Anda di halaman 1dari 16

Disusun Oleh :

Nama : SITI MARHAMAH


No. Absen : 133
Kelas : X MIPA 1

SMA NEGERI 1 WADASLINTANG


TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Makalah Biologi ini tepat
waktu.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Biologi Kelas X SMA Negeri 1 Wadaslintang Tahun Pelajaran 2020/2021.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang dalam kepada semua
pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya
makalah ini.
Akhirnya saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulisan makalah ini yang akan datang.

Wadaslintang, 3 Februari 2021


Penulis

SITI MARHAMAH

 
 

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II ISI................................................................................................................. 3
A. Pembiakan Virus.................................................................................... 3
1. Cara perbenihan jaringan (in vitro).................................................. 3
2. Cara telur bertunas (in ovo)............................................................. 4
B. Penyakit manusia yang Disebabkan oleh Virus..................................... 5
C. Mekanisme Pertahanan.......................................................................... 9
D. Pencegahan dan Pengobatan.................................................................. 10
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 12
A. Kesimpulan............................................................................................ 12
B. Saran....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 13
 
 

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di
luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam
nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam
bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.
Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik
maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel
eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara
istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel
prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).Virus sering
diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan
fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu
terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan
HIV), hewan ( misalnya virus fluburung), atau tanaman (misalnya virus mosaik
tembakau/TMV).Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai
penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat
daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang
ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman
yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena
tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan
tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun
tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan
penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri

1
penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati
saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.
Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah Martinus Beijerinck dari
Belanda menemukan bahwa agen infeksi di dalam getah yang sudah disaring tersebut
dapat bereproduksi karena kemampuannya menimbulkan penyakit tidak berkurang
setelah beberapa kali ditransfer antartanaman.Patogen mosaik tembakau disimpulkan
sebagai bukan bakteri, melainkan merupakan contagium vivum fluidum, yaitu sejenis
cairan hidup pembawa penyakit.Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch
melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang
tidak dapat dilewati bakteri.
Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri
yang sangat kecil.Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell
Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab
penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau. Virus ini juga
merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada
tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembiakan virus ?
2. Penyakit apa yang di timbulkan oleh virus ?
3. bagaimana mencegah dan mengobati penyakit yang di timbulkan oleh virus ?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui tentang pembiakan virus
2. Agar mengetahui tentang penyakit yang di timbulkan oleh virus
3. Untuk memahami dan mengetahui pencegahan dan pengobatan penyakit yang
ditimbulkan oleh virus

2
BAB II
ISI

A. Pembiakan Virus
Virus adalah parasit obligat intrasel, karenanya virus tidak dapat berkembang
biak di dalam medium mati. Ada tiga cara mengembangbiakan virus, yaitu: cara
perbenihan jaringan (in vitro) dan telur bertunas (in ovo).
1. Cara perbenihan jaringan (in vitro)
In vitro pada sel yang ditumbuhkan dalam bentuk potongan organ (biakan
organ), potongan kecil jaringan (biakan jaringan), sel-sel yang telah dilepaskan dari
pengikatnya (biakan sel). Biakan organ dan biakan jaringan hanya dapat bertahan
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu saja. Sedangkan biakan sel dapat
bertahan beberapa hari sampai beberapa waktu yang tak terbatas, tergantung pada
jenis biakan. Biakan sel terbagi atas:
a. Biakan sel primer
Sel diambil dalam keadaan segar dari binatang. Sel demikian mampu
secara terbatas membelah dan selanjutnya mati, misalnya biakan primer berasal
dari ginjal monyet, embrio ayam, dll. Proses pembuatan biakan sel dimulai
dengan pelepasan sel-sel dari alat-alat tubuh dengan mengocok sepotong
jaringan dengan larutan tripsin. Sel-sel yang didapatkan dalam suspensi ini
kemudian dibiakan dalam larutan pembenihan tertentu. Sel-sel akan tumbuh
melekat pada dinding tabung sampai mebentuk selapis jaringan yang siap
digunakan untuk pembiakan virus. Sel-sel ini dapat dipindahbiakan dengan
membuat suspensi baru dan disebarkan dalam tabung-tabung lain sehingga
didapat biakan sekunder. Tergantung pada asal sel, di dalam biakan jaringan
akan didapatkan sel-sel jenis tertentu. Misalnya biakan sel-sel jaringan yang
berasal dari ginjal monyet akan menghasilkan sel-sel jenis epitel. Biakan yang
berasal dari embrio ayam akan menghasilkan sel jenis fibroblas. Jenis sel
tertentu diperlukan untuk pembiakan virus-virus tertentu.
Virus yang dibiakan di dalam sel biakan jaringan dapat menimbulkan
ESP (Efek Sitopatogenik), seperti perubahan bentuk sel menjadi lebih bulat,
perubahan pada inti sel, kemungkinan pembentukkan jisim atau sel sinsitia dan

3
juga sel-sel akan melepas dari dinding tabung.infeksi selanjutnya akan
menyerang sel-sel disekitarnya dan bila pada tepat itu sudah ada banyak sel
yang terlepas, maka akan tampak sebagai tempat yang berlubang dan tempat ini
disebut plaque. Tiap virion infektif dalam biakan sel dapat
membentuk plaque dan ini dapat dipakai untuk titrasi virus, sama halnya dengan
pembentukkan koloni oleh kuman pada permukaan perbenihan padat.
b. Biakan sel haploid
Yaitu kumpulan satu jenis sel yang mampu membelah kira-kira 100 kali
sebelum mati.
c. Biakan sel letusan (continous cell lines culture)
Yaitu sel yang mampu membelah tak terbatas. Kromosomnya sudah bersifat
poliploid atau aneuploid. Dapat berasal dari sel tumor ganas ataupun sel diploid
yang telah mengalami transformasi. Diantaranya adalah sel Hela, Hep-2, KB
yang berasal dari manusia, BHK-21 yang berasal dari binatang hamster, sel
LLC-MK dari ginjal monyet, J-III dari leukemia manusia dan sebagainya.
Cara pembiakan in vitro dapat bermanfaat untuk:
 Isolasi primer virus dari bahan klinis. Untuk itu, dipilih sel yang mempunyai
kepekaan tinggi, mudah dan cepat menimbulkan ESP
 Pembuatan vaksin. Untuk itu, dipilih sel yang mampu menghasilkan virus dalam
jumlah besar
 Penyelidikan biokimiawi, biasanya dipilih biakan sel terusan dalam bentuk
suspensi
2. Cara telur bertunas (in ovo)
Telur juga merupakan perbenihan virus yang sudah steril dan embrio telur
yang tumbuh di dalamnya tidak mebentuk zat anti yang dapat mengganggu
pertumbuhan virus. Karena telur merupakan sumber sel hidup yang relatif murah
untuk isolasi virus, maka cara in ovo ini sering digunakan dalam laboratorium.
Cara pertama: dengan mempergunakan lapisan luar (lapisan ektoderm)
selaput korioalantois telur berembrio 10 hari. Cara penanaman ini berguna untuk
isolasi virus yang menyebabkan kelainan pada kulit yang dulu digolongkan sebagai
virus dermatotrofik seperti virus variola, virus vaccinia, dan virus herpes. Tiap
virion yang infektif akan meyerang sel-sel di sekitarnya dan menibulkan reaksi

4
inflamasi yang dapat dilihat sebagai bercak putih yang disebut pock. Pock ini
berlainan ukurannya dan bersifat bergantung pada virus yang menyebabkannya.
Cara penanaman pada selaput korioalantois juga berguna untuk titrasi virus dan
titrasi antibodi terhadap virus dengan teknik menghitung jumlah pock.
Cara kedua: dengan menyuntikkan bahan ke dalam ruang anion terlur
berembrio yang berumur 10-15 hari. Cara ini terutama untuk isolasi virus influenza
dan virus parotitis karena virus ini tumbuh di dalam sel epitel paru-paru embrio
yang sedang berkembang. Adanya perkembangan virus dikenal dengan adanya
reaksi hemaglutinasi.
B. Penyakit manusia yang Disebabkan oleh Virus
Contoh penyakit manusia yang umum yang disebabkan oleh virus termasuk
pilek, influenza, cacar air dan luka dingin. Banyak penyakit serius seperti ebola, AIDS,
flu burung dan SARS disebabkan oleh virus. Kemampuan relatif dari virus untuk
menyebabkan penyakit dijelaskan dalam hal virulensi. Penyakit lainnya yang sedang
diselidiki, apakah mereka juga memiliki virus sebagai agen penyebab, seperti hubungan
yang mungkin antara virus herpes manusia enam (HHV6) dan penyakit saraf seperti
multiple sclerosis dan sindrom kelelahan kronis. Ada kontroversi mengenai apakah
virus Borna, yang sebelumnya diduga menyebabkan penyakit saraf pada kuda, bisa
bertanggung jawab untuk penyakit kejiwaan pada manusia.
Virus memiliki mekanisme yang berbeda dengan yang mereka hasilkan penyakit
pada organisme, yang sebagian besar tergantung pada spesies virus. Mekanisme pada
tingkat sel terutama meliputi lisis sel, kematian terbuka dan selanjutnya melanggar sel.
Pada organisme multiseluler, jika sel-sel cukup mati seluruh organisme akan mulai
untuk menderita efek. Meskipun virus menyebabkan gangguan homeostasis sehat,
mengakibatkan penyakit, mereka mungkin ada yang relatif tidak berbahaya dalam suatu
organisme. Sebuah contoh akan mencakup kemampuan dari virus herpes simplex, yang
menyebabkan luka dingin, untuk tetap dalam keadaan aktif dalam tubuh manusia. Ini
disebut latency dan merupakan karakteristik dari semua virus herpes termasuk virus
Epstein-Barr, yang menyebabkan demam kelenjar, dan virus varicella zoster, yang
menyebabkan cacar air. Kebanyakan orang telah terinfeksi dengan setidaknya salah satu
jenis virus herpes. Namun, virus ini mungkin kadang-kadang laten bermanfaat, sebagai
kehadiran virus dapat meningkatkan kekebalan terhadap bakteri patogen, seperti''''pestis

5
Yersinia. Di sisi lain, cacar air infeksi laten kembali di kemudian hari sebagai penyakit
yang disebut herpes zoster.
Beberapa virus dapat menyebabkan infeksi seumur hidup atau kronis, di mana
virus terus bereplikasi dalam tubuh meskipun mekanisme pertahanan tuan rumah. Ini
adalah umum pada hepatitis B virus dan infeksi virus hepatitis C. Orang yang terinfeksi
kronis yang dikenal sebagai pembawa, karena mereka berfungsi sebagai reservoir virus
menular. Dalam populasi dengan proporsi yang tinggi dari operator, penyakit ini
dikatakan endemik. Berbeda dengan infeksi virus akut litik kegigihan ini menyiratkan
interaksi kompatibel dengan organisme inang. Virus persisten bahkan mungkin
memperluas potensi evolusioner dari spesies inang.
1. Epidemiologi
Epidemiologi virus adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan
dengan transmisi dan pengendalian infeksi virus pada manusia. Penularan virus bisa
vertikal, yaitu dari ibu ke anak, atau horizontal, yang berarti dari orang ke orang.
Contoh transmisi vertikal termasuk virus hepatitis B dan HIV di mana bayi lahir
sudah terinfeksi virus. Lain, lebih jarang, contohnya adalah virus varicella zoster,
yang meskipun menyebabkan infeksi relatif ringan pada manusia, dapat berakibat
fatal bagi bayi yang baru lahir janin dan.
Transmisi horizontal adalah mekanisme yang paling umum penyebaran virus dalam
populasi. Transmisi dapat pertukaran darah dengan aktivitas seksual, misalnya HIV,
hepatitis B dan hepatitis C; melalui mulut dengan pertukaran air liur, misalnya virus
Epstein-Barr, atau dari makanan yang terkontaminasi atau air, norovirus misalnya;
dengan menghirup virus dalam bentuk aerosol, misalnya virus influenza, dan oleh
vektor serangga seperti nyamuk, misalnya demam berdarah. Tingkat atau kecepatan
penularan infeksi virus tergantung pada faktor-faktor yang meliputi kepadatan
penduduk, jumlah individu yang rentan, (yaitu orang-orang yang tidak kebal),
kualitas perawatan kesehatan dan cuaca.
Epidemiologi digunakan untuk memutus rantai infeksi pada populasi selama
wabah penyakit virus. Langkah pengendalian yang digunakan yang didasarkan pada
pengetahuan tentang bagaimana virus ditularkan. Hal ini penting untuk menemukan
sumber, atau sumber, wabah dan untuk mengidentifikasi virus. Setelah virus telah
diidentifikasi, rantai penularan kadang-kadang bisa dipatahkan oleh vaksin. Ketika

6
vaksin tidak tersedia sanitasi dan desinfeksi bisa efektif. Seringkali orang terinfeksi
diisolasi dari sisa masyarakat dan orang-orang yang telah terkena virus ditempatkan
di karantina. Untuk mengontrol wabah penyakit kaki dan mulut pada sapi di Inggris
pada tahun 2001, ribuan ternak dibantai. Sebagian besar infeksi virus dari manusia
dan hewan lain memiliki periode inkubasi selama infeksi tidak menyebabkan tanda-
tanda atau gejala. Inkubasi periode untuk penyakit virus berkisar dari beberapa hari
sampai beberapa minggu tetapi kebanyakan infeksi dikenal. Agak tumpang tindih,
tetapi terutama setelah periode inkubasi, ada periode penularan, waktu ketika
seorang individu yang terinfeksi atau hewan menular dan dapat menginfeksi orang
lain atau hewan. Hal ini juga dikenal untuk infeksi virus banyak dan pengetahuan
panjang kedua periode penting dalam pengendalian wabah. Ketika wabah
menyebabkan proporsi sangat tinggi dari kasus di wilayah populasi, masyarakat atau
mereka disebut epidemi. Jika wabah menyebar ke seluruh dunia mereka disebut
pandemi.
2. Epidemi dan pandemi
Populasi penduduk asli Amerika hancur oleh penyakit menular, terutama
penyakit cacar, yang dibawa ke Amerika oleh kolonis Eropa. Tidak jelas berapa
banyak penduduk asli Amerika tewas oleh penyakit asing setelah kedatangan
Columbus di Amerika, namun jumlah telah diperkirakan akan mendekati 70% dari
penduduk pribumi. Kerusakan yang dilakukan oleh penyakit ini secara signifikan
dibantu upaya Eropa untuk menggantikan dan menaklukkan penduduk asli.
Pandemi adalah epidemi di seluruh dunia. Pandemi flu tahun 1918, sering disebut
sebagai flu Spanyol, kategori 5 pandemi influenza disebabkan oleh influenza yang
luar biasa parah dan mematikan virus. Para korban seringkali orang dewasa muda
sehat, berbeda dengan wabah influenza yang paling, yang sebagian besar
mempengaruhi pasien remaja, lanjut usia, atau melemah. Pandemi flu Spanyol
berlangsung 1918-1919. Perkiraan Lama mengatakan itu menewaskan 40-50 juta
orang, sementara penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa mungkin telah
membunuh sebanyak 100 juta orang, atau 5% dari populasi dunia pada tahun 1918.
Sebagian besar peneliti percaya bahwa HIV berasal dari sub-Sahara Afrika
selama abad kedua puluh, sekarang pandemi, dengan 38,6 juta orang diperkirakan
kini hidup dengan penyakit di seluruh dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa Program

7
Bersama tentang HIV / AIDS (UNAIDS) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta orang sejak
pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981, menjadikannya salah satu epidemi
yang paling destruktif dalam mencatat sejarah. Pada tahun 2007 ada 2,7 juta infeksi
HIV baru dan 2 juta kematian terkait HIV. Beberapa patogen virus yang sangat
mematikan adalah anggota Filoviridae''''. Filoviruses adalah filamen seperti virus
yang menyebabkan demam hemoragik virus, dan termasuk ebola dan virus
Marburg. Virus Marburg menarik perhatian pers luas pada bulan April 2005 untuk
wabah di Angola. Dimulai pada Oktober 2004 dan terus ke 2005, wabah itu epidemi
terburuk di dunia dari segala jenis virus demam berdarah.
3. Kanker
Virus merupakan penyebab kanker yang didirikan pada manusia dan spesies
lainnya. Kanker virus hanya terjadi pada sebagian kecil orang yang terinfeksi (atau
hewan). Virus kanker berasal dari berbagai keluarga virus, termasuk virus RNA dan
DNA, dan sehingga tidak ada satu jenis "oncovirus" (istilah usang awalnya
digunakan untuk retrovirus akut mengubah). Perkembangan kanker ditentukan oleh
berbagai faktor seperti kekebalan host dan mutasi dalam host. Virus diterima
menyebabkan kanker pada manusia mencakup beberapa genotipe human
papillomavirus, virus hepatitis B, virus hepatitis C, virus Epstein-Barr, sarkoma
Kaposi yang terkait virus herpes dan human T-lymphotropic virus. Virus kanker
yang paling baru ditemukan manusia adalah polyomavirus (polyomavirus sel
Merkel) yang menyebabkan kebanyakan kasus suatu bentuk yang jarang dari kanker
kulit yang disebut karsinoma sel Merkel.
Virus hepatitis dapat berkembang menjadi infeksi virus kronis yang
mengarah ke kanker hati. Infeksi oleh human T-lymphotropic virus dapat
menyebabkan paraparesis spastik tropis dan dewasa T-cell leukemia. Human
papillomaviruses merupakan penyebab mapan kanker leher rahim, kulit, anus penis,
dan. Dalam''Herpesviridae'', sarkoma-terkait virus herpes Kaposi menyebabkan
sarkoma Kaposi dan limfoma rongga tubuh, dan Epstein-Barr virus penyebab
limfoma Burkitt, limfoma Hodgkin, B gangguan lymphoproliferative dan karsinoma
nasofaring. Sel Merkel polyomavirus terkait erat dengan SV40 dan polyomaviruses

8
mouse yang telah digunakan sebagai model hewan untuk virus kanker selama lebih
dari 50 tahun.

C. Mekanisme pertahanan tuan rumah


Garis pertama pertahanan tubuh terhadap virus adalah sistem kekebalan tubuh
bawaan. Ini terdiri dari sel-sel dan mekanisme lain yang membela tuan rumah dari
infeksi dengan cara yang non-spesifik. Ini berarti bahwa sel-sel dari sistem bawaan
mengenali, dan merespon, patogen dengan cara yang umum, tapi tidak seperti sistem
kekebalan tubuh adaptif, itu tidak memberikan kekebalan jangka panjang atau
pelindung tuan rumah. Interferensi RNA adalah pertahanan bawaan penting terhadap
virus. Banyak virus memiliki strategi replikasi yang melibatkan RNA untai ganda
(dsRNA). Ketika seperti virus menginfeksi sel, ia melepaskan nya molekul RNA atau
molekul, yang segera mengikat kompleks protein yang disebut pemain dadu yang
memotong RNA menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Sebuah jalur biokimia
yang disebut kompleks RISC diaktifkan, yang menurunkan mRNA virus dan sel
bertahan infeksi. Rotaviruses menghindari mekanisme ini dengan tidak uncoating
sepenuhnya di dalam sel dan dengan melepaskan mRNA yang baru dihasilkan melalui
pori-pori di dalam kapsid partikel. Para dsRNA genomik tetap dilindungi di dalam inti
dari virion.
Ketika sistem kekebalan tubuh adaptif dari suatu pertemuan vertebrata virus,
menghasilkan antibodi spesifik yang mengikat virus dan membuat itu tidak menular. Ini
disebut imunitas humoral. Dua jenis antibodi penting. Yang disebut pertama IgM sangat
efektif menetralkan virus tetapi hanya diproduksi oleh sel-sel dari sistem kekebalan
tubuh selama beberapa minggu. Yang kedua, disebut, IgG diproduksi tanpa batas.
Kehadiran IgM dalam darah host digunakan untuk menguji untuk infeksi akut,
sementara IgG menunjukkan infeksi waktu di masa lalu. IgG antibodi diukur ketika tes
untuk kekebalan dilakukan. Sebuah pertahanan kedua vertebrata terhadap virus disebut
imunitas yang diperantarai sel dan melibatkan sel-sel imun yang dikenal sebagai sel T.
Sel-sel tubuh terus-menerus menampilkan fragmen singkat mereka pada protein
permukaan sel, dan jika sebuah sel T mengenali fragmen virus yang mencurigakan di
sana, sel inang dihancurkan oleh sel T pembunuh''''dan virus-spesifik T-sel berkembang
biak. Sel-sel seperti makrofag adalah spesialis di presentasi antigen. Produksi interferon

9
merupakan mekanisme pertahanan yang penting tuan. Ini adalah hormon yang
diproduksi oleh tubuh ketika virus hadir. Perannya dalam kekebalan yang kompleks,
namun pada akhirnya menghentikan virus dari mereproduksi dengan membunuh sel
yang terinfeksi dan tetangga dekatnya.
Tidak semua infeksi virus menghasilkan respon imun protektif dengan cara ini.
HIV menghindari sistem kekebalan tubuh dengan terus-menerus mengubah urutan asam
amino dari protein pada permukaan virion. Virus ini terus-menerus menghindari kontrol
kekebalan tubuh dengan penyerapan, blokade presentasi antigen, resistensi sitokin,
penghindaran dari aktivitas sel pembunuh alami, melarikan diri dari apoptosis, dan
antigenic shift. Virus lain, yang disebut''''neurotropic virus, yang disebarkan oleh saraf
tersebar dimana sistem kekebalan tubuh mungkin tidak dapat menjangkau mereka.

D. Pencegahan dan Pengobatan
Karena virus menggunakan jalur metabolik vital dalam sel inang untuk meniru,
mereka sulit untuk menghilangkan tanpa menggunakan obat yang menimbulkan efek
toksik untuk host sel pada umumnya. Pendekatan medis yang paling efektif untuk
penyakit virus vaksinasi pencegahan untuk memberikan kekebalan terhadap infeksi, dan
obat antivirus yang selektif mengganggu replikasi virus.
1. Vaksin
Vaksinasi adalah cara yang murah dan efektif untuk mencegah infeksi oleh
virus. Vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi virus jauh sebelum
penemuan virus yang sebenarnya. Penggunaan mereka telah menghasilkan
penurunan dramatis dalam morbiditas (penyakit) dan mortalitas (kematian) yang
berhubungan dengan infeksi virus seperti polio, campak, gondok dan rubela. Infeksi
cacar telah diberantas. Vaksin yang tersedia untuk mencegah infeksi virus selama
tiga belas manusia, dan lebih banyak digunakan untuk mencegah infeksi virus
hewan. Vaksin dapat terdiri dari virus hidup yang dilemahkan atau dibunuh, atau
protein virus (antigen). Vaksin hidup berisi bentuk lemah dari virus yang
menyebabkan penyakit. Virus seperti ini disebut dilemahkan. Vaksin hidup dapat
berbahaya apabila diberikan pada orang dengan kekebalan lemah, (yang
digambarkan sebagai immunocompromised), karena dalam orang-orang ini, virus
yang lemah dapat menyebabkan penyakit asli. Bioteknologi dan teknik rekayasa

10
genetik yang digunakan untuk memproduksi vaksin subunit. Vaksin ini hanya
menggunakan protein kapsid virus. Vaksin hepatitis B adalah contoh dari jenis
vaksin. Vaksin subunit yang aman untuk pasien immunocompromised karena
mereka tidak dapat menyebabkan penyakit. Virus vaksin demam kuning, strain
hidup yang dilemahkan disebut 17D, mungkin vaksin yang paling aman dan paling
efektif yang pernah dihasilkan.
2. Obat antivirus
Selama dua puluh tahun terakhir, pengembangan obat antivirus telah
meningkat pesat. Ini telah didorong oleh pandemi AIDS. Obat antivirus analog
nukleosida sering, (blok bangunan DNA palsu), yang dimasukkan ke dalam genom
virus mereka selama replikasi. Siklus hidup virus tersebut kemudian dihentikan
karena DNA yang baru disintesis tidak aktif. Hal ini karena kurangnya analog gugus
hidroksil, yang, bersama dengan atom fosfor, link bersama untuk membentuk
"tulang punggung" yang kuat dari molekul DNA. Hal ini disebut DNA pemutusan
rantai. Contoh analog nukleosida yang asiklovir untuk herpes simpleks infeksi virus
dan lamivudine untuk HIV dan Hepatitis B infeksi virus. Asiklovir adalah salah satu
obat antivirus tertua dan paling sering diresepkan.
Obat antivirus lain dalam tahap menargetkan penggunaan yang berbeda dari
siklus hidup virus. HIV adalah tergantung pada enzim proteolitik yang disebut
protease HIV-1 untuk itu untuk menjadi sepenuhnya menular. Ada kelas besar obat
yang disebut inhibitor protease yang menonaktifkan enzim ini. Hepatitis C
disebabkan oleh virus RNA. Dalam 80% dari orang yang terinfeksi, penyakit ini
kronis, dan tanpa pengobatan, mereka terinfeksi selama sisa hidup mereka. Namun,
sekarang ada pengobatan yang efektif yang menggunakan analog nukleosida obat
ribavirin dikombinasikan dengan interferon. Pengobatan kurir kronis dari virus
hepatitis B dengan menggunakan strategi yang sama menggunakan lamivudine telah
dikembangkan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Virus adalah parasit obligat intrasel, karenanya virus tidak dapat berkembang biak
di dalam medium mati. Ada dua cara mengembangbiakan virus, yaitu: cara
perbenihan jaringan (in vitro) dan telur bertunas (in ovo).
2. Perbenihan jaringan (in vitro),  pembiakannya terbagi atas : Biakan sel primer,
biakan sel haploid, dan biakan sel letusan (continous cell lines culture).
3. Pembiakan dengan cara telur bertunas (in ovo), pembiakan terdiri atas :  Cara
pertama: dengan mempergunakan lapisan luar (lapisan ektoderm) selaput
korioalantois telur berembrio 10 hari. Cara kedua: dengan menyuntikkan bahan ke
dalam ruang anion terlur berembrio yang berumur 10-15 hari.
4. Contoh penyakit manusia yang umum yang disebabkan oleh virus termasuk pilek,
influenza, cacar air dan luka dingin. Banyak penyakit serius seperti ebola, AIDS, flu
burung dan SARS.
5. Cara mencegah dan mengobati penyakit yang ditimbulkan oleh virus, antara
lain : Vaksin, obat antivirus

B. Saran
Setiap unsur memiliki kerugian dan keuntungan begitu pula dengan virus. Virus
memiliki kerugian dan juga keuntungan bagi manusia. Semakin orang menjadi pintar
semakin orang menyadari bahwa dirinya tidak banyak tahu atas segala sesuatu. Dan kita
tidak boleh menganggap ringan tintang hal yang kecil karena sesuatu yang kecil itu
bahkan lebih membahayakan dari pada hal yang besar sehingga kebanyakan orang yang
terkenal(orang besar) jatuh karena tidak melihat hal yang kecil itu.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/virologi/ tentang pembiakan virus


http://www.news-medical.net/health/Human-Diseases-Caused-by-Viruses-%28Indonesian
%29.aspx penyakit yang disebabkan oleh virus
http://www.news-medical.net/health/Human-Diseases-Caused-by-Viruses-%28Indonesian
%29.aspx pencegahan dan pengobatan untuk enyakit yang di timbulkan oleh virus

13

Anda mungkin juga menyukai