Pada waktu menarik nafas atau inspirasi maka otot-otot pernapasan berkontraksi,
tetapi pengeluaran udara pernafasan dalam proses yang pasif. Ketika diafragma menutup,
penarikan nafas melalui isi rongga dada kembali memperbesar paru-paru dan dinding badan
bergerak hingga diafragma dan tulang dada menutup dan berada pada posisi semula (Evelyn,
2009).
Inspirasi merupakan proses aktif kontraksi otot-otot. Selama bernafas tenang, tekanan
intrapleura kira-kira 2,5 mmHg relatif lebih tinggi terhadap atmosfer. Pada permulaan,
inspirasi menurun sampai - 6mmHg dan paru-paru ditarik ke posisi yang lebih mengembang
dan tertanam dalam jalan udara sehingga menjadi sedikit negatif dan udara mengalir ke
dalam paru-paru. Pada akhir inspirasi, recoil menarik dada kembali ke posisi ekspirasi
dimana tekanan recoil paru-paru dan dinding 12 dada seimbang. Tekanan dalam jalan
pernafasan seimbang menjadi sedikit positif sehingga udara mengalir ke luar dari paru-paru
(Algasaff, 2015).
Selama pernafasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif akibat elastisitas
dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot interkostalis eksternus relaksasi, dinding dada
turun dan lengkung diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan volume
toraks berkurang. Pengurangan volume toraks ini meningkatkan tekanan intrapleura maupun
tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik,
sehingga udara mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir menjadi
sama kembali pada akhir ekspirasi (Miller et al, 2011).
Proses setelah ventilasi adalah difusi yaitu, perpindahan oksigen dari alveoli ke dalam
pembuluh darah dan berlaku sebaliknya untuk karbondioksida. Difusi dapat terjadi dari
daerah yang bertekanan tinggi ke tekanan rendah. Ada beberapa faktor yang berpengaruh
pada difusi gas dalam paru yaitu, faktor membran, faktor darah dan faktor sirkulasi.
Selanjutnya adalah proses transportasi, yaitu perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari
jaringan ke paru dengan bantuan aliran darah (Guyton, 2007).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi paru-paru manusia adalah sebagai
berikut :
a. Usia Kekuatan otot maksimal paru-paru pada usia 20-40 tahun dan dapat berkurang
sebanyak 20% setelah usia 40 tahun. Selama proses penuan terjadi penurunan
elastisitas alveoli, penebalan kelenjar bronkial, penurunan kapasitas paru.
b. Jenis kelamin Fungsi ventilasi pada laki-laki lebih tinggi sebesar 20-25% dari pada
funsgi ventilasi wanita, karena ukuran anatomi paru pada laki-laki lebih besar
dibandingkan wanita. Selain itu, aktivitas lakilaki lebih tinggi sehingga recoil dan
compliance paru sudah terlatih.
c. Tinggi badan Seorang yang memiliki tubuh tinggi memiliki fungsi ventilasi lebih
tinggi daripada orang yang bertubuh kecil pendek (Juarfianti, 2015).
(HEDU, 2016)
REFERENSI :