Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
entitas yang merdeka dan berdaulat, negara-negara saling mengirim wakilnya ke ibu
kota negara lain, merundingkan yang hal-hal yang merupakan kepentingan bersama,
diplomatik dengan negara lain, seperti juga tidak ada keharusan untuk menerima misi
diplomatik asing di suatu negara, demikian juga suatu negara tidak mempunyai hak
meminta negara lain untuk menerima wakil-wakilnya. Pasal 2 Konvensi Wina 1961
hal yang berbeda. Negara dapat saja membuka hubungan diplomatik tetapi tidak
1 Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian, Peranan dan Fungsi Dalam era Dinamika Global,
(Bandung: Alumni, 2011) 510.
2 Ibid, 521
2
Telah menjadi bagian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bahwa setiap
berdeketan secara geografis ataupun yang jauh diseberang lautan dengan sasaran
tidak terlepas dari tercapainya beberapa kesepahaman antara dua negara yang
tujuan nasional yang ingin dicapai suatu bangsa dapat terlihat dari kepentingan
negaranya, salah satu sektor dalam membangun suatunegara adalah sektor industri.
merupakan proses perubahan struktur ekonomi dari struktur ekonomi pertanian atau
3 Budiono Kusumohamidjojo,. Hubungan Internasional: Kerangka Studi Analisis. (Jakarta: Bina Cipta,
1987) 3
memberikan dampak yang positif bagi perekonomian di Indonesia, dengan kata lain
sektor industri manufaktur muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan
Selain dari sektor industrialisasi, sebuah negara juga harus memiliki sebuah
sumber daya energi agar dapat memenuhi kebutuhan energi dari negaranya. Sumber
daya energi adalah aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Selain itu
sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber daya harus memiliki 2 kriteria, yaitu: Harus
Sumber daya energi di sisi lain merupakan sumber daya yang digunakan untuk
transformasi energi lainnya. Sumber daya energi terdiri dari sumber daya mineral,
yaitu minyak bumi dan gas bumi, mineral seperti batubara dan uranium. Sumber daya
energi di luar air dan minyak/gas bumi, seperti panas bumi, surya, angin, arus laut,
pasang surut, panas laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu bakar. Energi itu
sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis, dan panas. 6
ekonomi nasional, dikarenakan saat ini tidakada satu pun peran negara yang terlepas
dari energi.8 Negara memiliki kekayaan masing-masing, tidak semua negara memiliki
kekayaan di bidang yang sama. Sebagian negara memiliki sumber energi yang
kurangnya teknologi canggih yang dimiliki oleh negaranya, dan sebagian lainnya
memiliki sumber daya energi tetapi tidak dapat memenuhi kebutuhan energi
negaranya dikarenakan kebutuhan energi negara yang sangat besar, tidak sebanding
dengan sumber energi yang dimiliki. Ketahanan energi menurut kedudukan dan
kepentingan suatu negara dibedakan menjadi dua, yaitu ketahanan energi negara
pengekspor dan pengimpor energi. Bagi negara pengekspor energi, ketahanan energi
dapat diartikan sebagai bagaimana cara mengamankan pasokan energi mereka untuk
negara maju ketahanan energi dapat terjamin melalui diversifikasi energi, trading dan
Salah satu negara pengekspor adalah Indonesia. Indonesia adalah negara yang
memiliki potensi sumber energi yang melimpah, namun terkadang masih terdengar
suara keluh kesah masyarakat yang mengalami krisis energi di sudut negeri tercinta
ini. Oleh karena itu diperlukan upaya optimalisasi sumber energi yang diharapkan
Wilayah Indonesia yang demikian luas, terkandung sumber daya alam dan
potensi energi yang melimpah, baik didalam permukaan tanah maupun diatas
permukaan tanah. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai potensi
sumber daya alam. Keberadaan sumber daya alam ini memiliki peranan penting
berkembang yang sangat membutuhkan investasi yang besar untuk mengelola sumber
daya alamnya yang sangat melimpah, meskipun Indonesia merupakan negara yang
memiliki sumber energi melimpah, tetapi Indonesia masih belum mampu memenuhi
kebutuhan energi dari negaranya karena kurangnya teknologi canggih yang dimiliki
oleh Indonesia, sehingga membuat Indonesia belum mampu mengolah enegi secara
maksimal.
