Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

“KEPUTUSASAAN”

Disusun untuk memenuhi Tugas Program Profesi Ners


Stase Keperawatan Jiwa

Disusun oleh:
DIAN NOPITA I4B020016

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2021
A. Definisi
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang
melihat keterbatasan atau tidak ada alternative atau pilihan pribadi tidak
mampu memobilisasi energy demi kepentingan sendiri (NANDA 2005).
Keputusasaan merupakan kondisi indiividu yang memandang adanya
keterbatasan atau tidak tersedianya alternative pemecahan masalah yang
dihadapi (SDKI 2017). Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika
individu merasa bahwa kehidupannya terlalu berat untuck dijalani. Seseorang
yang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk
memperbaiki kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk
permasalahannya, dan ia percaya bahwa niat baik dirinya atau siapapun tidak
bisa membantunya keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan,
ketidakmampuan, keraguan,, duka cita,apati, kesedihan, depresi dan bunuh
diri (Cotton & Range 2004)
B. Etiologi
Menurut stuard (2007)
Faktor predisposisi
a. Factor genetic : individu yang dibesarkan di dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikkap optimis
dalam menghadapi suatu permasalahan
b. Kesehatan jasmani: individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang
teratur, cenderung mempunyai emampuan mengatasi stress yang lebih
tinggi dibandingkkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik.
c. Kesehatan mental : individu yang mengalami gangguan jiwa terutama
yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak
berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram. Sangat
peka dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami keputusasaan.
d. Struktur Kepribadian : Individu dengan konsep yang negatif, perasaan
rendah diri akan menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak
objektif terhadap stres yang dihadapi
Faktor presipitasi

a. Faktor kehilangan
b. Kegagalan yang terus menerus
c. Faktor Lingkungan
d. Orang terdekat ( keluarga )
e. Status kesehatan ( penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
f. Adanya tekanan hidup

C. Rentang respon

Respon adaptif Respon maladaptive


Harapan Putus harapan
Yakin Tidak berdaya
Percaya Putus asa
Inspirasi Apatis
Tetap hati Gagal dalam kehidupan
Ragu-ragu
Sedih
Depresi
Bunuh diri
D. Proses terjadinya masalah

Tekanan hidup

Tidak mempunyai
tujuan hidup
Ketidakberdayaan

Merasa tidak Merasa tidak


yakin dapat pernah bernasib
menjalani hidup baik
Harga diri rendah

Merasa kehilangan Keputusasaan


dan tidak memiliki
apa-apa
Merasa sedih

Risiko bunuh diri Tidak dapat


berkomunikasi
dengan
lingkungan sekitar

Menarik diri dari


lingkungan

Isolasi sosial
E. Tanda dan gejala
Tanda gejala menurut Keliat (2005)
- Ungkapan pasien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa
hampa (saya tidak dapat melakuan …)
- Sering mengeluh dan tampak murung
- Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
- Menunjukan kesedihan, afek datar atau tumpul
- Menarik diri dari lingkungan
- Kontak mata kurang
- Mengangkat bahu tanda masa bodoh
- Nampak selalu murung atau blue mood
- Menunjukan gejala fisik kecemasan
- Menurun atau tdak adanya selera makan
- Penngkatan waktu tidur
- Penurunan keterlibatan dalam perawatan
- Bersikap pasif dalam menerima perawatan
- Penurunan kketerlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna.
F. Penatalaksanaan
a. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan
keputusasaan
b. Psikoterapi
Terapi kejiwaan yang hharus diberikan apabila penderita telah dberikan
terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan dimana kemampuan
menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku
yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri,
psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan
keluarganya
c. Psikososial
Penderita mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan
mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain
sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani terapi
psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat psikofarmaka.
d. Psikoreligius
Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti
sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah
keagamaan, kajian kitab suci.
e. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan
kembali kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di
lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam
program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi
kelompok, menjalankan  ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian,
terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam kursus,
bercocok tanam, rekreasi.
G. Pohon masalah

Ketidakberdayaan

Keputusasaan

Hargadiri rendah

(Keliat 2005)
H. Diagnose keperawatan
- Keputusasaan (D.0088)
I. Rencana intervensi
- Dukungan emosional (I.09256)
Observasi

a. Identfikasi hal yang telah memicu keputusasaan

Terapeutik

a. Fasilitas mengungkapkan perasaan sedih


b. Buat pernyataan suportif atau empati
c. Lakukan sentuhan untuk memberi dukungan
d. Tetap bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas
e. Kurangi tuntutan berfikir saat sakit atau lelah

Edukasi

a. Jelaskan konsekuensi tida menghadapi masalah


b. Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialamii
c. Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosonal debelumnya dan pola
respon yang bisa digunakan
d. Ajarkan penggunaan koping adaptif

Kolaborasi

a. Rujuk psikolog untuk konseling, jika perlu


b. Konsultasi keperawatan spesialis terapi kognitif, terapi penerimaan, dan
komitmen

J. Daftar pustaka
Herdman, T. H& Kamitsuru. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan
Definisi dan Klasifikasi 2018-2020. Jakarta:EGC
Keliat, B. A., & Akemat. 2005. Model praktek keperawatan Jiwa Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Stuard, G. W. 2007. Principles and Practice of Psychiatric Nursing (9 ed.).
Missouri: Mosby, inc.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Anda mungkin juga menyukai