Anda di halaman 1dari 23

KONSEP KELUARGA

KELUARGA

A. Definisi Keluarga
1. Depkes RI (2000)

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan
saling kebergantungan.

2. Friedman (2003)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan
kedekatan emosional serta mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga.

B. Ciri-ciri Kelurga

Menurut Andrerson Carter Teroganisir, saling berhubungan,saling ketergantugan antara


anggota keluarga. Ada keterbatasan: setiap anggota keluarga memerlukan kebebasan tetapi
mereka juga mempunyai fungsi tugasnya masing-masing Ada perbedaan dan kekhususan:
setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

C. Tipe Keluarga Tradisional


1. The Nuclear Family (Keluarga Inti)

Keluarga terbentuk karena pernikahan, peran sebagai orang tua atau kelahiran. Keluarga
terdiri dari suami, istri, dan anak, baik dari sebab biologis maupun adopsi. Type keluarga inti
diantaranya:

2. The Dyad Family (Keluarga Tanpa Anak)

Keluarga terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah

3. The Childless Family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya yang disebabkan mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
4. Keluarga Adopsi
Keluarga adopsi adalah keluarga yang mengambil tanggung jawab secara sah dari
orang tua kandung ke keluarga yang menginginkan anak.
5. The Extended Family

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti
nuclear family disertai paman, tante, orang tua (kakek nenek), keponakan dan lain-lain.

6. The Single-Parent Family (Keluarga Orang Tua Tunggal)

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak. Hal ini biasanya
terjadi melalui proses, perceraian, kematian, atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)

7. Commuter Family

Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul dengan anggota
keluarga pada saat “weekends” atau pada waktu-waktu tertentu.

8. Multigenerational Family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah.

9. Kin-Network Family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dalam pelayanan yang sama. Contoh: dapur, kamar mandi,
televisi, telepon dan lain-lain.

10. Keluarga Campuran (Blended Family)

Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
hasil perkawinan atau dari perkawinan sebelumya.

11. Dewasa Lajang yang Tinggal Sendiri

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti perceraian atau ditinggal mati.
12. Foster Family

Foster Family merujuk pada pelayanan yang diberikan kepada suatu keluarga dimana
anak ditempatkan di rumah terpisah dari orang tua aslinya.

13. Keluarga Binuklir

Keluarga binuklir merujuk pada bentuk keluarga setelah cerai dimana anak menjadi
anggota dari suatu sistem yang terdiri dari dua rumah tangga inti, ibu dan ayah dengan
berbagai macam kerja sama antara keduanya serta waktu yang digunakan dalam setiap rumah
tangga.

D. Non Tradisional

Bentuk keluarga non tradisonal meliputi bentuk-bentuk keluarga yang sangat berbeda satu
sama lain. Bentuk kelurga non tradisonal yang paling umum saat ini adalah :

1. The Unmarried Teenage Mother

Keluarga yang terdiri dariorang tua ( terutama ibu )dengan anak dari hubungan tanpa nikah

2. The Step Parent Family

Keluarga dengan orang tua tiri

3. Commune Family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang
hidup bersama dalam satu rumah, sumber, dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama;
serta sosialisasi anak melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama

4. The Nonmarital Heterosexual Cohabiting Family ( Keluarga Kumpul kebo


Heteroseksual )

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.

5. Gay and Lesbian Families

Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama sebagaimana ‘martial partner’s’
6. Cohabitating Family

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.

7. Group-Marriage Family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling
merasa menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk seksual, dan
membesarkan anaknya.

8. Group Network Family

Keluarga inti yangt dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hiduo berdekatan satu sama lain,
dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung
jawab membesarkan anaknya.

9. Foster Family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu
sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan
kembali keluarga aslinya.

10. Homeless Family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang di hubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

11. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.

E. Struktur keluarga

Salah satu pendekatan dalam keluarga adalah pendekartan struktural fungsional. Struktur
keluarga menyatakan bagaimana keluarga disusun atau bagaimana unit-unit ditata dan saling
terkait satu sama lain. Beberapa ahli meletakkan struktur pada bentuk/tipe keluarga, namun
ada juga yang memandang struktur keluarga menggambarkan subsistem-subsistemnya
sebagai dimensi struktural.
Struktur keluarga menurut fridman (2003) Pola dan proses komunikasi

Komunikasi keluarga merupakan suatu proses simbolik, transaksional untuk menciptakan


dan mengungkapkan pengertian dalam keluarga. Karakteristik pengirim yang berfungsi
Karakteristik pengirim berfungsi ketika menyampaikan menyampaikan pendapat. Pendapat
yang disampaikan jelas dan berkualitas, meminta feedback dan mau menerima feedback.

Pengirim yang tidak berfungsi adalah :

a. Lebih menonjolkan asumsi


b. Ekspresi yang tidak jelas
c. Komunikasi yang tidak sesuai

Karaksteristik penerima yang berfungsi :

a. Mendengar
b. Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
c. Memvalidasi.

Penerima yang tidak berfungsi adalah :

a. Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar


b. Kurang memvalidasi
c. Miskomunikasi
d. Komunikasi fungsional
e. Komunikasi fungsional dipandang sebagai kunci keberhasilan keluarga.
f. Menggunakan emosional
g. Komunikasi terbuka dan jujur

Pola komunikasi didalam keluarga yang tidak berfunggsi adalah :

a. Fokus pembicaraan hanya kepada seseorang (tertentu)


b. Kurang empati
c. Komunikasi tertutup
d. Mengembangkan gosip
F. Strukur kekuatan

Struktur kekuatan keluarga merupakan kemampuan (potensial/aktual) dari individu untuk


mengontrol atau memengaruhi atau mengubah prilaku orang lain (anggota keluarganya).
Beberapa macam struktur kekuatan :

a. Legitimate powe/authority (hak untuk mengontrol) seperti orang tua terhadap anak
b. Referent power (seseorang yang ditiru)
c. Resource ot expert power (pendapat, ahli, dll)
d. Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan diterima)
e. Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
f. Informational power (pengaruh yang dilalui melalui persuasi)
g. Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih,
misalnya hubungan sexual).

G. Struktur peran

Peran menunjukan pada beberapa set prilaku yang bersifat homogen dalam situasi
sosial tertentru. Peran lahir dari hasil interaksi sosial. Peran biasanya menyangkut posisi dan
posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial tertentu. Setiap
anggota keluiarga mempunyai peran masing-masing yang antara lain :

a. Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga, dan sebagai anggota
manyarakat atau kelompok sosial tertentu.
b. Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung
keluarga, dan sebagai pencari nafkah tambahan keluarga, serta sebagai anggota
masyarakat atau kelompok tertentu.
c. Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental,
sosial, dan spiritual.
H. Struktur nilai

Nilai adalah sistem ide-ide, sikap, dan keyakinan yang mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu, sedangkan norma adalah pola prilaku yang diterima pada lingkungan
soial tertentu.
I. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut friedman (2003)

Fungsi afektif dan koping: keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu
anggota dalam membentuk identitas, dan mempertahankan saat stres.

a. Fungsi sosialisasi : keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan
mekanisme koping; memberikan feedback; dan memberi petunjuk dalam penyelesaian
masalah.
b. Fungsi reproduksi : keluarga melahirkan anaknya
c. Fungsi ekonomi : keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga dan
kepentingan manyarakat.
d. Fungsi pemeliharaan kesehatan; keluarga memberikan keamanan dan kenyamanan
lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan istrahat juga
penyembuhan dari sakit.
e. Fungsi keluarga menurut allender dan spardley (2001)

J. Tahap Perkembangan Keluarga

Pasangan Baru (Beginning Family)

Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan


Pasangan baru (keluarga baru) Membina hubungan intim yang
memuaskan
Membina hubungan dengan keluarga lain.
teman, dan kelompok sosial
Mendiskusikan rencana memilki anak

Keluarga Child Bearing (Kelahiran Anak Pertama)

Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan


Keluarga Child Bearing (Kelahiran Anak Persiapan menjadi orang tua
Pertama) Adaptasi dengan perubahan anggota
keluarga: peran, interaksi, hubungan
seksual dan kegaitan
Mempertahankan hubungan yang
memuaskan pasangan

Keluarga dengan Anak Prasekolah

Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan


Keluarga dengan Anak Prasekolah Memenuhi kebutuhan anggota keluarga,
seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi,
dan rasa aman
Membantu anak bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir,
sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
Mempertahankan hubungan yang sehat
baik didalam maupun diluar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
Pembagian waktu untuk individu,
pasangan dan anak
Pembagian tanggung jawab anggota
keluarga
Kegiatan dan waktu untuk stimulasi
tumbuh kembang anak

Keluarga dengan Anak Sekolah

Tahap perkembangan Tugas perkembangan


Keluarga dengan Anak Sekolah Membantu sosialisasi anak: tetangga,
sekolah, dan lingkungan termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan
teman sebaya yang sehat
Mempertahankan keintiman dengan
pasangan
Memenuhi kebutuhan dan biaya
kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan
kesehatan anggota keluarga

Keluarga dengan Anak Remaja

Tahap perkembangan Tugas perkembangan


Keluarga dengan Anak Remaja Memberikan kebebasan yang seimbang
dengan tanggung jawab mengingat
remaja yang sudah bertambah dewasa
dan mningkat otonominya
Mempertahankan hubungan intim dalam
keluarga
Mempertahankan komunikasi terbuka
antara anak dan orang tua, menghindari
perdebatan, permusuhan, dan kecurigaan
Perubahan sistem peran dan perturan
untuk tumbuh kembang keluarga

Keluarga dengan Anak Dewasa (pelepasan)

Tahap perkembangan Tugas perkembangan

Keluarga dengan Anak Dewasa Memperluas keluarga intim menjadi


(pelepasan) keluarga besar
Mempertahankan keintiman pasangan
Membantu orang tua suami/istri yang
sedang sakit dan memasuki masa tua
Membantu anak untuk mandiri di
masyarakat
Penataan kembali peran dan kegiatan
rumah tangga

Keluarga Usia Pertengahan

Tahap perkembangan Tugas perkembangan


Keluarga Usia Pertengahan Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
Meningkatka keakraban pasangan

Keluarga Usia Lanjut

Tahap perkembangan Tugas perkembangan


Keluarga Usia Lanjut Mempertahankan suasana rumah yang
menyenangkan
Adaptasi dengan perubahan kehilangan
pasangan, teman, kekuatan fisik, dan
pendapatan
Mempertahankan keakraban suami istri
dan saling merawat
Mempertahankan hubungan dengan anak
dan masyarakat sosial
Melakukan life review
Keluarga Sejahtera

Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang


sah,mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar anggota,
serta antara keluarga, masyarakat dan lingkungannya (Undang-undang No. 10 Tahun 1992)

Indikator Keluarga Sejahtera menurut BKKBN

Keluarga Pra Sejahtera

Keluarga Pra Sejahtera adalah keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang,
dan kesehatan. Atau, keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu indikator atau lebih
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian Keluarga

Pengkajian keperawatan keluarga merupakan sesuatu tahapan dimana perawat


mengambil informasi dengan pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisis. Metode yang dapat digunakan perawat dalam melakukan pengkajian keluarga
di antaranya, wawancara, observasi fasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari
anggota keluarga, juga bisa didapatkan dari data sekunder, misalnya hasil lab, ronsen, dan
sebagainya.

Semua alat pengkajian penting untuk memulai dengan mendapatakan informasi


identifikasi tentang keluarga klien. Duvall, 1977 (dalam friedman, 2003) mengatakan, bahwa
dengan informasi tentang siapa yang tinggal dirumah dan hubungan mereka dan bersamaan
dengan pengetahuan waktu (siklus kehidupan keluaraga), biasanya seseorang dapat
memprediksi aktivitas-aktivitas dan isu-isu terakhir.

Model friedman menguraikan beberapa hal yang dapat dikaji dalam keluarga.
Pengkajian ditekankan pada pengkajian keluarga seutuhnya dan pengkajian terhadap anggota
keluarga. Beberapa hal yang dikaji dalam keluarga , stres dan koping yang digunakan, serta
perkembangan keluarga. Pengkajian terhadap anggota keluarga ditekankan pada aspek fisik,
mental, emosional, social, dan spiritual.

B. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjagan dari diagnosis kesistem keluarga


dan subsitemnya serta merupakan hasil pengkajian keperawatan. Diagnosis keperawatan
keluarga termasuk masalah kesehatan actual dan potensial dengan perawat keluarga yang
memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan pendidikan
dan pengalam, (Friedman, 2010). Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai
individu, keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data
dan analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar untuk mendapatkan tindakan-tindakan
dimana perawat bertanggung jawab melaksanakannya.

Diagnosis keperawatan keluaraga dianalis dari hasil pengkajian terhadap adanya


maslah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga struktur keluarga , fungsi-
fungsi keluarga , dan koping keluraga , baik yang bersifat actual, resiko, maupun sejahtera
dimana perawat memiliki kewenagan dan tanggung jawab untuk melakukan tindakan
keperawatan bersama-sama dengan keluarga berdasarkan kemampuan dan sumber daya
keluarga. Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi keluarga terhadap stressor
yang ada. Stressor-stresor tersebut akan memengaruhi tahap perkembangan keluarga,
lingkungan keluarga. Struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga. Tipologi
atau sifat dari diagnosis keperawatan keluarga adalah actual, resiko, dan sejahtera.

Diagnosa keperawatan

Menurut APD Salvari, (20013) Diagnosa  keperawatan adalah pernyataan yang


menggambarkan respon manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu.
Perawat secara legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan.
Kolaburasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk menghindari
kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.

Dalam diagnosa  keperawatan meliputi sebagai berikut :

a.        Problem atau masalah

Suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga
aatau anggota keluarga.

b.       Etiologi

Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas
keluarga yaitu

1)       Mengenal masalah kesehatan keluarga

2)       Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

3)       Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

4)       Mempertahankan suasana rumah yang sehat.

5)       Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Secara umum faktor-faktor  yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis keperawatan
keluarga adalah :
a)      Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, kesalahan persepsi).

b)      Ketidakmauan (sikap dan motivasi).

c)      Dan ketidak mampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau


tindakan, kurangnya sumber daya keluarga baik finansial, fasilitas, system pendukung,
lingkungan fisik dan psikologis).

Tipologi diagnosis keperawatabn keluarga bersifat actual berarti terjadi


deficit/gangguan kesehatan adalam keluarga dan dari hasil pengakajian didapatkan data
mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami
oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan cepat.

Diagnosis keperawatan keluarga bersifat resiko (ancaman kesehatan) berarti sudah


ada data yang menunjang, namun belum terjadi gangguan , tetapi tanda tersebut dapat
menjadi masalah actual apabila tidak segera mendapat bantuan penyelesaian dari tim
kesehatan/keperawatan. Misalnya, lingkungan rumah yang kurang bersih atau pola makan
yang tidak sehat.

Diagnosis keperawatan keluarga bersifat keadaan sejahtera (wellness) merupakan


suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehetan perlu
ditingkatkan. Kelurga mungkin juga sampai pada satu titik , berkeinginan untuk mencapai
tingkat fungsi yang lebih tinggi dalam tertentu.

C. Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan keperawatan keluaraga merupakan kumpulan tindakan yang ditentukan oleh


perawat bersama-sama sasaran,yaitu keluarga untuk dilaksanakan sehingga masalah
kesehatan dan masalah keperawatan yang telah diidentifikasi dapat diselesaikan,
(Susanto,2012). Kualitas rencana keperawatan keluraga sebaiknya berdasarkan masalah yang
jelas , harus realitas, sesuai dengan tujuan, dibuat secara tertulis, dan dibuat bersama
keluarga.

Menetapkan Prioritas Keperawatan Keluarga

Menetapkan prioritas masalah/diagnosis keperawatan keluaraga adalah dengan menggunakan


skala menyusun prioritas dari Maglaya, 2009:
No. Kriteria Skor Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah
Skala
Actual 3 1

Resiko 2

Keadaan sejahtera/ diagnosis sehat 1

2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala
2
Mudah
1 2
Sebagian
0
Tidak dapat

3.
Potensi masalah untuk dicegah
Skala:
3
Tinggi 1
2
Cukup
1
Rendah
4.
Menonjolnya masalah
Skala: 1
2
Masalah dirasakan dan harus segera
ditangani 1
Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
0
Masalah tidak dirasakan

Skoring :

Tentukan skor untuk setiaop kriteria!

Skore dibagi dengan makna tertinggu dan kalikan dengan bobot.


Skore X bobot

Angka tertinggi

Jumlahkan skor untuk semua kriteria !

Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnose keperawatan keluarga!

Menetapkan Tujuan Keperawatan

Penetuan tujuan hasil yang diharapkan dalam sebuah perencanaan dalam sangat menentukan
keberhasilan penyelesaian masalah kesehatan keluarga. Tujuan merupakan hasil yang ingin
dicapai untuk mengatasi masalah/ diagnosis keperawatan dengan kata lain tujuan meruapakan
sinonim dari kriteria hasil yang , mempunyai komponen sebagai berikut : S (subjektif), P
(Predikat), K (Kriteria), K (Kondisi), dan W (Waktu) dengan penjelasan sebagai berikut:

S: Perilaku klien/keluarga

P: kondisi yang melengkapi klien/keluarga

K: Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menetukan tercapainya tujuan

K: Sesuatu yang menyebakan asuhan diberikan

W: Waktu yang ingin dicapai

Pada tujuan juga perlu ditentukan rencana evaluasi yang merupakan kriteria (tanda/indicator
yang mengukur pencapaian tujuan dan tolak ukur dari kegiatan tertentu) dan standar tingkat
penampilan sesuai tolak ukur yang ada. Misalnya :

Gangguan tidur dapat teratasi

BB anak meningkat 0.5 kh/bulan

Keluarga dapat menjelaskan secara verbal: arti Gizi kurang, minimal 3 tanda dan Gejala Gizi
Kurang, minimal dua penyebab Gizi kurang

Menyusun Rencana Tindakan Keperawatan Keluaga


Intervensi keperwatan adalah suatu tindakan langsung kepada keluarga yang dilaksanakan
oleh perawat yang ditujukan pada kegiatan yang berhubungan dengan promosi dalam
mempertahankan kesehatan keluarga, (Setiadi,2008). Rencana tindakan keperawatan keluarga
merupakan langkah dalam menyusun alternatif-alternatif dan mengidentifikasi sumber-
sumber kekuatan dari keluarga (kemampuan keperawatan mandiri, sumber
pendukung/bantuan yang bisa dimanfaatkan) yang digunakan untuk menyelesaikan masalah
adalam keluarga, (Susanto,2012). Dalam setiap rencana keperawatan, perawat keluarga
merencanakan apa kegaiatan yang akan dilakukan, kapan, bagaimana melakukan, dan
seberapa banyak yang akan dilakukan.

 Perencanaan Keperawatan  keluarga

Menurut APD Salvari (2013), Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul.

Langkah-langkah dalam rencana keperawatan keluarga adalah :

a.        Menentukan sasaran atau goal

Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang akan dicapai melalui segala
upaya, dimana masalah (Problem) digunakan untuk merumuskan tujuan akhir (TUM)

b.       Menentukan tujuan atau objektif

Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci tentang hasil yang
diharapkan dari tindakan perawatan yang akan dilakukan, dimana penyebab (Etiologi)
digunakan untuk merumuskan tujuan (TUK).

c.        Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

Dalam memilih tindakan keperawatan sangat tergantung kepada sifat masalah dan sumber-
sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah.

d.       Menentukan kriteria dan standart criteria


Kriteria merupakan tanda atau indicator yang digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan,
sedanhgkan standart menunjukkan tingkat performance yang diinginkan untuk
membandingkan bahwa perilaku yang menjadi tujuan tindakan keperawatan telah tercapai.

Standart mengacu kepada lima tugas keluarga sedangkan kriteria mengacu kepada 3 hal,
yaitu :

1)       Pengetahuan (Kognitif)Intervensi

ini ditujukan untuk memberikan informasi, gagasan, motivasi, dan saran kepada keluarga
sebagai target asuhan keperawatan keluarga.

2)       Sikap (Afektif)

Intervensi ini ditujukan untuk membantu keluarga dalam berespon emosional, sehingga
dalam keluarga terdapat sikap terhadap masalah yang dihadapi

3)       Tindakan (Psikomotor)

Intervensi ini ditujukan untuk membantu anggota keluarga dalam perubahan perilaku yang
merugikan keperilaku yang menguntungkan.

Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan adalah :

1.       Tujuann hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai
dengan kondisi klien.

2.       Kriteria hasil hendaknya dapat diukur.

3.       Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh
keluarga dan mengarah kepada kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat
diminimalisasi.

4.       Pelaksanaan.

Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat
mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga untuk mendapatkan
perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan keperawatn keluarga
didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun.

5.       Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila hasil dan evaluasi
tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.

Metode evaluasi keperawatan, yaitu :

a.        Evaluasi formatif (proses)

Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan dan bertujuan untuk
menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan, system
penulisan evaluasi formatif ini biasanya ditulis dalam catatan kemajuan atau menggunakan
system SOAP.

b.       Evaluasi sumatif (hasil)

Adlah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara keseluruhan, sistem penulisan
evaluasi sumatif ini dalam bentuk catatan naratif atau laporan ringkasan.

D. Implementasi Keperawatan Keluarga

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan.

Implementasi keperawatan merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan keperawatan yang


telah disusun perawat beserta keluarga. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien
dalam mencapai peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan
nemfasilitasi koping (Nursalam, 2008). Perawat harus membangkitkan keinginan untuk
bekerja sama melaksanakan tindakan keperawatan, (Susanto,2012).

Pada pelaksanaan implementasi keluarga, hal-hal yang perlu dipehatikan adalah


( Friedman, 2003):

Menstimulus keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat dengan cara:

Diakui tentang konsekuensi tidak melakukan tindakan:

Identifikasi sumber-sumber tindakan dan langkah-langkah, serta sumber yang dibutuhkan;


dan
Diakui tentang konsekuensi tiap alternative tindakan.

a. Menstimuli kesadaran dan penerimaan tentang masalah dan kebutuhan kesehatan


dengan cara:
b. Memperluas informasi keluarga
c. Membantu untuk melihat dampak akibat situasi yang ada
d. Hubungkan kebutuhan kesehatan dengan sasaran keluarga
e. Dorongkan sikap emosi yang sehat dalam menghadapi masalah
f. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat keluarga yang sakit dengan cara
g. Mendemosrasikan cara perawatan
h. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
i. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
j. Intervensi untuk menurunkan ancaman psikologis dengan cara
k. Meningkatkan hubungan yang terbuka dan dekat: meningkatkan pola
komunikasi/interaksi, meningkatkan peran dan tanggug jawab
l. Memilih intervensi keperawatan yang tepat
m. Memilih metode kontak yang tepat: kunjungan rumah, konferensi diklinik/puskesmas,
pendekatan kelompok
n. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkugan menjadi sehat
dengan cara
o. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan Melakukan
perubahan lingkugan keluarga seoptimal mungkin
p. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara
Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkugan keluarga
q. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

E. Evaluasi Keperawatan Keluarga

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang


menandakan seberapa jauh pelaksanaan dari implementasi sudah berhasil dicapai. Tujuan
evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan.

Untuk menilai keberhasilan tindakan, selajutnya dilakukan penilaian. Tindakan-


tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjugan,
untuk itu dilakukan secara bertahap, demikian halnya dengan penialain. Penilaian
dilaksanakan dengan menggunakan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisis dan Planning).

S: hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya tensi Bapak K sudah Normal

O: hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya anak D naik BB nya 0,5 kg

A: analisis hasil yang telah dicapai mengacu pada tujuan

P: perencanaan yang akan datang setelah melihat respon keluarga.

Penilaian Tingkat Kemandirian Keluarga

No. Kriteria Tingkat Kemandirian


1 2 3 4
1. Menerima petugas V V V V
2. Menerima pelayanan sesuai rencana V V V V
keperawatan
3. Tahu dan dapat mengungkapkan masalah V V V
kesehatanya secara benar
4. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan V V V
sesuai anjuran
5. Melakukan tindakan keperawatan sederhana V V V
sesuai anjuran
6. Melakuakan tindakan pencegahan secara V V
asertif
7. Melakukan tindakan peningkatan/promotif V
secara aktif
Sumber: Kemenkes RI, 2014

Penjelasan Kemadirian Keluarga

Tingkat Kriteria kemandirian keluarga


Kemandirian
Keluarga 1.kelaurga 2.keluarga 3.keluarga tahu 4.keluarga
menerima menerima dan dapat memanfaatkan
perawat pelayanan mengungkapkan fasilitas
kesehatan masalah pelayanan
sesuai recana kesehatanya kesehatan
keperawatan secara benar sesuai anjuran.
keluarga
Definisi Definisi Definisi
Definisi
Operasional: Operasional: operasional:
Opersional:
Kelaurga Keluarga dapat Keluarga
Keluarga
menerima menjelaskan mengetahui
menyepakati
Perawat untuk masalah fasilitas
perencanaan
dilakukan kesehatan pelayanan
keperawatan
asuhan
yang telah prioritas secara kesehatan yang
keperawatan
dibuat oleh lengkap dapat
dan keluarga
perawat dan (pengertian, dimanfaatkan
bersedia penyebab,tanda oleh keluarga
keluarga
menerima dan dan melakukan
kunjungan gejala,akibat kunjungan
perawat bila tidak sesuai anjuran
berikutnya tertangani) perawat.
KM-I V V
KM-II V V V V
KM-III V V V V
KM-IV V V V V
Daftar Pustaka

Nadirawati. 2018.Asuhan Keperawatan keluarga, Bandung:PT Refika Aditama

Achjar, K. (2010). Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. CV.


Sagung Seto.

APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. TIM.

Anda mungkin juga menyukai