Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SKALA PRIORITAS KEBIJAKAN PENGANGGARAN PENDIDIKAN


(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Manajemen Pembiayaan)

Dosen Pengampu : NI’MA M ALHABSYI, M.Pd

Di Susun Oleh :

Kelompok 5

Ismet Pipii MPI 6C (191022089)

Ardi R. Suma MPI 6C (191022075)

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang
hingga saat ini masi memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi
kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Skala Prioritas Kebijakan Penganggaran Pendidikan”.
“Sholawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita,
yakni Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam yang terang menderang untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang
paling besar bagi seluruh alam semesta. Adapun penulis makalah ini merupakan bentuk dari
pemenuhan tugas mata kuliah “Manajemen Pembiayaan ”.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah ini dapat ditemukan beberapa
kekurangan sertah Jauh dari kesempurnaan. oleh sebab itu kami menanti kritik dan saran
untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis dimasa yang akan datang
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................... II
Daftar Isi ................................................................................................................ III

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Memeriksa, merumuskan, dan menjabarkan permasalahan.............................. 3


2.2 Menyusun kriteria untuk menyeleksi prioritas.................................................. 4
2.3 Mengidentifikasi alternatif kebijaksanaan untuk mencapai tujuan pemecahan
masalah.............................................................................................................. 6
2.4 Evaluasi alternative dan penyusunan prioritas kebijaksanaan............................... 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 10


3.2 Saran ................................................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan adanya system manajemen yang
didukung dengan sumber daya manusia, dana/biaya, dan sarana prasarana. Sekolah sebagai
satuan pendidikan juga harus memiliki tenaga (kepalasekolah, wakil kepala sekolah, guru,
tenaga administratif, laboran, pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana
(bukupelajaran, buku sumber, buku pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik,
bahan), dan prasarana (tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapanganolahraga),
serta biaya yang mencakup biaya investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah,
pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional baik untuk
personil maupun nonpersonil).Biaya untuk personil antara lain untuk kesejahteraan dan
pengembangan profesi, sedangkanuntukbiayanonpersonilberupapengadaanbahan dan
pemeliharaan, dankegiatanpembelajaran.
Pendidikan dipandang sebagai sektor publik yang dapat melayani masyarakat dengan
berbagai pengajaran, bimbingan, dan latihan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Managemen pembiayaan dalam lembaga pendidikan berbeda dengan managemen
pembiayaan perusahaan yang berorientasi laba. Organisasi pendidikan dikategorikan sebagai
organisasi publik yang non laba. Oleh karena itu managemen pembiayaan memiliki
keunikan sesuai dengan misi dan karakteristik pendidikan. Sehingga dalam makalah ini
membahas tentang penganggaran pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Memeriksa, merumuskan, dan menjabarkan permasalahan?
2. Bagaimana Menyusun kriteria untuk menyeleksi prioritas?
3. Bagaimana Mengidentifikasi alternatif kebijaksanaan untuk mencapai tujuan
pemecahan masalah?
4. Bagaimanakah Evaluasi alternative dan penyusunan prioritas kebijaksanaan

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Memeriksa, merumuskan, dan menjabarkan
permasalahan
2. Untuk mengetahui Bagaimana Menyusun kriteria untuk menyeleksi prioritas
3. Untuk mengetahui Bagaimana Mengidentifikasi alternatif kebijaksanaan untuk
mencapai tujuan pemecahan masalah
4. Untuk mengetahui Bagaimanakah Evaluasi alternative dan penyusunan prioritas
kebijaksanaan
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Penentuan Skala Prioritas

Seperti diketahui bahwa pendidikan adalah sebagai suatu system. Semua upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan harus memperhatikan semua subsistem yang didalamnya,
baik subsistem yang merupakan masukan mentah, masukkan instrumen, masukan
lingkungan, maupun subsitem proses dan keluaran. Peningkatan mutu pendidikan
merupakan proses interaksi antara subsistem masukan dengan subsistem proses yang
menghasilkan keluaran sebagai indikator tercapai tidaknya tujuan pendidikan.
Komponen utama pendidikan adalah kurikulum, buku, dan alat pelajaran, sarana
pendidikan, tenaga pengajar, metode pembelajaran, dana dan managemen. Komponen-
komponen ini harus dirinci kedalam kegiatan dan sasaran ketika akan melakukan aktifitas
penentuan skala prioritas pembiayaan pendidikan.

Kita ketahui sumber daya yang dibutukan sering terbatas keadaanya, seperti
keterbatasan tenaga, sarana dan prasarana, biaya, dan waktu untuk mengerjakan semua
kegiatan dan sasaran yang sudah ditetapkan dalam bidang pendidikan. Pada kondisi yang
demikian, maka harus diadakan seleksi terhadap program, proyek, dan kegiatan untuk
memilih program, proyek, dan kegiatan yang paling medukung pencapaian tujuan
pendidikan. Pekerjaan menyeleksi program, proyek dan kegiatan ini biasa disebut sebagai
kegiatan menyusun skala prioritas. 1
Untuk menentukan urutan prioritas terhadap program-program, proyek-proyek, dan
kegiatan-kegiatan pembangunan pendidikan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan
secara berurutan yaitu: (1) memeriksa, merumuskan, dan menjabarkan permasalahan; (2)
menyusun kriteria untuk menyeleksi prioritas; (3) mengidentifikasi alternatif kebijakan

1
Matin. 2014. Manajemen Pembiayaan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hal 25-27
Nanang Fatah, 2012, Standar Pembiayaan Pendidikan, hlm 54
untuk mencapai tujuan pemecahan masalah; (4) mengevaluasi alternatif kebijakan; dan (5)
menyusun prioritas kebijakan.

2.1 Memeriksa, merumuskan, dan menjabarkan permasalahan

Dalam mengkaji dan memeriksa kembali suatu masalah, para analis harus
merumuskan masalah dengan tepat, penyelesaian masalah dilakukan dengan cara mundur
ke belakang melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1. Laksanakan analisis data yang berkaitan dengan suatu masalah secara cermat.
2. Susun kriteria-kriteria terpilih untuk mengevaluasi alternatif kebijakan
3. Pikirkan alternatif yang mungkin akan dipilih
4. Rumuskan kembali masalah itu sehingga dapat dikurangi kerancuannya dan dapat
dikontrol berdasarkan data dan informasi yang ada

2.2 Menyusun kriteria untuk menyeleksi prioritas


2
Untuk membandingkan, mengukur, dan menyeleksi alternatif kebijakan, perlu
disusun kriteria-kriteria evaluasi yang relevan. Kriteria yang biasa dipakai ialah biaya, nilai
tambah, efektivitas dna efisiensi, pemerataan dan keadilan, kemudahan administrasi,
pemenuhan persyaratan hukum, waktu, sosial budaya, lingkungan, dan dukungan politik.
Kriteria-kriteria tersebut harus dapat diukur agar bisa digunakan dalam menentukan urutan
prioritas dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang ada. Penjelasan singkat mengenai
kriteria-kriteria di atas adalah sebagai berikut.
a. Kriteria biaya
Kriteria biaya digunakan untuk menilai alternatif mana diantara alternatif-alternatif
yang ada yang paling murah biayayanya tetapi tetap dapat mencapai tujuan seperti yang
diharapkan. Alternatif yang biayanya paling murah diberi nilai (skor)paling tinggi dan
semakin mahal biayanya diberi skor paling rendah.
b. Kriteria nilai tambah
Kriteria ini digunakan untuk menilai alternatif mana diantara alternatif-alternatif

2
Matin, Management Pembiayaan Pndidikan: Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali Pers, 2014, cetakan
pertama, hlm 42-43
yang ada yang paling banyak memberikan nilai tambah. Alternatif yang paling banyak
memberikan nilai tambah diberi skor tinggi. Semakin kecil nilai tambah dari suatu alternatif
maka semakin rendah skornya.
c. Kriteria efektivitas dan efesiensi
Kriteria efektivitas dan efesiensi digunakan untuk menilai alternatif mana di antara
sejumlah alternatif yang ada yang memberikan hasil laing sesuai (hasil guna) dengan biaya
dan pengorbanan yang paling seidikit (efisien). Alternatif yang menunjukkan hasil guna
yang tertinggi diberi skor tinggi. Semakin rendah hasil guna dari suatu alternatif maka
semakin rendah skornya.
d. Kriteria pemerataan dan keadilan
Kriteria ini digunakan untuk menilai alternatif mana di antara alternatif-alternatif
pemecahan masalah yang ada yang memberikan manfaat secara merata dan adil. Alternatif
yang memberikan manfaat secara merata dan adil diberi skor tinggi. Semakin rendah akdar
pemerataan dan keadilan dari suatu alternatif maka semakin rendah pula skor yang
diberikan.
e. Kriteria kemudahan administrasi
Digunakan untuk mengukur sejauh mana alternatif yang diusulkan dapat
diimplementasikan dengan lingkungan administrasi yang ada. Apakah tersedia personalia,
apakah pegawai mau bekerja sama, apakah tersedia fasilitas fisik yang dibutuhkan, dan lain
sebagainya. Alternatif yang memiliki kemudahan dalam hal administrasinya diberi skor
tinggi. Semakin sulit pelaksanaan administrasi dari suatu alternatif pemecahan masalah
maka skor yang diberikan semakin rendah.
f. Kriteria pemenuhan persyaratan hukum
Kriteria ini digunakan untuk mengukur sejauh mana alternatif yang diusulkan
mendukung pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Alternatif yang
paling mendukung pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku diberi nilai
tinggi. Semakin kurang mendukung terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan,
maka alternatif tersebut diberi nilai semakin rendah.
g. Kriteria waktu pelaksanaan
Kriteria ini biasanya tidak berdiri sendiri tetapi terkait dengan berbagai sumber daya
lainnya seperti manusia, dana, sarana dan prasarana dan lain-lain. Kriteria waktu digunakan
untuk mengukur sejauh mana alternatif yang diusulkan membutuhkan ketersediaan waktu
dalam pelaksanaannya. Semakin singkat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
alternatif akan semakin tinggi nilai yang diberikan, sebaliknya semakin banyak waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu alternatif akan semakin rendah nilainya.
h. Kriteria sosial budaya
Kriteria sosial budaya digunakan untuk mengukur sejauh mana kemungkinan hasil
akhir dari suatu alternatif yan diusulkan tidak bertentangan dengan kondisi sosial dan budaya
masyarakat setempat. Pelaksanaan alternatif yang hasilnya tidak bertentangan dengan
kondisi sosial budaya masyarakat setempat diberi nilai tinggi, selanjutnya alternatif yang
hasilnya semkain bertentangan dengan sosial budaya masyarakat setempat diberi nilai
semakin rendah.

i. Kriteria lingkungan sekitarnya


Kriteria ini digunakan untuk menilai sejauh mana alternatif yang diusulkan sesuai
dengan kondisi lingkungan fisik dan sosial. Alternatif yang sesuai dengan kondisi
lingkungan diberi nilai tinggi, sebaliknya alternatif yang semakin tidak sesuai dan merusak
lingkungan diberi nilai semakin rendah
j. Kriteria dukungan politik
Kriteria dukungan politik digunakan untuk menilai suatu alternatif dari kemungkinan
hasil akhirnya dapat diterima secara politik. Alternatif yang paling tinggi kemungkinannya
diterima secara politik diberi nilai tinggi, sebaliknya alternatif yang hasilnya dimungkinkan
semakin tidak diterima secara politik diberi nilai semakin rendah.

2.3 Mengidentifikasi alteernatif kebijaksanaan untuk mencapai tujuan pemecahan


masalah
3
Pada langkah ini, seorang analis harus memahami nilai-nilai, tujuan, dan terget-
terget yang ada pada pihak yang dilayani dan pihak yang terlibat. Memahami apa yang dicari
dan menentukan kriteria-kriteria relevan yang terpilih akan membantu memudahkan
mengidentifikasi alernatif kebijakan yang tepat. Untuk keperluan ini, analis dapat
mempertimbangkan beberapa pendekatan seperti di bawah ini.
a. Mulai dengan asumsi bahwa masalah yang dihadapi dapat diatasi dengan memengaruhi
(mengubah, meningkatkan, menghilangkan) hal-hal yang ada pengaruhnya terhadap
sistem

3
Matin, Manajemen Pembiayaan Pndidikan: Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali Pers, 2014, cetakan
pertama, hlm 51-52
b. Memikirkan modifikasi terhadap sistem
c. Memikirkan yang sama sekali baru
d. Kombinasi antara poin b dan c

2.4 Evaluasi alternatif dan penyusunan prioritas kebijaksanaan


Setelah masalah dirumuskan dengan jelas, kriteria-kriteria yang relevan dipilih dan
alternatif pemecahan masalah ditemukan, maka analis dapat mengevaluasi alternatif
pemecahan masalah (kebijaksanaan) berdasarkan kriteria yang ada. Misalnya
menggunakan kriteria dengan rentang pembobotan dari angka 1 sampai angka 5. Nilai 1
diberikan kepada alternatif pemecahan masalah yang dinilai sangat rendah dan nilai 5
diberikan kepada alternatif pemecahan masalah yang hasil penilaiannya sangat tinggi.
Cara mengevaluasi alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan format
evaluasi seperti contoh di bawah ini.

Tabel. Format evaluasi alternatif kebijaksanaan

Alternatif Kebijaksanaan
A B C D E F G
Kriteria*

Biaya

Nilai tambah

Efektivitas dan efisiensi

Pemerataan dan keadilan

Kemudahan administrasi

Pemenuhan persyaratan hukum

Waktu pelaksanaan

Sosial budaya

Lingkungan sekitarnya

Dukungan politik
JUMLAH NILAI

NOMOR PRIORITAS

*Kriteria yang digunakan bisa tidak semuanya, dipilih yang relevandengan masalah yang
dihadapi.
Berdasarkan hasil evaluasi alternatif kebijaksanaan, dapat disusun prioritas kebijaksanaan
yang diusulkan dapat dilakukan dengan menggunakan format usulan alternatif kebijaksanaan
sebagai berikut.

Tabel. Format usulan alternatif kebijaksanaan


Kondisi Kondisi Alternatif Usulan Alasan Unit kerja
No objektif yang kebijaksana alternatif pemilihan yang
keadaan diharapka an kebijaksanaa alternatif bertanggung
kebijaksana
sekarang n n jawab
an

Proses penentuan prioritas kebijaksanaan yang dijelaskan di atas secara ringkas dapat
digambarkan sebagai berikut.
Analisis data/informasi

Perumusan masalah
secara tepat

Tahap Kriteria seleksi prioritas


perencanaan/
analisis
kebijaksanaan
Identifikasi alternatif

Penilaian alternatif
kebijaksanaan

Pengusulan prioritas
kebijaksanaan

Tahap pengambilan Keputusan/implementasi


Kebijaksanaan yang ada
putusan kebijaksanaan

Evaluasi kebijaksanaan
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Suatu kepemimpinan akan menjadi efektif apabila pemimpin tersebut
keberhasilannya pemimpin harus dapat mengerjakan segala tugas dan peranannya dalam
organisasi.Gaya kepemimpinan sangat menentukan efektif atau tidaknya kepemimpinan
seseorang. Gaya kepemimpinan pada dasarnya lebih dititik beratkan kepada cara berpikir
dan bertindak seorang pemimpin ataskepemimpinan formalnya yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yangdihadapi dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, gaya
kepemimpinan seseorang yang diterapkan dalam memimpin organisasi harus disesuaikan
dengan kondisi organisasi.emiliki kecerdasan-kecerdasan dasar yang harus dimiliki oleh
pemimpin.

3.2 SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat mudah – mudahan bisa menambah wawasan
kita mengenai ‘Skala prioritas kebijaksanaan penganggaran pendidikan’. Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan untuk itu kami  berharap
masukan yang lebih banyak lagi dari dosen pembimbing dan teman – teman semua untuk
kesempurnaan makalah ini kedepanya.
DAFTAR PUSTAKA

Manajemen Pembiayaan Pndidikan: Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali Pers, 2014, cetakan
pertama
http://leadershipsaya.blogspot.co.id/2011/04/cara-mengembangkan-keterampilan.html
http://shaepulmarup.blogspot.com/2015/11/teori-dan-keterampilan-kepemimpinan.html
http://www.sabda.org/lead/09/jan/2008/
kepemimpinan_mengembangkan_keterampilan_memimpin
http://reni-em.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai