Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ORAL MEDICINE

CHEILOSIS

Disusun Oleh :

KELOMPOK C2
Rafika Putri 04031281419032
Andi Muhammad Imam Ridzali 04031281419033
Fadlun Alawiyah 04031281419034

Dosen Pembimbing: drg. Siti Rusdiana Puspa Dewi, M.Kes

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

2016
CHEILOSIS/ CHEILITIS

Cheilosis dan cheilitis sering digunakan secara bergantian (seperti dalam istilah hybrid,
"sudut cheilosis") sehingga menghasilkan sedikit kebingungan. mereka harus dibedakan
sebagai berikut:
 Cheilosis (cheilos, bibir dalam Yunani) adalah kemerahan dan retak dari salah satu
dari kedua sudut mulut. Ini biasanya ditemui pada pasien edentulous dengan gigi palsu
yang tidak pas, di mana hal itu disebabkan oleh akumulasi saliva , maserasi jaringan
sekitarnya, dan infeksi organisme endogen. Kekurangan nutrisi secara bersamaan
(seperti b12, pyridoxine, riboflavin, atau asam folat) serta HIV, anemia kekurangan zat
besi. dan sindrom Plummer-Vinson. Cheilosis merupakan suatu kelainan non-inflamasi
berupa fisur dan scale pada bibir dan dihubungkan dengan kekurangan vitamin
ribovlavin. Sedangkan Cheilitis merupakan suatu kelainan inflamasi dan menyebabkan
bibir pecah-pecah.

Actinic cheilosis jarang terjadi pada individu yang lebih muda dari 45 tahun. Hal ini
lebih sering terjadi pada pria dengan rasio pria:wanita 10:1 pada beberapa studi. Lesi
tersebut berkembang sangat lambat sehingga pasien tidak sadar akan perubahannya.
Perubahan klinis paling awal adalah atropi batas vermillion bibir bawah, ditandai
dengan area halus dan berbintik pucat. Tanda yang paling sering terlihat adalah
menjadi tidak jelasnya batas antara daerah vermillion dan daerah kutanous bibir.
Seiring dengan berkembangnya lesi, daerah vermillion yang lebih kering akan menjadi
kasar dan bersisik. Area ini menebal dan dapat tampak seperti lesi leukoplakia,
terutama ketika meluas mendekati batas basah bibir. Pasien mungkin melaporkan
bahwa material bersisik dapat dikelupas, namun akan terbentuk lagi dalam beberapa
hari. Pada perkembangan yang lebih lanjut, dapat terbentuk ulserasi kronis, terutama
pada tempat trauma ringan dari rokok. Ulserasi tersebut dapat bertahan selama
berbulan-bulan dan sering menggambarkan perkembangannya.
ACTINIC CHEILITIS

DEFINISI
Actinic cheilitis muncul seperti kekeringan kulit yang difus/tidak merata dan
penebalan vermilion bibir bawah. Bentuk umum dari actinic cheilitis adalah karena paparan
sinar matahari yang kronis. Hal ini juga disebut cheilosis actinic, solar cheilitis, dan kadang-
kadang actinic cheilitis dengan atypia histologis. Actinic cheilitis juga menjelaskan
keterlibatan bibir di actinic prurigo, suatu bentuk yang jarang dari fotosensitifitas. Pria lebih
rentan terjangkit dibanding wanita dengan rentan usia pertengahan sampai lebih tua.

ETIOLOGI
Actinic cheilitis sebagian besar diderita oleh orang dewasa berkulit putih yang tinggal
di daerah tropis atau subtropis, terutama pekerja di luar ruangan. Biasanya mereka ingat bibir
pernah terbakar matahari di tahun sebelumnya. Mereka juga mungkin memiliki actinic
keratosis ditempat lain yang terkena sinar matahari seperti kulit kepala, telinga, wajah dan
tangan. Actinic cheilitis tiga kali lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
Actinic cheilitis terjadi dari paparan kronis bibir bawah karena radiasi ultraviolet
matahari. Hal ini lebih rentan daripada kulit di sekitarnya karena epitel mukosa bibir lebih
tipis dan kurang berpigmen dari epidermis.

GAMBARAN KLINIS
Actinic cheilitis paling umum mengenai bibir bawah (90%), dan menyebabkan:
 Kekeringan
 Kulit Menipis dan rapuh
 Menebalnya papula dan plak bersisik (actinic keratosis)

Fitur kurang umum dari actinic cheilitis meliputi:


 Pembengkakan
 Kemerahan
 Rasa sakit
 Fissuring, ulserasi fokus dan pengerasan kulit
 Kehilangan demarkasi antara perbatasan vermilion bibir dan kulit yang
berdekatan
 Patch putih dan tebal (leukokeratosis)
 Perubahan kulit menjadi pucat atau kekuningan
 Lipatan dan garis bibir yang menonjol
KOMPLIKASI
Actinic cheilitis merupakan kondisi pre-malignant, tetapi dapat menyebabkan:
 Interepidermal carcinoma (Bowen disease atau squamous cell carcinoma in
situ)
 Invasive squamous cell carcinoma

Kanker pada bibir sering terjadi pada perokok dibandingkan bukan perokok. Faktor
lain termasuk oncogenic human papillomavirus (wart virus), pengidap alcohol dan
immunosupresi. Invasive squamous cell carcinoma harus dicurigai apabila bibir lembut , atau
berkembangnya ulser persisten atau pembesaran nodula.

PERAWATAN
Actinic cheilitis biasanya didiagnosis secara klinis. Biopsi kulit dapat diambil jika
kanker kulit atau penyebab inflamasi cheilitis dicurigai. Fitur patologis dari actinic cheilitis
adalah adanya penebalan atau atrofi bibir, penebalan epidermis parsial dysplasia, solar
elastosis dan peradangan pada dermis. Berhenti merokok seumur hidup atau sepanjang tahun,
perlindungan matahari harian sangat penting.
 Batasi paparan sinar matahari
 Memakai topi dengan pinggiran lebar
 Oleskan tabir surya yang mengandung lip balm
 Pria dapat mempertimbangkan untuk menumbuhkan kumis.

Terapi topikal untuk actinic cheilitis antara lain:


 Retinoid topikal
 Krim 5-fluorouracil
 Krim imiquimod
 Terapi photodynamic

Perawatan fisik untuk actinic cheilitis meliputi:


 Cryotherapy
 Elektrokauter
 Vermilionectomy (operasi pengangkatan bibir eksternal)
 Laser ablasi, misalnya dengan Er: YAG Laser

ANGULAR CHEILITIS

DEFINISI
Angular cheilitis merupakan inflamasi akut atau kronis pada sudut mulut yang ditandai
dengan adanya fisur-fisur, retak-retak pada sudut bibir, berwarna kemerahan, mengalami
ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri dan rasa kering pada sudut mulut. Pada kasus yang parah,
retakan tersebut dapat berdarah ketika membuka mulut dan menimbulkan ulser dangkal atau
krusta.
Menurut Stannus, lesi ini ditandai dengan adanya fisur-fisur dan eritema pada sudut
mulut yang menyebar sampai ke bawah bibir dan kemungkinan meluas ke mukosa pipi.
Angular cheilitis memiliki nama perleche, angular cheilosis dan angular stomatitis.
Pria dan wanita dengan rentan usia lebih tua yang lebih sering terjangkit.

Gambar 1. Angular Cheilitis

ETIOLOGI
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya angular cheilitis yaitu infeksi, trauma
mekanis, defisiensi nutrisi atau menurunnya sistem imun. Dalam proses terjadinya angular
cheilitis, faktor-faktor penyebab tersebut bisa berdiri sendiri atau berkombinasi dengan
faktor lain. Umumnya angular cheilitis pada orang dewasa disebabkan oleh agen infeksi
atau faktor mekanikal sedangkan pada anak-anak yang lebih menonjol disebabkan
defisiensi nutrisi dan menurunnya sistem imun.
Biasanya pada anak, angular cheilitis sering diikuti dengan demam. Defisiensi dari
vitamin B yang menyebabkan angular cheilitis adalah akibat dari kekurangan riboflavin
(vitamin B2), asam folat dan piridoksin (vitamin B6). Sedangkan vitamin lainnya yang
juga tergabung di dalam vitamin B kompleks tidak menyebabkan terjadinya angular
cheilitis walaupun menimbulkan lesi-lesi di rongga mulut. Candida albicans dan
Staphylococcus aureus banyak terdapat dalam lesi angular cheilitis.4
1 Infeksi
Agen infeksi merupakan penyebab utama dan dapat diisolasi pada lebih 54% dari
lesi, dimana sebagian besar adalah Candida albicans dan Staphylococcus aureus.
Angular cheilitis sering dikaitkan dengan keberadaan Oral Candidiasis, yang
umumnya terjadi pada pasien yang memakai gigi tiruan, terutama pada pasien
yang mengalami denture stomatitis. Adanya pengelupasan kulit yang berwarna
kuning menunjukkan infeksi dari Staphylococcus aureus yang dapat
membedakannya dengan Candida sp.3

2 Trauma mekanis
Faktor mekanis dapat terjadi pada orang tua dan anak-anak. Pada orang tua dapat
disebabkan oleh pemakaian gigi tiruan yang tidak pas atauakibat proses penuaan
sedangkan pada anak-anak seperti menjilat sudut bibir, menghisap jari dan
menggunakan dot. Pada orang tua, bila terjadinya kehilangan ketinggian oklusal
disebabkan karena kehilangan gigi atau pasien dengan gigi tiruan yang tidak pas
akan menyebabkan kurangnya dimensi vertikal, dan seterusnya membentuk
lipatan-lipatan pada sudut mulut. Saliva akan berakumulasi pada lipatan tersebut,
menyebabkan lembab dan menyediakan habitat yang sempurna untuk Candida
albicans. Pada anak-anak, kebiasaan menjilat sudut bibir dan menghisap jari akan
menyebabkan saliva berkumpul pada sudut mulut dan terbentuklah lingkungan
yang sesuai untuk proliferasi organisme. Keadaan ini dapat menjadi lebih parah
dengan membiarkan bibir yang basah dikeringkan oleh angin dan sinar matahari.
Penyebab angular cheilitis lainnya pada anak adalah kebiasaan bernafas melalui
mulut dan sering mengeluarkan air liur (mengences).3

3 Defisiensi nutrisi
Defisiensi nutrisi yang sering terjadi pada pasien penderita angular cheilitis antara
lain ialah defisiensi vitamin B2 (riboflavin), B6 (piridoksin), B12 (kobalamin), zat
besi, dan asam folat. Dimana sumber vitamin dan mineral tersebut banyak terdapat
pada buah, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran, khususnya sayuran hijau.

4 Defisiensi imun
Angular cheilitis yang dikaitkan dengan kandidiasis merupakan manifestasi awal
defisiensi imunologis seperti Diabetes Mellitus atau infeksi HIV. Pada anak-anak,
angular cheilitis mudah terjadi akibat sistem imun yang belum matang. Pada
orang-orang tua dengan daya tahan yang lemah akan memudahkan pertumbuhan
jamur atau bakteri lain berkembang secara pathogen yang akhirnya dapat
mengakibatkan timbulnya lesi angular cheilitis.

PREDISPOSISI
Beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor predisposisi, antara lain1 :
a Penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, AIDS, herpes labialis, dan sifilis
b Penyakit kulit seperti dermatitis
c Terapi obat-obatan dan antibiotika dalam jangka waktu yang lama
d Xerostomia
e Lingkungan, seperti udara dingin dan kekeringan
f Sensitivitas terhadap sinar matahari

KELUHAN UTAMA

- Rasa gatal

KEBIASAAN BURUK

- menghisap ibu jari


- menjilat sudut bibir
- mouth breathing
- mengeluarkan air liur (ngences)

GAMBARAN KLINIS

Secara umum angular cheilitis menunjukkan bibir kering, rasa tidak nyaman,
adanya sisik-sisik dan pembentukan fisur yang diikuti dengan rasa terbakar pada sudut
mulut. Yang paling sering sebagai daerah eritema dan udema yang berbentuk segitiga
pada kedua komisura atau dapat berupa atropi, eritema, ulser, krusta dan pelepasan kulit
sampai terjadi eksudasi yang berulang. Reaksi jangka panjang, terjadi supurasi dan
jaringan granulasi. Kadang-kadang lesi dapat menyeliputi vermilion ke kulit dalam
bentuk fisur atau garis lurus yang dalam berasal dari sudut mulut disebut rhagades,
dalam bentuk yang lebih parah, terutama pada pemakai protesa.1,2,3

Gambar 1. Angular cheilitis pada sudut bibir


Angular cheilitis yang disebabkan defisiensi vitamin B kompleks berbeda dari
lesi lain. Ketika terjadi penurunan kadar riboflavin dalam tubuh, dapat terlihat dari
tanda-tanda fisik terutama di daerah mulut, bibir dan hidung, dimana bibir terinflamasi
dan terjadi maserasi disertai dengan adanya retak-retak dan berkembangnya lesi pada
sudut mulut. Lesi di sudut mulut meluas 1-10 mm kearah lateral dari mukosa pipi dan
biasanya lokasinya bilateral. Dasar lesi basah dan mengalami maserasi, terlihat juga
fisur vertikal halus pada batas vermillion bibir dan pada daerah kulit yang berdekatan.
Biasanya pada permukaan lesi tidak dijumpai inflamasi.2,3

PENATALAKSANAAN

Untuk perawatan denture stomatitis walaupun lumayan sulit untuk dilakukan,


pelepasan secara permanen gigi tiruan adalah perawatan yang paling efektif. Lalu
pasien diberitahukan untuk tidak menggunakan gigi tiruan selama tidur. Untuk tipe III
denture stomatitis perlu dilakukan bedah eksisi bila diperlukan untuk eradikasi
mikroorganisme pada fisur yang dalam.
Hal yang paling penting adalah menjaga kesehatan tubuh agar sistem pertahanan
tubuh tetap terjaga dan tidak mudah terserang penyakit. Makan-makanan yang bergizi
seimbang dan yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain hal itu kita juga melakukan
pemeliharaan kebersihan mulut dengan menggosok gigi. Dengan menggosok gigi,
kebersihan gigi dan mulut pun akan terjaga selain menghindari terbentuknya lubang-
lubang gigi, penyakit gigi dan gusi.

OBAT YANG DIBUTUHKAN

Sebelum memberikan obat antifungal, ada baiknya untuk mengetahui apa saja
faktor predisposisi dari kandidiasis oral. Faktor lokal biasanya lebih mudah
diidentifikasi tapi sulit untuk dieradikasi. Obat yang paling sering digunakan adalah
golongan polyenes atau azoles. Polyenes contohnya adalah nystatin dan amphotericin
B yang merupakan alternatif pertama pada perawatan kandidiasis oral primer.
Obat topikal dengan azoles seperti miconazole adalah perawatan untuk angular
cheilitis. Untuk mencegah terjadinya rekurensi, pasien harus menggunakan
moisturizing cream, yang akan menghambat terjadinya pembentukan fisur yang baru.
Sistemik azoles bisa juga digunakan pada kandidiasis hiperplastik kronis, denture
stomatitis, serta median rhomboid glossitis.
CONTACT CHEILITIS

DEFINISI
Contact Cheilitis adalah kondisi kulit yang mempengaruhi bibir. Hal ini ditandai
dengan bibir bengkak dengan eksim (melepuh dan bengkak merah ruam) jenis wabah di bibir
luar atau perbatasan vermillion (garis menguraikan bibir). Hal ini lebih sering terjadi pada
pria daripada wanita. Contact Cheilitis disebabkan oleh paparan iritasi bahan kimia, yang
dapat ditemukan dalam produk makanan dan perawatan kulit. Wanita lebih sering terjangkit
dibanding pria dengan rentan semua usia tetapi lebih didominasi dewasa.

ETIOLOGI

Contact cheilitis paling sering terjadi karena produk kosmetik, terutama lipstik dan
campuran aroma atau pasta gigi. kasus yang jarang terjadi dari cheilitis alergi sekunder
dengan menggunakan rubber dam (lateks dan jenis non lateks) dan bahan dental juga telah
dilaporkan. Bagi sebagian orang, sabun dalam bentuk apa pun mungkin terlalu keras untuk
wajah dan bibir.
 Iritasi termasuk rempah-rempah, rasa buatan, sabun keras, pasta gigi, pelembab, lip
balm, kosmetik, dll 25% dari orang dengan ruam kulit dekat bibir memiliki alergi
terhadap bahan-bahan yang biasa ditemukan dalam pasta gigi, produk lip, dan kosmetik
lainnya.
 Jangan menganggap bahwa produk perawatan kulit "alami" atau "organik" yang lembut
pada kulit, residu jeruk nipis yang tersisa di kulit dari makanan dan minuman dapat
menyebabkan cheilitis ketika terkena sinar matahari.
 Bahkan enzim dalam saliva yang memecah makanan untuk pencernaan bisa
menyebabkan iritasi pada bibir.
Selain itu adapaun sumber allergen yang dapat mengakibatkan Contact cheilitis
diantaranya :

- Bagi wanita, kosmetik bibir, kosmetik wajah dan tabir surya.


- Pasta gigi dan produk perawatan mulut lain seperti obat kumur, gigi tiruan bersih,
benang gigi dan tusuk gigi.
- Logam dalam perhiasan bibir, restorasi gigi seperti mahkota gigi, perangkat
ortodontik seperti kawat gigi.
- Kebiasaan seperti mengunyah benda logam.
- Dari makanan yang mengandung obat allergen.
- Menggigit kuku yang membawa aspek paparan kuku cat yang mengandung alergen.
- Alergen di karet atau lateks sarung tangan dalam atau dekat dengan mulut selama
perawatan dental dapat menyebabkan hal itu.
- Memainkan organ mulut seperti flute, saxophone dan harmonica bisa menyebabkan
iritasi.
- Iritasi bisa hadir dalam bahan atau logam dari alat musik.

Kelompok alergen yang sering menimbulkan Contact cheilitis :

- Wewangian.
- Perasa dalam produk mulut dan perawatan gigi.
- Logam seperti kobalt dan nikel di makeup atau perangkat gigi dan alat-alat.
- Pengawet dalam produk perawatan gigi dapat menyebabkan hal itu.

GAMBARAN KLINIS

Pasien yang menderita contact cheilitis terhadap sarung tangan berbahan latex
memiliki gambaran pemeriksaan intraoral yang menunjukkan daerah ulserasi dan terkikis
pada bibir bawah. Lesi itu memanjang dari sudut yang tepat dari mulut ke sisi kiri, superior
dari perbatasan vermilion bibir untuk 2 mm dari margin kulit bibir. Permukaan lesi adalah
campuran dari daerah terkikis dan berkulit ulserasi, bibir bengkak menyeluruh. Gigi anterior
yang lebih rendah telah mengalami resesi gingiva dan deposit kalkulus yang di perkiraan
dekat dengan lesi. Daerah lain dari mukosa mulut normal.
DIAGNOSIS & DIAGNOSIS BANDING

Pasien dengan penyakit cheilitis harus diuji dengan menempelkan seri standar, semua
produk pribadi mungkin terkait, seperti lipstik, pasta gigi, bilasan mulut, pembersih, obat
kumur, dan pasta gigi, dan serangkaian kosmetik, termasuk wewangian, pengawet, bahan
dasar dan penyaring UV. Eritema multiforme, chelitis eksfoliatif dan chelitis actinic adalah
diagnosis lain yang mungkin dapat dikesampingkan berdasarkan kenyataan bahwa lesi akut
secara alami terjadi dan tidak adanya riwayat reaksi kulit terhadap sinar matahari.

PERAWATAN

- Menghindari alergen adalah ide yang terbaik.

- Menggunakan makeup organik untuk bibir dan wajah.

- Menggunakan petroleum jelly untuk menjaga daerah lembab.

- Salep kortikosteroid dapat digunakan.

- Kadang-kadang, antihistamin juga diresepkan untuk membawa bantuan dari tender,


bengkak dan bibir gatal.
EXFOLIATIVE (FACTITIOUS) CHEILITIS

DEFINISI
Cheilitis eksfoliatif adalah proses reaktif, jarang terjadi, terlokalisir, merupakan kondisi
peradangan permukaan kronis yang ditandai dengan pengelupasan rutin lapisan permukaan
keratin secara berlebihan. Pendarahan yang terjadi mengakibatkan kerak hemoragik. Orang
dengan kondisi ini mungkin memiliki beberapa tingkat rasa sakit dan kesulitan berbicara,
makan atau tersenyum. Karena penampilan yang tidak menyenangkan ini, orang-orang
dengan cheilitis eksfoliatif mungkin menghindari bersosialisasi, berusaha mengasingkan diri
dan dikenakan depresi klinis. Meskipun cheilitis eksfoliatif dapat membaik secara spontan,
namun kasus ini sering muncul secara berkala dan dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Wanita lebih sering terjangkit dibandingkan pria dengan rentan usia dewasa hingga dewasa
muda.

ETIOLOGI

Cheilitis eksfoliatif jarang dilaporkan tetapi tampaknya mempengaruhi kedua jenis


kelamin dan terutama mempengaruhi orang dewasa muda kurang dari 30 tahun. Beberapa
pasien yang didiagnosis dengan cheilitis eksfoliatif benar-benar memiliki bentuk lokal dari
psoriasis. Factitial cheilitis mungkin dipicu oleh peristiwa stres yang mengarah ke unsur
perilaku diri merusak. Apapun penyebab yang mendasari, cheilitis eksfoliatif dapat dibuat
lebih buruk oleh:

- pernapasan mulut
- menjilati bibir
- mengisap bibir
- mengelupas bibir
- menggigit bibir

Bakteri (Staphylococcus aureus) atau infeksi jamur (Candida albicans) kebersihan


mulut yang buruk juga telah dilaporkan dalam hubungan dengan cheilitis eksfoliatif dan
dianggap sebagai pemicu predisposisi mungkin. Salah satu bentuk kondisi ini berhubungan
dengan infeksi HIV. Apapun penyebabnya, pembentukan keratin berlebihan menghasilkan
pengelupasan abnormal.

KELUHAN UTAMA

- Sakit/nyeri
- Ulserasi
- Kerak/pengerasan kulit bibir
- rasa kesemutan
- gatal-gatal
- perasaan kekeringan,
- fissuring dan perdarahan bibir

GAMBARAN KLINIS

Cheilitis eksfoliatif terlihat seperti pengelupasan terus menerus dari vermilion (luar)
bagian dari bibir. Ini biasanya hanya mempengaruhi satu bibir, biasanya bawah. Bibir
mungkin terlihat normal atau merah sebelum pembentukan lapisan permukaan menebal.
Pengelupasan tampaknya menjadi siklus dan hasil pada tingkat yang berbeda di lokasi yang
berbeda, sehingga selalu ada beberapa bagian dari bibir yang mengelupas setiap saat. Bila
terkait perdarahan dapat mengakibatkan pembentukan kerak hemoragik. Ketika kedua bibir
terlibat, bibir bawah biasanya lebih terpengaruh daripada bibir atas.
Kondisi ini mungkin menyakitkan, menyebabkan kesulitan dalam makan dan
berbicara. Gejala lain yang dilaporkan meliputi sensasi:

- Perasaan geli /rasa kesemutan


- Gatal-gatal
- Nyeri
- Perasaan kekeringan,
- Ulserasi, fissuring dan perdarahan bibir
Ulserasi atau fisura mungkin terjadi. Depresi dan gangguan kepribadian telah
dilaporkan umum dalam hubungan dengan factitial eksfoliatif cheilitis. Namun cheilitis itu
sendiri dapat berupa penampilan yang tidak menyenangkan sehingga pasien menghindari
situasi sosial, memberikan kontribusi untuk gangguan mood. Penampakan khas cheilitis
eksfoliatif kronis selama bertahun-tahun. Ini dapat berfluktuasi, memperburuk stres lebih
lanjut. Perbaikan spontan telah dilaporkan, tetapi sering berulang.

DIAGNOSIS & DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis cheilitis eksfoliatif hanya dapat ditegakkan bila kondisi cheilitis pada pasien
tidak dapat dihubungkan dengan faktor lain seperti paparan sinar matahri, sensitisasi kontak
dan reaksi alergi. Diagnosis banding dari cheilitis eksfoliatif adalah seborrhoeic microbial
eezema, eezema kontak, cheilitis simpleks, cheilocandidiasis, juvenile juxtavermilion
candidiasis, lichen planus, eritema multiform, cheilitis kontak, dan cheilitis actinik.

PERAWATAN

Beberapa kasus cheilitis eksfoliatif dapat sembuh spontan, walau selama beberapa
waktu. Sementara kasus lainnya merupakan kondisi yang menetap selama bebrapa tahun.
cheilitis eksfoliatif sangat resisten terhadap berbagai jenis pengobatan, sehingga sangat sulit
menentukan terapi yang memberikan hasil yang optimal.saat imi terapi yang serin diberikan
pada cheilitis eksfoliatif adalah steroid topikal. Namun beberapa penelitian menunjukan
bahwa pemberian steroid topikal maupun sistemik tidak efektif. Antifungal dapat diberikan
pada kasus cheilitis eksfoliatif, namun preparat ini hanya bekerja terhadap infeksi sekunder
candida dan tidak dapat mencegah pembentukan lapisan serpihan keratin. Pemberian
antibiotik sistemik maupun topikal serta berbagai agen keratolitik tidak menunjukkan hasil
yang efektif. Penggunaan gel petrolatum, krim tabir surya, pelembab, vitamin dan terapi
radiasi terbukti tidak efektif pada cheilitis eksfoliatif. Pada kasus terkait dengan gangguan
psikologis atau emosi. Pemberin tranquilizer atau psikoterapi terbukti cukup efektif
memperbaiki kondisi cheilitis eksfoliatif.

GLANDULARIS CHEILITIS

DEFINISI
Cheilitis glandularis adalah pembesaran abnormal dan penonjolan bibir bawah dengan
hilangnya demarkasi yang jelas antara permukaan bibir dan kulit di sekitarnya. Lapisan halus
dari bibir bagian dalam yang terekspos lingkungan secara bertahap dapat rusak dan kadang-
kadang menyebabkan infeksi. Cheilitis glandularis langka dan kurang dikenal. Hal ini tentu
tidak boleh keliru dengan gangguan bibir bawah lainnya sering disebabkan oleh menggigit,
menjilat yang berlebihan, kerusakan akibat sinar matahari dan bibir kering abnormal.
Cheilitis glandularis adalah peradangan bibir terkait dengan kerusakan kelenjar ludah minor.
Pria lebih sering terjangkit dibanding wanita dengan usia dewasa. Ada tiga jenis yang
diyakini sebagai tahap ringan, sedang dan berat dari kondisi yang sama. yaitu :
1. Simple
2. Supuratif superficial
3. Deep supuratif
Kondisi ini awalnya dimulai dari glandularis cheilitis simple ditandai dengan peradangan
saluran saliva dengan pembengkakan bibir. Hal ini dapat semakin buruk dan akhirnya
terinfeksi. Itu kemudian berlanjut ke bentuk supuratif superficial juga dikenal sebagai
penyakit Baelz. Seiring waktu jika dibiarkan dan tidak diobati pada akhirnya dapat menjadi
bentuk deep supuratif yang juga disebut sebagai labialis myxadenitis.

ETIOLOGI

Penyebab pasti dari cheilitis glandularis tidak diketahui. Penting untuk diingat bahwa
cheilitis glandularis adalah konsekuensi dari beberapa penyakit yang mendasari dan
menyebabkan gangguan pada kelenjar ludah minor. Perubahan bibir adalah hasil dari paparan
lingkungan sebagai pembengkakan yang menyebabkan eversi (berputar ke arah luar). Pria
berusia antara 40 dan 70 tahun tampaknya lebih mungkin untuk menderita glandularis
cheilitis. Kondisi ini juga bisa terjadi pada wanita dan anak-anak. Faktor genetik telah
diusulkan sebagai faktor yang mungkin ada pada glandularis cheilitis tapi ini belum terbukti.
Kondisi ini juga telah terlihat pada pasien yang terinfeksi HIV dan diyakini manifestasi dari
HIV, meskipun tidak terjadi pada setiap orang terinfeksi virus. Hal ini belum jelas apakah
trauma, penggunaan tembakau, infeksi dan penggunaan antibiotik berkepanjangan mungkin
berkontribusi terhadap faktor perkembangan kondisi atau hanya memperburuk kasus yang
ada (simple cheilitis glandularis). Tidak ada bukti yang signifikan yang menunjukkan bahwa
penyakit mulut tertentu seperti sariawan (candidiasis) dan lichen planus oral yang mungkin
berkembang menjadi glandularis cheilitis. Namun, pengobatan mungkin rumit oleh
kehadiran penyakit-penyakit lainnya.

GAMBARAN KLINIS

- Biasanya melibatkan bibir bawah laki-laki dewasa (terkadan melibatkan kedua bibir)
- Tonjolan dan pembesaran bibir lembut
- Berlendir untuk sekresi purulen di lubang kelenjar liur minor

TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala glandularis cheilitis tergantung pada tingkat keparahan dan durasi dari
kondisi tersebut. Gejala meliputi:

- pembengkakan bibir
- sekret yang kental yang jelas pada balik bibir
- sekresi pustular sesekali ketika terinfeksi
- Episode nyeri bibir
- Terbakar dan kasar di perbatasan bibir-kulit (vermilion border)
- Menyusut, erosi dan ulserasi dari perbatasan vermilion

DIAGNOSIS & DIAGNOSIS BANDING


Beberapa penyakit sistemik dapat menyebabkan perubahan yang sama di bibir glandularis
cheilitis. Ini termasuk sarkoidosis dan penyakit Crohn. Yang terakhir, penyakit Crohn, adalah
penyakit inflamasi usus tetapi dapat mempengaruhi setiap bagian dari usus termasuk mulut
dan bibir. Cheilitis glandularis juga perlu dibedakan dari angioedema dari bibir di mana
terdapat diucapkan pembengkakan dan pembesaran bibir sering disebabkan reaksi alergi. Tes
berikut dapat dipertimbangkan:

- Tes darah
- kultur bakteri atau jamur
- biopsi bibir
- biopsi kelenjar ludah minor

PERAWATAN

Tidak ada pengobatan definitif untuk setiap kasus glandularis cheilitis. Mengobati
setiap penyakit yang mendasari mulut atau bibir harus menjadi prioritas pertama bahkan jika
itu tampaknya tidak terkait dengan glandularis cheilitis. Namun, karena kondisinya demikian
jarang, pengobatan harus dipilih pada kasus individu. Beberapa tindakan pengobatan yang
dapat dianggap meliputi:

- Antihistamin diresepkan untuk angioedema tetapi tidak efektif untuk glandularis


cheilitis sendiri.

- Antibiotik dapat dimulai untuk infeksi bakteri dan dikombinasikan dengan


imunosupresan topikal untuk bentuk supuratif dangkal.

- imunosupresan topikal dan modulator imun dapat diresepkan untuk glandularis


cheilitis dengan kondisi seperti lichen planus oral.

- Pembedahan mungkin diperlukan dalam beberapa kasus dan ini mungkin termasuk
vermilionectomy, cryosurgery atau bedah laser.
GRANULOMATOSA CHEILITIS

DEFINISI
Cheilitis granulomatosa ( CG ) adalah pembengkakan bibir kronis yang langka,
terus menerus, tanpa rasa sakit, dan idiopatik . Ini adalah salah satu manifestasi dari
granulomatosis orofacial ( OFG ) , yang merupakan entitas klinis yang menjelaskan
pembengkakan wajah dan mulut di pengaturan granulomatosa peradangan non - kaseosa dan
tidak adanya penyakit sistemik seperti penyakit Crohn dan sarkoidosis.1 CG tidak memiliki
kecenderungan terhadap ras, jenis kelamin , atau usia dan kejadian yang telah diperkirakan
0,08 % pada populasi umum. Dapat melibatkan bibir atas, bibir bawah, atau keduanya.
Wanita lebih sering terjangkit dibandingkan pria dengan rentan usia dewasa hingga dewasa
muda.

Gambar 1. Tampilan yang mencolok pada bibir atas. Bibir kiri atas tampak bengkak

GAMBARAN KLINIS
- Salah satu atau kedua bibir dapat difus membesar dan tidak sakit.
- Diawali pembengkakan Episodic, dengan perkembangan membesar persisten.
- Kurang sering, pengelupasan kulit labial superficial atau permukaan mengeras dapat
diamati..
- pembengkakan bibir mungkin memberikan perubahan dari gingiva, mukosa bukal,
atau langit-langit.
- Mungkin berhubungan dengan penyakit Crohn, sarkoidosis, kontak sensitivitas, abses
gigi

DIAGNOSA BANDING
Diagnosa banding pembengkakan bibir atas persisten meliputi penyakit
granulomatous lainnya seperti reaksi benda asing, infeksi mikobakteri, sarkoidosis, penyakit
Crohn, granulomatosis Wegener , dan histoplasmosis ; amiloidosis ; rosacea ; obat-obatan
seperti ACE inhibitor dan calcium channel blockers ; Reaksi atopik ke berbagai alergen ; dan
penyakit keturunan seperti kekurangan C1 esterase.

PERAWATAN
Tidak ada pengobatan definitif untuk cheilitis granulomatosa, dan ini diperumit oleh
mekanisme penyakit yang kurang dipahami. Kortikosteroid digunakan secara luas untuk CG
dan telah terbukti efektif dalam mengurangi pembengkakan wajah dan mencegah
kekambuhan tetapi memiliki sisi efek bila digunakan jangka panjang.1
PLASMA SEL CHEILITIS

DEFINISI
Cheilitis sel plasma (PCC) adalah langka, idiopatik, dan kondisi mukosa inflamasi
jinak yang ditandai dengan sel plasma padat polyclonal infiltrat ke dalam mukosa. Ini
biasanya muncul sebagai berbatas tegas, datar sampai sedikit mengangkat, plak terkikis atau
menempel, biasanya pada bibir bawah dari orang lanjut usia. Selain bibir, daerah genital
sering terlibat, yang disebut balanitis sel plasma atau vulvitis. Cheilitis sel plasma kadang-
kadang resisten terhadap terapi kortikosteroid topikal konvensional. pilihan lain termasuk
griseofulvin oral , cyclosporine topikal, dan injeksi kortikosteroid intralesi, semua yang
kadang-kadang gagal menghasilkan hasil yang memuaskan. Pria dan wanita yang lebih tua
memiliki resiko yang sama besar untuk terjangkit penyakit ini.

ETIOLOGI

Etiopatogenesis penyakit ini diduga dari berbagai rangsangan seperti trauma mekanik,
periodontitis, kerusakan akibat sinar matahari, kontak sensitisasi dan juga genetik, hormonal
atau faktor autoimun. Juga telah dibahas peran yang dimainkan oleh sejumlah faktor seperti
penggunaan permen karet atau produk perawatan gigi dengan mint.

GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis cheilitis sel plasma adalah dalam bentuk mengkilap, plak eritematosa halus
atau timbul, berbatas tegas yang baik, kadang-kadang dengan erosi menyakitkan dan
perdarahan, terletak di kedua bibir, paling sering di bawah bibir. Ini adalah suatu kondisi yang
lebih umum pada wanita dan orang tua.
DIAGNOSIS & DIAGNOSIS BANDING

Meskipun biasanya cheilitis sel plasma terletak hanya di bibir ada kemungkinan
meluas ke oral mukosa, lidah, langit-langit, epiglotis dan laring. Cheilitis sel plasma harus
dibedakan dari dari sejumlah kondisi seperti alergi atau iritasi cheilitis kontak, cheilitis
kandidiasis atau cheilitis bakteri, sifilis, cheilitis granulomatosa, sindrom Melkerson-
Rosenthal, sarkoidosis, lasmacytoma, factice cheilitis, angioedema, lichen planus dan sel
skuamosa carcinoma.

PERAWATAN

Dalam hal evolusi, cheilitis sel plasma adalah kondisi yang tahan lama, dengan remisi
spontan yang langka dan tanpa potensi ganas. Mengenai pengobatannya, pertama perlu untuk
mencoba untuk mengidentifikasi dan menghilangkan potensi rangsangan penyebab.
Kortikosteroid ampuh diterapkan dalam bentuk topikal atau suntikan intralesi untuk
mengurangi infiltrasi sel plasma dan dapat menyebabkan penyembuhan lesi. Hasil berbeda
diperoleh dalam pengobatan topikal dengan corticoids didasarkan pada ketebalan epidermis
bibir: atrofi, acanthosis ringan atau sedang. Suntikan kortikosteroid intralesi memiliki efek
yang meningkat karena kortikosteroid mudah melewati penghalang luar epidermis. Kaur dkk
berhasil mengobati pasien dengan corticoid topikal yang terkait dengan injeksi intralesi dari
triamcinolone acetonide 10 mg / ml yang diberikan pada selang waktu dua minggu di tiga
sesi. Yang dkk menerapkan pengobatan dengan suntikan triamsinolon acetonide 4-5 mg / ml
pada selang waktu 2 minggu, dalam total 3 sesi, mencapai penyembuhan keseluruhan.
Perawatan lain yang digunakan dalam cheilitis sel plasma adalah eksisi bedah, terapi radiasi,
elektrokauter, cryotherapy, terapi topikal dengan asam fusidic, griseofulvin per OS1, 3, 12
atau siklosporin dalam aplikasi topikal, namun pengobatan yang sering digunakan ini terbukti
tidak efektif. Dalam cheilitis sel plasma, balanitis dan vulvitis ada yang telah berhasil
digunakan terapi topikal dengan inhibitor kalsineurin (tacrolimus 0,1%).
DAFTAR PUSTAKA

Mangione, Salvatore MD. 2008. Physical Diagnosis Secrets 2nd ed. Philadelphia : Elsevier
(hal 200)
Scully,Crispian. 1999. Handbook of Oral disease. London : Martin Dunitz ( hal 301 – 336).
Sciubba, james j. Regezi, joseph a. Rogers III, roy s. 2002. PDQ Oral Disease Diagnosis and
Treatment 1st ed. (hal 2-3, 6-7, 162-163, 286-287, 339-342)
Cavalcante AS, Anbinder AL, Carvalho YR. Actinic cheilitis: clinical and histological
features. J Oral Maxillofac Surg. 2008 Mar;66(3):498-503. Medline.
Vieira Renata Aparecida Martinez Antunes Ribeiro, Minicucci Eliana Maria, Marques
Mariangela Esther Alencar, Marques Silvio Alencar. Actinic cheilitis and squamous
cell carcinoma of the lip: clinical, histopathological and immunogenetic aspects.
An. Bras. Dermatol. [Internet]. 2012 Feb [cited 2016 AUG 27] ; 87( 1 ): 105-114.

Burket. Red and white lesions of the oral mucosa. In: Burket. Oral medicine diagnosis &
treatment. 10th ed; Philadelphia. 2003
Langlais, Miller. Atlas berwarna kelainan rongga mulut yang lazim. Jakarta: Hipokrates,
1998 : 68-69.
Shishir Ram Shetty, Anusha Rangare, Subhas Babu, Prasanna Rao. 2011. Contact Allergic
Cheilitis Secondary to Latex Gloves: a Case Report . Karnataka : JOURNAL OF
ORAL & MAXILLOFACIAL RESEARCH.
Yaron Lavy; Dan Slodownik; Akiva Trattner; Arieh Ingber. 2009. Toothpaste
Allergy as a Cause of Cheilitis in Israeli Patients. American Contact
Dermatitis Society.
Yasamin Barakian; Mohammad Vahedi ; Parastoo Sadr . 2015. Exfoliative
Cheilitis: A Case Report. Hamadan : Avicenna J Dent Res. 7(2): e24943. DOI:
10.17795/ajdr-24943
Lúcia Helena Denardi Roveroni-Favaretto, Karina Bortolin Lodi and Janete Dias Almeida.
2009. Topical Calendula officinalis L. successfully treated exfoliative cheilitis: a
case report. São Paulo : BioMed Central
Ravikiran Ongole, Praveen B N. 2013. Textbook of Oral Medicine, Oral Diagnosis
and Oral Radiology 2nd edition. Elsevier (283-284)
Critchlow WA, Chang D. Cheilitis Granulomatosa : A Review. Head and Neck Pathol 2013
8:209-213
Yuka Hanami MD, Yoshikazu Motoki MD, Toshiyuki Yamamoto MD. 2011. Successful
treatment of plasma cell cheilitis with topical tacrolimus: Report of two cases.
Fukushima : Dermatology Online Journal 17 (2): 6.
Takamasa Ito, Ken Natsuga, Shintaro Tanimura, Satoru Aoyagi1 and Hiroshi Shimizu. 2014.
Dermoscopic Features of Plasma Cell Cheilitis and Actinic Cheilitis. Chitose :
Medical Journals.
Alexandru Oanba, Marius Irime, Smaranda Oanba, Nicoleta Veress. 2013. Plasma Cell
Cheilitis. Brasov : DermatoVenerol. (Buc.), 58: 191-195

Anda mungkin juga menyukai