Oleh:
NAAFI WIJAYANTI
I4B020079
A. Pengertian
Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran
tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa
yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas
bagaimana "kira#kira penilaian orang lain terhadap dirinya. (Melliana 2006).
Menambahkan citra raga merupakan sebagian dari konsep diri yang berkaitan
dengan sifat-sifat fisik. Konsep diri adalah e'aluasi indi'idu mengenai diri sendiri
oleh indi'idu yang bersangkutan. Aspek utama dalam konsep diri adalah citra raga
yaitu suatu kesadaran indi'idu dan penerimaan terhadap physical self. Citra raga
dikembangkan selama hidup melalui pola interaksi dengan orang lain.
Perkembangan citra raga tergantung pada hubungan sosial dan merupakan proses
yang panjang dan sering kali tidak menyenangkan, karena citra raga yang selalu
diproyeksikan tidak selalu positif (Hardy & Hayes 1988).
Citra tubuh adalah integrasi persepsi, pikiran dan perasaan indi'idu tentang
bentuk, ukuran, berat tubuh dan fungsi tubuh serta bagian# bagiannya yang
digambarkan dalam bentuk penampilan fisik (Fontaine 2003). Citra tubuh adalah
kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya
termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh. Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas
terhadap perubahan bentuk, struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan
yang diinginkan (Stuart & Laraia 2005).
Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan secara mental dalam memandang
fisik diri sendiri (Nanda 2008)
1. Faktor Predisposisi
2. Faktor Presipitasi
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang kosnep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2. Konsep diri positif apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negatif dari dirinya.
3. Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
4. Identitas kacau adalah kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek
identitas masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial
kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap
diri sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak
dapat membedakan dirinya dengan orang lain.
E. Manifestasi Klinis
1. Syok Psikologi
Syok Psikologis syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap
dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertamatindakan. Syok
psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang
terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien
menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari, menolak
dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
2. Menarik Diri
Klien menjadi sadar akan kenyataan ingin lari dari kenyataan tetapi
karena tidak mungkin maka klien lari atau menghindar secara emosional.
Klien menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk
berperan dalam perawatannya.
3. Penerimaan Atau Pengakuan Secara Bertahap
Setelah klien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka
muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan
gambaran diri yang baru.
F. Penanganan
1. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan
keputusasaan
2. Psikoterapi
Terapi kejiwaan yang hharus diberikan apabila penderita telah dberikan
terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan dimana kemampuan
menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik.
Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku
yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri,
psikoterapi keluarga dimaksudkan untuk memulihkan penderita dan
keluarganya
3. Psikososial
Penderita mampu kembali beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan
mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain
sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderita selama menjalani
terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsi obat
psikofarmaka.
4. Psikoreligius
Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti
sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan, ceramah
keagamaan, kajian kitab suci.
5. Rehabilitasi
Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan
kembali kekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di
lembaga (institusi) rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam
program rehabilitasi dilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi
kelompok, menjalankan ibadah keagamaan bersama, kegiatan kesenian,
terapi fisik berupa olah raga, keterampilan, berbagai macam kursus,
bercocok tanam, rekreasi.
G. Asuhan Keperawatan
3. Perencanaan keperawatan
Promosi Citra Tubuh (I.09305)
Observasi
- Observasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
- Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra
tubuh
- Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi
sosial
- Monitor frekuensi pernyataan kritik tehadap diri sendiri
- Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
Terapeutik
- Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
- Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
- Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan, dan penuaan
- Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh(ex.
Luka, penyakit, pembedahan)
- Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara
realistis
- Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra
tubuh
Edukasi
- Edukasi kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra
tubuh
- Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
- Ajarkan menggunakan alat bantu(ex. Pakaian, wig, kosmetik)
- Anjurkan mengikuti kelompok pendukung(ex. Kelompok
sebaya)
- Latih fungsi tubuh yang dimiliki
- Latih peningkatan penampilan diri(ex. berdandan)
- Latih mengungkapkan kemampuan diri kepada orang lain
maupun kelompok
DAFTAR PUSTAKA
Perry, P.A, Potter, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, Dan Praktek. Edisi 4. Volume 1. Alih bahasa : yasmin asih, dkk.
Jakarta : EGC
Stuart & Laraia. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta: EGC.
Fontaine. (2009). Mental Health Nursing Care Plan (Sixth Edit). New Jersey:
Pearson. Prentice Hall
Muhith, Abdul. 2015. Pendidikan keperawatan jiwa. Yogyakarta : CV Andi
Offset
Hardy, M dan Hayes,S. 1988. Pengantar Psikologi. Jakarta : PT Erlangga.
PPNI 2018a, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1, DPP PPNI, Jakarta.
PPNI 2018b, Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan Edisi 1, DPP PPNI, Jakarta.
PPNI n.d., Standar Daignosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik Edisi 1, DPP PPNI, Jakarta.