Sitasi 6
Sitasi 6
SRI MUHARNI
20040320039
Oleh
SRI MUHARNI
20040320039
Penguji
Mengetahui
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Bismillahirrohmaanirrohiim
Pertama penulis ingin memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas
rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya
tulis ilmiah ini merupakan sebagian syarat untuk mendapatkan derajat sarjana
“Persepsi Mahasiswa Terhadap Peran Tutor Dalam Pelaksanaan Seven Jumps Pada
Yogyakarta”.
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
5. Ayah dan bunda yang telah memberikan dukungan moril, materil dan selalu
6. Adik – adikku tersayang (Imai, Iref, Aldi) dan semua keluarga di Padang yang
ini.
7. Sahabat baikku dyas yang selalu memberikan peneliti semangat dalam segala
hal.
8. Anak kos woko (venny, ovi, enggla, vira, ika, rina, windi, riska, lisa, rere,
10. Teman – teman angkatan 2004 yang telah berjuang bersama dan memberikan
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis mengharap saran dan kritik yang sifatnya membangun. Akhinya penulis
Alhamdulillahirobil’alamin
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRACT ………………………………………………………………………....xiv
A. Persepsi ……………………………………………………………………..10
A. Kesimpulan ………………………………………………………………….61
B. Saran ………………………………………………………………………...62
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Lampiran 10. Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa terhadap peran tutor dalam
Lampiran 11. Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa terhadap peran tutor dalam
Lampiran 13. Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa terhadap peran tutor dalam
Lampiran 14. Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa terhadap peran tutor dalam
Lampiran 15. Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa terhadap peran tutor dalam
Lampiran 16. Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa terhadap peran tutor dalam
Lampiran 17. Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa terhadap peran tutor dalam
Lampiran 18. Distribusi frekuensi persepsi mahasiswa terhadap peran tutor dalam
Lampiran 19. Distribusi frekuensi proporsi persepsi mahasiswa terhadap peran tutor
Lampiran 20. Surat permohonan izin uji validitas dan reliabilitas kepada Ketua Prodi
PSIK FK UMY
Lampiran 21. Surat permohonan izin penelitian kepada Ketua Prodi PSIK FK UMY
Sri Muharni. (2008). Persepsi Mahasiswa Terhadap Peran Tutor Dalam Pelaksanaan
Seven Jumps Pada Diskusi Tutorial Mahasiswa Program Studi
Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah. Program
Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Pembimbing:
Uswatun Khasanah, MNS
INTISARI
Diskusi tutorial adalah jantung dari PBL. Kesuksesan PBL dalam menghasilkan
output pendidikan akan sangat ditentukan oleh proses yang terjadi dalam diskusi
tutorial. Sedangkan keberhasilan dari diskusi tutorial akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya adalah peran tutor dalam pelaksanaan seven jumps.
Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap peran
tutor dalam pelaksanaan seven jumps pada diskusi tutorial mahasiswa PSIK FK
UMY.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
cross-sectional. Penelitian dilakukan dari bulan Mei sampai Juni 2008. Jumlah
sampel 80 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling.
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang disusun berdasarkan teori Harsono
dan Tridjoko. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian persepsi mahasiswa terhadap peran tutor dalam memberikan
pemahaman tentang seven jumps adalah cukup (51%). Persepsi mahasiswa PSIK FK
UMY terhadap peran tutor dalam pelaksanaan seven jumps adalah cukup pada 4
tahap dari 7 tahapan seven jumps. Pada tahap I baik (50%), tahap II baik (47%), tahap
III baik (45%), tahap IV cukup (56%), tahap V cukup (46%), tahap VI cukup (48%),
dan tahap VII cukup (52%). Diharapkan tutor dapat melaksanakan perannya terutama
dalam memberikan pemahaman tentang seven jumps dan dalam pelaksanaan setiap
tahapan seven jumps untuk mencapai tujuan Problem Based Learning yang
diinginkan.
Advisers :
Uswatun Khasanah, MNS
ABSTRACT
PENDAHULUAN
merupakan bagian yang sangat vital dari sebuah sistem pelayanan kesehatan.
adalah lulusan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) yang setara dengan tingkat
pendidikan SMA, kini telah sejajar dengan pendidikan tinggi setara D III
perawat tidak hanya bertanggung jawab pada perubahan sisi kognitif saja tapi
juga bertanggung jawab pada perubahan sisi afektif dan psikomotor perawat.
Pendidikan perawat harus terintegrasi, tidak hanya berfokus pada ilmu dasar
(Nursalam, 2001).
Based Learning (hPBL), tapi baru dapat diterapkan sejak tahun ajaran
Program Studi Ilmu Keperawatan sendiri baru dapat diterapkan pada angkatan
University Canada pada tahun 1969, akhirnya PBL berkembang dengan pesat
yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu
skill, clinical reasoning skill, problem solving skill yang nantinya akan beguna
akan sangat ditentukan oleh proses yang terjadi dalam diskusi tutorial.
tahapan terstruktur yang harus dijalani oleh mahasiswa yang disebut dengan
Namun ada mahasiswa yang tidak terbiasa dengan pola diskusi. Mereka
lebih suka diam dari pada mengembangkan skills diskusi dan interpersonal
mereka. Bahkan ada kecenderungan untuk bosan dan tidak maksimal seiring
peneliti akan menfokuskan pada peran tutor terhadap pelaksanaan seven jumps
pada diskusi tutorial. Tutor adalah seorang pakar yang paham dan
2004). John dan Ronald (2005) menambahkan untuk mencapai hasil yang
merupakan role model bagi mahasiswanya, untuk lebih efektif seorang tutor
penelitian yang dilakukan Saryono & dkk (2006) didapat data bahwa 70%
Program PBL suatu metode belajar yang baru bagi mahasiswa PSIK FK
baru pada angkatan 2006 tutorial dimulai sejak semester pertama. Jadi peneliti
ingin melihat apakah metode PBL ini sesuai untuk mahasiswa PSIK FK
mahasiswa terhadap peran tutor dalam pelaksanaan seven jumps pada diskusi
mahasiswa terhadap peran tutor dalam pelaksanaan seven jumps pada diskusi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Peneliti
ilmiah.
dijalani.
FK UMY.
subjek yang lebih luas yaitu mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
baik itu program A maupun program B dengan hasil secara umum mahasiswa
jumps dapat terlaksana. Perbedaan penelitian ini dengan Cahyono ada pada
telah dipahami dengan baik. Perbedaan penelitian ini dengan Saryono & Dkk
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Persepsi
menurut (Robbins, 1999 cit. Arifin, 2000), persepsi adalah suatu proses
atau lingkungan. Perbedaan persepsi individu yang satu dan yang lain
(Azwars, 2000).
seorang tutor merasa bahwa tutor telah berperan baik dalam pelaksanaan
persepsi yang berbeda bahwa tutornya belum berperan dengan baik dalam
(Harsono, 2004). Menurut Emilia & dkk (2006) ciri utama dari PBL
pemecahan masalah.
Ada dua jenis pelaksanaan PBL, yaitu hybrid PBL (hPBL) dan PBL
yang membutuhkan banyak persiapan oleh karena itu Program Studi ilmu
materi yang bersifat spiral atau helix. Model kurikulum seperti ini tidak
kelompoknya.
d) Self and peer evalution. Mahasiswa akan terlatih dan trampil menilai
dimasa mendatang.
curriculum.
proses pembelajaran.
pemahaman mereka.
sedang dihadapi.
g) Meningkatkan kolaborasi antara berbagai disiplin (di PSIK: ilmu –
sampai seberapa jauh mereka harus melakukan self directed study dan
dalam proses tutorial ini para mahasiswa bersama – sama dengan tutor
Tutor masih diperlukan untuk menjaga diskusi tetap berada pada level
hipotesis dan tidak yang menyimpang dari topik. Pada langkah ini
mengidentifikasi penjelasan.
5) Perumusan tujuan belajar
informasi lewat ahli, atau hal – hal yang dapat membantu penyediaan
dan tutor tidak terjadi tatap muka sehingga peran tutor tidak kelihatan,
7) Padukan antara infomasi yang baru didapat dan informasi yang telah
didapat.
