Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH SEJARAH NABI MUHAMMAD

Oleh : Halimah Assa’diyyah

I. PENDAHULUAN

Manusia diciptakan oleh Allah subhanahu wata’ala bukan untuk main-main saja. Namun
lebih dari itu yakni untuk beribadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Allah tidaklah
menciptakan melainkan bertanggung jawab terhadap ciptaannya dengan mengutus seorang
Rasul di tengah kaum yang jahil.

Allah subhanahu wata’ala mengutus Rasul-Nya untuk menyeru kepada kaumnya agar
mentauhidkan Allah subhanahu wata’ala saja. Dan Allah subhanahu wata’ala meridhai Islam
sebagai Diin yang menjadi rahmat bagi semesta alam melalui utusan-Nya Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam. Telah dijadikan-Nya pada diri Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam uswatun hasanah.

Pada makalah ini, pemakalah akan memaparkan tentang sejarah Nabi Muhammad agar
kita bisa mengambil hikmah dari kisah beliau. In sya Allah.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Sejarah dan Nabi ?

2. Bagaimana Dalil pentingnya mempelajari Sejarah dari Al-Qur’an ?

3. Bagaimana Sejarah Nabi Muhammad?

III. PEMBAHASAN

1. Pengertian Sejarah dan Nabi

Sejarah adalah sebuah asal-usul (keturunan) silsilah atau kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau[1].

Sedangkan Nabi adalah seorang yang diberi wahyu oleh Allah subhanahu wata’ala untuk
melanjutkan syari’at yang diemban oleh Rasul sebelumnya[2].

2. Dalil Pentingnya Mempelajari Sejarah dari Al-Qur’an dan Al-Hadits

a. Dalil dari Al-Qur’an


‫نيا أنيي نها اللبذي نن آ نملنوا التل قوا ا للن نوعلنتع ن لظ عر ننع ف رس نما نقلد نم عت بل نغدد نوالتلقوا ا للن إب لن ا‬
‫للن نخببير ر بب نما نت عع نمللو نن‬

‫لق عل بسي لروا بفي ال عر بض نفاع ن لظ لروا ن كع ي نف نكا نن نعاب قنبل ة اللبذي نن بم عن نقع ب لل نكا نن أن عكن ث لر لهع م‬
‫لم عش بر بكي نن‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al-
Hasyr: 18)

Ayat di atas menunjukkan pentingnya sejarah yang telah lalu untuk ditelaah kembali
sebagai i’tibar, seperti yang dikatakan Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu : Hisablah dirimu
sendiri sebelum engkau dihisab.

‫لق عل بسي لروا بفي ال عر بض نفاع ن لظ لروا ن كع ي نف نكا نن نعاب قنبل ة اللبذي نن بم عن نقع ب لل نكا نن أن عكن ث لر لهع م‬
‫لم عش بر بكي نن‬
Artinya : Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah)". (Ar-Ruum: 42)

Ayat di atas merupakan perintah agar memperhatikan sejarah orang-orang terdahulu


yang kebanyakan ditimpa adzab oleh Allah dikarenakan kemusyrikan mereka. Allah
memerintahkan hal tersebut agar manusia mau mengambil pelajaran darinya dan agar takut
kepada Allah.

3. Sejarah Nabi Muhammad

a. Nasab Kelahiran Nabi Muhammad

Nasabnya ialah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib ( namanya Syaibatu al-
Hamid) bin Hisyam bin Abdi Manaf ( namanya al-Mughirah) bin Quraisy ( namanya Zaid) bin
Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin
Nazar bin Mu’iddu bin Adnan.

Itulah nasab Rasulullah saw yang telah disepakati. Selebihnya dari yang telah

disebutkan di atas masih diperselisihkan. Tetapi hal yang sudah tidak diperselisihkan lagi ialah,
bahwa Adnan termasuk anak Isma’il bin Ibrahim. Dan bahwa Allah telah memilihnya ( Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam) dari kabilah yang paling bersih, keturunan yang paling suci dan
utama. Tak sedikitpun dar karat-karat jahiliyah yang menyusup ke dalam nasabnya.
Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Rasulullah saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya
Allah telah memilih Kinanah dari anak Isma’il dan memilih Quraisy dari Kinanah, kemudian
memilih Hasyim dari Quraisy dan memilihku dari Bani Hasyim.“[3]

b. Masa Kelahiran dan Pertumbuhan Nabi Muhammad

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan pada hari Senin pagi, 9 Rabi’ul
Awwal, tahun gajah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April 571 M.

Beliau dilahirkan dari Suku Quraisy, yaitu Suku yang paling terhormat di Jazirah Arab.
Dari suku Quraisy itu, beliau berasal dari Bani Hasyim, anak Suku yang juga paling
terhormat di dalam Suku Quraisy.

Rasulullah dilahirkan dalam keadaan yatim. Ayah beliau meninggal ketika beliau masih
berada di dalam kandungan dalam usia 2 bulan.

Setelah melahirkan, Ibu beliau segera membawanya kepada kakeknya Abdul Muttholib, lalu
kakeknya membawanya ke Ka’bah. Dia berdo’a kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya. Lalu
beliau diberi nama “Muhammad”, nama yang belum dikenal pada masyarakat Arab Masa itu.
Lalu pada hari ketujuh pasca kelahirannya Muhammad dikhitan.

Setelah itu beliau disusukan kepada Halimah binti Abi Dzu’aib dari Suku Sa’ad bin Bakr
yang kemudian dikenal dengan nama Halimah Assa’diyyah.

Muhammad disusui oleh Halimah selama 5 tahun di perkampungan Bani Sa’ad.

Pada usia itu pula, beliau mengalami peristiwa pembelahan dada (Syaqqus Shadr).
Suatu hari ketika beliau tengah bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba Malaikat Jibril
menghampiri dan menyergap beliau. Lalu beliau dibaringkan, kemudian dadanya dibelah , lalu
hatinya dimbil selanjutnya dikeluarkan segumpal darah darinya, seraya berkata : “Inilah
bagian setan yang ada padamu”.

Kemudian hati tersebut dicuci di bejana emas dengan air zam-zam, setelah itu dikembalikan ke
tempat semula.

Sementara itu teman-temannya melaporkan kejadian itu kepada Halimah seraya berkata : “
Muhammad dibunuh... Muhammad dibunuh”. Maka mereka bergegas menghampiri tempat
Muhammad, mereka mendapatinya dalam keadaan pucat pasi.

Setelah itu Halimah sangat khawatir dan kemudian mengembalikan beliau kepada ibunya.

Pada usianya yang ke-6 Muhammad diajak ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya,
namun di tengah perjalannya tepat di kampung Abwa’ ibu beliau meninggal karena sakit.
Kemudian setelah meninggalnya Ibu beliau, Muhammad diasuh oleh kakeknya Abdul
Muththalib. Namun dalam usia beliau yang ke-8, kakeknya meninggal. Sebelum kakeknya wafat,
kakeknya sempat berpesan agar Muhammad diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Beliau diasuh
oleh pamannya hingga dewasa. Dan beliau juga sering diajak untuk berdagang oleh pamannya,
hingga beliaupun mengenal Siti Khadijah. Kepribadian Muhammad yang mulia menjadikan
Khadijah kagum dan akhirnya Khadijah menginginkan dirinya dinikahi oleh Muhammad. Dan
Khadijah menceritakan keinginannya itu kepada sahabatnya Nafisah binti Mani’ah dan segera
Nafisah menyampaikan keinginan tersebut kepada Muhammad, memohon agar beliau menikahi
Khadijah. Akhirnya Muhammad setuju, segera diberitahukan paman-pamannya dan akhirnya
pamannya datang kepada paman Khadijah untuk melamarnya untuk Muhammad.

c. Pengangkatan Muhammad Menjadi Rasul

Ketika usia Muhammad mendekati sekitar 40 tahun, beliau lebih suka menyendiri dan
menjauh dari kesyirikan-kesyirikan yang ada di Mekkah. Beliau suka menyendiri di Gua Hira’
sekitar 2 mil dari Mekkah.

Pada hari Senin, 21 Ramadhan, tepat saat beliau berusia 40 tahun dalam hitungan hijriah
datanglah Malaikat Jibril. Beliau dipeluk 3 kali, setiap kali memeluk Muhammad, dia
berkata“bacalah”, setiap kali itu pula Muhammad menjawab : ”aku tidak bisa membaca”.

Saat itu Muhammad sangat takut dan panik.

Setelah itu Jibril membacakan QS. Al-Alaq : 1-5

‫اع ق نرع أ با عس م نربب نك اللبذي نخ نل نخلن نق الع ن نسا نن بم عن اع ق نرع أ نو نريب نك‬
‫ب‬
‫ال عك نرم‬ ‫نعلن دق‬

‫اللبذي نعللن م بباعلن قنلم نعللن م الع ن نسا نن نما لنع م ني ععلنع م‬

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.

Kemudian Jibril meninggalkan beliau. Sejak saat itulah Muhammad diangkat menjadi seorang
Nabi.

Lantas Nabi Muhammad pulang ke rumah dalam keadaan gemetar dan ketakutan. Lalu
menceritakan kejadian tersebut kepada Khadijah dan berkata :”selimuti aku.....selimuti aku”

Pada saat itulah wahyu yang kedua diturunka yakni QS. Al-Muddatsir : 1-7
‫نيا أنيي نها اعل لملدبث لر لقع م نفنأع نبذ عر نو نرلب نك نف نكبب عر نوبثنيانب نك نف نط به عر نوال ير عج نز نفا عه لج عر نول نت عملن عن نت‬
‫عسنت عكبث لر نوبل نربب نك نفا عصببر‬
Artinya :” Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan
Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala)
tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

Dengan turunnya ayat ini, jelaslah bahwa Rasulullaah diutus untuk menyeru kepada kaumnya
untuk mengagungkan Rabbnya dengan tunduk patuh kepada-Nya.

d. Perjuangan Dakwah

1. Dakwah di Mekkah

Pada awal-awal dakwah beliau memulainya dengan dakwah sirriyah atau sembunyi-
sembunyi, dan mad’u beliau yang pertama adalah keluarga dan sahabat beliau. Usaha dakwah
itu membuahkan hasil, terkumpul sejumlah orang yang menyatakan diri masuk Islam. Dan
kelompok itu biasa sisebut dengan As-sabiiqunal Awwaluun (Generasi pertama yang menerima
Islam).

Yang pertama adalah isteri beliau, Khadijah binti Khuwailid lalu budak beliau Zaid bin
Haritsah lalu sepupunya Ali bin Abi Thalib kemudian sahabat dekatnya Abu Bakar Ash-Siddiq.

Namun lama kelamaan masyarakat mulai mengetahi dakwah Rasulullah, mulai saat itulah
mereka lebih mengawasi gerak-gerik beliau.

Kemudian turunlah wahyu Allah yakni QS. Asy-Syu’ara : 214

‫نوأنعنبذ عر نع بشي نرنت نك الع ق نرببي نن‬


Artinya : “dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.”

Sejak saat itulah beliau mengumpulkan kerabat-kerabatnya dari Bani Hasyim namun tidak ada
respon positif dari mereka kecuali dari pamannya Abu Thalib. Abu Thalib bersedia
melindunginya namun tidak mau meninggalkan agama nenek moyangnya.

Semakin hari permusuhan masyarakat tampak nyata terhadap Rasulullah. Berbagai hinaan ,
serta penyiksaan fisik dilakukan kepada beliau. Hingga akhirnya diputuskanlah untuk hijrah ke
Habasyah (Ethiopia).

Pada bulan Rajab tahun ke-5 kenabian, hijrahlah rombongan pertama dari kalangan para
sahabat ke Habasyah. Mereka terdiri dari 12 orang laki-laki dan 4 orang wanita yang dipim[in
oleh Utsman bin ‘Affan dan didampingi oleh isterinya Ruqayyah binti Rasulullah. Kemudian
disusul oleh rombongan kedua yakni 83 orang laki-laki dan 19 orang wanita menuju Habasyah.
Disana orang-orang muslim mendapatkan perlindungan dari raja Najasyi.
Namun kafir Quraisy gusar mengetahui bahwa orang-orang muslim dilindungi oleh raja
Najasyi, kemudian mereka mengutus dua pemuda yang cerdas untuk membujuk raja Najasyi
agar memulangkan orang-orang muslim kembali ke kampung halamnnya. Mereka itu adalah
‘Amr bin ‘Ash dan Abdullah bin Rabi’ah (Sebelum masuk islam). Namun usaha kafirin gagal
total berkat kepiawaian dari Ja’far bin Abi Thalib dan kebijaksanaan raja Najasyi (bi idznillah).

Pada tahun ke-10 kenabian Rasulullah mengalami tahun yang berat, yakni Abu Thalib
meninggal dan yang lebih menyedihkan adalah bahwa Abu Thalib meninggal dalam keadaan
kafir. Kematian Abu Thalib dilanjutkan dengan wafatnya isterinya Ummul Mukminin Khadijah
binti Khuwailid. Dua orang yang senantiasa melindunginya kini telah tiada. Rasulullah
mencoba hijrah ke Thaif berharap disana Islam diterima dengan baik, namun ternyata justru
sebaliknya disana ditolak dengan mentah-mentah. Pada tahun yang sama di bulan Syawal,
Rasulullah menikahi Saudah bin Zumah. Awalnya Saudah adalah isteri dari Sakran bin Amr
yang dahulu ikut hijrah ke Habasyah, namun suaminya meninggal disana.

Pada musim haji tahun ke-11 kenabian, Rasulullah mendakwahkan Islam kepada
rombongan-rombongan haji. Meskipun tidak ada respon yang signifikan, namun Rasulullah
berhasil mendakwahkan Islam kepada 6 pemuda dari Madinah yang berasal dari suku Khazraj.
Mereka adalah :

1. Asad bin Zurarah

2. Auf bin Al-Harits bin Rifaah, Ibnu ‘Afra

3. Rafi’ bin Malik bin ‘Ajlan

4.Quthbah bin ‘Amir bin Hadidah

5. ‘Uqbah bin ‘Amir bin Naby

6. Jabir bin Abdullah bin Ri’ab

Dan itulah Baiat Aqobah yang pertama.

Pada tahun yang sama di bulan Syawal, Rasulullah menikahi ‘Aisyah bi Abu Bakar saat ia
berusia 6 tahun, namun baru dicampuri di Madinah pada bulan Syawal tahun ke-1 Hijriah
ketika Aisyah berusia 9 tahun.

Pada musim haji tahun ke-13 kenabian, rombongan orang yang berhaji dari Madinah yang
berjumlah 73 orang laki-laki, dan 2 orang perempuan melakukan Bai’at Aqobah yang kedua.

2. Dakwah di Madinah
Setelah ba’at Aqobah yang kedua, muslimin hijrah ke Madinah dengan sembunyi-sembunyi.
Hingga selang 2 bulan tidak ada muslimin yang tersisa kecuali Rasulullah, Abu Bakr as-shiddiq
dan Ali bin Abi Thalib serta muslimin yang ditahan musyrikin.

Rasulullah keluar dari rumahnya pada malam 27 Shafar tahun ke-14 kenabian, kemudian beliau
mendatangi Abu Bakar Ash-Shiddiq dan mereka lekas pergi menuju Madinah. Mereka berdua
berjalan menuju Gua Tsur dan menetap disana selama 3 malam untuk menghindari pengejaran
kafir Quraisy.

Pada hari Senin tanggal 8 Rabi’ul Awwal tahun ke-14 kenabian atau pada tahun 1 Hijriah,
Rasulullaah shallallahu ‘alaihi wasallam singgah di Quba’. Disana beliau singgah 4 hari dan
membangun masjid Quba’.

Pada hari Jum’at Rasulullah melanjutkan perjalanannya menuju Madinah dan sesampainya
disana beliau mengganti nama awalnya (Yatsrib) menjadi Madinatur Rasul dan lebih dikenal
dengan nama Madinah. Disana, beliau disambut dengan suka cita penduduk Madinah. Mereka
berebut untuk menjamu Rasulullah, namun beliau mengisyaratkan agar unta tunggangan beliau
yang memilih tempat untuk disinggahi. Lalu unta tersebut berhenti di dekat rumah Abu Ayub,
maka Rasulullah tinggal disana.

Komposisi penduduk Madinah adalah kaum muslimin, kaum musyrikin dan kaum Yahudi.

Langkah pertama Rasulullah di Madinah adalah membangun masjid Nabawi di tempat


berhentinya Unta Rasulullah. Langkah selanjutnya adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin
dengan Kaum Anshor.

Perjuangan Islam setelah itu dipenuhi dengan ujian, mulai dari perang ataupun yang lainnya.
Dan ujian terberat bagi kaum muslim saat itu adalah wafatnya Rasulullah. Beliau wafat pada
hari Senin 12 Rabi’ul Awwal 11 Hijriah, tepat pad a usia 63 tahun lebih 4 hari.

IV. PENUTUP

Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat diambil manfaatnya. Tentu saja
makalah ini jauh dari sempurna karena kealpaan adalah mutlak sifat manusia. Apabila ada
kesalahan dalam penulisan ataupun penyampaian materi, saya sebagai penulis mohon maaf
sebesar-besarnya
TAHUN 2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala curahan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelasaikan tugas yang
diberikan oleh dosen pembimbing kepada penulis untuk menghadirkan sebuah
makalah dengan judul “SEJARAH HIDUP RASULULLAH SAW.

Shalawat dan salam tak lupa kita haturkan keharibaan junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut beliau
sampai akhir zaman.

Makalah yang penulis sajikan sedapat mungkin penulis hadirkan dalam bentuk yang
mudah dimengerti. Namun demikian, penulis menyadari adanya kekurangan dan
keterbatasan penyampaian materi di dalam makalah penulis. Karenanya penulis
menerima kritik dan saran dari berbagai pihak terutama dari bapak PROF. DR. H.
FAHMY ARIEF, MA selaku dosen pembimbing mata kuliah ULUMUL QUR’AN demi
kesempurnaan isi dari makalah penulis dan menjadi pelajaran dikemudian hari.

Banjarmasin, September 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………


……………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………. 1

BAB II Pembahasan Sejarah Hidup Rasulullah SAW …………….


3

Prakerasulan Muhammad SAW. ………………………… 3


Kelahiran Muhammad SAW ………………………… 3

Masa Kanak-kanak …………………………………. 5

Masa Remaja ……………………………………….. 6

Kerasulan Muhammad SAW ……………………………. 8

Awal Kerasulan …………………………………….. 8

Pertengahan Kerasulan …………………………….. 10

Akhir Masa Kerasulan Pembentukan Negara

Madinah ……………………………………………. 13

BAB II PENUTUP
……………………………………………………………… 15

Kesimpulan …………………………………………………. 15

DAFTAR PUSTKA
……………………………………………………………………………………. 17

BAB I

PENDAHULUAN

Gurun tandus yang di kelilingi gurun pasir dan gunung-gunung, yang mana pada
masa itu kehidupan manusia sangat lah buruk, sehingga disebutlah pada masa itu
dengan zaman jahiliyah atau zaman kebodohan manusia, dilahirkanlah seorang
manusia pilihan, yang merupakan pembawa cahaya iman, sebagai panutan akhlak
yang mulia bagi umat manusia dan jin sampai akhir kehidupan di dunia ini.

Bahkan nama seorang hamba yang mulia ini sudah diramalkan dalam kitab-kitab
suci agama terdahulu, seperti dalam kitab agama Buddha. Sang Buddha berkata :
“Wahai para pendeta, ketika manusia berusia 80.000 tahun, akan hadir di atas
muka bumi seorang Buddha bernama Metteyya (yang pengasih), manusia suci
(Arahat), yang tercerahkan serta penuh keagungan, dirahmati kebijaksanaan
tindakannya, kesuksesan, pengatahuan atas jagat, pengendara kereta kuda tiada
tanding yang ramah; penguasa malaikat dan manusia; Buddha yang diberkati,
meskipun aku telah lahir di muka bumi ini, seorang Buddha dengan kualitas yang
sama akan diturunkan. Apa yang dia pahami dari langit akan dia kabarkan pada
dunia bersama para malaikat, sahabat, dan malaikat utama lainnya, dan orang-
orang bijak serta brahmana, pangeran, dan rakyat biasa; seperti halnya aku
sekarang yang mengatakan hal yang sama kepada pihak yang sama. Dia akan
mengkhotbahkan agamanya, mulia asalnya, agung pada puncak kejayaannya, dan
agung pula tujuannya, baik dalam jiwa maupun ucapan. Dia akan
mengumandangkan kehidupan beragama yang utuh sempurna lagi menyeluruh,
seperti aku sekarang menyebarkan agamaku dan kehidupan sama. Dia akan
memimpin ribuan masyarakat, sedangkan aku hanya memimpin beberapa ratus
pendeta. [1]

Sungguh begitu agung dan mulia, nama-namanya telah terukir indah di sorga sana
dan di hati-hati orang-orang yang beriman, namanya terus di puji-puji sebagai
tanda kecintaan kepada insan pilihan, bahkan air mata terus mengalir di mata-
mata para perindu sang nabi yang mulia hingga akhir zaman. Yang mampu
memberikan cahaya kedamaian bagi hati yang sedang kegelapan, beliau adalah
“cayaha di atas cahaya”, NUURUN ALA NUURI”.

Tubuh Nabi Saw warnanya putih kemerah-merahan, kulitnya bercahaya-cahaya


mukanya indah menawan dahi beliau luas, kepala beliau besar sempurna, hidung
mancung bagai huruf alif bengkok sedikit dan bercahaya, pipinya halus dan sedang,
bulu matanya lebat, bola mata nya besar dan indah, matanya luas dan bersangatan
hitam bola matanya, putih mata beliau bercampur kemerah-merahan, gigi muka
rapi tersusun indah, jika beliau tersenyum sungguh bercahaya-cahaya, rambut
beliau lebat tidak terlalu keriting dan lurus indah menawan, yang panjangnya
sampai ketelinga, kadang panjangnya sampai kebahu, jenggotnya lebat, perut dan
belakang rata, bahu beliau besar, jari-jari lemas dan lembut, dan bentuk tubuh
beliau sedang tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu rendah, tidak gemuk dan
tidak pula kurus, tutur katanya halus dan santun, bila Nabi SAW berbicara
bercahaya dan senyum manis menyertai raut mukanya. Tatkala beliau berjalan
tenang bagaikan orang yang sedang turun dari tempat yang tinggi dan pandangan
beliau lebih banyak memandang kebawah dari pada ke atas, begitu tampan dan
menawan walaupun dilihat dari jauh, dan apabila sudah dekat tak ada kata yang
bisa diucapkan sebab begitu indahnya. Abu Hurairah ra pernah berkata : “Tak
pernah aku melihat orang yang lebih tampan dari Nabi saw. [2]

Beliau adalah bernama MUHAMMAD SAW, seorang manusia pilihan yang dilahirkan
dengan penuh kemuliaan hingga akhir hayatnya. dari betapa agungnya beliau dari
maka itu penulis akan mempersembahkan sebuah makalah yang berisikan tentang
sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Namun kiranya dalam makalah ini
masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik dalam penyusunan kalimat, karena
keterbatasan pengetahuan penulis dan masih kurangnya buku-buku pendukung
dalam penulisan ini.

BAB II

PEMBAHASAN

SEJARAH HIDUP RASULULLAH SAW

A. Prakerasulan Muhammad SAW.


1. Kelahiran Muhammad SAW

Sekitar tahun 570 M, Mekah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal
di antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya ataupun karena letaknya.
Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di Selatan
dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Mekah menjadi pusat
keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala
utama, Hubal. Mekah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab
pada masa itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan
luas satu juta mil persegi.[3]

Nabi Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin,
tanggal 9 Rabi’ul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun
itu dikenal dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun itu
pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah
menyerang Kota Mekah untuk menghancurkan Ka’bah. Bertepatan dengan tanggal
20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Ini berdasarkan penelitian ulama terkenal,
Muhammad Sulaiman Al-manshurfury dan peneliti astronomi, Mahmud Pasha. [4]

Nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa
dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi Muhammad lahir
dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul
Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah
Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Muhammad SAW. Nabi terakhir ini dilahirkan
dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah dia
menikahi Aminah. [5]

Ramalan tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat ditemukan


dalam kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa
kelahiran Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh setiap dan semua nabi
terdahulu, yang melalui mereka perjanjian telah dibuat dengan umat mereka
masing-masing bahwa mereka harus menerima atas kerasulan Muhammad SAW
nanti.[6] Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81:

øŒÎ)ur x‹s{r& ª!$# t,»sW‹ÏB z`¿Íh‹Î;¨Y9$# !$yJs9 Nà6çG÷s?#uä `ÏiB 5=»tGÅ2 7pyJõ3Ïmur ¢OèO
öNà2uä!%y` ×Aqߋu‹ ×-Ïd‹|Á‹B $yJÏj9 öNä3yètB £`ãYÏB÷sçGs9 ¾ÏmÎ/ ¼çm¯R㠍ÝÁYtGs9ur 4 tA$s
% óOè?ö‹tø%r&uä ôMè?õ‹s{r&ur 4‹n?tã öNä3Ï9ºs‹Œ ‹Ìô¹Î) ( (#þqä9$s% $tRö‹tø%r& 4 tA$s%
(#rߋpkô$$sù O$tRr&ur Nä3yètB z`ÏiB tûïϋÎg»¤±9$# ÇÑÊÈ

“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa
saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian datang
kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu
akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman:
“Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?”
mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah
(hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”.
Sejumlah penulis besar tentang Sirah dan para pakar hadits telah banyak
meriwayatkan peristiwa-peristiwa di luar kebiasaan, yang muncul pada saat
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peristiwa-peristiwa diluar daya nalar manusia,
yang mengarah kepada dimulainya era baru bagi alam dan kehidupan manusia,
dalam hal agama dan moral. Diantara peristiwa-peristiwa tersebut adalah
singgasana Kisra yang bergoyang-goyang hingga menimbulkan bunyi serta
menyebabkan jatuh 14 balkonnya, surutnya danau Sawa, padamnya api sembahan
orang-orang Persia yang belum pernah padam sejak seribu tahun lalu.[7]

2. Masa Kanak-kanak

Tidak lama setelah kelahirannya, bayi Muhammad SAW diserahkan kepada


Tsuwaibah, budak perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah menyusui
Hamzah. Meskipun diasuh olehnya hanya beberapa hari, nabi tetep menyimpan
rasa kekeluargaan yang mendalam dan selalu menghormatinya. Nabi SAW
selanjutnya dipercayakan kepada Halimah, seorang wanita badui dari Suku Bani
Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, dan
tumbuh menjadi anak yang sehat dan kekar. Pada usia lima tahun, nabi
dikembalikan Halimah kepada tanggungjawab ibunya. Sejumlah hadis
menceritakan bahwa kehidupan Halimah dan keluarganya banyak dianugrahi nasib
baik terus-menerus ketika Muhammad SAW kecil hidup di bawah asuhannya.
Halimah menyayangi baginda Rasul seperti menyayangi anak sendiri, penuh kasih
sayang dan cinta, namun karena banyak kejadian yang luar biasa sehingga takut
akan terjadi hal-hal yang tidak baik sehingga dikembalikanlah Rasul SAW kepada
keluarga beliau.

Muhammad SAW kira-kira berusia enam tahun, dimana tatkala asik bermain-main
dengan teman-teman beliau, teman-teman beliau gembira saat ayah-ayah mereka
pulang, namun Rasulullah pulang dengan tangisan menemui ibunda beliau, seraya
berkata wahai ibunda mana ayah?.. ibunda beliau terharu tampa jawaban yang
pasti, sehingga dalam ketidakmampuan atas jawaban tersebut, hingga suatu ketika
ibunda beliau mengajak baginda Nabi SAW pergi kekota tempat ayah beliau
dimakamkan. Sekembalinya dari pencarian Makan suami tercinta ibu Rasul tercinta
jatuh sakit dan meninggal dalam perjalanan pulang, dengan duka cita yang
mendalam dan pulang bersama seorang pembantu nabi. Sekembalinya pulang
sebagai anak yatim piatu maka beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib.
Namun dua tahun kemudian, kakeknya pun yang berumur 82 tahun, juga
meninggal dunia. Maka pada usia delapan tahun itu, nabi ada di bawah
tanggungjawab pamannya Abi Thalib.

Pada usia 8 tahun, seperti kebanyakan anak muda seumurnya, nabi memelihara
kambing di Mekkah dan menggembalakan di bukit dan lembah sekitarnya.
Pekerjaan menggembala sekawanan domba ini cocok bagi perangai orang yang
bijaksana dan perenung seperti Muhammad SAW muda, ketika beliau
memperhatikan segerombolan domba, perhatiannya akan tergerak oleh tanda-
tanda kekuatan gaib yang tersebar di sekelilingnya.

3. Masa Remaja

Diriwayatkan bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad SAW menyertai
pamannya, Abu Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat kemudian beliau
berjumpa dengan seorang pendeta, yang dalam berbagai riwayat disebutkan
bernama Bahira. Meskipun beliau merupakan satu-satunya nabi dalam sejarah yang
kisah hidupnya dikenal luas, masa-masa awal kehidupan Muhammad SAW tidak
banyak diketahui.[8]

Muhammad SAW, besar bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-hari
yang dilaluinya penuh dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan
kelembutan, kehalusan budi dan kejujuran beliau maka orang Quraisy Mekkah
memberi gelar kepada beliau dengan Al-Amin yang artinya orang yang dapat
dipercaya.

Pada usia 30 tahunan, Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan bijaksanya
beliau, Nabi SAW mampu mendamaikan perselisihan kecil yang muncul di tengah-
tengah suku Quraisy yang sedang melakukan renovasi Ka’bah. Mereka
mempersoalkan siapa yang paling berhak menempatkan posisi Hajar Aswad di
Ka’bah. Beliau membagi tugas kepada mereka dengan teknik dan strategi yang
sangat adil dan melegakan hati mereka.[9]

Pada masa mudanya, beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup
berkecukupan dari hasil usahanya. Kemudian pada usia 25 tahun, beliau menikah
dengan pemodal besar Arab dan janda kaya Mekah, Khadijah binti Khuwailid yang
telah berusia 40 tahun.

Adapun isteri-isteri Nabi Muhammad SAW berjumlah 11 orang, yaitu :

Khadijah binti Khuwailid

Saudah binti jam’ah

Aisyah binti Abu Bakar ra.

Hafshah binti Umar ra.

Hindun ummu salamah binti Abu Umayyah

Ramlah Ummu Habibah binti Abu Sofyan

Zainab binti Jahsyin

Zainab binti Khuzaimah

Maimunah binti Al-Harts Al-Hilaliyah


Juwairiyah binti Al-Haarits

Sofiyah binti Huyay

Dari 11 isteri Nabi SAW ini yang wafat saat Nabi SAW masih hidup adalah 2 orang
yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan sedangkan isteri Nabi yang
9 orang masih hidup saat Nabi SAW wafat. Isteri Nabi SAW yang tersebut disebut
dengan Ummul Mu’minin artinya ibu orang-orang beriman. Mereka banyak
menolong penyebaran agama Islam di kalangan kaum ibu.

Nabi Muhammad SAW mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan


yaitu :

Qasim

Abdullah

Zainab

Fatimah

Ummu kalsum

Rukayyah

Ibrahim

Ibu anak-anak Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi Khadijah, kecuali Ibrahim,
yang ibu Mariyatul Qibtiyyah (seorang hamba perempuan yang dihadiahkan oleh
seorang pembesar Mesir kepada Nabi SAW. Anak-naka Nabi SAW tersebut wafat
pada saat Nabi SAW masih hidup, kecuali Fatimah yang wafat beberapa bulan
setelah Nabi SAW wafat.[10]

Diriwayatkan tatkala Nabi SAW akan wafat beliau membisikkan kepada Fatimah ra,
bahwa beliau akan berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu Fatimah
menangis dengan sedih, dan beberapa saat setelah itu Nabi SAW membisikan lagi
sesuatu kepada Fatimah ra, mendengar bisikan yang kedua ini Fatimah ra
tersenyum, ternyata bisikan bahwa dikabarkan bahwa setelah Nabi SAW wafat tidak
ada orang yang pertama meninggal kecuali Fatimah ra, sungguh mulia Fatimah
tersenyum walau mendengar kabar yang tentang wafat nya diri beliau, tapi semua
tertutup karena cinta yang mendalam kepada sang ayah tercinta.

B. Kerasulan Muhammad SAW

1. Awal Kerasulan
Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri
dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa
kilometer di Utara Mekah. Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja,
kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M,
Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril.

Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua
bernama Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri
bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah-olah
seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang menakutkan
yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau berbaring di
sana, remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau tidak dapat
melakukan ini beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan
seribu kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau
protes bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan
kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1 sampai
5 dalam surat Al-‘Alaq.[11]

ù&tø%$# ÉOó‹$$Î/ y7În/u‹ ‹Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$#
y7‹/u‹ur ãPtø.F{$# ÇÌÈ ‹Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9
÷Ls>÷ètƒ ÇÎÈ

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dia merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya.


Dengan turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih
Allah sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk
menyeru manusia kepada suatu agama.

Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad SAW


sebagai seorang nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya peristiwa
itu kemudian dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah al-qadar), dan
menurut sebagian riwayat terjadi menjelang akhir bulan Ramadhan. Setelah wahyu
pertama turun, yang menandai masa awal kenabian, berlangsung masa
kekosongan, atau masa jeda (fatrah). Ketika hati Muhammad SAW diliputi
kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi yang menghimpit, dia
pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta istrinya untuk
menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi:
$pk‹‹r’¯»tƒ ãÏoO£‹ßJø9$# ÇÊÈ óOè% ö‹É‹Rr’sù ...

“Wahai kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!.”

Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan kemudian
turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang
berbeda-beda. Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah
turun dalam satu suara.

2. Pertengahan Kerasulan

Setelah beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut dilaksanakan secara
individual, turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-
mula beliau mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib.
Beliau mengatakan di tengah-tengah mereka, “Saya tidak melihat seorang pun di
kalangan Arab yang dapat membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik
dari apa yang saya bawa kepada kalian. Kubawakan kepada kalian dunia dan
akhirat yang terbaik. Tuhan memerintahkan saya mengajak kalian semua. Siapakah
diantara kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?”. Mereka semua menolak
kecuali Ali bin Abi Thalib.

Pada permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima dakwah nabi yaitu
dengan masuk Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa adalah Abu Bakar Ash-
Shiddiq, dari pihak perempuan adalah isteri nabi SAW yaitu Khadijah, dan dari pihak
anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib ra.

Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir quraisy
mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan
dakwah Nabi gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya
sudah dilakukan semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk
Mekah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW untuk
mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun kelima
kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat
pengungsian.

Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini, termasuk


membujuk Negus (Raja) agar menolak kehadiran umat Islam di sana, gagal.
Bahkan, di tengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam,
Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi
Islam semakin kuat.

Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan
yang mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai pelindung
dan isteri tercinta yang setia menemani hari-hari beliau yaitu Khadijah binti
Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya
Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan pada suatu malam ketika
Nabi SAW ada di Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta
malaikat yang lain, lalu dibawanya dengan mengendaraiBuroq ke Masjidil Aqsa di
negeri Syam, kemudian Nabi SAW dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada
Nabi SAW tanda-tanda kebesaran dan kekayaan Allah SWT, pada malam itu juga
Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi SAW dari Masjidil Aqso ke langit
disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5 kali dalam
sehari. [12]

Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan
dakwah Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari sejumlah
penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekah. Mereka, yang terdiri dari suku ‘Aus dan
Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang. Pertama, pada tahun kesepuluh
kenabian, beberapa orang Khazraj menemui Muhammad SAW untuk masuk Islam,
dan mengharapkan agar ajaran Islam dapat mendamaikan permusauhan suku ‘Aus
dan Khazraj. Kedua, pada tahun keduabelas kenabian, delegasi Yatsrib terdiri dari
sepuluh orang Khazraj dan dua orang ‘Aus serta seorang wanita menemui
Muhammad SAW di tempat bernama Aqabah. Mereka menyatakan ikrar kesetiaan.
Ikrar ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Pertama”. Ketiga, pada musim haji
berikutnya, jama’ah haji yang datang dari Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama
penduduk Yatsrib, mereka meminta Muhammad SAW dan Muslimin Makkah agar
berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membelanya dari segala
ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Kedua”.

Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika di
Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, nabi istirahat
beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman
rumah ini nabi membangun sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang dibangun
nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul
nabi, setelah menyelesaikan segala urusan di Mekah.

Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu yang


mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya
dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama
kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering
disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar
Islam memancar keseluruh dunia.

Kejadian itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”, tetapi
merupakan rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama
selama sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar
bin Khattab menetapkan saat terjadinya peristiwa hijrah sebagai awal tahun Islam,
atau tahun qamariyah.

Akhir Masa Kerasulan

Pembentukan Negara Madinah


Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi
sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai.
Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah, Islam merupakan
kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat
banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad SAW mempunyai kedudukan, bukan
saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata lain,
dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan kekuasaan
duniawi.
Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala negara.[13]

Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat.


Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-
musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang
Quraisy berbuat apa saja. Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan
gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala pemerintahan, mengatur siasat dan
membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan berperang dangan dua alasan:
(1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga
keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-
orang yang menghalang-halanginya.

Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya
kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di awal
pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi siaga
melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk
melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai
dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud
memperkuat kedudukan Madinah.

Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus
delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan mereka.
Masuknya orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai pengaruh yang
amat besar pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu disebut dengan
tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud; peperangan antara suku
yang berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi persaudaraan seagama.

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur
organisasi masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas
keagamaan dan para dai’ dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk
mengajarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua
bulan setelah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat
berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi
Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari perjalanan sejarah nabi ini, dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW, di
samping sebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik dan
administrasi yang cakap. Hanya dalam waktu sebelas tahun menjadi pemimpin
politik, beliau berhasil menundukan seluruh Jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.

Kita dapat membagi masa dakwah Muhammad SAW menjadi dua periode, yang
satu berbeda secara total dengan yang lainnya, yaitu:

Periode Mekah, berjalan kira-kira tiga belas tahun.

Periode Madinah, berjalan selama sepuluh tahun penuh.

Setiap periode memiliki tahapan-tahapan tersendiri, dengan kekhususannya


masing-masing. Periode mekah dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang berjalan selama tiga tahun.

Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Mekah, yang dimulai


sejak tahun keempat dari kenabian hingga akhir tahun kesepuluh.

Tahapan dakwah di luar Mekah, yang dimulai dari tahun kesepuluh dari kenabian
hingga hijrah ke Madinah.

Sedangkan periode Madinah dapat dibagi menjadi tiga tahapan fase:

Fase yang banyak diwarnai cobaan dan perselisihan, banyak rintangan yang
muncul dari dalam, sementara musuh dari luar menyerang Madinah untuk
menyingkirkan para pendatangnya. Fase ini berakhir dengan dikukuhkannya
perjanjian Hudaibiyah.

Fase perdamaian dengan para pemimpin paganisme, yang berakhir dengan Futuh
Makah pada bulan Ramadhan tahun kedelapan dari Hijriyah. Ini juga merupakan
fase berdakwah kepada para raja agar masuk Islam.

Fase masuknya manusia ke dalam Islam secara berbondong-bondong, yaitu masa


kedatangan para utusan dari berbagai kabilah dan kaum ke Madinah. Masa ini
membentang hingga wafatnya Rasulullah SAW.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hameed Siddiqui, The Life Muhammad, (Delhi: Righway Publication, 2001).
Abdul Haq Vidyarthi dan Abdul Ahad Dawud, Ramalan Tentang Muhammad
SAW, (Jakarta : PT. Mizan Publika, 2006)

Ajid Thohir, Kehidupan Umat Islam Pada Masa Rasulullah SAW, (Bandung: Pustaka
Setia, 2004).

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997)

Barnaby Rogerson, Biografi Muhammad, (Jogjakarta : Diglossia, 2007).

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 1, (Jakarta: UI Press,
1985, cet. 5).

Ja’far Al-Barzanji, AL-Maulid An-Nabawi, (Jakarta: Maktabah Sa’diyah. Tt.).

Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera Antarnusa,


1990, cet. 12).

Nayla Putri dkk, Sirah Nabawiyah. (Bandung: CV. Pustaka Islamika, 2008).

Philip K. Hitti, History Of The Arabs, diterjemahkan R. Cecep Lukman Yasin, Karya
(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008).

[1] Abdul Haq Vidyarthi dan Abdul Ahad Dawud, Ramalan Tentang Muhammad
SAW, (Jakarta : PT. Mizan Publika, 2006) hal. 94

[2] Muhammad Arsyad Thalib Lubis, Risalah Pelajaran Tarikh Riwayat Nabi
Muhammad SAW, (Kandangan : Toko Buku Sahabat, 1 Muharam 1371 H/2
Oktober 1951 M) Hal. 42

[3] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1997), hal. 9

[4] Nayla Putri dkk, Sirah Nabawiyah. (Bandung: CV. Pustaka Islamika, 2008),
hal. 71.

[5] Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera


Antarnusa, 1990, cet. 12), hal. 49.

[6] Abdul Hameed Siddiqui, The Life Muhammad, (Delhi: Righway


Publication, 2001), 64.

[7] Ja’far Al-Barzanji, AL-Maulid An-Nabawi, (Jakarta: Maktabah Sa’diyah. Tt.) 16.

[8] Philip K. Hitti, History Of The Arabs, diterjemahkan R. Cecep


Lukman Yasin, Karya (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008), 140.
[9] Ajid Thohir, Kehidupan Umat Islam Pada Masa Rasulullah SAW, (Bandung:
Pustaka Setia, 2004), 62.

[10] Muhammad Arsyad Thalib Lubis, ibid. hal 43

[11] Barnaby Rogerson, Biografi Muhammad, (Jogjakarta : Diglossia, 2007) hal. 94

[12] Muhammad Arsyad Thalib Lubis, locit hal. 20

[13] Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 1, (Jakarta: UI
Press, 1985, cet. 5), 101.

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatuwahi wabarokaatu, segalah puji kita panjatkan kehadirat Allah
SWT,karna atas segalah rahmat dan hidayahnya sehingga makalah agama ini bisa
terselesaikan.tak lupa sholawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita
Muhammad SAW dan keluarganya, sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin
ya robal alamin.

Berkat rahmat allah yang maha kuasa kami “kelompok 4” dapat menyelesaikan makalah ini
yang merupakan salah satu tugas dari ibu guru bidang studi agama tentang “sejarah hidup
nabi Muhammad SAW”. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak
sekali terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini dan kepada ibu guru agama yaitu ibu ani. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kami khususnya pada dunia pendidikan.

Masohi,21 november 2011

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan
1.4. Metode

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Kelahiran nabi muhammad SAW

2.2. Sejarah Pernikahan dengan istri-istrinya dan silsilah nabi Muhammad SAW

2.3. Sejarah dakwa nabi Muhammad SAW periode mekah

2.4. Peninggalan-peninggalan nabi Muhammad pada zaman perang badar

BAB III PENUTUP

3 kesimpulan
3 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Nabi Muhammad adalah pembawa cahaya kebenaran untuk seluruh umat manusia,
penyempurna ajaran-ajaran para nabi terdahulu, penutup para nabi dan tidak ada nabi atau
wahyu apapun yang diturunkan Allah setelah wafatnya Baginda Muhammad saw. Rasulullah
SAW adalah utusan termulia yang diturunkan oleh Allah sebagai pembawa rahmat bagi seluruh
semesta alam. Dalam diri beliau tercakup semua kebaikan ciptaan Allah. Dalam mengemban
risalah dakwah, beliau dibantu oleh para sahabatnya. Para sahabat nabi merupakan generasi
terbaik yang terlahir dari hasil didikan madrasah langsung Rasulullah. Mereka selalu
menjadikan tindak tanduk, tutur kata dan segala perbuatan Nabi Muhammad sebagai contoh
dan tauladan hidup. Mereka telah menjadi generasi terbaik karena mengikuti cahaya Islam
yang dibawa Rasulullah.dan sebagai generasi islamiyah maka sudah sewajarnya kita selalu
mengingat semua hal tentang nabi Muhammad saw dan jadikan nabi Muhammad sebagai suri
tauladan kita.

1.2. Rumusan masalah

Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan
makalah ini adalah:
 kapan kelahiran nabi Muhammad saw?
 Bagaimana dakwah nabi Muhammad di kota mekah?
 Apa saja peninggalan sejarah dari perang badar?

1.3. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata pelajaran agama
islam dan untuk memahami akan materi ini.

1.4. Metode

Metode yang digunakan oleh kelompok kami yaitu “kelompok 5” dalam penyusunan makalah
ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan browsing di internet /
metode studi pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Kelahiran nabi muhammad SAW

Di kala umat manusia dalam kegelapan dan kehilangan pegangan hidupnya,


lahirlah ke dunia dari keluarga yang sederhana, di kota Mekah, seorang bayi
yang kelak membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban dunia. Bayi
itu yatim, bapaknya yang bernama Abdullah meninggal 7 bulan sebelum dia
lahir. Kehadiran bayi itu disambut oleh datuknya Abdul Muththalib dengan
penuh kasih sayang dan kemudian bayi itu dibawanya ke kaki Ka'abah. Di
tempat suci inilah bayi itu diberi nama Muhammad, suatu nama yang belum
pernah ada sebelumnya.

Menurut penggalan para ahli,kelahiran muhammad itu pada tanggal 12


rabiuawal tahun gajah atau tanggal 20 april tahun 571 M.adapun sebab
dinamakan tahun kelahiran Nabi itu dengan tahun Gajah, karna pada tahun
itu, kota Mekah diserang oleh suatu pasukan tentara orang Nasrani yang
kuat di bawah pimpinan Abrahah, Gubenur dari kerajaan Nasrani Abessinia
yang memerintah di Yaman, dan mereka bermaksud menghancurkan
Ka'abah. Pada waktu itu Abrahah berkenderaan gajah. Belum lagi maksud
mereka tercapai, mereka sudah dihancurkan oleh Allah
s.w.t.dengan mengirimkan burung ababil. Oleh karna pasukan itu
mempergunakan gajah,rnaka orang Arab menamakan bala tentera itu
pasukan bergajah.
Nabi Muhammad saw. adalah keturunan dari Qushai pahlawan suku Quraisy
yang berhasil menggulingkan kekuasaan Khuza’ah atas kota Mekah.
Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hashim bin Abdul
Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murr’ah dari golongan Arab Bani IsmaiL
Ibunya bernama Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab
bin Murrah, di sinilah silsilah keturunan ayah dan ibu Nabi Muhammad saw.
bertemu. Baik keluarga dari pihak bapak maupun dari ibu keduanya
termasuk golongan bangsawan .
Sudah menjadi kebiasaan pada orang-orang Arab kota Mekah, terutama
pada orang-orang yang tergolong bangsawan, menyusui dan menitipkan
bayi-bayi mereka kepada wanita badiyah (dusun di padang pasir) agar bayi-
bayi itu dapat menghirup hawa yang bersih, terhindar dari penyakit-penyakit
kota dan supaya bayi-bayi itu dapat berbicara dengan bahasa yang murni
dan fasih. Demikianlah halnya Nabi Muhammad s.a.w. beliau diserahkan oleh
ibunya kepada seorang perempuan yang baik, Halimah Sa’diyah dari Bani
Sa’ad kabilah Hawazin, tempatnya tidak jauh dari kota Mekah. Di
perkampungan Bani Sa’ad inilah Nabi Muhammad s.a.w. diasuh dan
dibesarkan sampai berusia lima tahun oleh Halima sa’diyah

2.2. Sejarah Pernikahan dengan istri-istrinya dan silsilah nabi Muhammad SAW

Sebelum kita menelusuri sebagian kehidupan rumah tangga Nabi Muhammad saw bersama istri-istrinya
maka sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu siapakah para ummahatul mukminintersebut.
Bagaimanakah silsilah sejarah pernikahan Nabi Muhammad saw dengan mereka.berikut ini adalah
nama-nama istri nabi Muhammad saw:

1) Khadijah binti Khuwailid


Istri pertama Nabi muhammad adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad. dan umur beliau tatkala
menikahi Khadijah adalah dua puluh lima tahun, sedangkan Khadijah berumur dua puluh delapan
tahun. Khadijah adalah istri Nabi Muhammad saw yang paling dekat nasabnya dengan NabiMuhammad
saw. Semua anak-anak Nabi Muhammad saw dilahirkan dari rahim Khadijah kecuali Ibrohim. Khadijah
adalah seorang wanita yang kaya, cantik, serta memiliki kedudukan yang tinggi di masyarakat,
sehingga banyak orang Quraisy yang ingin menikahinya akan tetapi hatinya terpikat pada sosok
seorang pemuda yang tidak memiliki harta namun memiliki budi pekerti yang luhur dan tinggi. Dialah
Muhammad saw. Khadijah telah mengorbankan harta dan jiwanya untuk membela risalah kenabian. Ia
lah wanita yang selalu menenangkan sang kekasih dikala dirundung duka dan gelisah. Ia menguntaikan
mutiara-mutiara kata yang indah sebagai penyejuk di kala susah, penenang di kala bimbang, dan
membakar semangat di kala lesu dan kecewa. Kata-kata indahnya telah diriwayatkan dan dicatat oleh
perawi dan penulis, sebagai ibrah bagi para istri dan wanita yang hendak meneladani sang kekasih
penghulu manusia.

