Anda di halaman 1dari 6

JIM FKep Volume IV No.

I 2018

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN CASE MANAGER DENGAN


STRATEGI MANAJEMEN KONFLIK

RELATIONSHIP LEADERSHIP STYLE WITH CONFLICT MANAGEMENT


STRATEGY USED BY CASE MANAGER IN INPATIENT

Nurul Fittri1; Hajjul Kamil2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Falkultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Manajemen Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
e-mail: nurulfitri1234567@gmail.com; hajjul.kamil@unsyiah.ac.id

ABSTRAK
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang untuk
mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Terdapat banyak ide yang berbeda
terkait bagaimana untuk seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik. Dalam memimpin tentunya
terdapat konflik dalam menjalankannya, baik internal maupun konflik eksternal. Manajemen konflik
merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan
perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menciptakan ketenangan, mufakat,
hal positif atau agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan
dengan strategi manajemen konflik yang digunakan case manager di ruang rawat inap Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin. Jenis penelitian kuantitatif deskriptif korelasi dengan desain cross
sectional study. Teknik pengambilan sampel dengan metode total sampling. Pengumpulan data dilakukan
dari tanggal 23 – 31 Agustus 2017 dengan jumlah responden 73 orang. Pengumpulan data menggunakan
lembaran kuesioner yang telah diuji oleh pakar terdiri dari dua bagian dengan total 39 pernyataan dan
dianalisis dengan chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya demokratik memiliki hubungan
dengan strategi manajemen konflik kompromi dengan ρ value 0,001. Diharapkan kepada case manager
serta manajemen rumah sakit agar dapat memahami penerapan strategi manajemen konflik sesuai dengan
gaya kepemimpinan masing-masing situasi untuk meningkatkan kinerja anggota tim dan menyelesaikan
konflik yang ada dengan tepat dalam upaya peningkatan efektifitas peforma kerja tim.

Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Manajemen Konflik, Case Manager

ABSTRACT
Leadership is a processes that affect a person or group to do something for reach certain goals. There are
many different ideas related to how someone could be a good leader. To lead, there are conflicts in the
process, both internally and externally. Management conflict is a certain measures taken leaders or third
party, in order to directs dispute to certain results that is create calmness, an agreement, positive or
aggressive. This research aims for knowing relationship between leadership style with conflict
management strategy used by case manager in the inpatient ward of dr. Zainoel Abidin Regional General
Hospital. This research quantitative descriptive correlation with cross sectional study. Sampling technique
is total sampling method. This research was conducted between 23rd – 31st August 2017 to 73
respondents. The means of data collecting is by using sheets of questionnaires that have been tested by
expert consist from two part with total 39 statements and analyzed with chi square (χ 2). The research
result indicates there is relationship between democratic style relationship with strategy manajemen
conflict compromise with ρ value 0.002 . Case manager and hospital management expected to improved
their knowledge about leadership style in order to to improve team member performances and solved
existing conflict with right effort in each of situation to increase the effectiveness teamwork
performances.

