Anda di halaman 1dari 12

Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB : Hanya di pergunakan di area kampus ITB untuk keperluan pendidikan dan

penelitian

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai isu dan yang melatarbelakangi penelitian
ini. Kemudian dari isu tersebut dirumuskan permasalahan penelitian, tujuan
penelitian dan sasaran atau langkah-langkah untuk mencapai tujuan penelitian
tersebut. Dalam bab ini juga dirumuskan batasan atau lingkup penelitian dan
manfaat penelitian.

I.1 Latar Belakang

Tempat tinggal dan penghuninya mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak
dapat dipisahkan. Kondisi rumah secara tidak langsung dapat mencerminkan
karakter sosial, budaya, dan ekonomi dari penghuninya. Contohnya apabila kita
melewati suatu kawasan perumahan mewah dan teratur, misal di perumahan
Batununggal Indah, Kota Bandung, dapat diduga bahwa penghuninya adalah
masyarakat berpendapatan tinggi hingga sangat tinggi dan cenderung bersifat
individualis dalam berintraaksi dengan sekitar. Sementara jika kita melewati
kawasan permukiman squatter dan di slum area dapat diduga bahwa pemiliknya
adalah masyarakat berpendapatan rendah hingga sengat rendah dan sebagian besar
bekerja di sektor informal seperti buruh. Rumah tidak hanya sebagai tempat tinggal
akan tetapi juga merupakan bagian dari status dan identitas sebagai bagian dari
upaya mendapatkan kenyamanan bagi masyarakat berpendapatan tinggi; sedangkan
bagi masyarakat berpendapatan rendah, rumah merupakan bagian integral dari
proses produksi atau housing as a verb (Turner dan Robert, 1972).

Studi perpindahan rumah tangga ini sangat menarik untuk dilakukan penelitian
karena banyak aspek yang harus dipertimbangkan sebelum seseorang atau rumah
tangga memutuskan untuk berpindah. Akan tetapi, penelitian mengenai housing
career dan residential mobility masih jarang dilakukan di Indonesia, tetapi sering
dilakukan di luar negeri. Namun, istilah residential mobility kini erat kaitannya
dengan program pemerintah dalam rangka memindahkan penduduk, terutama
penduduk yang termarginalkan, menuju lokasi dan bangunan yang sudah

1
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB : Hanya di pergunakan di area kampus ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian

disediakan pemerintah dan memiliki kualitas yang lebih baik. Contohnya di


beberapa negara, seperti Amerika Serikat dengan Baltimore Residential Mobility
Program (Keels et al, 2005) dan Inggris.

Mobilitas atau perpindahan dalam penelitian dimulai sejak usia muda yakni ketika
mulai meninggalkan atau keluar dari rumah orang tua, misal tinggal di kost ketika
kuliah atau tinggal di boarding school yang mengharuskan untuk tinggal di asrama
dan lain sebagainya. Kemudian, dari penelitian sebelumnya biasanya mobilitas
menyebabkan orang-orang hendak berpindah ke tempat dengan kondisi ekonomi
yang lebih baik dari tempat awal atau sebelum berpindah, misal untuk di Indonesia
sebagian besar orang hendak berpindah ke Jakarta, Bandung, dan kota-kota besar
lainnya.

Perpindahan rumah tangga seperti ini dalam literatur disebut sebagai residential
mobility. Residential mobility atau mobilitas perumahan adalah perpindahan rumah
tangga dalam kota atau intra-urban migration (Short, 1982). Pembuatan keputusan
dalam residential mobility erat kaitannya dengan kebutuhan (needs), keinginan
(desire), obligasi (obligation), dan kekayaan (wealth) (Baker, 2008). Residential
mobility dapat dikonseptualisasikan secara rasional sebagai proses ‘utility
maximisation’ (Ritsila dan Ovaskainen, 2001; McHugh, 1984), di mana biaya (the
cost) dan manfaat perpindahan (benefits of moving) dibentuk oleh kekayaan
(wealth) dan housing affordability (Maher, 1994). Dari perspektif lain dari utility
maximisation atau ekulilibrium, kapasitas rumah tangga dalam membuat keputusan
dibentuk oleh sumberdaya yang mereka miliki/kendalikan/kontrol (Clark dan
Onaka, 1983). Rumah tangga dengan tingkat pendapatan yang cukup tinggi dan
memiliki sumber daya yang lebih banyak, akan memilih rumah atau tempat tinggal
dan lokasi terbaik untuk memenuhi kebutuhan (needs or demands), keamanan
lingkungan, kesehatan lingkungan permukiman dengan maximum amenity.
Seseorang atau rumah tangga dengan sumberdaya yang lebih sedikit (fewer
resources) juga akan memilih rumah dan lokasi tempat tinggal sesuai dengan
kapasitas dan pilihan yang tersedia bagi mereka.

