Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL MINI PROYEK

4.1 Profil Komunitas Umum


4.1.1 Data geografi
Desa Sonopatik terletak di Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk. Wilaya h
Desa Sonopatik berbatasan dengan:
Sebelah barat : Desa Grojogan
Sebelah timur : Desa Balongrejo
Sebelah selatan : Desa Tiripan
Sebelah utara : Desa Pesedukuh
Luas wilayah Desa Sonopatik : 1831,75 km2
Jumlah penduduk : 4205
Jumlah KK : 1249
4.1.2 Sumber daya kesehatan
Terdapat 1 bidan desa dengan 1 Polindes di Desa Sonopatik.

4.2 Deskripsi Data


Hasil kegiatan ini adalah sebagai berikut :
No Tanggal Nama Posyandu Jumlah Peserta

1 15 Mei 2017 Posyandu Sono 54 Orang

Pengisian Kuisioner diadakan tanggal 15 Mei 2017 bertempat di Polindes


Desa Sonopatik mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB. Kegiatan
ini diikuti oleh 54 orang ibu yang mengikuti posyandu balita (yang memiliki anak
maupun pasangan usia subur yang mengantar balita) di Polindes Desa Sonopatik.
Kegiatan dibuka oleh bidan Endang selaku bidan Desa Sonopatik, dilanjutka n
dengan pengisian kuesioner oleh warga yang datang. Isi dari kuesioner adalah data
diri, pengetahuan tentang kanker servik, pengetahuan tentang pemeriksaan Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA), akses informasi, peran kader kesehatan, penyuluha n
kesehatan, dan dukungan anggota keluarga.

30
31

4.2.1 Karakteristik responden


4.2.1.1 Umur
Berdasarkan mini proyek, diperoleh informasi tentang umur dari masing-
masing responden yang menjadi sampel disajikan dalam tabel seperti berikut ini.
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Umur Frekuensi %
20-40 tahun 56 91,8
40-70 tahun 5 8,2
Total 61 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 61 responden, 56


responden berumur antara 20-40 tahun (91,8%), dan 5 responden berumur antara
40-70 tahun (8,2%).

Grafik 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

4.2.1.2 Pendidikan
Berdasarkan hasil mini proyek diperoleh informasi tentang tingkat
pendidikan masing- masing responden yang berada di wilayah Desa Sonopatik
disajikan dalam tabel berikut ini.
32

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Pendidikan Frekuensi %
SD 8 13,1
SMP 22 36,1
SMA / SMK 28 45,9
Perguruan Tinggi 3 4,9
Total 61 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 61 responden, 8


responden berpendidikan SD (13,1%), 22 responden berpendidikan SMP (36,1%),
28 responden berpendidikan SMA/SMK (45,9%) dan 3 responden berpendidikan
Perguruan Tinggi (4,9%).

Grafik 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

4.2.1.3 Pekerjaan
Berdasarkan hasil mini proyek diperoleh informasi tentang tingkat
pendidikan masing- masing responden yang berada di wilayah Desa Sonopatik
disajikan dalam tabel berikut ini.
33

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan


Pekerjaan Frekuensi %
Guru 2 3,3
Tidak bekerja/ IRT 53 86,9
Wiraswasta 6 9,8
Total 61 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 61 responden, terdapat


2 responden bekerja sebagai Guru (3,3%), 53 responden tidak bekerja atau sebagai
Ibu Rumah Tangga (86,9%), dan 6 responden bekerja sebagai wiraswasta (9,8%).

Grafik 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

4.3 Hasil Mini Proyek


4.3.1 Analisis univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel penelitian. Pada analisis
ini akan menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang
berhubungan dengan rendahnya kunjungan IVA di Desa Sonopatik, Kecamatan
Berbek.
34

Variabel yang dianalisis univariat yaitu sebagai berikut:


4.3.1.1 Tingkat pendidikan
Distribusi responden berdasarkan kategori tingkat pendidikan resonden dapat
dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Frekuensi %
Rendah 30 49,2
Tinggi 31 50,8
Total 61 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 61 responden, terdapat


30 responden berpendidikan rendah (49,2%), 31 responden berpendidikan tinggi
(50,8%).

Grafik 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

4.3.1.2 Tingkat pengetahuan


Distribusi responden berdasarkan kategori tingkat pengetahuan resonden
dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
35

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan


Tingkat Pengetahuan Frekuensi %
Buruk 10 16,4
Baik 51 83,6
Total 61 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 61 responden, sebagian


besar responden mempunyai pengetahuan baik mengenai kanker servik dan deteksi
dini kanker servik yaitu sebanyak 51 responden (83,6%), dan 10 responden
mempunyai pengetahuan yang buruk (16,4%).

Grafik 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

4.3.1.3 Akses informasi


Distribusi responden berdasarkan kategori akses informasi dapat dilihat pada
tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Akses Informasi
Akses Informasi Frekuensi %
Tidak Menggunakan 53 86,9
Menggunakan 8 13,1
Total 61 100
36

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 61 responden, sebagian


besar responden tidak menggunakan media informasi tentang kanker servik yaitu
sebanyak 53 responden (86,9%) dan 8 responden menggunakan media infor mas i
tentang kanker servik (13,1%).

Grafik 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Akses Informasi

4.3.1.4 Peran kader kesehatan


Distribusi responden berdasarkan kategori peran kader kesehatan dapat
dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Kader Kesehatan
Peran Kader Kesehatan Frekuensi %
Kurang 54 88,5
Baik 7 11,5
Total 61 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 54 responden merasakan


peran kader kesehatan masih kurang (88,5%). Sedangkan 7 responden lainnya
mengatakan peran kader kesehatan sudah cukup (11,5%).
37

Grafik 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Kader Kesehatan

4.3.1.5 Penyuluhan kesehatan


Distribusi responden berdasarkan kategori penyuluhan kesehatan resonden
dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Penyuluhan Kesehatan
Penyuluhan Kesehatan Frekuensi %
Kurang 54 88,5
Baik 7 11,5
Total 61 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 54 responden merasakan


penyuluhan kesehatan masih kurang (88,5%). Sedangkan 7 responden lainnya
mengatakan penyuluhan kesehatan sudah cukup (11,5%).
38

Grafik 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Penyuluhan Kesehatan

4.3.1.6 Dukungan anggota keluarga


Distribusi responden berdasarkan kategori dukungan anggota keluarga dapat
dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Anggota Keluarga
Dukungan Anggota Keluarga Frekuensi %
Kurang 52 85,1
Baik 9 14,8
Total 61 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 61 responden, 52


responden meyatakan bahwa dukungan anggota keluarga terhadap deteksi dini
kanker servik dengan IVA termasuk dalam kategori kurang (85,1%), dan 9
responden menyatakan bahwa dukungan anggota keluarga terhadap deteksi dini
kanker servik dengan IVA termasuk dalam kategori baik (14,8%).
39

Grafik 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan


Anggota Keluarga

4.3.2 Analisis bivariat


4.3.2.1 Hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan rendahnya
kunjungan IVA
Hasil pengujian untuk kategori tingkat pendidikan dengan rendahnya
kunjungan IVA menyatakan hasil seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.10 Tabel Uji Chi Square Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Responden
dengan Rendahnya Kunjungan IVA
Kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat
Tingkat
Rendah Tinggi Total
Pendidikan
f % f % f % p CC
Rendah 27 90 3 10 30 100
Tinggi 31 100 0 0 31 100 0,113 0,225
Total 58 95,1 3 4,9 61 100

Tabel 4.10 menunjukan bahwa tingkat pendidikan responden dikategorika n


menjadi dua yaitu tingkat pendidikan rendah dan tingkat pendidikan tinggi.
Responden yang kategori tingkat pendidiannya rendah dengan kunjungan IVA
rendah sebesar 90% (27 responden) dan responden tingkat pendidikan rendah
dengan kunjungan IVA tinggi 10% (3 responden), sedangkan responden pendidikan
40

tinggi dengan kunjngan IVA rendah sebesar 100% (31 responden) dan responden
dengan tingkat pendidikan tinggi dengan kunjungan IVA tinggi sebesar 0% (0
responden).
Berdasarkan uji Chi Square yang dilakukan, diperoleh nilai p value
(0,113)>(0,1), sehingga H0 diterima yang menyatakan tidak ada hubungan antara
tingkat pendidikan dengan rendahnya kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) di Desa Sonopatik Kecamatan Berbek. Hasil nilai Contingency Coefficient
(CC) sebesar 0,225 yang dapat dikatakan tingkat keeratan antara tingkat
pengetahuan dengan kunjungan IVA adalah lemah.
4.3.2.2 Hubungan antara tingkat pengetahuan responden dengan rendahnya
kunjungan IVA
Hasil pengujian untuk kategori tingkat pengetahuan dengan rendahnya
kunjungan IVA menyatakan hasil seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.11 Tabel Uji Chi Square Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Responden dengan Rendahnya Kunjungan IVA
Kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat
Tingkat
Rendah Tinggi Total
Pengetahuan
f % f % f % p CC
Buruk 8 80 2 20 10 100
Baik 50 98 1 2 51 100 0,067 0,295
Total 58 95,1 3 4,9 61 100

Tabel 4.11 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi


dua, yaitu pengetahuan buruk dan pengetahuan baik. Sedangkan kunjungan IVA
dikategorikan dua yaitu kategori rendah dan kategori tinggi. Responden yang
kategori pengetahuannya buruk dengan kunjungan IVA kategori rendah sebesar
80% (8 resonden), dan pengetahuan buruk dengan kunjungan IVA tinggi sebesar
20% (2 responden). Sedangkan kategori pengetahuan baik dengan kunjung IVA
kategori rendah sebesar 98% (50 resonden), dan pengetahuan baik dengan
kinjungan IVA kategori tinggi sebesar 2% (1 responden).
Berdasarkan uji Chi Square yang dilakukan, diperoleh nilai p value
(0,067)<(0,1), sehingga H1 diterima yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan rendahnya kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) di Desa Sonopatik Kecamatan Berbek. Hasil nilai Contingency Coefficient
41

(CC) sebesar 0,295 yang dapat dikatakan tingkat keeratan antara tingkat
pengetahuan dengan kunjungan IVA adalah lemah.
4.3.2.3 Hubungan antara akses informasi responden dengan rendahnya kunjunga n
IVA
Hasil pengujian untuk kategori akses informasi dengan rendahnya kunjunga n
IVA menyatakan hasil seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.12 Tabel Uji Chi Square Hubungan Antara Akses Informasi Responden
dengan Rendahnya Kunjungan IVA
Kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat
Akses Informasi Rendah Tinggi Total
f % f % f % p CC
Tidak menggunakan 51 96,2 2 3,8 53 100
Menggunakan 7 87,5 1 12,5 8 100 0,349 0,135
Total 58 95,1 3 4,9 61 100

Tabel 4.12 menunjukan bahwa akses informasi dikategorikan menjadi dua


yaitu kategori tidak menggunakan dan kategori menggunakan. Responden yang
termasuk kategori akses informasinya tidak menggunakan dengan kunjungan IVA
rendah sebesar 96,2% (51 responden) dan responden yang kategori akses
informasinya tidak menggunakan dengan kunjungan IVA tinggi sebesar 3,8% (2
responden). Sedangkan respnden yang kategori akses informasinya menggunaka n
dengan kunjungan IVA rendah sebesar 87,5% (7 responden) dan responden yang
kategori akses informasinya mendukung dengan kunjungan IVA tinggi sebesar
12,5% (1 responden).
Berdasarkan uji Chi Square yang dilakukan, diperoleh nilai p value
(0,349)>(0,1), sehingga H0 diterima yang menyatakan bahwa tidak ada hubunga n
antara akses informasi kesehatan dengan rendahnya kunjungan Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) di Desa Sonopatik Kecamatan Berbek. Hasil nilai Contingency
Coefficient (CC) sebesar 0,135 yang dapat dikatakan tingkat keeratan antara tingkat
pengetahuan dengan kunjungan IVA adalah sangat lemah.
42

4.3.2.4 Hubungan antara peran kader kesehatan dengan rendahnya kunjunga n


IVA
Hasil pengujian untuk kategori peran kader dengan rendahnya kunjunga n
IVA menyatakan hasil seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.13 Tabel Uji Chi Square Hubungan Antara Peran Kader Kesehatan dengan
Rendahnya Kunjungan IVA
Kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat
Peran Kader
Rendah Tinggi Total
Kesehatan
f % f % f % p CC
Kurang 53 98,1 1 1,9 54 100
Baik 5 71,4 2 28,6 7 100 0,032 0,366
Total 58 95,1 3 4,9 61 100

Tabel 4.13 menunjukan bahwa peran kader kesehatan dikategorikan menjadi


2 yaitu kategori kurang dan kategori baik. Peran kader kategori kurang dengan
kunjungan IVA rendah sebesar 98,1% (53 responden) dan peran kader kategori
kurang dengan kunjungan IVA tinggi sebesar 1,9% (1 responden). Sedangkan peran
kader kategori baik dengan kunjungan IVA rendah sebesar 71,4% (5 responden)
dan peran kader kategori baik dengan kunjungan IVA tinggi sebesar 28,6% (2
responden).
Berdasarkan uji Chi Square yang dilakukan, diperoleh nilai p value
(0,032)<(0,1), sehingga H1 diterima yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
peran kader kesehatan dengan rendahnya kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) di Desa Sonopatik Kecamatan Berbek. Hasil nilai Contingency Coefficient
(CC) sebesar 0,366 yang dapat dikatakan tingkat keeratan antara tingkat
pengetahuan dengan kunjungan IVA adalah lemah.
4.3.2.5 Hubungan antara penyuluhan kesehatan dengan rendahnya kunjunga n
IVA
Hasil pengujian untuk kategori penyuluhan kesehatan dengan rendahnya
kunjungan IVA menyatakan hasil seperti tabel dibawah ini:
43

Tabel 4.14 Tabel Uji Chi Square Hubungan Antara Penyuluhan Kesehatan dengan
Rendahnya Kunjungan IVA
Kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat
Penyuluhan
Rendah Tinggi Total
Kesehatan
f % f % f % p CC
Kurang 53 98,1 1 1,9 54 100
Baik 5 71,4 2 28,6 7 100 0,032 0,366
Total 58 95,1 3 4,9 61 100

Tabel 4.14 menunjukan bahwa penyuluhan kesehatan dikategorikan menjadi


dua yaitu kategori kurang dan kategori baik. Penyuluhan yang kategori kurang
dengan kunjungan IVA rendah sebesar 98,1% (53 responden) dan penyuluha n
kesehatan yang kategori kurang dengan kunjungan IVA tinggi sebesar 1,9% (1
responden). Sedangkan penyuluhan kesehatan yang termasuk kategori baik dengan
kunjungan IVA kategori rendah sebesar 71,4% (5 responden) dan penyuluha n
kesehatan yang kateori baik dengan kunjungan IVA kategori tinggi sebesar 28,6%
(2 responden).
Berdasarkan uji Chi Square yang dilakukan, diperoleh nilai p value
(0,032)<(0,1), sehingga H1 diterima yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
penyuluhan kesehatan dengan rendahnya kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) di Desa Sonopatik Kecamatan Berbek. Hasil nilai Contingency Coefficient
(CC) sebesar 0,366 yang dapat dikatakan tingkat keeratan antara tingkat
pengetahuan dengan kunjungan IVA adalah lemah.
4.3.2.6 Hubungan antara dukungan anggota keluarga responden dengan
rendahnya kunjungan IVA
Hasil pengujian untuk kategori dukungan anggota keluarga dengan rendahnya
kunjungan IVA menyatakan hasil seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.15 Tabel Uji Chi Square Hubungan Antara Dukungan Anggota Keluarga
Responden dengan Rendahnya Kunjungan IVA
Dukungan Kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat
Anggota Rendah Tinggi Total
Keluarga f % f % f % p CC
Kurang 52 100 0 0 52 100
Baik 6 66,7 3 33,33 9 100 0,002 0,480
Total 58 95,1 3 4,9 61 100
44

Tabel 4.15 menunjukan bahwa dukungan anggota keluarga dikategorika n


menjadi dua yaitu kategori kurang dan kategori baik. Dukungan yang termasuk
kategori kurang dengan kunjungan IVA rendah yaitu sebesar 100% (52 responden)
dan dukungan anggota keluarga yang termasuk kategori kurang dengan kunjunga n
IVA tinggi yaitu sebesar 0% (0 responden). Sedangkan dukungan anggota keluarga
yang termasuk kategori baik dengan kunjungan IVA rendah sebesar 66,7% (6
responden) dan dukungan anggota keluarga yang termasuk kategori baik dengan
kunjungan IVA tinggi yaitu sebesar 33,3% (3 responden).
Berdasarkan uji Chi Square yang dilakukan, diperoleh nilai p value
(0,002)<(0,1), sehingga H1 diterima yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
dukungan anggota keluarga dengan rendahnya kunjungan Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA) di Desa Sonopatik Kecamatan Berbek. Hasil nilai Contingency
Coefficient (CC) sebesar 0,480 yang dapat dikatakan tingkat keeratan antara tingkat
pengetahuan dengan kunjungan IVA adalah cukup kuat.

Anda mungkin juga menyukai