Anda di halaman 1dari 10

Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN POLA TIDUR PADA ANAK


YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DI RUANG ANAK RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2017

Dewi Pujiana1, Fitri Hidayani2

Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang


Email : dewipujiana9@gmail.com, Fitrihidayani@yahoo.com

ABSTRAK

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam
kebutuhan fisiologis, karena setiap orang memerlukan kebutuhan tidur yang cukup agar
tubuh dapat berfungsi secara normal. Pemenuhan kebutuhan tidur sangat penting bagi
anak yang sedang mengalami hospitalisasi agar lebih cepat proses penyembuhan saat
perawatan di Rumah Sakit. Penyebab kebutuhan tidur pada anak terganggu yaitu salah
satunya faktor kecemasan. Kecemasan yang berlebihan yang dirasakan oleh anak dapat
mengganggu pola tidur selama perawatan dirumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara kecemasan dengan pola tidur pada anak yang mengalami
hospitalisasi di Ruang Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2017.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain Survey Analitik
dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12 sampai 19
April 2017 dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara Total Sampling
sebanyak 53 Responden. Data dikumpulkan dengan kuesioner, dianalisis bivariat dengan
uji Chi-Square. Diperoleh hasil anak dengan kecemasan ringan yang mengalami pola
tidur baik sebanyak 9 responden (69,2 %) dari 13 responden, anak dengan kecemasan
ringan yang mengalami pola tidur kurang baik sebanyak 4 responden (30,8 %) dari 13
responden. Sedangkan untuk anak dengan kecemasan sedang yang mengalami pola
tidur baik didapatkan sebanyak 5 responden (12,5 %) dari 40 responden, anak dengan
kecemasan sedang yang mengalami pola tidur kurang baik sebanyak 35 responden (87,5
%) dari 40 responden. Berdasarkan Uji Chi-Square didapatkan nilai p value = 0,000 (p
value ≤ α 0,05). Ada hubungan yang bermakna antara kecemasan dengan pola tidur pada
anak yang mengalami hospitalisasi di Ruang Anak Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang.

Kata Kunci : Kecemasan, Pola Tidur, Hospitalisasi

ABSTRACT

Sleep is one of the basic human needs that is included in the physiological needs,
because everyone needs enough sleep for the body to function normally. Meeting the
needs of sleep is very important for children who are experiencing hospitalization to more
quickly the process of healing during treatment at the Hospital. The cause of sleeping
needs in children is one of the disturbing factors anxiety. Excessive anxiety perceived by
the child may interfere with sleep patterns during hospitalization. This study aims to
determine the relationship between anxiety with sleep patterns in children who experience
hospitalization in Children's Room Muhammadiyah Hospital Palembang 2017. This
research is a quantitative study using Analytical Survey design with Cross Sectional
approach. This study was conducted on 12 to 19 April 2017 by using sampling technique
in Total Sampling as much as 53 Respondents. Data were collected by questionnaire,

130
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

bivariate analyzed by Chi-Square test. Obtained results of the children with mild anxiety
who experienced good sleep patterns as many as 9 respondents (69.2%) of 13
respondents, children with mild anxiety who experienced poor sleep patterns as many as
4 respondents (30.8%) of 13 respondents. Meanwhile, for children with moderate anxiety
who experienced good sleep patterns were found as many as 5 respondents (12.5%) of
40 respondents, children with moderate anxiety who experienced poor sleep patterns as
many as 35 respondents (87.5%) of 40 respondents. Based on Chi-Square Test, p value
= 0,000 (p value ≤ α 0,05) was obtained. Conclusion : There is a significant relationship
between anxiety with sleep patterns in children who experience hospitalization in Children
Room Muhammadiyah Hospital Palembang.

Keywords: Anxiety, Sleep Patterns, Hospitalization

PENDAHULUAN ibu dan anak pada tahun 2010


Anak merupakan individu yang
didapatkan hasil 1.425 anak mengalami
berada dalam satu rentang perubahan
dampak dari hospitalisasi2.
perkembangan yang dimulai dari bayi
Hospitalisasi merupakan keadaan
hingga remaja. Masa anak merupakan
dimana orang sakit berada pada
pertumbuhan dan perkembangan yang
lingkungan rumah sakit untuk
dimulai dari masa bayi (0-1 tahun), masa
mendapatkan pertolongan dalam
usia bermain atau toddler (1-3 tahun),
perawatan atau pengobatan sehingga
masa pra sekolah (3-6 tahun), masa usia
dapat mengatasi atau meringankan
sekolah (6-13 tahun) hingga masa
penyakitnya. Tetapi pada umumnya
remaja (13-18 tahun)1. Secara umum
hospitalisasi dapat menimbulkan
aktivitas fisik pada anak – anak
ketegangan dan ketakutan serta dapat
biasanya semakin tinggi, sehingga anak
menimbulkan gangguan emosiatau
rentan untuk terkena penyakit. Hal ini
tingkah laku yang mempengaruhi
dikarenakan sistem imun pada anak –
kesembuhan dan perjalanan penyakit
anak belum stabil. Apabila anak dalam
selama dirawat dirumah sakit10.
kondisi sakit maka orang tua akan
Hospitalisasi anak merupakan suatu
segera membawanya ke pelayanan
proses karena suatu alasan yang
kesehatan atau membawanya ke Rumah
berencana atau darurat yang
Sakit untuk dilakukan perawatan9.
mengharuskan anak untuk tinggal di
Menurut WHO pada tahun 2008,
rumah sakit dan menjalani terapi atau
hampir 80% anak mengalami perawatan
perawatan. Reaksi hospitalisasi pada
di Rumah Sakit. Sedangkan di Indonesia
anak bersifat individual dan sangat
pada tahun 2009 dan 2010 persentase
bergantung pada tahapan usia
rawat inap anak sebesar 4,31% dan
perkembangan anak, pengalaman
4,65% (Kementerian Kesehatan RI,
sebelumnya di rumah sakit, sistem
2013). Berdasarkan survei kesehatan

131
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

pendukung yang tersedia dan kebutuhan tidur terganggu atau kurang


kemampuan koping yang dimiliki anak10. terpenuhi maka akan berpengaruh
Pada anak yang mengalami terhadap aktifitas kesehatan4. Masalah
hospitalisasi dapat menimbulkan tidur merupakan masalah yang masih
kecemasan. Akibat dari kecemasan itu sering dihadapi anak saat mengalami
dapat menimbulkan ketegangan dan hospitalisasi diantaranya anak sering
ketakutan serta juga dapat menimbulkan terbangun pada malam hari atau bisa
gangguan emosi atau tingkah laku yang juga dari beberapa faktor misalnya nyeri
mempengaruhi kesembuhan penyakit akibat penyakit, lingkungan yang bising,
anak selama dirawat di rumah sakit. cemas dan gelisah karena perawatan
Perasaan tersebut dapat timbul karena dirumah sakit2.
menghadapi sesuatu yang baru dan Menurut Hawari (2013)
belum pernah dialami sebelumnya, rasa kecemasan merupakan keadaan dimana
tidak aman dan tidak nyaman, perasaan seseorang mengalami gelisah,
kehilangan sesuatu yang biasa kekhawatiran atau cemas yang berespon
dialaminya, dan sesuatu yang dirasakan terhadap ancaman yang tidak jelas dan
menyakitkan. Akibat dari perasaan tidak spesifik dan dihubungkan dengan
cemas yang dialami oleh anak saat perasaan tidak menentu dan tidak
menjalani hospitalisasi membuat anak berdaya. Faktor yang mempengaruhi
merasa gelisah karena tidak nyaman kecemasan antara lain jenis kelamin,
sehingga cenderung anak menjadi sulit keadaan fisik, status pengetahuan dan
tidur dan mempengaruhi kebutuhan tidur usia. Usia memegang peranan penting
anak saat menjalani perawatan dirumah dalam mempengaruhi kecemasan,
12
sakit . karena semakin muda usia seseorang,
Tidur merupakan salah satu kecenderungan semakin meningkat
kebutuhan dasar manusia yang kecemasnnya dalam menghadapi
termasuk kedalam kebutuhan fisiologis, masalah yang dihadapi. Oleh sebab itu,
karena setiap orang memerlukan anak-anak sering merasa bersalah,
kebutuhan tidur yang cukup agar tubuh takut, dan cemas.
dapat berfungsi secara normal. Pada Menurut Supriyono (2013)
kondisi tidur, tubuh melakukan proses kecemasan bisa terjadi pada anak-anak
pemulihan untuk mengembalikan yang sedang menjalani perawatan
stamina tubuh hingga berada dalam dirumah sakit, karena pada anak-anak
kondisi yang optimal. Kebutuhan tidur yang mengalami hospitalisasi terjadi
yang baik dan teratur akan memberikan perubahan kesehatan atau penyakit
efek yang baik bagi kesehatan, dan jika yang dialaminya, lingkungan atau kondisi

132
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

tempat yang panas, dan suasana yang yang dirawat, dan pada tahun 2017
bising karena teman sekamar yang terhitung dari bulan Januari sampai
menangis sehingga tidur mereka akan Febuari terdapat sebanyak 53 pasien
terganggu. anak-anak yang dirawat inap.
Berdasarkan penelitian Wahyuni Dari studi pendahuluan yang
(2015) tentang faktor-faktor yang dilakukan peneliti melalui observasi dan
berhubungan dengan pemenuhan wawancara kepada 15 keluarga pasien
kebutuhan tidur pada anak yang dirawat anak di Ruang Anak Rumah Sakit
di RSUD prof. Dr. H. Aloei Saboe kota Muhammadiyah Palembang, tidak ada
gorontalo menyatakan bahwa banyak anak yang tidak cemas selama
faktor yang menjadi penyebab perawatan dirumah sakit tetapi
kebutuhan tidur anak terganggu didapatkan 3 anak yang mengalami
diantaranya lingkungan, penyakit serta kecemasan ringan dan sisanya
tindakan medis yang dilakukan di rumah mengalami kecemasan sedang dan tidak
sakit. Hasil uji statistik uji chi square didapatkan juga anak dengan
terdapat hubungan antara lingkungan kecemasan berat selama perawatan
ruangan dan ketidaknyamanan dengan dirumah sakit. Untuk pola tidur anak
kebutuhan tidur anak yang dirawat di selama perawatan dirumah sakit hanya 6
RSUD prof. Dr. H. Aloei Saboe kota orang anak yang memiliki jam tidur yang
gorontalo. Penelitian ini sejalan dengan baik dan terdapat 9 orang anak sisanya
penelitian Fatkhul (2010) dan Febriana memiliki jam tidur yang kurang baik
(2011) bahwa kecemasan yang karena gelisah dan cemas akibat
berlebihan akan membuat anak menjadi menjalani perawatan dirumah sakit.
tidak nyaman dan merasa gelisah Berdasarkan latar belakang diatas maka
sehingga mempengaruhi pola tidur anak. peneliti tertarik untuk melakukan
Berdasarkan hasil pengambilan penelitian berjudul “Hubungan Antara
data statistik dari Rekam Medik Rumah Kecemasan Dengan Pola Tidur Pada
sakit Muhammadiyah Palembang pada Anak Yang Mengalami Hospitalisasi di
tahun 2014 terhitung dari bulan Januari Ruang Anak Rumah Sakit
sampai Desember sebanyak 2.281 Muhammadiyah Palembang.”
pasien anak-anak yang dirawat, pada
tahun 2015 terhitung dari bulan Januari
METODELOGI PENELITIAN
sampai Desember sebanyak 2.239 anak-
Penelitian ini adalah penelitian
anak yang dirawat, pada tahun 2016
kuantitatif dengan menggunakan metode
terhitung dari bulan Januari sampai
Survei Analitik melalui pendekatan
Desember sebanyak 1.920 anak-anak

133
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

Cross Sectional yang dilakukan pada Berdasarkan tabel 1 diatas analisis


keluarga pasien anak Rumah Sakit distribusi frekuensi dari total 53
Muhammadiyah Palembang pada responden Diruang Anak Rumah Sakit
Tanggal 12 – 19 April 2017. Jumlah Muhammadiyah Palembang Tahun
sampel pada penelitian ini sebanyak 53 2017, menunjukan anak yang mengalami
responden dengan metode Total kecemasan ringan sebanyak 13
Sampling. Instrument pengumpulan data responden (24,5%), sedangkan anak
yang digunakan berupa kuesioner. yang mengalami kecemasan sedang
Analisa data menggunakan uji Chi- sebanyak 40 respsonden (75,5 %).
Square.
Analisa univariat bertujuan untuk
mengetahui distribusi frekuensi dari b. Pola Tidur
variabel independen (kecemasan) dan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pola
variabel dependen (pola tidur),
Tidur Pada Anak Yang Mengalami
sedangkan Analisis bivariat bertujuan Hospitalisasi
untuk mengetahui bagaimana hubungan
Pola Tidur Frekuensi Persentase
antara kecemasan dengan pola tidur
(%)
pada anak yang mengalami hospitalisasi
Baik 14 26,4
Diruang Anak
Kurang Baik 39 73,6
Rumah Sakit Muhammadiyah
Total 53 100 %
Palembang dengan menggunakan uji
Chi-Square.

Berdasarkan tabel 2 diatas analisis


distribusi frekuensi dari total 53
HASIL PENELITIAN responden Diruang Anak Rumah Sakit
1. Analisa Univariat Muhammadiyah Palembang Tahun
a. Kecemasan 2017, menunjukan anak yang mengalami
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Kecemasan Pada Anak Yang pola tidur baik sebanyak 14 responden
Mengalami Hospitalisasi (26,4 %), sedangkan anak yang
Tingkat Frekuensi Persentase megalami pola tidur kurang baik
Kecemasan (%) sebanyak 39 responden (73,6 %).
Kecemasan 13 24,5
Ringan
Kecemasan 40 75,5
Sedang
Total 53 100 %

134
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

2. Analisa Bivariat berdasarkan hasil analisis didapatkan


Tabel 3 Hubungan Antara juga nilai OR = 15,750 artinya anak yang
Kecemasan Dengan Pola Tidur
Pada Anak Yang Mengalami mengalami kecemasan sedang lebih
Hospitalisasi berpeluang 15,750 kali mengalami pola
Kecema Pola Tidur Pola Tidur Jumlah P Value OR
tidur kurang baik.
san Baik Kurang
Baik

n % n % n % PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisisi bivariat
Ringan 9 69,2 4 30,8 13 100
untuk mencari hubungan antara
.000 kecemasan dengan pola tidur pada anak
Sedang 5 12,5 35 87,5 40 100 15,7
yang
50 mengalami hospitalisasi
Total 14 26,4 39 73,6 53 100 menunjukan bahwa dari total 53
responden terdapat anak dengan
kecemasan ringan yang mengalami pola
Berdasarkan tabel 3 diatas dari
tidur baik sebanyak 9 responden (69,2
total 53 responden, diketahui bahwa
%) dari 13 responden, anak dengan
anak dengan kecemasan ringan yang
kecemasan ringan yang mengalami pola
mengalami pola tidur baik sebanyak 9
tidur kurang baik sebanyak 4 responden
responden (69,2 %) dari 13 responden,
(30,8 %) dari 13 responden. Sedangkan
anak dengan kecemasan ringan yang
untuk anak dengan kecemasan sedang
mengalami pola tidur kurang baik
yang mengalami pola tidur baik
sebanyak 4 responden (30,8 %) dari 13
didapatkan sebanyak 5 responden (12,5
responden. Sedangkan untuk anak
%) dari 40 responden, anak dengan
dengan kecemasan sedang yang
kecemasan sedang yang mengalami
mengalami pola tidur baik didapatkan
pola tidur kurang baik sebanyak 35
sebanyak 5 responden (12,5 %) dari 40
responden (87,5 %) dari 40 responden.
responden, anak dengan kecemasan
Hasil analisis penelitian tentang
sedang yang mengalami pola tidur
kecemasan dengan pola tidur pada anak
kurang baik sebanyak 35 responden
yang mengalami hospitalisasi di Ruang
(87,5 %) dari 40 responden.
Anak Rumah Sakit Muhammadiyah
Hasil uji statistik didapatkan nilai
Palembang, terkait sebaran data pada
p value = 0,000 (p value ≤ α 0,05) yang
anak yang mengalami kecemasan ringan
artinya Ho ditolak, secara statistic ada
namun memiliki pola tidur kurang baik
hubungan antara kecemasan dengan
sejumlah 4 orang (30,8%). Hal ini dapat
pola tidur pada anak yang mengalami
saja disebabkan oleh teori yang
hospitalisasi Diruang Anak Rumah Sakit
dikemukakan oleh Heru Adi (2010) ada
Muhammadiyah Palembang.
135
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

beberapa faktor yang dapat kondisi fisik maupun psikis, contoh


mempengaruhi tidur yaitu faktor asupan kondisi fisik yang menyebabkan
makanan dan kalori, faktor obat-obatan, terjadinya kecemasan seperti ifeksi,
dan faktor motivasi. radang, sesak nafas sedangkan kondisi
Menurut Devi (2012), bahwa tidur psikis yang dapat menyebabkan
merupakan salah satu kebutuhan dasar terjadinya kecemasan misalnya
yang mutlak harus terpenuhi karena kecemasan yang berlebihan terhadap
dengan tidur yang cukup tubuh akan suatu keadaan baik yang sudah terjadi
berfungsi secara optimal dan jika maupun yang akan mungkin terjadi.
terganggu atau kurang terpenuhi akan Akibat dari kecemasan yang berlebihan
berpengaruh terhadap aktivitas maka bagian otak yang akan menangani
kesehariannya. Penelitian ini sesuai fikiran akan mengirimkan sinyal ke
dengan hasil dari penelitian Ika system saraf pusat melalui hipotalamus,
Rahmawati (2013) yang berjudul selanjutnya system saraf akan
gambaran beberapa faktor dalam mempersiapkan tubuh untuk
pemenuhan kebutuhan tidur pada anak menghadapi kecemasan tersebut,
yang dirawat inap diruang perawatan akibatnya terjadi perubahan-perubahan
anak kelas II dan III RSUD. Prof. Dr. H. pada keadaan tubuh misalnya terjadi
Aloe Saboe Kota Gorontalo menyatakan perubahan detak jantung, pupil melebar,
5 anak memiliki pola tidur normal/baik dan mempengaruhi beberapa hormone
(16,7%) dari 30 anak yang mengalami salah satunya adalah hormone serotonin
hospitalisasi. yang mempengaruhi pola tidur
Pola tidur dipengaruhi oleh beberapa seseoarng sehingga individu yang
faktor, diantaranya faktor yang dapat mengalami perawatan dirumah sakit
mempengaruhinya adalah hospitalisasi. (hospitalisasi) yang mengalami
Bila anak mengalami hospitalisasi maka kecemasan akan sulit untuk tidur. Hal
dalam dirinya akan timbul gejala-gejala inilah yang mempengaruhi kebutuhan
diantaranya gejala fisiologis, psikologis, tidur pada anak yang mengalami
dan perilaku. Gejala fisologis seperti hospitalisasi menjadi terganggu.
kecemasan, kecemasan disebabkan
Penelitian ini sesuai dengan hasil
oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan
penelitian Febriana, D (2011), yang
faktor internal. Contoh faktor eksternal
menyatakan ada hubungan antara
misalnya kondisi fisik yang kurang baik
kecemasan dengan pola tidur pada anak
dan lingkungan yang tidak
usia prasekolah yang mengalami
menyenangkan, sedangkan faktor
internal dapat berhubungan dengan

136
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

hospitalisasi dengan nilai p value Anak Rumah Sakit Muhammadiyah


(0,035). Palembang Tahun 2017 dengan
nilai p Value 0,000 yang artinya
Hasil uji statistik didapatkan nilai p
terdapat hubungan yang signifikan
Value = 0,000 (p Value ≤ α 0,05) yang
antara kecemasan dengan pola
artinya Ho ditolak, secara statistic ada
tidur pada anak yang mengalami
hubungan antara kecemasan dengan
hospitalisasi Diruang Anak Rumah
pola tidur pada anak yang mengalami
Sakit Muhammadiyah Palembang
hospitalisasi Diruang Anak Rumah Sakit
Tahun 2017.
Muhammadiyah Palembang.

SIMPULAN dan SARAN Saran

Simpulan 1. Bagi Rumah Sakit Muhammadiyah


Palembang
Berdasarkan hasil penelitian yang
a. Diharapkan kepada perawat
dilakukan di Ruang Anak Rrumah Sakit
yang ada diruang anak Rumah
Muhammadiyah Palembang pada
Sakit Muhammadiyah
tanggal 12 – 19 April 2017 dengan
Palembang untuk memberikan
jumlah sampel 53 responden. Hasil
pengarahan dan motivasi
penelitian dan dengan tujuan penelitian
kepada keluarga agar lebih
yang diharapkan, maka dapat ditarik
memberikan perhatian kepada
kesimpulan sebagai berikut :
anak guna untuk mengurangi
1. Kecemasan sedang pada anak rasa kecemasan yang dialami
yang mengalami hospitalisasi anak.
Diruang Anak Rumah Sakit b. Diharapkan kepada Rumah
Muhammadiyah Palembang Sakit Muhammadiyah
sebanyak 40 responden (75,5%). Palembang perlu untuk
2. Pola tidur kurang baik pada anak memfasilitasi terapi bermain
yang mengalami hospitalisasi bagi anak yang dirawat inap
Diruang Anak Rumah Sakit diruang anak rumah sakit
Muhammadiyah Palembang muhammadiyah Palembang.
sebanyak 39 responden (73,6%).
3. Hubungan antara kecemasan 2. Bagi Institusi Pendidikan
dengan pola tidur pada anak yang Penelitian mengenai tentang
mengalami hospitalisasi Diruang keperawatan anak merupakan ilmu

137
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

pengetauan yang sangat penting merawat anak yang mengalami


bagi keperawatan. Sehubungan hospitalisasi.
dengan pentingnya ilmu
pengetahuan,maka institusi
DAFTAR PUSTAKA
pendidikan khususnya program
studi ilmu keperawatan 1. Hidayat, Aziz Alimul (2009).
muhammadiyah Palembang, Pengantar Kebutuhan Dasar
disarankan untuk mencukupi Manusia, Aplikasi, Konsep Dan
kebutuhan dalam melatih Proses Keperawatan. Jakarta:
mahasiswa dengan memberikan Salemba Medika
edukasi seperti lebih 2. Febriana, Desita (2011). Kajian
memperkenalkan e-journal yang Stres Hospitalisasi Terhadap
telah disediakan oleh pihak institusi Pemenuhan Pola Tidur Anak
kepada mahasiswa agar dapat Usia Prasekolah Diruang Anak
digunakan demi meningkatkan Rs Baptis Kediri. Jurnal
peranan pengabdian masyarakat Keperawatan Stikes Kediri
untuk mengadakan penyuluhan 3. Devi, (2012). Askep Gangguan
serta seminar terkait dengan Pola Tidur.
hospitalisasi terutama pada anak. Http://Dephienurse.Blogspot.Com
. Diakses Tanggal 12 Mei 2017
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Waktu 21:00
Diharapkan kepada mahasiswa 4. Ambarwati, Fitri Respati (2014).
yang nantinya juga akan Konsep Kebutuhan Dasar
melakukan penelitian tentang Manusia, Yogyakarta : Dso
kecemasan dan pola tidur pada 5. Hawari, D (2013). Psikiatrik
anak yang mengalami Manajemen Stress, Cemas, Dan
hospitalisasi, perlu dilakukan Defresi. Jakarta: Fkui
penelitian lanjut pada judul yang 6. Rahmawati, Ika(2013). Gambaran
sama dengan variabel berbeda Beberapa FaktorDalam
yaitu perubahan fisiologis, rasa Pemenuhan Kebutuhan Tidur
nyeri, atau penyakit serta Pada Anak Yang Dirawat Inap
lingkungan yang dapat Diruang Perawatan Anak Kelas Ii
mempengaruhi kecemasan Dan Iii Rsud. Prof. Dr. H. Aloe
ataupun pola tidur dengan cara Saboe Kota Gorontalo.
mewawancarai orang tua dalam 7. Kementrian Kesehatan Ri.
(2013). Laporan Hasil Riset

138
Volume 6, Nomor 1, Juni 2018

Kesehatan Dasar (Riskesdes)


Indonesia Tahun 2013. Jakarta:
Balitbangkes-Depkes-Ri
8. Prasetyo, Heru Adi. (2010).
Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Perubahan Pola
Tidur Anak Usia Sekolah Yang
Dirawat Di Instalasi Kesehatan
Anak (Inska) Rsup Dr. Sardjito
Yogyakarta. Skripsi (Tidak
Diterbitkan), Ugm, Yogyakarta.
9. Soetjiningsih, Prof.Dr.,Spa(K) &
Prof. Ig.N. Gde Ranuh, Dr.,
Spa(K) (2013). Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: Egc
10. Supartini, Yupi. (2004). Buku Ajar
Keperawatan Anak. Jakarta: Ecg
11. Supriyono, (2013). Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pola Tidur
Anak Yang Dirawat. Jurnal
Kesehatan Jendral A. Yani
Yogyakarta
12. Wahyuni J.Kadir, (2015). Faktor-
Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Tidur Pada Anak Yang Dirawat Di
Rsud Prof Dr H Aloei Saboe.
Jurnal Keperawatan Fakultas
Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan
Keolahragaan Universitas Negeri
Gorontalo

139

Anda mungkin juga menyukai