2
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB : Hanya di pergunakan di area kampus ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian

Studi dan penelitian yang dilakukan berdasarkan data survei mengenai topik ‘Why
People or Families Move’ sudah menjadi topik pembahasan dan perdebatan dalam
lingkup nasional dan intranasional sejak hasil penelitian oleh Rossi (1955).
Pemahaman mengenai alasan masyarakat dan rumah tangga berpindah dan
melakukan pergerakan, baik spasial dan aspasial, merupakan hal penting terkait
perpindahan penduduk yang kontemporer dan residential mobility di suatu kota
atau wilayah. Mobility (mobilitas) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap dinamika perpindahan masyarakat yang dapat mempengaruhi perubahan
populasi, lokasi tempat tinggal, serta kualitas dari tempat tinggal yang dihuni oleh
masyarakat dalam suatu kota atau wilayah. Mobilitas perumahan memegang peran
penting dalam membentuk struktur ruang kota. Salah satu faktor yang dapat
membentuk struktur ruang kota adalah migrasi dalam kota yang terjadi terus-
menerus (kontinu) dalam mendistribusikan kembali rumah tangga di antara unit-
unit perumahan atau rumah yang tersedia.

Beberapa sumber literatur menjelaskan pengertian mengenai housing career dan


residential mobility. Kedua istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang
sama, yaitu merupakan perpindahan rumah tangga dari satu permukiman ke
permukiman lainnya. Housing career atau karir perumahan dapat diartikan sebagai
urutan tempat tinggal yang ditempati oleh rumah tangga selama hidupnya (Pickles
dan Davies, 1991). Definisi ini menyiratkan bahwa karir perumahan tidak secara
otomatis terkait dengan perkembangan hierarkis tertentu (dari sewa ke kepemilikan,
atau dari multi-rumah tangga ke rumah tangga tunggal atau dari kecil ke besar),
tetapi ke rangkaian tempat tinggal yang dihuni rumah tangga selama masa hidup
saja (Bolt dan Kempen, 2002). Dengan demikian, housing career menunjukkan
urutan perpindahan permukiman, yaitu kapan rumah tangga mulai pindah dan di
mana tempat tujuan pindah tanpa memandang status hunian.

Residential mobility atau mobilitas perumahan adalah perpindahan rumah tangga


dalam kota atau intra-urban migration (Short, 1982). Residential mobility juga
berdampak pada pembentukan lingkungan tempat tinggal dan mempengaruhi pula
kesehatan, walkability, affordability, dan akses relatif terhadap sumber-sumber

3
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB : Hanya di pergunakan di area kampus ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian

ekonomi, tenaga kerja, dan koneksi atau jejaring sosial masyarakat. Terdapat
beberapa teori terkait dengan proses perpindahan tempat tinggal (residential
mobility), antara lain model filtering (Bier, 2001) dan model life course (Rossi,
1955). Filtering dalam arti tertentu merupakan kebalikan dari gentrifikasi. Seperti
yang dijelaskan oleh Bier (2001) karena struktur bangunan yang sudah lama/tua
umumnnya semakin memburuk, menjadi usang, fall out of fashion, dan ‘filter down'
in value sehingga harga sewa bangunan tua lebih murah daripada bangunan yang
modern, yang membuat bangunan tua ideal untuk digunakan atau disewa oleh para
pemula (first movers), contoh seperti bangunan asrama merupakan tempat tinggal
pertama berusia 18-20 tahun (yang baru pindah atau keluar dari rumah orang tua
untuk sekolah, kerja, kuliah). Hal yang sama berlaku untuk perumahan. Selama
bangunan baru dibangun secara teratur, beberapa bagian bangunan tua akan
filtering-down market dan menjadi terjangkau bagi masyarakat pendapatan rendah.
Model life course (Rossi, 1955), mobilitas tempat tinggal terjadi karena terjadinya
perubahan komposisi dalam rumah tangga yang menyebabkan pertambahan
permintaan (demand) akan ruang yang lebih besar. Menurut Rossi, model ini hanya
berlaku untuk golongan menengah ke atas. Model ini mengungkapkan bahwa
bertambahnya usia atau bertambahnya jumlah anak memberi konsekuensi akan
kebutuhan ruang yang lebih luas. Dengan demikian, dalam penelitian ini yang
dibahas dalam residential mobility adalah faktor apa yang menyebabkan rumah
tangga berpindah atau melakukan perpindahan.

I.2 Rumusan Masalah Penelitian

Residential mobility menciptakan regenerasi perkotaan begitu rumah tangga mulai


berpindah. Populasi beragam yang di dalamnya terdapat berbagai latar belakang
dan life course berkumpul dalam sebuah atau beberapa area dapat menghasilkan
generasi baru di kota. Residential mobility dianggap sebagai jalur alami dalam
perjalanan hidup manusia. Peristiwa kehidupan tertentu seperti aging household,
status perkawinan, dan perubahan ukuran rumah tangga merupakan alasan
pertimbangan bagi beberapa rumah tangga untuk pindah dari rumah mereka saat ini

4
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB : Hanya di pergunakan di area kampus ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian

ke tempat lain untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan mereka (de Groot,
Mulder, Das, & Manting, 2011; Mulder & Hooimeijer, 1999). Residential mobility
adalah penyesuaian kebutuhan perumahan rumah tangga yang disebabkan oleh
perubahan komposisi rumah tangga dan perjalanan hidup (Rossi, 1955). Hal ini juga
dianggap sebagai tanggapan rumah tangga terhadap ketidakpuasan atau stress
situation yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan (Galster, 1987; Speare,
Goldstein, & Frey, 1975). Mobilitas yang aktual harus dibedakan dari mobility
thought dan intension (niat) karena kedua konsep tersebut dianggap menggunakan
pendekatan, pengukuran, dan identifikasi yang berbeda. Intension terkait dengan
pilihan untuk bergerak, sementara perilaku mobilitas aktual terjadi bila tidak ada
batasan atau batasan yang mencegah agar tidak direalisasikan (Lu, 1999; van Ham
& Feijten, 2008). Peneliti sebelumnya telah mengidentifikasi batasan atau faktor
yang mempengaruhi mobilitas aktual (de Groot, et al., 2011; de Groot, Mulder, &
Manting, 2011; Lu, 1999) dan studi mereka menunjukkan bahwa perjalanan hidup
adalah salah satu major barrier yang menghambat rumah tangga untuk pindah dari
rumah mereka saat ini. Namun demikian, penelitian terkait mobilitas perumahan di
Indonesia masih terbatas.

Housing career atau karir perumahan merupakan urutan perpindahan tempat


tinggal rumah tangga yang tidak harus terikat dengan hierarki tempat tinggal,
misalnya tidak mesti dari sewa ke milik, tapi bisa saja dari sewa tetap ke sewa, dan
sebagainya. Kemudian, housing career menjelaskan kapan rumah tangga mulai
pindah dan di mana lokasi pindah. Pertimbangan yang dipakai adalah life course
(perjalan hidup) dan masalah sosial-ekonomi rumah tangga.

Housing career dan residential mobility seringkali dikaitkan dengan life course
(perjalanan hidup) manusia seperti atribut pribadi dan rumah tangga serta profil
perumahan penduduk seperti kepemilikan rumah (homeownership) dan tipe rumah,
serta masalah sosial-ekonomi rumah tangga (seperti pendapatan dan lingkungan
tempat tinggal).

Kondisi perumahan di Indonesia saat ini masih terdapat permasalahan terutama


informasi mengenai perpindahan perumahan dan demand perumahan di Indonesia.

5
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB : Hanya di pergunakan di area kampus ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian

Penelitian ini penting dilakukan untuk memberikan informasi mengenai


perpindahan perumahan, yakni housing career dan residential mobility yang
dilakukan di Indonesia. Penelitian mengenai perpindahan perumahan memiliki
populasi yang sangat banyak untuk diteliti, sedangkan peneliti memiliki
keterbatasan sumber daya dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, penelitian
mengenai perpindahan perumahan, yakni housing career dan residential mobility
dilakukan dalam studi kasus di salah satu lokasi di Indonesia, yakni Kota Bandung.
Adapun alasan dalam pemilihan Kota Bandung sebagai lokasi studi karena Kota
Bandung sebagai kota metropolitan di Indonesia dengan kondisi penduduk yang
heterogen dan penduduknya sudah pernah melakukan perpindahan perumahan
sehingga dapat didapatkan gambaran perpindahan penduduk di Kota Bandung
sebagai perwakilan dari Indonesia. Adapun penelitian dilakukan dengan
mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang berkaitan dengan housing
career dan residential mobility di Indonesia (Studi Kasus Kota Bandung). Kota
Bandung dipilih sebagai studi kasus untuk mewakili gambaran housing career dan
residential mobility di Indonesia.

Persoalan perumahan di Kota Bandung sangat beragam di antaranya, dari segi usia,
penduduk Kota Bandung yang berusia muda atau produktif cenderung untuk
memilih tempat tinggal atau hunian yang berlokasi di dekat tempat kerja atau di
pusat kota. Permasalahan perumahan lainnya adalah luas lahan permukiman
semakin terbatas dan masalah lingkungan, seperti ketersediaan sistem persampahan
dan drainase lingkungan perumahan. Housing career dan residential mobility
penduduk di Kota Bandung belum diketahui. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian atau kajian terkait housing career dan residential mobility di Kota
Bandung.

I.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan persoalan di atas, tujuan penelitian ini
adalah menjelaskan housing career dan residential mobility yang terjadi antar

6
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB : Hanya di pergunakan di area kampus ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian

rumah tangga di Indonesia (Kasus Studi Perpindahan Penduduk di Kota


Bandung). Adapun beberapa sasaran untuk mencapai tujuan tersebut antara lain:

1. Membahas profil rumah tangga berdasarkan social economic status di Kota


Bandung.
2. Menyusun kerangka teoritik mengenai housing career dan residential
mobility di Kota Bandung.
3. Menjelaskan fenomena housing career dan residential mobility di Kota
Bandung.
4. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi housing career dan
residential mobility di Kota Bandung.

I.4 Manfaat Penelitian

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan housing career dan residential mobility
yang terjadi antar rumah tangga di Indonesia (Kasus Studi Perpindahan
Penduduk di Kota Bandung). Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai,
maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam bidang perencanaan
wilayah dan kota. Manfaat penelitian ini memiliki manfaat akademis maupun
praktis, sebagai berikut:

1. Secara akademis dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk


a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaharuan dalam bidang
perencanaan wilayah dan kota yang terus berkembang sesuai dengan
dinamika perubahan pada masyarakat, terutama yang berkaitan dengan
housing career dan residential mobility.
b. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu housing career dan
residential mobility, yaitu membuat inovasi perencanaan dengan
penggunaan metode yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang
terdapat di Indonesia.

7
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB : Hanya di pergunakan di area kampus ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian

c. Sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang


berhubungan dengan housing career dan residential mobility di
Indonesia serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.
2. Secara praktis dari penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a. Bagi pemerintah: Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan
pemikiran sebagai masukan bagi pembangunan permukiman khususnya
dalam perencanaan. Masukan ini berguna untuk perumusan kebijakan
dan perencanaan pengadaan perumahan dan permukiman dalam skala
kota dan wilayah.
b. Bagi masyarakat: Masyarakat sebagai subyek penelitian, diharapkan
dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai pembelajaran
mengenai housing career dan residential mobility, perumahan,
permukiman, dan perencanaan wilayah dan kota.
c. Bagi swasta: Sebagai bahan pertimbangan dalam penyediaan perumahan
dan permukiman dalam skala kota dan wilayah, terutama bagi developer
atau pengembang perumahan.

I.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dibagi menjadi dua bagian, yakni ruang lingkup materi
dan ruang lingkup wilayah. Ruang lingkup materi merupakan batasan lingkup
penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini dan ruang lingkup wilayah
merupakan batasan wilayah yang dijadikan sebagai objek penelitian. Berikut ini
adalah penjelasan ruang lingkup materi dan wilayah dari penelitian ini.

I.5.1 Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi penelitian adalah batasan lingkup penelitian yang akan
dilakukan dalam penelitian ini. Ruang lingkup materi dalam penelitian adalah
sebagai berikut:

1. Karakteristik housing career yang meliputi kapan rumah tangga mulai


berpindah, dan tempat tujuan perpindahan rumah tangga itu berpindah.

8
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB : Hanya di pergunakan di area kampus ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian

2. Karakteristik residential mobility yang meliputi faktor-faktor penyebab


rumah tangga berpindah.

I.5.2 Batasan Wilayah

Wilayah penelitian yang dikaji berada dalam Kota Bandung. Adapun pemilihan
lokasi survei bersifat purposive, sedangkan pemilihan responden di dalam cluster
terpilih berdasarkan multistage-clustered random sampling yang dibagi menjadi
tiga, yakni perumahan high cost, medium cost, dan low cost. Pembagian menjadi
tiga tingkatan wilayah ini dengan tujuan untuk mendapatkan keterwakilan dari
setiap tingkatan status ekonomi rumah tangga. Wilayah tersebut sebenarnya
didasarkan pada penentuan jenis perumahan yang diteliti dan Kepala rumah tangga
(breadwinner) dengan asumsi bahwa responden telah melakukan perpindahan
beberapa kali sepanjang hidupnya dan membiayai kebutuhan kehidupan di rumah
tangga. Untuk memilih beberapa lokasi yang menjadi wilayah penelitian digunakan
beberapa batasan dan pengamatan atas beberapa faktor yang relevan dengan tujuan
studi. Faktor-faktor yang diamati di antaranya melalui seleksi terhadap komposisi
penduduk (demografi), kepadatan penduduk, jumlah anggota rumah tangga, dan
jumlah Kepala Keluarga (KK), kondisi fisik-lingkungan permukiman.

9
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB : Hanya di pergunakan di area kampus ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian

Perumahan
Sukaasih, Kel.
Sindang Jaya
Kawasan
Balubur, Kel.
Tamansari

Perumahan
Batununggal
Indah, Kel.
Mengger

Gambar 1 Lokasi Penelitian


Sumber: Peta RTRW Kota Bandung 2011-2031, Bappelitbang Kota Bandung

10
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB : Hanya di pergunakan di area kampus ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian

I.6 Metode Penelitian

Studi bersifat explanatory dalam rangka untuk memberikan penjelasan deskriptif


terhadap housing career dan residential mobility di Kota Bandung. Studi dilakukan
di seluruh Kota Bandung dengan pendekatan multistage-clustered random
sampling terhadap jenis perumahan atau tempat tinggal dari responden yang hendak
diteliti. Metode yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Studi literatur untuk memperoleh kajian pustaka yang berkaitan dengan


housing career dan residential mobility Pengumpulan data sekunder untuk
memperoleh informasi permukiman dan faktor-faktor perpindahan di wilayah
studi serta perkembangan yang terjadi di wilayah studi.
2. Survei data primer dengan melakukan wawancara kepada masyarakat yang
dituju yang merupakan Kepala Keluarga (KK) atau merupakan pemberi
nafkah utama (breadwinner).
3. Observasi untuk melihat kondisi eksisting guna lahan di wilayah studi.

Penjelasan mengenai tahap-tahap penelitian dijelaskan secara lengkap pada bab III.
Desain Riset.

I.7 Sistematika Penulisan Penelitian

Sistematika penulisan penelitian ini disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab Pendahuluan yang menjelaskan latar belakang, rumusan
masalah, tujuan, sasaran, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan
sistematika penulisan.

BAB II : PERPINDAHAN HUNIAN: FAKTOR DAN KEPUTUSAN YANG


MELATAR BELAKANGINYA

Bab ini membahas teori-teori yang terkait dengan penelitian housing career dan
residential mobility. Beberapa pendapat dari para pakar ataupun konsep
mengenai perpindahan penduduk, housing career, dan residential mobility

11
Koleksi digital milik UPT Perpustakaan ITB : Hanya di pergunakan di area kampus ITB untuk keperluan pendidikan dan penelitian

yang dikumpulkan dari berbagai literatur yang menjadi dasar pembahasan


pada penelitian ini.

BAB III : DESAIN RISET

Bab ini menjelaskan alur riset atau penelitian yang dilakukan. Desain riset juga
menjelaskan kerangka pikir dan kerangka analisis penelitian housing career dan
residential mobility serta penjelasan mengapa memilih kasus kota Bandung.

BAB IV : GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN DAN PROFIL


RESPONDEN

Bab ini menjelaskan konstelasi wilayah penelitian di Kota Bandung. Profil


responden menjelaskan gambaran umum responden secara lebih detail.

BAB V : HOUSING CAREER DAN RESIDENTIAL MOBILITY DI KOTA


BANDUNG

Bab ini mengidentifikasi housing career dan residential mobility di Kota Bandung.
Pembahasan disesuaikan berdasarkan tujuan dan sasaran penelitian yang sudah
ditetapkan. Bagian-bagian pembahasan meliputi identifikasi karakteristik housing
career dan faktor-faktor yang berhubungan dengan residential mobility di Kota
Bandung.

BAB VI : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini menguraikan temuan studi, kesimpulan dari hasil penelitian, rekomendasi
kebijakan, kelemahan studi, serta saran untuk studi lanjutan.

12

Anda mungkin juga menyukai