Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TENTANG KONDUKTOR

DISUSUN OLEH :
NANDANA DWI ANTYA
2017-20-201-001

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah menolong saya untuk
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini saya susun agar pembaca dapat mengetahui
tujuan dan jenis– jenis pengujian teknik tegangan tinggi. Makalah ini disusun oleh saya
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri saya maupun yang datang dari
luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa
akhirnya makalah ini dapat saya selesaikan. Makalah ini membahas tentang
“Konduktor”.Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi diharapkan
agar para pembaca dapat memahami isi dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini
memiliki kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Merauke, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1..............................................................................................................Latar
Belakang .............................................................................................1
1.2..............................................................................................................Rumusan
Masalah...............................................................................................1
1.3..............................................................................................................Tujuan
Penulisan.............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3

2.1. Pengertian Konduktor.......................................................................3

2.2. Sifat-sifat Bahan Konduktor..........................................................3

2.3. Macam macam bahan konduktor.................................................6

2.4 Karakteristik Konduktor...............................................................13

2.5 Klasifikasi Konduktor.....................................................................13

BAB III PENUTUP...................................................................................14


3.1 Kesimpulan......................................................................................14
3.2 Saran ...............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Listrik dapat dikatakan sebagai suatu bentuk hasil teknologi yang sangat vital dalam
kehidupan manusia. Semakin lama tidak ada satupun alat kebutuhan manusia yang tidak
membutuhkan listrik, oleh karena itu manusia selalu berfikir bagaimana cara menciptakan dan
menggunakan energi listrik secara efektif dan efisien.
Dalam memanfaatkan listrik, maka diperlukan bahan – bahan listrik yang dibagi menjadi tiga
bagian berdasakan sifat kelistrikannya yaitu konduktor, isolator, dan semikonduktor.
Konduktor atau penghantar, adalah materiallistrik yangberfungsi untukmengalirkan arus
listrik,biasanya terbuat Dari logam (tembaga, aluminium, dan lain-lain). Isolator listrik adalah
bahan yang tidak bisa atau sulit melakukan perpindahan muatan listrik. Semikonduktor
adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara insulator (isolator)
dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah penghantar listrik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Konduktor ?
2. Apa Saja Sifat-Sifat Konduktor ?
3. Macam Macam Bahan Konduktor
4. Apa Kriteria Bahan Konduktor ?
5. Apa Karakteristik Konduktor ?
6. Bagaimana Klasifikasi Konduktor Menurut Konstruksinya ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Mengetahui Apa Pengertian Konduktor
2. Mengetahui Sifat-Sifat Konduktor
3. Mengetahui Macam-Macam Bahan Konduktor
4. Mengetahui Kriteria Bahan Konduktor

5. Mengetahui Karakteristik Bahan Konduktor


6. Mengetahui Bagaimana Klasifikasi Konduktor Menurut Konstruksinya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konduktor


Konduktor dalam rekayasa elektronik adalah zat yang dapat melakukan arus listrik, baik
dalam bentuk padat, cair atau gas. Karena itu konduktif, itu disebut konduktor). Bahan
konduktor merupakan penghantar listrik yang baik . Bahan ini mempunyai daya hantar listrik
(Electrical Conductivity) yang besar dan tahanan listrik (Electrical resistance)  yang kecil. Bahan
penghantar listrik berfungsi untuk mengalirkan arus listrik. Saat melakukan penyaluran arus
listrik yang perlu di perhatikan adalah fungsi kabel , kumparan/ lilitan yang ada pada alat listrik
yang anda jumpai . Juga pada saluran transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik , bahan
penghantar yang sering di jumpai adalah tembaga dan alumunium.

2.2. Sifat-sifat Bahan Konduktor


Dalam bahan konduktor mempunyai sifat sifat penting seperti:

a) Daya hantar listrik


Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari penghantar
itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya
dengan luas penampang 1mm2 pada temperatur200°C  dinamakan hambatan jenis. Besarnya
hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
R= ρl/A
dimana :
R : Hambatan dalam penghantar, satuanya ohm (Ω)
ρ  : hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm2/m
l   : panjang penghantar, satuannya meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, satuanya mm2
b).  Koefesien suhu tahanan

Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami perubahan volume bila

terjadi perubahan temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur suhu naik dan akan menyusut

jika temperatur suhu turun. Besarnya perubahan hambatan akibat perubahan suhu dapat diketahui

dengan persamaan ;

R = R0 { 1 + α (t – t0)},

 dimana :

R : besar hambatan setelah terjadinya perubahan suhu

R0 : besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu

T : temperatur suhu akhir, dalam 0C

t0 : temperatur suhu awal, dalam 0C

α : koefisien temperatur tahanan

nilai tahanan jenis , berat jenis dan titik cair dari bermacam-macam bahan dapat dilihat pada

tabel 2.1

Nama bahan Tahanan  Jenis Berat Jenis Titik Cair

Perak 0,016 10,5 960

Tembaga 0,0175 8,9 1083

Cobalt 0,022 8,42 1480

Emas 0,022 19,3 1063

Alumunium 0,03 2,56 660

Molibdin 0,05 10,2 2620


Wolfram 0,05 19,1 3400

Seng 0,06 7,1 420

Kuningan 0,07 8,7 1000

Nikel 0,079 8,9 1455

Platina 0,1 21,5 1774

Nikeline 0,12 - -

Timah putih 0,12 7,3 232

Baja 0,13 7,8 1535

Vanadium 0,13 5,5 1720

Bismuth 0,2 9,85 271

Mangan 0,21 7,4 1260

Timbel 0,22 11,35 330

Duralumunium 0,48 2,8 -

Manganin 0,48 - -

Konstanta 0,5 8,9 -

Air raksa 0,958 13,56 -38,9

Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga , karena tembaga
merupakan bahan penghantar yang paling baik setelah perak dan harganya pun murah karena
banyak terdapat dimana-mana . Akhir-akhir ini banyak digunakan alumunium dan baja  sebagai
penghantar walaupun tahanan jenisnya cukup besar , hal ini dengan pertimbangan sangat
berlimpah dan harganya menjadi lebih murah.

c).  Daya hantar panas


Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan bahan tiap satuan
waktu. Diperhitungkan dalam satuan Kkal/jam 0C. Terutama diperhitungkan dalam pemakaian
mesin listrik beserta perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya hantar panas yang
tinggi sedangkan bahan-bahan bukan logam rendah.

d). Kekuatan tegangan tarik


Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas tanah. Oleh sebab itu,
bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut harus diketahui kekuatanya. Terutama menyangkut
penggunaan dalam pendistribusian tegangan tinggi. Penghantar listrik dapat berbentuk padat ,
cair , atau gas . yang berbentuk padat umumnya logam , elektrolit dan logam cair (air raksa)
merupakan penghantar cair , dan udara yang diionisasikan dan gas-gas mulia
(neon) ,kripton ,dsb) sebagai penghantar bentuk gas .

 e). Timbulnya daya electro motoris termo


Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan logam
yang berlainan jenis, karena dalam suatu rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektro-
motoris termo tersendiri bila terjadi perubahan temperatur suhu.
Daya elektro-motoris termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam pengaturan arus dan
tegangan dapat menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang
dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang digunakan dan sebanding dengan
perbedaan temperaturnya. Daya elektro-motoris yang dibangkitkan oleh perbedaan temperatur
disebut dengan daya elektro-motoris termo.

2.3. Macam macam bahan konduktor


Fungsi penghantar pada teknik lisrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik
ke titik lain Penghantar yang lazim digunakan antara lain: Tembaga dan Alumunium. Beberapa
bahan penghantar yang masih ada dan relevasinya ,antara lain :

a. alumunium
Alumunium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/cm3 , titik leleh 658 0C dan tidak

korosif .Daya hantar alumunium sebesar 35 m/ohm.mm2 atau kira- kira 61,4 % daya hantar

tembaga .alumunium mempunyai bentuk yang lunak , kekuatan tariknya hanya 9 km/mm2.

Untuk itu jika alumunium digunakan sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu

diperkuat dengan baja atau paduan Alumunium. Penggunaan yang demikian misalnya pada :

ACSR (Alumunium Conductor Steel Reinforced ). Penggunaan alumunium yang lain adalah

untuk bustar , dan karena alasan tertentu misalnya ekonomi, maka dibuat penghantar alumu nium

yang berisolasi , seperti : ACSR – OW . Menurut ASA (american Standart Association ), paduan

alumunium diberi tanda seperti pada tabel berikut :

Tabel 2.1 penandaan Paduan Alumunium

Nama Bahan Penaan daan

Alumunium (kemurnian minimum 99%) 1xxx

Paduan yang mayoritas terdiri dari :

Tembaga 2xxx

Mangan 3xxx

Silikon 4xxx

Magnesium 5xxx

Magnesium dan silikon 6xxx

Seng 7xxx

Lain-lain 8xxx

Seri-seri yang tidak digunakan 9xxx


b.      Tembaga

Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 mm2/m pada suhu 20 oC. Koefisien

suhu tembaga 0,004 per oC . Pemakaian tembaga pada teknik listrik yang terpenting adalah

sebagai penghantar, misalnya : kawat berisolasi (NYA, NYAF), kabel (NYM, NYY, NYFGbY),

busbar, lamel mesin dc, cincin seret pada mesin ac, dan lain-lain. Tembaga mempunyai

ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa jenis tembaga murni pada suhu 200C adalah

8,96 g/cm3, titik beku 10830C. Kekuatan tarik tembaga tidak tinggi berkisar antara 20

hingga 40 kg/mm2, kekuatan tarik batang tembaga akan naik setelah batang tembaga

diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat berisolasi atau kabel. Cara memperkecil

penampang batang tembaga menjadi kawat dengan menggunakan penarik

tembaga seperti gambar 2.1.

                                              

Gambar 2.1 Penarikan batang tembaga menjadi kawat

Untuk memperkecil penampang batang tembaga digunakan batu tarik (die) yang besarnya

beragam, makin ke ujung makin kecil penampang rautannya. Makin kecilpenampang kawat

diperlukan, makin banyak tahapan batu tarik yang digunakan. Bahan batu tarik untuk pembuatan

kawat yang cukup besar diameternya adalah wolframkarbida,sedangkan untuk pembuatan kawat

yang diameternya kecil adalah intan.Selama penarikan akan terjadi penambahan panjang. Untuk

itu roda tarik yang dipasangdi belakang batu tarik putarannya atau diameternya dibuat lebih

besar. Sesudahdiadakan penarikan terhadap batang tembaga menjadi kawat, tembaga akan lebih

lenting. Keadaan ini kurang baik digunakan sebagai kawat berisolasi atau kabel. Agar tembaga
menjadi lunak kembali perlu diadakan pemanasan. Namun harus diusahakanselama proses

penarikan tidak terjadi oksidasi. Setelah proses pemanasan selesai, maka proses pembuatan

kawat berisolasi atau kabel dapat dimulai. Untuk penghantar yang penampangnya lebih kecil dari

16 mm2 digunakan penghantar pejal, sedangkan untuk penghantar yang penampangnya > 16

mm2 digunakan penghantar serabut yang dipilin.

Kawat dari gulungan A ditarik melalui alat ekstrusi B . selanjutnya pvc yang keluar dari C

didinginkan pada bak pendingin D. Keluar dari D kawat yang sudah terisolasi diuji dengan

pengujian cetusan (spark testing) E, ditarik dengan penarik F dan selanjutnya digulung dengan

penggulung G.

c. Baja

Baja merupakan logam yang terbuat dari besi dengan campuran karbon. Berdasarkan campuran

karbonnya, baja dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu : baja dengan kadar karbon rendah ( 0

– 25 %), baja dengan kadar karbon menengah (0,25 –0,55 %), dan baja dengan kadar karbon

tinggi ( di atas 0,55 %). Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu :

 tetapi digunakan pada penghantar transmisi yaitu ACSR, dimana fungsi baja dalam hal ini

adalah untuk memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan seng.

Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian aluminium. Berdasarkan

pertimbangan di atas, maka dibuat penghantar bimetal (berbeda dengan termal bimetal pada

pengaman).

Keuntungan dari penghantar dengan menggunakan bimetal, antara lain :

a. Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar konduktor (efek kulit)
b. Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat penghantar terhindar

dari korosi. Pemakaian penghantar bimetal selain untuk kawat penghantar adalah untuk busbar,

pisau hubung, dan lain-lain.

d. Wolfram

Logam ini berwarna abu-abu keputih -putihan, mempunyai massa jenis 20 g/cm3, titik

leleh 34100C, titik didih 59000C, =4,4.10– 6 per 0 C, tahanan jenis 0,055 .mm2/m. Wolfram

diperoleh dari tambang yang pemisahannya dengan menggunakan magnetik atau proses kimia.

Dengan reaksi reduksi asam wolfram (H2WO4) dengan suhu 7000C diperoleh bubuk wolfram.

Bubuk wolfram kemudian dibentuk menjadi batangan dengan suatu proses yang disebut

metalurgi bubuk yang menggunakan tekanan dan suhu tinggi (2000 atm, 16000C) tanpa terjadi

oksidasi. Dengan menggunakan mesin penarik, batang wolfram diameternya dapat diperkecil

menjadi 0,01 mm (penarikan dilakukan pada keadaan panas). Penggunaan walfram pada teknik

listrik antara lain untuk : filamen (lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda), elektroda, tabung

elektronik, dan lain-lain.

e. Molibdenum

Sifat logam ini mirip dengan wolfram, begitu pula cara mendapatkannya. Molibdenum

mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh 26200C, titik didih 37000C, ? = 53. 10– 7 per 0 C,

resistivitasnya 0,048 ? .mm2/m, koefisien suhu 0,0047 per 0 C. Penggunaan Molibdenum, antara

lain : tabung sinar X, tabung hampa udara, karena molibdenum dapat membentuk lapisan yang

kuat dengan gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang keras, tahan

korosi, dan bagian-bagian yang digunakan pada suhu tinggi.

f. Platina
Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu-abuan, tidak korosif, sulit

terjadi peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia. Massa jenisnya 21,4 g/cm3,

titik leleh 17750C, titik didih 45300C, ? = 9. 10– 6 per 0 C, resistivitasnya 0,1 ? .mm2/m,

koefisien suhu 0,00307 per 0 C. Platina dapat dibentuk menjadi filament yang tipis dan batang

yang tipis-tipis.

Penggunaan platina pada teknik listrik antara lain untuk elemen pemanas pada

laboratorium tentang oven atau tungku pembakar yang memerlukan suhu tinggi yaitu di atas

13000C, untuk termokopel platina-rhodium (bekerja di atas 16000C), platina dengan diameter + 1

mikron digunakan untuk menggantung bagian gerak pada meter listrik dan instrumen sensitif

lainnya, dan untuk bahan potensiometer. Berikut adalah tabel konstanta untuk bahan penghantar.

g. Air Raksa

Air raksa adalah satu-satunya logam berbentuk cair pada suhu kamar.Resistivitasnya

0,95 .mm2/m, koefisien suhu 0,00027 per 0 C. Pada pemanasan diudara air raksa sangat mudah

terjadi oksidasi. Air raksa dan campurannya khusus uap air raksa adalah beracun. Penggunaan air

raksa antara lain : gas pengisi tabung elektronik, penghubung pada sakelar air raksa, cairan pada

pompa diffusi, elektroda pada instrumen untuk mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat.

Logan lain yang juga banyak digunakan pada teknik listrik, antara lain : tantalum dan niobium.

Tantalum dan niobium yang dipadukan dengan aluminium banyak digunakan sebagai kapasitor

elektrolitik.

h. Bahan-Bahan resistivitas Tinggi

Bahan resistivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang memerlukan resistansi yang

besar agar bila dialiri arus listrik akan terjadi penurunan tegangan yang besar. Contoh

penggunaan bahan resistivitas tinggi antara lain : pada pemanas listrik, rheostat dan resistor.

Bahan -bahan ini harus mempunyai koefisien suhu yang rendah. Untuk elemen pemanas, pada

suhu tinggi untuk waktu yang lama tidak boleh terjadi oksidasi dan meleleh.
Bahan-bahan yang resistivitasnya tinggi antara lain : konstantan, manganin, nikron dan

fechral yang komposisinya ditunjukkan pada tabel 6.3.

Tabel 6.3 Bahan Resistivitas Tinggi

Nama Paduan Komposisi Massa Resistivitas .m Koefisien suhu


(%) jenis m2/m 10– 5 per 0 C

Konstantan 60 Cu, 40 Ni 8,9 0,48 – 0,52 5,25


Kromel 0,7 Mn, 0,6 Ni, 23-27 Cr, 6,9 – 7,3 1,3 – 1,5 6,5
4,5-6,5 Al + Fe
Manganin 86 Cu, 12 Mn, 2 Ni 8,4 0,42 – 0,48 5,3
Nikrom 1,5 Mn, 75-78 Ni, 20-23 8,4 – 8,5 1 – 1,1 10 – 20
Cr, sisanya Fe
Fechral 0,7 Mn, 0,6 Ni, 12-15 Cr, 7,1 – 7,5 1,2 – 1,35 10 – 12
3,5-5 Al, sisanya Fe
Nikelin 54 Cu, 26 Ni, 20 Zn – 0,4 – 0,47 23

i. Timah Hitam

Timah hitam mempunyai massa jenis 11,4 g/cm3, agak lunak, meleleh pada suhu 3270C,

titik didih 15600C, warna abu-abu dan sangat mudah dibentuk, yang merupakan bahan yang

tahan korosi dan mempunyai konduktivitas 4,5 m/? .mm2. Pemakaian timah hitam pada teknik

listrik antara lain : sel akumulator, selubung kabel tanah, disamping digunakan sebagai pelindung

pada industri nuklir. Timah hitam tidak tahan terhadap pengaruh getaran dan mudah mengikat

sisa asam. Untuk pemakaian sebagai pelindung kabel tanah jika ditanam pada tempat tersebut

diperlukan pelindungan tambahan. Kapur basah, air laut, dan semen baah dapat bereaksi dengan

timah hitam. Itulah sebabnya disamping timah hitam sebagai pelidung kabel tanah, juga

digunakan paduan dari timah hitam yang mempunyai struktur kristal yang lebih halus, lebih kuat,

dan lebih tahan getaran. Tetapi bahan ini adalah lebih mudah korosi dan mengandung racun.
3). Kriteria bahan konduktor
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga
membutuhkan sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan penggunaan penghantar
itu sendiri. Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata juga sangat
ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat.  Sehingga suatu kompromi antara
nilai teknis dan ekonomi logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai kompromi
termurahlah yang akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat ini, logam
Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam penghantar lainnya
yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
kriteria mutu lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat – sifat
atau kondisi berikut ini, yaitu:
a).  Komposisi kimia.
b). Sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik   (elongation).
c). Sifat bending
d). Diameter dan variasi yang diijinkan.
e). Kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.

2.4.    Karakteristik Konduktor


Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor , yaitu :
a). Karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan
kekuatan tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-8:1981, untuk konduktor 70 mm
berselubung AAAC-S pada suhu sekitar 30°C, maka kemampuan maksimal dari konduktor
untuk menghantar arus adalah 275 A).
b). Karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik yang
melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S
pada suhu sekitar 30°C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar
arus adalah 275 A).

2.5 Klasifikasi Konduktor


2.5.1 Klasifikasi konduktor menurut bahannya:
1. kawat logam biasa, contoh:
a. BBC (Bare Copper Conductor).
b. AAC (All Aluminum Alloy Conductor).
2. kawat logam campuran (Alloy), contoh:
a. AAAC (All Aluminum Alloy Conductor)
b. kawat logam paduan (composite), seperti: kawat baja berlapis tembaga (Copper
Clad Steel) dan kawat baja berlapis aluminium (Aluminum Clad Steel).
3. kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau
lebih,
contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).

2.5.2 Klasifikasi konduktor menurut konstruksinya:


1. kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang dililit
menjadi satu, biasanya berlapis dan konsentris.
3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk
mendapatkan garis tengah luar yang besar.

2.5.3. Klasifikasi konduktor menurut bentuk fisiknya:


1. konduktor telanjang.
2. konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada bagian luarnya
diisolasi sesuai dengan peruntukan tegangan kerja, contoh:
a. Kabel twisted.
b. Kabel NYY
c. Kabel NYCY
d. Kabel NYFGBY

2.6.   Persyaratan Persyaratan Bahan Konduktor


a. Konduktifitasnya cukup baik.
b. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
c.  Koefisien muai panjangnya kecil.
d. Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Penghantar dalam teknik adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik, baik berupa zat

padat, cair atau gas . Karena  sifatnya yang konduktif maka disebut konduktor.

2. Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik . bahan ini mempunyai daya

hantar listrik ( Elecrical Conductivity ) yang besar dan tahanan listrik ( Electrical

Resistance) kecil.

3. Pada saat ini, logam tembaga dan Alumunium adalah logam yang terpilih diantara jenis

logam penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.

4. Untuk mengenal bahan-bahan yang dipakai untuk konduktor kita harus mengetahui jenis

bahan konduktor , kriteria konduktor dan sifat-sifat bahan konduktor . agar dalam

penggunaannya tepat sehingga tidak menimbulkan kerugian atau bahaya dalam

penggunaannya.   
3.2 SARAN

Kami membuat makalah ini yang berisi konduktor berisolasi kami sajikan

sebaik- baiknya agar pembaca dan mahasiswa mudah dalam memahami konduktor

berisolasidan lebih seksama sehingga dapat memberikan kritik dan sarannya

sebagai bahan pertimbangan untuk membuat makalah yang lebih baik nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/penghantar listrik

http://id.wikipedia.org/wiki/konduktor panas

http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/09/konduktor.html  

http://ilmu-elektronika.co.ii/index.php/komponen-elektronika/ bahan-bahan-listrik.html

muhaimin, 1999,Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik, Pradnya Paramita, jakarta.

Daryanto ,Drs.2001,Pengetahuan Teknik Listrik,PT. Bumi Aksara,Jakarta


https://www.coursehero.com/file/18446112/KONDUKTOR-1/

Anda mungkin juga menyukai