Tujuan Gerakan atau Era Reformasi menjadi peristiwa bersejarah di Indonesia, karena mampu
menuntaskan rezim Orde Baru yang dipimpin Soeharto setelah berkuasa selama 32 tahun, sejak
1966. Maksud dan tujuan diadakannya reformasi adalah:
1. Menuntut turunnnya harga-harga kebutuhan pokok yang melonjak tinggi sejak Juli 1997.
2. Menuntut MPR untuk tidak kembali mencalonkan Soeharto sebagai presiden untuk
periode ketujuh.
3. Menjelang lengsernya Soeharto, para pejabat melakukan perjanjian simbolik dan
beberapa langkah kebijakan ekonomi guna untuk mencoba mengatasi keadaan dan
mempertahankan kekuasaan (buying time).
Dampak
Demonstrasi
1. Tragedi Trisakti
Tragedi Trisakti menjadi salah peristiwa paling membekas sepanjang Era Orde Baru.
Peristiwa ini terjadi pada 12 Mei 1998 silam, di mana empat mahasiswa yang sedang
demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya tertembak dan tewas. Mereka
adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977-1998), Hafidin Royan
(1976-1998), dan Hendriawan Sie (1975-1998).
2. Insiden Berdarah di Medan 1998
Sewaktu Kerusuhan Mei 1998 sedang marak terjadi, salah satu kota yang juga
banyak terjadi pertumpahan darah adalah Kota Medan. Insiden berdarah di Medan
ini terjadi pada 6 Mei 1998. Kota ini mengalami kerusuhan yang hampir
melumpuhkan kota tersebut. Waktu itu, ratusan toko dirusak, sejumlah kendaraan
dibakar, serta lima orang tewas dan puluhan orang mengalami luka-luka akibat aksi
unjuk rasa yang mereka lakukan.
3. Tragedi Gejayan atau Tragedi Yogyakarta
Tragedi Gejayan menjadi sebuah peristiwa bentrokan berdarah yang terjadi pada
Jumat, 8 Mei 1998 di daerah Gejayan, Yogyakarta. Kerusuhan yang terjadi pada
saat itu lantaran para demonstran mengunjuk rasa dan menuntut agar Soeharto
lengser dari jabatannya. Dari peristiwa ini, terjadi banyak kekerasan antara aparat
dengan mahasiswa Yogyakarta yang menyebabkan ratusan korban terluka, bahkan
satu orang meninggal dunia, Moses Gatutkaca.
4. Tragedi Penjarahan dan SARA jelang Reformasi 1998
Setelah terjadinya tragedi pertumpahan darah di sejumlah daerah di Indonesia,
suasana di Kota Jakarta kembali mencekam pada 13 sampai 15 Mei 1998. Kala itu,
Indonesia tengah mengalami krisis moneter, di mana hutang menumpuk dan dollar
semakin meningkat. Belum selesai dengan krisis moneter, peristiwa nahas lain juga
terjadi, di mana kios-kios dibakar, wanita etnis Tionghoa mengalami pelecehan
seksual. Ratusan orang juga dikabarkan hilang serta tewas dalam kerusuhan ini.