Keywords: Leadership Style, Conflict Management, Case Manager

92
JIM FKep Volume IV No. I 2018

PENDAHULUAN bekerja secara profesional. Kesalahan-


Pemimpin adalah seseorang yang kesalahan yang dilakukan perawat dapat
mencetus sebuah visi yang sangat dekat dan disebabkan kurangnya pengarahan dan
menggoda orang lain untuk segera koordinasi yang diberikan pemimpin
mengikutinya (Bennis, 2001 dalam Marquis (Wulan & Hastuti, 2010, p.78).
& Huston, 2010, p.35). Hal ini membawa Dalam memimpin tentu tidak
konsekuensi bahwa setiap pemimpin berjalan dengan mulus. Konflik merupakan
berkewajiban untuk memberikan perhatian hal yang harus diantisipasi dalam
sungguh-sungguh dalam membina, memimpin. Proses terjadinya konflik
menggerakkan dan mengarahkan seluruh meliputi latar belakang penyebab konflik
potensi karyawan di lingkungannya agar (antecendence), konflik tidak terlihat atau
dapat mewujudkan stabilitas organisasi dan tersembunyi (Latent conflict), konflik
peningkatan produktivitas yang berorientasi dipersepsikan (perceived conflict), konflik
pada tujuan organisasi. dirasakan (felt conflict), konflik resolusi,
Pada keperawatan, dapat diambil dan konflik tidak terselesaikan (aftermatch
contoh sebagai berikut, dalam beberapa conflict). Proses tersebut akan terjadi pada
situasi membutuhkan pemikiran yang cepat setiap konflik tanpa membedakan jenis atau
dan tindakan yang segera, sedangkan pada bentuk konflik yang dihadapi (Marquis &
situasi lainnya membutuhkan waktu untuk Huston, 2010, p.496).
menemukan solusi terbaik untuk hanya Menurut Kartono,(2008, p.55).
menyelesaikan satu masalah. Perbedaan mengatakan manajemen konflik dalam
kualitas dan sikap kepemimpinan sangat organisasi menjadi tanggung jawab
dibutuhkan dalam kedua contoh yang telah pimpinan (manager) baik manager tingkat
disebutkan sebelumnya. Hasil yang didapat lini (supervisor), manager tingkat
adalah tidak ada satupun jawaban yang menengah (middle manager) dan manager
tepat untuk pertanyaan “apa yang membuat tingkat atas (top manager). Ketika konflik
seseorang menjadi pemimpin?”. Secara organisasi mengalami gangguan, manager
teori, kepemimpinan dapat dibagi menjadi harus mengenalinya pada tahap awal dan
beberapa teori, yaitu teori sifat (trait secara aktif melakukan tindakan sehingga
theory), teori sikap (behavioral theory), motivasi pegawai dan produktivitas
Situational and Contingency Theory (Teori organisasi tidak berkurang (Marquis &
situasional dan tidak terduga) (Whitehead, Huston, 2010, p.36). Beberapa sumber
Weis, & Tappen, 2010, p.30). konflik pada bidang keperawatan adalah
Peran kepemimpinan kelompok perbedaan cara pandang antara manajemen
dalam konflik antar kelompok merupakan dan staf, jumlah sumber daya perawat yang
elemen penting. Pemimpin mempengaruhi terbatas sehingga mereka memiliki tingkat
dan mengarahkan individu dan kelompok, stress yang lebih tinggi, perbedaan tujuan
dan membutuhkan banyak kualitas dan kerja dan kompetisi antar kelompok, serta
keterampilan agar dapat secara efektif konflik antara perawat dan dokter (Vivar,
menangani konflik. Untuk menciptakan 2006, p.105).
lingkungan praktek sehat dan aman bagi Dengan pentingnya kepemimpinan
baik perawat dan pasien, diperlukan yang efektif, pemilihan strategi manajemen
kepemimpinan keperawatan yang kuat konflik yang tepat untuk penyelenggaraan
(Marquis & Huston, 2010, p.35). Fungsi pelayanan keperawatan yang bermutu,
kepemimpinan dalam hal ini berperan maka upaya-upaya peningkatan
mengarahkan, membimbing, dan kemampuan perawat dalam kepemimpinan
menanamkan makna pelayanan yang dan manajemen keperawatan sangat
diberikan kepada pasien sehingga pegawai dibutuhkan. Penelitian dan pengembangan

93
JIM FKep Volume IV No. I 2018

di bidang kepemimpinan dan manajemen uji Chi-Square dengan derajat kemaknaan


keperawatan ini merupakan dasar 5% (0,05) (Notoatmodjo, 2010, p.98).
perencanaan dan upaya peningkatan
kemampuan manajerial perawat melalui HASIL
pendidikan dan pelatihan keperawatan. Dari Pengumpulan data dilaksanakan pada
uraian diatas, peneliti tertarik untuk tanggal 23 sampai dengan 31 Agustus 2017.
meneliti hubungan gaya kepemimpinan Pengumpulan data dilakukan dengan cara
case manager dengan strategi manajemen membagikan kuesioner kepada responden,
konflik di Ruang Rawat Inap RSUD yakni kepala ruangan dan wakil kepala
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. ruangan RSUDdr. Zainoel Abidin Banda
Aceh. Responden yang diberikan kuesioner
METODE berjumlah 73 orang:
Penelitian ini termasuk penelitian
kuantitatif menggunakan desain descriptive Tabel 1. Data Demografi
correlative dengan pendekatan cross No Data f %
sectional study yang dilaksanakan pada 23 Demografi
– 31 Agustus 2017 di Rumah Sakit Umum 1. Jenis Kelamin
Laki - laki 6 8
Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Wanita 67 92
Sampel dalam penelitian ini adalah 73 2. Usia
kepala dan wakil kepala ruangan di Ruang 26-35 Tahun 8 11
Rawat Inap RSUD dr. Zainoel Abidin 36-45 Tahun 47 65
Banda Aceh dengan teknik total sampling 46-65 Tahun 18 24
(Notoatmodjo, p.115. 2010). 4. Pendidikan
Pengumpulan data menggunakan Responden 19 26
Diploma 3 16 20
lembaran kuesioner yang telah diuji Uji
Diploma 4 38 50
content validity dilakukan oleh Ns. Strata 1 2 4
Yuswardi, MNS, dosen bidang Manajemen Strata 2/master
Keperawatan Fakultas Keperawatan 5. Pengalaman Kerja
Universitas Syiah Kuala terdiri dari dua Responden
bagian dengan total 39 pernyataan. Kurang dari 1 tahun 11 15
Penelitian dilakukan setelah mendapatkan 1 tahun 19 25
2-5 tahun 35 50
surat lulus uji etik dari Komite Etik
Diatas 5 tahun 8 10
Fakultas Keperawatan Universitas Syiah
Kuala yang bertujuan untuk melindungi dan Berdasarkan tabel 1 diketahui
menjamin kerahasiaan responden. Peneliti jenis kelamin sebagian besar responden
dalam penelitian ini menekankan beberapa adalah wanita dengan jumlah sebanyak 67
etika yaitu: respect for human dignity, orang (92%), sedangkan umur rata-rata
respect for privacy and confidentiality, responden berada dalam kategori dewasa
respect for justice an inclusiveness, dan akhir yakni sebanyak 47 orang (68%).
balancing harms and benefits Pendidikan rata-rata responden adalah
(Notoatmodjo, p. 203-204. 2010). Starta (S1)/ Ners sebanyak 38 orang (50%)
Analisa data terdiri dari analisa dan telah bekerja 2-5 tahun sebanyak 35
univariat dan bivariat. Analisa univariat orang (50%).
digunakan untuk melihat distribusi
frekuensi dari setiap variabel dan analisa
bivariat dilakukan untuk melihat hubungan
antar variabel. Penelitian ini menggunakan

94
JIM FKep Volume IV No. I 2018

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Gaya


Kepemimpinan Tabel 3. Distribusi Frekuensi Strategi
No Gaya f % Manajemen Konflik
Kepemimpinan No Kompromi f %
1. Otokratik 5 7
2. Demokratik 60 82 1. Menggunakan 63
86
3. Laissez-Faire 2 3 2. Tidak Menggunakan 10
14
4. Situasional 6 8 Total 73
100
Total 73 100 Berdasarkan tabel 3 dapat
Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa case manager yang
disimpulkan bahwa case manager yang menggunakan strategi manajemen konflik
menggunakan gaya kepemimpinan kompromi dalam menyelesaikan konflik di
demokratik dalam memimpin Ruang Rawat Ruang Rawat Inap RSUD dr. Zainoel
Inap RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Abidin Banda Aceh sebanyak 63 orang
sebanyak 60 orang (82%). (86%).

Tabel 4. Hubungan antara gaya kepeminpinan dengan strategi manajemen konflik


Gaya Kompromi
kepemimpinan Dilakukan Tidak Total α ρ-
Dilakukan value
f % f % f %
Otokratik & 60 92 5 8 65 100
Demokratik 0,05 0,001
Laissez-Faire & 3 63 5 37 8 100
Situasional
Total 63 100 10 100 96 100
Berdasarkan tabel 4 dapat Dari hasil uji statistik chi-square (χ2)
disimpulkan bahwa dari 60 (92%) didapatkan bahwa ρ-value 0,001 < dari nilai
responden yang menyatakan case manager α (0,05), dengan demikian dapat
menggunakan gaya kepemimpinan disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya ada
otokratik dan demokratik menggunakan hubungan antara gaya kepemimpinan
strategi manajemen konflik kompromi di otokratik dan demokratik dengan strategi
Ruang Rawat Inap RSUD dr. Zainoel manajemen konflik kompromi.
Abidin Banda Aceh.
Konflik kompromi. Faktor pertama
PEMBAHASAN adalah gaya kepemimpinan otokratik
Berdasarkan tabel 5.12 didapatkan berfokus kepada penyelesaian tugas atau
hasil bivariat bahwa gaya kepemimpinan pencapaian tujuan semata, hal ini dapat
otokratik dan demokratik yang digunakan membatasi ruang lingkup berfikir dari
oleh case manager memiliki hubungan anggota tim. Anggota tim dituntut untuk
dengan strategi manajemen konflik. hanya memikirkan solusi yang berkaitan
kompromi yang juga dipakai case dengan masalah yang sedang dihadapi oleh
manager dalam menyelesaikan konflik tim tanpa memperdulikan kepuasan kerja
yang ada diruangan RSUD dr. Zainoel anggota tim (Vaismordi, 2015, p 78).
Abidin Banda Aceh dengan ρ value 0,001 Hal ini sejalan dengan penelitian dari
Dalam gaya kepemimpinan ini, Chan, Sit & Lau (2013) yang menyatakan
menurut peneliti ada 3 hal yang menjadi bahwa berkompromi juga dapat memaksa
faktor otokratik dan demokratik memiliki anggota tim untuk berfikir focus terhadap
hubungan dengan strategi manajemen masalah dengan memaksa setiap anggota

