Anda di halaman 1dari 4

Bacaan Gharib Dalam Tajwid Alquran

Gharib menurut bahasa artinya tersembunyi atau samar, sedangkan menurut istilah Ulama qurra’,
gharib artinya sesuatu yang perlu penjelasan khusus dikarenakan samarnya pembahasan atau karena
peliknya permasalahan baik dari segi huruf, lafadz, arti maupun pemahaman yang terdapat dalam Al-
Qur’an.

Adapun bacaan-bacaan yang dianggap gharib (tersembunyi/samar) dalam qira’ah Imam Ashim riwayat
Hafs diantaranya adalah : Imalah, Isymam, Saktah, Tashil, dan Naql.

Macam- macam bacaan gharib antara lain:

1. Saktah

Saktah adalah berhenti sejenak tanpa bernafas, dengan tujuan untuk meluruskan arti ayat. Di dalam
mushkhafros mulutsmani, ‘saktah’ ditandai dengan khuruf ‘SIN ’kecil pada ayat yang mengandung
‘saktah’.

Menurut Imam Hafs, saktah hanya ada di 4 tempat yaitu surat (18:1-2), (36:52), (75:27) dan (83:14).

Pada contoh di bawah ini, huruf ‘SIN’ (sebagai tanda saktah) terletak antara kata berwarna merah dan
kata berwarna biru .Diantara kedua kata itulah terjadi saktah.

Berikut ini adalah ayat yang mengandung saktah:

Surat Al-Kahfi (18) antara ayat 1 dan 2: ‫ِع َو َج ۜا قَيِّ ۬ ًما‬

SuratYasiin (36) ayat 52: ‫من مرقدنا‬

Surat Al-Muthoffifiin ayat 14: ‫ﻛﻶﺑﻞﺮﺎﻦ‬

bacaan ghorib dalam alquran


2. Sajdah

Sajdah di dalam Alqur’an ditandai dengan gambar berbentuk kubah. Disunahkan bagi pembaca dan
pendengar untuk melakukan sujud tilawah ketika membaca/mendengar ayat sajdah. Disunahkan
melakukan sujud tilawah baik ketika sedang sholat atau diluar sholat.

Di dalam sholat, sunnahnya hanya ketika imam melakukan sujud tilawah, jika tidak, maka ma’mum tidak
boleh sujud sendiri (karena ma’mun harus mengikuti imam). Di luar sholat, disyaratkan menghadap
qiblat dan suci dari hadats, boleh diawali dengan.berdiri atau duduk, dengan di awali takbirotul ikhrom
ataupun tidak.

Jika di awali takbir maka Ditutup dengan salam, jika tanpa takbir maka tidak perlu salam. Sujud tilawah
yang dilakukan saat shalat tidak didahului takbir lagi serta tidak diakhiri salam (sudah takbirotul ikhrom
diawal sholat dan salam pada akhir shalat).

Dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi S.A.W. pernah membaca Al Qur’an yang di dalamnya terdapat ayat
sajadah. Kemudian ketika itu beliau bersujud, kami pun ikut bersujud bersamanya sampai-sampai di
antara kami tidak mendapati tempat karena posisi dahinya. (HR Muslim, 5, no. 133)

Ayat sajdah dalam mushaf Alquran bisa diketahui dengan mudah dengan melihat tanda ayat sajdah.
Setiap cetakan mushaf memiliki penanda sendiri. Pada umumnya, berbentuk seperti tugu dengan ujung
berbentuk waru.

Ayat-ayat yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Surah Al-A’raf [7]: 206

Surah Ar-Ra’d [13]: 15

Surah An-Nahl [16]: 50

Surah Al-Isra` [17]: 109

Surah Maryam [19]: 58

Surah Al-Hajj [22]: 18


Surah Al-Hajj [22]: 77

Surah Al-Furqan [25]: 60

Surah An-Naml [27]: 26

Surah As-Sajdah [32]: 15

Surah Sad [38]: 24

Surah Fussilat [41]: 38

Surah An-Najm [53]: 62

Surah Al-Insyiqaq [84]: 21

Surah Al-‘Alaq [96]: 19

3. Imalah

Imalah adalah pembacaan fathah yang miring kekasroh

Contoh pada surat Hud (11) ‫ مجرها‬Bunyi RO dibaca RE (seperti bunyi REmot) sehingga menjadi majREha.

4. Isymam

Isymam adalah menampakkan dhommah yang terbuang dengan isyarat bibir ketika membaca kata
‘LAATA’MANNA’ pada surat Yusuf (12) ayat 11.

Teks lengkap surat Yusuf (12) ayat 11 adalah sebagai berikut : ‫ال تأمنا‬

Cara bacanya “laa ta’manna” Nah, karena ini termasuk bacaan isymam, cara membacanya yaitu “laa
ta’mannuna”, namun kata “nuu” yang menjadi tambahan hanya diisyaratkan dengan gerakan bibir
ditambah mencucu tanpa suara.

Jadi suara yang kedengaran hanya sebatas “laa ta’manna”.

5. Naql
Naql adalah memindahkan simbol/baris kasrah pada huruf HAMZAH ke huruf LAM,

yaitu pada surat Al-Hujurat ayat 11 ‫بئس االسم‬

Naql, yaitu memindahkan harakat suatu huruf ke huruf sukun sebelumnya.

Menurut imam Hafs, bacaan ini juga hanya ada dalam surat al Hujurat ayat 11 ‫بئس االسم‬.

Alasan bacaan naql pada kata ‫ االسم‬yaitu terdapatnya dua hamzah washal (hamzah yang tidak terbaca di
tengah kalimat), yakni hamzah pada al ta’rif daismu (salah satu dari sepuluh kata benda yang berhamzah
washal), yang mengapit lam sehingga menjadi tidak terbaca di kala sambung dengan kata sebelumnya.

Di antara manfaat bacaan naql ini adalah untuk memudahkan umat Islam membacanya.

6. Tashil

Tashil adalah , yaitu meringankan hamzah kedua (dari dua hamzah yang beriringan) dengan bunyi
leburan hamzah dengan alif.

Terdapat dalam surat Fushilat 44 yang berbunyi ‫ءاعجمي‬

Dilihat dari tulisannya, bacaannya seharusnya aa’jamiyyuwa ‘arabiyy. Tapi untuk bacaan ini, hamzah
pertama dan kedua cara bacanya agak diringankan.

Ketika bertemu dua hamzah qatha’ yang berurutan pada satu kata maka melafadzkan kata semacam ini
bagi orang Arab terasa berat, sehingga bacaan seperti ini bisa meringankan.

Anda mungkin juga menyukai