(ANEMIA)
DI SUSUN OLEH
NIM : 105111101019
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta
kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan-Nya,
shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT, saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ANEMIA”
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas
Gizi dan Diet. Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, hal ini di sebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya milliki.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya pada khususnya, dan
bagi para pembaca pada umumnya. Aamiiin. Saya sebagai penyusun sangat
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
ditunjukan untuk membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………..…………………2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………..4
B. RUMUSAN MASALAH………………………….4
C. TUJUAN…………………………………………..4
BAB II……………………………………………………..5
PEMBAHASAN
1. Definisi Anemia………………………………………..5
2. Penyebab Anemia……………………………………...6
3. Gejala Anemia…………………………………………7
4. Jenis-jenis Anemia………………………………….....7
5. Pencegahan Primer pada Anemia…………………….10
6. Pencegahan Sekunder pada Anemia………………….11
7. Pencegahan Tersier pada Anemia…………………….13
8. Pengobatan Anemia…………………………………..14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………15
B. SARAN…………………………………………16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
Adapun latar belakang dari makalah ini kita dapat pengambil rumusan
masalah antara lain sebagai berikut:
C. Tujuan
Adapun latar belakang dan rumusan masalah di atas kita dapat mengambil
tujuan antara lain sebagai berikut:
PEMBAHASAN
1. Definisi Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia
adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan
fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui
anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium. Anemia ,
dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal.Jika kadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada
pria , maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita , wanita yang
memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37% , maka
wanita itu dikatakan anemia.Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.
1. Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
2. Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.
Karena hemoglobin terdapat dalam sel darah merah , setiap ganguan
pembentukan sel darah merah , baik ukuran maupun jumlahnya , dapat menyebabkan
terjadinya anemia.ganguan tersebut dapat terjadi ‘’pabrik’’ pembentukan sel (sumsum
tulang)maupun ganguan karena kekurangan komponen penting seperti zat besi , asam
folat maupun vitamin B 12.
2. Penyebab Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Gizi yang buruk atau
gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga adapat menyebabkan seseorang
mengal;ami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui, jika
asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia. Pendarahan
saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah di ginjal, menstruasi yang
berlerbihan, serta para pendonor darah yang tidak diimbangi dengan gizi yang baik
dapat mjemiliki resiko anemia. Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan
darah. Pada saat terjadi pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum
tampak transfusi darah merupakan tindakan penanganan terutama jika terjadi
pendarahan akut. Pendarahan teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah
biasanya berlangsung sedikit demi sedikit dan dalam waktu yang lama.Berikut ini
tiga kemungkinan dasar penyebab anemia :
1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsum tulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah.
2. Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan
berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.Kehilangan
darah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat
besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal.
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merah dalam
jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracun atau obat-
obatan(antibiotic, antikejang atau obat kanker).
3. Gejala Anemia
4. Jenis-jenis Anemia
a. Anemia Defisiensi zat besi
Anemia yang paling banyak terjadi adalah anemia akibat kurangnya zat besi . Zat besi
merupakan bagian dari molekul hemoglobin.Oleh sebab itu , ketika tubuh kekurangan
zat besi , produksi hemoglobin akan menurun. Meskipun demikian , penurunan
hemoglobin sebetulnya baru akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe) dsala tubuh
sudah benar-benar habis .Kurangnya zat besi dalam tubuh bisa disebabkan banyak
hal .Kekurangan zat besi pada bayi mungkin disebabkan prematuritas, atau bayi
tersebut lahir dari seorang ibu yang menderita kekurangan zat besi.Pada anak-anak
mungkin disebabkan oleh asupan makanan yang kurang mengandung zat besi .
Sedabgkan pada orang dewasa , kurangnya zat besi pada prinsipnya hampir selalu
disebabkan oleh pendaraah menahun atau berulang-ulang yang bisa berasal dari
semua bagian tubuh.
Faktor resiko terjadinya anemia memang lebih besar pada perempuan di
bandingkan kaum pria .cadangan besi dalam tubuh perempuan lebih sedikit daripada
pria ,sedangkan kebutuhan perharinya justru lebih tinggin .setiap harinya seorang
wanita akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara normal .pada
saat mentruasi ,kehilangan zat besi bisa bartambah hingga 1 mg lagi.
Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat pada saat hamil dan
melahirkan .ketika hamil seorang ibu di tuntut untuk memenuhi kebutuhan zat besi
untuk dirinya,tetapi juga harus memenuhi kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan
janinya.selain itu ,pendarahan saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu
kehilangan banyak zat besi.
d. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah dihancurkan jauh lebih cepatdari
normal.umur sel darah merah normalnya 120 hari .pada anemia hemolitik,umur sel
darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak
dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
f. Anemia Aplastik
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapat mengancam jiwa.
Anemia aplastik terjadi bila” pabrik”(sumsum tulang )pembuatan
darah merah terganggu .Pada anemia aplastik ,terjadi penurunan produksi sel darah
(eritrosit, leukosit dan trombosit).Anemia aplastik disebabkan oleh bahan kimia ,obat-
obatan ,virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.
a. Pendidikan
Pendidikan dan upaya yang ada kaitannya dengan peningkatan asupan zat besi
melalui makanan Konsumsi tablet zat besi dapat menimbulkan efek samping yang
mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Agar
mengerti, harus diberikan pendidikan yang tepat misalnya tentang bahaya yang
mungkin terjadi akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu
penyebab anemia adalah defisiensi zat besi. Asupan zat besi dari makanan dapat
ditingkatkan melalui tiga cara :
1) Pemastian konsumsi makanan yang cukup mengandung kalori sebesar yang
semestinya dikonsumsi.
2) Meningkatkan ketersediaan hayati zat besi yang dimakan, yaitu dengan jalan
mempromosikan makanan yang dapat memacu dan menghindarkan pangan
yang bisa mereduksi penyerapan zat besi.
3) Peningkatan gizi berupa makan makanan yang mengandung vitamin zat bezi,
seperti sayur-sayuran (bayam, kangkung, jagung), telur, kismis.
b. Pola istirahat
Mengacu pada kegiatan/aktifitas yang mengakibatkan tubuh mengalami/beresiko
terkena anemia.menghindari kondisi dimana tubuh mengalami gangguan
pembentukan sel darah merah.dan istirahat yang dianjurkan adalah minimal 8 jam per
hari.
c. Pola hidup
Menjaga agar sedikitnya jumlah hemoglobin dalam eritrosit. Kekurangan
hemoglobin ini menyebabkan kemampuan darah mengikat oksigen berkurang.
d. Pola aktifitas
Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat
dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau
aktivitas yang membutuhkan oksigen. Melakukan tes darah secara rutin untuk melihat
profil darah dan mencegah terjadinya anemia.
c. Tranfusi Darah
Suatu tindakan medis yang bertujuan mengganti kehilangan darah pasien. Darah
yang tersimpan di dalam kantong darah dimasukan ke dalam tubuh melalui selang
infuse.
d. Pemberian tablet atau suntikan zat besi
Pemberian tablet tambah darah pada pekerja atau lama suplementasi selama 3- 4
bulan untuk meningkatkan kadar hemoglobin, karena kehidupan sel darah merah
hanya sekitar 3 bulan atau kehidupan eritrosit hanya berlangsung selama 120 hari,
maka 1/20 sel eritrosit harus diganti setiap hari atau tubuh memerlukan 20 mg zat
besi perhari. Tubuh tidak dapat menyerap zat besi (Fe) dari makanan sebanyak itu
setiap hari, maka suplementasi zat besi tablet tambah darah sangat penting dilakukan.
Suplementasi dijalankan dengan memberikan zat gizi yang dapat menolong untuk
mengoreksi keadaan anemia gizi. Karena menurut hasil penelitian anemia gizi di
Indonesia sebagian besar disebabkan karena kekurangan zat besi.
e. Melakukan tes laboratorium
Mengetahui kandungan B12 dalam darah sehingga bisa membedakan antara
anemia biasa dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal,
maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1-1,0 mg/hari. f).
Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
e. Menjaga kondisi dimana tubuh kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya. Menghindari situasi
kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.
8. Pengobatan Anemia
A. Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan
ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. Berikut ini katagori tingkat
keparahan pada anemia.: