Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG PELANGI MELALUI PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT DI KOTA SEMARANG


Putri Cahyaningrum
Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro
Jl. Prof.H. Soedarto, SH Tembalang, Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 74655405
Laman : http://www.fisip.undip.ac.d email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT
Kampung Pelangi is one of the tourist destinations that are new and unique in the city of
Semarang, Kampung Pelangi are well known by local and foreign tourists through various social
media or other media. The purpose of this research is to know the process of community
empowerment through the development of tourism, while the role of Government in developing
Tours Kampong Pelangi. This research is descriptive research with qualitative approach, data
collection is done using the techniques of observation, interviews, and documentation. The
results showed that the process of community empowerment in Kampung Pelangi takes place in
three stages, namely the stage of awareness, capacity building, and the granting of power to the
importance of the role of Government in the development of Kampung Pelangi tourism the
Government has three roles, namely Motivators, with form Pokdarwis to implement the
socialization and guidance. Social monitoring via Pokdarwis

Keywords: Community Empowerment, Development Of Tourism, Kampung Pelangi

PENDAHULUAN hingga situs konten media sosial seperti


Salah satu destinasi wisata yang dapat BuzzFeed dan BoredPanda selain itu
dikembangkan di Kota Semarang ialah Kampung Pelangi ini dimuat dalam sebuah
Kampung Pelangi dimana Kampung Pelangi portal berita online Arab News yang
ini merupakan wisata yang sangat unik, bermarkas di Dubai yang memberitakan jika
kampung ini dulunya merupakan kampung tersebut telah menjadi trending
perkampungan kumuh yang tak tertata dan topik di Instagram. Wisata unik ini
terletak dipinggir kali Semarang. Kampung merupakan hasil karya dari warga dengan
pelangi ini menjadi viral diberbagai sosial konsep mengecat rumahnya warna-warni
media juga media televisi nasional bahkan dimana menjadi tempat wisata yang baru di
internasional dikutip dari laman Semarang. Konsep ini terbilang bukanlah
detiknews.com media asing ramai konsep kampung yang baru, Sebelumnya
membicarakan kampung Pelangi, seperti telah ada konsep serupa seperti kampung
media inggris The Independent dan Miror pelangi di Malang, Bandung, Lubuklinggau,
dan Ambarawa . Melibatkan masyarakat yang terkenal menjadi kampung kumuh
dalam pembangunan merupakan upaya yang basis anak jalanan, pengemis, tukang
harus dilakukan oleh pemerintah untuk peminta-minta, hingga tukang pengepul
mendorong adanya pemberdayaan sampah dan juga dengan legenda Gunung
masyarakat serta meningkatkan partisipasi Brintik. Kampung pelangi yang berada di
masyarakat. Kota Semarang ini dari awal terbentuknya
Pengembangan pariwisata tidak merupakan ide dari pemerintah dan
hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pemerintah sendiri yang menggerakan
saja, akan tetapi juga seluruh elemen atau semua masyarakat untuk ikut berpartisipasi
stakeholder yang terkait. Menurut I Gde mengubah kampung ini. Berdasarkan dari
Pitana dan Putu G. Gayatri menyatakan pernyataan beberapa masyarakat yang
bahwa dibutuhkan kerjasama antara para tinggal di Kampung Pelangi dapat
stakeholders untuk menggerakan pariwisata disimpulkan bahwa banyak wisatawan lokal
. Para stakeholders tersebut adalah insan- bahkan mancanegara yang datang. Kampung
insan pariwisata yang ada pada berbagai pelangi ini sangat berpotensi untuk
sektor. Secara umum insan pariwisata memberikan pengaruh positif bagi
dikelompokkan dalam tiga pilar utama yaitu masyarakatnya yang daerahnya dijadikan
masyarakat, swasta, dan pemerintah. Peran menjadi kampung pelangi. Kampung
masyarakat dalam pengembangan pelangi tentunya dapat meningkatkan
kepariwisataan memerlukan berbagai upaya kesejahteraan masyarakat serta memberikan
pemberdayaan (empowerment). pelajaran bagi masyarakat agar dapat
Pemberdayaan merupakan upaya untuk bersikap mandiri dan memiliki jiwa pekerja
membangun daya, dengan cara mendorong, keras untuk memperbaiki ekonomi mereka.
memotivasi, dan membangkitkan kesadaran Berdasarkan latar belakang tersebut
akan potensi yang dimiliki serta berupaya diatas, maka peneliti tertarik untuk
untuk mengembangkannya . melakukan penelitian dengan judul
Kampung pelangi ini muncul dari ide Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Walikota Semarang Hendrar Prihadi yang Pengembangan Wisata Kampung Pelangi.
menunjuk kampung wonosari untuk METODE PENELITIAN
dijadikan sebagai Kampung pelangi Metode penelitian yang digunakan adalah
kampung ini dulunya merupakan kampung pendekatan kualitatif dengan teknik
pengumpulan data yaitu wawancara, (pemberdayaan). Dalam menentukan sebuah
observasi dan dokumentasi. Penelitian ini program pemerintah Kota Semarang
dihasilkan dari hasil wawancara yang melibatkan masyarakat dari mulai
dilakukan peneliti kepada beberapa pembentukan hingga pelaksanaan meskipun
informan yang terdiri dari Dinas bersifat top-down bukan berarti masyarakat
Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Penataan hanya tinggal menerima begitu saja. Karena
Ruang, pengurus dan anggota Kelompok Keberhasilan pembangunan Kampung
Sadar Wisata Kampung Pelangi dan Pelangi bukan hanya ditangan pemerintah
masyarakat. Setting penelitian adalah namun juga harus mendapatkan dukungan
Kampung Pelangi, Randusari, Semarang dan melibatkan masyarakat sejak
Selatan. perencanaan. Oleh karena itu pemerintah
HASIL PENELITIAN kota semarang dalam hal perencanaannya
Kampung Pelangi resmi disahkan telah melibatkan masyarakat melalui
pada tanggal 15 April Tahun 2017 oleh perwakilan tokoh masyarakat.
Walikota Semarang Hendrar Prihadi, S.E, Pelaksanaan program Kampung
M.M. Awal peresmian Kampung Pelangi Pelangi mulai dilakukan pada tanggal 15
sudah banyak dikunjungi oleh pengunjung April 2017. Estimasi rumah yang akan
di setiap gangnya. Keramaian pengunjung direncanakan adalah 391 unit dengan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk realisasi penerimaan cat yang diterima 43I
berjualan baik makanan, minuman, dan Peil Cat Tembok, 60 Peil Cat Genting dan
snack. Setelah dijadikan Kampung Pelangi uang sebesar Rp. 67,5 Juta yang telah
di lingkungan Wonosari menjadi terlihat didapatkan dari CSR yang telah masuk.
rapi, bersih, dan juga mengurangi kesan Pelaksanaan pengecatan dilakukan bersama-
kumuh. sama pemerintah beserta jajarannya dan juga
Kampung Pelangi dilakukan oleh tenaga kerja dari Gapensi sejumlah 40
perbaikan dengan memperhatikan beberapa orang dibantu oleh masyarakat wonosari.
hal yaitu : Mengubah Lokasi kumuh menjadi Partisipasi masyarakat di kampung
tidak kumuh peningkatan perbaikan kondisi Wonosari cukup bagus mereka ikut terlibat
lingkungan; Pelibatan masyarakat secara dalam membantu pengecatan bangunannya
aktif; Mengangkat potensi sosial dan sendiri, memberi makan dan minum tukang,
ekonomi masyarakat setempat Terdapat 3 aspek yang akan dilihat sebelum
adanya pemberdayaan masyarakat di membuat wisatawan yang berjalan memutari
Kampung Pelangi aspek lingkungan, Kampung Pelangi tidak bosan, spot foto
lingkup masyarakat sekitar, jenis pekerjaan. yang digunakan dihias agar lebih berwarna
Dalam aspek lingkungan, dahulu lingkungan dengan aksesoris yang menarik. Souvenir
di Kampung Pelangi ini atau Kampung Sebagai Tanda Masuk, Pada saat
Wonosari ini tipe permukiman pinggiran berkunjung di Kampung Pelangi pengunjung
atau kumuh. Dari aspek lingkup masyarakat atau wisatawan yang datang dapat membeli
warga sudah memiliki rasa menjunjung souvenir berupa gantungan kunci yang
kebersamaan, hidup rukun, gotong royong dimaksudkan sebagai tanda masuk wisata
dengan sesama warga, dan mengedepankan Kampung Pelangi. Souvenir berupa
musyawarah mufakat dalam pengambilan gantungan kunci ini dapat diperoleh di setiap
keputusan. Kampung Wonosari masyarakat gang-gang yang berada di kawasan
disini adalah tipe yang suka bila ada sesuatu Kampung Pelangi. Bentuk dari souvenir
yang baru masuk. Tetapi mereka masih kaku sebagai tanda masuk adalah salah satu upaya
terhadap upaya dari pemberdayaan yang dari masyarakat melalui pokdarwis untuk
dilakukan pemerintah dan masih sedikit mengembangkan potensi warga. Festival
yang ikut serta apabila terdapat pelatihan Lomba Mancing, Festival lomba mancing
yang diberikan oleh dari pemerintah ( di Kampung Pelangi awalnya dilakukan
Socialisation dan Guiding ) karena masih untuk memperingati HUT 1 Kampung
