Anda di halaman 1dari 144

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346048271

Laporan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional -


Applied Approach (Pekerti – AA)

Method · August 2019


DOI: 10.13140/RG.2.2.31115.11049

CITATIONS READS

0 1,819

1 author:

M. Elfan Kaukab
Universitas Sains Al-Qur'an Wonosobo Indonesia
168 PUBLICATIONS   92 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Same-Sex Love as Challenge to American Cowboy’s Masculinity Presented in Ang Lee’s Brokeback Mountain View project

Convergence of Human Development Index: Case Study of Foreign Direct Investment in ASEAN View project

All content following this page was uploaded by M. Elfan Kaukab on 21 November 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


LAPORAN KEGIATAN
PROGRAM PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR
TEKNIK INSTRUKSIONAL – APPLIED APPROACH (PEKERTI – AA)
TAHAP PENANAMAN

Agustus 2019

Nama : M. Elfan Kaukab


NIP : 11911113143
PT : Universitas Sains Al-Qur’an
Jawa Tengah Wonosobo
Prodi : Akuntansi

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMIN MUTUPENDIDIKAN
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Hasil Kegiatan Program Peningkatan Ketrampilan Dasar Teknik


Intruksional – Applied Approach (PEKERTI-AA) Tahap Penanaman Ini
Disusun Oleh :

Nama : M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.


NPU : 11911113143
Perguruan Tinggi : Universitas Sains Al-Qur’an Jawa Tengah Wonosobo
Fakultas : Fakultas Ekonomi
Jurusan/Prodi : Akuntanasi

Mengetahui:

Fasilitator
Tim PEKERTI-AA Universitas Sebelas Maret

Salim Widono, S.P., M.P. Budi Legowo, S.Si., M.Si.


NIP. 196707181994121001 NIP. 197305101999031002

Mengesahkan:

Ketua
Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret

Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd


NIP. 19661108 199003 2 001

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
selesainya penyusunan laporan PEKERTI ini. Salah satu tujuan dibuatnya laporan
ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk bukti bahwa penulis
sudah mengikuti PEKERTI yang diselenggarakan oleh PPSP – LPPMP
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Laporan ini berisi kumpulan tugas selama
penulis mengukuti PEKERTI yang diselenggarakan pada tanggal 22 – 28 Juli 2019.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan. Penulis berharap laporan ini nantinya akan dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, 30 Juli 2019

M. Elfan Kaukab

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ i


Lembar Pengesahan ................................................................................................ ii
Kata Pengantar ........................................................................................................ iii
Daftar Isi .................................................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
BAB II. PELAKSANAAN PROGRAM ................................................................ 5
BAB III. HASIL PROGRAM ................................................................................ 58
A. Hasil Tugas Terstruktur ..................................................................................... 58
1. Pendidikan Tinggi Sebagai Sistem ............................................................... 58
2. Isu Strategis Pendidikan Tinggi .................................................................... 59
3. Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi ............................................... 61
4. Teori Motivasi ............................................................................................... 72
5. Model dan Metode Pembelajaran ................................................................. 74
6. Analisis Kompetensi ..................................................................................... 76
7. Penyusunan Silabus ....................................................................................... 78
8. PHB : Kognitif .............................................................................................. 92
9. PHB : Afektif ................................................................................................ 94
10. PHB : Psikomotorik ...................................................................................... 95
11. Asesmen Kinerja ........................................................................................... 96
12. Kontrak Pembelajaran ................................................................................... 97
13. Pengembangan Bahan Ajar ........................................................................... 105
14. Evaluasi Program Pembelajaran ................................................................... 131
15. PPKP ............................................................................................................. 132
B. Pelaksanaan Micro Teaching ............................................................................ 133
1. Prosedur Pelaksanaan .................................................................................... 133
2. Self Asesment dan Penilaian dan Fasilitator dan Pengamat ......................... 136
3. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Mikro .............................................. 136
4. Hasil Diskusi Kelompok ............................................................................... 137
5. Refleksi, Tanggapan, dan Kesimpulan ......................................................... 137
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................ 139
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan satu kesatuan yang utuh,
dengan bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain. Pendidikan dapat
diartikan sebagai satu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian
yang mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir. Sistem
pendidikan tinggi di Indonesia merupakan subsistem dari sistem pendidikan
nasional dan didefinisikan sebagai pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari
pada pendidikan menengah di jalur sekolah, dan satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi dinamakan perguruan tinggi.
Dosen merupakan salah satu komponen yang sangat berperan dalam proses
pembelajaran adalah tenaga pendidik pada perguruan tinggi yang khusus diangkat
dengan tugas utama mengajar, dimana secara langsung mempengaruhi peningkatan
kualitas belajar mahasiswa. Selain menguasai materi kuliah, untuk menjadi dosen
yang profesional diperlukan kemampuan dasar dalam bidang pembelajaran, dan
kemampuan yang berkenaan dengan pengembangan kurikulum. Kemampuan dasar
tersebut meliputi keterampilan menerapkan teori belajar, membuat rancangan
program pembelajaran, dan menyampaikan materi perkuliahan, serta merencanakan
dan melaksanakan penilaian hasil belajar dan program pembelajaran..
Aspek pengajaran merupakan poin pertama disamping penelitian dan
pengabdian pada masyarakat pada Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) berusaha meningkatkan mutu dosen
sebagai seorang pengajar sesuai dengan Undang-undang Guru dan Dosen yang
menyebutkan Guru dan Dosen memiliki tugas dan kewajiban sebagai pendidik dan
pembelajar serta dituntut memiliki kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian
dan sosial yang baik (lebih lanjut diimplementasikan lewat program sertifikasi
dosen) dengan cara mengadakan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik
Instruksional (PEKERTI) dan Applied Approach (AA) yang secara khusus
ditujukan untuk peningkatan kompetensi pedagogik bagi para dosen. PEKERTI
dimaksudkan agar dosen mampu menyusun bahan-bahan perkuliahan dengan baik

1
dan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai mahasiswa terhadap mata kuliah
yang diajarkan. Applied Approach (AA) merupakan kelanjutan dari PEKERTI.
Setelah peta kompetensi, silabus dan RPP dibuat dan dilaksanakan, maka
dimulailah tahap Applied Approach (AA) ini. Langkah pertama adalah evaluasi
pembelajaran terhadap mata kuliah yang telah diajarkan sehingga menghasilkan
tahap Rekonstruksi Mata Kuliah (RMK). Perlu dilakukannya rekonstruksi mata
kuliah hal-hal sebagai berikut antara lain perubahan teknologi, perubahan kebijakan
pendidikan, adanya pendekatan/paradigma baru pendidikan interdisipliner dan
sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas dosen perlu mengembangkan wawasan dan
keterampilan agar dapat bekerja secara optimal dan profesional. Salah satu upaya
peningkatan kompetensi pedagogik dosen dengan mengikuti PEKERTI-AA.
Diharapkan dengan mengikuti pelatihan tersebut, para dosen dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran.
Program PEKERTI-AA dilaksanakan selama 7 hari. Pelatihan ini dimulai
pada tanggal 22 Juli 2019 sampai dengan 28Juli 2019. Pelatihan ini dilaksanakan di
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pelatihan ini diikuti oleh 29 peserta. Peserta
Pelatihan ini berasal dari berbagai Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri antara lain
UNSIQ, STABN Raden Wijaya Wonogiri, STABN, UNIVET Bangun Nusantar
Sukoharjo, STAB Maha Prajna Jakarta, STIAB Samaratunga Ampel Boyolali,
STAB Syailendra Semarang, dan STAB Kartarajasa.
Materi pelatihan diberikan dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi
kelompok dan tugas individu. Pada setiap akhir pelatihan diberikan penjelasan
tentang tugas terstruktur dari fasilitator yang wajib dikerjakan oleh tiap peserta.
Tugas dikumpulkan sesuai dengan hari yang telah ditentukan oleh fasilitator untuk
kemudian dievaluasi. Tatap muka dilaksanakan mulai pukul 08.00 sampai dengan
17.00 WIB dengan dua kali istirahat dan satu kali ishoma. Pelatihan ini
diselenggarakan oleh LPPM UNS Surakarta.

B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan program PEKERTI-AA adalah sebagai berikut:
1. Merancang program pembelajaran
2. Menguasai dasar-dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar

2
3. Merancang dan mengevaluasi hasil belajar mahasiswa
4. Merancang dan mengembangkan bahan ajar
5. Merancang dan melaksanakan penelitian untuk peningkatan kualitas
pembelajaran

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelatihan program PEKERTI-AA dilaksanakan di Gedung LPPM UNS selama 7
hari pada tanggal 22 – 28 Juli 2019.

D. Materi
Materi yang disampaikan dalam program PEKETI-AA sebagai berikut:
1. Overview Program
2. Pendidikan Tinggi sebagai Sistem
3. Isu Strategis Pendidikan Tinggi
4. Profesi dan Etika Dosen
5. Paradigma Konstruktivisme
6. Konsep Pegembangan Kurikulum
7. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi
8. Pembelajaran Orang Dewasa
9. Konsep SCL
10. Teori Belajar dan Pembelajaran
11. Teori Motivasi
12. Model-model Pembelajaran
13. Metode-metode Pembelajaran
14. Analisis Kompetensi (Peta Kompetensi)
15. Penyusunan Silabus (Silabus satu semester)
16. Penyusunan RPP (RPP untuk satu semester)
17. Team teaching
18. Ragam Sumber Belajar
19. Media Pembelajaran
20. TIK dan Pembelajaran
21. Dasar Asesmen Pembelajaran
22. PHB: Kognitif

3
23. PHB: Afektif
24. PHB: Psikomotorik
25. Asesmen Kinerja
26. Pengajaran Remidial dan Pengayaan
27. Pengembangan Strategi Pembelajaran
28. Kontrak Pembelajaran
29. Manajemen Mutu Terpadu
30. Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar
31. Praktikum
32. Pengembangan Bahan Ajar
33. Evaluasi Program Pembelajaran
34. PPKP
35. Resume Program

4
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

Program PEKERTI-AA dilaksanakan selama 7 hari, yaitu dari hari Senin, 22 Juli
2019 sampai dengan hari Minggu, 28 Juli 2019 di gedung LPPMP Universitas Sebelas
Maret (UNS) Surakarta. Adapun uraian pelaksanaan program setiap hari adalah sebagai
berikut:

A. HARI PERTAMA

Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari pertama, yaitu
hari Senin, 22 Juli 2019.

Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari Pertama

No. Materi Fasilitator


1 Overview Program Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
2 Pendidikan Tinggi sebagai Sistem Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd.
3 Isu Strategis Pendidikan Tinggi Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.
4 Profesi dan Etika Dosen Salim Widono, S.P., M.P.
5 Paradigma Konstruktivisme Bambang Kusharjanta, S.T., M.T.
6 Konsep Pengembangan Kurikulum Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.

1. Overview Program
Fasilitator : Dr. Tri Murwaningsih, M.Si
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Pada sesi ini dijelaskan mengenai kegiatan program Peningkatan Keterampilan
Dasar Teknik Instruksional-Applied Approach (PEKERTI-AA) di LPPMP UNS
selama 7 hari dari hari Senin, 22 Juli 2019 sampai dengan hari Minggu, 28 Juli
2019. Selanjutnya, dijelaskan juga tentang tata tertib mengikuti kegiatan
PEKERTI-AA antara lain masuk pada pukul 08.00 WIB dan diusahakan selalu
dimulai tepat waktu.

5
 Adapun materi lain yang dijelaskan adalah terkait UU No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen. Pada pasal 69 ayat 2 disebutkan bahwa pengembangan dan
pembinaan profesi dosen meliputi:
a. Kompetensi pedagogik
b. Kompetensi kepribadian
c. Kompetensi sosial
d. Kompetensi profesional
 Selanjutnya pasal 72 ayat 1 dan 2 dijelaskan mengenai beban kerja dosen ada 12-
16 sks yang meliputi:
a. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran
b. Membimbing dan melatih
c. Melakukan penelitian
d. Melakukan tugas tambahan
e. Melakukan pengabdian pd masyarakat
 Pada sesi ini dijelaskan pula tentang perkembangan kegiatan PEKERTI-AA di
UNS, yaitu:
a. UNS telah terlibat sejak awal penyusunan PEKERTI maupun AA di akhir
dekade 80-an.
b. UNS secara berkala menyelenggarakan PEKERTI maupun AA untuk dosen-
dosennya minimal 1 tahun sekali.
c. Tim PEKERTI-AA UNS disamping menggunakan buku paket pelatihan dari
PAU PPI UT juga terus mengembangkan suplemen materi pelatihan.
d. UNS Solo mensertifikasi penatar-penatar PEKERTI-AA dalam Tim PEKERTI-
AA UNS.
 Sertifikat Pekerti, AA, dan Pekerti-AA yang diakui untuk sertifikasi dosen adalah
yg dikeluarkan PTPS (Perguruan Tinggi Penilai Serdos) mulai tahun 2015.
Adapun kode penyelenggara serdos UNS adalah PTPS 001027.
 Adapun penghargaan dari mengikuti kegiatan PEKERTI-AA adalah mendapatkan
sertifikat dengan bobot program sebagai berikut:
a. 2 (dua) poin untuk kegiatan tatap muka ==> sertifikat nasional
b. 3 (tiga) poin untuk kegiatan magang ==> sertifikat nasional

6
 Selanjutnya, bagi penatar atau dosen pembimbing, diberikan sertifikat yang dapat
digunakan untuk memperoleh angka kredit kumulatif kenaikan pangkat. Sertifikat
Pekerti-AA boleh digunakan untuk:
a. Hanya oleh Lektor dan Lektor Kepala
b. Hanya untuk “menggantikan” salah satu hasil tes TKBI (Tes Kemampuan Bhs
Inggris) atau TKDA (Tes kemampuan Dasar Akademik)
c. Bernilai 4-7 sesuai dengan kelengkapan instrumen
 Sedangkantata tertib peserta selama pelaksanaan kegiatan PEKERTI-AA di
LPPMP UNS adalah sebagai berikut:
a. Peserta wajib mengikuti seluruh sesi penyajian materi pelatihan Pekerti - AA
b. Peserta wajib mengerjakan tugas dan mengumpulkan tepat pada waktu yang
ditentukan
c. Peserta wajib menyusun Laporan Hasil Kegiatan
d. Peserta berhak mendapatkan sertifikat pelatihan Pekerti-AA setelah memenuhi
3 ketentuan di atas

2. Pendidikan Tinggi sebagai Sistem


Fasilitator : Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Berikut digambarkan tentang hubungan supra sistem dan sistem.
 Sistem terdiri dari elemen-elemen yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan.
Sistem juga dapat diartikan sebagai sekelompok elemen yang nyata atau tidak
yang berkerja bersama-sama secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Pada gambar di atas ada sistem (S). Di dalam sistem ada sub sistem (SS).
Sub sistem adalah bagian dari sistem. Sub sistem adalah leader dari komponen-
komponen. Sub sistem itu juga bisa dikatakan sebagai sistem. Contoh sistem
adalah manusia, sedangkan subsistemnya adalah peredaran darah, pencernaan,
pernafasan. Contoh lainnya, yaitu misal sistem program pembelajaran maka
subsistemnya adalah LCD, komputer, manusia, dll.
 Pada gambar juga ada supra sistem. Supra sistem adalah sistem yang lebih besar
dari sistem. Misalnya, supra sistem adalah pendidikan nasional dari sistem
pendidikan tinggi. Dalam pendidikan, sistem pendidikan mempunyai ciri khas

7
tertentu. Sistem itu diwujudkan dalam bentuk tujuan. Di UNS, sistem pendidikan
di UNS, sedangkan sub sistemnya adalah input, proses, dan output. Ketika UNS
menjadi sistem, UNS merupakan bagian dari supra sistem penidikan nasional.
 Perhatikan gambar berikut. Gambar ini menunjukkan tentang sistem kegiatan
imperatif masyarakat.

 Berdasarkan gambar tersebut, komponen yang satu dengan yang lain saling
berkaitan. Pada gambar bagian tengah ada falsafah (F) dalam suatu negara yang
dimiliki, ada agama (A), ilmu pengetahuan (I), etika (E), seni (S), dan moral (M).
Ada filosofi, ada normatif yang melandasi sistem. Normatif itulah yang
membedakan negara yang satu dengan negara lain, antara lain agama. Tidak
semua negara mempunyai falsafah, agama, ilmu pengetahuan, etika, seni, moral.
Keenam hal tersebut menjadi pondasi suatu sistem.
 Adapun tujuan dari materi ini adalah sebagai berikut:
a. Output
 Peserta dapat menguraikan interaksi supra sistem, sistem, dan subsistem
dalam pendidikan tinggi.
 Peserta dapat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pendidikan
tinggi.
 Peserta dapat menjelaskan pentingnya keterampilan aktivitas instruksional
dosen dalam peningkatan efektivitas pembelajaran.

8
b. Outcome: Dapat menerapkan konsep sistem dalam pengembangan
pembelajaran.
Perhatikan gambar berikut terkait dengan sistem dan subsistem dalam
pendidikan.

 Komponen sistem pendidikan ada 3, yaitu input (sumber daya), process


(Pemanfaatan Sumber Daya), output (Hasil dan Dampak).
a. Input (sumber daya)
Resources (sumber daya) meliputi mahasiswa, staf. Selain itu, ada juga fasilitas
pembelajaran yaitu: laborat, dana, fasilitas fisik, organisasi, perpustakaan, dan
kurikulum. Lingkungan fisik berupa gedung, sedangkan kontek (suasana)
adalah tegang, santai, dan suasana lainnya.
b. Process (pemanfaatan sumber daya)
Istilah dalam pendidikan adalah black box. Proses itu sangat menentukan
pembelajaran dan suasana akademik. Proses pembelajaran sangat menentukan
outputnya jadi bagus. Dalam pendidikan harus efisien dan efektif. Efisien
adalah hemat, biaya sehemat mungkin, hasil semaksimal mungkin. Sedangkan
efektif artinya semakin banyak tujuan yang dicapai. Sekarang revolusi industri
4.0 sehingga sistem pembelajaran harus menuju ke sistem digital. Karena itu,
pembelajaran efisien bisa dilakukan dengan daring (dalam jaringan). Sistem
pembelajaran meliputi proses, ada dosen, mahasiswa, strategi, suasana

9
akademik, materi, dan fasilitas. Sedangkan strategi pembelajaran meliputi cara,
urutan dalam pembelajaran. Contoh pembelajaran yang dapat digunakan adalah
Problem Based Learning (PBL). Dalam pendidikan sekarang, tidak ada istilah
tidak lulus karena sekarang ada remidi untuk perbaikan.
c. Output (hasil dan dampak)
Output dari sistem pendidikan meliputi lulusan dan karya intelektual. Output
dan outcome itu tidak sama. Contohnya adalah output itu keluarannya dengan
diberikan tes kelulusan, sedangkan outcome berkaitan dengan keberhasilan
pembelajaran, peserta akan mengikuti materi yang diberikan saat pelatihan atau
tidak.
 Gambar di bawah menceritakan tentang struktur efektivitas institusi. Standar
adalah kriteria minimum yang harus dicapai. Kalau mau quantum life, standar
yang dibuat di institusi harus lebih dari kriteria minimum nasional. Kalau standar
nilai 70, diusahakan lebih dari 70 untuk mencapainya.

 Pengalaman belajar yang diperoleh mahasiswa berkaitan dengan mengerjakan


tugas, menghasilkan karya, interaksi mahasiswa dan dosen, interaksi sesama
mahasiswa, dan mempunyai keterampilan diskusi. Kompetensi dosen akan terlihat
dari pengalaman belajar mahasiswa. Jika mhsiswa mampu mengakses dari
berbagai sumber belajar maka dapat dikatakan bahwa kompetensi dosen bagus.

10
Selanjutnya, berkaitan dengan abad 21, ada keterampilan abad 21 yang
seharusnya dimiliki oleh dosen, yaitu communication, collaboration, critical
thinking and problem solving, dan Creativity and Innovation (4C). Selain itu
dosen juga perlu memiliki kecakapan yang meliputi kecakapan dalam hal big data
analize, digital mobile, social media skill, dan cloud (penyimpanan).

3. Isu Strategis Pendidikan Tinggi


Fasilitator : Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Ada isu strategis dirjen dikti 2003-2010, yaitu:
 3 pilar Renstra Depdiknas, yaitu pemerataan dan perluasan akses pendidikan
peningkatan mutu, relevansi dan daya saing penguatan tata kelola, akuntabilitas
dan pencitraan publik.
 3 isu dokumen HELST (Higher Education Long Term Strategy), yaitu daya
saing bangsa, otonomi dan desentralisasi, kesehatan organisasi.
 Secara berkesinambungan berdasarkan rencana strategis Kementerian Ristekdikti
2014-2019, isu utama yang diusung adalah:
 Membangun Sinergi Ristek dan Dikti untuk meningkatkan daya saing bangsa
(2016)
 Memperkuat Sinergi Ristek dan Dikti untuk meningkatkan daya saing bangsa
(2017)
 Ristek Dikti di era Revolusi Industri 4.0 (2018)
 Perkembangan era Revolusi Industri 4.0 mendapat porsi lebih dalam 7 (tujuh)
fokus rekomendasi Rakernas Ristekdikti tahun 2019.
 Revolusi industri 4.0 mendorong program studi untuk dapat melakukan reposisi
dalam menyiapkan lulusan yang employability dengan mengembangkan
kerjasama kemitraan industri dalam perumusan kurikulum. Integrasi literasi baru
dan fleksibilitas pembelajaran merupakan tuntutan untuk menyiapkan SDM yang
memahami 4 komponen keilmuan: 1) mengubah mindset dan talent; 2) memiliki
pemahaman humanity; 3) memiliki kompetensi minimal 4C (Communication,
collaboration, critical thinking and problem solving, dan creativity and
innovation) yang terampil dalam pemanfaatan sarana dan prasarana di era revolusi

11
industri 4.0 dan 4) memiliki kompetensi teknis praktis yang difasilitasi melalui
berbagai program peningkatan kompetensi.
 Strategi 2015-2019 sudah mau selesai tapi awal Januari 2019 ini ada Rakernas
2019. Strategi yang akan dicapai adalah pembukaan prodi baru, yaitu prodi
inovatif dan pembelajaran daring (Dalam Jaringan). Presiden Jokowi (Oktober
2018) menyatakan, “perguruan tinggi harus berani melakukan terobosan, berani
mendobrak kebiasaan-kebiasaan lama, menghilangkan kebiasaan-kebiasaan lama,
berani memunculkan program studi baru yang mencetak keahlian masa kini dan
masa depan.” Selanjutnya, pada bulan November 2018 Jokowi menyatakan,
“dalam empat tahun terakhir kita telah memulai langkah perombakan dan
perbankan dalam sistem pendidikan vokasi kita. Tetapi saya kira, kita belum
secara full melakukan perombakan besar-besaran.”

4. Profesi dan Etika Dosen


Fasilitator : Salim Widono, S.P., M.P.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Perbedaan guru dan dosen adalah kewajibannya. Dosen mempunyai kewajiban Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Sedangkan guru mempunyai kewajiban melakukan pembelajaran.
Guru tidak terlalu dituntut untuk melakukan penelitian dan pengabdian
masyarakat.
 Adapun tujuan pendidikan adalah salah satunya bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Pasal 1 ayat 2 UU No. 14 TAhun 2005 tentang Guru dan Dosen
dijelaskan bahwa “Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tujuan
utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.”
 Ada 4 kompetensi yang harus dimiliki dosen, yaitu:
1. Kompetensi pedagogik
2. Kompetensi sosial
3. Kompetensi kepribadian

12
4. Kompetensi profesional
 Bab II pasal 3 UU. No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa:
1. Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
 Kewajiban pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 Pasal 40 ayat 2, yaitu:
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
 Bab I ayat 1 UU. No. 14 Tahun 2005, profesional adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan, yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Dosen yang profesional
adalah dosen yang mempunyai kemampuan dan dibuktikan dengan sertifikat
pendidik. Sedangkan, dosen sebagai fasilitator artinya
1. Referensi, Memberikan petunjuk referensi atau sumber informasi yang sesuai
2. Metode atau cara untuk menguasai materi dengan cara diskusi, presentasi,
latihan, problem solving.
3. Menyusun bahan ajar
4. Mengelola kelas
 Dalam microteaching ada 8 ketrampilan dasar mengajar yang nantinya akan
diberikan. Sebagai dosen harus mengikuti jaman atau up to date, memiliki kode
etik dan memiliki fungsi sosial.

5. Paradigma Konstruktivisme
Fasilitator : Bambang Kusharjanta, S.T., M.T.
Metode : Ceramah dan tanya jawab

13
Ringkasan materi
 Konstruktivistik adalah pembelajaran generatif (tindakan menciptakan suatu
makna dari apa yang dipelajari), membangun makna dari pengalaman. Beberapa
hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu: (1)
mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan, (2)
mengutamakan proses, (3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman
sosial, (4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.
 Implikasi pembelajaran konstruktivisme:
1. Dosen tidak mendikte peserta didik
2. Dosen mengarahkan
3. Dosen sebagai fasilitator
4. Siswa harus aktif
5. Dosen harus memilih metode
6. Siswa sebagai mitra belajar
7. Dosen sebagai fasilitator mengevaluasi
 Ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme:
1. Studentcenter learning, active learning
2. Siswa dianggap berpengetahuan
3. Ada interaksi sosial
4. Pengetahuan yang bermakna
5. Multidisiplin (dari berbagai aspek)
 Pembelajaran sekarang mengarah ke konstruktivisme, kalau dulu lebih ke
behavioristik. Behaviouristik artinya pembiasaan pada tingkah laku, pembelajaran
yang mengatur perilaku.
 Berikut adalah karakteristik dosen dalam pembelajaran konstruktivisme:
1. Membebaskan mahasiswa dari ikatan beban kurikulum dan membolehkan
mahasiswa fokus pada ide-ide menyeluruh (big concepts)
2. Memberi wewenang pada mahasiswa untuk mengikuti minat, mencari
keterkaitan, mereformulasi ide dan mencapai kesimpulan yg unik.
3. Berbagai informasi merupakan interpretasi orang per orang.
4. Belajar dan proses penilaian tidak mudah untuk dikelola karena tidak kasat
mata.

14
6. Konsep Pengembangan Kurikulum
Fasilitator : Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.
Metode : Ceramah dan tanya jawab, diskusi kelompok
Ringkasan Materi
 Kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir artinya pelari, currere artinya
tempat berpacu. Berdasarkan hal tersebut, curriculum diartikan sebagai “jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk
memperoleh medali/penghargaan”. Selanjutnya, curriculumdalam pendidikan
diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang
siswa dari awal hingga akhir program untuk memperoleh ijazah.
 UU No.12 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, menjelaskan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mecapai tujuan pendidikan tertentu.
 Kurikulum memiliki peran konservatif, kritis/ evaluatif dan kreatif. Kurikulum
berfungsi sebagai panduan seluruh pemangku kepentingan penyelenggaraan
pendidikan.
 Proses pengembangan kurikulum meliputi: karakteristik perencanaan kurikulum,
kurikulum sebagai sistem, rumusan tujuan kemampuan, isi kurikulum, strategi
pembelajaran, bimbingan, dan penilaian/evaluasi.
 Dimensi kurikulum dapat dilihat sebagai: gagasan/ ide, rencana tertulis, suatu
hasil, suatu kegiatan/ aktivitas.
 Dalam pembelajaran, kurikulum adalah segala hal yang diajarkan (program,
rencana, dan isi pelajaran)
 Pembelajaran (instruction) adalah bagaimana menyampaikan apa yang diajarkan
itu (metode, tindakan belajar mengajar, dan presentasi)
 Jalur pendidikan : formal, nonformal, dan informal.
 Jenjang pendidikan: pendidikan tinggi, pendidikan menengah, dan pendidikan
dasar.
 Jenis pendidikan : umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan
khusus.

15
 Ada hidden curriculum (kurikulum tersembunyi), contohnya kurikulum orang tua
untuk anak-anaknya. Ada tujuan, isi, dan cara mencapainya meskipun tidak
tertulis.

B. HARI KEDUA

Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari kedua, yaitu hari
Selasa, 23 Juli 2019.

Tabel 2.2 Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari Kedua

No. Materi Fasilitator


1 Kurikulum Pendidikan Tinggi Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.
2 Pembelajaran Orang Dewasa Drs. Hery Purwanto, M.Sc.
3 Konsep SCL Budi Legowo, S.Si., M.Si.
4 Teori Belajar dan Pembelajaran Dr. Sri Yamtinah, M.Pd.
5 Teori Belajar dan Pembelajaran Dr. Sri Yamtinah, M.Pd.
6 Teori Motivasi Salim Widono, S.P., M.P.

1. Kurikulum Pendidikan Tinggi


Fasilitator : Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 mendefinisikan kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan,
bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan program studi. Program studi yang dimaksud adalah kesatuan
kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode
pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi,
dan/atau pendidikan vokasi.
 Sesuai dengan amanat UU No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi,
Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) dikembangkan oleh Perguruan Tinggi
dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk setiap program
studi yang mencakup kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan.

