Anda di halaman 1dari 8

LTM PROFESIONALISME KEPERAWATAN

RIASTUTI HANDAYANI
2106763202

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK NILAI-NILAI PROFESIONALISME


DALAM KEPERAWATAN

A. Nilai-Nilai Perawat

Nilai memberikan hidup dan identitas kepada individu, profesi, dan

masyarakat. Perawat setiap hari akan ditantang dalam hubungan dan bagaimana

mengambil keputusan yang dipengaruhi oleh nilai tersebut. Maka dari itu nilai

menjadi sangat penting bagi seorang perawat, yaitu akan menjadi sumber

kepuasan dan juga menjadi sumber konflik. Perawat dituntut untuk belajar

mengenali dan bekerja dengan kekuatan nilai yang dianutnya ketika memberikan

asuhan keperawatan kepada pasien. Pada bagian ini akan dibahas tentang definisi

nilai, pengertian nilai-nilai perawat, pembentukan nilai, nilai dalam keperawatan

profesional, klarifikasi nilai, dan tantangan nilai dalam keperawatan.

1. Definisi Nilai

Nilai menurut Znowski (1974, dalam Ismani, 2001) nilai adalah keyakinan

seseorang tentang susuatu yang berharga, kebenaran, dan keinginan mengenai ide-

ide, objek atau perilaku khusus.

Menurut Potter dan Perry (2005) nilai adalah keyakinan yang mendasari

seseorang melakukan tindakan dan tindakan itu kemudian menjadi menjadi suatu

standar atas tindakan yang selanjutnya, pengembangan dan mempertahankan

sikap terhadap objek-objek, penilaian moral pada diri sendiri dan orang lain serta

pembandingan diri dengan orang lain.


2. Pengertian Nilai-nilai Perawat

Ismani (2001) mendefinisikan nilai-nilai (value) merupakan hak seseorang

dalam memutuskan dan mengatur perilakunya. Nilai tersebut dimiliki oleh setiap

individu yang berfungsi untuk mengatur langkah-langkah yang seharusnya

dilakukan, karena nilai berasal dari hati nurani dan diperoleh seseorang sejak

kecil. Maka dalam memberikan pelayanan perlunya kesadaran perawat atas nilai

yang dimilikinya dan kebutuhan pasiennya. Nilai tersebut dipengaruhi oleh

lingkungan dan pendidikan perawat.

Nilai profesional dalam keperawatan yang paling fundamental adalah

perawatan (pemberian asuhan keperawatan). Perlindungan atau advokasi terhadap

pasien juga berkembang sebagai nilai keperawatan primer. Dalam dokumen yang

berjudul “Essentials of College and University Education for Professional

Nursing,” American Association of Colleges of Nursing Values (AACN) dalam

Potter dan Perry (2005) menerbitkan tujuh nilai esensial bagi perawat profesional,

yang meliputi altruisme, persamaan, estetika, kebebasan, harga diri manusia,

keadilan dan kebenaran.p

3. Pembentukan Nilai

Nilai dapat dipelajari melalui observasi, pertimbangan, dan pengalaman

(Hamilton, 1992 dalam Potter & Perry, 2005). Seorang individu akan

mengobservasi tingkah laku terhadap lingkungan tertentu dan mencatat respons

yang dihasilkannya. Tingkah laku yang menurutnya berhasil dan produktif akan

dapat diadopsi sebagai penduan untuk melakukannya. Pasien akan membentuk


nilai dari proses observasi, pemahaman, dan pengalaman. Nilai yang dipegang

oleh suatu kelompok profesional juga terbentuk melalui pemahaman, observasi,

dan pengalaman.

3.1 Bentuk Transmisi Nilai

Lima cara tradisional dalam mentransmisikan nilai menurut Potter dan Perry

(2005) yaitu modeling, moralisasi, laissez-faire, pilihan bertanggung jawab, dan

penguatan atau hukuman. Cara tersebut dapat membantu perawat dalam

mengembangkan pemahaman tentang pembentukan nilai dan kemudian

menggunakannya sebagai metode yang efektif.

a. Modeling

Seseorang bertindak untuk menunjukkan cara yang lebih disukai orang lain

dalam bertingkah laku. Dimana seseorang membutuhkan nilai dari berbagai

contoh model.

b. Moralisasi

Orangtua dan guru memegang standar apa yang benar dan salah serta secara

keras membatasi anak untuk mengikuti perangkat nilai mereka.

c. Laissez-faire

Kadang seseorang memperoleh nilai dengan bertingkah laku secara bebas

tanpa batas atau peraturan. Tidak ada suatu sistem nilai yang cocok untuk

semua orang dan kemudian anak membentuk nilai tanpa panduan yang kaku

dari oranfg tua.


d. Pilihan bertanggung jawab

Keseimbangan antara kebebasan dan pembatasan memungkinkan anak-anak

untuk memilih nilai yang mengarah pada kepuasan pribadi dan dukungan

orangtua. Pilihan nilai pada anak-anak lebih terbatas dibandingkan dengan

pendekatan laissez-faire.

e. Penguatan dan hukuman

Pemberian penguatan atau hadiah untuk suatu sikap dari nilai tertentu akan

membantu mengendalikan tingkah laku. Ketika seorang anak gagal untuk

melakukan tingkah laku tertentu, orangtua memberikan hukuman.

4. Pengaruh Sosiokultural

Nilai terbentuk dari lingkungan sosial yang dipengaruhi oleh latar belakang

pendidikan, sosioekonomi, spritual, dan budaya seseorang. Lingkungan budaya

yang lebih besar yang terdapat kelompok masyarakat yang lebih kecil, dan

subbudaya dengan nilai yang cukup khas yang akan membuat kelompok

masyarakat yang lebih kecil berbeda dengan kelompok yang dominan. Maka

mereka akan mengambil nilai-nilai budaya yang dominan ditempat mereka hidup.

Karena setiap orang akan belajar dari apa yang dilihatnya, kebiasaan, tingkah

laku, ritual, dan sikap orang lain. Jika seseorang tidak mengikuti nilai-nilai

dilingkungannya maka seringkali dianggap bodoh, tidak efektif atau bahkan

berbahaya. Hal ini juga berlaku dalam praktik keperawatan.

Untuk memberikan perawatan yang efektif, perawat berupaya untuk

memahami pengaruh budaya dalam ruang lingkup lingkungan kerjanya, nilai dari
promosi kesehatan, penggunaan pelayanan asuhan kesehatan dan penyesuaian

terhadap penyakit. Sistem nilai yang ada pada perawat harus memahami bahwa

praktik kultural tidak bersifat benar atau salah, namun pengertian perawat lebih

untuk memahami dan menghargai dari nilai-nilai pasiennya. Maksudnya

meskipun perawat merasa nilainya lebih benar dalam memutuskan suatu tindakan,

namun seorang perawat harus dapat menunjukkan kepeduliannya pada nilai-nilai

budaya pasien dengan berusaha untuk memahami makna dan nilai dibalik praktik

kesehatan kultural tertentu sebelum berupaya untuk melakukan modifikasi

(Johnson & Rogers, 1994 dalam Potter & Perry, 2005).

a. Nilai dalam Keperawatan Profesional

Profesi keperawatan yang berhubungan dengan pasien dibutuhkan nilai-nilai

profesi yang mendasarinya dalam memberikan pelayanan. Untuk tujuan identitas

dan pendidikan, profesi keperawatan menyatakan nilai-nilai yang mereka percayai

yang akan dibentuk dan dipertahankan. Namun, secara periodik profesi mengkaji

ulang nilai dan tingkah laku dalam keperawatan untuk mengembangkan dan

mengakomodasi kebutuhan baru pada pasien. Nilai perawat yang paling

fundamental yaitu memberikan asuhan keperawatan dan memberikan

perlindungan atau advokasi kepada pasien.

b. Nilai dan Perilaku Keperawatan Esensial

Profesi keperawatan memiliki nilai sebagai identitas yang dapat

mempengeruhi tindakan dan mempertahankan apa yang yang dilakukannya.


Sebagai profesi yang berhubungan langsung dengan pasien maka diperlukan nilai-

nilai sebagai dasar dalam memutuskan dan memberikan pelayanan pada pasien.

Berdasarkan Potter dan Perry (2005) tentang “American Association of Colleges

of Nursing (AACN)” menetapkan tujuh nilai dan perilaku keperawatan esensial

yaitu alturisme, persamaan, estetika, kebebasan, martabat manusia, keadilan, dan

kebenaran.

a. Alturisme

Alturisme menjelaskan tentang nilai personal yang dimiliki perawat yaitu

sebagai individu yang perhatian, komitmen, kasihan, memiliki kemurahan hati,

dan ketekunan. Dan nilai profesional perawat yaitu memberikan perhatian yang

penuh pada pasien, membantu teman sejawat ketika mereka tidak dapat

melakukannya dalam memberikan perawatan, dan menunjukkan perhatian pada

masalah sosial yang behubungan dengan kesehatan.

b. Persamaan

Seharusnya perawat memiliki nilai dan sikap personal yang mudah menerima,

asertif, tidak sepihak, harga diri yang baik, dan toleransi. Nilai dan perilaku

profesional sebagai perawat yaitu dapat memberikan asuhan keperawatan

berdasarkan kebutuhan individu, tidak melihat dan memilih pasien dari

karakter seseorang, melakukan interaksi dengan perawat yang lain,

mengekspresikan pikiran tentang perkembangan dalam bidang keperawatan

atau kesehatan.
c. Estetika

Sikap dan kualitas personal yang memiliki penghargaan terhadap kinerjanya,

kreativitas, imajinasi, dan sensitivitas. Perilaku profesional perawat yaitu dapat

beradaptasi dengan lingkungan sehingga bisa memuaskan pasien, menciptakan

lingkungan kerja yang menyenangkan bagi diri sendiri dan orang lain,

menempatkan diri dengan cara yang dapat meningkatkan kesan positif dalam

keperawatan.

d. Kebebasan

Memiliki sikap dan nilai personal yang percaya diri, memiliki harapan,

kemerdekaan, keterbukaan, penguasaan diri, dan disiplin. Perilaku sebagai

perawat profesional yaitu bisa menghargai hak pasien untuk menolak

perawatan, mendukung hak teman sejawat untuk memberikan berbagai

alternatif pada rencana perawatan, mendukung diskusi terbuka terhadap isu-isu

yang kontroversi dalam profesi.

e. Martabat Manusia

Perawat memiliki nilai dan sikap personal dalam memberikan pertimbangan,

empati, kemanusiaan, keramahan, bisa menghargai, dan percaya diri. Perilaku

profesonal sebagai perawat dapat melindungi hak pasien terhadap

kebebasannya sendiri, memperlakukan pasien sesuai dengan yang mereka

inginkan, mempertahankan kerahasiaan pasien dan pegawai, merawat pasien

dengan hormat tanpa memandang latar belakang.


f. Keadilan

Memiliki sikap dan nilai personal yang berani, integritas, moralitas, dan

objektivitas. Perilaku profesional yang dimiliki perawat yaitu bertindak sebagai

advokasi dalam perawatan kesehatan pasien, mealokasikan sumber daya secara

adil, dan melaporkan praktik yang tidak kompeten, tidak etis, dan ilegal secara

objektif dan aktual.

g. Kebenaran

Memiliki sikap dan nilai personal yang akuntabilitas, kebenaran, kejujuran,

keingintahuan, rasionalitas, dan refleksivitas. Perilaku profesional yang dimiliki

seorang perawat yaitu dapat mendokumentasikan keperawatan secara akurat dan

jujur, mendapatkan data yang cukup untuk membuat suatu keputusan sebelum

melaporkan adanya pelanggaran kebijakan organisasi, berpartisipasi dalam usaha

profesional untuk melindungi masyarakat dari kesalahan informasi mengenai

kesehatan.

Referensi :

Potter PA & Perry AG. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 4, Jakarta: EGC.

Ismani, N. (2001). Etika Keperawatan. Widya Medika, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai