Faktor risiko:
• Kontak erat dengan Kasus Suspect, kasus probabel, atau kasus
terkonfirmasi COVID-19.
• Tinggal atau bepergian ke negara atau area terjangkit.
• Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di luar negeri yang
melaporkan transmisi lokal atau tinggal di area transmisi lokal
COVID-19 di Indonesia dalam 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala
Tergantung derajat keparahan penyakit, pada pemeriksaan bisa
didapatkan tanda berikut:
1
Kasus Pneumonia COVID-19 berat apabila :
1. Seseorang dengan riwayat demam, pilek, batuk, atau nyeri
tenggorokan, disertai nafas cepat dengan frekueansi lebih dari 30
x per menit, sesak napas atau kesulitan bernapas dengan status
oksigenasi SPO2 < 93 % pada udara ruangan yang membutuhkan
perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit tanpa penyebab lainnya
DAN disertai satu diantara dibawah ini:
2. Riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit COVID-19 atau tinggal
di wilayah dengan transmisi lokal COVID-19 dalam kurun 14 hari
terakhir sebelum timbul gejala. ATAU.
3. Riwayat kontak dengan pasien konfirmasi atau probable
pneumonia COVID-19 dalam 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala.
4. Ditemukan kriteria: Remaja atau dewasa: demam atau curiga
infeksi saluran napas ditambah frekuensi napas >30x/menit,
distress napas berat, SpO2 <90% udara ruangan.
5. Anak-anak: Batuk/susah bernapas, ditambah setidaknya satu dari
hal berikut: sianosis sentral atau SpO2<90%; distress napas berat
(contoh: grunting, retraksi dinding dada sangat berat), tanda
bahaya umum pneumonia: tidak mau nyusu atau minum,
penurunan kesadaran, atau kejang; takipneu.
6. Pemeriksaan Penunjang :
d. Foto toraks : menunjukkan gambaran pneumonia pada
paru bilateral.
e. CT toraks : menunjukkan gambaran opasitas ground-
glass
f. RT-PCR (dari swab tenggorok ataupun aspirat saluran
napas bawah) : menunjukkan positif COVID-19
g. Darah perifer lengkap : dapat ditemukkan
leukopenia/normal, limfopenia.
h. Kimia darah lainnya : pada pneumonia berat dapat
menunjukkan gangguan fungsi hepar, fungsi ginjal, gula
darah dan peningkatan PT, d Dimer, dan laktat.
5. Diagnosis Pneumonia Covid 19 sedang berat pada anak
Kerja
1. Stroke Hemoragik
2. Ensefalopati toksik/metabolik
6. Diagnosis 3. Infeksi intracranial
Banding 4. Neopasma intracranial
5. Pneumonia Pneumonia yang disebabkan oleh virus lain, bakteri
atau jamur
7. Pemeriksaan 1. Lab : DL, GDS, Ur, Kreatinin, Profil lipid, Elektrolit, AGD, INR,
Penunjang PT/APTT, CT/BT
2. Radiologi : Thorak foto, CT Scan Kepala tanpa kontras
3. EKG
4. Echocardiografi
5. EEG
6. TCD, USG carotid doppler
7. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT toraks
8. Pemeriksaan swab orofaringeal, nasofaringeal dan aspirat saluran
napas bawah seperti sputum untuk RT-PCR virus, sequencing bila
tersedia (COVID-19).
9. Pemeriksaan darah:
a. Darah perifer lengkap
b. Analisis gas darah
c. Fungsi hepar
d. Fungsi ginjal
e. Gula darah sewaktu
f. Elektrolit
2
10. Prokalsitonin (bila dicurigai bakterialis)
11. Asam laktat serum
12. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas
(sputum, bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah.
1. COVID-19 sedang
a. Isolasi dan Pemantauan
Rawat inap – bangsal isolasi tekanan negatif.
b. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus terkonfirmasi dilakukan pemeriksaan PCR ulang 2
kali dalam 2 hari berturut-turut bila klinis membaik
Pemeriksaan laboratorium darah rutin dengan hitung jenis dan
foto toraks, jika memungkinkan diperiksa pula CRP.
Pemeriksaan lain seperti fungsi hati, fungsi ginjal, dll sesuai
indikasi/sesuai komorbid.
c. Non-farmakologis
Oksigenasi. Pada keadaan ini terdapat takipnu yang secara
cepat menjadi hipoksia, maka perlu disiapkan oksigen
Infus cairan maintenance
Nutrisi adekuat.
2. COVID-19 berat
a. Isolasi dan Pemantauan
Rawat inap – bangsal isolasi tekanan negatif.
b. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus terkonfirmasi dilakukan pemeriksaan PCR ulang 2
kali dalam 2 hari berturut-turut bila klinis membaik
Pemantauan laboratorium darah rutin berikut dengan hitung
jenis dan foto toraks, diupayakan ditambahkan dengan
analisis gas darah untuk menilai kondisi hipoksia yang
akurat dan CRP. Pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati,
elektrolit, dll sesuai indikasi.
c. Non-farmakologis
Oksigenasi, terapi oksigen inisial 2 liter/menit dengan target
saturasi oksigen >94%
Infus cairan rumatan
Nutrisi adekuat, jika diputuskan menggunakan OGT/NGT
3
maka harus dilakukan di ruangan tekanan negatif dengan
menerapkan standard PPI dengan APD level 3.
d. Farmakologis
Perawatan suportif
Antibiotik intravena, Ceftriaxon IV 80mg/kgBB/24jam atau •
Pemberian Vit C (1-3 tahun maksimal 400mg/hari; 4-8 tahun
maksimal 600mg/hari;9-13 tahun maksimal 1.2gram/hari; 12-
18 tahun maksimal 1.8gram/hari) dan Zink 20mg/hari atau
obat suplemen lain dapat dipertimbangkan untuk diberikan
meskipun evidence belum menunjukkan hasil yang
meyakinkan.
Obat obat neurologis diberikan sesuai dengan tata laksana
pasien stroke
3. COVID-19 kritis (Konfirmasi)
a. Isolasi dan Pemantauan
Ruangan intensif tekanan negatif (sesuai kondisi setempat).
b. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus terkonfirmasi dilakukan pemeriksaan PCR ulang 2
kali dalam 2 hari berturut-turut bila klinis membaik
Pemantauan laboratorium darah rutin berikut dengan hitung
jenis dan foto toraks,jika memungkinkan ditambahkan
dengan AGD dan CRP. Pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi
hati, elektrolit, dll sesuai indikasi.
c. Non-farmakologis
Oksigenasi
Infus cairan
Nutrisi adekuat, jika diputuskan menggunakan OGT/NGT
maka harus dilakukan di ruangan tekanan negatif dengan
menerapkan standard PPI dengan APD level 3.
d. Farmakologis
Perawatan suportif
Antibiotik intravena, Ceftriaxon IV 80-100mg/kgBB/24jam
Pemberian Vit C (1-3 tahun maksimal 400mg/hari; 4-8 tahun
maksimal 600mg/hari;9-13 tahun maksimal 1.2gram/hari;
12-18 tahun maksimal 1.8gram/hari) dan Zink 20mg/hari
atau obat suplemen lain dapat dipertimbangkan untuk
diberikan meskipun evidence belum menunjukkan hasil yang
meyakinkan. Bila ada hipotensi, dapat diberikan bolus cairan
sampai 40 mL/kg (10-20 mL/kg per bolus). Volume cairan
dititrasi sampai target terapi tercapai atau muncul tanda
kelebihan cairan. Jenis cairan yang dipilih adalah kristaloid
atau balanced/buffered crystalloid. Obat vasokatif Epinefrin
atau norepinefrin (NE) adalah obat pilihan dibandingkan
dopamin.
Epinefrin dosis 0,05-0,3 mcg/kg/menit digunakan pada syok
hipodinamik/syok dingin (cold shock)/syok yang disertai
gangguan kontraktilitas jantung
NE dosis 0,05-1 mcg/kg/menit atau epinefrin dosis 0,3-1
mcg/kg/menit digunakan pada kasus syok hiperdinamik/syok
hangat (warm shock)/syok yang disertai vasodilatasi sistemik
(hipotensif).
Inodilator (dobutamin) dapat digunakan pada syok persisten
yang disertai gangguan kontraktilitas jantung, setelah
pemberian epinefrin atau NE. Dosis dobutamin: 5-20
mcg/kg/menit.
Obat obat neurologis diberikan sesuai dengan tata laksana
pasien stroke
4
3. Edukasi
(Hospital 1. Penjelasan perjalanan penyakit
Health 2. Penjelasan Prognosis
Promotion)
Ad vitam : dubia ad bonam
4. Prognosis Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
5. Tingkat Evidens I/II/III/IV
6. Tingkat
A/B/C
Rekomendasi
Komite Medis
7. Penelaah Kritis
SMF Dokter Spesialis
5
6