Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

(ANEMIA)

DI SUSUN OLEH

NAMA : NUR ANISYA HAMID

NIM : 105111101019

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


DIPLOMA III KEPERAWATAN UNISMUH MAKASSAR TAHUN AJARAN
2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta
kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya,
shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT, saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ANEMIA”

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas
Gizi dan Diet. Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, hal ini di sebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya milliki.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya pada khususnya, dan
bagi para pembaca pada umumnya. Aamiiin. Saya sebagai penyusun sangat
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
ditunjukan untuk membangun.

Makassar,31 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………..…………………2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………..4
B. RUMUSAN MASALAH………………………….4
C. TUJUAN…………………………………………..4
BAB II……………………………………………………..5
PEMBAHASAN
1. Definisi Anemia………………………………………..5
2. Penyebab Anemia……………………………………...6
3. Gejala Anemia…………………………………………7
4. Jenis-jenis Anemia………………………………….....7
5. Pencegahan Primer pada Anemia…………………….10
6. Pencegahan Sekunder pada Anemia………………….11
7. Pencegahan Tersier pada Anemia…………………….13
8. Pengobatan Anemia…………………………………..14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………15
B. SARAN…………………………………………16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada masalah gizi dapat menimbulkan suatu tidak seimbangnya tubuh


manusia dan dapat menimbulkan penyakit lainnya. Masalah gizi adalah masalah
kesehatan masyarakat. Namun penanggulannya tidak dapat dilakukan dengan
pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah
gizi adalah multi faktor, karena itu pendekatan penanggulangan harus melibatkan
berbagai sektor yang terkait. Dan pada masalah gizi pada anemia gizi disini
merupakan kondisi sakit seseorang yang disebabkan oleh berbagai faktor,
diantaranya yaitu:  perdarahan, kekurangan makanan yang mengandung besi, dan
lain-lain. Anemia gizi defisiensi besi dapat dilihat dari kadar Hb, dan penderita
yang sering mengalaminya yaitu pada wanita, disebabkan karena menstruasi,
kehamilan dan pada bayi: karena membutuhkan gizi zat besi yang tinggi karena
proses pertumbuhan yang cepat.  

B. Rumusan masalah

Adapun latar belakang dari makalah ini kita dapat pengambil rumusan
masalah antara lain sebagai berikut:

1. Apakah definisi Anemia?


2. Apa penyebab Anemia?
3. Apa saja gejala Anemia?
4. Apa saja jenis-jenis Anemia?
5. Bagaimana pencegahan primer pada Anemia?
6. Bagaimana pencegahan sekunder pada Anemia?
7. Bagaimana pencegahan tersier pada Anemia?
8. Bagaimana pengobatan Anemia?

C. Tujuan

Adapun latar belakang dan rumusan masalah di atas kita dapat mengambil
tujuan antara lain sebagai berikut:

1. Kita dapat mengetahui devinisi anemia


2. Kita dapat mengetahui penyebab anemia
3. Kita ddapat menngetahui gejala anemia
4. Kita dapat mengetahui jenis-jenis anemia
5. Kita dapat mengetahui bagaimana pencegahan primer pada anemia
6. Kita dapat mengetahui bagaimana pencegahan sekunder pada anemia
7. Kita dapat mengetahui bagaimana pencegahan tersier pada anemia
8. Kita dapat mengetahui bagaimana pengobatan anemia
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Anemia

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di  bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia
adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan
fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui
anemnesis yang seksama,  pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium. Anemia ,
dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal.Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang dari 41%  pada
pria , maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula  pada wanita , wanita yang
memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37% , maka
wanita itu dikatakan anemia.Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.
1. Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
2. Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah , setiap ganguan
pembentukan sel darah merah , baik ukuran maupun  jumlahnya , dapat menyebabkan
terjadinya anemia.ganguan tersebut dapat terjadi ‘’pabrik’’ pembentukan sel (sumsum
tulang)maupun ganguan karena kekurangan komponen penting seperti zat besi , asam
folat maupun vitamin B 12.
2. Penyebab Anemia

Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang
mengal;ami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika
asupan zat  besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia. Pendarahan
saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di ginjal, menstruasi yang
berlerbihan, serta para pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik
dapat mjemiliki resiko anemia. Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan
darah. Pada saat terjadi pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum
tampak transfusi darah merupakan tindakan  penanganan terutama jika terjadi
pendarahan akut. Pendarahan teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah
biasanya  berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang lama.Berikut ini
tiga kemungkinan dasar penyebab anemia :
 
1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
  Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah.
2. Kehilangan darah.
  Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena  perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat
besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.
  Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam
jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau obat-
obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).
 
3. Gejala Anemia

1. Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia di antaranya:  


2. Lemah ,letih,lesu ,mudah lelah dan lunglai
3. Wajah tampak pucat.
4. Mata berkunang-kunang
5. Sulit berkosentrasi dan mudah lupa
6. Sering sakit
7. Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit  pucat atau
berkurangnya warna merah muda pada bibir dan  bawah kuku.Perubahan ini
dapat terjadi perlahan-lahan sehingga sulit disadari.
8. Jika anemia disebabkan penghancuran berlebihan dari sel darah
merah ,makaterdapat gejala lain seperyi  jaundice,warna kuning pada bagian
putih mata ,pembesaran limpa dan warna urin seperti teh.

4. Jenis-jenis Anemia
 
a. Anemia Defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat kurangnya zat besi . Zat besi
merupakan bagian dari molekul hemoglobin.Oleh sebab itu , ketika tubuh kekurangan
zat besi , produksi hemoglobin akan menurun. Meskipun demikian , penurunan
hemoglobin sebetulnya  baru akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe) dsala tubuh
sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh  bisa disebabkan banyak
hal .Kekurangan zat besi pada bayi mungkin disebabkan prematuritas, atau bayi
tersebut lahir dari seorang ibu yang menderita kekurangan zat besi.Pada anak-anak
mungkin disebabkan oleh asupan makanan yang kurang mengandung zat besi .
Sedabgkan pada orang dewasa , kurangnya zat besi pada prinsipnya hampir selalu
disebabkan oleh pendaraah menahun atau berulang-ulang yang bisa berasal dari
semua bagian tubuh.
Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar  pada perempuan di
bandingkan kaum pria .cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit daripada
pria ,sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggin .setiap harinya seorang
wanita akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara normal .pada
saat mentruasi ,kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1 mg lagi.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat  pada saat hamil dan
melahirkan .ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat besi
untuk dirinya,tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan
janinya.selain itu ,pendarahan saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu
kehilangan banyak zat besi.

b. Anemia Defisiensi Vitamin C


Anemia karena kekurangan vitamin c adalah sejenis anemia yang jarang
terjadi,yang disebabkan oleh kekurangan vitamin c yang berat dalam jangka waktu
lama. Penyebab kekurangan vitamin c biasanya adalah kurangnya asupan vitamin c
dalam makanan sehari hari.
Salah satu fungsi vitamin c adalah membantu menyeret zat  besi,sehingga jika
terjadi kekurangan vitamin c ,maka jumlah zat  besi yang diserap akan berkurang dan
bisa terjadi anemia. Untuk mendiagnosa penyakit ini dilakukan pengukuran kadar
vitamin c dalam darah. Pada anemia jenis ini sum-sum tulang menghasilkan sel darah
merah berukuran kecil.
c. Anemia Makrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurangan vitamin B12 atau asam
folat. Anemia ini memiliki ciri sel-sel darah abnormal dan berukuran besar
(Makrositer) dengan kadar hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi
(hiperkrom) dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume merupakan salah
satu karakteristik sel darah merah. Sekitar 90% anemia makrositik yang terjadi adalah
anemia pernisiosa.
Selain menggangu proses pembentukan sel darah merah kekurangan vitamin b12
juga mempengaruhi sistem saraf,sehingga  penderita anemia ini akan merasakan
kesemutan ditangan dan kaki ,tungkai dan kaki,dan tangan seolah mati rasa,serta kaki
dalam  bergerak.gejala lain yang dapat terlihat diantaranya adalah buta warna
tertentu,termasuk warna kuning dan biru,luka terbuka dilidah atau lidah seperti
terbakar, penurunan berat badan, warna kulit menjadi lebih gelap, linglung, depresi,
penurunan fungsi intelektual. Biasanya kekurangan vitamiin b12 terdiagnosis pada
pemeriksaan darah rutin untuk anemia.pada contoh darah yang diperiksadibawah
mikroskop ,tampak selah merah berukuran besar .juga dapat dilihat perubahan sel
darah putih dan trombosit,terutama jika penderita anemia dalam jangka waktu yang
lama.jiika diduga terjadi kekurangan ,maka dilakukan pengukuran kadar vitamin b12
dalam darah.

d. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan  jauh lebih cepatdari
normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari .pada anemia hemolitik,umur sel
darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak
dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.

e. Anemia Sel Sabit


Anemia sel sabit (sickle cell anemia) adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai
dengan sel darah merah yang berbentuk sabit ,kaku ,dan anemia hemolitik
kronik.pada penyakit sel sabit,sel darah merah memiliki hemoglobin(prootein
pengangkut oksigen) yang bentuknya abnormal,sehingga mengurangi jumlah oksigen
dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi seperti sabit.sel yang berbentuk sabit
akan menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam
limpa ,ginjal,otak,tulang,dan organ lainnya ,dan menyebabkan kurangnya pasokan
oksigen ke organ tersebut.sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati
pembuluh darah,kerusakan organ ,bahkan sampai pada kematian.

f. Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam jiwa.
Anemia aplastik terjadi bila” pabrik”(sumsum tulang )pembuatan
darah merah terganggu .Pada anemia aplastik ,terjadi penurunan  produksi sel darah
(eritrosit, leukosit dan trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia ,obat-
obatan ,virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.

5. Pencegahan Primer pada Anemia

a. Pendidikan
Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan  peningkatan asupan zat besi
melalui makanan Konsumsi tablet zat  besi dapat menimbulkan efek samping yang
mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Agar
mengerti, harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang
mungkin terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan  bahwa salah satu
penyebab anemia adalah defisiensi zat besi. Asupan zat besi dari makanan dapat
ditingkatkan melalui tiga cara :
1) Pemastian konsumsi makanan yang cukup mengandung kalori sebesar yang
semestinya dikonsumsi.
2) Meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang dimakan, yaitu dengan jalan
mempromosikan makanan yang dapat memacu dan menghindarkan pangan
yang bisa mereduksi penyerapan zat besi.
3) Peningkatan gizi berupa makan makanan yang mengandung vitamin zat bezi,
seperti sayur-sayuran (bayam, kangkung,  jagung), telur, kismis.
b. Pola istirahat
Mengacu pada kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan tubuh mengalami/beresiko
terkena anemia.menghindari kondisi dimana tubuh mengalami gangguan
pembentukan sel darah merah.dan istirahat yang dianjurkan adalah minimal 8 jam per
hari.
c. Pola hidup
Menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam eritrosit. Kekurangan
hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang.
d. Pola aktifitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat
dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau
aktivitas yang membutuhkan oksigen. Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat
profil darah dan mencegah terjadinya anemia.

6. Pencegahan Sekunder pada Anemia

a. Pengawasan penyakit infeksi


Pengobatan yang efektif dan tepat waktu dapat mengurangi dampak gizi yang
tidak diingini. Meskipun, jumlah episode  penyakit tidak berhasil dikurangi,
pelayanan pengobatan yang tepat telah terbukti dapat menyusutkan lama serta
beratnya infeksi. Tindakan yang penting sekali dilakukan selama  penyakit
berlangsung adalah mendidik keluarga penderita tentang cara makan yang sehat
selama dan sesudah sakit. Pengawasan penyakit infeksi memerlukan upaya kesehatan
seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi lingkungan dan kebersihan
perorangan. Jika terjadi infeksi parasit, tidak  bisa disangkal lagi, bahwa cacing
tambang (Ancylostoma dan  Necator) serta Schistosoma yang menjadi penyebabnya.
Sementara peran parasit usus yang lain terbukti sangat kecil. Ada banyak bukti
tertulis, bahwa parasit parasit dalam jumlah  besar dapat menggaggu penyerapan
berbagai zat gizi. Karena itu, parasit harus dimusnahkan secara rutin. Bagaimanapun
juga, jika pemusnahan parasit usus tidak dibarengi dengan langkah pelenyapan
sumber infeksi, reinfeksi dapat terjadi sehingga memerlukan obat lebih banyak.
Pemusnahan cacing itu sendiri dapat efektif dalam hal menurunkan parasit, tetapi
manfaatnya di tingkat hemoglobin sangat sedikit. Jika asupan zat besi bertambah,
baik melalui pemberian suplementasi maupun fortifikasi makanan, kadar hemoglobin
akan  bertambah meskipun parasitnya sendiri belum tereliminasi

b. Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi


Fortifikasi makanan yang banyak dikonsumsi dan yang diproses secara terpusat
merupakan inti pengawasan anemia di  berbagai negara. Fortifikasi makanan
merupakan salah satu cara terampuh dalam pencegahan defisiensi zat besi. Di negara
industri, produk makana fortifikasi yang lazim adalah tepung gandum serta roti
makanan yang terbuat dari jagung dan bubur  jagung. Di negara sedang berkembang
lain telah dipertimbangkan untuk memfortifikasi garam, gula, beras dan saus ikan.

c. Tranfusi Darah
Suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah  pasien. Darah
yang tersimpan di dalam kantong darah dimasukan ke dalam tubuh melalui selang
infuse.
d. Pemberian tablet atau suntikan zat besi
Pemberian tablet tambah darah pada pekerja atau lama suplementasi selama 3- 4
bulan untuk meningkatkan kadar hemoglobin, karena kehidupan sel darah merah
hanya sekitar 3  bulan atau kehidupan eritrosit hanya berlangsung selama 120 hari,
maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari atau tubuh memerlukan 20 mg zat
besi perhari. Tubuh tidak dapat menyerap zat besi (Fe) dari makanan sebanyak itu
setiap hari, maka suplementasi zat besi tablet tambah darah sangat penting dilakukan.
Suplementasi dijalankan dengan memberikan zat gizi yang dapat menolong untuk
mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena menurut hasil penelitian anemia gizi di
Indonesia sebagian  besar disebabkan karena kekurangan zat besi.
e. Melakukan tes laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara
anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal,
maka dapat dilakukan  pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari. f).
Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

7. Pencegahan Tersier pada Anemia

a. Pemberian suntikan untuk menghentikan pendarahan


Pemberian suntikan untuk menghentikan pendarahan seperti vitmin B12 atau
B kompleks.  
b. Mengonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi, asam folat, vitamin B6,
dan vitamin B12 seperti daging dan sayuran sesuai kecukupan gizi yang
dianjurkan.
c. Melakukan tes laboratorium untuk mengetahui kandungan B12 dalam darah
sehingga bisa membedakan antara anemia biasa dengan anemia
pernicious.Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan
pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari.
d. Mengkonsumsi Suplemen asam folat dapat merangsang  pembentukan sel
darah merah.

e. Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi
kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.
 
8. Pengobatan Anemia

Perlu diketahui, anemia hanyalah sebuah gejala dan menemukan penyebabnya


adalah langkah penting dalam  penanganan anemia.Pada dasarnya pengobatan akan
disesuaikan dengan penyebab terjadinya anemia .
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk  pembentukan
sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan
ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. Berikut ini katagori tingkat
keparahan pada anemia.:

1. Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.

2. Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.

3. Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat. Kemungkinan dasar


penyebab anemia:
1. .Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
  Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah.
2. Kehilangan darah.
 Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat
besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.
 
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.
 Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam jumpah
cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau obat-obatan
(antibiotic, antikejang atau obat kanker).
 
B. Saran
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan lingkungan
dan makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan, Sehingga kita terjauh dari
penyakit terlebih anemia yang di sebabkan karena kurangnya zat besi untuk
memproduksi darah.

Anda mungkin juga menyukai