16
 Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI), menetapkan kompetensi lulusan pendidikan akademik, vokasi
dan profesi.
 Penetapan SKL sesuai dengan SN Dikti dan KKNI menjadi dasar pengembangan
kurikulum program studi.
 Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kriteria minimal tentang
kualifikasi kompetensi lulusan perguruan tinggi yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan Capaian
Pembelajaran Lulusan (CPL)
 Tujuan adanya KKNI untuk menilai kesetaraan dan pengakuan kualifikasi
 Dalam KKNI ada 9 level, bisa dicapai dengan 4 jalur yaitu pendidikan formal,
peningkatan karier di dunia kerja, pengalaman atau belajar mandiri, dan
peningkatan profesionalitas.
 Deskripsi capaian pembelajaran dalam KKNI: sikap dan tata nilai, kemampuan
kerja, penguasaan pengetahuan, dan kewenangan dan tanggung jawab.
 Capaian pembelajaran dalam SN DIKTI adalah sikap, keterampilan khusus,
pengetahuan, dan keterampilan umum. Keterampilan khusus dan pengetahuan
ditentukan oleh forum prodi sejenis tetapi jika belum ada diserahkan ke prodi
masing-masing, sedangkan sikap dan ketrampilan umum tercantum dalam
lampiran SNPT.
 Rumusan sikap dan tata nilai dalam KKNI ada enam poin sedangkan rumusan
sikap dalam SN DIKTI ada sepuluh poin.
 Setelah menyusun CPL selanjutnya dilakukan pemilihan bahan kajian yang harus
dikuasai.
 Bahan kajian ditentukan dulu yang dari prodi, kemudian bahan kajian pendukung,
bahan kajian pelengkap. Bahan kajian pendukung dan pelengkap berupakan bahan
kajian yang membuat berbeda di luar bidangnya. Contoh: bahan kajian bidan ada
10, kemudian membidik bahwa lulusan akan menjadi bidan di pelosok, sehingga
prodi membuatkan bahan kajian berkuda dan berenang sebagai bahan kajian
pendukung.
 Bahan kajian penunjang itu masih ada kaitannya dengan inti, sedangkan
pelengkap sudah di luar inti. Pelengkap bisa menjadi bahan kajian unggul. Bahan
kajian unggul itu artinya berbeda dengan Perguruan Tinggi lain.

17
2. Pembelajaran Orang Dewasa
Fasilitator : Drs. Hery Purwanto, M.Sc.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Pelatihan pekerti itu sebenarnya in service training. Artinya, dilakukan pelatihan
sambil mengerjakan tugas-tugasnya.
 Ciri-ciri orang dewasa: umur di atas 16 tahun, mandiri, bisa mengambil keputusan
sendiri, tidak mau diatur.
 Mahasiswa awal masuk umur sekitar 18 tahun. Dalam mengajar di perguruan
tinggi, mahasiswa yang diajar dalam pikiran kita itu bahwa mereka sudah dewasa
sehingga mengajak mahasiswa untuk berpikir kontekstual.
 Perception gap adalah cara berpikir orang yang sudah tidak relevan dengan hal
yang dihadapi. Contoh masalah pemilu. Sebenarnya bukan masalah agama tapi
ketersinggungan orang lain.
 Mengerjakan tugas sekadar yang diberikan dosen, apakah ini artinya mahasiswa
bisa mandiri? Mengambil keputusan sendiri.
 Contoh mendewasakan adalah mahasiswa diasramakan, materinya mengulang
SMA, dan menciptakan keterampilan belajar.
 Proses pembelajaran Perguruan Tinggi termasuk salah satu bentuk pendidikan
orang dewasa. Dosen, dalam proses pembelajarannya, perlu memperhatikan sifat
dan karakteristik orang dewasa. Outputny disesuaikan juga dengan input.
Keberhasilan ditentukan oleh proses.
 Salah satu isu pendidikan ada pada akhlak.
 Yang dilihat dari mahasiswa sebagai input adalah karakteristik mahasiswa. Hal ini
juga untuk merencanakan pembelajaran. Setiap awal perkuliahan harus
merencanakan pembelajaran karena tiap semester mahasiswa berbeda
karakteristik.
 Contoh mendewasakan lainnya adalah dicoba untuk ujian online. Mempersilahkan
untuk diskusi tetapi jawaban yang ditulis adalah sesuai dengan pemikirannya
masing-masing mahasiswa. Hal ini sulit, diprotes dosen lain karena dianggap bisa
kerja sama dengan teman lain, open book, bisa browsing. Hal itu benar tapi justru
hal ini merupakan pembelajaran untuk membentuk tanggung jawab. Sebnarnya
ini kolaborasi.

18
 Dalam tugas kelompok, dosen juga harus pintar mengelompokkan karena
karakteristik orang beda-beda. Ada yang pintar cerita tapi tidak bisa nulis, dan ada
pintar nulis tapi sulit komunikasi.
 Kelemahan pendidikan kita adalah karena kita terlalu menuntut peserta didik bisa
segalanya. Asumsi pendidik mengharapkan peserta didik mengikuti pola kita.
Sebenarnya peserta didik tidak bodoh tetapi cara gurunya yang perlu diubah.
 Kalau kita bisa mengembangkan pola pikir yang baik maka kita akan enak dalam
berteman.
 Diharapkan Esensi Pendidikan adalah pembentukan kepribadian “Holintegrasio”,
yaitu membangun pola pikir rasionalistik (dimensi intelektual----IQ), membangun
pola pikir integralistik (dimensi emosional --- EQ), dan membangun pola pikir
holistik (dimensi spiritual---SQ)
 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar orang dewasa adalah faktor kebebasan,
faktor tanggung jawab, faktor pengambilan keputusan sendiri, faktor pengarahan
diri-sendiri, faktor psikologis, faktor fisik, dan faktor motivasi.
 Pertanyaan: Dalam pembelajaran dewasa itu dibebaskan, dalam mengukur
kebebasan bagaimana? Jawabn: bebas itu maksudnya bukan bebas sebebasnya
sehingga harus ada kontrak kuliah. Maksudnya bebas itu terserah mau belajar
bagaimana yang penting mahasiswa bisa.
 Pertanyaan: Di kelas kadang-kadang usia yang diajar bervariasi, bagaimana
tipsnya supaya sesuai dengan yang dicapai? Jawaban: kolaboratif, kooperatif. Ada
kelompok yang di campur. Maksudnya, mahasiswa yang pintar-pintar di setiap
kelompok ada dan tanggung jawab 1 kelompok bersama. Bisa juga, mahasiswa
yang pintar-pintar dikelompokkan sendiri supaya mandiri, sedangkan mahasiswa
yang kurang dibina sampai bisa. Itulah kenapa mengajar itu seni.

3. Konsep SCL
Fasilitator : Budi Legowo, S.Si., M.Si
Metode : Eksperimen, ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Pembelajaran diawali dengan membunyikan musik dari gelas berisi air. Air yang
di dalam gelas awalnya sedikit, kemudian ditambah sehingga ruang udaranya
sedikit. Hal itu sebagai apersepsi. Kemudian meminta peserta pelatihan untuk

19
mencobanya. Ini merupakan salah satu cara melibatkan peserta didik untuk
praktik langsung.
 SCL adalah student center learning. Padanan katanya adalah berpusat pada
mahasiswa.
 Pada pasal 11 ayat 10 UU No. 14 tahun 2015 dijelaskan bahwa berpusat pada
mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)menyatakan bahwa capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan
pengembangan kreativitas, kapasitas,kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta
mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan.
 SCL dalam pembelajaran disebut sebagai pendekatan. Ada 2 pendekatan dalam
pembelajaran yaitu berpusat pada siswa dan guru/dosen. SCL itu bukan strategi
tetapi pendekatan. Sedangkan, strategi itu hubungnnya dengan sintaks
pembelajaran.
 Meskipun menjadi dua pendekatan yang berbeda tetapi Teaching Center Learning
(TCL) dan Student Center Learning (SCL) tidak bisa dipisahkan.
 SCL bisa dalam bentuk tugas. Misalkan mahasiswa diberi tugas kelompok.
 Alasan menggunakan pendekatan SCL adalah karena peraturan, outcome,
perubahan perilaku, dan efektif.
 SCL itu penting meriah. Artinya diskusi dengan yang aktif adalah mahasiswa.
Tidak boleh fokus pada content (materi). Tidak apa-apa materinya tidak selesai.
 Keuntungan SCL: membentuk karakterstik mahasiswa yang berketrampilan
 Perubahan paradigma dari TCL ke SCL dilihat dari :
 Pengetahuan : dipandang sebagai sesuatu yang sudah jadi yang tinggal
ditransfer dari dosen ke mahasiswa. Pengetahuan adalah hasil
konstruksi(bentukan) atau hasil transformasi seseorang yang belajar.
 Belajar : Menerima pengetahuan, mencari dan mengkonstruksi pengetahuan,
aktif dan spesifik caranya.
 Mengajar: menyampaikan pengetahuan (ceramah/kuliah) dan menjalankan
sebuah instruksi yang telah dirancang, berpartisipasi dengan mahasiswa
dalam membentuk pengetahuan dan menjalankan berbagai strategi untuk
membantu mahasiswa belajar
 Tugas dosen dalam SCL : membuat penilaian autentik

20
4. Teori Belajar dan Pembelajaran
Fasilitator : Dr. Sri Yamtinah, M.Pd.
Metode : Mind mapping, ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Belajar bagaikan air mengalir di sebuah sungai: mengalir, dinamis, penuh resiko,
menggairahkan, ada kesalahan, kreativitas, potensi, dan ketakjuban mengisi
tempat itu. Artinya: Resiko berkaitan dengan emosi.
 Mengajar bagaikan “tukang bersih sungai” agar air dapat mengalir bebas hmbtan:
mengangkat sampah, kotoran lain, mengeruk lumpur, pasir, memindahkan batu,
kayu. Dengan ketulusan hati, kesetiaan, kemesraan, kesabaran, cinta, kelembutan,
sukacita, improvisasi, pengendalian diri memenuhi pekerjaan itu.
 Standar proses PP no. 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1 dijelaskan bahwa proses
pembelajaran (I2M3), yaitu Interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi.
 Teori belajar ada 4 yaitu behavioristik, kognitif, konstruktivistik, dan humanistik.
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori kognitif, belajar tidak
sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, melainkan tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya. Menurut teori konstruktivistik,
pengetahuan merupakan konstruksi dari orang yang mengenal sesuatu (skemata).
Sedangkan menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri.

5. Teori Motivasi
Fasilitator : Salim Widono, S.P., M.P.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Motivasi: semangat, dorongan, menggerakkan, memberikan support, dorongan
yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu.
 Indikator mahasiswa tidak motivasi: datang terlambat, hasil belajarnya kurang,
kurang aktif, tidak banyak respon yang ditunjukkan, sibuk dengan kesibukkannya
sendiri.

21
 Mahasiswa tidak semangat dapat menjadikan tujuan pembelajaran tidak tercapai,
kurang maksimal sehingga perlu adanya motivasi dari dosen supaya tumbuh
motivasi dan tercapai tujuan yang diharapkan.
 Kegagalan hasil pembelajaran: kurang motivasi, proses pembelajaran kurang
menyenangkan, lingkungan terlalu ramai, dosen tidak menguasai materi,
metodenya monoton.
 Solusi: Divariasikan pembelajarannya, menggunakan media, suasananya dibuat
menyenangkan, evaluasinya misal dengan game (permainan).
 Faktor dari diri mahasiswa: kondisi kesehatan, masalah keluarga,
 Faktor dari luar: dosen, lingkungan mahasiswa. Yang dibahas sekarang adalah
faktor luar, khususnya dosen.
 Analisa kegagalan belajar: materi terlalu susah, terlalu banyak.
 Pengertian motivasi menurut KBBI: dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu.
 Beberapa cara memberikan motivasi belajar:
1. Menggunakan alat pendidikan seperti: ganjaran, penguatan, penghargaan dan
“hukuman”.
2. Penyediaan sarana dan prasarana belajar, misal LCD, papan tulis, alat tulis, AC,
sound sistem.
3. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
4. Tidak ada jarak yang jauh antara dosen dan mahasiswa.
5. Menciptakan hubungan baik dengan mahasiswa.
6. Merancang materi dan metode pembelajaran yang menarik mahasiswa.
 Model ARCS (Keller, 1983) yaitu :
1. Attention; menciptakan suasana yang menarik perhatian mahasiswa,
2. Relevance; menghubungkan materi dengan kebutuhan dan kondisi mahasiswa,
3. Confidence; menciptakan suasana agar mahasiswa merasa dirinya kompeten
atau mampu dengan adanya keberhasilan yang dicapai, dan
4. Satisfaction;kepuasan mahasiswa dalam mencapai keberhasilan pembelajaran.
 ARCS Motivational Strategies:
A---> bagaimana caranya supaya menarik perhatian. Biasanya dilakukan pada
awal perkuliahan, misal menampilkan video. Mahasiswa melihat dan merespon

22
video dan diusahakan sesuai dengan materi. Hal ini untuk memotivasi supaya siap
untuk belajar.
R--> mengkaitkan materi untuk kebutuhan mahasiswa. Apalagi untuk
dimanfaatkan di saat bekerja. Jika mhsiswa merasa perlu maka dia akan
termotivasi untuk belajar.
C-> kepercayaan diri. Bagaimana caranya supaya mahasiswa merasa mampu
untuk melakukan kegiatan yang sifatnya keterampilan. Misal, diberikan contoh
untuk melakukan keterampilan, mahasiswa praktik, dan jika baik diberikan
penghargaan, jika kurang kita berikan masukan untuk memperbaiki. Bisa juga
dengan membuat bagian-bagian yang besar menjadi kecil sehingga mudah
dipelajari atau mulai dari hal-hal yang mudah menuju hal yang sukar.
S--> kepuasan. Mahasiswa merasa puas. Memberikan penghargaan. Memberikan
penguatan, peemberian nilai sesuai dengan kenyataan. Supaya adil, dalam
pemberian nilai perlu membuat nilai dari segi aspek kognitif, psikomotor, afektif.
 Tugas: membuat motivasi ARCS
Relevan: mengkaitkan materi hari ini dengan materi sebelumnya, manfaat untuk
yang akan datang. Di penyajian materi disajikan tentang langkah-langkah motivasi
pada saat pembelajaran dengan ketentuan: pendahuluan: 5-10% dari waktu sks,
penutup=15-20% dari waktu sks, dan penyajian materi= 70-80% dari waktu sks.
1 sks: Tatap muka 50’, Tugas terstruktur 60’, Tugas mandiri 60’
 Ada bimbingan remidial dan pengayaan. Remidial untuk mahasiswa yang kurang
mengerti. Pengayaan untuk mahasiswa yang kemampuannya lebih sehingga
membantu mahasiswa lainnya yang lemah. Bisa juga dengan memvariasikan
motivasi. Di luar perkuliahan disesuaikan masing-masing.

C. HARI KETIGA

Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari ketiga, yaitu hari
Rabu, 24 Juli 2019.

Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari Ketiga

No. Materi Fasilitator


1 Model Rancangan Pembelajaran Salim Widono, S.P., M.P.

23
No. Materi Fasilitator
2 Model-model Pembelajaran Sasmini, S.H., Ll.M
3 Model-model Pembelajaran Sasmini, S.H., Ll.M
4 Metode-metode Pembelajaran Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
5 Metode-metode Pembelajaran Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
6 Taksonomi Tujuan Pembelajaran Budi Legowo, S.Si., M.Si

1. Model Rancangan Pembelajaran


Fasilitator : Salim Widono, S.P., M.P.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Model rancangan pembelajaran: model yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran.
 Sekarang, pembelajaran dipandang sebagai sistem.Ciri-ciri sistem: terdiri dari
beberapa subsistem/ komponen, masing-masing komponen saling bekerja sama
untuk mencapai tujuan, masing-masing punya fungsi tertentu.
 Contoh: sistem sepeda terdiri dari beberapa komponen, misal sadel untuk tempat
duduk, roda untuk berjalan, stang untuk alat kemudi, pentil untuk bagian
masuknya udara. Jika tidak ada sadel, sadel bisa jalan tapi tidak nyaman.
 Demikian juga dengan pembelajaran sebagai sistem. Komponen-komponennya:
materi, kurikulum, mahasiswa, dosen, media yang digunakan, metode, strategi,
bahan ajar, lingkungan
 Rancangan: Hasil yang sudah direncanakan
 Model: gambaran, gaya, sesuatu yang bisa menggambarkan aslinya atau kondisi
yang sebenarnya
 Rancangan pembelajaran: menggambarkan urut-urutan kegiatan yang harus
dilakukan oleh seseorang disaat merancang pembelajaran. Hasilnya dinamakan
model.
 Pola: sesuatu yang sudah tetap. Contoh: pola baju, pola curah hujan.
 Langkah-langkah apa saja yang dilakukan seseorang dalam menyusun
pembelajaran.Skalanya bisa luas bisa sempit, contoh menyusun untuk 1 materi, 1
matkul, 1 prodi.

24
 Umumnya ada 3 tahapan:
1. Tahap definisi: mengidentifikasi brbagai permasalah dlm 1 intstui matkul,
Identitifkasi kekurangannya
2. Menyusun pengembangannya: menyusun bahan ajar, strategi, metode
3. Evaluasi dan Revisi: perbaikan
 Beberapa model rancangan pembelajaran; Model PPSI (1975), Model Gagne
(1979), MPI Atwi Suparman (1987), Model Morrison, Ross, dan Kemp (2001),
Model Dick and Carey (2009). Pada umumnya diadopsi yang model Dick dan
Carey (2009)
 Semua model baik tetapi tidak semua bisa sesuai pada suatu kondisi atau institusi.
Di Perguruan Tinggi yang paling cocok adalah Dick dan Carey.
 Di dalam pembelajaran harus ada tujuan, karena:
 Supaya terarah untuk menjadi panduan dosen saat pembelajarn shg materi
yang disampaikan mengarah pada tujuan.
 Mengukur indikator tingkat keberhasilan
 Memudahkan membuat alat penilaian
 Tujuan pembelajaran pada umumnya perilaku yang harus bisa ditunjukkan oleh
mahasiswa, berupa kalimat dengan kata kerja positif. Tujuan yg sekarang disebut
CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah), CPL (Capaian Pembelajaran
Lulusan). Sifatnya harus jelas, dapat dilihat, diukur, diamati.
 Tujuan dirumuskan dengan rumus ABCD, yaitu:
 Audience: mahasiswa, contoh: mhsiswa mampu….
 Behaviour: perilaku yang harus ditunjukkan oleh mahasiswa berupa kata kerja
aktif + objek. Contoh: Mahasiswa memahami, mahasiswa mengetahui---->tdk
bisa diukur. Kata “memahami, mengetahui” belum jelas karena
“menjelaskan, menyebutkan,…” itu juga artinya paham.Kata kerja yang
digunakan harus kata kerja operasional.
 Condition: kondisi, prasyarat apabila mahasiswa diuji.
 Degree: tingkatan kemampuan yang diharapkan.Contoh: berenang dengan
kecepatan … m/detik.
 Diantara ABCD kadang-kadang tidak diikutkan semuanya. Kebanyakan hanya
AB.
 Langkah-langkah merancang model pembelajaran

25
 Melakukan analisis intruksional
---> menganalisis: menguraikan, menelaah, memecah menjadi hal-hal yang
kecil kemudian dilihat kaitannya.
 Menganalisis mahasiswa
--->Dianalisis kemampuan-kemampuan yang sudah dimiliki mahasiswa. Hal
itu sebagai gambaran dari kemampuan awal mahasiswa. Hal-hal yang belum
dimiliki yang nantinya diberikan dalam pembelajaran.
 Menulis tujuan perilaku mahasiswa
 Mengembangkan instrumen penilaian
--->lebih dulu baru mengembangkan bahan ajar.Jika mengembangkan
instrumennya dulu maka akan lebih fokus pada tujuan.
 Penilaian ada 2 jenis, yaitu: tes dan non tes
 Penilaian tes: menggunakan seperangkat soal berupa uraian, pilihan ganda, atau
soal bentuk lainnya.
 Penilaian non tes pada kinerja pada prosesnya. Bisa dilakukan dengan cara
wawancara.Penilaian seharusnya dari berbagai aspek. Contoh: portofolio, rubrik,
catatan anekdota.
 Evaluasi sumatif: pada keseluruhan bahasan, sifatnya hanya memlih mana yang
terbaik yang pas tidk ada upaya untuk memperbaiki.
 Evaluasi formatif: pada pokok bahasan tertentu, tidak sekadar lulus/tidak lulus
tetapi untuk perbaikan-perbaikan kinerja selama pembelajaran.
 Mengembangkan strategi pembelajaran melingkupi banyak hal: metode
pembelajaran, memilih materi yaitu memilih bahan ajar sesuai tujuan, membuat
bahan kajian dari berbagai sumber kajian dijadikan 1 bab. Setelah dikompilasi
ditulis sebagai buku teks/ bahan ajar.
 Sifat struktur kompetensi
 Hierarki--> ada 1 kemampuan yang merupakan prasyarat dari kemampuan
lainnya.Contoh kemampuan menghitung perkalian memerlukan kemampuan
penjumlahan
 Prosedural--> kegiatan yang berurutan, misal lari tidak harus dari start untuk
mencapai finish.
 Pengelompokkan, ada hubungan satu dengan lain tapi tidak tergantung satu
sama lain.

26
 Kombinasi--> gabungan, ada yang hierarki, prosedural,dll.
 Masalah: kondisi yang menyimpang dari yang seharusnya.
Contoh: Harapan: mahasiswa lulus 4 tahun, ternyata ada yang lulus lebih dari 4
tahun.Supaya tidak banyak masalah: harus realistis, menerima apa adanya.

2. Model-model Pembelajaran
Fasilitator : Sasmini, S.H., Ll.M.
Metode : Ceramah dan tanya jawab, STAD
Ringkasan materi
 Ada 2 paradigma pembelajaran: behaviouristik dan konstrukstivistik
 Paradigma: Konstruktivistik
 Pendekatan: SCL dan TCL
 Model: Kerangka konseptual Strategi: mengatur, merancang kegiatan
pembelajaran
 Metode: cara-cara atau langkah-langakah pembelajaran berdasarkan model yang
sudah dipilih.
 Teknik: langkah khusus untuk menerapkan metode
 Model-model pembelajaran
1. CTL --> Belajar sesuai kondisi, kerjasama dalam kelompok, berbasis
pemecahan masalah
2. Pembelajaran tematik
3. Quantum Learning--> gmn cara pembelajaran yg menyenangkan
4. Value Clarification ---> Model penilaian
5. E-learning--> memanfaatkan TI
 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih model:
1. Materi, contoh: materi banyak membutuhkan pemecahan masalah biasanya
menggunakan PBL. Jika LO lebih ke kerjasama maka modelnya kolaboratif
2. Karakteristik peserta didik---> jika pasif, maka pakai Quantum Teaching
learning supaya menyenangkan. Jika sudah aktif, bisa pakai PBL
3. Jumlah peserta didik--> kalau pesertanya banyak, menggunakan kolaboratif
tidak cocok
4. Waktu---> 2 sks : kolaboratif atau kooperatif itu bisa tapi lebih dari 3sksbisa
juga quantum

27
5. Sarana dan prasarana--> ada ruang besar, ruang kecil.
 Diskusi--> kelas dibagi menjadi 5 kelompok dengan metode: STAD (Student
Teams Achievement Divisions), waktu: 30 menit diskusi kelompok, dipilih 1
wakil kelompok menjelaskan. Ketika kelompok 1 presentasi, kelompok 2 dan 3
mengamati dan memberikan pertanyaan, kelompok 4 dan 5 memberikan
masukkan. Adapun materi masing-masing kelompok sebagai berikut:
1. Contextual Teaching LEarning (CTL)
2. Collaborative Learning
3. Pembelajaran Tematik/Terpadu
4. Problem based learning
5. Quantum Teaching Learning (QTL)
 Hasil diskusi:
1. Contextual Teaching Learning (CTL): pembelajaran yang terjadi dalam
hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya.
2. Collaborative Learning: situasi dimana terdapat dua atau lebih orang belajar
atau berusaha untuk belajar sesuatu secara bersama-sama. Tidak seperti belajar
sendirian, orang yang terlibat dalam collaborative learning memanfaatkan
sumber daya dan keterampilan satu sama lain.
3. Pembelajaran Tematik/Terpadu: suatu pembelajaran yg memungkinkan siswa
baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip holistik dan memadukan beberapa pokok
bahasan.
4. Problem based learning: PBL diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan pad proses permasalahan yang dihadapi secara
ilmiah.
5. Quantum Teaching Learning (QTL): merupakan salah satu model pembelajaran
yang digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi
peserta didik. Filosofi QTL; T (tumbuhkan), A (alami), N (namai), D
(demonstrasikan), U (ulangi), R (rayakan).

3. Metode-metode Pembelajaran
Fasilitator : Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
Metode : Diskusi, ceramah dan tanya jawab

28
Ringkasan materi
 Definisi metode pembelajaran: cara-cara yang digunakan dalam belajar-mengajar
(pembelajaran) dalam kondisi tertentu untuk mencapai hasil tertentu (cara yang
digunakan untuk menyampaikan isi/materi ajar)
 Manfaat:pembelajaran tidak membosankan, meningkatkan rasa percaya diri,
meningkatkan kemampuan berkomunikasi, meningkatkan berpikir kritis,
meningkatkan rasa kerjasama mahasiswa.
 Contoh metode yang sering digunakan:
1. Rangking 1
2. Talking Stick
3. Find Me If You Can
4. Team Quiz
5. Role play
6. Debat
 Diskusi dengan cara kelas dibagi menjadi 6 kelompok dan masing-masing
kelompok memerankan sebagai dosen yang melakukan 1 metode pembelajaran.

4. Taksonomi Tujuan Pembelajaran


Fasilitator : Budi Legowo, S.Si., M.Si.
Metode : Eksperimen, ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Apersepsi: mengisi aqua gelas dengan air. Diberi betadine sehingga berwarna.
Bagaimana caranya supaya bersih kembali? Dinitrasi dengan ion. Ini praktikum
nitrasi vitamin C. Meskipun ini praktikum kimia, tapi kegiatan ini bisa digunakan
untuk apersepsi mata kuliah agama. Artinya, air yang awalnya bersih, kemudian
tampak kotor karena diberi betadine. Akan tetapi, air tersebut bisa kembali
bening dengan cara diberi nitrasi vitamin C. Air melambangkan manusia, betadine
melambangkan kekotoran batin, dan nitrasi vitamin C melambangkan pelaksanaan
ajaran agama.
 Taksonomi pembelajarn tertinggi: kreativitas
 Taksonomi tujuan pembelajaran
1. Kognitif (Pengetahuan)
Dari tertinggi ke tingkat terendah

29
A. Evaluation (C6) --->TO CREATE
B. Sintesis (C5) ----> EVALUATION
C. Analysis (C4)
D. Application (C3)
E. Comprehension (C2)
F. Knowledge (C1)
2. Afektif (Sikap)
A. Characterisation (A5)
B. Valuing (A4)
C. Organization (A3)
D. Responding (A2)
E. Receiving (A1)
3. Psikomotorik (Ketrampilan)
A. Naturalisation (P5)
B. Articulation (P4) (melakukan tanpa berpikir)
C. Precision (P3)
D. Manipulation (P2)
E. Imitation (P1) (Meniru)
 Dalam mata kuliah belum tentu semuanya muncul.
 Mahasiswa semester awal diperbolehkan membuat kreatif PKMkarena pada
semester awal, ada kemungkinan mahasiswa telah memiliki kemampuan C1-C3.

D. HARI KEEMPAT

Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari keempat, yaitu
hari Kamis, 25 Juli 2019.

