Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, kita sering mendengar kata
kekuasaan
kekuasaan dan politik. Kedua kata ini sering dihubungkan satu sama lain. Namun,
untuk memahami tentang apa itu kekuasaan dan politik, serta apa hubungan di
antara keduanya, memerlukan pembahasan yang luas dan rinci. Hal ini dilakukan
agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan dan menggunakannya. Jika kita
melakukan sesuatu tanpa ilmu, kita bisa mencelakakan diri kita sendiri, bahkan
orang lain. Begitu pula dengan kekuasaan dan politik. Di Negara Republik 
Indonesia ini, tidak sedikit yang memandang bahwa kekuasaan dapat diperoleh
melalui politik. Atau dengan kata lain, politik adalah jalan untuk mencapai
kekuasaan. Pandangan seperti itulah yang menyebabkan begitu banyak orang
mendalami dunia politik hanya demi mendapatkan kekuasaan. Banyak orang yang
mengejar kekuasaan tanpa memahami apa sesungguhnya dan bagaimana cara
menggunakan
menggunakan kekuasaan yang dimilikinya. Dan banyak orang pula yang akhirnya
menganggap bahwa politik itu sesuatu yang tidak baik. Untuk itu, pemahaman
yang benar mengenai kekuasaan dan politik sangatlah penting.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, timbul
masalah-masalah yang dirumuskan dalam makalah ini, di antaranya adalah
sebagai berikut :
a. Apa hakekat dari kekuasaan ?
b. Apa hakekat dari politik ?
c. Seperti apakah hubungan antara kekuasaan dan politik ?

C. Prosedur Pemecahan Masalah


Untuk menjawab rumusan masalah yang ada, kami melakukan kajian pustaka
atau studi kepustakaan dari berbagai sumber. Data tersebut dikumpulkan dan

1
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

disusun sehingga membentuk kesatuan isi yang utuh sesuai dengan masalah yang
dibahas.

D. Sistematika Uraian
Makalah ini tersusun dari tiga bagian, yaitu Bab Pendahuluan, Isi, dan
Kesimpulan. Bab Pendahuluan terdiri atas Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Prosedur Pemecahan Masalah, serta Sistematika Uraian. Sedangkan
dalam Bab Isi terdapat pembahasan mengenai Hakekat Kekuasaan, Hakekat
Politik, serta Hubungan Kekuasaan dan Politik. Dan Bab yang terakhir adalah
berupa Kesimpulan.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

BAB II
ISI

A. Hakekat Kekuasaan
1. Pengertian Kekuasaan
Ada beberapa pandangan mengenai arti kekuasaan, di antaranya :
a. Menurut Miriam Budiardjo, kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau
kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain
sesuai dengan keinginan dari pelaku.
b. Menurut Ramlan Surbakti, kekuasaan merupakan kemampuan
mempengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan
kehendak yang mempengaruhi.
c. Menurut Gibson, kekuasaan adalah kemampuan seseorang untuk 
memperoleh sesuatu sesuai dengan cara yang dikehendaki.
d. Menurut Russel, kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan
pengaruh, sedangkan alasan adalah penggunaan pengaruh yang
sebenarnya.
Pada intinya, kekuasaan diartikan sebagai kapasitas yang dimiliki
seseorang untuk mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku orang lain
sesuai dengan yang diinginkannya.

2. Sumber Kekuasaan
Robbins membagi sumber kekuasaan menjadi dua, yaitu kekuasaan formal
dan kekuasaan personal. Kekuasaan formal didasarkan pada posisi individu
dalam organisasi, meliputi :
a. Kekuasaan paksaan (coercive power), didasarkan pada rasa takut.
b. Kekuasaan imbalan (reward power), adanya pemberian imbalan yang
bermanfaat.
c. Kekuasaan hukum (legitimate power), lebih luas daripada kekuasaan
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

d. Kekuasaan informasi (information power), berasal dari akses dan


pengendalian
pengendalian atas informasi.
Berbeda dengan kekuasaan formal, kekuasaan personal tidak
ti dak didasarkan pada
posisi formal individu dalam organisasi. Ada tiga dasar atau sumber dari
kekuasaan personal, yaitu :
a. Kekuasaan pakar (expert power), didasarkan pada keahlian atau
keterampilan istimewa, dan pengetahuan.
b. Kekuasaan rujukan (referent power), didasarkan pada identifikasi orang
yang mempunyai sumber daya atau ciri pribadi yang diinginkan orang lain.
c. Kekuasaan kharismatik (charismatic power), merupakan perluasan dari
kekuasaan
kekuasaan rujukan yang berasal dari kepribadian dan gaya interpersonal.

3. Unsur Kekuasaan
Kekuasaan terdiri dari tiga unsur, yaitu tujuan, cara, dan hasil. Kekuasaan
dapat digunakan untuk tujuan yang baik dan yang tidak baik. Tujuan dari
penggunaan kekuasaan biasanya akan mempengaruhi cara yang dipilih oleh
individu atau kelompok yang memiliki kekuasaan. Jika pemegang kekuasaan
memiliki tujuan yang baik, maka cara yang dipilih juga akan baik. Dan
sebaliknya, jika pemegang kekuasaan menghendaki tujuan yang tidak baik,
maka cara yang digunakan juga tidak baik, misalnya dengan mengancam.
Kemudian, unsur yang terakhir atau hasil dari kekuasaan dapat dilihat dari
  jumlah individu yang dapat dikendalikan atau dipengaruhi, dan seberapa
besar pengaruh kekuasaan tersebut. Sikap pihak yang dikuasai, turut
menentukan kualitas kekuasan yang berlaku atas dirinya. Jika diterima dan
didukung, maka kekuasaan itu merupakan wibawa. Kekuasaan yang demikian
tidak banyak memerlukan paksaan (kekuatan) dalam penggunannya.

4. Perbedaan Kekuasaan dan Kepemimpinan


Keberhasilan seorang pemimpin banyak ditentukan oleh kemampuannya
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

sering dianggap sebagai persamaan dari kepemimpinan. Padahal kekuasaan


tidak bisa disamakan dengan kepemimpinan. Beberapa perbedaan di antara
keduanya,
keduanya, ialah :
a. Kekuasaan tidak menuntut kompatibilitas sasaran, melainkan sekedar
menuntut ketergantungan. Sedangkan kepemimpinan menuntut
kompatibilitas antara sasaran pemimpinnya dengan para pengikutnya.
b. Kekuasaan dapat digunakan oleh individu atau kelompok untuk 
mengendalikan individu atau kelompok lain. Sedangkan kepemimpinan
hanya berfokus pada pengaruh ke bawah (bawahan), dan meminimalkan
pola pengaruh ke samping atau sejajar dan ke atas.
c. Untuk memperoleh kepatuhan, kekuasaan menekankan pada taktik yang
digunakan. Sedangkan kepemimpinan lebih menekankan pada gaya
interpersonal.

5. Taktik Kekuasaan
Taktik atau strategi diperlukan dalam melakukan sesuatu atau mencapai
tujuan tertentu. Dengan strategi yang tepat, tujuan pun akan tercapai.
Berkaitan dengan kekuasaan, Stephen P. Robbins mengidentifikasi tujuh
dimensi atau strategi dalam menggunakan kekuasaan,
kekuasaan, antara lain :
a. Nalar, yaitu dengan menggunakan fakta dan data untuk membuat
penyajian gagasan yang logis dan rasional.
b. Keramahan, dengan menggunakan sanjungan, penciptaan goodwill,
bersikap rendah hati, dan bersahabat sebelum mengemukakan suatu
permintaan.
c. Koalisi, melalui mencari dukungan orang lain dalam organisasi untuk 
mendukung keinginananya.
d. Tawar-menawar, yaitu menggunakan perundingan melalui pertukaran
manfaat atau keuntungan.
e. Ketegasan, dapat menggunakan pendekatan yang langsung dan kuat
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

individu melakukan apa yang dimintaannya, dan menunjukkan bahwa


aturan menuntut pematuhan.
f. Otoritas lebih tinggi, yaitu mencari dukungan dari tingkat lebih tinggi
dalam organisasi untuk mendukung permintaan.
g. Sanksi, berupa penggunaan imbalan dan hukuman yang ditentukan oleh
organisasi seperti mencegah atau menjanjikan kenaikan gaji, mengancam
memberikan penilaian kerja yang tidak memuaskan atau menahan
promosi.

B. Hakekat Politik
1. Pengertian Politik
Politik berasal dari Bahasa Yunani “politeia” yang berarti kiat memimpin
kota (polis). Secara prinsip, politik merupakan upaya untuk ikut berperan
serta dalam mengurus dan mengendalikan urusan masyarakat. Menurut
Arsitoteles, politik adalah usaha warga negara dalam mencapai kebaikan
bersama atau kepentingan umum. Politik juga dapat diartikan sebagai proses
pembentukan kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses
pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Dari definisi yang
bermacam-macam
bermacam-macam tersebut, konsep politik dapat dibatasi menjadi :
a. Politik sebagai kepentingan umum
Politik merupakan suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan dan jalan, cara,
serta alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, atau suatu
keadaan yang kita kehendaki disertai dengan jalan, cara, dan alat yang akan
kita gunakan
gunakan untuk mencapai
mencapai keadaan yang kita
kita inginkan itu. Politik dalam
pengertian ini adalah tempat keseluruhan individu atau kelompok bergerak 
dan masing-masing mempunyai kepentingan atau idenya sendiri.
b. Politik dalam arti kebijaksanaan
Politik dalam arti kebijaksanaan (policy) adalah penggunaan
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

oleh seorang pelaku atau kelompok politik dalam usaha memilih tujuan-
tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan-tujuan itu.

2. Politik Nasional
Untuk mencapai kehidupan nasional yang diinginkan, maka politik 
nasional merupakan jalan dan cara serta alat yang dipergunakan dalam
pencapaiannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa politik nasional
adalah asas, haluan, kebijaksanaan, dan usaha negara tentang pembinaan
(perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian), serta
penggunaan secara totalitas dari potensi nasional untuk mencapai tujuan
nasional melalui pembangunan nasional. Politik nasional ini meliputi antara
lain :
a. Politik dalam negeri yang diarahkan kepada mengangkat, meninggikan
dan memelihara harkat, derajat dan potensi rakyat Indonesia yang pernah
mengalami kehinaan dan kemelaratan akibat penjajahan, menuju sifat-sifat
bangsa yang terhormat dan dapat dibanggakan.
b. Politik luar negeri yang bersifat bebas aktif, anti imperialisme dan
kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, mengabdi kepada
kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat serta diarahkan
kepada pembentukan solidaritas antarbangsa.
antarbangsa.
c. Politik ekonomi yang bersifat swasembada dan swadaya tanpa mengisolasi
diri, tetapi diarahkan kepada peningkatan taraf hidup dan daya kreasi
rakyat Indonesia.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Potensi ideologi dan politik dihimpun dalam pengertian kesatuan dan


persatuan nasional yang menggambarkan kepribadian bangsa, keyakinan
atas kemampuan sendiri dan yang berdaulat serta berkesanggupan untuk 
menolong bangsa-bangsa yang masih dijajah guna mencapai
kemerdekaannya.
b. Ekonomi
Kesuburan, kekayaan alam, maupun tenaga kerja yang terdapat di
Indonesia merupakan potensi ekonomi yang sangat besar, bukan saja untuk 
mencukupi keperluan sendiri, tetapi juga negara lain. Secara fisik 
Indonesia juga menduduki posisi silang antara Samudera Indonesia dan
Samudera Pasifik serta Benua Asia dan Benua Australia yang merupakan
titik temu dari berbagai bentuk interaksi kehidupan sosial internasional.
c. Sosial budaya
Keberagaman dalam berbagai segi kehidupan bangsa merupakan sesuatu
yang harus dipersatukan agar menjadi kekuataan. Segala daya dan dana
harus dikerahkan dan dimanfaatkan untuk mewujudkan dan memelihara
kebhinekatunggalikaan
kebhinekatunggalikaan bangsa Indonesia untuk ditransformasikan.
d. Pertahanan keamanan
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang lahir dalam kancah revolusi
fisik Indonesia, tumbuh menjadi kekuatan militer modern dan merupakan
inti sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta. Manunggalnya ABRI-
Rakyat adalah syarat mutlak dalam pembangunan nasional, bukan hanya
karena alasan historis, tetapi juga sebagai kekuatan bangsa yang tak 
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

b. Mengikuti suatu partai politik dan lembaga atau organisasi masyarakat


masyarakat
c. Ikut serta dalam pesta politik 
d. Memberikan kritik atau saran kepada pelaku politik 
e. Berhak untuk menjadi pemimpin politik 
f. Berperilaku politik sesuai dengan perundang-undangan
perundang-undangan yang berlaku
Perilaku politik dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Robbins
membedakan
membedakan perilaku politik menjadi dua :
a. Perilaku politik sah, mengacu pada politik sehari-hari yang normal sesuai
dengan peraturan, seperti membentuk koalisi.
b. Perilaku politik tidak sah, merupakan perilaku politik ekstrim yang
melanggar peraturan yang berlaku, misalnya melakukan sabotase.
Selain perilaku politik menurut Robbins di atas, secara umum perilaku politik 
masyarakat
masyarakat juga dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :
a. Radikal
Perilaku politik radikal, yaitu sikap perilaku warga negara yang tidak puas
terhadap keadaan yang ada serta menginginkan perubahan yang cepat dan
mendasar. Orang yang bersifat radikal biasanya tidak mengenal kompromi
dan tidak mengindahkan orang lain serta cenderung ingin menang sendiri.
b. Moderat
Perilaku moderat adalah perilaku politik masyarakat yang telah cukup puas
dengan keadaan yang ada dan bersedia maju, tetapi tidak menerima
sepenuhnya perubahan, apalagi perubahan yang cepat seperti kelompok 
radikal.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

e. Liberal
Perilaku politik liberal, yaitu sikap perilaku politik masyarakat yang
berpikir bebas dan ingin terus maju. Kaum liberal menginginkan
perubahan progresif secara cepat. Perubahan yang diinginkan berdasarkan
hukum atau kekuatan legal untuk mencapai tujuan.
Perilaku politik individu atau kelompok dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, di antaranya :
a. Minat terhadap politik 
b. Kepekaan sosial
c. Kemampuan berorganisasi
d. Kondisi perekonomian
perekonomian
e. Lingkungan sosial

C. Hubungan Kekuasaan dan Politik


Ramlan Surbakti dalam bukunya yang berjudul Memahami Ilmu Politik,
menyebutkan bahwa kekuasaan merupakan konsep yang berkaitan dengan
perilaku. Kekuasaan dipandang sebagai gejala yang selalu terdapat dalam proses
politik. Dalam kamus ilmu politik terdapat beberapa konsep yang berkaitan
dengan kekuasaan (power), seperti influence (pengaruh), persuasion (persuasi),
force (kekuatan), coercion (kekerasan) dan lain sebagainya.
Influence adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mengubah
sikap dan perilakunya secara sukarela. Persuasion adalah kemampuan meyakinkan
orang lain dengan argumentasi untuk melakukan sesuatu. Force adalah
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya. Bila seseorang, suatu


