Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENYAKIT KONSTIPASI

NAMA : AISYAH MUSTIKA AMRUL

NIM : 105111100119

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat
dan Hidayah-Nya, yang Maha Menciptakan, Menghidupkan dan Mematikan, yang
Rahmat-Nya meliputi langit dan bumi sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui apa
itu penyakit konstipasi, pencegahan, dan bagaimana cara pengobatannya. Dalam
penyusunan makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan dan hambatan, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya miliki. Saya berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pada saya khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.

Saya sebagai penyusun sangat menyadari bahwa dalam penyusunan


makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempunaan. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang ditunjukan untuk
membangun.

Makassar, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB 1............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................2

PEMBAHASAN............................................................................................................2

A. Definisi Penyakit Konstipasi..............................................................................2

B. Tanda dan Gejalaa Penyakit Konstipasi.............................................................4

C. Pencegahan penyakit Konstipasi........................................................................6

D. Pengobatan penyakit Konstipasi.........................................................................7

BAB III..........................................................................................................................9

PENUTUP.....................................................................................................................9

A. Kesimpulan.........................................................................................................9

B. Saran...................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konstipasi atau sembelit adalah terhambatnya defekasi (buang air


besar) dari kebiasaan normal. Dapat diartikan sebagai defekasi yang
jarang, jumlah feses (kotoran) kurang, atau fesesnya keras dan kering.
Semua orang dapat mengalami konstipasi, terlebih pada lanjut usia (lansia)
akibat gerakan peristaltik (gerakan semacam memompa pada usus, red)
lebih lambat dan kemungkinan sebab lain. Kebanyakan terjadi jika makan
kurang berserat, kurang minum, dan kurang olahraga. Kondisi ini
bertambah parah jika sudah lebih dari tiga hari berturut-turut.

Kasus konstipasi umumnya diderita masyarakat umum sekitar 4-30


persen pada kelompok usia 60 tahun ke atas. Ternyata, wanita lebih sering
mengeluh konstipasi dibanding pria dengan perbandingan 3:1 hingga 2:1.
Insiden konstipasi meningkat seiring bertambahnya umur, terutama usia
65 tahun ke atas. Pada suatu penelitian pada orang berusia 65 tahun ke
atas, terdapat penderita konstipasi sekitar 34 persen wanita dan pria 26
persen.

Adapun harapan dari penulis yaitu perbanyaklah mengkomsumsi


serat, cairan agar kotoran dalam usus selalu lunak. Sekiranya bagi
masyarakat khususnya yang memiliki bayi kurangi mengomsumsi
minuman berkafein, minuman bersoda, dan minuman keras. Sehingga kita
dapat mengatur kebiasaan dengan pola hidup sehat serta berolahraga
secara teratur.
B. Rumusan Masalah

Adapun latar belakang dari makalah ini kita dapat mengambil


rumusan masalah antara lain sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Konstipasi?
2. Apa tanda dan gejala penyakit Konstipasi?
3. Bagaimana pencegahan penyakit Konstipasi?
4. Bagaimana pengobatan penyakit Konstipasi?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah dari makalah ini


kita dapat mengambil tujuan antara lain sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui pengertian penyakit Konstipasi.


2. Dapat mengetahui tanda dan gejala penyakit Konstipasi.
3. Dapat mengetahui pencegahan penyakit Konstipasi.
4. Dapat mengetahui pencegahan penyakit Konstipasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Penyakit Konstipasi

Sembelit atau konstipasi merupakan keadaan tertahannya feses


(tinja) dalam usus besar pada waktu cukup lama karena adanya kesulitan
dalam pengeluaran. Hal ini terjadi akibat tidak adanya gerakan peristaltik
pada usus besar sehingga memicu tidak teraturnya buang air besar dan
timbul perasaan tidak nyaman pada perut (Akmal, dkk, 2010).

Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau


berisiko tinggi mengalami statis usus besar sehingga menimbulkan
eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja yang keluar jadi terlalu kering
dan keras (Uliyah, 2008).

Konstipasi adalah suatu gejala bukan penyakit. Di masyarakat


dikenal dengan istilah sembelit, merupakan suatu keadaan sukar atau tidak
dapat buang air besar, feses (tinja) yang keras, rasa buang air besar tidak
tuntas, ada rasa ingin buang air besar tetapi tidak dapat mengeluarkannya,
atau jarang buang air besar. Seringkali orang berpikir bahwa mereka
mengalami konstipasi apabila mereka tidak buang air besar setiap hari
yang disebut normal dapat bervariasi dari tiga kali sehari hingga tiga kali
seminggu (Herawati, 2012).