Tabel 2.4 Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari Keempat

No. Materi Fasilitator


1 Analisis Kompetensi Anjar Sri CN, S.H., M.Hum
2 Penyusunan RPS Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
3 Team teaching Drs. Hery Purwanto, M.Sc.
4 Ragam Sumber Belajar Bambang Kusharjanta, S.T., M.T.
5 Media Pembelajaran Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si

30
No. Materi Fasilitator
6 TIK dalam Pembelajaran Budi Legowo, S.Si., M.Si.

1. Analisis Kompetensi
Fasilitator : Anjar Sri CN, S.H., M.Hum
Metode : Diskusi, ceramah dan tanya jawab, kerja kelompok, pemecahan
masalah
Ringkasan materi
 Apersepsi: Puisi “Aku Dosen Luar Biasa”
Aku dosen luar biasa
Mengajar biasa menjadi luar biasa
Mahasiswa biasa menjadi luar biasa
Karena aku dosen luar biasa
 CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan) dari dikti ada 3, yaitu: pengetatahuan,
sikap, dan keterampilan umum
 Standar kompetensi=CPMK =blok CPMK
 Kompetensi Dasar=Tahap Kemampuan Akhir=Sub CPMK
 Teknik penjabaran Standar Kompetensi (SK) atau Capaian Pembelajaran
Matakuliah (CPMK) (Kemenristek-dikti no 44 th 2015) menjadi Kompetensi
Dasar (KD) atau kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap
pembelajaran (Kemenristek-dikti no 44 th 2015)
 Membentuk 4 struktur organisasi kompetensi:
1. Struktur hierarkikal: tidak bisa dibolak balik urutannya. Contoh mengukur
panjang tanah lebih dulu daripada mengukur luas.
2. Struktur prosedural: bisa dibolak balik. Contoh: memasukkan kertas ke dalam
mesin ketik, mengatur margin dan spasi-->menghentakkan jari tangan.
3. Struktur pengelompokan: Seperti prosedural tapi ada pengelompokkan.
4. Struktur kombinasi:Ada prosedural juga ada hierarkinya.
 Standar kompetensi atau Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Kemenristek-dikti
no 44 tahun 2015): seperangkat kompetensi yang dibakukan sebagai hasil belajar
MP/ MK/BLOK/STASE tertentu dalam satuan pendidikan, merupakan
kompetensi bidang pengembangan & MP/MK/BLOK/STASE per satuan

31
pendidikan per satu kelas yg harus dicapai pebelajar selama satu tahun
(Semester/Blok/Stase)
 OUTPUT pembelajaran yang bertahan lama
 SK/CPMK dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur.
---> pakai 1 kata kerja paling tinggi untuk CPMK
Koginitif pakai taksonomi bloom terbaru, yaitu ada 6.
Contoh: membuat proposal penelitian --->untuk CPMK
Menulis metode penelitian--->subCPMK
 Apabila mungkin rumusan tersebut merupakan satu kesatuan dari aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik

2. Penyusunan Silabus
Fasilitator : Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Silabus: rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar
kompetensi yang ditetapkan pada suatu mata kuliah
 Dalam 1 mata kuliah boleh lebih dari 1 kompetensi dasar tetapi dalam 1 mata
kuliah 1 CPMK.
 RPS divalidasi oleh kaprodi atau dosen yang ditunjuk
 Pada kolom pengalaman belajar: bukan pengalamannya mahasiswa tetapi kegiatan
mahasiswa pada saat pembelajaran.
 Pada kolom materi pokok: ditulis poin-poinnya saja.
 Pada kolom referensi: ditulis nomornya saja dari daftar referensi.
 Pada kolom metode: ditulis detail. Misal diskusi: ranking 1, atau role play, dll
 Pada kolom waktu: 1 sks --> 50’ tatap muka, 50’ mandiri, 50’ tugas
terstruktur(misal membaca dll)
 Tidak semua CPL masuk dalam RPS, tergantung pada mata kuliah.
 Yang menyusun: tim kurikulum.
 Pengetahuan dan Keterampilan Khusus yang menentukan adalah asosiasi prodi
 Perubahan istilah

32
KBK (Kurikulum Berbasis KPT (Kurikulum Perguruan Tinggi)
Kompetensi)

Standar Kompetensi Mata Kuliah Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Kompetensi Dasar Tahap Kemampuan Akhir
Indikator Indikator

3. Team Teaching
Fasilitator : Drs. Hery Purwanto, M.Sc.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Team teaching
 Mengajar dalam satu tim (lebih dari satu orang)
 Pengajaran beregu
 Cooperative/Collaborative
 Dosen senior mendampingi dosen junior dalam mengajar.
 Perencanaan RPS harus dibuat dengan kesepakatan bersama.
 Ada beberapa tipe team teaching
 Tipe 1 = beberapa dosen mengajar mata kuliah yang sama di kelas yang
berbeda, perencanaan materi dan metode disepakati bersama atau perencanaan
materi / bahan ajar / hand out sama. Penyajian berbeda.
 Tipe 2a = setiap dosen menentukan materi/pokok bahasan dan penyajian
sendiri, evaluasi sendiri, dan hasil evaluasi digabung.
 Tipe 2b = satu mata kuliah (teori/praktek) diajarkan oleh 2 dosen,
perencanaan materi bersama, pelaksanaan dengan pembagian tugas sesuai
dengan kemampuan, dan evaluasi bersama atau sendiri.
 Tipe 3 = satu mata kuliah diajarkan 3 dosen, perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian bersama-sama secara variatif

4. Ragam Sumber Belajar


Fasilitator : Bambang Kusharjanta, S.T., M.T.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Yang mendukung proses pembelajar: pendidik (Pembelajar), peserta didik
(pebelajar), kurikulum, sumber belajar (“LINGKUNGAN”) (Sumber Dunia

33
Nyata), sarana prasarana (fasilitas), metode/ media, tujuan pembelajaran
(Kompetensi)
 Pembelajaran menurut KBBI--->pembelajaran/pem·bel·a·jar·an/ n proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
 Alat peraga: segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan untuk merangsang
pikiran, kemauan mahasiswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar.
 Alat peraga menurut KBBI online: alat bantu untuk mendidik atau mengajar
supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik.
 Alat pelajaran: alat yg digunakan untuk mendukung proses pembelajaran,
misalnya papan tulis.
 Media: segala alat/ sarana yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi.
 Contoh: foto, gambar, mp3, piringan hitam, papan tulis yang berisi
tulisan/informasi karena dapat untuk menyampaikan pesan.
 Power point bukan termsuk media karena tidak ada isinya, tetapi power point
yang berisi tentang materi belajar itu media, contohnya power point tentang
kesulitan belajar. Power point itu dianggap sebagai alat.
 Sumber belajar: segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
kegiatan belajar. Contoh: benda/manusia, suara, buku, lingkungan, data/informasi
 Menurut KBBI online, Multimedia/mul·ti·me·dia/ /multimédia/ n1 berbagai jenis
sarana: usaha pembangunan untuk -- dunia komunikasi, pendidikan, dan
sebagainya mendapat prioritas utama; 2 penyediaan informasi pada komputer
yang menggunakan suara, grafika, animasi, dan teks.
 Multimedia adalah suatu sarana (media) yang didalamnya terdapat perpaduan
(kombinasi) berbagai bentuk elemen informasi, seperti teks, graphics, animasi,
video, interaktif maupun suara sebagai pendukung untuk mencapai tujuannya
yaitu menyampaikan informasi atau sekedar memberikan hiburan bagi target
audiens-nya. Contoh: alat tulis, gambar, papan tulis.
 Media online: media yang hanya dapat diakses dengan internet.
 Dua jenis sumber belajar

34
1. Resources by design: sumber pembelajaran yang sengaja direncanakan
(learning resources by design), yakni semua sumber yang secara khusus telah
dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan
fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Contoh: buku
2. Resources by utilization: sumber pembelajaran yang karena dimanfaatkan
(learning resources by utilization), yakni sumber belajar yang tidak secara
khusus didisain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan,
diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar-salah satunya adalah
media massa, jembatan. Dapat digunakan untuk sumber belajar untuk anak-
anak teknik untuk melihat bagaimana tumpuan dari jembatan. Sebenarnya
bukan untuk sumber belajar, tapi karena kebutuhan sehingga digunakan sebagai
sumber bealajar.

5. Media Pembelajaran
Fasilitator : Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Media: alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi, segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan
 Media Pembelajaran: alat komunikasi (pembelajaran) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan/materi pembelajaran, teknologi pembawa pesan
pembelajaran. Contoh: buku teks, modul, film, video, rekaman piringan, pita
kaset, dll
 Faktor pemilihan media dalam pembelajaran:
 Metode Pembelajaran
 Tujuan pembelajaran
 Materi dan hasil belajar yang diharapkan
 Karakteristik mahasiswa (gaya dan ketrampilan belajar)
 Target populasi – lokasi, jumlah
 Attitudes/preferens dosen, ketrampilan, dll.
 Lingkungan fisik (mis kondisi ruang dan fasilitas)
 Manfaat Media dalam Pembelajaran
 Penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan

35
 Proses instruksional lebih menarik
 Proses belajar lebih interaktif
 Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
 Kualitas belajar dapat ditingkatkan
 Proses belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja
 Meningkatkan sikap positif mahasiswa terhadap proses dan bahan belajar
 Peran dosen berubah ke arah positif dan produktif

6. TIK dalam Pembelajaran


Fasilitator : Budi Legowo, S.Si., M.Si.
Metode : Kuis TIK dengan alamat bit.ly/kuistik2019, ceramah
Ringkasan materi
 Pembahasan hasil kuis TIK:
a. Penggunaan hyperlink di powerpoint
b. Menyisipkan video dan suara di powerpoint
c. Blog sendiri untuk pembelajaran: jika mau membuat soal kuis bisa pakai HOT
POTATOES di blog Budi Legowo
d. Menggunakan learning management system (LMS) dalam pembelajaran (e-
learning)
--> bisa pakai edmudo, moodle
e. Fasilitas teleconference dalam pembelajaran
Bisa pakai google
f. Menggunakan android
g. Video pembelajaran merancang sendiri: Video diupload di youtube
h. Grup di WA, BBM, atau aplikasi android lain untuk kelas pembelajaran
 Pemanfaatan google swit untuk pembelajaran, bisa juga menggunakan google edit
 Membuat silabus/RPS-->identifikasi materi--> materi digital atau tdk--> jika iya
bisa menggunakan metode : Face to face, Web face.
 Serendah-rendahnya memanfaatkan digital adalah mengirim tugas dengan email.
 Pemanfaatan ICTvsebagai sumber belajar, pengembangan media pembelajaran
berbasis komputer (media presentasi pembelajaran dan software pembelajaran
mandiri), dan pembelajaran berbasis internet.

36
 Dalam e-learning mahasiswa memanfaatkan ICT sebagai sumber belajar
sedangkan dosen dapat memanfaatkan ICT untuk media penyampaian materi
pembelajaran.

E. HARI KELIMA

Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari kelima, yaitu
hari Jumat, 26 Juli 2019.

Tabel 2.5 Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari Kelima

No. Materi Fasilitator


1 Dasar Asesmen Pembelajaran Bambang Kusharjanta, S.T., M.T.
2 PHB: Kognitif Budi Legowo, S.Si., M.Si.
3 PHB: Afektif Budi Legowo, S.Si., M.Si.
4 PHB: Psikomotorik Bambang Kusharjanta, S.T., M.T.
5 Asesmen Kinerja Anjar Sri CN, S.H., M. Hum.
6 Pengajrn Remidial & Pengayaan Drs. Hery Purwanto, M.Sc

1. Dasar Asesmen Pembelajaran


Fasilitator : Bambang Kusharjanta, S.T., M.T.
Metode : Eksperimen, ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Apersepsi: Setiap anggota di meja kelompok membagi kertas HVS memanjang
menjadi 4 potongan kemudian disambung dengan lem. Potongan tersebut
dijadikan satu alat ukur dengan skala 1 satuan. Kemudian digunakan untuk
mengukur panjang meja dan diperoleh 1 satuan lebih. Selanjutnya, menggunakan
penggaris mengukur panjang meja diperoleh 150 cm. Hal ini merupakan cara
untuk mengukur panjang meja.
 Pengukuran adalah pemberian angka pada suatu obyek.
 Pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik
tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau
formulasi yang jelas.
 Penilaian adalah proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran

37
 Evaluasi lebih luas cakupannya dari pada penilaian. Tidak hanya mahasiswa yang
dinilai tetapi ditelaah lebih dalam.
 Evaluasi digunakan untuk menilai suatu program bukan pada individu peserta
didik dan berkaitan dengan pengambilan keputusan.
 Assesment Purpose
1. Keeping track, Melacak kemajuan peserta didik
2. Checking up, Mengecek ketercapaian kemampuan.
3. Finding out, Mendeteksi kesalahan. Jangan-jangan bukan faktor mahasiswa, tapi
dosen
4. Summing up, Menyimpulkan
 Penilaian prinsip
Valid-->terpercaya, Obyektif, Adil, Terbuka , Bermakna, Mendidik, Menyeluruh,
Berkesinambungan
 Remedial tidak sekadar tes, harus ada penugasan atau treatment dari kekurangan
yg dimiliki mahsiswa, misal meresume, tugas tertulis, wawancara
 Ada 2 kriteria Standar Penilaian, yaitu:
1. Penilaian Acuan Normatif (PAN): penilaian yang membandingkan hasil belajar
peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik lain dalam kelompoknya,
dasarnya adalah mean dan deviasi standar.
2. Penilaian Acuan Patokan (PAP): penilaian yang membandikan hasil belajar
peserta didik terhadap patokan yang telah ditetapkan sebelumnya (batas lulus
atau tingkat penguasaan minimum). PAP ini bersifat tetap untuk kelompok
siswa yang memperoleh pembelajaran yang sama.
 Patokan penilaian menggunakan indikator. Indikator seperti skala. Perlu dilihat
tingkat ketelitiannya. Setiap skala tidak sama tingkat ketelitiannya.
 Dicontohkan tentang ketelitian adalah penggunaan skala yang dibuat tadi di awal
pembelajaran menggunakan kertas.
 Teknik Penysunan Instrumen
1. Tujuan Penilaian
2. Memperhatikan SK/CPMK
3. Menentukan KD/Tahapan Kemampuan Akhir
 Tes: uraian, pilihan ganda, non tes.

38
 Penilaian berupa tes atau non tes disesuaikan kebutuhan. Misal untuk mengetahui
mahasiswa dapat melakukan regresi bisa dengan Observasi, yaitu mengamati
mahasiswa saat mengerjakan tapi membutuhkn waktu lama sehingga akan lebih
efisien dengan menggunakan tes tulis.
 Fungsi Tes
1. Tes Formatif digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang
memerlukan perbaikan pembelajaran, bukan untuk keperluan membuat grade
(tingkatan) siswa, penilaian mengunakan kriteria Acuan Patokan, mengukur
indikator kompetensi dan Kompetensi Dasar (Tahapan Akhir/Sub CPMK)
2. Tes Sumatif: diberikan pada saat satu satuan pengalaman belajar telah selesai,
menentukan angka berdasarkan grade tingkatanhasil belajar, mengukur Standar
Kompetensi (CPMK)
 Perencanaan Tes: setiap mata pelajaran memiliki penekanan kemampuan yang
berbeda. Salah satu pedoman untuk menentukan item test adalah taksonomi tujuan
pendidikan yang dirumuskan oleh Benjamin S. Bloom dkk(1956).
 Ada 3 aspek perilaku : kognitif, afektif , dan psikomotor.

2. PHB: Kognitif
Fasilitator : Budi Legowo, S.Si., M.Si.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Pengantar: Pengukuran panjang dan berat bayi.
 PAN: menggunakan distribusi normal, berapapun nilainya selalu ada nilai A dan
E.
 PAP--> ada patokan. Misal, D--> 50-59, C-> 60-69, B -->70-79, A---> 80
 PHB (Penilaian Hasil Belajar) Kognitif yang diperhatikan adalah Taksonomi
Kognitif Bloom dari C1-C6 dapatnya dari Peta Konsep. Contoh: menerapkan
regresi linear, alat ukur: tes dengan ada angka-angka yang harus diolah (problem).
 Alat ukur kognitif: Tes dan Non Tes
 Tes--> Uraian dan Objective Tes. Objective tes dinamakan objective tes karena
siapapun yang mengoreksi selalu sama.
 Untuk soal uraian dibuatkan marking scheme (semacam pemberian skor untuk
masing-masing jawaban).

39
 Rubrik adalah tugas-tugas untuk mengukur secara keseluruhan, digunakan untuk
tiga ranah: afektif, kofnitif, psikomotor.
 Contoh non tes: observasi, wawancara (ada catatan anekdotal/catatan nama-nama
mahasiswa bisa diberi keterangan lebih banyak, check list)
 Catatan anekdotal: catatan pendek-pendek untuk kasus, sama seperti catatan
lapangan.
 Wawancara, yang perlu disiapkan adalah daftar pertanyaan.
 Tugas:
1. Membuat kisi-kisi uraian dan objektif
2. Contoh tes uraian dan tes objektif
 Eksperimen---> Ketika mendengar kata gravitas, pertama kali ingat Newton
padahal sebelum Newton ada Galileo yang telah menganggap bahwa setiap benda
jatuh dalam waktu bersamaan. Contoh: fasilitator mempergakan tisu dan spidol
dijatuhkan bersama tapi tidak jatuh di lantai dalam waktu bersama karena ada
perbedaan gaya gesek. Akan tetapi, ketika tisu dilipat, tisu dan spidol dapat jatuh
bersamaan.
 Untuk penyebaran soal, sebaiknya diurutkan dari tingkat kesuliatn meskipun dari
tahap akhirnya tdk urut.

3. PHB: Afektif
Fasilitator : Budi Legowo, S.Si., M.Si.
Metode : Eksperimen, ceramah dan tanya jawab, tugas
Ringkasan materi
 Beban kerja dosen: 12-16 sks. Maknanya : Serdos yang dinilai afektif
 1 sks --> 50’ tatap muka, 60 tugas terstruktur, 60’tugas mandiri (mahasiswa)
50’ Tatap muka, 60’ evaluasi, 60’ pengembangan mandiri (Dosen)
 Mahasiswa semester 3 dgn IP>3,00 boleh ambil maks 24 sks
 Mahasiswa s1 lulus minimal 144 sks slm 8 smster shingga smstr awal 18-20 sks
 Misal 7 semester x 20 = 140 sks, skripsi 6 sks, sehingga total 146 sks. Hal ini
lebih dari minimal 144 sks. Yang 2 sks bisa dengan memberi kesempatan
mahasswa beorganisasi. Penilaian afektif bisa diperoleh dari kemampuan
berorganisasi.

40
 Dosen: 12 x 3 jam kerja = 36 jam, selanjutnya kerja 5 hari seminggu sehingga 36:
5= 8 jam/hari
 Jika 16x3=48jam sehingga 48:5=10 jam/hari
 12 sks ---> 6 sks mengajar + 3 sks (Penelitian pendidikan) + 3 sks (pengabdian
masyarakat)
 4 komptensi dosen: K. Pedagogi (dari pengajaran), K. Sosial dan K. Kepribadian
(dari kegiatan sosial), K. Profesional (dari Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)
 Penilaian Sikap--> Deff (Afektif 1 sampai 5)
 Kompetensi(Capaian Pembelajaran):
1. Seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
2. Kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan perilaku.
3. Integrasi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik yang direfleksikan dalam
perilaku.
 Afektif ditandai dengan rasa bangga akan profesinya
 Praktikum itu melakukannya di laboratorium. Praktik dilakukan di tempat
sebenarnya.
 TUGAS: Membuat Checklis tentang minat (suka/tidak suka) mata kuliah
Staitistik.
 Penilaian afektif jangan cenderung ke behaviour: ancaman, hadiah.

4. PHB: Psikomotorik
Fasilitator : Bambang Kusharjanta, S.T., M.T.
Metode : Ceramah dan tanya jawab, tugas
Ringkasan materi
 Ketrampilan Psikomotor:
 Serangkaian gerakan otot-otot secara terpadu untuk dapat menyelesaikan suatu
tugas
 Ketrampilan yang memerlukan terutama koordinasi fungsi saraf motorik dan
otot ---> neuropsikomotor

41
 Ketrampilan profesional yang dikembangkan secara sadar melalui proses
pendidikan
 Ketrampilan Psikomotor :
 Profesional (melalui proses pendidikan)
 Bawaan (alamiah)
 Tujuan Penilaian dalam Pendidikan:
 Mengukur perilaku manusia yang kompleks (Kompetensi) setelah dia
menjalani proses pendidikan.
 Pengukuran harus mewakili kemampuan keseluruhan yang jauh lebih besar
(representativitas)
 Penilaian bagian-bagian dari keseluruhan perilaku yang berdiri sendiri-sendiri
hanya mempunyai sedikit arti (Kognitif , Psikomotor, afektif)
 Contoh: Teori renang gaya katak-->dipelajari teknik gaya katak. Diuji teknik gaya
katak dengan praktik di kolam renang
 Taksonomi Psikomotorik (Bloom, 1956)
 Peniruan (imitation) = P1
 Manipulasi (manipulation) =P2
 Ketepatan (precision ) = P3
 Artikulasi (articulation) = P4
 Naturalisasi (naturalization) = P5
 Syarat dimensi dapat diukur:
 Dapat memberikan data sensorik (Observable)
 Dapat dirumuskan secara operasional
 Mempunyai variabilitas nilai
 Dapat memberikan respon yang mirip/ sama pada berbagai pengamat
 Alat Ukur : Daftar Cek (check list), Skala Nilai (Rating Scale), Catatan Anekdotal
(Anecdotal record). dll
 Kata “terintegrasi” di permenristek dikti dapat diartikan sebagai di dlam epnilaian
ada unsur sikap, kognitif, psikomotorik
 Presentasi bisa dinilai psikomotorik melalui gesture, cara penyampaian materi.
 TUGAS: Buatlah skala nilai penilaian ketrampilan psikomotor untuk mata kuliah
yang Bapak/Ibu ampu, bila tidak memungkinkan cari mata kuliah lai dari fakultas

42
Bapak/Ibu yang memungkinkan untuk dibuat SKALA NILAI penilaian
ketrampilan psikomotornya.

5. Asesmen Kinerja
Fasilitator : Anjar Sri CN, S.H., M.Hum.
Metode : Permainan warna, ceramah dan tanya jawab, tugas
Ringkasan materi
 Apersepsi: sebut warna dalam tulisan untuk melihat dominan otak kiri atau kanan
a. Otak kiri; logika, hafalan, detail, sistematis, komunikasi, realistis, faktual.
b. Otak kanan; imajinasi, bentuk/pola, intuisi, emosi, spiritual, visi, humanistis.
 Lihat kembali peta konsep. Ada CPMK paling atas, bawahnya ada sub CPMK.
Sub CPMK harus dites. Bisa juga diukur dengan tugas.
 Belajar adalah kemampuan spontan untuk menata ulang pengetahuan sebelumnya,
merespon perubahan /kenyataan/situasi baru, belajar merupakan suatu proses yang
terus menerus, asesmen dilakukan dalam konteks belajar dan menyertai seluruh
kegiatan pembelajaran.
 Menurut Gardner, assesment adalah proses dan hasil belajar tidak hanya
mengukur salah satu atau beberapa atau beberapa aspek kemampuan individu,
tetapi mengukur seluruh aspek kemampuan.
 Aspek kemampuan individu: Visual-spatial, Bodily-kinesthetic, Musical-
rhytmical, Interpersonal, dst.
 Assesmen Kinerja
 Asesmen yang mengajak peserta didik untuk berpikir lebih luas dan mendalam
mengenai suatu kasus
 Asesmen yang mengharuskan peserta didik mempertunjukkan kinerja bukan
menjawab atau memilih jawaban dari alternatif jawaban yang sudah ada
 Tidak hanya mengukur (tes)
 Wujud Asesmen Kinerja
1. Rubrik (Kriteria)
2. Tugas (Task): Computer Adaptive Testing, Tes pilihan ganda yang diperluas,
Tes jawaban terbuka, Tugas kelompok, Tugas individu, Wawancara, Observasi,
Portofolio

43
 Rubrik: menjamin reliabilitas, keadilan, dan kebenaran penilaian. Contoh: tugas
membuat makalah. Rubriknya misal daftar pustakanya banyak. Berarti
patokannya banyak tidaknya daftar pustaka.
 Rubrik: alat skoring yang memuat kriteria
 Ada 2 jenis rubrik yg signifikan
1. Rubrik holistik: Kriteria penilaian yang didefinisikan secara menyeluruh untuk
tiap-tiap skor.
2. Rubrik analitik: dibagi menjadi elemen-elemen. Tiap elemen memiliki definisi
skor tersendiri, nilai akhir merupakan gabungan seluruh skor.
 Contoh rubrik holistik
Nilai Kriteria

 Contoh rubrik analitik


Kriteria
No. Aspek
3 2 1
1
2
3
4

 Kriteria lebih baik ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana dan terukur
 Portofolio: terdiri dari kumpulan hasil karya
 Tugas: membuat 1 tugas dan 2 rubrik

6. Pengajaran Remidial & Pengayaan


Fasilitator : Drs. Hery Purwanto, M.Sc.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Sebelumnya ada tes remidial tidak hanya ujian ulang.

44
 Apakah penilaian kinerja diperlukan padahal sudah ada penilaian kognitif, afektif,
psikomotorik? Sebenarnya sama aja, karena penilaian kinerja adalah dirancang
untuk bisa menilai semua komponen.
 Remedial: bantuan/treatment untuk mengatasi kesulitan belajar. Pengulangan
terhadap materi yang dinilai kurang dengan cara memberi tugas, pendampingan,
dll.
 Pengayaan: Mengulas materi-materi yang sudah ada untuk tujuan.
 Tujuan dilaksanakannya pembelajaran remidial adalah untuk meningkatkan
penguasaan hasil belajar mahasiswa, yaitu mencapai kompetensi yang ditetapkan.
 Remidial dilakukan berdasarkan capaian akhir /tahapan akhir
 Metode remidial: dengan teman sejawat, di awal perkuliahan dibentuk kelompok.
Kemudian dilihat interaksi di kelompok, bisa juga dibangun secara online yaitu
SPADA (Sistem Pembelajaran Daring)
 Tahapan remidial: membuat soal terbuka seperti soal sebelumnya tidak masalah
 Nilai remidial bisa dapat A atau tidak tergantung sistem kontrak. Untuk
memotivasi mahasiswa: yang dinilai adalah capaian.
 Strategi pembelajaran beragam sesuai dengan karakteristik mahasiswa.
 Menuntut pelaksanaan pembelajaran remidial secara bervariasi sesuai keragaman
mahasiswa. Misal pada soal eksakta, dijawab secara matematis, ini fakta.
Kemudian dijelaskan apa artinya fakta tersebut. Hal ini bisa untuk mengukur
“analisis”.
 Pembelajaran pengayaan:pembelajaran yang dilakukan dosen untuk meningkatkan
pendalaman atau perluasan mahasiswa dalam penguasaan materi pembelajaran.
 Tujuan: untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa yang belajar lebih cepat
dari mahasiswa yang lain untuk mendalami atau memperluas materi
pembelajaran.

F. HARI KEENAM

Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari keenam, yaitu
hari Sabtu, 27 Juli 2019.

45
Tabel 2.6 Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari Keenam

No. Materi Fasilitator


1 Pengembangan Strategi Pembelajaran Dr. Heri Sawiji, M.Pd.
2 Kontrak Pembelajaran Dr. Suharno, M.Pd.
3 Manajemen Mutu Pembelajarn Dr. Suharno, M.Pd.
4 Kom. & Ket. Dsr Mengajar Salim Widono, S.P., M.P.
5 Kom. & Ket. Dsr Mengajar Salim Widono, S.P., M.P.
6 Praktikum Mulyadi, S.Sn., M.Ds.

1. Pengembangan Strategi Pembelajaran


Fasilitator : Dr. Heri Sawiji, M.Pd.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Tujuan: Mengembangkan Rancangan Pembelajaran
 Strategi artinya taktik, siasat.
 Mengembangkan strategi pembelajaran, artinya bagaimana caranya yang
menerima informasi mudah tanpa melalui proses yang panjang karena dalam
pembelajaran dituntut efisien dan efektif.
 Hal yang bisa dikembangkan:
1. Pengembangan metode: metodenya tidak monoton dan tidak tertinggal oleh
jaman. Misalnya ada metode jigsaw, STAD, dll
2. Pengembangan evaluasi: ada assessmen, ada pengukuran, ada skor
3. Pengembangan media: misal awalnya baru ada slide power point kemudian
muncul modul. Fungsi media adalah untuk memudahkan menyampaikan informasi
kepada peserta didik. Media dikembangkan untuk menyampaikan informasi lebih
mudah diterima oleh peserta didik.
4. Pengembangan bahan ajar
 Salah satu pemimpin yg dibutuhkan di dunia pendidikan adalah visioner, artinya
punya gambaran pendidikan di tahun-tahun yang akan datang.
 Menurut Dick, perlu adanya analisis need assesment (asessmen kebutuhan) untuk
mengembangkan pembelajaran. Mengembangkan itu maksudnya adalah misal
sudah ada materi kemudian ditambah materi lainnya.

46
 Kita sebagai perancang, kita mengorganisasi (mengurutkan) bahan pembelajaran
supaya sistemik.
 Pertimbangan untuk memilih sistem penyampaian:
1. Review analisis pembelajaran dan identifikasi secara logis kelompok
kompetensi yang akan diajarkan dalam urutan yang sesuai
2. Rencanakan komponen-komponen belajar yang akan digunakan dalam
pembelajaran
3. Pilih pengelompokan belajar yang paling efektif
4. Spesifikasi media & bahan yang efektif dengan rentang biaya, konteks belajar
yang sesuai dan praktis.
5. Kemukakan tujuan kepada pebelajar dan konsolidasi pemilihan media
6. Pilih atau kembangkan sistem penyampaian yang mengakomodasi keputusan
butir 1-5

2. Kontrak Pembelajaran
Fasilitator : Dr. Suharno, M.Pd.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Kompetensi Dasar pembelajaran: Dosen mampu menyusun kontrak
perkuliahan/pembelajaran untuk MK/ semester/ prodi/ jur tertentu.
 Indikator:
1. Dapat menganalisis materi pembelajaran sesuai dengan prinsip mahasiswa
seorang dewasa.
2. Dapat mesintesakan (memadu) secara holistik komponen-komponen kontrak
perkuliahan/pembelajaran.
3. Dapat menyusun kontrak perkuliahan/pembelajaran untuk MK/ program
tertentu.
 Sebelum mengajar, dosen perlu membuat kontrak perkuliahan. Membuat kontrak
perkuliahan setelah membuat RPS
 Perlunya analisis pembelajaran: untuk melihat keluasan/kedalaman materi mata
kuliah.