Ambisi menjadi kekuatan besar dalam geopolitik dan militer global juga menjadi
alasan negara ini harus memproduksi dan menyimpan energi dalam jumlah sangat
besar. Global Energy Statistical Year book 2015 menyebutkan, China sudah menjadi
konsumen energi terbesar dunia, dengan total konsumsi mencapai 3.034 Mtoe pada
2015. AS berada pada posisi kedua dengan jumlah konsumsi 2.224 Mtoe.
Menurut The Energy Collective, emisi karbon dioksida (CO2) per kapita dari
China masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Jerman, Uni Eropa, dan Inggris.
Total emisi yang disumbang Italia dan Spanyol saja nyaris sama dengan China. Emisi
ini bisa menjadi cermin penggunaan energi, terutama yang berasal dari fosil. Fakta
dianggap sebagai ancaman tentu menjadi salah satu sasaran mereka. Jumlah CO2 ini
sebanding dengan konsumsi energinya. Tercatat konsumsi minyak per kapita di China
jauh lebih rendah dibandingkan dengan Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, Amerika
menginvestasikan proyek energi di lebih dari 50 negara. Dengan strategi ini, China
7
mampu mengimpor tak kurang dari 60 persen minyak pada 2015 serta 32 per sen gas
alam dari beberapa negara.12 China merupakan negara yang memiliki sumber energi
Cadangan batubara Indonesia sebesar 28 miliar ton atau hanya 3,3% dari
cadangan batubara dunia yang mencapai 826 miliar ton. Ironisnya pada 1998
produksi batubara Indonesia yang hanya 61.3 juta ton telah meningkat secara
spektakuler menjadi 240 juta ton dalam kurun waktu sepuluh tahun.
Menurut Handbook of Energy & Economic Statistic Indonesia 2012, yang disiapkan
oleh ESDM, menampilkan total produksi batubara Indonesia mencapai 353 juta ton.
Fakta lainnya, sekitar 78% batubara Indonesia diekspor. Tahun 2011, ekspor batubara
mencapai 272 juta ton. Menurut data Asosiasi Pengusaha Batubara Indonesia (APBI)
mayoritas ekspor ke China dan India, yang mencapai 80 juta ton. Indonesia menjadi
negara pemasok batubara terbesar dengan prosentase 33% dari kebutuhan batubara
negara tersebut.13
tetapi membutuhkan teknologi canggih agar dapat mengolah sumber energinya secara
merupakan negara yang memiliki teknologi canggih dan sumber energi yang banyak,
negaranya yang begitu besar, sehingga akhirnya kedua negara memutuskan untuk
melakukan kerjasama dibidang energi dan sumber daya mineral guna memenuhi
kerjasama ini. Dalam memenuhi kebutuhan pasokan energi minyak dalam negeri
yang terus meningkat, China melakukan kerjasama energi dengan Indonesia. Hal ini
dengan China merupakan komitmen nyata kebijakan luar negeri Indonesia yang
bebas dan aktif, dalam konstelasi perang dingin kala itu. Era Soekarno menjadi
and the Shaping of Indonesia, 1949-1965,mengungkap pada masa itu China bagaikan
Ekspor Indonesia ke China saat ini paling banyak adalah produk industri,
paling besar selama periode 1999-2009 adalah sektor pertambangan. Hal ini tentu
terkait dengan kebutuhan China akan energi yang semakin besar seiring
antara China dan Indonesia dalam bentuk forum energi yang dibentuk sejak 2002
sebagai payung investasi China di Indonesia dalam bidang energi. Sejak 1993 China
telah menjadi importir minyak dan sangat tergantung pada minyak dan gas yang
diimpor untuk keperluan industri dan transportasinya. Tahun 2003, China bahkan
telah melampaui Jepang menjadi konsumen minyak terbesar kedua di dunia setelah
kawasan Asia Tenggara dan produsen LNG terbesar kedua di dunia setelah Qatar.15
atas menunjukan kondisi perdagangan Indonesia-China dari tahun 2008 sampai tahun
2013 yang membedakan anatara sektor migas dan non migas. Surplus perdagangan
Indonesia terhadap China hanya disumbangkan oleh sektor migas, sedangkan sektor
non migas selalu membukukan defisit. Terjadi trend penurunan surplus sektor migas
dari perdagangan dengan China. Ekspor non migas mengalami peningkatan defisit
dari pada periode Januari-Oktober sebesar 851,630 ribu dolar AS atau sekitar 12 %
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2012. Kondisi ini diakibatkan
oleh penurunan ekspor komoditas non migas ke beberapa negara seperti China,
Indonesia-China di bidang energi dan sumber daya mineral, kerjasama ini dilakukan
forum yang MoU nya ditandatangani pada tahun 2002, dan merujuk pada perjanjian
antara pemerintah Indonesia dan China mengenai kerjasama ekonomi dan taknik
yang ditandatangani pada tahun 1965, juga deklarasi bersama antara pemerintah
pada tahun 2005. Antara kedua negara tertulis bahwa kedua negara menyepakati akan
saling mendukung kegiatan kerjasama dalam bidang energi, yang meliputi bidang
China memerlukan banyak pasokan energi yang lebih banyak akibat industri
China yang makin berkembang pesat dari tahun ke tahun. Dari semua negara yang
berada di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menjadi salah satu negara di dunia
dengan sumber daya alam yang melimpah bahkan Indonesia adalah negara dengan
Dari latar belakang tersebut diatas, maka peneliti mengambil judul penelitian
pada satu pokok permasalahan, ditetapkan fokus masalah atau pembatasana ruang
implementasi kerjasama Indonesia – China dalam bidang energi. Pada saat ini
China Energy Forum, sejauh ini kedua negara telah melakukan 4 pertemuan dalam
forum yang berlangsung di Indonesia dan China. Peneliti membatasi penelitian pada
perjanjian kesepakatan ICEF III yang berlangsung pada tahun 2008 di Jakarta sampai
tahun 2015.
Tujuan dari penulisan skripsi ini mencakup dua maksud, yaitu tujuan umum
kerjasama energi antara Indonesia dan China dalam bidang energi. Sebagaimana
tertulis pada MoU dan kesepakatan antara kedua negara, apakah semua berjalan
Indonesia-China dalam bidang energi, maka peneliti meninjau referensi dari peneliti
terdahulu yang penulis anggap cukup relevan dengan permasalahan yang akan diteliti.
13
di Indonesia, terutama di bagian timur Indonesia, tetapi hal itu tidak dengan mudah
dapat membuat Indonesia memiliki energi yang telah diolah dengan mudah.
Minimnya tekhnologi yang dimiliki oleh Indonesia, membuat negara ini kesulitan
mengolah energi yang berlimpah. Bahkan, dengan melimpahnya energi pun tidak
dapat membuat Indonesia menjadi negara yang dapat memenuhi kebutuhan energi
yang dibutuhkan, bahkan di beberapa daerah masih banyak yang belum mendapat
aliran listrik dikarenakan minimnya teknologi dan sulitnya perjalanan yang harus
digunakan Indonesia untuk dapat mengolah energinya tersebut. Teori yang digunakan
dalam skripsi ini adalah teori efektifitas, teori kepentingan nasional, dan konsep
kerjasama. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik
terjalin antara Indonesia dan Norwegia di bidang Energi Terbarukan tahun 2007-
2012.
energi terbarukan dari energi matahari, bioenergi, serta energi gelombang laut.
Implementasi kerjasama kedua negara berjalan cukup efektif. Kedua negara saling
dalam jangka waktu yang relatif lama, yaitu dimulai lagi dari tahun 2012– 2017.
Kelebihan dari skripsi ini adalah penelitiannya yang menurut saya adalah dengan
peneliti yang menggunakan kalimat yang efektif, mulai dari menjelaskan apa
kelemahan dari Indonesia hingga bagaimana caranya agar Indonesia dapat menjadi
lebih baik dan menutupi kekurangannya tanpa harus merugikan negara. Perbedaan
yang penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan skripsi ini adalah pada konsep,
dan periodenya. Skripsi ini telah memberikan gambaran pada peneliti mengenai
bilateral antara Indonesia dan Arab Saudi pada bidang perminyakan, dikarenakan
berharap Aramco dapat tetap menjadi pemasok minyak bagi Indonesia. Skripsi ini
menjelaskan bagaimana sepak terjang kedua Negara ini dalam politik di bidang
perminyakan, mulai dari pentingnya energi ini sampai dengan rumitnya politik yang
ada di dalamnya. Penelitian ini menggunakan konsep hubungan bilateral dan konsep
ekonomi politik internasional dan teknik analisis data yang digunakan dalam
penulisan ini adalah teknik analisis data kuantitatif. Hasil dari pembahasan skripsi ini
di Timur Tengah kadang mengganggu hanya dari segi harga minyak akan
kerjasama ini, karena produksi minyak Arab Saudi masih stabil, bahkan ada rencana
Kelebihan yang ada pada tulisan ini adalah penulisan yang detail sehingga
pembaca mendapatkan informasi yang dicari. Perbedaan yang terdapat dalam skripsi
ini dengan penelitian yang akan peneliti teliti ada pada perbedaan konsep yang
16
dipakai, juga pada pembatasan periode. Skripsi ini memberikan gambaran pada
pada umumnya dan sebagai referensi dan bahan kajian bagi pihak lain yang
tugas akhir dalam menempuh ujian sidang Sarjana Strata Satu (S1) pada
Universitas Jenderal Achmad Yani. Selain itu, penelitian ini juga dapat
agar penelitian ini bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat dan membantu
menyajikan pandangan baru pada pihak-pihak yang terkait, juga berharap agar
dalam arti sederhana adalah suatu cara untuk melihat dan kemudian
sebagai agenda utamanya. Liberalisme dalam hal ini lebih menekankan individu
menganggap negara sebagai aktor yang tidak begitu penting, sedangkan dalam
neoliberalisme negara dianggap sebagai aktor yang sangat penting. Karena jika
negara sebagai institusi tidak dianggap penting sebagai aktor, maka kerjasama
antarnegara akan sulit tercapai. Kerjasama Indonesia dan China pada bidang
20 J.C. Johari, International Relations and Politics. (New Delhi : Streling Publisher, 1985).
18
energi dapat terjadi dengan adanya negara sebagai aktor yang penting di dalam
kegiatan melibatkan campur tangan negara dan dikelola oleh pihak swasta.
pasar atau perdagangan bebas (pasar bebas), dengan pembenaran mengacu pada
kepada penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan
perdagangan lainnya.21 NAFTA adalah salah satu produk dari neoliberal, dimana
terjadi sebuah perdagangan bebas, yang menjual produk antar Negara tanpa
Perdagangan Bebas Amerika Utara, yaitu sebuah organisasi yang terdiri dari
negara-negara Amerika Utara. Organisasi ini didirikan pada 1994 oleh tiga
ekonomi yang ditawarkan IMF, Bank Dunia, dan Amerika Serikat kepada dunia
ketiga.22
1.7.2.1 Implementasi
tujuan atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstruktur
bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk
“Change the behavior or state and other actors in direction intended by the
cooperating parties, solve the environmental problem they are designed to
solve and do so in an efficient and equitable manner”
“Dalam kerjasama internasional negara akan cenderung mengubah
sikapnya sesuai dengan kesepakatan yang diambil dalam institusi kerjasama
tersebut, kemudian para aktor akan memfokuskan masalah apa yang akan
mereka hadapi dan merencanakan skema penyelesaian masalah yang dianggap
paling efektif”29
Kerjasama internasional merupakan dari dampak adanya globalisasi.
investasi dari luar negeri. Hal ini muncul sejalan dengan ditandatanganinya
ekonomi juga tercipta melalui standarisasi produk dan jasa yang dipasarkan.
negara untuk memainkan perana yang sangat luas namun adapula beberapa
peran yang mustahil dilakukan oleh negara diambil alih oleh perusahaan
dilakukang oleh berbagai negara, salah satunya adalah Indonesia dan China
mencapai negara, dimana fluktuasi yang cepat dan intens dari harga yang
dikurangi atau dihilangkan. Ketiga, harga memiliki dampak yang kuat pada
atau mesin yang ketika dialiri oleh energi listrik yang kemudian akan
diartikan sebagai daya atau kekuatan yang dapat merupakam bagian suatu
bahan ataupun yang tidak terikat pada bahan (seperti matahari). Energi juga
1.7.3 Asumsi
1.7.3.2 Energi adalah sumber daya alam yang sangat penting bagi setiap
kebutuhan negaranya.
1.7.3.6 Indonesia merupakan negara yamg memiliki cadangan energi
Alur pemikiran merupakan bagan alur pemikiran dari kerangka teori dan
konsep yang relevan dengan masalah yang diteliti dalam hal ini adalah
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga
sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena
data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian
kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
27
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.32
dianggap sebagai suatu yang holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, serta adanya
hubungan gejala yang bersifat interaktif. Metode penelitian kualitatif dilakukan dalam
kondisi alamiah dan lebih bersifat deskriptif. Metode penelitian kualitatif mencoba
oleh peneliti merupakan masalah yang kompleks dan dinamis, sehingga masalah dari
penelitian ini masih bersifat sementara dan masih akan berkembang ketika penelitian
yang dilakukan oleh Indonesia dan China dalam bidang energi, apa yang didapatkan
oleh Indonesia dan apa yang didapatkan oleh China dalam kerjasama ini.
1.9.1Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis.
penelitian bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar
wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan
dokumen resmi lainnya. Lalu, peneliti menganalisis data yang sangat kaya
tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya. 35 Tujuan penelitian ini
antara Indonesia dan China dalam bidang energi yang difokuskan padaperiode
2008 – 2015, yaitu saat kedua negara menyepakati perjanjian yang dilakukan
Politik Hubungan
Internasional
UNJANI
2. Buku Teori-Teori
Hubungan
Internasional
Buku Penelitian
Kualitatif
4 Perpustakaan Pusat Studi Literatur Karya Ilmiah Skripsi
Universitas Jenderal Jurusan Hubungan
Achmad Yani. Jl.Terusan Internasional UNJANI
Jenderal Sudirman
Po.Box 148,Cimahi
1.10.2 Waktu Penelitian
pada Maret 2016 sampai September 2016, seperti terperinci dalam tabel
berikut:
Tahun 2016
N
Fe Ma Ap Me Ju Ju Ag Se
Kegiatan
o
b r l i n l t p
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan Data
3 Proses Bimbingan
Seminar Usulan Penelitian
4
(UP)
5 Penyusunan Skripsi
6 Bimbingan Skripsi
7 Seminar Draft
8 Sidang Skripsi
9 Revisi Skripsi
31
Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu
sendiri. Peneliti ebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
analisis data, menafsirkan data dan membuat kesiampulan atas temuannya. Segala
sesuatu yang akan dicari dalam penelitian kualitatif dari obyek penelitian belum jelas
dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semua belum jelas.
Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah penggunaan teknik data
primer dan sekunder.Dalam melakukan pengumpulan data salah satu teknik yang
pihak-pihak terkait, untuk memperoleh data yang berkaitan dengan masalah ini
yang akan diberikan kepada narasumber. Selain itu, wawancara terstruktur juga lebih
memudahkan peneliti karena jawaban dari narasumber telah terarahkan dari pedoman
objek yang diteliti dan diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap data yang
yang bersumber dari media massa seperti informasi yang diakses melalui internet.
pola, kategori dan satuan uraian dasar sedemikian rupa sehingga dapat ditentukan
tema. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam menganalisis data kualitatif ialah
37Ibid 249.
38Ibid 253.
34
demi kesasihan dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang telah terkumpul.
Sugiyono, keabsahan data dapat ditentukan dengan banyak hal, dalam penelitian ini
kekeliruan”.
ini, maka peneliti akan melakukan diskusi dengan rekan-rekan sejawat yang memiliki
pengetahuan umum yang sama dan menggunakan referensi buku-buku literatur, foto,
penelitian ke dalam lima bab yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian ini.
BAB 1: PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang melandasi penyusunan skripsi ini yang
berisi antara lain : Latar Belakang Penelitian, Fokus Masalah, Tinjauan Pustaka,
DAN CHINA
Bab ini berisi pemaparan gambaran umum tentang sejarah hubungan bilateral
antara Indonesia dan China serta awal diadakannya kerjasama diantara kedua negara.
Kerjasama bilateral apasaja yang sudah terjalin diantara kedua negara, dan bagaiman
Bab ini berisikan deskripsi mengenai bagaimana Negara China yang memiliki
kekuatan ekonomi rendah, dapat tumbuh pesat dengan menjadi Negara dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga membutuhkan impor energi dari negara
lain. Alasan mengapa China memilih Indonesia dalam bekerjasama dalam bidang
Bab ini merupakan analisis dan pembahasan yang berisi tentang gambaran
apasaja yang disepakati kedua negara dalam ICEF III, apakah terimplementasi semua
BAB V: PENUTUP
Pada bab ini merupakan bab penutup yang berisikan mengenai kesimpulan
dari hasil penelitian dan semua pembahasan yang telah dibahas dan juga terdapat
saran bagi para pihak yang terkait maupun bagi peneliti selanjutnya.