95
JIM FKep Volume IV No. I 2018

untuk memberikan pendapat terkait masalah didengar. Dalam penelitian Al-Hamdan


yang dihadapi sehingga pemimpin yang (2008) mengatakan dalam tesisnya bahwa
menggunakan gaya kepemimpinan sebagian besar dari perawat manajer di
otokratik dapat menegaskan untuk kembali Oman banyak menggunakan gaya
focus terhadap masalah apabila pemimpin kepemimpinan demokratik dengan alasan
merasa timnya sudah melenceng dari demokratik dapat memancing kerjasama
masalah yang dihadapi. yang erat antar staff dengan berfokus
Faktor kedua terkait gaya kepada pasien serta dapat meningkatkan
kepemimpinan demokratik adalah moral tim dalam merawat pasien secara
demokratik memberikan kebebasan kepada maksimal, peningkatan moral sama dengan
setiap anggota staff untuk terlibat dalam peningkatan kepuasan kerja yang berarti
pengambilan keputusan terbaik untuk efisiensi yang lebih tinggi.
kelompok secara bersama-sama. Marquis Mosadeghrad (2013) dalam jurnalnya
dan Houston (2010, p. 89) dalam bukunya mengatakan hubungan baik antar anggota
juga mengatakan bahwa kompromi tim berperan penting dalam perawat
merupakan salah satu cara manajemen melakukan asuhannya kepada pasien. Tim
konflik dengan kedua belah pihak yang solid dan ingin bekerja sama dapat
mengutarakan pendapatnya. Agar mencapai tujuan tim dengan lebih baik dan
kompromi tidak menghasilkan situasi kalah, tingkat kepuasan kerja yang tinggi.
kedua pihak harus mau melepaskan sesuatu Pemimpin yang demokratik selalu melihat
yang sama berharganya. Dengan pernyataan kerjasama sebagai suatu kesempatan yang
diatas didapatkan bahwa demokratik bias digunakan untuk meningkatkan kinerja
dengan keterbukaannya mampu sesuai dengan harapan rumah sakit dan
menghasilkan win-win solution dengan cara tentunya pasien.
berkompromi. Hal ini sejalan dengan
perkataan Rahim (1983 dalam jurnal Chan, KESIMPULAN
Sit & Lau, 2013) berkompromi bertujuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
untuk mencapai kesepakatan yang gaya demokratik memiliki hubungan
disepakati bersama secara mutualisme dari dengan strategi manajemen konflik
kedua belah pihak yang berseteru. kompromi dengan ρ value 0,001.
Faktor ketiga menurut asumsi Diharapkan kepada case manager serta
peneliti adalah gaya kepemimpinan manajemen rumah sakit agar dapat
demokratik mempunyai cara untuk memahami penerapan strategi manajemen
mengajak anggota tim untuk dapat bekerja konflik sesuai dengan gaya kepemimpinan
sama secara baik dan efektif dengan masing-masing situasi untuk meningkatkan
berfokus kepada masalah dan setiap kinerja anggota tim dan menyelesaikan
individu dari anggota tim. Marquis dan konflik yang ada dengan tepat dalam upaya
Houston (2010,p. 479) mengatakan bahwa peningkatan efektifitas peforma kerja tim.
bekerjasama dan mengakomodasi adalah
strategi politik yang tepat jika konflik tidak
terlalu bernilai tinggi bagi orang yang REFERENS
mengakomodasi. Sehingga peran dari gaya Arif Y. (2014). Efektifitas Model Strategi
kepemimpinan demokratik dapat terlihat Manajemen Konflik Perawat
jelas disini, kritik dan saran terbuka dalam Pelaksana Terhadap
demokratik. Dengan demikian tekanan yang Produktivitas Kerja Perawat Di
dihasilkan akibat konflik dari kedua belah Rumah Sakit Pendidikan
pihak dapat diminimalkan sehingga kedua [Disertasi]. Depok: Universitas
belah pihak merasa dihargai serta suaranya Indonesia.

96
JIM FKep Volume IV No. I 2018

Al-Hamdan, Z. (2008). Conflict nursing case study. Journal of


management styles used by nurse Nursing Management 14, 201-206
managers in the sultanate of Whitehead, D. Weiss, S & Tappen, R.
oman. Oman: De Montfort (2010). Essentials of Nursing
University. Leadership and Management Fifth
Chan, J., Sit, E & Lau, W (2013). Conflict Edition. Philadelphia: F. A. Davis
management styles, emotional Company.
intelligence and implicit theories Wolf, L, et al. (2015). “It’s a burden You
of personality of nursing students: Carry”:Describing Moral Distress
A cross-sectional study. Nurse In Emergency Nursing. Journals
Education Today 34 (2014) 934– Emergency Nursing. 0099-1767
939 Wulan & Hastuti, M. (2010). Pengantar
Kartono, K. (2008). Pemimpin dan Etika Keperawatan. Jakarta:
Kepemimpinan. Jakarta : PT. Raja Prestasi Pustaka
Grafindo Persada
Marquis, B & Huston, C. (2010).
Kepemimpinan dan manajemen
keperawatan. Teori dan Aplikasi.
Jakarta: EGC.
Mosadeghrad, A. M. (2013). Quality of
working life and turnover
intentions: implications for
nursing management.
International Journal of Research
in Nursing 4 (2): 47-54
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
Swamburg. (2002). Management and
leadership for nurse manager.
Boston: Jones and Barlett
Publishers.
Tang C.J., Chan S.W., Zhou W.T. & Liaw
S.Y. (2013). Collaboration
between hospital physicians and
nurses: an integrated literature
review. International nursing
review 60, 291–302
Vaismoradi M., Griffith P. & Jordan S.
(2015). Transformational
leadership in nursing and
medication safety education: a
discussion paper. Swansea
University. United Kingdom.
Vivar, C. G. (2006). Putting conflict
management into practice: a

97

Anda mungkin juga menyukai