47
 Kontrak: kesepakatan yang mengikat antara suatu lembaga/perseorangan dengan
lembaga/perseorangan yang lain. Bila salah satu mengingkari atau tidak menepati
dikenakan ”sanksi” (secara hukum).
 Pembelajaran: proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar (UU No. 23 Tahun 2003).
 Kontrak perkuliahan: kesepakatan yang mengikat antara dosen dan mahasiswa
mengenai berbagai aspek pembelajaran melalui interaksi dan pengelolaan
pembelajaran secara efektif dengan “sanksi” (secara edukatif).
 Rasional:
a. Masih terdapat dosen yang tidak mengungkapakan perencanaan pembelajaran
kepada mahasiswa.
b. Mahasiswa tidak berani bertanya tentang skope (cakupan), sekuen (urutan)
materi maupun strategi pembelajaran
c. Mencari kesepakatan bersama dosen - mahsiswa dalam pembelajaran.
d. Dosen sering tidak menepati
 Tujuan kontrak pembelajaran (KP)
a. Mengembangkan kolaborasi dosen-mahasiswa dalam proses pembelajaran.
b. Mempetanggunjawabkan tugas dosen-mahasiswa dalam pengelolaan mahasiswa
dalam pengelolaan pembelajaran.
c. Meningkatkan komitmen bersama dalam mencapai kompetensi melalui
pembelajaran yang berkualitas.
 Kolaborasi: kerjasama antara beberapa individu dengan masing-masing individu
punya peranannya masing-masing. Sedangkan kooperasi artinya kerja sama yang
masing-masing individu mempunyai peranan yang mungkin sama.
 Fungsi Kontrak Perkuliahan:
a. Mendorong dosen dan mahasiswa saling berinteraksi-kolaborasi dalam tugas
dan perannya (dosen-membelajarkan, mhs-belajar)
b. Kontrak Perkuliahan: pedoman pembelajaran yang berupa rancangan
pembelajaran, antara lain memuat kegiatan, waktu, materi, strategi dan
evaluasi.
c. Kontrak Perkuliahan mempersiapkan mahasiswa untuk meningkatkan
efektivitas belajar dan pembelajaran, antara lain: siap belajar, menyelesaiakan
tugas, mencari informasi dan materi pelengkap

48
 Sumber belajar: P3---> Place (Tempat seperti lapangan, kelas, laboratorium),
Person (dosen, mahasiswa), Paper (Kurikulum)
 Bedanya skor dan nilai: skor adalah predikat pada suatu objek, bisa angka, huruf,
kata, kalimat. Sedangkan, nilai adalah pola dari berbagai macam skor.
 Tugas: menyusun kontrak pembelajaran untuk mata kuliah yang diampu secara
lengkap.

3. Manajemen Mutu Pembelajaran


Fasilitator : Dr. Suharno, M.Pd.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 SK: menjelaskan cara meningkatkan kinerja dalam proses pembelajaran melalui
peningkatan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi.
 Efisien: perbandigan terbalik antara usaha dan hasil.
 Efektif belum tentu efisien tapi efisien pasti efektif
 Rasional Quick count: Kiat CINTA
1. Perubahan lingkungan pada abad global ini kian menuntut kiat cinta (Cepat,
Instan, Nafsu, Terukur, Akurat)
2. Demikian pula dalam pembelajaran bermutu di kelas.
 10 kompetensi guru (CBTE)
1. Menguasai bahan
2. Mengelola program
3. Mengelola kelas
4. Menggunakan media/sumber
5. Landasan pendidikan
6. Mengelola interaksi belajar-mengajar
7. Menilai prestasi peserta didik untuk kepentingan pembelajaran
8. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
9. Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan-penyuluhan
10. Memahami prinsip-pdrinsip dan hasil penilaian pendidikan guna keperluan
pembelajaran
 4 kompetensi:
1. Kopetensi pedagogik-->cara mengajar

49
2. Kemampuan profesional--> pada materi
3. Kemampuan kepribadian--> watak, sikap, ciri khas
Arti kepribadian: karakter yang bisa diekspresikan dan dilihat orang lain
4. Kemampuan sosial
 Manajemen kelas: Bisa mengatur kelas, setting kelas
 Manajemen pembelajaran: Bagaimana secara psikologis dosen bisa memudahkan
mahasiswa untuk memahami materi. Ketika mengajar, bagaimana caranya
memusatkan perhatian. Misal dengan media, suasana yang menyenangkan.
Bagaimana cara memberikan motivasi.
 Apersepsi-->menghampiri informasi/ pengetahuan awal mahasiswa untuk dibawa
ke arah pembelajaran materi yang baru.
 Dalam pembelajaran ada resepsi (penerimaan materi, misal bisa dengan
mendengarkan)
 Persepsi dalam pembelajaran: membuat rumusan sementara.
 Kemampuan berkomunikasi ada 2, yaitu interpersonal (kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain), intrapersonal (kemampuan berkomunikasi
dengan diri sendiri).
 Ada 2 motivasi:
1. Motivasi intrinsik: kesadaran diri, motivvasi dari dalam diri sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik: manajemen pembelajaran.
 Yang bertanggung jawab dalam mutu pembelajaran: dosen dengan ketercapaian:
indikator
 Pembelajaran bermutu:
1. Tdk mudah menyerah (climber)
2. Inisiasi (mudah berkresasi)
3. Openess (mau terbuka)
4. Percaya diri
5. Tanggung jawab
6. Kerja sama (koperasi)
 Mutu: panduan sifat-sifat produk yang menunjukkan kemampuannya dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan langsung/ tak langsung, baik kebutuhan yang
tersurat/tersirat masa kini dan masa depan.
 Perguruan Tinggi memberikan jasa dalam bentuk:

50
1. Kurikulum
2. Kegiatan pembelajaran
3. Kegiatan ekstrakurikuler
4. Kegiatan bimbingan dan konseling
5. Kegiatan penelitian
6. Kegiatan pengabdian masyarakat
7. Paket bahan ajar
8. Kegiatan pengelolaan pendidikan tinggi
 Intrakurikuler: wajib diikuti siswa
 Ekstrakurikuler: tambahan dan tidak wajib
 Kokurikuler: tambahan/pengayaan sesuai dengan mata pelajaran

4. Komunikasi & Keterampilan Dasar Mengajar


Fasilitator : Salim Widono, S.P., M.P.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Pengertian Komunikasi:
 Proses penyampaian informasi --> informasinya lbh dominan dibanding degn
komunikator kepada komunikan
 Proses penyampaian gagasan --> komunikator lebih dominan dari komunikan
 Proses penciptaan arti ---> ketiga-tiganya berperan.
 Media: Sesuatu yang bisa membawa pesan, contoh: poster, kertas berisi materi,
papan tulis berisi informasi.
 Keberhasilan komunikasi
1. Komunikator: intonasi suara, gesture, pelafalannya, penguasaan materi,
kemampuan berkomunikasi, tingkat kepercayaan :meningkatkan kepercayaan
dari mahasiswa kepada dosen adalah menguasai materi dan menyiapkan strategi
belajar
2. Komunikan: latar belakang, konsentrasi dan minat
3. Pesan: jelas, menarik, bermanfaat bagi komunikan
4. Konteks: kenyamanan lingkungan--> tidak bising, tidak terlalu ngantuk,
settingan tempat duduk.
5. sistem penyampaian: metode, media

51
 Ada 8 (delapan)keterampilan mengajar, yaitu: bertanya, memberi penguatan,
mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran,
diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, kelompok kecil dan perorangan.

5. Praktikum
Fasilitator : Mulyadi, S.Sn., M.Ds.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Kata praktikum berasal dari kata pratique (Prancis), practicus (Latin), atau
praktikos (Yunani) yang secara harfiah berarti “aktif” atau prattein / prassein
(Yunani) yang berarti “mengerjakan”. Pengertian praktikum menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia yaitu bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa
mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dari keadaan nyata apa
yang diperoleh dari teori.
 Praktikum merupakan suatu metode, yaitu metode pembelajaran atau bentuk
pengajaran untuk membelajarkan secara bersama-sama tiga aspek kemampuan
(Kognitif, Psikomotorik, dan Afektif) dengan menggunakan saranalaboratorium.
 Ranah kognitif (pengetahuan): memperdalam atau memantapkan teori,
menggabungkan berbagai teori, dan menerapkan teori pada problema nyata.
 Ranah psikomotor (keterampilan): memilih, mempersiapkan, merangkai, dan
menggunakan.
 Ranah afektif (sikap): merencanakan kegiatan secara mandiri, bekerjasama dalam
kelompok, disiplin waktu dan perilaku, bersikap jujur dan terbuka, dan
menghargai ilmu.
 Kegunaan praktikum: melatih keterampilan mahasiswa, melatih mahasiswa dalam
menerapkan, mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara nyata,
membuktikan dan atau menemukan suatu konsep secara ilmiah, dan melengkapi
ilmu dan keterampilan yang dimiliki.
 Dampak positif praktikum: mahasiswa mempunyai pengalaman dalam teamwork
melalui kerjasama dan interaksi, terjalin semangat solidaritas kolegial dan
hubungan kemitraan, dan menimbulkan kebanggaan profesi yg dpt
membangkitkan motivasi belajar.
 Klasifikasi praktikum

52
 Berdasar sifatnya: primer (diberikan di jurusan sendiri) dan sekunder
(diberikan di jurusan lain)
 Berdasar tujuannya:mempelajari keterampilan dan teknik yang sesuai dengan
tuntutan profesi dan memahami proses penelitian atau penemuan ilmiah

G. HARI KETUJUH

Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari ketujuh, yaitu hari
Minggu, 28 Juli 2019.

Tabel 2.7 Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari Ketujuh

No. Materi Fasilitator


1 Pengembangan Bahan Ajar Budi Legowo, S.Si., M.Si
2 Evaluasi Program Pembelajaran Prof. Dr. Soetarno J., M.Pd.
3 PPKP Prof. Dr. Soetarno J., M.Pd.
4 Microteaching TIM
5 Microteaching TIM
Resume Program Salim Widono, S.P., M.P. dan
6 Dr. Tri Murwaningsih, M.Si

1. Pengembangan Bahan Ajar


Fasilitator : Budi Legowo, S.Si., M.Si
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Yang pertama kali muncul dalam pikiran tentang bahan ajar adalah modul, diktat,
hand out, buku teks, e-book, outline.
 Hand out: ringkasan materi, bisa dalam bentuk print out slide power point.
 Kliping: potongan koran
 Modul: materi yang ditulis dalam bentuk uraian materi, ada tujuan instruksional,
latihan. Satu modul satu tahapan akhir.
 Kumpulan modul---> diktat: materi. Bentuk evaluasinya ada 2, biasanya soal
latihan dan tugas semacam portofolio. Membuat modul dan diktat berdasarkan
tahapan akhir dan RPS

53
 Ciri khas modul:
a. Jawabannya harus ditemukan di dalam materi bahan ajar tersebut (Soal dan
kunci jawaban) dan untuk mendorong mencari jawaban dari referensi lain soal
dalam bentuk tugas.
b. Daftar pustaka ada 2: referensi dan daftar bacaan. Referensi untuk menjawab
pertanyaan yang ada, sedangkan daftar bacaan terserah mau dibaca atau tidak.
 E-book sebenarnya bentuknya cetak, karena dapat dicetak seperti buku biasa.
Contoh bahan ajar yang non-cetak adalah audio-visual.
 Ada penerbitan ada percetakan. Bagian yang mengurus ISBN adalah penerbit.
Institusi atau prodi bisa menjadi penerbit.
 Peran Bahan Ajar:
1. Mahasiswa dapat belajar tanpa harus ada dosen atau teman mahasiswa lain
Dalam setiap tahap akhir, ada peta materi. Di kontrak kuliah, ada organisasi
materi: ditulis peta materi. Kurikulum adalah janji kita kepada lulusan. Kontrak
kuliah isinya janji kita untuk kelas yang diajar. Hal yang membedakan RPS dan
kontrak adalah jadwal kuliah.
2. Mahasiswa dapat belajar kapan dan di mana saja
3. Mahasiswa dapat belajar dengan kecepatannya masing-masing
4. Mahasiswa dapat belajar melalui urutan yang dipilihnya sendiri
5. Membantu mengembangkan potensi mahasiswa untuk menjadi pembelajar
mandiri
 Proses penyusunan bahan ajar
1. Merumuskan standar kompetensi
2. Melakukan analisis kompetensi
3. Menentukan perilaku awal mahasiswa
4. Merumuskan kompetensi dasar
5. Menyusun rencana kegiatan belajar mengajar
6. Menyusun kontrak perkuliahan
7. Menyusun/menulis bahan ajar
8. Review
 Model bahan ajar:
1. Kompilasi

54
Menyusun bahan ajar dengan mengkompilasi materi dari buku-buku dengan
cara menulis halaman pada kolom referensi. Menulis referensi dilengkapi
dengan halaman buku yang digunakan untuk memudahkan mahasiswa belajar
dan tidak beli buku semuanya.
2. Mengemas kembali informasi
Mengemas kembali informasi dari kompilasi buku teks yang digunakan dengan
bahasa sendiri.
3. Menulis sendiri
Menulis bahan ajar dengan cara menulis apa yang pernah kita ajarkan pada
mahasiswa.
4. Panduan untuk buku teks
 Tugas: membuat 1 bab: tujuan instruksional, materi, panduan membaca.

2. Evaluasi Program Pembelajaran


Fasilitator : Prof. Dr. Soetarno J., M.Pd.
Metode : Ceramah dan tanya jawab, tugas
Ringkasan materi
 Pendidikan harus menguasai iptek, pembentukan akhlak, kualitas jasmani dan
produktivitas, kreativitas dan kemampuan apresiasi, wawasan kebangsaan.
 Evaluasi pembelajaran tidak populer di Indonesia karena evaluasi berkonotasi
negatif, evaluasi belum terintegrasi dengan proses pendidikan secara keseluruhan,
kelangkaan tenaga evaluator pendidikan yang handal.
 Manfaat evaluasi: memahami sesuatu hal dalam pembelajaran, membuat
keputusan, memperbaiki mutu pembelajaran untuk rekonstruksi mata kuliah.
 Tujuan evaluasi: untuk memperoleh informasi tentang sesuatu, misalnya
kemampuan awal mahasiswa, cara mengajar dosen, dan sarana dan prasarana;
digunakan untuk membuat keputusan; untuk meningkatkan kualitas pembelajaran;
 Objek evaluasi: input (mahasiswa, dosen, sarana perkuliahan, materi perkuliahan,
kurikulum), proses (Strategi perkuliahan, media instruksional, cara mengajar
dosen, cara belajar mahasiswa), dan output (hasil belajar mahasiswa).
 Tahapan evaluasi: memformulasikan tujuan, menentukan pendekatan dalam
melakukan evaluasi, mengembangkan instrumen evaluasi, mengumpulkan data,
analisis dan interpretasi data, tindak lanjut.

55
3. PPKP
Fasilitator : Prof. Dr. Soetarno J., M.Pd.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 PPKP: penelitian yang dirancang dan dilaksanakan oleh dosen untuk
menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi saat menjalankan tugasnya.
 Tujuan; untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas PBM dalam rangka upaya
peningkatan mutu luaran/ lulusan.
 Ciri PPKP: ada treatment/perlakuan.
 Bidang kajian PPKP: pelaksanaan pembelajaran, pengembangan bahan ajar dan
media pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar, dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
 Jenis PPKP : PTK, kuasi eksperimen, pengembangan.
 Apapun jenis penelitian yang akan dipilih untuk digunakan, kerangka teori harus
kuat untuk menunjang permasalahan dan pelaksanaan tindakan

4. Microteaching
Fasilitator : TIM
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Micro teaching adalah penerapan prinsip-prinsip pembelajaran, keterampilan
dasar mengajar, model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
dasar. Dalam hal ini kompetensi dasar yang dimaksud adalah tahap kemampuan
akhir.
 Pelaksanaan micro teaching dilakukan dengan membagi kelas B menjadi 6
kelompok. Ada 5 kelompok terdiri dari 5 orang dan 1 kelompok terdiri dari 4
orang. Masing-masing kelompok didampingi 1 fasilitator.
 Masing-masing anggota kelompok berlatih menampilkan keterampilan mengajar
yang berbeda. Ada yang berlatih menampilkan keterampilan bertanya dasar dan
bertanya lanjutan, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan
variasi, keterampilan menjelaskan, dan keterampilan membuka dan menutup
pelajaran.

56
5. Resume Program
Fasilitator : Salim Widono, S.P., M.P. dan Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
 Pada kegiatan ini, fasilitator menjelaskan kembali tugas-tugas yang harus
diselesaikan peserta pelatihan PEKERTI-AA UNS kurikulum 2011, yaitu peserta
wajib menyusun laporan kegiatan dengan didampingi 2 fasilitator.
 Laporan kegiatan ditulis pada kertas HVS ukuran kwarto 70 gr, dengan margin
atas 3 cm, bawah 2,5 cm, kiri 3 cm, dan kanan 2,5 cm. Penulisan laporan kegiatan
menggunakan huruf standar Times New Roman ukuran 12 dengan spasi 1,5 untuk
penuturan/narasi biasa, sedangkan penulisan dalam bentuk tabel disesuaikan
dengan kebutuhan dan praktisnya. Laporan kegiatan tersebut dicetak rangkap 2
(dua), dijilid yang rapi dengan warna cover biru UNS dengan rincian: 1 (satu)
eksemplar untuk dokumen peserta dan 1 (satu) eksemplar diserahkan pada
LPPMP UNS.

57
BAB III

HASIL PROGRAM

A. HASIL TUGAS TERSETRUKTUR


Selama mengikuti PEKERTI-AA para peserta diwajibkan membuat tugas-tugas
yang diberikan oleh fasilitator untuk mengukur pemahaman yang diterima. Berikut
adalah tugas tersetruktur yang dikerjakan selama pelatihan:

1. Pendidikan Tinggi sebagai Sistem


Materi : Pendidikan Tinggi sebagai Sistem
Urian Tugas : Membuat makalah singkat (maksimal 2 halaman) yang berisi refleksi
apakah institusi (prodi/jur/fak/PT) dimana peserta mengajar sudah
berjalan secara sistemik atau belum.

Program Studi (Prodi) Akuntansi merupakan subsistem dari Fakultas Ekonomi


dan bagian dari supra sistem Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di
Wonosobo. Visi Prodi Akuntansi yaitu menjadi Prodi Akuntansi yang profesional
dan berdaya saing di Jawa Tengah dalam pengkajian dan pengembangan ilmu
akuntansi dengan berlandaskan pada nilai-nilai Qur’ani pada tahun 2024. Dalam
mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran Prodi Akuntansi melibatkan beberapa
pihak baik internal lembaga (pimpinan fakultas, pimpinan prodi, dosen akuntansi,
tenaga kependidikan, alumni, mahasiswa) maupun pihak eksternal (pengguna
lulusan atau stakeholder) agar lebih jelas dan terarah.
Sistem tata pamong Prodi Akuntansi FE UNSIQ Jateng di Wonosobo berjalan
secara efektif melalui mekanisme yang disepakati bersama, serta dapat memelihara
dan mengakomodasi semua unsur, fungsi, dan peran dalam program studi. Tata
pamong didukung dengan budaya organisasi yang dicerminkan dengan ada dan
tegaknya aturan, tatacara pemilihan pimpinan, etika dosen, etika mahasiswa, etika
tenaga kependidikan, sistem penghargaan dan sanksi serta pedoman dan prosedur
pelayanan (administrasi, perpustakaan, laboratorium, dan studio). Sistem tata
pamong (input, proses, output dan outcome serta lingkungan eksternal yang
menjamin terlaksananya tata pamong yang baik) harus diformulasikan,
disosialisasikan, dilaksanakan,dipantau dan dievaluasi dengan peraturan dan

58
prosedur yang jelas. Tata pamong ProdiAkuntansi FE UNSIQ Jateng di Wonosobo
di bangun dan dilaksanakan secara konsisten untuk menjamin penyelenggaraan
program studi dengan cara memenuhi aspek-aspek kredibel, transparan, akuntabel,
bertanggung jawab, dan adil.
Untuk mencapai visi di atas, seluruh elemen bersama-sama
menyelengggarakan dan mengembangkan ilmu akuntansi melalui riset yang
berpegang pada nilai-nilai Qur’ani dan mengembangkan model media pembelajaran
partisipatif dengan didukung teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas
lulusan yang memiliki dayasaing. Mahasiswa dan dosen juga berperan dalam
menerapkan ilmu akuntansi kepada masyarakat dan menerapkan hasil penelitian
ilmu akuntansi pada masyarakat berbasis hasil pada penelitian di bidang publik,
bisnis, dan syariah, serta melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang
selaras dengan visi.
Seluruh subsistem, sistem, supra sistem yang ada baik internal maupun
eksternal saling terhubung untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
merupakan kewajiban bagi civitas akademika sehingga proses belajar mengajar di
perguruan tinggi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Jika salah satu komponen
tidak berfungsi dan berjalan sesuai tugasnya, akan dimungkinkan sistem tidak
berjalan dengan baik bahkan untuk jangka panjang akan melumpuhkan sistem
secara permanen.

2. Isu Strategis Pendidikan Tinggi


Materi : Isu Strategi Pendidikan Tinggi
Urian Tugas :
1. Menyebutkan kegiatan-kegiatan di institusinya pada tahun ini
2. Mengidentifikasi relevansinya dengan kebijakan dan program dari Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi
3. Membuat usulan supaya kegiatan yang kurang relevan menjadi kegiatan yang lebih
relevan dengan kebijakan dan program dari DIKTI.
Untuk menjawab pertanyaan nomor 1 dan 2, gunakan format berikut, dengan memberi
tanda centang (V):

59
No Kegiatan Relevan Kurang Relevan
1 Mengirimkan dosen studi lanjut S3 V
2 Mengirimkan dosen ke pertemuan ilmiah
sebagai pemakalah baik tingkat nasional V
maupun internasional
3 Memacu dosen untuk menulis di jurnal
V
nasional terakreditasi dan jurnal internasional
4 Mengadakan pelatihan teknologi informasi
terbaru bidang akuntansidan pembelajaran V
partisipatif di internal kampus untuk dosen
5 Mengadakan pengajuan sertifikat keahlian
secara bersama-sama bekerjasama dengan V
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Jawa Tengah
6 Mengadakan pelatihan pengajuan jabatan
fungsional dosen dan pembentukan tim
khusus jabatan fungsional program studi V
yang selalu memantau perkembangan jabatan
fungsional dosen di program studi
7 Meningkatkan kualitas penelitian dosen
dengan mengadakan pelatihan pembuatan
proposal hibah penelitian sehingga memacu
V
dosen untuk mendapatkan proposal hibah
penelitian baik dari DIKTI maupun dari
Pemerintah Daerah
8 Mengadakan pelatihan pembuatan karya
V
inovatif dan pengajuan HAKI.
9 Mengadakan pelatihan teknologi informasi
terbaru untuk mempermudah pekerjaan
V
kependidikan sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi
10 Memacu tenaga kependidikan yang masih
V
SLTA/SMK/Sederajat untuk studi lanjut
11 Mengadakan pelatihan Bahasa Inggris secara
intensif (1 minggu 2 kali) pada awal bulan V
untuk dosen dan tenaga kependidikan
12 Mengadakan pelatihan Program Kreativitas
Mahasiswa dan memacu mahasiswa untuk
V
mengajukan proposal Program Kreativitas
Mahasiswa
13 Meningkatkan jumlah langganan jurnal
V
internasional dan majalah-majalah akuntansi

60
yang terbaru serta menambah jumlah buku
14 Mengadakan pembahasan peninjauan
kurikulum setiap 2 tahun sekali dengan V
mengundang stakeholder dan dunia industri
15 Meningkatkan kualitas bahan ajar untuk
mendukung kurikulum yang mempunyai V
kekhasan
16 Meningkatkan kualitas pemikiran sumber
daya manusia sehingga mempunyai
pemikiran yang berwawasan teologi
V
akuntansi berdasar kearifan lokal dan
berpikir global.

3. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi

LEMBAR KERJA
PENYUSUNAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI

VISI UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO

Menjadi universitas tranformatif, humanis, dan Qur’ani pada tahun 2031

VISI FAKULTAS EKONOMI

Menjadi lembaga yang mampu mentransformasikan keilmuan ekonomi secara humanis


yang dilandasi nilai-nilai qur ani pada tahun 2031

VISI PRODI AKUNTANSI

Menjadi Program Studi Akuntansi yang profesional dan berdaya saing di Jawa Tengah
dalam pengkajian dan pengembangan ilmu akuntansi dengan berlandaskan pada nilai-
nilai Qur’ani pada tahun 2024

MISI DAN TUJUAN PROGRAM STUDI

MISI TUJUAN
Menyelengggarakan dan Terselenggaranya pengembangan Ilmu
mengembangkan ilmu akuntansi melalui Akuntansi Qur’ani berdasarkan pada
riset yang berpegang pada nilai-nilai riset.
Qur’ani.

61
MISI TUJUAN

Mengembangkan model danmedia Terwujudnya proses pembelajaran yang


pembelajaran partisipatif dengan partisipatif dan menyenangkan dengan
didukung teknologi informasi untuk memanfaatkan teknologi informasi
meningkatkan kualitas lulusan yang sehingga tercipta lulusan yang
memiliki daya saing. berkualitas dan memiliki daya saing.

Meningkatkan peran serta mahasiswa dan Dosen dan mahasiswa berperan aktif
dosen dalam menerapkan ilmu akuntansi dalam menerapkan ilmu akuntansi yang
kepada masyarakat. berbasis pada hasil penelitian yang telah
dilakukan.

Menerapkan hasil penelitian ilmu Terkodifikasinya hasil karya ilmiah


akuntansi pada masyarakat berbasis hasil dosen dan mahasiswa yang berbasis
pada penelitian di bidang publik, bisnis, penelitian untuk pengembangan ilmu
dan syariah. akuntansi sektor publik, bisnis, dan
syariah.

Melakukan kerjasama dengan berbagai Meningkatnya kualitas dan kuantitas


stakeholderyang selaras dengan visi. kerja sama dengan stakeholder.

Tabel 1. Profil Lulusan dan Deskripsi


Profil Lulusan Deskripsi
PRAKTISI Menghasilkan lulusan bidang ilmu akuntansi yang kompeten,
profesional, berakhlak mulia, menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, menguasai bahasa asing, dan berwawasan lingkungan
AKADEMISI Menghasilkan lulusan dengan pengetahuan akademik yang
mumpuni dalam keilmuan akuntansi sehingga mampu
mengembangkan teori dalam bidang keuangan.

Tabel 2. Capaian Pembelajaran Lulusan


Sikap Pengetahuan Keterampilan Umum Keterampilan
Khusus
a) Bertaqwa kepada a) Menguasai a) Mampu a) Mampu
Tuhan yang konseptual menerapkan menyiapkan
mahas esa dan pengetahuan pemikiran logis, syarat dan
mampu ekonomi secara kritis, inovatif, kebutuhan
menunjukkan umum baik bermutu, dan masyarakat
sikap religius akuntansi terukur dalam dengan
b) Menjunjung maupun melakukan pemerintah.
tinggi nilai-nilai manajemen pekerjaan dalam b) Mampu
kemanusian b) Menguasai bidang menyusun
dalam konseptual akuntansi, serta laporan

62
menjalankan pengetahuan sesuai dengan keuangan
tugas akuntansi standar dengan baik
berdasarkan c) Menguasai kompetensi kerja c) Mampu
agama dan etika konseptual bidang akuntansi menghasilkan
c) Berperan sebagai pengetahuan b) Mampu prinsip-prinsip
warga negara manajemen menunjukkan ilmu akuntansi
yang cinta tanah d) Munguasai kinerja yang d) Mampu
air, memiliki konseptuatual mendiri, mengevaluasi
nasionalisme, pengetahuan bermutu, dan kinerja
rasa manajerial terukur keuangan
tanggungjawab, perusahaan c) Mampu lembaga
dan pada bangsa mengkaji kasus e) Mampu
dan negara penerapan ilmu merencanakan
d) Berkontribusi pengetahuan dan pengembanga
dalam teknologi dalam n kinerja
peningkatan bidang akuntansi perusahaan
mutu kehidupan yang f) Mampu
bermasyarakat, memperhatikan menata
berbangsa dan dan menerapkan manajemen
bernegara nilai humaniora perusahaan
berdasarkan sesuai dengan
pancasila bidang keahlian
e) Bekerjasama dan akuntan.
memiliki d) Mampu
kepekaan sosial memlihara dan
srt kepedulian mengembangkan
terhadap jaringan
masyarakat dan kerjasama dan
lingkungan hasil kerjasama
f) Menghargai di dalam maupun
keanekaragaman di luar lembaga.
budaya e) Mampu
g) Taat hukum dan bertanggungjawa
disiplin dalam b atas
bermasyarakat pencapaian hasil
berbangsa dan kerja kelompok
bernegara dan melakukan
h) Menunjukkan supervisi dan
sikap evaluasi terhadap
tanggungjawab penyelesaian
atas pekerjaan bidang pekerjaan
dibidang akuntansi
keahliannya f) Mampu
i) Menginternalisasi menyusun hasil
nilai, norma, dan kajian tentang
etika akademik akuntansi
j) Mengiternalisasi g) Mampu
semangat mengambil
kemandirian dan keputusan secara

63
kejuangan tepat berdasarkan
k) Menjunjung nilai-nilai etika
tingggi dan akuntan
menerapkan etika h) Mampu
profesi mendokumentasi
kan, menyimpan
mengamankan
dan menemukan
kembali data
untuk menjamin
kesahihan dan
mencegah
plagiasi

Tabel 3. Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran Lulusan


Capaian Pembelajaran Lulusan
Profil Lulusan
Pengetahuan Keterampilan Khusus
PRAKTISI Tata kelola keuangan Menguasai aplikasi program
akuntansi terbaru yang
digunakan oleh dunia kerja
sehingga lulusan dapat siap
kerja.
AKADEMISI Teori-teori keuangan baik Mampu mempraktekkan
perusahaan maupun lembaga pembuatan laporankeuangan
non profit yang dapat diaplikasikan pada
dunia kerja

Tabel 4. Rekapitulasi Turunan Capaian Pembelajaran Lulusan ke Bahan Kajian


Bahan Kajian
CPL
BK1 BK2 BK3 BK4 BK5
PRAKTISI Akuntansi Aakuntansi Akuntansi Akuntansi Akuntansi
Jasa Perdagangan Manufaktur Manajemen Investasi
AKADEMISI Teori Auditing Praktik Akuntansi Teori
Akuntansi Akuntansi Komputer Organisasi

Tabel 5. Tingkat Taksonomi Bahan Kajian dalam Capaian Pembelajaran Lulusan


Tingkat
CPL
Taksonomi
PRAKTISI Menyusun Laporan Keuangan
Investigasi Laporan Keuangan
AKADEMISI Penyusunan penelitian ilmiah terkait isu-isu keuangan baik mikro
maupun makro
Mengaplikasikan teknologi dengan kajian teori akuntansi

64
Tabel 6.Distribusi Bahan Kajian dalam Mata Kuliah

1. MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK)

NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT


1 AK1-1 Studi Kebangsaan 2
2 AK1-2 Pendidikan Agama Islam 1 1
3 AK2-2 Pendidikan Agama Islam 2 1
4 AK3-2 Pendidikan Agama Islam 3 1
5 AK4-1 Pendidikan Agama Islam 4 1
6 AK2-3 Studi Kepesantrenan 2
7 AK3-3 ASWAJA 2
8 AK4-2 Ulumul Qur’an 1
9 AK7-5 Tahfidzul Qur’an 2
10 AK5-1 Al-Qur’an dan Disiplin Ilmu 1
Jumlah 14

2. MATAKULIAH KEILMUAN DAN KETRAMPILAN (MKK)

NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT


1 AK2-4 Metode Penulisan Karya Ilmiah 2
2 AK1-3 Bahasa Inggris Ekonomi dan Bisnis 2
3 AK2-5 TOEFL Preparation 2 AK1-3
4 AK1-4 Pengantar Ilmu Ekonomi 3
5 AK1-5 Pengantar Manajemen 3
6 AK1-6 Pengantar Bisnis 3
7 AK5-4 Pengantar Pasar Modal 3 AK1-6
8 AK1-7 Pengantar Akuntansi I 3
9 AK2-8 Pengantar Akuntansi II 3 AK1-7
10 AK1-8 Matematika Ekonomi dan Bisnis 3
11 AK3-1 Statistika 3 AK1-8
12 AK2-9 Hukum Bisnis 3 AK1-6
13 AK2-7 Bank dan Lembaga Keuangan Mikro 3
14 AK6-1 Metodologi Penelitian Akuntansi 3 AK4-4, AK3-1
15 AK6-6 Statistik Multivariat 3 AK3-1
16 AK7-1 Akuntansi Syariah 3
Jumlah 45

65
3. MATAKULIAH KEAHLIAN BERKARYA (MKB)

NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT


1 AK3-4 Akuntansi Keuangan Menengah I 3 AK2-8
2 AK4-8 Akuntansi Keuangan Menengah II 3 AK3-4
3 AK4-9 Akuntansi Keuangan Lanjut I 3 AK3-4
4 AK5-8 Akuntansi Keuangan Lanjut II 3 AK4-9
5 AK3-5 Akuntansi Biaya 3 AK2-8
6 AK3-6 Manajemen Operasi 3 AK1-5
7 AK3-7 Manajemen Keuangan 3 AK1-5
8 AK3-8 Manajemen Pemasaran 3 AK1-5
9 AK5-2 Pemeriksaan Akuntansi 1 3 AK4-9
10 AK6-4 Pemeriksaan Akuntansi 2 3 AK5-2
11 AK4-6 Akuntansi Manajemen 3 AK2-8
12 AK4-7 Sistem Informasi Manajemen 3 AK1-5
13 AK5-5 Sistem Informasi Akuntansi 3 AK4-7
14 AK5-6 Sistem Pengendalian Manajemen 3 AK3-5
15 AK6-2 Akuntansi Sektor Publik 3 AK4-8
16 AK7-2 Teori Akuntansi 3
17 AK7-3 Akuntansi Koperasi dan UMKM 3 AK2-8
18 AK7-5 Praktikum Akuntansi 2 AK5-8, AK5-2
19 AK8-2 Studi Kelayakan Bisnis 3 AK1-6, AK1-8, AK6-5
20 AK7-4 Praktikum Auditing 2 AK6-4
21 AK4-5 Riset Operasi 3 AK3-6
Telah Menempuh 140
22 AK8-3 Komprehensif 1
SKS
Jumlah 62

4. MATAKULIAH PERILAKU BERKARYA (MPB)

NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT


1 AK5-3 Bisnis Internasional 3 AK1-6
2 AK4-3 Analisa Laporan Keuangan 3 AK3-4
3 AK2-6 Perpajakan 3
4 AK6-5 Penganggaran Bisnis 3 AK1-7, AK1-6
5 AK6-3 Akuntansi Keperilakuan 3 AK4-6
Jumlah 15

66
5. MATAKULIAH BERKEHIDUPAN BERSAMA (MBB)

NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT


1 AK2-1 ISBD 2
2 AK6-7 Perekonomian Indonesia 3 AK1-4
3 AK5-7 Etika Bisnis dan Profesi 3 AK1-6, AK2-9
4 AK8-1 Kewirausahaan 3 AK1-5, AK1-6, AK7-3
Telah menempuh 110
5 AK7-7 KPM 4
SKS
Telah menempuh 140
6 AK8-4 Skripsi 6
SKS
7 AK5-8 Studi Ekskursi 1
Jumlah 22

Tabel 7. Distribusi Matakuliah dan Jumlah sks dalam Semester

SEMESTER I
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
1 AK1-1 Studi Kebangsaan 2 AM
2 AK1-2 Pendidikan Agama Islam 1 1 AM
Bahasa Inggris Ekonomi dan AM
3 AK1-3 2
Bisnis
4 AK1-4 Pengantar Ilmu Ekonomi 3 AM
5 AK1-5 Pengantar Manajemen 3 AM
6 AK1-6 Pengantar Bisnis 3 AM
7 AK1-7 Pengantar Akuntansi I 3 AM
8 AK1-8 Matematika Ekonomi dan Bisnis 3 AM
Jumlah 20
SEMESTER II
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
1 AK2-1 ISBD 2 AM
2 AK2-2 Pendidikan Agama Islam 2 1 AK1-2 AM
3 AK2-3 Studi Kepesantrenan 2 AM
Bahass Indonesia & Metode AM
4 AK2-4 2
Penulisan Karya Ilmiah
5 AK2-5 TOEFL Preparation 2 AK1-3 AM
6 AK2-6 Perpajakan 3 AM
Bank dan Lembaga Keuangan AM
7 AK2-7 3
Mikro
8 AK2-8 Pengantar Akuntansi II 3 AK1-7 AM
9 AK2-9 Hukum Bisnis 3 AK1-6 AM

67
Jumlah 21
SEMESTER III
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
1 FE Statistika 3 AK1-8 AM
2 FE Pendidikan Agama Islam 3 1 AK2-2 AM
3 FE Aswaja 2 AM
4 AK3-4 Akuntansi Keuangan Menengah I 3 AK2-8 A
5 FE Akuntansi Biaya 3 AK2-8 AM
6 FE Manajemen Operasional 3 AK1-5 AM
7 FE Manajemen Keuangan 3 AK1-5 AM
8 FE Manajemen Pemasaran 3 AK1-5 AM
9 FE Tahfidzul Qur’an 2 A/AM
10 FE Studi Ekskursi/KKL 1 AM
Jumlah 24
SEMESTER IV
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
1 FE Pendidikan Agama Islam 4 1 AK3-2 AM
2 FE Ulumul Qur’an 1 AM
3 FE Analisis Laporan Keuangan 3 AK3-7 AM
4 FE Statistik Multivariat 3 AK3-1 AM
5 AK6-2 Akuntansi Sektor Publik 3 AK1-7,AK2-8 A
6 FE Akuntansi Manajemen 3 AK3-5 AM
7 FE E- Comerce 3 AM
Akuntansi Keuangan A
8 AK4-8 3 AK3-4
Menengah II
9 AK4-9 Akuntansi Keuangan Lanjutan I 3 AK3-4 A
10
Jumlah 23
SEMESTER V
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
1 FE Al-Qur’an dan Disiplin Ilmu 1 AM
2 AK5-2 Pemeriksaan Akuntansi 1 3 AK4-9 A
3 FE Eksport Import 3 AK1-6 AM
4 FE Perekonomian Indonesia 2 AK1-4 AM
5 AK5-5 Sistem Informasi Akuntansi 3 AK4-7 A
Sistem Pengendalian AM
6 FE 3 AK3-5
Manajemen
7 FE Etika Bisnis dan Profesi 3 AK1-6, AK2-9 AM
8 AK5-8 Akuntansi Keuangan Lanjutan 3 AK4-9 A

68
II
9 AK5-9 Akuntansi Desa 3 AK1-7,AK2-8 A
Jumlah 24
SEMESTER VI
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
Metodologi Penelitian A
1 AK6-1 3 AK4-4, AK3-1
Akuntansi
2 AK6-2 Akuntansi Keperilakuan 3 AK4-6 A
3 AK6-3 Pemeriksaan Akuntansi II 3 AK5-2 A
4 FE Penganggaran Bisnis 3 AK1-7, AK1-6 AM
5 AK6-5 Praktikum Akuntansi 3 AK5-8, AK5-2 A
Portofolio & Analisis AM
6 FE 3 FEM-604
Investasi
7 FE Kewirausahaan 3 AK1-5, AK1-6 AM
Studi Pengalaman Lapangan / AM
8 FE 1
Magang
Jumlah 22
SEMESTER VII
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
1 AK7-1 Akuntansi Syariah 3 A
2 AK7-2 Teori Akuntansi 3 A
Akuntansi Koperasi dan A
3 AK7-3 3 AK2-8
UMKM
4 AK7-4 Praktikum Auditing 2 AK6-4 A
Telah menempuh 110 AM
5 FE KPM 4
SKS
6 FE Studi Kelayakan Bisnis 3 AK1-6, AK1-8, AK6-5 AM
Jumlah 18
SEMESTER VIII
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
Telah Menempuh 140 AM
1 FE Komprehensif 1
SKS
Telah Menempuh 140 AM
2 FE Skripsi 6
SKS
Jumlah 7

69
Tabel 8. Metode Pembelajaran Mata Kuliah sesuai CPL
Metode Pembelajaran
Mata Kuliah CPL Demontr Kerja
Studi Bermain Tanya Penu
Ceramah Diskusi asi Kelom
kasus peran Jawab gasan
simulasi pok
Metode
Penulisan 1,2 √
Karya Ilmiah
Bahasa Inggris
Ekonomi dan 1,2 √
Bisnis
TOEFL 1,2 √
Preparation
Pengantar Ilmu 1,2 √
Ekonomi
Pengantar 1,2 √
Manajemen
Pengantar 1,2 √
Bisnis
Pengantar 1,2 √
Pasar Modal
Pengantar 1,2 √
Akuntansi I
Pengantar 1,2 √
Akuntansi II
Matematika
Ekonomi dan 1,2 √
Bisnis
Statistika 1,2 √

Hukum Bisnis 1,2 √


Bank dan
Lembaga 1,2 √
Keuangan
Mikro
Metodologi
Penelitian 1,2 √
Akuntansi
Statistik 1,2 √
Multivariat
Akuntansi 1,2 √
Syariah
Akuntansi
Keuangan 1,2 √
Menengah I
Akuntansi
Keuangan 1,2 √
Menengah II
Akuntansi
Keuangan 1,2 √
Lanjut I
Akuntansi
Keuangan 1,2 √
Lanjut II
Akuntansi 1,2 √
Biaya
Manajemen 1,2 √

70
Operasi
Manajemen 1,2 √
Keuangan
Manajemen 1,2 √
Pemasaran
Pemeriksaan 1,2 √
Akuntansi 1
Pemeriksaan 1,2 √
Akuntansi 2
Akuntansi 1,2 √
Manajemen
Sistem
Informasi 1,2 √
Manajemen
Sistem
Informasi 1,2 √
Akuntansi
Sistem
Pengendalian 1,2 √
Manajemen
Akuntansi 1,2 √
Sektor Publik
Teori 1,2 √
Akuntansi
Akuntansi
Koperasi dan 1,2 √
UMKM
Praktikum 1,2 √
Akuntansi
Studi
Kelayakan 1,2 √
Bisnis
Praktikum 1,2 √
Auditing
Riset Operasi 1,2 √

Komprehensif 1,2 √
Bisnis 1,2 √
Internasional
Analisa
Laporan 1,2 √
Keuangan
Perpajakan 1,2 √
Penganggaran 1,2 √
Bisnis
Akuntansi 1,2 √
Keperilakuan
ISBD 1,2 √
Perekonomian 1,2 √
Indonesia
Etika Bisnis 1,2 √
dan Profesi
Kewirausahaan 1,2 √

KPM 1,2 √

Skripsi 1,2 √

71
Studi Ekskursi 1,2 √
Studi 1,2 √
Kebangsaan
Pendidikan 1,2 √
Agama Islam 1
Pendidikan 1,2 √
Agama Islam 2
Pendidikan 1,2 √
Agama Islam 3
Pendidikan 1,2 √
Agama Islam 4
Studi 1,2 √
Kepesantrenan
ASWAJA 1,2 √

Ulumul Qur’an 1,2 √


Tahfidzul 1,2 √
Qur’an
Al-Qur’an dan 1,2 √
Disiplin Ilmu

4. Teori Motivasi

RENCANA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR


DENGAN MODEL ARCS
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Waktu : 150 Menit
Jumlah Peserta : 40 Mahasiswa
Nama Dosen : M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.

Pelaksanaan Upaya Peningkatan


Model Waktu Keterangan
Pembelajaran Motivasi Belajar

I. Pendahuluan A- 1. Memberikan overview 20’ Setiap sesi


ttention fenomena terkini kelas
terkait materi yang mahasiswa
akan disampaikan. dikelompokkan
2. Menjelaskan media menjadi 8
yang akan digunakan. kelompok
3. Menyampakan berdasarkan
referensi yang akan jenis
digunakan per bab. perusahaan
4. Artikel-artikel yang yang dipilih.
harus dibaca. Kelompok
5. Membagi kelas dalam akan

72
Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Model Waktu Keterangan
Pembelajaran Motivasi Belajar
R- beberapa kelompok menyiapkan
elevance untuk kajian bisnis di semua materi
beberapa jenis dengan
perusahaan. mengaitkan
6. Menjelaskan kondisi nyata
pentingnya materi di perusahaan
dengan kebutuhan yang dipilih.
manajerial perusahaan.
7. Menjelaskan tugas
terstruktur yang akan
dikerjakan mahasiswa.

II. Penyajian C- 1. Memotivasi mahasiswa 100’ Setiap


Materi onfidence untuk mengembangkan kelompok
kemampuan analisis mempresen-
fenomena bisnis di tasikan secara
lingkup perusahaan. bergilir satu
2. Mendorong mahasiswa pertemuan satu
untuk menyampaikan kelompok
pandangan tentang sehingga akan
kasus-kasus yang lebih fokus
terjadi dalam pada kasu2-
perusahaan. kasus yang
3. Memberikan gambaran terjadi pada
karir yang mungkin satu
ditekuni oleh perusahaan.
mahasiswa dengan
menguasai mata kuliah
akuntansi manajemen.

III. Penutup S- 1. Mengevaluasi amatan 30’ Saling tukar


atisfiction mahasiswa atas studi informasi
kasus yang dikerjakan mengenai
dengan memberi fakta-fakta
reward berupa poin yang terjadi
tambahan dalam pada berbagai
penilaian atau dengan jenis
penilaian verbal. perusahaan
2. Memberikan yang
kesempatan bagi didiskusikan
kelompok terbaik setiap
untuk ikut kelompok.
mengevaluasi hasil
kerja kelompok lain
yang masih belum

73
Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Model Waktu Keterangan
Pembelajaran Motivasi Belajar
lengkap.
3. Menyampaikan
pencapaian mahasiswa
dalam
kemamppuannya
menganalisis kasus
dari pertemuan
sebelumnya.

5. Model dan Metode Pembelajaran

LEMBAR PENGEMBANGAN MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Indikator
a. Mata Kuliah/Semester
Akuntansi Manajemen/ 4
b. Capaian Pembelajaran/Standar Kompetensi
Mengidentifikasi informasi akuntansi manajemen dalam implementasi keuangan
perusahaan
c. Kemampuan Akhir
 Mahasiswa mampu menguraikan dan memahami informasi akuntansi
manajemen
 Mahasiswa mampu menjelaskan dan membedakan informasi akuntansi penuh,
akuntansi diferensial, dan akuntansi pertanggungjawaban.
 Mahasiswa mampu mengaplikasikan informasi akuntansi pada anggaran
perusahaan.
d. Bahan Kajian/Materi Pokok
 Karakteristik AkuntansiManajemen
 Informasi Akuntansi Penuh
 Informasi Akuntansi Diferensial
 Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
 Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial dalam Perencanaan Jangka
Pendek

74
 Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial dalam Keputusan Investasi
 Penggunaan Informasi Akuntansi Penuh dalam Penentuan Harga Jual
 Penggunaan Informasi Akuntansi Penuh dalam Penentuan Harga Harga
Transfer
 Penggunaan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penilaian
Kinerja
 Penggunaan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penyususnan
Anggaran
2. ModelPembelajaran yang dipilih adalah Colaborative Learning
Metode Pembelajaran yang dipilih adalah ceramah, kerja kelompok, tugas, dan
diskusi
a. Tujuan
Mahasiswa mampu memecahkan masalah bersama dalam kelompok, bertukar
pendapat, berbagi pengalaman, saling bantu satu sama lain.
b. Alasan
Dengan metode ini mahasiswa mampu mengenal lingkungan dengan baik dan
berlatih kerja tim untuk menyelesaikan tujuan.
c. Manfaat
Menumbuhkan leadership mahasiswa
d. Prosedur/Langkah
Menggunakan jenis model Students Teams Achievement Division (STAD) dengan
langkah-langkah dosen melakukan presentasi, membentuk tim, memberi kuis,
melakukan penilaian individual dan penghargaan terhadap tim.
e. Lingkungan belajar (spesifik)
Kelas dibuat lingkaran-lingkaran kecil sesuai kelompok yang dibentuk
f. Hasil belajar yang diharapkan, berupa
 Dampak instruksional
 Mahasiswa dapat bekal dalam menghadapi situasi tertentu baik dalam
kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
 Mahasiswa berkembang kreativitasnya, karena diberi kesempatan untuk
memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan
 Mahasiwa akan lebih terpupuk keberanian dan kemandiriannya

75
 Dampak pengiring
 Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasisosial yang problematis.
 Simulasi dapat meningkatkan gairah mahasiswa dalam proses
permbelajaran.
g. Kriteria keberhasilan (unjuk kerja siswa setelah belajar dengan model tsb)
Mahasiswa lebih memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas secara
berkelompok dan tumbuh jiwa leadershipnya.
h. Sistem sosial dan kondisi yang mendukung tercapainya tujuan/kompetensi
Lingkungan yang kondusif

6. Analisis Kompetensi (Peta Kompetensi)

76
PETA KOMPETENSIMATA KULIAH AKUNTANSIMANAJEMEN

Mampu merancang, menyusun, dan


menetapkan Activity Based Costing

Mampu mengkategorisasikan, Mengkaitkan, dan


Merumuskan berdasarkan teori dan kasus
pemasaran

Mengidentifikasikan Mengidentifikasikan
Mengidantifikasi dan Mengidentifikasikan Mengidentifikasikan
dan menjelaskan dan menjelaskan
mengkategorikan dan menjelaskan biaya dan menjelaskan
bagaimana keuntungan dan
biayalangsung dan tetap dan biaya perbedaan ABC dan
memisahkan biaya kelemahan
tidak langsug variabel biaya tradisional
tenaga kerja menggunakan ABC

Mendefinisikan dan menerangkan teori


Activity Based Costing

Penggunaan metode Activity Based Costing

77
7. Penyusunan RPS dan RPP

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Matakuliah : Akuntansi Manajemen


Kode : AK4-6
Semester : Genap (4)...... Prodi/Fakultas : Akuntansi/FE
SKS : 3 SKS................ Dosen : M. Elfan Kaukab, S.E., M.M
CapaianPembelajaran : (Lihat Kurikulum PT Prodi)

Metode Alokasi waktu Pengalaman


Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Mampu menafsirkan Karakteristik Ceramah, diskusi, 1 Mahasiswa dapat 9%
Karakteristik Akuntansi danpresentasi Mahasiswa menjelaskan:
Akuntansi Manajemen Manajemen kerja  Akuntansi
kelompok, manajemen sebagai
presentasi suatu tipe akuntanasi
materi, dan  Perkembangan
diskusi. peran akuntansi
manajemen sebagai
suatu tipe akuntansi
 Akuntansi
manajemen sebagai
suatu tipe informasi

78
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
 Tipe informasi
akuntansi
manajemen
 Manfaat informasi
akuntansi
manajemen
 Trend yang
mempengaruhi
manajemen
 Dampak
perkembangan
teknologi informasi
terhadap kebutuhan
manajemen akan
informasi akuntansi
 Respon akuntansi
manajemen terhadap
kebutuhan
manajemen akan
informasi akuntansi

79
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Mampu menafsirkan Informasi 2 Mahasiswa Mahasiswa dapat 9%
Informasi Akuntansi Akuntansi Penuh kerja menjelaskan:
Penuh kelompok,  Konsep informasi
presentasi akuntansi penuh
materi, dan  Manfaat informasi
diskusi. akuntansi penuh
 Rekayasa informasi
akuntansi penuh

Mampu menafsirkan Informasi Ceramah, diskusi, 3 Mahasiswa Mahasiswa dapat 9%


Informasi Akuntansi Akuntansi dan presentasi kerja menjelaskan:
Diferensial Diferensial kelompok,  Proses pengambilan
presentasi keputusan
materi, dan  Peran informasi
diskusi. akuntansi
manajemen dalam
pengambilan
keputusan
 Konsep informasi
akuntansi diferensial
 Biaya diferensial
sebagai bagian
informasi akuntansi
diferensial

80
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
 Manfaat informasi
akuntansi diferensial
dalam pengambilan
keputusan
 Pengaruh pajak
penghasilan
terhadap
pengambilan
keputusan

Mampu menafsirkan Informasi Ceramah, diskusi, 4 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 9%


Informasi Akuntansi Akuntansi tugas, dan presentasi kerja menjelaskan:
Pertanggungjawaban Pertanggungjawaba kelompok,  Perkembangan
n presentasi metode
materi, dan pengendalian biaya
diskusi.  Konsep informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
 Manfaat informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
 Asumsi perilaku
dalam sistem
akuntansi

81
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
pertanggungjawaban
tradicional
 Activity-based
reponsibility
accounting system
 Rekayasa informasi
akuntansi
pertanggungjawaban

Mampu menafsirkan Penggunaan Ceramah, diskusi, 5 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 9%


Penggunaan Informasi Informasi danpresentasi kerja menjelaskan:
Akuntansi Diferensial Akuntansi kelompok,  Perencanaan laba
dalam Perencanaan Diferensial dalam presentasi jangka pendek
Jangka Pendek Perencanaan materi, dan  Rekayasa parameter
Jangka Pendek diskusi. untuk perencanaan
laba jangka pendek
 Analisis biaya-
volume-laba

Mampu menafsirkan Penggunaan Ceramah, diskusi, 6 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 9%


Penggunaan Informasi Informasi dan presentasi kerja menjelaskan:
Akuntansi Diferensial Akuntansi kelompok,  Investasi
dalam Keputusan Diferensial dalam presentasi  Informasi akuntansi
Investasi Keputusan materi, dan manajemen

82
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Investasi diskusi.  Pajak penghasilan
dan keputusan
investasi
 Biaya kesempatan
dan pajak
penghasilan
 Criteria penilaian
investasi
 Asumsi yang
melandasi present
value dan
discounted cash
flows method
 Biaya modal (cost of
capital)
 Pengambilan
keputusan investasi
dalam lingkungan
manufaktur maju

Mampu menafsirkan Evaluasi dan Studi Diskusi dan 7 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 6%
materi selama enam Kasus presentasi kerja menjelaskan:
pertemuan dengan kelompok,  Karakteristik
komprehensif presentasi AkuntansiManajeme

83
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
materi, dan n
diskusi.  Informasi Akuntansi
Penuh
 Informasi Akuntansi
Diferensial
 Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban
 Penggunaan
Informasi Akuntansi
Diferensial dalam
Perencanaan Jangka
Pendek
 Penggunaan
Informasi Akuntansi
Diferensial dalam
Keputusan Investasi

8
Mampu menafsirkan Penggunaan Ceramah, diskusi, 9 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 9%
Penggunaan Informasi Informasi danpresentasitugas kerja menjelaskan:
Akuntansi Penuh Akuntansi Penuh kelompok,  Keputusan
dalam Penentuan dalam Penentuan presentasi penentuan harga jual
Harga Jual Harga Jual materi, dan  Manfaat informasi
diskusi. biaya penuh dalam

84
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
keputusan
penentuan harga jual
 Metode penentuan
harga jual

Mampu menafsirkan Penggunaan Ceramah, diskusi, 10 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 9%


Penggunaan Informasi Informasi danpresentasitugas kerja menjelaskan:
Akuntansi Penuh Akuntansi Penuh kelompok,  Latar belakang
dalam Penentuan dalam Penentuan presentasi timbulnya masalah
HargaHarga Transfer HargaHarga materi, dan harga transfer
Transfer diskusi.  Konsep harga
transfer
 Masalah yang
dirundingkan dalam
penentuan harga
transfer
 Metode penentuan
harga transfer
 Masalah dalam
penentuan harga
transfer
 Pengelolaan harga
transfer

85
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Mampu menafsirkan Penggunaan Ceramah, diskusi, 11 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 9%
Penggunaan Informasi Informasi dan presentasi tugas kerja menjelaskan:
Akuntansi Akuntansi kelompok,  Definisi penilaian
Pertanggungjawaband Pertanggungjawaba presentasi kinerja
alam Penilaian ndalam Penilaian materi, dan  Manfaat penilaian
Kinerja Kinerja diskusi. kinerja
 Tahap penilaian
kinerja
 Ukuran kinerja
 Peran informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
dalam
penilaiankinerja
pusat
pertanggungjawaban
 Prduktivitas sebagai
pengukur kinerja
 Aspek perilaku
dalam penilaian
kinerja dengan
menggunakan
informasi akuntansi

86
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Mampu menafsirkan Penggunaan Ceramah, diskusi, 12 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 9%
Penggunaan Informasi Informasi dan presentasi tugas kerja menjelaskan:
Akuntansi Akuntansi kelompok,  Definisi anggaran
Pertanggungjawaband Pertanggungjawaba presentasi  Mengapa prusahaan
alam Penyususnan ndalam materi, dan menyusun
Anggaran Penyususnan diskusi. anggaran?
Anggaran  Karakteristik
anggaran
 Kedudukan
anggaran dalam
perencanaan
menyeluruh
perusahaan
 Fungsi anggaran
 Organisasi
penyususnan
anggaran
 Aspek teknis dalam
peyususnan
anggaran
 Aspek perilaku
dalam penyusunan
anggaran

87
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Mampu menafsirkan Evaluasi dan Studi Presentasi dan 13 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 6%
materi selama enam Kasus diskusi kerja menjelaskan:
pertemuan dengan kelompok,  Penggunaan
komprehensif presentasi Informasi Akuntansi
materi, dan Penuh dalam
diskusi. Penentuan Harga
Jual
 Penggunaan
Informasi Akuntansi
Penuh dalam
Penentuan
HargaHarga
Transfer
 Penggunaan
Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban
dalam Penilaian
Kinerja
 Penggunaan
Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban
dalam Penyususnan
Anggaran

88
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
14
Jumlah 100%

DaftarReferensi:
ACCA. Management Accounting. 1st ed. London: BPP Learning Media, 2009.
Maher, Michael W., Clyde P. Stickney, Roman L. Weil, Sidney Davidson. Managerial Accounting. 4thed. New York: Harcourt Brace
Jovanovich, 1991.
Mulyadi. Akuntansi Manajemen. Ed. 3. Jakarta: SalembaEmpat, 2001.
Supriyono. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan Globalisasi. Yogyakarta: BPFE, 1994.

Wonosobo, Juli 2019


Program Studi

( Sri Hartiyah, S.E., M.Si., Ak, CA. )

89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PRODI AKUNTANSI / FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH DI WONOSOBO

Nama Dosen : M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.


NIP/NIDN : 0627088202
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Kode Mata Kuliah : AK4-6
Semester/sks : 4/3 sks
Tahapan Kemampuan : Mampu Menafsirkan Karakteristik Akuntansi Manajemen
Pertemuan :1

90
Metode Alokasi
No Tahap Kegiatan Pembelajaran Media Sumber Belajar* Penilaian*
Pembelajaran Waktu

1 Pendahuluan  Salam pembuka Ceramah, Slide 20’  ACCA. Management Acounting.  Penilaian
 Review pertemuan presentasi power 1st ed. London: BPP Learning Kognitif (UTS
sebelumnya mahasiswa, dan point, Media, 2009. 25%, UAS 50%)
 Penjelasan materi secara diskusi proyektor,  Penilaian Afektif
 Maher, Michael W., Clyde P.
umum dan white (Kehadiran 10%,
Stickney, Roman L. Weil, Sidney Tugas terstrukrur
board
Davidson. Managerial 10%
Accounting. 4th ed. New York:  Penilaian
Harcourt Brace Jovanovich, Psikomotorik
2 Inti  Penyajian dan penjelasan 100’
1991. (Keaktifan 5%)
materi yang dibahas
dalam pertemuan ini  Mulyadi. AkuntansiManajemen.
yaitumemahami Ed. 3. Jakarta: SalembaEmpat,
karakteristik Informasi 2001.
Akuntansi Manajemen  Supriyono.
 Presentasi mahasiswa
AkuntansiBiayadanAkuntansiMa
 Diskusi
najemenuntukTeknologiMajudan
3 Penutup  Penjelasan inti materi 30’
berupa ide dan gagasan Globalisasi. Yogyakarta: BPFE,
baru 1994.
 Kesimpulan

Wonosobo, 29 Juli 2019


Pengampu,

(M. Elfan Kukab, S.E., M.M.)

91
8. PHB: Kognitif

LEMBAR KERJA

Materi : Penilaian Hasil Belajar Kognitif


Urian Tugas : Form kisi-kisi dan contoh soal obyektif dan essay

1. Kisi-kisi Soal Essay

C1 C2 C3 C4, C5, C6
KAJIAN
No JML
MATERI
md sd sk md sd sk md sd sk md Sd sk

1 Bab 1 - - - - - - - - - - - 1 1

2 Bab 2 - 2 - - 3 - - - - - - - 2

3 Bab 3 - - - - - - - - - - 4 5 2

JML - 1 - - 1 - - - - - 1 2 5

2. Kisi-kisi Soal Obyektif

C1 C2 C3 C4, C5, C6
KAJIAN
No JML
MATERI
md sd sk md sd sk md sd sk md Sd sk

1 Bab 1 1 - - 2 - - - - - - 3 - 3

2 Bab 2 - 4 - - 5 - 6 7 - - - - 4
1
3 Bab 3 - - - - - - - - 8 - 9 3
0
JML 1 1 - 1 1 - 1 1 1 - 2 1 10

3. Contoh Soal Essay


PT Sukses adalah perusahaan yang mengoperasikan sebuah pabrik pembuatan
tongkat sihir dengan produk utamanya. Produknya itu berupa “Tongkat Sihir
Manual” dan “Tongkat Sihir Otomatis”. Pemilik perusahaan saat ini menggunakan
pendekatan tradisional untuk menentukan harga pokok untuk setiap produk yang
dihasilkan. Tuan Langko mempertimbangkan ingin mengubah system penentuan
harga pokoknya dari pendekatan tradisional (Volume Based Costing) menjadi
pendekatan ABC (Activity Based Costing). Sebelum mengubah system penentuan

92
harga pokok yang ada, Tuan Langko ingin melihat dampak dari perubahan kebijakan
tersebut. Berikut adalah data perusahaan 1 tahun terakhir.

Jam Kerja Set Up


Jenis Kuantitas Biaya Utama Pembungkus
Langsung Mesin
Produk (Unit) (Rp) (Rp)
(Jam) (Unit)

TSM 100.000 900.000 20.000 1.000.000 100


TSO 200.000 1.100.000 30.000 1.500.000 50

Total 300.000 2.000.000 50.000 2.500.000 150

Dengan system sekarang semua BOP ditetapkan pada setiap jenis tongkat dihasilkan
berdasarkan jam kerja langsung. Jika Tuan Langko mengubah pendekatan penentuan
harga pokok dengan menggunakan ABC (Activity Based Costing). Produk diubah
menjadi 2 batch yaitu, “Batch-TSO (Tongkat Sihir Otomatis)” dan “Batch-TSM
(Tongkat Sihir Manual)” dimana semua BOP dapat di trace kemasing-masing batch
dengan hasil sebagai berikut:

Biaya Entertain Biaya Pengepakan Biaya Set Up Total Biaya


Batch
Karyawan (Rp) Plastik (Rp) Mesin (Rp) (Rp)
TSO 2.500.000 500.000 1.250.000 4.250.000
TSM 2.000.000 250.000 1.000.000 3.250.000

Jikaandasebagaimanajerproduksi, diminta:
1) Hitung unit cost berdasarkanpendekatantradisionalatau VBC (Volume Based
Costing)?
2) Hitung unit cost berdasarkanpendekatan ABC (Activity Based Costing)?

4. Contoh Soal Objektif


1) Perhitungan biaya per unit dimaksudkan untuk...?
a. Penilaian persediaan
b. Penentuan pendapatan
c. Penetapan harga
d. Semua jawaban benar
2) Bagaimana caranya perhitungan suatu biaya per unit?
a. Dengan membagi total biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi
dengan jumlah unit yang diproduksi
b. Dengan menambahkan semua biaya variabel per unit yang berkaitan dengan
unit yang diproduksi
c. Dengan membagi total biaya tetap dengan jumlah unit yang diproduksid.
d. Dengan menambahkan biaya variabel per unit pada total biaya tetap

93
3) Istilah apa yang digunakan untuk menggambarkan proses penentuan jumlah
moneter dari bahanbaku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik
dalam produksi?
a. Persetujuan biaya
b. Pengukuran biaya
c. Objek biaya
d. Penentuan biaya
4) Menurut anda manakah dari pernyataan berikut yang menggunakan perhitungan
biaya dengan menggunakan perhitungan konvensional?
a. Bahan baku langsung aktual, tenaga kerja langsung aktual, biaya overhead
pabrikdimasukkan pada perhitungan biaya total produk
b. Bahan baku langsung dimasukkan pada produk, sedangkan tenaga kerja
langsung dan BOPdihitung berdasarkan tingkat biaya yang dianggarkan
c. Tenaga kerja langsung aktual dimasukkan pada produk, sedangkan bahan baku
langsungdan BOP dihitung berdasarkan tingkat biaya yang dianggarkan
d. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung aktual dimasukkan pada
produk,sedangkan BOP dihitung berdasarkan tingkat biaya yang dianggarkan
5) Mengapa sistem perhitungan biaya produksi berdasarkan aktivitas sangat jarang
dilakukandalam prakteknya?
a. Karena sangat sulit dalam memeroleh informasi biaya utama aktual
b. Karena sangat sulit dalam memeroleh informasi biaya konversi aktual
c. Biaya utama tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan produk dan jasa secara
mudah
d. Biaya dan tenaga yang dibutuhkan untuk menentukan cost driver sangat besar

9. PHB: Afektif
LEMBAR KERJA

Materi :PenilaianHasilBelajarAfektif
UrianTugas :Buatlahkisi-kisiinstrumenafektifdancontohinstrumenafektif

Kisi-kisi :MinatbelajarmahasiswaterhadapmatakuliahAkuntansi Manajemen

No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya senang belajar mata kuliah Akuntansi Manajemen
2. Saya merasa antusias untuk mengikuti mata kuliah
Akuntansi Manajemen

3. Saya datang tepat waktu saat jadwal mata Akuntansi


Manajemen

94
No Pernyataan SS S TS STS
4. Mata kuliah Akuntansi Manajemen sangat menarik bagi
saya

5. Saya memperhatikan penjelasan dosen saat mata kuliah


Akuntansi Manajemen
6. Saya berusaha mengumpulkan tugas mata kuliah
Akuntansi Manajemen tepat waktu

Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

10. PHB: Psikomotorik

LEMBAR KERJA
PENILAIAN KETRAMPILAN PSIKOMOTOR
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Semester / SKS : IV/3 SKS
Keterampilan Psikomotor yang Dinilai : Presentasi
Waktu :135 Menit
Penilai : M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.

NO DIMENSI 4 3 2 1
1. Tatapan mata fokus mengarah ke audiens
2. Tampil dengan penuh percaya diri
3. Gerakan tubuh luwes
4. Mimik wajah ekspresif
5. Intonasi suara

Jumlah Skor
Jumlah Skor x 5
Keterangan:
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Kurang Baik
1 : Tidak Baik

95
11. Asesmen Kinerja

ASESMEN KINERJA

Nama : .............................................................
NIM : .............................................................
Kelas : .............................................................
Judul Makalah : .............................................................

Kriteria
Laporan Aspek Nilai
4 3 2 1
A. Isi Pendahluan Sistematis, Tidak Sistematis, Sistematis, latar Tidak
60% latar belakang latar belakang belakang dan Sistematis, latar
dan tujuan dan tujuan tujuan penulisan belakang dan
penulisan penulisan sesuai tidak sesuai tujuan penulisan
sesuai tidak sesuai

Pembahasan Lengkap, Lengkap, tidak Tidak lengkap, Tidak lengkap,


materi sesuai, dan sesuai, dan tidak tidak sesuai, dan tidak sesuai, dan
menyeluruh menyeluruh menyeluruh tidak
menyeluruh

Simpulan Menjawab Menjawab tujuan, Tidak Tidak


tujuan, tidak singkat, dan menjawab menjawab
singkat, dan padat tujuan, singkat, tujuan, tidak
padat dan padat singkat, dan
padat

Daftar Penyusunan Penyusunan Penyusunan Penyusunan


Pustaka alfabetis, alfabetis, alfabetis, alfabetis,
Referensi 10 Referensi lebih 10 Referensi 10 Referensi lebih
tahun terakhir, tahun disertai 2 tahun terakhir, 10 tahun, tidak
disertai 3 jurnal disertai 1 jurnal disertai jurnal
jurnal

Skor A

Nilai A (60%) = Skor A x 60%

B. Umum Sistematika Sistematik Tidak sistematik Sistematik dan Tidak sistematik


laporan dan lengkap dan lengkap tidak lengkap dan tidak
40% lengkap

Isi laporan Pembahasan Pembahasan Pembahasan Pembahasan


mendetail, mendetail, bahasa tidak mendetail, tidak mendetail,
bahasa tidak komunikatif bahasa bahasa tidak
komunikatif komunikatif komunikatif

Kertepatan Sesuai waktu Terlambat 1 hari Terlambat 2-3 Terlambat lebih


waktu yang dari waktu yang hari dari waktu dari 3 hari dari
pengumpulan ditentukan ditentukan yang ditentukan waktu yang
ditentukan

Skor B

Nilai B (40%)= Skor B x 40%

Nilai akhir = (Nilai A + Nilai B)

96
12. Kontrak Pembelajaran

KONTRAK PEMBELAJARAN

Akuntansi Manajemen

Semester : IV / 3 sks
Program Studi : Akuntansi

Oleh:
M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN


JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2019

97
I. Identitas Mata kuliah

Nama Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen


Kode : AK4-6
Bobot : 3 sks
Semester : IV (Empat)
Program Studi : Akuntansi
Pengampu : M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.
Waktu/Ruang : 08.00-10.00 wib / E1
Pertemuan/Kuliah : Tatap muka

II. Manfaat Mata kuliah

Memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang


memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi
kontrol.

III. Deskripsi Matakuliah

Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi yang


berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau
manajemen dalam suatu organisasi.

IV. Kompetensi Dasar dan Indikator

No Kompetensi Dasar Indikator


1 Karakteristik Akuntansi  Akuntansi manajemen sebagai suatu
Manajemen tipe akuntanasi
 Perkembangan peran akuntansi
manajemen sebagai suatu tipe
akuntansi
 Akuntansi manajemen sebagai suatu
tipe informasi
 Tipe informasi akuntansi manajemen
 Manfaat informasi akuntansi
manajemen
 Trend yang mempengaruhi manajemen
 Dampak perkembangan teknologi
informasi terhadap kebutuhan
manajemen akan informasi akuntansi
 Respon akuntansi manajemen terhadap
kebutuhan manajemen akan informasi
akuntansi

98
2 Informasi Akuntansi Penuh  Konsep informasi akuntansi penuh
 Manfaat informasi akuntansi penuh
 Rekayasa informasi akuntansi penuh

3 Informasi Akuntansi Diferensial  Proses pengambilan keputusan


 Peran informasi akuntansi manajemen
dalam pengambilan keputusan
 Konsep informasi akuntansi diferensial
 Biaya diferensial sebagai bagian
informasi akuntansi diferensial
 Manfaat informasi akuntansi
diferensial dalam pengambilan
keputusan
 Pengaruh pajak penghasilan terhadap
pengambilan keputusan

4 Informasi Akuntansi  Perkembangan metode pengendalian


Pertanggungjawaban biaya
 Konsep informasi akuntansi
pertanggungjawaban
 Manfaat informasi akuntansi
pertanggungjawaban
 Asumsi perilaku dalam sistem
akuntansi pertanggungjawaban
tradicional
 Activity-based reponsibility accounting
system
 Rekayasa informasi akuntansi
pertanggungjawaban

5 Penggunaan Informasi Akuntansi  Perencanaan laba jangka pendek


Diferensial dalam Perencanaan  Rekayasa parameter untuk
Jangka Pendek perencanaan laba jangka pendek
 Analisis biaya-volume-laba

6 Penggunaan Informasi Akuntansi  Investasi


Diferensial dalam Keputusan  Informasi akuntansi manajemen
Investasi  Pajak penghasilan dan keputusan
investasi
 Biaya kesempatan dan pajak
penghasilan
 Criteria penilaian investasi
 Asumsi yang melandasi present value
dan discounted cash flows method
 Biaya modal (cost of capital)
 Pengambilan keputusan investasi

99
dalam lingkungan manufaktur maju

7 Penggunaan Informasi Akuntansi  Keputusan penentuan harga jual


Penuh dalam Penentuan Harga  Manfaat informasi biaya penuh dalam
Jual keputusan penentuan harga jual
 Metode penentuan harga jual

8 Penggunaan Informasi Akuntansi  Latar belakang timbulnya masalah


Penuh dalam Penentuan Harga harga transfer
Harga Transfer  Konsep harga transfer
 Masalah yang dirundingkan dalam
penentuan harga transfer
 Metode penentuan harga transfer
 Masalah dalam penentuan harga
transfer
 Pengelolaan harga transfer

Penggunaan Informasi Akuntansi  Definisi penilaian kinerja


Pertanggungjawaban dalam  Manfaat penilaian kinerja
Penilaian Kinerja  Tahap penilaian kinerja
 Ukuran kinerja
 Peran informasi akuntansi
pertanggungjawaban dalam
penilaiankinerja pusat
pertanggungjawaban
 Prduktivitas sebagai pengukur kinerja
 Aspek perilaku dalam penilaian kinerja
dengan menggunakan informasi
akuntansi

Penggunaan Informasi Akuntansi  Definisi anggaran


Pertanggungjawaban dalam  Mengapa prusahaan menyusun
Penyususnan Anggaran anggaran?
 Karakteristik anggaran
 Kedudukan anggaran dalam
perencanaan menyeluruh perusahaan
 Fungsi anggaran
 Organisasi penyususnan anggaran
 Aspek teknis dalam peyususnan
anggaran
 Aspek perilaku dalam penyusunan
anggaran

100
V. Organisasi Materi

INFORMASI Informasi Kuantitatif Informasi Nonakuntansi

Informasi Nonkuantitatif
Informasi Operasi

Informasi Akuntansi

Inf. Akt. Keuangan

Informasi Akt. Penuh

Inf. Akt. Manajemen

Inf. Akt. Diferensial

Inf. Akt.
Pertanggungjawaban

VI. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran

Mata kuliah agama Akuntasni Manajemen menggunakan


Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan
konsep belajar yang membantu dosen mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata mahasiswa dan mendorong mahasiswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan.

Metode yang akan digunakan dalam pembelajaran antara lain ceramah, tanya
jawab, brain storming (curah pendapat), diskusi kelompok, simulasi, Student Team
Achievment Division, metode jigsaw, karya wisata, talking stick, dan debat.

Strategi yang digunakan antara lain inkuiri, berbasis masalah, dan kooperatif.
Dengan menggunakan pendekatan, metode dan strategi pembelajaran yang inovatif
akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

101
VII. Sumber Belajar

ACCA. Management Accounting. 1st ed. London: BPP Learning Media, 2009.

Maher, Michael W., Clyde P. Stickney, Roman L. Weil, Sidney Davidson. Managerial
Accounting. 4th ed. New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1991.
Mulyadi. Akuntansi Manajemen. Ed. 3. Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Supriyono. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan
Globalisasi. Yogyakarta: BPFE, 1994.

VIII. Tugas

Mahasiswa dibagi menjadi 6 kelompok kecil, kemudian setiap kelompok membuat


makalah sesuai dengan materi yang sudah ditentukan, disertai dengan power point.
Tugas ini diberikan dengan maksud agar mahasiswa mampu menemukan makna dan
mampu memecahkan masalah dengan cara berkolaborasi. Tugas ini dikerjakan pada
awal perkuliahan dan dikumpulkan di pertemuan ke-3.

Tugas individu untuk mahasiswa adalah membuat mind mapping yang berisi tentang
semua materi perkuliahan dikumpulkan pada akhir perkuliahan. Tugas ini diberikan
dengan maksud agar mahasiswa mampu memahami mata kuliah dengan mudah dengan
melihat peta materi.

IX. Penilaian

Rubrik Penilaian Presentasi Mahasiswa


No Aspek yang dinilai Kriteria Skor
Materi presentasi disajikan secara runtut dan sistematis 4
Materi presentasi disajikan secara runtut tetapi kurang
3
sistematis
1 Sistematika presentasi Materi presentasi disajikan secara kurang runtut dan tidak
2
sistematis
Materi presentasi disajikan secara tidak runtut dan tidak
1
sistematis
Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami 4
Bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami 3
2 Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan agak sulit dipahami 2
Bahasa yang digunakan sangat sulit dipahami 1
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang tepat
4
Ketepatan intonasi dan dan artikulasi/lafal yang jelas
3
kejelasan artikulasi Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang agak
3
tepat dan artikulasi/lafal yang agak jelas

102
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang kurang
2
tepat dan artikulasi/lafal yang kurang jelas
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang tidak
1
tepat dan artikulasi/lafal yang tidak jelas
Mampu mempertahankan dan menanggapi
4
pertanyaan/sanggahan dengan arif dan bijaksana
Kemampuan Mampu mempertahankan dan menanggapi
3
mempertahankan dan pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
4
menanggapi pertanyaan Kurang mampu mempertahankan dan menanggapi
2
atau sanggahan pertanyaan atau sanggahan dengan baik
Sangat kurang mampu mempertahankan dan menanggapi
1
pertanyaan
Nilai Akhir= (Jumlah Skor : 16) x 100
Rubrik Penilaian Tugas Mind Mapping
Kriteria Level 4 (sangat Level 3 (baik) Level 2 (cukup) Level 1 (sangat
baik) kurang)
Kata kunci Penggunaan kata Semua ide ditulis Penggunaan kata Tidak ada atau sangat
kunci yang sangat dalam kata kunci kunci terbatas terbatas dalam
efektif (semua ide dan kalimat (semua ide ditulis pemilihan kata kunci
dituis dalam dalam bentuk (beberapa ide ditulis
bentuk kata kalimat) dalam bentuk
kunci) paragraph
Hubungan Menggunakan Menggunakan 3 Menggunakan 2 Hanya menggunakan
cabang lebih dari 3 cabang cabang 1 cabang
utama cabang
dengan
cabang
lainnya
Desain Mengggunakan Mengggunakan Mengggunakan Tidak mengggunakan
(warna dan warna berbeda warna berbeda warna berbeda warna dan gambar
gambar) disetiap cabang disetiap cabang dan disetiap cabang dan atau hanya
dan pemberian pemberian gambar/ pemberian gambar/ menggunakan satu
gambar/ simbol simbol hanya pada simbol pada ide warna
pada ide sentral, ide sentral, dan sentral
cabang utama dan cabang utama
cabang lainnya
sangat baik =4
baik =3
cukup =2
sangat kurang = 1
Nilai akhir = (jumlah skor: 12) x 100

Rubrik Penilaian Makalah


Kriteria
Laporan Aspek Nilai
4 3 2 1
A. Isi 1. Pendahuluan Sistematis. Tidak Sistimatis. Tidak sistimatis.
60% Latar belakang sistimatis. Latar Latar belakang
dan tujuan Latar belakang belakang dan dan tujuan
penulisan dan tujuan tujuan penulisan tidak
sesuai. penulisan penulisan sesuai
sesuai tidak sesuai

103
2. Pembahasan Lengkap, sesuai Lengkap, Tidak Tidak lengkap dan
Materi dan menyeluruh tidak sesuai, lengkap, tidak tidak sesuai, tidak
tidak sesuai, menyeluruh
menyeluruh menyeluruh
3. Simpulan Menjawab Menjawab Tidak Tidak menjawab
tujuan, singkat tujuan tidak menjawab tujuan, tidak
dan padat singkat dan tujuan, singkat dan padat
padat singkat dan
padat
4. Daftar Penyusunan Penyusunan Penyusunan Penyusunan tidak
Pustaka alfabetis (sistem alfabetis tidak alfabetis alfabetis (sistem
Harvard), (sistem (sistem Harvard),
referensi 10 Harvard), Harvard), referensi lebih dari
tahun terakhir, referensi lebih referensi 10 10 tahun terakhir,
disertakan 3 dari 10 tahun tahun tidak disertakan
jurnal terakhir, terakhir, jurnal
disertakan 2 disertakan 1
jurnal jurnal
Skore A
Nilai A (60%) = Skor Ax60%
B. Umu 1. Sistematika Sistematik dan Lengkap, Sistematik, Tidak sistematik,
m Laporan lengkap tidak tidak lengkap tidak lengkap
40% sistematik
2. Isi Laporan Pembahasan Pembahasan Pembahasan Pembahasan tidak
mendetail, mendetail, tidak mendetail, bahasa
bahasa bahasa tidak mendetail, tidak komunikatif
komunikatif, komunikatif bahasa
komunikatif
3. Ketepatan Sesuai dengan Terlambat 1 Terlambat 2- Terlambat >3 hari
Waktu waktu yang hari dari 3 hari dari dari waktu yang
Pengumpulan ditentukan waktu yang waktu yang ditentukan
Laporan ditentukan tditentukan
Penelitian
Skore B
Nilai B (40%) = Skor Bx40%
Nilai Akhir = ((Nilai A+Nilai B)/14,4)x100
No Komponen Proporsi Penilaian (%)
1 Kehadiran 15
2 Tugas Terstruktur 30
3 Kontribusi dalam perkuliahan (pendapat, pertanyaan, dan penjelasan
10
yang berkaitan dengan materi)
4 UTS 20
5 UAS 25
Total 100

Disejutui:

Dosen Pengampu, Wonosobo, Agustus 2019


Perwakilan Mahasiswa,

(M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.) ( )

104
13. Pengembangan Bahan Ajar

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


Bahan ajar ini disusun oleh:
Nama : M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.
NPU : 11911113143
Dan digunakan sebagai bahan ajar pada:
Mata kuliah : Akuntansi Manajemen
Semester/Th. Akademik : IV (Empat) / 2019-2020
Prodi : Akuntansi
Disahkan pada tanggal:

Mengesahkan,
Wakil Ketua I Ketua Program Studi
Bidang Akademik, Akuntansi,

Kurniawati Mutmainah, S.E, M.Si. Sri Hartiyah, S.E., M.Si., Ak., C.A.

TINJAUAN MATA KULIAH

A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah


Memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan bisnis yang
memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan melakukan fungsi
kontrol.

B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah


Akuntansi Manajemen atau Akuntansi Manajerial adalah sistem akuntansi yang
berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau
manajemen dalam suatu organisasi.

C. Standar Kompetensi Mata Kuliah

105
Memahami penggunaan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan
manajerial

D. Susunan Urutan Bahan Ajar

MATERI PERKULIAHAN

BAB POKOK BAHASAN HAL-HAL YANG DITERANGKAN

1 Karakteristik  Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe


Akuntansi Manajemen akuntanasi
 Perkembangan peran akuntansi manajemen
sebagai suatu tipe akuntansi
 Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe
informasi
 Tipe informasi akuntansi manajemen
 Manfaat informasi akuntansi manajemen
 Trend yang mempengaruhi manajemen
 Dampak perkembangan teknologi informasi
terhadap kebutuhan manajemen akan informasi
akuntansi
 Respon akuntansi manajemen terhadap
kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi

2 Informasi Akuntansi  Konsep informasi akuntansi penuh


Penuh  Manfaat informasi akuntansi penuh
 Rekayasa informasi akuntansi penuh

3 Informasi Akuntansi  Proses pengambilan keputusan


Diferensial  Peran informasi akuntansi manajemen dalam
pengambilan keputusan
 Konsep informasi akuntansi diferensial
 Biaya diferensial sebagai bagian informasi
akuntansi diferensial
 Manfaat informasi akuntansi diferensial dalam
pengambilan keputusan
 Pengaruh pajak penghasilan terhadap
pengambilan keputusan

4 Informasi Akuntansi  Perkembangan metode pengendalian biaya


Pertanggungjawaban  Konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban
 Manfaat informasi akuntansi
pertanggungjawaban
 Asumsi perilaku dalam sistem akuntansi

106
pertanggungjawaban tradicional
 Activity-based reponsibility accounting system
 Rekayasa informasi akuntansi
pertanggungjawaban

5 Penggunaan Informasi  Perencanaan laba jangka pendek


Akuntansi Diferensial  Rekayasa parameter untuk perencanaan laba
dalam Perencanaan jangka pendek
Jangka Pendek  Analisis biaya-volume-laba

6 Penggunaan Informasi  Investasi


Akuntansi Diferensial  Informasi akuntansi manajemen
dalam Keputusan  Pajak penghasilan dan keputusan investasi
Investasi  Biaya kesempatan dan pajak penghasilan
 Criteria penilaian investasi
 Asumsi yang melandasi present value dan
discounted cash flows method
 Biaya modal (cost of capital)
 Pengambilan keputusan investasi dalam
lingkungan manufaktur maju

7 Penggunaan Informasi  Keputusan penentuan harga jual


Akuntansi Penuh  Manfaat informasi biaya penuh dalam keputusan
dalam Penentuan penentuan harga jual
Harga Jual  Metode penentuan harga jual

8 Penggunaan Informasi  Latar belakang timbulnya masalah harga transfer


Akuntansi Penuh  Konsep harga transfer
dalam Penentuan  Masalah yang dirundingkan dalam penentuan
Harga Harga Transfer harga transfer
 Metode penentuan harga transfer
 Masalah dalam penentuan harga transfer
 Pengelolaan harga transfer

9 Penggunaan Informasi  Definisi penilaian kinerja


Akuntansi  Manfaat penilaian kinerja
Pertanggungjawaban  Tahap penilaian kinerja
dalam Penilaian  Ukuran kinerja
Kinerja  Peran informasi akuntansi pertanggungjawaban
dalam penilaiankinerja pusat
pertanggungjawaban
 Prduktivitas sebagai pengukur kinerja
 Aspek perilaku dalam penilaian kinerja dengan
menggunakan informasi akuntansi

107
10 Penggunaan Informasi  Definisi anggaran
Akuntansi  Mengapa prusahaan menyusun anggaran?
Pertanggungjawaban  Karakteristik anggaran
dalam Penyususnan  Kedudukan anggaran dalam perencanaan
Anggaran menyeluruh perusahaan
 Fungsi anggaran
 Organisasi penyususnan anggaran
 Aspek teknis dalam peyususnan anggaran
 Aspek perilaku dalam penyusunan anggaran

BAB I
KARAKTER AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut: akuntansi manajemen
sebagai suatu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi.

Akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe akuntansi yang memiliki


karakteristik berlainan dengan akuntansi keuangan. Karena akuntansi manajemen
dimanfaatkan oleh pemakai dalam pengambilan keputusan yang sangat berbeda dengan
akuntansi keuangan, maka karakteristik akuntansi manajemen berbeda dengan
karakteristik akuntansi keuangan dalam hal: dasar pencatatan yang digunakan, fokus
dan lingkup informasi, sifat laporan yang dihasilkan, keterlibatan dalam perilaku
manusia, dan disiplin sumber yang melandasi. Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe
akuntansi merupakan sistem pengolahan informasi keuangan yang terutama ditujukan
untuk menyediakan informasi keuangan bagi keperluan manajemen. Peran akuntansi
manajemen dalam membantu manajemen untuk perencanaan dan pengendalian aktivitas
perusahaan berkembang melalui tiga tahap berikut ini: pencatat skor, penarik perhatian
manajemen, dan penyedia informasi bagi pengambil keputusan.

Akuntansi manajemen dapat dipandang pula sebagai suatu tipe informasi yang
merupakan keluaran yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi yang ditujukan
untuk menyediakan informasi keuangan bagi kepentingan manajemen.

Trend yang menyebabkan perubahan akuntansi manajemen adalah: (1)


kemajuan teknologi informasi, (2) implementasi JIT manufacturing, dan (3)
meningkatnya tuntutan mutu, (4) meningkatnya diversifikasi dan kompleksitas produk,

108
serta semakin pendeknya daur hidup produk, (5) diperkenalkannya computer-integrated
manufacuring.

Perkembangan teknologi informasi mempunyai dampak terhadap teknologi


pembuatan produk sejak saat didesain dan dikembangkan, diproduksi, sampai dengan
didistribusikan kepada customer. Di samping itu, perkembangan teknologi informasi
mempunya dampak terhadap sistem pengolahan informasi akuntansi untuk memenuhi
kebutuhan manajemen: (a) informasi biaya produk yang lebih cermat, (b) informasi
biaya overhead yang teliti, (c) informasi biaya daur hidup produk.

Untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi di dalam


perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi informasi maju, akuntansi
manajemen melakukan berbagai perubahan yang sifatnya mendasar sebagai berikut: (1)
pembebasan akuntansi manajemen dari dominasi akuntansi keuangan, (2) teknologi
informasi, (3) activity-based cost system, (4) target costing, (5) product-life cycle
costing.