Konstipasi merupakan defekasi tidak teratur yang abnormal dan


juga pengerasan feses tak normal yang membuat fesesnya sulit dan kadang
menimbulkan nyeri. Jenis konstipasi ini disebut sebagai konstipasi
kolonik. Kebanyakan individu sedikitnya melakukan defekasi sekali dalam
sehari. Rentang normal, rentang normal adalah tiga kali defekasi dalam
sehari atau kurang dalam seminggu. Pada individu mengalami konstipasi,
defekasi terjadi secara tidak teratur, disertai feses yang keras. Beberapa
orang yang mengalami konstipasi kadang-kadang menghasilkan feses cair
sebagai akibat dari iritasi yang disebabkan oleh massa feses yang keras
dan kering dalam kolon. Feses ini mengandung banyak sekali mukus, yang
disekresi oleh kelenjar dalam kolon dalam responsnya terhadap massa
pengiritasi ini.

Kata constipation atau konstipasi berasal dari bahasa Latin


“constipare” yang mempunyai arti “bergerombol bersama”, yaitu suatu
istilah yang berarti menyusun ke dalam menjadi bentuk padat. Dalam
menentukan adanya konstipasi terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan
yaitu frekuensi BAB, konsistensi tinja dan temuan pada pemeriksaan fisik.

Pada anak berusia sama atau kurang dari 4 tahun adanya konstipasi
ditentukan berdasarkan ditemukan minimal salah satu gejala klinis sebagai
berikut:

1. Defekasi kurang dari 3 kali seminggu, nyeri saat BAB.

2. Impaksi rectum, adanya massa feses diabdomen.

Kriteria untuk anak berusia diatas 4 tahun agak berbeda digunakan


kriteria sebagai berikut:

1. Frekuensi BAB kurang atau sama dengan dua kali seminggu tanpa
menggunakan laksatif.

2. Dua kali atau lebih episode soiling atau enkopresis dalam seminggu.

3. Teraba masa feses di abdomen atau rectum pada pemeriksaan fisis.


B. Tanda dan Gejalaa Penyakit Konstipasi

1. Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya lebih
sedikit daripada biasanya (kurang dari 30 gram), dan bahkan dapat
berbentuk bulat-bulat kecil bila sudah parah.

2. Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan, kadang-kadang harus
mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu.

3. Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.

4. Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal disertai rasa sakit.

5. Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk dari
pada biasanya.
6. Menurunya frekuensi buang air besar (menjadi 3 hari sekali atau lebih).

7. Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.

8. Sakit punggung bila tinja yang tertumpuk cukup banyak.

Menurut Akmal, dkk (2010), ada beberapa tanda dan gejala yang
umum ditemukan pada sebagian besar atau terkadang beberapa penderita
sembelit sebagai berikut:

1. Perut terasa begah, penuh dan kaku.

2. Tubuh tidak fit terasa tidak nyaman, lesu, cepat lelah sehingga malas
mengerjakan sesuatu bahkan terkadang sering mengantuk.

3. Sering berdebar-debar sehingga untuk cepat emosi mengakibatkan


stress, rentan sakit kepala bahkan demam.

4. Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi kurang percaya diri,


tidak bersemangat, tubuh terasa terbebani, memicu penurunan kualitas,
dan produktivitas kerja.
5. Feses lebih keras, panas, berwarna lebih gelap dan lebih sedikit daripada
biasanya.

6. Feses sulit dikeluarkan atau dibuang ketika buang air besar, pada saat
bersamaan tubuh berkeringat dingin, dan terkadang harus mengejan
ataupun menekan-nekan perut dapat mengeluarkan dan membuang
feses (bahkan sampai mengalami ambeien/wasir).

7. Bagian anus atau dubur terasa penuh, tidak plong dan bagai terganjal
sesuai disertai rasa sakit akibat bergesekan dengan feses yang kering
dan keras atau karena mengalami wasir sehingga pada saat duduk terasa
tidak nyaman.
8. Lebih sering buang angin yang berbau lebih busuk daripada biasanya.
9. Usus kurang elastis (biasanya karena mengalami kehamilan atau usia
lanjut), ada bunyi saat air diserap usus, terasa seperti yang mengganjal,
dan gerakannya lebih lambat dari biasanya.
10. Terjadi penurunan frekuensi buang air besar.
11. Adapun untuk sembelit kronis (opstipasi), gejalanya tidak terlalu
berbeda hanya sedikit lebih parah, diantara:
1. Perut terlihat seperti sedang hamil dan terasa sangat mulas.
2. Feses sangat keras dan berbentuk bulat-bulat kecil.
3. Frekuensi buang air besar dapat mencapai berminggu-minggu.
4. Tubuh terasa sering panas, lemas, dan berat.
5. Sering kurang percaya diri dan terkadang ingin menyendiri

C. Pencegahan penyakit Konstipasi

Pencegahan dari penyakit Konstipasi ini diantaranya adalah:


1. Hindari makanan yang keras yang dapat menyebabkan konstipasi.
2. Konsumsi makanan yang berserat tinggi yang dapat bermanfaat untuk
melunakkan feses yang memudahkan eliminasi (pengeluaran kotoran
tubuh).
3. Hindari terlalu sering mengkonsumsi daging.
4. Minum cairan minimal 8 gelas sehari.
5. Hindari penggunaan obat pencahar kecuali memang dianjurkan oleh
dokter.
6. Biasakan pola buang air besar yang teratur setiap hari, misalnya setiap
pagi hari.
7. Tunggu sampai keinginan buang air besar muncul untuk ke toilet,
jangan terburu-buru dan jangan menunda keinginan untuk buang air
besar muncul untuk ke toilet.
8. Pengunaan pencahar dilakukan oleh tenaga medis oleh catatan jika
cara-cara alternatif tidak berhasil.
9. Lakukan olahraga ringan teratur seperti berjalan (jogging).
10. Konsultasikan ke dokter anda bila anda tetap sulit buang air besar.
11. Istirahat yang cukup.
12. Berenang beberapa kali semingguuntuk membantu merangsang sistem
tubuh.
13. Makan-makanan seimbang dengan banyak roti, gandum, buah dan
sayuran.
14. Makan kulit buah seperti apel dan pear.

D. Pengobatan penyakit Konstipasi

Apabila langkah penanganan awal kuang efektif, dokter umumnya


akan menganjurkan pnggunaan obat pencahar. Harap diingat bahwa
selama menggunakan obat ini, anda atau anak anda disarankan
mengonsumsi banyak air putih untuk menghindari dehidrasi. Obat
pencahar ini akan melancarkan proses buang air besar dan tersedia dalam
beberapa jenis, yaitu:

1. Obat pencahar osmotik


Pencahar ini akan meningkatkan jumlah cairan dalam usus sehingga feses
akan menjadi lunak dan merangsang usus untuk mendorong tinja keluar.
Contoh obat yang biasa diberikan oleh dokter adalah lactulosa dan
macrogol.
2. Obat pencahar pembentuk tinja
Obat ini akan membuat tinja anda mempertahankan cairan yang dikandung
sehingga menjadi lunak dapat dikeluarkan dengan mudah. Oleh karena itu,
penderita sebaiknya banyak minum air menggunakan obat pencahar ini.
Sekam ispaghula dan metilselulosa adalah contoh obat pencahar
pembentuk tinja yang sering diberikan oleh dokter.
3. Obat pencahar stimulant
Obat ini akan merangsang dan membantu otot saluran pencernaan untuk
mendorong tinja dalam usus besar menuju anus. Pencahar stimulant
diberikan jika tinja tetap sulit keluar, meski sudah lunak. Jenis yang sering
diberikan adalah senna, bisacodyl, dan sodyumpicosulphate.

Durasi penggunaan obat pencahar tergantung kepada tingkat


keparahan konstipasi yang anda alami. Jika mengalami konstipasi akibat
obat atau penyakit lain, anda mungkin harus mengonsumsi pencahar untuk
waktu yang lebih lama seperti berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Dosisnya juga harus dikurangi secara bertahap dan satu demi satu apabila
anda menggunakan kombinasi dari beberapa jenis obat pencahar. Tapi bila
konstipasi terjadi tiba-tiba dan dalam jangka waktu pendek, maka
pencahar dapat segera dihentikan ketika feses sudah lunak dan mudah
dikeluarkan.

Obat pencahar juga dapat digunakan oleh ibu hamil, karena


sebagian besar obat ini tidak diserap oleh sistem pencernaan sehingga
tidak akan berdampak pada janin. Pencahar yang aman untuk masa
kehamilan yaitu pencahar osmotic lactulosa dan macrogol. Jika keduanya
tidak efektif, dokter akan menganjurkan bisacodyl atau senna (pencahar
stimulant) dosis rendah. Tetapi senna tidak cocok untuk diminum pada
masa kehamilan trimester ketiga, karena sebagian obat ini akan terserap
oleh sistem pencernaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konstipasi adalah kondisi tidak bisa buang air besar secara teratur
atau tidak bisa sama sekali. Jika mengalaminya, anda biasanya akan
mengalami gejala-gejala tertentu. Misalnya tinja anda menjadi keras dan
padat dengan ukuran sangat besar atau sangat kecil.
Dalam pengobatan penyakit konstipasi dapat menggunkan obat
pencahar, seperti: Obat pencahar osmotic, obat pencahar pembentuk tinja,
obat pencahar stimulant.
Beberapa langkah sederhana untuk mencegah konstipasi adalah:
Memperbanyak konsumsi serat, misalnya dengan makan sayur, buah,
beras merah, sereal, biji-bijian, serta kacang-kacangan, meningkatkan
konsumsi cairan agar kotoran dalam usus selalu lunak.

B. Saran

Adapun saran yang penulis berikan kepada pembaca yaitui


pembaca dan masyarakat dapat memahami bahwa apa itu yang dimaksud
penyakit konstipasi dan juga cara menghindari penyakit konstipasi serta
dapat mengaplikasikannya dalam lingkungan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Jeffrey, S.et.al. 2003. Psikologi Abnormal. Jakarta : Penerbit Erlangga

https://www.alodokter.com/konstipasi/pengobatan, diakses pada tanggal : 06

November 2019

https://www.alodokter.com/konstipasi/pencegahan, diakses pada tanggal : 06

November 2019

Anda mungkin juga menyukai