Anda di halaman 1dari 3

Nama : Patrisia Deni Sidebang

Nim : 2211210005
Matkul : Stilistika

Tanah air mata


Oleh : Sutardji Calzoum Bachri

Tanah airmata tanah tumpah darahku


Mata air air mata kami
Airmata tanah air kami

Disinilah kami berdiri


Menyanyikan airmata kami

Di balik gembur subur tanahmu


Kami simpan perih kami
Di balik etalase gedung-gedungmu
Kami coba sembunyikan derita kami

Kami coba simpan nestapa kami


Kami coba kuburkan dukalara
Tapi perih tak bisa sembunyi
Ia merebak kemana-mana

Bumi memang tak sebatas pandang


Dan udara luas menunggu
Namun kalian takkan bisa menyingkir
Kemanapun melangkah
Kalian pijak airmata kami
Kemana pun terbang
Kalian kan hinggap di airmata kami
Kemanapun berlayar
Kalian arungi airmata kami

Kalian sudah terkepung


Takkan bisa mengelak
Takkan bisa kemana pergi
Menyerahlah pada kedalaman airmata kami.

Puisi ini menggambarkan tentang betapa sedih dan kecewa terhadap


pemerintah yang tidak peduli dengan rakyatnya yang tidak mampu. Pemerintah
atau para pejabat hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri dan hanya
menikmati fasilitas yang ada tanpa berbuat sesuatu untuk rakyatnya yang
menderita.

1.       Tema
Tema puisi Tanah Air Mata yang diciptakan oleh sutardji Calzoum Bachri
adalah kesedihan. Puisi ini menggambarkan tentang betapa sedih dan
kecewa terhadap pemerintah yang tidak peduli dengan rakyatnya yang tidak
mampu. Pemerintah atau para pejabat hanya mementingkan kepentingan
mereka sendiri dan hanya menikmati fasilitas yang ada tanpa berbuat sesuatu
untuk rakyatnya yang menderita.

2.       Diksi : Puisi ini merupakan sajak kritik sosial tentang keperihan dan
kesedihan yang terdapat di tanah air tercinta. Banyak kiasan tentang kepedihan
dan kesenjangan sosial yang ada. Kata-kata yang digunakan diantaranya: tanah
air, airmata, tanah tumpah dukaku, perih, di balik etalase, gedung megah,derita,
nestapa, kuburkan duka lara, terkepung, dan menyerah pada kedalaman airmata.

1. /tanah airmata tanah tumpah dukaku/


frase tanah air mata merupakan gabungan kata tanah dan air mata.
Secara denotasi,tanah berarti permukaan bumi yang di atas sekali,
keadaan bumi di suatu tempat, atau daratan (KBBI:893);
sedangkan airmata berarti air yang meleleh dari mata (ketika menangis
dsb) (KBBL12). Selain itu, frase tersebut mengandung makna konotatif
atau makna tambahan bahwa tanah merupakan kiasan dari negeri dimana
kita menjadi warga negaranya (KUNGBL261) sementara tanah itu
dipenuhi dengan kesedihan dan penderitaan yang dikiaskan dengan
adanya airmata.
Frase tanah tumpah dukaku merupakan kiasan dari tanah atau negeri
tempat menumpahkan atau mengadukan segala kedukaan. Pada larik ini
ada permainan kata yang sengaja diciptakan oleh penyair untuk
keindahan bahasa puisinya. Frase tanah air dan frase airmata yang sudah
kita kenal dipadukan hingga menjadi tanah airmata, demikian pula
dengan frase tanah tumpah dukaku merupakan permainan kata dari frase
yang sudah biasa dikenal orang yakni tanah tumpah darahku yang
merupakan frase pengganti dari tanah air yang tercinta.

2. /mata air airmata kami/,


frase mata air selain mempunyai makna denotatif sumber air atau tempat
air yang mengalir dari batuan atau tanah ke permukaan tanah secara
alamiah (KBBL565) juga dapat diartikan sebagai sumber kehidupan.
Secara konotasi, dapat mengasosiasikan responsi emosional yang
mengiaskan bahwa sumber kehidupan itu kini merupakan sumber airmata
atau penderitaan yang memilukan.
3. /airmata tanah air kami/
kata airmata selain berarti air yang meleleh dari mata ketika menangis
juga mengandung arti tambahan sebagai kiasan dari kesedihan dan
penderitaan, sedangkan tanah air berarti tanah tumpah darah atau negeri
tempat kelahiran (KBBL894). Jadi,secara keseluruhan larik 3
menerangkan bahwa airmata atau kesedihan merupakan tanah air atau
kehidupan bagi kami.
4 dan 5 /di sinilah kami berdiri, menyanyikan airmata kami/
tidak hanya memberikan makna denotatif bahwa mereka berdiri
menyanyikan suatu lagu yang menumpahkan airmatanya melainkan bermakna
lain yang berupa kiasan bahwa di tanah kelahirannya tersebut mereka
menyanyikan atau meneriakkan kepedihannya.

Anda mungkin juga menyukai