Sebagai suatu tipe informasi, akuntansi manajemen merupakan informasi


kuantitatif, yang berupa informasi keuangan, yang dimanfaatkan oleh manajemen dalam
menjalankan fungsi pokok manajemen: perencanaan dan pengendalian aktivitas
perusahaan.

Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi dikelompokkan menjadi tiga


golongan: informasi akuntansi penuh, informasi akuntansi diferensial, dan informasi
akuntansi pertanggungjawaban. Informasi akuntansi penuh dimanfaatkan untuk
keperluan pelaporan keuangan, baik kepada pihak ekstern maupun kepada pihak intern,
analisis kemampuan untuk menghasilkan laba, pemenuhan jawaban atas pertanyaan
“berapa biaya sesuatu”, penentuan harga jual dalam cost-type contact, penyusunan
program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan harga
jual dalam perusahaan yang diatur oleh peraturan pemerintah.

BAB II
INFORMASI AKUNTANSI PENUH
Informasi akuntansi penuh adalah seluruh aktiva yang digunakan, seluruh
pendapatan yang diperoleh, dan/atau seluruh sumber daya yang digunakan untuk suatu
objek informasi.

109
 Informasi akuntansi penuh yang terdiri dari aktiva disebut dengan aktiva penuh
(full assets), yang merupakan aktiva yang langsung digunakan oleh suatu objek
informasi ditambah bagian yang adil aktiva tidak langsung yang dibebankan
kepada objek informasi tersebut.
 Informasi akuntansi penuh yang terdiri dari pendapatan disebut dengan
pendapatan penuh (full revenues), yang merupakan pendapatan yang langsung
didapat oleh suatu objek informasi ditambah bagian yang adil pendapatan tidak
langsung yang didapat oleh obek informasi tersebut.
 Informasi akuntansi penuh yang terdiri dari biaya disebut dengan biaya penuh
(full costs), yang merupakan biaya yang langsung digunakan oleh suatu objek
informasi ditambah bagian yang adil biaya tidak langsung yang dibebankan
kepada obek informasi tersebut. Objek informasi dapat berupa produk, keluarga
produk, departemen, divisi, aktivitas, atau perusahaan sebagai keseluruhan.

Informasi akuntansi penuh yang berupa informasi masa lalu bermanfaat untuk
pelaporan keuangan, analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis),
menjawab pertanyaan “berapa biaya sesuatu?”, dan penentuan harga jual dalam cocst-
type contract. Informasi akuntansi penuh yang berupa informasi masa yang akan datang
bermanfaat untuk penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga
transfer, dan penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah.

Dalam pelaporan keuangan, informasi akuntansi penuh masa lalu yang


bermanfaat adalah aktiva penuh, pendapatan penuh, dan biaya penuh. Untuk menjawab
pertanyaan “berapa biaya sesuatu”, informasi akuntansi penuh yang bermanfaat adalah
biaya penuh masa lalu. Penentuan harga jual dalam cost-type contract memerlukan
informasi akuntansi penuh berupa biaya penuh masa lalu.

Pertanyaan “Berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu” dapat dijawab
dengan menyajikan informasi biaya penuh yang bersangkutan dengan objek biaya.
Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu berperan bagi manajemen dalam:

1. Evaluasi konsumsi sumber daya yang dikorbankan untuk sesuatu,


2. Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melongok struktur
biaya perusahaan pesaing yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa,
(c) pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri,

110
3. Penentuan harga jual produk atau jasa,
4. Penyediaan kemudahan dalam penghilangan pemborosan dengan menyediakan
informasi biaya untuk aktivitas-bukan-penambah nilai,
5. Penyediaan informasi untuk improvement terhadap tingkat kemampuan produk
atau jasa dalam menghasilkan laba dengan memantau total biaya daur hidup
produk atau jasa,
6. Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melakukan
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang biaya mutu
(quality costs),
7. Cost reimbursement,
8. Inventory costing.

Dalam penyusunan program, manajemen memerlukan informasi akuntansi


penuh masa yang akan datang berupa aktiva penuh, pendapatan penuh, dan biaya penuh.
Dalam penentuan harga jual normal, informasi akuntansi penuh masa yang akan datang
yang bermanfaat adalah aktiva penuh dan biaya penuh. Biaya penuh yang dipakai
sebagai dasar penentuan harga jual normal dapat dihitung dengan salah satu dari tiga
pendekatan: full costing, variable costing, atau activity-based costing. Dalam penentuan
harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah, informasi akuntansi penuh masa
yang akan datang yang bermanfaat adalah aktiva penuh dan biaya penuh. Biaya penuh
yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan
pemerintah dihitung dengan menggunakan pedekatan full costing.

BAB III
INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL
Informasi akuntansi manajemen dibagi menjadi tiga tipe: (1) informasi akuntansi
penuh (full accounting information), (2) informasi akuntansi diferensial (differential
accounting information), dan (3) informasi akuntansi pertanggungjawaban
(responsibility accounting information). Masing-masing tipe informasi akuntansi
manajemen tersebut terdiri dari pendapatan, biaya, dan/atau aktiva.

Informasi akuntansi diferensial terdiri dari informasi pendapatan diferensial,


informasi biaya diferensial, dan/atau informasi aktiva diferensial bermanfaat bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan jangka pendek. Pengertian informasi biaya
diferensial tidak selalu sama dengan biaya variabel, biaya tetap, biaya tambahan

111
(incremental costs), biaya kesempatan (opportunity costs), dan biaya keluar dari saku
(out-of-pocket cost).

Informasi akuntansi diferensial bermanfaat bagi manajemen dalam pengambilan


keputusan membeli atau membuat sendiri, menjual atau memproses lebih lanjut suatu
produk, menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha
suatu bagian perusahaan, dan menerima atau menolak pesanan khusus.

Keputusan membeli atau membuat sendiri dibagi menjadi dua: (1) yang tidak
memerlukan investasi dalam aktiva tetap dan (2) yang memerlukan investasi dalam
aktiva tetap. Dalam pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri yang tidak
memerlukan investasi dalam aktiva tetap, informasi akuntansi yang bermanfaat untuk
dipertimbangkan adalah biaya diferensial yang berupa biaya terhindarkan dan biaya
yang dikeluarkan untuk pengadaan produk yang dibeli dari pemasok luar. Jika biaya
terhindarkan akibat pembelian suatu produk dari pemasok luar lebih besar dibandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan produk yang dibeli dari pemasok luar,
maka alternatif membeli dari pemasok luar dapat dipilih. Sebaliknya, jika biaya
terhindarkan akibat pembelian suatu produk dari pemasok luar lebih rendah
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan produk yang dibeli dari
pemasok luar, maka alternatif membeli dari pemasok luar tidak menguntungkan dan
oleh karena itu, sebaiknya tidak dipilih. Dalam pengambilan keputusan membeli atau
membuat sendiri yang memerlukan investasi dalam aktiva tetap, informasi akuntansi
yang bermanfaat untuk dipertimbangkan adalah biaya diferensial yang berupa
penghematan biaya terhindarkan dan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan produk
yang dibeli dari pemasok luar dibandingkan dengan aktiva diferensial. Jika jumlah nilai
tunai selisih (positif) biaya terhindarkan akibat pembelian suatu produk dari pemasok
luar dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan produk yang dibeli dari pemasok
luar selama umur ekonomis fasilitas produksi lebih besar dari aktiva diferensial, maka
alternatif membeli dari pemasok luar dapat dipilih. Sebaliknya jika jumlah nilai tunai
selisih (negatif) biaya terhindarkan akibat pembelian suatu produk dari pemasok luar
dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan produk yang dibeli dari pemasok luar
lebih kecil daripada aktiva diferensial, maka alternatif membeli dari pemasok luar tidak
menguntungkan dan oleh karena itu, sebaiknya tidak dipilih.

112
Dalam pengambilan keputusan menjual atau memproses lebih lanjut suatu
produk, informasi akuntansi diferensial yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
adalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika pengolahan lebih lanjut tidak
memerlukan tambahan fasilitas produksi, dan dengan memproses lebih lanjut
pendapatan diferensial lebih besar dibandingkan dengan biaya diferensial, alternatif
pengolahan lebih lanjut suatu produk dapat dipilih. Sebaliknya, jika dengan memproses
lebih lanjut pendapatan diferensial lebih kecil dibandingkan dengan biaya diferensial,
alternatif pengolahan lebih lanjut suatu produk tidak dapat dipilih. Jika pengolahan
lebih lanjut memerlukan tambahan fasilitas produksi, dan dengan memproses lebih
lanjut pendapatan diferensial lebih besar dibandingkan dengan biaya diferensial,
alternatif pengolahan lebih lanjut suatu produk dapat dipilih jika jumlah nilai tunai laba
diferensial selama umur ekonomis tambahan fasilitas produksi tersebut lebih besar bila
dibandingkan dengan aktiva diferensial. Sebaliknya, jika dengan memproses lebih lanjut
jumlah nilai tunai laba diferensial lebih kecil bila dibandingkan dengan aktiva
diferensial, alternatif pengolahan lebih lanjut suatu produk sebaiknya tidak dipilih.

Dalam pengambilan keputusan menghentikan atau melanjutkan kegiatan usaha


suatu bagian perusahaan, informasi akuntasi diferensial yang bermanfaat untuk
dipertimbangkan adalah pendapatan diferensial dan biaya terhindarkan. Jika dengan
penghentian produksi atau kegiatan tersebut fasilitas produksi tidak dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan usaha bisnis yang lain, maka jika biaya terhindarkan (yang merupakan
manfaat yang diperoleh) lebih besar daripada pendapatan yang hilang (yang merupakan
pengorbanan) akibat dihentikannya produksi prosuk atau kegiatan usaha departemen
tertentu, maka alternatif penghentian tersebut sebaiknya dipilih. Namun jika biaya
terhindarkan lebih kecil dari pendapatan yang hilang akibat dihentikannya produksi
produk atau kegiatan usaha departemen tertentu, maka alternatif penghentian tersebut
sebaiknya tidak dipilih. Ika dengan penghentian produksi atau kegiatan tersebut fasilitas
produksi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan usaha bisnis yang lain, maka jika biaya
terhindarkan (yang merupakan manfaat yang diperoleh) ditambah dengan biaya
kesempatan lebih besar daripada pendapatan yang hilang (yang merupakan
pengorbanan) akibat dihentikannya produksi produk atau kegiatan usaha departemen
tertentu, maka alternatif penghentian tersebut sebaiknya dipilih. Namun jika biaya
terhindarkan ditambah biaya kesempatan lebih kecil dari pendapatan yang hilang akibat

113
dihentikannya produksi produk atau kegiatan usaha departemen tertentu, maka alternatif
penghentian tersebut sebaiknya tidak dipilih.

Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus,


informasi akuntansi diferensial yang bermanfaat untuk dipertimbangkan adalah
pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika pendapatan diferensial (yaitu
tambahan pendapatan dengan diterimanya pesanan khusus tersebut) lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya diferensial (yaitu tambahan biaya karena memenuhi
pesanan khusus tersebut), maka pesanan khusus sebaiknya diterima. Di lain pihak, jika
pendapatan diferensial lebih rendah dibandingkan dengan biaya diferensial, maka
pesanan khusus sebaiknya ditolak.

BAB IV
INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan aktiva, pendapatan,
dan/atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap
pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam hubungannya dengan wewenang yang
dimiliki oleh seorang manajer, aktiva, pendapatan, dan/atau biaya terkendalikan dan
aktiva, pendapatan, dan/atau biaya tidak dikendalikan. Aktiva, pendapatan, dan biaya
dikendalikan adalah aktiva, pendapatan, dan biaya yang dapat secara signifikan
dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan tahap perkembangan


mutakhir cara pengendalian biaya yang tidak hanya terbatas pada pengendalian biaya
produksi saja, namun meliputi pengendalian biaya non produksi. Dalam sistem
akuntansi pertanggungjawaban, informasi akuntansi dihubungkan dengan manajer yang
memiliki wewenang atas terjadinya informasi tersebut untuk dimintakan
pertanggungjawaban kepada manajer yang bersangkutan.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional memusatkan pengendalian


manajemen terhadap biaya, sedangkan activity-based responsibility accounting system
memusatkan pengendalian manajemen terhadap aktivitas yang menjadi penyebab
terjadinya biaya, dengan tujuan untuk menurunkan biaya secara bersinambung.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional dirancang berlandaskan atas


beberapa asumsi tentang perilaku manusia berikut ini: (1) pengelolaan berdasarkan

114
penyimpangan (management by exception) merupakan pengendalian operasi secara
efektif yang memadai, (2) pengelolaan berdasarkan tujuan (management by objective)
akan menghasilkan anggaran yang disepakati, biaya standar, sasaran organisasi, dan
rencana yang dapat dilaksanakan, (3) struktur pertanggungjawaban sesuai dengan
struktur hirarkhi organisasi, (4) manajer dan bawahannya bersedia untuk menerima
tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka melalui hirarkhi organisasi, (5) sistem
akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerja sama, bukan kompetisi.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional adalah suatu sistem akuntansi


yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan/atau
pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi,
dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggung jawab
atas penyimpangan biaya dan/atau pendapatan yang dianggarkan. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi
pertanggungjawaban yang berguna untuk penyusunan anggaran, dan untuk menilai serta
memotivasi kinerja manajer.

Activity-based responsibility accounting system adalah suatu sistem akuntansi


yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dilakukan
menurut aktivitas-penambah dan bukan-penambah nilai untuk memungkinkan
manajemen merencanakan pengelolaan aktivitas dan memantau hasil perbaikan
bersinambung atas berbagai aktivitas untuk pembuatan produk atau penyerahan jasa.

BAB V
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL
DALAM PERENCANAAN JANGKA PENDEK
Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen dalam proses
penyusunan anggaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen
selalu menghadapi pertanyaan “what if”, yaitu pertanyaan apa yang akan terjadi jika
sesuatu dipilih oleh manajemen. Perencanaan laba jangka pendek dapat dilaksanakan
dengan mudah jika didasarkan pada laporan laba-rugi proyeksi, yang disusun
berdasarkan metode variable costing.

Dalam perencanaan laba jangka pendek, manajemen mempertimbangkan


berbagai usulan kegiatan yang berakibat terhadap perubahan harga jual, volume

115
penjualan, biaya variabel, dan/atau biaya tetap yang akhirnya akan berdampak terhadap
laba bersih. Oleh karena itu dalam perencanaan jangka pendek manajemen
membutuhkan informasi akuntansi diferensial yang berupa: taksiran pendapatan
diferensial dan biaya diferensial yang berdampak terhadap laba bersih. Dampak
terhadap laba bersih ini yang menjadi salah satu pertimbangan penting manajemen
dalam memutuskan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran
perusahaan.

Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagai


parameter (angka yang menggambarkan suatu keadaan) seperti: impas, margin of safety,
titik penutupan usaha, dan degree of operating leverage. Impas memberikan informasi
tingkat penjualan suatu usaha yang labanya sama dengan nol. Parameter ini
memberikan informasi kepada manajemen, dari jumlah target pendapatan penjualan
yang dianggarkan, berapa pendapatan penjualan minimum yang harus dicapai agar
usaha perusahaan tidak mengalami kerugian. Margin of safety memberikan informasi
berapa volume penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu
maksimum boleh turun agar suatu usaha tidak menderita rugi. Titik penutupan usaha
memberikan informasi pada tingkat penjualan berapa suatu usaha secara ekonomis
sebaiknya ditutup karena pendapatan penjualannya hanya dapat digunakan untuk
menutup biaya tunai saja. Degree of operating leverage memberikan informasi berapa
kali lipat presentase tertentu perubahan pendapatan penjualan mengakibatkan perubahan
laba bersih. Laba kontribusi per satuan sumber daya yang langka memberikan informasi
kemampuan suatu produk dalam memanfaatkan sumber daya yang langka untuk
memberikan kontribusi dalam menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.

Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi manajemen


dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran
perusahaan.

Analisis biaya-volume-laba menghasilkan informasi dampak perubahan harga


jual, biaya, dan/atau volume penjualan terhadap laba bersih. Dalam penyusunan
anggaran, berbagai kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan biaya selalu
oleh manajemen. Dengan analisis biaya-volume-laba, manajemen akan dengan cepat
mengetahui dampak rencana perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya secara

116
individual maupun bersama-sama terhadap laba bersih perusahaan dalam tahun
anggaran.

BAB VI

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL


DALAM KEPUTUSAN INVESTASI
Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba di masa yang akan datang. Sekali investasi diputuskan maka
perusahaan akan terikat pada jalan panjang di masa yang akan datang yang sudah
dipilih, yang tidak mudah untuk disimpangi. Investasi banyak mengandung risiko dan
ketidakpastian.

Investasi dibagi menjadi empat golongan: investasi yang tidak menghasilkan


laba, investasi yang tidak dapat diukur labanya, investasi dalam penggantian ekuipmen,
dan investasi dalam perluasan usaha. Dalam investasi penggantian ekuipmen dan
perluasan usaha informasi biaya merupakan informasi penting yang perlu
dipertimbangkan.

Informasi akuntansi manajemen yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan


investasi adalah informasi akuntansi diferensial yang terdiri dari aktiva diferensial
berupa tambahan investasi pada awal umur proyek dan biaya diferensial dan pendapatan
diferensial selama umur ekonomis proyek. Informasi biaya yang bermanfaat dalam
keputusan investasi adalah informasi biaya masa yang akan datang, dapat berupa full
cost information (dalam hal investasi perluasan usaha) dan dapat berupa differential cost
information (dalam hal investasi penggantian ekuipmen). Pajak penghasilan perlu
dipertimbangkan dalam keputusan informasi, karena setiap rencana investasi yang
mengakibatkan pengurangan biaya disatu pihak, akan berakibat pula dalam kenaikan
pajak penghasilan dengan adanya kenaikan laba akibat penghematan biaya. Begitu juga
sebaliknya, setiap investasi yang mengakibatkan tambahan biaya, akan berakibat
penurunan pajak penghasilan dengan adanya penurunan laba akibat tambahan biaya.

Ada empat metode yang umum digunakan sebagai kriteria penilaian usulan
investasi: pay-back method, rate of return on invesment, present value method, dan
discounted flows method. Dari keempat metode tersebut, dua metode yang disebut

117
terakhir memperhitungkan seluruh arus kas selama umur proyek dan telah
memperhitungkan nilai waktu uang.

Biaya modal merupakan pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk


menarik dana dari pemilik modal. Oleh karena itu, agar investasinya menghasilkan
kembalian (return) yang memadai perlu dipertimbangkan tarif kembalian investasi yang
terdiri dari biaya modal ditambah tingkat keuntungan wajar dari investasi tersebut. Jika
investasi dilakukan dengan dana yang seluruhnya diperoleh dari pinjaman, maka biaya
modal dihitung sebesar tarif bunga efektif (biaya bunga dikurangi dengan penghematan
pajak dari pembayaran bunga). Jika investasi dilakukan dengan dana yang seluruhnya
diperoleh dari saham istimewa, maka biaya modal dihitung dengan cara membagi
dividen saham istimewa dengan harga pasar saham istimewa pada saat kini, tanpa
dipengaruhi oleh pajak, karena dividen saham istimewa bukan merupakan unsur biaya
yang digunakan untuk menghitung laba kena pajak. Jika investasi dilakukan dengan
dana yang seluruhnya diperoleh dari saham biasa, maka biaya modal dihitung dengan
rumus k = (D/p) + t dimana k adalah biaya modal saham biasa, D adalah dividen per
lembar saham yang kini dibayarkan kepada pemegang saham biasa, p adalah harga
pasar per lembar saham yang berlaku kini, dan t adalah tingkat pertumbuhan tahunan
rata-rata yang diharapkan untuk dividen saham biasa. Jika investasi dilakukan dengan
dana yang diperoleh dari pinjaman, saham istimewa, dan saham biasa, maka biaya
modal dihitung sebesar biaya modal rata-rata yang dihitung dengan mengalikan tarif
biaya modal masing-masing sumber pembelanjaan tersebut dengan angka penimbang
(menurut proporsi modal yang ditanamkan dalam investasi tersebut).

BAB VII

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH DALAM PENENTUAN


HARGA JUAL

Dalam penentuan harga jual, manajer penentu harga jual menghadapi banyak
ketidakpastian. Biaya, meskipun bukan merupakan satu-satunya faktor yang
menentukan harga jual, merupakan informasi yang berada di tangan, yang mampu
mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh manajer penentu harga jual. Oleh karena
itu dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual, manajer penentu harga jual
senantiasa memerlukan informasi biaya penuh yang dimanfaatkan untuk:

118
1. Titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil
keputusan
2. Dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan
kerugian
3. Memungkinkan manajer penentu harga jual melongok struktur biaya perusahaan
pesaing
4. Dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar.

Informasi akuntansi penuh dimanfaatkan oleh manajemen untuk:

1. Penentuan harga jual normal


Dalam berbagai penentuan harga jual tersebut, informasi akuntansi penuh yang
digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan harga jual produk atau jasa
adalah informasi akuntansi penuh masa yang akan datang, kecuali dalam
penentuan harga jual cost-type contract.
2. Penentuan harga jual dalam cost-type contract
Penentuan harga jual cost-type contract menggunakan biaya penuh masa lalu
sebagai dasar penentuan harga jual yang dibebankan kepada pembeli. Dalam
penentuan harga jual pesanan khusus, informasi akuntansi yang dipakai sebagai
dasar adalah informasi akuntansi diferensial.
3. Penentuan harga jual dalam perusahaan yang diatur dengan peraturan
Pemerintah.

Penentuan harga jual dalam keadaan normal menggunakan formula cost-plus


pricing, yang harga jual dihitung dengan menambahkan laba yang diharapkan dengan
biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa. Biaya penuh dapat dihitung
dengan pendekatan full costing atau variable costing, sedangkan laba yang diharapkan
dihitung berdasarkan hasil kali tarif kembalian investasi yang diharapkan dengan
capital employed.

Dalam cost-plus pricing, harga jual dihitung dengan formula umum sebagai berikut:

Biaya langsung yang berhubungan dengan volume produk atau jasa Rp xx

Markup x % dari biaya langsung yang berhubungan dengan volume produk atau jasa
Rp xx+
Total harga jual Rp xx

119
Volume produk atau jasa Rp xx:

Harga jual produk atau jasa per satuan Rp xx


Presentase markup dihitung dengan formula umum sebagai berikut:

Biaya tidak langsung Rp xx


Laba yang diharapkan Rp xx+

Jumlah Rp xx
Biaya langsung yang berhubungan dengan produk atau jasa Rp xx:

Persentase markup dari biaya langsung yang berhubungan dengan produk atau jasa
Rp xx
Jika digunakan pendekatan full costing, yang diperhitungkan dalam biaya
langsung yang berhubungan dengan produk yang dimasukkan dalam formula umum
perhitungan harga jual adalah biaya produksi, sedangkan yang diperhitungkan dalam
biaya tidak langsung yang dimasukkan dalam formula umum perhitungan markup
adalah biaya non produksi (biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran). Jika
digunakan pendekatan variable costing, yang diperhitungkan dalam biaya langsung
yang berhubungan dengan produk yang dimasukkan dalam formula umum perhitungan
harga jual adalah biaya variabel, sedangkan yang diperhitungkan dalam biaya tidak
langsung yang dimasukkan dalam formula umum perhitungan markup adalah biaya
tetap.

Dalam perusahaan bengkel dan perusahaan lain yang menjual jasa reparasi,
harga jual ditentukan untuk jasa dan bahan atau suku cadang yang diserahkan kepada
pelanggan. Jasa reparasi diukur dengan waktu yang digunakan untuk menyerahkan jasa
kepada pelanggan, formula umum perhitungan harga jual waktu adalah sebagai berikut:

Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsungselama tahun anggaranRp xx

Biaya kesejahteraan tenaga kerja langsung Rp xx+

Jumlah Rp xx

Jumlah jam kerja tenaga kerja langsung selama tahun anggaran Rp xx:

Biaya tenaga kerja langsung per jam Rp xx

Markup = y % dari biaya tenaga kerja langsung Rp xx+

120
Harga jual jasa per jam Rp xx

Presentase markup dihitung dengan formula sebagai berikut:

Biaya tidak langsung Rp xx

Laba yang diharapkan Rp xx+

Jumlah Rp xx

Biaya tenaga kerja langsung Rp xx:

Presentase markup dari biaya tenaga kerja langsung Rp xx

Harga jual material dan suku cadang dihitung dengan menambahkan markup di
atas harga faktur pembelian material dan suku cadang. Presentase markup dihitung
dengan membagi taksiran biaya toko suku cadang dengan taksiran harga suku cadang
yang akan dibeli dalam tahun anggaran.

Penentuan harga jual dalam cost-type contract didasarkan pada biaya penuh
sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk membiayai proyek. Biaya penuh
sesungguhnya tersebut ditambah dengan laba yang diharapkan, yang merupakan
presentase tertentu yang disetujui dalam kontrak dari biaya penuh, untuk menghitung
harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek.

Jika perusahaan menerima pesanan khusus, harga jual produk tidak dibebani
tugas untuk menutup biaya penuh produk. Dalam mempertimbangkan pesanan khusus,
manajer penentu harga jual dapat menetapkan harga jual hanya di atas biaya variabel,
karena laba kontribusi yang dihasilkan dari pesanan khusus akan mengakibatkan
kenaikan laba, asalkan manajer tersebut yakin bahwa pesanan yang reguler mampu
menyerap seluruh biaya tetap.

Dalam perusahaan yang harga jual produk atau jasanya diatur dengan peraturan
Pemerintah, harga jual ditetapkan berdasarkan cost-plus pricing. Setiap perubahan harga
jual produk atau jasa dalam perusahaan ini harus didasarkan pada taksiran perubahan
biaya penuh masa yang akan datang.

Meskipun dalam contoh-contoh perhitungan harga jual produk atau jasa dalam
bab ini, informasi akuntansi dipakai sebagai dasar untuk penentuan harga jual, namun
harga jual yang dihitung berdasarkan informasi akuntansi ini tidak selalu yang menjadi

121
harga jual produk atau jasa yang dipasarkan. Banyak faktor yang menentukan harga jual
produk atau jasa yang terbentuk di pasar. Harga jual yang dihitung dengan berbagai
formula yang menggunakan informasi akuntansi penuh dan informasi akuntansi
diferensial tersebut di atas memberikan informasi bagi manajer penentu harga jual untuk
memungkinkannya melakukan penyesuaian-penyesuaian harga jual produk atau jasanya
di pasar, sehingga kemungkinan kerugian atau laba yang dihadapi di pasar akibat
keputusan harga jual dapat diperhitungkan dengan baik.

BAB VIII

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH


DALAM PENENTUAN HARGA TRANSFER
Perusahaan yang mengalami perkembangan pesat dalam bisnisnya, seringkali
menempuh diversifikasi usahanya untuk memasuki berbagai pasar. Diversifikasi
merupakan suatu usaha menajemen puncak untuk menghadapi ketidakpastian yang
semakin tinggi dalam menghadapi teknologi dan lingkungan bisnis yang semakin
kompleks. Semakin luas proses diversifikasi yang dilakukan oleh manajemen puncak,
semakin diperlukan berbagai alat untuk mengintegrasikan unit-unit organisasi yang
telah dibentuk. Harga transfer merupakan salah satu alat untuk menciptakan mekanisme
integrasi dalam perusahaan yang mendiversifikasi bisnisnya.

Diversifikasi bisnis dilakukan dengan membentuk pusat-pusat laba. Proses


pembentukan pusat-pusat laba disebut dengan divisionalisasi. Divisionalisasi tidak
selalu diikuti dengan desentralisasi wewenang manajemen puncak kepada para manajer
divisi yang dibentuk. Divisionalisasi yang diikuti dengan desentralisasi wewenang
manajemen puncak akan mengakibatkan divisi-divisi seolah-olah sebagai perusahaan
yang bebas (independent companies) yang diukur kinerjanya berdasarkan laba yang
diperoleh divisi.

Harga transfer merupakan harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba
dalam perusahaan yang sama. Harga transfer berperan untuk mempertegas diversifikasi
dan sekaligus berfungsi sebagai salah satu alat untuk menciptakan mekanisme integrasi.
Harga transfer memiliki tiga karakteristik:

1. masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terlibat diukur kinerjanya
berdasarkan laba yang mereka peroleh dan harga transfer merupakan unsur yang

122
signifikan dalam membentuk biaya penuh produk yang diproduksi di divisi
pembeli
2. harga transfer selalu mengandung unsur laba di dalamnya
3. harga transfer merupakan alat untuk mempertegas diversifikasi dan sekaligus
merupakan salah satu alat untuk menciptakan mekanisme integrasi.

Dua macam keputusan yang harus dipertimbangkan jika antar pusat laba terjadi
pembelian dan penjualan barang: (1) keputusan pemilihan sumber (sourcing decision)
dan (2) keputusan penentuan harga transfer (transfer pricing decision).

Ada dua masalah yang selalu dirundingkan oleh manajer divisi yang terlibat dalam
transfer barang atau jasa antar mereka: (1) dasar penentuan harga transfer dan (2)
besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Ada dua dasar yang dapat
dipakai sebagai landasan penentuan harga transfer: biaya (cost-based transfer price) dan
harga pasar (market-based transfer price). Besarnya laba yang diperhitungkan dalam
harga transfer dipengaruhi oleh dua faktor: (1) dasar yang digunakan untuk menentukan
laba yang diperhitungkan dalam harga transfer dan (2) besarnya laba yang
diperhitungkan dalam harga transfer. Laba yang diperhitungkan dalam harga transfer
dapat ditentukan berdasarkan presentase tertentu dari biaya penuh atau berdasarkan
aktiva penuh.

Dalam penentuan harga transfer berdasarkan biaya, terdapat berbagai pilihan


tipe biaya yang digunakan sebagai dasar: (1) biaya sesungguhnya atau (2) biaya standar.
Tipe biaya manapun yang dipilih, biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan
harga transfer dapat direkayasa dengan salah satu dari tiga costing method: (1) full
costing, (2) variable costing, atau (3) activity-based costing.

Dalam penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar, harga transfer dihitung
dengan menggunakan metode harga pasar minus. Harga yang berlaku di pasar dikurangi
dengan potongan volume dan berbagai biaya yang dapat dihindari oleh divisi penjual
untuk mendapatkan harga barang atau jasa yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi
pembeli. Jika produk yang ditransfer memiliki harga pasar, harga pasar produk
merupakan biaya kesempatan (opprtunity costs) baik bagi divisi penjual maupun bagi
divisi pembeli, sehingga harga tersebut merupakan dasar yang adil sebagai dasar
penentuan harga transfer bagi divisi yang terlibat.

123
Karena penentuan harga transfer memerlukan proses negosiasi antar manajer
divisi yang terlibat, perlu dibuat aturan negosiasi, sehingga masing-masing manajer
menggunakan dasar yang sama untuk membahas berbagai unsur yang akan
diperhitungkan dalam harga transfer. Di samping itu, karena terdapat kemungkinan
terjadinya perselisihan pendapat antara manajer divisi yang terlibat, perlu dibentuk
lembaga arbitrase untuk memberi kesempatan kepada para manajer tersebut untuk
mengajukan dan menyelesaikan berbagai perbedaan yang tidak dapat mereka selesaikan
dalam proses negosiasi.

BAB IX

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN


DALAM PENILAIAN KINERJA
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik afektivitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan.

Penilaian kinerja bermanfaat untuk:

1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian


karyawan secara maksimum,
2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan,
seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian,
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan,
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasannya
menilai kinerja mereka,
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama:

1. Tahap persiapan
a. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung jawab,
b. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja,

124
c. Pengukuran kinerja sesungguhnya.
2. Tahap penilaian
a. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya,
b. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari
yang ditetapkan dalam standar,
c. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk
mencegah perilaku yang tidak diinginkan.

Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara
kuantitatif:

1. Ukuran kriteria tunggal


Ukuran kriteria tunggal (single criterion) adalah ukuran kinerja yang hanya
menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer.
2. Ukuran kriteria beragam
Ukuran kriteria beragam (multiple criterion) adalah ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja manajer.
3. Ukuran kriteria gabungan.
Ukuran kriteria gabungan (composite criterion) adalah ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing
ukuran, dan menghitung rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja
manajer.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban memiliki peran besar di dalam


pengukuran kinerja pusat laba. Manajer pusat pendapatan diukur kinerjanya dengan
menggunakan seluruh pendapatan yang diperoleh pusat pendapatan, baik dari transaksi
penjualan kepada pihak luar maupun kepada pihak dalam perusahaan. Manajer pusat
biaya diukur kinerjanya dengan menggunakan biaya yang dapat dikendalikan dengan
wewenang manajer yang bersangkutan. Untuk menentukan terkendalikan atau tidaknya
biaya, berbagai masalah yang timbul adalah: (1) perilaku biaya, (2) hubungan biaya
dengan pusat biaya, (3) jangka waktu, (4) tanggung jawab ganda. Manajer pusat laba
diukur kinerjanya dengan menggunakan kembalian, investasi, residual income, atau
produktivitas.

125
Dalam penggunaan kembalian investasi sebagai ukuran kinerja pusat laba,
diperlukan kebijakan manajemen yang bersangkutan dengan: (1) penentuan komponen
yang digunakan untuk menghitung laba, (2) penentuan aktiva yang diperhitungkan ke
dalam investment base, (3) pengukuran nilai aktiva yang diperhitungkan ke dalam
invesment base.

Kembalian investasi sebagai pengukur kinerja pusat laba memiliki tiga kelemahan:

1. Kembalian investasi tidak mendorong manajer pusat laba untuk melakukan


investasi dalam proyek yang akan berakibat menurunkan kembalian investasi
pusat laba, meskipun proyek tersebut menaikkan profitabilitas perusahaan
sebagai keseluruhan,
2. Kembalian investasi mengakibatkan manajer pusat laba memusatkan
perhatiannya kepada sasaran jangka pendek dengan mengorbankan sasaran
jangka panjang,
3. Kembalian investasi sebagai pengukur kinerja pusat laba sangat dipengaruhi
oleh metode depresiasi aktiva tetap, sehingga kinerja manajer pusat laba tidak
dapat dicerminkan dengan kembalian investasi.

Residual income dihitung dengan mengurangi laba yang diperoleh pusat laba
dengan beban modal (capital charge). Sebagai ukuran kinerja pusat laba, residual
income memiliki keunggulan dibandingkan dengan kembalian investasi.

Residual Income memiliki keunggulan keunggulan tersebut meliputi

1. Penggunaan residual income sebagai pengukur kinerja pusat laba


mengakibatkan semua pusat lab amemiliki sasaran laba yang sama untuk
investasi yang sebanding,
2. Residual income dapat menggunakan tarif beban modal yang berbeda untuk
aktiva yang memiliki risiko yang berbeda.

Residual income memiliki kelemahan sebagai berikut:

1. Residual income dapat mendorong manajer pusat laba memusatkan orientasinya


ke tujuan-tujuan jangka pendek, karena laba dan komponen yang digunakan
untukm menghitung laba hanya dibatasi dengan periode akuntansi yang tidak
lebih dari satu tahun kalender,

126
2. Residual income sebagai pengukur kinerja pusat laba sangat dipengaruhi oleh
metode depresiasi aktiva tetap,
3. Tidak seperti halnya dengan kembalian investasi yang berupa ratio atau
presentase, residual income berupa angka absolut, yang tidak dapat digunakan
untuk membandingkan kemampuan berbagai pusat laba dalam menghasilkan
laba.

Pusat pertanggungjawaban dapat diukur kinerjanya dengan menggunakan


produktivitas, jika keluaran pusat pertanggungjawaban tersebut dapat diukur secara
kuantitatif. Produktivitas berhubungan dengan produksi keluaran secara efisien dan
terutama ditujukan kepada hubungan antara keluaran dengan masukan yang digunakan
untuk menghasilkan keluaran tersebut. Pengukuran produktivitas dilakukan dengan
mengukur perubahan produktivitas sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap usaha
untuk memperbaiki produktivitas. Produktivitas diukur dalam bentuk ratio antara
keluaran dengan masukan. Jika keluaran dan masukan yang digunakan dalam formula
tersebut dinyatakan dalam kuantitas fisik, maka ratio produktivitas yang dihasilkan
berupa ukuran produktivitas operasional (operational productivity measure). Jika
digunakan keluaran dan masukan dalam rupiah, ratio produktivitas yang dihasilkan
berupa ukuran produktivitas keuangan (financial productivity measure).

Kemungkinan orang memberikan reaksi yang merugikan dengan disajikannya


data kinerja mereka dalam ukuran akuntansi. Alasan yang dikemukakan adalah (1)
hubungan antara struktur organisasi dengan struktur pelaporan keuangan, (2) tingkat
partisipasi dalam penetapan standar, (3) tingkat pemahaman manajemen terhadap
informasi akuntansi dan sistem akuntansi.

BAB X
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
DALAM PENYUSUSNAN ANGGARAN
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif,
yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup
jangka waktu satu tahun. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana
kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan
kuntitatif yang lain. Penyusunan anggaran (budgeting) seringkali diartikan sama dengan
perencanaan laba (profit planning).

127
Untuk menjamin terlaksananya berbagai program yang disusun dalam proses
perencanaan jangka panjang, manajemen menyusun anggaran yang berisi rencana kerja
tahunan dan taksiran nilai sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana
kerja tersebut. Dalam proses penyusunan anggaran tersebut ditunjuk manajer yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan rencana kerja dan dialokasikan berbagai sumber
daya yang diperlukan kepada manajer yang bersangkutan. Anggaran menjamin
pelaksanaan rencana kerja dengan biaya sesuai dengan yang direncanakan dalam
anggaran.

Anggaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan perkiraan (forecast).


Anggaran berisi kuantifikasi keuangan rencana kerja untuk mencapai sasaran jangka
pendek perusahaan. Di samping rencana kerja yang dicantumkan dalam anggaran
dinyatakan dalam satuan keuangan, rencana kerja tersebut juga dinyatakan dalam satuan
lain di dalam anggaran. Prakiraan, di lain pihak, dapat dinyatakan dalam rupiah atau
dalam satuan lain.

Sekali periode anggaran ditetapkan, dalam jangka panjang periode tersebut akan
tetap dipertahankan, karena berdasarkan jangka waktu tersebut pengukuran kinerja
manajer dilaksanakan. Berbeda dengan prakiraan, jangka waktu yang dicakup dalam
prakiraan dapat berubah, mengikuti kebutuhan pemakai informasi.

Perbedaan yang mencolok antara anggaran dengan prakiraan adalah adanya


komitmen manajemen dalam anggaran. Proses penyusunan anggaran yang berhasil
adalah yang dapat menjadikan setiap manajer dalam organisasi perusahaan memiliki
persepsi yang jelas mengenai peran mereka masing-masing dalam mencapai sasaran
anggaran. Dengan persepsi yang jelas tentang sasaran anggaran yang harus dicapai dan
dengan alokasi sumber daya yang memadai untuk mencapai sasaran tersebut, manajer
akan memiliki komitmen, suatu kesanggupan, untuk mencapai sasaran anggaran. Proses
penyusunan anggaran yang mengakibatkan para manajer memiliki komitmen untuk
mencapai sasaran anggaran menghasilkan anggaran yang berupa self imposed budget.
Anggaran semacam ini menimbulkan motivasi dalam diri setiap manajer untuk
mencapai sasaran anggaran.

Perbedaan lain antara anggaran dan prakiraan adalah tidak adanya proses
penelaahan dan persetujuan dalam penyusunan prakiraan. Prakiraan ditujukan untuk

128
memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang berdasarkan berbagai
asumsi kondisi tertentu. Anggaran merupakan rencana aktivitas yang akan menjadi
pedoman untuk melaksanakan serangkaian aktivitas tertentu di masa yang akan datang.
Sekali anggaran ditetapkan, pencapaian sasaran anggaran hanya dapat dilakukan
melalui serangkaian aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam anggaran.
Penelaahan anggaran dilakukan melalui proses negosiasi antara manajer atas dan
manajer bawah mengenai efektivitas aktivitas yang diusulkan oleh manajer bawah
untuk mencapai sasaran anggaran dan usulan jumlah sumber daya yang dipandang
memadai untuk melaksanakan aktivitas tersebut. Negosiasi ini juga dapat digunakan
oleh manajer atas untuk menilai sampai seberapa jauh manajer bawah memiliki persepsi
yang benar mengenai sasaran anggaran.

Karena anggaran berisi komitmen manajer penyusun anggaran, maka anggaran


merupakan tolak ukur terbaik kinerja manajer. Oleh karena itu, tidaklah mudah
melakukan revisi anggaran, selama kondisi yang dipakai sebagai dasar penyusunannya
tidak mengalami perubahan yang signifikan. Jika anggaran sering direvisi, anggaran
tidak lagi dapat dipakai sebagai tolak ukur kinerja manajer.

Dalam pelaksanaan anggaran dikonsumsi berbagai sumber daya yang diukur


dengan menggunakan informasi akuntansi. Hasil pengukuran konsumsi sumber daya ini
dikomunikasikan oleh fungsi akuntansi manajemen kepada penyusun anggaran, agar
mereka memperoleh umpan balik dengan segera hasil pelaksanaan anggarannya.
Penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan anggaran dianalisis dan dicari
penyebabnya untuk dasar bagi penyusun anggaran dalam merancang tindakan koreksi
yang diperlukan dan untuk penilaian kinerja penyusun anggaran. Di lain pihak, hasil
prakiraan tidak pernah dibandingkan dengan apa yang diprakirakan dan tidak pernah
dilakukan analisis untuk menemukan penyebab terjadinya penyimpangan prakiraan.
Kalau penyusun prakiraan melakukan evaluasi terhadap hasil prakiraan yang dibuatnya,
tujuannya adalah untuk memperbaiki kemampuannya dalam menghasilkan prakiraan
yang teliti, bukan untuk tujuan penilaian kinerja penyusun prakiraan.

Proses penyusunan anggaran merupakan tahap akhir proses perencanaan


menyeluruh perusahaan (total business planning). Ditinjau dari jangka waktu yang
dicakup, anggaran mencakup jangka waktu yang paling pendek diantara rencana yang
lain dalam perencanaan menyeluruh perusahaan. Perencanaan menyeluruh perusahaan

129
dilaksanakan melalui empat tahap: (1) penetapan filosofi dan misi, (2) penetapan tujuan
dan strategi, (3) penyusunan program, dan (4) penyusunan anggaran.

Terdapat tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan anggaran: komite
anggaran, departemen anggaran, dan para manajer pusat pertanggungjawaban.
Penyusunan rancangan anggaran perusahaan dikoordinasikan dan diadministrasikan
oleh dua unit organisasi: komite anggaran dan departemen anggaran.

Anggaran induk terdiri dati tiga komponen: anggaran operasi (operating


budget), anggaran modal (capital budget), dan anggaran keuangan (financial budget).
Anggaran operasi bersangkutan dengan aktivitas untuk menghasilkan laba perusahaan.
Hasil akhir proses penyusunan anggaran operasi adalah laporan laba-rugi projeksian
(projected income statement). Anggaran modal bersangkutan dengan tambahan dan
pengurangan aktiva tetap perusahaan. Anggaran modal disusun berdasarkan prakiraaan
penjualan jangka panjang. Anggaran keuangan bersangkutan dengan aliran kas masuk
dan kas keluar. Karena banyak kegiatan keuangan baru dapat diketahui setelah anggaran
operasi disusun, maka penyusunan anggaran operasi lebih awal dari anggaran-anggaran
lain.

Aspek perilaku dalam penyusunan anggaran bersangkutan dengan perilaku yang


dibawa dalam proses penyusunan anggaran dan perilaku yang timbul sebagai akibat
orang mencoba hidup dengan anggaran. Proses pengendalian anggaran dilaksanakan
melalui tiga tahap utama berikut ini: (1) penetapan sasaran, (2) implementasi, (3)
pengendalian dan evaluasi kinerja.

Anggaran yang baik memiliki karakteristik: (1) anggaran disusun berdasarkan


program, (2) anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggungjawaban
yang dibentuk dalam organisasi perusahaan, (3) anggaran berfungsi sebagai alat
perencanaan dan alat pengendalian.

Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat perencanaan


dan sekaligus sebagai alat pengendalian, penyusunan anggaran harus memenuhi syarat:
(1) partisipasi para manajer dalam penyusunan anggaran, (2) organisasi anggaran, (3)
penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban dalam proses penyusunan
anggaran dan sebagai pengukur kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran.

Daftar Bacaan Tambahan

130
ACCA. Management Accounting. 1st ed. London: BPP Learning Media, 2009.

Maher, Michael W., Clyde P. Stickney, Roman L. Weil, Sidney Davidson. Managerial
Accounting. 4th ed. New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1991.
Mulyadi. Akuntansi Manajemen. Ed. 3. Jakarta: Salemba Empat, 2001.

Supriyono. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan
Globalisasi. Yogyakarta: BPFE, 1994.

14. Evaluasi Program Pembelajaran

RANCANGAN EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN

Variabel Indikator Metode Responden Waktu


Media - Kesesuaian - Observasi Dosen Sejawat Awal semester
Pembelajaran dengan materi - Review
Pembelajaran Mahasiswa
- Angket

- Keterbacaan - Angket Awal semester


Tengah
- Efektifitas - Observasi
semester/Akhir
- Review
Semester
Pembelajaran
- Angket

- Efisiensi - Observasi Tengah


- Review semester/Akhir
Pembelajaran Semester
- Angket

131
15. PPKP

DRAFT PROPOSAL PPKP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

MATERI KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PROGRAM STUDI: AKUNTANSI

Oleh:
M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN


JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2019

1. Judul Penelitian
Pengembangan Bahan Ajar Materi Kuliah Akuntansi Manajemen

2. Bidang Kajian dan Mata Kuliah


Pengembangan bahan ajar mata kuliah Akuntansi Manajemen
3. Latar Belakang Penelitian
Mata kuliah Akuntansi Manajemen merupakan mata kuliah yang wajib diambil dan
diselesaikan oleh mahasiswa program Studi Akuntansi FEB UNSIQ Jawa Tengah. Mata

132
kuliah ini diambil mahasiswa pada saat semester IV (empat). Sejak pertama kali mata
kuliah ini diajarkan, sampai dengan sekarang, ternyata bahan ajar yang digunakan dalam
perkuliahan tidak berubah samasekali.
Materi ajar yang selama ini digunakan hanya bersumber dari satu sumber saja yang
digunakan sebagai referensi, dan tentu masih sangat perlu ditambahkan pengayaan materi
ajar. Dalam hal ini, penulis ingin mengembangkan bahan ajar, khususnya dalam materi
Penilaian Kinerja dengan Sistem Manajerial Kontemporer.
Pengajaran kepada mahasiswa pada materi kuliah Akuntansi Manajemen, hanya
bersumber pada satu referensi buku yang hanya beberapa halaman saja, yang hanya
memuat perhitungan akuntansi manajerial saja. Penulis merasa materi ajar perlu
ditambahkan tentang system penilaian kontemporer seperti Balance Scorecard, JIT, ABC,
dll.
Mengingat pentingnya materi kuliah Akuntansi Manajemen sebagai bekal
mahasiswa terjun ke dunia kerja, maka perlu dikembangkannya bahan ajar materi kuliah ini
sehingga mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan yang komprehensif.
4. Rumusan Masalah
Bagaimana pengembangan bahan ajar materi Akuntansi Manajemen yang komprehensif?

5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar materi Akuntansi Manajemen.
6. Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan kualitas materi pembelajaran
2. Meningkatkan kapasitas mahasiswa dalam mata Akuntansi Manajemen
3. Dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi para dosen FEB.

B. PELAKSANAAN MICRO TEACHING

Micro teaching adalah penerapan prinsip-prinsip pembelajaran, keterampilan


dasar mengajar, model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar.
Dalam hal ini kompetensi dasar yang dimaksud adalah tahap kemampuan akhir.
1. Prosedur Pelaksanaan
Pelaksanaan micro teaching dilakukan dengan membagi 6 kelompok. Ada 5
kelompok terdiri dari 5 orang dan 1 kelompok terdiri dari 4 orang. Masing-masing
anggota kelompok berlatih menampilkan keterampilan mengajar yang berbeda. Ada
yang berlatih menampilkan keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjutan,

133
keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
menjelaskan, dan keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Kelompok penulis terdiri dari 5 orang, yaitu:
1. M. Elfan Kaukab, S.E., M.M. merupakan dosen dari Universitas Sains Al Quran
Jawa Tengah di Wonosobo
2. Mugiyo, M.Pd. merupakan dosen dari STABN Raden Wijaya Wonogiri
3. Mirrah Megha Singamurti, M.Pd. merupakan dosen dari STABN Raden Wijaya
Wonogiri
4. Manggala Wiriya Tantra, S.Pd.B., M.Pd. merupakan dosen dari STABN Raden
Wijaya Wonogiri
5. Latifah, S.S., M.A. merupakan dosen dari STAB Kertarajasa Malang

Pemilihan keterampilan mengajar yang ditampilkan pada saat micro teaching


untuk masing-masing anggota adalah berdasarkan kesepakatan bersama. Berdasarkan
kesepakatan bersama diperoleh pembagian keterampilan dasar mengajar seperti dalam
tabel berikut:
Nama Keterampilan Dasar Mengajar
M. Elfan Kaukab, S.E., M.M. Bertanya dasar dan lanjutan
Mugiyo, M.Pd. Menjelaskan
Mirrah Megha Singamurti, M.Pd. Variasi
Manggala Wiriya Tantra, S.Pd.B., M.Pd. Penguatan
Latifah, S.S., M.A. Membuka dan menutup

Setelah mengetahui keterampilan dasar mengajar yang akan ditampilkan,


masing- masing anggota mempersiapkan rencana pembelajaran mikro untuk waktu
pembelajaran
selama15menitdenganketentuan2menitpendahuluan,10menitkegiataninti,dan3menit
penutup.RencanapembelajaranmikroditulisdalambentukRPPdenganformatyangsesuai
denganpanduanPesertaPEKERTI-
AAUNSKurikulum2011.KemudianRPPtersebutdicetak
sebanyak4denganketentuaan:1berkasuntukfasilitator,2berkasuntukpengamat,dan1
berkas untukpraktikan.

134
PelaksanaanpembelajaranmikrokelompokkamididampingiolehSalimWidono,S.P.
, MP. sebagai fasilitator di ruang Microteaching lantai 3 gedung LPPM UNS. Adapun
urutan pesertamicroteachingyangberlatihmengajaradalahsebagaiberikut:

No. Nama Pengamat


1. Latifah, S.S., M.A. M. Elfan Kaukab, S.E., Manggala Wiriya
M.M. Tantra,S.Pd.B., M.Pd.
2. M. Elfan Kaukab, S.E., Manggala Wiriya Tantra, Mirrah Megha
M.M. S.Pd.B., M.Pd. Singamurti, M.Pd.
3. Manggala Wiriya Tantra, Mirrah Megha Mugiyo, M.Pd.
S.Pd.B, M.Pd Singamurti,M.Pd.
4. Mirrah Megha Mugiyo, M.Pd. Latifah, S.S., M.A.
Singamurti, M.Pd.
5. Mugiyo, M.Pd. Latifah, S.S., M.A. M. Elfan Kaukab, S.E.,
M.M.

Tabel tersebut menjelaskan bahwa ketika Latifah, S.S., M.A. melaksanakan


pembelajaran mikro selama 15 menit,tidak hanya Salim Widono,S.P.,M.P. sebagai
fasilitator yang mengamati tetapi M. ElfanKaukab, S.E., M.M. dan Manggala Wiriya
Tantra, S.Pd.B., M.Pd. juga berperan sebagai pengamat untuk mengamati pelaksanaan
pembelajaran mikro oleh Latifah, S.S., M.A. apakah sudah sesuai dengan komponen
keterampilan mengajar yang dikontrakkan atau belum. Demikian juga untuk anggota
kelompok yang lain. Hal ini termasuk saat penulis melakukan micro teaching
selama15menit, tidak hanya Salim Widono,S.P., M.P. sebagai fasilitator yang
mengamati tetapi juga Mirrah Megha Singamurti, M.Pd. dan Manggala Wiriya Tantra,
S.Pd.B., M.Pd. berperan sebagai pengamat untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran
mikro oleh penulis.
Praktik pembelajaran mikro dilakukan selama 15 menit oleh masing-masing
anggota kelompok. Setelah selesai satu praktikan mengajar, praktikan tersebut
melakukan self assesment terkait pelaksanaan pembelajaran mikro yang telah
dilaksanakannya. Selanjutnya, pengamat I dan II menyampaikan pendapatnya terkait
komponen keterampilan dasar mengajar yang telah dikontrakkan oleh praktikan.
Demikian pula dengan fasilitator menyampaikan pendapatnya terkait hasil amatannya.

135
2. Self Assesment dan Penilaian dari Fasilitator dan Pengamat
Penekanan tugas yang penulis peroleh yaitu pada topik “Bertanya dasar dan
lanjutan” yang terdiri dari 10 komponen yang dilatih yaitu pengungkapan pertanyaan
secara jelas singkat, penyebaran pertanyaan keseluruh kelas, penyebaranpertanyaan ke
mahasiswa tertentu, penyebaran responsi mahasiswa, pengajuanpertanyaanlain yang
lebihsederhana, urutan pertanyan, pertanyaan pelacak dalam pemberian alasan, dan
pertanyaan pelacak dalam pemberian contoh. Dari kesepuluh komponen penulis masih
kurang memberikan pertanyaan lanjutan berkaitan dengan materi yang diajarkan. Hal
ini juga disampaikan oleh fasilitator dan kedua pengamat.

3. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Micro


Rencana pembelajaran mikro ditulis dalam bentuk Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Mikro dengan format yang sesuai dengan panduan Peserta
PEKERTI-AA UNS Kurikulum 2011. Penulis menyusun untuk pembelajaran mata
kuliah Akuntansi Manajemen. Adapun RPP yang penulis susun adalah sebagai berikut:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MIKRO

NamaDosen : M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.


Fak. / Jur. / Prodi : Fakultas Ekonomi / Prodi Akuntansi
Keterampilan yang dilatihkan : Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut
Komponen yang dilatihkan :
1. (poin 1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas singkat
2. (poin 5a) Penyebaran pertanyaan keseluruh kelas
3. (poin 5b) Penyebaranpertanyaan ke mahasiswa tertentu
4. (poin 5c) Penyebaran responsi mahasiswa
5. (poin 7b) Pengajuanpertanyaanlain yang lebihsederhana
6. (poin 9) Urutan pertanyan
7. (poin 10b) Pertanyaan pelacak dalam pemberian alasan
8. (poin 10f) Pertanyaan pelacak dalam pemberian contoh
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Semester : IV
KompetensiDasar : Mengemukakan konsep akuntansi pertanggungjawaban
Indikator : Mahasiswa mampu memahami:

136
1. Perkembanganmetodepengendalianbiaya
2. Konsepinformasiakuntansipertanggungjawaban
3. Manfaatinformasiakuntansipertanggungjawaban
Waktu : 15 menit
PengalamanBelajar :Menyimakcontoh-contoh aplikasi akuntansi
pertanggungjawaban di perusahaan

KegiatanPembelajaran
No. Metode Media SumberBelajar
(waktu)

1. Pendahuluan (3’) Ceramah Slide PPT Mulyadi. Akuntansi


2. Pelaksanaan (8’) dan White Board Manajemen. Ed. 3.
3. Penutup (4’) diskusi Jakarta: Salemba
Empat, 2001.

4. Hasil Diskusi Kelompok


Pembelajaran mikro dalam kelompok 3 kelas B berjalan dengan baik, lancar dan
masingmasing peserta sudah menampilkan kemampuan mengajar yang baik. Ada 8
(delapan) keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh seorang dosen. Akan tetapi,
pada pembelajaran mikro ini hanya 1 (satu) keterampilan yang ditentukan oleh
fasilitator untuk ditunjukkan masing-masing peserta. Ada beberapa catatan pada proses
pembelajaran mikro kelompok 3, antara lain, dosen sebaiknya tidak monoton berdiri
tetapi pindah-pindah, suara tidak terlalu cepat supaya mahasiswa mudah menangkap
informasi yang diberikan, hindari kata “mungkin” pada saat menjelaskan, persiapkan
media sebaik-baiknya sehingga tidak mengalami kendala pada saat pembelajaran karena
dapat mengganggu proses belajar.

5. Refleksi, Tanggapan, dan Kesimpulan


Peserta mendapat kesempatan menampilkan kemampuannya untuk
menunjukkan ketrampilan mengajar yang ditentukan sesuai dengan mata kuliah yang
diampunya meskipun hanya 1 (satu) keterampilan mengajar yang dimaksimalkan
muncul pada saat pembelajaran mikro. Kemudian, waktu untuk microteaching hanya 15
menit sehingga membuat penulis dan teman-teman kelompok merasa kesulitan untuk
mengatur waktu dalam pembelajaran mikro.

137
Adanya 1 fasilitator dan 2 pengamat yang mengamati dan memberikan
tanggapan merupakan cara yang baik untuk meningkatkan keterampilan mengajar pada
saat proses pembelajaran. Alat pembelajaran yang ada di ruang micro teaching 3 sudah
cukup lengkap. Namun, desain kelasnya tidak leluasa untuk dosen berpindah pindah
tempat, dan perlu ditambah papan tulis dan spidol sehingga akan mempermudah dosen
dalam menyampaikan materi. Secara keseluruhan pelaksanaan micro teaching sudah
baik.

138
BAB IV
PENUTUP

Kegiatan PEKERTI-AA yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan


dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas Sebelas Maret (UNS) secara
keseluruhan telah berjalan sesuai dengan jadwal dan memberikan banyak manfaat bagi
para peserta. Pelatihan ini memberikan wawasan dan keterampilan bagi dosen yang
berimplikasi pada pembelajaran. Selain itu, pelatihan ini membekali dosen untuk
meningkatkan kompetensi profesional dosen tentang merancang pembelajaran,
keterampilan dalam mengajar, mengevaluasi hasil belajar dan pengetahuan lain yang
dapat meningkatkan pendidikan pada perguruan tinggi. Oleh karena itu, kegiatan
PEKERTI-AA sangatlah penting bagi pengembangan dan peningkatan kompetensi
dosen khususnya kompetensi pedagogik.
Kegiatan PEKERTI -AA yang dilaksanakan di LPPMP UNS pada tanggal 22–28
Juli 2019 secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik. Fasilitator sudah memberikan
materi dengan baik. Akan tetapi, sebagai saran untuk pelaksanaan kegiatan PEKERTI-
AA diharapkan untuk fasilitator yang mengisi materi untuk menyampaikan juga contoh-
contoh penerapan materi sehingga akan lebih mudah dipahami.

139

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai