net/publication/346048271
CITATIONS READS
0 1,819
1 author:
M. Elfan Kaukab
Universitas Sains Al-Qur'an Wonosobo Indonesia
168 PUBLICATIONS 92 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Same-Sex Love as Challenge to American Cowboy’s Masculinity Presented in Ang Lee’s Brokeback Mountain View project
Convergence of Human Development Index: Case Study of Foreign Direct Investment in ASEAN View project
All content following this page was uploaded by M. Elfan Kaukab on 21 November 2020.
Agustus 2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui:
Fasilitator
Tim PEKERTI-AA Universitas Sebelas Maret
Mengesahkan:
Ketua
Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
selesainya penyusunan laporan PEKERTI ini. Salah satu tujuan dibuatnya laporan
ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk bukti bahwa penulis
sudah mengikuti PEKERTI yang diselenggarakan oleh PPSP – LPPMP
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Laporan ini berisi kumpulan tugas selama
penulis mengukuti PEKERTI yang diselenggarakan pada tanggal 22 – 28 Juli 2019.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu masukan dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan. Penulis berharap laporan ini nantinya akan dapat
bermanfaat bagi pembaca.
M. Elfan Kaukab
iii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan satu kesatuan yang utuh,
dengan bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain. Pendidikan dapat
diartikan sebagai satu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian
yang mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir. Sistem
pendidikan tinggi di Indonesia merupakan subsistem dari sistem pendidikan
nasional dan didefinisikan sebagai pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari
pada pendidikan menengah di jalur sekolah, dan satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi dinamakan perguruan tinggi.
Dosen merupakan salah satu komponen yang sangat berperan dalam proses
pembelajaran adalah tenaga pendidik pada perguruan tinggi yang khusus diangkat
dengan tugas utama mengajar, dimana secara langsung mempengaruhi peningkatan
kualitas belajar mahasiswa. Selain menguasai materi kuliah, untuk menjadi dosen
yang profesional diperlukan kemampuan dasar dalam bidang pembelajaran, dan
kemampuan yang berkenaan dengan pengembangan kurikulum. Kemampuan dasar
tersebut meliputi keterampilan menerapkan teori belajar, membuat rancangan
program pembelajaran, dan menyampaikan materi perkuliahan, serta merencanakan
dan melaksanakan penilaian hasil belajar dan program pembelajaran..
Aspek pengajaran merupakan poin pertama disamping penelitian dan
pengabdian pada masyarakat pada Tri Dharma Perguruan Tinggi. Oleh karena itu
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) berusaha meningkatkan mutu dosen
sebagai seorang pengajar sesuai dengan Undang-undang Guru dan Dosen yang
menyebutkan Guru dan Dosen memiliki tugas dan kewajiban sebagai pendidik dan
pembelajar serta dituntut memiliki kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian
dan sosial yang baik (lebih lanjut diimplementasikan lewat program sertifikasi
dosen) dengan cara mengadakan Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik
Instruksional (PEKERTI) dan Applied Approach (AA) yang secara khusus
ditujukan untuk peningkatan kompetensi pedagogik bagi para dosen. PEKERTI
dimaksudkan agar dosen mampu menyusun bahan-bahan perkuliahan dengan baik
1
dan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai mahasiswa terhadap mata kuliah
yang diajarkan. Applied Approach (AA) merupakan kelanjutan dari PEKERTI.
Setelah peta kompetensi, silabus dan RPP dibuat dan dilaksanakan, maka
dimulailah tahap Applied Approach (AA) ini. Langkah pertama adalah evaluasi
pembelajaran terhadap mata kuliah yang telah diajarkan sehingga menghasilkan
tahap Rekonstruksi Mata Kuliah (RMK). Perlu dilakukannya rekonstruksi mata
kuliah hal-hal sebagai berikut antara lain perubahan teknologi, perubahan kebijakan
pendidikan, adanya pendekatan/paradigma baru pendidikan interdisipliner dan
sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas dosen perlu mengembangkan wawasan dan
keterampilan agar dapat bekerja secara optimal dan profesional. Salah satu upaya
peningkatan kompetensi pedagogik dosen dengan mengikuti PEKERTI-AA.
Diharapkan dengan mengikuti pelatihan tersebut, para dosen dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran.
Program PEKERTI-AA dilaksanakan selama 7 hari. Pelatihan ini dimulai
pada tanggal 22 Juli 2019 sampai dengan 28Juli 2019. Pelatihan ini dilaksanakan di
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pelatihan ini diikuti oleh 29 peserta. Peserta
Pelatihan ini berasal dari berbagai Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri antara lain
UNSIQ, STABN Raden Wijaya Wonogiri, STABN, UNIVET Bangun Nusantar
Sukoharjo, STAB Maha Prajna Jakarta, STIAB Samaratunga Ampel Boyolali,
STAB Syailendra Semarang, dan STAB Kartarajasa.
Materi pelatihan diberikan dengan metode ceramah, tanya jawab, diskusi
kelompok dan tugas individu. Pada setiap akhir pelatihan diberikan penjelasan
tentang tugas terstruktur dari fasilitator yang wajib dikerjakan oleh tiap peserta.
Tugas dikumpulkan sesuai dengan hari yang telah ditentukan oleh fasilitator untuk
kemudian dievaluasi. Tatap muka dilaksanakan mulai pukul 08.00 sampai dengan
17.00 WIB dengan dua kali istirahat dan satu kali ishoma. Pelatihan ini
diselenggarakan oleh LPPM UNS Surakarta.
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan program PEKERTI-AA adalah sebagai berikut:
1. Merancang program pembelajaran
2. Menguasai dasar-dasar komunikasi dan keterampilan dasar mengajar
2
3. Merancang dan mengevaluasi hasil belajar mahasiswa
4. Merancang dan mengembangkan bahan ajar
5. Merancang dan melaksanakan penelitian untuk peningkatan kualitas
pembelajaran
D. Materi
Materi yang disampaikan dalam program PEKETI-AA sebagai berikut:
1. Overview Program
2. Pendidikan Tinggi sebagai Sistem
3. Isu Strategis Pendidikan Tinggi
4. Profesi dan Etika Dosen
5. Paradigma Konstruktivisme
6. Konsep Pegembangan Kurikulum
7. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi
8. Pembelajaran Orang Dewasa
9. Konsep SCL
10. Teori Belajar dan Pembelajaran
11. Teori Motivasi
12. Model-model Pembelajaran
13. Metode-metode Pembelajaran
14. Analisis Kompetensi (Peta Kompetensi)
15. Penyusunan Silabus (Silabus satu semester)
16. Penyusunan RPP (RPP untuk satu semester)
17. Team teaching
18. Ragam Sumber Belajar
19. Media Pembelajaran
20. TIK dan Pembelajaran
21. Dasar Asesmen Pembelajaran
22. PHB: Kognitif
3
23. PHB: Afektif
24. PHB: Psikomotorik
25. Asesmen Kinerja
26. Pengajaran Remidial dan Pengayaan
27. Pengembangan Strategi Pembelajaran
28. Kontrak Pembelajaran
29. Manajemen Mutu Terpadu
30. Komunikasi dan Keterampilan Dasar Mengajar
31. Praktikum
32. Pengembangan Bahan Ajar
33. Evaluasi Program Pembelajaran
34. PPKP
35. Resume Program
4
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
Program PEKERTI-AA dilaksanakan selama 7 hari, yaitu dari hari Senin, 22 Juli
2019 sampai dengan hari Minggu, 28 Juli 2019 di gedung LPPMP Universitas Sebelas
Maret (UNS) Surakarta. Adapun uraian pelaksanaan program setiap hari adalah sebagai
berikut:
A. HARI PERTAMA
Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari pertama, yaitu
hari Senin, 22 Juli 2019.
1. Overview Program
Fasilitator : Dr. Tri Murwaningsih, M.Si
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Pada sesi ini dijelaskan mengenai kegiatan program Peningkatan Keterampilan
Dasar Teknik Instruksional-Applied Approach (PEKERTI-AA) di LPPMP UNS
selama 7 hari dari hari Senin, 22 Juli 2019 sampai dengan hari Minggu, 28 Juli
2019. Selanjutnya, dijelaskan juga tentang tata tertib mengikuti kegiatan
PEKERTI-AA antara lain masuk pada pukul 08.00 WIB dan diusahakan selalu
dimulai tepat waktu.
5
Adapun materi lain yang dijelaskan adalah terkait UU No. 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen. Pada pasal 69 ayat 2 disebutkan bahwa pengembangan dan
pembinaan profesi dosen meliputi:
a. Kompetensi pedagogik
b. Kompetensi kepribadian
c. Kompetensi sosial
d. Kompetensi profesional
Selanjutnya pasal 72 ayat 1 dan 2 dijelaskan mengenai beban kerja dosen ada 12-
16 sks yang meliputi:
a. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran
b. Membimbing dan melatih
c. Melakukan penelitian
d. Melakukan tugas tambahan
e. Melakukan pengabdian pd masyarakat
Pada sesi ini dijelaskan pula tentang perkembangan kegiatan PEKERTI-AA di
UNS, yaitu:
a. UNS telah terlibat sejak awal penyusunan PEKERTI maupun AA di akhir
dekade 80-an.
b. UNS secara berkala menyelenggarakan PEKERTI maupun AA untuk dosen-
dosennya minimal 1 tahun sekali.
c. Tim PEKERTI-AA UNS disamping menggunakan buku paket pelatihan dari
PAU PPI UT juga terus mengembangkan suplemen materi pelatihan.
d. UNS Solo mensertifikasi penatar-penatar PEKERTI-AA dalam Tim PEKERTI-
AA UNS.
Sertifikat Pekerti, AA, dan Pekerti-AA yang diakui untuk sertifikasi dosen adalah
yg dikeluarkan PTPS (Perguruan Tinggi Penilai Serdos) mulai tahun 2015.
Adapun kode penyelenggara serdos UNS adalah PTPS 001027.
Adapun penghargaan dari mengikuti kegiatan PEKERTI-AA adalah mendapatkan
sertifikat dengan bobot program sebagai berikut:
a. 2 (dua) poin untuk kegiatan tatap muka ==> sertifikat nasional
b. 3 (tiga) poin untuk kegiatan magang ==> sertifikat nasional
6
Selanjutnya, bagi penatar atau dosen pembimbing, diberikan sertifikat yang dapat
digunakan untuk memperoleh angka kredit kumulatif kenaikan pangkat. Sertifikat
Pekerti-AA boleh digunakan untuk:
a. Hanya oleh Lektor dan Lektor Kepala
b. Hanya untuk “menggantikan” salah satu hasil tes TKBI (Tes Kemampuan Bhs
Inggris) atau TKDA (Tes kemampuan Dasar Akademik)
c. Bernilai 4-7 sesuai dengan kelengkapan instrumen
Sedangkantata tertib peserta selama pelaksanaan kegiatan PEKERTI-AA di
LPPMP UNS adalah sebagai berikut:
a. Peserta wajib mengikuti seluruh sesi penyajian materi pelatihan Pekerti - AA
b. Peserta wajib mengerjakan tugas dan mengumpulkan tepat pada waktu yang
ditentukan
c. Peserta wajib menyusun Laporan Hasil Kegiatan
d. Peserta berhak mendapatkan sertifikat pelatihan Pekerti-AA setelah memenuhi
3 ketentuan di atas
7
tertentu. Sistem itu diwujudkan dalam bentuk tujuan. Di UNS, sistem pendidikan
di UNS, sedangkan sub sistemnya adalah input, proses, dan output. Ketika UNS
menjadi sistem, UNS merupakan bagian dari supra sistem penidikan nasional.
Perhatikan gambar berikut. Gambar ini menunjukkan tentang sistem kegiatan
imperatif masyarakat.
Berdasarkan gambar tersebut, komponen yang satu dengan yang lain saling
berkaitan. Pada gambar bagian tengah ada falsafah (F) dalam suatu negara yang
dimiliki, ada agama (A), ilmu pengetahuan (I), etika (E), seni (S), dan moral (M).
Ada filosofi, ada normatif yang melandasi sistem. Normatif itulah yang
membedakan negara yang satu dengan negara lain, antara lain agama. Tidak
semua negara mempunyai falsafah, agama, ilmu pengetahuan, etika, seni, moral.
Keenam hal tersebut menjadi pondasi suatu sistem.
Adapun tujuan dari materi ini adalah sebagai berikut:
a. Output
Peserta dapat menguraikan interaksi supra sistem, sistem, dan subsistem
dalam pendidikan tinggi.
Peserta dapat mengidentifikasi komponen-komponen sistem pendidikan
tinggi.
Peserta dapat menjelaskan pentingnya keterampilan aktivitas instruksional
dosen dalam peningkatan efektivitas pembelajaran.
8
b. Outcome: Dapat menerapkan konsep sistem dalam pengembangan
pembelajaran.
Perhatikan gambar berikut terkait dengan sistem dan subsistem dalam
pendidikan.
9
akademik, materi, dan fasilitas. Sedangkan strategi pembelajaran meliputi cara,
urutan dalam pembelajaran. Contoh pembelajaran yang dapat digunakan adalah
Problem Based Learning (PBL). Dalam pendidikan sekarang, tidak ada istilah
tidak lulus karena sekarang ada remidi untuk perbaikan.
c. Output (hasil dan dampak)
Output dari sistem pendidikan meliputi lulusan dan karya intelektual. Output
dan outcome itu tidak sama. Contohnya adalah output itu keluarannya dengan
diberikan tes kelulusan, sedangkan outcome berkaitan dengan keberhasilan
pembelajaran, peserta akan mengikuti materi yang diberikan saat pelatihan atau
tidak.
Gambar di bawah menceritakan tentang struktur efektivitas institusi. Standar
adalah kriteria minimum yang harus dicapai. Kalau mau quantum life, standar
yang dibuat di institusi harus lebih dari kriteria minimum nasional. Kalau standar
nilai 70, diusahakan lebih dari 70 untuk mencapainya.
10
Selanjutnya, berkaitan dengan abad 21, ada keterampilan abad 21 yang
seharusnya dimiliki oleh dosen, yaitu communication, collaboration, critical
thinking and problem solving, dan Creativity and Innovation (4C). Selain itu
dosen juga perlu memiliki kecakapan yang meliputi kecakapan dalam hal big data
analize, digital mobile, social media skill, dan cloud (penyimpanan).
11
industri 4.0 dan 4) memiliki kompetensi teknis praktis yang difasilitasi melalui
berbagai program peningkatan kompetensi.
Strategi 2015-2019 sudah mau selesai tapi awal Januari 2019 ini ada Rakernas
2019. Strategi yang akan dicapai adalah pembukaan prodi baru, yaitu prodi
inovatif dan pembelajaran daring (Dalam Jaringan). Presiden Jokowi (Oktober
2018) menyatakan, “perguruan tinggi harus berani melakukan terobosan, berani
mendobrak kebiasaan-kebiasaan lama, menghilangkan kebiasaan-kebiasaan lama,
berani memunculkan program studi baru yang mencetak keahlian masa kini dan
masa depan.” Selanjutnya, pada bulan November 2018 Jokowi menyatakan,
“dalam empat tahun terakhir kita telah memulai langkah perombakan dan
perbankan dalam sistem pendidikan vokasi kita. Tetapi saya kira, kita belum
secara full melakukan perombakan besar-besaran.”
12
4. Kompetensi profesional
Bab II pasal 3 UU. No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa:
1. Dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2. Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
Kewajiban pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 Pasal 40 ayat 2, yaitu:
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis, dan dialogis
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan
3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Bab I ayat 1 UU. No. 14 Tahun 2005, profesional adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan, yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Dosen yang profesional
adalah dosen yang mempunyai kemampuan dan dibuktikan dengan sertifikat
pendidik. Sedangkan, dosen sebagai fasilitator artinya
1. Referensi, Memberikan petunjuk referensi atau sumber informasi yang sesuai
2. Metode atau cara untuk menguasai materi dengan cara diskusi, presentasi,
latihan, problem solving.
3. Menyusun bahan ajar
4. Mengelola kelas
Dalam microteaching ada 8 ketrampilan dasar mengajar yang nantinya akan
diberikan. Sebagai dosen harus mengikuti jaman atau up to date, memiliki kode
etik dan memiliki fungsi sosial.
5. Paradigma Konstruktivisme
Fasilitator : Bambang Kusharjanta, S.T., M.T.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
13
Ringkasan materi
Konstruktivistik adalah pembelajaran generatif (tindakan menciptakan suatu
makna dari apa yang dipelajari), membangun makna dari pengalaman. Beberapa
hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik, yaitu: (1)
mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam kontek yang relevan, (2)
mengutamakan proses, (3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman
sosial, (4) pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman.
Implikasi pembelajaran konstruktivisme:
1. Dosen tidak mendikte peserta didik
2. Dosen mengarahkan
3. Dosen sebagai fasilitator
4. Siswa harus aktif
5. Dosen harus memilih metode
6. Siswa sebagai mitra belajar
7. Dosen sebagai fasilitator mengevaluasi
Ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme:
1. Studentcenter learning, active learning
2. Siswa dianggap berpengetahuan
3. Ada interaksi sosial
4. Pengetahuan yang bermakna
5. Multidisiplin (dari berbagai aspek)
Pembelajaran sekarang mengarah ke konstruktivisme, kalau dulu lebih ke
behavioristik. Behaviouristik artinya pembiasaan pada tingkah laku, pembelajaran
yang mengatur perilaku.
Berikut adalah karakteristik dosen dalam pembelajaran konstruktivisme:
1. Membebaskan mahasiswa dari ikatan beban kurikulum dan membolehkan
mahasiswa fokus pada ide-ide menyeluruh (big concepts)
2. Memberi wewenang pada mahasiswa untuk mengikuti minat, mencari
keterkaitan, mereformulasi ide dan mencapai kesimpulan yg unik.
3. Berbagai informasi merupakan interpretasi orang per orang.
4. Belajar dan proses penilaian tidak mudah untuk dikelola karena tidak kasat
mata.
14
6. Konsep Pengembangan Kurikulum
Fasilitator : Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.
Metode : Ceramah dan tanya jawab, diskusi kelompok
Ringkasan Materi
Kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir artinya pelari, currere artinya
tempat berpacu. Berdasarkan hal tersebut, curriculum diartikan sebagai “jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk
memperoleh medali/penghargaan”. Selanjutnya, curriculumdalam pendidikan
diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang
siswa dari awal hingga akhir program untuk memperoleh ijazah.
UU No.12 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, menjelaskan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mecapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum memiliki peran konservatif, kritis/ evaluatif dan kreatif. Kurikulum
berfungsi sebagai panduan seluruh pemangku kepentingan penyelenggaraan
pendidikan.
Proses pengembangan kurikulum meliputi: karakteristik perencanaan kurikulum,
kurikulum sebagai sistem, rumusan tujuan kemampuan, isi kurikulum, strategi
pembelajaran, bimbingan, dan penilaian/evaluasi.
Dimensi kurikulum dapat dilihat sebagai: gagasan/ ide, rencana tertulis, suatu
hasil, suatu kegiatan/ aktivitas.
Dalam pembelajaran, kurikulum adalah segala hal yang diajarkan (program,
rencana, dan isi pelajaran)
Pembelajaran (instruction) adalah bagaimana menyampaikan apa yang diajarkan
itu (metode, tindakan belajar mengajar, dan presentasi)
Jalur pendidikan : formal, nonformal, dan informal.
Jenjang pendidikan: pendidikan tinggi, pendidikan menengah, dan pendidikan
dasar.
Jenis pendidikan : umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan
khusus.
15
Ada hidden curriculum (kurikulum tersembunyi), contohnya kurikulum orang tua
untuk anak-anaknya. Ada tujuan, isi, dan cara mencapainya meskipun tidak
tertulis.
B. HARI KEDUA
Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari kedua, yaitu hari
Selasa, 23 Juli 2019.
16
Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI), menetapkan kompetensi lulusan pendidikan akademik, vokasi
dan profesi.
Penetapan SKL sesuai dengan SN Dikti dan KKNI menjadi dasar pengembangan
kurikulum program studi.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kriteria minimal tentang
kualifikasi kompetensi lulusan perguruan tinggi yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan Capaian
Pembelajaran Lulusan (CPL)
Tujuan adanya KKNI untuk menilai kesetaraan dan pengakuan kualifikasi
Dalam KKNI ada 9 level, bisa dicapai dengan 4 jalur yaitu pendidikan formal,
peningkatan karier di dunia kerja, pengalaman atau belajar mandiri, dan
peningkatan profesionalitas.
Deskripsi capaian pembelajaran dalam KKNI: sikap dan tata nilai, kemampuan
kerja, penguasaan pengetahuan, dan kewenangan dan tanggung jawab.
Capaian pembelajaran dalam SN DIKTI adalah sikap, keterampilan khusus,
pengetahuan, dan keterampilan umum. Keterampilan khusus dan pengetahuan
ditentukan oleh forum prodi sejenis tetapi jika belum ada diserahkan ke prodi
masing-masing, sedangkan sikap dan ketrampilan umum tercantum dalam
lampiran SNPT.
Rumusan sikap dan tata nilai dalam KKNI ada enam poin sedangkan rumusan
sikap dalam SN DIKTI ada sepuluh poin.
Setelah menyusun CPL selanjutnya dilakukan pemilihan bahan kajian yang harus
dikuasai.
Bahan kajian ditentukan dulu yang dari prodi, kemudian bahan kajian pendukung,
bahan kajian pelengkap. Bahan kajian pendukung dan pelengkap berupakan bahan
kajian yang membuat berbeda di luar bidangnya. Contoh: bahan kajian bidan ada
10, kemudian membidik bahwa lulusan akan menjadi bidan di pelosok, sehingga
prodi membuatkan bahan kajian berkuda dan berenang sebagai bahan kajian
pendukung.
Bahan kajian penunjang itu masih ada kaitannya dengan inti, sedangkan
pelengkap sudah di luar inti. Pelengkap bisa menjadi bahan kajian unggul. Bahan
kajian unggul itu artinya berbeda dengan Perguruan Tinggi lain.
17
2. Pembelajaran Orang Dewasa
Fasilitator : Drs. Hery Purwanto, M.Sc.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Pelatihan pekerti itu sebenarnya in service training. Artinya, dilakukan pelatihan
sambil mengerjakan tugas-tugasnya.
Ciri-ciri orang dewasa: umur di atas 16 tahun, mandiri, bisa mengambil keputusan
sendiri, tidak mau diatur.
Mahasiswa awal masuk umur sekitar 18 tahun. Dalam mengajar di perguruan
tinggi, mahasiswa yang diajar dalam pikiran kita itu bahwa mereka sudah dewasa
sehingga mengajak mahasiswa untuk berpikir kontekstual.
Perception gap adalah cara berpikir orang yang sudah tidak relevan dengan hal
yang dihadapi. Contoh masalah pemilu. Sebenarnya bukan masalah agama tapi
ketersinggungan orang lain.
Mengerjakan tugas sekadar yang diberikan dosen, apakah ini artinya mahasiswa
bisa mandiri? Mengambil keputusan sendiri.
Contoh mendewasakan adalah mahasiswa diasramakan, materinya mengulang
SMA, dan menciptakan keterampilan belajar.
Proses pembelajaran Perguruan Tinggi termasuk salah satu bentuk pendidikan
orang dewasa. Dosen, dalam proses pembelajarannya, perlu memperhatikan sifat
dan karakteristik orang dewasa. Outputny disesuaikan juga dengan input.
Keberhasilan ditentukan oleh proses.
Salah satu isu pendidikan ada pada akhlak.
Yang dilihat dari mahasiswa sebagai input adalah karakteristik mahasiswa. Hal ini
juga untuk merencanakan pembelajaran. Setiap awal perkuliahan harus
merencanakan pembelajaran karena tiap semester mahasiswa berbeda
karakteristik.
Contoh mendewasakan lainnya adalah dicoba untuk ujian online. Mempersilahkan
untuk diskusi tetapi jawaban yang ditulis adalah sesuai dengan pemikirannya
masing-masing mahasiswa. Hal ini sulit, diprotes dosen lain karena dianggap bisa
kerja sama dengan teman lain, open book, bisa browsing. Hal itu benar tapi justru
hal ini merupakan pembelajaran untuk membentuk tanggung jawab. Sebnarnya
ini kolaborasi.
18
Dalam tugas kelompok, dosen juga harus pintar mengelompokkan karena
karakteristik orang beda-beda. Ada yang pintar cerita tapi tidak bisa nulis, dan ada
pintar nulis tapi sulit komunikasi.
Kelemahan pendidikan kita adalah karena kita terlalu menuntut peserta didik bisa
segalanya. Asumsi pendidik mengharapkan peserta didik mengikuti pola kita.
Sebenarnya peserta didik tidak bodoh tetapi cara gurunya yang perlu diubah.
Kalau kita bisa mengembangkan pola pikir yang baik maka kita akan enak dalam
berteman.
Diharapkan Esensi Pendidikan adalah pembentukan kepribadian “Holintegrasio”,
yaitu membangun pola pikir rasionalistik (dimensi intelektual----IQ), membangun
pola pikir integralistik (dimensi emosional --- EQ), dan membangun pola pikir
holistik (dimensi spiritual---SQ)
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar orang dewasa adalah faktor kebebasan,
faktor tanggung jawab, faktor pengambilan keputusan sendiri, faktor pengarahan
diri-sendiri, faktor psikologis, faktor fisik, dan faktor motivasi.
Pertanyaan: Dalam pembelajaran dewasa itu dibebaskan, dalam mengukur
kebebasan bagaimana? Jawabn: bebas itu maksudnya bukan bebas sebebasnya
sehingga harus ada kontrak kuliah. Maksudnya bebas itu terserah mau belajar
bagaimana yang penting mahasiswa bisa.
Pertanyaan: Di kelas kadang-kadang usia yang diajar bervariasi, bagaimana
tipsnya supaya sesuai dengan yang dicapai? Jawaban: kolaboratif, kooperatif. Ada
kelompok yang di campur. Maksudnya, mahasiswa yang pintar-pintar di setiap
kelompok ada dan tanggung jawab 1 kelompok bersama. Bisa juga, mahasiswa
yang pintar-pintar dikelompokkan sendiri supaya mandiri, sedangkan mahasiswa
yang kurang dibina sampai bisa. Itulah kenapa mengajar itu seni.
3. Konsep SCL
Fasilitator : Budi Legowo, S.Si., M.Si
Metode : Eksperimen, ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Pembelajaran diawali dengan membunyikan musik dari gelas berisi air. Air yang
di dalam gelas awalnya sedikit, kemudian ditambah sehingga ruang udaranya
sedikit. Hal itu sebagai apersepsi. Kemudian meminta peserta pelatihan untuk
19
mencobanya. Ini merupakan salah satu cara melibatkan peserta didik untuk
praktik langsung.
SCL adalah student center learning. Padanan katanya adalah berpusat pada
mahasiswa.
Pada pasal 11 ayat 10 UU No. 14 tahun 2015 dijelaskan bahwa berpusat pada
mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)menyatakan bahwa capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang mengutamakan
pengembangan kreativitas, kapasitas,kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta
mengembangkan kemandirian dalam mencari dan menemukan pengetahuan.
SCL dalam pembelajaran disebut sebagai pendekatan. Ada 2 pendekatan dalam
pembelajaran yaitu berpusat pada siswa dan guru/dosen. SCL itu bukan strategi
tetapi pendekatan. Sedangkan, strategi itu hubungnnya dengan sintaks
pembelajaran.
Meskipun menjadi dua pendekatan yang berbeda tetapi Teaching Center Learning
(TCL) dan Student Center Learning (SCL) tidak bisa dipisahkan.
SCL bisa dalam bentuk tugas. Misalkan mahasiswa diberi tugas kelompok.
Alasan menggunakan pendekatan SCL adalah karena peraturan, outcome,
perubahan perilaku, dan efektif.
SCL itu penting meriah. Artinya diskusi dengan yang aktif adalah mahasiswa.
Tidak boleh fokus pada content (materi). Tidak apa-apa materinya tidak selesai.
Keuntungan SCL: membentuk karakterstik mahasiswa yang berketrampilan
Perubahan paradigma dari TCL ke SCL dilihat dari :
Pengetahuan : dipandang sebagai sesuatu yang sudah jadi yang tinggal
ditransfer dari dosen ke mahasiswa. Pengetahuan adalah hasil
konstruksi(bentukan) atau hasil transformasi seseorang yang belajar.
Belajar : Menerima pengetahuan, mencari dan mengkonstruksi pengetahuan,
aktif dan spesifik caranya.
Mengajar: menyampaikan pengetahuan (ceramah/kuliah) dan menjalankan
sebuah instruksi yang telah dirancang, berpartisipasi dengan mahasiswa
dalam membentuk pengetahuan dan menjalankan berbagai strategi untuk
membantu mahasiswa belajar
Tugas dosen dalam SCL : membuat penilaian autentik
20
4. Teori Belajar dan Pembelajaran
Fasilitator : Dr. Sri Yamtinah, M.Pd.
Metode : Mind mapping, ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Belajar bagaikan air mengalir di sebuah sungai: mengalir, dinamis, penuh resiko,
menggairahkan, ada kesalahan, kreativitas, potensi, dan ketakjuban mengisi
tempat itu. Artinya: Resiko berkaitan dengan emosi.
Mengajar bagaikan “tukang bersih sungai” agar air dapat mengalir bebas hmbtan:
mengangkat sampah, kotoran lain, mengeruk lumpur, pasir, memindahkan batu,
kayu. Dengan ketulusan hati, kesetiaan, kemesraan, kesabaran, cinta, kelembutan,
sukacita, improvisasi, pengendalian diri memenuhi pekerjaan itu.
Standar proses PP no. 19 tahun 2005 pasal 19 ayat 1 dijelaskan bahwa proses
pembelajaran (I2M3), yaitu Interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi.
Teori belajar ada 4 yaitu behavioristik, kognitif, konstruktivistik, dan humanistik.
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori kognitif, belajar tidak
sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, melainkan tingkah laku
seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajarnya. Menurut teori konstruktivistik,
pengetahuan merupakan konstruksi dari orang yang mengenal sesuatu (skemata).
Sedangkan menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri.
5. Teori Motivasi
Fasilitator : Salim Widono, S.P., M.P.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Motivasi: semangat, dorongan, menggerakkan, memberikan support, dorongan
yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu.
Indikator mahasiswa tidak motivasi: datang terlambat, hasil belajarnya kurang,
kurang aktif, tidak banyak respon yang ditunjukkan, sibuk dengan kesibukkannya
sendiri.
21
Mahasiswa tidak semangat dapat menjadikan tujuan pembelajaran tidak tercapai,
kurang maksimal sehingga perlu adanya motivasi dari dosen supaya tumbuh
motivasi dan tercapai tujuan yang diharapkan.
Kegagalan hasil pembelajaran: kurang motivasi, proses pembelajaran kurang
menyenangkan, lingkungan terlalu ramai, dosen tidak menguasai materi,
metodenya monoton.
Solusi: Divariasikan pembelajarannya, menggunakan media, suasananya dibuat
menyenangkan, evaluasinya misal dengan game (permainan).
Faktor dari diri mahasiswa: kondisi kesehatan, masalah keluarga,
Faktor dari luar: dosen, lingkungan mahasiswa. Yang dibahas sekarang adalah
faktor luar, khususnya dosen.
Analisa kegagalan belajar: materi terlalu susah, terlalu banyak.
Pengertian motivasi menurut KBBI: dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu.
Beberapa cara memberikan motivasi belajar:
1. Menggunakan alat pendidikan seperti: ganjaran, penguatan, penghargaan dan
“hukuman”.
2. Penyediaan sarana dan prasarana belajar, misal LCD, papan tulis, alat tulis, AC,
sound sistem.
3. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
4. Tidak ada jarak yang jauh antara dosen dan mahasiswa.
5. Menciptakan hubungan baik dengan mahasiswa.
6. Merancang materi dan metode pembelajaran yang menarik mahasiswa.
Model ARCS (Keller, 1983) yaitu :
1. Attention; menciptakan suasana yang menarik perhatian mahasiswa,
2. Relevance; menghubungkan materi dengan kebutuhan dan kondisi mahasiswa,
3. Confidence; menciptakan suasana agar mahasiswa merasa dirinya kompeten
atau mampu dengan adanya keberhasilan yang dicapai, dan
4. Satisfaction;kepuasan mahasiswa dalam mencapai keberhasilan pembelajaran.
ARCS Motivational Strategies:
A---> bagaimana caranya supaya menarik perhatian. Biasanya dilakukan pada
awal perkuliahan, misal menampilkan video. Mahasiswa melihat dan merespon
22
video dan diusahakan sesuai dengan materi. Hal ini untuk memotivasi supaya siap
untuk belajar.
R--> mengkaitkan materi untuk kebutuhan mahasiswa. Apalagi untuk
dimanfaatkan di saat bekerja. Jika mhsiswa merasa perlu maka dia akan
termotivasi untuk belajar.
C-> kepercayaan diri. Bagaimana caranya supaya mahasiswa merasa mampu
untuk melakukan kegiatan yang sifatnya keterampilan. Misal, diberikan contoh
untuk melakukan keterampilan, mahasiswa praktik, dan jika baik diberikan
penghargaan, jika kurang kita berikan masukan untuk memperbaiki. Bisa juga
dengan membuat bagian-bagian yang besar menjadi kecil sehingga mudah
dipelajari atau mulai dari hal-hal yang mudah menuju hal yang sukar.
S--> kepuasan. Mahasiswa merasa puas. Memberikan penghargaan. Memberikan
penguatan, peemberian nilai sesuai dengan kenyataan. Supaya adil, dalam
pemberian nilai perlu membuat nilai dari segi aspek kognitif, psikomotor, afektif.
Tugas: membuat motivasi ARCS
Relevan: mengkaitkan materi hari ini dengan materi sebelumnya, manfaat untuk
yang akan datang. Di penyajian materi disajikan tentang langkah-langkah motivasi
pada saat pembelajaran dengan ketentuan: pendahuluan: 5-10% dari waktu sks,
penutup=15-20% dari waktu sks, dan penyajian materi= 70-80% dari waktu sks.
1 sks: Tatap muka 50’, Tugas terstruktur 60’, Tugas mandiri 60’
Ada bimbingan remidial dan pengayaan. Remidial untuk mahasiswa yang kurang
mengerti. Pengayaan untuk mahasiswa yang kemampuannya lebih sehingga
membantu mahasiswa lainnya yang lemah. Bisa juga dengan memvariasikan
motivasi. Di luar perkuliahan disesuaikan masing-masing.
C. HARI KETIGA
Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari ketiga, yaitu hari
Rabu, 24 Juli 2019.
23
No. Materi Fasilitator
2 Model-model Pembelajaran Sasmini, S.H., Ll.M
3 Model-model Pembelajaran Sasmini, S.H., Ll.M
4 Metode-metode Pembelajaran Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
5 Metode-metode Pembelajaran Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
6 Taksonomi Tujuan Pembelajaran Budi Legowo, S.Si., M.Si
24
Umumnya ada 3 tahapan:
1. Tahap definisi: mengidentifikasi brbagai permasalah dlm 1 intstui matkul,
Identitifkasi kekurangannya
2. Menyusun pengembangannya: menyusun bahan ajar, strategi, metode
3. Evaluasi dan Revisi: perbaikan
Beberapa model rancangan pembelajaran; Model PPSI (1975), Model Gagne
(1979), MPI Atwi Suparman (1987), Model Morrison, Ross, dan Kemp (2001),
Model Dick and Carey (2009). Pada umumnya diadopsi yang model Dick dan
Carey (2009)
Semua model baik tetapi tidak semua bisa sesuai pada suatu kondisi atau institusi.
Di Perguruan Tinggi yang paling cocok adalah Dick dan Carey.
Di dalam pembelajaran harus ada tujuan, karena:
Supaya terarah untuk menjadi panduan dosen saat pembelajarn shg materi
yang disampaikan mengarah pada tujuan.
Mengukur indikator tingkat keberhasilan
Memudahkan membuat alat penilaian
Tujuan pembelajaran pada umumnya perilaku yang harus bisa ditunjukkan oleh
mahasiswa, berupa kalimat dengan kata kerja positif. Tujuan yg sekarang disebut
CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah), CPL (Capaian Pembelajaran
Lulusan). Sifatnya harus jelas, dapat dilihat, diukur, diamati.
Tujuan dirumuskan dengan rumus ABCD, yaitu:
Audience: mahasiswa, contoh: mhsiswa mampu….
Behaviour: perilaku yang harus ditunjukkan oleh mahasiswa berupa kata kerja
aktif + objek. Contoh: Mahasiswa memahami, mahasiswa mengetahui---->tdk
bisa diukur. Kata “memahami, mengetahui” belum jelas karena
“menjelaskan, menyebutkan,…” itu juga artinya paham.Kata kerja yang
digunakan harus kata kerja operasional.
Condition: kondisi, prasyarat apabila mahasiswa diuji.
Degree: tingkatan kemampuan yang diharapkan.Contoh: berenang dengan
kecepatan … m/detik.
Diantara ABCD kadang-kadang tidak diikutkan semuanya. Kebanyakan hanya
AB.
Langkah-langkah merancang model pembelajaran
25
Melakukan analisis intruksional
---> menganalisis: menguraikan, menelaah, memecah menjadi hal-hal yang
kecil kemudian dilihat kaitannya.
Menganalisis mahasiswa
--->Dianalisis kemampuan-kemampuan yang sudah dimiliki mahasiswa. Hal
itu sebagai gambaran dari kemampuan awal mahasiswa. Hal-hal yang belum
dimiliki yang nantinya diberikan dalam pembelajaran.
Menulis tujuan perilaku mahasiswa
Mengembangkan instrumen penilaian
--->lebih dulu baru mengembangkan bahan ajar.Jika mengembangkan
instrumennya dulu maka akan lebih fokus pada tujuan.
Penilaian ada 2 jenis, yaitu: tes dan non tes
Penilaian tes: menggunakan seperangkat soal berupa uraian, pilihan ganda, atau
soal bentuk lainnya.
Penilaian non tes pada kinerja pada prosesnya. Bisa dilakukan dengan cara
wawancara.Penilaian seharusnya dari berbagai aspek. Contoh: portofolio, rubrik,
catatan anekdota.
Evaluasi sumatif: pada keseluruhan bahasan, sifatnya hanya memlih mana yang
terbaik yang pas tidk ada upaya untuk memperbaiki.
Evaluasi formatif: pada pokok bahasan tertentu, tidak sekadar lulus/tidak lulus
tetapi untuk perbaikan-perbaikan kinerja selama pembelajaran.
Mengembangkan strategi pembelajaran melingkupi banyak hal: metode
pembelajaran, memilih materi yaitu memilih bahan ajar sesuai tujuan, membuat
bahan kajian dari berbagai sumber kajian dijadikan 1 bab. Setelah dikompilasi
ditulis sebagai buku teks/ bahan ajar.
Sifat struktur kompetensi
Hierarki--> ada 1 kemampuan yang merupakan prasyarat dari kemampuan
lainnya.Contoh kemampuan menghitung perkalian memerlukan kemampuan
penjumlahan
Prosedural--> kegiatan yang berurutan, misal lari tidak harus dari start untuk
mencapai finish.
Pengelompokkan, ada hubungan satu dengan lain tapi tidak tergantung satu
sama lain.
26
Kombinasi--> gabungan, ada yang hierarki, prosedural,dll.
Masalah: kondisi yang menyimpang dari yang seharusnya.
Contoh: Harapan: mahasiswa lulus 4 tahun, ternyata ada yang lulus lebih dari 4
tahun.Supaya tidak banyak masalah: harus realistis, menerima apa adanya.
2. Model-model Pembelajaran
Fasilitator : Sasmini, S.H., Ll.M.
Metode : Ceramah dan tanya jawab, STAD
Ringkasan materi
Ada 2 paradigma pembelajaran: behaviouristik dan konstrukstivistik
Paradigma: Konstruktivistik
Pendekatan: SCL dan TCL
Model: Kerangka konseptual Strategi: mengatur, merancang kegiatan
pembelajaran
Metode: cara-cara atau langkah-langakah pembelajaran berdasarkan model yang
sudah dipilih.
Teknik: langkah khusus untuk menerapkan metode
Model-model pembelajaran
1. CTL --> Belajar sesuai kondisi, kerjasama dalam kelompok, berbasis
pemecahan masalah
2. Pembelajaran tematik
3. Quantum Learning--> gmn cara pembelajaran yg menyenangkan
4. Value Clarification ---> Model penilaian
5. E-learning--> memanfaatkan TI
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih model:
1. Materi, contoh: materi banyak membutuhkan pemecahan masalah biasanya
menggunakan PBL. Jika LO lebih ke kerjasama maka modelnya kolaboratif
2. Karakteristik peserta didik---> jika pasif, maka pakai Quantum Teaching
learning supaya menyenangkan. Jika sudah aktif, bisa pakai PBL
3. Jumlah peserta didik--> kalau pesertanya banyak, menggunakan kolaboratif
tidak cocok
4. Waktu---> 2 sks : kolaboratif atau kooperatif itu bisa tapi lebih dari 3sksbisa
juga quantum
27
5. Sarana dan prasarana--> ada ruang besar, ruang kecil.
Diskusi--> kelas dibagi menjadi 5 kelompok dengan metode: STAD (Student
Teams Achievement Divisions), waktu: 30 menit diskusi kelompok, dipilih 1
wakil kelompok menjelaskan. Ketika kelompok 1 presentasi, kelompok 2 dan 3
mengamati dan memberikan pertanyaan, kelompok 4 dan 5 memberikan
masukkan. Adapun materi masing-masing kelompok sebagai berikut:
1. Contextual Teaching LEarning (CTL)
2. Collaborative Learning
3. Pembelajaran Tematik/Terpadu
4. Problem based learning
5. Quantum Teaching Learning (QTL)
Hasil diskusi:
1. Contextual Teaching Learning (CTL): pembelajaran yang terjadi dalam
hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya.
2. Collaborative Learning: situasi dimana terdapat dua atau lebih orang belajar
atau berusaha untuk belajar sesuatu secara bersama-sama. Tidak seperti belajar
sendirian, orang yang terlibat dalam collaborative learning memanfaatkan
sumber daya dan keterampilan satu sama lain.
3. Pembelajaran Tematik/Terpadu: suatu pembelajaran yg memungkinkan siswa
baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip holistik dan memadukan beberapa pokok
bahasan.
4. Problem based learning: PBL diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan pad proses permasalahan yang dihadapi secara
ilmiah.
5. Quantum Teaching Learning (QTL): merupakan salah satu model pembelajaran
yang digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi
peserta didik. Filosofi QTL; T (tumbuhkan), A (alami), N (namai), D
(demonstrasikan), U (ulangi), R (rayakan).
3. Metode-metode Pembelajaran
Fasilitator : Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
Metode : Diskusi, ceramah dan tanya jawab
28
Ringkasan materi
Definisi metode pembelajaran: cara-cara yang digunakan dalam belajar-mengajar
(pembelajaran) dalam kondisi tertentu untuk mencapai hasil tertentu (cara yang
digunakan untuk menyampaikan isi/materi ajar)
Manfaat:pembelajaran tidak membosankan, meningkatkan rasa percaya diri,
meningkatkan kemampuan berkomunikasi, meningkatkan berpikir kritis,
meningkatkan rasa kerjasama mahasiswa.
Contoh metode yang sering digunakan:
1. Rangking 1
2. Talking Stick
3. Find Me If You Can
4. Team Quiz
5. Role play
6. Debat
Diskusi dengan cara kelas dibagi menjadi 6 kelompok dan masing-masing
kelompok memerankan sebagai dosen yang melakukan 1 metode pembelajaran.
29
A. Evaluation (C6) --->TO CREATE
B. Sintesis (C5) ----> EVALUATION
C. Analysis (C4)
D. Application (C3)
E. Comprehension (C2)
F. Knowledge (C1)
2. Afektif (Sikap)
A. Characterisation (A5)
B. Valuing (A4)
C. Organization (A3)
D. Responding (A2)
E. Receiving (A1)
3. Psikomotorik (Ketrampilan)
A. Naturalisation (P5)
B. Articulation (P4) (melakukan tanpa berpikir)
C. Precision (P3)
D. Manipulation (P2)
E. Imitation (P1) (Meniru)
Dalam mata kuliah belum tentu semuanya muncul.
Mahasiswa semester awal diperbolehkan membuat kreatif PKMkarena pada
semester awal, ada kemungkinan mahasiswa telah memiliki kemampuan C1-C3.
D. HARI KEEMPAT
Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari keempat, yaitu
hari Kamis, 25 Juli 2019.
30
No. Materi Fasilitator
6 TIK dalam Pembelajaran Budi Legowo, S.Si., M.Si.
1. Analisis Kompetensi
Fasilitator : Anjar Sri CN, S.H., M.Hum
Metode : Diskusi, ceramah dan tanya jawab, kerja kelompok, pemecahan
masalah
Ringkasan materi
Apersepsi: Puisi “Aku Dosen Luar Biasa”
Aku dosen luar biasa
Mengajar biasa menjadi luar biasa
Mahasiswa biasa menjadi luar biasa
Karena aku dosen luar biasa
CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan) dari dikti ada 3, yaitu: pengetatahuan,
sikap, dan keterampilan umum
Standar kompetensi=CPMK =blok CPMK
Kompetensi Dasar=Tahap Kemampuan Akhir=Sub CPMK
Teknik penjabaran Standar Kompetensi (SK) atau Capaian Pembelajaran
Matakuliah (CPMK) (Kemenristek-dikti no 44 th 2015) menjadi Kompetensi
Dasar (KD) atau kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap
pembelajaran (Kemenristek-dikti no 44 th 2015)
Membentuk 4 struktur organisasi kompetensi:
1. Struktur hierarkikal: tidak bisa dibolak balik urutannya. Contoh mengukur
panjang tanah lebih dulu daripada mengukur luas.
2. Struktur prosedural: bisa dibolak balik. Contoh: memasukkan kertas ke dalam
mesin ketik, mengatur margin dan spasi-->menghentakkan jari tangan.
3. Struktur pengelompokan: Seperti prosedural tapi ada pengelompokkan.
4. Struktur kombinasi:Ada prosedural juga ada hierarkinya.
Standar kompetensi atau Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Kemenristek-dikti
no 44 tahun 2015): seperangkat kompetensi yang dibakukan sebagai hasil belajar
MP/ MK/BLOK/STASE tertentu dalam satuan pendidikan, merupakan
kompetensi bidang pengembangan & MP/MK/BLOK/STASE per satuan
31
pendidikan per satu kelas yg harus dicapai pebelajar selama satu tahun
(Semester/Blok/Stase)
OUTPUT pembelajaran yang bertahan lama
SK/CPMK dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur.
---> pakai 1 kata kerja paling tinggi untuk CPMK
Koginitif pakai taksonomi bloom terbaru, yaitu ada 6.
Contoh: membuat proposal penelitian --->untuk CPMK
Menulis metode penelitian--->subCPMK
Apabila mungkin rumusan tersebut merupakan satu kesatuan dari aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik
2. Penyusunan Silabus
Fasilitator : Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Silabus: rencana yang mengatur kegiatan pembelajaran untuk mencapai standar
kompetensi yang ditetapkan pada suatu mata kuliah
Dalam 1 mata kuliah boleh lebih dari 1 kompetensi dasar tetapi dalam 1 mata
kuliah 1 CPMK.
RPS divalidasi oleh kaprodi atau dosen yang ditunjuk
Pada kolom pengalaman belajar: bukan pengalamannya mahasiswa tetapi kegiatan
mahasiswa pada saat pembelajaran.
Pada kolom materi pokok: ditulis poin-poinnya saja.
Pada kolom referensi: ditulis nomornya saja dari daftar referensi.
Pada kolom metode: ditulis detail. Misal diskusi: ranking 1, atau role play, dll
Pada kolom waktu: 1 sks --> 50’ tatap muka, 50’ mandiri, 50’ tugas
terstruktur(misal membaca dll)
Tidak semua CPL masuk dalam RPS, tergantung pada mata kuliah.
Yang menyusun: tim kurikulum.
Pengetahuan dan Keterampilan Khusus yang menentukan adalah asosiasi prodi
Perubahan istilah
32
KBK (Kurikulum Berbasis KPT (Kurikulum Perguruan Tinggi)
Kompetensi)
3. Team Teaching
Fasilitator : Drs. Hery Purwanto, M.Sc.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Team teaching
Mengajar dalam satu tim (lebih dari satu orang)
Pengajaran beregu
Cooperative/Collaborative
Dosen senior mendampingi dosen junior dalam mengajar.
Perencanaan RPS harus dibuat dengan kesepakatan bersama.
Ada beberapa tipe team teaching
Tipe 1 = beberapa dosen mengajar mata kuliah yang sama di kelas yang
berbeda, perencanaan materi dan metode disepakati bersama atau perencanaan
materi / bahan ajar / hand out sama. Penyajian berbeda.
Tipe 2a = setiap dosen menentukan materi/pokok bahasan dan penyajian
sendiri, evaluasi sendiri, dan hasil evaluasi digabung.
Tipe 2b = satu mata kuliah (teori/praktek) diajarkan oleh 2 dosen,
perencanaan materi bersama, pelaksanaan dengan pembagian tugas sesuai
dengan kemampuan, dan evaluasi bersama atau sendiri.
Tipe 3 = satu mata kuliah diajarkan 3 dosen, perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian bersama-sama secara variatif
33
Nyata), sarana prasarana (fasilitas), metode/ media, tujuan pembelajaran
(Kompetensi)
Pembelajaran menurut KBBI--->pembelajaran/pem·bel·a·jar·an/ n proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
Alat peraga: segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan untuk merangsang
pikiran, kemauan mahasiswa, sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar.
Alat peraga menurut KBBI online: alat bantu untuk mendidik atau mengajar
supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik.
Alat pelajaran: alat yg digunakan untuk mendukung proses pembelajaran,
misalnya papan tulis.
Media: segala alat/ sarana yang dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi kepada penerima informasi.
Contoh: foto, gambar, mp3, piringan hitam, papan tulis yang berisi
tulisan/informasi karena dapat untuk menyampaikan pesan.
Power point bukan termsuk media karena tidak ada isinya, tetapi power point
yang berisi tentang materi belajar itu media, contohnya power point tentang
kesulitan belajar. Power point itu dianggap sebagai alat.
Sumber belajar: segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
kegiatan belajar. Contoh: benda/manusia, suara, buku, lingkungan, data/informasi
Menurut KBBI online, Multimedia/mul·ti·me·dia/ /multimédia/ n1 berbagai jenis
sarana: usaha pembangunan untuk -- dunia komunikasi, pendidikan, dan
sebagainya mendapat prioritas utama; 2 penyediaan informasi pada komputer
yang menggunakan suara, grafika, animasi, dan teks.
Multimedia adalah suatu sarana (media) yang didalamnya terdapat perpaduan
(kombinasi) berbagai bentuk elemen informasi, seperti teks, graphics, animasi,
video, interaktif maupun suara sebagai pendukung untuk mencapai tujuannya
yaitu menyampaikan informasi atau sekedar memberikan hiburan bagi target
audiens-nya. Contoh: alat tulis, gambar, papan tulis.
Media online: media yang hanya dapat diakses dengan internet.
Dua jenis sumber belajar
34
1. Resources by design: sumber pembelajaran yang sengaja direncanakan
(learning resources by design), yakni semua sumber yang secara khusus telah
dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan
fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Contoh: buku
2. Resources by utilization: sumber pembelajaran yang karena dimanfaatkan
(learning resources by utilization), yakni sumber belajar yang tidak secara
khusus didisain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan,
diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar-salah satunya adalah
media massa, jembatan. Dapat digunakan untuk sumber belajar untuk anak-
anak teknik untuk melihat bagaimana tumpuan dari jembatan. Sebenarnya
bukan untuk sumber belajar, tapi karena kebutuhan sehingga digunakan sebagai
sumber bealajar.
5. Media Pembelajaran
Fasilitator : Artono Dwijo Sutomo, S.Si., M.Si.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Media: alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi, segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan
Media Pembelajaran: alat komunikasi (pembelajaran) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan/materi pembelajaran, teknologi pembawa pesan
pembelajaran. Contoh: buku teks, modul, film, video, rekaman piringan, pita
kaset, dll
Faktor pemilihan media dalam pembelajaran:
Metode Pembelajaran
Tujuan pembelajaran
Materi dan hasil belajar yang diharapkan
Karakteristik mahasiswa (gaya dan ketrampilan belajar)
Target populasi – lokasi, jumlah
Attitudes/preferens dosen, ketrampilan, dll.
Lingkungan fisik (mis kondisi ruang dan fasilitas)
Manfaat Media dalam Pembelajaran
Penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan
35
Proses instruksional lebih menarik
Proses belajar lebih interaktif
Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi
Kualitas belajar dapat ditingkatkan
Proses belajar dapat terjadi kapan dan di mana saja
Meningkatkan sikap positif mahasiswa terhadap proses dan bahan belajar
Peran dosen berubah ke arah positif dan produktif
36
Dalam e-learning mahasiswa memanfaatkan ICT sebagai sumber belajar
sedangkan dosen dapat memanfaatkan ICT untuk media penyampaian materi
pembelajaran.
E. HARI KELIMA
Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari kelima, yaitu
hari Jumat, 26 Juli 2019.
37
Evaluasi lebih luas cakupannya dari pada penilaian. Tidak hanya mahasiswa yang
dinilai tetapi ditelaah lebih dalam.
Evaluasi digunakan untuk menilai suatu program bukan pada individu peserta
didik dan berkaitan dengan pengambilan keputusan.
Assesment Purpose
1. Keeping track, Melacak kemajuan peserta didik
2. Checking up, Mengecek ketercapaian kemampuan.
3. Finding out, Mendeteksi kesalahan. Jangan-jangan bukan faktor mahasiswa, tapi
dosen
4. Summing up, Menyimpulkan
Penilaian prinsip
Valid-->terpercaya, Obyektif, Adil, Terbuka , Bermakna, Mendidik, Menyeluruh,
Berkesinambungan
Remedial tidak sekadar tes, harus ada penugasan atau treatment dari kekurangan
yg dimiliki mahsiswa, misal meresume, tugas tertulis, wawancara
Ada 2 kriteria Standar Penilaian, yaitu:
1. Penilaian Acuan Normatif (PAN): penilaian yang membandingkan hasil belajar
peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik lain dalam kelompoknya,
dasarnya adalah mean dan deviasi standar.
2. Penilaian Acuan Patokan (PAP): penilaian yang membandikan hasil belajar
peserta didik terhadap patokan yang telah ditetapkan sebelumnya (batas lulus
atau tingkat penguasaan minimum). PAP ini bersifat tetap untuk kelompok
siswa yang memperoleh pembelajaran yang sama.
Patokan penilaian menggunakan indikator. Indikator seperti skala. Perlu dilihat
tingkat ketelitiannya. Setiap skala tidak sama tingkat ketelitiannya.
Dicontohkan tentang ketelitian adalah penggunaan skala yang dibuat tadi di awal
pembelajaran menggunakan kertas.
Teknik Penysunan Instrumen
1. Tujuan Penilaian
2. Memperhatikan SK/CPMK
3. Menentukan KD/Tahapan Kemampuan Akhir
Tes: uraian, pilihan ganda, non tes.
38
Penilaian berupa tes atau non tes disesuaikan kebutuhan. Misal untuk mengetahui
mahasiswa dapat melakukan regresi bisa dengan Observasi, yaitu mengamati
mahasiswa saat mengerjakan tapi membutuhkn waktu lama sehingga akan lebih
efisien dengan menggunakan tes tulis.
Fungsi Tes
1. Tes Formatif digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang
memerlukan perbaikan pembelajaran, bukan untuk keperluan membuat grade
(tingkatan) siswa, penilaian mengunakan kriteria Acuan Patokan, mengukur
indikator kompetensi dan Kompetensi Dasar (Tahapan Akhir/Sub CPMK)
2. Tes Sumatif: diberikan pada saat satu satuan pengalaman belajar telah selesai,
menentukan angka berdasarkan grade tingkatanhasil belajar, mengukur Standar
Kompetensi (CPMK)
Perencanaan Tes: setiap mata pelajaran memiliki penekanan kemampuan yang
berbeda. Salah satu pedoman untuk menentukan item test adalah taksonomi tujuan
pendidikan yang dirumuskan oleh Benjamin S. Bloom dkk(1956).
Ada 3 aspek perilaku : kognitif, afektif , dan psikomotor.
2. PHB: Kognitif
Fasilitator : Budi Legowo, S.Si., M.Si.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Pengantar: Pengukuran panjang dan berat bayi.
PAN: menggunakan distribusi normal, berapapun nilainya selalu ada nilai A dan
E.
PAP--> ada patokan. Misal, D--> 50-59, C-> 60-69, B -->70-79, A---> 80
PHB (Penilaian Hasil Belajar) Kognitif yang diperhatikan adalah Taksonomi
Kognitif Bloom dari C1-C6 dapatnya dari Peta Konsep. Contoh: menerapkan
regresi linear, alat ukur: tes dengan ada angka-angka yang harus diolah (problem).
Alat ukur kognitif: Tes dan Non Tes
Tes--> Uraian dan Objective Tes. Objective tes dinamakan objective tes karena
siapapun yang mengoreksi selalu sama.
Untuk soal uraian dibuatkan marking scheme (semacam pemberian skor untuk
masing-masing jawaban).
39
Rubrik adalah tugas-tugas untuk mengukur secara keseluruhan, digunakan untuk
tiga ranah: afektif, kofnitif, psikomotor.
Contoh non tes: observasi, wawancara (ada catatan anekdotal/catatan nama-nama
mahasiswa bisa diberi keterangan lebih banyak, check list)
Catatan anekdotal: catatan pendek-pendek untuk kasus, sama seperti catatan
lapangan.
Wawancara, yang perlu disiapkan adalah daftar pertanyaan.
Tugas:
1. Membuat kisi-kisi uraian dan objektif
2. Contoh tes uraian dan tes objektif
Eksperimen---> Ketika mendengar kata gravitas, pertama kali ingat Newton
padahal sebelum Newton ada Galileo yang telah menganggap bahwa setiap benda
jatuh dalam waktu bersamaan. Contoh: fasilitator mempergakan tisu dan spidol
dijatuhkan bersama tapi tidak jatuh di lantai dalam waktu bersama karena ada
perbedaan gaya gesek. Akan tetapi, ketika tisu dilipat, tisu dan spidol dapat jatuh
bersamaan.
Untuk penyebaran soal, sebaiknya diurutkan dari tingkat kesuliatn meskipun dari
tahap akhirnya tdk urut.
3. PHB: Afektif
Fasilitator : Budi Legowo, S.Si., M.Si.
Metode : Eksperimen, ceramah dan tanya jawab, tugas
Ringkasan materi
Beban kerja dosen: 12-16 sks. Maknanya : Serdos yang dinilai afektif
1 sks --> 50’ tatap muka, 60 tugas terstruktur, 60’tugas mandiri (mahasiswa)
50’ Tatap muka, 60’ evaluasi, 60’ pengembangan mandiri (Dosen)
Mahasiswa semester 3 dgn IP>3,00 boleh ambil maks 24 sks
Mahasiswa s1 lulus minimal 144 sks slm 8 smster shingga smstr awal 18-20 sks
Misal 7 semester x 20 = 140 sks, skripsi 6 sks, sehingga total 146 sks. Hal ini
lebih dari minimal 144 sks. Yang 2 sks bisa dengan memberi kesempatan
mahasswa beorganisasi. Penilaian afektif bisa diperoleh dari kemampuan
berorganisasi.
40
Dosen: 12 x 3 jam kerja = 36 jam, selanjutnya kerja 5 hari seminggu sehingga 36:
5= 8 jam/hari
Jika 16x3=48jam sehingga 48:5=10 jam/hari
12 sks ---> 6 sks mengajar + 3 sks (Penelitian pendidikan) + 3 sks (pengabdian
masyarakat)
4 komptensi dosen: K. Pedagogi (dari pengajaran), K. Sosial dan K. Kepribadian
(dari kegiatan sosial), K. Profesional (dari Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)
Penilaian Sikap--> Deff (Afektif 1 sampai 5)
Kompetensi(Capaian Pembelajaran):
1. Seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
2. Kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan perilaku.
3. Integrasi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik yang direfleksikan dalam
perilaku.
Afektif ditandai dengan rasa bangga akan profesinya
Praktikum itu melakukannya di laboratorium. Praktik dilakukan di tempat
sebenarnya.
TUGAS: Membuat Checklis tentang minat (suka/tidak suka) mata kuliah
Staitistik.
Penilaian afektif jangan cenderung ke behaviour: ancaman, hadiah.
4. PHB: Psikomotorik
Fasilitator : Bambang Kusharjanta, S.T., M.T.
Metode : Ceramah dan tanya jawab, tugas
Ringkasan materi
Ketrampilan Psikomotor:
Serangkaian gerakan otot-otot secara terpadu untuk dapat menyelesaikan suatu
tugas
Ketrampilan yang memerlukan terutama koordinasi fungsi saraf motorik dan
otot ---> neuropsikomotor
41
Ketrampilan profesional yang dikembangkan secara sadar melalui proses
pendidikan
Ketrampilan Psikomotor :
Profesional (melalui proses pendidikan)
Bawaan (alamiah)
Tujuan Penilaian dalam Pendidikan:
Mengukur perilaku manusia yang kompleks (Kompetensi) setelah dia
menjalani proses pendidikan.
Pengukuran harus mewakili kemampuan keseluruhan yang jauh lebih besar
(representativitas)
Penilaian bagian-bagian dari keseluruhan perilaku yang berdiri sendiri-sendiri
hanya mempunyai sedikit arti (Kognitif , Psikomotor, afektif)
Contoh: Teori renang gaya katak-->dipelajari teknik gaya katak. Diuji teknik gaya
katak dengan praktik di kolam renang
Taksonomi Psikomotorik (Bloom, 1956)
Peniruan (imitation) = P1
Manipulasi (manipulation) =P2
Ketepatan (precision ) = P3
Artikulasi (articulation) = P4
Naturalisasi (naturalization) = P5
Syarat dimensi dapat diukur:
Dapat memberikan data sensorik (Observable)
Dapat dirumuskan secara operasional
Mempunyai variabilitas nilai
Dapat memberikan respon yang mirip/ sama pada berbagai pengamat
Alat Ukur : Daftar Cek (check list), Skala Nilai (Rating Scale), Catatan Anekdotal
(Anecdotal record). dll
Kata “terintegrasi” di permenristek dikti dapat diartikan sebagai di dlam epnilaian
ada unsur sikap, kognitif, psikomotorik
Presentasi bisa dinilai psikomotorik melalui gesture, cara penyampaian materi.
TUGAS: Buatlah skala nilai penilaian ketrampilan psikomotor untuk mata kuliah
yang Bapak/Ibu ampu, bila tidak memungkinkan cari mata kuliah lai dari fakultas
42
Bapak/Ibu yang memungkinkan untuk dibuat SKALA NILAI penilaian
ketrampilan psikomotornya.
5. Asesmen Kinerja
Fasilitator : Anjar Sri CN, S.H., M.Hum.
Metode : Permainan warna, ceramah dan tanya jawab, tugas
Ringkasan materi
Apersepsi: sebut warna dalam tulisan untuk melihat dominan otak kiri atau kanan
a. Otak kiri; logika, hafalan, detail, sistematis, komunikasi, realistis, faktual.
b. Otak kanan; imajinasi, bentuk/pola, intuisi, emosi, spiritual, visi, humanistis.
Lihat kembali peta konsep. Ada CPMK paling atas, bawahnya ada sub CPMK.
Sub CPMK harus dites. Bisa juga diukur dengan tugas.
Belajar adalah kemampuan spontan untuk menata ulang pengetahuan sebelumnya,
merespon perubahan /kenyataan/situasi baru, belajar merupakan suatu proses yang
terus menerus, asesmen dilakukan dalam konteks belajar dan menyertai seluruh
kegiatan pembelajaran.
Menurut Gardner, assesment adalah proses dan hasil belajar tidak hanya
mengukur salah satu atau beberapa atau beberapa aspek kemampuan individu,
tetapi mengukur seluruh aspek kemampuan.
Aspek kemampuan individu: Visual-spatial, Bodily-kinesthetic, Musical-
rhytmical, Interpersonal, dst.
Assesmen Kinerja
Asesmen yang mengajak peserta didik untuk berpikir lebih luas dan mendalam
mengenai suatu kasus
Asesmen yang mengharuskan peserta didik mempertunjukkan kinerja bukan
menjawab atau memilih jawaban dari alternatif jawaban yang sudah ada
Tidak hanya mengukur (tes)
Wujud Asesmen Kinerja
1. Rubrik (Kriteria)
2. Tugas (Task): Computer Adaptive Testing, Tes pilihan ganda yang diperluas,
Tes jawaban terbuka, Tugas kelompok, Tugas individu, Wawancara, Observasi,
Portofolio
43
Rubrik: menjamin reliabilitas, keadilan, dan kebenaran penilaian. Contoh: tugas
membuat makalah. Rubriknya misal daftar pustakanya banyak. Berarti
patokannya banyak tidaknya daftar pustaka.
Rubrik: alat skoring yang memuat kriteria
Ada 2 jenis rubrik yg signifikan
1. Rubrik holistik: Kriteria penilaian yang didefinisikan secara menyeluruh untuk
tiap-tiap skor.
2. Rubrik analitik: dibagi menjadi elemen-elemen. Tiap elemen memiliki definisi
skor tersendiri, nilai akhir merupakan gabungan seluruh skor.
Contoh rubrik holistik
Nilai Kriteria
Kriteria lebih baik ditulis dalam bentuk yang lebih sederhana dan terukur
Portofolio: terdiri dari kumpulan hasil karya
Tugas: membuat 1 tugas dan 2 rubrik
44
Apakah penilaian kinerja diperlukan padahal sudah ada penilaian kognitif, afektif,
psikomotorik? Sebenarnya sama aja, karena penilaian kinerja adalah dirancang
untuk bisa menilai semua komponen.
Remedial: bantuan/treatment untuk mengatasi kesulitan belajar. Pengulangan
terhadap materi yang dinilai kurang dengan cara memberi tugas, pendampingan,
dll.
Pengayaan: Mengulas materi-materi yang sudah ada untuk tujuan.
Tujuan dilaksanakannya pembelajaran remidial adalah untuk meningkatkan
penguasaan hasil belajar mahasiswa, yaitu mencapai kompetensi yang ditetapkan.
Remidial dilakukan berdasarkan capaian akhir /tahapan akhir
Metode remidial: dengan teman sejawat, di awal perkuliahan dibentuk kelompok.
Kemudian dilihat interaksi di kelompok, bisa juga dibangun secara online yaitu
SPADA (Sistem Pembelajaran Daring)
Tahapan remidial: membuat soal terbuka seperti soal sebelumnya tidak masalah
Nilai remidial bisa dapat A atau tidak tergantung sistem kontrak. Untuk
memotivasi mahasiswa: yang dinilai adalah capaian.
Strategi pembelajaran beragam sesuai dengan karakteristik mahasiswa.
Menuntut pelaksanaan pembelajaran remidial secara bervariasi sesuai keragaman
mahasiswa. Misal pada soal eksakta, dijawab secara matematis, ini fakta.
Kemudian dijelaskan apa artinya fakta tersebut. Hal ini bisa untuk mengukur
“analisis”.
Pembelajaran pengayaan:pembelajaran yang dilakukan dosen untuk meningkatkan
pendalaman atau perluasan mahasiswa dalam penguasaan materi pembelajaran.
Tujuan: untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa yang belajar lebih cepat
dari mahasiswa yang lain untuk mendalami atau memperluas materi
pembelajaran.
F. HARI KEENAM
Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari keenam, yaitu
hari Sabtu, 27 Juli 2019.
45
Tabel 2.6 Jadwal Kegiatan PEKERTI-AA Hari Keenam
46
Kita sebagai perancang, kita mengorganisasi (mengurutkan) bahan pembelajaran
supaya sistemik.
Pertimbangan untuk memilih sistem penyampaian:
1. Review analisis pembelajaran dan identifikasi secara logis kelompok
kompetensi yang akan diajarkan dalam urutan yang sesuai
2. Rencanakan komponen-komponen belajar yang akan digunakan dalam
pembelajaran
3. Pilih pengelompokan belajar yang paling efektif
4. Spesifikasi media & bahan yang efektif dengan rentang biaya, konteks belajar
yang sesuai dan praktis.
5. Kemukakan tujuan kepada pebelajar dan konsolidasi pemilihan media
6. Pilih atau kembangkan sistem penyampaian yang mengakomodasi keputusan
butir 1-5
2. Kontrak Pembelajaran
Fasilitator : Dr. Suharno, M.Pd.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Kompetensi Dasar pembelajaran: Dosen mampu menyusun kontrak
perkuliahan/pembelajaran untuk MK/ semester/ prodi/ jur tertentu.
Indikator:
1. Dapat menganalisis materi pembelajaran sesuai dengan prinsip mahasiswa
seorang dewasa.
2. Dapat mesintesakan (memadu) secara holistik komponen-komponen kontrak
perkuliahan/pembelajaran.
3. Dapat menyusun kontrak perkuliahan/pembelajaran untuk MK/ program
tertentu.
Sebelum mengajar, dosen perlu membuat kontrak perkuliahan. Membuat kontrak
perkuliahan setelah membuat RPS
Perlunya analisis pembelajaran: untuk melihat keluasan/kedalaman materi mata
kuliah.
47
Kontrak: kesepakatan yang mengikat antara suatu lembaga/perseorangan dengan
lembaga/perseorangan yang lain. Bila salah satu mengingkari atau tidak menepati
dikenakan ”sanksi” (secara hukum).
Pembelajaran: proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar (UU No. 23 Tahun 2003).
Kontrak perkuliahan: kesepakatan yang mengikat antara dosen dan mahasiswa
mengenai berbagai aspek pembelajaran melalui interaksi dan pengelolaan
pembelajaran secara efektif dengan “sanksi” (secara edukatif).
Rasional:
a. Masih terdapat dosen yang tidak mengungkapakan perencanaan pembelajaran
kepada mahasiswa.
b. Mahasiswa tidak berani bertanya tentang skope (cakupan), sekuen (urutan)
materi maupun strategi pembelajaran
c. Mencari kesepakatan bersama dosen - mahsiswa dalam pembelajaran.
d. Dosen sering tidak menepati
Tujuan kontrak pembelajaran (KP)
a. Mengembangkan kolaborasi dosen-mahasiswa dalam proses pembelajaran.
b. Mempetanggunjawabkan tugas dosen-mahasiswa dalam pengelolaan mahasiswa
dalam pengelolaan pembelajaran.
c. Meningkatkan komitmen bersama dalam mencapai kompetensi melalui
pembelajaran yang berkualitas.
Kolaborasi: kerjasama antara beberapa individu dengan masing-masing individu
punya peranannya masing-masing. Sedangkan kooperasi artinya kerja sama yang
masing-masing individu mempunyai peranan yang mungkin sama.
Fungsi Kontrak Perkuliahan:
a. Mendorong dosen dan mahasiswa saling berinteraksi-kolaborasi dalam tugas
dan perannya (dosen-membelajarkan, mhs-belajar)
b. Kontrak Perkuliahan: pedoman pembelajaran yang berupa rancangan
pembelajaran, antara lain memuat kegiatan, waktu, materi, strategi dan
evaluasi.
c. Kontrak Perkuliahan mempersiapkan mahasiswa untuk meningkatkan
efektivitas belajar dan pembelajaran, antara lain: siap belajar, menyelesaiakan
tugas, mencari informasi dan materi pelengkap
48
Sumber belajar: P3---> Place (Tempat seperti lapangan, kelas, laboratorium),
Person (dosen, mahasiswa), Paper (Kurikulum)
Bedanya skor dan nilai: skor adalah predikat pada suatu objek, bisa angka, huruf,
kata, kalimat. Sedangkan, nilai adalah pola dari berbagai macam skor.
Tugas: menyusun kontrak pembelajaran untuk mata kuliah yang diampu secara
lengkap.
49
2. Kemampuan profesional--> pada materi
3. Kemampuan kepribadian--> watak, sikap, ciri khas
Arti kepribadian: karakter yang bisa diekspresikan dan dilihat orang lain
4. Kemampuan sosial
Manajemen kelas: Bisa mengatur kelas, setting kelas
Manajemen pembelajaran: Bagaimana secara psikologis dosen bisa memudahkan
mahasiswa untuk memahami materi. Ketika mengajar, bagaimana caranya
memusatkan perhatian. Misal dengan media, suasana yang menyenangkan.
Bagaimana cara memberikan motivasi.
Apersepsi-->menghampiri informasi/ pengetahuan awal mahasiswa untuk dibawa
ke arah pembelajaran materi yang baru.
Dalam pembelajaran ada resepsi (penerimaan materi, misal bisa dengan
mendengarkan)
Persepsi dalam pembelajaran: membuat rumusan sementara.
Kemampuan berkomunikasi ada 2, yaitu interpersonal (kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain), intrapersonal (kemampuan berkomunikasi
dengan diri sendiri).
Ada 2 motivasi:
1. Motivasi intrinsik: kesadaran diri, motivvasi dari dalam diri sendiri.
2. Motivasi ekstrinsik: manajemen pembelajaran.
Yang bertanggung jawab dalam mutu pembelajaran: dosen dengan ketercapaian:
indikator
Pembelajaran bermutu:
1. Tdk mudah menyerah (climber)
2. Inisiasi (mudah berkresasi)
3. Openess (mau terbuka)
4. Percaya diri
5. Tanggung jawab
6. Kerja sama (koperasi)
Mutu: panduan sifat-sifat produk yang menunjukkan kemampuannya dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan langsung/ tak langsung, baik kebutuhan yang
tersurat/tersirat masa kini dan masa depan.
Perguruan Tinggi memberikan jasa dalam bentuk:
50
1. Kurikulum
2. Kegiatan pembelajaran
3. Kegiatan ekstrakurikuler
4. Kegiatan bimbingan dan konseling
5. Kegiatan penelitian
6. Kegiatan pengabdian masyarakat
7. Paket bahan ajar
8. Kegiatan pengelolaan pendidikan tinggi
Intrakurikuler: wajib diikuti siswa
Ekstrakurikuler: tambahan dan tidak wajib
Kokurikuler: tambahan/pengayaan sesuai dengan mata pelajaran
51
Ada 8 (delapan)keterampilan mengajar, yaitu: bertanya, memberi penguatan,
mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran,
diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, kelompok kecil dan perorangan.
5. Praktikum
Fasilitator : Mulyadi, S.Sn., M.Ds.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Kata praktikum berasal dari kata pratique (Prancis), practicus (Latin), atau
praktikos (Yunani) yang secara harfiah berarti “aktif” atau prattein / prassein
(Yunani) yang berarti “mengerjakan”. Pengertian praktikum menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia yaitu bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa
mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dari keadaan nyata apa
yang diperoleh dari teori.
Praktikum merupakan suatu metode, yaitu metode pembelajaran atau bentuk
pengajaran untuk membelajarkan secara bersama-sama tiga aspek kemampuan
(Kognitif, Psikomotorik, dan Afektif) dengan menggunakan saranalaboratorium.
Ranah kognitif (pengetahuan): memperdalam atau memantapkan teori,
menggabungkan berbagai teori, dan menerapkan teori pada problema nyata.
Ranah psikomotor (keterampilan): memilih, mempersiapkan, merangkai, dan
menggunakan.
Ranah afektif (sikap): merencanakan kegiatan secara mandiri, bekerjasama dalam
kelompok, disiplin waktu dan perilaku, bersikap jujur dan terbuka, dan
menghargai ilmu.
Kegunaan praktikum: melatih keterampilan mahasiswa, melatih mahasiswa dalam
menerapkan, mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan secara nyata,
membuktikan dan atau menemukan suatu konsep secara ilmiah, dan melengkapi
ilmu dan keterampilan yang dimiliki.
Dampak positif praktikum: mahasiswa mempunyai pengalaman dalam teamwork
melalui kerjasama dan interaksi, terjalin semangat solidaritas kolegial dan
hubungan kemitraan, dan menimbulkan kebanggaan profesi yg dpt
membangkitkan motivasi belajar.
Klasifikasi praktikum
52
Berdasar sifatnya: primer (diberikan di jurusan sendiri) dan sekunder
(diberikan di jurusan lain)
Berdasar tujuannya:mempelajari keterampilan dan teknik yang sesuai dengan
tuntutan profesi dan memahami proses penelitian atau penemuan ilmiah
G. HARI KETUJUH
Berikut disajikan tabel jadwal kegiatan PEKERTI-AA pada hari ketujuh, yaitu hari
Minggu, 28 Juli 2019.
53
Ciri khas modul:
a. Jawabannya harus ditemukan di dalam materi bahan ajar tersebut (Soal dan
kunci jawaban) dan untuk mendorong mencari jawaban dari referensi lain soal
dalam bentuk tugas.
b. Daftar pustaka ada 2: referensi dan daftar bacaan. Referensi untuk menjawab
pertanyaan yang ada, sedangkan daftar bacaan terserah mau dibaca atau tidak.
E-book sebenarnya bentuknya cetak, karena dapat dicetak seperti buku biasa.
Contoh bahan ajar yang non-cetak adalah audio-visual.
Ada penerbitan ada percetakan. Bagian yang mengurus ISBN adalah penerbit.
Institusi atau prodi bisa menjadi penerbit.
Peran Bahan Ajar:
1. Mahasiswa dapat belajar tanpa harus ada dosen atau teman mahasiswa lain
Dalam setiap tahap akhir, ada peta materi. Di kontrak kuliah, ada organisasi
materi: ditulis peta materi. Kurikulum adalah janji kita kepada lulusan. Kontrak
kuliah isinya janji kita untuk kelas yang diajar. Hal yang membedakan RPS dan
kontrak adalah jadwal kuliah.
2. Mahasiswa dapat belajar kapan dan di mana saja
3. Mahasiswa dapat belajar dengan kecepatannya masing-masing
4. Mahasiswa dapat belajar melalui urutan yang dipilihnya sendiri
5. Membantu mengembangkan potensi mahasiswa untuk menjadi pembelajar
mandiri
Proses penyusunan bahan ajar
1. Merumuskan standar kompetensi
2. Melakukan analisis kompetensi
3. Menentukan perilaku awal mahasiswa
4. Merumuskan kompetensi dasar
5. Menyusun rencana kegiatan belajar mengajar
6. Menyusun kontrak perkuliahan
7. Menyusun/menulis bahan ajar
8. Review
Model bahan ajar:
1. Kompilasi
54
Menyusun bahan ajar dengan mengkompilasi materi dari buku-buku dengan
cara menulis halaman pada kolom referensi. Menulis referensi dilengkapi
dengan halaman buku yang digunakan untuk memudahkan mahasiswa belajar
dan tidak beli buku semuanya.
2. Mengemas kembali informasi
Mengemas kembali informasi dari kompilasi buku teks yang digunakan dengan
bahasa sendiri.
3. Menulis sendiri
Menulis bahan ajar dengan cara menulis apa yang pernah kita ajarkan pada
mahasiswa.
4. Panduan untuk buku teks
Tugas: membuat 1 bab: tujuan instruksional, materi, panduan membaca.
55
3. PPKP
Fasilitator : Prof. Dr. Soetarno J., M.Pd.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
PPKP: penelitian yang dirancang dan dilaksanakan oleh dosen untuk
menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi saat menjalankan tugasnya.
Tujuan; untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas PBM dalam rangka upaya
peningkatan mutu luaran/ lulusan.
Ciri PPKP: ada treatment/perlakuan.
Bidang kajian PPKP: pelaksanaan pembelajaran, pengembangan bahan ajar dan
media pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar, dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
Jenis PPKP : PTK, kuasi eksperimen, pengembangan.
Apapun jenis penelitian yang akan dipilih untuk digunakan, kerangka teori harus
kuat untuk menunjang permasalahan dan pelaksanaan tindakan
4. Microteaching
Fasilitator : TIM
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Micro teaching adalah penerapan prinsip-prinsip pembelajaran, keterampilan
dasar mengajar, model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
dasar. Dalam hal ini kompetensi dasar yang dimaksud adalah tahap kemampuan
akhir.
Pelaksanaan micro teaching dilakukan dengan membagi kelas B menjadi 6
kelompok. Ada 5 kelompok terdiri dari 5 orang dan 1 kelompok terdiri dari 4
orang. Masing-masing kelompok didampingi 1 fasilitator.
Masing-masing anggota kelompok berlatih menampilkan keterampilan mengajar
yang berbeda. Ada yang berlatih menampilkan keterampilan bertanya dasar dan
bertanya lanjutan, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan
variasi, keterampilan menjelaskan, dan keterampilan membuka dan menutup
pelajaran.
56
5. Resume Program
Fasilitator : Salim Widono, S.P., M.P. dan Dr. Tri Murwaningsih, M.Si.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Ringkasan materi
Pada kegiatan ini, fasilitator menjelaskan kembali tugas-tugas yang harus
diselesaikan peserta pelatihan PEKERTI-AA UNS kurikulum 2011, yaitu peserta
wajib menyusun laporan kegiatan dengan didampingi 2 fasilitator.
Laporan kegiatan ditulis pada kertas HVS ukuran kwarto 70 gr, dengan margin
atas 3 cm, bawah 2,5 cm, kiri 3 cm, dan kanan 2,5 cm. Penulisan laporan kegiatan
menggunakan huruf standar Times New Roman ukuran 12 dengan spasi 1,5 untuk
penuturan/narasi biasa, sedangkan penulisan dalam bentuk tabel disesuaikan
dengan kebutuhan dan praktisnya. Laporan kegiatan tersebut dicetak rangkap 2
(dua), dijilid yang rapi dengan warna cover biru UNS dengan rincian: 1 (satu)
eksemplar untuk dokumen peserta dan 1 (satu) eksemplar diserahkan pada
LPPMP UNS.
57
BAB III
HASIL PROGRAM
58
prosedur yang jelas. Tata pamong ProdiAkuntansi FE UNSIQ Jateng di Wonosobo
di bangun dan dilaksanakan secara konsisten untuk menjamin penyelenggaraan
program studi dengan cara memenuhi aspek-aspek kredibel, transparan, akuntabel,
bertanggung jawab, dan adil.
Untuk mencapai visi di atas, seluruh elemen bersama-sama
menyelengggarakan dan mengembangkan ilmu akuntansi melalui riset yang
berpegang pada nilai-nilai Qur’ani dan mengembangkan model media pembelajaran
partisipatif dengan didukung teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas
lulusan yang memiliki dayasaing. Mahasiswa dan dosen juga berperan dalam
menerapkan ilmu akuntansi kepada masyarakat dan menerapkan hasil penelitian
ilmu akuntansi pada masyarakat berbasis hasil pada penelitian di bidang publik,
bisnis, dan syariah, serta melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholder yang
selaras dengan visi.
Seluruh subsistem, sistem, supra sistem yang ada baik internal maupun
eksternal saling terhubung untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
merupakan kewajiban bagi civitas akademika sehingga proses belajar mengajar di
perguruan tinggi berjalan sesuai tujuan yang diharapkan. Jika salah satu komponen
tidak berfungsi dan berjalan sesuai tugasnya, akan dimungkinkan sistem tidak
berjalan dengan baik bahkan untuk jangka panjang akan melumpuhkan sistem
secara permanen.
59
No Kegiatan Relevan Kurang Relevan
1 Mengirimkan dosen studi lanjut S3 V
2 Mengirimkan dosen ke pertemuan ilmiah
sebagai pemakalah baik tingkat nasional V
maupun internasional
3 Memacu dosen untuk menulis di jurnal
V
nasional terakreditasi dan jurnal internasional
4 Mengadakan pelatihan teknologi informasi
terbaru bidang akuntansidan pembelajaran V
partisipatif di internal kampus untuk dosen
5 Mengadakan pengajuan sertifikat keahlian
secara bersama-sama bekerjasama dengan V
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Jawa Tengah
6 Mengadakan pelatihan pengajuan jabatan
fungsional dosen dan pembentukan tim
khusus jabatan fungsional program studi V
yang selalu memantau perkembangan jabatan
fungsional dosen di program studi
7 Meningkatkan kualitas penelitian dosen
dengan mengadakan pelatihan pembuatan
proposal hibah penelitian sehingga memacu
V
dosen untuk mendapatkan proposal hibah
penelitian baik dari DIKTI maupun dari
Pemerintah Daerah
8 Mengadakan pelatihan pembuatan karya
V
inovatif dan pengajuan HAKI.
9 Mengadakan pelatihan teknologi informasi
terbaru untuk mempermudah pekerjaan
V
kependidikan sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi
10 Memacu tenaga kependidikan yang masih
V
SLTA/SMK/Sederajat untuk studi lanjut
11 Mengadakan pelatihan Bahasa Inggris secara
intensif (1 minggu 2 kali) pada awal bulan V
untuk dosen dan tenaga kependidikan
12 Mengadakan pelatihan Program Kreativitas
Mahasiswa dan memacu mahasiswa untuk
V
mengajukan proposal Program Kreativitas
Mahasiswa
13 Meningkatkan jumlah langganan jurnal
V
internasional dan majalah-majalah akuntansi
60
yang terbaru serta menambah jumlah buku
14 Mengadakan pembahasan peninjauan
kurikulum setiap 2 tahun sekali dengan V
mengundang stakeholder dan dunia industri
15 Meningkatkan kualitas bahan ajar untuk
mendukung kurikulum yang mempunyai V
kekhasan
16 Meningkatkan kualitas pemikiran sumber
daya manusia sehingga mempunyai
pemikiran yang berwawasan teologi
V
akuntansi berdasar kearifan lokal dan
berpikir global.
LEMBAR KERJA
PENYUSUNAN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI
Menjadi Program Studi Akuntansi yang profesional dan berdaya saing di Jawa Tengah
dalam pengkajian dan pengembangan ilmu akuntansi dengan berlandaskan pada nilai-
nilai Qur’ani pada tahun 2024
MISI TUJUAN
Menyelengggarakan dan Terselenggaranya pengembangan Ilmu
mengembangkan ilmu akuntansi melalui Akuntansi Qur’ani berdasarkan pada
riset yang berpegang pada nilai-nilai riset.
Qur’ani.
61
MISI TUJUAN
Meningkatkan peran serta mahasiswa dan Dosen dan mahasiswa berperan aktif
dosen dalam menerapkan ilmu akuntansi dalam menerapkan ilmu akuntansi yang
kepada masyarakat. berbasis pada hasil penelitian yang telah
dilakukan.
62
menjalankan pengetahuan sesuai dengan keuangan
tugas akuntansi standar dengan baik
berdasarkan c) Menguasai kompetensi kerja c) Mampu
agama dan etika konseptual bidang akuntansi menghasilkan
c) Berperan sebagai pengetahuan b) Mampu prinsip-prinsip
warga negara manajemen menunjukkan ilmu akuntansi
yang cinta tanah d) Munguasai kinerja yang d) Mampu
air, memiliki konseptuatual mendiri, mengevaluasi
nasionalisme, pengetahuan bermutu, dan kinerja
rasa manajerial terukur keuangan
tanggungjawab, perusahaan c) Mampu lembaga
dan pada bangsa mengkaji kasus e) Mampu
dan negara penerapan ilmu merencanakan
d) Berkontribusi pengetahuan dan pengembanga
dalam teknologi dalam n kinerja
peningkatan bidang akuntansi perusahaan
mutu kehidupan yang f) Mampu
bermasyarakat, memperhatikan menata
berbangsa dan dan menerapkan manajemen
bernegara nilai humaniora perusahaan
berdasarkan sesuai dengan
pancasila bidang keahlian
e) Bekerjasama dan akuntan.
memiliki d) Mampu
kepekaan sosial memlihara dan
srt kepedulian mengembangkan
terhadap jaringan
masyarakat dan kerjasama dan
lingkungan hasil kerjasama
f) Menghargai di dalam maupun
keanekaragaman di luar lembaga.
budaya e) Mampu
g) Taat hukum dan bertanggungjawa
disiplin dalam b atas
bermasyarakat pencapaian hasil
berbangsa dan kerja kelompok
bernegara dan melakukan
h) Menunjukkan supervisi dan
sikap evaluasi terhadap
tanggungjawab penyelesaian
atas pekerjaan bidang pekerjaan
dibidang akuntansi
keahliannya f) Mampu
i) Menginternalisasi menyusun hasil
nilai, norma, dan kajian tentang
etika akademik akuntansi
j) Mengiternalisasi g) Mampu
semangat mengambil
kemandirian dan keputusan secara
63
kejuangan tepat berdasarkan
k) Menjunjung nilai-nilai etika
tingggi dan akuntan
menerapkan etika h) Mampu
profesi mendokumentasi
kan, menyimpan
mengamankan
dan menemukan
kembali data
untuk menjamin
kesahihan dan
mencegah
plagiasi
64
Tabel 6.Distribusi Bahan Kajian dalam Mata Kuliah
65
3. MATAKULIAH KEAHLIAN BERKARYA (MKB)
66
5. MATAKULIAH BERKEHIDUPAN BERSAMA (MBB)
SEMESTER I
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
1 AK1-1 Studi Kebangsaan 2 AM
2 AK1-2 Pendidikan Agama Islam 1 1 AM
Bahasa Inggris Ekonomi dan AM
3 AK1-3 2
Bisnis
4 AK1-4 Pengantar Ilmu Ekonomi 3 AM
5 AK1-5 Pengantar Manajemen 3 AM
6 AK1-6 Pengantar Bisnis 3 AM
7 AK1-7 Pengantar Akuntansi I 3 AM
8 AK1-8 Matematika Ekonomi dan Bisnis 3 AM
Jumlah 20
SEMESTER II
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
1 AK2-1 ISBD 2 AM
2 AK2-2 Pendidikan Agama Islam 2 1 AK1-2 AM
3 AK2-3 Studi Kepesantrenan 2 AM
Bahass Indonesia & Metode AM
4 AK2-4 2
Penulisan Karya Ilmiah
5 AK2-5 TOEFL Preparation 2 AK1-3 AM
6 AK2-6 Perpajakan 3 AM
Bank dan Lembaga Keuangan AM
7 AK2-7 3
Mikro
8 AK2-8 Pengantar Akuntansi II 3 AK1-7 AM
9 AK2-9 Hukum Bisnis 3 AK1-6 AM
67
Jumlah 21
SEMESTER III
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
1 FE Statistika 3 AK1-8 AM
2 FE Pendidikan Agama Islam 3 1 AK2-2 AM
3 FE Aswaja 2 AM
4 AK3-4 Akuntansi Keuangan Menengah I 3 AK2-8 A
5 FE Akuntansi Biaya 3 AK2-8 AM
6 FE Manajemen Operasional 3 AK1-5 AM
7 FE Manajemen Keuangan 3 AK1-5 AM
8 FE Manajemen Pemasaran 3 AK1-5 AM
9 FE Tahfidzul Qur’an 2 A/AM
10 FE Studi Ekskursi/KKL 1 AM
Jumlah 24
SEMESTER IV
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
1 FE Pendidikan Agama Islam 4 1 AK3-2 AM
2 FE Ulumul Qur’an 1 AM
3 FE Analisis Laporan Keuangan 3 AK3-7 AM
4 FE Statistik Multivariat 3 AK3-1 AM
5 AK6-2 Akuntansi Sektor Publik 3 AK1-7,AK2-8 A
6 FE Akuntansi Manajemen 3 AK3-5 AM
7 FE E- Comerce 3 AM
Akuntansi Keuangan A
8 AK4-8 3 AK3-4
Menengah II
9 AK4-9 Akuntansi Keuangan Lanjutan I 3 AK3-4 A
10
Jumlah 23
SEMESTER V
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
1 FE Al-Qur’an dan Disiplin Ilmu 1 AM
2 AK5-2 Pemeriksaan Akuntansi 1 3 AK4-9 A
3 FE Eksport Import 3 AK1-6 AM
4 FE Perekonomian Indonesia 2 AK1-4 AM
5 AK5-5 Sistem Informasi Akuntansi 3 AK4-7 A
Sistem Pengendalian AM
6 FE 3 AK3-5
Manajemen
7 FE Etika Bisnis dan Profesi 3 AK1-6, AK2-9 AM
8 AK5-8 Akuntansi Keuangan Lanjutan 3 AK4-9 A
68
II
9 AK5-9 Akuntansi Desa 3 AK1-7,AK2-8 A
Jumlah 24
SEMESTER VI
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
Metodologi Penelitian A
1 AK6-1 3 AK4-4, AK3-1
Akuntansi
2 AK6-2 Akuntansi Keperilakuan 3 AK4-6 A
3 AK6-3 Pemeriksaan Akuntansi II 3 AK5-2 A
4 FE Penganggaran Bisnis 3 AK1-7, AK1-6 AM
5 AK6-5 Praktikum Akuntansi 3 AK5-8, AK5-2 A
Portofolio & Analisis AM
6 FE 3 FEM-604
Investasi
7 FE Kewirausahaan 3 AK1-5, AK1-6 AM
Studi Pengalaman Lapangan / AM
8 FE 1
Magang
Jumlah 22
SEMESTER VII
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
1 AK7-1 Akuntansi Syariah 3 A
2 AK7-2 Teori Akuntansi 3 A
Akuntansi Koperasi dan A
3 AK7-3 3 AK2-8
UMKM
4 AK7-4 Praktikum Auditing 2 AK6-4 A
Telah menempuh 110 AM
5 FE KPM 4
SKS
6 FE Studi Kelayakan Bisnis 3 AK1-6, AK1-8, AK6-5 AM
Jumlah 18
SEMESTER VIII
NO KODE MATA KULIAH SKS PRASYARAT KELAS
Telah Menempuh 140 AM
1 FE Komprehensif 1
SKS
Telah Menempuh 140 AM
2 FE Skripsi 6
SKS
Jumlah 7
69
Tabel 8. Metode Pembelajaran Mata Kuliah sesuai CPL
Metode Pembelajaran
Mata Kuliah CPL Demontr Kerja
Studi Bermain Tanya Penu
Ceramah Diskusi asi Kelom
kasus peran Jawab gasan
simulasi pok
Metode
Penulisan 1,2 √
Karya Ilmiah
Bahasa Inggris
Ekonomi dan 1,2 √
Bisnis
TOEFL 1,2 √
Preparation
Pengantar Ilmu 1,2 √
Ekonomi
Pengantar 1,2 √
Manajemen
Pengantar 1,2 √
Bisnis
Pengantar 1,2 √
Pasar Modal
Pengantar 1,2 √
Akuntansi I
Pengantar 1,2 √
Akuntansi II
Matematika
Ekonomi dan 1,2 √
Bisnis
Statistika 1,2 √
70
Operasi
Manajemen 1,2 √
Keuangan
Manajemen 1,2 √
Pemasaran
Pemeriksaan 1,2 √
Akuntansi 1
Pemeriksaan 1,2 √
Akuntansi 2
Akuntansi 1,2 √
Manajemen
Sistem
Informasi 1,2 √
Manajemen
Sistem
Informasi 1,2 √
Akuntansi
Sistem
Pengendalian 1,2 √
Manajemen
Akuntansi 1,2 √
Sektor Publik
Teori 1,2 √
Akuntansi
Akuntansi
Koperasi dan 1,2 √
UMKM
Praktikum 1,2 √
Akuntansi
Studi
Kelayakan 1,2 √
Bisnis
Praktikum 1,2 √
Auditing
Riset Operasi 1,2 √
Komprehensif 1,2 √
Bisnis 1,2 √
Internasional
Analisa
Laporan 1,2 √
Keuangan
Perpajakan 1,2 √
Penganggaran 1,2 √
Bisnis
Akuntansi 1,2 √
Keperilakuan
ISBD 1,2 √
Perekonomian 1,2 √
Indonesia
Etika Bisnis 1,2 √
dan Profesi
Kewirausahaan 1,2 √
KPM 1,2 √
Skripsi 1,2 √
71
Studi Ekskursi 1,2 √
Studi 1,2 √
Kebangsaan
Pendidikan 1,2 √
Agama Islam 1
Pendidikan 1,2 √
Agama Islam 2
Pendidikan 1,2 √
Agama Islam 3
Pendidikan 1,2 √
Agama Islam 4
Studi 1,2 √
Kepesantrenan
ASWAJA 1,2 √
4. Teori Motivasi
72
Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Model Waktu Keterangan
Pembelajaran Motivasi Belajar
R- beberapa kelompok menyiapkan
elevance untuk kajian bisnis di semua materi
beberapa jenis dengan
perusahaan. mengaitkan
6. Menjelaskan kondisi nyata
pentingnya materi di perusahaan
dengan kebutuhan yang dipilih.
manajerial perusahaan.
7. Menjelaskan tugas
terstruktur yang akan
dikerjakan mahasiswa.
73
Pelaksanaan Upaya Peningkatan
Model Waktu Keterangan
Pembelajaran Motivasi Belajar
lengkap.
3. Menyampaikan
pencapaian mahasiswa
dalam
kemamppuannya
menganalisis kasus
dari pertemuan
sebelumnya.
1. Indikator
a. Mata Kuliah/Semester
Akuntansi Manajemen/ 4
b. Capaian Pembelajaran/Standar Kompetensi
Mengidentifikasi informasi akuntansi manajemen dalam implementasi keuangan
perusahaan
c. Kemampuan Akhir
Mahasiswa mampu menguraikan dan memahami informasi akuntansi
manajemen
Mahasiswa mampu menjelaskan dan membedakan informasi akuntansi penuh,
akuntansi diferensial, dan akuntansi pertanggungjawaban.
Mahasiswa mampu mengaplikasikan informasi akuntansi pada anggaran
perusahaan.
d. Bahan Kajian/Materi Pokok
Karakteristik AkuntansiManajemen
Informasi Akuntansi Penuh
Informasi Akuntansi Diferensial
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial dalam Perencanaan Jangka
Pendek
74
Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial dalam Keputusan Investasi
Penggunaan Informasi Akuntansi Penuh dalam Penentuan Harga Jual
Penggunaan Informasi Akuntansi Penuh dalam Penentuan Harga Harga
Transfer
Penggunaan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penilaian
Kinerja
Penggunaan Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penyususnan
Anggaran
2. ModelPembelajaran yang dipilih adalah Colaborative Learning
Metode Pembelajaran yang dipilih adalah ceramah, kerja kelompok, tugas, dan
diskusi
a. Tujuan
Mahasiswa mampu memecahkan masalah bersama dalam kelompok, bertukar
pendapat, berbagi pengalaman, saling bantu satu sama lain.
b. Alasan
Dengan metode ini mahasiswa mampu mengenal lingkungan dengan baik dan
berlatih kerja tim untuk menyelesaikan tujuan.
c. Manfaat
Menumbuhkan leadership mahasiswa
d. Prosedur/Langkah
Menggunakan jenis model Students Teams Achievement Division (STAD) dengan
langkah-langkah dosen melakukan presentasi, membentuk tim, memberi kuis,
melakukan penilaian individual dan penghargaan terhadap tim.
e. Lingkungan belajar (spesifik)
Kelas dibuat lingkaran-lingkaran kecil sesuai kelompok yang dibentuk
f. Hasil belajar yang diharapkan, berupa
Dampak instruksional
Mahasiswa dapat bekal dalam menghadapi situasi tertentu baik dalam
kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
Mahasiswa berkembang kreativitasnya, karena diberi kesempatan untuk
memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan
Mahasiwa akan lebih terpupuk keberanian dan kemandiriannya
75
Dampak pengiring
Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasisosial yang problematis.
Simulasi dapat meningkatkan gairah mahasiswa dalam proses
permbelajaran.
g. Kriteria keberhasilan (unjuk kerja siswa setelah belajar dengan model tsb)
Mahasiswa lebih memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas secara
berkelompok dan tumbuh jiwa leadershipnya.
h. Sistem sosial dan kondisi yang mendukung tercapainya tujuan/kompetensi
Lingkungan yang kondusif
76
PETA KOMPETENSIMATA KULIAH AKUNTANSIMANAJEMEN
Mengidentifikasikan Mengidentifikasikan
Mengidantifikasi dan Mengidentifikasikan Mengidentifikasikan
dan menjelaskan dan menjelaskan
mengkategorikan dan menjelaskan biaya dan menjelaskan
bagaimana keuntungan dan
biayalangsung dan tetap dan biaya perbedaan ABC dan
memisahkan biaya kelemahan
tidak langsug variabel biaya tradisional
tenaga kerja menggunakan ABC
77
7. Penyusunan RPS dan RPP
78
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Tipe informasi
akuntansi
manajemen
Manfaat informasi
akuntansi
manajemen
Trend yang
mempengaruhi
manajemen
Dampak
perkembangan
teknologi informasi
terhadap kebutuhan
manajemen akan
informasi akuntansi
Respon akuntansi
manajemen terhadap
kebutuhan
manajemen akan
informasi akuntansi
79
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Mampu menafsirkan Informasi 2 Mahasiswa Mahasiswa dapat 9%
Informasi Akuntansi Akuntansi Penuh kerja menjelaskan:
Penuh kelompok, Konsep informasi
presentasi akuntansi penuh
materi, dan Manfaat informasi
diskusi. akuntansi penuh
Rekayasa informasi
akuntansi penuh
80
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Manfaat informasi
akuntansi diferensial
dalam pengambilan
keputusan
Pengaruh pajak
penghasilan
terhadap
pengambilan
keputusan
81
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
pertanggungjawaban
tradicional
Activity-based
reponsibility
accounting system
Rekayasa informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
82
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Investasi diskusi. Pajak penghasilan
dan keputusan
investasi
Biaya kesempatan
dan pajak
penghasilan
Criteria penilaian
investasi
Asumsi yang
melandasi present
value dan
discounted cash
flows method
Biaya modal (cost of
capital)
Pengambilan
keputusan investasi
dalam lingkungan
manufaktur maju
Mampu menafsirkan Evaluasi dan Studi Diskusi dan 7 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 6%
materi selama enam Kasus presentasi kerja menjelaskan:
pertemuan dengan kelompok, Karakteristik
komprehensif presentasi AkuntansiManajeme
83
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
materi, dan n
diskusi. Informasi Akuntansi
Penuh
Informasi Akuntansi
Diferensial
Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban
Penggunaan
Informasi Akuntansi
Diferensial dalam
Perencanaan Jangka
Pendek
Penggunaan
Informasi Akuntansi
Diferensial dalam
Keputusan Investasi
8
Mampu menafsirkan Penggunaan Ceramah, diskusi, 9 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 9%
Penggunaan Informasi Informasi danpresentasitugas kerja menjelaskan:
Akuntansi Penuh Akuntansi Penuh kelompok, Keputusan
dalam Penentuan dalam Penentuan presentasi penentuan harga jual
Harga Jual Harga Jual materi, dan Manfaat informasi
diskusi. biaya penuh dalam
84
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
keputusan
penentuan harga jual
Metode penentuan
harga jual
85
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Mampu menafsirkan Penggunaan Ceramah, diskusi, 11 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 9%
Penggunaan Informasi Informasi dan presentasi tugas kerja menjelaskan:
Akuntansi Akuntansi kelompok, Definisi penilaian
Pertanggungjawaband Pertanggungjawaba presentasi kinerja
alam Penilaian ndalam Penilaian materi, dan Manfaat penilaian
Kinerja Kinerja diskusi. kinerja
Tahap penilaian
kinerja
Ukuran kinerja
Peran informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
dalam
penilaiankinerja
pusat
pertanggungjawaban
Prduktivitas sebagai
pengukur kinerja
Aspek perilaku
dalam penilaian
kinerja dengan
menggunakan
informasi akuntansi
86
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Mampu menafsirkan Penggunaan Ceramah, diskusi, 12 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 9%
Penggunaan Informasi Informasi dan presentasi tugas kerja menjelaskan:
Akuntansi Akuntansi kelompok, Definisi anggaran
Pertanggungjawaband Pertanggungjawaba presentasi Mengapa prusahaan
alam Penyususnan ndalam materi, dan menyusun
Anggaran Penyususnan diskusi. anggaran?
Anggaran Karakteristik
anggaran
Kedudukan
anggaran dalam
perencanaan
menyeluruh
perusahaan
Fungsi anggaran
Organisasi
penyususnan
anggaran
Aspek teknis dalam
peyususnan
anggaran
Aspek perilaku
dalam penyusunan
anggaran
87
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
Mampu menafsirkan Evaluasi dan Studi Presentasi dan 13 Mahasiswa Mahasiswwa dapat 6%
materi selama enam Kasus diskusi kerja menjelaskan:
pertemuan dengan kelompok, Penggunaan
komprehensif presentasi Informasi Akuntansi
materi, dan Penuh dalam
diskusi. Penentuan Harga
Jual
Penggunaan
Informasi Akuntansi
Penuh dalam
Penentuan
HargaHarga
Transfer
Penggunaan
Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban
dalam Penilaian
Kinerja
Penggunaan
Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban
dalam Penyususnan
Anggaran
88
Metode Alokasi waktu Pengalaman
Kemampuan Akhir BahanKajian Kriteria (Indikator) Bobot
Pembelajaran (minggu ke) Belajar
14
Jumlah 100%
DaftarReferensi:
ACCA. Management Accounting. 1st ed. London: BPP Learning Media, 2009.
Maher, Michael W., Clyde P. Stickney, Roman L. Weil, Sidney Davidson. Managerial Accounting. 4thed. New York: Harcourt Brace
Jovanovich, 1991.
Mulyadi. Akuntansi Manajemen. Ed. 3. Jakarta: SalembaEmpat, 2001.
Supriyono. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan Globalisasi. Yogyakarta: BPFE, 1994.
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
90
Metode Alokasi
No Tahap Kegiatan Pembelajaran Media Sumber Belajar* Penilaian*
Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan Salam pembuka Ceramah, Slide 20’ ACCA. Management Acounting. Penilaian
Review pertemuan presentasi power 1st ed. London: BPP Learning Kognitif (UTS
sebelumnya mahasiswa, dan point, Media, 2009. 25%, UAS 50%)
Penjelasan materi secara diskusi proyektor, Penilaian Afektif
Maher, Michael W., Clyde P.
umum dan white (Kehadiran 10%,
Stickney, Roman L. Weil, Sidney Tugas terstrukrur
board
Davidson. Managerial 10%
Accounting. 4th ed. New York: Penilaian
Harcourt Brace Jovanovich, Psikomotorik
2 Inti Penyajian dan penjelasan 100’
1991. (Keaktifan 5%)
materi yang dibahas
dalam pertemuan ini Mulyadi. AkuntansiManajemen.
yaitumemahami Ed. 3. Jakarta: SalembaEmpat,
karakteristik Informasi 2001.
Akuntansi Manajemen Supriyono.
Presentasi mahasiswa
AkuntansiBiayadanAkuntansiMa
Diskusi
najemenuntukTeknologiMajudan
3 Penutup Penjelasan inti materi 30’
berupa ide dan gagasan Globalisasi. Yogyakarta: BPFE,
baru 1994.
Kesimpulan
91
8. PHB: Kognitif
LEMBAR KERJA
C1 C2 C3 C4, C5, C6
KAJIAN
No JML
MATERI
md sd sk md sd sk md sd sk md Sd sk
1 Bab 1 - - - - - - - - - - - 1 1
2 Bab 2 - 2 - - 3 - - - - - - - 2
3 Bab 3 - - - - - - - - - - 4 5 2
JML - 1 - - 1 - - - - - 1 2 5
C1 C2 C3 C4, C5, C6
KAJIAN
No JML
MATERI
md sd sk md sd sk md sd sk md Sd sk
1 Bab 1 1 - - 2 - - - - - - 3 - 3
2 Bab 2 - 4 - - 5 - 6 7 - - - - 4
1
3 Bab 3 - - - - - - - - 8 - 9 3
0
JML 1 1 - 1 1 - 1 1 1 - 2 1 10
92
harga pokok yang ada, Tuan Langko ingin melihat dampak dari perubahan kebijakan
tersebut. Berikut adalah data perusahaan 1 tahun terakhir.
Dengan system sekarang semua BOP ditetapkan pada setiap jenis tongkat dihasilkan
berdasarkan jam kerja langsung. Jika Tuan Langko mengubah pendekatan penentuan
harga pokok dengan menggunakan ABC (Activity Based Costing). Produk diubah
menjadi 2 batch yaitu, “Batch-TSO (Tongkat Sihir Otomatis)” dan “Batch-TSM
(Tongkat Sihir Manual)” dimana semua BOP dapat di trace kemasing-masing batch
dengan hasil sebagai berikut:
Jikaandasebagaimanajerproduksi, diminta:
1) Hitung unit cost berdasarkanpendekatantradisionalatau VBC (Volume Based
Costing)?
2) Hitung unit cost berdasarkanpendekatan ABC (Activity Based Costing)?
93
3) Istilah apa yang digunakan untuk menggambarkan proses penentuan jumlah
moneter dari bahanbaku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik
dalam produksi?
a. Persetujuan biaya
b. Pengukuran biaya
c. Objek biaya
d. Penentuan biaya
4) Menurut anda manakah dari pernyataan berikut yang menggunakan perhitungan
biaya dengan menggunakan perhitungan konvensional?
a. Bahan baku langsung aktual, tenaga kerja langsung aktual, biaya overhead
pabrikdimasukkan pada perhitungan biaya total produk
b. Bahan baku langsung dimasukkan pada produk, sedangkan tenaga kerja
langsung dan BOPdihitung berdasarkan tingkat biaya yang dianggarkan
c. Tenaga kerja langsung aktual dimasukkan pada produk, sedangkan bahan baku
langsungdan BOP dihitung berdasarkan tingkat biaya yang dianggarkan
d. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung aktual dimasukkan pada
produk,sedangkan BOP dihitung berdasarkan tingkat biaya yang dianggarkan
5) Mengapa sistem perhitungan biaya produksi berdasarkan aktivitas sangat jarang
dilakukandalam prakteknya?
a. Karena sangat sulit dalam memeroleh informasi biaya utama aktual
b. Karena sangat sulit dalam memeroleh informasi biaya konversi aktual
c. Biaya utama tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan produk dan jasa secara
mudah
d. Biaya dan tenaga yang dibutuhkan untuk menentukan cost driver sangat besar
9. PHB: Afektif
LEMBAR KERJA
Materi :PenilaianHasilBelajarAfektif
UrianTugas :Buatlahkisi-kisiinstrumenafektifdancontohinstrumenafektif
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya senang belajar mata kuliah Akuntansi Manajemen
2. Saya merasa antusias untuk mengikuti mata kuliah
Akuntansi Manajemen
94
No Pernyataan SS S TS STS
4. Mata kuliah Akuntansi Manajemen sangat menarik bagi
saya
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
LEMBAR KERJA
PENILAIAN KETRAMPILAN PSIKOMOTOR
Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen
Semester / SKS : IV/3 SKS
Keterampilan Psikomotor yang Dinilai : Presentasi
Waktu :135 Menit
Penilai : M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.
NO DIMENSI 4 3 2 1
1. Tatapan mata fokus mengarah ke audiens
2. Tampil dengan penuh percaya diri
3. Gerakan tubuh luwes
4. Mimik wajah ekspresif
5. Intonasi suara
Jumlah Skor
Jumlah Skor x 5
Keterangan:
4 : Sangat Baik
3 : Baik
2 : Kurang Baik
1 : Tidak Baik
95
11. Asesmen Kinerja
ASESMEN KINERJA
Nama : .............................................................
NIM : .............................................................
Kelas : .............................................................
Judul Makalah : .............................................................
Kriteria
Laporan Aspek Nilai
4 3 2 1
A. Isi Pendahluan Sistematis, Tidak Sistematis, Sistematis, latar Tidak
60% latar belakang latar belakang belakang dan Sistematis, latar
dan tujuan dan tujuan tujuan penulisan belakang dan
penulisan penulisan sesuai tidak sesuai tujuan penulisan
sesuai tidak sesuai
Skor A
Skor B
96
12. Kontrak Pembelajaran
KONTRAK PEMBELAJARAN
Akuntansi Manajemen
Semester : IV / 3 sks
Program Studi : Akuntansi
Oleh:
M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.
97
I. Identitas Mata kuliah
98
2 Informasi Akuntansi Penuh Konsep informasi akuntansi penuh
Manfaat informasi akuntansi penuh
Rekayasa informasi akuntansi penuh
99
dalam lingkungan manufaktur maju
100
V. Organisasi Materi
Informasi Nonkuantitatif
Informasi Operasi
Informasi Akuntansi
Inf. Akt.
Pertanggungjawaban
Metode yang akan digunakan dalam pembelajaran antara lain ceramah, tanya
jawab, brain storming (curah pendapat), diskusi kelompok, simulasi, Student Team
Achievment Division, metode jigsaw, karya wisata, talking stick, dan debat.
Strategi yang digunakan antara lain inkuiri, berbasis masalah, dan kooperatif.
Dengan menggunakan pendekatan, metode dan strategi pembelajaran yang inovatif
akan meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
101
VII. Sumber Belajar
ACCA. Management Accounting. 1st ed. London: BPP Learning Media, 2009.
Maher, Michael W., Clyde P. Stickney, Roman L. Weil, Sidney Davidson. Managerial
Accounting. 4th ed. New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1991.
Mulyadi. Akuntansi Manajemen. Ed. 3. Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Supriyono. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan
Globalisasi. Yogyakarta: BPFE, 1994.
VIII. Tugas
Tugas individu untuk mahasiswa adalah membuat mind mapping yang berisi tentang
semua materi perkuliahan dikumpulkan pada akhir perkuliahan. Tugas ini diberikan
dengan maksud agar mahasiswa mampu memahami mata kuliah dengan mudah dengan
melihat peta materi.
IX. Penilaian
102
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang kurang
2
tepat dan artikulasi/lafal yang kurang jelas
Penyampaian materi disajikan dengan intonasi yang tidak
1
tepat dan artikulasi/lafal yang tidak jelas
Mampu mempertahankan dan menanggapi
4
pertanyaan/sanggahan dengan arif dan bijaksana
Kemampuan Mampu mempertahankan dan menanggapi
3
mempertahankan dan pertanyaan/sanggahan dengan cukup baik
4
menanggapi pertanyaan Kurang mampu mempertahankan dan menanggapi
2
atau sanggahan pertanyaan atau sanggahan dengan baik
Sangat kurang mampu mempertahankan dan menanggapi
1
pertanyaan
Nilai Akhir= (Jumlah Skor : 16) x 100
Rubrik Penilaian Tugas Mind Mapping
Kriteria Level 4 (sangat Level 3 (baik) Level 2 (cukup) Level 1 (sangat
baik) kurang)
Kata kunci Penggunaan kata Semua ide ditulis Penggunaan kata Tidak ada atau sangat
kunci yang sangat dalam kata kunci kunci terbatas terbatas dalam
efektif (semua ide dan kalimat (semua ide ditulis pemilihan kata kunci
dituis dalam dalam bentuk (beberapa ide ditulis
bentuk kata kalimat) dalam bentuk
kunci) paragraph
Hubungan Menggunakan Menggunakan 3 Menggunakan 2 Hanya menggunakan
cabang lebih dari 3 cabang cabang 1 cabang
utama cabang
dengan
cabang
lainnya
Desain Mengggunakan Mengggunakan Mengggunakan Tidak mengggunakan
(warna dan warna berbeda warna berbeda warna berbeda warna dan gambar
gambar) disetiap cabang disetiap cabang dan disetiap cabang dan atau hanya
dan pemberian pemberian gambar/ pemberian gambar/ menggunakan satu
gambar/ simbol simbol hanya pada simbol pada ide warna
pada ide sentral, ide sentral, dan sentral
cabang utama dan cabang utama
cabang lainnya
sangat baik =4
baik =3
cukup =2
sangat kurang = 1
Nilai akhir = (jumlah skor: 12) x 100
103
2. Pembahasan Lengkap, sesuai Lengkap, Tidak Tidak lengkap dan
Materi dan menyeluruh tidak sesuai, lengkap, tidak tidak sesuai, tidak
tidak sesuai, menyeluruh
menyeluruh menyeluruh
3. Simpulan Menjawab Menjawab Tidak Tidak menjawab
tujuan, singkat tujuan tidak menjawab tujuan, tidak
dan padat singkat dan tujuan, singkat dan padat
padat singkat dan
padat
4. Daftar Penyusunan Penyusunan Penyusunan Penyusunan tidak
Pustaka alfabetis (sistem alfabetis tidak alfabetis alfabetis (sistem
Harvard), (sistem (sistem Harvard),
referensi 10 Harvard), Harvard), referensi lebih dari
tahun terakhir, referensi lebih referensi 10 10 tahun terakhir,
disertakan 3 dari 10 tahun tahun tidak disertakan
jurnal terakhir, terakhir, jurnal
disertakan 2 disertakan 1
jurnal jurnal
Skore A
Nilai A (60%) = Skor Ax60%
B. Umu 1. Sistematika Sistematik dan Lengkap, Sistematik, Tidak sistematik,
m Laporan lengkap tidak tidak lengkap tidak lengkap
40% sistematik
2. Isi Laporan Pembahasan Pembahasan Pembahasan Pembahasan tidak
mendetail, mendetail, tidak mendetail, bahasa
bahasa bahasa tidak mendetail, tidak komunikatif
komunikatif, komunikatif bahasa
komunikatif
3. Ketepatan Sesuai dengan Terlambat 1 Terlambat 2- Terlambat >3 hari
Waktu waktu yang hari dari 3 hari dari dari waktu yang
Pengumpulan ditentukan waktu yang waktu yang ditentukan
Laporan ditentukan tditentukan
Penelitian
Skore B
Nilai B (40%) = Skor Bx40%
Nilai Akhir = ((Nilai A+Nilai B)/14,4)x100
No Komponen Proporsi Penilaian (%)
1 Kehadiran 15
2 Tugas Terstruktur 30
3 Kontribusi dalam perkuliahan (pendapat, pertanyaan, dan penjelasan
10
yang berkaitan dengan materi)
4 UTS 20
5 UAS 25
Total 100
Disejutui:
104
13. Pengembangan Bahan Ajar
Mengesahkan,
Wakil Ketua I Ketua Program Studi
Bidang Akademik, Akuntansi,
Kurniawati Mutmainah, S.E, M.Si. Sri Hartiyah, S.E., M.Si., Ak., C.A.
105
Memahami penggunaan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan
manajerial
MATERI PERKULIAHAN
106
pertanggungjawaban tradicional
Activity-based reponsibility accounting system
Rekayasa informasi akuntansi
pertanggungjawaban
107
10 Penggunaan Informasi Definisi anggaran
Akuntansi Mengapa prusahaan menyusun anggaran?
Pertanggungjawaban Karakteristik anggaran
dalam Penyususnan Kedudukan anggaran dalam perencanaan
Anggaran menyeluruh perusahaan
Fungsi anggaran
Organisasi penyususnan anggaran
Aspek teknis dalam peyususnan anggaran
Aspek perilaku dalam penyusunan anggaran
BAB I
KARAKTER AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut: akuntansi manajemen
sebagai suatu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi.
Akuntansi manajemen dapat dipandang pula sebagai suatu tipe informasi yang
merupakan keluaran yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi yang ditujukan
untuk menyediakan informasi keuangan bagi kepentingan manajemen.
108
serta semakin pendeknya daur hidup produk, (5) diperkenalkannya computer-integrated
manufacuring.
BAB II
INFORMASI AKUNTANSI PENUH
Informasi akuntansi penuh adalah seluruh aktiva yang digunakan, seluruh
pendapatan yang diperoleh, dan/atau seluruh sumber daya yang digunakan untuk suatu
objek informasi.
109
Informasi akuntansi penuh yang terdiri dari aktiva disebut dengan aktiva penuh
(full assets), yang merupakan aktiva yang langsung digunakan oleh suatu objek
informasi ditambah bagian yang adil aktiva tidak langsung yang dibebankan
kepada objek informasi tersebut.
Informasi akuntansi penuh yang terdiri dari pendapatan disebut dengan
pendapatan penuh (full revenues), yang merupakan pendapatan yang langsung
didapat oleh suatu objek informasi ditambah bagian yang adil pendapatan tidak
langsung yang didapat oleh obek informasi tersebut.
Informasi akuntansi penuh yang terdiri dari biaya disebut dengan biaya penuh
(full costs), yang merupakan biaya yang langsung digunakan oleh suatu objek
informasi ditambah bagian yang adil biaya tidak langsung yang dibebankan
kepada obek informasi tersebut. Objek informasi dapat berupa produk, keluarga
produk, departemen, divisi, aktivitas, atau perusahaan sebagai keseluruhan.
Informasi akuntansi penuh yang berupa informasi masa lalu bermanfaat untuk
pelaporan keuangan, analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis),
menjawab pertanyaan “berapa biaya sesuatu?”, dan penentuan harga jual dalam cocst-
type contract. Informasi akuntansi penuh yang berupa informasi masa yang akan datang
bermanfaat untuk penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga
transfer, dan penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah.
Pertanyaan “Berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu” dapat dijawab
dengan menyajikan informasi biaya penuh yang bersangkutan dengan objek biaya.
Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu berperan bagi manajemen dalam:
110
3. Penentuan harga jual produk atau jasa,
4. Penyediaan kemudahan dalam penghilangan pemborosan dengan menyediakan
informasi biaya untuk aktivitas-bukan-penambah nilai,
5. Penyediaan informasi untuk improvement terhadap tingkat kemampuan produk
atau jasa dalam menghasilkan laba dengan memantau total biaya daur hidup
produk atau jasa,
6. Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melakukan
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang biaya mutu
(quality costs),
7. Cost reimbursement,
8. Inventory costing.
BAB III
INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL
Informasi akuntansi manajemen dibagi menjadi tiga tipe: (1) informasi akuntansi
penuh (full accounting information), (2) informasi akuntansi diferensial (differential
accounting information), dan (3) informasi akuntansi pertanggungjawaban
(responsibility accounting information). Masing-masing tipe informasi akuntansi
manajemen tersebut terdiri dari pendapatan, biaya, dan/atau aktiva.
111
(incremental costs), biaya kesempatan (opportunity costs), dan biaya keluar dari saku
(out-of-pocket cost).
Keputusan membeli atau membuat sendiri dibagi menjadi dua: (1) yang tidak
memerlukan investasi dalam aktiva tetap dan (2) yang memerlukan investasi dalam
aktiva tetap. Dalam pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri yang tidak
memerlukan investasi dalam aktiva tetap, informasi akuntansi yang bermanfaat untuk
dipertimbangkan adalah biaya diferensial yang berupa biaya terhindarkan dan biaya
yang dikeluarkan untuk pengadaan produk yang dibeli dari pemasok luar. Jika biaya
terhindarkan akibat pembelian suatu produk dari pemasok luar lebih besar dibandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan produk yang dibeli dari pemasok luar,
maka alternatif membeli dari pemasok luar dapat dipilih. Sebaliknya, jika biaya
terhindarkan akibat pembelian suatu produk dari pemasok luar lebih rendah
dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan produk yang dibeli dari
pemasok luar, maka alternatif membeli dari pemasok luar tidak menguntungkan dan
oleh karena itu, sebaiknya tidak dipilih. Dalam pengambilan keputusan membeli atau
membuat sendiri yang memerlukan investasi dalam aktiva tetap, informasi akuntansi
yang bermanfaat untuk dipertimbangkan adalah biaya diferensial yang berupa
penghematan biaya terhindarkan dan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan produk
yang dibeli dari pemasok luar dibandingkan dengan aktiva diferensial. Jika jumlah nilai
tunai selisih (positif) biaya terhindarkan akibat pembelian suatu produk dari pemasok
luar dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan produk yang dibeli dari pemasok
luar selama umur ekonomis fasilitas produksi lebih besar dari aktiva diferensial, maka
alternatif membeli dari pemasok luar dapat dipilih. Sebaliknya jika jumlah nilai tunai
selisih (negatif) biaya terhindarkan akibat pembelian suatu produk dari pemasok luar
dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan produk yang dibeli dari pemasok luar
lebih kecil daripada aktiva diferensial, maka alternatif membeli dari pemasok luar tidak
menguntungkan dan oleh karena itu, sebaiknya tidak dipilih.
112
Dalam pengambilan keputusan menjual atau memproses lebih lanjut suatu
produk, informasi akuntansi diferensial yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
adalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika pengolahan lebih lanjut tidak
memerlukan tambahan fasilitas produksi, dan dengan memproses lebih lanjut
pendapatan diferensial lebih besar dibandingkan dengan biaya diferensial, alternatif
pengolahan lebih lanjut suatu produk dapat dipilih. Sebaliknya, jika dengan memproses
lebih lanjut pendapatan diferensial lebih kecil dibandingkan dengan biaya diferensial,
alternatif pengolahan lebih lanjut suatu produk tidak dapat dipilih. Jika pengolahan
lebih lanjut memerlukan tambahan fasilitas produksi, dan dengan memproses lebih
lanjut pendapatan diferensial lebih besar dibandingkan dengan biaya diferensial,
alternatif pengolahan lebih lanjut suatu produk dapat dipilih jika jumlah nilai tunai laba
diferensial selama umur ekonomis tambahan fasilitas produksi tersebut lebih besar bila
dibandingkan dengan aktiva diferensial. Sebaliknya, jika dengan memproses lebih lanjut
jumlah nilai tunai laba diferensial lebih kecil bila dibandingkan dengan aktiva
diferensial, alternatif pengolahan lebih lanjut suatu produk sebaiknya tidak dipilih.
113
dihentikannya produksi produk atau kegiatan usaha departemen tertentu, maka alternatif
penghentian tersebut sebaiknya tidak dipilih.
BAB IV
INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan aktiva, pendapatan,
dan/atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap
pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam hubungannya dengan wewenang yang
dimiliki oleh seorang manajer, aktiva, pendapatan, dan/atau biaya terkendalikan dan
aktiva, pendapatan, dan/atau biaya tidak dikendalikan. Aktiva, pendapatan, dan biaya
dikendalikan adalah aktiva, pendapatan, dan biaya yang dapat secara signifikan
dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu.
114
penyimpangan (management by exception) merupakan pengendalian operasi secara
efektif yang memadai, (2) pengelolaan berdasarkan tujuan (management by objective)
akan menghasilkan anggaran yang disepakati, biaya standar, sasaran organisasi, dan
rencana yang dapat dilaksanakan, (3) struktur pertanggungjawaban sesuai dengan
struktur hirarkhi organisasi, (4) manajer dan bawahannya bersedia untuk menerima
tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka melalui hirarkhi organisasi, (5) sistem
akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerja sama, bukan kompetisi.
BAB V
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL
DALAM PERENCANAAN JANGKA PENDEK
Perencanaan laba jangka pendek dilakukan oleh manajemen dalam proses
penyusunan anggaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen
selalu menghadapi pertanyaan “what if”, yaitu pertanyaan apa yang akan terjadi jika
sesuatu dipilih oleh manajemen. Perencanaan laba jangka pendek dapat dilaksanakan
dengan mudah jika didasarkan pada laporan laba-rugi proyeksi, yang disusun
berdasarkan metode variable costing.
115
penjualan, biaya variabel, dan/atau biaya tetap yang akhirnya akan berdampak terhadap
laba bersih. Oleh karena itu dalam perencanaan jangka pendek manajemen
membutuhkan informasi akuntansi diferensial yang berupa: taksiran pendapatan
diferensial dan biaya diferensial yang berdampak terhadap laba bersih. Dampak
terhadap laba bersih ini yang menjadi salah satu pertimbangan penting manajemen
dalam memutuskan berbagai usulan kegiatan dalam proses penyusunan anggaran
perusahaan.
116
individual maupun bersama-sama terhadap laba bersih perusahaan dalam tahun
anggaran.
BAB VI
Ada empat metode yang umum digunakan sebagai kriteria penilaian usulan
investasi: pay-back method, rate of return on invesment, present value method, dan
discounted flows method. Dari keempat metode tersebut, dua metode yang disebut
117
terakhir memperhitungkan seluruh arus kas selama umur proyek dan telah
memperhitungkan nilai waktu uang.
BAB VII
Dalam penentuan harga jual, manajer penentu harga jual menghadapi banyak
ketidakpastian. Biaya, meskipun bukan merupakan satu-satunya faktor yang
menentukan harga jual, merupakan informasi yang berada di tangan, yang mampu
mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh manajer penentu harga jual. Oleh karena
itu dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual, manajer penentu harga jual
senantiasa memerlukan informasi biaya penuh yang dimanfaatkan untuk:
118
1. Titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil
keputusan
2. Dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan
kerugian
3. Memungkinkan manajer penentu harga jual melongok struktur biaya perusahaan
pesaing
4. Dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan memasuki pasar.
Dalam cost-plus pricing, harga jual dihitung dengan formula umum sebagai berikut:
Markup x % dari biaya langsung yang berhubungan dengan volume produk atau jasa
Rp xx+
Total harga jual Rp xx
119
Volume produk atau jasa Rp xx:
Jumlah Rp xx
Biaya langsung yang berhubungan dengan produk atau jasa Rp xx:
Persentase markup dari biaya langsung yang berhubungan dengan produk atau jasa
Rp xx
Jika digunakan pendekatan full costing, yang diperhitungkan dalam biaya
langsung yang berhubungan dengan produk yang dimasukkan dalam formula umum
perhitungan harga jual adalah biaya produksi, sedangkan yang diperhitungkan dalam
biaya tidak langsung yang dimasukkan dalam formula umum perhitungan markup
adalah biaya non produksi (biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran). Jika
digunakan pendekatan variable costing, yang diperhitungkan dalam biaya langsung
yang berhubungan dengan produk yang dimasukkan dalam formula umum perhitungan
harga jual adalah biaya variabel, sedangkan yang diperhitungkan dalam biaya tidak
langsung yang dimasukkan dalam formula umum perhitungan markup adalah biaya
tetap.
Dalam perusahaan bengkel dan perusahaan lain yang menjual jasa reparasi,
harga jual ditentukan untuk jasa dan bahan atau suku cadang yang diserahkan kepada
pelanggan. Jasa reparasi diukur dengan waktu yang digunakan untuk menyerahkan jasa
kepada pelanggan, formula umum perhitungan harga jual waktu adalah sebagai berikut:
Jumlah Rp xx
Jumlah jam kerja tenaga kerja langsung selama tahun anggaran Rp xx:
120
Harga jual jasa per jam Rp xx
Jumlah Rp xx
Harga jual material dan suku cadang dihitung dengan menambahkan markup di
atas harga faktur pembelian material dan suku cadang. Presentase markup dihitung
dengan membagi taksiran biaya toko suku cadang dengan taksiran harga suku cadang
yang akan dibeli dalam tahun anggaran.
Penentuan harga jual dalam cost-type contract didasarkan pada biaya penuh
sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk membiayai proyek. Biaya penuh
sesungguhnya tersebut ditambah dengan laba yang diharapkan, yang merupakan
presentase tertentu yang disetujui dalam kontrak dari biaya penuh, untuk menghitung
harga jual yang dibebankan kepada pemilik proyek.
Jika perusahaan menerima pesanan khusus, harga jual produk tidak dibebani
tugas untuk menutup biaya penuh produk. Dalam mempertimbangkan pesanan khusus,
manajer penentu harga jual dapat menetapkan harga jual hanya di atas biaya variabel,
karena laba kontribusi yang dihasilkan dari pesanan khusus akan mengakibatkan
kenaikan laba, asalkan manajer tersebut yakin bahwa pesanan yang reguler mampu
menyerap seluruh biaya tetap.
Dalam perusahaan yang harga jual produk atau jasanya diatur dengan peraturan
Pemerintah, harga jual ditetapkan berdasarkan cost-plus pricing. Setiap perubahan harga
jual produk atau jasa dalam perusahaan ini harus didasarkan pada taksiran perubahan
biaya penuh masa yang akan datang.
Meskipun dalam contoh-contoh perhitungan harga jual produk atau jasa dalam
bab ini, informasi akuntansi dipakai sebagai dasar untuk penentuan harga jual, namun
harga jual yang dihitung berdasarkan informasi akuntansi ini tidak selalu yang menjadi
121
harga jual produk atau jasa yang dipasarkan. Banyak faktor yang menentukan harga jual
produk atau jasa yang terbentuk di pasar. Harga jual yang dihitung dengan berbagai
formula yang menggunakan informasi akuntansi penuh dan informasi akuntansi
diferensial tersebut di atas memberikan informasi bagi manajer penentu harga jual untuk
memungkinkannya melakukan penyesuaian-penyesuaian harga jual produk atau jasanya
di pasar, sehingga kemungkinan kerugian atau laba yang dihadapi di pasar akibat
keputusan harga jual dapat diperhitungkan dengan baik.
BAB VIII
Harga transfer merupakan harga barang atau jasa yang ditransfer antar pusat laba
dalam perusahaan yang sama. Harga transfer berperan untuk mempertegas diversifikasi
dan sekaligus berfungsi sebagai salah satu alat untuk menciptakan mekanisme integrasi.
Harga transfer memiliki tiga karakteristik:
1. masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terlibat diukur kinerjanya
berdasarkan laba yang mereka peroleh dan harga transfer merupakan unsur yang
122
signifikan dalam membentuk biaya penuh produk yang diproduksi di divisi
pembeli
2. harga transfer selalu mengandung unsur laba di dalamnya
3. harga transfer merupakan alat untuk mempertegas diversifikasi dan sekaligus
merupakan salah satu alat untuk menciptakan mekanisme integrasi.
Dua macam keputusan yang harus dipertimbangkan jika antar pusat laba terjadi
pembelian dan penjualan barang: (1) keputusan pemilihan sumber (sourcing decision)
dan (2) keputusan penentuan harga transfer (transfer pricing decision).
Ada dua masalah yang selalu dirundingkan oleh manajer divisi yang terlibat dalam
transfer barang atau jasa antar mereka: (1) dasar penentuan harga transfer dan (2)
besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer. Ada dua dasar yang dapat
dipakai sebagai landasan penentuan harga transfer: biaya (cost-based transfer price) dan
harga pasar (market-based transfer price). Besarnya laba yang diperhitungkan dalam
harga transfer dipengaruhi oleh dua faktor: (1) dasar yang digunakan untuk menentukan
laba yang diperhitungkan dalam harga transfer dan (2) besarnya laba yang
diperhitungkan dalam harga transfer. Laba yang diperhitungkan dalam harga transfer
dapat ditentukan berdasarkan presentase tertentu dari biaya penuh atau berdasarkan
aktiva penuh.
Dalam penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar, harga transfer dihitung
dengan menggunakan metode harga pasar minus. Harga yang berlaku di pasar dikurangi
dengan potongan volume dan berbagai biaya yang dapat dihindari oleh divisi penjual
untuk mendapatkan harga barang atau jasa yang ditransfer dari divisi penjual ke divisi
pembeli. Jika produk yang ditransfer memiliki harga pasar, harga pasar produk
merupakan biaya kesempatan (opprtunity costs) baik bagi divisi penjual maupun bagi
divisi pembeli, sehingga harga tersebut merupakan dasar yang adil sebagai dasar
penentuan harga transfer bagi divisi yang terlibat.
123
Karena penentuan harga transfer memerlukan proses negosiasi antar manajer
divisi yang terlibat, perlu dibuat aturan negosiasi, sehingga masing-masing manajer
menggunakan dasar yang sama untuk membahas berbagai unsur yang akan
diperhitungkan dalam harga transfer. Di samping itu, karena terdapat kemungkinan
terjadinya perselisihan pendapat antara manajer divisi yang terlibat, perlu dibentuk
lembaga arbitrase untuk memberi kesempatan kepada para manajer tersebut untuk
mengajukan dan menyelesaikan berbagai perbedaan yang tidak dapat mereka selesaikan
dalam proses negosiasi.
BAB IX
1. Tahap persiapan
a. Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung jawab,
b. Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja,
124
c. Pengukuran kinerja sesungguhnya.
2. Tahap penilaian
a. Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya,
b. Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dari
yang ditetapkan dalam standar,
c. Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk
mencegah perilaku yang tidak diinginkan.
Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara
kuantitatif:
125
Dalam penggunaan kembalian investasi sebagai ukuran kinerja pusat laba,
diperlukan kebijakan manajemen yang bersangkutan dengan: (1) penentuan komponen
yang digunakan untuk menghitung laba, (2) penentuan aktiva yang diperhitungkan ke
dalam investment base, (3) pengukuran nilai aktiva yang diperhitungkan ke dalam
invesment base.
Kembalian investasi sebagai pengukur kinerja pusat laba memiliki tiga kelemahan:
Residual income dihitung dengan mengurangi laba yang diperoleh pusat laba
dengan beban modal (capital charge). Sebagai ukuran kinerja pusat laba, residual
income memiliki keunggulan dibandingkan dengan kembalian investasi.
126
2. Residual income sebagai pengukur kinerja pusat laba sangat dipengaruhi oleh
metode depresiasi aktiva tetap,
3. Tidak seperti halnya dengan kembalian investasi yang berupa ratio atau
presentase, residual income berupa angka absolut, yang tidak dapat digunakan
untuk membandingkan kemampuan berbagai pusat laba dalam menghasilkan
laba.
BAB X
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
DALAM PENYUSUSNAN ANGGARAN
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif,
yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup
jangka waktu satu tahun. Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana
kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan
kuntitatif yang lain. Penyusunan anggaran (budgeting) seringkali diartikan sama dengan
perencanaan laba (profit planning).
127
Untuk menjamin terlaksananya berbagai program yang disusun dalam proses
perencanaan jangka panjang, manajemen menyusun anggaran yang berisi rencana kerja
tahunan dan taksiran nilai sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana
kerja tersebut. Dalam proses penyusunan anggaran tersebut ditunjuk manajer yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan rencana kerja dan dialokasikan berbagai sumber
daya yang diperlukan kepada manajer yang bersangkutan. Anggaran menjamin
pelaksanaan rencana kerja dengan biaya sesuai dengan yang direncanakan dalam
anggaran.
Sekali periode anggaran ditetapkan, dalam jangka panjang periode tersebut akan
tetap dipertahankan, karena berdasarkan jangka waktu tersebut pengukuran kinerja
manajer dilaksanakan. Berbeda dengan prakiraan, jangka waktu yang dicakup dalam
prakiraan dapat berubah, mengikuti kebutuhan pemakai informasi.
Perbedaan lain antara anggaran dan prakiraan adalah tidak adanya proses
penelaahan dan persetujuan dalam penyusunan prakiraan. Prakiraan ditujukan untuk
128
memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang berdasarkan berbagai
asumsi kondisi tertentu. Anggaran merupakan rencana aktivitas yang akan menjadi
pedoman untuk melaksanakan serangkaian aktivitas tertentu di masa yang akan datang.
Sekali anggaran ditetapkan, pencapaian sasaran anggaran hanya dapat dilakukan
melalui serangkaian aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam anggaran.
Penelaahan anggaran dilakukan melalui proses negosiasi antara manajer atas dan
manajer bawah mengenai efektivitas aktivitas yang diusulkan oleh manajer bawah
untuk mencapai sasaran anggaran dan usulan jumlah sumber daya yang dipandang
memadai untuk melaksanakan aktivitas tersebut. Negosiasi ini juga dapat digunakan
oleh manajer atas untuk menilai sampai seberapa jauh manajer bawah memiliki persepsi
yang benar mengenai sasaran anggaran.
129
dilaksanakan melalui empat tahap: (1) penetapan filosofi dan misi, (2) penetapan tujuan
dan strategi, (3) penyusunan program, dan (4) penyusunan anggaran.
Terdapat tiga pihak utama yang terkait dalam penyusunan anggaran: komite
anggaran, departemen anggaran, dan para manajer pusat pertanggungjawaban.
Penyusunan rancangan anggaran perusahaan dikoordinasikan dan diadministrasikan
oleh dua unit organisasi: komite anggaran dan departemen anggaran.
130
ACCA. Management Accounting. 1st ed. London: BPP Learning Media, 2009.
Maher, Michael W., Clyde P. Stickney, Roman L. Weil, Sidney Davidson. Managerial
Accounting. 4th ed. New York: Harcourt Brace Jovanovich, 1991.
Mulyadi. Akuntansi Manajemen. Ed. 3. Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Supriyono. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan
Globalisasi. Yogyakarta: BPFE, 1994.
131
15. PPKP
Oleh:
M. Elfan Kaukab, S.E., M.M.
1. Judul Penelitian
Pengembangan Bahan Ajar Materi Kuliah Akuntansi Manajemen
132
kuliah ini diambil mahasiswa pada saat semester IV (empat). Sejak pertama kali mata
kuliah ini diajarkan, sampai dengan sekarang, ternyata bahan ajar yang digunakan dalam
perkuliahan tidak berubah samasekali.
Materi ajar yang selama ini digunakan hanya bersumber dari satu sumber saja yang
digunakan sebagai referensi, dan tentu masih sangat perlu ditambahkan pengayaan materi
ajar. Dalam hal ini, penulis ingin mengembangkan bahan ajar, khususnya dalam materi
Penilaian Kinerja dengan Sistem Manajerial Kontemporer.
Pengajaran kepada mahasiswa pada materi kuliah Akuntansi Manajemen, hanya
bersumber pada satu referensi buku yang hanya beberapa halaman saja, yang hanya
memuat perhitungan akuntansi manajerial saja. Penulis merasa materi ajar perlu
ditambahkan tentang system penilaian kontemporer seperti Balance Scorecard, JIT, ABC,
dll.
Mengingat pentingnya materi kuliah Akuntansi Manajemen sebagai bekal
mahasiswa terjun ke dunia kerja, maka perlu dikembangkannya bahan ajar materi kuliah ini
sehingga mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan yang komprehensif.
4. Rumusan Masalah
Bagaimana pengembangan bahan ajar materi Akuntansi Manajemen yang komprehensif?
5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar materi Akuntansi Manajemen.
6. Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan kualitas materi pembelajaran
2. Meningkatkan kapasitas mahasiswa dalam mata Akuntansi Manajemen
3. Dapat digunakan sebagai bahan rujukan bagi para dosen FEB.
133
keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan
menjelaskan, dan keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Kelompok penulis terdiri dari 5 orang, yaitu:
1. M. Elfan Kaukab, S.E., M.M. merupakan dosen dari Universitas Sains Al Quran
Jawa Tengah di Wonosobo
2. Mugiyo, M.Pd. merupakan dosen dari STABN Raden Wijaya Wonogiri
3. Mirrah Megha Singamurti, M.Pd. merupakan dosen dari STABN Raden Wijaya
Wonogiri
4. Manggala Wiriya Tantra, S.Pd.B., M.Pd. merupakan dosen dari STABN Raden
Wijaya Wonogiri
5. Latifah, S.S., M.A. merupakan dosen dari STAB Kertarajasa Malang
134
PelaksanaanpembelajaranmikrokelompokkamididampingiolehSalimWidono,S.P.
, MP. sebagai fasilitator di ruang Microteaching lantai 3 gedung LPPM UNS. Adapun
urutan pesertamicroteachingyangberlatihmengajaradalahsebagaiberikut:
135
2. Self Assesment dan Penilaian dari Fasilitator dan Pengamat
Penekanan tugas yang penulis peroleh yaitu pada topik “Bertanya dasar dan
lanjutan” yang terdiri dari 10 komponen yang dilatih yaitu pengungkapan pertanyaan
secara jelas singkat, penyebaran pertanyaan keseluruh kelas, penyebaranpertanyaan ke
mahasiswa tertentu, penyebaran responsi mahasiswa, pengajuanpertanyaanlain yang
lebihsederhana, urutan pertanyan, pertanyaan pelacak dalam pemberian alasan, dan
pertanyaan pelacak dalam pemberian contoh. Dari kesepuluh komponen penulis masih
kurang memberikan pertanyaan lanjutan berkaitan dengan materi yang diajarkan. Hal
ini juga disampaikan oleh fasilitator dan kedua pengamat.
136
1. Perkembanganmetodepengendalianbiaya
2. Konsepinformasiakuntansipertanggungjawaban
3. Manfaatinformasiakuntansipertanggungjawaban
Waktu : 15 menit
PengalamanBelajar :Menyimakcontoh-contoh aplikasi akuntansi
pertanggungjawaban di perusahaan
KegiatanPembelajaran
No. Metode Media SumberBelajar
(waktu)
137
Adanya 1 fasilitator dan 2 pengamat yang mengamati dan memberikan
tanggapan merupakan cara yang baik untuk meningkatkan keterampilan mengajar pada
saat proses pembelajaran. Alat pembelajaran yang ada di ruang micro teaching 3 sudah
cukup lengkap. Namun, desain kelasnya tidak leluasa untuk dosen berpindah pindah
tempat, dan perlu ditambah papan tulis dan spidol sehingga akan mempermudah dosen
dalam menyampaikan materi. Secara keseluruhan pelaksanaan micro teaching sudah
baik.
138
BAB IV
PENUTUP
139