Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Salah satu sifat penting dari permukaan  zat adalah Adsorbsi
Seperti halnya kinetika kimia, kinetika Adsorbsi juga berhubungan
dengan laju reaksi. Hanya saja, kinetika Adsorbsi lebih khusus, yang hanya
membahas sifat penting dari permukaan zat. Adsorbsi digunakan untuk
menyatakan bahwa zat lain yang terserap pada zat itu,misalnya karbon aktif dapat
menyerap molekul asam asetat dalam larutannya.Tiap partikel adsorban
dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi interaksi tarik-menarik. Zat-zat
CH 2 COOH oleh karbon aktif, Nh 2 oleh karbon aktif, feneolitalin dari larutan
asam atau absa oleh karbon aktif, Ag atau Cl oleh AgCl. C lebih baik
menyerap non eletrolit dan makin besar BM semakin baikk. Zat anorganik
lebih baik menyerap eletrolit. Adanya pemilihan zat yang diserap oleh arang
hingga konsentrasi naik.
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben/solven cair yang diikuti dengan
pelarutan (solvent/absorben). Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan
hanya oleh gaya-gaya fisik atau juga gaya ikatan kimia.
Terdapat 2 jenis absorpsi yaitu kimia dan fisik. Absorpsi Absorpsi kimia atau
absorpsi reaktif adalah reaksi kimia antara bahan yang diabsorpsi dan yang
mengabsorbsi. Kadang-kadang, ia merupakan kombinasi dengan absorpsi fisika.
Absorpsi jenis ini bergantung pada stoikiometri reaksi dan konsentrasi reaktannya
sedangkan absorpsi fisika adalah Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan
hanya oleh gaya-gaya fisik.
Komponen gas yang dapat mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih
dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia
mengungguli absorpsi fisik.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Absorbsi dan Adsorbsi
2. Kesetimbangan Gas-cairan
3. Apa yang mempengaruhi besar kecilnya Absorbsi dan Adsorbsi
4. Bagaimana prinsip kerja kolom Absorbsi dan Adsorbs
5. Bagaimana aplikasi Absorbsi dan Adsorbsi
6. Apa itu kolom absorpsi
7. Bagaimana aplikasi dari kolom absorpsi

1.3 TUJUAN MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksudnya penulisan makalah ini dalah tugas untuk mata
kuliah unit operasi dan memahami prinsip-prinsip kerja absorpsi gas
dan adsorpsi.
Tujuan adalah untuk mengetahui pengertian dari absorpsi dan
adsorpsi, bagaimana cara prinsip kerja absorpsi dan adsorpsi, aplikasi
dari absorpsi dan kolom absorpsi.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 ABSORBSI
2.1.1 Pengertian Absorbsi
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari satuan campuran gas
dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair
yang diikuti dengan pelarutan. Atau proses penyerapan suatu zat oleh
zat lain. Dalam proses ini, zat yang diserap masuk ke bagian dalam zat
penyerap. Misalnya peristiwa pelarutan (gas ke dalam zat cair atau zat
padat), difusi (zat cair ke dalam zat padat), warna yang diserap oleh
suatu benda (warna absorpsi), penyerapan sinar bias oleh suatu zat pada
peristiwa bias kembar (absorpsi selektif) dan penyerapan energy oleh
electron di dalam satuan atom (spectrum absorpsi). Sedangkan
pengertian absorpsimetri adalah metode analisis untuk menentukan
komposisi suatu zat dengan mengukur cahaya yang diserap bahan itu.
Misalnya, dengan mengetahui frekuensi warna cahaya yang diserap,
dapat ditentukan jenis zat penyerap.

Gambar 1 absorbsi

Proses absorpsi digunakan untuk mengatasi problem tekanan yang


tinggi dan temperatur rendah dala, fraksionasi dari fraksi-fraksi
rimgan, dimana dalam keadaan atmosfer fraksi tersebut bebrbentuk gas.
Dalam proses ; Liquid penyerap disebut absorben, gas yang di serap
disebutsolute, gas yang tidak di serap disebut inert/dry gas.

3
2.1.2 Jenis-Jenis Absorbsi
A. Absorbsi Fisika
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan
penyerap tidak disertai dengan reaksi kimia. Penyerapan terjadi karena
adanya interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke
fase cair. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air,
metanol, propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi karena adanya
interaksi fisik, difusi gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair.
Dari asborbsi fisik ini ada beberapa teori untuk menyatakan model
mekanismenya, yaitu :
 Teori model film
 Teori penetrasi
 Teori permukaan yang diperbaharui.

B. Absorbsi Kimia
Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam
larutan penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi
kimia ini adalah absorbsi dengan adanya larutan MEA, NaOH. K2CO3,
dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai pada
proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak. Penggunaan absorbsi
kimia pada fase kering sering digunakan untuk mengeluarkan zat
terlarut secara lebih sempurna dari campuran gasnya. Keuntungan
absorbsi kimia adalah meningkatnya koefisien perpindahan massa gas,
sebagian dari perubahan ini disebabkan makin besarnya luas efektif
permukaan. Absorbsi kimia dapat juga berlangsung di daerah yang
hampir stagnan disamping penangkapan dinamik.

2.2 KESETIMBANGAN GAS -CAIRAN


Bila suatu gas dikontakkan dengan absorbent, maka akan terjadi
trasfer massa:
 Gas terlarut kedalam cairan (absorben)
 Sebagian absorben teruapkan.
Transfer massa ini akan berhenti apa bila telah tercapai keadaan
setimbang, dimana cairan telah jenuh dengan impurities.

4
Pada kesetimbangan larutan ideal, maka kesetimbangan tersebut
akan mengikuti
Hukum Raoult
PA* =PAo.XA*
Dimana :
PAo = Tekanan partial
PA* = Tekanan Uap Murni
XA* = Mole fraksi zat A = Mol Gas
Mol Cairan ……….persamaan (1)
Gas dalam ruangan akan mengikuti Hukum Dalton :
PA = YA : PT------ YA = PA
Ptot ………………………Persamaan (2)
PA = PAo : XA------ YA = PAo . XA
Ptot
====> Pada kesetimbangan, maka : Y A* = PAo . XA
P T …….Persamaan (3)
YA = mole fraksi A dalam Gas = Mole A
Mol gas total
* = tanda dalam keadaan setimbang
PT = P total

2.2.1 Larutan Non Ideal
Hukum Roult mempunyai penyimpanan yang cukup besar untuk
larutan non ideal. hukum Roult bisa digunakan dalam proses absorpsi
gas hydrocarbon di ba wah tekanan (60 Psia). Penyimpangan makin
besar dengan kenaikan .
untuk larutan non ideal, hubungan antara consentrasi zat dalam gas
dan cairan dinyatakan dalam :
hukum Hendry:
Y* = M : X ………………………………………………. Persamaan (4)
m = H = K = Konstanta hendry yang di dapatkan secara
exsperimental.
Pada perhitungan kesetimbangan uang cairan pada minyak,
harga K ini di hitung secara Eksperiemen dan kemudian digrafikkan.

5
Harga K ini merupakan K = Y*
X*………………………. persama (5)
= Konstanta kesetimbangan
Harga K dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur serta oleh adanya
komponent lain di dalam system.
Untuk kesetimbangan  butane cair dan uap
saja, harga K berbeda dengan harga K dari n-butane yang
berkesitambangan dengan cairan campuran n-butane danetane.
Harga K hasil e;periment kemudian  digambarkan  dalam grafik, yang 
besarnya dipengaruhi  oleh tekanan dan suhu. (lihat  physical  properties  
of hydrocarbon ).

2.3 ABSORBEN
2.3.1 Pengertian Absorben
Absorben adalah cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan
diabsorbsi pada permukaannya, baik secara fisik maupun secara reaksi
kimia. Absorben sering disebut juga sebagai cairan pencuci. Untuk
Persyaratan absorben sebagai berikut :
Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi yang sebesar
mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih kecil).
1. Selektif
2. Memiliki tekanan uap yang rendah
3. Tidak korosif.
4. Mempunyai viskositas yang rendah
5. Stabil secara termis.
6. Murah
Jenis-jenis bahan Absorben Bahan yang dapat digunakan sebagai
absorben adalah air (untuk gas-gas yang dapat larut, atau untuk
pemisahan partikel debu dan tetesan cairan),  natrium  hidroksida (untuk
gas-gas yang dapat bereaksi seperti asam) dan asam sulfat (untuk gas-
gas yang dapat bereaksi seperti basa).

2.3.2 Sifat-sifat Absorben

6
Absorben yang baik harus memiliki daya larut yang tinggi terhadap
komponen yang hendak ditransfer (solute). Kelarutan yang tinggi dapat
dicapai dengan melibatkan reaksi kimia, namun jika digunakan reaksi
kimia, reaksi tersebut harus reversible pada suhu tinggi, sehingga
solute dapat diambil lagi dari absorben.
Absorben semestinya bersifat non-volatil, untuk mengurangi
hilangnya absorben bersama gas. Absorben juga harus murah, karena
hilangnya sejumlah absorben tidak terhindarkan. Absorben harus
bersifat non-korosif, inert, kecuali terhadap solute.
Memiliki viskositas yang rendah pada kondisi operasi, Memiliki
titik beku rendah

2.4 APLIKASI ABSORBSI


Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai
guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya.

2.4.1 Proses Pembuatan Formalin


Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase
gas dapat dihasilkan melalui proses absorbsi.Teknologi proses
pembuatan formalin Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke
dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai
suhu 1820C didinginkan pada kondensor hingga suhu 55oC,dimasukkan
ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung
larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian
terbesar dari metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air
pendingin bagian dari menara, dan hampir semua removal dari sisa
metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian atas absorber dengan
counter current contact dengan air proses.

2.4.2 Proses Pembuatan Asam Nitrat


Pembuatan asam nitrat (absorbsi NO dan NO2). Proses pembuatan
asam nitrat tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung
dalam kolom absorbsi. Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi

7
NO menjadi NO2 dan reaksi absorbsi NO2 oleh air menjadi asam
nitrat.   Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk dan dua fluks
keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara pemutih,
gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk
dan gas buang. Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam
nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx gas buang
tidak lebih dari 200 ppm.
Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi
ethanol, minuman berkarbonasi, fire extinguisher,dry ice,supercritical
carbon dioxide dan masih banyak lagi aplikasi absorbsi dalam industri.
Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk memurnikan gas yang
dihasilkan dari fermentasi kotoran sapi. Gas CO2 langsung bereaksi
dengan larutan NaOH sedangkan CH4 tidak. Dengan berkurangmya
konsentrasi CO2 sebagai akibat reaksi dengan NaOH, maka
perbandingan konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih besar
untuk konsentrasi CH4. Absorbsi CO2 dari campuran biogas ke dalam
larutan NaOH dapat dilukiskan sebagai berikut:
CO2(g) + NaOH(aq) → NaHCO3(aq)
NaOH(aq) + NaHCO3 → Na2CO3(s) +  HO(l)      +
CO2(g) + 2NaOH(aq) → Na2CO3(s) +  H2O(l)
Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat
diabaikan karena bikarbonat bereaksi dengan OH- membentuk CO32- .

2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUHI PADA PROSES


ABSORBSI
1. Laju alir air. Semakin besar penyerapan semakin baik.
2. Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu
beraksi dengan CO2 (misalnya NaOH) maka penyerapan lebih baik.
3. Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin
baik.
4. Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan
semakin baik sampai pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum
(untuk hidrokarbon biasanya 4000-5000 kPa), penyerapan lebih
buruk.

8
5. Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas,penyerapan semakin
buruk.

2.6 ADSORBSI
2.6.1 Pengertian Adsorbsi
Adsorpsi adalah pemisahan bahan dari suatu campuran gas atau cair
dimana bahan yang akan di pisahkan di tarik oleh permukaan zat padat.
Dengan demikian dapat disimpulkan:
Adsorbat : senyawa terlarut yang  dapat terserap (berupa campuran
gas atau cairan).
Adsorben : padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan
senyawa yang diserap (berupa padatan).

2.6.2 Jenis-Jenis Adsorbsi


Berdasarkan proses terjadinya ada dua jenis adsorbsi, yaitu
Adsorbsi kimia dan adsorbsi fisika. Berikut masing- masing
penjelasannya.
A. Adsorpsi Fisika (Physisorption)
Interaksi yang terjadi antara dasorben dan adsorbat adalah gaya Van
der Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan
permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan
larutan, maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media.
Adsorbsi fisika  ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang
kekuatannya relatif kecil. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang
dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol.
Contoh :
Adsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif merupakan senyawa
karbon yang diaktifkan dengan cara membuat pori pada struktur karbon
tersebut. Aktivasi karbon aktif pada temperatur yang tinggi akan
menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar.
Semakin besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut
yang melekat pada permukaan media adsorpsi.

B. Adsorpsi Kimia (Chemisorption)

9
Chemisorption terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia (bukan
ikatan van Dar Wallis) Antara senyawa terlarut dalam larutan dengan
molekul dalam media. Chemisorpsi terjadi diawali dengan adsorpsi
fisik, yaitu partikel adsorbat tertarik ke permukaan adsorben melalui
gaya Van der Walls atau bisa melalui ikatan hidrogen. Dalam
Chemisorbption partikel melekat pada permukaan dengan membentuk

ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat


yang memaksimumkan bilangan koordinasi dengan substrat.Contoh :
Ion exchange.

2.7 ADSORBEN
2.7.1 Pengertian Adsorben
Adsorben adalah zat padat yang dapat menyerap partikel fluida
dalam suatu proses  Adsorpsi. Adsorben bersifat spesifik dan terbuat
dari bahan-bahan yang berpori. Pemilihan jenis adsorben dalam proses
adsorpsi  harus disesuaikan dengan sifat dan keadaan zat yang akan
diadsorpsi dan nilai komersilnya. Berikut ini adalah  jenis-jenis
adsorben yaitu :
1. Adsorben Polar

10
Adsorben polar disebut juga hydrophilic. Jenis adsorben yang
termasuk kedalam kelompok ini adalah silica gel, alumina aktif, dan
zeloit.
2. Adsorben non-Polar
Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis adsorben yang
termasuk kedalam kelompok ini adalah polimer adsorbsen dan
karbon aktif.
Adsorben yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam
larutan adalah arang. Karbon aktif yang merupakan contoh dari
adsorpsi, yang biasanya dibuat dengan cara membakar tempurung
kelapa atau kayu dengan persediaan udara (oksigen) yang terbatas. Tiap
partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang diserap karena terjadi
interaksi Tarik menarik. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk
menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat
selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip
dengan penyerapan gas oleh zat padat. Beberapa jenis adsorben yang
biasa digunakan yaitu :
A. Karbon aktif/arang aktif/norit
Arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-
95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon
dengan pemanasan pada  suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung,
diusahakan agar tidak terjadikebocoran udara didalam ruangan
pemanasan sehingga bahan yang mengandung  karbon tersebut hanya
terkarbonisasi dan tidak teroksidasi.  
Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan
sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas
permukaan partikel dan  kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika
terhadap arang tersebut dilakukan  aktifasi dengan aktif faktor bahan-
bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada  temperatur tinggi. Dengan
demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat  fisika dan kimia.
Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif.  Arang aktif dapat
mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat
adsorpsinya selektif, tergantung pada besar atau volume  pori-pori dan
luas permukaan. Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25-1000%

11
terhadap berat arang aktif.Arang aktif dibagi atas 2 tipe, yaitu arang
aktif sebagai pemucat dan sebagai  penyerap uap. Arang aktif sebgai
pemucat, biasanya berbentuk powder yang  sangat halus, diameter pori
mencapai 1000A0, digunakan dalam fase cair,berfungsi untuk
memindahkan zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan  bau
yang tidak diharapkan, membebaskan pelarut dari zat-zat penganggu
dan kegunaan lain yaitu pada industri kimia dan industri baru.
Diperoleh dari serbukserbuk  gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari
bahan baku yang mempunyai  densitas kecil dan mempunyai struktur
yang lemah.
Arang aktif sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk granular atau
pellet yang sangat keras diameter pori berkisar antara 10-200A0, tipe
pori lebih halus,  digunakan dalam  rase gas, berfungsi untuk
memperoleh kembali pelarut, katalis,pemisahan dan pemurnian gas.
Diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu  bata atau bahan baku
yang mempunyaibahan baku yang mempunyai struktur keras.
B. Bentonite
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung
monmorillonit dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok
dioktohedral. Penamaan jenis lempung tergantung dari penemu atau
peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri dan lain-
lain. Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan kandungan
alumunium silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth.
Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat,
tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan tertentu.
Sementara itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling atau pembersih
bahan wool dari lemak.  Sifat bentonit sebagai adsorben adalah sebagai
berikut :
 mempunyai surface area yang besar (fisika)
 bersifat asam yang padat (kimia)
 bersifat penukar-ion (kimia)
 bersifat katalis (kimia)

C. Zeolite

12
Mineral zeolit bukan merupakan mineral tunggal, melainkan
sekelompok mineral yang terdiri dari beberapa jenis unsur. Secara
umum mineral zeolit adalah senyawa alumino silikat hidrat dengan
logam alkali tanah.  serta mempunyai rumus kimia sebagai berikut :
M2x/nSi1-xAlxO2.yH2O Dengan M = e.g Na, K, Li, Ag, NH, H, Ca,
Ba Ikatan ion Al-Si-O adalah pembentuk struktur kristal, sedangkan
logam alkali adalah kation yang mudah tertukar. Jumlah molekul air
menunjukkan jumlah pori-pori atau volume ruang hampa yang akan
terbentuk  bila unit sel kristal zeolit tersebut dipanaskan.  Penggunaan
zeolit cukup banyak, misalnya untuk industri kertas, karet, plastik,
agregat ringan, semen puzolan, pupuk, pencegah polusi, pembuatan gas
asam, tapal gigi, mineral penunjuk eksplorasi, pembuatan batubara,
pemurnian gas alam, industri oksigen, industri petrokimia.
Dalam keadaan normal maka ruang hampa dalam kristal zeolit terisi
oleh molekul air bebas yang membentuk bulatan di sekitas kation. Bila
kristal tersebut dipanaskan selama beberapa jam, biasanya pada
temperatur 250-900  oC, maka kristal zeolit yang bersnagkutan
berfungsi menyerap gas atau cairan. Daya serap (absorbansi) zeolit
tergantung dari jumlah ruang hampa dan luas permukaan. Biasanya
mineral zeolit mempunyai luas permukaan beberapa ratus meter persegi
untuk setiap gram berat. Beberapa jenis mineral zeolit mampu
menyerap gas sebanyak 30% dari beratnya dalam keadaan kering.
Pengeringan zeolit biasanya dilakukan dalam ruang hampa dengan
menggunakan gas atau udara kering nitrogen atau methana dengan
maksud mengurangi tekanan uap ari terhadap zeolit itu sendiri.

2.7.2 Sifat-Sifat Adsorben


a) Harus memiliki luas permukaan besar internal.
b) Daerah tersebut harus dapat diakses melalui pori-pori cukup besar
untuk mengakui molekul untuk teradsorpsi. Ini adalah bonus jika
pori-pori juga cukup kecil untuk mengecualikan molekul yang tidak
diinginkan untuk menyerap.
c) Adsorben harus mampu menjadi mudah diregenerasi.

13
d) Adsorben seharusnya tidak mengalami penuaan yang cepat, yang
kehilangan kapasitas serap melalui daur ulang terus-menerus.
e) Harus adbsorbent mekanik cukup kuat untuk menahan penanganan
massal dan getaran yang merupakan fitur dari setiap unit industry.

2.7.3 Aplikasi Adsorbsi


1. Pemutihan gula tebu  
Gula yg masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan
melalaui tanah diatomae dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula
akan diadsorpsi sehinga diperoleh gula yang putih bersih.
2. Norit 
 tablet yg terbuat dari karbon aktif norit. Di dalam usus norit
membentuk sistem koloid yg dapat mengadsorpsi gas/zat racun.
3. Penjernihan air  
dengan menambahkan tawas/ Aluminium sulfat (akan terhidrolisis
membentuk Al(OH)3 yang berupa koloid). Koloid ini dapat
mengadsorpsi zat-zat warna / zat pencemar dalam air.

2.7.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Adsorbsi


1. Waktu Kontak
Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam
proses adsorpsi. Waktu kontak memungkinkan proses difusi dan
penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik.
2. Karakteristik Adsorben
Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang
aktif untuk digunakan sebagai adsorben. Ukuran partikel arang
mempengaruhi kecepatan dimana adsorpsi terjadi. Kecepatan
adsorpsi meningkat dengan menurunnya ukuran partikel.
3. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang
diserap, sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin
kecil ukuran diameter adsorben maka semakin luas permukaannya.
Kapasitas adsorpsi total dari suatu adsorbat tergantung pada luas
permukaan total adsorbennya.

14
4. Kelarutan Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari
larutan. Senyawa yang mudah larut mempunyai afinitas yang kuat
untuk larutannya dan karenanya lebih sukar untuk teradsorpsi
dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada
perkeculian karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah
sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah
larut diadsorpsi dengan mudah. Usaha-usaha untuk menemukan
hubungan kuantitatif antara kemampuan adsorpsi dengan kelarutan
hanya sedikit yang berhasil.
5. Ukuran Molekul Adsorbat
Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi
ketika molekul masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang
untuk diserap. Adsorpsi paling kuat ketika ukuran pori-pori
adsorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul adsorbat
untuk masuk.
6. pH
pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang
besar terhadap adsorpsi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion
hidrogen sendiri diadsorpsi dengan kuat, sebagian karena pH
mempengaruhi ionisasi dan karenanya juga mempengaruhi adsorpsi
dari beberapa senyawa. Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada
pH rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah
pada pH tinggi. pH optimum untuk kebanyakan proses adsorpsi
harus ditentukan dengan uji laboratorium.
7. Temperatur
Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi
kecepatan dan jumlah adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi
meningkat dengan meningkatnya temperatur, dan menurun dengan
menurunnya temperatur. Namun demikian, ketika adsorpsi
merupakan proses eksoterm, derajad adsorpsi meningkat pada suhu
rendah dan akan menurun pada suhu yang lebih tinggi .

BAB IV

15
PRINSIP KERJA ABSORBSI DAN ADSORBS I

4.1 KOLOM ABSORBSI


4.1.1 Pengertian Kolom Absorbsi
Kolom Absorpsi Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya
proses pengabsorbsi (penyerapan/penggumpalan) dari zat
yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut. Proses ini dilakukan dengan
melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain dan
zat tersebut dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase cair dari
komponen tersebut. Diantara jenis-jenis absorben ini antara lain, arang
aktif, bentonit, dan zeolit.

16
Gambar kolom Absorpsi

Adapun bagian struktur dalam kolom absorpsi adalah :


1. Bagian atas : spray untuk mengubah gas input menjadi fase cair.
2. Bagian tengah : Packed tower untuk ,e,perluas permukaan sentuh sentuh sehingga
muda untuk diabsorbsi
3 Bagian bawah : Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor.

4.2. PRINSIP KERJA KOLOM ABSORBSI

1. Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase mengalir
berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu
fasecairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini
dapat berupa absorpsi gas, destilasi,pelarutan yang terjadi pada semua reaksi
kimia.2.
2. Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah
menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas
dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan gas
dari bawah menara kedalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas
menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing
dengan dua tingkat
Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan dari
gas yang dimasukkan tadi.

17
4.3 MODEL ATAU JENIS KOLOM
4.3.1 Menara Sembur
 Menara sembur terdiri dari sebuah menara,, dimana dari puncak
menara cairan disemburkan dengan menggunakan nosel semburan.
 Tetes cairan akan bergerak ke bawah karena gravitasi, dan akan
berkontak dengan arus gas yang naik ke atas (lihat gambar di
samping)
 Nosel semburan dirancang untuk membagi cairan kecil-kecil. Makin
kecil ukuran tetes cairan, makin besar kecepatan transfer massa.
Tetapi apabila ukuran tetes cairan terlalu kecil, tetes cairan dapat
terikut arus gas keluar.
 Menara sembur biasanya digunakan untuk transfer massa gas yang
sangat mudah larut.

4.3.2 Menara Gelembung


 Menara gelembung terdiri dari sebuah menara, dimana di dalam
menara tersebut gas didispersikan dalam fase cair dalam bentuk
gelembung.
 Transfer massa terjadi pada waktu gelembung terbentuk dan pada
waktu gelembung naik ke atas melalui cairan (gambar di samping)
 Menara gelembung digunakan untuk transfer massa gas yang
relative sukar larut.
 Gelembung dapat dibuat misalnya dengan pertolongan distributor
pipa, yang ditempatkan mandatar pada dasar menara.

18
4.3.3 Menara Pelat
Biasa digunakan dalam industri. Menara-menara ini adalah contoh
dari mekanisme transfer kombinasi yang ditemukan pada menara
semprot dan menara gelembung. Pada setiap pelat akan terbentuk
gelembung-gelembung gas pada dasar salah satu kolam cairan akibat
masuknya gas dengan paksa melalui lubang-lubang kecil yang di pelat
tersebut atau dibawah tutup-tutup berlubang yang tercelup didalam
cairan. Transfer massa antarfasa akan terjadi selama pembentukan
gelembung tersebut, dan juga saat gelembung-gelembung itu naik
melalui kolam cairan yang sudah diaduk. Transfer massa tambahan
terjadi di atas kolam cairan akibat adanya sisa semprotan yang
dihasilkan oleh pencampuran aktif antara cairan dan gas pada pelat.
Pelat-pelat semacam itu disusun satu di atas yang lain di dalam sebuah
selubung berbentuk silinder seperti pada gambar dibawah ini.

19
Cairan mengalir kebawah, pertama-tama melintasi pelat paling atas
kemudian pelat dibawah nya. Uap naik melalui setiap pelat. Seperti
pada gambar atas, kontak antara kedua fasa terjadi secara bertahap.
Menara-menara seperti itu tidak dapat didesain dengan persamaan-
persamaan yang kita peroleh lewat pengintegrasian terhadap luasan
kontak antar fasa yang kontinu. Sebaliknya, menara-menara itu didesai
dengan perhitungan-perhitungan bertahap yang diperoleh dan
digunakan dalam kuliah-kuliah desain yang membahas operasi
bertahap.

4.3.4 Menara Paking


Adalah tipe umum ketiga dari peralatan transfer massa. Pada jenis
ini terdapat suatu kontak arus berlawanan yang kontinyu antara dua
fasa yang imisibel. Menara-menara ini merupakan kolom-kolom
vertikal yang telah diisi dengan packing seperti ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.

Bahan untuk packing ini sangat bervariasi, mulai dari packing


keramik dan plastik yang didesain secara khusus, seperti ditunjukkan
pada
gambar di
bawah ini

20
(gambar packing menara yang umum dipakai dalam industri) ,
sampai pada batu yang dihancurkan.
Tujuan utama packing adalah untuk menyediakan luas kontak yang
sangat besar antara kedua fasa yang saling imisible ini. Cairan
didistribusikan keseluruh packing sebagai film tipis atau arus yang
terurai. Gas biasanya mengalir ke atas, berlawanan dengan cairan yang
jatuh. Kedua fasa teraduk dengan baik. Jadi, jenis peralatan ini dapat
digunakan untuk sistem gas-cairan dimana salah satu dari resistansi
fasa yang mengontrol atau dimana kedua resistansi sama-sama
berpengaruh.
Beberapa jenis khusus menara packed digunakan untuk
mendinginkan agar air ini dapat disirkulasikan kembali sebagai
mendum transfer panas. Struktur ini dibuat dari dek-dek bilah-kayu,
yang mempunyai konstruksi berbentuk louver sehingga udara dapat
menglir melalui setiap dek. Air disemprotkan di atas dek teratas dan
kemudian menetes kebawah melalui dek menuju kolam pengumpul
dibawah. Menara pendigin dapat diklasifikasikan sebagai aliran alami
bila tersedia angina alami yang cukup banyak ubtuk memawa udara
lembap atau sebagai aliran paksa (hasil induksi) ketika sebuah kipas
angina digunakan. Dalam menara aliran-paksa, udara tertarik ke dalam
louver-louver di dasar struktur dan kemudian mengalir ke atas melalui
dek-dek berlawanan arah dengan aliran air.

4.4 APLIKASI ABSORBSI


Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai
guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya.
1. Proses Pembuatan Formalin
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase
gas dapat dihasilkan melalui proses absorbsi.Teknologi proses
pembuatan formalin Formaldehid sebagai gas input dimasukkan ke

21
dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas yang mempunyai
suhu 1820C didinginkan pada kondensor hingga suhu 55oC,dimasukkan
ke dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung
larutan formalin dengan kadar formaldehid sekitar 37 – 40%. Bagian
terbesar dari metanol, air,dan formaldehid dikondensasi di bawah air
pendingin bagian dari menara, dan hampir semua removal dari sisa
metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian atas absorber dengan
counter current contact dengan air proses.
2. Proses Pembuatan Asam Nitrat
Pembuatan asam nitrat (absorbsi NO dan NO2). Proses pembuatan
asam nitrat tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung
dalam kolom absorbsi. Pada setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi
NO menjadi NO2 dan reaksi absorbsi NO2 oleh air menjadi asam
nitrat.   Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk dan dua fluks
keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara pemutih,
gas proses, dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk
dan gas buang. Kolom absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam
nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan kandungan NOx gas buang
tidak lebih dari 200 ppm.
Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi
ethanol, minuman berkarbonasi, fire extinguisher,dry ice,supercritical
carbon dioxide dan masih banyak lagi aplikasi absorbsi dalam industri.
Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk memurnikan gas yang
dihasilkan dari fermentasi kotoran sapi. Gas CO2 langsung bereaksi
dengan larutan NaOH sedangkan CH4 tidak. Dengan berkurangmya
konsentrasi CO2 sebagai akibat reaksi dengan NaOH, maka
perbandingan konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih besar
untuk konsentrasi CH4. Absorbsi CO2 dari campuran biogas ke dalam
larutan NaOH dapat dilukiskan sebagai berikut:
CO2(g) + NaOH(aq) → NaHCO3(aq)
NaOH(aq) + NaHCO3 → Na2CO3(s) +  HO(l)      +
CO2(g) + 2NaOH(aq) → Na2CO3(s) +  H2O(l)
Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat
diabaikan karena bikarbonat bereaksi dengan OH- membentuk CO32- .

22
4.4 ALGORITMA PERANCANGAN ABSORBER
4.4.1 Menetapkan kondisi operasi dan desain variabel yang lain.
Desain variabel yang ditetapkan meliputi :
 Suhu dan tekanan operasi
Digunakan T = 449,73 K, P = 2,006 atm  didasarkan kondisi
operasi output reaktor .
 Derajat pemisahan, konsentrasi acrolein dan asam akrilat pada
masing-masing masukan dan pengeluaran absorber pada fase cair
maupun gas.
 Ingin dipisahkan acrolein pada hasil bawah sebanyak 97 % dari
acrolein umpan
 Diasumsikan semua asam akrilat terserap pada hasil bawah
(yh = 0)
 Jenis dan ukuran bahan isian
Digunakan intalox saddle keramik diameter 2 inch  didasarkan
pertimbangan efektifitas tinggi dan umum digunakan. Digunakan
keramik karena bahannya korosif (adanya asam) .(Coulson,1989
halaman 482)
 Jenis material yang digunakan pada shell dan tutup. Menggunakan
alloy nickel-chromium-iron SB 168, karena adanaya asam yang
korosif.(Coulson, 1989 halaman 226)

4.4.2 Menghitung diameter optimal menara berdasarkan aliran


massa yang terlibat.
 Menghitung Liquid-gas factor dihitung dengan persamaan :

Lw * v
FLV 
Vw * L (Pers. 11.82 Coulson, 1989)
 Menghitung persen flooding dengan persamaan :
K4
% flooding 
K 4 flooding
(Pers. 11.112 Coulson, 1989)
 Menghitung Vw* dengan persamaan :

23
1/ 2
 K .v.( L  v) 
Vw*   4 0.1 
 42.9 Fp.( L / L)  (Pers. 11.118 Coulson, 1989)
 Menghitung luas kolom dan diameter menara

4.4.3 Menghitung tinggi packing dengan bantuan program


komputer
Algoritma program yaitu :
 Memasukkan data :
Diameter menara, komposisi cairan-gas pada dasar menara,suhu gas
masuk (dari reaktor), suhu air pendingin masuk, suhu air keluar,
properties zat dan bahan isian.
 Menyelesaikan persamaan neraca massa dan panas secara simultan
pada setiap ruas tinggi bahan isian dengan metoda Newton Raphson
orde 4. Persamaan tersebut antara lain :
Neraca masa fase gas
dFGi
dZ
 
*
  k yia Yi  Yi A

Neraca massa fase cair


dFLi
dZ
 *

 k yia Yi  Yi A

Neraca panas fase gas


dTG = -hGa (TG– TL) A
dZ  (FGi.CpGi)
Neraca panas fase cair
dTL = - hGa (TG – TL) A -  CpLi (TL – T0) dFLi/dZ
dZ  (FLi.CpLi)
 Diketahui komposisi cairan dan gas, suhu cair dan gas menurut
fungsi tinggi tumpukan
 Program selesai bila komposisi yang diinginkan telah tercapai dan
tinggi pada saat tersebut ditetapkan sebagai tinggi bahan isian.

4.4.4 Menghitung desain mekanik menara absorber


 Perhitungan tebal shell

24
P.r
t C
f .E  0,6 P (Persamaan 13.1 Brownell & Young, 1959)
 Perhitungan tebal head dan tinggi head
Tebal shell, dihitung dengan persamaan :
0.805.P.Rc
t c
 f .E  0.1.P  (Persamaan 13.4 Brownell & Young, 1959)
Tinggi head dihitung dengan persamaan :

br BC 2  AB 2


h = t + b + sf
sf diketahui dari dengan tabel 5.7 (Brownell & Young, 1959)
 Perhitungan pressure drop menara
 G2 
P  ( )(10 L ) 
 G  (persamaan dari Tabel 19-A Ludwig, vol 2)

 Perhitungan diameter optimum pipa


Dopt  352,8G 0,52  0,03 g 0,37 (persamaan 5.13 Coulson,
1989)
 Perhitungan tebal isolasi
Dihitung dengan persamaan konduksi panas dengan menganggap
shell dan isolasi sebagai bahan yang disusun pararel hingga
diketahui tebal isolasi.
 Perhitungan jumlah dan berat packing

25

Anda mungkin juga menyukai