belum merata pelatihan yang diberikan oleh Pelangi namun, selain itu tujuan utamanya
dinas terkait. ialah sebagai upaya promosi mengangkat
Kegiatan Pengembangan Wisata di potensi wisata di Kampung Pelangi. Acara
Kampung Pelangi ; Spot Selfie/foto ,Spot ini diselenggarakan setahun sekali bahkan
foto sekarang ini merupakan hal yang perlu dihadiri oleh Walikota Semarang Bapak
dikembangkan dalam wisata karena potensi Hendrar Prihadi. Pokdarwis membentuk
pengembangan wisata ini dapat menjadikan panitia lomba mancing melalui panitia
suatu destinasi wisata menjadi viral terutama pokdarwis berharap dapat memberdayakan
di media sosial. Kampung Pelangi sendiri masyarakat dengan cara melibatkan
viral karenak keunikannya melalui sosial masyarakat sebagai panitia lomba mancing.
media dan juga media lainnya, dengan Kuliner Kampung Pelangi, selain
adanya spot foto di beberapa titik dapat menikmati wisata swafoto, pengunjung atau
wisatawan juga dapat mencari makanan Dimana pada tahap ini dilakukan sosialisasi
yang dijual penduduk setempat. Uniknya pembentukan Kampung Pelangi kepada
juga ada beberapa warga yang berjualan atau masyarakat, Proses soasialisasi dilakukan
membuka kedai pelangi yang menu oleh pemerintah dan para tokoh desa melalui
makanan atau minumannya serba warna- rapat dengan memberikan pemahaman
warni seperti es mambo pelangi dan roti kepada masyarakat tentang pembentukan
lapis pelangi. Meskipun hanya beberapa Kampung pelangi di lingkungan tempat
yang unik, namun ada pula yang membuka tinggal mereka.
angkringan yang dicat warna-warni semarak Pengkapasitasan
dengan berbagai karakter seperti lingkungan Pendampingan dilakukan dengan
di sekitarnya. transformasi kemampuan berupa berupa
PEMBAHASAN kemampuan dan ketrampilan. Dalam hal ini
Proses pemberdayaan dan peran pemerintah pelatihan ketrampilan dilakukan kepada
dalam pengembangan wisata dapat dilihat pokdarwis maupun kelompok masyarakat.
berdasarkan pada teori tahapan Untuk meningkatkan sumber daya manusia
pemberdayaan (Wrihatnolo) yaitu dibidang wisata. Pemerintah melalui Dinas
penyadaran, pengkapasitasan, dan Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah
pendayagunaan. Sedangkan peran Kota Semarang Bidang Kelembagaan
pemerintah dapat dilihat dari teori peran mengadakan pelatihan kepada kelompok –
pemerintah (Pitana dan Gayatri) , untuk kelompok sadar wisata yang ada di
mengembangkan potensi pariwisata di Kampung Pelangi, selain itu pemerintah
daerahnya sebagai : Motivator, Dinamisator, melalui dinas perindustrian dan perdagangan
dan Fasilitator. memberikan bantuan berupa bimbingan,
Penyadaran penyuluhan dan pelatihan kepada ibu- ibu
Sasaran yang akan diberdayakan diberi PKK untuk menggali kemampuan yang
pencerahan dalam bentuk penyadaran bahwa mereka miliki, serta dinas Koperasi dan
mereka mempunyai hak untuk memiliki UMKM.
sesuatu. proses pemberdayaan pembentukan Pendayagunaan
perilaku sadar atau penyadaran dilakukan Pemberdayaan masyarakat melalui
oleh pemerintah yang bekerjasama dengan pengembangan wisata Kampung Pelangi
tokoh- tokoh desa Kampung Pelangi. pada tahap ini dapat dilihat dari peran
pemerintah dalam memberikan bantuan baik masyarakat sebagai bentuk dukungan
berupa dana pinjaman kepada kelompok terhadap pelaksanaan program Kampung
masyarakat yang memiliki usaha maupun Pelangi. Tahapan pengkapasitasan
bantuan secara fisik untuk meningkatkan merupakan bentuk campur tangan dari
sarana dan prasarana penunjang pariwisata. stakeholder untuk memperkuat proses
Bantuan pinjaman dana melalui Kredit pemberdayaan masyarakat melalui
Wibawa dengan mengajukan proposal pelatihan-pelatihan dan pengembangan
usaha, ada 19 warga yang sudah sumber daya manusia, selain itu manfaatnya
mengajukan dengan usaha membuka warung bagi masyarakat dan menginventarisir
makanan minuman, maupun menjual potensi-potensi pelatihan pengolahan
souvenir. makanan , pelatihan ketrampilan, dan juga
Bantuan secara fisik berupa pembuatan pelatihan untuk pokdarwis di Kampung
lahan parkir yang representatif, perbaikan Pelangi. Ditahapan akhir, tahap pemberian
talud di depan Kampung Pelangi, perbaikan daya, pemberdayaan masyarakat melalui
jembatan Kampung Pelangi dan pengembangan Kampung Pelangi pada
pembangunan foodcourt yang menunjang tahap ini dapat dilihat dari peran pemerintah
kegiatan pariwisata dalam memberikan bantuan secara fisik
PENUTUP seperti pembuatan lahan parkir, ikon
SIMPULAN kampung pelangi, gardu pandang dan
Pemberdayaan Masyarakat di Kampung infrasturktur lainnya, sedangkan non-fisik
Pelangi dilakukan dengan cara mengajak ialah bantuan ijin usaha dan juga pemberian
seluruh masyarakat untuk ikut berpartisipasi pinjaman modal usaha Kredit Wibawa agar
dalam segala kegiatan yang menyangkut masyarakat dapat berusaha dan
Kampung Pelangi. Proses pemberdayaan mengembangkan wisata Kampung Pelangi
masyarakat melalui pengembangan wisata di sekaligus meningkatkan pendapatan
Kampung Pelangi melalui tiga tahap yaitu ekonomi.
penyadaran, pengkapasitasan, dan tahap Peran pemerintah dalam pengembangan
pemberian daya. Tahap pertama wisata Kampung Pelangi di Kota Semarang
menekankan pada proses sosialisasi sudah berjalan dengan baik namun, belum
pengecatan rumah-rumah warga, konsep optimal secara menyeluruh. Hal ini dapat
dari Kampung Pelangi dan partisipasi dilihat dari peran pemerintah dalam
pengembangan pariwisata yang mencakup ; Kota Semarang memiliki 4 faktor yaitu,
Motivator, peran yang dilakukan pemerintah merupakan destinasi wisata yang unik, dekat
sebagai motivator yaitu telah terwujud dengan Tugu Muda, Lawang Sewu dan
dengan membentuk pokdarwis, melakukan pusat oleh-oleh, Fasilitas yang diberikan
pembinaan, sosialisasi dan juga pelatihan oleh pemerintah, dan juga partisipasi dari
pemandu wisata kepada pokdarwis masyarakat Kampung Pelangi. Dalam
Kampung Pelangi. Namun, minat pengembangan wisata Kampung Pelangi
masyarakat untuk ikut terlibat juga memiliki 3 faktor penghambat yaitu,
mengembangkan wisata Kampung Pelangi dari Sumber daya manusia, Sumber dana,
belum sepenuhnya aktif dan sadar. dan Keterbatasan ruang terbuka.
Fasilitator, peran yang dilakukan pemerintah SARAN
yaitu, menciptakan sarana dan prasarana Dalam pengembangan wisata Kampung
wisata serta strategi promosi namun, strategi Pelangi melalui pemberdayaan pemerintah
promosi yang dilakukan pemerintah belum seharusnya memberikan sosialisasi yang
maksimal karena kebanyakan promosi lebih intensif agar masyarakat lebih paham
dilakukan melalui media sosial. tentang suatu informasi yang berkaitan
Dinamisator, peran pemerintah sebagai dengan pemberdayaan masyarakat, perlu
dinamisator yaitu menjalin hubungan atau adanya pelatihan yang lebih digiatkan
koordinasi dengan stakeholder instansi, terutama pada Pokdarwis. Hal ini sangatlah
masyarakat, maupun swasta. Dilakukan berpengaruh untuk pengembangan
melalui pertemuan rutin dengan anggota masyarakat dan Kampung Pelangi dan juga
pokdarwis, dengan swasta dilakukan saat mengadakan survey rutin ke Kampung
adanya event di Kampung Pelangi. Namun Pelangi untuk mengetahui sejauh apa
dalam hal ini peran pemerintah belum perkembangan wisata Kampung Pelangi.
optimal karena belum bisa melibatkan Untuk podarwis atau pengelola Kampung
investor untuk masuk dan ikut Pelangi seharusnya mengoptimalkan potensi
mengembangkan wisata Kampung Pelangi. yang bisa dikembangkan dengan adanya
Pemerintah hanya melibatkan masyarakat pertemuan rutin pokdarwis yang dilakukan
dalam pengelolaannya. harus melibatkan masyarakat agar tau
Faktor yang mendukung dalam potensi-potensi apa yang perlu digali.
pengembangan wisata Kampung Pelangi di Masyarakat perlu meningkatkan
kesadarannya untuk terlibat dalam Gumelar S. Sastrayuda.( 2010). Hand Out
sosialisasi maupun pelatihan yang dilakukan Mata Kuliah Concept Resort And
oleh pemerintah. Leisure, Strategi Pengembangan Dan
DAFTAR PUSTAKA Pengelolaan Resort And Leisure.
Abdur Rohim, “Pemberdayaan Masyarakat
., & Putu G, Gayatri. (2005). Sosiologi
Melalui Pengembangan Desa Wisata
Pariwisata Yogyakarta : CV Andi
(studi di Desa Wisata Bejiharjo,
Offset hal 96-97
Kecamatan Karangmojo, Kabupaten
Gunungkidul, DIY)”, skripsi, Hanifa Fitrianti, “Strategi Pengembangan
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Desa Wisata Talun Melalui Model
Yogyakarta, 2013, hlm. 20 Pemberdayaan Masyarakat” dalam
jurnal Economics Development
Anwas, Oos M.(2013) Pemberdayaan
Analysis Journal,
Masyarakat di Era Global.Bandung :
VOL.3,No.1,(2014),hlm. 210-211,
Alfabeta
dalam
Amrulloh, Zaenudin. Pemberdayaan http://journal.unnes.ac.id/sju/index/p
Masyarakat Berbasis Pariwisata Pada hp/edaj (diakses pada tanggal 10
Dusun tradisional sasak Sade Desember 2017)
Lombok NTB,2014.

Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur


Jim Ife, Longman, 1995.Disarikan dari
Penelitian, Suatu Pendekatan
Community Development ; Creating
Praktek. Jakarta: PT Rineka
Community Alternatives, Vision,
Cipta.Hlm 136.
Analysis & Practice.
Dumasari.2014.Dinamika Pengembangan
Maisaroh, (2011) Pemberdayaan Masyarakat
Masyrakat Partisipasif.Yogyakarta:
Melalui Rumah Pintar Pijoengan Di
Pustaka Pelajar. Hlm 17-18
Dusun Daraman, Srimartani,
Fildzah A‟inun N dkk, Pengembangan Desa Piyungan, Bantul, Yogyakarta. S1
Wisata Melalui Konsep Community thesis, Fakultas Ilmu Sosial.
Based Tourism, Vol 2, No 3, hlm
344
Mardikanto, Totok & Poerwoko Soebiato http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/
(2012). Pemberdayaan Masyarakat 10/161016_majalah_kampung_warna_warni
Dalam Perspektif Kebijakan Publik. malang di akses pada tanggal 26 Maret 2018
Bandung : Alfabeta
Peraturan Perundang-undangan
Oka A Yoeti. (1992). Pengantar Ilmu
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009
Pariwisata. Bandung: Ofset Angkasa.
tentang Kepariwisataan
Hal-12
Peraturan Presiden No. 98 Tahun 2014
R.Randy, Wrihatnolo. 2007. Manajemen
tentang Perizinan Untuk Usaha Mikro dan
Pemberdayaan: Sebuah Pengantar
Kecil
dan Panduan untuk Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta : PT. Elex Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83
Komputindo. Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian
ijin usaha Mikro dan Kecil (IUMK)
Sedarmaryanti. 2004. “Good Governance „
diselenggarkan di tingkat Kecamatan di
Kepemerintahan Yang Baik‟ “,
Kota Semarang.
Bandung: Mandar Maju

Sri Endah Nurhidayati, Community Based


Tourism (CBT) sebagai Pendekatan
Pembangunan Pariwisata
Berkelanjutan. Program Studi D3
Pariwisata FISIP Universitas
Airlangga, Surabaya

Website (Berita) :

http://setkab.go.id/tahun-2017-kita-genjot-
sektor-pariwisata/ di akses pada tanggal 21
maret 2018

http://jatengtoday.com/legenda-wanita-sakti-
penghuni-gunung-brintik-semarang7591 di akses
pada tanggal 26 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai