satu kaki


Atas dilangkahkan
dengan santai,
dengan berat badan
tetap terbagi secara
seimbang.
• Tangan yang
akan digunakan
untuk memukul
bola berada di
belakang dengan
telapak tangan
terbuka. Tangan
yang berlawanan
memegang bola
menghadap ke atas.
• Pandangan mata ke
arah bola.
• Bola dilempar

75
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
• ke atas di pukul
didepan atas
bahu, tanpa atau
dengan sedikit bola
memutar
• Lengan diayunkan
ke belakang dengan
sikut ke atas
• Bola dipukul
dengan telapak
tangan terbuka
dengan jangkauan
lengan sejauh
mungkin.
• Akhir gerakan
berupa gerakan
lanjutan dengan
jari tangan tetap
digenggam dan siku
tetap terkunci.
• Gerakan ayunan
dan berat badan
dipindahkan kea
rah sasaran sisertai
pandangan mata
mengikuti arah
bola..
Passing • Berdiri
Bawah menghadap ke
arah datangnya
bola
• Menggenggam
jemari tangan
kanan dengan
telapak tangan
kiri atau
sebaliknya
• Pinggang lurus
dengan berat
badan agak
dicondongkan ke
depan
• Bola diposisikan
di depan tengah
bada.

76
Hardiyanto
• Salah satu kaki
sedikit melangkah
dan ayunan
lengan tangan ke
depan atas hingga
setinggi dada,
disertai pinggul
bergerak ke depan
atas bersamaan
bola dipukul.
• Bola dipastikan
berbentuk
parabola
• Gerakan lanjutan
dengan jari
tangan tetap
digenggam dan
siku terkunci.
• Ayunan lengan
dan berat badan
mengikuti bola
kea rah sasaran.
• Pandangan mata
mengikuti arah
bola.
Passsing - Berdiri
Atas dengan kedua
kaki dibuka
selebar bahu,
kedua lutut
direndahkan
hingga berat
badan bertumpu
pada ujung kaki
bagian depan.
- Dorongkan
kedua lengan
menyongsong
arah datangnya
bola bersamaan
kedua lutut
dan pinggul
naik serta tumit
terangkat.

77
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
- Usahakan arah
datangnya
bola tepat di
tengah-tengah
atas wajah dan
perkenaan bola
tepat mengenai
jari-jari tangan
- Tumit terangkat
dari lantai.
- Pinggul dan
lutut naik serta
kedua lengan
lurus serta
pandangan ke
bola

• Kolom percobaan dapat ditambahkan jika diperlukan


• Berilah tanda V pada kolom-kolom percobaan melakukan, jika
sudah Kalian kuasai hentikan percobaan, dan lakukan gerak yang
lain

5. Materi Pembelajaran

a. Materi Pokok
Gerakan dalam permainan bola voli dapat diartikan
sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan
efektif sesuai dengan peraturan permainan yang
berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal.
Gerakan dasar permainan bola voli yang harus
ditingkatkan keterampilannya antara lain: passing
bawah, passing atas, smash dan spike, servis, dan
bendungan. Teknik-teknik dasar permainan bola voli
tersebut akan diuraikan satu-persatu sebagai berikut

78
Hardiyanto
1) Bahan Bacaan 1: Lapangan Permainan Bola Voli

1m

1,43m
3m 18m

6m

Bahan : kulit
Keliling : 65-67 cm
9m Berat : 200-280 gram
Tekanan : 294,3-318,82 hpa

Gambar 2.28 Lapangan permainan bolavoli

2) Bahan Bacaan 2: Aktivitas pembelajaran gerak


spesifik passing

Passing adalah mengoperkan bola kepada teman


seregunya dengan gerakan tertentu, sebagai langkah
awal untuk menyusun pola serangan kepada regu
lawan.

a) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik passing


bawah (Dig Pass)

Siswa diminta untuk mengamati peragaan


cara melakukan gerak spesifik passing bawah
permainan bolavoli berikut ini.
(1) berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar
bahu dan lutut ditekuk.

79
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(2) rapatkan dan luruskan kedua lengan di
depan badan hingga kedua ibu jari sejajar.
(3) lakukan gerakan mengayunkan kedua
lengan secara bersamaan dari bawah ke atas
hingga setinggi bahu.
(4) saat bola tersentuh kedua lengan kedua
lutut diluruskan.
(5) perkenaan bola yang baik tepat pada
pergelangan tangan.

Gambar 2.29 Pembelajaran passing bawah permainan bola voli

3) Bahan Bacaan 3: Aktivitas pembelajaran gerak


spesifik passing atas

Posisi awal: berdiri dengan kedua kaki dibuka



selebar bahu, kedua lutut direndahkan hingga
berat badan bertumpu pada ujung kaki bagian
depan, posisi lengan agak di tekuk di depan
badan dengan kedua telapak tangan dan jari-jari
terbuka sehingga membentuk seperti mangkuk
di depan atas wajah.
Gerakan: dorongkan kedua lengan kea rah

datangnya bola bersamaan kedua lutut dan
pinggul naik serta tumit terangkat, usahakan
arah datangya bola di tengah-tengah atas wajah,
perkenaan bola yang baik adalah tepat mengenai
jari-jari tangan.
Akhir gerakan: umit terangkat dari lantai,

pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus,
80
Hardiyanto
pandangan mengikuti arah gerakan bola. Gerakan
ini merupakan gerak dasar (fundamental) dari
gerak mendorong.

Gambar 2.30 Pembelajaran passing atas permainan bola voli

4) Bahan Bacaan 4: Aktivitas pembelajaran gerak


spesifik servis bawah:

- Posisi awal: Berdiri dengan kedua kaki dalam


posisi melangkah, Berat badan bertumpu pada
kedua kaki dan sikap badan agak condong ke
depan, pegang bola setinggi pinggang atau lebih
rendah di depan badan, jari-jari yang akan
digunakan memukul (servis) dirapatkan.
- Gerakan: Ayunkan lengan yang digunakan
memukul bola ke belakang bersama berat badan
dipindahkan ke belakang, ayunkan kembali
lengan yang digunakan memukul bola ke depan
bersamaan berat badan dipindahkan pada kaki
depan dan bola sedikit dilambungkan, pukul
bola dengan telapak tangan pada bagian tengah
belakang saat pada posisi setinggi pinggang.
- Akhir gerakan: Ikuti gerakan badan ke depan
dengan melangkahkan kaki belakang ke depan

81
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 1.35 Pembelajaran teknik servis bawah permainan bola voli

5) Bahan Bacaan 5: Aktivitas pembelajaran gerak


spesifik servis Atas

- Posisi awal: Salah satu kaki dilangkahkan


dengan santai, dengan berat badan tetap terbagi
secara seimbang, Tangan yang akan digunakan
untuk memukul bola berada di belakang dengan
telapak tangan terbuka. Tangan yang berlawanan
memegang bola menghadap ke atas, Pandangan
mata ke arah bola.
- Gerakan: Bola dilempar ke atas dipukul didepan
atas bahu, tanpa atau dengan sedikit bola
memutar, Lengan diayunkan ke belakang dengan
sikut ke atas, Bola dipukul dengan pangkal
telapak tangan terbuka dengan jangkauan lengan
sejauh mungkin, Pandangan mata ke arah bola,
Berat badan dipindahkan ke depan.
- Akhir gerakan: Akhir gerakan berupa gerakan
lanjutan dengan jari tangan tetap digenggam
dan siku tetap terkunci, Gerakan ayunan lengan
berlanjut mengikuti bola ke arah sasaran, Berat
badan dipindahkan ke arah sasaran disertai
pandangan mata mengikuti arah bola.

82
Hardiyanto
Gambar 1.36 Pembelajaran teknik servis atas permainan bola voli

b. Pendalaman Materi

(1) Aktivitas pembelajaran 1 : memantulkan bola ke


lantai kemudian melambungkan bola dengan kedua
tangan.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan memantulkan bola ke lantai
kemudian melambungkan bola dengan kedua tangan
permainan bolavoli berikut ini.
(a) berdiri tegak, kaki kiri di depan dan kaki kanan
di belakang.
(b) pantulkan bola ke lantai.
(c) pada saat bola melambung, lalu bola tersebut
dipassingkan dengan kedua tangan.
(d) poros atau pusat gerakan berada pada kedua
bahu.
(e) lakukan pembelajaran ini secara berulang-ulang
di tempat dan dilanjutkan dengan gerakan maju-
mundur serta menyamping.

83
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.30 Pembelajaran memantulkan bola ke lantai kemudian mempassingnya

(2) Aktivitas pembelajaran 2 : Lambungkan bola ke


atas kemudian tangkap dengan kedua tangan.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan melambugkan bola ke atas
kemudian passing dengan kedua tangan permainan
bolavoli berikut ini.
(a) berdiri sikap melangkah, kedua lutut sedikit
ditekuk.
(b) lambungkan bola dengan kedua tangan.
(c) pada waktu bola meluncur ke bawah passing
dengan dua tangan saat bola berada di depan
dada.

Gambar 2.31 Pembelajaran melambungkan bola kemudian ditangkap dengan kedua tangan

84
Hardiyanto
(3) Aktivitas pembelajaran 3: melakukan pembelajaran
secara berpasangan berdua atau bertiga.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan
cara melakukan gerakan passing bawah secara
berpasangan berdua atau bertiga permainan bolavoli
sebagai berikut ini.
(a) cari pasanganmu yang seimbang.
(b) berdiri berhadapan dengan sikap melangkah,
kedua lutut sedikit ditekuk.
(c) lambungkan bola ke temanmu dengan kedua
tangan.
(d) kemudian temanmu menerimanya dengan
passing bawah.
(e) setelah sampai 10 – 15 kali lambungan, lakukan
pergantian posisi.

Gambar 2.33 Pembelajaran mempasingkan bola berpasangan dan bertiga

(4) Aktivitas pembelajaran 4 : melakukan pembelajaran


memvoli bola melalui atas net/tali yang dipasang
melintang secara berpasangan.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan passing bola melalui atas net/tali yang
dipasang melintang secara berpasangan permainan
bolavoli berikut ini.

85
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(a) cari pasanganmu yang seimbang.
(b) bentangkanlah seutas tali setinggi 1,5 – 2 meter
pada lapangan permainan bolavoli.
(c) berdiri berhadapan dengan sikap melangkah,
kedua lutut sedikit ditekuk.
(d) pasangan melambungkan bola dengan kedua
tangan, kemudian kamu mengembalikan bola
dengan passing bawah dengan temanmu.

Gambar 2.34 Pembelajaran mempasingkan bola melalui atas net/tali

(5) Aktivitas pembelajaran 5 : melakukan pembelajaran


memvoli bola dalam bentuk bermain pada lapangan
kecil.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan passing bola dalam bentuk bermain pada
lapangan kecil permainan bolavoli berikut ini.
(a) cari temanmu tiga sampai empat orang yang
seimbang.
(b) bentangkanlah seutas tali setinggi 1,5 – 2 meter
pada lapangan permainan bolavoli.
(c) kemudian setiap kelompok dapat menempatkan
posisi di petak lapangan masing-masing.
(d) lalu bola dimainkan dengan tiga kali pukulan
dengan passing bawah.
(e) setelah pukulan kedua, bola tersebut harus
dipassingkan ke petak lapangan lawan.
(f) setelah bola jatuh di lapangan lawan, lakukan
pola gerakan yang sama.

86
Hardiyanto
Gambar 3.41 Pembelajaran bermain bolavoli dengan melewati tali

Gambar 2.35 Pembelajaran mempasingkan bola dalam bentuk bermain pada lapangan kecil

(6) Aktivitas pembelajaran 6 : memukul-mukul bola ke


lantai dengan telapak tangan rapat.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan memukul-mukul bola ke lantai
dengan telapak tangan rapat permainan bolavoli
berikut ini.
(a) berdiri dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan
di belakang dengan kedua lutut sedikit ditekuk.
(b) kemudian coba pukul-pukulkan bola dengan
jari-jari tangan terbuka.
(c) lakukan memukul-mukul bola tersebut 15 – 20
kali pukulan secara berulang-ulang.

Gambar 2.36 Pembelajaran memukul-mukul bola ke lantai

87
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(7) Aktivitas pembelajaran 7 : melakukan servis bawah
berhadapan dengan jarak ± 9 m (melebar lapangan)
secara bergantian.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan servis bawah berhadapan dengan
jarak ± 9 m (melebar lapangan) secara bergantian
permainan bolavoli berikut ini.
(a) cari pasanganmu yang seimbang.
(b) berdiri berhadapan dengan jarak 9 meter dengan
kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang
dengan kedua lutut sedikit ditekuk.
(c) lakukan pukulan servis bawah dan temanmu
menangkap bola tersebut.
(d) lakukan pergantian permainan servis bawah
setelah melakukan 15 – 20 kali pukulan.
(e) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

Gambar 2.37 Pembelajaran servis bawah saling


berhadapan

(8) Aktivitas pembelajaran 8: melakukan servis bawah


dari belakang garis lapangan (jarak ± 9 m) dengan
cara bergeser ke samping kiri dan kanan setelah
melakukan servis.
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan gerakan servis bawah dari belakang
garis lapangan (jarak ± 9 m) dengan cara bergeser
ke samping kiri dan kanan setelah melakukan servis
permainan bolavoli berikut ini.
88
Hardiyanto
(a) cari temanmu 3 atau 4 orang.
(b) berdiri berhadapan dengan jarak 9 meter
dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan di
belakang dengan kedua lutut sedikit ditekuk.
(c) lakukan pukulan servis bawah dan temanmu
menangkap bola tersebut dibelakang garis
servis lapangan.
(d) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

Gambar 2.38 Pembelajaran servis bawah dari belakang garis servis

(9) Aktivitas Pembelajaran 9: bermain dengan


memainkan bola dengan melewati tali
Permainan ini merupakan persiapan yang ideal untuk
permainan bola voli. Aturan permainan sederhana,
begitu pula tekniknya (lempar dan tangkap).
Permainan ini memungkinkan adanya peningkatan
menuju pertandingan yang berlangsung cepat dan
memeras tenaga.

89
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
bermain bolavoli dengan melewati tali berikut ini.
(a) cari temanmu 3 atau 4 orang.
(b) pasanglah seutas tali/net di tengah lapangan
dengan ketinggian 1,5 – 2 meter.
(c) kemudian kedua regu saling berhadap-hadapan.
(d) mula-mula regumu melempar bola ke lapangan
lawan.
(e) kemudian regu lawan berusaha menangkapnya
dan melemparkannya kembali ke lapangan
lawan.
(f) bola tidak boleh sampai menyentuh tali.
(g) bila bola menyentuh net atau terjatuh di tanah,
regu lawan mendapat satu angka kemenangan.
(h) regu yang menang ialah yang lebih dulu mencapai
15 angka (dengan selisih kemenangan paling
sedikit 2 angka).
(i) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

Gambar 2.39 Pembelajaran bermain bolavoli dengan sederhana

(10) Aktivitas Pembelajaran 10: memainkan bola


dengan ditangkap
Dibandingkan dengan “Bola lewat tali”, bentuk
kedua dalam rangkaian permainan ini mengandung
sejumlah kesulitan. Siswa harus berlari ke bawah

90
Hardiyanto
bola guna melakukan passing atas. Pengoperan bola
di bidang permainan sendiri merupakan keharusan.
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
bermain bolavoli dengan memainkan bola dengan
ditangkap berikut ini.
(a) cari temanmu 3 atau 4 orang.
(b) pasanglah seutas tali/net di tengah lapangan
dengan ketinggian 1,5 – 2 meter.
(c) kemudian kedua regu membuat formasi
berbanjar dan saling berhadap-hadapan.
(d) mula-mula regumu melempar bola ke lapangan
lawan.
(e) kemudian regu lawan berusaha mengembalikan-
nya dengan menggunakan passing atas.
(f) pemain yang setelah mempassing bola, kemudian
berlari berpindah ke lapangan lawan.
(g) lakukan aktivitas pembelajaran ini berulang-
ulang secara bergantian.
(h) bola tidak boleh sampai menyentuh tali atau
bola terjatuh.
(i) selama pembelajaran ini coba kamu amati
dan rasakan perkenaan bola dengan telapak
tanganmu, dan tenaga yang salurkan ke bola
sehingga bola memantul dengan baik.
(j) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

Gambar 2.40 Pembelajaran bermain bola voli dengan bola ditangkap

91
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(11) Aktivitas Pembelajaran 11: memainkan bola
dengan sentuhan ganda
Untuk mempermudah peralihan dari permainan
“Bolavoli yang ditangkap” ke permainan yang
sesungguhnya (sentuhan satu kali) dan juga agar
siswa mendapat kesempatan untuk menguasai unsur-
unsur teknik dan taktik bolavoli, jalan memutar
melewati permainan bolavoli dengan sentuhan ganda
ini bermanfaat dan bahkan penting artinya.
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
bermain bolavoli dengan memainkan bola dengan
sentuhan ganda berikut ini.
(a) cari temanmu 4 atau 6 orang.
(b) pasanglah seutas tali/net di tengah lapangan
dengan ketinggian 1,5 – 2 meter.
(c) kemudian kedua regu saling berhadap-hadapan.
(d) permainan dimulai dengan mengoperkan bola
terlebih ke teman seregumu.
(e) setelah pukulan kedua, bola tersebut harus
dipassingkan ke lapangan lawan.
(f) dalam permainan bola dapat disentuh dengan
pukulan ganda.
(g) bila bola ditangkap atau dilempar berarti kamu
membuat kesalahan.
(h) regu yang paling dulu mencapai 15 angka
dinyatakan sebagai pemenang.
(i) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

92
Hardiyanto
Gambar 2.41 Pembelajaran bermain bola voli dengan sentuhan ganda

(12) Aktivitas Pembelajaran 12: permainan servis dan


menerima servis
Seorang pemain memukul bola dari garis pinggir
lapangan bolavoli dan perpanjangannya, melewati tali
yang direntangkan setinggi 2,5 meter. Jika jumlah
pemain tidak begitu banyak (sampai 12 orang), bola
dipukul dari jarak 6 meter melewati jarring. Setiap
pasangan berlatih sendiri-sendiri dengan sebuah
bola.
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
bermain bolavoli dengan servis dan menerima servis
berikut ini.
(a) dua regu saling berhadapan dengan dibatasi tali
yang terentang ditengah-tengah.
(b) servis harus mengenai teman berlatih yang
berdiri tanpa boleh bergerak. Hanya bola yang
melayang ke arah muka yang boleh ditangkis
dengan tangan.
(c) teman berlatih melakukan passing bawah atau
passing atas dan ia kini berganti melakukan
servis. Susunan posisi pemain dan pertukaran
tempat seperti pada gambar.
(d) jaring dipasang sesuai dengan peraturan resmi
atau 20 cm lebih tinggi.
(e) servis dilakukan dari garis yang dibuat 5-6 meter
dari jarring.
(f) semua pemain yang siap melakukan servis dan

93
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
memegang bola. Mereka memukul silih berganti
dan bola harus diarahkan ke pemain belakang
di lapangan seberang.
(g) pemain ini melakukan passing bawah atau
passing atas ke pengumpan yang berdiri di
daerah serang. Ia menangkap bola lalu lari ke
garis servis.

Gambar 2.42 Pembelajaran bermain bola voli dengan permainan servis dan menerima servis

(13) Aktivitas Pembelajaran 13: bermain bolavoli


dengan menggunakan peraturan dimodifikasi
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara melakukan
bermain bolavoli dengan menggunakan peraturan
yang dimodifikasi berikut ini.
Tujuan pembelajaran bermain bola voli secara
sederhana adalah untuk mengkombinasikan teknik
gerakan-gerakan yang telah dipelajari. Dalam
melakukan permainan bola voli secara sederhana,
siswa diharapkan dapat menunjukkan nilai-nilai
sikap seperti: sportifitas, kerja sama, tanggung jawab,
dan disiplin.
Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan
catatan-catatan tentang materi pembelajaran
permainan bolavoli yang telah dipelajari dalam buku
catatannya.

94
Hardiyanto
Gambar 2.43 Pembelajaran bermain bola voli dengan aturan dimodifikasi

95
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
C. Permainan Beregu Bola Besar Menggunakan
Permainan Bolabasket

1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3.
Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan
dengan cara mengamati [mendengar/ faktual dalam bahasa
melihat/membaca] dan menanya (lisan/tulis/isyarat) yang
berdasarkan rasa ingin tahu tentang jelas, sistematis dan logis,
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dalam karya yang estetis,
dan kegiatannya, dan benda-benda dalam gerakan yang
yang dijumpainya di rumah dan di mencerminkan anak sehat,
sekolah. dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak
mulia.

Kompetensi Inti 4
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan
(Keterampilan) dan Indikator
Indikator Pencapaian Kompetensi
Pencapaian Kompetensi

3.1 Memahami prosedur gerak 4.1 Mempraktikkan gerak


spesifik dalam berbagai permainan spesifik dalam berbagai
perorangan dan beregu sederhana, permainan perorangan
trRojisional atau rekreatif *) dan beregu sederhana,
3.1.1. Mengidentifikasikan berbagai trRojisional atau rekreatif
gerak spesifik melempar, *)
menangkap, dan menggiring 4.1.1. Melakukan gerak
bola permainan bolabasket. spesifik melempar,
3.1.2. Menjelaskan gerak spesifik menangkap,
melempar, dan menangkap dan menggiring
bola permainan bolabasket. bola permainan
3.1.3. Menjelaskan cara melakukan bolabasket.
gerak spesifik menggiring 4.1.2. Menggunakan gerak
bola permainan bolabasket. spesifik melempar,
menangkap,
dan menggiring
bola permainan
bolabasket dalam
bentuk permainan
sederhana dengan
peraturan yang
dimodifikasi.

96
Hardiyanto
1. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam


kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan berikut ini.
a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh
siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi permainan
bolabasket yang akan dipelajari siswa, dan jika perlu
berikan peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara berikan!

b. Memilih Pasangan
Tentukan pasangan (resiprokal) melalui permainan
“sebut angka”!
1) Jelaskanlah peraturan permainan, bahwa jika
Saudara mengacungkan 5 jari, siswa harus segera
membentuk kelompok dengan anggota lima orang,
jika Saudara mengacungkan 4 jari, siswa harus
segera membentuk kelompok dengan anggota
empat orang, jika Saudara mengacungkan 3 jari,
siswa harus segera membentuk kelompok dengan
anggota tiga orang, dan seterusnya, hingga Saudara
mengacungkan 2 jari, siswa harus segera membentuk
kelompok dengan anggota dua orang, dan inilah
pasangan yang didapat oleh siswa.
2) Mulailah permainan dengan cara menempatkan siswa
secara berjauhan sehingga siswa menjRoji sangat
aktif bergerak ketika memilih anggota kelompok.
3) Lakukan pertukaran pasangan jika dianggap ada
pasangan yang terlalu lemah.

97
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
c. Mempelajari Lembar Kerja (Student Work sheet)
1) Sediakan dan bagikan lembar kerja siswa!
2) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mempelajari lembar kerja yang telah dibagikan!
3) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan isi dari lembar kerja yang telah
diterima!
4) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mencoba melakukan berbagai gerak spesifik sesuai
dengan gambar dan keterangan yang telah siswa
diskusikan dan pahami!
5) Jika diperlukan berikan bantuan berupa contoh
gerakan sesuai dengan yang ada pada lembar kerja!

d. Berbagi Peran Sebagai Pelaku dan Pengamat


1) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
membuat kesepakatan siapa yang akan pertama kali
menjRoji “pelaku” dan “pengamat”.
2) Jelaskan bahwa tugas “pelaku” melakukan gerak
spesifik yang ada pada lembar kerja, dan tugas
“pengamat” mengamati gerak spesifik yang dilakukan
oleh “pelaku” sekaligus membandingkan gerakan
yang benar sebagaimana gambar dan keterangan
pada lembar kerja.
3) Berikan kesempatan kepada “pengamat” untuk
memberikan saran kepada “pelaku” agar melakukan
perbaikan jika terjRoji ketidaksesuaian (kesalahan)
yang dilakukan.
4) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
berganti peran “pelaku” menjRoji “pengamat” dan
“pengamat” menjRoji “pelaku” serta melakukan tugas
yang sama.

e. Menelaah Pengetahuan dan Mempraktikkan Gerak


Spesifik Sesuai dengan Lembar Kerja
1) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan pengetahuan mengenai lapangan

98
Hardiyanto
bolabasket dan berbagai peralatan yang digunakan
untuk bermain bolabasket, sebagaimana bahan
bacaan 1 pada buku siswa!
2) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan cara melakukan gerak mengumpan
bola, kemudian berikan waktu untuk mempraktikkan
secara bergantian sebagaimana bahan bacaan 2 pada
buku siswa!
3) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan cara melakukan gerak menangkapl
bola, kemudian berikan waktu untuk mempraktikkan
secara bergantian sebagaimana bahan bacaan 3 pada
buku siswa!
4) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan cara melakukan gerak mendrible
bola, kemudian berikan waktu untuk mempraktikkan
secara bergantian sebagaimana bahan bacaan 4 pada
buku siswa!
5) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan cara melakukan gerak mengumpan
bola, kemudian berikan waktu untuk mempraktikkan
secara bergantian sebagaimana bahan bacaan 5 pada
buku siswa!
6) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk
mendiskusikan cara melakukan gerak mendrible bola,
kemudian praktikkan secara bergantian sebagaimana
bahan bacaan 6 pada buku siswa!

f. Menggunakan Gerak Spesifik Permainan bolabasket ke


Dalam Permainan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk
regu bolabasket!
2) Berikan kesempatan kepada setiap regu untuk
melakukan permainan bolabasket dengan menerapkan
berbagai gerak spesifik dengan peraturan yang
Saudara tentukan!
3) Berikan kesempatan kepada semua siswa untuk

99
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak menerapkan gerak spesifik dengan benar!

g. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik dalam
permainan bolabasket!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan gerak spesifik dalam permainan bolabasket
dengan cara yang benar sesuai dengan bahan bacaan
dan lembar kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan disiplin, penuh tanggung
jawab, dan bekerja sama dengan pasangan dalam
menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil belajar
keterampilan pasangannya, dan sikap pasangan
selama proses pembelajaran.

2. Metode Pembelajaran

Agar pembelajaran dengan gaya mengajar resiprokal


ini dapat berjalan dengan baik dan efektif. Metode yang
digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak spesifik
pemainan bolabasket antara lain berikut ini.
a. Inclusive (cakupan).
b. Komando.
c. Kooperatif.
d. Demonstrasi.
e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).

100
Hardiyanto
3. Media, Alat, dan Bahan Pembelajaran

a. Media Pembelajaran
1) Gambar gerak spesifik melempar, menangkap,
dan menggiring bola permainan bolabasket.
2) Video pembelajaran gerak spesifik melempar,
menangkap, dan menggiring bola permainan
bolabasket (bila ada)
3) Model siswa atau guru yang memperagakan gerak
spesifik melempar, menangkap, dan menggiring
bola permainan bolabasket.

b. Alat dan Bahan Pembelajaran


1) Bolabasket atau bola sejenisnya (bola terbuat dari
plastik, karet, dll).
2) Lapangan permainan bolabasket atau lapangan
sejenisnya (lapangan bolavoli, halaman sekolah
atau lapangan terbuka).
3) Ring basket atau sejenisnya (keranjang yang
digantung).
4) Peluit dan Stopwatch.
5) Lembar kerja siswa untuk pembelajaran dengan
gaya mengajar resiprokal. Berikut adalah contoh
LKS untuk pembelajaran gerak spesifik permainan
bolabasket.

101
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
LEMBAR KERJA SISWA/KRITERIA GERAK
GERAK SPESIFIK PERMAINAN BOLA

Nama : ______________________
Kelas : ______________________

Perintah:
Pelaku :
 Bacalah lembar kriteria gerak teknik dasar
permainan sepakbola yang disajikan berikut,
diskusikan dengan pasanganmu, kemudian
lakukan gerakan tersebut sesuai dengan kriteria
gerak yang benar!
 Mintalah pendapat pasanganmu, apakah yang
kamu lakukan telah sesuai dengan kriteria gerak
yang diminta!
 Bergantilah peran menjRoji pengamat, untuk
kemudian mengamati dan memberikan umpan
balik kepada pasanganmu, apakah gerak yang
dilakukan telah sesuai dengan kriteria yang benar!
Pengamat :
 Bacalah lembar kriteria gerak teknik dasar
permainan sepkbola yang disajikan berikut,
diskusikan dengan pasanganmu, kemudian
amatilah gerakan yang dilakukan temanmu sesuai
dengan kriteria yang benar!
 Berikan umpan balik kepada pasanganmu, apakah
yang dia lakukan telah sesuai dengan kriteria gerak
yang diminta!
 Bergantilah peran menjRoji pelaku, untuk
kemudian lakukan gerakan tersebut, dan mintalah
umpan balik kepada pasanganmu, apakah gerak
yang kamu lakukan telah sesuai dengan kriteria
yang benar!

102
Hardiyanto
HASIL PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU 1 PELAKU 2
v x v x v x v x
Chess • berdiri dengan
pass kaki dibuka
selebar bahu,
dan lutut sedikit
ditekuk.
• badan
dicondongkan
ke depan.
• bola dipegang
dengan kedua
telapak tangan
dan jari-jari
terbuka.

• tekuk kedua
siku dengan
mendekati
badan, dan
aturlah bola
setinggi dada.
• langkahkan
kaki kiri ke
depan ke arah
sasaran.
• kemudian
kedua lengan
menolak lurus
ke depan.
• selama
pembelajaran,
coba lakukan
saling mengoreksi
gerakan yang
dilakukan oleh
temanmu.
Over • berdiri dengan
head kaki kiri di
pass depan dan
kaki kanan di
belakang, lutut
sedikit ditekuk.
• bola dipegang
dengan kedua
tangan dan
berada di atas
kepala.

103
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
HASIL PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU 1 PELAKU 2
v x v x v x v x
• kemudian
coba kamu
lemparkan bola
tersebut dengan
mendorong bola
ke atas.
• bola dilepaskan
dengan lecutan
ujung jari
tangan.
• gerakan
akhir dengan
meluruskan
lengan searah
dengan lepasnya
bola.
• selama
pembelajaran,
coba lakukan
saling
mengoreksi
gerakan yang
dilakukan oleh
temanmu.
Bounce • cari
pass pasanganmu
yang seimbang.
• berdiri dengan
kaki kanan di
depan dan kaki
kiri di belakang,
lutut sedikit
ditekuk.
• kemudian kamu
lemparkan bola
dengan tolakan
dua tangan
menyerong ke
bawah.
• bola dilepaskan
setinggi
pinggang
dan harus
diarahkan pada
suatu tempat
(titik) kira-kira 1
meter di depan
penerima.

104
Hardiyanto
HASIL PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU 1 PELAKU 2
v x v x v x v x
• bila berhadapan
dengan lawan,
maka sasaran
pantulan bola
berada di
samping kanan/
kiri kaki lawan.
• selama
pembelajaran,
coba lakukan
saling mengoreksi
gerakan yang
dilakukan oleh
temanmu.
dribble • Diawali dengan
sikap menghadap
dan memusatkan
pandangan ke
arah datangnnya
bola
• Sikap kedua
lengan di
samping badan
• Sikap badan
agak condong ke
depan
• Pada saat bola
datang disambut
dengan telapak
kaki menghadap
ke depan,
pergelangan kaki
dikunci, hingga
posisi tumit ada
di bawah
• Akhir gerakan,
posisi kaki
terangkat dari
tanah dengan
lutut agak
tertekuk dan
gerak bola
tertahan oleh
telapak kaki,
sedangkan
tumpuan berat
badan pada kaki
yang lainnya.

105
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
HASIL PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU 1 PELAKU 2
v x v x v x v x
Menangkap o Berdiri dengan
bola sikap kaki
melangkah
menghadap
arah datangnya
bola.
o Kedua lengan
dijulurkan
ke depan
menyongsong
arah datangnya
bola dengan
sikap telapak
tangan
menghadap
arah datangnya
bola.
o Berat badan
bertumpu pada
kaki depan.
o Setelah bola
menyentuh
telapak tangan,
tariklah kaki
depan ke
belakang,
sikut lengan
ditekuk hingga
bola ditarik
mendekati
dada/badan.
o Badan agak
condong ke
depan.
o Berat badan
bertumpu pada
kaki belakang.
o Posisi bola
dipegang di
depan badan.

* Tambahkan kolom jika diperlukan pengulangan


yang lebih banyak.
** Berikan tanda 1 pada V jika pasangan Kalian telah
menyelesaikan gerakan dengan baik dan 1 pada X jika
pasangan Kalian harus mengulangi gerakan.

106
Hardiyanto
4. Materi Pembelajaran

a. Materi Pokok
1. Bahan bacaan 1: Lapangan Permainan
Bolabasket
 Panjang garis samping lapangan : 26 meter
 Lebar lapangan : 14 meter
 Garis tengah lingkaran di tengah lapangan: 3.6 meter
 Tinggi ring basket : 2,75 meter
 Diameter ring basket : 0,45 meter
 Ukuran papan pantul : 1,80 meter x 1,20
meter

Gambar 2.44 Lapangan permainan bolabasket

2. Bahan Bacaan 2: Aktivitas pembelajaran gerak


spesifik melempar bola
Untuk dapat melempar atau mengoperkan bola,
harus dikuasai terlebih dahulu cara memegang dan
menangkap bolabasket.

a) Aktivitas pembelajaran memegang bola dengan


dua tangan
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
memegang bola permainan bolabasket berikut
ini.
 berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar
bahu.

107
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
bola dipegang di antara kedua telapak tangan.

kedua telapak tangan melekat pada bagian

samping bola sedikit ke belakang.
jari-jari tangan dibuka, dan diletakkan di

depan dada.
pada waktu menerima atau akan mengoper

bola, sikap kaki kuda-kuda.
badan sedikit condong ke depan dengan titik

berat badan jatuh di antara kedua kaki dan
lutut sedikit ditekuk.
selama pembelajaran, coba lakukan saling

mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.
Gambar 2.45 Cara memegang
bolabasket

Gambar 2.46 Sikap siap


mengoperkan bolabasket

b) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik mengoper


bola dengan dua tangan dari depan dada (Chest
pass)
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerak spesifik melempar bola dengan dua tangan
dari depan dada permainan bolabasket berikut
ini.
(1) berdiri dengan kaki dibuka selebar bahu,
dan lutut sedikit ditekuk.

108
Hardiyanto
(2) badan dicondongkan ke depan.
(3) bola dipegang dengan kedua telapak tangan
dan jari-jari terbuka.
(4) tekuk kedua siku dengan mendekati badan,
dan aturlah bola setinggi dada.
(5) langkahkan kaki kiri ke depan ke arah
sasaran.
(6) kemudian kedua lengan menolak lurus ke
depan.
(7) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

Gambar 2.47 Cara melakukan lemparan setinggi dada permainan bolabasket

c) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


mengoperkan bola dari atas kepala (overhead
pass)
Operan ini dilakukan dengan dua tangan dan
bola berada di atas kepala agak ke belakang.
Operan ini juga sangat efektif, dan bila diperlukan
mengoperkan bola dengan segera saat menerima
bola dalam posisi tinggi.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerak spesifik melempar bola dari atas kepala
permainan bolabasket berikut ini.
(1) berdiri dengan kaki kiri di depan dan kaki
kanan di belakang, lutut sedikit ditekuk.
(2) bola dipegang dengan kedua tangan dan
berada di atas kepala.
(3) kemudian coba kamu lemparkan bola

109
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
tersebut dengan mendorong bola ke atas.
(4) bola dilepaskan dengan lecutan ujung jari
tangan.
(5) gerakan akhir dengan meluruskan lengan
searah dengan lepasnya bola.
(6) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

Gambar 2.48 Cara melakukan


lemparan dari atas kepala
permainan bolabasket

d) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


mengoperkan bola pantulan (bounce pass)
Operan pantulan dilakukan dengan dua
tangan dalam posisi bola di depan dada.
Operan pantulan sangat baik dilakukan untuk
menerobos lawan yang tinggi. Bola dipantulkan
di samping kiri/kanan lawan, dan teman sudah
siap menjemputnya di belakang lawan.
Operan pantulan dilakukan dengan cepat, sebab
tidak tentu akan tertahan/ terserobot oleh
lawan. Operan dapat pula dilakukan dengan
menipu lawan ke samping kanan, padahal bola
dilemparkan ke kiri atau sebaliknya.

Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan


gerak spesifik mengoperkan bola dengan
pantulan permainan bolabasket berikut ini.
(1) cari pasanganmu yang seimbang.
(2) berdiri dengan kaki kanan di depan dan
kaki kiri di belakang, lutut sedikit ditekuk.
(3) kemudian kamu lemparkan bola dengan
110
Hardiyanto
tolakan dua tangan menyerong ke bawah.
(4) bola dilepaskan setinggi pinggang dan harus
diarahkan pada suatu tempat (titik) kira-
kira 1 meter di depan penerima.
(5) bila berhadapan dengan lawan, maka
sasaran pantulan bola berada di samping
kanan/ kiri kaki lawan.
(6) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

Gambar 2.49 Cara melakukan


lemparan pantulan permainan
bolabasket

e) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


mengoperkan bola dari samping
Operan samping dilakukan dengan satu tangan.
Operan ini gerakannya lebih wajar (rileks) sebab
dapat lebih kuat dan lebih jauh. Oleh karena itu
dapat digunakan untuk jarak sedang dan jarak
jauh (± 7 meter).
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerak spesifik mengoperkan bola dari samping
permainan bolabasket berikut ini.
(1) cari pasanganmu yang seimbang.
(2) berdiri dengan kaki kiri di depan dan kaki
kanan di belakang, lutut sedikit ditekuk.
(3) kemudian coba kamu pegang bola dengan
tangan kanan, lalu dibawa ke samping
telinga kanan.
(4) setelah itu lemparkan bola ke depan
melambung ke atas.
(5) lalu langkahkan kaki kiri ke depan

111
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
bersamaan dengan gerakan lanjutan (follow
throught).
(6) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

Gambar 2.50 Cara


melakukan lemparan
samping permainan
bolabasket


f) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik
menangkap bola
Antara lemparan (operan) dan menangkap bola
merupakan dua unsur yang sulit dipisahkan.
Sebab untuk melakukan lemparan biasanya
dimulai dari menangkap bola terlebih dahulu.
Dalam usaha menangkap bola ini dapat untuk
menjemput bola, bukan menunggu datangnya
bola.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerak spesifik menangkap bola permainan
bolabasket berikut ini.
(1) berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar
bahu, lutut sedikit ditekuk.
(2) kedua tangan lurus ke depan dan kedua
telapak tangan menghadap ke depan serta
jari-jari tangan terbuka.
(3) kemudian suruh temanmu melempar bola
setinggi dada ke arahmu.
(4) lalu tangkap bola tersebut dan bawalah
kearah dada.
(5) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.
112
Hardiyanto
Gambar 2.51 Cara menangkap bola permainan bolabasket

g) Aktivitas pembelajaran gerak spesifik


menggiring bola (dribble)
Menggiring bola adalah upaya membawa bola
dengan cara memantulkan bola di tempat,
memantulkan bola sambil berjalan dan
memantulkan bola sambil berlari. Menggiring
bola merupakan suatu usaha untuk membawa
bola menuju ke depan/ke lapangan lawan.
(1) Menggiring bola di tempat
cara melakukan gerakan menggiring bola di
tempat permainan bolabasket berikut ini.
 sikap awal seperti menangkap atau
menerima bola. kemudian lengan bagian
atas tegak lurus dengan lantai, lengan
bawah sejajar dengan lantai, pergelangan
tangan lemas atau tidak kaku.
 cara mendorong bola dipantul-pantulkan
di depan, samping kiri, dan kanan dengan
telapak tangan berikut jari-jari tangan
terbuka (bukan dipukul-pukul).
 pandangan ke bola lalu akhirnya ke
segala arah.
(2) Menggiring bola sambil berjalan
Cara melakukannya sama dengan cara
memantulkan bola di tempat kemudian
dilanjutkan sambil berjalan dengan
memantulkan bola ke samping kiri dan

113
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
kanan.
(3) Menggiring bola sambil berlari
Cara melakukannya sama seperti
memantulkan bola di tempat, hanya
pantulan bolanya seirama dengan kecepatan
lari, penguasaan bola selalu dalam jarak
yang dapat dikuasai.

Gambar 2.52 Cara menggiring bola permainan bolabasket

b. Pendalaman Materi

1. Latihan I: Aktivitas pembelajaran melempar dan


menangkap bola berpasangan di tempat
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan melempar dan menangkap bola berpasangan
di tempat permainan bolabasket berikut ini.
(a) cari pasanganmu yang seimbang.
(b) berdiri saling berhadap-hadapan dengan jarak 3
– 5 meter.
(c) kemudian kamu dengan temanmu saling
melempar dan menangkap bola setinggi dada.
(d) lakukan pembelajaran ini 15 – 20 kali lemparan
secara bergantian.
(e) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

114
Hardiyanto
Gambar 2.53 Pembelajaran melempar dan menangkap bola di tempat

2. Latihan II: Aktivitas pembelajaran melempar dan


menangkap bola bertiga
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan melempar dan menangkap bola bertiga
permainan bolabasket berikut ini.
(a) cari temanmu 3 orang dan membentuk segitiga
dan saling berhadap-hadapan.
(b) kemudian coba kamu lakukan melempar dan
menangkap bola secara bergantian dengan
kedua temanmu di tempat.
(c) jika kamu dan temanmu sudah lancar melakukan
di tempat, coba lakukan sambil bergerak maju,
mundur dan menyamping dengan lemparan
setinggi dada dan dari atas kepala.
(d) pembelajaran dilakukan berulang-ulang sampai
15 – 20 kali melempar dan menangkap bola.
(e) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

115
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.54 Pembelajaran melempar dan menangkap bola bertiga

3. Latihan III: Aktivitas pembelajaran melempar dan


menangkap bola formasi berbanjar
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan melempar dan menangkap bola formasi
berbanjar permainan bolabasket berikut ini
(a) cari pasanganmu yang seimbang.
(b) berdiri berhadapan berbanjar.
(c) kemudian melempar dan menangkap bola
bergantian.
(d) bagi siswa yang sudah melempar bola ke teman
didepannya, kemudian langsung pindah ke
barisan belakang.
(e) lakukan pembelajaran ini berulang-ulang sampai
15 – 20 melempar dan menangkap bola.
(f) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temannya.

116
Hardiyanto
Gambar 2.55 Pembelajaran melempar dan menangkap bola formasi berbanjar

4. Latihan IV: Aktivitas pembelajaran bermain lempar


tangkap bola
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
bermain melempar dan menangkap bola berpasangan
di tempat permainan bolabasket berikut ini.
(a) siswa dibagi dua kelompok 5 atau 6 orang sama
banyak dan sama kuat.
(b) pancangkan dua buah gawang di masing
belakang lapangan bolabasket.
(c) kemudian bermain melempar tangkap bola
dengan menggunakan gawang.
(d) teknik melempar dan menangkap bola yang
digunakan adalah dari dada dan dari atas kepala.

Gambar 2.56 Pembelajaran melempar dan menangkap bola formasi berbanjar

117
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
5. Latihan V: Aktivitas pembelajaran Menggiring
bola sambil berjalan, dilanjutkan dengan lari
(menggunakan tangan kanan dan kiri). Pembelajaran
ini dapat dilakukan secara perorangan atau
kelompok.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
aktivitas pembelajaran 1 menggiring bola permainan
bolabasket berikut ini.
(a) berdiri dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan
dibelakang, lutut sedikit ditekuk.
(b) kedua tangan lurus ke depan dan kedua telapak
tangan menghadap ke depan.
(c) kemudian coba kamu pantul-pantulkan bola
dengan tangan kanan di tempat.
(d) jika kamu sudah lancar di tempat, maka lakukan
menggiring bola sambil berjalan, kemudian
dilanjutkan dengan berlari.
(e) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

Gambar 2.57 Pembelajaran 1 bentuk-bentuk Pembelajaran menggiring bolabasket

6. Latihan VI: Aktivitas pembelajaran Menggiring bola


sambil bergerak mundur, maju dan dilanjutkan
dengan bergerak menyamping ke arah kanan
dan kiri (menggunakan tangan kanan dan kiri).
Pembelajaran ini dilakukan secara perorangan
atau kelompok.
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
118
Hardiyanto
aktivitas pembelajaran 2 menggiring bola permainan
bolabasket berikut ini.
(a) berdiri dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan
dibelakang, lutut sedikit ditekuk.
(b) kedua tangan lurus ke depan dan kedua telapak
tangan menghadap ke depan.
(c) kemudian coba kamu lakukan menggiring bola
sambil bergerak mundur.
(d) jika kamu sudah lancar menggiring bola mundur,
maka lanjutkan dengan gerakan sambil bergerak
menyamping kea rah kanan dan kiri.
(e) selama pembelajaran, coba lakukan saling
mengoreksi gerakan yang dilakukan oleh
temanmu.

Menyamping

Maju, mundur

Gambar 2.58 Pembelajaran 2 bentuk-bentuk Pembelajaran menggiring bolabasket

7. Latihan VII: Aktivitas pembelajaran Menggiring


bola dengan lari berantai berputar mengitari
bendera dalam bentuk kelompok (menggunakan
tangan kanan dan kiri).
Siswa diminta untuk mengamati peragaan cara
melakukan menggiring bola dengan lari berantai
berputar mengitari bendera dalam bentuk kelompok
(menggunakan tangan kanan dan kiri). Pembelajaran
ini dilakukan secara perorangan dan berkelompok
berikut ini.

119
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.59 Pembelajaran 4 bentuk-
bentuk Pembelajaran menggiring
bolabasket

8. Latihan VIII: Aktivitas bermain bolabasket secara


sederhana

Bentuk-bentuk bermain bolabasket secara sederhana


adalah sebagai berikut.

(a) Aktivitas pembelajaran 1 : Bermain


bolabasket dengan menggunakan gawang
kecil yang mengutamakan teknik
menggiring, menangkap dan passing
 siswa dibagi dua regu, masing-masing regu
terdiri dari 5 atau 6 pemain.
 buatlah dua buah gawang yang dipasang di
garis belakang.
 kemudian lakukan bermain dengan
menggiring bola satu tangan (kiri/kanan).
 bola dapat digiring tidak lebih dari 3 langkah.
 bola dapat dibawa tidak lebih dari 2 langkah.
 selama pembelajaran ini coba kamu amati
dan rasakan gerakan menggiring bola yang
enak dirasakan.

120
Hardiyanto
Gambar 2.60 Pembelajaran 1 bermain bolabasket secara sederhana

(b) Aktivitas pembelajaran 2 : Bermain bolabasket


menggunakan setengah lapangan, Jumlah
pemain adalah 2 lawan 3 dilanjutkan dengan
4 lawan 3 atau 5 lawan 4.
Siswa mengomunikasikan aktivitas bermain
bolabasket dengan menggunakan peraturan yang
dimodifikasi bermain menggunakan setengah
lapangan, jumlah pemain adalah 2 lawan 3
dilanjutkan dengan 4 lawan 3 atau 5 lawan 4
berikut ini.
 2 pemain penyerang dan bertahan 3 pemain.
 4 pemain penyerang dan bertahan 3 pemain.
 5 pemain penyerang dan bertahan 4 pemain.

Gambar 2.61 Pembelajaran 2 bermain bolabasket secara sederhana

121
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
(c) Aktivitas pembelajaran 3: Bermain bolabasket
menggunakan satu lapangan dan dibagi dua
bidang, yaitu bidang A lapangan untuk regu A
dan bidang B lapangan untuk regu B.
Siswa mengomunikasikan aktivitas bermain
bolabasket dengan menggunakan peraturan
yang dimodifikasi bermain menggunakan satu
lapangan dan dibagi dua bidang, yaitu bidang A
lapangan untuk regu A dan bidang B lapangan
untuk regu B berikut ini.
 regu A menempatkan pemainnya di lapangan
B sebanyak 2 orang pemain, begitu juga
regu B menempatkan 2 pemain di lapangan
A.
 para pemain boleh mengiring, melempar,
dan menembak bola.
 saat menggiring bola pemain yang berada
pada lapangan A dan B tidak boleh melewati
garis tengah.
 jRoji yang berhak melakukan serangan pada
lapangan lawan hanya 2 orang pemain.
 regu pemenang adalah regu yang dapat
memasukkan bola ke ring basket lebih
banyak.
 lama permainan 5 – 10 menit.

Gambar 2.62 Pembelajaran 3 bermain bolabasket secara sederhana

122
Hardiyanto
PERMAINAN BEREGU BOLA KECIL

*) Materi pilihan, disesuaikan dengan fasilitas dan peralatan yang


tersedia

D. Aktivitas Permainan Beregu Bola kecil Melalui


Permainan Bola Kasti

1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi
KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan faktual
faktual dengan cara mengamati dalam bahasa (lisan/tulis/
[mendengar/ melihat/membaca] isyarat) yang jelas, sistematis
dan menanya berdasarkan rasa dan logis, dalam karya yang
ingin tahu tentang dirinya, estetis, dalam gerakan yang
makhluk ciptaan Tuhan dan mencerminkan anak sehat,
kegiatannya, dan benda-benda dan dalam tindakan yang
yang dijumpainya di rumah dan di mencerminkan perilaku anak
sekolah. beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
dan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.1 Memahami prosedur gerak 4.1 Mempraktikkan gerak spesifik
spesifik dalam berbagai dalam berbagai permainan
permainan perorangan dan perorangan dan beregu
beregu sederhana, trRojisional sederhana, trRojisional atau
atau rekreatif *) rekreatif *)
3.1.1 Mengidentifikasikan 4.1.1 Melakukan berbagai gerak
berbagai gerak melempar, melempar, menangkap,
menangkap, dan memukul dan memukul bola
bola permainan kasti. permainan kasti.
3.1.2 Menjelaskan berbagai gerak 4.1.2 Menggunakan berbagai
melempar, menangkap, dan gerak melempar,
memukul bola permainan menangkap, dan memukul
kasti. bola dalam bentuk
3.1.3 Menjelaskan cara permainan kasti yang
melakukan berbagai gerak dimodifikasi.
melempar, menangkap, dan
memukul bola permainan
kasti.

123
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam


kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan berikut ini.
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan berikut ini.
a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan
pembelajaran yang akan Saudara lakukan, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa,
dan pastikan seluruh siswa menyimak dengan
baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi
permainan kasti yang akan dipelajari siswa, dan
jika perlu berikan peragaan dengan melibatkan
siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara
berikan!

b. Memilih Pasangan
Tentukan pasangan (resiprokal) melalui permainan
“sebut angka”!
1) Jelaskanlah peraturan permainan, bahwa jika
Saudara mengacungkan 5 jari, siswa harus
segera membentuk kelompok dengan anggota
lima orang, jika Saudara mengacungkan 4
jari, siswa harus segera membentuk kelompok
dengan anggota empat orang, jika Saudara
mengacungkan 3 jari, siswa harus segera
membentuk kelompok dengan anggota tiga orang,
dan seterusnya, hingga Saudara mengacungkan
2 jari, siswa harus segera membentuk kelompok

124
Hardiyanto
dengan anggota dua orang, dan inilah pasangan
yang didapat oleh siswa.
2) Mulailah permainan dengan cara menempatkan
siswa secara berjauhan sehingga siswa menjRoji
sangat aktif bergerak ketika memilih anggota
kelompok.
3) Lakukan pertukaran pasangan jika dianggap
ada pasangan yang terlalu lemah.

c. Mempelajari Lembar Kerja (Student Work sheet)


1) Sediakan dan bagikan lembar kerja siswa!
2) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan
untuk mempelajari lembar kerja yang telah
dibagikan!
3) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan
untuk mendiskusikan isi dari lembar kerja yang
telah diterima!
4) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan
untuk mencoba melakukan berbagai gerak
spesifik sesuai dengan gambar dan keterangan
yang telah siswa diskusikan dan pahami!
5) Jika diperlukan berikan bantuan berupa contoh
gerakan sesuai dengan yang ada pada lembar
kerja!

d. Berbagi Peran Sebagai Pelaku dan Pengamat


1) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan
untuk membuat kesepakatan siapa yang akan
pertama kali menjRoji “pelaku” dan “pengamat”.
2) Jelaskan bahwa tugas “pelaku” melakukan
gerak spesifik yang ada pada lembar kerja,
dan tugas “pengamat” mengamati gerak
spesifik yang dilakukan oleh “pelaku”
sekaligus membandingkan gerakan yang benar
sebagaimana gambar dan keterangan pada
lembar kerja.
3) Berikan kesempatan kepada “pengamat”

125
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
untuk memberikan saran kepada “pelaku”
agar melakukan perbaikan jika terjRoji
ketidaksesuaian (kesalahan) yang dilakukan.
4) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan
untuk berganti peran “pelaku” menjRoji
“pengamat” dan “pengamat” menjRoji “pelaku”
serta melakukan tugas yang sama.

e. Menelaah Pengetahuan dan Mempraktikkan Gerak


Spesifik Sesuai dengan Lembar Kerja
1) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan
untuk mendiskusikan pengetahuan mengenai
lapangan kasti dan berbagai peralatan yang
digunakan untuk bermain kasti, sebagaimana
bahan bacaan 1 pada buku siswa!
2) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan
untuk mendiskusikan cara melakukan gerak
melempar bola, kemudian berikan waktu untuk
mempraktikkan secara bergantian sebagaimana
bahan bacaan 2 pada buku siswa!
3) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan
untuk mendiskusikan cara melakukan gerak
menangkap bola, kemudian berikan waktu untuk
mempraktikkan secara bergantian sebagaimana
bahan bacaan 3 pada buku siswa!
4) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan
untuk mendiskusikan cara melakukan gerak
memukul bola, kemudian berikan waktu untuk
mempraktikkan secara bergantian sebagaimana
bahan bacaan 4 pada buku siswa!
5) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan
untuk mendiskusikan cara melakukan gerak
mengumpan bola, kemudian berikan waktu
untuk mempraktikkan secara bergantian
sebagaimana bahan bacaan 5 pada buku siswa!
6) Berikan kesempatan kepada setiap pasangan
untuk mendiskusikan cara melakukan gerak

126
Hardiyanto
memukul bola, kemudian praktikkan secara
bergantian sebagaimana bahan bacaan 6 pada
buku siswa!

f. Menggunakan Gerak Spesifik Permainan Kasti ke


Dalam Permainan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk
membentuk regu kasti!
2) Berikan kesempatan kepada setiap regu untuk
melakukan permainan kasti dengan menerapkan
berbagai gerak spesifik dengan peraturan yang
Saudara tentukan!
3) Berikan kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya
jika tidak menerapkan gerak spesifik dengan
benar!

g. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis
untuk mengetahui bahwa siswa telah dapat
menjelaskan berbagai cara melakukan gerak
spesifik dalam permainan kasti!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan
dan lakukan pengamatan terhadap setiap
siswa dalam melakukan gerak spesifik dalam
permainan kasti dengan cara yang benar sesuai
dengan bahan bacaan dan lembar kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa
dalam melakukan seluruh kegiatan dengan
disiplin, penuh tanggung jawab, dan bekerja
sama dengan pasangan dalam menyelesaikan
seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil

127
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
belajar keterampilan pasangannya, dan sikap
pasangan selama proses pembelajaran.

3. Metode Pembelajaran
Agar pembelajaran dengan gaya mengajar resiprokal
ini dapat berjalan dengan baik dan efektif. Metode
yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas gerak
spesifik pemainan kasti antara lain berikut ini.
a. Inclusive (cakupan).
b. Komando.
c. Kooperatif.
d. Demonstrasi.
e. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).

4. Media, Alat, dan Bahan Pembelajaran


a. Media Pembelajaran
1) Gambar gerak spesifik melempar, menangkap,
dan memukul bola permainan kasti.
2) Video pembelajaran gerak spesifik melempar,
menangkap, dan memukul bola permainan
kasti (bila ada)
3) Model siswa atau guru yang memperagakan
gerak spesifik melempar, menangkap, dan
memukul bola permainan kasti.

b. Alat dan Bahan Pembelajaran


1) Bola kasti atau bola sejenisnya (bola terbuat
dari plastik, terbuat bahan lembut, karet yang
tidak padat, dll).
2) Lapangan permainan kasti atau lapangan
sejenisnya (halaman sekolah atau lapangan
terbuka).
3) Tiang hingap atau kotak keranjang yang
ditaruh.
4) Peluit dan Stopwatch.
5) Lembar kerja siswa untuk pembelajaran dengan

128
Hardiyanto
gaya mengajar resiprokal. Berikut adalah
contoh LKS untuk pembelajaran gerak spesifik
permainan kasti.

129
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
LEMBAR KERJA SISWA/KRITERIA GERAK
GERAK SPESIFIK PERMAINAN BOLA

Nama : ______________________
Kelas : ______________________

Perintah:
Pelaku :
 Bacalah lembar kriteria gerak teknik dasar
permainan sepakbola yang disajikan berikut,
diskusikan dengan pasanganmu, kemudian
lakukan gerakan tersebut sesuai dengan kriteria
gerak yang benar!
 Mintalah pendapat pasanganmu, apakah yang
kamu lakukan telah sesuai dengan kriteria gerak
yang diminta!
 Bergantilah peran menjRoji pengamat, untuk
kemudian mengamati dan memberikan umpan
balik kepada pasanganmu, apakah gerak yang
dilakukan telah sesuai dengan kriteria yang benar!
Pengamat :
 Bacalah lembar kriteria gerak teknik dasar
permainan sepkbola yang disajikan berikut,
diskusikan dengan pasanganmu, kemudian
amatilah gerakan yang dilakukan temanmu sesuai
dengan kriteria yang benar!
 Berikan umpan balik kepada pasanganmu, apakah
yang dia lakukan telah sesuai dengan kriteria gerak
yang diminta!
 Bergantilah peran menjRoji pelaku, untuk
kemudian lakukan gerakan tersebut, dan mintalah
umpan balik kepada pasanganmu, apakah gerak
yang kamu lakukan telah sesuai dengan kriteria
yang benar!

130
Hardiyanto
HASIL

PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU PELAKU

1 2
v x v x v x v x
Melambungkan • Berdiri tegak, kaki
Bola (Pitcher) kanan berada di
depan.
• Bola dipegang
dengan tangan
kanan di depan
paha kaki kanan.
• Condongkan badan
ke depan.
• Putar lengan
tangan kanan yang
memegang bola
360°.
• Bersamaan dengan
itu langkahkan
kaki kiri ke depan
dan lepaskan bola
saat bola berada di
samping paha kaki
kanan yang disertai
lecutan pergelangan
tangan.
Melempar • Lemparan
Bola Lurus/ umumnya dilaku-
Mendatar kan dengan tangan
kanan.
• Posisi badan tidak
terlalu condong ke
belakang.
• Pada saat melempar
mendatar gerakan
lengan diayun dari
belakang ke depan
dan tidak melebihi
kepala.
• Lintasan bola ke
arah dada sasaran
yang dituju,
sehingga bola muda
ditangkap.

131
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
HASIL

PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU PELAKU

1 2
v x v x v x v x
Melempar Bola • Bola dilemparkan
Menyusur menyusur tanah,
Tanah posisi kaki ditekuk
dan badan condong
ke depan.
• Lengan pelempar
memegang bola,
kemudian tarik
tangan ke belakang.
• Ayunkan tangan ke
depan mengarah
ke bawah dan
lemparkan bola.
Menangkap • sikap badan dan
Bola posisi tangan
Melambung tergantung dengan
datangnya bola.
• menangkap bola
dapat dilakukan
dengan cara
membentuk
kantong.
• pada saat bola
masuk ke dalam
kantong, jari-jari
segera dikatubkan
dan cepat ditarik ke
arah badan.
Menangkap • sikap badan dan
Bola posisi tangan
Melambung tergantung dengan
datangnya bola.
• menangkap bola
dapat dilakukan
dengan cara
membentuk
kantong.
• pada saat bola
masuk ke dalam
kantong, jari-jari
segera dikatubkan
dan cepat ditarik ke
arah badan.

132
Hardiyanto
HASIL

PENGAMATAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR*) PELAKU PELAKU

1 2
v x v x v x v x
Memukul Bola • Pegang alat
pemukul di bagian
yang lebih kecil
dengan kedua
tangan.
• Tangan kanan
berada di atas
tangan kiri.
• Kemudian berdiri
menyamping,
sehingga pitcher/
pelambung berada
di samping kiri
pemukul.
• Kedua kaki dibuka
selebar badan.
• Letakkan alat
pemukul di atas
bahu sebelah
kanan dengan
menekuk kedua
siku tangan.
• Pandangan
diarahkan ke
arah pitcher/
pelambung.
• Ayunkan pemukul
mendatar dengan
meluruskan
kedua siku tangan
disertai lecutan
pergelangan kedua
tangan saat bola
dalam jangkauan
pukulan.
• Pada saat memukul
diusahakan sambil
melangkahkan kaki
kiri ke arah kiri
agar pukulan lebih
keras.

* Tambahkan kolom jika diperlukan pengulangan yang lebih banyak.


** Berikan tanda 1 pada V jika pasangan Kalian telah menyelesaikan
gerakan dengan baik dan 1 pada X jika pasangan Kalian harus
mengulangi gerakan.

133
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
5. Materi Pembelajaran

a. Bahan Bacaan 1: Lapangan Kasti

1) Lapangan
Permainan kasti merupakan olahraga permainan
beregu yang dimainkan oleh dua regu menggunakan
bola kecil. Masing-masing regu terdiri dari 12 orang
pemain. Permainan ini dimainkan di lapangan
berbentuk empat persegi panjang yang dibatasi
oleh garis batas dengan lebar 5 cm
Bentuk lapangan kasti adalah persegi panjang
dengan panjang 60-70m dan lebar 30 m. Ukuran
ini tidak mutlak tetapi disesuaikan dengan
kekuatan fisik pemain. Di dalam lapangan
dilengkapi dengan tiga tiang perhentian, tinggi
tempat perhentian adalah 150 cm, masing masing
tiang dikelilingi lingkaran dengan jari-jari 1 meter.
Letak tiang perhentian pertama kira-kira 20 m
dari garis pemukul, sedangkan perhentian yang
lain mendekati pangkal garis tepi.

Gambar 2.62 Lapangan bolakasti

134
Hardiyanto
Keterangan gambar :
A = Tempat penjaga belakang
B = Ruang pemukul
C = Ruang pelambung
D = Ruang tunggu pemain
E = Tempat hinggap pertama
F = Tempat hinggap kedua
G = Tempat hinggap ketiga

Perlengkapan yang permainan dibutuhkan dalam


permainan kasti antara lain : kayu pemukul, bola
kecil, bendera, tiang pemberhentian, peluit dan
kertas pencatat nilai.
• Kayu pemukul bentuknya bulat telur atau oval
dengan panjang sekitar 70-80 cm, sedangkan
untuk kelilingnya kurang lebih 29 cm.
• Bola terbuat dari karet atau kulit yang di
dalamnya diisi sabut kelapa atau injuk,
ukuran keliling bola 19-21 cm, berat 30-70 gr
atau 70-80 gr, dan diameternya 20 cm.

2) Peraturan kasti
a) Jumlah pemain
Jumlah pemain terdiri atas 12 orang setiap
regunya dengan menggunakan nomor 1 sampai
dengan 12. Seorang sebagai ketua/kapten
regu.
b) Waktu permainan
Waktu permainan 2 x 30 menit dibagi menjRoji
dua babak diselingi waktu istirahat 10 menit
c) Cara mendapatkan angka
• setiap pemukul yang berhasil berlari
menuju tiang hinggap I, II dan III lalu
kembali ke ruang bebas akan mendapat
nilai 1, secara bertahap.
• apabila pukulan berhasil dengan baik dan

135
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
pemukul secara langsung dapat kembali ke
ruang bebas, akan mendapat nilai 2.
• apabila regu penjaga dapat menangkap
bola langsung dengan baik, akan mendapat
nilai 1, untuk regu penjaga.
d) Penentuan pemenang
Penentuan pemenang adalah regu yang
mendapat nilai terbanyak sebagai regu
pemenang.
e) Wasit
Setiap pertandingan kasti dipimpin oleh
seorang wasit, dibantu oleh tiga penjaga garis,
satu orang pencatat nilai, dan pencatat waktu.
f) Pergantian tempat
Pergantian tempat dapat dilakukan apabila
regu pemukul terkena lemparan bola sah, bola
ditangkap tiga kali secara berturut-turut oleh
regu penjaga, dan alat pemukul lepas ketika
sedang melakukan pukulan yang menurut
wasit sangat membahayakan lawan.
g) Kesempatan memukul
Kesempatan memukul untuk setiap pemukul
yaitu satu kali, kecuali pemukul terakhir
sebanyak tiga kali giliran memukul, dan
dilakukan secara berurutan dari nomor 1
sampai dengan nomor 12.

b. Bahan bacaan 2: Pembelajaran gerak spesifik


Melempar

1) Melambungkan bola (pitcher)


Seorang pelambung bertugas melambungkan
bola ke arah pemukul dengan ayunan dari bawah
dengan satu tangan. Oleh karena itu, pelambung
harus mampu melambungkan bola lurus ke
atas dan ke bawah sesuai dengan permintaan
pemain yang akan melakukan pukulan.

136
Hardiyanto
Cara melambungkan bola sebagai berikut.
 bola dipegang dengan tangan kanan
 menghadap ke teman yang akan memukul bola
 langkahkan kaki kanan satu langkah ke depan
 ayunkan bola dengan tangan kanan
 lemparkan bola ke depan sesuai dengan
permintaan pemukul

Gambar 2.63 Pembelajaran melambungkan bola permainan kasti

2) Melempar bola lurus/mendatar


Cara melempar bola lurus/mendatar sebagai
berikut.
• bola dipegang dengan tangan kanan
• menghadap ke arah sasaran lempar
• pandangan tertuju pada sasaran lempar
• kedua kaki dibuka silang depan, lutut agak
ditekuk
• rentangkan tangan lempar ke belakang dengan
bola di- arahkan ke sasaran
• lengan kiri lurus ke depan sejajar dengan bahu
• sikap badan sedikit ke belakang
• dengan melangkahkan kaki satu langkah,
lemparkan bola lurus ke arah depan

137
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.64 Pembelajaran melempar bola lurus/mendatar permainan kasti

3) Melempar bola melambung


Cara melambungkan bola melambung sebagai
berikut.
• arahkan bola dengan lemparan dari belakang
bawah ke depan atas
• pandangan ditujukan pada arah sasaran
lempar
• sikap badan sedikit ke belakang
• ayunkan bola dari belakang bawah menuju
ke depan atas hingga bola lepas dan
melambung jauh

Gambar 2.65 Pembelajaran melempar bola melambung permainan kasti

4) Melempar bola rendah


Cara melempar bola rendah sebagai berikut.
• melangkahkan satu kaki ke depan
• bola diayunkan dari belakang atas menuju
ke depan bawah hingga bola itu meluncur
setinggi lutut penerima.

138
Hardiyanto
• pandangan selalu tertuju pada bola

Gambar 2.66 Pembelajaran melempar bola rendah permainan kasti

5) Melempar bola menggelundung


Melempar bola menggelundung gerakannya sama
dengan melempar bola rendah. Tangan lempar
diayunkan dari atas menuju bawah lutut.
Amati peragaan cara melempar bola menggelundung
gerakannya sama dengan melempar bola rendah.
Tangan lempar diayunkan dari atas menuju bawah
lutut sebagai berikut.

Gambar 2.67 Pembelajaran melempar bola rendah permainan kasti

Lakukan gerakan hasil pengamatan aktivitas


pembelajaran 1-3 :
a) rasakan gerakan yang kamu lakukan.
b) bandingkan gerakan yang kamu lakukan
dengan hasil pengamatan dan mana yang
paling mudah kamu lakukan.
c) tanyakan atau diskusikan dengan guru atau
teman bila ada kesulitan.

139
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
c. Bahan bacaan 3: Pembelajaran gerak spesifik
menangkap bola dari berbagai arah dan kecepatan

1) Aktivitas Pembelajaran 1: gerak spesifik menangkap


bola mendatar. Amati peragaan cara menangkap
bola mendatar sebagai berikut.
(a) menghadap ke arah bola datang
(b) kedua kaki dibuka dan lutut ditekuk
(c) sikap badan agak condong ke depan
(d) pandangan ke arah bola
(e) kedua tangan lurus ke depan
(f) telapak tangan menghadap bola dengan
membentuk mangkuk
(g) tangkap bola dengan kedua tangan. Lalu
genggam dengan jari
(h) setelah bola tertangkap, tarik ke arah dada
dengan menekuk siku

Gambar 2.68 Pembelajaran menangkap bola mendatar permainan kasti

2) Aktivitas Pembelajaran 2: gerak spesifik


menangkap bola melambung
Amati peragaan cara menangkap bola
melambung sebagai berikut.
(a) perhatikan arah lambungan bola
(b) lari menuju bola dan berhenti di bawah
lambungan bola
(c) arahkan kedua tangan pada bola
(d) telapak tangan membentuk corong
140
Hardiyanto
menghadap ke atas
(e) pandangan ke arah bola datang
(f) tangkap bola dengan kedua tangan

Gambar 2.69 Pembelajaran menangkap bola melambung permainan kasti

Lakukan gerakan hasil pengamatan aktivitas


pembelajran 1 dan 2:

(1) rasakan gerakan yang kamu lakukan.


(2) bandingkan gerakan yang kamu lakukan
dengan hasil pengamatan dan mana yang
paling mudah kamu lakukan.
(3) tanyakan atau diskusikan dengan guru
atau teman bila ada kesulitan.

d. Bahan Bacaan 4: Pembelajaran g e r a k s p e s i f i k


memukul obyek yang dilambungkan/dilemparkan
dari berbagai arah dan jarak

1) Ativitas Pembelajaran 1: gerak spesifik memukul


lurus mendatar
Amati peragaan cara melakukan memukul bola
lurus sebagai berikut.
(a) menghadap ke arah sasaran dan ayunkan
pemukul ke depan bola
(b) pemukul tepat mengenai bola sehingga
bola meluncur jauh ke depan
(c) sikap setelah memukul, kayu pemukul tetap
mengayun ke depan dengan tangan pukul
merentang jauh ke depan.
141
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 2.70 Pembelajaran memukul bola lurus mendatar permainan kasti

2) Aktivitas Pembelajaran2: gerak spesifik pukulan


jauh melambung tinggi
Amati peragaan cara melakukan memukul
bola jauh melambung tinggi sebagai berikut.

Gambar 2.71 Pembelajaran memukul bola melambung tinggi permainan kasti

Lakukan gerakan hasil pengamatan aktivitas


pembelajaran 1 dan 2 :
(1) rasakan gerakan yang kamu lakukan.
(2) bandingkan gerakan yang kamu lakukan
dengan hasil pengamatan dan mana yang paling
mudah kamu lakukan.
(3) tanyakan atau diskusikan dengan guru atau
teman bila ada kesulitan.

142
Hardiyanto
1. Pendalaman Materi

a. Bentuk-bentuk Pembelajaran Gerak Spesifik


Melempar dan Menangkap Bola

Tujuan pembelajaran melempar dan menangkap bola


adalah untuk mengkombinasikan teknik gerakan-
gerakan melempar dan menangkap bola yang telah
dipelajari.
Gerakan melempar dan menangkap bola dapat
dilakukan dengan cara: berpasangan dan
berkelompok. Dalam melakukan gerakan melempar
dan menangkap bola, peserta didik diharapkan dapat
menunjukkan nilai-nilai sikap seperti: kerjasama,
tanggungjawab, menghargai teman, disiplin, dan
toleransi.
Bentuk-bentuk pembelajaran gerak spesifik
melempar dan menangkap bola antara lain sebagai
berikut.

1) Aktivitas Pembelajaran 1: gerak spesifik lempar


tangkap bola di tempat dan dilanjutkan
sambil bergerak maju dengan bola dilambungkan
sendiri
Amati peragaan cara lempar tangkap bola di tempat
dan dilanjutkan sambil bergerak maju dengan
bola dilambungkan sendiri sebagai berikut.

Gambar 2.72 Pembelajaran melempar dan menangkap bola perorangan


permainan kasti

143
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Aktivitas Pembelajaran 2: gerak spesifik lempar
tangkap bola dengan lecutan tangan berpasangan
di tempat, dilanjutkan dengan gerak maju
mundur
Amati peragaan cara melakukan teknik gerakan
lempar tangkap bola dengan lecutan tangan
berpasangan di tempat, dilanjutkan dengan gerak
maju mundur sebagai berikut.

Gambar 2.73 Pembelajaran melempar dan menangkap bola berpasangan

3) Aktivitas Pembelajaran 3: gerak spesifik lempar


tangkap bola dengan teknik ayunan atas, ayunan
samping, dan bawah. Menangkap dengan teknik
menangkap bola lurus serta bola guling tanah,
dilakukan di tempat dilanjutkan dengan gerak
maju mundur jalan atau lari jogging secara
berpasangan.
Amati peragaan cara melakukan teknik gerakan
lempar tangkap bola dengan teknik ayunan atas,
ayunan samping, dan bawah sebagai berikut.

144
Hardiyanto
Gambar 2.74 Pembelajaran melempar dan menangkap bola
berkelompok permainan kasti

4) Aktivitas Pembelajaran 4: gerak spesifik lempar


tangkap bola dengan lemparan ayunan atas,
ayunan samping, bawah. Menangkap dengan
teknik menangkap bola lurus serta bola guling
rendah, dilakukan di tempat dalam formasi
berbanjar dan berkelompok dalam pemain
bergerak lari setelah melakukan lemparan.
Amati peragaan cara melakukan teknik gerakan
lempar tangkap bola dengan lemparan ayunan
atas, ayunan samping, bawah sebagai berikut.

Gambar 2.75 Pembelajaran melempar dan menangkap bola


berkelompok formasi berbanjar permainan kasti

145
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
b. Bentuk-bentuk Pembelajaran Gerak Spesifik
Memukul dan Menangkap Bola

1) Aktivitas Pembelajaran 1: gerak spesifik


memukul bola dan lari
Buatlah kelompok terbagi menjRoji 2, kelompok
memukul dan penjaga. Salah satu orang dari
kelompok pemukul melakukan pukulan bola dan
berlari ketiang hingap (base) 1 sampai dengan
hinggap (base) ke 3. Setelah hinggap di ketiga
ia berhak untuk mengantri kembali ke daerah
penjaga. Kelompok penjaga bertugas untuk
menangkap bola dari kelompok yang memukul.
Apabila bisa menangkap bola tersebut maka
berhak mengantri menjRoji pemukul.

Begitu selanjutnya terus dilakukan sampai guru


memberhentikan.

Gambar 2.76 Pembelajaran


memukul bola dan berlari
permainan kasti

2) Aktivitas pembelajaran 2: gerak spesifik


memukul dan melempar
Buatlah kelompok terbagi menjRoji 2, kelompok
memukul dan penjaga. Salah satu orang dari
kelompok pemukul melakukan pukulan bola dan
berlari ketiang hinggap (base) 1 sampai dengan
hinggap (base) ke 3, apabila berhasil hinggap
di base 3 akan diberikan bintang (reward) dan

146
Hardiyanto
mengantri kembali sebagai penjaga.
Kelompok penjaga bertugas untuk menangkap
bola dari kelompok yang memukul. Apabila salah
seorang bisa menangkap bola ia harus mengenai
bola ke orang akan hinggap atau sudah hinggap
akan berlari ke base lain. Apabila berhasil
mengenai dia akan diberikan bintang (reward)
dan mengantri sebagai pemukul. Penjaga tidak
boleh mengenai pemain yang sudah hinggap di
base.
Begitu selanjutnya terus dilakukan sampai guru
memberhentikan.

Gambar 2.77 Pembelajaran


bermain dengan bola
dilambungkan

3) Aktivitas Pembelajaran 3: Bermain Kasti


Menggunakan Peraturan dimodifikasi
Tujuan pembelajaran melempar, memukul dan
menangkap bola adalah untuk mengkombinasikan
teknik gerakan-gerakan melempar, memukul dan
menangkap bola yang telah dipelajari.
Amati peragaan cara bermain dengan teknik
gerakan bola lambung sebagai berikut.
(a) permainan dilakukan 2 regu masing-masing
regu 7-10 orang (A-B)
(b) bila regu A melakukan lambungan, maka
regu B melakukan jaga.
(c) bola dilambungkan regu A yang tidak tertangkap
oleh penjaga regu B, maka anggota regu yang

147
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
melakukan lambungan berhak lari ke base I,
II, III atau IV. Bila lambungan tertangkap regu
B, yang melakukan lambungan mati (dianggap
gugur ke luar) dan seterusnya.
(d) lambungan bola yang tertangkap skor satu
untuk regu yang menangkap bola.
(e) lambungan bola yang tidak tertangkap skor
satu untuk regu pelambung.

Gambar 2.78 Pembelajaran bermain kasti dengan perat

148
Hardiyanto
E. Penilaian Pembelajaran

1. Keterampilan Gerak Spesifik dalam Permainan Sepakbola


a. Format Penilaian
Gerak Spesifik

No Nama Menendang Mengontrol Menggiring Menyundul Melempar Nilai

KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR

1.Roji

2.Heru

3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan:
KM : Kesempatan Melakukan
BM : Berhasil Melakukan
Skor hasil pengolahan dari BM dibagi dengan KM (BM/
Skor :
KM) dikalikan 100
Rata-rata dari seluruh skor (skor 1 + skor 2 + skor 3 +
Nilai :
skor ke-n/N)

b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:


1) Penilaian dilakukan dengan melihat kemampuan
siswa menerapkan berbagai gerak spesifik ke dalam
permainan yang sesungguhnya yang dimodifikasi.
2) Guru membentuk regu sepakbola sesuai dengan
jumlah siswa dan fasilitas yang tersedia.
3) Siswa diberikan kesempatan yang sama untuk bermain
dan menggunakan gerak spesifik dalam permainan
sepakbola, jika perlu diciptakan suasana agar siswa
mendapat kesempatan untuk melakukan gerak
spesifik.
4) Ketika siswa bermain, dilakukan penghitungan
“kesempatan melakukan” dan berapa yang “berhasil
dilakukan” dengan benar.
5) Hasil hitungan dalam bentuk coretan pagar “tally”
dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam kolom KM dan

149
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
BM. Penghitungan bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak bermain, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang digunakan.
6) Skor diperoleh dari membagi angka pada kolom BM
dengan angka pada kolom KM dikalikan 100.
7) Keseluruhan skor dari seluruh gerak spesifik kemudian
dibagi jumlah gerak spesifik yang dilakukan untuk
menjRoji nilai dari kemampuan menerapkan gerak
spesifik ke dalam permainan.

2. Keterampilan Gerak Spesifik dalam Permainan Bolavoli


a. Format Penilaian
Gerak Spesifik
Umpan Servis
No Nama Umpan Atas Servis Atas Block Nilai
Bawah Bawah
KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR
1. Roji
2. Heru
3. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
KM : Kesempatan Melakukan
BM : Berhasil Melakukan
Skor hasil pengolahan dari BM dibagi dengan KM (BM/KM)
Skor :
dikalikan 100
Rata-rata dari seluruh skor (skor 1 + skor 2 + skor 3 + skor
Nilai :
ke-n/N)
b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:

1) Penilaian dilakukan dengan melihat kemampuan


siswa menerapkan berbagai gerak spesifik ke dalam
permainan yang sesungguhnya yang dimodifikasi.
2) Guru membentuk regu bolavoli sesuai dengan jumlah
siswa dan fasilitas yang tersedia.
3) Siswa diberikan kesempatan yang sama untuk bermain
dan menggunakan gerak spesifik dalam permainan
bolavoli, jika perlu diciptakan suasana agar siswa
mendapat kesempatan untuk melakukan variasi gerak

150
Hardiyanto
spesifik.
4) Ketika siswa bermain, dilakukan penghitungan
“kesempatan melakukan” dan berapa yang “berhasil
dilakukan” dengan benar.
5) Hasil hitungan dalam bentuk coretan pagar “tally”
dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam kolom KM dan
BM. Penghitungan bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak bermain, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang digunakan.
6) Skor diperoleh dari membagi angka pada kolom BM
dengan angka pada kolom KM dikalikan 100.
7) Keseluruhan skor dari seluruh gerak spesifik kemudian
dibagi jumlah gerak spesifik yang dilakukan untuk
menjRoji nilai dari kemampuan menerapkan gerak
spesifik ke dalam permainan.

3. Keterampilan Gerak Spesifik dalam Permainan Bolabasket


a. Format Penilaian
Gerak Spesifik
No Nama Chess pass Bounce pass Overhead pass Menggiring Menangkap Nilai
KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR
1.Roji
2.Heru
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
KM : Kesempatan Melakukan
BM : Berhasil Melakukan
Skor hasil pengolahan dari BM dibagi dengan KM (BM/KM)
Skor :
dikalikan 100
Rata-rata dari seluruh skor (skor 1 + skor 2 + skor 3 + skor
Nilai :
ke-n/N)

b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:

1) Penilaian dilakukan dengan melihat kemampuan


siswa menerapkan berbagai gerak spesifik ke dalam
permainan yang sesungguhnya yang dimodifikasi.
2) Guru membentuk regu bolabasket sesuai dengan

151
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
jumlah siswa dan fasilitas yang tersedia.
3) Siswa diberikan kesempatan yang sama untuk bermain
dan menggunakan gerak spesifik dalam permainan
bolabasket, jika perlu diciptakan suasana agar siswa
mendapat kesempatan untuk melakukan gerak
spesifik.
4) Ketika siswa bermain, dilakukan penghitungan
“kesempatan melakukan” dan berapa yang “berhasil
dilakukan” dengan benar.
5) Hasil hitungan dalam bentuk coretan pagar “tally”
dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam kolom KM dan
BM. Penghitungan bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak bermain, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang digunakan.
6) Skor diperoleh dari membagi angka pada kolom BM
dengan angka pada kolom KM dikalikan 100.
7) Keseluruhan skor dari seluruh gerak spesifik kemudian
dibagi jumlah gerak spesifik yang dilakukan untuk
menjRoji nilai dari kemampuan menerapkan gerak
spesifik ke dalam permainan.

4. Keterampilan Gerak Spesifik dalam Permainan Bola Kasti


a. Format Penilaian
Gerak Spesifik
No Nama Melempar Menangkap Memukul Nilai
KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR
1. Roji
2. Heru
3. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
KM : Kesempatan Melakukan
BM
Berhasil Melakukan
:
Skor Skor hasil pengolahan dari BM dibagi dengan KM (BM/
: KM) dikalikan 100
Nilai
Rata-rata dari seluruh skor (skor 1 + skor 2 + skor 3 /N)
:

b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:

1) Penilaian dilakukan dengan melihat kemampuan


siswa menerapkan berbagai gerak spesifik ke dalam

152
Hardiyanto
permainan yang sesungguhnya yang dimodifikasi.
2) Guru membentuk regu bola kasti sesuai dengan jumlah
siswa dan fasilitas yang tersedia.
3) Siswa diberikan kesempatan yang sama untuk bermain
dan menggunakan gerak spesifik dalam permainan
bola kasti, jika perlu diciptakan suasana agar siswa
mendapat kesempatan untuk melakukan gerak
spesifik.
4) Ketika siswa bermain, dilakukan penghitungan
“kesempatan melakukan” dan jumlah yang “berhasil
dilakukan” dengan benar.
5) Hasil hitungan dalam bentuk coretan pagar “tally”
dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam kolom KM dan
BM. Penghitungan bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak bermain, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang digunakan.
6) Skor diperoleh dari membagi angka pada kolom BM
dengan angka pada kolom KM dikalikan 100.
7) Keseluruhan skor dari seluruh gerak spesifik kemudian
dibagi jumlah gerak spesifik yang dilakukan untuk
menjRoji nilai dari kemampuan menerapkan gerak
spesifik ke dalam permainan.

153
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Penilaian Sikap
1. Penilaian Disiplin, Percaya Diri, Sportif, dan Kerja Sama dalam
Pembelajaran Permainan Sepakbola/ Bolavoli/ Bolabasket/
Bola Kasti
a. Format Penilaian
Aspek Sikap yang Dikembangkan
No Nama Disiplin Percaya Diri Sportif Kerja Sama Nilai
BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ
Secara umum
sikap telah
berkembang
dan terlihat
jelas
ditunjukkan
oleh Roji, perlu
1. Roji
pengembangan
lebih lanjut
pada aspek
(disiplin/
percaya diri/
sporif/ kerja
sama*)
2. Heru sda
3. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... sda
Keterangan:
BT
Belum Terlihat
:
PP
Perlu Pengembangan
:
TJ
Terlihat Jelas
:
Nilai Kesimpulan secara umum dari aspek sikap yang dikembangkan
:
Indikator aspek sikap yang dikembangkan:
Disiplin : hRojir tepat waktu, mengikuti seluruh proses sesuai petunjuk,
selesai tepat waktu
Percaya diri : berani mengajukan pendapat, berani mencoba, berani tampil
di depan kelas
Sportif : memberi selamat kepada teman atau tim yang berhasil,
mengakui kesalahan dan meminta maaf, tidak menyalahkan
orang lain
Kerja sama : membantu kesiapan kelas, membantu teman yang mendapat
kesulitan, mengerjakan tugas sesuai perannya di dalam
kelompok, kelas, dan pasangannya

b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:


154
Hardiyanto
1) Penilaian aspek sikap dilakukan tidak hanya
untuk dijRojikan sebagai bahan laporan akhir hasil
pembelajaran, melainkan sebagai salah satu upaya
pengembangan sikap untuk mendukung keberhasilan
pembelajaran dan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Penilaian dilakukan dengan melihat perilaku siswa
selama mengikuti pembelajaran serta dengan
memperhatikan indikator aspek sikap yang
dikembangkan.
3) Penilaian dilakukan dengan cara memberi tanda
contreng (V) pada aspek sikap yang dikembangkan dan
tahap perkembangan sikap yang ditunjukkan siswa.
4) Nilai sikap merupakan hasil kesimpulan secara umum
dari keseluruhan aspek sikap yang dikembangkan
(contoh: Secara umum sikap telah berkembang dan
terlihat jelas ditunjukkan oleh Roji). Jika ada aspek
yang perlu dikembangkan lebih lanjut, dituliskan pada
lanjutan kalimat simpulan (contoh: Secara umum
sikap telah berkembang dan terlihat jelas ditunjukkan
oleh Roji, perlu pengembangan lebih lanjut pada aspek
(disiplin/ percaya diri/ sporif/ kerja sama*)). *pilih
salah satu atau lebih sesuai dengan kondisi Roji yang
sesungguhnya.

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran permainan


beregu bola besar dan bola kecil antara lain: permainan
sepakbola, bolavoli, dan bolabasket serta kasti memperkuat
pemahaman dan penerapan gerak spesifik permainan bola
besar dan bola kecil. Dengan berbagai deskripsi tersebut
maka diharapkan materi ini menjRoji pilihan utama dalam
pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut
untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep,
dan prosedur serta dapat mempraktikan gerak spesifik
permainan bola besar sebagai materi pembelajaran
Penjasorkes.

155
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan
merupakan hal yang penting. Namun demikian
menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan
hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa
agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan
dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada
pembelajaran, bahkan menjRojikannya sebagai budaya
dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu
yang diharapkan.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa
sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi
siswa.

G. Instrumen Remidial dan Pengayaan

Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada


kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang dicapai
tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan. Berikut
contoh format remidial terhadap tiga siswa.

1. Format Remidial
Target KI Nilai
KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator Keterangan
KD KKM Remidial Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst

Komentar Orang Tua Siswa:

2. Format Pengayaan

Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian


pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang
dicapai melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau

156
Hardiyanto
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan.
Berikut contoh format pengayaan terhadap tiga siswa.

Target Nilai Ket-


KI KBM/ Bentuk
No Siswa Aspek Materi Indikator eran-
KD KKM Remidial Awal Remidial gan
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

157
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
158
Hardiyanto
Bab 3
Permainan Perorangan
Bola Kecil

A. Aktivitas Permainan Perorangan Bola Kecil Melalui


Permaian Bulutangkis

1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan
4. Menyajikan pengetahuan faktual
faktual dengan cara
dalam bahasa (lisan/tulis/
mengamati [mendengar/
isyarat) yang jelas, sistematis
melihat/membaca] dan
dan logis, dalam karya yang
menanya berdasarkan rasa
estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya,
mencerminkan anak sehat,
makhluk ciptaan Tuhan dan
dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda
mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah
beriman dan berakhlak mulia.
dan di sekolah.

159
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
(Pengetahuan) dan Indikator dan Indikator Pencapaian
Pencapaian Kompetensi Kompetensi
3.1
Memahami prosedur gerak 4.1 Mempraktikkan gerak spesifik
spesifik dalam berbagai dalam berbagai permainan
permainan perorangan dan perorangan dan beregu
beregu sederhana, tradisional sederhana, tradisional atau
atau rekreatif *) rekreatif *)
3.1.1 Mengidentifikasikan 4.1.1 Melakukan berbagai
berbagai gerak gerak memegang raket,
memegang raket, servis, servis forehand dan
dan memukul dalm backhand, memukul
permainan bulutangkis. forehand dan backhand,
3.1.2 Menjelaskan berbagai dan gerak memegang
gerak memegang raket dan memukul
raket, servis forehand forehand dan backhand
dan backhand, dalam permainan bulutangkis.
permainan bulutangkis. 4.1.2 Menggunakan berbagai
3.1.3 Menjelaskan cara gerak memegang raket,
melakukan berbagai servis forehand dan
gerak memegang raket backhand, memukul
dan memukul forehand forehand dan backhand,
dan backhand dalam dan gerak memegang
permainan bulutangkis. raket dan memukul
forehand dan backhand
dalam bentuk
permainan bulutangkis
yang dimodifikasi.

2. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam


kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan berikut ini.
a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh
siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi permainan

160
Hardiyanto
bulutangkis yang akan dipelajari siswa, dan jika
perlu berikan peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara berikan!
b. Memilih Kelompok
1) Berikan panduan permainan yang akan diikuti oleh
siswa untuk memilih anggota kelompok!
2) Berikan kesempatan siswa untuk memilih ketua
kelompok!
c. Menerima dan Mempelajari Kartu Tugas (Task Sheet)
1) Sediakan kartu tugas (task sheet) yang berisi
perintah dan indikator tugas gerak spesifik
permainan bulutangkis, kemudian bagian secara
perorangan/ kelompok.
2) Berikan kesempatan siswa untuk mempelajari
kartu tugas (task sheet) yang berisi perintah
dan indikator tugas gerak spesifik permainan
bulutangkis (memegang raket, servis forehand dan
backhand, memukul forehand dan backhand).
3) Berikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan
di dalam kelompok materi gerak spesifik permainan
bulutangkis (memegang raket, servis forehand dan
backhand, memukul forehand dan backhand).
4) Berikan alokasi dan target waktu yang ditentukan
guru untuk mencapai ketuntasan belajar pada
setiap materi pembelajaran.
5) Berikan umpan balik secara langsung dan segera
jika ditemui siswa yang kurang baik melaksanakan
tugas dan kriteria gerak. Berikan juga kesempatan
teman sekelompok untuk memberikan umpan
balik kepada teman lainnya.
d. Menggunakan Gerak Spesifik Permainan Bulutangkis
ke Dalam Permainan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk
kelompok permainan bulutangkis!
2) Berikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk melakukan permainan bulutangkis dengan

161
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
menerapkan berbagai gerak spesifik dengan peraturan
yang Saudara tentukan!
3) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak menerapkan gerak spesifik dengan benar!
e. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik dalam
permainan bulutangkis!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan gerak spesifik dalam permainan
bulutangkis dengan cara yang benar sesuai dengan
bahan bacaan dan lembar kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan percaya diri, disiplin,
sportif, dan bekerja sama dengan pasangan dalam
menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil belajar
keterampilan anggota kelompoknya, dan sikap
anggota lain selama proses pembelajaran.

3. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas


gerak spesifik pemainan bulutangkis antara lain berikut
ini.

a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Part and whole (bagian dan keseluruhan)
d. Penugasan, dan dapat pula dipadukan dengan
e. Gaya mengajar cakupan (inclusion)

162
Hardiyanto
4. Media dan Alat Pembelajaran
a. Media Pembelajaran
1) Gambar gerak spesifik (memegang raket, servis forehand
dan backhand, memukul forehand dan backhand)
permainan bulutangkis.
2) Model peserta didik atau guru yang memeragakan
gerak spesifik (memegang raket, servis forehand
dan backhand, memukul forehand dan backhand)
permainan bulutangkis.
b. Alat Pembelajaran
1) shuttlecock
2) Lapangan permainan bulutangkis atau lapangan
sejenisnya (lapangan bola voli, halaman sekolah atau
lapangan terbuka).
3) Bendera (corong) atau sejenisnya (kursi atau bilah
bambu).
4) Peluit dan Stopwatch.

163
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
LEMBAR KERJA SISWA/KRITERIA GERAK
GERAK SPESIFIK PERMAINAN BULUTANGKIS

Nama : ______________________
Kelas : ______________________
Perintah : Baca dan diskusikanlah bersama anggota
kelompokmu lembar kriteria gerak spesifik
permainan bulutangkis yang disajikan
berikut, kemudian cobalah lakukan gerakan
tersebut sesuai dengan kriteria gerak yang
benar!
: Lakukan gerakan tersebut satu-persatu
beberapa kali, hingga Kalian dapat lakukan
dengan benar (sesuai kriteria gerak)!
: Bandingkanlah gerakan yang telah Kalian
lakukan dengan kriteria gerak!
: Lanjutkan ke gerak spesifik yang lain,
ketika gerak yang anda pelajari telah sesuai
dengan kriteria gerak yang benar, jika
belum, ulangi!
: Mintalah saran dari temanmu jika gerakan
yang dilakukan terasa kurang benar

164
Hardiyanto
PERCOBAAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR MELAKUKAN
1 2 3 4 5
Servis • Berdiri tegak, kaki
backhand kanan berada di
depan.
• kok dipegang dengan
tangan kiri di depan
perut.
• Condongkan badan
ke depan.
• Tangan kanan
memegang raket
dengan kepala raket
menghadap kebawah
(gunakan tangan
yang terkuat)
• Bersamaan dengan
itu pukul kok
dengan kepala raket
dan lepaskan kok
saat raket sudah
mengenai kepala
raket, disertai
lecutan pergelangan
tangan.
Servis • Berdiri tegak, kaki
forehand kanan/kiri berada
didepan.
• Raket diayunkan
kebelakang
badan dengan
menggunakan
tangan terkuatmu
(umumnya tangan
kanan).
• Tangan kiri
memegang kok
di depan dadamu
(umumnya dilakukan
dengan tangan kiri).
• Posisi badan tidak
terlalu condong ke
belakang.
• Pada saat kok
dilepaskan
dengan kepala
kok menghadap ke
bawah, gerakankan
ayunan lengan yang
memegang raket dari
belakang ke depan.
• Pukulah kok ke arah
sasaran yang dituju,
sehingga bola bisa
melewati net.
165
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
PERCOBAAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR MELAKUKAN
1 2 3 4 5
Pukulan • Berdiri menyamping,
forehand kaki kanan berada
(lob) didepan (disesuaikan
dengan kaki yang
terkuat)
• Pandangan melihat
datangnya kok
• Tangan kanan/kiri
memegang raket,
dengan ayunkan
raket dari bawah
pinggang ke atas
melewati kepala
• Pukul datangnya kok
tepat di depan atas
kepala
• Ayunkan lengan dari
atas, dan ke depan
dada dengan lecutan
ditangan.
• Langkahkan kaki
kiri kedepan setelah
memukul bola
(followthrow)
Pukulan • Berdiri menyamping,
backhand kaki kanan berada
(lob) didepan (disesuaikan
dengan kaki yang
terkuat)
• Pandangan melihat
datangnya kok
• Tangan kanan/kiri
memegang raket,
dengan ayunkan
raket dari bawah
pinggang menyilang
didepan dada
melewati kepala
• Pukul datangnya kok
tepat di depan atas
kepala
• Ayunkan lengan
dari atas ke depan
dada dengan lecutan
ditangan.
• Langkahkan kaki
kiri kedepan setelah
memukul bola
(gerakan followthrow)

166
Hardiyanto
PERCOBAAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR MELAKUKAN
1 2 3 4 5
Netting • Berdiri tegak,
• Tangan kanan
memegang raket
di depan dada
dengan kepala raket
menghadap keatas
(gunakan tangan
yang terkuat)
• Langkahkan kaki
kanan/kaki terkuat
jauh ke depan.
• Arahkan kepala raket
ke kok yang berada
di depan net.
• Condongkan badan
ke depan.
• Tangan yang
memegang raket
memukul bola
dengan mengarahkan
kok melewati net
• Gunakan tenaga
secukupnya agar
bisa mendekati net.
 Kolom percobaan dapat ditambahkan jika diperlukan
 Berilah tanda V pada kolom-kolom percobaan melakukan, jika
sudah Kalian kuasai hentikan percobaan, dan lakukan gerak yang
lain

5. Materi Pembelajaran

a. Materi Pokok
1) Bahan Bacaan 1: lapangan Permainan
Bentuk lapangan dan ukurannya berbentuk empat
persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut:
∗ Untuk permainan ganda
- Panjang garis samping : 13.40m
- Lebar garis : 6.10m
∗ Untuk permainan tunggal
- Panjang garis samping : 13.40m
- Lebar garis : 5.18m

167
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 3.1. Lapangan permainan bulutangkis

2) Bahan Bacaan 2: Gerak Spesifik cara memegang


raket (grip)
Cara memegang raket yang baik adalah suatu
cara untuk menerima dan mengembalikan segala
macam pukulan dengan mudah dan bebas. Cara
memegang raket ini, antara lain sebagai berikut:
a) Pegangan kampak atau pegangan Inggris
b) Pegangan geblok kasur atau pegangan Amerika
c) Pegangan gabungan atau pegangan berjabat
tangan
d) Pegangan backhand

Amati peragaan cara memegang raket permainan


bulutangkis berikut ini.

Gambar 3.2. Cara memegang raket bulutangkis

168
Hardiyanto
3) Bahan Bacaan 3: Gerak Spesifik Pukulan dalam
Permainan Bulutangkis
Gerak spesifik memukul dalam permainan
bulutangkis terdiri dari: pukulan service, pukulan
lob, pukulan drop shot, pukulan smash, dan
pukulan drive. Gerak spesifik pukulan adalah
cara-cara melakukan pada permainan bulutangkis
dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke bidang
lapangan lawan.
Gerakan spesifik melakukan pukulan bulutangkis,
mempunyai sikap badan yang sama dalam
penampilan hanya gerakan dari tangan yang
menghasilkan pukulan yang bermacam-macam,
misalnya melakukan pukulan overhead, lob,
smash, dan drop shot overhead atau chop dalam
sikap pengambilan yang sama posisinya.

1) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Pukulan


Servis
Pembelajaran pukulan servis merupakan
pukulan dengan raket yang menerbangkan
shuttlecock ke bidang lapangan lain secara
diagonal dan bertujuan sebagai pembuka
permainan dan merupakan suatu pukulan
yang penting dalam permainan bulutangkis.
Amati peragaan cara pukulan servis sebagai
berikut:
a) Pukulan servis pendek (Short service)
b) Servis panjang (Service lob)
c) Pukulan servis drive
d) Pukulan servis cambuk (Service flick)

169
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 3.3. Pembelajaran gerak spesifik pukulan servis pendek, servis panjang,
pukulan drive, danservis cambuk.dalm permainan bulutangkis(ki-ka)

2) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Pukulan


Lob atau Clear
Pembelajaran pukulan lob adalah suatu
pukulan dalam permainan bulutangkis
yang dilakukan dengan tujuan untuk
menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin
mengarah jauh ke belakang garis lapangan.
Amati peragaan cara melakukan pukulan lob
atau melambung sebagai berikut.
a) Overhead lob, yaitu pukulan lob yang
dilakukan dari atas kepala dengan cara
menerbangkan shuttlecock melambung
ke arah belakang.
b) Underhand lob, yaitu pukulan lob dari
bawah yang dilakukan dengan memukul
shuttlecock yang berada di bawah badan
dan dilambungkan tinggi ke belakang.

Gambar 3.4. Pembelajaran gerak spesifik pukulan lob permainan bulutangkis

170
Hardiyanto
3) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik Pukulan
dropshot
Dropshot merupakan pukulan yang dilakukan
dengan cara menyeberangkan shuttlecock
ke daerah lawan dengan menjatuhkan
shuttlecock sedekat mungkin dengan net.
Pukulan drop shot adalah pukulan yang tepat
melampaui jaring, dan langsung jatuh ke sisi
lapangan lawan.
Pukulan dropshot dapat dilakukan dengan
dua cara, antara lain:
(1) Pukulan dropshot dari atas
(a) Pukulan drop secara penuh
(b) Pukulan drop potong atau dritis
(c) Pukulan dropshot secara dicambuk
atau flick

(2) Pukulan dropshot dari bawah


Amati peragaan cara melakukan pukulan
dropshot berikut ini

Gambar 3.5. Pembelajaran gerak spesifik pukulan dropshot permainan bulutangkis

4) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik pukulan


smash
Pukulan smash dalam permainan bulutangkis
merupakan salah satu pukulan yang sering
menghasilkan nilai secara langsung. Sebab
pukulan ini merupakan suatu geraka

171
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
ayunan tangan yang cepat, mendadak dan
menghasilkan pukulan yang keras serta
menerjurkan shuttlecock secara curam.
Tenaga yang digunakan pukulan smash ini
cukup besar, sehingga perlu perhitungan yang
masak-masak untuk menggunakan pukulan
ini.
Pukulan smash dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain:
a) Pukulan smash penuh
b) Pukulan smash potong
c) Pukulan smash melingkar (around the
head smash)
d) Pukulan smash cambukan atau flick
smash
e) Pukulan backhand smash
Amati peragaan cara melakukan pukulan
smash sebagai berikut.

Gambar 3.6. Pembelajaran gerak spesifik pukulan smash permainan bulutangkis

5) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik pukulan


drive atau pukulan mendatar
Pada umumnya pukulan drive dilakukan
sedikit lebih sedikit lebih tinggi dari pinggang
dan berada di samping badan. Pembelajaran
pukulan drive adalah pukulan yang
dilakukan dengan menerbangkan shuttlecock
secara mendatar, ketinggiannya menyusur di
atas net dan penerbangannya sejajar dengan
lantai.
172
Hardiyanto
Gambar 3.7. Pembelajaran gerak spesifik pukulan drive permainan bulutangkis

Amati peragaan cara melakukan pukulan


drive atau pukulan mendatar sebagai berikut.

6) Aktivitas Pembelajaran Gerak Spesifik pukulan


permainan net (netting)
Permainan net merupakan pukulan yang
paling sulit dalam permainan bulutangkis.
Permainan net banyak memerlukan
kecermatan dan penuh perasaan.
Amati peragaan cara melakukan pukulan
permainan net (netting) sebagai berikut.

Gambar 3.8. Pembelajaran gerak spesifik pukulan net permainan bulutangkis

173
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
b. Pendalaman Materi

1) Bentuk-bentuk Aktivitas Pembelajaran Gerak


Spesifik Pukulan Permainan Bulutangkis

Tujuan pembelajaran memukul shuttlecock


adalah untuk mengkombinasikan gerak spesifik
gerakan-gerakan memukul shuttlecock yang
telah dipelajari. Setelah peserta didik melakukan
gerakan memukul shuttlecock, coba rasakan
gerak spesifik-gerak spesifik gerakan memukul
shuttlecock yang mana mudah dan sulit dilakukan.
Mengapa gerak spesifik gerakan tersebut mudah
dan sulit dilakukan? Temukan permasalahan
tersebut, kemudian lakukan kembali gerakan-
gerakan tersebut.
Gerakan memukul shuttlecock dapat dilakukan
dengan cara: berpasangan dan berkelompok.
Dalam melakukan gerakan memukul shuttlecock,
peserta didik diharapkan dapat menunjukkan
nilai-nilai sikap seperti: kerjasama, tanggungjawab,
menghargai teman, disiplin, dan toleransi.
Bentuk-bentuk pembelajaran memukul shuttlecock
antara lain sebagai berikut.

a) Aktivitas pembelajaran 1 : servis dan forehand


• Buat kelompok baris berbanjar kebelakang,
kelompok pertama melakukan gerakan
spesifik pukulan servis dan kelompok dua
menerima servis menggunakan gerak spesifik
pukulan forehand.
• pemain pertama melakukan gerak spesifik
pukulan servis backhand jauh melambung
kebelakang menyeberangkan shuttlecock
menyilang ke bidang temannya dan setelah itu
mengantri ke belakang barisan kelompoknya
setelah menangkap shutllecock balikan dari
temannnya.

174
Hardiyanto
• Teman penerima gerak spesifik pukulan
servis tersebut menggunakan gerak
spesifik pukulan forehand overhead untuk
menyeberangkan kembali shuttlecock ke
bidang semula, dan mengantri kebelakang
barisan kelompoknya.
• Lakukan gerakan kebalikannya bila masing-
masing peserta didik dikelompoknya sudah
melakukan gerakan pukulan yang pertama.
Amati peragaan cara melakukan gerakan
aktivitas pembelajaran 1 permainan bulutangkis
berikut ini.

Gambar 3.9. Aktivitas pembelajaran 1 memukul shuttlecock permainan bulutangkis

b) Aktivitas pembelajaran 2 : servis dan backhand


• Buat kelompok baris berbanjar kebelakang,
kelompok pertama melakukan gerakan
spesifik pukulan servis dan kelompok dua
menerima servis menggunakan gerak spesifik
pukulan forehand.
• pemain pertama melakukan gerak spesifik
pukulan servis forehand jauh melambung
kebelakang menyeberangkan shuttlecock
menyilang ke bidang temannya dan setelah itu
mengantri ke belakang barisan kelompoknya
setelah menangkap shutllecock balikan dari
temannnya.
• Teman penerima gerak spesifik pukulan

175
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
servis tersebut menggunakan gerak
spesifik pukulan backhand overhead untuk
menyeberangkan kembali shuttlecock ke
bidang semula, dan mengantri kebelakang
barisan kelompoknya.
• Lakukan gerakan kebalikannya bila masing-
masing peserta didik dikelompoknya sudah
melakukan gerakan pukulan yang pertama.

Amati peragaan cara melakukan gerakan


aktivitas pembelajaran 1 permainan bulutangkis
berikut ini

Gambar 3.10. Aktivitas pembelajaran 2 memukul shuttlecock permainan bulutangkis

c) Aktivitas pembelajaran 3: Memukul bola


menggunakan forehand dan backhand overhead
• Buat 2 (dua) kelompok baris berbanjar
kebelakang, kelompok pertama melakukan
gerakan spesifik pukulan servis dahulu
dilanjutkan dengan kelompok dua penerima
servis menggunakan gerak spesifik pukulan
forehand dengan mengarahkan shutllecock
kearah kiri temannya.
• Setelah servis pemain pertama menerima
balikan shutllecock dari pemain kedua
dan memukul shutllecock tersebut dengan
pukulan backhand overhead melewati net.
• Pemain kedua menangkap shuttlecock
balikan dari pemain pertama, lalu melakukan

176
Hardiyanto
gerakan awal seperti pemain pertama (jadi
setiap pemain melakukan 2 kali gerakan).
• Setelah itu diberikan ke barisan selanjutnya

Gambar 3.11. Pembelajaran 5 memukul shuttlecock permainan bulutangkis

d) Aktivitas pembelajaran 4: bermain 3 lawan 3.


menggunakan gerak spesifik pukulan backhand,
forehand, pihak yang bolanya banyak mati
dianggap kalah (dilakukan ± 10 menit), awal
permainan tanpa menggunakan net, berikutnya
menggunakan net.
Amati peragaan cara 3 lawan 3
menggunakan gerak spesifik pukulan
backhand sebagai berikut.

Gambar 3.12. Pembelajaran 6 memukul shuttlecock permainan bulu-


tangkis

177
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
e) Aktivitas pembelajaran 5: bermain bulutangkis
3 lawan 2
Gerak spesifik pukulan forehand dan
backhand overhead, dilakukan permainan
diawali dengan pukulan servis forehand
(pendek/jauh) dan backhand. Dalam pergerakan
pemain tidak boleh bersentuhan baik badan
maupun raket. Sebelum memukul bola harus
menyebutkan nama teman yang akan diarahkan
bola.jadi yang berhak mengambil adalah orang
yang disebutkan.

Amati peragaan cara 3 lawan 2


menggunakan gerak spesifik pukulan
forehand dan backhand sebagai berikut.

Gambar 3.13. Pembelajaran 7 memukul shuttlecock permainan bulutangkis

178
Hardiyanto
B. Aktivitas Permainan Perorangan Bola Kecil Melalui
Permaian Tenis Meja

1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi

KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan
faktual dengan cara mengamati faktual dalam bahasa (lisan/
[mendengar/ melihat/membaca] tulis/isyarat) yang jelas,
dan menanya berdasarkan rasa sistematis dan logis, dalam
ingin tahu tentang dirinya, karya yang estetis, dalam
makhluk ciptaan Tuhan dan gerakan yang mencerminkan
kegiatannya, dan benda-benda anak sehat, dan dalam
yang dijumpainya di rumah dan di tindakan yang mencerminkan
sekolah. perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
dan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.1 Memahami prosedur gerak 4.1 Mempraktikkan gerak
spesifik dalam berbagai spesifik dalam berbagai
permainan perorangan dan permainan perorangan
beregu sederhana, tradisional dan beregu sederhana,
atau rekreatif *) tradisional atau rekreatif *)
3.1.1 Mengidentifikasikan 4.1.1 Melakukan berbagai
berbagai gerak gerak memegang
memegang bet, servis bet, servis forehand
forehand dan backhand, dan backhand,
memukul forehand dan memukul forehand
backhand, permainan dan backhand,
tenis meja. dan permainan
3.1.2 Menjelaskan berbagai bulutangkis.
gerak memegang bet, 4.1.1 Menggunakan
servis forehand dan berbagai gerak
backhand, memukul memegang bet,
forehand dan backhand, servis forehand dan
permainan tenis meja. backhand, memukul
3.1.3 Menjelaskan cara forehand dan
melakukan berbagai backhand, dalam
gerak memegang bet, bentuk permainan
servis forehand dan tenis meja yang
backhand, memukul dimodifikasi.
forehand dan backhand,
permainan tenis meja.
179
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam


kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan berikut ini.

a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan
pembelajaran yang akan Saudara lakukan, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa,
dan pastikan seluruh siswa menyimak dengan
baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi
permainan bolavoli yang akan dipelajari siswa,
dan jika perlu berikan peragaan dengan
melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara
berikan!
b. Menyimak Informasi dan Peragaan Materi Tentang
Gerak Spesifik Permainan Tenis Meja.
1) Berikan informasi awal mengenai materi
permainan tenis meja yang akan dipelajari siswa!
2) Peragakan gerak spesifik dalam permainan tenis
meja dengan baik, dan pastikan seluruh siswa
memperhatikan dengan seksama!
3) Berikan kesempatan siswa untuk bertanya
terkait dengan materi yang akan dipelajari!
c. Membagi Siswa ke Dalam Enam Kelompok Sesuai
dengan Materi.
1) Berikan petunjuk kepada siswa agar membagi
diri menjadi enam kelompok, sesuai dengan
materi yang akan dipelajari.
2) Di dalam kelompok ini siswa diminta secara
berulang-ulang mempraktikkan gerak sesuai
dengan nama kelompok, misalnya kelompok
180
Hardiyanto
1 hanya mempelajari cara memegang bet,
sehingga benar-benar telah menguasai materi
cara memegang bet.
3) Tetapkan alokasi waktu kepada siswa untuk
mempelajari setiap materi.
d. Kunjungan ke Kelompok Lain.
1) Tujuan kunjungan ini adalah agar siswa
mempelajari materi yang dikuasai oleh kelompok
lain, tetapi belum dipelajari oleh siswa tersebut
di kelompoknya.
2) Berrikan instruksi agar satu orang anggota
kelompok ditinggalkan untuk menjaga “pos” dan
bertugas mengajarkan materi yang dipelajari di
kelompok yang bersangkutan. Misalnya, Si Budi
dari kelompok 1 bertugas mengajarkan cara
memegang bet kepada anggota dari kelompok 2,
3, 4, 5, dan 6. Si Dodi dari kelompok 2 bertugas
mengajarkan sikap sedia/stance kepada anggota
dari kelompok 1, 3, 4, 5, dan 6, demikian
selanjutnya.
3) Berikan kesempatan siswa agar meninggalkan
kelompoknya untuk mempelajari materi dari
kelompok lain karena siswa tersebut akan
menjadi “ahli” di kelompok sendiri. Misalnya, Si
Putri dari kelompok 2 pergi ke kelompok 1 untuk
mempelajari cara cara memegang bet, setelah
selesai maka kembali ke kelompok 2 untuk
mengajari teman-teman cara memegang bet. Si
Dewi dari kelompok 2 pergi ke kelompok 3 untuk
mempelajari gerakan kaki, setelah selesai maka
kembali ke kelompok 2 untuk mengajari teman-
teman gerakan kaki. Si Vandi dari kelompok 3
pergi ke kelompok 4 untuk mempelajari pukulan
push, setelah selesai maka kembali ke kelompok
3 untuk mengajari teman-teman pukulan push.
Demikian seterusnya.
e. Kembali ke Kelompok Masing-masing untuk
Mempelajari dan “Mengajari” Materi dari Kelompok

181
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Lain.
1) Berikan aba-aba agar siswa kembali ke kelompok
semula untuk “mengajari” teman-temannya
dan mempelajari materi yang tidak didapat
dari kelompok lain. Misalnya, Si Putri anggota
kelompok 2 kembali dari kelompok 1, maka
mengajari teman-temannya cara memegang
bet. Si Dewi anggota kelompok 2 kembali dari
kelompok 3, maka mengajari teman-temannya
cara gerakan kaki. Si Vandi anggota kelompok
3 kembali dari kelompok 4 mengajari teman-
temannya pukulan push, dan seterusnya.
2) Pastikan seluruh tugas siswa baik sebagai
penjaga ”pos” petugas belajar ke kelompok lain,
maupun pengajar di kelompok sendiri dikerjakan
dengan sungguh-sungguh, percaya diri, disiplin,
sportif, dan dengan kerja sama yang baik.
f. Menggunakan Gerak Spesifik Permainan Tenis
Meja ke Dalam Permainan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk
membentuk kelompok tenis meja!
2) Berikan kesempatan kepada setiap kelompok
untuk melakukan permainan tenis meja dengan
menerapkan berbagai gerak spesifik dengan
peraturan yang Saudara tentukan!
3) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa
untuk memberikan saran perbaikan kepada
temannya jika tidak menerapkan gerak spesifik
dengan benar!
g. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis
untuk mengetahui bahwa siswa telah dapat
menjelaskan berbagai cara melakukan gerak
spesifik dalam permainan tenis meja!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan
182
Hardiyanto
dan lakukan pengamatan terhadap setiap
siswa dalam melakukan gerak spesifik dalam
permainan tenis meja dengan cara yang benar
sesuai dengan bahan bacaan dan lembar kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan seluruh kegiatan dengan disiplin,
penuh tanggung jawab, dan bekerja sama dengan
pasangan dalam menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil
belajar keterampilan pasangannya, dan sikap
pasangan selama proses pembelajaran.

3. Metode Pembelajaran
Agar pembelajaran dengan gaya mengajar windows
shoping ini dapat berjalan dengan baik dan efektif,
perlu pula didukung dengan metode pembelajaran:
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Part and whole (bagian dan keseluruhan)
d. Penugasan, dan dapat pula dipadukan dengan
e. Gaya mengajar cakupan (inclusion)

4. Media dan Alat Pembelajaran


a. Media:
1) Gambar gerak memegang raket, servis forehand
dan backhand, memukul forehand dan backhand,
dan variasi gerak memegang raket dan memukul
forehand dan backhand permainan bulutangkis.
2) Video pembelajaran gerak memegang raket, servis
forehand dan backhand, memukul forehand dan
backhand, dan variasi gerak memegang raket
dan memukul forehand dan backhand permainan
bulutangkis.

183
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
3) Model siswa atau guru yang memperagakan gerak
memegang raket, servis forehand dan backhand,
memukul forehand dan backhand, dan variasi
gerak memegang raket dan memukul forehand dan
backhand permainan bulutangkis.

b. Alat dan Bahan:


1) Bet tenis meja atau raket sejenisnya (terbuat
dari kayu, dan lain-lain).
2) Bola untuk tenis meja atau sejenisnya
3) Meja untuk tenis meja.
4) Net/jaring tenis meja
5) Peluit dan Stopwatch.
6) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan
Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB
Tunarungu).

5. Materi Pembelajaran

a. Materi Pokok
1) Bahan Bacaan 1: perlengkapan dan lapangan
Tenis Meja
Pada dasarnya gerak spesifik permainan tenis
meja dapat dibagi menjadi empat, yaitu : (1)
Gerak spesifik memegang bet (grip), (2) Gerak
spesifik siap sedia (stance), (3) Gerak spesifik
gerakan kaki (footwork), dan (4) Gerak spesifik
pukulan (stroke).

• Raket/bet Permainan Tenis Meja


- Ukuran berat, bentuk raket, tidak
ditentukan, tetapi daun raket harus
datar dan kaku.
- Ketebalan daun raket, minimal 85 %

184
Hardiyanto
harus terbuat dari kayu alam; dapat
dilapisi dengan bahan perekat yang
berserat seperti fiber karbon atau fiber
glass atau dari bahan kertas yang
dipadatkan, bahan tersebut tidak lebih
dari 7,5 % dari total ketebalan 0,35
mm, adalah merupakan bagian yang
sangat sedikit/tipis.
- Sisi daun raket yang digunakan
untuk memukul bola, harus ditutupi
oleh karet berbintik biasa, atau karet
berbintik yang menonjol keluar;
namun memiliki ketebalan termasuk
lapisan lem perekat tidak lebih dari 2
mm, atau karet datar (bukan berbintik
ke luar) dengan karet berbintik ke dalam
harus memiliki ketebalan tidak melebihi
dari 4 mm termasuk lem perekat.

• Lapangan Permainan Tenis Meja

Gambar 3.14. Lapangan/meja permainan tenis meja

185
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Bahan Bacaan 2: Pembelajaran Gerak spesifik
Dasar Memegang Bet (grip)
Gerak spesifik memegang bet merupakan
faktor yang sangat penting dalam permainan
tenis meja. Secara garis besar pegangan dapat
dibedakan menjadi dua macam.

a) Pegangan seperti berjabatan tangan


(shakehand grip)
Pegangan shakehand sangat populer
terutama di negera- negara Eropa atau
dunia Barat. Dengan pegangan ini seorang
pemain dapat menggunakan kedua sisi bet.
Amati peragaan cara memegang bet seperti
berjabat tangan sebagai berikut.

Gambar 3.15. Pegangan shake- Gambar 3.16. Pegangan shake-


hand sisi forehand hand sisi backhand

Lakukan gerakan hasil pengamatan :

b) Pegangan seperti memegang tangkai


pena (penhold grip)
Penhold grip atau pegangan tangkai pena
dikenal pula dengan pegangan Asia,
walaupun akhirnya kebanyakan pemain
Asia banyak menggunakan pegangan
shakehand. Pada pegangan ini hanya satu
sisi bet yang dapat digunakan.
Amati cara memegang bet berikut ini.

186
Hardiyanto
Gambar 3.17. Pegangan pen- Gambar 3.18. Pegangan penhold dilihat
hold dilihat dari depan dari belakang

3) Bahan Bacaan 3: Pembelajaran Gerak spesifik


Siap Sedia (Stance)

Stance disini berarti : Posisi kaki, badan dan


tangan pada saat siap menunggu bola atau
pada saat memukul bola. Ada dua bentuk
stance utama yang biasa digunakan dalam
permainan tenis meja, yaitu:
a) Square Stance
Square stance adalah posisi badan
menghadap penuh kemeja, biasanya posisi
ini digunakan untuk siap menerima servis
dari lawan atau siap kembali setelah
mengembalikan pukulan dari lawan.

b) Side Stance
Side Stance berarti posisi badan
menyamping, baik ke samping kiri maupun
ke samping kanan. Pada side stance, jarak
antara bahu ke meja atau ke net harus ada
yang lebih dekat.
Amati peragaan cara melakukan sikap siap
dalam tenis meja sebagai berikut.

187
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 3.19. Posisi menghadap Gambar 3.20. Side stance
penuh ke meja square stanc untuk pukulan backhand

4) Bahan bacaan 4: Pembelajaran Gerak spesifik


Gerakan Kaki (Footwork)
Footwork dalam tenis meja pada garis besarnya
dibedakan untuk nomor tunggal dan nomor
ganda. Footwork yang digunakan dalam
permainan tunggal sudah otomatis digunakan
dalam permainan ganda. Jika dilihat dari
banyaknya langkah footwork, untuk tunggal
dapat dibedakan: satu langkah, dua langkah dan
tiga langkah atau lebih. Arah pergerakannya
bisa ke depan, ke belakang, ke samping kiri, ke
samping kanan atau diagonal.

5) Bahan Bacaan 5: Pembelajaran Gerak spesifik


Pukulan (Stroke)
Terdapat beberapa gerak spesifik pukulan dasar
dalam permainan tenis meja antara lain: (1)
Push, (2) drive, (3) block, (4) chop, dan (5)
service. Kelima gerak spesifik pukulan tersebut
dapat dijelaskan satu-persatu berikut ini.

a) Pembelajaran pukulan push


Push adalah gerak spesifik memukul bola
dengan gerakan mendorong dan sikap bet
terbuka. Push biasanya digunakan untuk
mengembalikan pukulan-pukulan push
itu sendiri dan pukulan-pukulan chop.
Gambar berikut adalah gerakan forehand
188
Hardiyanto
dan backhand push.
Amati peragaan cara melakukan push
permainan sebagai berikut.

Gambar 3.21. Gerakan forehand dan backhand push

a) Pembelajaran pukulan drive


Drive adalah gerak spesifik pukulan yang
dilakukan dengan gerakan bet dari bawah
serong ke atas dan sikap bet tertutup.
Besarnya sudut yang diakibatkan oleh
gerakan kemiringan bet bervariasi sesuai
dengan arah jatuhnya bola, putaran bola
yang datang dari lawan dan tujuan pemukul
itu sendiri. Drive dapat digunakan sebagai
pukulan serangan atau dapat juga kita
kontrol sesuai dengan keinginan.

Amati peragaan cara melakukan drive


permainan tenis meja sebagai berikut.

Gambar 3.22. Gerakan forehand dan backhand drive

189
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
b) Pembelajaran pukulan block
Block adalah gerak spesifik memukul
bola dengan gerakan menghentikan atau
membendung bola dengan sikap bet
tertutup. Block biasanya digunakan untuk
mengembalikan bola-bola drive atau bola-
bola dengan putaran atas (top spin).
Gambar berikut adalah pukulan forehand
block dan backhand block.

c) Pembelajaran pukulan chop


Chop adalah gerak spesifik memukul
bola dengan gerakan seperti menebang
pohon dengan kapak atau disebut juga
gerakan membacok. Pukulan chop dapat
digunakan untuk mengembalikan pukulan
bola yang bermacam-macam. Gambar
berikut adalah pukulan forehand chop dan
backhand chop.

Amati peragaan cara melakukan block dan


chop permainan tenis meja sebagai berikut.

Gambar 3.23. Gerakan forehand dan backhand chop

d) Pembelajaran pukulan service


Service adalah gerak spesifik memukul bola
untuk menyajikan bola pertama ke dalam
permainan dengan cara memantulkan
terlebih dahulu bola tersebut ke meja
penyaji, kemudian dipukul, dan bola harus
melewati atas net dan akhirnya memantul
190
Hardiyanto
di meja lawan. Gerakan atau putaran
yang diberikan pada bola bisa bermacam-
macam. Gambar berikut merupakan contoh
rangkaian gerakan forehand chop service.

Gambar 3.24. Rangkaian gerakan forehand chop service

b. Pendalaman Materi

a. Bentuk-bentuk Pembelajaran Gerak spesifik


Pukulan (Stroke) Permainan Tenis Meja
Tujuan pembelajaran memukul bola adalah
untuk mengkombinasikan gerak spesifik gerakan-
gerakan memukul bola yang telah dipelajari.
Setelah peserta didik melakukan gerakan memukul
bola, coba rasakan gerak spesifik-gerak spesifik
gerakan memukul bola yang mana mudah dan
sulit dilakukan. Mengapa gerak spesifik gerakan
tersebut mudah dan sulit dilakukan? Temukan
permasalahan tersebut, kemudian lakukan kembali
gerakan- gerakan tersebut.
Gerakan memukul bola dapat dilakukan dengan
cara: berpasangan dan berkelompok. Dalam
melakukan gerakan memukul bola, peserta didik
diharapkan dapat menunjukkan nilai-nilai sikap
seperti: kerjasama, tanggungjawab, menghargai
teman, disiplin, dan toleransi.

191
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Bentuk-bentuk pembelajaran memukul bola antara
lain sebagai berikut.

1) Aktivitas Pembelajaran 1: Melambung-


lambungkan bola dengan gerak spesifik
forehand dan backhand di tempat,
Setiap peserta didik melakukan memantul-
mantulkan bola ke bet tidak lebih dari kepala.
Apabila sudah koordinasi ditempat sudah
baik, maka dilanjutkan sambil berjalan, maju-
mundur dan bergerak menyamping, secara
perorangan, berpasangan atau kelompok.
Setelah gerak spesifik forehand dilanjutkan
gerak spesifik backhand.

Gambar 3.25. Pembelajaran 1 bentuk-bentuk pembelajaran permainan tenis meja

2) Aktivitas Pembelajaran 2: servis forehand


dan servis backhand
Setiap peserta melambung bola dan
memukulnya b o l a ke arah mejanya terlebih
dahulu dengan gerak spesifik pukulan
forehand, lakukan bergerak ke kanan-
kiri, dilakukan secara berpasangan dan
bergantian. Lakukan gerak spesifik pukulan
backhand apabila sudah melakukan pukulan
forehand.
Amati peragaan cara melakukan

192
Hardiyanto
pembelajaran 2 permainan tenis meja
sebagai berikut.

Gambar 3.26. Pembelajaran 2 servis forehand dan backhand

b. Bentuk-bentuk Pembelajaran Gerak spesifik


Pukulan (Stroke) dalam bermain

1) Aktivitas Pembelajaran 1: stroke tanpa henti


Memukul bola yang dilambungkan teman dari
depan dengan gerak spesifik pukulan forehand
dalam posisi di tempat, dan bergerak ke kanan-
kiri. Dilakukan secara terus menerus, apabila
bola berhenti maka bergantian dengan teman
yang lain.

Gambar 3.27. Pembelajaran 3 bentuk-bentuk pembelajaran permainan tenis meja

193
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Aktivitas Pembelajaran 2: Bermain 1 lawan
1 pemain bermain menggunakan score sampai
dengan lima angka. Apabila ada yang mencapai
nilai lima maka dia yang menjadi pemenang.
Pukulan hanya menggunakan satu pukulan
yaitu gerak spesifik pukulan backhand.
Lakukan pembelajaran ini secara bergantian
apabila pasangannya sudah selesai.
Amati peragaan cara melakukan pembelajaran
4 permainan tenis meja sebagai berikut.

Gambar 3.28. Pembelajaran 4 bentuk-bentuk pembelajaran permainan tenis meja

3) Aktivitas Pembelajaran 3: Bermain 1 vs 1


free syle
Tentukan pasanganmu, bermain mencapai
nilai angka lima. Apabila ada yang mencapai
nilai lima maka dia yang menjadi pemenang.
Pukulan boleh menggunakan gerak spesifik
pukulan forehand dan backhand. Lakukan
pembelajaran ini secara bergantian apabila
pasangannya sudah selesai. Amati gambar
berikut ini.

Gambar 3.29. Pembelajaran 5 bermain tenismeja 1 lawan 1


194
Hardiyanto
C. Penilaian Pembelajaran

1. Keterampilan Gerak Spesifik dalam Permainan Bulutangkis


a. Format Penilaian
Dasar Gerakan
Kuda-kuda/ Stance Footwork
Posisi Posisi Skor
No Nama Pan- Lang- Pan-
Posisi Badan Badan Akhir
dangan kah dangan
Kaki dan dan
Mata Kaki Mata
Tangan Tangan
1. Roji
2. Heru
3. ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Skor: Setiap unsur penilaian (posisi/langkah kaki, posisi badan
dan tangan, serta pandangan mata dilakukan dengan benar
diberikan skor 1 dan jika salah 0.
Skor Akhir: Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh siswa dibagi
dengan skor maksimum dari seluruh unsur penilaian (6)
dikalikan 100.

Gerak Spesifik Memukul


Servis fore- Servis Back- Pukulan Pukulan Skor
No Nama
hand hand forehand Backhand Akhir
KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR
1. Roji
2. Heru
3. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..
Keterangan:
KM : Kesempatan Melakukan
BM : Berhasil Melakukan
: Skor hasil pengolahan dari BM dibagi dengan KM (BM/
Skor
KM) dikalikan 100
: Rata-rata dari seluruh skor (skor 1 + skor 2 + skor 3 +
Skor Akhir
skor 4/N)

b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:


1) Penilaian dilakukan dengan melihat kemampuan

195
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
siswa menerapkan berbagai gerak spesifik ke dalam
permainan yang sesungguhnya yang dimodifikasi.
2) Guru membentuk pasangan pemain sesuai dengan
jumlah siswa dan fasilitas yang tersedia.
3) Siswa diberikan kesempatan yang sama untuk bermain
dan menggunakan gerak spesifik dalam permainan
bulutangkis, jika perlu diciptakan suasana agar
siswa mendapat kesempatan untuk melakukan gerak
spesifik.
4) Ketika siswa bermain, dilakukan penghitungan
“kesempatan melakukan” dan berapa yang “berhasil
dilakukan” dengan benar.
5) Hasil hitungan dalam bentuk coretan pagar “tally”
dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam kolom KM dan
BM. Penghitungan bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak bermain, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang digunakan.
6) Skor diperoleh dari membagi angka pada kolom BM
dengan angka pada kolom KM dikalikan 100.
7) Keseluruhan skor dari seluruh gerak spesifik kemudian
dibagi jumlah gerak spesifik yang dilakukan untuk
menjadi nilai dari kemampuan menerapkan gerak
spesifik ke dalam permainan.
8) Nilai keterampilan bulutangkis merupakan
penjumlahan dari skor akhir dasar gerakan dikalikan
20%, ditambah dengan skor akhir dari gerak memukul
dikalikan 80%.

196
Hardiyanto
2. Keterampilan Gerak Spesifik dalam Permainan Tenis Meja
a. Format Penilaian
Dasar Gerakan
Kuda-kuda/ Stance Footwork
Skor
No Nama Posisi Posisi
Posisi Pandangan Langkah Pandangan Akhir
Badan dan Badan dan
Kaki Mata Kaki Mata
Tangan Tangan
1.Roji
2.Heru
3.... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Setiap unsur penilaian (posisi/langkah kaki, posisi badan dan tangan, serta
Skor :
pandangan mata dilakukan dengan benar diberikan skor 1 dan jika salah 0.
Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh siswa dibagi dengan skor maksimum
Skor Akhir :
dari seluruh unsur penilaian (6) dikalikan 100.

Gerak Spesifik Memukul


Skor
No Nama Servis Forehand Backhand Smash
Akhir
KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR KM BM SKOR
1.Roji
2.Heru
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
KM : : Kesempatan Melakukan
BM : : Berhasil Melakukan
: Skor hasil pengolahan dari BM dibagi dengan KM (BM/KM)
Skor:
dikalikan 100
Skor Akhir: : Rata-rata dari seluruh skor (skor 1 + skor 2 + skor 3 + skor 4/N)

b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:


1) Penilaian dilakukan dengan melihat kemampuan
siswa menerapkan berbagai gerak spesifik ke dalam
permainan yang sesungguhnya yang dimodifikasi.
2) Guru membentuk pasangan pemain sesuai dengan
jumlah siswa dan fasilitas yang tersedia.
3) Siswa diberikan kesempatan yang sama untuk bermain
dan menggunakan gerak spesifik dalam permainan
tenis meja, jika perlu diciptakan suasana agar siswa
mendapat kesempatan untuk melakukan gerak
spesifik.
4) Ketika siswa bermain, dilakukan penghitungan
“kesempatan melakukan” dan berapa yang “berhasil

197
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
dilakukan” dengan benar.
5) Hasil hitungan dalam bentuk coretan pagar “tally”
dijumlahkan dan dimasukkan ke dalam kolom KM dan
BM. Penghitungan bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak bermain, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang digunakan.
6) Skor diperoleh dari membagi angka pada kolom BM
dengan angka pada kolom KM dikalikan 100.
7) Keseluruhan skor dari seluruh gerak spesifik kemudian
dibagi jumlah gerak spesifik yang dilakukan untuk
menjadi nilai dari kemampuan menerapkan gerak
spesifik ke dalam permainan.
8) Nilai keterampilan tenis meja merupakan penjumlahan
dari skor akhir dasar gerakan dikalikan 20%, ditambah
dengan skor akhir dari gerak memukul dikalikan 80%.

B. Penilaian Sikap

1. Penilaian Disiplin, Percaya Diri, Sportif, dan Kerja Sama


dalam Pembelajaran Permainan Bulutangkis/ Tenis Meja
a. Format Penilaian
Aspek Sikap yang Dikembangkan
Percaya
No Nama Disiplin Sportif Kerja Sama Nilai
Diri
BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ
1.Roji Secara umum sikap
telah berkembang
dan terlihat jelas
ditunjukkan oleh Roji,
perlu pengembangan
lebih lanjut pada aspek
(disiplin/ percaya diri/
sporif/ kerja sama*)
2.Heru sda
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... sda

198
Hardiyanto
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
PP
Perlu Pengembangan
:
TJ
Terlihat Jelas
:
Nilai Kesimpulan secara umum dari aspek sikap yang
: dikembangkan
Indikator aspek sikap yang dikembangkan:
Disiplin : hadir tepat waktu, mengikuti seluruh proses sesuai petunjuk,
selesai tepat waktu
Percaya diri : berani mengajukan pendapat, berani mencoba, berani tampil di
depan kelas
Sportif : memberi selamat kepada teman atau tim yang berhasil, mengakui
kesalahan dan meminta maaf, tidak menyalahkan orang lain
Kerja sama : membantu kesiapan kelas, membantu teman yang mendapat
kesulitan, mengerjakan tugas sesuai perannya di dalam
kelompok, kelas, dan pasangannya

b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:


1) Penilaian aspek sikap dilakukan tidak hanya
untuk dijadikan sebagai bahan laporan akhir hasil
pembelajaran, melainkan sebagai salah satu upaya
pengembangan sikap untuk mendukung keberhasilan
pembelajaran dan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Penilaian dilakukan dengan melihat perilaku siswa
selama mengikuti pembelajaran serta dengan
memperhatikan indikator aspek sikap yang
dikembangkan.
3) Penilaian dilakukan dengan cara memberi tanda
contreng (V) pada aspek sikap yang dikembangkan dan
tahap perkembangan sikap yang ditunjukkan siswa.
4) Nilai sikap merupakan hasil kesimpulan secara umum
dari keseluruhan aspek sikap yang dikembangkan
(contoh: Secara umum sikap telah berkembang dan
terlihat jelas ditunjukkan oleh Adi). Jika ada aspek
yang perlu dikembangkan lebih lanjut, dituliskan pada
lanjutan kalimat simpulan (contoh: Secara umum
sikap telah berkembang dan terlihat jelas ditunjukkan
oleh Adi, perlu pengembangan lebih lanjut pada aspek
(disiplin/ percaya diri/ sporif/ kerja sama*)). *pilih

199
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
salah satu atau lebih sesuai dengan kondisi Adi yang
sesungguhnya.

D. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran permainan


perorangan bola kecil antara lain: bulutangkis dan tenis
meja memperkuat pemahaman dan penerapan gerak
spesifik permainan bola kecil. Dengan berbagai deskripsi
tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan
utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka
siswa dituntut untuk menguasai kompetensi secara fakta,
konsep, dan prosedur serta dapat mempraktikan gerak
spesifik permainan bola kecil sebagai materi pembelajaran
Penjasorkes.
Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan
merupakan hal yang penting. Namun demikian
menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan
hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa
agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan
dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada
pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya
dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu
yang diharapkan.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa
sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi
siswa.

E. Instrumen Remidial dan Pengayaan

Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian


pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai
yang dicapai tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar
Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap
tiga siswa.

200
Hardiyanto
1. Format Remidial

Target KI KBM/ Bentuk Nilai


No Siswa KD Aspek Materi Indikator Awal Remidial Keterangan
KKM Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

2. Format Pengayaan

Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian


pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang
dicapai melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan.
Berikut contoh format pengayaan terhadap tiga siswa.
Target KBM/ Bentuk Nilai
No Siswa KI Aspek Materi Indikator Keterangan
KD KKM Remidial Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

201
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
202
Hardiyanto
Bab 4
Aktivitas Atletik

A. Aktivitas Atletik Menggunakan Jalan Cepat

1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi

KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan
dengan cara mengamati [mendengar/ faktual dalam bahasa
melihat/membaca] dan menanya (lisan/tulis/isyarat ) yang
berdasarkan rasa ingin tahu tentang jelas, sistematis dan
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan logis, dalam karya yang
dan kegiatannya, dan benda-benda estetis, dalam gerakan
yang dijumpainya di rumah dan di yang mencerminkan
sekolah. anak sehat, dan
dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia.

203
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4
Indikator Pencapaian Kompetensi (Keterampilan) dan Indikator
Pencapaian Kompetensi
3.1 Memahami prosedur gerak 4.1 Mempraktikkan gerak
spesifik jalan, lari, lompat, dan spesifik jalan, lari,
lempar dalam berbagai permainan lompat, dan lempar
sederhana dan atau tradisional. dalam berbagai
3.2.1 Mengidentifikasikan permainan sederhana
berbagai gerak start, langkah dan atau tradisional.
kaki, ayunan lengan, dan 4.2.1 Melakukan
memasuki garis finish jalan berbagai gerak
cepat. start, langkah kaki,
3.2.2 Menjelaskan berbagai gerak ayunan lengan,
start, langkah kaki, ayunan dan memasuki
lengan, dan memasuki garis garis finish jalan
finish jalan cepat. cepat.
3.2.3.Menjelaskan cara melakukan 4.2.2.Menggunakan
berbagai gerak start, langkah berbagai gerak
kaki, ayunan lengan, dan start, langkah kaki,
memasuki garis finish jalan ayunan lengan,
cepat. dan memasuki
garis finish jalan
cepat dalam
bentuk perlombaan
dengan peraturan
yang dimodifikasi.

2. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam


kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan berikut ini.

a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh
siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi jalan cepat
yang akan dipelajari siswa, dan jika perlu berikan

204
Hardiyanto
peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara berikan!
b. Memilih Kelompok
1) Berikan panduan permainan yang akan diikuti oleh
siswa untuk memilih anggota kelompok!
2) Berikan kesempatan siswa untuk memilih ketua
kelompok!
c. Menerima dan Mempelajari Kartu Tugas (Task Sheet)
1) Sediakan kartu tugas (task sheet) yang berisi perintah
dan indikator tugas gerak spesifik jalan cepat,
kemudian bagian secara perorangan/ kelompok.
2) Berikan kesempatan siswa untuk mempelajari kartu
tugas (task sheet) yang berisi perintah dan indikator
tugas gerak spesifik atletik (jalan cepat).
3) Berikan kesempatan siswa untuk mendiskusikan di
dalam kelompok materi gerak spesifik atletik (jalan
cepat).
4) Berikan alokasi dan target waktu yang ditentukan
guru untuk mencapai ketuntasan belajar pada setiap
materi pembelajaran.
5) Berikan umpan balik secara langsung dan segera jika
ditemui siswa yang kurang baik melaksanakan tugas
dan kriteria gerak. Berikan juga kesempatan teman
sekelompok untuk memberikan umpan balik kepada
teman lainnya.
d. Menggunakan Gerak Spesifik jalan cepat Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk
regu jalan cepat!
2) Berikan kesempatan kepada kelompok untuk
melakukan jalan cepat dengan menerapkan berbagai
gerak spesifik dengan peraturan yang Saudara
tentukan!
3) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak menerapkan gerak spesifik dengan benar!
e. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran

205
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik jalan cepat.
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan gerak spesifik jalan cepat dengan cara
yang benar sesuai dengan bahan bacaan dan lembar
kerja.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan percaya diri, disiplin,
sportif, dan bekerja sama dengan pasangan dalam
menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil belajar
keterampilan anggota kelompoknya, dan sikap
anggota lain selama proses pembelajaran.

3. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas


gerak spesifik jalan cepat antara lain berikut ini.
a. Kooperatif.
b. Demonstrasi.
c. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
d. Penugasan dan dapat pula dipadukan dengan
e. Gaya mengajar Inclusive (cakupan).

4. Media dan Alat Pembelajaran

a. Media Pembelajaran
1) Gambar gerak spesifik jalan cepat.
2) Model peserta didik atau guru yang memperagakan
gerak spesifik jalan cepat.
b. Alat Pembelajaran
1) Bola untuk bolavoli atau bola sejenisnya (bola
terbuat dari plastik, karet, dan lain-lain)
2) Lapangan permainan bolavoli atau lapangan
206
Hardiyanto
sejenisnya (halaman sekolah atau lapangan
terbuka).
3) Bendera (corong) atau sejenisnya (kursi atau
bilah bambu).
4) Peluit dan Stopwatch.
c. Bahan Ajar
Lembar tugas untuk pembelajaran dengan gaya
mengajar penugasan/ latihan.

Berikut adalah contoh lembar tugas untuk pembelajaran


gerak spesifik aktivitas atletik jalan cepat.

LEMBAR KERJA SISWA/KRITERIA GERAK


GERAK SPESIFIK JALAN CEPAT
Nama : ______________________
Kelas : ______________________

Perintah : Baca dan diskusikanlah bersama


anggota kelompokmu lembar kriteria
gerak spesifik Atletik (jalan cepat) yang
disajikan berikut, kemudian cobalah
lakukan gerakan tersebut sesuai dengan
kriteria gerak yang benar!
: Lakukan gerakan tersebut satu-persatu
beberapa kali, hingga Kalian dapat
lakukan dengan benar (sesuai kriteria
gerak)!
: Bandingkanlah gerakan yang telah Kalian
lakukan dengan kriteria gerak!
: Lanjutkan ke gerak spesifik yang lain,
ketika gerak yang anda pelajari telah
sesuai dengan kriteria gerak yang benar,
jika belum, ulangi!
: Mintalah saran dari temanmu jika
gerakan yang dilakukan terasa kurang
benar

207
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
PERCOBAAN
GERAK URAIAN GERAK GAMBAR MELAKUKAN
1 2 3 4 5
Start • Berdiri rileks
• Kedua Kaki berdiri
jalan dibelakang garis start
cepat • Badan sedikit condong
kedepan.
• Kedua lengan rileks.
• Segeralah
melangkahkan kaki
kanan/kiri setelah ada
aba-aba “ya”

langkah • Mengkat paha kaki


ayun ke depan lutut
kaki • Lutut terlipat
• Tungkai bawah
bergantung ke muka
(karena ayunan paha
ke muka tungkai
bawah ikut terayun ke
muka).
• Lutut menjadi lurus
• Menampak ke tumit
terlebih dahulu
menyentuh tanah
• Bersamaan dengan
ayunan kaki tersebut
kaki tumpu menolak
dengan mengangkat
tumit
• Selanjutnya ujung
kaki tumpu lepas
dari tanah berganti
menjadi kaki ayun.

Badan • Badan sedikit condong


kedepan dengan
dan ayunan lengan,
Lengan • siku dilipat kurang 90
derajat dan berirama
gerakan lengan
dengan langkah kaki
• amati dan
rasakan
koordinasi
lengan dan kaki.

208
Hardiyanto
Finish - tidak ada
teknik khusus
untuk finis.
- Umumnya jalan
terus hingga
melewati garis
finish.

• Kolom percobaan dapat ditambahkan jika diperlukan


Berilah tanda V pada kolom-kolom percobaan melakukan,
jika sudah Kalian kuasai hentikan percobaan, dan
lakukan gerak yang lain

5. Materi Pembelajaran

a. Materi Pokok

1) Bahan bacaan 1: Lintasan Jalan Cepat

Jalan cepat dilakukan pada sebuah lintasan lurus


memanjang dengan ukuran sebagai berikut:
∗ Panjang lintasan : 400 meter
∗ Lebar lintasan : 1,22 meter
∗ Jumlah lintasan : 4 – 8 lintasan
∗ Garis start/ Balok start jika ada
∗ Garis dan bendera finish
∗ Di Indonesia sendiri perlombaan jalan cepat
menjadi nomor yang diperlombakan pada
kejuaraan nasional atletik tahun 1978. Jarak yang
diperlombakan ialah untuk wanita: 5 km dan 10
km, dan untuk pria: 10 km dan 20 km.

209
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 4.1 Lapangan/sektor yang digunakan dalam perlombaan jalan cepat dan
lari

2) Bahan bacaan 2 : Gerak Spesifik Fase Tumpuan


Dua Kaki

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan gerak spesifik fase tumpuan dua kaki
jalan cepat berikut ini.
a) Fase gerakan tumpuan dua kaki ini terjadi
sangat singkat.
b) Pada saat kedua kaki menyentuh tanah, pada
saat itu pula berakhir dorongan yang diikuti
oleh gerakan tarikan.
c) Tarikan ini lebih lama dan menyebabkan
gerakan berlawanan antara bahu dan pinggul.
d) Lakukan gerakan fase tumpuan dua kaki
berulang-ulang.

Gambar 4.2 Pembelajaran


jalan cepat fase
gerakan tumpuan dua
kaki

210
Hardiyanto
3) Bahan bacaan 3: Gerak Spesifik Fase Tarikan

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan gerak spesifik fase tarikan kaki jalan
cepat berikut ini.
a) Fase gerakan tarikan dimulai setelah gerakan
terdahulu selesai.
b) Gerakan ini dilakukan oleh kaki depan akibat
kerja tumit dan koordinasi seluruh bagian badan.
c) Gerakan ini selesai apabila badan berada di atas
kaki penopang.
d) Lakukan gerakan fase tarikan kaki berulang-
ulang.

Gambar 4.3 Pembelajaran


jalan cepat fase gerakan
tarikan kaki

4) Bahan bacaan 4: Gerak Spesifik Fase Relaksasi


Peserta didik diminta untuk mengamati cara
melakukan gerak spesifik fase relaksasi jalan cepat
berikut ini.
1) Tahap ini barada antara selesainya fase tarikan
dan awal dari fase dorongan kaki.
2) Pinggang ada pada bidang yang sama dengan bahu.
3) Lengan vertikal dan parallel di samping badan.
4) Lakukan gerakan fase relaksasi berulang-ulang.

211
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 4.4 Pembelajaran jalan cepat fase gerakan relaksasi

5) Bahan bacaan 5: Gerak Spesifik Fase Dorongan


Peserta didik diminta untuk mengamati cara
melakukan gerak spesifik fase dorongan kaki jalan
cepat berikut ini.
1) Fase ini dilakukan apabila fase terdahulu selesai
dan bila titik pusat gravitasi badan mengambil
alih kaki tumpu.
2) Kaki yang baru saja menyelesaikan tarikan mulai
mengambil alih gerakan dorongan. Kaki yang
lain bergerak maju dan diluruskan.
3) Jangkauan gerak yang lebar di mana pinggang
berada pada sisi yang sama, maju searah,
memungkinkan suatu fleksibilitas yang besar
dan memberi kaki dorong waktu yang lebih lama
bekerja dengan meluruskan pergelangan kaki.
4) Lengan melakukan fungsi pengimbangan secara
diametris/wajar berlawanan dengan kaki.
5) Lakukan gerakan fase dorongan kaki berulang-
ulang.

Gambar 4.5 Pembelajaran


jalan cepat fase
gerakan dorongan

212
Hardiyanto
B. Aktivitas Atletik Menggyunakan Lari Jarak Pendek

1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan
faktual dengan cara faktual dalam bahasa (lisan/
mengamati [mendengar/ tulis/isyarat) yang jelas,
melihat/membaca] dan sistematis dan logis, dalam
menanya berdasarkan rasa karya yang estetis, dalam
ingin tahu tentang dirinya, gerakan yang mencerminkan
makhluk ciptaan Tuhan dan anak sehat, dan dalam
kegiatannya, dan benda-benda tindakan yang mencerminkan
yang dijumpainya di rumah dan perilaku anak beriman dan
di sekolah. berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
dan Indikator Pencapaian dan Indikator Pencapaian
Kompetensi Kompetensi
3.2 Memahami prosedur gerak 4.2 Mempraktikkan gerak
spesifik jalan, lari, lompat, spesifik jalan, lari, lompat,
dan lempar dalam berbagai dan lempar dalam berbagai
permainan sederhana dan permainan sederhana dan
atau tradisional. atau tradisional.
3.2.1 Mengidentifikasikan 4.2.1 Melakukan berbagai
berbagai gerak spesifik gerak spesifik posisi
posisi badan/ togok, badan/togok, ayunan
ayunan lengan, langkah lengan, langkah kaki,
kaki, dan memasuki garis dan memasuki garis
finish lari jarak pendek. finish lari jarak pendek.
3.2.2 Menjelaskan berbagai 4.2.2. Menggunakan berbagai
gerak spesifik posisi gerak spesifik posisi
badan/togok, ayunan badan/ togok, ayunan
lengan, langkah kaki, dan lengan, langkah
memasuki garis finish lari kaki, dan memasuki
jarak pendek. garis finish lari jarak
3.2.3 Menjelaskan cara pendek dalam bentuk
melakukan berbagai perlombaan dengan
gerak spesifik posisi peraturan yang
badan/togok, ayunan dimodifikasi.
lengan, langkah kaki, dan
memasuki garis finish lari
jarak pendek.

213
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam


kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan berikut ini.

a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh
siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi lari jarak
pendek yang akan dipelajari siswa, dan jika perlu
berikan peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara berikan!
b. Menyimak Informasi dan Peragaan Materi lari jarak
pendek.
1) Berikan informasi awal mengenai materi lari jarak
pendek yang akan dipelajari siswa!
2) Lakukanlah peragaan gerak spesifik jlari jarak cepat
dalam pembelajaran atletik!
3) Berikan kesempatan siswa untuk bertanya terkait
dengan materi yang akan dipelajari yang kurang
pahami!
4) Berikan penjelasan yang memadai (jika perlu diserta
peragaan) atas pertanyaan yang diajukan oleh siswa!
c. Mencoba dan Melakukan Gerak Spesifik Lari jarak
pendek
1) Berikan kesempatan siswa untuk mencoba melakukan
setiap gerak spesifik satu per satu secara bertahap!
2) Atur giliran dan berikan aba-aba siswa untuk
melakukan setiap gerak spesifik secara berulang-
ulang sehingga tugas gerak dikuasai!
214
Hardiyanto
3) Berikan kesempatan siswa secara proporsional dalam
menggunakan peralatan secara bergantian dan
bertanggung jawab!
4) Berikan umpan balik kepada siswa yang melakukan
kesalahan secara langsung dan segera, serta berikan
penguatan bagi siswa yang telah menguasai materi
pembelajaran.
d. Menggunakan Gerak Spesifik lari jarak pendek ke Dalam
Permainan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk
regu lari jarak pendek!
2) Berikan kesempatan kepada setiap regu untuk
melakukan lari jarak pendek dengan menerapkan
berbagai gerak spesifik dengan peraturan yang
Saudara tentukan!
3) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak menerapkan i gerak spesifik dengan benar!
e. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik dalam start
lari jarak pendek!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan
lakukan pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan gerak spesifik lari jarak pendek dalam
Atletik dengan cara yang benar sesuai dengan bahan
bacaan.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan percaya diri, disiplin, sportif,
dan bekerja sama dalam menyelesaikan seluruh
tugas.

215
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
3. Metode Pembelajaran

Agar pembelajaran dengan gaya mengajar komando ini


dapat berjalan dengan baik dan efektif, perlu pula didukung
dengan metode pembelajaran:
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Part and whole (bagian dan keseluruhan)
d. Penugasan, dan dapat pula dipadukan dengan
e. Gaya mengajar cakupan (inclusion)

4. Media dan Alat Pembelajaran

a. Media:
1) Gambar gerak spesifik start, langkah kaki, ayunan
lengan, dan memasuki garis finish lari jarak
pendek.
2) Video pembelajaran gerak spesifik start, langkah
kaki, ayunan lengan, dan memasuki garis finish
lari jarak pendek.
3) Model siswa atau guru yang memperagakan gerak
spesifik start, langkah kaki, ayunan lengan, dan
memasuki garis finish lari jarak pendek.

b. Alat dan Bahan:


1) Start block atau bola sejenisnya.
2) Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya
(halaman sekolah).
3) Tali pembatas.
4) Bendera start.
5) Peluit dan Stopwatch.

216
Hardiyanto
5. Materi Pembelajaran

a. Materi Pokok

1) Bahan Bacaan 1 : Gerak Spesifik Start Jongkok Lari


jarak pendek

(a) Dengan Aba-aba “Bersedia”


Cara melakukan gerakan start lari jarak pendek
aba-aba “Bersedia”, sebagai berikut ini.
 salah satu lutut diletakkan di tanah dengan
jarak ± satu jengkal dari garis start. Kaki
satunya diletakkan tepat di samping lutut
yang menempel tanah ± satu kepal.
 badan membungkuk ke depan, kedua
tangan terletak di tanah di belakang garis
start, keempat jari rapat, ibu jari terbuka
(membentuk huruf V).
 kepala ditundukkan, leher rileks, pandangan
ke bawah dan konsentrasi pada aba-aba
berikutnya.

Gambar 4.6 Sikap aba-aba bersedia start lari jarak pendek

(b) Dengan Aba-aba “Siap”


Cara melakukan gerakan start lari jarak pendek
aba-aba “Siap”, berikut ini.
 lutut yang menempel di tanah diangkat,
panggul diangkat setinggi bahu dan berat
badan dibawa ke muka kaki belakang

217
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
membentuk sudut 120 derajat, sedangkan
kaki depan membentuk sudut 90 derajat.
 kepala tetap tunduk, leher rileks, pandangan
ke bawah dan konsentrasi pada aba-aba
berikutnya.

Gambar 4.7 Sikap aba-aba siap start lari jarak pendek

(c) Dengan Aba-aba “YA”


cara melakukan gerakan start lari jarak pendek
aba-aba “Ya”, berikut ini.
 menolak ke depan dengan kekuatan penuh
atau gerakan meluncur, tetapi jangan
melompat.
 badan tetap condong ke depan disertai dengan
gerakan lengan yang diayunkan.
 dilanjutkan dengan gerakan langkah kaki
pendek-pendek, tetapi cepat agar badan tidak
jatuh ke depan (tersungkur).

Gambar 4.8 Sikap aba-aba ya start lari jarak pendek

218
Hardiyanto
2) Bahan Bacaan 2: Gerak Spesifik Lari Jarak Pendek
(Sprint)
Cara melakukan gerak spesifik lari jarak pendek berikut
ini.
 prinsip lari cepat yaitu lari pada ujung kaki,
tumpuan kuat agar mendapat dorongan yang kuat
 sikap badan condong ke depan ± 60º, sehingga titik
berat badan selalu di depan.
 ayunan lengan kuat dan cepat, siku dilipat, kedua
tangan menggenggam lemas, agar gerakan langkah
kaki juga cepat dan kuat.
 setelah ± 20 m dari garis start, langkah diperlebar
dan sikap badan dicondongkan ke depan tetap
dipertahankan serta ayunan lengan dan gerakan
langkah juga dipertahankan kecepatan serta
kekuatan bahkan harus ditingkatkan.

Gambar 4.9 Pembelajaran gerakan lari jarak pendek

3) Bahan Bacaan 3: Aktivitas Pembelajaran Gerak


Spesifik Memasuki Garis Finish
cara melakukan gerak spesifik memasuki garis finish
lari jarak pendek berikut ini.

 berlari secepat mungkin, jika perlu ditingkatkan


kecepatannya seakan-akan garis finish masih 10
m di belakang garis sesungguhnya.
 setelah sampai ± satu meter di depan garis finish
merebahkan badan ke depan tanpa mengurangi
kecepatannya.

219
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
 sampai garis finish membusungkan dada, tangan
ditarik ke belakang atau putar salah satu bahu ke
depan.

Gambar 4.10 Pembelajaran gerakan finish lari jarak pendek

a. Pendalaman Materi

1) Bentuk latihan 1 : Berlari jogging dengan


mengangkat paha tinggi dan pendaratan kaki
menggunakan ujung telapak kaki.

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan gerakan berlari jogging dengan mengangkat
paha tinggi dan pendaratan kaki menggunakan ujung
telapak kaki lari jarak pendek berikut ini.

 dilakukan secara perorangan atau kelompok.


 lakukan berlari jogging/pelan saat ada aba-
aba “hop” angkat salah satu paha ke depan
atas (bergantian kanan dan kiri), badan tegak
dan pandangan ke depan, hingga kaki yang di
belakang terkedang lurus.
 lakukan pada jarak ± 8-10 m.
 untuk menanamkan nilai-nilai percaya diri,
keberanian, bersedia berbagi tempat dan
peralatan.

220
Hardiyanto
Hop

+ 8-10

Gambar 4.11 Bentuk pembelajaran 1 : lari jarak pendek

2) Bentuk Latihan 2 : Lari cepat dengan langkah kaki


lebar

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan gerakan lari cepat dengan langkah kaki
lebar lari jarak pendek sebagai berikut ini.

 dilakukan secara perorangan atau kelompok,


berdiri pada garis start posisi kaki melangkah.
 lakukan lari dari garis start dengan langkah lebar,
menempuh jarak ± 15-20 m, setelah ada aba-aba
“go”.
 saat lari badan rileks atau tidak kaku, pendaratan
kaki menggunakan ujung telapak kaki.
 untuk menanamkan nilai-nilai percaya diri,
keberanian, bersedia berbagi tempat dan peralatan.

221
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Go

+ 15-20

Gambar 4.12 Bentuk pembelajaran 2 lari jarak pendek

3) Bentuk latihan 3 : Koordinasi Gerakan Start


Jongkok

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan gerakan koordinasi start jongkok lari
jarak pendek berikut ini.

 mengunakan aba-aba, “siswa siap...... “. persiapan


untuk melakukan start dapat menggunakan
hitungan satu (1). berdiri tegak menghadap Hit. 1start
block atau menghadap arah gerakan.
 mengunakan aba-aba, “ bersedia ...”, sikap
jongkok dapat menggunakan hitungan dua
(2), kaki kiri di depan kaki kanan di belakang
( bertumpu pada start block ). kedua tangan
dengan ibu jari dan telunjuk bettumpu pada
garis start.
 mengunakan aba-aba, “ siap... “. mengangkat
pinggul dapt menggunakan hitungan tiga (3).
angkat pinggul ke atas bersamaan kedua lutut
terangkat. posisi pinggul lebih tinggi dari pundak.
pandangan ke depan.

222
Hardiyanto
Gambar 4.13 Bentuk pembelajaran 3 lari jarak pendek

 Mengunakan aba-aba, “ya/go”. Mengayun/


melangkahkan kaki belakang ke depan dan
menolak kaki kiri, dapat menggunakan hitungan
empat (4), Kaki belakang diayun ke depan dengan
lutut tertekuk bersamaan lengan kiri diayun ke
depan. Kaki kiri dengan kuat menolak pada start
block/tanah.

Gambar 4.14 Bentuk pembelajaran 4 lari jarak pendek

4) Bentuk latihan 6 : Lomba lari cepat mengambil


bola dilakukan berpasangan dan berhadapan

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan gerakan merebahkan badan diawali gerak
berjalan dilanjutkan dengan lari jogging lari jarak
pendek berikut ini.

223
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Hit. 3
 bola diletakkan pada garis tengah lapangan
basket /voli.
 pelari berdiri/melakukan teknik start jongkok
pada garis start, menghadap arah bola.
 setelah ada aba-aba ”ya” , lakukan lari cepat ke
arah bola dan mengambilnya.
 pelari yang lebih awal menyentuh bola
dinyatakan menang.
 untuk menanamkan nilai-nilai percaya diri,
keberanian, bersedia berbagi tempat dan
peralatan.

Aba-aba
“Ya”

Hit. 4

Gambar 4.15 Bentuk pembelajaran 6 lari jarak pendek

224
Hardiyanto
C. Aktivitas Atletik Melalui Lompat

1. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan
faktual dengan cara mengamati 4. Menyajikan pengetahuan
[mendengar/ melihat/membaca] faktual dalam bahasa (lisan/
dan menanya berdasarkan rasa tulis/isyarat ) yang jelas,
ingin tahu tentang dirinya, sistematis dan logis, dalam
makhluk ciptaan Tuhan dan karya yang estetis, dalam
kegiatannya, dan benda-benda gerakan yang mencerminkan
yang dijumpainya di rumah dan di anak sehat, dan dalam
sekolah. tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)


Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan)
dan Indikator Pencapaian
dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi
3.2 Memahami prosedur gerak 4.2 Mempraktikkan gerak
spesifik jalan, lari, lompat, spesifik jalan, lari,
dan lempar dalam berbagai lompat, dan lempar dalam
permainan sederhana dan atau berbagai permainan
tradisional. sederhana dan atau
tradisional.
3.2.1 Mengidentifikasikan
berbagai berbagai 4.2.1 Melakukan
keterampilan gerak berbagai
melompat. keterampilan gerak
3.2.2 Menjelaskan berbagai melompat.
keterampilan gerak 4.2.2 Menggunakan
melompat. berbagai
3.2.3 Melakukan berbagai keterampil-an
keterampilan gerak gerak melompat
melompat. dalam bentuk
perlombaan lompat
yang dimodifikasi.

225
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2. Pengorganisasian Kelas (Langkah-langkah Pembelajaran)

a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang
akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh siswa
menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi lompat jauh
yang akan dipelajari siswa, dan jika perlu berikan
peragaan dengan melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan pemanasan
dengan panduan yang Saudara berikan!
b. Mempelajari Lembar Periksa Sendiri (Selfcheck Sheet)
1) Sediakan dan bagikan lembar periksa sendiri (selfcheck
sheet) secara perorangan.
2) Berikan kesempatan setiap siswa untuk mempelajari
lembar periksa sendiri (selfcheck sheet) yang Saudara
bagikan!
3) Berikan kesempatan setiap siswa untuk mencoba
lakukan berbagai gerak spesifik sesuai dengan gambar
dan keterangan yang telah dipelajari!
4) Jika diperlukan berikan contoh untuk memperjelas
gerak spesifik yang ada pada lembar periksa sendiri!
c. Melakukan Tugas Gerak dan Memeriksa Diri
1) Berikan kesempatan siswa melakukan gerak spesifik
lompat jauh pendek satu per satu secara berturutan.
2) Berikan kesempatan kepada siswa untuk mulai
mempelajarai gerakan start, dilanjutkan dengan gerakan
melayang, dan kemudian mendarat. Setelah semua
selesai, perintahkan siswa untuk memadukan menjadi
satu kesatuan gerak yang utuh.
3) Berikan pengarahan agar siswa melakukan perbandingan
satu gerakan dengan kriteria gerak yang ada pada

226
Hardiyanto
lembar periksa sendiri atau yang Saudara contohkan.
4) Jika gerakan yang dilakukan belum sesuai dengan
kriteria gerak yang ada pada lembar periksa sendiri
atau contoh yang Saudara berikan, arahkan siswa
untuk memberi tanda contreng (V) pada kolom “ULANG”
agar siswa mengulangi gerakan tersebut sampai sesuai,
dan jika sudah arahkan siswa untuk memberikan tanda
contreng (V) pada kolom “OK” lalu melanjutkan ke
gerakan berikutnya.
5) Setelah siswa menyelesaikan seluruh gerak spesifik
tersebut, berikan kesempatan untuk melakukan
rangkaian gerakan lompat jauh (start, gerakanmelayang,
dan mendarat) secara berulang-ulang.
d. Menelaah Pengetahuan dan Mempraktikkan Gerak Spesifik
Sesuai dengan Lembar Periksa Sendiri (Selfcheck Sheet)
1) Berikan kesempatan agar siswa mendiskusikan
pengetahuan mengenai lintasan lompat jauh serta
perangkat lain yang diperlukan untuk melakukan
simulasi perlombaan! (Bahan Bacaan 1)
2) Berikan kesempatan agar siswa mendiskusikan cara
melakukan start lompat jauh, kemudian mempraktikkan
secara berulang-ulang! (Bahan Bacaan 2)
3) Berikan kesempatan agar siswa mendiskusikan cara
melakukan gerakan saat melayang diudara, kemudian
mempraktikkan secara berulang-ulang! (Bahan Bacaan
3)
4) Berikan kesempatan agar siswa mendiskusikan cara
melakukan mendarat, kemudian mempraktikkan secara
berulang-ulang! (Bahan Bacaan 4)
e. Menggunakan Gerak Spesifik lompat jauh ke Dalam
Perlombaan Sederhana
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk mencari regu
lompat jauh!
2) Berikan kesempatan kepada setiap regu untuk
melakukan perlombaan lompat jauh dengan menerapkan
peraturan yang Saudara tentukan!
3) Berikan kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika

227
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
tidak menerapkan gerak spesifik dengan benar!
f. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung,
dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan gerak spesifik dalam lompat
jauh!
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
gerak spesifik dalam lompat jauh dengan cara yang
benar sesuai dengan bahan bacaan dan lembar periksa
sendiri.
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan disiplin, percaya diri, penuh
tanggung jawab, dan bekerja sama dengan teman dalam
menyelesaikan seluruh tugas.
5) Mintalah laporan dari siswa terhadap hasil belajar
keterampilannya, dan penilaian sikap diri selama proses
pembelajaran.

3. Metode Pembelajaran

Agar pembelajaran dengan gaya mengajar periksa sendiri


ini dapat berjalan dengan baik dan efektif, perlu pula
didukung dengan metode pembelajaran:
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Part and whole (bagian dan keseluruhan)
d. Penugasan, dan dapat pula dipadukan dengan
e. Gaya mengajar cakupan (inclusion)

4. Media Alat, Bahan Pembelajaran


a. Media
1) Gambar keterampilan lompat jauh tanpa awalan

228
Hardiyanto
dan menggunakan awalan.
2) Model peserta didik atau guru yang memperagakan
keterampilan gerak lompat jauh tanpa awalan
dan menggunakan awalan.

b. Alat dan bahan


1) Kardus atau bahan sejenisnya.
2) Lapangan atletik atau lapangan sejenisnya
(halaman sekolah).
3) Tali pembatas
4) Peluit dan Stopwatch.
5) Panduan Pembelajaran Siswa (Judul: Panduan
Pembelajaran Siswa oleh MGMP PJOK SMALB
Tunarungu).

229
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
LEMBAR PERIKSA SENDIRI DAN KRITERIA GERAK
LOMPAT JAUH

Nama : ______________________
Kelas : ______________________

GERAK SPESIFIK LOMPAT JAUH


Perintah : Bacalah lembar kriteria gerak spesifik lompat
jauh yang disajikan berikut, kemudian lakukan
gerakan tersebut sesuai dengan kriteria yang
benar!
: Lakukan gerakan tersebut satu-persatu beberapa
kali, hingga Kalian dapat melakukan dengan
benar (sesuai kriteria gerak)!
:
Bandingkanlah gerakan yang telah Kalian
lakukan dengan kriteria gerak!
: Lanjutkan ke gerak spesifik yang lain, ketika
gerak yang anda pelajari telah sesuai dengan
kriteria gerak yang benar, jika belum, ulangi!
: Setelah secara terpisah Kalian kuasai, cobalah
lakukan secara utuh dan berkesinambungan!

230
Hardiyanto
Gerakan Uraian Gerak Gambar
Gerakan • Berdiri disisi bak
Tanpa pasir dengan
menggunakan
Awalan tumpuan kaki kiri
(yang terkuat)
• Tekuk lutut kaki
kirimu, badan
sedikit condong ke
depan
• Kedua lengan ke
belakang dengan
siku sedikit ditekuk
• Dan bersiap-siap
untuk mengambil
ancang-ancang
untuk menolak.

OK UL OK UL OK UL

Gerakan Gerakan kaki &



saat lengan
 Kaki menolak
Melayang ke depan atas
papan tolakan
mengunakan kaki
yang terkuat
 kedua kaki
diangkat melayang
diudara
 Bersamaan lengan
diayunkan kedepan
(rileks)
 Ketika badan di
udara, ayunkan
kaki kanan ke
deoan disusul
dengan kaki kiri
dengan posisi
sedikit ditekuk.

OK UL OK UL OK UL

231
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gerakan Ayunan lengan dan

saat kaki
 Setelah kaki
Mendarat menyentuh bak
pasir, segera
condongkan badan
ke depan
 Mendarat dengan
kedua kaki
 Usahan
lengan sebagai
penyeimbang tidak
menyentuh tanah
dibelakang badan

OK UL OK UL OK UL

Gerak  Berdiri dengan


Spesifik jarak 1 meter
di belakang bak
dengan lompat
awalan  Kemudian berjalan
cepat ke arah
papan tolakan
 Setelah sampai
segera melompat ke
depan
 Kemudian
melayang di udara
 Mendarat di bak
lompat
 Koordinasi dan
kelangsungan
gerak teratur dan
tidak terputus-
putus.
OK UL OK UL OK UL

* Tambahkan kolom jika diperlukan pengulangan yang lebih banyak.


*** Berikan tanda V pada OK jika Kalian telah menyelesaikan gerakan
dengan baik dan UL jika Kalian harus mengulangi gerakan.

232
Hardiyanto
5. Materi Pembelajaran

a. Materi Pokok
1) Bahan bacaan 1: Pembelajaran teknik gerak
dasar melompat tanpa awalan

cara melakukan teknik dasar melompat tanpa


awalan sebagai berikut.

 berdiri pada sisi bak pasir dengan


menggunakan tumpuan kaki kiri
 tekuk lutut kaki kirimu, badan sedikit
condong ke depan
 kedua lengan ke belakang dengan siku
sedikit ditekuk
 selanjutnya melompat ke depan-
atas dengan cara menolakkan kaki
tumpu sekuat-kuatnya disertai dengan
mengayunkan kedua lengan di depan-
atas
 ketika badan di udara, ayunkan kaki
kanan ke depan disusul dengan kaki kiri
dengan posisi lutut sedikit ditekuk
 setelah kedua kaki menyentuh bak pasir,
segera condongkan badan ke depan untuk
menahan agar badanmu tidak terjatuh ke
belakang.

Gambar 4.16 Pembelajaran melompat tanpa awalan

233
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Bahan Bacaan 2: Pembelajaran teknik gerak
dasar meloncat tanpa awalan

cara melakukan teknik dasar meloncat tanpa


awalan sebagai berikut.

 berdiri pada sisi bak pasir dengan


bertumpu pada kedua kaki
 kedua lutut sedikit ditekuk, badan sedikit
condong ke depan
 kedua lengan di samping-belakang
pinggul dan pandangan kea rah bak pasir
 selanjutnya tekuklah kedua lutut lebih
dalam untuk melakukan tolakan dengan
disertai gerakan mengayun kedua lengan
kea rah depan-atas
 pada saat badan di udara, kedua kaki
diayunkan ke depan dengan lutut sedikit
ditekuk
 setelah kedua kaki menyentuh pasir
rebahkan badan ke depan

Gambar 4.17 Pembelajaran meloncat tanpa awalan

234
Hardiyanto
b. Pendalaman Materi

1) Bahan bacaan 2: Pembelajaran Gerak spesifik


Lompat jauh Tanpa Alat

cara melakukan teknik dasar kombinasi jalan,


lari dan lompat tanpa alat sebagai berikut.
 ambil tiga bendera berwarna hijau, kuning
dan merah
 tancapkan bendera merah dengan jarak 1
meter di belakang bak lompat, tancapkan
bendera kuning 10 meter di belakang
bendera merah, dan tancapkan bendera
hijau 5 meter di belakang bendera kuning
 berdiri di samping bendera hijau kemudian
berjalan cepat ke arah bendera kuning
 setelah sampai pada bendera kuning seegra
berlari cepat ke arah bendera merah
 setelah sampai pada bendera merah, segera
melompat ke depan (bak lompat) kemudian
mendarat di bak lompat
 pembelajaran ini harus dilakukan dengan
koordinasi dan kelangsungan gerak yang
teratur dan tidak terputus-putus

Gambar 4.18 Pembelajaran berjalan, berlari dan meloncat tanpa awalan

235
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Bahan Bacaan 2: Pembelajaran Gerak Spesifik
Lompat Jauh dengan Alat

cara melakukan gerakan kombinasi jalan, lari


dan lompat dengan awalan sebagai berikut.
 temanmu berdiri di sisi bak lompat
dalam posisi saling berhadapan dan
membentangkan jalinan karet gelang
setinggi pinggang
 gunakan pembagian jarak (bendera-bendera)
seperti lompatan tanpa menggunakan alat
 lakukan rangkaian jalan, lari dan lompat
sesuai dengan rentang jarak yang telah
ditentukan
 saat badan di udara, berusahalah agar
anggota badan tidak menyentuh rintangan
yang dibentangi temanmu.
 setelah mendarat segera gantikan posisi
salah seorang temanmu yang memegang
rintangan

Gambar 4.19 Pembelajaran berjalan, berlari dan meloncat tanpa awalan

236
Hardiyanto
D. Penilaian Pembelajaran

1. Keterampilan Gerak Spesifik Jalan Cepat


a. Format Penilaian Penerapan Gerak Spesifik Jalan Cepat
Gerak Spesifik
Start Gerakan Berjalan Finish
Skor
No Nama Badan Pan- Badan Pan- Badan Pan- Akhir
Kaki dan dangan Kaki dan dangan Kaki dan dangan
Tangan Mata Tangan Mata Tangan Mata
1.Roji
2.Heru
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan:
Setiap unsur penilaian (posisi/langkah kaki, posisi badan dan
Skor: tangan, serta pandangan mata dilakukan dengan benar diberikan
skor 1 dan jika salah 0.
Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh siswa dibagi dengan
Skor Akhir:
skor maksimum dari seluruh unsur penilaian (9) dikalikan 100.

b. Format Penilaian Simulasi Perlombaan Jalan Cepat

Hasil Perlombaan
No Nama Skor Akhir
Peringkat Konversi
1=100 4= 70
1. Roji
2= 90 5= 60
2. Heru 3= 80

3. ... ... ...

c. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:


1) Penilaian dilakukan dengan melihat kemampuan siswa
menerapkan berbagai gerak spesifik jalan cepat dalam
situasi perlombaan atau berbagai permainan. Selain
itu juga terhadap kecepatan berjalan cepat dengan
menempuh jarak 400 meter (bisa disesuaikan).
2) Guru membentuk rombongan (masing-masing 5 orang)
dengan memiliki kemampuan yang seimbang untuk
melakukan perlombaan jalan cepat.
3) Siswa diberikan kesempatan berlomba di kelompoknya

237
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
mulai dari start hingga finish.
4) Ketika siswa berlomba, dilakukan pemberian skor
kemampuan siswa dalam menerapkan gerak spesifik
jalan cepat. Pemberian skor bisa dilakukan dengan
bantuan siswa lain yang tidak berlomba, dengan
memerhatikan kemampuan memahami instrumen
yang digunakan.
5) Hasil pemberian skor pada format 1 dijumlahkan dan
dibagi 9 kemudian dikalikan 100 dimasukkan ke dalam
kolom skor akhir (capaian/skor maksimum X 100).
6) Format 2 digunakan untuk mencatat peringkat hasil
simulasi perlombaan.
7) Peringkat hasil perlombaan dikonversi dengan skor
1=100, 2= 90, 3= 80, 4= 70, 5= 60.
8) Nilai keterampilan jalan cepat merupakan penjumlahan
dari skor akhir penerapan gerak dikalikan 80%,
ditambah dengan skor akhir dari konversi hasil
perlombaan dikalikan 20%.

2. Keterampilan Gerak Spesifik Lari Jarak Pendek


a. Format Penilaian Penerapan Gerak Spesifik Lari Jarak
Pendek
Gerak Spesifik
No Nama Start Gerakan Berlari Finish Skor
Badan dan Pandangan Badan dan Pandangan Badan dan Pandangan Akhir
Kaki Kaki Kaki
Tangan Mata Tangan Mata Tangan Mata
1.Roji
2.Heru
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Skor : Setiap unsur penilaian (posisi/langkah kaki, posisi badan
dan tangan, serta pandangan mata) dilakukan dengan
benar diberikan skor 1 dan jika salah 0.
Skor Akhir : Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh siswa dibagi
dengan skor maksimum dari seluruh unsur penilaian (9)
dikalikan 100.

238
Hardiyanto
b. Format Penilaian Simulasi Perlombaan Lari Jarak Pendek

Hasil Perlombaan
No Nama Skor Akhir
Peringkat Konversi
1. Roji 1=100 4= 70
2= 90 5= 60
2. Heru 3= 80
3. ... ... ...

c. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:


1) Penilaian dilakukan dengan melihat kemampuan siswa
menerapkan berbagai gerak spesifik lari jarak pendek
dalam situasi perlombaan atau berbagai permainan.
Selain itu juga terhadap kecepatan lari jarak pendek
dengan menempuh jarak 50 meter (bisa disesuaikan).
2) Guru membentuk rombongan (masing-masing 5 orang)
dengan memiliki kemampuan yang seimbang untuk
melakukan perlombaan lari jarak pendek.
3) Siswa diberikan kesempatan berlomba di kelompoknya
mulai dari start hingga finish.
4) Ketika siswa berlomba, dilakukan pemberian skor
kemampuan siswa dalam menerapkan gerak spesifik
lari jarak pendek. Pemberian skor bisa dilakukan
dengan bantuan siswa lain yang tidak berlomba, dengan
memerhatikan kemampuan memahami instrumen
yang digunakan.
5) Hasil pemberian skor pada format 1 dijumlahkan dan
dibagi 9 kemudian dikalikan 100 dimasukkan ke dalam
kolom skor akhir (capaian/skor maksimum X 100).
6) Format 2 digunakan untuk mencatat peringkat hasil
simulasi perlombaan.
7) Peringkat hasil perlombaan dikonversi dengan skor
1=100, 2= 90, 3= 80, 4= 70, 5= 60.
8) Nilai keterampilan lari jarak pendek merupakan
penjumlahan dari skor akhir penerapan gerak dikalikan
80%, ditambah dengan skor akhir dari konversi hasil
perlombaan dikalikan 20%.
239
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
3. Keterampilan Gerak Spesifik Lompat Jauh
a. Format Penilaian Penerapan si Gerak Spesifik Lompat
Jauh
Gerak Spesifik
Awalan Melayang di
No Nama Sikap Awal Berlari Tolakan Mendarat Nilai
Udara
Kk BT PM Kk BT PM Kk BT PM Kk BT PM Kk BT PM
1.Roji
2.Heru
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Kk : Sikap/pergerakan kaki
BT : Sikap/pergerakan badan dan tangan
PM : Pandangan mata
Setiap unsur penilaian (posisi/langkah kaki, posisi badan
Skor : dan tangan, serta pandangan mata) dilakukan dengan benar
diberikan skor 1 dan jika salah 0.
Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh siswa dibagi
Skor Akhir : dengan skor maksimum dari seluruh unsur penilaian (15)
dikalikan 100.

b. Format Penilaian Simulasi Perlombaan Lompat Jauh


Hasil Perlombaan
No Nama Skor Akhir
Peringkat Konversi
1. Roji 1=100
2. Heru 2= 90 4= 70
3= 80 5= 60
3. ... ... ...

c. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:


1) Penilaian dilakukan dengan melihat kemampuan siswa
menerapkan berbagai gerak spesifik lompat jauh dalam
situasi perlombaan atau berbagai permainan. Selain
itu juga terhadap jauhnya lompatan pada bak pasir.
2) Guru membentuk rombongan (masing-masing 5 orang)
dengan memiliki kemampuan yang seimbang untuk
melakukan perlombaan lompat jauh.
3) Siswa diberikan kesempatan berlomba di kelompoknya
mulai dari sikap awal, berlari, menolak, melayang di
udara hingga pendaratan.

240
Hardiyanto
4) Ketika siswa berlomba, dilakukan pemberian skor
kemampuan siswa dalam menerapkan gerak spesifik
lompat jauh. Pemberian skor bisa dilakukan dengan
bantuan siswa lain yang tidak berlomba, dengan
memerhatikan kemampuan memahami instrumen
yang digunakan.
5) Hasil pemberian skor pada format 1 dijumlahkan dan
dibagi 15 kemudian dikalikan 100 dimasukkan ke
dalam kolom skor akhir (capaian/skor maksimum X
100).
6) Format 2 digunakan untuk mencatat peringkat hasil
simulasi perlombaan.
7) Peringkat hasil perlombaan dikonversi dengan skor
1=100, 2= 90, 3= 80, 4= 70, 5= 60.
8) Nilai keterampilan lari jarak pendek merupakan
penjumlahan dari skor akhir penerapan gerak dikalikan
80%, ditambah dengan skor akhir dari konversi hasil
perlombaan dikalikan 20%.

4. Keterampilan Gerak Spesifik Tolak Peluru


a. Format Penilaian Penerapan Gerak Spesifik Tolak Peluru
Gerak Spesifik
Awalan
No Nama Sikap Awal Berlari Menolak Gerak Lanjutan Nilai
Kk BT PM Kk BT PM Kk BT PM Kk BT PM
1.Roji
2.Heru
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Kk : Sikap/pergerakan kaki
BT : Sikap/pergerakan badan dan tangan
PM : Pandangan mata
Skor : Setiap unsur penilaian (posisi/langkah kaki, posisi badan
dan tangan, serta pandangan mata) dilakukan dengan
benar diberikan skor 1 dan jika salah 0.
Skor Akhir : Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh siswa dibagi
dengan skor maksimum dari seluruh unsur penilaian (12)
dikalikan 100.

241
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
b. Format Penilaian Simulasi Perlombaan Tolak Peluru

No Nama Hasil Perlombaan Skor Akhir


Peringkat Konversi
1. Roji 1=100 4= 70
2= 90 5= 60
2. Heru
3= 80
3. ... ... ...

c. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:


1) Penilaian dilakukan dengan melihat kemampuan
siswa menerapkan berbagai gerak spesifik tolak peluru
dalam situasi perlombaan atau berbagai permainan.
Selain itu juga terhadap jauhnya lemparan peluru.
2) Guru membentuk rombongan (masing-masing 5 orang)
dengan memiliki kemampuan yang seimbang untuk
melakukan perlombaan tolak peluru.
3) Siswa diberikan kesempatan berlomba di kelompoknya
mulai dari sikap awal, awalan, menolak, hingga gerak
lanjutan.
4) Ketika siswa berlomba, dilakukan pemberian skor
kemampuan siswa dalam menerapkan gerak spesifik
tolak peluru. Pemberian skor bisa dilakukan dengan
bantuan siswa lain yang tidak berlomba, dengan
memerhatikan kemampuan memahami instrumen
yang digunakan.
5) Hasil pemberian skor pada format 1 dijumlahkan dan
dibagi 12 kemudian dikalikan 100 dimasukkan ke
dalam kolom skor akhir (capaian/skor maksimum X
100).
6) Format 2 digunakan untuk mencatat peringkat hasil
simulasi perlombaan.
7) Peringkat hasil perlombaan dikonversi dengan skor
1=100, 2= 90, 3= 80, 4= 70, 5= 60.
8) Nilai keterampilan lari jarak pendek merupakan
penjumlahan dari skor akhir penerapan gerak dikalikan

242
Hardiyanto
80%, ditambah dengan skor akhir dari konversi hasil
perlombaan dikalikan 20%.

B. Penilaian Sikap

1. Penilaian Disiplin, Percaya Diri, Sungguh-sungguh, dan Kerja


Sama dalam Pembelajaran Jalan Cepat/ Lari Jarak Pendek/
Lompat Jauh/ Tolak Peluru
a. Format Penilaian
Aspek Sikap yang Dikembangkan
Sungguh-
No Nama Disiplin Percaya Diri Kerja Sama Nilai
sungguh
BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ
1. Roji Secara umum
sikap telah
berkembang
dan terlihat
jelas
ditunjukkan
oleh Roji,
perlu
pengembangan
lebih lanjut
pada aspek
(disiplin/
percaya diri/
sungguh-
sungguh/ kerja
sama*)
2. Heru Sda
3. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Sda
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
PP : Perlu Pengembangan
TJ : Terlihat Jelas
Nilai : Kesimpulan secara umum dari aspek sikap yang
dikembangkan
Indikator aspek sikap yang dikembangkan:

Disiplin : hadir tepat waktu, mengikuti seluruh proses sesuai petun-


juk, selesai tepat waktu
Percaya diri berani mengajukan pendapat, berani mencoba, berani
tampil di depan kelas
Sungguh-sung- mengerjakan tugas sampai berhasil, tidak menggangu
guh teman, tidak bercanda berlebihan
Kerja sama membantu kesiapan kelas, membantu teman yang mendapat
kesulitan, mengerjakan tugas sesuai perannya di dalam
kelompok, kelas, dan pasangannya
243
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:
1) Penilaian aspek sikap dilakukan tidak hanya
untuk dijadikan sebagai bahan laporan akhir hasil
pembelajaran, melainkan sebagai salah satu upaya
pengembangan sikap untuk mendukung keberhasilan
pembelajaran dan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Penilaian dilakukan dengan melihat perilaku siswa
selama mengikuti pembelajaran serta dengan
memperhatikan indikator aspek sikap yang
dikembangkan.
3) Penilaian dilakukan dengan cara memberi tanda
contreng (V) pada aspek sikap yang dikembangkan dan
tahap perkembangan sikap yang ditunjukkan siswa.
4) Nilai sikap merupakan hasil kesimpulan secara umum
dari keseluruhan aspek sikap yang dikembangkan
(contoh: Secara umum sikap telah berkembang dan
terlihat jelas ditunjukkan oleh Adi). Jika ada aspek
yang perlu dikembangkan lebih lanjut, dituliskan pada
lanjutan kalimat simpulan (contoh: Secara umum
sikap telah berkembang dan terlihat jelas ditunjukkan
oleh Adi, perlu pengembangan lebih lanjut pada aspek
(disiplin/ percaya diri/ sungguh-sungguh/ kerja
sama*)). *pilih salah satu atau lebih sesuai dengan
kondisi Adi yang sesungguhnya.

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran aktivitas


kebugaran jasmani memperkuat pemahaman dan
penerapan aktivitas untuk meningkatkan kebugaran
jasmani. Dengan berbagai deskripsi tersebut maka
diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam
pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut
untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan

244
Hardiyanto
prosedur serta dapat mempraktikan aktivitas kebugaran
jasmani sebagai materi pembelajaran Penjasorkes.

Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan


merupakan hal yang penting. Namun demikian
menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan
hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa
agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan
dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada
pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya
dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu
yang diharapkan.

Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri
dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.

F. Instrumen Remidial dan Pengayaan

Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian


pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai
yang dicapai tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar
Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap
tiga siswa.

1. Format Remidial

Target KI KBM/ Bentuk Nilai


No Siswa Aspek Materi Indikator ket
KD KKM Remidial Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

245
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2. Format Pengayaan

Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian


pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang
dicapai melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan.
Berikut contoh format pengayaan terhadap tiga siswa.

Target KI KBM/ Bentuk Nilai


No Siswa Aspek Materi Indikator Ket
KD KKM Remidial Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

246
Hardiyanto
Bab 5
Aktivitas Kebugaran
Jasmani

A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi

KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan
faktual dengan cara mengamati faktual dalam bahasa (lisan/
[mendengar/ melihat/membaca] tulis/isyarat) yang jelas,
dan menanya berdasarkan rasa sistematis dan logis, dalam
ingin tahu tentang dirinya, karya yang estetis, dalam
makhluk ciptaan Tuhan dan gerakan yang mencerminkan
kegiatannya, dan benda-benda anak sehat, dan dalam
yang dijumpainya di rumah dan di tindakan yang mencerminkan
sekolah. perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Indikator Pencapaian Kompetensi dan Indikator Pencapaian Kom-
petensi
3.3 Memahami prosedur latihan pen- 4.3 Mempraktikkan latihan pen-
ingkatan derajat kebugaran jasma- ingkatan derajat kebugaran
ni yang terkait dengan kesehatan. jasmani yang terkait dengan
3.3.1 Mengidentifikasikan berbagai kesehatan.
bentuk latihan kebugaran 4.3.1 Melakukan berbagai
jasmani: kekuatan otot, daya bentuk latihan kebuga-
tahan otot, daya tahan jan- ran jasmani kekuatan
tung dan kelentukan yang otot, daya tahan otot,
terkait dengan kesehatan. daya tahan jantung dan
3.3.2 Menjelaskan berbagai bentuk kelentukan yang terkait
latihan kebugaran jasmani dengan kesehatan.
kekuatan otot, daya tahan 4.3.2.Menggunakan berbagai
otot, daya tahan jantung dan bentuk latihan kebuga-
kelentukan yang terkait den- ran jasmani kekuatan
gan kesehatan. otot, daya tahan otot,
3.3.3 Menjelaskan cara melakukan daya tahan jantung dan
berbagai bentuk latihan ke- kelentukan yang ter-
bugaran jasmani kekuatan kait dengan kesehatan
otot, daya tahan otot, daya dalam bentuk sirkuit
tahan jantung dan kelentu- training.
kan yang terkait dengan kes-
ehatan.

247
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Kegiatan Pembelajaran

a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran yang
akan Saudara lakukan, dan pastikan seluruh siswa
menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi aktivitas
pengembangan kebugaran jasmani yang akan dipelajari
siswa, dan jika perlu berikan peragaan dengan
melibatkan siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan pemanasan
dengan panduan yang Saudara berikan!
b. Menyimak Informasi dan Peragaan Materi Latihan
Kebugaran Jasmani Terkait dengan Kesehatan
1) Berikan informasi awal mengenai materi latihan
kebugaran jasmani terkait dengan kesehatan (physical
fitness related healt)!
2) Lakukanlah peragaan mengenai latihan kebugaran
jasmani terkait dengan kesehatan (physical fitness
related healt) berupa latihan kekuatan, daya tahan
otot, fleksibilitas, daya tahan jantung dan paru-paru,
komposisi tubuh!
3) Berikan kesempatan siswa untuk bertanya terkait
dengan materi yang akan dipelajari!
4) Berikan penjelasan yang memadai (jika perlu diserta
peragaan) atas pertanyaan yang diajukan oleh siswa!
c. Mencoba dan Melakukan Latihan Kebugaran Jasmani
Terkait dengan kesehatan (Physical Fitness Related healt)
1) Berikan kesempatan siswa untuk mencoba melakukan
setiap latihan kebugaran jasmani terkait dengan
kesehatan (physical fitness related healt)!
2) Atur giliran dan berikan aba-aba siswa untuk
melakukan setiap latihan kebugaran jasmani terkait
dengan kesehatan (physical fitness related healt)!
248
Hardiyanto
3) Berikan kesempatan siswa secara proporsional dalam
menggunakan peralatan secara bergantian dan
bertanggung jawab!
4) Berikan umpan balik kepada siswa yang melakukan
kesalahan secara langsung dan segera, serta berikan
penguatan bagi siswa yang telah menguasai materi
pembelajaran.
d. Menggunakan Berbagai Bentuk Permainan Sederhana
Untuk Latihan Kebugaran Jasmani Terkait Dengan
Kesehatan (Physical Fitness Related healt)
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk regu
dan melakukan permainan sederhana untuk melatih
kebugaran jasmani terkait dengan kesehatan (physical
fitness related healt) dengan peraturan yang Saudara
tentukan!
2) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa untuk
memberikan saran perbaikan kepada temannya jika
tidak melakukan permainan dengan benar dan sungguh-
sungguh!
e. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung,
dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai cara melakukan latihan kebugaran jasmani
terkait dengan kesehatan (physical fitness related healt).
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
permainan sederhana dengan cara yang benar sesuai
dengan bahan bacaan, aturan, dan peragaan dari
gurumu untuk melatih kebugaran jasmani terkait
dengan kesehatan (physical fitness related healt).
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan percaya diri, disiplin, sungguh-
sungguh, dan bekerja samalah dalam menyelesaikan
seluruh tugas.

249
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
C. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas


kebugaran jasmani antara lain berikut ini.

1. Ceramah
2. Kooperatif.
3. Demonstrasi.
4. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
5. Penugasan yang dapat di padukan dengan gaya
mengajar Inclusive (cakupan).

D. Media, Alat, dan Bahan Pembelajaran

1. Media:
a. Gambar berbagai bentuk latihan kebugaran
jasmani yang terkait dengan kesehatan.
b. Video pembelajaran berbagai bentuk latihan
kebugaran jasmani yang terkait dengan
kesehatan.
c. Model peserta didik atau guru yang memperagakan
berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang
terkait dengan kesehatan.

2. Alat dan Bahan:


a. Lapangan olahraga atau halaman sekolah.
b. Palang tunggal.
c. Matras.
d. Peluit dan Stopwatch.

E. Materi Pembelajaran

1. Bahan Bacaan 1: Pengertian Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan


kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap
pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari
250
Hardiyanto
kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan
kelelahan berlebihan yang berarti. Setiap orang
membutuhkan kebugaran jasmani yang baik, agar
ia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif
dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.

Manfaat melakukan latihan kebugaran jasmani secara


teratur dan benar dalam jangka waktu yang cukup
berikut ini: Menurunkan berat badan dan mencegah
obesitas, Mencegah penyakit jantung, Meningkatkan
kualitas hormone, Menurunkan tekanan darah
tinggi, Menambah kepintaran, Memberi banyak
energy, Mengurangi “lemak jahat” (LDL=Low Density
Lipoprotein) dan menaikkan“lemak baik” ( HDL=High
Density Lipoprotein), Menurunkan gejala depresi
ringan dan kegelisahan, Menurunkan risiko kanker
tertentu, Melindungi dari osteoporosis, Meningkatkan
citra diri dan rasa percaya diri, Meningkatkan mood,
Membuat awet muda dan Membuat anak-anak selalu
aktif

Selain berguna untuk meningkatkan kebugaran


jasmani, latihan kondisi fisik merupakan program
pokok dalam pembinaan atlet untuk berprestasi dalam
suatu cabang olahraga. Atlet yang memiliki tingkat
kebugaran jasmani yang baik akan terhindar dari
kemungkinan cedera yang biasanya sering terjadi
jika seseorang melakukan kerja fisik yang berat.

Menurut Toho (2007:51) kebugaran jasmani adalah


kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas
tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Muhajir
(2006:79) menyatakan bahwa kebugaran jasmani
adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh
untuk melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap
pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari
kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan
kelelahan berlebihan yang berarti.

251
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Komponen-komponen kebugaran jasmani adalah
faktor penentu derajat kondisi setiap individu.
Seseorang dikatakan bugar jika mampu melakukan
segala aktivitas kehidupan sehari-hari tanpa
mengalami hambatan yang berarti, dan dapat
melakukan tugas berikutnya dengan segera.

Menurut Rusli Lutan (2011:63) kebugaran jasmani


memiliki dua komponen utama, yaitu: komponen
kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan antara
lain: kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan
aerobik, dan fleksibilitas; serta komponen kebugaran
jasmani yang berkaitan dengan keterampilan antara
lain: koordinasi, agilitas, kecepatan gerak, power dan
keseimbangan.
Pada bagian ini akan dipaparkan bentuk-bentuk
latihan kebugaran jasmani antara lain: kekuatan,
daya tahan otot, daya tahan jantung dan paru-paru.

2. Bahan Bacaan 2: Aktivitas Latihan Kekuatan

Kekuatan adalah ketegangan yang terjadi atau


kemampuan otot untuk suatu ketahanan akibat
suatu beban. Beban tersebut dapat dari bobot badan
sendiri atau dari luar (external resistance). Kekuatan
dapat ditingkatkan dengan latihan yang menimbulkan
tahanan, misalnya mengangkat, mendorong dan
menarik. Latihan akan memberikan dampak pada
peningkatan kekuatan bila beban yang menimbulkan
tahan tersebut maksimal atau hampir maksimal
kekuatan.

Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan


kontraksi guna membangkitkan ketegangan terhadap
suatu tahanan. Kekuatan otot adalah komponen yang
sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik
secara keseluruhan.

252
Hardiyanto
Bentuk-bentuk latihan kekuatan otot secara
sederhana berikut ini.

a) Aktivitas Latihan Kekuatan Otot Perut (sit-up)

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan aktivitas latihan kekuatan otot perut
untuk meningkatkan kebugaran jasmani berikut
ini.
1) Tidur terlentang, kedua lutut ditekuk dan
kedua tangan diletakkan di belakang kepala.
2) Angkat badan ke atas hingga duduk, kedua
tangan tetap berada di belakang kepala.
3) Lakukan gerakan ini sebanyak-banyaknya.

Gambar 5.1 Aktivitas latihan kekuatan otot perut (Sit-up)

b) Aktivitas Latihan Kekuatan Otot Kedua


Lengan (push up)

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan aktivitas latihan kekuatan otot kedua
lengan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
berikut ini.

253
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
1) Tidur terlungkup, kedua kaki rapat lurus
ke belakang, ujung kaki bertumpu pada
lantai.
2) Kedua telapak tangan di samping dada,
jari-jari tangan menunjuk ke depan dan
kedua siku ditekuk.
3) Angkat badan ke atas hingga kedua tangan
lurus, badan dan kaki merupakan garis
lurus.
4) Kemudian badan diturunkan kembali
dengan jalan membengkokkan kedua siku,
badan dan kedua kaki tetap lurus dan tidak
menyentuh lantai.
5) Lakukan Latihan ini berulang-ulang.

Gambar 5.2 Aktivitas latihan kekuatan otot kedua lengan (Push-up)

c) Aktivitas Latihan Kekuatan Otot Punggung (back


up)

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan aktivitas latihan kekuatan otot
punggung untuk meningkatkan kebugaran
jasmani berikut ini.
1) Tidur terlungkup, kaki rapat dan kedua
tangan berpegangan di belakang kepala.
2) Angkat badan dengan dada tidak menyentuh

254
Hardiyanto
ke lantai, posisi kaki tetap masih menyentuh
pada lantai,
3) Agar kedua kaki tidak bergerak pergelangan
kaki bisa dipegang oleh teman.
4) Lakukan Latihan ini berulang-ulang
disesuaikan dengan irama hitungan.

Gambar 5.3 Aktivitas latihan kekuatan otot punggung (Back-up)

d) Aktivitas Latihan Kekuatan Otot Lengan

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan aktivitas latihan kekuatan otot
lengan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
berikut ini.
1) Sikap berjongkok, kedua kaki sedikit rapat,
kedua tangan lurus berada di antara kedua
paha dekat lutut.
2) Telapak tangan terbuka dan menumpu pada
lantai.
3) Sentuhkan paha ke bagian dalam dekat siku
tangan, angkat kedua kaki ke atas secara
perlahan-lahan hingga lepas dari lantai.
4) Siku dapat berfungsi sebagai penahan pada
paha.
5) Pertahankan sikap seperti ini selama 5 – 8
detik dan lakukan berulang-ulang.

255
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 5.4 Aktivitas latihan kekuatan
otot lengan

e) Aktivitas Latihan Kekuatan Otot Tungkai (naik


turun bangku)

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan aktivitas latihan kekuatan otot
tungkai (naik turun bangku) untuk meningkatkan
kebugaran jasmani berikut ini.

a) Berdiri menghadap ke arah bangku yang akan


digunakan untuk turun-naik.
b) Setelah ada aba-aba peluit, naiklah ke atas
bangku kemudian turun kembali.

c) Pada waktu
melakukan
turun-naik, salah
satu kaki harus
menempel di atas
bangku atau di
lantai, tidak boleh
melakukan gerakan
melompat ke atas
atau ke bawah.
d) Latihan ini
dilakukan berulang-
ulang selama
3 menit terus-
Gambar 5.5 Aktivitas latihan kekuatan otot tungkai
menerus tanpa
berhenti.

256
Hardiyanto
3. Bahan bacaan 3: Aktivitas Latihan Daya Tahan
Otot

Daya tahan otot adalah kemampuan otot-otot untuk


melakukan tugas gerak yang membebani otot dalam
waktu yang cukup lama. Salah satu bentuk latihan
daya tahan otot adalah latihan weight training (latihan
beban). Bentuk-bentuk latihan daya tahan otot secara
sederhana antara lain sebagai berikut:

1) Aktivitas Latihan Daya Tahan Otot Lengan dan


Bahu
Peserta didik diminta untuk mengamati cara
melakukan aktivitas latihan daya tahan otot
lengan dan bahu untuk meningkatkan kebugaran
jasmani berikut ini.
a) Latihan dilakukan dengan cara berjalan
dengan menggunakan kedua lengan dan
kedua kaki dipegang oleh salah seorang
teman.
b) Lakukan Latihan ini berulang-ulang secara
bergantian dengan teman.
c) Jarak yang ditempuh 15 – 20 meter.

Gambar 5.6 Aktivitas latihan daya tahan otot lengan dan bahu

257
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Aktivitas Latihan Daya Tahan Otot Tungkai

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan aktivitas latihan daya tahan otot
tungkai untuk meningkatkan kebugaran jasmani
berikut ini.
a) Berdiri tegak salah satu kaki di depan, kedua lengan
di belakang kepala
b) Kedua kaki ditekuk sampai panta menyentuh tumit,
badan tetap tegak, tangan tetap diatas kepal.
c) Meloncat ke atas sampai kedua kaki tergantung
lurus.
d) Lemparkan tungkai ke belakang lagi kemudian
jongkok dan berdiri.
e) Mendarat dengan menukar posisi kaki yang semula
di depan ke belakang, pantat menyentuh tumit.
f) Gerakan dilakukan berulang-ulang disesuaikan
dengan waktu yang ditentukan.

Gambar 5.7 Aktivitas latihan daya tahan otot tungkai (squat jump)

3) Aktivitas Latihan Daya Tahan Otot Lengan


(Naik palang tunggal)

Peserta didik diminta untuk mengamati cara


melakukan aktivitas latihan daya tahan otot
lengan (naik palang tunggal) untuk meningkatkan
kebugaran jasmani berikut ini.

258
Hardiyanto
a) Naik ke atas bangku yang telah disiapkan. Pegang
palang tunggal dengan telapak tangan menghadap ke
depan.
b) Jarak kedua tangan yang memegang palang tunggal
adalah selebar bahu.
c) Singkirkan bangku agar yang memegang palang
tunggal bergantung. Tangan dalam posisi lurus.
d) Setelah ada aba-aba “Mulai” angkat badan hingga
dagu melewati palang tunggal (kepala tidak boleh
ditengadahkan).
e) Selanjutnya turunkan badan hingga kedua tangan
betul-betul lurus dan badan tetap bergantung.
f) Lakukan latihan ini secara berulang-ulang.

Gambar 5.8 Aktivitas latihan daya tahan otot lengan (naik palang tunggal)

4. Bahan Bacaan 4: Aktivitas Latihan Daya Tahan


Jantung dan Paru-paru

Daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk


melakukan kerja dalam waktu yang relatif lama.
Istilah lainnya yang sering digunakan ialah respirato-
cardio-vaskulair endurance, yaitu daya tahan yang
bertalian dengan pernafasan, jantung dan peredaran
darah. Karena itu bentuk latihan untuk meningkatkan
data tahan pernafasan, jantung dan peredaran darah
ini disebut ergosistem sekunder yang dilatih melalui

259
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
peningkatan ergosistem primer (sistem saraf-otot dan
tulang kerangka).

Latihan yang dapat meningkatkan dan


mengembangkan daya tahan jantung dan paru-paru
antara lain: lari jarak jauh, renang jarak jauh, cross-
country atau lari lintas alam, fartlek, interval training
atau bentuk latihan apapun yang memaksa tubuh
untuk bekerja dalam waktu yang lama (lebih dari 6
menit) dan circuit traning. Dalam bagian ini akan
dijelaskan mengenai circuit training .

Circuit traning adalah sistem latihan yang Sistem


latihan circuit training sejak diperkenalkan oleh
Morgan dan Adamson pada tahun 1953 di University of
Leeds di Inggris (Wilmore, 1977 dalam Harsono, 1988:
227) menjadi semakin populer dan diakui oleh banyak
pelatih, ahli-ahli pendidikan jasmani, dan atlet sebagai
suatu sistem latihan yang dapat memperbaiki secara
serempak fitness keseluruhan daru tubuh, yaitu
komponen-komponen biomotorik, karena itu bentuk-
bentuk latihan dalam circuit training biasanya adalah
kombinasi dari semua unsur fisik. Latihan-latihannya
dapat berupa lari naik-turun tangga, melempar bola,
shuttle run, berbagai bentuk weight training, dan
sebagainya.

Bompa (1994) menyarankan bahwa dalam


mengembangkan program latihan sirkuit harus
memperhatikan karakteristik berikut ini:
 Sirkuit pendek terdiri dari 6 latihan, normal
terdiri 9 latihan dan panjang terdiri 12 latihan.
Total lama latihan antara 10-30 menit, biasanya
dilakukan tiga putaran.
 Kebutuhan fisik harus ditingkatkan secara
progresif dan perorangan. Karena satu set terdiri
dari pos-pos, maka disusun latihan yang penting,
beberapa atlet diikutsertakan secara simultan.

260
Hardiyanto
 Sirkuit harus disusun untuk otot-otot secara
bergantian.
 Keperluan latihan perlu diatur secara teliti
dengan memperhatikan waktu atau jumlah
ulangan yang dilakukan.
 Meningkatkan unsur-unsur latihan, waktu
utuk melakukan sirkuit dapat dikurangi tanpa
mengubah jumlah ulangan atau beban, atau
menambah beban atau jumlah ulangan.
 Karena satu set terdiri dari pos-pos, maka
disusun latihan yang penting, beberapa atlet
diikutsertakan secara simultan.
 Interval istirahat diantara sirkuit kira-kira
dua menit tetapi dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan atlet. Metode denyut nadi dapat
digunakan untuk menghitung interval istirahat.
Jika jumlah nadi di bawah 120 kali, sirkuit
lanjutan dapat dimulai.
 Latihan beban (weight training)

Dibawah ini akan diberikan contoh tentang bentuk


latihan sirkuit, diantaranya adalah:

a. Bentuk latihan I: sirkuit 6 pos (pendek)


Latihan sirkuit adalah program latihan yang
terdiri dari beberapa pos/stasiun dan setiap pos/
stasiun seseorang melakukan jenis latihan yang
telah ditentukan. Satu sirkuit latihan dikatakan
selesai bila seseorang telah menyelesaikan latihan
di semua pos/stasiun sesuai dengan dosis yang
ditentukan.
• Pos 1: melakukan skipping (30 detik)
• Pos 2: melakukan sit –up (30 detik)
• Pos 3: melakukan sprint shuttle run (30 detik)
• Pos 4: melakukan fleksibilitas (30 detik)
• Pos 5: melakukan push up (30 detik)

261
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
• Pos 6: melakukan step-up on to chair/naik
turun tangga (30 detik)

Pos 1 Pos 2

Pos 6 Pos 3

Pos 5 Pos 4
Gambar 5.9 Bentuk latihan sirkuit

b. Bentuk latihan II: sirkuit 12 pos (panjang)


1) Jumlah Peserta dibagi sama rata, dan
menempati pos yang di tentukan.
2) Setiap pos akan melakukan aktivitas latihan
yang sudah di tentukan (lihat gambar)
3) Waktu setiap pos adalah 30 detik, setelah
menyelesaikan aktivitas di pos tersebut,
peserta didik berpindah ke tempat ke pos
berikutnya sampai ke pos 12 (terakhir).
4) Setiap peserta didik

262
Hardiyanto
1. jumping jacks 2. wall sit 3. push up 4. Abdomal
crunch

5. Step-up 6. Squat 7. Triceps dip 8. Plank


onto chair on chair

9. High knees 10. Lunge 10. Push-up and 12. Side plank
running in place rotation

Gambar 5.10 Bentuk latihan sirkuit

Catatan: sebelum melakukan aktivitas latihan sikuit harus diperhatikan:


kondisi awal peserta didik, pemanasan yang cukup, harus mengetahui
denyut nadi awal, dan istirahat yang cukup

5. Bahan bacaan 5: Aktivitas Latihan Kelenturan


(Fleksibilitas)

Kelenturan (Fleksibiliy) adalah luas gerak persendian


atau kemampuan seseorang untuk menggerakkan
anggota badan pada luas gerak tertentu pada suatu
persendian. Kelenturan dapat ditingkatkan dengan
bentuk latihan mengayun, memutar, dan memantul-

263
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
mantulkan atau menggerak-gerakan anggota tubuh.
a. Manfaat Latihan Kelenturan
Kelenturan adalah keleluasaan atau kemudahan
gerakan, terutama pada otot-otot persendian.
Latihan kelentukan atau fleksibilitas bertujuan
agar otot-otot pada sendi tidak kaku dan dapat
bergerak dengan leluasa, tanpa ada gangguan
yang berarti. Bentuk gerakan pada latihan
kelentukan, tentunya harus disesuaikan dengan
sifat dan bentuk dari gerak persendian tersebut.
b. Bentuk-Bentuk Latihan Kelenturan
Latihan kelenturan adalah senam ketangkasan
dasar-dasar yang didahului dengan latihan
pemanasan (warming-up). Bentuk-bentuk latihan
kelenturan ada dua bentuk, yaitu: peregangan
dinamis dan peregangan statis. Bentuk-bentuk
latihan kelenturan berikut ini.
1) Aktivitas Latihan Peregangan Dinamis
Bentuk-bentuk latihan peregangan dinamis
berikut ini.
(1) Latihan kelenturan otot lengan dan bahu
(2) Latihan kelenturan otot leher
(3) Latihan kelenturan otot pinggang
(4) Latihan kelenturan otot tungkai

Gambar 5.11 Bentuk-bentuk aktivitas latihan peregangan dinamis untuk meningkatkan kelenturan

264
Hardiyanto
2) Aktivitas Latihan Peregangan Statis
Bentuk-bentuk latihan peregangan statis berikut
ini.

a. Latihan kelenturan
otot fleksi siku

b. Latihan kelenturan
otot bahu

c. Latihan kelenturan
1
otot leher 2

1 2

1 2

265
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
d. Latihan kelenturan
otot pinggang

e. Latihan kelenturan
tungkai dan
punggung

Gambar 5.12 Bentuk-bentuk aktivitas latihan peregangan statis untuk meningkatkan kelenturan

Siswa diminta untuk mengamati cara


melakukan aktivitas latihan peregangan statis
untuk meningkatkan kebugaran jasmani
berikut ini.

266
Hardiyanto
F. Penilaian Pembelajaran

1. Penilaian Sikap Spritual

Contoh penilaian sikap spiritual sama dengan pada


penilaian sikap spiritual permainan bola besar melalui
sepakbola.

2. Penilaian Sikap Sosial

Contoh penilaian sikap sosial sama dengan pada


penilaian sikap sosial permainan bola besar melalui
sepakbola.

3. Penilaian Pengetahuan

a. Teknik penilaian
Ujian tulis
b. Instrumen Penilaian dan Pedoman Penskoran
Soal ujian tulis

267
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Nama : ...........................................................
Kelas : ...........................................................

No Aspek dan Soal Uji Tulis Jawaban

1. Fakta
a. Apa yang diamksud dengan latihan kekuatan.
b. Apa yang diamksud dengan latihan kelenturan.
c. Apa yang diamksud dengan latihan daya tahan
jantung dan paru-paru.
2. Konsep
a. Jelaskan macam-macam bentuk latihan untuk
meningkatkan kekuatan.
b. Jelaskan macam-macam bentuk latihan untuk
meningkatkan kelenturan.
c. Jelaskan macam-macam bentuk latihan untuk
meningkatkan daya tahan jantung dan paru-
paru.
3. Prosedur
a. Jelaskan cara melakukan macam-macam
bentuk latihan untuk meningkatkan kekuatan.
b. Jelaskan cara melakukan macam-macam
bentuk latihan untuk meningkatkan
kelenturan.
c. Jelaskan cara melakukan macam-macam
bentuk latihan untuk meningkatkan daya
tahan jantung dan paru-paru.

c. Pedoman penskoran
1) Penskoran
a) Soal nomor 1
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang
lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
b) Soal nomor 2
(1) Skor 4, jika penjelasan benar dan
lengkap

268
Hardiyanto
(2) Skor 3, jika penjelasan benar tetapi
kurang lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian penjelasan tidak
benar dan kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian penjelasan
yang benar dan tidak lengkap
c) Soal nomor 3
(1) Skor 3, jika jenis disebut secara lengkap
(2) Skor 2, jika jenis disebut secara kurang
lengkap
(3) Skor 1, jika jenis disebut tidak lengkap
d) Soal nomor 4
(1) Skor 4, jika urutan benar dan lengkap
(2) Skor 3, jika urutan benar tetapi kurang
lengkap
(3) Skor 2, jika sebagian urutan tidak benar
dan kurang lengkap
(4) Skor 1, jika hanya sebagian urutan yang
benar dan tidak lengkap.

2) Pengolahan skor
Skor maksimum: 24

Skor perolehan siswa: SP

Nilai sikap yang diperoleh siswa: SP/24 X 100

4. Penilaian Keterampilan

a. Lembar pengamatan proses latihan kekuatan,


kelenturan, dan daya tahan pernapasan untuk
meningkatkan kebugaran jasmani.
1) Teknik penilaian
Uji unjuk kerja oleh rekan sejawat (dalam sirkuit
training)
2) Bentuk Instrumen dan instrumen
Siswa diminta untuk melakukan latihan
kekuatan, kelenturandan daya tahan jantung
dan paru-paru untuk meningkatkan kebugaran

269
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
jasmani yang dilakukan berpasangan,
berkelompok dalam bentuk sirkuit training.

Nama : ......................................
Kelas : ......................................
Petugas Pengamatan : ......................................

a) Petunjuk Penilaian
Berikan tanda cek (√) pada kolom yang sudah
disediakan, setiap siswa menunjukkan atau
menampilkan keterampilan gerak yang
diharapkan.

b) Rubrik Penilaian Keterampilan Gerak

Hasil Penilaian
No. Indikator Penilaian Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1. Sikap awalan melakukan
gerakan
2. Sikap pelaksanaan
melakukan gerakan
3. Sikap akhir melakukan
gerakan
Skor Maksimal (9)

3) Pedoman penskoran
a) Penskoran
(1) Sikap awal
Skor Baik jika:
(a) sikap baring terlentang
(b) kedua lutut ditekuk dan dirapatkan
(c) kedua tangan menopang leher bagian
belakang
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria

270
Hardiyanto
yang dilakukan secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria
yang dilakukan secara benar.
(2) Sikap pelaksanaan
Skor Baik jika:
(a) angkat badan ke atas sampai mencium
lutut
(b) kemudian turunkan lagi badan
sampai posisi berbaring
(c) kedua tangan tetap memegang leher
(d) pandangan mata tetap ke atas
Skor Sedang jika : hanya tiga kriteria yang
dilakukan secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu sampai dua
kriteria yang dilakukan secara benar.
(3) Sikap akhir
Skor Baik jika:
(a) posisi badan tidur terlentang dan
tetap rileks
(b) kedua tangan tetap memegang leher
bagian belakang
(c) kedua tungkai diluruskan dan dibuka
selebar bahu
Skor Sedang jika : hanya dua kriteria yang
dilakukan secara benar.
Skor Kurang jika : hanya satu kriteria yang
dilakukan secara benar.
b) Pengolahan skor
Skor maksimum: 9
Skor perolehan siswa: SP
Nilai keterampilan yang diperoleh siswa: SP/9
X 100
Rentang nilai keterampilan:

b. Lembar pengamatan penilaian hasil gerak latihan


kekuatan, kelenturan, dan daya tahan jantung dan
paru-paru untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
1) Penilaian hasil latihan kekuatan
a) Tahap pelaksanaan pengukuran

271
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Penilaian hasil/produk latihan kekuatan,
kelenturan, keseimbangan, kelincahan, dan
daya tahan yang dilakukan siswa selama 30
detik setiap butir tes dengan cara:
(1) Mula-mula siswa tidur terlentang dengan
kedua tangan menempel pada leher.
(2) Setelah petugas pengukuran memberi aba-
aba “mulai” siswa mulai melakukan latihan
kekuatan, kelenturan, keseimbangan,
kelincahan, dan daya tahan yang dilakukan
selama 30 detik per butir tes.
(3) Petugas menghitung ulangan yang dapat
dilakukan oleh siswa.
(4) Jumlah ulangan yang dilakukan dengan
benar memenuhi persyaratan dihitung
untuk diberikan skor.

b) Konversi jumlah ulangan dengan skor

Penilaian produk/prestasi tes kebugaran jasmani siswa Putera


SMP

Gantung/
Baring Loncat Lari Predikat Klasifikasi
Lari 60 m Angkat
duduk tegak 1.200 m Nilai Nilai
tubuh
…… ≥ 7.2 …… ≥ 19 …… ≥ 41 …… ≥ 73 …… ≥ 86 - 100 Sangat Baik
dtk kali kali 3.14 mnt
7.3 – 8.3 14 – 18 kali 30 – 40 60 – 72 3.15 – 71 - 85 Baik
dtk kali 4.25 mnt
8.4 – 9.6 9 – 13 kali 21 – 29 50 – 59 4.26 – 56 - 70 Cukup
dtk kali 5.12 mnt
....... ≤ ....... ≤ 8 ....... ≤ 20 ....... ≤ 49 ....... ....... ≤ 55 Kurang
11.0 dtk kali kali ≤ 5.13
mnt

272
Hardiyanto
Penilaian produk/prestasi tes kebugaran jasmani siswa Puteri
SMALB

Gantung/ Baring Loncat Lari Predikat Klasifikasi


Lari 60 m
Siku tekuk duduk tegak 1.200 m Nilai Nilai

…… ≥ 8.4 …… ≥ 41 kali …… ≥ 28 …… ≥ 50 …… ≥ 86 - 100 Sangat Baik


dtk kali 3.52 mnt
8.5 – 9.8 22 – 40 kali 20 – 28 39 – 49 3.53 – 71 - 85 Baik
dtk kali 4.56 mnt
9.9 – 11.4 10 – 21 kali 10 – 19 31 – 38 4.57 – 56 - 70 Cukup
dtk kali 5.58 mnt
....... ≤ 11.5 ....... ≤ 9 kali ....... ≤ 9 ....... ≤ 30 ....... ≤ ....... ≤ Kurang
dtk kali 5.59 mnt 55

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran aktivitas


kebugaran jasmani memperkuat pemahaman dan
penerapan aktivitas untuk meningkatkan kebugaran
jasmani. Dengan berbagai deskripsi tersebut maka
diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam
pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut
untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan
prosedur serta dapat mempraktikan aktivitas kebugaran
jasmani sebagai materi pembelajaran Penjasorkes.
Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan
merupakan hal yang penting. Namun demikian
menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan
hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa
agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan
dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada
pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya
dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu
yang diharapkan.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa
sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi

273
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
siswa.

H. Instrumen Remidial dan Pengayaan

Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian


pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai
yang dicapai tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar
Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap
tiga siswa.

1. Format Remidial

Target KI KBM/ Bentuk Nilai


No Siswa Aspek Materi Indikator ket
KD KKM Remidial Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

2. Format Pengayaan

Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian


pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang
dicapai melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan.
Berikut contoh format pengayaan terhadap tiga siswa.

Target KI KBM/ Bentuk Nilai


No Siswa KD Aspek Materi Indikator Ket
KKM Remidial Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

274
Hardiyanto
Bab 6
Aktivitas
Gerak Berirama

A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi

KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan faktual
faktual dengan cara mengamati dalam bahasa (lisan/tulis/isyarat)
[mendengar/ melihat/membaca] yang jelas, sistematis dan logis,
dan menanya berdasarkan rasa dalam karya yang estetis, dalam
ingin tahu tentang dirinya, gerakan yang mencerminkan
makhluk ciptaan Tuhan dan anak sehat, dan dalam tindakan
kegiatannya, dan benda-benda yang mencerminkan perilaku
yang dijumpainya di rumah dan anak beriman dan berakhlak
di sekolah. mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan) dan
dan Indikator Pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi
3.4 Memahami prosedur variasi 4.4 Mempraktikkan variasi dan
dan kombinasi gerak berbentuk kombinasi gerak berbentuk
rangkaian langkah dan ayunan rangkaian langkah dan ayunan
lengan mengikuti irama lengan mengikuti irama
(ketukan) tanpa/dengan musik (ketukan) tanpa/dengan musik
dalam aktivitas gerak berirama. dalam aktivitas gerak berirama.
3.4.1 Menjelaskan gerakan 4.4.1 Melakukan gerakan
langkah kaki aktivitas langkah kaki aktivitas
gerak berirama. gerak berirama.
3.4.2 Menjelaskan gerakan 4.4.2 Melakukan gerakan
ayunan lengan aktivitas ayunan lengan aktivitas
gerak berirama. gerak berirama.
3.4.3 Menjelaskan variasi 4.4.3 Melakukan variasi dan
dan kombinasi langkah kombinasi langkah kaki
kaki dan ayunan lengan dan ayunan lengan
aktivitas gerak berirama. aktivitas gerak berirama.

275
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam


kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan berikut ini.

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Siswa dibariskan dan mengucapkan salam atau


selamat pagi kepada siswa serta melakukan berdo’a.
b. Berikan penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang saudara lakukan, dan pastikan seluruh siswa
menyimak dengan baik.
c. Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik.
d. Sajikan informasi awal mengenai materi aktivitas
gerak berirama yang akan dipelajari siswa, dan jika
perlu berikan peragaan dengan melibatkan siswa.
e. Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara berikan!

2. Kegiatan Inti

Kegiatan inti yang harus dilakukan oleh guru antara lain


berikut ini.

a. Guru atau salah seorang siswa yang dikatagorikan


mampu untuk memperagakan gerak dan siswa
yang lainnya diminta untuk memperhatikan dan
mengamatinya.

276
Hardiyanto
b. Guru memotivasi siswa untuk bertanya, dengan
cara guru mengajukan beberapa pertanyaan atau
mengajukan permasalahan.
c. Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut melaui kegiatan ekplorasi gerak secara
individual, berpasangan, atau berkelompok dengan
menunjukkan sikap kerja sama dan disiplin, sehingga
ditemukan gerak yang efektif dan efisien sesuai
dengan kebutuhan setiap siswa.
d. Menemukan hubungan aktivitas gerak berirama
dengan kesehatan.
e. Membagi siswa ke dalam kelompok sesuai dengan
materi:
• Kelompok 1: memperagakan berbagai gerakan
lengan
• Kelompok 2: memperagakan berbagai gerakan
berjalan
• Kelompok 3: memperagakan berbagai gerakan
melangkah
• Kelompok 4: memperagakan berbagai gerkan berlari
• Masing-masing kelompok buat gerakan berbagai
aktivitas gerak berirama secara beregu dengan
menunjukkan sikap disiplin, percaya diri, sungguh-
sungguh, dan kerja sama.
f. Selama proses pembelajaran, perilaku siswa
harus diamati dan berikan perbaikan terhadap
penyimpangan perilaku siswa dengan cara yang
santun.
g. Kegiatan pembelajaran dilakukan dari yang mudah ke
yang sulit, dari yang sederhana ke yang rumit serta
dari yang ringan ke yang berat.
h. Pada saat siswa melakukan gerakan, guru mengawasi

277
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
dan memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan yang
dilakukan oleh siswa, di samping itu juga amati
perkembangan perilaku siswa.
i. Berikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
menampilkan hasil kerjanya.
j. Dalam mengajarkan materi aktivitas gerak berirama
guru dapat memodifikasi alat dan lapangan
pembelajaran.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup dalam pembelajaran yang harus


dilakukan oleh guru antara lain berikut ini.
a. Guru melakukan evaluasi terhadap proses aktivitas
berkenaan dengan materi aktivitas gerak berirama
yang telah diberikan.
b. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang
mampu melakukan aktivitas pembelajaran dengan
baik, dan memberikan tugas remedial kepada siswa
yang belum mampu melakukan aktivitas gerak
berirama pembelajaran dengan baik.
c. Guru melakukan tanya-jawab dengan siswa yang
berkenaan dengan aktivitas pembelajaran yang telah
diberikan.
d. Melakukan pelemasan yang dipimpin oleh guru atau
oleh salah seorang siswa yang dianggap mampu,
dan menjelaskan kepada siswa tujuan dan manfaat
melakukan pelemasan setelah melakukan aktivitas
fisik/olahraga.
e. Memberikan tugas-tugas latihan yang harus
dikerjakan oleh siswa di luar sekolah/rumah, yang
dilaporkan dalam bentuk portofolio dan dikumpulkan

278
Hardiyanto
pada pertemuan berikutnya berkenaan dengan materi
aktivitas yang telah dipelajari.
f. Setelah melakukan aktivitas pembelajaran sebaiknya
seluruh siswa dan guru berdoa dan bersalaman.

C. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas


gerak berirama antara lain berikut ini.
1. Inclusive (cakupan).
2. Komando.
3. Kooperatif.
4. Demonstrasi.
5. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).

D. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media:
a. Gambar gerakan langkah kaki dan ayunan
lengan aktivitas gerak berirama.
b. Video pembelajaran gerakan langkah kaki dan
ayunan lengan aktivitas gerak berirama.
c. Model siswa atau guru yang memperagakan
gerakan langkah kaki dan ayunan lengan
aktivitas gerak berirama.

2. Alat dan Bahan:


a. Lapangan olahraga atau halaman sekolah.
b. Tipe recorder
c. Kaset aktivitas berirama
d. Peluit dan Stopwatch

279
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
E. Materi Pembelajaran

1. Bahan Bacaan 1: Pengertian Aktivitas Gerak


Berirama

Siswa diminta untuk membaca tentang pengertian


dan asal-usul aktivitas gerak berirama berikut ini.

Senam irama atau disebut juga senam ritmik adalah


gerakan senam yang dilakukan dalam irama musik,
atau pembelajaran bebas yang dilakukan secara
berirama. Senam ritmik dapat dilakukan dengan
menggunakan alat ataupun tidak menggunakan alat.
Alat yang sering digunakan adalah gada, simpai,
tongkat, bola, pita, topi dan lain-lain sebagainya.

Senam irama merupakan senam yang dilakukan


untuk menyalurkan rasa seni atau rasa keindahan
atau untuk membina dan meningkatkan seni gerak.
Secara prinsip antara senam biasa dengan senam
irama tidak ada perbedaan, hanya saja pada senam
irama ditambahkan irama (ritme).

Senam irama termasuk kedalam jenis olahraga senam


umum karena memiliki ciri-ciri berikut ini.
a. mudah diikuti
b. tidak membutuhkan biaya yang mahal
c. diiringi musik atau nyanyian
d. melibatkan banyak peserta
e. bermanfaat untuk kesehatan tubuh

280
Hardiyanto
2. Bahan Bacaan 2: Aktivitas Pembelajaran Gerakan
Langkah Kaki Aktivitas Gerak Berirama

Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan


bentuk-bentuk gerakan langkah kaki aktivitas gerak
berirama antara lain berikut ini.

a. Aktivitas Pembelajaran Langkah Biasa


Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan langkah biasa aktivitas gerak berirama
berikut ini.
1) berdiri dengan sikap tegak rileks.
2) langkahkan kaki kiri ke depan dan kedua
lengan di samping badan.
3) langkahkan kaki kanan ke depan dan jatuhkan
pada tumit.
4) lanjutkan melangkah dengan kaki kiri secara
bergantian.

Gambar 6.1 Ccara melakukan gerakan langkah biasa

b. Aktivitas Pembelajaran Langkah rapat


Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan langkah rapat aktivitas gerak berirama
berikut ini.

281
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
1) berdiri dengan sikap tegak rileks.
2) langkahkan kaki kanan di depan kaki kiri.
3) kemudian, melangkahkan kaki kiri di depan
kaki kanan.
4) lanjutkan kedua kaki rapat.

Gambar 6.2 Ccara melakukan gerakan langkah rapat

c. Aktivitas Pembelajaran Langkah keseimbangan


Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan langkah keseimbangan aktivitas gerak
berirama berikut ini.
1) berdiri dengan sikap tegak rileks.
2) hitungan 1: langkahkan kaki kiri ke depan.
3) hitungan 2: kaki kanan menyusul melangkah
ke depan.
4) ketika tumit kaki kanan masih terangkat,
kaki kiri mundur diikuti kaki kanan mundur
merapat.

Gambar 6.3 Cara melakukan gerakan langkah keseimbangan

282
Hardiyanto
d. Aktivitas Pembelajaran Langkah Depan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan langkah depan aktivitas gerak berirama
berikut ini.
1) berdiri dengan sikap anjur kiri.
2) hitungan 1: silangkan kaki kiri di muka kaki
kanan.
3) hitungan 2: kaki kiri menyusul dan bersama-
sama kaki kanan menyusul lagi (satu hep
dua).
4) selanjutnya, langkahkan kaki kiri, disusul
kanan, kemudian diikuti langkah kiri.

Gambar 6.4 Cara melakukan gerakan langkah ke depan

e. Aktivitas Pembelajaran Langkah Silang


Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan langkah silang aktivitas gerak berirama
berikut ini.

1) berdiri dengan sikap anjur kiri.


2) hitungan 1: silangkan kaki kiri di muka kaki
kanan.
3) kruispas dapat pula dilakukan ke belakang.

283
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
4) langkah silang ini dilakukan dengan irama
2/4.

Gambar 6.5 Cara melakukan gerakan langkah silng

3. Bahan Bacaan 3: Aktivitas Pembelajaran Gerakan


Ayunan Lengan

Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan


bentuk-bentuk gerakan ayunan lengan berikut ini.

a. Aktivitas pembelajaran gerakan ayunan satu


lengan ke depan dan ke belakang
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan ayunan satu lengan ke depan belakang
aktivitas gerak berirama berikut ini.
1) sikap permulaan berdiri tegak, melangkah,
kedua lengan lurus ke depan.
2) hitungan 1: ayun lengan kiri ke belakang
diikuti kedua lutut mengeper.
3) hitungan 2: ayunkan kembali tangan kiri ke
depan.
4) hitungan 3-4: sama dengan hitungan 1 – 2
hanya dilakukan dengan tangan kanan.
5) lakukan pembelajaran ini 6 x 4 hitungan
dengan irama 4/4.

284
Hardiyanto
Gambar 6.6 Cara melakukan gerakan ayunan lengan satu lengan ke depan senam
ritmik

b. Aktivitas pembelajaran gerakan ayunan satu


lengan ke samping
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan ayunan satu lengan ke samping aktivitas
gerak berirama berikut ini.

1) sikap permulaan berdiri tegak, ayunkan kedua


lengan ke samping kanan
2) hitungan 1: ayunkan lengan kiri dari depan ke
samping kiri diikuti kedua lutut mengeper.
3) hitungan 2: ayunkan kembali lengan kiri ke
depan.
4) hitungan 3-4, lengan kanan melakukan
gerakan seperti tangan kiri pada hitungan 1
dan 2.

Gambar 6.7 Cara melakukan gerakan ayunan lengan satu lengan ke samping

285
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
c. Aktivitas pembelajaran gerakan ayunan
satu lengan ke samping bersamaan dengan
memindahkan berat badan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan ayunan satu lengan ke samping bersamaan
dengan memindahkan berat badan aktivitas gerak
berirama berikut ini.
1) sikap permulaan berdiri tegak, ayunkan kedua
lengan ke samping kanan
2) hitungan 1: ayunkan lengan kiri ke kiri.
3) hitungan 2: ayunkan lengan kanan ke kiri
bersamaan dengan memindahkan berat badan
ke kiri dan kedua lutut mengeper.
4) hitungan 3: ayunkan lengan kanan kembali ke
kanan.
5) hitungan 4: ayunkan lengan kiri ke kanan
bersamaan memindahkan berat badan ke
kanan, kedua lutut mengeper.

Gambar 6.8 Cara melakukan gerakan ayunan lengan satu lengan ke samping bersamaan
dengan memindahkan berat badan

d. Aktivitas pembelajaran gerakan ayunan dua


lengan depan belakang
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan ayunan dua lengan ke depan belakang
aktivitas gerak berirama berikut ini.
286
Hardiyanto
1) sikap permulaan berdiri, kaki kiri melangkah,
kedua lengan lurus ke depan.
2) hitungan 1: ayunkan kedua lengan ke
belakang.
3) hitungan 2: ayunkan kembali ke depan.
4) hitungan 3-4, putar kedua lengan melalui
bawah di samping badan.
5) hitungan 5,6,7,8: pembelajaran sama
dengan pembelajaran 1,2,3,4, tetapi arahnya
berlawanan.

Gambar 6.9 Cara melakukan gerakan ayunan dua lengan ke depan belakang

e. Aktivitas pembelajaran gerakan ayunan dua


lengan silang ke depan di muka badan
Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan
gerakan ayunan dua lengan ke depan di muka
badan aktivitas gerak berirama berikut ini.

1) sikap permulaan tegakkan kaki kiri ke samping


kiri, kedua tangan direntangkan.
2) hitungan 1: ayunkan kedua lengan silang di
muka badan.
3) hitungan 2: ayunkan kedua lengan kembali.
4) hitungan 3: ayunkan kedua lengan silang di

287
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
belakang badan.
5) hitungan 4: ayunkan kedua lengan kembali.
6) hitungan 5,6,7,8, diulang gerakan hitungan
1,2,3, dan 4.

Gambar 6.10 Cara melakukan gerakan ayunan dua lengan silang depan di muka badan

f. Aktivitas pembelajaran gerakan langkah kaki dan


ayunan lengan
Tujuan gerakan variasi langkah kaki dan
ayunan lengan senam ritmik adalah untuk
mengkombinasikan teknik gerakan-gerakan
gerakan variasi langkah kaki dan ayunan lengan
senam ritmik yang telah dipelajari. Setelah siswa
melakukan gerakan variasi langkah kaki dan
ayunan lengan senam ritmik, coba rasakan gerakan
variasi langkah kaki dan ayunan lengan senam
ritmik yang mana mudah dan sulit dilakukan.
Mengapa teknik gerakan tersebut mudah dan
sulit dilakukan? Temukan permasalahan tersebut,
kemudian lakukan kembali gerakan-gerakan
tersebut.

Rangkaian gerakan variasi langkah kaki dan ayunan


lengan senam ritmik dapat dilakukan dengan cara:
perorangan dan berpasangan. Dalam melakukan

288
Hardiyanto
gerakan variasi langkah kaki dan ayunan
lengan senam ritmik, siswa diharapkan dapat
menunjukkan nilai-nilai sikap seperti: sportifitas,
kerja sama, tanggung jawab, dan disiplin.

Bentuk-bentuk rangkaian gerakan variasi langkah


kaki dan ayunan lengan aktivitas gerak berirama
antara lain berikut ini.

4. Bahan Bacaan 4: Aktivitas pembelajaran gerakan


langkah ke depan dan gerakan tangan ke atas

Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan


gerakan langkah kaki ke depan dan gerakan tangan
ke atas aktivitas gerak berirama berikut ini.

a) sikap permulaan tegak, langkahkan kaki kiri,


kedua lengan ke samping.
b) hitungan 1: langkahkan kaki kiri ke depan, ayun
kedua lengan lurus ke atas.
c) hitungan 2: pindahkan berat badan ke belakang
sambil membungkukkan badan ke muka, ujung
tangan ke ujung kaki, pandangan ke perut.
d) hitungan 3, tegak kembali.
e) hitungan 4: kaki kiri dirapatkan dan kedua lengan
kembali ke sikap semula.
f) hitungan 5,6,7, dan 8 sama hanya ganti kaki kiri.

289
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 6.11 Cara melakukan variasi langkah kaki
ke depan dan gerakan tangan ke atas

5. Bahan Bacaan 5: Aktivitas pembelajaran variasi


gerakan langkah ke samping dengan gerakan
tangan memutar

Siswa diminta untuk mengamati cara melakukan


variasi gerakan langkah ke samping dengan gerakan
tangan memutar berikut ini.

a) sikap permulaan tegak, langkahkan kaki kiri dan


kedua lengan ke samping badan.
b) hitungan 1: langkahkan kaki kiri ke samping kiri
dan kedua lengan lurus ke atas.
c) hitungan 2: liukkan badan ke samping kanan
dengan memindahkan berat badan ke kiri, kaki
kanan lurus, dan kaki kiri ditekuk.
d) hitungan 3, tegak kembali.
e) hitungan 4: kaki kiri dirapatkan dan kedua
lengan kembali ke samping badan.

290
Hardiyanto
Gambar 6.12 Cara melakukan variasi langkah kaki ke samping dengan gerakan tangan memutar

6. Bahan Bacaan 6: Aktivitas Pembelajaran Gerakan


Langkah Kaki Dan Gerakan Ayunan Lengan

a. Aktivitas pembelajaran 1 gerakan ayunan satu


lengan ke belakang dan ke depan
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
pembelajaran gerakan ayunan satu lengan ke
belakang dan ke depan aktivitas gerak berirama
berikut ini.
1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri menyilang
bergantian dan kedua lengan lurus ke depan.
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : lengan kiri diayunkan
kebelakang
b) hitungan 2 : lengan kiri diayunkan ke
depan.
c) hitungan 3 : lengan kanan diayunkan ke
belakang.
d) hitungan 4 : lengan kanan diayunkan ke
depan

291
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
e) pandangan selalu mengikuti ayunan
lengan.
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.

Gambar 6.13 Pembelajaran gerakan ayunan satu lengan ke belakang dan ke depan

b. Aktivitas pembelajaran 2 gerakan ayunan dua


lengan ke belakang dan ke depan
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
pembelajaran gerakan ayunan dua lengan ke
belakang dan ke depan aktivitas gerak berirama
berikut ini.

1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri, dan
kedua lengan lurus ke depan.
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : kedua lengan diayunkan ke
belakang samping kiri.
b) hitungan 2 : kedua lengan diayunkan
kembali ke depan..
c) hitungan 3 : kedua lengan diayunkan ke
belakang samping kanan.
d) hitungan 4 : kedua lengan diayunkan
kembali ke depan.

292
Hardiyanto
e) pandangan selalu mengikuti ayunan
lengan.
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.

Gambar 6.14 Pembelajaran gerakan ayunan dua lengan ke belakang dan ke depan

c. Aktivitas pembelajaran 3 gerakan ayunan lengan


silang dan rentang di muka badan
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
pembelajaran gerakan ayunan lengan silang dan
rentang di muka badan aktivitas gerak berirama
berikut ini.
1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri, dan
kedua lengan direntangkan.
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : kedua lengan disilangkan di
depan dada.
b) hitungan 2 : kedua lengan terentang
setinggi bahu.
c) hitungan 3 : arahkan pandangan ke bahu
kanan secara bergantian.
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.

293
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Gambar 6.15 Gerakan ayunan lengan silang dan rentang di muka badan

d. Aktivitas pembelajaran 4 gerakan ayunan lengan


melingkar di atas kepala
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
pembelajaran gerakan ayunan lengan melingkar
di atas kepala aktivitas gerak berirama berikut ini.

1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri, dan
kedua lengan lurus ke depan.
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : kedua lengan diayunkan ke
kanan melingkar ke dalam satu lingkaran
di atas kepala.
b) hitungan 2 : berdiri tegak, langkahkan
kaki kanan dan kedua lengan lurus ke
depan.
c) hitungan 3 : kedua lengan diayunkan ke
kiri melingkar ke dalam satu lingkaran di
atas kepala.
d) hitungan 4 : berdiri tegak, langkahkan
kaki kiri dan kedua lengan lurus ke

294
Hardiyanto
depan.
e) pandangan mengikuti gerakan lengan.
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.

Gambar 6.16 Gerakan ayunan lengan melingkar di atas kepala

e. Aktivitas pembelajaran 5 gerakan ayunan satu


lengan horizontal ke kiri dan ke kanan
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
pembelajaran gerakan ayunan satu lengan
horizontal ke kiri dan ke kanan aktivitas gerak
berirama sebagai berikut.
1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri, dan
kedua lengan direntangkan.
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : lengan kiri diayun ke kanan
di depan badan.
b) hitungan 2 : lengan kiri diayun ke kiri
(sikap semula).
c) hitungan 3 : lengan kanan diayun ke kiri
di depan badan.
d) hitungan 4 : lengan kanan diayun ke

295
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
kanan (sikap semula)
e) setiap ayunan diikuti dorongan panggul.
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.

Gambar 6.17 Gerakan ayunan satu lengan horizontal ke kiri dan ke kanan

f. Aktivitas pembelajaran gerakan ayunan kedua


lengan ditarik ke dada dan didorong ke depan
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
pembelajaran gerakan ayunan kedua lengan
ditarik ke dada dan didorong ke depan aktivitas
gerak berirama berikut ini.

1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri, dan
kedua lengan lurus ke depan
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : kedua lengan diluruskan di
depan dada.
b) hitungan 2 : kedua lengan ditarik di depan
dada.
c) hitungan 3 : kedua lengan didorong ke
depan (sikap semula)
d) setiap ayunan diikuti dorongan panggul.

296
Hardiyanto
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.

Gambar 6.18 Gerakan ayunan kedua lengan ditarik ke dada dan didorong ke depan

g. Aktivitas pembelajaran gerakan ayunan dua


tangan setinggi bahu
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
pembelajaran gerakan ayunan kedua tangan
setinggi bahu aktivitas gerak berirama berikut ini.

1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri ke
samping kiri dan kedua lengan lurus ke
samping kanan.
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : kedua lengan diayunkan ke
kiri.
b) hitungan 2 : kedua lengan diayunkan ke
kanan.
c) hitungan 3 : kedua lengan diayun melingkar
satu lingkaran ke kiri di atas kepala.
d) hitungan 4 : kedua lengan lurus ke
samping kiri.
e) setiap gerakan ini diulang, ayunan lengan
dari samping kiri

297
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.

Gambar 6.19 Gerakan ayunan dua tangan setinggi bahu

h. Aktivitas pembelajaran gerakan ayunan satu


lengan ke kaki kanan dan kiri secara bergantian
Siswa diminta untuk mengomunikasikan aktivitas
pembelajaran gerakan ayunan satu lengan ke
kaki kanan dan kiri secara bergantian aktivitas
gerak berirama berikut ini.

1) Sikap awal
Berdiri tegak, langkahkan kaki kiri ke
samping kiri dan kedua tangan direntangkan.
2) Gerakannya
a) hitungan 1 : tangan kanan diayun
menyentuh ujung kaki kiri dan badan
membungkuk.
b) hitungan 2 : tangan kembali diayun ke
sikap semula.
c) gerakan dilakukan bergantian dengan
tangan kiri.
3) Sikap akhir
Kembali ke sikap semula.

298
Hardiyanto
Gambar 6.20 Gerakan ayunan satu lengan ke kaki kanan dan kiri bergantian

Selanjutnya siswa diminta untuk


mengomunikasikan gerakan hasil pengamatan,
baik dengan sesama teman maupun guru.
Kemudian siswa diminta untuk melakukan
gerakan aktivitas pembelajaran gerakan ayunan
kedua tangan setinggi bahu aktivitas gerak
berirama hasil pengamatannya dengan cara:
a) Rasakan gerakan yang siswa lakukan.
b) Membandingkan gerakan yang siswa lakukan
dengan hasil pengamatan dan gerakan mana
yang paling mudah dilakukannya.
c) Siswa diminta untuk mendiskusikan dengan
guru atau temannya bila ada kesulitan.
d) Siswa diminta untuk melakukan aktivitas
pembelajaran disesuaikan dengan kekurangan
yang dimiliki.

Siswa diminta untuk membuat kesimpulan dan


catatan-catatan tentang materi pembelajaran

299
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
aktivitas gerak berirama yang telah dipelajari
dalam buku catatannya.

F. Penilaian Pembelajaran

1. Penilaian Keterampilan

a. Keterampilan Gerak Spesifik Aktivitas Gerak Berirama

1) Format Penilaian Produk Penerapan Gerak Spesifik


Aktivitas Gerak Berirama dalam Bentuk Rangkaian
Pembentuk Pemanasan (Dikerjakan di dalam
kelompok diberikan penilaian secara individu)
Perancangan Rangkaian Gerak
Penambahan Pemilihan Skor
No Nama Pemilihan Gerak
Aksen Musik Akhir
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Roji
2. Heri
3. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Skor 3: Jika jenis cocok, urutan sesuai, dan lengkap
Skor 2: Jika salah satu unsur tidak terpenuhi
Skor 1: Jika hanya satu unsur terpenuhi
Skor Akhir: Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh
siswa dibagi dengan skor maksimum dari seluruh
unsur penilaian (9) dikalikan 100.

2) Format Penilaian Presentasi dalam Melakukan


Rangkaian Gerak Pembentuk Pemanasan

300
Hardiyanto
Penerapan Gerak dalam Rangkaian
Ayunan/
Langkah/ Kelancaran
No Nama Gerak Musikalitas Skor Akhir
Gerak Kaki Gerak
Lengan
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1.Roji
2.Heri
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Skor 3: Jika dilakukan dengan sangat baik
Skor 2: Jika dilakukan dengan baik
Skor 1: Jika dilakukan dengan kurang baik
Skor Akhir: Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh
siswa dibagi dengan skor maksimum dari seluruh
unsur penilaian (12) dikalikan 100.

3) Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:

• Penilaian dilakukan dengan melihat


kemampuan siswa menyusun dan menerapkan
berbagai gerak spesifik aktivitas gerak berirama
berbentuk rangkaian dalam pemanasan.

• Siswa bekerja (menyusun dan melakukan)


rangkaian aktivitas gerak berirama di dalam
kelompok.

• Ketika siswa memeragakan rangkaian


aktivitas gerak berirama dilakukan pemberian
skor kemampuan siswa dalam menyusun
dan menerapkan gerak spesifik aktivitas
gerak berirama. Pemberian skor bisa
dilakukan dengan bantuan siswa lain yang
tidak memeragakan, dengan memerhatikan
kemampuan memahami instrumen yang
digunakan.

301
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
• Hasil pemberian skor pada format 1
dijumlahkan dan dibagi 9 kemudian dikalikan
100 dimasukkan ke dalam kolom skor akhir
(capaian/skor maksimum X 100).

• Hasil pemberian skor pada format 1


dijumlahkan dan dibagi 12 kemudian dikalikan
100 dimasukkan ke dalam kolom skor akhir
(capaian/skor maksimum X 100).

• Nilai keterampilan aktivitas gerak berirama


merupakan penjumlahan dari skor akhir
produk penyusunan rangkaian gerak dikalikan
40% ditambah dengan skor akhir penerapan
variasi gerak dikalikan 60%.

302
Hardiyanto
2. Penilaian Sikap

a. Penilaian Disiplin, Percaya Diri, Sungguh-sungguh,


dan Kerja Sama dalam Pembelajaran Aktivitas Gerak
Berirama

1) Format Penilaian
Aspek Sikap yang Dikembangkan
Percaya Sungguh- Kerja
No Nama Disiplin Nilai
Diri sungguh Sama
BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ
1.Roji Secara umum
sikap telah
berkembang
dan terlihat
jelas
ditunjukkan
oleh Roji, perlu
pengembangan
lebih lanjut
pada aspek
(disiplin/
percaya diri/
sungguh-
sungguh/ kerja
sama*)
2.Heri Sda
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Sda
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
PP : Perlu Pengembangan
TJ : Terlihat Jelas
Nilai : Kesimpulan secara umum dari aspek sikap yang
dikembangkan

303
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Indikator aspek sikap yang dikembangkan:
Disiplin : hadir tepat waktu, mengikuti
seluruh proses sesuai petunjuk,
selesai tepat waktu
Percaya diri : berani mengajukan pendapat,
berani mencoba, berani tampil di
depan kelas
Sungguh-sungguh : mengerjakan tugas sampai
berhasil, tidak menggangu teman,
tidak bercanda berlebihan
Kerja sama : membantu kesiapan kelas,
membantu teman yang mendapat
kesulitan, mengerjakan tugas
sesuai perannya di dalam
kelompok, kelas, dan pasangannya

b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:

1) Penilaian aspek sikap dilakukan tidak hanya


untuk dijadikan sebagai bahan laporan akhir hasil
pembelajaran, melainkan sebagai salah satu upaya
pengembangan sikap untuk mendukung keberhasilan
pembelajaran dan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari.

2) Penilaian dilakukan dengan melihat perilaku siswa


selama mengikuti pembelajaran serta dengan
memperhatikan indikator aspek sikap yang
dikembangkan.

3) Penilaian dilakukan dengan cara memberi tanda


contreng (V) pada aspek sikap yang dikembangkan dan
tahap perkembangan sikap yang ditunjukkan siswa.

4) Nilai sikap merupakan hasil kesimpulan secara umum


dari keseluruhan aspek sikap yang dikembangkan
(contoh: Secara umum sikap telah berkembang dan
terlihat jelas ditunjukkan oleh Adi). Jika ada aspek
304
Hardiyanto
yang perlu dikembangkan lebih lanjut, dituliskan pada
lanjutan kalimat simpulan (contoh: Secara umum
sikap telah berkembang dan terlihat jelas ditunjukkan
oleh Adi, perlu pengembangan lebih lanjut pada aspek
(disiplin/ percaya diri/ sungguh-sungguh/ kerja
sama*)). *pilih salah satu atau lebih sesuai dengan
kondisi Adi yang sesungguhnya.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran aktivitas


gerak berirama memperkuat pemahaman dan penerapan
aktivitas gerak berirama. Dengan berbagai deskripsi
tersebut maka diharapkan materi ini menjadi pilihan
utama dalam pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka
siswa dituntut untuk menguasai kompetensi secara fakta,
konsep, dan prosedur serta dapat mempraktikan aktivitas
gerak berirama sebagai materi pembelajaran Penjasorkes.

Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan


merupakan hal yang penting. Namun demikian
menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan
hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa
agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan
dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada
pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya
dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu
yang diharapkan.

Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa
sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi
siswa.
305
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
H. Instrumen Remidial dan Pengayaan
Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian
pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai
yang dicapai tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar
Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap
tiga siswa.

1. Format Remidial
Target KBM/ Bentuk Nilai
No Siswa KI Aspek Materi Indikator Keterangan
KD KKM Remidial Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

2. Format Pengayaan

Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan


penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada
siswa, nilai yang dicapai melampaui KBM (Ketuntasan
Belajar Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
pengayaan terhadap tiga siswa.
Target Nilai
No Siswa KI Aspek Materi Indikator KBM/ Bentuk Keterangan
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

306
Hardiyanto
Bab 7
Aktivitas Air

A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi

KOMPETENSI INTI 4
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)
(KETERAMPILAN)
3.
Memahami pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan
dengan cara mengamati [mendengar/ faktual dalam bahasa (lisan/
melihat/membaca] dan menanya tulis/isyarat) yang jelas,
berdasarkan rasa ingin tahu tentang sistematis dan logis, dalam
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan karya yang estetis, dalam
kegiatannya, dan benda-benda yang gerakan yang mencerminkan
dijumpainya di rumah dan di sekolah. anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
Indikator Pencapaian Kompetensi dan Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.5b Memahami prosedur gerak spesifik 4.5 Mempraktikkan gerak
salah satu gaya renang dengan spesifik salah satu gaya
koordinasi yang baik **). renang dengan koordinasi
3.5.1 Mempraktikkan gerak yang baik **).
spesifik salah satu gaya 4.5.1 Melakukan gerakan
renang dengan koordinasi kaki, gerakan lengan,
yang baik **). mengambil napas, dan
3.5.2 Menjelaskan gerakan kaki, koordinasi gerakan
gerakan lengan, mengambil renang gaya bebas.
napas, dan koordinasi 4.5.2Menggunakan gerakan
gerakan renang gaya bebas. gerakan kaki, gerakan
3.5.3 Menjelaskan cara melakukan lengan, mengambil
gerakan kaki, gerakan napas, dan koordinasi
lengan, mengambil napas, gerakan renang gaya
dan koordinasi gerakan bebas dalam bentuk
renang gaya bebas perlombaan.

307
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam


kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan berikut ini.

a. Pendahuluan
1) Berikan penjelasan mengenai tujuan
pembelajaran yang akan Saudara lakukan, dan
pastikan seluruh siswa menyimak dengan baik!
2) Berikan penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa,
dan pastikan seluruh siswa menyimak dengan
baik!
3) Sajikan informasi awal mengenai materi gerak
spesifik renang yang akan dipelajari siswa!
4) Berikan kesempatan siswa untuk melakukan
pemanasan dengan panduan yang Saudara
berikan!
b. Menyimak Informasi dan Peragaan Materi Tentang
Gerak Spesifik Renang
1) Berikan informasi awal mengenai materi gerak
spesifik reang gaya bebas!
2) Lakukanlah peragaan mengenai gerak spesifik
renang gaya bebas (gerak meluncur, gerakan
kaki, gerakan lengan, gerakan mengambil napas,
dan koordinasi gerakan)!
3) Berikan kesempatan siswa untuk bertanya
terkait dengan materi yang akan dipelajari!
4) Berikan penjelasan yang memadai (jika perlu
diserta peragaan) atas pertanyaan yang diajukan
oleh siswa!
c. Mencoba dan Melakukan Gerak Spesifik Renang (gaya
bebas)
1) Berikan kesempatan siswa untuk mencoba
melakukan setiap tahapan yang dipelajari (gerak
meluncur, gerakan kaki, gerakan lengan, gerakan
mengambil napas, dan koordinasi gerakan)!

308
Hardiyanto
2) Atur giliran dan berikan aba-aba siswa untuk
melakukan geraka spesifik renang gaya bebas!
3) Berikan kesempatan siswa secara proporsional
dalam menggunakan peralatan secara bergantian
dan bertanggung jawab!
4) Berikan umpan balik kepada siswa yang
melakukan kesalahan secara langsung dan
segera, serta berikan penguatan bagi siswa yang
telah menguasai materi pembelajaran.
d. Menggunakan Berbagai Bentuk Permainan Sederhana
Untuk Materi Gerak Spesifik Renang Gaya Bebas
1) Berikan petunjuk kepada siswa untuk membentuk
kelompok dan melakukan permainan sederhana
untuk melatih renang gaya bebas dengan
peraturan yang Saudara tentukan!
2) Berikanlah kesempatan kepada semua siswa
untuk memberikan saran perbaikan kepada
temannya jika tidak melakukan permainan
dengan benar dan sungguh-sungguh!
e. Penilaian Pembelajaran
1) Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran
berlangsung, dan lakukan penilaian proses!
2) Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis
untuk mengetahui bahwa siswa telah dapat
menjelaskan berbagai cara melakukan gerak
spesifik renang gaya bebas (gerak meluncur,
gerakan kaki, gerakan lengan, gerakan
mengambil napas, dan koordinasi gerakan).
3) Sediakan instrumen penilaian keterampilan
dan lakukan pengamatan terhadap setiap siswa
dalam melakukan permainan sederhana dengan
cara yang benar sesuai dengan bahan bacaan,
aturan, dan peragaan dari gurumu untuk melatih
renang gaya bebas (gerak meluncur, gerakan
kaki, gerakan lengan, gerakan mengambil napas,
dan koordinasi gerakan).
4) Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan

309
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
pengamatan terhadap setiap siswa dalam
melakukan seluruh kegiatan dengan percaya
diri, disiplin, sungguh-sungguh, dan bekerja
samalah dalam menyelesaikan seluruh tugas.

C. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan dalam pembelajaran aktivitas


renang antara lain berikut ini.
1. Komando.
2. Demonstrasi.
3. Part and Whole (bagian dan keseluruhan).
4. Penugasan

D. Media dan Alat Pembelajaran

1. Media:
a. Gambar gerakan kaki, gerakan lengan, mengambil
napas, dan koordinasi gerakan renang gaya bebas.
b. Video pembelajaran gerakan kaki, gerakan lengan,
mengambil napas, dan koordinasi gerakan renang
gaya bebas.
c. Model siswa atau guru yang memperagakan
gerakan kaki, gerakan lengan, mengambil napas,
dan koordinasi gerakan renang gaya bebas.
2. Alat dan Bahan:
a. Kolam renang
b. Pelampung renang
c. Kaca mata renang
d. Peluit dan Stopwatch

310
Hardiyanto
E. Materi Pembelajaran

1. Materi Pokok
a. Bentuk-bentuk Pengenalan Air dalam permaian
1) Menjala Ikan
• Ajaklah seluruh siswa untuk berdiri di kolam
yang dangkal
• Buatlah satu jala ikan (2 orang), bergandengan
tangan memanjang.
• Pada aba-abab dimulai, jala tersebut berusaha
menangkap ikan (teman) yang berenang
• Ikan yang tertangkap akan menjadi
perpanjangan jala.
• Bila jala sudah menjadi enam anak, maka jala
harus dipecah menjadi dua jala.
• Bila permaian sudah berjalan lima menit,
permainan dihentikan sementara untuk
menghitung mata jala yang terbentuk.
(permainan disesuaikan dengan waktu yang
tersedia)

Gambar. 7.1 Permainan Menjala Ikan


311
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Menghirup dan Membuang Udara
• Berdiri di pinggir kolam, berpegangan pada
ujung kolam.
• Hidup udara diatas permukaan air melalui
mulut
• Setalah ada aba-aba dari gurumu, rendahkan
badan dan kepala sampai masuk ke dalam air
• Buanglah udara melalui hidung sedikit demi
sedikit untuk menjaga agar tetap bertahan
didalam air
• Bila sudah menguasai tahap tersebut maka
diusahakan mata untuk bisa melihat di dalam
air.

Gambar 7.2. menghirup dan membuang udara

3) Mengapung di air
• Posisi berdiri berendam di air sebatas pinggang
• Setelah ada aba-aba gurumu, posisi terlengkup
dengan merentangkan kedua tangan dan satu
kaki (tahan nafasmu)
• Lalu setelah posisi seimbang kaki yang satu
diangkat (buang udara melalui hidung sedikit-
sedikit sesuai dengan kemampuanmu)
• Lakukan berulang-ulang

312
Hardiyanto
Gambar 7.3. Mengapung di air

b. Renang gaya bebas


Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada
menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan
secara bergantian digerakkan jauh kedepan dengan
gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki
secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas
dan ke bawah. Posisi wajah menghadap ke permukaan
air. Pernafasan dilakukan satu lengan digerakkan
keluar dari air, saat tubuh dimiringkan dan kepala
berpaling kesamping, dan boleh memilih menoleh ke
kanan atau ke kiri.

Gambar. 7.4. Renang Gaya Bebas

313
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2. Pendalaman Materi
a) Bahan bacaan 1: Gerak Spesifik Kaki Renang Gaya
Bebas
Amati peragaan cara melakukan gerakan kaki
renang gaya bebas sebagai berikut :

(1) Pembelajaran gerakan kaki sebaiknya


dilakukan di pinggir kolam

(2) kedua tangan berpegangan pada parit

(3) kedua kaki lurus ke belakang dan


digerakan turun-naik bergantian

(4) sumber gerakan dari pangkal paha(5)


gerakan kaki dapat pula dilakukan dengan
cara duduk di pinggir kolam

Gambar 7.5 Pembelajaran gerakan kaki

b) Bahan Bacaan 2: Gerak spesifik lengan renang gaya


bebas

Amati peragaan cara melakukan gerakan tangan


renang gaya bebas sebagai berikut :

(1) gerakan tangan sebaiknya dilakukan


sambil berdiri di darat maupun di kolam
dangkal

(2) sikap kedua kaki dibuka selebar bahu

314
Hardiyanto
(3) badan dibungkukkan ke depan bersamaan
dengan kedua tangan diluruskan ke depan

(4) selanjutnya gerakan salah satu tangan


dengan cara menarik ke arah pusar

(5) perut dan sikut dibengkokkan

(6) kemudian tangan ke belakang didorong hingga


lurus dan ibu jari menyentuh paha

(7) tangan diangkat ke atas hingga sikut


membentuk sudut 90 derajat

(8) tangan dijatuhkan kembali ke depan sejajar


dengan tangan yang didepannya

Gambar 7.6 Pembelajaran gerakan tangan

c) Bahan Bacaan 3: Gerakan pengambilan napas

Amati peragaan cara melakukan gerakan mengambil


napas renang gaya bebas sebagai berikut:
(1) pengambilan napas sebaiknya dilakukan
menghadap pinggir kolam
(2) kedua tangan berpegangan pada parit
(3) kedua lutut direndahkan hingga kepala masuk

315
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
ke dalam air
(4) putar leher ke kiri dan ke kanan secara
bergantian
(5) pada saat leger diputar dan mulut berada
di atas permukaan air, hiruplah udara
sebanyaknya melalui mulut dan putar kembali
(6) pada saat mulut berada di dalam air, tiupkan
udara dari mulut hingga habis

Gambar 7.7 Pembelajaran gerakan mengambil napas

d) Bahan Bacaan 4: Gerakan meluncur perorangan


Amati peragaan cara melakukan gerakan meluncur
secara perorangan renang gaya bebas sebagai
berikut :
(a) berdiri tegak, bersandar di pinggiran kolam
renang
(b) kaki kanan menekuk dan tempelkan telapak
kaki kanan pada dinding kolam
(c) kemudian membungkuk ke depan badan dan
lengan lurus ke depan sejajar dengan air
(d) tolakkan kaki kanan pada dinding kolam
(e) lalu meluncur ke depan lurus di permukaan air
sejauh 5 meter

316
Hardiyanto
gambar 7.8 Pembelajaran teknik gerakan meluncur

e) Bahan bacaan 5: Pembelajaran Gerak spesifik kaki


Renang Gaya Bebas
Aktivitas ini fokus pada gerak spesifik kaki saja, amati
peragaan cara melakukan gerakan spesifik renang
gaya bebas sebagai berikut :

• Cara melakukan gerakan spesifik renang gaya


bebas sebagai berikut:

(1) gerakan kaki turun naik ke atas dan ke


bawah secara bergantian
(2) pada waktu menggerakkan kaki,
pergelangan kaki diregangkan dan lutut
lurus
(3) gerakan kaki dimulai dari pangkal paha
(4) apabila kaki kanan naik, kaki kiri turun
(5) gerakan dilakukan berulang-ulang sampai
renang berakhir

Gambar 7.9 Pembelajaran gerakan kaki renang gaya bebas

317
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
f) Bahan Bacaan 6: Pembelajaran gerakan dasar lengan

Amati peragaan cara melakukan gerakan dasar


lengan renang gaya bebas sebagai berikut :

(1) berdiri di alam kolam, kemudian


bungkukkan badan ke depan hingga bagian
badan berada di air

(2) kedua tungkai lurus dan dibuka kurang lebih


selebar bahu

(3) kedua lengan sejajar, bahu lurus di samping


telinga dan jari- jari tangan rapat

(4) gerakan lengan rapat seperti mendayung, tarik


satu lengan ke belakang

(5) pada waktu lengan di bawah bahu tarik siku ke


atas

(6) kemudian lengan diluruskan kembali ke depan

Gambar 7.10 Pembelajaran gerakan lengan renang gaya bebas

g) Bahan Bacaan 7: Pembelajaran gerakan pengambilan


napas

Amati peragaan cara melakukan gerakan dasar


mengambil napas renang gaya bebas sebagai
berikut :
318
Hardiyanto
(1) menoleh ke samping, sebagian mulut atau
seluruh mulut keluar dari permukaan air untuk
mengambil napas sebanyak- banyaknya.

(2) mengeluarkan napas dilakukan pada saat


masuk ke dalam air dengan pengaturan napas,
lalu dikeluarkan sedikit demi sedikit.

Gambar 7.11 Pembelajaran gerakan mengambil napas renang gaya bebas

3. Tata Tertib di Kolam Renang

Sekarang coba kamu baca tentang tata tertib yang akan


kenyamanan dalam melakukan renang.

1) Hal-hal yang harus dilakukan sebelum berenang


• Melakukan pemanasan untuk mencegah
terjadinya kejang otot di waktu berenang.
Otot-otot yang harus diregangkan antara lain
sebagai berikut: peregangan otot-otot lengan,
peregangan otot-otot leher, peregangan otot
pinggang, peregangan otot punggung dan perut,
Peregangan otot-otot kaki
• setelah itu mandilah pada air pancuran yang
disediakan sebelum masuk ke kolam renang.
• latihlah irama kaki terlebih dahulu, sebelum

319
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
bentuk- bentuk latihan lainnya.
• berjalan-jalan di dasar kolam dengan
kedalaman yang cocok merupakan kesenangan
yang menarik.

2) Hal-hal yang harus dilakukan setelah berenang


Setelah latihan renang dilakukan, agar biasakan
hal-hal sebagai berikut:
• basuhlah mata agar jauh dari kotoran.
• jika telinga kemasukan air, sambil meloncat-
loncat agar diusahakan air bisa keluar.
• keringkan pakaian renang di tempat yang teduh
(tidak panas).
• istirahat yang cukup.
• makan yang cukup.

3 ) Hal-hal yang harus perlu perhatian khusus


Untuk menghindarkan kecelakaan di kolam
renang, sebaiknya tidak melakukan hal-hal
sebagai berikut.
• dilarang mendorong teman-teman dari pinggir
kolam.
• tidak berenang di tempat dalam sebelum
menguasai renangan.
• dilarang meloncat dari pinggir kolam di
tempat-tempat ramai orang berkumpul.
• dilarang meloncat di daerah kolam yang
dangkal dengan posisi menukik.
• dilarang membasuh muka di pinggir
kolam, hingga memungkinkan tergelincir
ke dalamnya.

320
Hardiyanto
Gambar 7.12 hal yang harus dihindari ketika di dalam kolam reang

321
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
F. Penilaian Pembelajaran

a. Keterampilan Gerak Spesifik Renang Gaya Bebas.


Format Penilaian Penerapan Gerak Spesifik Renang Gaya
Bebas
Gerak Spesifik
Start Gerakan Berenang Finish
Pan- Skor
No Nama Badan Pan- Badan Pengam- Badan
dan- Akhir
Kaki dan dangan Kaki dan bilan Na- Kaki dan
gan
Tangan Mata Tangan fas Tangan
Mata
1.Roji
2.Heru
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan:
Skor : Setiap unsur penilaian (posisi/gerakan kaki, posisi/gerakan badan
dan tangan, serta pandangan mata dilakukan dengan benar diberikan
skor 1 dan jika salah 0.
Skor Akhir : Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh siswa dibagi dengan
skor maksimum dari seluruh unsur penilaian (9) dikalikan 100.

b. Format Penilaian Simulasi Perlombaan Renang Gaya Bebas

Hasil Perlombaan
No Nama Skor Akhir
Peringkat Konversi
1. Roji 1=100 4= 70
2= 90 5= 60
2. Heru
3= 80
3. ... ... ...

c. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:


1) Penilaian dilakukan dengan melihat kemampuan siswa
menerapkan berbagai gerak spesifik renang gaya bebas
dalam situasi perlombaan atau berbagai permainan.
Selain itu juga terhadap kecepatan berenang gaya bebas

322
Hardiyanto
dengan menempuh jarak 20 meter (bisa disesuaikan).
2) Guru membentuk rombongan (masing-masing 5 orang)
dengan memiliki kemampuan yang seimbang untuk
melakukan perlombaan renang gaya bebas.
3) Siswa diberikan kesempatan berlomba di kelompoknya
mulai dari start , gerakan renang gaya bebas, hingga
finish.
4) Ketika siswa berlomba, dilakukan pemberian skor
kemampuan siswa dalam menerapkan gerak spesifik
renang gaya bebas. Pemberian skor bisa dilakukan
dengan bantuan siswa lain yang tidak berlomba, dengan
memerhatikan kemampuan memahami instrumen
yang digunakan.
5) Hasil pemberian skor pada format 1 dijumlahkan dan
dibagi 9 kemudian dikalikan 100 dimasukkan ke dalam
kolom skor akhir (capaian/skor maksimum X 100).
6) Format 2 digunakan untuk mencatat peringkat hasil
simulasi perlombaan.
7) Peringkat hasil perlombaan dikonversi dengan skor
1=100, 2= 90, 3= 80, 4= 70, 5= 60.
8) Nilai keterampilan jalan cepat merupakan penjumlahan
dari skor akhir penerapan variasi gerak dikalikan
80%, ditambah dengan skor akhir dari konversi hasil
perlombaan dikalikan 20%.

323
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Penilaian Sikap

1. Penilaian Disiplin, Percaya Diri, Sungguh-sungguh, dan Kerja


Sama dalam Pembelajaran Renang Gaya Bebas
a. Format Penilaian
Aspek Sikap yang Dikembangkan
Percaya Kerja
No Nama Disiplin Berani Nilai
Diri Sama
BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ
1.Roji Secara umum sikap
telah berkembang
dan terlihat jelas
ditunjukkan oleh Roji,
perlu pengembangan
lebih lanjut pada aspek
(disiplin/ percaya diri/
berani/ kerja sama*)
2.Heru Sda
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Sda
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
PP : Perlu Pengembangan
TJ : Terlihat Jelas
Nilai : Kesimpulan secara umum dari aspek sikap yang dikembangkan

Indikator Aspek Sikap Yang Dikembangkan

Disiplin : hadir tepat waktu, mengikuti seluruh proses


sesuai petunjuk, selesai tepat waktu
Percaya diri : berani mengajukan pendapat, berani mencoba,
berani tampil di depan kelas
Berani : tidak ragu-ragu dalam bergerak, merespons
tugas secara spontan
Kerja sama : membantu kesiapan kelas, membantu teman
yang mendapat kesulitan, mengerjakan tugas
sesuai perannya di dalam kelompok, kelas, dan
pasangannya

324
Hardiyanto
b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:
1) Penilaian aspek sikap dilakukan tidak hanya
untuk dijadikan sebagai bahan laporan akhir hasil
pembelajaran, melainkan sebagai salah satu upaya
pengembangan sikap untuk mendukung keberhasilan
pembelajaran dan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Penilaian dilakukan dengan melihat perilaku siswa
selama mengikuti pembelajaran serta dengan
memperhatikan indikator aspek sikap yang
dikembangkan.
3) Penilaian dilakukan dengan cara memberi tanda
contreng (V) pada aspek sikap yang dikembangkan dan
tahap perkembangan sikap yang ditunjukkan siswa.
4) Nilai sikap merupakan hasil kesimpulan secara umum
dari keseluruhan aspek sikap yang dikembangkan
(contoh: Secara umum sikap telah berkembang dan
terlihat jelas ditunjukkan oleh Roji). Jika ada aspek
yang perlu dikembangkan lebih lanjut, dituliskan pada
lanjutan kalimat simpulan (contoh: Secara umum
sikap telah berkembang dan terlihat jelas ditunjukkan
oleh Roji, perlu pengembangan lebih lanjut pada aspek
(disiplin/ percaya diri/ berani/ kerja sama*)). *pilih
salah satu atau lebih sesuai dengan kondisi Roji yang
sesungguhnya.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran aktivitas


renang gaya dada memperkuat pemahaman dan penerapan
aktivitas renang. Dengan berbagai deskripsi tersebut
maka diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam
pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut
untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan

325
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
prosedur serta dapat mempraktikan aktivitas air sebagai
materi pembelajaran Penjasorkes.

Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan


merupakan hal yang penting. Namun demikian
menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan
hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa
agar membawa sikap religious, sikap sosial, pengetahuan
dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada
pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya
dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu
yang diharapkan.

Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa
sendiri dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi
siswa.

H. Instrumen Remidial dan Pengayaan

Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian


pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai
yang dicapai tidak memenuhi KBM (Ketuntasan Belajar
Minimal) atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
telah ditentukan. Berikut contoh format remidial terhadap
tiga siswa.

1. Format Remidial

Target Nilai
KBM/ Bentuk
No Siswa KI Aspek Materi Indikator Ket.
KKM Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

326
Hardiyanto
2. Format Pengayaan

Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian


pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai yang
dicapai melampaui KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) atau
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan.
Berikut contoh format pengayaan terhadap tiga siswa.

Target KBM/ Bentuk Nilai


No Siswa KI Aspek Materi Indikator KKM Remidial Ket.
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

327
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
328
Hardiyanto
Bab 8
Pergaulan Sehat
bagi Remaja

A. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian


Kompetensi

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan 4. Menyajikan pengetahuan faktual
faktual dengan cara mengamati dalam bahasa (lisan/tulis/
[mendengar/ melihat/membaca] isyarat ) yang jelas, sistematis
dan menanya berdasarkan rasa dan logis, dalam karya yang
ingin tahu tentang dirinya, estetis, dalam gerakan yang
makhluk ciptaan Tuhan dan mencerminkan anak sehat,
kegiatannya, dan benda-benda dan dalam tindakan yang
yang dijumpainya di rumah dan di mencerminkan perilaku anak
sekolah. beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)
dan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.6 Memahami konsep dan prinsip 4.6 Mempresentasikan konsep dan
pergaulan yang sehat antar prinsip pergaulan yang sehat
remaja. antar remaja.
3.6.1 Mengidentifikasikan 4.6.1. Mendiskusikan prinsip-
pergaulan sehat dan prinsip pergaulan sehat
pergaulan tidak sehat yang dan pergaulan tidak
meliputi: hakekat pergaulan, sehat yang meliputi:
ciri-ciri pergaulan, dan hakekat pergaulan,
dampak pergaulan. ciri-ciri pergaulan, dan
3.6.2 Menjelaskan pergaulan dampak pergaulan.
sehat dan pergaulan
tidak sehat yang meliputi: 4.6.2 Mendiskusikan cara
hakekat pergaulan, ciri-ciri menerapkan pergaulan
pergaulan, dan dampak sehat dan menghindari
pergaulan. pergaulan tidak sehat.
3.6.3 Menjelaskan cara
menerapkan pergaulan
sehat dan menghindari
pergaulan tidak sehat.
329
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
B. Langkah-langkah Pembelajaran

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam


kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan sebagai berikut.

1. Pendahuluan
a. Berikanlah penjelasan mengenai tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari, dan pastikan siswa menyimak
dengan baik!
b. Berikanlah penjelasan mengenai urutan kegiatan
pembelajaran yang akan Saudara lakukan!
c. Berikanlah informasi awal mengenai materi pencegahan
terhadap bahaya pergaulan bebas yang akan disajikan!
2. Menyimak informasi materi tentang pergaulan sehat
remaja
a. Sajikanlah informasi lanjutan mengenai materi
pencegahan terhadap bahaya pergaulan bebas yang di
pelajari!
b. Berikan kesempatan agar siswa bertanya terkait dengan
materi yang akan dipelajari!
3. Membagi diri ke dalam tiga kelompok sesuai dengan materi.
a. Pandulah siswa untuk membagi diri menjadi tiga
kelompok, sesuai dengan materi yang akan dipelajari:
• Kelompok 1: Pengertian pergaulan sehat bagi remaja
(Bahan Bacaan 1)
• Kelompok 2: Pengertian pergaulan tidak sehat bagi
remaja (Bahan Bacaan 2)
• Kelompok 3: Langkah-langkah pencegahan terhadap
bahaya pergaulan tidak sehat bagi remaja (Bahan
Bacaan 3)
b. Mintalah siswa secara sungguh-sungguh mendiskusikan
materi sesuai dengan nama kelompok, misalnya
kelompok 1 hanya mempelajari pengertian bahaya
pergaulan bebas, sehingga benar-benar telah menguasai
materi pengertian bahaya pergaulan bebas.
330
Hardiyanto
c. Berikan alokasi waktu dalam mempelajari materi
ditentukan yang didiskusikan!
4. Berdiskusi di dalam kelompok dan menulis di kertas plano
a. Berikan kesempatan siswa untuk berdiskusi di dalam
kelompok dengan sungguh-sungguh sesuai materi yang
menjadi nama kelompoknya!
b. Berikan kesempatan siswa untuk menuliskan hasil
diskusi di kertas plano yang Saudara sediakan!
c. Berikan kesempatan siswa untuk menempelkan kertas
plano tersebut agar bisa dibaca oleh anggota kelompok
lain!
5. Kunjungan ke kelompok lain
a. Tujuan kunjungan ini adalah untuk mempelajari materi
yang kelompok lain kuasai dan dituliskan di kertas
plano.
b. Perintahkan setiap kelompok untuk meninggalkan satu
orang anggotanya untuk menjaga “pos” dan bertugas
menjelaskan materi yang dipelajari di kelompok.
Misalnya, Si Roni dari kelompok 1 bertugas menjelaskan
pengertian pengertian pergaluan sehat bagi remaja
kepada anggota dari kelompok 2, dan 3. Si Irma dari
kelompok 2 bertugas pergaulan tidak sehat bagi remaja,
kepada anggota dari kelompok 1, dan 3, demikian
selanjutnya!
c. Berikan kesempatan setiap kelompok untuk menuliskan
“pertanyaan” terhadap hasil yang dipelajari dari kertas
plano tersebut (paling sedikit satu pertanyaan setiap
kelompok/tiga pertanyaan)!
6. Mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh kelompok lain
yang membahas
a. Berikan kesempatan setiap kelompok untuk
mengajukan pertanyaan yang telah ditulis kepada
kelompok pembahas!
b. Berikan kesempatan setiap kelompok untuk menjawab
pertanyaan dari kelompok lain jika pertanyaan tersebut
diajukan terhadap kelompok penanya!

331
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
c. Berikan kesempatan setiap kelompok untuk meninta
penjelasan tambahan dari pembahas jika kurang jelas,
dan pastikan tidak saling berbantah.
7. Menyusun simpulan akhir
a. Berikan kesempatan setiap kelompok untuk menuliskan
simpulan akhir terhadap seluruh hasil akhir dan materi
pembelajaran!
b. Berikan kesempatan setiap kelompok untuk
menyampaikan simpulan akhir terhadap seluruh hasil
akhir dan materi pembelajaran di depan kelas dilandasi
nilai-nilai disiplin, percaya diri, tanggung jawab, dan
kerja sama.
8. Penilaian pembelajaran
a. Lakukan pengamatan terhadap seluruh kegiatan
pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung,
dan lakukan penilaian proses!
b. Sediakan beberapa pertanyaan lisan/ tertulis untuk
mengetahui bahwa siswa telah dapat menjelaskan
berbagai materi pencegahan terhadap bahaya pergaulan
bebas!
c. Sediakan instrumen penilaian keterampilan dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
diskusi dan tugas lain!
d. Sediakan instrumen penilaian sikap dan lakukan
pengamatan terhadap setiap siswa dalam melakukan
seluruh kegiatan dengan percaya diri, disiplin, tanggung
jawab, dan bekerja sama dalam menyelesaikan seluruh
tugas.

C. Metode Pembelajaran

Agar pembelajaran dengan metode windows shoping ini


dapat berjalan dengan baik dan efektif, perlu pula didukung
dengan metode pembelajaran:
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Part and whole (bagian dan keseluruhan)
332
Hardiyanto
d. Penugasan, dan dapat pula dipadukan dengan
e. Gaya mengajar cakupan (inclusion)

D. Media, Alat dan Bahan Pembelajaran

1. Media:
a. Gambar/poster tentang dampak pergaulan tidak
sehat.
b. Bahan tayang Pergaulan sehat Bagi Remaja.

2. Alat Pembelajaran:
a. Ruang kelas
b. Laktop
c. Poster
d. Papan tulis dan alat tulis
e. Lembar tugas

E. Materi Pembelajaran

1. Bahan bacaan 1 : Hakekat Pergaulan Sehat Bagi Remaja

Sekarang coba kamu baca materi tentang pergaulan


sehat antar remaja berikut ini.

a. Pengertian Pergaulan
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan
oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu
dengan kelompok. Pergaulan mempunyai pengaruh
yang besar dalam pembentukan kepribadian
seorang individu. Pergaulan yang kita lakukan akan
mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang
positif atau negative.
Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa
manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon),
yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang
tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.

333
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam
pembentukan kepribadian seorang individu.
Pergaulan yang dilakukan itu akan mencerminkan
kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun
pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat
berupa kerja sama antar individu atau kelompok guna
melakukan hal-hal yang positif. Sedangkan pergaulan
yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan tidak
sehat, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi
remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia
remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah
terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin
mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum
tahu apakah itu baik atau tidak.

b. Hakeket Sehat
Sehat dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan
sebagai baik seluruh badan atau bagian-bagiannya
(bebas dari sakit). Sehat adalah suatu kondisi di
mana segala sesuatu berjalan normal dan bekerja
sesuai fungsinya dan sebagaimana mestinya. Secara
sederhana, sehat sinonim dengan kondisi tidak
sakit. Seiring perkembangan zaman, kata sehat tidak
hanya berhubungan dengan tubuh, tetapi juga segala
sesuatu yang dapat bekerja, jika berlangsung secara
normal dan semestinya maka akan di sebut dengan
sehat. Tetapi jika mengalami gangguan maka di sebut
dengan istilah tidak sehat. 
Pengertian sehat menurut WHO atau organisasi
kesehatan dunia adalah suatu keadaan yang
sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi sehat
menurut WHO ini adalah sehat secara keseluruhan,
baik jasmani, rohani, lingkungan berikut faktor-
faktor serta komponen-komponen yang berperan di
dalamnya. Sehat menurut WHO terdiri dari suatu
kesatuan penting dari empat komponen dasar yang
membentuk ‘positive health’, yaitu: Sehat jasmani,
334
Hardiyanto
sehat mental, sehat spiritual, dan kesejahteraan
sosial.
Pengertian sehat menurut UU No. 23/1992 adalah 
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Artinya seseorang dikatakan sehat jika
tubuh, jiwa dan kehidupan sosialnya berjalan dengan
normal dan sebagaimana mestinya. Jika salah satu
komponen tersebut terganggu, maka kehidupannya
akan menjadi tidak sehat.
Kesimpulan dari beberapa pengertian sehat adalah
suatu kondisi di mana segala sesuatu berjalan
normal dan bekerja sesuai dengan fungsinya dan
tidak menderita suatu penyakit atau kelemahan, baik
jasmani, rohani, maupun sosial.

c. Hakekat Remaja
Remaja adalah generasi penerus yang akan
membangun bangsa kearah yang lebih baik yang
mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya
yang dapat menguntungkan diri sendiri, keluarga,
dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut
harus mendapatkan perhatian khusus, baik oleh
dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang
berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa.
Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional
sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja merupakan
masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa
pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya
maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah
anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir
atau bertindak, akan tetapi bukan pula orang dewasa
yang telah matang.

335
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
Remaja dalam pengertian umum diartikan masa baliq
atau keterbukaan terhadap lawan jenis. Konsep ini
tidak jauh berbeda dengan Poerwadarminta (1984: 813)
yang menyatakan remaja adalah: (1) Mulai dewasa;
sudah sampai umur untuk kimpoi, (2) Muda (tentang
anak laki-laki dan perempuan); mulai muncul rasa
cinta birahi meskipun konsep ini kelihatan sederhana
tetapi setidaknya menggambarkan sebagaian dari
pengertian remaja.
Batasan remaja menurut Drajat (1989:69) yaitu
masa pemilihan yang ditempuh oleh seorang dari
mana anak-anak menjadi dewasa. Dengan arti lain
sebuah situasi yang menjembatangi menuju ke
tingkat dewasa. Masa remaja ini berlansung kira-
kira 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun. Akhir
masa remaja antara usia 16 sampai 18 tahun yang
oleh Drajat (1989: 75). Dikatakan masa usia matang
secara hukum pada masa ini remaja sangat ingin
dihargai kehadirannya oleh orang sekitarnya.
Pendapat yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan
oleh Suardi (1986: 98) yang menyatakan remaja adalah
masa perantara dari masa anak-anak menuju dewasa
yang bersifat kompleks, menyita banyak perhatian
dari remaja itu sendiri dengan orang lain, dan masa
penyesuaian diri terdidik. Selain itu, masa ini juga
adalah masa konflik, terutama konflik remaja dengan
dirinya sendiri dengan remaja yang lain sehingga
membutuhkan penanganan khusus yang menuntut
tanggung jawab paripurna.
Beberapa defenisi remaja di atas dapat disimpulkan
bahwa remaja adalah suatu masa atau periode menuju
tahap dewasa yang ditandai dengan umur berkisar
antara 13-18 tahun, mulai tertarik kepada lawan
jenis, dan memiliki permasalahan yang kompleks. 
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode
transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal
dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga

336
Hardiyanto
12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22
tahun.

d. Ciri-ciri Pergaulan Sehat Bagi Remaja


Ciri-ciri pergaulan yang tidak sehat berikut ini.
1) Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan
sex tidak sehatnya.
2) Upaya mendapatkan harta dan uang dengan
menghalalkan segala cara termasuk dari jalan
yang haram dan keji.
3) Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat.
4) Rasa ingin tahu yang besar.
5) Rasa ingin mencoba dan merasakan.
6) Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran,
lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang
dihadapi.
7) Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar,
emosional, selalu ingin melawan, rasa malas,
perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan
eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin
mencoba dalam banyak hal.
8) Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik
karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri
sendiri dan keinginan akan perasaan aman
sebagai seorang anak dalam keluarganya.

2. Bahan Bacaan 2: Hakekat Pergaulan Tidak Sehat Bagi


Remaja
a. Pengertian Pergaulan Tidak Sehat
Pergaulan tidak sehat adalah salah satu bentuk
perilaku menyimpang, yang mana “tidak sehat”
yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma
ketimuran yang ada. Pergaulan tidak sehat adalah
salah satu kebutuhan hidup dari makhluk manusia
sebab manusia adalah makhluk sosial yang dalam
kesehariannya membutuhkan orang lain, dan
hubungan antar manusia dibina melalui suatu

337
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
pergaulan (interpersonal relationship).
Pergaulan juga adalah HAM setiap individu dan itu
harus ditidak sehatkan, sehingga setiap manusia
tidak boleh dibatasi dalam pergaulan, apalagi dengan
melakukan diskriminasi, sebab hal itu melanggar
HAM. Jadi pergaulan antar manusia harusnya tidak
sehat, tetapi tetap mematuhi norma hukum, norma
agama, norma budaya, serta norma bermasyarakat.
Jadi, kalau secara medis kalau pergaulan tidak sehat
namun teratur atau terbatasi aturan-aturan dan
norma-norma hidup manusia tentunya tidak akan
menimbulkan ekses-ekses seperti saat ini.
Pergaulan tidak sehat menurut agama dilihat
dari segi katanya dapat ditafsirkan dengan istilah
pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya
proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari
ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul
dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur
pergaulan.

b. Penyebab Pergaulan Tidak Sehat


Banyak hal yang menyebabkan remaja melakukan per-
gaulan tidak sehat. Penyebab tiap remaja mungkin ber-
beda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yai-
tu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyak-
inan/agama dan ketidakstabilan emosi remaja.
Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak
terkendali, seperti pergaulan tidak sehat & penggunaan
narkoba yang berujung kepada penyakit seperti HIV &
AIDS ataupun kematian.
Penyebab maraknya pergaulan tidak sehat yang
dilakukan oleh remaja di Indonesia berikut ini.
1) Faktor orang tua
Para orang tua perlu menyadari bahwa zaman telah
berubah. Sistem komunikasi, pengaruh media masa,

338
Hardiyanto
ketidak sehatan pergaulan dan modernisasi di berbagai
bidang dengan cepat memepengaruhi anak-anak kita.
Budaya hidup kaum muda masa kini, berbeda dengan
jamanpara orang tua masih remaja dulu. Pengaruh
pergaulan yang datang dari orang tua dalam era ini,
dapat disebutkan berikut ini.
a) F
aktor kesenjangan pada
sebagian masyarakat kita
masih terdapat anak-anak
yang merasa bahwa orang
tua mereka ketinggalan
jaman dalam urusan orang
muda. Anak-anak muda
cenderung meninggalkan
orang tua, termasuk dalam
menentukan bagaimana
mereka akan bergaul. Sementara orang tua tidak
menyadari kesenjangan ini sehingga tidak ada usaha
mengatasinya.
b) Faktor kekurang pedulian Orang tua kurang perduli
terhadap pergaulan muda-mudi. Mereka cenderung
menganggap bahwa masalah pergaulan adalah
urusan anak-anak muda, nanti orang tua akan
campur tangan ketika telah terjadi sesuatu. Padahal
ketika sesuatu itu telah terjadi, segala sesuatu
sudah terlambat.
c) Faktor ketidak mengertian kasus ini banyak terjadi
pada para orang tua yang kurang menyadari kondisi
jaman sekarang. Mereka merasa sudah melakukan
kewajibannya dengan baik, tetapi dalam urusan
pergaulan anak-anaknya, ternyata tidak banyak
yang mereka lakukan. Bukannya mereka tidak
perduli, tetapi memang mereka tidak tahu apa yang
harus mereka perbuat.

339
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
2) Sikap mental yang tidak sehat
Sikap mental yang tidak sehat membuat
banyaknya remaja merasa bangga terhadap
pergaulan yang sebenarnya merupakan
pergaulan yang tidak sepantasnya, tetapi mereka
tidak memahami karena daya pemahaman yang
lemah. Dimana ketidakstabilan emosi yang
dipacu dengan penganiayaan emosi seperti
pembentukan kepribadian yang tidak sewajarnya
dikarenakan tindakan keluarga ataupun orang
tua yang menolak, acuh tak acuh, menghukum,
mengolok-olok, memaksakan kehendak, dan

mengajarkan yang salah tanpa dibekali dasar


keimanan yang kuat bagi anak, yang nantinya
akan membuat mereka merasa tidak nyaman
dengan hidup yang mereka biasa jalani sehingga
pelarian dari hal tersebut adalah hal berdampak
negatif, contohnya dengan adanya pergaulan
tidak sehat.

340
Hardiyanto
3) Pelampiasan rasa kecewa
Ketika seorang remaja mengalami tekanan
dikarenakan kekecewaannya terhadap orang
tua yang bersifat otoriter ataupun terlalu
membebaskan, sekolah yang memberikan tekanan
terus menerus (baik dari segi prestasi untuk
remaja yang sering gagal maupun dikarenakan
peraturan yang terlalu mengikat), lingkungan
masyarakat yang memberikan masalah dalam
sosialisasi, sehingga menjadikan remaja sangat
labil dalam mengatur emosi, dan mudah
terpengaruh oleh hal-hal negatif di sekelilingnya,
terutama pergaulan bebas dikarenakan rasa
tidak nyaman dalam lingkungan hidupnya.

4) Kesenjangan
Kesenjangan ekonomi, pertunjukan kemewahan
di media masa memungkinkan seseorang terpicu
untuk ikut bermewah mewahan tanpa melihat
kemampuan ekonominya, akibatnya tidak jarang
yang menempuh jalan sesat guna memenuhi
kehidupan mewahnya.
Kesenjangan pendapat antara orang tua dan
remaja, sebagian remaja Indonesia masih banyak
yang memiliki pandangan bahwa orang tua
mereka ketinggalan jaman dalam urusan orang
muda. Remaja cenderung meninggalkan orang
tua dalam menentukan bagaimana mereka akan
bergaul.

5) Kegagalan remaja menyerap norma


Hal ini disebabkan karena norma-norma yang
ada sudah tergeser oleh modernisasi yang
sebenarnya adalah westernisasi.

341
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
6) Faktor agama dan iman
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup
seorang individu. Tanpa agama hidup mereka
akan kacau, karena mereka tidak mempunyai
pandangan hidup. Agama dan keimanan juga
dapat membentuk kepribadian individu. Dengan
agama individu dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja
yang ikut kedalam pergaulan tidak sehat ini
biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan
mana yang tidak.

7) Perubahan zaman
Seiring dengan perkembangan zaman,
kebudayaan pun ikut berkembang atau yang
lebih sering dikenal dengan globalisasi. Remaja
biasanya lebih tertarik untuk meniru kebudayaan
barat yang berbeda dengan kebudayaan kita,
sehingga memicu mereka untuk bergaul seperti
orang barat yang lebih tidak sehat.

c. Ciri-ciri Pergaulan Tidak Sehat


Ciri-ciri pergaulan yang tidak sehat berikut ini.
1) Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan
sex bebasnya.
2) Upaya mendapatkan harta dan uang dengan
menghalalkan segala cara termasuk dari jalan
yang haram dan keji.
3) Menimbulkan perilaku munafik dalam
masyarakat.
4) Rasa ingin tahu yang besar.
5) Rasa ingin mencoba dan merasakan.
6) Terjadi perubahan-perubahan emosi, pikiran,
lingkungan pergaulan dan tanggung jawab yang
dihadapi.
7) Mudah mengalami kegelisahan, tidak sabar,
342
Hardiyanto
emosional, selalu ingin melawan, rasa malas,
perubahan dalam keinginan, ingin menunjukkan
eksistensi dan kebanggaan diri serta selalu ingin
mencoba dalam banyak hal.
8) Kesukaran yang dialami timbul akibat konflik
karena keinginannya menjadi dewasa dan berdiri
sendiri dan keinginan akan perasaan aman
sebagai seorang anak dalam keluarganya.
9) Banyak mengalami tekanan mental dan emosi.
10) Terjerat dalam pesta hura-hura ganja, putau,
ekstasi, dan pil-pil setan lain.

d. Dampak Pergaulan Tidak Sehat bagi Remaja


Dilihat dari segi katanya pergaulan tidak sehat dapat
ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah
pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya
proses bergaul, sedangkan tidak sehat artinya terlepas
dari ikatan. Jadi pergaulan tidak sehat artinya proses
bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang
mengatur pergaulan. Dampak pergaulan tidak sehat
bagi remaja berikut ini.

1) Resiko terhadap pergaulan tidak sehat


Pergaulan bebas identik sekali dengan yang
namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah
menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak
sekali pemakaian narkoba. Hal ini identik sekali
dengan adanya seks bebas. Yang akhirnya berujung
kepada HIV/AIDS. Dan pastinya setelah terkena
virus ini kehidupan remaja akan menjadi sangat
timpang dari segala segi.
Tingginya kasus penyakit Human Immunodeficiany
Virus/Acquired Immnune Deficiency Syndrome (HIV/
AIDS), khususnya pada kelompok umur remaja,
salah satu penyebabnya akibat pergaulan bebas.
Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk
Denpasar Bali menunjukkan 10-31% remaja
yang belum menikah sudah pernah melakukan

343
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
hubungan seksual.
Di kota Denpasar dari 633 pelajar Sekolah
Menengah Atas (SMA) yang baru duduk di kelas
II, 155 orang atau 23,4% mempunyai pengalaman
hubungan seksual. Mereka terdiri atas putra 27%
dan putri 18%. Data statistik nasional mengenai
penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukkan
bahwa sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan
daya tubuh pada usia remaja.
Melakukan hubungan seks secara bebas
merupakan akibat pertama dari pergaulan bebas
yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada
putusnya dengan berbagai akibat di berbagai
bidang antara lain di bidang sosial, agama dan
kesehatan berikut ini.

a) Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam


dosa dan keburukan yakni berkurangnya iman
si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari
dosa, buruk kepribadian dan hilangnya rasa
cemburu.
b) Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal
dalam agama malu merupakan suatu hal yang
amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang
sangat indah khususnya bagi wanita.
c) Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap. 
d) Membuat hati menjadi gelap dan mematikan
sinarnya. 
e) Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan
atau merasa demikian sehingga tidak pernah
merasa cukup dengan apa yang diterimanya. 
f) Akan menghilangkan kehormatan pelakunya
dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan
maupun sesama manusia. 
g) Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati
penzina, sehingga pandangan matanya liar dan
tidak terjaga. 
344
Hardiyanto
h) Pelaku seks bebas akan dipandang oleh
manusia dengan pandangan muak dan tidak
percaya. 
i) Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu
dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun
salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau
badannya.
j) Apa yang didapatkan para pelaku seks bebas
dalam kehidupan ini adalah sebaliknya dari apa
yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang
yang mencari kenikmatan hidup dengan cara
bermaksiat maka Tuhan akan memberikan
yang sebaliknya dari apa yang dia inginkan,
dan Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai
jalan untuk mendapatkan kebaikan dan
kebahagiaan.
k) Perzinaan menyeret kepada terputusnya
hubungan silaturrahim, durhaka kepada orang
tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan
keluarga dan keturunan. Bahkan boleh
membawa kepada pertumpahan darah dan
perdukunan serta dosa-dosa besar yang lain.
Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan
maksiat yang lain sebelum atau bila berlakunya
dan selepas itu biasanya akan melahirkan
kemaksiatan yang lain pula. 
l) Seks bebas menghilangkan harga diri pelakunya
dan merusakkan masa depannya di samping
meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan
saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh
keluarganya.

2) Bahaya pergaulan bebas


Untuk remaja Barat hubungan pra-nikah
bahkan gonta-ganti pasangan “free sex” adalah
hal yang biasa. Namun di negara Timur terutama
Indonesia yang masih menjunjung tinggi norma

345
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
agama, hal seperti itu adalah aib dan mengganggu
ketentraman hidup selanjutnya. Untuk itu,
sebelum terlanjur ada baiknya para remaja bisa
mengenal bahaya akibat bahaya hubungan pra-
nikah.
Bahaya seks pra-nikah dan “free sex”
mencangkup bahaya bagi perkembangan mental
(psikhis), fisik dan masa depan remaja itu sendiri.
Lima bahaya utama terhadap bahaya seks pra-
nikah dan seks bebas (free sex) berikut ini.

a) Menciptakan kenangan buruk


Masih dikatakan “untung” jika hubungan
pra-nikah itu tidak ada yang mengekspos.
Si gadis atau si jejaka terlepas dari aib dan
cemohan masyarakat. Tapi jika ternyata
diketahui masyarakat, tentu yang malu
bukan saja dirinya sendiri melainkan
keluarganya sendiri dan peristiwa ini tidak
akan pernah terlupakan oleh masyarakat
sekitar. Hal ini tentu menjadi beban mental
yang berat.
Sekalipun mungkin masyarakat tidak
mengetahuinya, ia mungkin tidak bisa
tenang. Mentalnya terganggu kenangan
buruk masa lalu terlebih lagi jika terjadi
ternyata memiliki suami yang bukan
pasangannya dulu. Suasana perkawinannya
akan terasa hambar terlebih lagi jika ternyata
suaminya tahu ia tidak perawan lagi, tentu
sulit menerima kenyataan ini. Dan banyak
kasus perceraian akibat masalah ini. Jika
ini terjadi, si wanita akan lebih tertekan lagi
mentalnya.

b) Kehamilan dan akibatnya


Kehamilan yang terjadi akibat seks pra-nikah

346
Hardiyanto
bukan saja mendatangkan malapetaka
bagi bayi yang dikandungnya juga menjadi
beban mental yang sangat berat bagi
ibunya mengingat kandungannya tidak
bisa disembunyikan. Bagaimana jika nanti
keluarga dan masyarakat mempertanyakan?
Dalam keadaan kalut seperti ini biasanya
terjadi depresi, terlebih lagi jika sang pacar
kemudian pergi dan tidak mau kembali lagi.
Bagi bayi sendiri jika lahir nanti mungkin
akan mempertanyakan, siapa ayahnya?
Jika ternyata setelah besar ia mengetahui
kelakuan ibunya dulu, tentu menjadi beban
mental juga. Alhasil hubungan pra-nikah
menimbulkan malapetaka bagi diri sendiri
dan keturunanya nanti.

c) Pengguguran kandungan dan


pembunuhan bayi
Banyak kasus bayi mungil yang baru
lahir dibunuh ibunya. Sebagian bayi itu
dibungkus plastik hidup-hidup, dibuang
di kali, dilempar di tong sampah, dan lain-
lain. Ini suatu akibat dari perilaku binatang
yang pernah dilakukannya.
Kasus pengguguran kandungan baik secara
tradisional maupun modern kini semakin
menjamur terutama di kalangan pelajar
dan mahasiswa. Tentu saja hal ini akibat
hubungan setan pra-nikah. Sementara
pengguguran itu sendiri bagi rahim wanita
banyak efek samping yang serius, bisa
berakibat kanker rahim, kemandulan dan
penyakit rahim lainnya.

d) Penyebaran penyakit
Wanita atau pria yang dulu pernah

347
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
melakukan hubungan pra-nikah waktu
pacaran lalu putus, cenderung berkeinginan
melakukan hubungan serupa dengan lelaki
atau wanita lain mengingat seks sifatnya
adiktif atau memiliki kadar ketergantungan,
suatu waktu ia akan merasa “lapar” untuk
melakukan hubungan intim dengan
pasangan lain.
Jika hal ini terus dilakukan, maka bukan hal
mustahil akan terjangkit penyakit kelamin.
Terlebih lagi jika ternyata pasangan itu telah
mengidap penyakit kelamin sebelumnya.

e) Keterlanjuran dan timbul rasa kurang


hormat
Prilaku seks bebas (free sex) menimbulkan
suatu keterlibatn emosi dalam diri seorang
pria dan wanita. Semakin sering hal itu
dilakukan, semakin mendalam rasa ingin
mengulangi sekalipun sebelumnya ada
rasa sesal. Terlebih lagi bagi wanita, setiap
ajakan sang pacar sangat sulit untuk ditolak
karena takut ditinggalkan atau diputuskan.
Sementara itu bagi seorang laki-laki, melihat
pasangan begitu mudah diajak, akan terus
berkurang rasa hormat dan rasa cintanya.
Semakin sering laki-laki melakukan maka
hubungan batinnya pun akan semakin
renggang. Lain lagi dengan wanita, ia akan
merasa tertekan dan tidak mau berpisah
karena pada dasarnya ia telah kotor dan
tidak ada yang mesti dibanggakan lagi,
kehormatannya telah dirampas oleh lelaki
tadi.
Karena itu, apa pun alasannya, zina
merupakan perbuatan terkutuk yang
akibatnya bukan hanya dapat dirasakan

348
Hardiyanto
nanti di akhirat, di dunia pun pelakunya
sudah mendapatkan siksaan yang hebat.
Pantas jika Allah SWT, menempatkan zina
atau free seks dosa terbesar ketiga setelah
menyekutukan Allah dan dosa mendurhakai
orang tua. Menjamurnya prilaku seks
bebas di kalangan remaja adalah sebuah
malapetaka hebat. Bangsa ini akan ditimpa
kemalangan besar berupa generasi yang
terlaknat. Na’udzubillah.

F. Penilaian Pembelajaran

1. Keterampilan mempresentasikan perlunya pencegahan


terhadap “Pergaulan Sehat Remaja”
a. Format Penilaian

Kemampuan Presentasi
Cara Tampilan
Isi Presentasi Mempresentasikan Presentasi Skor
No Nama (Pendahuluan, (Bahasa, Body (Sistematika, Tata Akhir
Inti, Penutup) Language, Cara Letak, Komposisi
Menjawab) Warna)
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. Roji
2. Heru
3. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Keterangan:
Skor 3: Jika ketiga unsur dipenuhi dengan baik
Skor 2: Jika dua unsur dipenuhi dengan baik
Skor 1: Jika hanya satu unsur dipenuhi dengan baik
Skor Akhir: Merupakan jumlah dari skor yang diperoleh siswa dibagi
dengan skor maksimum dari seluruh unsur penilaian (3)
dikalikan 100.

b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:


1) Penilaian dilakukan dengan melihat kemampuan siswa
dalam mempresentasikan pokok bahasan sebagai

349
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
individu dan anggota kelompok.
2) Siswa diberikan kesempatan bekerja dalam kelompok
kemudian mempresentasikan di depan kelas.
3) Ketika siswa mempresentasikan hasil kerjanya,
dilakukan pemberian skor kemampuan siswa.
Pemberian skor bisa dilakukan dengan bantuan
siswa lain yang tidak melakukan presentasi, dengan
memerhatikan kemampuan memahami instrumen
yang digunakan.
4) Hasil pemberian skor dijumlahkan dan dibagi 9
kemudian dikalikan 100 dimasukkan ke dalam kolom
skor akhir (capaian/skor maksimum X 100), dan
dijadikan sebagai nilai akhir presentasi.

B. Penilaian Sikap

1. Penilaian Disiplin, Percaya Diri, Tanggung Jawab, dan Kerja


Sama dalam Pembelajaran Budaya Hidup Sehat
a. Format Penilaian
Aspek Sikap yang Dikembangkan
Percaya Tanggung Kerja
No Nama Disiplin Nilai
Diri Jawab Sama
BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ BT PP TJ
1.Roji Secara umum sikap
telah berkembang
dan terlihat jelas
ditunjukkan oleh Roji,
perlu pengembangan
lebih lanjut pada
aspek (disiplin/
percaya diri/ tanggung
jawab/ kerja sama*)
2.Heru Sda
3.... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... Sda
Keterangan:
BT : Belum Terlihat
PP : Perlu Pengembangan

350
Hardiyanto
TJ : Terlihat Jelas
Nilai : Kesimpulan secara umum dari aspek sikap yang dikembangkan
Indikator aspek sikap yang dikembangkan:
Disiplin :
hadir tepat waktu, mengikuti seluruh proses sesuai petunjuk, selesai tepat
waktu

Percaya diri :
berani mengajukan pendapat, berani mencoba, berani tampil di depan kelas

Tanggung jawab :
menyelesaikan tugas secara keseluruhan, tepat waktu, dan penuh dengan
kesungguhan

Kerja sama :
membantu kesiapan kelas, membantu teman yang mendapat kesulitan,
mengerjakan tugas sesuai perannya di dalam kelompok, kelas, dan
pasangannya

b. Petunjuk Pelaksanaan Penilaiaan:


1) Penilaian aspek sikap dilakukan tidak hanya
untuk dijadikan sebagai bahan laporan akhir hasil
pembelajaran, melainkan sebagai salah satu upaya
pengembangan sikap untuk mendukung keberhasilan
pembelajaran dan penerapan dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Penilaian dilakukan dengan melihat perilaku siswa
selama mengikuti pembelajaran serta dengan
memperhatikan indikator aspek sikap yang
dikembangkan.
3) Penilaian dilakukan dengan cara memberi tanda
contreng (V) pada aspek sikap yang dikembangkan dan
tahap perkembangan sikap yang ditunjukkan siswa.
4) Nilai sikap merupakan hasil kesimpulan secara umum
dari keseluruhan aspek sikap yang dikembangkan
(contoh: Secara umum sikap telah berkembang dan

351
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
terlihat jelas ditunjukkan oleh Adi). Jika ada aspek
yang perlu dikembangkan lebih lanjut, dituliskan pada
lanjutan kalimat simpulan (contoh: Secara umum
sikap telah berkembang dan terlihat jelas ditunjukkan
oleh Adi, perlu pengembangan lebih lanjut pada aspek
(disiplin/ percaya diri/ tanggung jawab/ kerja sama*)).
*pilih salah satu atau lebih sesuai dengan kondisi Adi
yang sesungguhnya.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Penjelasan secara rinci mengenai pembelajaran budaya


hidup sehat antara lain: pemahaman tentang penerapan
prinsip-prinsip pergaulan sehat bagi remaja dan prinsip-
prinsip pencegahan terhadap pergaulan tidak sehat bagi
remaja memperkuat pemahaman dan penerapan budaya
hidup sehat. Dengan berbagai deskripsi tersebut maka
diharapkan materi ini menjadi pilihan utama dalam
pembelajaran, dengan prasyarat ini, maka siswa dituntut
untuk menguasai kompetensi secara fakta, konsep, dan
prosedur serta dapat mempraktikan budaya hidup sehat
sebagai materi pembelajaran Penjasorkes.
Penguasaan atas segala materi yang telah disajikan
merupakan hal yang penting. Namun demikian
menerapkannya dalam pembelajaran di sekolah merupakan
hal yang jauh lebih penting. Untuk itu kemauan siswa
agar membawa sikap religius, sikap sosial, pengetahuan
dan keterampilan ini dalam kehidupan nyata pada
pembelajaran, bahkan menjadikannya sebagai budaya
dalam kehidupan sehari-hari, tentu merupakan sesuatu
yang diharapkan.
Akhir dari pangkal upaya ini adalah manfaat bagi diri siswa sendiri
dan bagi kepentingan peningkatan kompetensi siswa.

352
Hardiyanto
H. Instrumen Remidial dan Pengayaan

Remidial dilakukan apabila setelah diadakan penilaian


pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai
yang dicapai tidak memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) yang telah ditentukan. Berikut contoh format
remidial terhadap tiga siswa.

1. Format Remidial

Target Nilai
Bentuk
No Siswa KI Aspek Materi Indikator KKM Keterangan
Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
dst
Komentar Orang Tua Siswa :

2. Format Pengayaan

Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian


pada kompetensi yang telah diajarkan pada siswa, nilai
yang dicapai melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
yang telah ditentukan. Berikut contoh format pengayaan
terhadap tiga siswa.

Target Nilai
Bentuk
No Siswa KI Aspek Materi Indikator KKM Keterangan
Remidial
KD Awal Remidial
1.
2.
3.
dst
Komentar Orang Tua Siswa:

353
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
DAFTAR PUSTAKA

Bompa, Todor O, 1994. Theory and Methodology of Training, Third


edition, Toronto, Ontorio.

Depdikbud. 2016. Standar Isi Kurikulum 2013, Untuk Sekolah Menengah


Atas Luar Biasa (SMALB) Tunarungu. Jakarta: Pendidikan Khusus
Layanan Khusus (PKLK) Kemdikbud.
Djumidar, Mochamad. 2004. Belajar Berlatih Gerak-gerak Dasar Atletik.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Fathonah, Siti. 2005. Higiene dan Sanitasi Makanan. Semarang : UNNES


Press.

Hardinge, Mervyn. 2005. Kiat Keluarga Sehat. Bandung : Indonesia


Publishing House.
Harlina, Lydia, dkk. 2006. Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Kompetensi. Jakarta : Balai
Pustaka.
Hudaya, Danu. 2004. Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran
Bola Basket, Konsep dan Metode. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Ibrahim, Marwan. 2004. Terapi Seksual dalam Islam. Bandung : Mujahid
Press.
Kartasapoetra dan Marsetyo. 2005. Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Lutan, Rusli dan Hartoto. 2004. Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi
Pembinaan di Sepanjang Hayat. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Lynne, Brick. 2005. Bugar dengan Senam Aerobik. Jakarta : PT. Rajagrafindo
Persada.
Mahendra, Agus. 2004. Pembelajaran Senam di Sekolah Dasar. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal
Olahraga.
Ma`mun, Amung dan Subroto, Toto. 2004. Pendekatan Keterampilan

354
Hardiyanto
Taktis dalam Permainan Bolavoli: Konsep dan Metode Pembelajaran.
Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat
Jenderal Olahraga.
Mudzakir, Arief. 2006. Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap Global.
Semarang : CV. Aneka Ilmu.
Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP
kelas VII. Bogor : Yudhistira.
Murni, Muhammad. 2005. Renang. Jakarta, Departemen Pendidikan
Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Santoso, Soegeng dan Ranti, Anne. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Suherman, Adang dan Suryatna, Ermat. 2004. Renang Kompetitif Alternatif
untuk SLTP. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan
Direktorat Jenderal Olahraga.
Simanjuntak. 1997. Latar Pergaulan bebas. Bandung: Alumni.

Sunarto dan Hartono. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT.


Rineka Cipta.

Sulaeman, Idik. 2004. Petunjuk Praktis Berkemah. Jakarta : PT. Gramedia.

Syafei, Sahlan. 2006. Bagaimana Anda Mendidik Anak. Bogor : Ghalia


Indonesia.

Sudarsono. 1991. Pergaulan Bebas. Jakarta: Rineka Cipta

Tim penyusunan Bahan Ajar. (2010). Buku Bahan Ajar Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Bogor : PPPPTK Penjas & BK

http://mediabelajaronline.blogspot.co.id/2011/07/pertumbuhan-dan-
perkembangan-pada.html

http://klikduniabola.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-istilah-dalam-
peraturan-sepakbola.html

http://www.artikelsiana.com/2015/09/pengertian-pergaulan-bebas-penyebab.
html#

355
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
GLOSARIUM

A
aktivtas air : rangkaian gerak manusia yang
dilakukan dalam air
aktivitas gerak : bentuk gerakan senam yang menekankan
berirama pada mat dan irama, kelentukan tubuh
dalam gerakan dan kontinuitas gerakan
aktifitas gerak : rangkaian gerak manusia yang dilakukan
ritmik dalam ikatan pola irama, disesuaikan
dengan perubahan tempo, atau semat-
mata gerak ekspresi tubuh mengikuti
iringan musik atau ketukan di luar musik
B
backhand : pukulan dalam permainan bola kecil
(bulutangkis, tenis meja,tenis) dengan
posisi lengan membelakangi arah gerakan
berbanjar : formasi barisan memnjang kebelakang
berenang : gerakan yang dilakukan oleh manusia
atau hewan sewaktu bergerak di air,
dan biasanya tanpa perlengkapan
buatan
berjalan biasa : berjalan dengan menggunakan tumit
terlebih dahulu
berjalan cepat : berjalan dengan tumit dan seluruh
telapak kaki
berjinjit : berdiri atau berjalan dengan ujung jari
kaki saja yang berjejak; berjengket
berlari : bergerak melangkah ada saat melayang

356
Hardiyanto
bermainan : bola yang digunakan dalam aktivitas
bola besar bermain bola yang berukuran besar,
seperti bola sepak, bolavoli atau bola
basket.
bermainan : bola yang digunakan dalam aktivitas
bola kecil bermain bola yang berukuran kesar,
seperti bola kasti, softball, bulutangkis
atau tenis meja
bermain byam : permainan tanpa alat berbaris satu
dan blang kebelakang dengan saling memegang
pinggang barisan terdepan sebagai induk
ayam, satu orang bertindak sebagai elang
, elang berusaha menangkap anak ayam,
induk ayam berusaha melindungi anak
ayam
bet : Raket yang terbuat dari kayu yang dua
sisinya dilapisi karet dengan warna yang
berbeda
block : menghalangi gerak lawan atau arah
serangan lawan atau arah bola dari
serangan lawan
bola : permainan yang dimainkan oleh dua
Keranjang regu putra maupun putri permainan ini
bertujuan mencari nilai/angka sebanyak-
banyaknya dengan cara memasukkan
bola ke keranjang
C
catcher : penangkap bola dalam permainan softball
Clear : Pukulan atau dorongan yang diarah kan ke
Underhand tinggi ke belakang
Chop : Teknik seperti menebang, juga gerakan
digunakan untuk bermacam-macam
pengembalian bola dari lawan.
D

357
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
daya tahan : kemampuan dari otot-otot kerangka badan
untuk menggunakan kekuatan (tidak
maksimal), dalam jangka waktu tertentu
Drive : teknik pukulan yang dilakukan dengan
gerakan bet dari bawah ke atas dan sikap
bet gerakan forehand push atau backhand
push tertutup.
Dropshot : Pukulan potong, adalah pukulan dilakukan
seperti smes. Perbedaannya pada posisi raket
saat perkenaan dengan kok. Bola dipukul
dengan dorongan dan sentuhan yang halus.
F
FIG : Federation Internationale de Gymnastiqua
FINA : Federation International Nation Amateur
finish : titik akhir dari pergerakan
Flick : Pukulan atau dorongan mendatar kea rah
Underhand belakang.
forehand : pukulan dalam permainan bola kecil
(bulutangkis, tenis meja,tenis) dengan posisi
lengan menghadap arah gerakan
Footwork : Teknik gerakan kaki
frekuensi : jumlah pengulangan latihan yang dilakukan
latihan untuk mencapai tingkat kebugaran jasmani
dalam satu minggu, misalnya 2, 3, 4 atau 5
kali dalam seminggu
G
gerak : gerak dasar, meliputi : melangkah, berjalan,
fundamental berlari, melompat, mendarat, menangkap,
melempar, mengayun, berguling, memukul,
merayap, menggendong, menarik, memutar,
meliuk.
gerak Ikutan : gerakan yang dilakukan untuk menjaga
keseimbangan badan setelah melakukan
gerakan utama, seperti setelah melakukan
tolak peluru, lempar cakram dan lembing
gerak lokomotor : gerakan berpindah tempat

358
Hardiyanto
gerak non : bergerak di tempat
lokomotor
gerak : gerak mengontrol objek, misalnya lempar
manipulatif tangkap - bola
Grip : Cara memegang bet.

I
IAAF : International Athletic Amateur Federation
Iindikator : kemampuan yang dapat diukur dan/atau
pencapaian diobservasi untuk disimpulkan sebagai
kompetensi pemenuhan Kompetensi Dasar pada
Kompetensi Inti.
intensitas : kualitas latihan yang dilakukan dalam satu
latihan sesi latihan secara terus menerus”
Istirahat : berhenti sebentar untuk melepas lelah
J
jump shoot : menenmbak bola basket ke arah ring
basket diawali dengan gerak melompat ke
atas (vertikal)
K

kebugaran : salah satu aspek fisik dari kesegaran


jasmani menyeluruh (total fitness). Kesanggupan
seseorang untuk melakukan pekerjaan
produktif sehari-hari tanpa adanya
kelelahan berlebihan dan masih
mempunyai cadangan tenaga untuk
menikmati waktu senggangnya dengan
baik maupun melakukan pekerjaan yang
mendadak
Kasti : Merupakan sejenis olahraga bola. yang
dimainkan anak anak sekolah dasar:
pemain dibagi dua regu, salah satu
mendapat giliran jaga dan satu regu
lagi mendapat giliran untuk memukul.
Disediakan beberapa pos yang ditandai
dengan tiang dimana pemain serang (yang
mendapat giliran pukul) tak boleh di”gebok”
atau dilempar dengan bola. Pemain serang
bergiliran memukul bola yang diumpan
oleh salah seoarng pemain jaga.
359
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
kecepatan : merupakan kemampuan berpindah dari
satu tempat ke tempat lain dalam waktu
sesingkat-singkatnya
keterampilan : keterampilan motorik adalah kemampuan
motorik seseorang untuk melakukan gerakan
terkoordinasi menggunakan kombinasi
berbagai tindakan otot, terdiri dari 2
macam :
 keterampilan motorik kasar
cenderung dilakukan oleh otot-otot besar
dan menghasilkan gerakan tubuh yang
lebih besar seperti berlari dan melompat.
 keterampilan motorik halus
cenderung dilakukan oleh otot-otot yang
lebih kecil seperti yang di tangan dan
menghasilkan tindakan seperti menulis
atau membuka tutup botol.
kecerdasan : kemampuan seseorang untuk menerima,
emosi menilai, mengelola, serta mengontrol emosi
dirinya dan oranglain di sekitarnya. Howard
Gardner (1983) http://id.wikipedia.org/
wiki/Kecerdasan_emosional, terdiri dari :
 mampu menyadari dan mengelola
emosi diri sendiri.
 memiliki kepekaan terhadap emosi
orang lain,
 mampu merespon dan bernegosiasi
dengan orang lain secara emosional, serta
dapat menggunakan emosi sebagai alat
untuk memotivasi diri.
kegiatan : kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh
ekstrakurikuler peserta didik di luar jam belajar kegiatan
intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler,
di bawah bimbingan dan pengawasan
satuan pendidikan, bertujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan
kemandirian peserta didik secara optimal
untuk mendukung pencapaian tujuan
pendidikan

360
Hardiyanto
kegiatan : kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat
ekstrakurikuler dikembangkan dan diselenggarakan oleh
pilihan satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh
peserta didik sesuai bakat dan minatnya
masing-masing
kegiatan : kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib
ekstrakurikuler diselenggarakan oleh satuan pendidikan
wajib dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik
kekuatan : kemampuan otot-otot untuk menggunakan
tenaga maksimal atau mendekati
maksimal, untuk mengangkat beban
kelenturan : kemampuan untuk menggerakan otot
beserta persendian pada seluruh daerah
pergerakan
kombinasi : melakukan beberapa teknik gerakan dalam
satu rangkaian gerak
kiper : penjaga gawang (pada permainan sepak
bola dsb)
komposisi tubuh : presentase lemak badan dari berat badan
tanpa lemak
koordinasi : melakukan beberapa teknik gerakan
dengan berbagai cara dalam satu rangkaian
gerak
kopstand : merupakan salah satu bentuk latihan
keseimbangan pada senam dasar dengan
posisi badan lurus dan kedua kaki rapat
dan lurus ke atas dengan bertumpu pada
dahi dan kedua telapak tangan
L
langkah : perubahan injakan kaki dari satu tempat
ke tempat lain, yang dapat dilakukan
dengan posisi segaris, tegak lurus, dan
serang
lari jarak pendek : Suatu cara lari dimana pelari harus
(sprint) menempuh jarak tertentu (100 m, 200 m,
dan 400 m) dengan kecepatan semaksimal
mungkin.
lob : pukulan melambung tinggi

361
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
lob/overhead : Bola dipukul dari atas kepala, posisinya
clear biasanya dari belakang lapangan dan
diarahkan keatas pada bagian belakang
lapangan.
lompat jauh : salah satu nomor dalam cabang olahraga
atletik. Tujuan lompat jauh ialah
melakukan lompatan sejauh mungkin
dengan teknik dan prosedur yang telah
ditetapkan
lompat tali : melompati anyaman karet dengan
ketinggian tertentu
lay-up shoot : memasukan bola ke arah ring basket
dengan menghantarkan bola ke arah ring
dalam posisi badan melayang
M
melayang : di udara posisi tubuh saat berada di udara
melempar : gerakan yang dilakukan tangan jauh dari
pusat berat badan, seperti lempar cakram,
lembing dan lontar martil
melempar bola : membuang bola jauh-jauh
melompat : bentuk gerakan yang dapat memindahkan
tubuh dengan cepat
meluncur pada : gerak maju ke depan,posisi. kedua kaki,
aktivitas air lengan dan badan lurus ke depan
memukul bola : salah satu teknik dalam permainan kasti/
softball/baseball yang dilakukan oleh regu
penyerang dengan melakukan pukulan
terhadap bola yang dilemparkan oleh
pelambung
menalar/ : mengolah informasi yang sudah
mengasosiasi dikumpulkan, menganalisis data dalam
bentuk membuat kategori, mengasosiasi
atau menghubungkan fenomena/informasi
yang terkait dalam rangka menemukan
suatu pola, dan menyimpulkan
menangkap bola : suatu usaha yang dilakukan oleh pemain
untukdapat menguasai bola dengan tangan
dan hasil pukulanataupun lemparan teman

362
Hardiyanto
menanya : membuat dan mengajukan pertanyaan,
tanya jawab, berdiskusi tentang informasi
yang belum dipahami, informasi tambahan
yang ingin diketahui, atau sebagai
klarifikasi
menendang bola : menyepak; mendepak (dengan kaki)
mengamati : mengamati dengan indra (membaca,
mendengar, menyimak, melihat, menonton,
dan sebagainya) dengan atau tanpa alat
mengayun : menggerakkan lengan dan/atau tungkai ke
depan, belakang, dan/atau ke samping
mengomuni- : menyajikan laporan dalam bentuk bagan,
kasikan diagram, atau grafik; menyusun laporan
tertulis; menyajikan laporan meliputi
proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan;
dan melakukan permainan sederhana
mengoper bola : memindahkan, mengirim bola
mengumpulkan : mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi,
informasi/ mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak,
mencoba melakukan eksperimen, membaca sumber
lain selain buku teks, mengumpulkan
data dari nara sumber melalui angket,
wawancara, dan memodifikasi/
menambahi/mengembangkan
menolak : gerakan yang dilakukan tangan tidak jauh
dari pusat berat badan, seperti tolak peluru
muatan lokal : bahan kajian atau mata pelajaran pada
satuan pendidikan yang berisi muatan dan
proses pembelajaran tentang potensi dan
keunikan lokal
P
papan titian : permainan untuk melatih keseimbangan
PASI : Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
passing : operan terhadap teman main
PERBASASI : Perserikatan Baseball dan Softball Amatir
Seluruh Indonesia
PERBASI : Persatuan Basket Seluruh Indonesia

363
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
pemanasan : persiapan tubuh untuk melakukan gerakan
yang sesungguhnya
pembelajaran : proses interaksi antarpeserta didik, antara
peserta didik dengan tenaga pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar
penholder grip : Pegangan bet seperti memegang tangkai
pena.
: suatu proses pembelajaran melalui
aktivitias jasmani yang didesain untuk
pendidikan meningkatkan kebugaran jasmani,
jasmani mengembangkan ketrampilan motorik,
pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan
aktif, dan sikap sportif, kecerdasan emosi
pendinginan : menurunkan suhu tubuh secara perlahan,
mempersiapkan tubuh untuk melakukan
aktifitas lain
pemain belakang : pemain yang posisinya berada di belakang
para gelandang dan bertugas memberikan
dukungan bagi sang penjaga gawang
pemain depan : posisi yang paling depan, yakni dekat
dengan gawang lawan pada sebuah
tim sepak bola. Tugas utama seorang
penyerang adalah mencetak gol, dapat
juga menjadi pembuka ruang penyerangan
untuk timnya
pemain tengah : seorang pemain yang posisinya berada di
antara para penyerang dan para belakang
permainan : permainan tradisional lompat-lompatan
engklek pada bidang-bidang datar yang digambar di
atas tanah dengan membuat gambar kotak-
kotak, kemudian melompat dengan satu
kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya

364
Hardiyanto
permainan : permainan tanpa alat, tikus berada
kucing tikus dalam lingkaran dan kucing berada di
luar lingkaran. kucing harus berusaha
menangkap tikus dengan cara menerobos
lingkaran gandengan tangan penyelamat
tikus yang berusaha melindungi tikus. Jika
kucing merasa tidak mampu menerobos
lingkaran disatu titik karena terlalu kuat,
kucing bisa memilih tempat lain
permainan : permainan olahraga yang disederhanakan,
sederhana penyederhanaan aturan main, jumlah
pemain, lapangan permainan atau alat
PERSANI : Persatuan Senam Indonesia
poco-poco : Sejenis tarian beramai-ramai yang
berbentuk aerobik dan populer sebagai
aktifitas senam masal
pola gerak : seri aksi gerak yang memiliki fungsi
dominan luas yang ditampilkan dengan tuntutan
dinamis ketepatan yang rendah dalam keadaan
bergerak atau seimbang, misalnya
berguling atau berputar
pola gerak : seri aksi gerak yang memiliki fungsi
dominan luas yang ditampilkan dengan tuntutan
statis ketepatan yang rendah dalam keadaan
diam atau seimbang, misalnya berdiri
dengan tangan (handstand)
PRSI : Persatuan Renang Seluruh Indonesia
push : Teknik memukul bola dengan gerakan
mendorong dan sikap bet terbuka.
S
senam : gerak badan dengan gerakan tertentu,
seperti menggeliat, menggerakkan, dan
meregangkan anggota badan
senam fantasi : permainan imajinasi yang diciptakan
sendiri oleh anak dalam dunianya. (dapat
meningkatkan kemampuan motorik kasar
anak)

365
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
senam irama : rangkaian gerak manusia yang dilakukan
dalam ikatan pola irama, disesuaikan
dengan perubahan tempo, atau semat-mata
gerak ekspresi tubuh mengikuti iringan
musik atau ketukan di luar musik
senam si buyung : salah satu cabang senam ritmik yang di
dalamnya ada unsur gerak dan irama,
yang akan ditujukan untuk perkembangan
sistem syaraf sensoris pada anak usia dini
smash : Pukulan overhead (atas) yang diarahkan
ke bawah dan dilakukan dengan tenaga
penuh.
servis : pukulan awal untuk melakukan permainan
dan dapat juga dijadikan serangan awal
terhadap lawan
shakehand grip : Pegangan bet seperti berjabat tangan.
shooting : menembak ke arah gawang (sepak bola), ke
arah ring basket (bola basket)
side stance : Posisi badan menyamping, baik ke samping
kiri maupun kesamping kanan.
sikap kapal : mengangkat salah satu kaki sambil
terbang mencondongkan badan ke depan
diikuti tangan lurus ke samping sebagai
penyeinbang
sikap lilin : merupakan salah satu bentuk latihan
keseimbangan pada senam dasar dengan
posisi bada lurus dan kedua kaki rapat
dan lurus ke atas dengan bertumpu pada
pundak (seperti lilin pada posisi berdiri)
sikap melayang : merupakan salah satu bentuk latihan
keseimbangan pada senam dasar dengan
posisi badan dan kaki lurus ke belakang
sedangkan kedua lengan terentang ke
samping dan tumpuan menggunakan salah
satu kaki
sliding : upaya mennyentuh base dengan
menjulurkan salah satu kaki ke depan dan
kaki yang satunya dilipat ke belakang

366
Hardiyanto
smash : pukulan yang menukik dan tajam serta
mematikan lawan main
sportif : bersifat kesatria, jujur, dsb
stance : Posisi siap sedia.
start : titik awal untuk memuali bergerak
stroke : Teknik pukulan
square stance : Posisi badan menghadap penuh ke meja
T
tangkisan : usaha pembelaan dalam pencaksilat
dengan cara mengadakan kontak langsung
dengan serangan
teknik dasar : cara yang harus dikuasai untuk melakukan
suatu gerakan
topspin : pukulan bola pada bagian atas bola
V
variasi : melakukan satu teknik gerakan dengan
berbagai cara
volley : memainkan bola sebelum menyentuh
tanah/lantai
volume Latihan : lamanya waktu yang digunakan berlatih
untuk mencapai tingkat kebugaran
jasmani, misalnya lama waktu yang
digunakan untuk berlatih bukan atlit
minimal 20 menit
Z
zig - zag garis berliku-liku atau gerakan berliku-liku

367
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X
PENULIS

Nama Lengkap : Hardiyanto, M.Pd


Telp Kantor/HP : 0812 101 922 20
E-mail : hardiyanto.enasri@gmail.com
Alamat Kantor : Jl. Raya Parung-
Bogor No. 420
Lebakwangi Parung
Bogor, Jawa Barat
Bidang Keahlian : P e n d i d i k a n
Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan

Riwayat pekerjaan/profesi:

1. Staf pada Bidang Program di PPPPTK Penjas dan BK


Kemdikbud, Parung Bogor, Tahun 2005 – 2007.
2. Instruktur Pelatihan Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan di PPPPTK Penjas dan BK Kemdikbud, Parung
Bogor, Tahun 2006 – 2009.
3. Widyaiswara pada PPPPTK Penjas dan BK Kemdikbud,
Parung Bogor Tahun 2010 – sekarang.

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S2: Program Studi Pendidikan Olahraga, Universitas Negeri
Jakarta (2009 – 2013)
2. S1: Jurusan Pendidikan Kepelatihan, Fakultas Pendidikan
Olahraga Kesehatan, Universitas Negeri Jakarta (1995
– 2002)

Judul Buku yang pernah ditelaah (10 Tahun Terakhir):


1. Buku Teks dan Buku Guru Mata Pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Sekolah Menengah
Pertama Kelas X, Tahun 2015.
2. Buku Teks dan Buku Guru Mata Pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Sekolah Menengah Atas
Kelas X, Tahun 2015.

368
Hardiyanto
Judul Penelitian dan Tahun Terbit:
Hubungan Antara Kecepatan Reaksi, Kelincahan, Dan
Keterdidikan Gerak Pada Kemampuan Mengumpan Bola Satu
Dua (Wall Pass), Studi Korelasional Pada Tim Sepakbola Smk
Mitra Kencana, Jakarta Timur. Tahun 2013

Informasi Lain dari Penulis (tidak wajib):


Lahir di Jakarta, 09 Oktober 1976. Menikah dan dikaruniai 1
anak. Saat ini menetap di Jakarta. Aktif di organisasi Special
Olympics Indonesia sebagai pengurus pusat (3 periode : tahun
2000 - 2015) dan pengurus daerah DKI Jakarta (2013-2017),
Pengurus dan Pelatih SSB FIK Universitas Negeri Jakarta tahun
2000 – 2005, telah mengikuti PORNAS IV SOIna di Jakarta 2002
sebagai pelatih kepala cabor tenis meja, Pekan Olahraga Pondok
Pesantren Nasional (POSPENAS) II, di Sumatra Selatan tahun
2003 sebagai Pelatih Kepala cabor tenis meja, Pekan Olahraga
Cacat Nasional (PORCANAS) XII, di Sumatra Selatan tahun
2004, sebagai pelatih cabor tenis meja, head coach cabang
olahraga Atletik snowsnowing pada Special Olympics World
Winnter Games (SOWWG) di Idaho, USA 2009. Special Olympics
Asia Pasific di Newcastle, Australia 2013, sebagai assisten coach
basketball. Mengikuti pelatihan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K) tahun 2004 di Jakarta, dan Aktif di sepakbola
sebagai pelatih sepakbola licence D, PSSI 2003, dan Perwasitan
Sepakbola, wasit C III Persija Pusat, 2003.

369
Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan kelas X

Anda mungkin juga menyukai