Riastuti Handayani
NPM : 2106763202
KASUS 1
Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis adalah penyakit dimana kadar gula di
dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin.
Diabetes Mellitus adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan
tubuh memproduksi hormone insulin atau karena sel-sel dalam tubuh tidak dapat merespon
insulin yang tersedia, sehingga penggunaannya tidak efektif, dan ditandai dengan tingginya
kadar gulka dalam darah. (dr. Liz Marisa A : 2014)
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang umum terjadi pada dewasa
yang membutuhkan supervise medis berkelanjutan dan edukasi perawatan mandiri pada
pasien. Namun, bergantung padda tipe DM dan usia pasien, kebutuhan dan asuhan
keperawatan pasien sangat berbeda (LeMone, Priscilla, 2016).
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis progresif yang ditandai
ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolism karbohidrat, lemak dan protein,
mengarah ke hiperglikemia ( kadar glukosa darah tinggi). Diabetes mellitus terkadang dirujuk
sebagai “gula tinggi”, baik oleh klien maupun penyedia layanan kesehatan. Pemikiran dari
hubungan gula dengan DM adalah sesuai karena lolosnmya sejumlah besar urine yang
mengandungn gula ciri dari DM yang tidak terkontrol. Proses patologis dan factor resiko lain
adalah penting dan terkadang merupakan factor-faktor independent. Diabetes mellitus dapat
berhubungan dengan komplikasi serius, namun orang dengan DM dapat mengambil cara-cara
pencegahan untuk mengurangi kemungkinan kejadian tersebut (Black, M Joyce, 2014).
Sebagian besar penyebab diabetes mellitus tipe 1 adalah adanya kelainan system
kekebalan (system imun). System kekebalan yang tidak normal ini menghancurkan sel-sel
beta pancreas yang bertugas memprodujksi insulin. Berbeda dengan tipe tersebut, penyebab
diabetes tipe 2 tidak diketahui, namun sering dihubungkan dengan penimbunan lemak dan
gaya hidup yang tidak sehat. Sama seperti penyebabnya, factor resiko diabetes pun
didasarkan pada tipe diabetes. Factor resiko diabetes tipe 1, meskipun tidak pasti,
dioperkirakan karena keturunan dan infeksi virus, terutama virus Coxsackie B4, sedangkan
factor resiko diabetes tipe 2 adalah :
1. Banyaknya lemak tubuh: semakin banyak lemak tubuh pada jaringan tubuh, semakin
tinggi pula resistensinya terhadap insulin.
2. Perilaku pasif : perilaku pasif akan membuat lemak dalam tubuh tidak terbakar dan
menumpuk. Sebaliknya, aktifitas fisik akan membantu mengontrol dan
memperbanyak penggunaan glukosa untuk energi tubuh, sehingga sel pun semakin
senditif terhadap insulin.
3. Factor keturunan : adanya keluarga dekat yang pernah mengidap diabetes,
meningkatkan resiko terkena diabetes.
4. Usia : usia yang bertambah meningkatkan resiko karena aktifitas fisik cenderung
menurun.
Referensi :
Wahyuni, khurin in. 2020. Diabetes Mellitus. Surabaya : CV. Jakad Media Publishing
Marisa, Liz. 2014. Mengenal Lebih Dekat Diabetes Mellitus. DI. Yogyakarta : Pustaka
Muslim
Maria, Insana. 2021. Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus dan Asuhan Keperawatan
Stroke. Yogyakarta : CV Budi Utama.