Makalah Penerapan Nilai-Nilai Pancasila
Makalah Penerapan Nilai-Nilai Pancasila
Disusun Oleh :
Kelompok 12 Indralaya
Anggota Kelompok :
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT., atas semua limpahan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Memahami Secara
Keseluruhan Penerapan Nilai-nilai Pancasila” ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila serta agar dapat bermanfaat sebagai
penambahan wawasan dan pemahaman para pembaca sekalian. Dalam penulisan
makalah ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai situs website dan juga sumber
referensi lainnya.
Harapan penulis dengan adanya penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat
serta menjadi bahan acuan dalam tolak ukur dalam pembuatan makalah. Penulis
memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan,
baik dari segi penulisan maupun isi materi. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di
kemudian hari.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk dapat memahami pengertian nilai.
2. Untuk dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
3. Untuk dapat memahami penerapan nilai-nilai sila Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Untuk dapat memahami pentingnya penerapan nilai-nilai sila Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang
beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima
kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola
kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran
inilah yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam
semesta untuk mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat
diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi
dan damai.
3. Persatuan Indonesia (Kebangsaan)
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran
Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa
Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa
dari Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap
maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk
melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan
Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan
terdiri dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan
tersebut tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan
Indonesia.
4. Permusyawaratan dan Perwakilan
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan
dengan orang lain. Dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling
menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip
kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa
Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni
kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau
berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan
pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan
rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan
membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran
tertentu yang sempit.
4
5. Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak
berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara
dan berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan keadaan masyarakat yang
bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya mempunyai kesempatan
yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada kemampuan
aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan
dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.
Dari uraian nilai-nilai kelima butir Pancasila itu kita dapat melihat betapa apik
dan luhur nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Sehingga sangat
disayangkan apabila nilai-nilai itu hanya menjadi wacana belaka dan tidak
terealisasikan sebagaimana mestinya dalam kehidupan sehari-hari karena
kurangnya kesadaraan dan sikap menjiwai Pancasila yang kurang. Nilai-nilai
tersebut mungkin bisa lebih merasuk kedalam hati dan jiwa setiap rakyat
Indonesia 8 apabilai nilai-nilai itu telah tertanam dalam setiap individu dalam
hidup ditengah keluarga, bersekolah, dan berada ditengah-tengah masyarakat.
5
3. Tidak melakukan pemaksaan dan menghormati kebebasan beragama.
4. Tidak merendahkan atau mencemooh agama maupun pemeluk agama lain.
5. Beribadah dan berdoa serta menghormati antar pemeluk agama lain.
6. Percaya pada kemampuan sendiri dalam melakukan apapun, karena Allah
sudah memberian kelebihan dan kekurangan kepada setiap manusia.
2.3.2 Penerapan Nilai Sila Kedua Pancasila
Sila kedua Pancasila berbunyi: "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab". Sila kedua
dalam Pancasila dilambangkan dengan rantai emas dengan latar belakang berwarna
merah. Rantai tersebut memiliki mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkatan
yang saling berkaitan. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan
lingkaran melambangkan perempuan. Simbol ini mengartikan antar kaum yang harus
bersatu, bekerja sama sehingga kuat seperti rantai.
Contoh penerapan nilai-nilai sila kedua Pancasila:
1. Mengakui persamaan hak, kewajiban dan kedudukan semua orang sama di mata
hukum, agama, sosial, dan lainnya.
2. Saling mengedepankan sikap toleransi atau tenggang rasa antar masyarakat.
3. Menjalin pertemanan dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan ras, suku,
agama dan lainnya.
4. Berani menyuarakan kebenaran untuk mempertahankan keadilan.
5. Saling membantu satu sama lain dan tidak memilih dalam berteman.
2.3.3 Penerapan Nilai Sila Ketiga Pancasila
Sila ketiga Pancasila berbunyi: "Persatuan Indonesia". Sila ini dilambangkan
dengan pohon beringin. Jenis pohon beringin adalah spesies pohon yang kuat, besar,
dan berdaun rimbun. Pohon beringin diartikan sebagai tempat berteduh sekaligus
bentuk persatuan masyarakat Indonesia yang sangat sangat beragam.
Contoh penerapan nilai-nilai sila ketiga Pancasila:
1. Bangga menggunakan bahasa ibu atau bahasa Indonesia sebagai bahasa
pergaulan sehari-hari.
2. Melestarikan budaya Indonesia seperti baju adat, tarian, alat, bahasa, alat
musik, dan lain-lain dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membantu keluarga, teman dan kerabat yang mengalami kesulitan.
6
4. Saling bekerja sama menjaga keutuhan NKRI dengan berpegang teguh pada
nilai-nilai Pancasila.
5. Bergotong-royong.
6. Mencintai dan memakai produk asli negeri sendiri.
2.3.4 Penerapan Nilai Sila Keempat Pancasila
Sila keempat Pancasila berbunyi: "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan". Sila ini dilambangkan dengan
kepala banteng. Kepala banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka
berkumpul. Berkumpul di sini kemudian diartikan sebagai kegiatan musyawarah antar
orang-orang untuk melahirkan suatu keputusan. Pastinya, secara adil dan atas keputusan
bersama semua pihak.
Contoh penerapan nilai-nilai sila keempat Pancasila:
1. Melakukan musyawarah untuk memperoleh keputusan bersama.
2. Mengedepankan tolerasi dan keadilan dalam mengemukakan dan mendengar
pendapat dalam musyawarah.
3. Keputusan akhir dalam musyawarah harus disetujui oleh semua pihak karena
atas keputusan bersama.
4. Menghormati keputusan bersama dan tidak memaksakan kehendak kepada
orang lain.
2.3.5 Penerapan Nilai Sila Kelima Pancasila
Sila keempat Pancasila berbunyi: "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia". Terakhir, sila kelima Pancasila dilambang dengan padi dan kapas. Hal ini
melambangkan kebutuhan dasar setiap manusia, yaitu pangan dan sandang.
Contoh penerapan nilai-nilai sila kelima Pancasila:
1. Mengedepankan sikap adil antara sesama manusia.
2. Melaksanakan kewajiban dan menghormati hak orang lain.
3. Kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia dikedepankan dibandingkan
kemakmuran pribadi atau golongan.
4. Melaksanakan gotong royong bersama masyarakat sekitar lingkungan tempat
tinggal.
7
2.4 Pentingnya Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Berikut pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari :
1. Menumbuhkan rasa cinta kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
2. Menumbuhkan rasa cinta kepada anggota keluarga.
3. Menumbuhkan rasa cinta dan hormat kepada orang tua dan orang yang lebih
tua.
4. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
5. Menumbuhkan rasa dan sikap toleransi.
6. Menumbuhkan rasa dan sikap gotong royong dan bekerja sama.
7. Menumbuhkan sikap tenggang rasa.
8. Menumbuhkan rasa cinta kepada setiap manusia dan tidak membeda-bedakan.
9. Menumbuhkan rasa cinta bermusyawarah untuk mufakat.
10. Menumbuhkan rasa cinta dan suka membantu orang lain yang susah.
11. Meningkatkan rasa persaudaraan.
12. Berorientasi ke masa depan serta menghargai perubahan dan kemajuan (the
change and progress).
13. Demokratis dan mewujudkan “civil society”.
14. Mampu menjauhkan segala bentuk tindakan kekerasan dan pemaksaan.
15. Memiliki kemandirian, kedaulatan, dan independensi.
16. Menghargai kualitas, dan menjauhkan tindakan rasial dan diskriminasi.
17. Menghargai karya, kreativitas dan produktivitas.
18. Memiliki daya disiplin dan kepatuhan tinggi kepada aturan dan hukum formal.
19. Memiliki faham nasionalisme dan patriotisme yang kokoh.
20. Memiliki moralitas kemasyarakatan dan kebudayaan
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara dan menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia. Pancasila sendiri memiliki 5 sila, yakni:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Yang mana kelima sila tersebut memiliki arti dan nilai-nilai sebagai berikut:
• Sila pertama dilambangkan dengan bintang lima sudut. Di mana, bintang tunggal
dalam lambang ini diartikan sebagai cahaya kerohanian yang dipancarkan Tuhan kepada
setiap manusia. Jumlah bintang yang hanya satu atau tunggal ini juga melambangkan
keesaan Tuhan.
• Sila ke-2 dalam Pancasila dilambangkan dengan rantai emas dengan latar
belakang berwarna merah. Rantai tersebut memiliki mata rantai yang berbentuk segi
empat dan lingkatan yang saling berkaitan. Mata rantai segi empat melambangkan laki-
laki, sedangkan lingkaran melambangkan perempuan. Simbol ini mengartikan antar
kaum yang harus bersatu, bekerja sama sehingga kuat seperti rantai.
• Siila ini dilambangkan dengan pohon beringin. Jenis pohon beringin adalah
spesies pohon yang kuat, besar, dan berdaun rimbun. Pohon beringin diartikan sebagai
tempat berteduh sekaligus bentuk persatuan masyarakat Indonesia yang sangat sangat
beragam.
• Sila ini dilambangkan dengan kepala banteng. Kepala banteng memiliki filosofi
sebagai hewan sosial yang suka berkumpul. Berkumpul di sini kemudian diartikan
sebagai kegiatan musyawarah antar orang-orang untuk melahirkan suatu keputusan.
Pastinya, secara adil dan atas keputusan bersama semua pihak.
• sila kelima Pancasila dilambang dengan padi dan kapas. Hal ini melambangkan
kebutuhan dasar setiap manusia, yaitu pangan dan sandang.
9
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat begitu
banyak kekurangan dan masih memerlukan pembenahan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kepada segenap pembaca untuk memberikan masukan berupa kritik
maupun saran, baik secara lisan maupun secara tertulis, agar dapat memperbaiki isi
makalah ini menjadi lebih baik. Diharapkan pula, dengan adanya makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta wawasan para pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL :
Damanhuri, Wika H.L., Febrian A.B., & Ikman N.R. 2016. Implementasi Nilai-Nilai
Pancasila Sebagai Upaya Pembangunan Karakter Bangsa. Untirta Civic Education
Journal (UCEJ) Vol.1 No.2 Desember 2016.
INTERNET :
https://www.kompas.com/edu/read/2020/10/06/135521971/contoh-penerapan-pancasila-
di-kehidupan-sehari-hari-bagi-siswa?page=all
https://www.popbela.com/career/inspiration/mediana-aprilliani/nilai-nilai-pancasila-
indonesia/2
11