7. Peran Tutor
Peran erat kaitannya dengan posisi atau status. Posisi atau status
peran yang masing – masing terdiri dari satu set perilaku yang bersifat
belajar mandiri di luar waktu tutorial serta dapat melakukan evaluasi dan
masalah klinik.
dinamika kelompok.
persetujuan.
2) Mendorong mahasiswa untuk mengembangkan kualitas individual.
kelompok.
belajar.
c) Pada saat diskusi tutorial fasilitator jangan ragu untuk ikut dalam
tujuan dan kelebihan atau kemanfaatan dari PBL dapat tercapai. Tujuan ini
mahasiswa.
f) Para mahasiswa lebih ingin diberi solusi dari pada berdiskusi di antara
mereka.
Diskusi tutorial :
• Seven jumps
1. Clarifying unfamiliar terms
2. Problem definition
3. Brainstorming
4. Analyzing the problem
5. Formulating learning issue
6. Self study
1. Motivasi 7. Reporting
2. Kapasitas alat
indra
3. Sikap &
kepercayaan
PERAN TUTOR:
1. Dalam memberikan a. Baik
Persepsi pemahaman tentang b. Cukup
mahasiswa seven jumps c. Kurang
2. Dalam pelakasanaan
setiap tahapan seven
jumps
Keterangan :
: Diteliti
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
cross sectional. Dimana pengumpulan data dimulai dari variabel yang diteliti
1. Populasi
UMY angkatan 2006 dan 2007 karena pada dua angkatan inilah diskusi
mahasiswa.
2. Sampel
yaitu 20% – 25% atau lebih dari populasi, jadi banyak subyek dalam
diskusi tutorial.
1. Lokasi penelitian
Muhamadiyah Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah single yaitu
suatu objek baik secara indra penglihatan maupun indra perabaan yang
dalam penelitian ini, objek yang dimaksud adalah peran tutor dalam
baik.
Skala : Ordinal
mengklarifikasi istilah.
Skla : Ordinal
c) Peran tutor dalam pelaksanaan seven jumps tahap kedua.
Skala : Ordinal
Skala : Ordinal
Skala : Ordinal
Skala : Ordinal
self study.
Skala : Ordinal
telah terjawab.
Skala : Ordinal
E. Instrumen Penelitian
tentang peran tutor dan seven jumps yang dibuat berdasarkan teori yang
skala likert yang terdiri dari dua item utama yaitu domain peran tutor dalam
pemahaman seven jumps dan domain peran tutor dalam pelaksanaan tiap
kuesioner :
disebarkan pada dua angkatan yaitu angkatan 2006 dan 2007. Sebelum
analisis deskriptif.
1. Uji Validitas
2. Uji Realibilitas
mana stabilitas dan konsistensi dari alat ukur yang kita gunakan, sehingga
“cronbach alpha”.
dianggap gugur.
meliputi :
a. Memberikan skor tehadap item – item yang perlu diberi skor dengan
pertanyaan.
∑X = X x 100 %
N
X : Nilai prosentase
N : Jumlah sampel
I. Kesulitan Penelitian
a. Informed Consent
b. Anonymity
c. Confidentiality
Semua data yang diisi oleh sampel akan dijaga kerahasiaannya oleh
peneliti.
BAB IV
sarjana muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, berguna bagi
FK UMY, 2007).
Nasional.
Lingkungan Depdikbud.
no 0310/1994
3. Tujuan Pendidikan
profesinya.
keperawatan.
keperawatan.
B. Karakteristik Responden
mata kuliah yang ditutorialkan 33% dari mata kuliah yang ada.
C. Hasil Penelitian
tutor dalam memberikan pemahaman tentang seven jumps rata – rata adalah
rata – rata adalah “baik”. Mahasiswa angkatan 2007 mempunyai persepsi baik
dalam pelaksanaan seven jumps tahap kedua (problem definition) rata – rata
f % f % ∑f %
1. Baik 15 37,5 21 52,5 36 45
2. Cukup 18 45 18 45 36 45
3. Kurang 7 17,5 1 2,5 8 10
Jumlah 40 100 40 100 80 100
f % f % ∑f %
1. Baik 14 35 9 22,5 23 29
2. Cukup 19 47,5 26 65 45 56
3. Kurang 7 17,5 5 12,5 12 15
Jumlah 40 100 40 100 80 100
Dari tabel 6, dapat hasil persepsi mahasiswa terhadap peran tutor dalam
pelaksanaan seven jumps tahap keempat (analyzing the problem) rata – rata
f % f % ∑f %
1. Baik 16 40 18 45 34 43
2. Cukup 20 50 17 42,5 37 46
3. Kurang 4 10 5 12,5 9 11
Jumlah 40 100 40 100 80 100
f % f % ∑f %
1. Baik 7 17,5 10 25 17 21
2. Cukup 18 45 20 50 38 48
3. Kurang 15 37,5 10 25 25 31
Jumlah 40 100 40 100 80 100
dalam pelaksanaan seven jumps tahap keenam (self study) rata – rata adalah
persentase tertinggi.
8. Persepsi Mahasiswa Terhadap Peran Tutor dalam Pelaksanaan Seven
f % f % ∑f %
1. Baik 14 35 17 42,5 31 39
2. Cukup 21 52,5 21 52,5 42 52
3. Kurang 5 12,5 2 5 7 9
Jumlah 40 100 40 100 80 100
dalam pelaksanaan seven jumps tahap ketujuh (reporting) rata – rata adalah
D. Pembahasan
kesalahan, persepsi yang keliru atau pendapat yang menyimpang. Hal ini
Sebagai agen yang sangat penting tutor juga memiliki peran untuk
melaksanakan format seven jumps secara benar dalam diskusi tutorial yang
mereka lakukan.
seven jumps yang tepat. Selain itu mahasiswa juga akan termotivasi untuk
dipengaruhi oleh banyak hal baik dari tutor maupun mahasiswa. Persepsi
seven jumps. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Elisabeth (2006)
Selain itu persepsi yang “cukup” juga bisa dipengaruhi oleh motivasi,
kapasitas alat indra mahasiswa dan waktu. Motivasi yang kurang tentu akan
membawa mahasiswa untuk mempunyai persepsi yang cukup. Hal ini bisa
bukanlah hal yang sulit tapi sebaliknya mudah dilaksanakan dan sangat
mahasiswa tentang seven jumps diawal semester namun saat itu mahasiswa
sedang tidak fokus. Oleh karena itu sangat perlu bagi tutor untuk mengecek
Jumps.
seven jumps adalah cukup baik. Persepsi cukup baik ini diperoleh dari
tahap seven jumps dari tujuh tahapan yang ada yaitu pada tahap IV, V, VI,
peran tutor dalam pelaksanaan seven jumps pada tahap pertama secara
proses diskusi. Dalam kondisi seperti ini seorang tutor diharapkan mampu
peran tutor dalam pelaksanaan seven jumps tahap kedua secara umum
permasalahan.
kasus. Hal ini berarti mahasiswa belum bisa memahami apa yang
langkah kedua tidak harus memiliki pola yang sama pada setiap kasus tapi
yang lebih diinginkan pada tahap ini adalah munculnya pertanyaan yang
ini sebagian besar responden penelitian ini menyatakan bahwa peran tutor
dalam tahap ini adalah baik. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya jumlah
yang berarti tutor sering memberikan bimbingan pada kelompok jika ada
baik dan cukup memiliki persentase yang sama yaitu 45%. Sebagian besar
cukup dengan presentase yang sama (45%) terhadap peran tutor pada
mahasiswa dari dua angkatan tersebut hanya sedikit yang menjawab “tidak
pernah” pada pertanyaan no 13. Hal ini menunjukkan bahwa tutor telah
seperti mahasiswa tidak siap untuk terlibat dalam diskusi, ada mahasiswa
yang dominan dan mahasiswa yang pasif. Hasil dari penelitian Cahyono
peran tutor dalam pelaksanaan seven jump tahap keempat secara umum
15%.
