Disusun Oleh :
RAHMAT HIDAYAT BARI
NIM : 191022066
Dosen Pembimbing :
HASYIM MAHMUD WANTU, S.Ag., M.Pd
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Kearifan Budaya Lokal
Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19”. Walaupun beberapa hambatan yang saya
alami selama proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan makalah ini
tepat waktu.
Dan tidak luput saya sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing,
yang telah ikut serta membantu dan membimbing saya dalam mengerjakan
makalah. Saya ucapkan terima kasih juga terhadap teman-teman mahasiswa yang
sudah ikut memberi kontribusi baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam
proses makalah ini.
Suatu hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat atas hasil dari
makalah. Karena itu saya berharap semoga makalah ini memberikan dampak baik
dan berguna bagi kita semua.
Saya pun menyadari di dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh
dari kata sempurna, maka saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat positif untuk mencapai sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3 Tujuan .................................................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Teori.................................................................................... 4
2.2 Hakikat Teori ........................................................................................ 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Menghadapi Pandemi Melalui Kearifan Lokal Indonesia ................ 9
3.2 Kajian Dalam Metode........................................................................... 14
3.3 Hasil Dan Pembahasan Kebudayaan Lokal ....................................... 14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ............................................................................................ 17
4.2 Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 18
ii
BAB I
PENDAHULUA
1
pertemuan dengan yang berbeda. Hal tersebut kemudian dapat membentuk sebuah
frame berpikir yang baru bagi individu atau komunitas. 3
Namun, penelitian-
penelitian tersebut masih meninggalkan cela karena belum melihat bagaimana
solidaritas sosial yang didasari oleh nilai-nilai kebudayaan lokal tidak hanya dapat
menjadi localresistence, tetapi juga dapat menciptakan ruang negosiasi dan
elaborasi guna mencari jalan keluar di tengah masa pandemi saat ini. Cela tersebut
yang secara khusus akan dieksplorasi oleh penulis dalam penulisan ilmiah ini.
Sehingga tulisan ini nantinya akan mencapai tujuan penulisan berupa menganalisa
nilai budaya lokal Indonesia untuk mengatasi retakan relasi sosial masyarakat di
tengah masa pandemi yang sedang terjadi.
3
I. Lattu, Indonesia dalam Pusaran Masa Pandemi: Strategi Solidaritas Sosial Berbasis Nilai
Tradisi Lokal,2016, hal. 108
2
taraf pemikiran.4 Hal ini menjadi penting karena tidak seperti banyak negara di
mana diskusi tekstual mendominasi wacana di ruang publik, banyak daerah di
Indonesia menggunakan bentuk kultural atau kebudayaan sebagai sarana wacana
di ruang publik. Didaerah-daerah Maluku, Toraja, dan Jawa Tengah, meskipun
orang memiliki bahan yang ditulis dengan baik, keaksaraan hanya berfungsi untuk
mendukung proses komunikasi lisan dalam kebudayaan setempat. Fakta tersebut
dibenarkan oleh IzakLattu. Ia menambahkan bahwa orang dapat berkomunikasi
dengan lebih efektif melalui bentuk lisan: ritual, simbol, dan narasi verbal dalam
bingkai kebudayaan lokal masing-masing daerah.5
4
Jackson, Indonesia dalam Pusaran Masa Pandemi: Strategi Solidaritas Sosial Berbasis Nilai
Tradisi Lokal, 2016, hal. 109
5
I. Y. M. Lattu, Indonesia dalam Pusaran Masa Pandemi: Strategi Solidaritas Sosial Berbasis
Nilai Tradisi Lokal, 2019, hal. 110
3
BAB II
KAJIAN TEORI
Penyakit ini menyebar selama kontak dekat, sering kali oleh tetesan kecil
yang dihasilkan selama batuk, bersin, atau berbicara. Tetesan ditularkan, dan
menyebabkan infeksi baru, ketika dihirup oleh orang-orang dalam kontak dekat (1
6
Nazwa Dwi Archika, Makalah CoronVirus Disease, 2019, hal. 6
4
hingga 2 meter, 3 hingga 6 kaki).Mereka diproduksi selama bernafas,
namunkarena mereka relatif berat, mereka biasanya jatuh ke tanah atau
permukaan. Berbicara dengan suara keras melepaskan lebih banyak tetesan dari
pada pembicaraan normal. Sebuah penelitian di Singapura menemukan bahwa
batuk yang tidak tertutup dapat menyebabkan tetesan mencapai 4,5 meter (15
kaki).
Virus ini paling menular selama tiga hari pertama setelah timbulnya
gejala, meskipun penyebaran diketahui terjadi hingga dua hari sebelum gejala
muncul (penularan secaraasimptomatik) dan pada tahap selanjutnya dari penyakit.
2. Gejala COVID-19
Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala
flu, yaitu demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah
itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat. Penderita dengan
gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah,
sesak napas, dan nyeri dada.
5
sebanyak 4.616 orang dan sembuh sebanyak 67.071 orang,
meburutWorldometers.WHO menekankan bahwa penggunaan istilah pandemi
tidak berarti ada anjuran yang berubah. 7
Semua negara tetap diminta untuk
mendeteksi, mengetes, merawat, mengisolasi, melacak, dan mengawasi
pergerakan masyarakatnya.
Virus ini juga lebih rentan menyebabkan kematian pada penduduk usia
lanjut. Namun, ada juga penduduk di kelompok usia ini yang berhasil sembuh dan
seorang bayi juga meninggal karena Covid-19.
7
Nazwa Dwi Archika, Makalah CoronVirus Disease, 2019, hal. 8-10
6
Acuterespiratorydistresssyndrome
Kematian
7. Pencegahan Virus Corona
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona
atau COVID-19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan
menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini,
yaitu:
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP
(orang dalam pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada
beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang
lain, yaitu:
Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk
sementara waktu.
7
Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi
dulu pihak rumah sakit untuk menjemput.8
Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda
sampaiAnda benar-benar sembuh.
Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang
sedang sakit.
Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta
perlengkapan tidur dengan orang lain.
Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau
sedang bersama orang lain.
8
Nazwa Dwi Archika, Makalah CoronVirus Disease, 2019, hal. 13-14
8
BAB III
PEMBAHASA
9
Aji Satria Nugraha, Kearifan Lokal dalam Menghadapi Pandemi…, 2020, hal. 746
9
pondok teumeunangdisambungan (Panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak
boleh disambung). Pikukuh ini memiliki makna bahwa masyarakat Baduy tidak
boleh mengubah sesuatu yang telah ada di dalamnya dan masyarakat harus
menerima apa adanya (Suparmini etal., 2013, 2014). Dengan memegang teguh
pikukuh tersebut hingga kini masyarakat Baduy masih hidup bersahaja dengan
menjaga kelestarian alamnya. Di dalam kehidupan bersahajanya ini, dapat
ditemukan tiga hal utama dalam kesehariannya yakni kesederhanaan, bersahabat
dengan alam, dan spirit kemandirian dapat terlihat bahwa mereka sangat jauh
bahkan pantang terhadap kehidupan modern (Suparmini etal., 2013). Tetapi tidak
serta merta seluruh masyarakat Baduy masih me-megang teguh falsafah dari
pikukuh tersebut.
Pada masa pandemi ini, ternyata Masyarakat Baduy masih terhindar dari
paparan Covid- 19. Dikonfirmasi oleh Kabid Pencegahan Penyakit Menular Dinas
Kesehatan Kabupaten Lebak dr. Firman Rahmatullah, ia menyatakan bahwa
sampai saat ini belum ada warga Baduy yang terpapar Covid-19 (Muhammad,
2020). Hal ini rupanya terdapat peran kearifan lokal Baduy yang menjadi
penyebab Suku tersebut hingga kini masih belum terpapar virus Covid- 19. Ini
mendukung hasil penelitian mitigasi bencana berbasis kearifan lokal masyarakat
Baduy yang pernah dilakukan oleh Suparmini etal. (2014). Dikatakan sebagai
bencana, karena Covid- 19 tergolong ke dalam kategori bencana menurut Undang-
undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana. Menurut Suparmini etal. (2014) kearifan merupakan pemahaman,
1
pengetahuan, hingga ke-bijakan kolektif yang berpengaruh dalam
memenyelesaikan dan menanggulangi permasalahan kehidupan. Sejalan dengan
pernyataan tersebut, Prasetyo (2019) menyatakan bahwa kearifan tradisional yang
berkembang di ke-hidupan sosial merupakan solusi konstruktif jangka panjang
untuk permasalahan kehidupan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kearifan lokal
merupakan pandangan hidup, pengetahuan, kemampuan, dan kebiasaan yang telah
dipraktikkan secara turun-temurun, sehingga dapat menjadi pedoman manusia
dalam berprilaku serta menjalani aktivitas hingga menghadapi berbagai masalah
kehidupan, dengan adanya pedoman tersebut maka sebuah komunitas dapat
memiliki ketahanan di wilayah komunitas tersebut berada (Permana etal., 2012;
Suparmini etal., 2013, 2014).
1. TRADISI PERLADANGAN
1
2013). Sistem per-tanian padi yang mereka lakukan sangatlah sederhana, karena
hanya mengenali perladangan, yakni menanam padi tanpa menggunakan
air.Tradisiperladangan sebagai mata pencaharian masyarakat Baduy hingga kini
tidak terganggu dengan adanya pandemi Covid-19. Hal ini dibuktikan bahwa
masyarakat Baduy masih merasa aman bahkan pada saat yang sama di wilayah
Baduy sedang musim panen dan musim pergi ke ladang (Banten Hits, 2020).
Berbeda dengan di perkotaan, terdapat pemutusan kerja secara besar-besaran
akibat adanya pandemi Covid-19. Sembiring (2020) menyatakan bahwa akibat
Covid-19, 1,5 juta orang di Indonesia telah kehilangan pekerjaannya. Maka dari
itu masyarakat Baduy lebih merasa aman karena masih dapat bekerja secara
normal meskipun dunia sedang dilanda Covid-19.10
1
kearifan lokal masyarakat Baduy, kesederhanaan hidup yang dilakukan oleh
masyarakat tersebut dapat berbuah ketentraman dan terhindar dari keluh kesah
kehidupan.
1
Indonesia, 2020a; Muhammad, 2020; Nazmudin, 2020; Rifa’i, 2020).11 Di luar
dari pada itu, sejak tiga bulan sebelum penutupan Baduy akibat pandemi ini
memang sudah ditutup terlebih dahulu. Mudahnya penutupan akses menuju dan
dari kawasan Baduy inilah yang menjadi salah satu faktor Masyarakatnya
terhindar dari penyebaran pandemi Covid-19.
Dalam skema berpikir Jackson, ada beberapa poin penting yang dapat
dijadikan landasan pijak guna meletakan sebuah teori kebudayaan. Salah satunya
adalah mengangkat cara hidup masyarakat lokal sebagai sebuah teori ritual
eksistensial yang mengatur moral dan tindakan manusia berbasis mitos dan ritus
adat (Jackson, 2016). Langkah ini menjadi penting karena setiap individu yang
11
Aji Satria Nugraha, Kearifan Lokal dalam Menghadapi Pandemi…, 2020, hal. 748-749
12
Yaspis Edgar N. Funay: Indonesia dalam Pusaran Masa Pandemi: Strategi Solidaritas Sosial
Berbasis Nilai Tradisi Lokal, 2020, hal. 110
1
ada di Indonesia sudah tentu akan sangat kental dengan tradisi kebudayaannya
masing-masing. Oleh karena itu, dengan tetap menggunakan pemikiran kritis,
eksistensi kebudayaan lokal dapat dijadikan sebuah tongkat pembimbing atau
penunjuk arah untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Elaborasi sosial yang bersifat etis ini tampaknya menjadi strategi terbaik
yang dapat diambil oleh pemerintah melihat konteks masyarakat di masing-
masing tempat. Hal inilah yang sebelumnya digunakan oleh Wayan Koster
1
sebagai gubernur Bali, memanfaatkan nilai-nilai kebudayaan lokal masyarakat
untuk mengerakkan masyarakat (akar rumput) untuk menekan laju perkembangan
covid-19 di wilayahnya. Fakta yang tidak jauh berbeda juga terjadi di Sumba,
masyarakat adat Marapu membagi-bagikan hasil panen yang lebih kepada
masyarakat sekitar bahkan di tengah masa pandemi karena adanya kesadaran dan
ajaran kecintaan terhadap semua makhluk ciptaan termasuk sesamanya manusia.
Tidak hanya itu, memanfaatkan nilai-nilai kebudayaan Jawa, Toraja, Maluku, dan
lain-lain dengan kritis kemungkinan besar bisa diterapkan dalam setiap konteks
masyarakat di masing-masing wilayah Indonesia. Solidaritas sosial jelas tidak
hanya menjadi khayalan semata walaupun nilai mulkulturalisme dalam solidaritas
sosial yang membuka ruang bagi presentasi perbedaan dalam ruang publik hanya
dapat terjadi ketika negara mendorong pendidikan warga negara
(citizenshipeducation) untuk memahami nilai etis yang lebih tinggi, tetapi
masyarakat secara mandiri juga dapat mengusahakannya jika ruang-ruang
elaborasi diusahakan masuk dalam realitas sosial di masyarakat. hal ini nantinya
dapat mendorong Multikulturalisme tidak hanya berhenti pada keterbukaan
struktur politik terhadap perbedaan, tetapi ruang kehidupan sehari-hari menjadi
pentas hubungan warga lintas agama dan budaya terutama dalam masa pandemi
yang tidak jelas kapan berakhirnya.13
13
Yaspis Edgar N. Funay: Indonesia dalam Pusaran Masa Pandemi: Strategi Solidaritas Sosial
Berbasis Nilai Tradisi Lokal, 2020, hal. 110-117
1
BAB IV
PENUTU
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dengan ditulisnya makalah ini, diharapkan dapat menjadi salah satu acuan
dalam mitigasi pandemi Covid-19, sekaligus cerminan untuk menghadapi
pembangunan yang akan datang.
1
DAFTAR PUSTAKA
Anindita, P. D., Sasaki, M., Setiyono, A., Handharyani, E., Orba, Y., Kobayashi,
S., Rahmadani, I., Taha, S., Adiani, S., Subangkit, M., Nakamura, I.,
Sawa, H., &Kimura, T. (2015). Detectionofcoronavirusgenomes in
Moluccannaked-backedfruitbats in Indonesia.ArchivesofVirology, 160(4),
1113–1118. https://doi.org/10.1007/s00705- 015-2342-1
Anwar, K. (2020, May 19). Destinasi Wisata Baduy Tutup untuk Cegah
Penyebaran Virus Corona. IDN TIMES.
https://www.idntimes.com/news/indonesia/khaerul-anwar-2/ada-wabah-
virus-corona-destinasi-wisata-baduy-tutup-nasional/1
1
Lattu, I. (2018). Halal Bihal in JavaneseInterreligious Family Perspective.
Seminar the Center forthe Study ofReligion, PluralismandDemocracy,
Satya Wacana University.