organisasi, atau suatu partai politik bisa mengorganisasi sehingga berbagai badan
negara yang relevan misalnya membuat aturan yang melarang atau mewajibkan
suatu hal atau perkara, maka mereka mempunyai kekuasaan politik.
Variasi yang dekat dari kekuasaan politik adalah kewenangan (authority),
kemampuan untuk membuat orang lain melakukan suatu hal dengan dasar hukum
atau mandat yang diperoleh dari suatu kuasa. Seorang polisi yang bisa
menghentikan mobil di jalan, tidak berarti dia memiliki kekuasaan, tetapi dia
memiliki kewenangan yang diperolehnya dari UU Lalu Lintas. Sehingga, bila
seorang pemegang kewenangan melaksankan kewenangannya tidak sesuai dengan
mandat peraturan yang ia jalankan, maka dia telah menyalahgunakan
wewenangnya,
wewenangnya, dan untuk itu dia bisa dituntut dan dikenakan sanksi.
Hasrat untuk memiliki kekuasaan merupakan keadaan alamiah manusia,
persis seperti yang dimaksudkan oleh Sartre dan Nietsche. Bagi Sartre, kebutuhan
dasar manusia adalah dianggap penting dan dihargai. Sementara bagi Nietsche,
manusia pada dasarnya selalu didorong oleh hasrat untuk menjadi manusia super,
manusia yang berkuasa. Dalam konteks kedudukan politik, boleh jadi hasrat
manusia alamiah inilah yang mendorong seseorang mengejar kekuasaan politik.
Menurut Lord Acton, kekuasaan cenderung korup dan kekuasaan absolut pasti
korup. Hal itu sudah diketahui banyak orang, khususnya yang memperhatikan
praktik kekuasaan atau politik, baik di pemerintahan, korporasi, maupun
organisasi kemasyarakatan
kemasyarakatan
Di sisi lain, karena politik berusaha mengurus dan mengendalikan urusan
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

BAB III
KESIMPULAN

Pada hakekatnya, kekuasaan merupakan kapasitas yang dimiliki seseorang


untuk mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku orang lain sesuai dengan yang
diinginkannya. Kekuasaan tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber yang
dibedakan menjadi kekuasaan formal dan kekuasaan personal. Kekuasaan
biasanya identik dengan politik. Politik sendiri diartikan sebagai upaya untuk ikut
berperan serta dalam mengurus dan mengendalikan urusan masyarakat.
Penyalahgunaan kekuasaan pada dunia politik yang kerap dilakukan oleh pelaku
politik menimbulkan pandangan bahwa tujuan utama berpartisipasi politik 
hanyalah untuk mendapatkan kekuasaan. Padahal, pada hakekatnya penggunaan
kekuasaan dalam politik bertujuan untuk mengatur kepentingan masyarakat
seluruhnya, bukan untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok. Untuk itu,
adanya pembatasan kekuasaan sangat diperlukan agar tumbuh kepercayaan
masyarakat terhadap pemegang kekuasaan dan terciptanya keadilan serta
kenyamanan
kenyamanan dalam
d alam kehidupan.
Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

DAFTAR PUSTAKA

Adhari, Yodi. 2009. Perilaku Politik. Online. Tersedia :


http://yodiadhari.ngeblogs.com/2009/11
http://yodiadhari.ngeblogs.com/2009/11/25/perilaku-politik-sesuai-atu
/25/perilaku-politik-sesuai-aturan.
ran.

Amin, Z. I. 2005. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Heryawan, Ahmad. 2009. Kekuasaan Politik . Online. Tersedia : http:// 


www.ahmadheryawan.com/kolom/3840
www.ahmadheryawan.com/kolom/3840-kekuasaan
-kekuasaan-politik.html.
-politik.html.

Nugroho, Rino. 2009. Kekuasaan dan Politik Dalam Perilaku Organisasi. Online.
Tersedia : http://rinoan.staff.uns.ac
http://rinoan.staff.uns.ac.id/files/2009/06/kekuasaan-politik .
.id/files/2009/06/kekuasaan-politik 

Wikipedia. 2009. Kekuasaan Politik . Online. Tersedia :


http://id.wikipedia.org/wiki/Kekuasaan_politik.

Anda mungkin juga menyukai