Ronald, 2005).
dengan benar apa yang diinginkan dalam tahap ini. Hasil penelitian
presentase 56%.
Hal ini bisa terjadi karena jumlah sampel yang diambil dari dua
yang lebih dalam bisa tergali pada penelitian ini. Namun mengingat
sampel yang sangat sedikit bisa jadi jawaban dari responden belum bisa
konsesus tentang tujuan belajar mereka. Pada tahap ini tutor berperan
kelima ini sesuai dengan apa yang digambarkan pada penelitian Arifin
(2000) bahwa tahap ini adalah tahap dimana kelompok menentukan TIU
dan TIK. Hal ini menunjukkan bahwa peran tutor dalam menfasilitasi,
hasil penelitian ini tutor masih beperan cukup jadi peran tutor harus lebih
supaya terfokus. Pada tahap ini peran tutor penting untuk dijalankan.
cukup terhadap peran tutor dalam tahap ini. Sementara angkatan 2007
tahapan seven jumps yang ada, pada tahap inilah mahasiswa mempunyai
Pada tahap keenam antara mahasiswa dan tutor memang tidak terjadi
tatap muka tapi tutor memiliki peran mengevaluasi referensi yang telah
tahap ini. Namun jika dilihat dari presentase mahasiswa yang mempunyai
persepsi kurang juga tinggi. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal,
pustaka yang terkait dengan skenario, juga dapat terjadi karena fasilitas
2004).
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Saryono & Dkk (2006) yang
sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa PBL juga mempunyai efek
tugas mandiri diakhir semester. Hal ini adalah salah satu kelemahan dari
hybrid PBL dmana waktu yang sangat singkat dan sedikit dari proses
PBL.
tahap ketujuh ini. Salah satu peran tutor dalam tahap ini adalah sebagai
fasilitator yang mampu mendorong terjadinya situasi yang nyaman untuk
presentase mahasiswa angkatan 2006 dan 2007 terhadap peran tutor dalam
Hal ini sesuai dengan peran tutor yang dirincikan oleh Harsono
(2004) bahwa salah satu peran tutor adalah sebagai pengendali proses
A. Kesimpulan
jumps. Hal ini terjadi karena tutor belum maksimal dalam memberikan
jumps dari tujuh tahap seven jumps yang ada, yaitu tahap IV (56%), V
(46%), VI (48%), dan VII (52%). Tutor telah melakukan peran cukup baik
berikut:
dijalankan.
2. Kepada Tutor
mengawali suksesnya PBL, karena itu sangat penting bagi tutor untuk
pada mahasiswa.
tersebut.
c. Salah satu kendala yang sering dihadapi mahasiswa adalah pada saat
3. Kepada Mahasiswa
hidup.
1. Kekuatan Penelitian
2. Kelemahan Penelitian
David, T., Patel, L., & Burdett (Eds.). (1996). Problem Based Learning In Medicine.
The Royal Society of Medicine Press Limited.
Emilia, O., Suryadi, & Tridjko. (2006). Penerapan Metode PBL Pada Pembelajaran
di Akademi Kebidanan Jawa Tengah dan Jawa Timur, 114 - 118, AIPKI.
Fakultas Kedokteran. (2005). Buku Panduan Akademik PBL Kedokteran Umum.
Fakultas Kedokteran UMY, Yogyakarta.
John, A., & Ronald, M. (2005). A Practical Guide For Medical Teachers. Cina:
Elsevier Churchill LivingStone.
Saryono, Thianti, S., & Sumoprawiro. (2006, Mei). Evaluasi Pelaksanaan Problem
Based Learning di Program Pendidikan Dokter Universitas Jenderal
Soerdiman Purwokerto, Mandala of Health, Volume 2, No 2.
Tridjoko, (2006). Tips untuk Fasilitator pada tutorial Problem-Based Learning., 89,
Asosiasi Institusi Pendidikan Dokter Indonesia (AIPKI).
Wood, D., (2003, 8 Februari). ABC of Learning and Teaching in Medicine. Diakses
11 desember 2007, dari www.BMJ.com.