Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL

MANFAAT MATAHARI PAGI

NAMA: KRECENCIANA KETRIANI JUITA

KELAS: XII BAHASA 2

SMAK ST. IGNATIUS LOYOLA LABUAN BAJO

TAHUN 2019
MATAHARI PAGI

Paparan sinar matahari ternyata tidak seburuk yang Anda bayangkan. Mungkin
banyak anggapan yang menyatakan bahwa terkena panasnya matahari dapat
menyebabkan kejadian kanker kulit dan berbagai penyakit kulit lainnya. Namun
tahukah anda vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh 90%-nya berasal dari sinar
matahari?

a. Apa fungsi vitamin D?


Vitamin D merupakan salah satu vitamin larut lemak yang sangat dibutuhkan
untuk kesehatan, terutama kesehatan tulang. Vitamin  yang sering kali disebut
dengan vitamin matahari ini, berfungsi untuk meningkatkan penyerapan kalsium
yang baik untuk kesehatan tulang, menjaga kadar kalsium dan fosfor untuk tetap
normal, meningkatkan pertumbuhan sel tulang, dan meringankan peradangan ketika
terjadi infeksi di dalam tubuh.
Menurut Harvard University, diperkirakan terdapat 1 miliar orang yang
mengalami kekurangan vitamin D. Penelitian lain menemukan fakta bahwa vitamin
D juga bisa mencegah penyakit kanker payudara, multiple sclerosis,
dan skizofrenia. Dari The Archive of Internal Medicine, diketahui bahwa orang yang
memiliki kadar vitamin D yang kurang, memiliki risiko untuk meninggal dunia 2 kali
lebih tinggi yang diakibatkan oleh berbagai penyakit jantung. Bahkan penelitian yang
dilakukan di Kanada menyebutkan bahwa kekurangan vitamin D berhubungan
dengan kejadian kanker payudara pada wanita. Tidak hanya itu, penelitian yang
dilaporkan dalam Archives of General Psychiatry menemukan hubungan
kekurangan vitamin D dengan peningkatan depresi pada perempuan dan laki-laki
yang berumur 65 hingga 95 tahun. Vitamin D yang rata-rata dibutuhkan oleh tubuh
adalah 15 mcg per hari dan untuk usia lebih dari 65 tahun membutuhkan vitamin D
sebesar 25 mcg per hari.
b. Bagaimana sinar matahari merangsang tubuh untuk memproduksi vitamin D?
Tubuh dirancang untuk memproduksi vitamin D secara otomatis ketika kulit
terpapar sinar matahari. Sinar matahari mengandung sinar ultraviolet B (UVB). Saat
UV B terkena kulit, maka kulit akan membentuk vitamin D3 (cholecalciferol) dalam
jumlah besar. Vitamin D3 merupakan previtamin dari vitamin D yang akan langsung
disalurkan ke hati dan ginjal untuk menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan oleh
tubuh.
Sebenarnya, tidak perlu waktu yang lama terpapar sinar matahari untuk kulit
membentuk vitamin D3 tersebut, bahkan hanya 15 menit saja untuk orang memiliki
kulit putih. Sedangkan orang yang memiliki jenis kulit yang gelap membutuhkan
waktu lebih lama, sekitar 90 menit. Namun, Anda tidak perlu ‘membakar’ kulit Anda
berjam-jam untuk mendapatkan vitamin D. Kulit yang terpapar sinar matahari dalam
waktu yang sebentar saja, dapat menghasilkan jumlah vitamin D yang dibutuhkan
tubuh untuk kebutuhan sehari.

c. Apa saja yang mempengaruhi jumlah vitamin D yang dihasilkan saat berjemur?
Pada dasarnya, tubuh Anda bisa memproduksi 250 mcg hingga 625 mcg dalam
waktu sebentar saja, tergantung dengan warna kulit dan pakaian yang dikenakan.
Semakin banyak bagian kulit yang terkena sinar matahari, maka semakin banyak
juga vitamin D yang dihasilkan tubuh. Berikut adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah vitamin D yang dihasilkan:
1. Waktu terkena sinar matahari

Waktu untuk menyerap sinar matahari sangat berpengaruh terhadap jumlah


vitamin D yang akan dihasilkan tubuh. Ketika di pagi atau petang hari, biasanya
atmosfer menghalangi sinar matahari sehingga sinar UV B tidak dapat tembus dan tidak
terkena kulit. Semakin siang, semakin banyak vitamin D yang diproduksi.
Sederhananya, semakin tinggi bayangan yang Anda miliki, semakin sedikit vitamin D
yang dihasilkan, dan sebaliknya.
Melanin adalah zat yang mempengaruhi warna kulit seseorang. Semakin
banyak melanin yang dimiliki, semakin gelap warna kulit seseorang. Jumlah melanin
juga menentukan jumlah vitamin D yang bisa dihasilkan oleh tubuh. Fungsi dari
melanin adalah menjaga kulit dari kerusakan yang dapat diakibatkan oleh paparan
sinar UVB yang terlalu banyak, sehingga kulit yang berwarna gelap mengandung
banyak melanin dan menghambat sinar UVB untuk diserap oleh kulit. Sinar UVB
yang sedikit diserap menyebabkan vitamin D yang dihasilkan sedikit. Itu sebabnya,
jika Anda memiliki kulit yang gelap, maka Anda membutuhkan waktu yang lebih
banyak untuk terpapar sinar matahari agar tubuh menghasilkan vitamin D.
Orang yang berkulit putih, mungkin hanya membutuhkan 15 menit terkena
sinar matahari. Sedangkan sorang yang berkulit lebih gelap, membutuhkan waktu
setidaknya 6 kali lebih lama dibandingkan dengan orang berkulit putih.
2. Faktor lainnya
Faktor lain yang mempengaruhi produksi vitamin D yang berasal dari sinar
matahari adalah:

 Sebanyak apa bagian tubuh yang terkena sinar matahari.


 Usia. Semakin bertambahnya usia, semakin menurun kemampuan untuk
menghasilkan vitamin D.
 Lokasi. Sinar matahari sebenarnya lebih memiliki kualitas yang bagus jika
lokasinya semakin tinggi. Kulit Anda akan mudah membentuk vitamin D dari
sinar matahari jika Anda berada di daerah pegunungan dibandingkan dengan
pantai.
 Cuaca yang mendung membuat sinar UVB tidak bisa mengenai kulit Anda.
 Polusi udara dapat menyebabkan sinar UVB terpantul dan tidak sampai pada
kulit. Sehingga jika Anda tinggal di tempat yang memiliki polusi udara yang
tinggi, maka bisa saja Anda kekurangan vitamin D karena polusi udara
menghambat sinar UVB.

3. Siapa yang berisiko mengalami kekurangan vitamin D?


Sebagian orang mungkin berisiko mengalami kekurangan vitamin D karena
tidak terpapar dengan sinar matahari, sehingga tidak ada vitamin D yang terbentuk.
Orang-orang ini adalah:
 Orang yang memiliki kulit gelap. Kelompok ini membutuhkan sinar UV yang
lebih banyak untuk bisa menghasilkan vitamin D.
 Orang tua atau lanjut usia yang hampir menghabiskan seluruh waktunya di
dalam ruangan.
 Bayi yang ibunya mengalami kekurangan vitamin Dsaat hamil.
 Mengonsumsi beberapa obat-obatan yang mempengaruhi produksi vitamin D
dan kalsium.
 Kelompok yang memang harus menghindari sinar matahari, seperti orang
yang memiliki riwayat kanker kulit.

 Kelompok-kelompok tersebut biasanya membutuhkan suplemen vitamin D


untuk menunjang kebutuhannya sehari-hari. Selain itu, kelompok yang
berisiko mengalami kekurangan vitamin D, dianjurkan untuk mengonsumsi
berbagai sumber makanan yang mengandung vitamin D seperti susu, lemak
ikan yang ada pada ikan tuna dan salmon, hati sapi, kuning telur, dan sereal.

Anda mungkin juga menyukai