2) Kemudian beberapa hari setelah itu beliau menikahi Saudah binti Zam’ah Al-Qurosyiah, dia lah
yang telah menghadiahkan hari gilirannya (giliran menginap Nabi Muhammad saw di rumahnya) untuk
Aisyah.

3) Setelah menikahi Saudah, beliau menikah dengan Ummu Abdillah Aisyah Ash-Siddiqoh binti Ash-
Shiddiq yang telah dinyatakan kesuciannya oleh Allah dari atas langit ketujuh. kekasih Rasulullah,
putri Abu bakar Ash-Shiddqi, malaikat telah menampakkan Aisyah kepada Nabi Muhammad
sawsebelum menikah dengannya. Dalam mimpi beliau melihat Aisyah tertutup wajahnya dengan
selembar kain dari sutra lalu malaikat itu berkata, “Inilah istrimu (bukalah kain penutup
wajahnya)”. Rasulullah menikahinya pada bulan Syawal dan umur Aisyah kala itu adalah enam tahun.
Rasulullah menggaulinya pada Syawwal pada tahun pertama hijrah ketika umurnya sembilan tahun.
Beliau tidak menikahi seorang perawan pun selainnya. Tidak pernah ada wahyu yang turun ketika nabi
berselimut bersama salah seorang di antara istrinya kecuali Aisyah. Ia merupakan wanita yang paling
dicintai nabi. Allah pun mencintainya dan membela serta menyucikan namanya dari tuduhan dusta.
Telah turun wahyu dari langit menjelaskan terbebasnya Aisyah dari tuduhan zina dan umat sepakat
akan kafirnya orang yang menduduh Aisyah berzina. Dia adalah istri NabiMuhammad saw yang paling
paham agama dan yang paling pandai, bahkan terpandai di antara para wanita umat ini secara mutlak.
Tokoh-tokoh para sahabat pun menjadikan pendapatnya sebagai landasan beragama dan mereka sering
meminta fatwa keadaanya. Ada sebuah kabar yang menyatakan bahwa beliau pernah mengalami
keguguran, namun pendapat ini tidak benar sama sekali.

4) istri Nabi Muhammad saw yang keempat adalah Hafshah binti Umar bin Al-Khattab. Abu
Dawud menyebutkan bahwa Nabi Muhammad saw pernah menceraikannya kemudian ruju’
(kembali) lagi kepadanya.

5) Kemudian Nabi Muhammad saw menikahi Zainab binti Khuzaimah bin Al-Harits Al-Qurosyiah
dari bani Hilal bin Amir. dan beliau wafat di sisi Rasulullah setelah tinggal bersama selama dua
bulan.

6) kemudian beliau menikah dengan Ummu Salamah Hind binti Abi Umayyah Al-Qurosyiah Al-
Makhzumiah, nama Abu Umayyah adalah Hudzaifah bin Al-Mughiroh. Ummu Salamah merupakan
istri Nabi Muhammad saw yang paling terakhir wafatnya menurut sebagian ulama, ada pula yang
berpendapat Shafiah yang terakhir wafat di antara istri-istri Nabi Muhammad saw yang lain.

7) Kemudian beliau menikahi Zainab binti Jahsy dari bani Asad bin Khuzaimah dan dia adalah
anak Umayyah bibi Nabi Muhammad saw. Allah telah menurunkan firman-Nya berkaitan dengan
dirinya,
“Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan
kamu dengan dia.” (Q.s. Al-Ahzab: 37)

Peristiwa Allah langsung yang menikahkannya dengan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menjadi
kebanggan tersendiri bagi Zainab binti Jahsy. Bagaimana tidak, Allah telah menjadi wali nikahnya,
tentunya wajar apabila ia berbangga. Ia pun sering membanggakannya di hadapan istri-istri
NabiMuhammad saw yang lain. Ia berkata, “Kalian dinikahkan oleh keluarga kalian, adapaun aku
dinikahkan oleh Allah dari atas langit yang ke tujuh.” Oleh karena itu, di antara keistimewaannya
adalah Allah lah yang telah menikahkannya dengna Rasulullah . Ia wafat di awal kekhalifahan Umar
bin Al-Khatthab. Dahulunya ia adalah istri Zaid bin Haritsah dan Rasulullah mengangkat Zaid sebagai
anak angkatnya. tatkala Zaid menceraikannya maka Allah pun menikahkannya dengan NabiMuhammad
saw agar umat Nabi Muhammad saw bisa mencontohnya atau agar anggapan haramnya menikahi istri
anak angkat tidaklah menjadi isu yang benar, pendapat-itu hanya merupakan warisan budaya
jahiliyah.

8) Kemudian Rasulullah menikahi Juwairiyah binti Al-Harits bin Abi Dhiror Al-Mushtoliqiah. Awalnya ia
merupakan seorang tawanan bani Mushtholiq (Kabilah Yahudi) lalu ia pun datang menemui
NabiMuhammad saw meminta agar Nabi Muhammad saw membantu penebusannya. Nabi Muhammad
saw kemudian menebusnya dan menikahinya.

9) Kemudian Nabi Muhammad saw menikahi Ummu Habibah , namanya adalah Romlah binti Abi
Sufyan Sokhr bin Harb Al-Qurosyiah Al-Umawiah. Ada pula yang mengatakan namanya adalah Hindun.
Rasulullah menikahinya pada saat Ummu Habibah sedang berada di negeri Habasyah karena berhijrah
dari Mekah ke negeri Habasyah. Najasyi memberikan mahar atas nama NabiMuhammad saw kepada
Ummu Habibah sebanyak empat ratus dinar. Lalu ia dibawa dari Habasyah kepada Nabi Muhammad
saw (di Madinah). Ummu Habibah meninggal di masa pemerintahan saudaranya, Mu’awiyah.

10) Kemudian Rasulullah menikahi Shafiyah binti Huyai bin Akhtab pemimpin bani Nadhir dari
keturunan harun bin Imron saudara Musa. Ia adalah putri (keturunan) Nabi (Harun) dan istri
NabiMuhammad saw. Ia termasuk wanita tercantik di dunia. Dahulu ia merupakan tawanan
atau seorang budak Nabi Muhammad saw kemudian Nabi memerdekakannya dan menjadikan
pembebasannya sebagai maharnya.

11) Kemudian Rasulullah menikahi Maimunah binti Al-Haritsah Al-Hilaiah dan ia adalah wanita
terakhr yang dinikahi oleh Rasulullah . Rasulullah menikahinya di Mekah pada waktu Umroh Al-Qadha
setelah ia bertahallul -menurut pendapat yang benar-, Maimunah wafat pada masa pemerintahan
Mu’awiyah.

12) Ada pula yang memasukkan nama Raihanah binti Zaid An-Nasraniah di antara istri-istri
NabiMuhammad saw. Raihanah binti Zaid An-Nasraniah ada juga yang menyatakan Al-Qurazhiah
yakni dari kalangan Yahudi bukan Nasrani. Ia merupakan tawanan pada waktu perang Bani Quraizhah.
Saat itu ia adalah tawanan Rasulullah kemudian Rasulullah memerdekakannya dan menikahinya.
Rasulullah menceraikannya sekali kemudian ruju (kembali) kepadanya. Sebagian ulama berpendapat
bahwa Raihanah adalah budak Rasulullah yang digauli oleh beliau dan terus menjadi budaknya
hingga Rasulullah wafat. Oleh Karena itu, dia terhitung termasuk budak-budak Nabi Muhammad
sawdan bukan termasuk istri-istrinya. Al-Waqidi lebih cenderung kepada pendapat yang pertama,
yakni ia merupakan istri nabi. Pendapatnya disetujui oleh Syarifuddin Ad-Dimyathi. Ia mengatakan
bahwa pendapat inilah yang lebih kuat meurut para ahli ilmu. Namun, perkataannya itu perlu dicek
kembali karena yang dikenal bahwasanya Raihanah termasuk budak-budak Nabi Muhammad saw.
2.3. Sejarah dakwa nabi Muhammad SAW periode mekah

Objek dakwah Rasulullah SAW pada awal kenabian adalah masyarakat Arab Jahiliyah, atau
masyarakat yang masih berada dalam kebodohan. Dalam bidang agama, umumnya masyarakat
Arab waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid, yang telah diajarkan oleh
para rasul terdahulu, seperti Nabi Adam A.S. Mereka umumnya beragama watsani atau agama
penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu mereka letakkan di Ka’bah
(Baitullah= rumah Allah SWT). Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama: Ma’abi,
Hubai, Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula sebagian masyarakat Arab
Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang dilakukan kaum Sabi’in.

Pengangkatan Muhammad sebagai nabi atau rasul Allah SWT, terjadi pada tanggal 17
Ramadan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) tatkala beliau sedang bertahannus di Gua Hira,
waktu itu beliau genap berusia 40 tahun. Gua Hira terletak di Jabal Nur, beberapa kilo meter
sebelah utara kota Mekah.

Muhamad diangkat Allah SWT, sebagai nabi atau rasul-Nya ditandai dengan turunnya Malaikat
Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5.
Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an.

Menurut sebagian ulama, setelah turun wahyu pertama (Q.S. Al-‘Alaq: 1-5) turun pula Surah
Al-Mudassir: 1-7, yang berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah
menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia.

Setelah itu, tatkala Nabi Muhammad SAW berada di Mekah (periode Mekah) selama 13 tahun
(610-622 M), secara berangsur-angsur telah diturunkan kepada beliau, wahyu berupa Al-
Qur’an sebanyak 4726 ayat, yang meliputi 89 surah. Surah-surah yang diturunkan pada periode
Mekah dinamakan Surah Makkiyyah.

Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah SAW di awal kenabiannya
adalah sebagai berikut:

a. Keesaan Allah SWT


b. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
c. Kesucian jiwa
d. Persaudaraan dan Persatuan

STRATEGI DAKWAH RASULULLAH SAW PERIODE MEKAH

Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab
meninggalkan kejahiliyahannya di bidang agama, moral dan hokum, sehingga menjadi umat
yang meyakini kebenaran kerasulan nabi Muhammad SAW dan ajaran Islam yang
disampaikannya, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Strategi dakwah Rasulullah SAW dalam berusaha mencapai tujuan yang luhur tersebut sebagai
berikut:

1. Dakwah secara Sembunyi-sembunyi Selama 3-4 Tahun

Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam,
orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat
dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut
adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali
bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin
Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah
SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).

Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan
dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:

۞ Abdul Amar dari Bani Zuhrah

۞ Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris

۞ Utsman bin Affan

۞ Zubair bin Awam

۞ Sa’ad bin Abu Waqqas

۞ Thalhah bin Ubaidillah.

Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya
sudah disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).

2. Dakwah secara terang-terangan

Dakwah secara terang-terangan ini dimulai sejak tahun ke-4 dari kenabian, yakni setelah
turunnya wahyu yang berisi perintah Allah SWT agar dakwah itu dilaksanakan secara terang-
terangan. Wahyu tersebut berupa ayat Al-Qur’an Surah 26: 214-216.

Tahap-tahap dakwah Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:

Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan
mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang
kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka
adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan
bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa.

Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk Islam dari
kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi SAW) dan Umar
bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada tahun ke-6 dari kenabian,
sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).

Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota Mekah.
Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam antara lain:

۞ Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari kaum Giffar.

۞ Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair terpandang dari kaum Daus.

۞ Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk Yastrib (Madinah). Gelombang pertama


tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang
kedua tahun 621 M, sebanyak 13 orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih
banyak lagi. Diantaranya Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.

Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini, terjadi pada
tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi Bai’atul Aqabah tersebut
merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka akan melindungi dan membela
Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada Rasulullah SAW dan para pengikutnya
agar berhijrah ke Yatsrib.

3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW

Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab
kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:

Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan
hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta
dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran
Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.

Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati
yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur
dan azab neraka.

Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan
agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.

Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah SAW
karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW
bermacam-macam antara lain:

۞ Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-
Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum
kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.

۞ Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di
antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan
melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan
melakukan penyembahan terhadap berhala.

Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad SAW
menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita
untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan
keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.

Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di
Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin
Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.

Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya.
Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.

Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan
pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat.
Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka
cita).

2.4. Peninggalan-peninggalan nabi Muhammad pada zaman perang badar

1. MASJIDIL HARAM Masjdilharam, yang terletak di tengah kota Mekah, merupakan


masjid tertua di dunia. Masjid ini selalu ramai dikunjungi umat Islam untuk beribadah salat,
umrah, haji dan belajar ilmu agama. Masjidilharam mempunyai tujuh menara dan 19 pintu
gerbang yang masing-masing mempunyai nama tersendiri seperti Bab as-Salam (pintu
salam), tempat orang yang pertama memasukinya dan akan melakukan tawaf; dan Bab as-
Safa (pintu Safa), pintu ke luar menuju Bukit Safa untuk melakukan sai. Di dalam
Masjidilharam terdapat Ka'bah, maqam Nabi Ibrahim AS, Hajar Aswad (batu hitam), dan
sumur zamzam.

2. MASJIDIL AQSHA Masjid tertua kedua di dunia setelah Masjidilharam. Masjidilaksa


terletak di dalam suatu kompleks di kota Yerusalem, Palestina. Masjidilaksa disebut dalam Al-
Qur'an karena berkaitan dengan peristiwa Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW melakukan Isra
(perjalanan malam hari) dari Masjidilharam ke Masjidilaksa, sebelum bermikraj ke
Sidratulmuntaha. Masjidilaksa termasuk di antara masjid yang perlu dikunjungi oleh kaum
muslim sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW. Dalam kompleks Masjidilaksa terdapat pula
Qubbah as-Sakhrah atau Masjid Umar (The Dome of the Rock). Masjidilaksa dibangun di atas
lokasi Kenisah Sulaiman atau Haykal Sulaiman (tempat ibadah Yahudi)

3. MASJID NABAWI merupakan masjid pertama yang dibangun Nabi Muhammad SAW
setelah hijrah ke Madinah. Lokasi Masjid Nabawi adalah di kota Madinah, Arab Saudi. Masjid
Nabawi dibanngun pada Rabiulawal 1/September 622. Pada masa Nabi SAW dan al-Khulafa
ar- Rasyidun (empat khalifah besar), Masjid Nabawi berfungsi sebagai tempat beribadah,
menurut ilmu dan merencanakan kegiatan kemasyarakatan. Hingga kini, jemaah haji selalu
berziarah ke makam Nabi SAW yang terletak di dalam kompleks Masjid Nabawi. Selain itu, di
Masjid Nabawi terdapat pula makam Abu Bakar as-Siddiq dan Umar bin Khattab. Pada bagian
lain dari Masjid Nabawi terdapat taman (raudah) yang terletak di antara bekas rumah Nabi
SAW dan mimbar.

4. SAFA DAN MARWAH terletak di sebelah selatan dan utara Masjidilharam, Mekah.
Bukit Safa dan Marwah merupakan tempat Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS, mencarikan air
untuk anaknya, Ismail AS. Siti Hajar berlari mendaki Bukit Safa kemudian turun menuju Bukit
Marwah sampai tujuh kali dan akhirnya secara tiba-cita keluarlah air zamzam dari dalam
tanah. Peristiwa ini kemudian diabadikan umat Islam dengan melakukan sai (lari-lari kecil)
pada saat menunaikan ibadah haji.

5. GUA HIRA adalah suatu celah sempit di Gunung Hira atau Jabal an-Nur (Gunung
Cahaya). Lokasi Gua Hira terletak di pinggir jalan menuju Ji'ranah, kkurang lebih 6 km di
sebelah timur laut kota Mekah, Arab Saudi. Gua ini digunakan Nabi Muhammad SAW untuk
bertafakur dan beribadah sebelum menjadi nabi dan menerima wahyu pertama dari Allah
SWT sekaligus dinobatkan sebagai rasul.

6. ARAFAH adalah padang pasir yang dijadikan tempat pelaksanaan wukuf (berdiam diri
sejenak) bagi jemaah haji. Padang Arafah terletak sekitar 25 km dari Mekah, Arab Saudi. Di
tempat ini, Nabi Muhammad SAW menyampaikan khotbah terakhir tentang inti ajaran Islam. Di
tengah-tengah padang Arafah terdapat bukit-bukit kecil yang dinamakan "Jabal ar-Rahmah"
yang dipercaya sebagai tempat Nabi Adam AS dan Hawa bertemu kembali setelah terpisah
karena diusir dari surga. Mungkin itulah sebabnya perbukitan itu disebut Jabal ar-Rahmah
(bukit penuh rahmat). Dalam pertemuan yang penuh rahmat itu, Adam dan Hawa saling
memahami keadaan masing-masing sehingga lahirlah keluarga dan kehidupan sosial pertama
di dunia.

7. LEMBAH BADAR yang terletak di antara Madinah dan Mekah, merupakan suatu daerah
subur yang mempunyai sumber air. Lembar Badar adalah tempat terjadinya Perang Badar (2
H) antara kaum muslim dan kaum musyrik Quraisy. Perang Badar disebut sebagai perang
akidah karena perang ini terjadi untuk membela kebenaran tentang ajaran Islam. Dalam
pertempuran
ini, kaum muslim mendapat kemenangan besar sehingga perang ini disebut juga Perang Badar
al-Kubra (yang besar)

8. BUKIT UHUD yang terletak sekitar empat kilometer sebelah timur laut Madinah
merupakan tempat berlangsungnya Perang Uhud (3 H). Perang Uhud terjadi antara kaum
muslim dna kaum musyrik Quraisy. Meskipun memperoleh kemenangan, kaum muslim
mengalami kerugian akibat banykanya pahlawan muslimin yang gugur dalam prang ini, salah
satunya adalah Hamzah bin Abdul Muthalib paman Nabi Muhammad SAW.

9. MASJID QUBA merupakan masjid pertama yang didirikan Nabi Muhammad SAW
pada saat hijrah ke Madinah (622 M). Masjid ini terletak sekitar 5 km dari Masjid Nabawi di
Madinah. Nabi SAW membangun sendiri arah kiblat masjid ini dari batu. Arah kiblat ini
mengalami dua kali perubahan. Pada awalnya arah kiblat menghadap ke Baitulmakdis
(Yerusalem), kemudian diubah menjadi ke arah Ka'bah (Mekah). Masjid Quba mengalami
beberapa kali perbaikan dan perluasan. Meskipun secaraukuran masjid ini lebih kecil
dibandingkan dengan masjid bersejarah lainnya, namun Masjid Quba menjadi salah satu
tempat ziarah penting di Madinah.

10. BUKIT MINA merupakan kawasan perbukitan sepanjang 3,2 km yang terletak di antara
kota suci Mekah dan Muzdalifah. Di Bukit Mina terdapat tiga buah tugu atau jumrah yang
wajib di lempar oleh setiap orang yang melakukan ibadah haji. Ketiga tugu disebut dengan
Jumrah Ula (pertama) yang disebut juga Jumrah Sugra, Jumrah Wusta (tengah) dan Jumrah
Aqabah (akhir) yang disebut juga jumrah Kubra. Ketiga tugu tersebut merupakan perwujudan
dari iblis yang ingin menggagalkan perintah Allah SWT kepada Nabi Ibrahim AS untuk
mengurbankan putranya, Ismail AS.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Ada poin-poin penting yang menjadi kesimpulan dalam makalah ini yaitu:
 Nabi Muhammad dilahirkan bertepatan dengan tahun gajah yaitu 12 rabiulawal atau 20
april tahun 571 M
 Nabi Muhammad mempunyai istri berjumlah 12 wanita yang dinikahinya
 Nabi Muhammad menyiarkan agama islan di mekah dengan 2 cara yaitu bersembunyi dan
terang – terangan dan nabi Muhammad menyiarkan agama islam di mekah yaitu selama 13
tahun kemudian hijrah ke madinah untuk menyiarkan agama islam

 Banyak peninggalan dari perang badar entah itu berupa bangunan,benda,dan lain-lain.tapi
peninggalan yg sangat luar biasa dan tak perna berubah isinya dan tak perna termakan zaman
yaitu al-quraan kitab suci umat islan di seluruh dunia yang merupakan pedoman yang sangat
sempurna

3.2. Saran

Sebagai generasi mudah islamiyah kita harus selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kita kepada allah swt dan selalu mengucapkan shalawat serta salam kepada nabi besar kita nabi
Muhammad saw dan kita harus menjadikan nabi Muhammad saw sebagai suri tauladan.pendek
kata “tegakanlah islam dengan pondasi sholat”
Masa Kelahiran Nabi Muhammad SAW dan Kebiasaan Masyarakat Jahiliyah
Dengan tak disangka Abdul Munthalib kedatangan utusan Abrahah supaya menghadap ke
Abrahah. Yang pada akhirnya Abdul Munthalib meminta Untanya untuk dikembalikan dan
bersedia mengungsi bersama penduduk dan Abdul Munthalib berdo’a kepada Allah supaya
Kakbah diselamatkan.

Keadaan kota Makkah sepi tentara Abrahah dengan leluasa masuk Makkah dan siap untuk
menghancurkan Kakbah. Allah SWT mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil
dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing pasukan
bergajah tersebut hingga tembus ke badan sampai mati. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-
Qur’an surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan bergajah hancur lebur mendapat adzab
dari Allah SWT.

Pada masa itu lahir bayi yang diberi nama Muhammad dari kandungan ibu Aminah dan yang
ber-ayahkan Abdullah. Muhammad lahir sudah yatim karena saat nabi Muhammad SAW masih
dalam kandungan ayahnya sudah meninggal dunia. Nabi Muhammad SAW lahir pada hari
Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah dan bertepatan tanggal 22 April 571 M.

Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW hingga Masa Kerasulannya

Kebiasaan di kalangan pemuka pada saat itu apabila mempunyai bayi, maka bayi yang baru
lahir itu dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Dengan tujuan agar dapat menghirup udara
segar dan bersih serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap sehat.

Menurut riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya beberapa hari
saja, Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan kepadaHalimah
Sa’diyah istri Haris dari kabilah Banu Saad.

Semenjak kecil Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan
sudah dapat berjalan dan umur 9 th sudah lancar berbicara serta umur 2 th sudah
menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan cahaya.

Muhammad diasuh Halimah selama 6 th. Pada usia 4 th Muhammad didekati oleh malaikat
Jibril dan menelentangkannya lalu membelah dada dan mengeluarkan hati serta segumpal
darah dari dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril mencucinya kemudian menata kembali ke
tempatnya dan Muhammad tetap dalam keadaan bugar.

Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan mengembalikan
Muhammad ke ibundanya. Pada usia 6 th nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke makam
ayahnya di Yatsrib dengan perlalanan 500 km. Dalam perjalanan pulang ke Makkah Aminah
sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah.

Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat kakeknya
yaitu Abdul Munthalib. Sejak itu Nabi menjadi yatim piyatu tidak punya ayah dan ibu. Abdul
Munthalib sangat menyayangi cucunya ini (Muhammad) dan pada usia 8 th 2 bl 10 hari
Abdul Munthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.

Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi diajak
Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk
keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke Makkah.

Ketika Nabi berusia 15 th meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy bersama Kinanah
dengan Qais Ailan. Nabi ikut bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan anak-anak
panah buat paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke musuh.

Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala Kambing dan pada usia 25 th
menjalankan barang dagangan milik Khadijah ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk
berdagang dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta
keuntungannya melimpah ruah.

Peristiwa tentang cara dagangnya nabi SAW itu diceritakan Maisyarah ke Khadijah. Lantas
Khadijah tertarik dan mengutus Nufaisah Binti Mun-ya untuk menemui Nabi agar mau menikah
dengan Khadijah. Setelah itu Nabi memusyawarahkan kepada pamannya dan disetujuinya
akhirnya Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad SAW dengan mas kawin 20 ekor Onta
Muda.

Usia Khadijah waktu itu 40 th dan Nabi Muhammad SAW 25 th.

Dalam perkawinannya Nabi dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah,
Ummu Kulsum dan Fatimah. Semua anak laki-laki nabi wafat waktu masih kecil dan anak
perempuannya yang masih hidup sampai nabi wafat adalah Fatimah.

B. KEHIDUPAN NABI MUHAMMAD SAW PADA MASA KENABIAN

1. Masa Kerasulan Nabi Muhammad SAW

Pada usia 35 th lima tahun sebelum kenabian ada suatu peristiwa yaitu Makkah dilanda banjir
besar hingga meluap ke baitul Haram yang dapat meruntuhkan Kakbah. Dengan peristiwa itu
orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Kakbah dan yang menjadi arsitek adalah
orang Romawi yang bernama Baqum.

Ketika pembangunan sudah sampai di bagian Hajar Aswad mereka saling berselisih tentang
siapa yang meletakkan hajar Aswad ditempat semula dan perselisihan ini sampai 5 hari tanpa
ada keputusan dan bahkan hampir terjadi peretumpahan darah. Akhirnya Abu Umayah
menawarkan jalan keluar siapa yang pertama kali masuk lewat pintu Masjid itulah orang yang
memimpin peletakan Hajar Aswad. Semua pada sepakat dengan cara ini. Allah SWT
menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu masjid adalah Rasulullah SAW dan yang
berhak adalah Rasulullah.

Orang-orang Quraisy berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad . Rasulullah meminta sehelai
selendang dan pemuka-pemuka kabilah supaya memegang ujung-ujung selendang lalu
mengangkatnya bersama-sama. Setelah mendekati tempatnya Nabi mengambil Hajar Aswad dan
meletakkannya ke tempat semula akhirnya legalah semua. Mereka pada berbisik dan menjuluki
“Al-Amin” yang artinya dapat dipercaya.

Nabi Muhammad SAW mempunyai kelebihan dibanding dengan manusia biasa, beliau sebagai
orang yang unggul, pandai, terpelihara dari hal-hal yang buruk, perkataannya lembut,
akhlaknya utama, sifatnya mulia, jujur terjaga jiwanya, terpuji kebaikannya, paling baik
amalnya, tepat janji, paling bisa dipercaya sehingga mendapat julukan Al-Amin dan beliau juga
membawa bebannya sendiri, memberi kepada orang miskin, menjamu tamu dan menolong
siapapun yang hendak menegakkan kebenaran.

Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya mengasingkan diri dengan
berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah di Gua Hira beribadah dan
memikirkan keagungan alam. Pada usia genap 40 th Nabi dianggkat menjadi Rasul. Beliau
menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan Malaikat jibril yaitu surat Al-
Alaq ayat 1-5.

Ketika Nabi berada di gua Hira datang malaikat Jibril dan memeluk Nabi sambil berkata
“Bacalah”. Jawab Nabi “Aku tidak dapat membaca” Lantas Malaikat memegangi dan
merangkul Nabi hingga sesak kemudian melepaskannya dan berkata lagi “Bacalah”. Jawab
Nabi”Aku tidak bisa membaca”. Lantas Malaikat memegangi dan merangkulnya lagi sampai
ketiga kalinya sampai Nabi merasa sesak kemudian melepasknnya. Lalu Nabi bersedia
mengikutinya (Surat Al-Alaq ayat 1-5). QS 96 : 1-5)

Rasulullah mengulang bacaan ini dengan hati yang bergetar lalu pulang dan menemui
Khadijah (isterinya) untuk minta diselimutinya. Beliau diselimuti hingga tidak lagi menggigil
tapi khawatir akan keadaan dirinya.

Khadijah menemui Waraqah bin Naufal dan menceritakan kejadian yang dialami oleh Nabi.
Waraqah menanggapi “Maha suci, Maha suci, Dia benar-benar nabi umat ini, katakanlah
kepadanya, agar dia berteguh hati.

2.
Haji Wada’ dan Meninggalnya Rasulullah SAW

Pada tahun 10 H, nabi Muhammad SAW melaksanakan haji yang terakhir yautu haji wada’.
Sekitar 100 ribu jamaah yang turut serta dalam ibadah haji bersama beliau. Pada saat wukuf di
arafah Nabi SAW menyampaikan khutbahnya dihadapan umatnya yaitu yang berisi pelarangan
melaksanakan penumpahan darah kecuali dengan cara yang benar, melarang mengambil harta
orang lain dengan cara yang tidak benar, melarang makan makanan yang riba dan menganiaya,
hamba sahaya harus diperlakukan dengan baik, dan umatnya supaya berpegang teguh dengan
Al Qur’an dan sunah Nabi SAW.

Dalam surat Al Maidah ayat 3 telah diungkapkan bahwa:

Artinya: “ Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan sungguh telah Aku
cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” (Q.S. Al Maidah
(5) : 3).

Ayat ini menjelaskan bahwa dakwah nabi Muhammad SAW telah sempurna. Nabi Muhammad
SAW dakwah selama 23 tahun. Pada suatu hari beliau merasa kurang enak badan, badan beliau
semakin tambah melemah, beliau menunjuk Abu Bakar sebagai imam pengganti beliau dalam
shalat. Pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah beliu wafat dalam usia 63 tahun.

Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah dan bertepatan
tanggal 22 April 571 M.

Pada saat Nabi Muhammad SAW hampir berusia 40 th kesukaannya mengasingkan diri dengan
berbekal Roti dan pergi ke Gua Hira di Jabal Nur. Rasulullah di Gua Hira beribadah dan
memikirkan keagungan alam. Pada usia genap 40 th Nabi dianggkat menjadi Rasul. Beliau
menerima wahyu yang pertama di gua Hira dengan perantaraan Malaikat jibril yaitu surat Al-
Alaq ayat 1-5.
Pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah beliu wafat dalam usia 63 tahun.

Anda mungkin juga menyukai