A. PENDAHULUAN
Profesi keperawatan sudah tidak asing lagi bagi setiap orang. Perawat tergolong ke dalam
salah satu tenaga kesehatan yang sangat dekat dan berhubungan langsung dengan klien.
Dalam menjalankan tugasnya, perawat harus berpedoman kepada kode etik perawat agar
perawat dapat terhindar dari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan. Sebagaimana yang
dinyatakan dalam Kode Etik Keperawatan Indonesia tentang perawat dan praktik disebutkan
bahwa perawat haruslah selalu menjaga kualitas pelayanan keperawatan yang diikuti dengan
sifat jujur serta dapat mengimplementasikan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki sesuai
dengan kebutuhan pasien yang dirawat. Perawat yang melanggar kode etik keperawatan akan
diberi hukuman sesuai sanksi yang berlaku.
Organisasi yang mewadahi Perawat di Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI) dimana mewajibkan anggota patuh terhadap Undang-Undang RI Nomor 38
tahun 2014 yang menyatakan bahwa pelaksanaan pelayanan keperawatan harus dilaksanakan
secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, aman dan terjangkau oleh perawat yang
memiliki kompetensi, kewenangan etik dan moral tinggi (Kementerian Kesehatan, 2014).
Perawat dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat membutuhkan kepastian hukum,
sehingga tercipta rasa aman, fokus, dan berusaha memberikan yang terbaik sesuai harapan
masyarakat akan masalah kesehatan (Peraturan Menteri Kesehatan, 2014).
Penilaian isi kode etik menekankan tanggungjawab pertama perawat adalah menyediakan
kebutuhan pasien dan lingkungan di mana nilai, kepercayaan, hak asasi manusia dan martabat
di hormati, serta perawat harus memahami dan menerapkan kode etik keperawatan untuk
menuntun perilaku.
Etika keperawatan bermaksud untuk mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan
membenarkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu.
Selain itu juga menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara suka rela diemban oleh
perawat. Oleh karena itu seorang profesional harus memiliki orientasi pelayanan. Standar
praktek dan kode etik untuk melindungi masyarakat serta memajukan profesi.
Dalam kode etik perawat terkandung adanya prinsip-prinsip dan nilai-nilai utama yang
merupakan fokus bagi praktek keperawatan. Prinsip dan nilai bermuara pada interaksi
professional dengan pasien serta menunjukkan kepedulian perawat terhadap hubungan yang
telah dilakukannya.
B. NILAI
1. Definisi Nilai
Schwartz (1994) menjelaskan bahwa nilai adalah (1) suatu keyakinan, (2) berkaitan
dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir tertentu, (3) melampaui situasi spesifik, (4)
mengarahkan seleksi atau evaluasi terhadap tingkah laku, individu, dan kejadian-
kejadian, serta (5) tersusun berdasarkan derajat kepentingannya.
2. Fungsi Nilai
a. Nilai sebagai standar (Rokeach, 1973; Schwartz, 1992, 1994), fungsinya ialah:
Membimbing individu dalam mengambil posisi tertentu dalam social issues
tertentu (Feather, 1994).
Mempengaruhi individu untuk lebih menyukai ideologi politik tertentu dibanding
ideologi politik yang lain.
Mengarahkan cara menampilkan diri pada orang lain.
Melakukan evaluasi dan membuat keputusan.
Mengarahkan tampilan tingkah laku membujuk dan mempengaruhi orang lain,
memberitahu individu akan keyakinan, sikap, nilai dan tingkah laku individu lain
yang berbeda, yang bisa diprotes dan dibantah, bisa dipengaruhi dan diubah
b. Sistim nilai sebagai rencana umum dalam memecahkan konflik dan pengambilan
keputusan (Feather, 1995; Rokeach, 1973; Schwartz, 1992, 1994). Situasi tertentu secara
tipikal akan mengaktivasi beberapa nilai dalam sistim nilai individu. Umumnya nilai-nilai
yang teraktivasi adalah nilai-nilai yang dominan pada individu yang bersangkutan.
c. Fungsi motivasional.
Fungsi langsung dari nilai adalah mengarahkan tingkah laku individu dalam situasi
sehari-hari, sedangkan fungsi tidak langsungnya adalah untuk mengekspresikan
kebutuhan dasar sehingga nilai dikatakan memiliki fungsi motivasional. Nilai dapat
memotivisir individu untuk melakukan suatu tindakan tertentu (Rokeach, 1973;
Schwartz, 1994), memberi arah dan intensitas emosional tertentu terhadap tingkah laku
(Schwartz, 1994). Hal ini didasari oleh teori yang menyatakan bahwa nilai juga
merepresentasikan kebutuhan (termasuk secara biologis) dan keinginan, selain tuntutan
sosial (Feather, 1994; Grube dkk., 1994)
3. Nilai Profesional
Nilai profesional keperawatan adalah suatu pondasi dari praktik yang mengarahkan
perawat dalam berinteraksi dengan klien, rekan sejawat, praktisi profesional dan publik.
Nilai-nilai yang menjadi identitas diri seorang perawat dalam mengurus kesejahteraan
klien dan menjadi suatu fondasi dalam mengaplikasikan praktik keperawatan,
menjelaskan tentang nilai profesional merupakan standart perilaku yang digunakan untuk
menyusun tindakan yang akan diterima oleh praktisi ditempat mereka berada.
Beberapa klasifikasi nilai profesional yang mencerminkan perawat profesional untuk
berperilaku etik didalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan.:
a. Altruisme
Bentuk tindakan yang memperhatikan dan mementingkan kesejahteraan serta
keselamatan bagi orang lain.
Altruisme didalam praktik profesional diwujudkan dengan memberikan perhatian dan
advokasi seorang perawat untuk kebutuhan dan kesejahteraan bagi klien. Wujud dari
nilai altruisme yaitu kebutuhan klien lebih utama dibandingkan kebutuhan seorang
perawat itu sendiri (AANC, 2008).
b. Otonomi (autonomy)
Kebebasan, perawat yang menerapkan nilai ini menunjukkan suatu sikap yang
menghargai hak pasien dalam pembuatan keputusan terkait dalam kesehatan pasien.
Dengan kewenangan perawat melalukan tindakan secara mandiri melalui
pertimbangan yang tepat (AANC, 2008).
c. Human dignity
Cara menghormati martabat manusia dengan segala nilai dan keunikan yang dimiliki
pada setiap individu atau kelompok. Perawat dalam melaksanakan tugas asuhan
keperawatan, meletakkan seorang pasien pada saat melakukan tindakan perlu
memerhatikan hak-hak yang harus dihormati sebagai seorang manusia. Contohnya,
saat seorang perawat melakukan tindakan parineal hygiene pada pasien perempuan
ataupun laki-laki perlu menjaga privasi dari pasien (AANC, 2008).
d. Integritas
Bentuk integritas yang diwujudkan melalui tindakan yang sesuai kode etik dan
standart praktik keperawatan. Rasa yang muncul dari suatu nilai integritas dalam
praktik profesional seorang perawat yakni kejujuran yang ditunjukkan perawat dalam
sikapnya, serta dapat diterapkan didalam kode etik dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada seorang klien (AANC, 2008).
e. Keadilan social
Cara yang dapat ditunjukkan dengan menjunjung tinggi prinsip moral, legal, dan
kemanusiaan disaat melaksanakan tugas sebagai seorang perawat. Nilai ini diterapkan
seorang perawat agar tidak membedakkan pelayanan keperawatan yang diberikan
untuk klien.
Seorang perawat diharapkan tidak membedakkan klien berdasarkan ras, suku, budaya,
negara, agama, warna kulit maupun status sosial yang dimiliki klien. perawat harus
memandang bahwa semua pasien adalah manusia, sehingga memiliki hak yang sama
untuk dipenuhi kebutuhan dalam kesehatannya (AANC, 2008).
f. Nilai Caring
Caring menurut Watson (1985 dalam Kozier, 2010), merupakan inti dari keperawatan
yang dapat digambarkan dalam sebuah kesatuan nilai-nilai kemanusiaan yang
universal (kebaikan, kepedulian, dan cinta terhadap diri sendiri dan orang lain).
Swanson (1991 dalam Potter & Perry, 2009), menjelaskan bahwa caring merupakan
suatu cara pemeliharaan dengan cara menghargai orang lain, perasaan memiliki dan
tanggung jawab kepada pasien sehingga pasien sehingga bermanfaat untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahtraan klien.
g. Nilai Activism
Activism ini dapat diwujudkan dengan adanya keterlibatan seseorang dalam kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan profesi keperawatan, seperti turut
andil dalam asosiasi keperawatan, berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan riset
keperawatan, serta memahami kebijakan-kebijakan publik yang terkait dengan suatu
profesi (Weish & Schank, 2009).
Seorang praktisi kesehatan, perawat mempunyai tanggung jawab moral untuk terilbat
dalam advokasi pengembangan profesi dan organisasi kesehatan serta sistem yang
melibatkan profesi kesehatan lain (Simon, 2012).
h. Nilai Profesionalsm
Profesionalism diwujudkan dengan standar-standar praktik dalam pelaksanaan praktik
untuk menciptakan dan meningkatkan lingkungan praktik yang tepat dan baik, serta
terlibat didalam evaluasi teman sejawat secara objektf (Weish & Schank, 2009).
Profesionalism perawat ditentukan oleh tiga hal penting, yaitu kognitif, sikap dan
psikomotor (Ghadinan, dkk, 2014). Profesional adalah orang yang terampil, handal
dan sangat bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya. Orang yang tidak
mempunyai integritas biasanya tidak profesional.
Profesional pada intinya merupakan suatu kompetensi untuk melaksanakan tugas dan
fungsinya secara baik dan benar. Setiap perawat memiliki nilai dan perilaku pribadi
masing-masing. Kode etik profesi membawa perubahan perilaku personal menjadi
professional dan pedoman bagi sebagai anggota profesi dan tanggungjawab. Seorang
perawat harus bertanggungjawab kepada seseorang yang sakit maupun sehat,
keluarganya, dan masyarakat.
4. Fungsi Nilai Profesional dalam Asuhan Keperawatan
Nilai profesional merupakan cerminan dan pengembangan dari nilai personal. Seorang
perawat memperoleh nilai profesional ketika bersosialisasi dalam keperawatan dari (kode
etik, pengalaman merawat, pendidik/pembimbing dan sesama profesi perawat).
Nilai profesional merupakan landasan dari kode etik. Pemahaman dan penguasaan
tentang kode etik merupakan salah satu standar yang harus dipenuhi oleh perawat
advanced (Jansen & Stauffacher, 2006 ; Alamiyah, 2015).
Pengetahuan dan persepsi kode etik Perawat sebagai sebuah profesi merupakan sumber
daya manusia yang penting di rumah sakit dengan jumlah yang dominan sekitar 55-65%
dari seluruh jumlah tenaga kesehatan, memiliki waktu panjang bersama pasien dan dalam
menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, layanan keperawatan sebagai bagian integral dari
perawatan kesehatan di rumah sakit sangat pasti memiliki kontribusi yang akan
menentukan kualitas dan kuantitas layanan di rumah sakit. Perawat, yang bekerja
dimalam hari sadar akan kode etik, perawat di bangsal bedah lebih etis selain itu
didapatkan pula pandangan yang berbeda antara perawat dan pasien. Perawat menilai
dirinya telah menerapkan kode etik keperawatan namun pasien menganggap tidak
demikian.
C. MORAL
1. Definisi Moral
Secara umum, etika dan moral adalah sam a, tetapi etik memiliki terminology
yang sedikit berbeda dengan moral. Bila istilah etik mengarahkan terminologinya
untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu, sedangkan
moral biasanya merujuk pada standar personal tentang benar atau salah. Hal ini sangat
penting untuk mengenal antara etika dalam agama, hukum, adat dan praktek pro!essional.
Moral mendeskripsikan perilaku actual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok
orang ataukelompok tertentu. Sedangkan etik digunakan untuk
mendeskripsikan suatu pola atau c a r a h i d u p , s e h i n g g a e t i k m e r e f l e k s i k a n
s i f a t , p r i n s i p d a n s t a n d a r s e s e o r a n g y a n g mempengaruhi perilaku pro!
esional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.
Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip- prinsip
yang menjadi panutan dalam berperilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak-hak manusia.
Moral memiliki hubungan yang erat dengan agama. Etik selalu merujuk pada standar
moral, terutama yang terkait dengan kelompok profesi, misalnya perawat. Sebagai profesi
yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan, perawat sering dihadapkan pada
berbagai pengambilan keputusan etik, oleh karena itu perawat harus dapat memahami cara
pengambilan keputusan yang baik. Perawat harus mengembangkan keterampilan untuk
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai perantara moral dan sebagai partisipan dalam
pengambilan keputusan yang terkait dengan etik.
E. ETIKA KEPERAWATAN
1. Pengertian Etika Keperawatan
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam
hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan
motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi
semua orang. Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki
terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya
untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral
mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau
kelompok tertentu.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga
etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku
profesional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan sebagai etik perawatan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang
digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang
seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain
Menurut National League for Nursing (NLN): Pusat Pendidikan keperawatan milik
Perhimpunan Perawat Amerika, pendidikan etika keperawatan bertujuan:
A. PENDAHULUAN
Hak dan kewajiban Pasien dan keluarga merupakan elemen dasar dari semua
interaksi di rumah sakit. Oleh karena itu perlu adanya regulasi yang
memastikan semua staf sadar dan tanggap terhadap isu hak serta kewajiban
pasien dan keluarga pada waktu interaksi saat memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien.
Hak dan kewajiban pasien diatur dalam Undang-undang No 36 tahun 2009
tentang Kesehatan. Secara formal penyedia pelayanan kesehatan khususnya
rumah sakit mengakui bahwa pasien mempunyai hak dan kewajiban, yang
harus dijaga selama pasien berada di rumah sakit.
Rumah sakit menghormati hak dan kewajiban pasien, serta dalam banyak hal
menghormati keluarga pasien, terutama hak untuk menentukan informasi
apa saja yang dapat disampaikan kepada keluarga atau pihak terkait asuhan
pasien. Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab bagaimana
memperlakukan pasiennya dan pimpinan perlu mengetahi serta memahami
hak pasien dan keluarga juga tanggung jawabnya seperti yang tentukan
dalam peraturan perundang-undangan.
Hak dan Kewajiban perawat memberikan kesempatan kepada pasien untuk
berhubungan dengan keluarganya sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan dan standar profesi yang ada. Berkolaborasi dengan tenaga medis
atau tenaga kesehatan terkait lainnya dalam memberikan pelayanan
kesehatan dan keperawatan kepada pasien.
Pelayanaan keperawatan dalam UU 38 tahun 2014 , keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat
maupun sakit.
b. Kewajiban Pasien
Kewajiban adalah seperangkat tanggung jawab seseorang untuk melakukan sesuatu
yang memang harus dilakukan agar dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
haknya. Adapun kewajiban dari seorang pasien yaitu :
1) Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib rumah sakit;
2) Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat
dalam pengobatannya;
3) Pasien berkewajiban untuk memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat;
4) Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan
atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter;
5) Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk memenuhi hal-hal yang
telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
2. Dasar Hukum Hak dan Kewajiban Perawat dan Pasien adalah sebagai berikut:
a. UU RI No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. UU RI No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. UU RI No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
d. Keputusan Menteri Kesehatan No 1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan
Praktek Perawat
e. PP No 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
f. Permenkes No 148/2010
g. UU Keperawatan No 38 Tahun 2014
3. Hak dan Kewajiban Perawat
a. Hak Perawat
sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No 1239/Menkes/SK/XI/2001 adalah sebagai
berikut :
1) Perawat berhak memperoleh perlindunagn hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya
2) Perawat berhak mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar
belakang pendidikannya
3) Perawat berhak menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan
peraturan perundangan,standar profesi, dan kode etik profesi
4) Perawat berhak diperlakukan adil dan jujur oleh rumah sakit,klien/pasien dan
atau keluarga
5) Perawat berhak meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi bidang keperawatan
6) Perawat berhak mendaptkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang
berkaitan dengan tugasnya
7) Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan
kesehatan di rumah sakit
8) Perawat berhak diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama
baiknya dicemarkan oleh klien/pasien atau keluargaa serta tenaga Kesehatan lain.
9) Perawat berhak menolak pihak lain yang memberikan anjuran/permintaan untuk
melakukan Tindakan yang bertentangan dengan peraturan perundangan,standar
profesi dan kode etik.
10) Perawat berhak mendapatkan penghargaan /imbalan yang layak dari jasa
profesinya sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku di rumah sakit
11) Perawat berhak memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai bidang
profesinya.
b. Kewajiban Perawat
Dalam melaksanakan praktek keperawatan perawat berkewajiban untuk :
1) Memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar
praktek keperawatan, kode etik dan SOP serta kebutuhan klien atau
pasien;menghormati hak pasien;
2) Menghormati hak pasien/klien
3) Merujuk klien atau pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau tindakan;
4) Memberikan kesempatan kepada klien/pasien agar senantiasa dapat berhubungan
dengan keluarga, menjlankan ibadah sesuai dengan agamanya sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan pelayanan
5) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien dan atau pasien,
kecuali untuk kepentingan hukum;
6) Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin
ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;
7) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan
dalam meningkatkan profesionalisme;
8) Meminta persetujuan tindakan keperawatan yang dilakukan;
9) Melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara sistematis.
10) Meningkatkan pelayanan keperawatan sesuai standar profesi keperawatan
Sumber :